Anda di halaman 1dari 28

BACKGROUND STUDY

UPDATE KONDISI SOSIAL EKONOMI DI SEKITAR PLTU ASAM-ASAM


KECAMATAN JORONG, KAB.TANAH LAUT PROVINSI KALIMANTAN SELATAN

A. Pendahuluan
Target 35.000 MW merupakan target pemerintahan Jokowi-JK untuk memastikan bahwa
kebutuhan terhadap listrik dapat terpenuhi dan dapat terdistribusi secara merata. Salah satu
kawasan yang terus didorong adalah di Kalimantan Selatan, dimana telah dibangun oleh
PLN pembangkit listrik untuk menunjang kebutuhan listrik di Kalsel dan Kalteng yang kian
tumbuh 10% per tahun, salah satu pembangkit listrik yang telah dibangun adalah PLTU
Asam-asam di Kabupaten Tanah Laut Kalsel yang didirikan sejak tahun 2000 dengan total 6
unit pembangkit dan berkapasitas 460 MW. Diharapkan dengan adanya pembangkit listrik
tersebut dapat memberikan dampak positif terhadap tumbuhnya bidang industry dan
investasi, dan juga akan membuka kesempatan tenaga kerja. PLN sebagai perusahan
dengan visi menjadi perusahaan kelas dunia yang bertumbuh kembang, unggul dan
terpercaya serta berkomitmen pada peningkatan kualitas hidup masyarakat dan menjalankan
kegiatan usaha yang berwawasan lingkungan merupakan bentuk perwujudan PLN sebagai
perusahaan yang juga bertanggung jawab terhadap sosial dan lingkungan ( Corporate Social
Responsibility) dalam rangka ikut serta melakukan pembangunan sosial berkelanjutan
(Sustainable Development) bersama dengan stakeholder lainnya.

VISI DAN MISI PLN

PLTU Asam-asam sebagai salah satu unit operasi bisnis dari PLN Kalsel dan Kalteng,
tentunya telah berupaya untuk melaksanakan kegiatan CSR sesuai dengan ekspektasi
stakeholder dan konteks lokal. Oleh karena itu, untuk mengetahui ekspektasi para
stakeholder serta potret kondisi sosial ekonomi di wilayah sekitar wilayah operasi PLTU
Asam-asam secara berkesinambungan, maka perlu melakukan update pemetaan sosial dan
stakeholder sebagai upaya untuk mempertajam peta aktor baik yang terkait operasi PLTU

Page | 1
dan program CSR, dan diharapkan hasil update ini dapat menjadi bahan dan input dalam
merumuskan strategi program CSR dan stakeholder engagement yang disesuaikan dengan
konteks dan tantangan ke depan serta juga sebagai bentuk komitmen terhadap
implementasi tanggung jawab sosial perusahaan.
Dalam rangka mengoptimalkan bentuk tanggung jawab sosialnya, PLTU Asam-Asam
memerlukan data dan informasi update terkait kondisi sosial dan ekonomi masyarakat di
sekitar wilayah operasinya, sehingga program-program CSR sebagai bentuk operasionaliasi
dari tanggung jawab sosial perusahaan dapat terencana dengan baik, demi menghasilkan
kinerja program yang optimal.
Kegiatan update pemetaan sosial ini dilakukan dalam rangka untuk mengidentifikasi faktor-
faktor penentu perubahan aspek sosial ekonomi masyarakat, sekaligus memotret aspek
sosial ekonomi penggerak perubahan (pendidikan, kesehatan, ekonomi, lingkungan dan
faktor gabungan) dan mengidentifikasi stakeholder utama baik secara personal maupun
kelembagaan yang memiliki pengaruh signifikan bagi perusahaan. Stakeholder ini juga dapat
berfungsi sebagai agen perubahan dan pembangunan guna pemberdayaan masyarakat
kedepannya. Hasil temuan pemetaan sosial ini diharapkan dapat menjadi acuan dalam
menyusun kebijakan dan desain strategi penyelenggaraan program CSR PLTU Asam-Asam
yang lebih komprehensif dalam rangka pelaksanaan kegiatan pemberdayaan yang berbasis
komunitas secara terencana, terarah serta tepat sasaran khususnya di lingkungan operasi
PLTU Asam-Asam. Hal ini tentunya sejalan dengan perwujudan tanggung jawab sosial
perusahaan yang merujuk pada ISO 26000 SR dan UU PT No. 40 Pasal 74 serta peraturan
lainnya sebagai payung penyelenggaraan kegiatan CSR PT PLN.
Melalui perencanaan program CSR serta pengelolaan stakeholder yang didasarkan hasil
pemetaan sosial dan stakeholder ini diharapkan dapat memiliki potensi untuk meningkatkan
penerimaan dan dukungan dari masyarakat terhadap perusahaan sekaligus menunjang
kelancaran operasional dan aktivitas bisnis perusahaan.
B. Metode
Pengumpulan data dalam background study ini dilakukan dengan pendekatan secondary
research (desk research) dan dianalisis dengan metode SLA (Sustainble Livelihood
Approach: 5 aset yaitu SDA, SDM, Fisik, keuangan, dan sosial ).
C. Ruang Lingkup
Background study ini mengkaji berbagai aspek sosial ekonomi berdasarkan metode Double
Diamond dengan fokus wilayah di tingkat kecamatan, PLTU Asam-Asam, yaitu Kecamatan
Jorong dan Desa Simpang Empat Sungai Baru.
D. Gambaran Umum Lokasi Pemetaan Sosial

