Anda di halaman 1dari 33

MAKALAH

“PENJAS ORKES”

PENYUSUN:

M.Alfat .F
KATA PENGANTAR

Segala puji syukur kami ucapkan kehadirat ALLAH SWT, atas berkat rahmat dan
hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah yang berjudul
“pergaulan bebas ”.
Pada kesempatan ini kami mengucapkan terima kasih, terutama kepada beberapa
pihak diantaranya :
1. Ust Andi , Selaku Guru mata pelajaran Penjasorkes.
2. Orang tua yang telah membantu dalam dukungan moril, maupun materi.
3. Pihak-pihak yang membantu pembuat makalah ini agar baik dan benar.
Kami menyadari dalam penyusunan makalah ini masih banyak kekurangan dan
kekeliruan, baik dari segi penulisan, tata Bahasa, serta penyusunannya. Oleh karena itu, kami
mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun, guna menjadi bekal pengalaman
kami untuk menjadi lebih baik di masa yang akan datang. Akhir kata kami ucapkan terima
kasih.

Boyolali, 5 April 2022

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

Halaman
KATA PENGANTAR.......................................................................................................ii
LEMBAR PENGESAHAN……………………………………………………………....iii
DAFTAR ISI .....................................................................................................................iv

BAB I PEMBAHASAN
2.1 Pengertian......................................................................................................................
2.2 contoh pergaulan bebas ...............................................................................................
2.3 Dampak dan Bahaya pergaulan bebas...........................................................................
2.4 .......................................................................................................................................

BAB III PENUTUP


3.1 Kesimpulan ...................................................................................................................
3.2 Saran .............................................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................

iii
BAB I
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Narkoba


Narkoba adalah singkatan dari narkotika dan obat/bahan berbahaya. Selain narkoba
Departemen Kesehatan Republik Indonesia memperkenalkan istilah Napza yang merupakan
singkatan dari Narkotika, Psikotropika dan Bahan Adiktif lainnya. Narkoba merupakan
bahan/zat yang dapat mempengaruhi kejiwaan/psikologi seseorang (pikiran, perasaan dan
perilaku) serta dapat menimbulkan ketergantungan fisik dan psikologi.
Menurut Undang-Undang Republik Indonesia No.22 tahun 1997 tentang Narkotika
“Narkotika adalah zat atau obat yang berasal dari tanaman atau bukan tanaman baik sintesis
maupun semi sintesis yang dapat menyebabkan penurunan atau perubahan, kesadaran,
hilangnya rasa, mengurangi sampai menghilangkan rasa nyeri dan dapat menimbulkan
ketergantungan”. Menurut pakar kesehatan, narkoba sebenarnya adalah psikotropika yang
biasa dipakai untuk membius pasien saat hendak dioperasi atau obat-obatan untuk penyakit
tertentu.

2.1 Jenis-Jenis dan Golongan Narkoba


A. Narkotika
Narkotika adalah zat dapat menimbulkan pengaruh berupa pembiusan, hilangnya rasa
sakit, rangsangan semangat dan halusinasi atau timbulnya khayalan-khayalan bagi yang
menggunakannya. Narkotika dimanfaatkan untuk pengobatan dan kepentingan di bidang
pembedahan.
Narkotika digolonglan menjadi 3 kelompok sebagai berikut :
1. Narkotika Golongan I
Merupakan jenis narkotika paling berbahaya yang menyebabkan
ketergantungan dan daya adiktifnya sangat tinggi. Golongan ini digunakan untuk
penelitian dan ilmu pengetahuan. Contoh : Ganja, Heroin, Kokain, dan Opium.

2. Narkotika Golongan II

1
Merupakan narkotika yang memiliki daya adiktif kuat namun bermanfaat
untuk penelitian dan pilihan terakhir dalam pengobatan serta terapi. Contoh :
Morfin, Petidin, Benzetidin, dan Betametadol.

3. Narkotika Golongan III


Merupakan narkotika yang memiliki daya adiktif ringan namun bermanfaat
untuk pengobatan dan penelitian. Contoh : Kodein dan Bufrenofin.

B. Psikotropika
Psikotropika adalah zat atau obat, baik ilmiah maupun sintesis bukan narkotika, yang
berkhasiat psikoaktif melalui pengaruh selektif pada sususan saraf pusat menyebabkan
perubahan pada aktifitas mental dan perilakunya.
Psikotropika digolongkan menjadi 4 kelompok sebagai berikut :
1. Psikotropika Golongan I
Yaitu psikotropika yang mempunyai potensi sangat kuat dalam
menyebabkan ketergantungan. Contoh : Broloamfetamine, Cathinone, LSD,
STP, dan Ekstasi.

2. Psikotropika Golongan II
Yaitu psikotropika yang berkhasiat terapi tetapi dapat menimbulkan
ketergantungan. Contoh : Amfetamin, Metamfetamin, dan Metakualon.

3. Psikotropika Golongan III


Yaitu psikotropika dengan efek ketergantungan sedang dari kelompok
hipnotik sedatif. Contoh : Lumibal, Buprenorsina, dan Fleenitrazepam.

4. Psikotropika Golongan IV
Yaitu psikotropika dengan efek ketergantungan ringan. Contoh :
Nitrazepam dan Diazepam.

C. Zat Adikif Lainnya


Zat adiktif lainnya adalah zat-zat selain narkotika dan psikotropika yang dapat
menimbulkan ketergantungan. Contoh : Nikotin, Alkohol, Inhalansialsolven, dan Kafein.

2
2.2 Dampak dan Bahaya Penyalahgunaan Narkoba
A. Dampak Penyalahgunaan Narkoba
Penyalahgunaan obat artinya memakai obat tanpa indikasi medis atau tanpa petunjuk
dokter karena penyakit atau hal lain yang dianjurkan dokter. Obat yang paling banyak
disalahgunakan adalah narkotika, psikotropika, dan bahan adiktif lainnya yang menimbulkan
ketagihan atau kecanduan dan ketergantungan.
Faktor penyebab penyalahgunaan narkoba :
1. Faktor Internal
Yaitu faktor yang berasal dari dalam diri individu seperti kepribadian,
kecemasan, dan depresi serta kurangnya religiusitas.
2. Faktor Eksternal
Yaitu faktor yang berasal dari luar individu atau lingkungan seperti
keberadaan zat, kondisi keluarga, lemahnya hukum serta pengaruh lingkungan.
Penyalahgunaan narkoba hampir terjadi disemua kalangan, termasuk remaja dan
anak-anak. Remaja merupakan jumlah terbesar yang menyalahgunakan narkoba. Berikut
adalah beberapa jenis narkoba yang sering disalah gunakan :
1. Heroin
Heroin adalah jenis narkotika yang sifat adiktifnya tinggi, berbentuk butiran,
tepung, maupun cairan. Jenis heroin yang terkenal adalah Putaw.
Dampak yang ditimbulkan oleh heroin antara lain :
a. Timbul rasa sakit disertai kejang-kejang.
b. Kram di perut disertai muntah-muntah.
c. Mata berair.
d. Kehilangan cairan tubuh.
e. Hilang nafsu makan.

2. Ganja
Ganja adalah tumbuhan budidaya penghasil serat, namun lebih dikenal karena
kandungan zat narkotika pada bijinya (tetrahidrokanabinol) yang dapat membuat
pemakainya mengalami euforia.
Dampak yang ditimbulkan dari penggunaan ganja :
a. Hilangnya konsentrasi.
b. Peningkatan denyut jantung.
c. Hilangnya keseimbangan.
3
d. Rasa gelisah dan panik.
e. Depresi, kebingungan, dan halusinasi.

3. Morfin
Morfin adalah Hasil olahan dari opium atau candu mentah. Morfin rasanya
Pahit, Berbentuk tepung halus, berwarna putih atau dalam bentuk cairan berwarna.
Pengunaannya dengan cara dihisap dan disuntikkan.
Dampak yang di timbulkan dari penggunaan morfin :
a. Rasa mual yang terus-terusan dan tidak berhenti serta berkeringat secara
berlebihan.
b. Merasakan sakit kepala yang sangat.
c. Mulut pengguna akan kering dan warna pada muka berubah.
d. Perubahan suasana hati yang tidak nyaman.
e. Rasa euforia.
f. Timbulnya insomnia dan mimpi buruk pada saat tidur.

4. Kokain
Kokain adalah senyawa sintetis yang memicu metabolisme sel menjadi sangat
cepat. Kokain berbentuk daun dan butiran-butiran Kristal.
Dampak yang ditimbulkan dari penggunaan Kokain :
a. Kehilangan nafsu makan.
b. Peningkatan denyut jantung, tekanan darah dan suhu tubuh.
c. Meningkatnya laju pernafasan.
d. Hiperstimulasi.
e. Halusinasi, gembira yang berlebihan, cepat marah.

