Anda di halaman 1dari 13

71

KEPEMIMPINAN NASIONAL UNTUK GENERASI MILENIAL

DI ERA DIGITAL

Oleh :
Agus Subagyo
Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Unjani Cimahi
agus.subagyo@lecture.unjani.ac.id
Abstrak

Artikel ini membahas tentang kepemimpinan nasional yang diharapkan oleh generasi milenial
pada era digital. Model, sosok dan profil kepemimpinan nasional yang seperti apa yang
cocok, layak dan diinginkan oleh kaum milenial di Indonesia, khususnya menyongsong
revolusi industri 4.0. dimana arus informasi, teknologi, digitalisasi, dan otomatisasi serba
cepat, mudah dan instan. Generasi milenial di era digital mengidamkan karakter pemimpin
nasional yang akrab dengan sentuhan teknologi informasi dan komunikasi, ramah terhadap
media sosial, dan memiliki sikap kreatif serta inovatif. Kunci utama dalam meraih
kemenangan pada pilpres untuk menjadi presiden adalah merebut hati dan pikiran generasi
milenial yang jumlahnya sangat besar.

Keyword : Kepemimpinan Nasional, Generasi Milenial, Era Digital.


KEPEMIMPINAN NASIONAL UNTUK GENERASI MILENIAL

DI ERA DIGITAL

Pendahuluan daya dikerahkan oleh semua kekuatan


politik untuk memenangkan kontestasi
Berbicara tentang kepemimpinan,
pemilihan dengan harapan dapat merebut
baik kepemimpinan nasional maupun
kemenangan sehingga dapat menduduki
kepemimpinan daerah, selalu menarik
posisi pemerintahan dan mengendalikan
karena sangat terkait dengan kontestasi
semua unit organisasi pemerintahan.
dan kompetisi yang dilakukan oleh
berbagai aktor politik, partai politik, Berkaitan dengan kepemimpinan
maupun elit politik dalam sebuah wahana nasional, sudah lazim di era reformasi
pesta demokrasi bernama “pemilihan bahwa presiden dan wakil presiden dipilih
umum”, baik Pemilihan Presiden dan secara langsung oleh rakyat. Siapapun
Wakil Presiden (Pilpres), Pemilihan yang akan menjadi pemimpin nasional
Legislatif (Pileg), maupun Pemilihan harus mampu merebut hati rakyat, dicintai
Kepala Daerah (Pilkada). Segala sumber rakyat dan disayangi oleh rakyat. Untuk
72

disukai, dicintai, dan disayangi oleh Y) yang berada pada usia 17 – 38 tahun,
rakyat, maka seorang calon pemimpin yang tentunya berbeda karakter, keinginan,
nasional harus mampu menampilkan sikap perilaku maupun harapannya dengan
yang sopan, perilaku yang simpatik, generasi baby boomers maupun generasi
berprestasi, kompeten, memiliki integritas, X. Generasi milenial yang dinamis, serba
merakyat, sederhana, dan torehan prestasi ingin cepat, mudah, instan, kreatif, dan
yang banyak, serta rekam jejak yang baik inovatif menginginkan sosok dan model
maupun tidak tercela. Seorang pemimpin kepemimpinan nasional yang visioner,
nasional yang memiliki dedikasi, loyalitas, energik, supel, apa adanya, dan serba
prestasi, integritas, dan kompeten akan bersentuhan dengan teknologi informasi
berpeluang dipilih oleh rakyat. komunikasi. Kaum milenial lebih suka
pemimpin nasional yang serba digital,
Rakyat Indonesia sebagai
tidak gagap teknologi alias gaptek, harus
pemegang kedaulatan tertinggi akan
berperilaku “zaman now’, dan kekinian.
memandatkan suaranya kepada para calon
pemimpin nasional yang berpihak kepada Untuk menggaet hati dan jiwa
rakyat, melindungi masyarakat, dan generasi milenial, para calon pemimpin
mensejahterakan orang kecil / miskin. nasional harus berpenampilan yang
Keinginan rakyat kepada para pemimpin menjauhi hal yang berbau “jadul”,
nasional tidaklah muluk-muluk, dimana meninggalkan era manual, menuju era
rakyat hanya menginginkan komitmen digital, serba online, serba dunia maya,
pemimpin nasional yang amanah, dan akrab dengan media sosial. Untuk
menjauhi korupsi, dan berjanji untuk mendekati generasi milenial, perlu media
meningkatkan kesejahteraan masyarakat. yang berbasis pada peralatan digital, media
Rakyat akan memberikan “hukuman” online, media sosial, dan media daring
kepada para pemimpin nasional yang merupakan sebuah keharusan. Semua
zholim melalui pemilihan umum, rakyat program, kegiatan, visi, misi, maupun
pula yang akan memberikan platform pemimpin nasional harus
“penghargaan” kepada pemimpin nasional memanfaatkan media online, media sosial
yang menorehkan prestasi dan media daring agar supaya dikenal oleh
mensejahterakan masyarakat. kaum milenial. Kaum milenial akan
mudah mengenali para calon pemimpin
Terlebih lagi, saat ini masyarakat
nasional yang menggunakan media sosial
pemilih sebagian besar merupakan
baik dalam sosialisasi, kampanye, maupun
generasi milenial (sebutan untuk generasi
73