1. Kab.Tanah Laut

1.1. Sejarah Singkat Tanah Laut, Provinsi Kalimantan Selatan


Tanah Laut mulanya adalah sebuah wilayah kewedanan yang berada di dalam
wilayah Daswati II Banjar, memiliki wilayah yang cukup luas serta potensi yang
cukup besar di beberapa bidang sebagai sumber pandapatan daerah, kehutanan
beserta isinya, laut dan kekayaan alam didalamnya, barang-barang tambang yang

Page | 2
terkandung dalam tanah, serta kesuburan lahan-lahan perkebunan dan pertanian.
Potensi yang cukup besar dimiliki Tanah Laut pada masa itu belum bisa
dimanfaatkan secara maksimal, kurang nya sarana dan prasarana memadai
merupakan penyebab utamanya. Oleh karena itu keadaan yang demikian senada
dengan beberapa kewedanan lain yang berada di kalimantan selatan, hingga
muncul tuntutan semangat dan keinginan kuat para tokoh untuk menjadikan Tanah
Laut sebagai Daswati II.
Hasrat tersebut pernah disampaikan oleh beberapa wakil Legiun Veteran Republik
Indonesia (LVRI) melalui sebuah resolusi dalam konverda LVRI se-Kalimantan
Selatan yang dilaksanakan di ibu kota kabupaten Banjar yaitu Martapura,
disampaikan oleh Ach. Syahrani dan kawan-kawan pada tahun 1956. Kemudian
pada tahun 1957, H. Arpan dan kawan-kawan, selaku wakil rakyat Tanah Laut yang
duduk di DPRD Banjar, memperjuangkan agar status wilayah kewedanaan yang
disandang Tanah Laut dapat ditingkatkan menjadi Daswati II. Tekad tersebut
membuahkan hasil dengan terselanggaranya rapat pada tanggal 3 Juni 1961,
bertempat di rumah Moh. Afham, dipimpin oleh Materan HB. Rapat tersebut
mengahsilkan terbentuknya sebuah panitia persiapan pembentukan Daswati II
Tanah Laut dengan ketua umum dipegang oleh Soearjan. Panitia ini dikenal dengan
nama Panitia Tujuh Belas dengan tugas pokok melakukan persiapan
penyelenggaraan musyawarah besar seluruh masyarakat Tanah Laut. Dalam
pelaksanannya panitia tersebut memiliki lima tugas pokok sebagai berikut:
1. Mengadakan hubungan dengan pemuka/tetuha masyarakat guna mendapatkan
dukungan.
2. Mengumpulkan data potensi daerah.
3. Mengusahakan pengumpulan dana.
4. Membuat pengumuman untuk disebarluaskan kepada mesyarakat.
5. Menyelenggarakan ceramah dengan meminta kesediaan Ach. Syahrani, H. M.
N. Manuar, Wedana Usman Dundrung, Mahyu Arief dan H. Abdul Wahab.
Usaha Panitia Tujuh Belas membawa hasil dengan terselenggaranya Musyawarah
Besar se-Tanah Laut pada tanggal 1 dan 2 Juli 1961, dan menghasilkan resolusi
pernyataan serta terbentuknya "Panitia Penyalur Hasrat Rakyat Tuntutan Deswati II
Tanah Laut" yang diketahui oleh H.M.N. Manuar. Pada tanggal 12 Juli 1962 panitia
ini menyampaikan memori Tanah Laut ke-pada Bupati Banjar dan wakil DPRD GR II
Banjar. Menanggapi hal tersebut ketua seksi A DPRD melakukan peninjauan ke
Tanah Laut pada tanggal 6 Agustus 1962, hasil peninjauan di bawa kedalam
sebuah sidang pada tanggal 3 September 1962, memutuskan memberikan
dukungan kepada tuntutan Tanah Laut untuk dijadikan Daswati II, dengan Surat
Keputusan nomor 37/3/DPRDGR/1962.
Dengan diterbitkanya Surat Keputusan tersebut, Penitia terus berusaha
mendapatkan dukungan DPRD GR I kalimantan selatan, aspirasi ini disampaikan
pula melalui Kerukunan Keluarga Tanah Laut. Atas usaha tersebut pada tanggal 26
November 1962 tim DPRD GR I melakukan peninjauan, dari hasil kunjungan