5. Ekstasi (MDMA)
Ekstasi adalah salah satu zat psikotropika yang dapat mendorong fisik
penggunanya bekerja di luar batas kemampuan sehingga menyebabkan cairan
tubuh akan mengalami kekeringan bahkan mengalami kematian. Ekstasi biasanya
dalam bentuk tablet berbagai warna denga desain yang berbeda dan dapat juga
berbentuk berupa bubuk atau kaspul.
Dampak yang ditimbulkan dari penggunaan Ekstasi :
a. Diare.
4
b. Rasa haus yang hebat dan tidak beraturan.
c. Hiperaktif.
d. Sakit kepala dan pusing.
e. Menggigil yang tidak terkendali.
f. Detak jantung yang cepat.
g. Mual disertai muntah-muntah.
h. Hilang nafsu makan.

B. Bahaya Penyalahgunaan Narkoba


Penggunaan salah satu atau beberapa jenis narkoba yang dilakukan secara berkala di
luar tujuan pengobatan dan penelitian dapat menimbulkan gangguan kesehatan jasmani,
mental dan fungsi sosial.
1. Bahaya terhadap fisik
a. Kerusakan fungsi sistem syaraf pusat (otak).
b. Terjadinya infeksi akut jantung dan gangguan peredaran darah.
c. Menggunakan jarum suntik secara sembarangan rentan terhadap penyakit hepatitis
dan HIV/AIDS.
d. Ganggu pada paru-paru, sukar bernafas, sesak nafas, dan penyakit-penyakit paru-
paru lainnya.
e. Susah buang air besar kerena kinerja saluran cerna pada lambung dan usus besar
terganggu.

2. Bahaya terhadap Kejiwaan


Bagi remaja pemakai narkoba akan mengalami kecendrungan untuk :
a. Bersikap labil.
b. Cepat memberontak.
c. Introvert dan penuh rahasia.
d. Sering berbohong dan suka mencuri.
e. Menjadi sensitif, kasar, dan tidak sopan.
f. Memiliki kecurigaan yang sama terhadap semua orang.
g. Menjadi malas dan prestasi belajar menurun.
h. Akal sehat tidak berperan, berpikir irasional.

5
2.4 Kiat-Kiat Menghindari Penyalahgunaan Narkoba
1. Pererat diri dengan keimanan dan ketaqwaan serta berbudi pekerti luhur.
2. Membiasakan diri berpola hidup sehat.
3. Menolak bujukan untuk menggunakan narkoba.
4. Belajar dengan sungguh-sungguh.
5. Mengisi waktu luang dengan kegiatan yang lebih bermanfaat.

6
KESIMPULAN

3.1 KESIMPULAN
Narkoba adalah singkatan dari narkotika dan obat/bahan berbahaya. Selain narkoba
Departemen Kesehatan Republik Indonesia memperkenalkan istilah Napza yang merupakan
singkatan dari Narkotika, Psikotropika dan Bahan Adiktif lainnya. Narkotika terdiri dari 4
golongan, yaitu Golongan I, Golongan II, Golongan III, dan Golongan IV. Psikotropika
terdiri dari Golongan III dan IV, Sedangkan untuk psikotropika golongan I dan II sudah
termasuk ke dalam Narkotika.
Obat yang paling banyak disalahgunakan adalah narkotika, psikotropika, dan bahan
adiktif lainnya yang menimbulkan ketagihan atau kecanduan dan ketergantungan. Faktor
penyebab penyalahgunaan narkoba yaitu Faktor Internal (faktor yang berasal dari dalam diri
individu seperti kepribadian, kecemasan, dan depresi serta kurangnya religiusitas) dan Faktor
Eksternal (faktor yang berasal dari luar individu atau lingkungan seperti keberadaan zat,
kondisi keluarga, lemahnya hukum serta pengaruh lingkungan).
Penyalahgunaan narkoba hampir terjadi disemua kalangan, termasuk remaja dan
anak-anak. Remaja merupakan jumlah terbesar yang menyalahgunakan narkoba. Narkoba
yang sering disalah gunakan adalah Heroin, Ganja, Morfin, Kokain, dan Ekstasi. Penggunaan
salah satu atau beberapa jenis narkoba yang dilakukan secara berkala di luar tujuan
pengobatan dan penelitian dapat menimbulkan gangguan kesehatan jasmani, mental dan
fungsi sosial.

3.2 SARAN
Narkoba adalah zat adiktif yang sangat berbahaya bagi manusia, khususnya remaja
dan anak-anak. Remaja dan anak-anak perlu dibina luar dan dalam agar mereka tidak
terjerumus ke dalam narkoba. Orang tua sangat berperan penting dalam menjaga pergaulan
anaknya dari narkoba. Narkoba bisa menghancurkan masa depan siapa saja yang
menggunakannya. Oleh karena itu perlu sedini mungkin kita sebagai warga negara Indonesia
peduli akan masa depan bangsa kita ini yang darurat akan narkoba.

7
PERGAULAN BEBAS

Pergaulan bebas adalah salah satu bentuk salah satu bentuk perilku
menyimpang yang mana “Bebas” yang dimaksud adalah melewati batas
batas norma ketimuran yang ada. Mesalah pergaulan bebas ini sering kita
dengar baik dilingkungan maupu  dari media masa. Remaja adalah individu
labil yang emosionalnya sangat rentan pengetahuan yang minim dan ajakan
teman  yang bergaul bebas membuat makin berkurangnya potensi generasi
muda dalam kemajuan zaman.

Pergaulan Bebas adalah salah satu kebutuhan hidup dari makluk sosial yang
dalam kesehariannya  membutuhkan orang lain dan hubungan antar
manusia melalui suatu pergaulan ( interpersonal relationship)

Pergaulan adalah HAM setiap individu dan itu harus dibebaskan, sehingga
setiap manusia tidak boleh bibatasi dalam pergaulan, apalagi melakukan
diskriminasi, sebab hal itu melanggar HAM. Jadi perhgaulan manusia
hendaknya bebas, tetapi tetap mematui norma, hukum,norma
agama,Budaya,serta norma bermasyarakat, jadi klo secara medis kalau
pergaulan bebas namun tidak teratur terbatasi aturan aturan dan norma
norma hidup manusia tentunya tidak menimbulkan akses akses seperti saat
ini.

                Remaja adalah generasi penerus yang akan membangun bangsa kea
rah yang lebih baik yang mempunyai pemikiran jauh ke depan dan kegiatannya
yang dapat menguntungkan diri sendiri,keluarga,dan lingkungan sekitar. Maka
dari itu remaja tersebut harus mendapatkan perhatian khusus,baik oleh dirinya
sendiri,orang tua,dan masyarakat sekitar.

           Banyak kita basa di media massa maupun kita lihat di media elektronik
adanya remaja yang berprestasi juga ada remaja yang melakukan tindakan atau
perbuatan yang merugikan dirinya sendiri,keluarga dan masyarakat sekitar.

           Pada makalah ini kami akan mencoba membahas cara mengatasi


pergaulan bebas terhadap remaja.

1.2 Pembatasan masalah

           Kesempatan ini kami hanya akan membatasi pengaruh media


massa,media elektronik terhadap pergaulan remaja. Media massa (cetak)
perlunya remaja membaca hal-hal yang positif.Dan media elekronik,tayangan-

8
tayangan di televisi yang dapat merusak aqidah dan moral remaja tidak layak
untuk ditonton oleh para remaja missal tayangan yang berbau misteri dan film-
film yang berbau alam gaib.

1.3 Tujuan

           Makalah ini kami buat dengan bertujuan agar remaja-remaja masa kini
terarah pergaulanny yaitu dengan melakukan kegiatan yang positif yang
berguna untuk dirinya sendiri,keluarga,dan masyarakat sekitar.

Dan supaya agar remaja tidak terjebak di dalam pergaulan bebas.Maka dari itu
perlu kiranya remaja membentengi diri denan iman yang kuat.

2.1  Pengertian pergaulan bebas

       Pergaulan bebas identik sekali dengan yang namanya “dugem” ( Dunia
Gemerlap ), yang sudah menjadi rahasia umum bahwa didalamnya marak sekali 
pemakaian Narkoba, ini identik dsekali dengan sek bebas yang akhirnya 
berujung pada HIV /AIDS  dan pastinya setelah terkena Virus ini kehidupan
remaja akan menjadi  sangat timpang dari segala segi

Pergaulan remaja saat ini menjadi sorotan utama, karena pada masa sekarang
pergaulan remaja sangat mengawatirkan dikarenakan perkembangan arus
remajanya pada saat ini sangant mengkhawatirkan bangsa karena ditangan
generasi mudalah bangsa ini akan dibawa, baik buruknya bangsa ini sangat
bergantung pada generasi muda.