memperkenalkan berbagai kegiatannya bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.


sehari-hari. Artinya, model kepemimpinan nasional
harus memenuhi kriteria milenial yang
Oleh karena itu, kunci untuk
serba on line, bertumpu pada aspek digital,
memenangkan kompetisi merebut
dan meninggalkan cara kerja manual.
kepemimpinan nasional saat ini adalah
merebut hati dan pikiran generasi milenial Pemimpin nasional yang mampu
yang merupakan pemilih potensial pada mempengaruhi dan memukau generasi
pilpres 2019 maupun pilpres 2024, dan milenial yang akan berpotensi
bahkan pada pilpres 2029 generasi memenangkan kontestasi politik,
milenial diprediksikan akan mencalonkan sebagaimana pendapat Robbin bahwa
diri sebagai pemimpin nasional dan di kepemimpinan adalah praktek menerapkan
tahun 2030 – an akan lahir pemimpin kemampuan mempengaruhi suatu
nasional dari generasi milenial, yang kelompok tertentu untuk mencapai tujuan
tentunya, tampilan, kinerja, perilaku yang diinginkan (Robbins, 2002). Generasi
maupun visi nya berbeda dengan generasi milenial merupakan suatu kelompok
baby boomers maupun generasi X. Di generasi muda yang potensial digalang
tengah manfaat dari bonus demografi, dalam kontestasi politik sehingga mampu
akan lahir pemimpin nasional di masa mendukung kepemimpinan nasional.
mendatang yang potensial memiliki Ngalim Purwanto menyatakan bahwa
komitmen tinggi terhadap perubahan, kepemimpinan merupakan sekumpulan
inovasi, kreasi dan digitalisasi sifat, kepribadian, dan kewibawaan yang
kepemimpinan yang prospektif. diterapkan untuk meyakinkan orang lain
atau kelompok lain agar supaya
Dengan demikian, sangat menarik
mendukung secara suka rela setiap
untuk membahas tentang kepemimpinan
program dan kebijakan yang dibuat
nasional yang cocok untuk generasi
(Purwanto, 1991). Generasi milenial harus
milenial pada era digital. Era digital akan
diyakinkan agar mendukung
mendorong generasi milenial untuk lebih
kepemimpinan nasional karena mereka
dinamis dengan visi perubahan, yang akan
merupakan motor penggerak perubahan.
melahirkan tuntutan akan kepemimpinan
nasional yang berbasis pada teknologi
informasi, internet, dan media sosial,
Milenial dan Digital : Kerangka Teoritis
sebagai sarana interaksi, informasi maupun
transformasi dalam kehidupan
74