Page | 3
tersebut DPRD GR I mendukung usaha Tanah Laut dengan terbentuknya sebuah
Resolusi yang ditujukan kepada Menteri Dalam Negri dan Otonomi Daerah dengan
Surat bernomor 12/DPRDGR/RES/1962.
Sebagai realisasi dari resolusi, DPRD GR tingkat I Kalimantan Selatan mengirimkan
tim yang dipimpin ketua komisi B, yaitu Imam Sukami Handokowijoyo dan tiba di
Tanah Laut pada tanggal 27 Oktober 1963 yang disambut dengan rapat umum,
dilanjutkan dengan peninjauan ke daerah Kintap serta Ujung Batu, kemudian
melakukan pertemuan dengan pejabat dan panitia penuntut. Dalam pertemuan
dengan DPR GR RI tim mengajukan agar panitia ditingkatkan menjadi Badan
Persiapan Pembentukan Deswati II Tanah Laut, dengan ketua H.M.N. Manuar.
Pada tanggal 31 Oktober 1963 sidang DPRD GR tingkat I Kalimantan Selatan
menyetujui resolusi yang mendesak kepada Gubernur untuk menunjuk Penguasa
Daerah bagi Tapin, Tabalong dan Tanah Laut. Kemudian pada tanggal 11 Agustus
1964 diadakan serah terima kekuasaan Kewedanan Tanah Laut kepada Bupati
Banjar yantg selanjutnya pada tanggal 9 September 1964 diresmikan kentor
Persiapan Tk. II Tanah Laut oleh bapak Gubernur Kaliamantan Selatan, sekaligus
melantik GT. M. Taberi sebagai kepala kantor persiapan.
Pada tanggal 24 April 1965 Badan persiapa yang diperbaharui dalam suatu
musyawarah di Gedung Bioskop Sederhan Pelaihari yang dipimpin oleh A. wahid
dan berhasil menyusun Badan Persipan Tk. II yang baru dengan ketua umum R.
Sugiarto dan sekretaris umum adalah A. Miskat. Dalam kurun waktu Agustus
sampai dengan November 1965, Bdan Persiapan mengadakan beberapa kalli rapat
dan pertemuan dalam rangka mempersiapkan menyambut lahitnya Kabupaten
Tanah Laut yang sudah diambang pintu. Dengan lahirnya Undang Undang nomor 8
tahun 1965, tentang pembentukan Deswati II Tapin, Tabalong dan Tanah Laut,
maka pada tanggal 2 Desember 1965 dilaksanakan upacara peresmian berdirinya
Deswati II Tanah Laut oleh Menteri Dalam Negeri dan Otonomi Daearah DR.
Soemarno. Dengan demikian tanggal 2 Desember dicatat sebagai Hari Jadi
Kabupaten Tanah Laut yang diperingati setiap tahunnya.

Gambar 1. Peta Kab.Tanah Laut

1.2. Kondisi Umum Kab Tanah Laut


Kabupaten Tanah Laut dengan Ibukota Pelaihari dibatasi: sebelah barat dan

Page | 4
sebelah selatan oleh Laut Jawa, sebelah timur oleh Kabupaten Tanah Bumbu dan
sebelah utara oleh Kabupaten Banjar dan Kota Banjarbaru. Secara letak geografis,
Kabupaten Tanah Laut terletak di antara LS114o30'20'' BT – 115o23'31'' BT dan
3o30'33'' LS - 4o11'38''. Luas wilayah Kabupaten Tanah Laut adalah 3.631,35 km2
(SK. Gubernur) atau hanya 9,71 persen dibandingkan dengan luas wilayah Provinsi
Kalimantan Selatan. Kabupaten Tanah Laut terdiri dari 11 Kecamatan.
Daerah yang paling luas adalah Kecamatan Jorong dengan luas 628,00 km2,
kemudian Kecamatan Batu Ampar seluas 548,10 km2 dan Kecamatan Kintap
dengan luas 537,00 km2, sedangkan kecamatan yang luas daerahnya paling kecil
adalah Kecamatan Kurau dengan luas hanya 127,00 km2.
Berikut peta infrastruktur Kab Tanah Laut seperti di bawah ini:

Gambar2. Peta Infrastruktur Kab Tanah Laut


Kabupaten Tanah Laut memiliki iklim tropis dengan temperatur Maksimum berkisar
antara 35,1 C – 36,2 C, dan rata-rata temperature udara perbulan berkisar 26,8⁰ C
– 28,4⁰ C.
Penduduk Kabupaten Tanah Laut berdasarkan proyeksi penduduk tahun 2017
sebanyak 334.328 jiwa dengan laju pertumbuhan 1,53 persen dari tahun 2016.
Sementara itu besarnya angka rasio jenis kelamin tahun 2017 penduduk laki-laki
lebih besar dibanding perempuan. Rasio Jenis Kelamin pada Tahun 2017 sebesar
105,30. Kepadatan penduduk di Kab Tanah Laut tahun 2017 dilihat dari
perbandingan perkecamatan, maka Jumlah terbanyak Kecamatan Pelahairi 65.251
Jiwa, dengan kepadatan penduduk 172 Jiwa per Km2, kemudian Kecamatan Kintap
51.328 jiwa dengan kepadatan penduduk 95 jiwa per Km2 dan yang yang paling
sedikit jumlah penduduknya kecamatan kurau sebanyak 11.902 dengan kepadatan