2.1 Pengertian Remaja

           Kehidupan yang kita alami,mungkin salah satu tahap yang paling tak
terlupakan adalah masa remaja,karma tampaknya tidak ada fase lain banyak
dipenuhi dengan pengalaman tentang patah hati,konflik batin,dan
kesalahpahaman selain masa remaja. Kita masih dapat mengingat antara rasa
sakit dan kebahagiaan bercampur menjadi satu yang kita alami saat remaja.Kita
tetap menyimpan kenangan betapa kita disalahpahami, betapa kita begitu
sering dan cepat berubah-rubah,betapa kita begitu mengharapkan
penerimaan,dan betapa kita begitu merasakan kesepian dan kesendirian.

           Kadang kita juga merasa mengapa tidak ada orang yang mau mengerti
tentang kita.Kita merasa heran bagaimana semua ini dimulai dan

9
darimana.Semua ini terjadi pada masa remaja,saat yang penuh gejolak dan
keinginan,tetapi tidak jarang mengakibatkan begitu banyak persoalan jika tidak
disikapi secara arif dan bijak.

           Remaja seing diidenntikan dengan usia belasan tahun sehingga dalam


bahasa inggris ”remaja” juga disebut dengan istilah “Teenager”,selain kata
adolescent.Akan tetapi remaja tidak hanya dapat diidentifikasi berdasarkan
usia,tetapi juga bisa ditelisik dari kehidupan yang penuh dengan
keceriaan,warna-warni,dan permulaan usia mengenal lawan jenis.

           Selain itu,di usia remaja kita juga biasanya mulai bertemu dengan nilai-
nilai dan norma-norma baru yang berbeda dengan nilai dan norma yang selama
ini kita kenal.Pada masa remaja juga kita pada umumnya mulai merasakan
kegelisahan dalam hubungan kita dengan orang tua dan teman-teman
sebaya;kita ingin menunjukkan kemandirian kita di satu sisi,teapi di sisi lain kita
belum dapat melepaskan diri sepenuhnya dari pengawasan dan ketergantungan
kita dari orang tua.

2.2 Ciri-ciri Fisik dan Psikologis

           Bila merujuk pada psikologi perkembangan akan kita temukan pembagian


tahap perkembangan psikologis kita menjadi tiga tahap: sembilan tahun
pertama, sembilan tahun kedua dan sembilan tahun ketiga. Sembilan tahun
pertama dalam kehidupan kita dapat disebut sebagai masa kanak-kanak. Pada
masa ini kita hamper sepenuhnya bergantung pada perhatian dan bimbingan
orang lain, utamanya orangtua kita. Dari persoalan mandi, makan, apa yg kita
pakai, pilihan sekolah, dan teman hamper semuanya di pengaruhi oleh
keputusan dan kebijakan orangtua kita. Masa kanak-kanak ditandai dengan
perkembangan dan pertumbuhan fisik yg sangat cepat: mulai dari belajar
telungkup, merangkak, berjalan, berbicara, dan berpikir. Usia remaja berada
pada perkembangan psikologis kedua dan sembilan tahun kedua setelah kita
melewati masa kanak-kanak. Pada masa ini kita mulai diajari tantang
kemandirian dan bagaimana membuat keputusan untuk diri kita sendiri. Selain
itu, karakteristik umum dari pertumbuhan dan perkembangan fisik kita pada
periode usia ini dapat dijelaskan sebagai berikut:

           Pertumbuhan tinggi badan dan berat badan pada umumnya lambat dan
mantap; pertumbuhan yang sangat cepat pada masa kanak-kanak telah selesai
dan perubahan-perubahan menginjak usia remaja mulai tampak. Pada usia ini
kita cenderung mengalami perubahan hormonal,berupa perubahan suara,
mulai tumbuhnya bulu-bulu di bagian tubuh tertentu, dan penonjolan-
penonjolan pada bagian tubuh tertentu bagi perempuan.

10
          

 Pada tingkat usia ini system peredarn darah, pencernaan dan pernapasan
sudah berfungsi secara lengkap meskipun pertumbuhan masih terus berlanjut.
Parui-paru kita sudah hampir berkembang secara lengkap dan tingkat respirasi
orang dewasa. Tekanan darah meningkat menjadi sedikit lebih rendah dari pada
tekanan orang dewasa. Otak dan urat syaraf tulang belakang ( spinal cord )
menjadi orang dewasa pada usia 10 tahun, tetapi perkembangan sel-sel yg
berkaitan dengan perkembangan mental belum sempurna dan terus berlanjut
selama beberapa tahun kemudian. Pada usia 10 thun, mata kita telah mencapai
ukuran dewasa dan fungsinya sudah berkembang secara maksimal.

           Masa remaja adalah saat ketika kita tidak lagi menjadi kanak-kanak, tetapi
belum memasuki usia dewasa. Meskipun begitu, ada juga di antara kita, remaja,
yg kekanak-kanakan atau remaja yg sudah mampu berpikir layaknya orang
dewasa. Saat masih kanak-kanak hamper sepenuhnya kita bergantung pada
orang lain, terutama orangtua atau wali kita. Masa kanak-kanak adalah masa
“ketergantungan aktif” ketika kita sepenuhnya mengharapkan kasih-sayang dan
perhatian orang lain. Tetapi pada masa kanak-kanak kita juga sadar tantang
ketergantungan kita dan berjuang untuk membebaskan diri meskipun kita tidak
sepenuhnya menyadari: bebas dari apa atau kebebasan untuk apa ? Secara
tidak langsung kita menjadi sadar bahwa, meminjam ungkapan Norton, selam
ini kita telah “salah-diidentifikasi,” bahwa kita selama ini bukan “budak”, bahwa
kita adalah pribadi-pribadi yang sama dengan “orang lain” dalam kehidupan kita-
bukan sekedar “derivasi-derivasi”. Kita menjadi tergugah untuk menemukan diri 
kita. Ketergugahan dan keingintahuan itulah yg merupakan titik yg akan
menjembatani antara masa kanak-kanak dan masa remaja. Tetapi bahkan masa
kanak-kanak kita yg diaktualisasikan secara lengkap pun belum dpat
mempersiapkan diri kita secara baik untuk menghadapi masa remaja. Tahap
krhidupan baru Ini memiliki nilai-nilai yg sama sekali unik, demikian juga dengan
kewajiban-kewajiban dan kebajikan-kebajikannya. Masa remaja menuntut
sebuah kehidupan baru yg lebih agresif dimana apa yg telah kita pelajari pada
masa kanak-kanak hanya memeliki sedikit peran dan pengaruh.

           Masa remaja juga biasanya dikaitkan dengan masa “puber” atau pubertas.
Istilah “puber” kependekan dari “pubertas”, berasal dri bahasa Latin. Pubertas
berarti kelaki-lakian dan menunjukan kedewasaan yg dilandasi oleh sifat-sifat
kelaki-lakian dan ditandai oleh kematangan fisik. Istilah “puber” sendiri berasal
dari akar kata ”pubes”, yg berarti rambut-rambut kemaluan, yg menandakan

11
kematangan fisik. Dengan demikian, masa pubertas meliputi masa peralihan
dari masa anak sampai tercapainya kematangan fisik, yakni dari umur 12 tahun
sampai 15 tahun. Pada masa ini terutama terlihat perubahan-perubahan
jasmaniah berkaitan dengan proses kematangn jenis kelamin. Terlihat pula
adanya perkembangan psikososial berhubungan dengan ber fungsinya kita
dalam lingkungan social, yakni dengan melepaskan diri dari ketergantungan
penuh kepada orangtua, pembentukan rencana hidup dan system nilai-nilai yg
baru.            Dalam literature Barat, remaja juga disebu sebagai adolescent dan
masa remaja disebut sebagai adolescentia atau adolesensia. Beberapa tokoh
psikologi menekankan pembahasan tentang adolesensia atau masa remaja
pada perubahan-perubahan penting yg terjadi di dalamnya. Jean Piaget,
misalnya, lebih menitik beratkan pada perubahan-perubahan yg dianggap
penting dengan memandang “adolesensia” sebagai suatu fase kehidupan,
dengan terjadinya perubahan-perubahan penting pada fungsi inteligensia, yr
tercakup dalam aspek kognitif seseorang. Tokoh lain, Ana Freud,
menggambarkan masa adolesensia sebagai suatu proses perkembangan yg
meliputi perubahan-perubahan berhubungan dengan perkembangan
psikoseksual, perubahan dalam hubungan kita dengan orangtua dan cita-cita. F.
Neidhart juga melihat masa adolesensia sebagai masa peralihan ditintau dari
kedudukan ketergantungannya dalam keluarga menuju ke kehidupan dengan
kedudukan “mandiri”.