Generasi Milenial (dikenal dengan (Kumparan, 2017). Diantara berbagai


sebutan Generasi Y) adalah generasi tersebut, memang berbeda
kelompok demografi setelah Generasi X karakteristiknya dan beragam orientasi
(Gen-X). Tidak ada batas waktu yang pasti hidupnya. Yang jelas, setiap generasi ada
untuk awal dan akhir dari kelompok ini. kelemahan dan kelebihannya masing-
Para ahli dan peneliti biasanya masing, sehingga tidak bisa dikatakan
menggunakan awal 1980-an sebagai awal bahwa satu generasi lebih bagus dari
kelahiran kelompok ini dan pertengahan generasi lainnya. Semua generasi
tahun 1990-an hingga awal 2000-an berkembang sesuai dengan semangat
sebagai akhir kelahiran. Milenial pada jaman, situasi dan kondisi di era nya
umumnya adalah anak-anak dari generasi masing-masing.
Baby Boomers dan Gen-X yang tua.
Sedangkan era digital adalah istilah
Milenial kadang-kadang disebut sebagai
yang di gunakan dalam kemunculan
"Echo Boomers" karena adanya 'booming'
digital, jaringan internet khususnya
(peningkatan besar) tingkat kelahiran di
teknologi informasi komputer. Media baru
tahun 1980-an dan 1990-an. Untungnya di
Era Digital sering digunakan untuk
abad ke 20 tren menuju keluarga yang
menggambarkan teknologi digital. Media
lebih kecil di negara-negara maju terus
ini memiliki karakteristik dapat
berkembang, sehingga dampak relatif dari
dimanipulasi, bersifat jaringan atau
"baby boom echo" umumnya tidak sebesar
internet, selain internet seperti media
dari masa ledakan populasi paskah
cetak, telivisi, majalah, koran dan lain-lain
Perang Dunia II (tn).
bukanlah termasuk dalam kategori media
Apabila dilihat dari pembagian baru. Media massa Beralih ke media baru
generasi di dunia sekarang ini, terdapat atau internet karena ada pergeseran budaya
generasi-generasi yang muncul sebelum dalam sebuah penyampaian informasi.
generasi milenial. Mulai dari greatest Kemampuan media era digital ini lebih
generation (1910-1924), silent generation memudahkan masyarakat dalam menerima
(1925-1945), baby boomers generation informasi lebih cepat dalam hal ini internet
(1946-1964), dan X generation (X Gen) yang membuat media massa berbondong-
(1965-1979). Setelah itu, lahirlah Y bondong pindah haluan (Muhtarom, 2016).
Generation (milenial generation) (1980-
Generasi yang mulai bersentuhan
1994), Z generation (1995-1912), dan
dengan teknologi informasi, komunikasi,
alpha generation (2013-sekarang)
komputer, internet, gawai, dan smartphone
75

adalah generasi X. Namun demikian, Megawati Soekarno Putri, dan Presiden


generasi yang sejak lahir sudah Jokowi. Adapun wakil presiden yang
berkecimpung dan dilanda “demam” berasal dari sipil berjumlah 8 (delapan)
teknologi adalah generasi Y atau generasi orang, sedangkan wakil presiden yang
milenial, yang saat ini usianya sudah berasal dari militer hanya 3 (tiga) orang.
tergolong remaja dan dewasa, dan sedang
Ditinjau dari aspek sistem
menikmati era nya serta menjadi motor
pemilihan presiden (pilpres langsung dan
penggerak generasi muda atau pemuda
tidak langsung), dapat terlihat bahwa
saat ini. Generasi Y atau generasi milenial
terdapat 5 (lima) presiden yang dipilih
inilah yang saat ini sedang berproses
secara tidak langsung atau melalui MPR,
mewarnai kehidupan di dunia, menjadi
yakni Presiden Soekarno, Soeharto, BJ
motor penggerak di berbagai perusahaan,
Habibie, Gus Dur, Megawati Soekarno
pemerintahan, dan gerakan sosial lainnya.
Putri. Adapun presiden yang dipilih secara
Generasi milenial ini sedang bergerak
langsung oleh rakyat adalah Presiden SBY
menciptakan inovasi, kreasi dan invensi
dan Jokowi. Hal ini terjadi karena
bagi kemajuan dunia, termasuk di
mekanisme dan sistem pemilihan presiden
Indonesia, sehingga posisi dan perannya
dan wakil presiden secara langsung baru
sangat strategis dalam perjalanan
disepakati dan ditetapkan sejak pilpres
kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan
2004 sampai dengan saat ini, sehingga
bernegara.
pilpres 2009, pilpres 2014 dan pilpres
Sekilas Kepemimpinan Nasional 2019 atau saat ini diselenggarakan secara
langsung. Presiden SBY dan Jokowi
Dalam relasi hubungan sipil-
adalah pemimpin nasional yang lahir dari
militer, sejarah kepemimpinan nasional
produksi pilpres secara langsung.
Indonesia bersifat sangat dinamis,
komplek, dan beragam. Berdasarkan data Semua pemimpin nasional yang
sejarah, hanya ada 2 (dua) presiden yang telah memimpin negeri ini telah berjasa di
berasal dari kelompok militer, yakni era nya masing-masing. Setiap pemimpin
Presiden Soeharto dan Presiden Susilo nasional yang terpilih adalah putra putri
Bambang Yudhoyono (SBY). Sedangkan 5 terbaik bangsa yang layak untuk
(lima) presiden lainnya berasal dari dihormati, dihargai dan diberi apresiasi.
kelompok sipil, yakni Presiden Soekarno, Bangsa Indonesia yang terkenal dengan
Presiden BJ. Habibie, Presiden bangsa yang sopan, santun dan simpatik
Abdurahman Wahid (Gus Dur), Presiden selalu memegang teguh komitmen untuk
76