Page | 5
penduduk 94 jiwa per km2.
Selama 5 Tahun Terakhir 2013-2017, Pertumbuhan ekonomi Kabupaten Tanah Laut
tahun 2017 adalah sebesar 4,64 persen (tahun dasar 2010). Secara agregat,
perekonomian Tanah Laut melambat sejak tahun 2014 yaitu dari 3,19 persen, pada
tahun 2015 menjadi 2,87 persen, pada tahun 2016 menjadi 3,25 dan meningkat
pada tahun 2017 menjadi 4,64 persen. Kab.Tanah Laut struktur prekonomiannya di
dominasi oleh 5 Kategori lapangan usaha yaitu Pertanian, Kehutanan, dan
perikanan serta Pertambangan dan penggalian. Kontribusi sektor ini pada
pembentukan PDRB berpariasi. Yang terbesar berkontribusi pada pembentukan
PDRB Tanah Laut taun 2017, adalah sektor pertambangan dan penggalian dengan
angka 24,41 persen, kemudian di susul oleh pertanian, kehutan dan perikanan
19,20 persen, disusul oleh industri pengolahan sebesar 12,85 persen, lapangan
usaha perdagangan besar dan eceran, reparasi mobil dan motor sebesar 10,77
persen dan yang terakhir Kontruksi sebesar 7,28 persen.
Diantara kelima kategori lapangan usaha tersebut, Pertambangan dan penggalian
mengalami penurunan peranan. Selain pertambangan dan penggalian, sektor
pertanian dan perikanan serta kehutanan, juga mengalami penurunan yang
diakibatkan oleh berkurangnya luas lahan serta terjadinya banjir dan bencana alam.
Sebaliknya industri pengolahan, industri perdagangan besar dan eceran, reparasi
mobil dan motor serta kontruksi, perannya terus meningkat.
Untuk aspek pendidikan, Kabupaten Tanah Laut pada tahun 2017, berdasarkan
data dari Dinas Pendidikan Kab Tanah Laut tercatat di Kabupaten Tanah Laut terdiri
dari Sekolah Dasar berjumlah 238, Sekolah Menengah Tingkat Pertama berjumlah
58, Sekolah Menengah Atas berjumlah 18 dan SMK berjumlah 10. Sedangkan
Sekolah yang dibawah Kementrian Agama, Madrasah Ibtidaiyah negeri berjumlah
5, Madrasah Tsanawiyah berjumlah 6 sedangkan madrasah Aliyah Negeri berjumlah
1.
Sedangkan aspek kesehatan terdapat beberapa fasilitas kesehatan yang terdapat di
Kab Tanah Laut yaitu Rumah Sakit, Rumah Bersalin, Puskesmas, Posyandu, Klinik
atau balai kesehatan dan Polindes. Rumah Sakit yang terdapat di Kab Tanah Laut
sebanyak 1 unit yaitu terdapat di Kecamatan Pelaihari. Sementara untuk
keberadaan puskesmas sebanyak 19 unit, Jumlah Posyandu 273 unit, Klinik/Balai
kesehatan terdapat sebanyak 11 unit, untuk fasilitas kesehatan berupa Polindes
tercatat sebanyak 17 unit.

1.3. Kondisi Agama, Sosial, dan SDM di Kab Tanah Laut


Berdasarkan Agama yang dianut, penduduk Kabupaten Tanah Laut mayoritas
beragama Islam yaitu tercatat sebanyak 315.124 muslim. Kemudian disusul oleh
Protestan 1525 orang, Katolik 819 orang, Hindu 1412 orang, dan Budha 255 orang.
Dengan Jumlah tempat ibadah yang terdiri dari Masjid 272 unit, Mushola 651 unit,
Greja Protestan 12 unit, Greja Katolik 5 unit, Pura 4 sedangkan Wihara 1 unit.
Sementara tindak kriminalitas di Kab Tanah Laut berdasarkan data dari Kepolisian
Resort Kabupaten Tanah Laut mengalami penurunan dengan jumlah dari 309 kasus

Page | 6
ditahun 2015 menjadi 149 kasus di tahun 2017.
Angka IPM Kab Tanah Laut pada tahun 2017 mencapai 68,00. Berarti, tingkat
pencapaian pembangunan manusianya dapat dikatakan masih sekitar 68 persen
dari kondisi pembangunan manusia yang ideal (IPM ideal = 100) status
pembangunan manusia Kabupaten Tanah Laut tahun 2017 masih berada pada
kategori “sedang”.