      

     Sedangkan E. H. Erikson mengemukakan timbulnya perasaan baru tentang


identitas dalam diri kita pada masa adolesensia. Terbentuknya gaya hidup
tertentu sehubungan dengan penempatan diri kita, yg tetap dapat dikenal oleh
lingkungan walaupun telah mengalami perubahan baik pada diri kita maupun
kehidipan sehari-hari.

           Dalam pembahasan kemudian, istilah “adolesensia” diartikan sebagai


“masa remaja” dengan pengertian yg luas, meliputi seluruh perubahan yg terjadi
di dalamnya. Remaja merupakan masa peralihan antara masa kanak-kanak dan
masa dewasa, yakni antara usia 12 sampai 21 tahun. Mengingat pengertian
remaja tersebut meninjukan pada masa peralihan sampai tercapainya masa
dewasa, maka sulit menentukan batasan umurnya. Tetapi setidaknya dapat
dikatakan bahwa masa remaja dimulai pada saat timbulnya perubahan-
perubahan berkaitan dengan tanda-tanda kedewasaan fisik yakni pada usia 11
tahun atau mungkin 12 tahun pada anak permpuan sedangkan pada anak laki-
lakinumumnya terjadi di atas 12 tahun. 2.3 Mengenali Kebutuhan-kebutuhan
[ Psikologis ] Remaja

12
           Konsepsi “ kebutuhan pada hakikatnya lrbih berkaitan dengan implikasi-
implikasi social dari pada sekedar sebuah penggambaran tentang perilaku
manusia berkaitan dengan insting-insting yg dimilikinya. Insting, berdasarkan
definisinya, merupakan sebuah atribut bagi seseorang individu. Kebutuhan
mengisyaratkan kerjasama ( cooperation ) kelompok untuk dapat
memenuhinya. Ia mengarahkan perhatian dari individu kepada masyarakatnya
dengan cara-cara yg, jika diperlukan, mungkun digunakan oleh suatu kelompok
untuk memodifikasi metodo-metodenya dengan harapan mendapatkan
pelbagai perubahan yg dihasilkan dalam reaksi seorang individu.

Pelbagai jenis kebutuhan kita sebagai remaja selama ini telah di kompilasikan
dari kebutuhan-kebutuhan psikologis mendasar. Salah satu penjelasan paling
awal mengenai kebutuhan-kebutuhan remaja adalah bahwa pada mas remaja
pada umumnya kita merindukan pengalaman baru, rasa aman, resons, dan
pengakuan. Di usia ini kita seringkali merasa bahwa rumah tempat kita tinggal
telah memberi kita monotomi [bukan otonomi], rasa tidak aman dan penolakan.
Penyimpangan yg kita lakukan kadang-kadang dapat digambarkan sebagai
upaya yg salah arah untuk menenukan kepuasan atau pemenuhan atas
keinginan-keinginan kita yg paling fundamental. Salah satu kebutuhan psikologis
kita yg paling penting dan juga kebutuhan seluruh manusi adalah peneromaan
oleh kelompoksosial di sekitarnya. Kebutuhan ini mencakup kebutuhan akan
kasih saying dalam lingkungan dekat dalam rumah, penghormatan di antara
teman-teman kita sebaya dan apresiasi dari orangtua atau guru-guru yg
mengajar kita. Kebutuhan ini mengambil bentuk-bentuk yg berbeda pada tahap-
tahap usia yg berbeda dan dalam hubunganya dengan orang-orang berbeda.
Tetapi kebutuhan ini tampaknya muncul dari watak esensial manusia sebagai
makhluk social sebagai anggota kelompok sosisal tertentu. Pengalaman akan
penerimaan ini pada masa balita dan kanak-kanak mengarahkan pada rasa
aman yg kemudian membentuk salah satu bahan penting untuk kesehatan
mental semangat juang dari warga sipil atau tentara yg karena diperkuat oleh
perasaan ini, mampu menghadapi pelbagai kesulitan dan kekecewaan tanpa
kecemasan yg berlebihan. Hilanhnya perasaan ini pada umumnya akn diikuti
oleh rsa tertekan yg kemudian dapat memeunculkan penyimpangan dan
disharmoni mental. Anak-anak yg ditolak atau tidak diinginkan pada masa
balitanya lebih besar kemungkinanya untuk menjadi nak-anak yg sulit diatur dan
akan menyulitkan para gurunya pda usia sekolah. 

Bersamaan dengan kebutuhan ini, manusia pada umumnya juga memiliki


kebutuhan untuk “memberi dan menerima” untuk menunjukan rasa kasih

13
saying, merasakan penghormatan, mengekspresikan penghargaan Pelbagai
studi kasus yg dilakukakn C.M. Fleming, misalnya, menunjukan efek-efek yg
merugikan akibat dihalanginya komplemen atas penerimaan oleh kelompok
sosial ini. Hilangnya rasa ini larangan atas kasih saying dalam bentuk ekstrem
mengarah pada penekana yg berlebihan atas nilai kepuasaan-kepuasaan
pengganti semisal hasrat yg besar akan kekuasaa ataau atas kesenangan.

Kebutuhan berikutnya adalah kebutuhan untuk mempelajari hal-hal baru


kebutuhan untuk mengalami “petualangan-petualangan segar”.Kebutuhan ini
terkait erat dengan impuls organisme manusia terhadap pertumbuhan dan
perkembangan; tetapi tidak terbatas hanya pada pertumbuhan fisikal semata.
Kebutuhan ini tampaknya dirasakan secara terus-menerus sebagai atribut umat
manusia dari kelahiran hingga kematiannya. Pada masa kanak-kanak,
kebutuhan ini ditunjukan sebagai eksplorasi atas ruangan, rumah, atau jalan.
Pada tahap selanjutnya, kebutuhan ini kemudian meluas hingga mencakup
pengalaman-pengalaman baru di sekolah dan lingkungan; dan, pada masa
remaja atau dewasa, kebutuhan ini secara potensial meluas sampai pada batas-
batas pengetahuan mengenai suku, bangsa atau ras. Penaklukannya dari satu
langkah menuju langkah lainnya ditandai dengan pengalaman akan hasilan
pengakuan yg diberikan olah kelompok, atau individu itu sendiri, pada fakta
bahwa sebuah kemenangan baru telah diraih.

Yang sepadan dengan kebutuhan ini adalah kebutuhan akan pemahaman


pencarian jawaban atas pelbagai pertanyaan berkaitan dengan apa yg sedang
terjadi, dan, (dalam peradabanyg kita kenal dengan baik), dari usia empat atau
lima tahun dan seterusnya, pertanyaan berkaitan dengan mengapa hal-hal itu
terjadi seperti sekarang ini. Pertanyaan-pertanyaan metafisikal seseorang anak
kecil secara langsung sejalan dengan pemikiran keagamaan atau filosofis dari
seorang remaja atau dewasa. Pertanyaan-pertanyaan tersebut tampaknya
diasosiasikan dengan kebutuhan yg selalu hadir dengan mendapatkan wawasan
berkaitan dengan pengalaman yg terus berubah dan kesalingterkaitan yg juga
terus bergeser daru umat manusia sebagai makhluk sosial dalam pelbagai
kelompok sosial dimana anak itu merupakan salah seorang anggotanya. 

Kebutuhan lain yg melengkapi kebutuhan akan petualangan dan pemahaman


ini adalah kebutuhan untuk melaksanakan tanggung jawab dalam jenis tertentu
untuk memberi sumbangan secara progresif melalui tindakan tertentu bagi
kesejahteraan kelompok. Seorang anak kecil yg berbahagia dalam kehidupan
keluarganya pada umumnya dapat dilibatkan untuk melakukan kerjasama aktif
dalam kehidupan keluarga. Seorang anak kecil sebaiknya diizinkan untuk
berbagi “tugas-tugas ringan” dengan ibu atau ayahnya, maupun dengan
saudara-saudaranya. Hal ini dimaksudkan untuk memupuk rasa percaya diri dan
tanggung jawab pada si anak agar si anak merasa aman dan nyaman di

14
rumahnya sendiri. Kebutuhan-kebutuhan yg kita miliki sebagai remaja
mempunyai keterkaitan satu sama lain yg tidak dapat dipisahkan.