menempatkan para pemimpin nasional Presiden Gus Dur, terdapat tuntutan


pada posisi dan kedudukan yang terbaik masyarakat agar supaya pemimpin
dan terbaik sebagai pahlawan yang telah nasional memiliki pribadi yang mampu
membangun bangsa hingga seperti diterima semua pihak, akseptabel,
sekarang ini. Hal ini seperti kata pepatah : kredibel, humanis, dan pluralis, sehingga
“setiap masa ada pemimpinnya, setiap sosok seperti Gus Dur saat itu dirindukan
pemimpin ada masanya”. oleh masyarakat sehingga semua
masyarakat menerima Gusd Dur menjadi
Pada masa Presiden Soekarno, saat
presiden.
itu diperlukan pemimpin nasional yang
nasionalis, gagah berani, mampu menolak Pada era Presiden Megawati
imperialisme, mengusir penjajah, dan Soekarno Putri, bangsa Indonesia saat itu
berdiri di atas kaki sendiri tanpa bantuan membutuhkan profil presiden yang tidak
pihak kolonialis. Soekarno layak dan banyak bicara, tidak banyak komentar,
cocok menjadi presiden karena memiliki tidak berbicara kontroversial, keibuan, dan
profile dan karakter sebagaimana yang cenderung diam karena ada pepatah bahwa
dibutuhkan pada masa itu. Pada masa : “diam itu emas”. Presiden Megawati
Presiden Soeharto, saat itu dibutuhkan cocok dan memiliki karakter seperti yang
pemimpin nasional yang memiliki visi dibutuhkan oleh semangat zaman dan
ekonomi, komitmen membangun negeri, masa itu sehingga diterima menjadi
dan fokus pada kesejahteraan masyarakat presiden. Pada era Presiden SBY, sebagian
di tengah himpitan ekonomi sulit serta besar masyarakat kala itu menginginkan
kemiskinan. Soeharto cocok menjadi pemimpin nasional yang berwibawa,
presiden karena memiliki sikap dan gagah, ganteng, santun, sopan, dan hati-
perilaku yang dibutuhkan pada masa hati dalam bersikap dan bertutur kata.
seperti itu. Sosok SBY dianggap oleh masyarakat saat
itu mampu menghilangkan suasana
Pada masa Presiden BJ Habibie,
kebathinan yang galau sehingga layak
saat itu dibutuhkan pemimpin nasional
dipilih menjadi presiden.
yang teknokratis, memiliki visi teknologi,
pro perubahan, pro teknologi, demokratis, Pada masa Presiden Jokowi, di
dan visioner. BJ Habibie layak untuk tengah era digital, media sosial, media
menempati posisi sebagai Presiden karena online, dan masyarakat yang
sikap dan karakternya persis seperti yang membutuhkan pemimpin nasional yang
dibutuhkan pada masa itu. Pada masa apa adanya, sederhana, dan merakyat,
77