Angka harapan hidup yang mempresentasikan dimensi kesehatan, pada tahun 2017
mengalami kenaikan. Besarnya sendiri mencapai 68,89, yang berarti setiap
penduduk Kab Tanah Laut yang dilahirkan pada tahun 2017 dapat berharap hidup
sampai usia 66 tahun lebih.

Harapan lama sekolah dan rata-rata lama sekolah yang mewakili dimensi
pengetahuan, pada tahun 2017 mencapai 11,82 tahun. Berarti, setiap penduduk
Kab Tanah Laut yang berusia 7 tahun pada tahun 2017, dapat berharap untuk
bersekolah selama 13 tahun lebih, atau kuliah sampai semester 3. Rata-rata lama
sekolah pada tahun 2017 mencapai 7,37 tahun. Berarti, setiap penduduk Kab
Tanah Laut yang berusia 25 tahun ke atas pada tahun 2016, rata-rata bersekolah
hingga setara kelas 1 SMA.

Pengeluaran per kapita setahun mempresentasikan standar hidup layak, pada


tahun 2017 mengalami kenaikan. Besaran pengeluarannya sendiri mencapai 10,925
juta rupiah.

1.4. Potensi Sumber Daya Alam dan Ekonomi Kab Tanah Laut
Kab Tanah Laut adalah sebuah Kabupaten di Provinsi Kalimantan Selatan, Indonesia.
Kab Tanah Laut dikenal sebagai daerah industri. Semakin pesatnya pertumbuhan
ekonomi dan industri di Kab Tanah Laut, disamping berdampak positif berupa
peningkatan kesejahteraan, juga dapat menimbulkan dampak negatif yang tidak
kalah menarik dan tidak bisa terbendung, yakni kerusakan alam. Sebagai daerah
industri, yang salah satunya terdapat industri tambang sangat rawan sekali untuk
terjadinya pencemaran lingkungan, baik itu pencemaran air, tanah, maupun udara.
Oleh sebab itu Badan Lingkungan Hidup Kab Tanah Laut terus berupaya semaksimal
mungkin untuk mencegah terjadinya pencemaran lingkungan.
Pesatnya pembangunan dan pertumbahan penduduk di Kabupaten Tanah Laut telah
menimbulkan permasalahan lingkungan antara lain sanitasi lingkungan yang rendah,
pelanggaran dan perambasan kawasan yang berfungsi lindung, penyimpangan
pemanfaatan ruang, pencemaran lingkungan, kerusakan ekosistem dan sumberdaya
alam lainnya.
Berbagai upaya telah dilakukan oleh pemerintah dan masyarakat Tanah Laut dalam
mengantisipasi perubahan-perubahan lingkungan, meliputi pembenahan sarana dan
prasarana, pembuatan peraturan, dan pedoman pengelolaan lingkungan,
peningkatan kapasitas aparat dan masyarakat, pemantauan lingkungan. Dalam
praktek, beberapa upaya yang telah dilakukan seperti penghijauan, pengelolaan

Page | 7
persampahan, pembinaan kepada masyarakat dan lain sebagainya. Disamping
prakarsa dari pemerintah, upaya pelestarian lingkungan juga dilakukan oleh
masyarakat baik secara kelompok maupun individu.
Di Kabupaten Tanah Laut lahan potensial kritis seluas 54.929 Ha, terdapat pada
areal kawasan sungai dan ditumbuhi alang-alang. Dari tahun 2009 sampai 2011
telah dilakukan rehabilitasi lahan potensial kritis.
Lingkungan Hidup merupakan hal yang harus dikelola sebaik mungkin sebagai
penyeimbang alam dengan pesatnya pertumbuhan baik itu pertumbuhan penduduk,
kawasan permukiman maupun kawasan perdagangan dan jasa serta industri.

 Potensi Ekonomi di Bidang Perkebunan dan Peternakan

Selain pada pertanian pangan, Kabupaten Tanah Laut juga menjadi salah satu sentra
tanaman perkebunan di Kalimantan Selatan terutama untuk komoditas kelapa sawit.
Luas pertanaman kelapa sawit tahun 2017 mencapai 7.860 ha, mengalami
penurunan sebesar 35,2 persen dari luas panen dibading kan tahun 2016. Hal ini
disebabkan oleh turunnya harga kelapa sawit dan kemarau yang berkepanjangan.
Karet pun mengalami penurunan sebesar 50,7 menjadi 9.196 Ha.
Selain Pertanian dan Perkebunan, Kab.Tanah Laut juga memiliki potensi di bidang
Peternakan dan Perikanan yang belum di optimalkan secara maksimal. Menurut
jenisnya usaha peternakan dibedakan atas ternak besar (sapi, kuda dan kerbau),
ternak kecil (babi, kambing, domba) dan ternak unggas (ayam dan itik). Ternak sapi
merupakan primadona komoditi peternakan Kabupaten Tanah Laut yang mengalami
peningkatan populasi. Populasi Ternak sapi ini mengalami peningkatan di akhir 2017,
sebesar 75.665 ekor, populasi ini naik 16, 11 persen dibanding taun lalu.

