Kepemimpinan Nasional Untuk Generasi Milenial Di Era Digital
Kepemimpinan Nasional Untuk Generasi Milenial Di Era Digital
DI ERA DIGITAL
Oleh :
Agus Subagyo
Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Unjani Cimahi
agus.subagyo@lecture.unjani.ac.id
Abstrak
Artikel ini membahas tentang kepemimpinan nasional yang diharapkan oleh generasi milenial
pada era digital. Model, sosok dan profil kepemimpinan nasional yang seperti apa yang
cocok, layak dan diinginkan oleh kaum milenial di Indonesia, khususnya menyongsong
revolusi industri 4.0. dimana arus informasi, teknologi, digitalisasi, dan otomatisasi serba
cepat, mudah dan instan. Generasi milenial di era digital mengidamkan karakter pemimpin
nasional yang akrab dengan sentuhan teknologi informasi dan komunikasi, ramah terhadap
media sosial, dan memiliki sikap kreatif serta inovatif. Kunci utama dalam meraih
kemenangan pada pilpres untuk menjadi presiden adalah merebut hati dan pikiran generasi
milenial yang jumlahnya sangat besar.
DI ERA DIGITAL
disukai, dicintai, dan disayangi oleh Y) yang berada pada usia 17 – 38 tahun,
rakyat, maka seorang calon pemimpin yang tentunya berbeda karakter, keinginan,
nasional harus mampu menampilkan sikap perilaku maupun harapannya dengan
yang sopan, perilaku yang simpatik, generasi baby boomers maupun generasi
berprestasi, kompeten, memiliki integritas, X. Generasi milenial yang dinamis, serba
merakyat, sederhana, dan torehan prestasi ingin cepat, mudah, instan, kreatif, dan
yang banyak, serta rekam jejak yang baik inovatif menginginkan sosok dan model
maupun tidak tercela. Seorang pemimpin kepemimpinan nasional yang visioner,
nasional yang memiliki dedikasi, loyalitas, energik, supel, apa adanya, dan serba
prestasi, integritas, dan kompeten akan bersentuhan dengan teknologi informasi
berpeluang dipilih oleh rakyat. komunikasi. Kaum milenial lebih suka
pemimpin nasional yang serba digital,
Rakyat Indonesia sebagai
tidak gagap teknologi alias gaptek, harus
pemegang kedaulatan tertinggi akan
berperilaku “zaman now’, dan kekinian.
memandatkan suaranya kepada para calon
pemimpin nasional yang berpihak kepada Untuk menggaet hati dan jiwa
rakyat, melindungi masyarakat, dan generasi milenial, para calon pemimpin
mensejahterakan orang kecil / miskin. nasional harus berpenampilan yang
Keinginan rakyat kepada para pemimpin menjauhi hal yang berbau “jadul”,
nasional tidaklah muluk-muluk, dimana meninggalkan era manual, menuju era
rakyat hanya menginginkan komitmen digital, serba online, serba dunia maya,
pemimpin nasional yang amanah, dan akrab dengan media sosial. Untuk
menjauhi korupsi, dan berjanji untuk mendekati generasi milenial, perlu media
meningkatkan kesejahteraan masyarakat. yang berbasis pada peralatan digital, media
Rakyat akan memberikan “hukuman” online, media sosial, dan media daring
kepada para pemimpin nasional yang merupakan sebuah keharusan. Semua
zholim melalui pemilihan umum, rakyat program, kegiatan, visi, misi, maupun
pula yang akan memberikan platform pemimpin nasional harus
“penghargaan” kepada pemimpin nasional memanfaatkan media online, media sosial
yang menorehkan prestasi dan media daring agar supaya dikenal oleh
mensejahterakan masyarakat. kaum milenial. Kaum milenial akan
mudah mengenali para calon pemimpin
Terlebih lagi, saat ini masyarakat
nasional yang menggunakan media sosial
pemilih sebagian besar merupakan
baik dalam sosialisasi, kampanye, maupun
generasi milenial (sebutan untuk generasi
73
yang mereka kehendaki, partai politik apa Dalam konteks ini, pemilih
yang ingin mereka pilih, dan tokoh politik milenial sebenarnya merupakan karakter
apa yang mereka sukai, tanpa adanya pemilih yang otonom, berdaulat dan
tekanan maupun paksaan dari pihak lain. mandiri sehingga sangat cocok bagi
Pilihan politik, referensi politik, dan akselerasi konsolidasi demokrasi di
fanatisme politik tumbuh secara otomatis Indonesia. Pemilih milenial yang bersikap
dalam hati sanubari para generasi milenial rasional akan resisten terhadap praktek
sebagai akumulasi pemahaman yang kecurangan, praktek politik uang, money
mereka peroleh di media sosial. politic, dan pelanggaran yang tidak sesuai
dengan nilai-nilai kebenaran. Justru
Dalam perspektif perilaku pemilih,
pemilih milenial akan alergi dan antipati
pemilih generasi milenial tergolong
terhadap partai politik maupun tokoh
pemilih yang rasional, bukan pemilih yang
politik yang berbuat curang, menyimpang
emosional (emotional voters) dan bukan
dan menyeleweng dari aturan dan
pemilih yang transaksional (transactional
ketentuan yang ada. Sikap rasional pemilih
voters). Generasi milenial memiliki
milenial ini menjadi modal bagi masa
kedaulatan sendiri dalam menentukan
depan demokrasi di Indonesia yang harus
kepemimpinan nasional di masa
dijaga, dipelihara dan diberdayakan agar
mendatang. Bahkan, sekat-sekat suku,
supaya mampu membangun demokrasi
agama, ras dan antar golongan (SARA)
yang transparan dan akuntabel sehingga
tidak menjadi penghalang yang
terpilih pemimpin nasional yang amanah.
mempengaruhi pilihan rasional dalam
memilih kepemimpinan nasional. Isu-isu Bagi pemimpin nasional yang akan
primordialisme malah sudah tidak menjadi berkontestasi dalam pilpres harus mampu
rintangan bagi generasi milenial dalam mendekati generasi milenial sebagai
menentukan hak pilihnya dalam setiap pemilih yang potensial memenangkan
kompetisi politik termasuk pilpres. hajatan pesta demokrasi berupa Pilpres.