tampilah sosok dan model orang yang Generasi milenial merupakan


bernama Joko Widodo (Jokowi) yang generasi yang memiliki akal, pikiran, dan
dinilai cocok dengan kebutuhan zaman, otak yang cerdas dan jenius, sehingga
memenuhi tuntutan publik, dan sesuai dapat dikategorikan sebagai pemilih yang
keinginan rakyat. Jokowi dipersepsikan rasional (rational voters), yakni pemilih
publik sebagai “anti tesa” dari SBY, yang mendasarkan pilihannya pada aspek
Jokowi menjadi pemimpin nasional karena rasio, akal, pikiran, otak dan
“situasi” SBY, Jokowi menjadi presiden mempertimbangkan kalkulasi untung rugi
karena publik sudah mulai “bosan’ dengan dalam menggunakan hak suaranya pada
gaya kepemimpinan SBY yang cenderung setiap perhelatan pesta demokrasi, baik
kaku, formal, normatif, dan artifisial. pada pilpres, pileg, maupun pilkada.
Jokowi tampil sebagai presiden yang apa Generasi milenial sulit untuk didikte dan
adanya, luwes, merakyat, tidak dibuat- didoktrin, karena mereka memiliki
buat, dan tidak ada jarak dengan rakyat, perhitungan sendiri, mempunyai kalkulasi
dengan konsep “blusukan”. masing-masing, dan mendasarkan pilihan
pada apa yang dilihat, didengar, dialami,
Hal ini sesuai dengan keinginan
dan diketahui, yang umumnya dari media
genera milenial yang mengharapkan
sosial, karena generasi ini akrab dengan
pemimpin nasional yang tidak ada jarak
teknologi informasi, internet, gadget,
dengan rakyat, merakyat, apa adanya,
smartphone, dan komputer.
inovatif, kreatif dan interaktif serta serba
digital. Sebagai presiden, Jokowi Kaum milenial mendapatkan
menyadari betul akan tuntutan kaum informasi, pengetahuan, dan pemahaman
milenial sehingga Jokowi aktif tentang kepemimpinan nasional, partai
memanfaatkan teknologi informasi politik, maupun tokoh politik tertentu,
komunikasi, menggunakan media sosial yang utama buka dari sumber orang tua,
(facebook, instagram, vlog, youtube) agar guru di sekolahan, maupun dosen di
supaya mampu menyapa, berinteraksi, dan kampus, melainkan bersumber dari media
bertransformasi bersama kaum milenial. online, media sosial maupun berbagai
Tidak jarang Jokowi memakai fashion informasi di dunia maya lainnya.
kaum muda, berbusana casual, hobi naik Informasi dan pengetahuan yang mereka
motor tua, motor klasik, moge, dan aktif peroleh tersebut kemudian terakumulasi
mengikuti komunitas kaum milenial. dan melahirkan persepsi dan opini
terhadap sosok apa pemimpin nasional
Pilihan Rasional Generasi Milenial
78