 Potensi Ekonomi di Bidang Perikanan

Selain Peternakan, potensi Kelautan Kab.Tanah laut juga sangat besar, pada tahun
2011 produksi perikanan laut tercatat sebanyak 37,483 ton dan produksi perikanan
perairan umum tercatat sebanyak 4.708 ton. Jumlah kapal penangkap ikan tahun
2011 mencapai 1.929 unit. Guna mendukung armada penangkapan di laut perlu
dukungan peralatan penangkapan bagi nelayan untuk dapat memanfaatkan potensi
secara maksimal. Luas perikanan darat di Kabupaten Tanah Laut pada tahun 2011
adalah seluas 9.174,3 m3 dengan jumlah rumah tangga produksi sebesar 231 ton.
Produksi perikanan perairan umum sebesar 4.708 ton. Dan Produksi ikan dari
Perairan Umum dan Perairan Laut, pada Tahun 2017 mengalami peningkatan dari
tahun-tahun sebelunya, sebesar 52.824 Ton dari laut dan dari perairan umum 3.965
ton.

 Potensi Ekonomi di Bidang Perindustrian


a. Industri Pengolahan
Sektor undustri merupakan penopang prekonomian, hampir diberbagai
daerah, tak terkecuali di Kabupaten Tanah Laut. Industri yang tumbuh pesat
di Kabupaten Tanah Laut adalah industri pengolahan makanan dengan

Page | 8
jumlah perusahaan 1.004 perusahaan. Ini berdampak pada penyerapan
tenaga kerja hingga 65 persen dari seluruh tenaga kerja yang diserap oleh
perusahaan. Sedangkan industri galian bukan logam, hanya
menyumbangkan 16,79 persen dari hasil keseluruhan nilai produksi dari
jumlah 60 perusahaan.
b. Pertambangan
Sektor pertambangan, khususnya pertambangan batubara, beberapa tahun
terakhir sudah mengambil peranan dalam perekonomian Tanah Laut.
Berdasarkan data yang sudah terkompirmasi, pada tahun 2017, produksi
batubara meningkat sebesar 25, 19 dari 2016 dari 7,13 Ton menjadi 8,9
Juta ton.
Sektor pertambangan mengambil peranan dalam perekonomian Tanah Laut,
berdasarkan data yang diperoleh tercatat, yaitu :
1. Batubara, berlokasi di Kecamatan Kintap, Jorong, Panyipatan, Batu
Ampar, Bati-Bati dan Takisung, dengan luasan 185.134,17 Ha
2. Batu Besi, berlokasi di Kecamatan Pelaihari dan Panyipatan, dengan
luasan 479.814,87 Ha
3. Emas, berlokasi di Kecamatan Pelaihari, Tambang Ulang, Bati-Bati dan
Kurau, dengan luasan 587,05 Ha
4. Nikel, berlokasi di Kecamatan Bati-Bati, dengan luasan 5.535,00 Ha

5. Kromit, berlokasi di Kecamatan Pelaihari, dengan luasan 4.679,00 Ha

6. Andesit, berlokasi di Kecamatan Pelaihari, dengan luasan 125,19 Ha

7. Batu Gamping, berlokasi di Kecamatan Kintap, dengan luasan 2.246,48


Ha
8. Intan, berlokasi di Kecamatan Bati-Bati dan Kurau, dengan luasan
190,43 Ha
9. Mangan, berlokasi di Kecamatan Pelaihari dan Tambang Ulang, dengan
luasan 3.009,96 Ha
10. Marmer, berlokasi di Kecamatan Kintap, Jorong dan Pelaihari, dengan
luasan 784,88 Ha
11. Oker, berlokasi di Kecamatan Pelaihari dan Panyipatan, dengan luasan
556,32 Ha
12. Pasir Kuarsa, berlokasi di Kecamatan Jorong dan Panyipatan, dengan
luasan 3.802,17 Ha
13. Peridotit, berlokasi di Kecamatan Panyipatan, dengan luasan 60,05 Ha
14. Tanah Liat, berlokasi di Kecamatan Jorong, Penyipatan, Batu Ampar
dan Pelaihari, dengan luasan 1.895,39 Ha

Page | 9
c. Listrik dan Air Minum
Penggunaan tenaga listrik dewasa ini semakin luas. Tidak hanya sebagai
sarana untuk memenuhi kebutuhan rumah tangga, melainkan juga sebagai
sarana produksi. Tenaga listrik di Kabupaten semakin banyak digunakan
untuk mendorong pertumbuhan sektor industri.
Sebagai sarana produksi, tersedianya tenaga listrik dalam jumlah dan
kualitas yang memadai serta terjamin kontinyuitasnya akan dapat
mendorong laju pertumbuhan ekonomi khususnya sektor industri maupun
bidang lainnya. Oleh karena itu, peningkatan kapasitas terpasang dan
perluasan jangkauan pelayanan menjadi sasaran penting bagi
pengembangan sumber energy tersebut. Faktor layanan juga merupakan
hal penting untuk menjamin kesinambungan suplai aliran listrik secara
kontinyu.
Sebagian besar kebutuhan tenaga listrik di Tanah Laut dipenuhi oleh
Perusahaan Umum Listrik Negara Wilayah VI Banjarmasin. Hingga Tahun
2017 seluruh daya terpasang dan terjual terus meningkat dengan rata-rata
peningkatan masing-masing sebesar 10,25 persen.
Ketersedian air minum yang sehat sangat dibutuhkan masyarakat,
berdasarkan data yang diperoleh air minum yang terjual adalah sebesar
882.617 m3, dengan peningkatan jumlah pelanggan PDAM berjumlah
48.450 pelanggan.