Generasi milenial lebih praktis dan Tanpa adanya dukungan kaum milenial,
pragmatis dalam mempertimbangkan niscaya kemenangan untuk
pilihan politiknya, dimana pemimpin memperebutkan kursi dan tahta
nasional yang dipilih adalah yang kepresidenan akan mengalami kesulitan,
memenuhi kebutuhan hatinya, sesuai karena kunci kemenangan adalah mampu
selera milenial, dan sikap yang “jaman mengendalikan dan merebut hati generasi
now”. milenial. Untuk mendekati generasi
79
milenial diperlukan tips dan taktik yang jawaban tentang kriteria kepemimpinan
jitu, khususnya melalui media sosial, nasional yang bersifat milenial :
media online, digitalisasi teknologi,
a. Inovatif. Artinya, pemimpin
dengan substansi inovasi, kreasi dan
nasional harus mampu
invensi, yang berbasis pada perubahan,
menampilkan diri yang inovatif,
pembaharuan dan transformasi. Generasi
pemikiran yang visioner, jauh ke
milenial akan meninggalkan tag line
depan, serba cepat, serba mudah,
maupun slogan yang masih berbau status
serba luwes dan mampu mengubah
quo, konservatif, tradisional, monoton,
keadaan yang biasa saja menjadi
klasik, dan manual. Mereka lebih
luar biasa.
berorientasi pada inovasi, kreasi, dan
b. Kreatif. Artinya, pemimpin
perubahan.
nasional harus mampu
Kepemimpinan Nasional Yang Milenial menunjukkan kinerja yang kreatif,
dan Digital mendorong kreasi yang unggul,
menciptakan kreasi baru, memoles
Setelah mengetahui kebutuhan
yang sederhana menjadi menarik,
generasi milenial di era digital, maka
serta mampu meningkatkan
pertanyaan yang muncul adalah :
kreatifitas dalam setiap pekerjaan
Kepemimpinan nasional yang seperti apa
dan lingkungan sekitar.
yang ideal bagi generasi milenial dan para
c. Transformatif. Maksudnya,
era digital saat ini?. Jawabannya adalah
pemimpin nasional harus
kepemimpinan nasional yang milenial dan
mendorong perubahan, menjadikan
digital. Artinya, diperlukan sosok
program dan kegiatan selalu
kepemimpinan nasional yang milenial dan
bersifat transformatif, ada nilai
kepemimpinan nasional yang digital. Kata
modernisasi, pembaharuan, dan
kuncinya adalah milenial dan digital, yang
restorasi ke arah yang lebih baik,
mana seorang pemimpin nasional harus
lebih maju, dan lebih terfokus.
mampu memenuhi kebutuhan kaum
d. Inventif. Maksudnya, pemimpin
milenial dan mampu menerapkan
nasional harus berupaya
perangkat digital saat ini.
mendorong berbagai temuan,
Apa kriteria kepemimpinan penemuan, terobosan, dan pelopor
nasional yang milenial? Berikut ini adalah terhadap dinamika kehidupan di
masyarakat, sehingga setiap
80
pemimpin nasional yang lahir merupakan inovatif, kreatif, partisipatif, interaktif, dan
produk dari momentum. Momentum transparatif agar supaya generai milenial
adalah situasi, kondisi dan keadaan yang bisa dirangkul dan mendukung setiap
terjadi saat itu yang membutuhkan sosok program yang ditawarkan oleh pemimpin
kepemimpinan nasional yang cocok saat nasional saat ini.
itu. Maka dari itu, menjadi seorang
Di era digital seperti sekarang ini,
pemimpin nasional harus mampu
tentunya diperlukan sosok pemimpin
membaca “momen” dan “momentum”
nasional yang berbasis pada teknologi
yang terjadi di era nya masing-masing,
informasi, komunikasi dan semua
karena setiap era membutuhkan sosok
peralatan komputer dan internet.
pemimpin nasional yang berbeda-beda.
Pemimpin nasional yang “gaptek” dan
Generasi milenial yang merupakan “jadul” dalam mengoperasionalkan
pemilih terbesar saat ini merupakan aset peralatan teknologi informasi akan
bagi setiap partai politik dan tokoh politik ditinggalkan oleh masyarakat, khususnya
untuk direbut hati dan pikirannya agar generasi milenial, karena tidak cocok
supaya dapat memenangi kontestasi dengan kebutuhan jaman dan keinginan
politik. Pemilih milenial yang mandiri, era sekarang ini. Dibutuhkan pemimpin
otonom, berdaulat dan berintegritas sulit nasional yang memiliki visi teknologi
didoktrin dan didikte oleh siapapun informasi, ramah terhadap media sosial,
sehingga memerlukan strategi dan taktik dan mampu berinteraksi di dunia maya
yang jitu untuk mendekati dan menyapa warga dunia maya secara bebas
merangkulnya. Perlu strategi yang bersifat dan terbuka.
Internet