yang mereka kehendaki, partai politik apa Dalam konteks ini, pemilih
yang ingin mereka pilih, dan tokoh politik milenial sebenarnya merupakan karakter
apa yang mereka sukai, tanpa adanya pemilih yang otonom, berdaulat dan
tekanan maupun paksaan dari pihak lain. mandiri sehingga sangat cocok bagi
Pilihan politik, referensi politik, dan akselerasi konsolidasi demokrasi di
fanatisme politik tumbuh secara otomatis Indonesia. Pemilih milenial yang bersikap
dalam hati sanubari para generasi milenial rasional akan resisten terhadap praktek
sebagai akumulasi pemahaman yang kecurangan, praktek politik uang, money
mereka peroleh di media sosial. politic, dan pelanggaran yang tidak sesuai
dengan nilai-nilai kebenaran. Justru
Dalam perspektif perilaku pemilih,
pemilih milenial akan alergi dan antipati
pemilih generasi milenial tergolong
terhadap partai politik maupun tokoh
pemilih yang rasional, bukan pemilih yang
politik yang berbuat curang, menyimpang
emosional (emotional voters) dan bukan
dan menyeleweng dari aturan dan
pemilih yang transaksional (transactional
ketentuan yang ada. Sikap rasional pemilih
voters). Generasi milenial memiliki
milenial ini menjadi modal bagi masa
kedaulatan sendiri dalam menentukan
depan demokrasi di Indonesia yang harus
kepemimpinan nasional di masa
dijaga, dipelihara dan diberdayakan agar
mendatang. Bahkan, sekat-sekat suku,
supaya mampu membangun demokrasi
agama, ras dan antar golongan (SARA)
yang transparan dan akuntabel sehingga
tidak menjadi penghalang yang
terpilih pemimpin nasional yang amanah.
mempengaruhi pilihan rasional dalam
memilih kepemimpinan nasional. Isu-isu Bagi pemimpin nasional yang akan
primordialisme malah sudah tidak menjadi berkontestasi dalam pilpres harus mampu
rintangan bagi generasi milenial dalam mendekati generasi milenial sebagai
menentukan hak pilihnya dalam setiap pemilih yang potensial memenangkan
kompetisi politik termasuk pilpres. hajatan pesta demokrasi berupa Pilpres.
Generasi milenial lebih praktis dan Tanpa adanya dukungan kaum milenial,
pragmatis dalam mempertimbangkan niscaya kemenangan untuk
pilihan politiknya, dimana pemimpin memperebutkan kursi dan tahta
nasional yang dipilih adalah yang kepresidenan akan mengalami kesulitan,
memenuhi kebutuhan hatinya, sesuai karena kunci kemenangan adalah mampu
selera milenial, dan sikap yang “jaman mengendalikan dan merebut hati generasi
now”. milenial. Untuk mendekati generasi
79

milenial diperlukan tips dan taktik yang jawaban tentang kriteria kepemimpinan
jitu, khususnya melalui media sosial, nasional yang bersifat milenial :
media online, digitalisasi teknologi,
a. Inovatif. Artinya, pemimpin
dengan substansi inovasi, kreasi dan
nasional harus mampu
invensi, yang berbasis pada perubahan,
menampilkan diri yang inovatif,
pembaharuan dan transformasi. Generasi
pemikiran yang visioner, jauh ke
milenial akan meninggalkan tag line
depan, serba cepat, serba mudah,
maupun slogan yang masih berbau status
serba luwes dan mampu mengubah
quo, konservatif, tradisional, monoton,
keadaan yang biasa saja menjadi
klasik, dan manual. Mereka lebih
luar biasa.
berorientasi pada inovasi, kreasi, dan
b. Kreatif. Artinya, pemimpin
perubahan.
nasional harus mampu
Kepemimpinan Nasional Yang Milenial menunjukkan kinerja yang kreatif,
dan Digital mendorong kreasi yang unggul,
menciptakan kreasi baru, memoles
Setelah mengetahui kebutuhan
yang sederhana menjadi menarik,
generasi milenial di era digital, maka
serta mampu meningkatkan
pertanyaan yang muncul adalah :
kreatifitas dalam setiap pekerjaan
Kepemimpinan nasional yang seperti apa
dan lingkungan sekitar.
yang ideal bagi generasi milenial dan para
c. Transformatif. Maksudnya,
era digital saat ini?. Jawabannya adalah
pemimpin nasional harus
kepemimpinan nasional yang milenial dan
mendorong perubahan, menjadikan
digital. Artinya, diperlukan sosok
program dan kegiatan selalu
kepemimpinan nasional yang milenial dan
bersifat transformatif, ada nilai
kepemimpinan nasional yang digital. Kata
modernisasi, pembaharuan, dan
kuncinya adalah milenial dan digital, yang
restorasi ke arah yang lebih baik,
mana seorang pemimpin nasional harus
lebih maju, dan lebih terfokus.
mampu memenuhi kebutuhan kaum
d. Inventif. Maksudnya, pemimpin
milenial dan mampu menerapkan
nasional harus berupaya
perangkat digital saat ini.
mendorong berbagai temuan,
Apa kriteria kepemimpinan penemuan, terobosan, dan pelopor
nasional yang milenial? Berikut ini adalah terhadap dinamika kehidupan di
masyarakat, sehingga setiap
80