 Perdagangan Dan Koperasi

Perdagangan berperan dalam mendukung kelancaran penyaluran arus barang


dan jasa untuk memenuhi kebutuhan pokok masyarakat serta mendorong
pembentukan harga yang wajar. Oleh karena itu pembangunan perdagangan
sangat penting dalam upaya mempercepat pertumbuhan ekonomi dan
pemerataan serta memberikan sumbangan yang cukup berarti dalam penciptaan
lapangan usaha, perluasan kesempatan kerja, peningkatan pendapatan,
penanggulangan kemiskinan dan peningkatan ekspor non migas. Perusahaan
perdagangan di Kabupaten Tanah Laut hingga Tahun 2017 berjumlah 355.
Peningkatan perusahaan yang berbentuk cv/firma dari tahun 2016 lebih banyak
perusahaan yang bersifat berbdan hukum perorangan.
Koperasi sebagai lembaga profit-sosial, sangat trategis dalam meningkatkan
kesejahteraan ekonomi untuk anggotanya melalui berbagai usaha. Lembaga
Koperasi di Kabupaten Tanah Laut ini, jumlahnya sangat banyak. Secara
keseluruhan jumlah koperasi yang terdaftar berjumlah 146 yang terbagi menjadi
dua yaitu koperasi unit desa (KUD) berjumlah 38 unit dan koperasi primer non
KUD berjumlah 108 unit.

 Pariwisata

Sejarah perkembangan kepariwisataan di Kabupaten Tanah Laut sudah


berlansung sejak lama. Sektor ini mempunyai potensi yang sangat besar untuk

Page | 10
dapat dikembangkan. Pemerintah maupun masyarakat berupaya untuk
membangun pariwisata dikarenakan potensi wilayah Tanah Laut di sektor
pertambangan atau energy mulai berkurang. Perkembangan kepariwisataan di
Kabupaten Tanah Laut terus meningkat. Jumlah obyek wisata alam di
Kabupaten Tanah Laut sebanyak 25 buah obyek wisata, yang terdiri dari wisata
pantai, wisata alam, wisata pancing, wisata taman dan wisata sejarah.
Pengunjung wisata 2017 bila dibandingkan dengan Tahun 2016 mengalami
peningkatan 13 persen dengan jumlah pengunjung 139.919 orang. Jumlah Hotel
untuk menampung wisatawan, terasa kurang dengan melihat potensi wisata
yang masih bias di kapitalisasi untuk menarik capital dari keberadaan objek
wisata tersebut. Tercatat Jumlah hotel yang berada di Kab.Tanah Laut
berjumlah 17 dengan jumlah kamar 225 buah.

2. KECAMATAN JORONG

2.1. Profil Kecamatan Jorong

a. Kondisi Geografis dan Topografi Kecamatan Jorong


Kecamatan Jorong adalah bagian dari wilayah Kabupaten Tanah Laut, yang
terletak pada 114,738° − 115,167° Bujur Timur dan 3,68058° – 4,10942°
Lintang Selatan dengan batas-batas sebagai berikut :
 Sebelah Utara : Kecamatan Batu Ampar
 Sebelah Timur : Kecamatan Kintap
 Sebelah Barat : Kecamatan Panyipatan
 Sebelah Selatan : Laut Jawa
Tinggi tempat Kecamatan Jorong dari permukaan laut adalah 9 meter dengan
luas Wilayah 628,00 Km2 dan melingkupi 11 Desa. Kecamatan Jorong Kabupaten
Tanah Laut, Provinsi Kalimantan Selatan. Lokasi wilayah studi dapat dilihat
Gambar berikut.
Gambar 3.3 Peta Kecamatan Jorong Kabupaten Tanah Laut