2.4 Pergaulan Bebas 

Akibat persepsi dan pemaknaan yg keliru tentang cinta, tidak jarang kita terlibat
dalam pergaulan yg terlalu bebas dan permisif. Apapun boleh dilakukan, asal
dilakukan atas dasar suka sama suka. Tidak ada lagi pertimbangan tentang
sebab dan akibat. Tidak ada lagi pertimbangan berdasarkan hati nurani dan akal
sehat. Dengan dalih cinta, apa pun akan dilakukan. Biasanya kita baru merasa
sadar ketika efek atau akibat dari pergaulan bebas tersebut membawa dampak
yg negative semisal kehamilan di luar nikah, perasaan minder akibat kita merasa
tidak seperti remaja-remaja lain yg masih “bersih”.

Meskipun angka kehamilan remaja yg belum menikah sulit untuk diketahui


dengan pasti akibat belum adanya statistik mengenai kehamilan remaja belum
menikah, akan tetapi, dari pelbagai berita di media massa, baik cetak maupun
elektronik, dan hasil-hasil penelitian mengenai kehamilan di luar nikah, terlepas
dari keabsahan penelitian tersebut, menunjukan kecenderungan bahwa
kehamilan remaja di luar nikah cenderung selalu meningkat dari tahu ke tahun.

Yayah Khisbiyah (1994), misalnya, mengutip pelbagai hasil penelitian yg


menunjukkan intensitas angka kehamilan remaja di luar nikah. Lembaga
konseling remaja, Sahabat Remaja, menemukan dari pelbagai kasus yg mereka
tangani pada tahun 1990 dijumpai ada 80 remaja usia 14-24 tahun yg hamil
sebelum nikah. Penalitian di Manado yg dilaporkan oleh Warouw mengambil
663 sampel secara acak dari 3.106 orang meminta induksi haid ditemukan
sebanyak 472 responden yg belum menikah (71,3%) mengalami kehamilan yg
tidak dikehendaki (unwanted pregnancy). Dari jumlah tersebut, 291 responden
(28,8%) berusia 14-19 tahun, 345 responden (52%) berusia 20-24 tahun.

Penelitian lain yg dikutip Khisbiyah adalah penelitian yg dilakukan Widyantoro


pada tahun 1989 di Jakarta dan Bali. Widyantoro menemukan 405 kasus
kehamilan tak dikehendaki yg terkumpul di klinik WKBT di dua kota tersebut
selama satu tahun. Dari data yg terkumpul terungkap bahwa 95 persen
kehamialn adalah kehamilan pada remaja berusia 15-25 tahun. Dari segi
pendidikan, 47 persen remaja tersebut duduk di tingkat SLTP dan SLTA.
Selanjutnya Khisbiyah melaporkan bahwa data dari klinik dan praktik dokter di
sekitar kabupaten Magelang diduga ada sekitar 1456 kasus kehamilan remaja
dalam setahun. Tentu saja kasus yg terjadi sebenarnya berbeda dari laporan
penelitian tersebut. Boleh jadi angkanya jauh lebih besar mengingat ada
sebagian kasus yg luput dari penelitian atau tidak terdektesi oleh klinik atau

15
dokter setempat karena mereka dating ke “tempat lain” untuk melakukan
“pengobatan”.

Jika sinyalemen ini bener, maka selayaknya kita merasa prihatin dan mencari
penangan atas masalah tersebut secara lebih serius dan komprehensif.
Kehamilan remaja di luar nikah tidak hanya membawa dampak negatif bagi si
calon ibu, tetapi juag bagi anak yg di kandungnya. Selain itu, keluarga dari
remaja yg hamil di luar nikah itu pun akan mengalami tekanan batin tertentu
mumgkin akan diterima oleh si remaja maupun keluarganya. Rasa malu pada
tetangga dan teman-teman merupakan penderitaan batin tersendiri yg harus
ditanggung si remaja dan keluarganya. Meskipun ada sebagian orang yg tidak
malu dengan kehamilannya di luar nikah.

Dalam islam, jelas sekali Al-Qur’an melarang perzinahan karena dampak buruk
yg diakibatkannya. Ayat-ayat yg melarang zina antara lain adalah,

Dan janganlah kamu mendekati zina; sesungguhnya zina itu adalah Suatu
perbuatan yang keji dan jalan yang sangat buru (Al-Isra’:32).

Dan terhadap wanita-wanita yg mengerjakan perbuatan keji (zina), Hendaklah


ada empat orang saksi di antara kamu (yang menyaksi-Kannya). Kemudian
apabila mereka telah memberikan persaksian, Maka kurunglah wanita-wanita
itu dalam rumah sampai menemui Ajalnya, atau sampai Allah memberikan jalan
yg lain kepada mereka (An-Nisa’:15).

Meskipun persoalan tafsir dan pemahaman atas ayat tersebut masih dapat
diperdebatkan, tetapi yg jelas zina zina memberikan dampak buruk dan
perbuatan yg tidak layak dilakukan. Berikut ini adalah beberapa dampak negatif
yg dapat ditimbulkan dari kehamilan di usia remaja, utamanya yg menyakut
perkenbangan bayi yg akan dilahirkan sebagai manusia.

# Perkembangan Kognitif 

Aspek kognitif yg menonjol dalam kehidupan kita adalah kecerdasan.


Kecerdasan kita terdiri atas beberapa aspek yg salah satunya adalah
kemampuan berbahasa dan menalar. Perkembangan kognitif kita dapat
dipengaruhi oleh beberapa hal, anara lain perawatan kesehatan, keadaan gizi,
dan stimulasi mental yg diberikan oleh lingkungan, terutama kedua orangtua.

16
Selain itu, kondisi sosial dan eoknomi serta kematangan psikologis kedua
orangtua kita pun ikut berperan besar dalam mempengaruhi perkembangan
kognitif kita.

Berdasarkan hasil-hasil penelitian di Amerika, misalnya, anak yg dilahirkan oleh


ibu-ibu remaja rata-rata memiliki tingkat kecerdasan yg lebuh rendah
dibandingkan dengan anak yg dilahirkan oleh ibu-ibu yg usianya lebuh dewasa
(lihat Baldwin & Cain, 1978). Perkembangan bahasa dan penalaran anak-anak yg
lahir dari ibu-ibu remajaumumnya jauh lebuh terbelakang dibandingkan dengan
anak-anak yg lahir dari ibu-ibu yg usianya lebih dewasa. 

Menurut sebagian pakar psikologi, sebagaimana dikutip Ancok dan Suroso


(1995), rendahnya tingkat kecerdasan anak-anak tersebut disebabkan oleh si ibu
yg belum mampu memberikan stimulasi mental yg baik pada anak-anak
mereka. Hal ini, antara lain disebabkan ibu-ibu yg masih remaja ini belum
memiliki kesiapan untuk menjadi seorang ibu. Perkembangan bahasa seorang
anak sangat banyak dipengaruhi oleh bagaimana cara kedua orngtuanya
berbicara kepada si anak. Aspek-aspek kecerdasan lainnya akan berkembang
jika kedua orangtua dan lingkungannya dapat memberikan permainan atau
stimulasi mental dengan baik. Orangtua yg masih remaja pada umumnya
kurang mampu memberikan stimulasi mental semacam ini.

Mengingat kecerdasan memiliki peran yg sangat penting dalam keberhasilan di


bidang akademik maupun karier, maka rendahnya tingkat kecerdasan anak-
anak yg lahir dari ibu-ibu remaja di luar nikah ini boleh jadi akan mengakibatkan
kesulitan hidup bagi si anak itu kelak.

# Perkembangan Sosial dan Emosinal 

Meskipun penelitian mengenai dampak kehamilan ibu remaja diluar nikah


terhadap perkembangan sosial dan emosinal anaknya belum menunjukan hasil-
hasil yg konsisten; tetapi cukup banyak penelitian yang menemukan dampak
negatif dari kehamilan semacam ini. Baldwin dan Cain (1981), misalnya,
menemukan bahwa anak-anak yg lahir dari ibu remaja lebih banyak memiliki
sifat hiperaktif, rasa bermusuhan yg besar , kurang mampu mengontrol emosi
dan lebih impulsive jika dibandingkan dengan anak-anak yg lahir dari ibu
dewasa.

Sifat-sifat negatif seperti di atas sedikit banyak akan mempengaruhi proses


penyesuaian diri kita terhadap lingkungannya, baik di sekolah maupun dalam
kehidupan sehari-hari di masyarakat.