terobosan yang dibuat mampu teknologi informasi dan


dijadikan sebagai keteladanan dan komunikasi, seperti internet,
kemanfaatan bagi masyarakat luas. komputer, gadget, maupun
e. Transparatif. Maknanya, setiap smartphone. Generasi milenial
program, kegiatan, maupun visi, menginginkan sosok pemimpin
misi dan strategi harus transparatif, nasional yang “gaul”, “jaman now”
bisa diakses oleh semua pemangku dan “kekinian’, dimana ukuran
kepentingan, bisa diaudit oleh tersebut direpresentasikan dengan
lembaga independen, kemampuan menggunakan
mengutamakan kepentingan peralatan teknologi, seperti
masyarakat, terbuka, dan jauh dari komputer, gadget maupun
budaya korupsi, kolusi dan smartphone. Pemimpin nasional
nepotisme. tidak boleh “gaptek” terhadap
f. Interaktif. Maknanya, setiap peralatan teknologi saat ini karena
pemimpin nasional harus selalu akan distigma sebagai “jadul”.
responsif, berinteraksi dengan b. Aplikatif Terhadap Media sosial.
masyarakat, merakyat, selalu Maksudnya, para pemimpin
berada di tengah masyarakat baik nasional harus mampu
secara fisik maupun psikologis, mengimbangi generasi milenial
memberikan solusi alternatif yang memiliki berbagai akun
terhadap permasalahan rakyat, mau media sosial. Pemimpin nasional
dikritik, dan menjadi bagian dari harus mendekati, merebut dan
interaksi sosial antara pemimpin bersama generasi milenial dengan
dengan rakyat. cara membuat akun media sosial,
Apa parameter kepemimpinan seperti facebook, twiter, instagram,
nasional yang digital? Jawaban atas blog, chanel youtube maupun
pertanyaan tersebut dapat diuraikan dalam media sosial lainnya. Kepemilikan
penjelasan berikut ini : akun media sosial merupakan
sebuah keniscayaan bagi para
a. Adaptabel Terhadap Teknologi
pemimpin nasional agar supaya
Informasi dan Komunikasi.
dikenal oleh generai milenial yang
Artinya, seorang pemimpin
hobi dan beraktifitas sehari-hari
nasional harus mampu beradaptasi
berselancar di dunia maya.
terhadap berbagai peralatan
81

c. Interaktif Terhadap Netizen. Kartini Kartono, tipe kepemimpinan


Maknanya, pemimpin nasional demokratis adalah kepemimpinan yang
harus mampu berinteraksi terhadap melibatkan bawahan dalam proses
netizen, menanggapi berbagai pengambilan keputusan, berorientasi pada
kritikan di dunia maya, dan manusia, dan membimbing semua
merespon setiap pertanyaan di bawahan agar mencapai tujuan organisasi
dunia maya, serta membalas (Kartono, 1994).
ketidaktahuan netizen di dunia
Seorang pemimpin nasional akan
maya tentang kebijakan maupun
mampu mendekati, menggandeng dan
kehidupan pribadi seorang
merangkul generasi milenial apabila fokus
pemimpin nasional. Media sosial
pada kepemimpinan yang bersifat visioner.
harus menjadi ajang interaksi
Hal ini harus dilakukan karena generasi
antara pemimpin nasional dengan
milenial selalu memandang ke depan, haus
komunitas dunia maya atau warga
akan keberhasilan masa depan, dan fokus
dunia maya atau netizen, sehingga
pada kemajuan jaman, sehingga diperlukan
dapat menjadi saran sosialisasi,
karakter kepemimpinan nasional yang
informasi, konfirmasi maupun
visioner. Menurut Aan Komariah,
klarifikasi terhadap semua
kepemimpinan visioner merupakan gaya
pemberitaan yang negatif tentang
kepemimpinan yang mampu menciptakan
pemimpin nasional tersebut.
visi yang jelas, target yang pasti, dan
Dalam kaitan ini, kepemimpinan
mampu mempertemukan antara harapan
nasional ke depan adalah kepemimpinan
dan kenyataan (Komariah, 2004).
yang harus menunjukkan siapa yang paling
Kepemimpinan visioner inilah yang
milenial dan siapa yang paling digital.
disukai oleh kaum milenial.
Selain itu, memang diperlukan pula peran
kepemimpinan, sebagaimana yang telah Catatan Penutup
dinyatakan oleh Sondang P Siagian bahwa
Sosok, profil, dan model
terdapat lima peran kepemimpinan, mulai
kepemimpinan nasional selalu mengalami
dari pemimpin harus menjadi penentu
perubahan, pembaharuan, dan transformasi
arah, menjadi juru bicara organisasi,
dari masa ke masa, dari jaman ke jaman,
komunikator, mediator, dan integrator
dan dari era ke era lainnya, tergantung dari
(Siagian, 2010). Dalam menggandeng
suasana kebathinan dan semangat jaman
generasi milenial, diperlukan pula tipe
pada masanya masing-masing. Setiap
kepemimpinan yang demokratis. Menurut
82