17
Selain itu, prestasi kita di sekolah sangat dipengaruhi oleh kemempuan kognitif
kita (kecerdasan kita) dan kemampuan menyesuaikan diri dengan sekolah. Anak
yg tingkat kecerdasannya rendah biasanya memiliki prestasi kurang (atau
bahkan tidak) baik di sekolah. Selain itu, kemampuan untuk menyesuaikan diri
dengan keadaan di sekolah memiliki pengaruh yg cukup besar terhadap prestasi
belajar anak. Anak yg agresif, suka menyerang, suka diatur biasanya memiliki
prestasi yg kurang baik. Para guru biasanya tidak menyukai anak-anak
hiperaktif, nakal, dan suka mengganggu teman-temannya.

Eric Taylor (1988), misalnya, pernah menceritakan seorang anak yg bernama Ari,
anak berusia sembilan tahun, yg memiliki masalah yg berkaitan dengan sikap
agresif Ari dan ketelengasannya kepada anak lain. Dalam sebuah perkelahian Ari
pernak mendorong lawannya keluar dari jendeladan pernah menikam lawannya
yg lain dengan gunting. Dua sekolahnya yg dahulu telah menyatakan bahwa Aria
tidak dapat dikendalikan dank arena itu dikeluarkan. Setiap orang yg
mengenalnya sependapat bahwa di luar biasa over aktif, tidak pernah
mengasyiki suatui kegiatan apa pun, dikucilkan oleh teman-teman sebayanya,
dan mudah mengamuk bila merasa frustasi. Pola perilaku seperti ini sudah
tampak sejak Ari masih berusia satu tahun, tetapi bersamaan dengan
tambahnya usia, nyata sekali dia menjadi semakin menjadoi pemurung. Sifat
lekas marah dan kecurigaannya yg berlebihan sebagian besar agaknya terkait
dengan suasana rumahnya yg penyh “badai”, dimana perbantahan menyangkut
kebiasaan buruk ayahnya seringkali tidak terkendalikan dan meningkat menjadi
percekcokansecara fisik.

Dalam kasus Ari, jelas sekali perangi atau watak yg ditunjukan orangtua memiliki
pengaru yg besar terhadap perkembangan psikologis seorang anak. Ada sebuah
ungkapan bijak yg menyatakan,”Jika seorang anak dan pujian, dia akan belajar
untuk menghormati orang lain. Jika seorang anak dibesarkan dengan caci maki
dan hinaan, dia akan belajar untuk membenci orang lain”.

# Perkembangan Seksual 

Mungkin ada pertanyaan yg pernah terbersit dalam benak sebagian kita: Apakah
anak perempuan yg dilahirkan oleh ibu remaja di luar nikah pada saat anak itu
menginjak remaja nanti lebuh memiliki kemungkinan untuk hamil di luar nikah
jika dibandingkan dengan anak-anak yg dilahirkan oleh ibu-ibu dewasa dalam
pernikahan yg sah? Pertanyaan ini cukup menarik untuk dikaji lebih lanjut untuk
mengetahui ada tidaknya efek estafet dari kehamilan remaja di luar nikah
terhadap generasi penerusnya.

18
Baldwin dan Cain (1981) melaporkan bahwa tanda-tanda terjadinya efek estafet
itu memang ada. Anak-anak yg lahir dari ibu remaja memiliki kemungkinan lebih
besar untuk hamil di luar nikah pada usia remaja jika dibandingkan dengan
anak-anak yg lahir dari ibu dewasa dan dalam pernikahan yg sah. Ini memang
logis mengingat remaja pada umumnya belum siap untu menerima kehadiran
seorang anak sebagai bagian darikehidupannya. Ketidaksiapan ini kemudian yg,
antara lain, menyebabkan kurangnya kemampuan orangtua untuk mendidik
dan mengasuh anaknya dengan baik dan benar sehingga risiko untuk
terjerumus kedalam hal-hal yg negatif akan lebih besar.

3.1 Kesimpulan

Kami kira remaja harus pintar dalam memilih teman agar tidak terjerumus
dalam pergaulan bebas yang telah merusak aqidah dan moral sebagian remaja
di negeri ini

Oleh karena itu remaja itu perlu mengikuti kegiatan-kegiatan seperti pengajian
remaja,karang taruna,dan kegiatan lainnya

19
SEJARAH SINGKAT ROKOK
Dilansir laman Tobacco Atlas, dalam sejarahnya, merokok pertama kali dilakukan di
Amerika Selatan pada 4.000 tahun sebelum masehi. Ketika itu, merokok atau mengunyah
tembakau merupakan bagian dari ritual perdukunan.
Beberapa abad kemudian tembakau diperkenalkan di daratan Eropa pasca-Cristopher
Colombus menemukan tumbuhan tembakau. Bangsa Eropa kemudian membawa tembakau
itu berbagai tempat dengan menggunakan kapal laut. Para pelaut lantas meniru kebiasaan
suku Aborigin yang menggunakan tembakau untuk merokok dengan cara dipadatkan ke
dalam pipa atau cerutu. Tembakau yang terkenal dengan aromanya yang wangi, ternyata
tidak hanya bisa dinikmati dengan cara diisap, namun juga dengan cara dihirup. Cara kedua
ini dinilai lebih ramah lingkungan karena tidak menghasilkan asap rokok. Beberapa abad
kemudian tembakau diperkenalkan di daratan Eropa pasca-Cristopher Colombus
menemukan tumbuhan tembakau. Bangsa Eropa kemudian membawa tembakau itu
berbagai tempat dengan menggunakan kapal laut. Para pelaut lantas meniru kebiasaan
suku Aborigin yang menggunakan tembakau untuk merokok dengan cara dipadatkan ke
dalam pipa atau cerutu. Tembakau yang terkenal dengan aromanya yang wangi, ternyata
tidak hanya bisa dinikmati dengan cara diisap, namun juga dengan cara dihirup. Cara kedua
ini dinilai lebih ramah lingkungan karena tidak menghasilkan asap rokok.
Penggunaan tembakau kemudian berkembang dengan cara meletakkan tembakau ke
dalam sebuah kertas khusus yang dilinting dengan menggunakan tangan. Rokok pun
ditemukan. Dengan cepat cara baru menikmati tembakau ini menyebar dan awalnya amat
digemari para pelaut dan tentara. Pada 1830, tembakau yang dilinting di dalam kertas tiba di
Perancis dan negeri ini pula istilah sigaret atau rokok pertama kali ditemukan. Mesin
pembuat rokok pertama yang dipatenkan adalah buatan Juan Nepomuceno Adorno dari
Meksiko pada 1847.

20
BAHAYA MEROKOK BAGI KASEHATAN
Rokok sebenarnya sudah dikenal masyarakat luas sebagai salah satu
penyebab kematian yang cukup besar di dunia. Rokok juga tidak hanya
memberika efek negatif bagi orang yang mengonsumsi saja, tetapi juga dapat
membahayakan dan memberikan efek negatif bagi orang disekitar perokok.
Beberapa hal yang terjadi pada tubuh ketika asap rokok dihisap antara lain :
• Tekanan darah serta detak jantung Anda akan meningkat. Namun, aliran
darah ke pembuluh darah kapiler Anda berkurang.
• Kadar oksigen dalam darah berkurang karena karbon monoksida yang ada
pada darah justru mengalami peningkatan dari asap rokok.
• Paparan bahan kimia yang terkandung pada asap rokok menyebabkan
rambut halus di saluran pernapasan rusak. Selain itu, otot-otot kecil di saluran
pernapasan juga akan terus berkontraksi.
• Sistem imun (kekebalan tubuh) melemah sehingga membuat Anda rentan
mengalami berbagai penyakit infeksi.
Rokok memberikan beberapa efek pada perokok salah satunya adalah
menurunkan kekebalan tubuh. Penurunan kekebalan tubuh ditandai dengan
kurangnya kemampuan tubuh dalam melawan bibit penyakit penyebab infeksi
yang masuk melalui rokok yang dihisap asapnya. Ketika seseorang merokok,
tanpa disadari, organ dan komponen imunitas mengalami kerusakan sehingga
tidak dapat bekerja dengan baik saat tubuh kekurangan asupan penting yang
dibutuhkan seperti antioksidan dan oksigen.
Selain itu, berbagai penelitian telah membuktikan ada banyak bahaya
merokok bagi kesehatan diantaranya dapat menyebabkan penyakit asma,
infeksi paru-paru, kanker mulut, kanker tenggorokan, kanker paru-paru,
serangan jantung, stroke, demensia, disfungsi ereksi (impoten), dan
sebagainya.

21
BAHAN-BAHAN ROKOK
 Acetone (Penghapus Cat)
 Naphtylamine (Zat Karsinogenik)
 Methanol (Bahan Bakar Roket)
 Pyrene (Pelarut Industri)
 Dimethylnitrosamine (Zat Karsinogenik)
 Naphtalene (Kapur barus)
 Cadmium (Dipakai accu mobil)
 Carbon Monoxide (Gas dari knalpot)
 Benzopyrene (Zat Karsinogenik)
 Vinyl Chloride (Bahan Plastik PVC)
 Hydrogen Cyanide (racun untuk hukuman mati)
 Toluidine (Zat Karsinogenik)
 Ammonia (pembersih lantai)
 Urethane (Zat Karsinogenik)
 Toluene (Pelarut Industri)
 Dibenzacridine (Zat Karsinogenik)
 Phenol (antiseptik/pembunuh kuman)
 Butane (Bahan Bakar Korek Api)
Di dalam sebatang rokok terkandung lebih dari :

 4000 Jenis Senyawa Kimia,


 400 Zat Berbahaya,
 43 Zat Penyebab Kanker ( Karsinogenik )
 KARBONMONOKSIDA ( CO )
Salah satu gas yang beracun menurunkan kadar oksigen dalam darah,
sehingga dapat menurunkan konsentrasi dan timbulnya penyakit berbahaya
 TAR
Zat berbahaya penyebab kanker ( karsinogenik ) dan berbagai penyakit
lainnya
 NIKOTIN
Zat berbahaya penyebab kecanduan ( adiksi )

22
CARA MENGHIDARI PENGARUH UNTUK MEROKOK
1) Hindari berkumpul dengan teman - teman yang sedang merokok
2) Yakinlah,bahwa rokok bukan satu - satunya sarana pergaulan
3) Jangan malu mengatakan bahwa diri kita bukan perokok
4) Perbanyak mencari informasi tentang bahaya rokok
5) Hindari sesuatu yang terkait tentang rokok ( sponsor, iklan, poster, rokok
gratis )
6) Lakukan hal - hal positif lainnya, seperti : olahraga, membaca atau hobi lain
yang menyehatkan

CARA BERHENTI MEROKOK


Bila Anda seorang perokok aktif dan berniat untuk menghentikan kebiasaan buruk
ini, ada beberapa cara berhenti merokok yang dapat Anda lakukan, di antaranya:

23
1. Mengelola stres
Stres bisa menjadi salah satu alasan seseorang memilih untuk merokok, karena
kandungan nikotin di dalamnya dapat memberikan efek relaksasi dengan cepat.
Meski demikian, beberapa penelitian membuktikan bahwa kebiasaan merokok justru
dapat membuat seseorang lebih mudah mengalami stres.
Untuk meredakan stres, ubah kebiasaan merokok secara perlahan dengan
melakukan beberapa aktivitas yang menyenangkan, seperti mendengarkan musik,
melakukan terapi pijat, atau meditasi. Selain itu, sebisa mungkin hindari pula situasi
yang bisa mendatangkan stres.

2. Menghindari pemicu kebiasaan merokok


Saat sedang berusaha berhenti merokok, sebisa mungkin hindari faktor atau
kebiasaan yang dapat membuat Anda kembali merokok, seperti minum kopi
dan alkohol atau berkumpul dengan sesama perokok.
Jika terbiasa merokok setelah makan, Anda bisa mencari cara lain sebagai
pengganti, misalnya dengan mengunyah permen karet atau menggosok gigi.

3. Mengonsumsi makanan sehat


Sebagian perokok aktif sering merasa kurang berselera untuk makan, karena nikotin
di dalam rokok dapat mengurangi sensitivitas indra perasa dan penciuman.
Penelitian menunjukkan bahwa makanan sehat, seperti sayur dan buah-buahan,
dapat mengurangi hasrat untuk kembali merokok. Tak hanya itu, makanan sehat
juga dapat memenuhi kebutuhan nutrisi tubuh sekaligus mengembalikan selera
makan yang berkurang akibat merokok.

4. Berolahraga secara rutin


Tak hanya membuat tubuh lebih sehat dan bugar, olahraga juga dapat mengurangi
kecanduan akan nikotin. Saat keinginan untuk merokok datang, Anda dapat
mengalihkan keinginan ini dengan melakukan olahraga, seperti jalan santai,
berenang, atau bersepeda.

5. Membersihkan rumah secara berkala


Kebersihan rumah juga dapat menjadi salah satu faktor yang dapat mendukung
Anda berhenti merokok. Anda bisa mencuci pakaian, sprei, karpet, atau tirai yang
mengandung aroma rokok.

6. Melibatkan keluarga dan teman terdekat


Beri tahu keluarga dan kerabat dekat bahwa Anda sedang dalam proses berhenti
merokok. Dengan demikian, mereka dapat membantu dan memberikan dukungan
agar Anda selalu ingat akan tujuan berhenti merokok yang ingin dicapai.

24
7. Mencoba terapi pengganti nikotin (nicotine-replacement therapy)
Terapi pengganti nikotin umumnya bertujuan untuk mengatasi rasa frustasi dan
meredakan gejala putus obat yang sering dirasakan saat seorang perokok berusaha
berhenti merokok. Media terapi pengganti rokok beragam, mulai dari permen karet,
tablet hisap, inhaler, hingga semprotan hidung.Meski dianggap aman dan dapat
mengurangi kecanduan akan rokok.

8. Menjalani terapi perilaku


Konseling dengan psikolog atau konselor dapat membantu Anda mengidentifikasi
faktor pemicu kebiasaan merokok dan menemukan strategi berhenti merokok yang
sesuai dengan kondisi Anda.
Untuk memaksimalkan keberhasilannya, terapi perilaku dapat dipadukan dengan
terapi pengganti nikotin dan pemberian obat-obatan oleh dokter.

9. Mencoba hipnoterapi
Salah satu cara berhenti merokok adalah dengan menjalani terapi alternatif
berupa hipnoterapi. Efektivitas hipnoterapi untuk menghentikan kebiasaan merokok
memang belum diketahui secara pasti. Namun, sebagian orang mengaku telah
merasakan manfaatnya.
Selain cara-cara di atas, beberapa jenis obat seperti bupropion dan varenicline, juga
dapat membantu Anda berhenti merokok. Namun, obat ini hanya boleh dikonsumsi
sesuai anjuran.
Berhenti merokok memang bukan hal yang mudah dilakukan. Tidak sedikit pula
orang yang gagal melakukannya. Namun, komitmen Anda sebagai upaya untuk
berhenti merokok akan sangat membantu dalam menyingkirkan kebiasaan tersebut.
Saat merasa kesulitan berhenti merokok, coba ingat kembali alasan mengapa Anda
ingin berhenti merokok, misalnya agar tubuh terbebas dari berbagai macam penyakit
atau keluarga Anda terhindar dari bahaya menjadi perokok pasif.

MIRAS

1.1 Latar Belakang


Minuman keras akhir-akhir ini telah menimbulkan masalah yang menganggu kondisi ketertiban,
keamanan, kejahatan dan kekerasan pelakunya menyadari akan bahaya pengaruh alkohol bagi

25
tubuh manusia bila disalahgunakan maka tatanan pengaturan, pengawasan dan pengendalian
sangat diperlukan. Penyalahgunaan minuman keras oleh para remaja menunjukkan
kecenderungan yang meningkat, akibatnya dirasakan dalam bentuk

kenakalan, perkelahian dan perbuatan asusila. Bila keadaan tersebut dibiarkan maka bencana
akan terjadi. Remaja yang keracunan alkohol akan menjadi remaja yang tidak produktif bagi
pembangunan (Waluya, 2007)

Dari penelitian di Amerika Serikat menunjukkan bahwa ada dua pertiga dari penduduk
yang berusia 18 tahun atau lebih meminum-minuman berakohol dalam acara-acara sosial yang
jumlahnya lebih dari 100 juta orang atau 40% dari jumlah penduduk. Jumlah ini belum termasuk
anak-anak dan pra remaja yang makin bertambah jumlahnya mengikuti teladan orang tua
mereka yang mengkonsumsi alkohol pada usia dini. Salah satu penelitian yang dilakukan di
Amerika Serikat oleh Merwyng Hardinge 2003, menunjukan bahwa 80% dari orang muda
berusia 15 sampai 17 tahun minumminuman berakohol, seperempat dari mereka meminumnya
setiap minggu dan setengah dari anak-anak SLTP telah mencoba minum-minuman berakohol.
Pengguna alkohol yang berlebihan sampai menjadi akut jarang menimbulkan kematian akan
tetapi kematian sering merupakan akibat tidak

langsung. Misalnya kecelakan lalu lintas, tenggelam dan sebagainya (mandagi, 2007). Di
Indonesia, dalam catatan Gerakan Nasional Anti Miras (Genam), setiap tahunya jumlah korban
meninggal akibat minuman keras, mencapai 18.000 orang. Baru-baru ini, misalnya 14 korban
tewas akibat minuman keras oplosan di jalan Remaja III Nomor 12, Sumur batu kemayoran.
Menurut koordinator Genam di Indonesia Fahira Fahmi idris, regulasi miras sepertinya tak
pernah dianggap penting, meski mempunyai dampak yang sangat serius di kalangan remaja.
Dampak yang timbul akibat peredaran yang bebas dari miras tersebut seperti rusaknya tatanan
sosial kita bahkan tidak sedikit kasus kriminal hingga menelan korban jiwa akibat miras di
Indonesia.