pemimpin nasional yang lahir merupakan inovatif, kreatif, partisipatif, interaktif, dan
produk dari momentum. Momentum transparatif agar supaya generai milenial
adalah situasi, kondisi dan keadaan yang bisa dirangkul dan mendukung setiap
terjadi saat itu yang membutuhkan sosok program yang ditawarkan oleh pemimpin
kepemimpinan nasional yang cocok saat nasional saat ini.
itu. Maka dari itu, menjadi seorang
Di era digital seperti sekarang ini,
pemimpin nasional harus mampu
tentunya diperlukan sosok pemimpin
membaca “momen” dan “momentum”
nasional yang berbasis pada teknologi
yang terjadi di era nya masing-masing,
informasi, komunikasi dan semua
karena setiap era membutuhkan sosok
peralatan komputer dan internet.
pemimpin nasional yang berbeda-beda.
Pemimpin nasional yang “gaptek” dan
Generasi milenial yang merupakan “jadul” dalam mengoperasionalkan
pemilih terbesar saat ini merupakan aset peralatan teknologi informasi akan
bagi setiap partai politik dan tokoh politik ditinggalkan oleh masyarakat, khususnya
untuk direbut hati dan pikirannya agar generasi milenial, karena tidak cocok
supaya dapat memenangi kontestasi dengan kebutuhan jaman dan keinginan
politik. Pemilih milenial yang mandiri, era sekarang ini. Dibutuhkan pemimpin
otonom, berdaulat dan berintegritas sulit nasional yang memiliki visi teknologi
didoktrin dan didikte oleh siapapun informasi, ramah terhadap media sosial,
sehingga memerlukan strategi dan taktik dan mampu berinteraksi di dunia maya
yang jitu untuk mendekati dan menyapa warga dunia maya secara bebas
merangkulnya. Perlu strategi yang bersifat dan terbuka.

Purwanto, M. N. (1991). Administrasi dan


Supervisi Pendidikan. Bandung:
Daftar Pustaka
Remaja Rosdakarya.
Buku
Robbins, S. P. (2002). Prinsip-Prinsip
Kartono, K. (1994). Pemimpin dan
Perilaku Organisasi. Jakarta:
Kepemimpinan. Jakarta: Raja
Erlangga.
Grafindo Persada.
Siagian, S. P. (2010). Teori dan Praktek
Komariah, A. (2004). Visionary
Kepemimpinan. Jakarta: PT.Rineka
Leadership. Jakarta: Bumi Aksara.
Cipta.
83

Internet

Kumparan. (2017). Mengenal 5 Generasi


Sebelum dan Sesudah Milenial.
Diunduh pada 24 Desember 2018,
Pukul 15.30 WIB, dari Kumparan:
<https://kumparan.com/@millennia
l/mengenal-5-generasi-sebelum-
dan-sesudah-milenial>
Muhtarom, H. (2016). Makalah Tantangan
Era Digital. Diunduh pada 24
Desember 2018, Pukul 15.10 WIB,
dari Hawari Muhtarom:
<http://hawarimuhtarom.blogspot.c
om/2016/11/makalah-tantangan-
era-digital.html>
tn. (t.thn.). Milenial. Diunduh pada 24
Desember 2018, Pukul 15.00 WIB,
dari Wikipedia:
<https://id.wikipedia.org/wiki/Mile
nial>

Anda mungkin juga menyukai