Berdasarkan data dari bagian penyusunan dan program Kantor Dinas Sosial Provinsi Jawa Timur
di tahun 2009 kenakalan remaja sebesar 13.484 dan di tahun 2011 turun menjadi 12.254.
Keberadaan UPT ANKN

(rehabilitasi anak nakal korban narkoba) dimaksudkan untuk mengantisipasi, mengatasi dan
memecahkan salah satu permasalahan sosial yaitu kecanduan minum keras. Data yang di dapat
dari Kepolisian Ponorogo tercatat 20 tersangka remaja dimana semuanya adalah pemakai
minuman keras di kalangan remaja, sering mengganggu ketertiban umum, dan sering
meresahkan warga (Laporan kepolisian Ponorogo bagian Reskrim, Tahun 2009 dan 2011)
pemakai minuman keras paling banyak para remaja, data dari polres menunjukan sekitar 50%
remaja yang mengkonsumsi minuman keras. Berdasarkan hasil pengamatan di Desa Selur
Kecamatan Ngrayun Kabupaten

Ponorogo banyak tempat tongkrongan (cakruk), banyak para remaja sedang mengkonsumsi
minuman keras pada saat acara tertentu, misalnya pernikahan. WHO menyatakan bahwa
Alkoholisme adalah penyakit bukan semata - mata kelemahan kepribadian seseorang.

26
Alkoholisme adalah istilah untuk gangguan fisik, gangguan fungsi kepribadian, dan fungsi sosial
akibat minum minuman beralkohol dalam jumlah cukup banyak dan terus menerus. Konsumsi
alkohol yang berlebihan dan menahun dapat meningkatkan tekanan darah, kerusakan otak,
jantung dan serta hepatitis alkoholik. Risiko kanker mulut, tenggorokan meningkat serta akan
merusak dinding lambung dan gastrointestinal (Swart, 2002). Selain itu pengguna alkohol juga
tidak lepas dari faktor – faktor yang mendukungnya antara lain lingkungan, keluarga dan
masyarakat dimana ketiga komponen itu mempunyai pengaruh yang sangat penting yang bisa
menyebabkan seseorang terjerumus ke dalam pengguna alkohol (Pemerintah tahun 2002).

Dari hasil penelitian yang saya teliti dari faktor penyebab dominan kenakalan remaja
mengkonsumsi minuman keras diDesa Selur dari 12 responden (75%) penyebab kenakalan dari
3 faktor yaitu faktor keluarga, lingkungan dan (25%) pengetahuan.

Faktor yang mempengaruhi penggunaan minuman keras, faktor keluarga diantaranya, konflik
pernikahan, perpisahan dari keluarga, kekerasan dalam rumah tangga, penerapan disiplin yang
lemah, tidak menentu atau tidak konsisten, kurangnya pengawasan orang tua atau dominasi
berlebihan salah satu anggota keluarga (hinshaw & Anderson dalam mash & wolfe, 2009)
kurangnya pengetahuan remaja tentang dampak, resiko mengkonsumsi

minuman keras dan kurangnya pendidikan tentang minuman keras akhirnya remaja ingin coba-
coba tentang minuman keras (Anderson, 2007). Kesibukan orang tua maupun keluarga dan
kegiatan masing-masing, kurang kasih sayang dan sebagian remaja dalam kesempatan tersebut
kalangan remaja berupaya mencari pelarian dengan cara minum minuman keras. Sarana dan
prasarana, sebagai ungkapan rasa kasih sayang terhadap putra-putrinya terkadang orang tua
memberikan fasilitas dan uang yang berlebihan. Namun hal tersebut disalahgunakan untuk
memuaskan segala keinginan dirinya antara lain berawal dari minuman keras. Kepribadian
rendah diri, rendah diri dalam pergaulan masyarakat karena tidak dapat mengatasi perasaan
tersebut maka untuk menutupi kekurangan dan agar dapat menunjukan eksistensi dirinya.
Maka menyalahgunakan minuman sehingga dapat merasa mendapatkan apa yang diangan-
angankan antara lain lebih aktif, lebih berani dan sebagian emosional. Emosi remaja pada
umumnya masih labil apabila pada masa pubertas, pada masa tersebut biasanya ingin lepas dari
ikatan aturan-aturan yang diberlakukan oleh orang tua untuk memenuhi kehidupan pribadinya
sehingga hal tersebut menimbulkan konflik pribadi. Dalam upaya untuk melaksanakan konflik
pribadi tersebut ia mencari pelarian dengan minumminuman keras dengan tujuan untuk
mengurangi ketagihan ketagihan dan aturan yang diberikan oleh orang tua (Djajoesman dalam
ulfah, 2005) Dampak minuman keras telah terbukti menjadi penyebab dari berbagai penyakit.
Dari penyakit yang sederhana sampai yang sangat berbahaya seperti liver akan merusak jaringan
hati gangguan penyerapan zat makanan dan mengakibatkan kurang gizi, meningkatkan tekanan
darah membuat

denyut jantung menjadi tidak normal dan menurunkan nafsu seksual. Terhadap otak bisa
mengakibatkan hilangnya pengendalian diri, membuat sempoyongan, mengganggu kemampuan
berbicara, menurunkan kemampuan intelektual, mengakibatkan hilangnya ingatan (blockout)
menyebabkan terjadinya amnesia dan merusak jaringan saraf (Mohammad, 2006). Kerusakan
urat saraf atau yang disebut polyneuropathy lain juga berhubungan dengan sakit radang
kantong perut dan pengerasan pada bagian hati (Dirdjosiswono, 2007 sman dalam ulfah, 2005)

27
Berdasarkan gambaran diatas diharapkan orang tua untuk membatasi pergaulan anak remaja
supaya tidak terpengaruh oleh teman – temannya untuk minum minuman keras. Dan keluarga
diharapkan mampu memberikan dukungan moral yang positif kepada anak remaja agar tidak
terjerumus dalam mengkonsumsi minuman keras. Remaja selain membutuhkan materi, juga
membutuhkan perhatian dan kasih sayang dari orang tuanya. Oleh karena itu waktu luang yang
di miliki remaja dapat diisi dengan kegiatan positif sekaligus sebagai sarana rekreasi.

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang permasalahan diatas maka fokus masalah dalam penelitian ini :
”Apakah faktor dominan penyebab kenakalan remaja mengkonsumsi minuman keras di Desa
Selur”.

1.3 Tujuan khusus


1. Mengidentifikasi penyebab remaja mengkonsumsi minuman keras dari

keluarga.

2. Mengidentifikasi penyebab remaja mengkonsumsi minuman keras dari faktor lingkungan.

3. Mengidentifikasi penyebab remaja mengkonsumsi minuman keras dari faktor pengetahuan.

1.4 Manfaat peneliti


1.4.1 Manfaat teoritis
Sebagai data dasar untuk melakukan penelitian mengenai faktor penyebab kenakalan
remaja mengkonsumsi minuman keras agar para remaja mengetahui bahaya dari mengkonsumsi
minuman keras.

1.4.2 Manfaat Praktis


1. Bagi Remaja

Dapat melakukan upaya pencegahan terhadap bahaya yang ditimbulkan minuman


keras sehingga tidak terjerumus kedalam mengkonsumsi minuman keras.

2. Bagi Masyarakat

Dapat melakukan upaya-upaya pencegahan terhadap bahaya yang ditimbulkan


minuman keras terhadap kenakalan yang bisa meresahkan masyarakat dan
menyadarkan remaja pada umumnya bahwa dengan mengkonsumsi minuman keras
dapat menimbulkan semua sistem tubuh rusak.

3. Bagi Keluarga

Mendapat pengetahuan tentang bahaya minuman keras bagi kesehatan, sehingga


dapat mengantisipasi anaknya agar tidak meminum minuman keras.

28
29
DAFTAR PUSTAKA

http://eprints.umpo.ac.id/584/2/5.%20BAB%201.pdf

https://kulonprogokab.go.id/v31/detil/5256/pergaulan-bebas-pada-kehidupan-remaja-saat-
ini

30

Anda mungkin juga menyukai