Page | 11
b. Penduduk dan Sosial Budaya
Aspek demografi suatu wilayah sangat penting artinya bagi perencanaan
pemberdayaan sebab selain merupakan faktor pendukung dalam penyediaan
tenaga kerja yang diibutuhkan sekaligus dapat pula menjadi faktor penghambat.
Kualitas penduduk yang rendah dan terlalu banyak melebihi daya dukung
lingkungan dapat mempercepat terjadinya kerusakan lingkungan dan memicu
kemiskinan. Jumlah penduduk Kecamatan Jorong Kabupaten Tanah Laut pada
tahun 2016 adalah 33.432 Jiwa.
Berdasarkan tabel dibawah, jumlah penduduk terbanyak dari 11 Desa di
Kecamatan Jorong terdapat di Desa Asam Asam 8. 901 jiwa sebaliknya dan
jumlah penduduk paling sedikit terdapat di Desa Batalang yaitu 971 jiwa. Dari
table tersebut juga dapat diketahui desa yang terpadat jumlah penduduknya di
Kecamatan Jorong yaitu Desa Alur dengan tingkat kepadatan 417 Jiwa/Km 2 dan
desa terjarang penduduknya adalah Desa Swarangan dengan kepadatan 11
jiwa/Km2.
Table Luas Wilayah, Banyaknya Penduduk Dan Kepadatan Penduduk Menurut Desa Tahun 2016.

Banyaknya Kepadatan
Desa/Kelurahan Luas Desa (Km2) Penduduk Penduduk
(Jiwa) Per Km2

1 Sabuhur 235,00 3 608 15

2 Swarangan 175,00 2 009 11

3 Alur 4,78 1 994 417

4 Jorong 26,22 4 574 174

5 Karang Rejo 15,00 2 749 183

6 Muara Asam-Asam 10,00 2 540 254

7 Asam Jaya 9,00 1 753 195

Page | 12
8 Asri Mulya 9,00 1 411 157

9 Asam-Asam 56,00 8 901 159

10 Batalang 23,00 971 42

Simpang Empat
11 65,00 2 922 45
Sei Baru

  Jorong 628,00 33 432 53

Sumber: Kecamatan Jorong Dalam Angka tahun 2017.

Komposisi penduduk dapat dilihat dari segi jenis kelamin. Di Jorong, jumlah
penduduk laki-laki lebih banyak dari pada penduduk perempuan. Hal ini dapat
ditunjukkan dari besaran sex ratio yang bernilai di atas 100. Pada tahun 2016,
nilai sex ratio yang sebesar 111,70 berarti untuk setiap 100 perempuan terdapat
112 laki-laki. Hal ini dapat dipahami karena daerah tersebut merupakan daerah
pertambangan dan industri yang merupakan salah satu daerah tujuan migrasi.
Penduduk Menurut Jenis Kelamin dan Sex Rasio Agustus Tahun 2016

Jenis Kelamin Sex Rasio


Desa/Kelurahan Jumlah
Laki- laki Perempuan (%) 

1 Sabuhur 1 912 1 696 3 608 112,74

2 Swarangan 1 055 954 2 009 110,59

3 Alur 1 037 957 1 994 108,36

4 Jorong 2 376 2 198 4 574 108,10

5 Karang Rejo 1 457 1 292 2 749 112,77

Muara Asam-
6 1 344 1 196 2 540 112,37
Asam

7 Asam Jaya 917 836 1 753 109,69

8 Asri Mulya 753 658 1 411 114,44

9 Asam-Asam 4 759 4 142 8 901 114,90

10 Batalang 514 457 971 112,47

Simpang Empat
11 1 516 1 406 2 922 107,82
Sei Baru

  Jorong 17 640 15 792 33 432 111,70

Sumber: Kecamatan Jorong Dalam Angka tahun 2017.

Tabel di atas menunjukkan bahwa tipologi keluarga di desa-desa tersebut


termasuk keluarga batih (nucleur family) yang terdiri dari suami, isteri dan 1
orang anak. Tipologi keluarga batih seperti ini umumnya terdapat di per kotaan,
sedangkan di perdesaan tipologi keluarga yang lazim dijumai adalah keluarga
luas atau extended family yang terdiri dari suami, isteri, anak dan anggota
keluarga lainnya. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa secara demografis
desa Kecamatan Jorong menunjukkan pergeseran dari kehidupan pedesaan

Page | 13
(rural) menuju kehidupan perkotaan (urban) yang didominasi oleh sektor
sekunder seperti pertambangan dan industri. Salah satu parameter kualitas
sosial budaya adalah potensi sumberdaya manusia berdasarkan tingkat
pendidikan. Dimana semakin tinggi tingkat pendidikan akan berpengaruh
terhadap kualitas sumberdaya manusia dan akan baik pula kualitas lingkungan
sosial.

c. Perekonomian
Orang Banjar dikenal dengan julukan masyarakat air karena adanya pasar
terapung, tempat perdagangan hasil bumi dan kebutuhan hidup sehari-hari di
sungai-sungai kota Banjarmasin, ibukota Propinsi Kalimantan Selatan, sebagian
besar mereka hidup bertani dan menangkap ikan. Pada saat ini masyarakat
Banjar sudah banyak yang berprofesi atau bekerja sebagai pedagang, sopir,
penambang, buruh bangunan, guru, pegawai bank, atau menjadi pegawai
negeri. Selain itu, mereka mempunyai keahlian menganyam dan membuat
kerajinan permata yang diwariskan secara turun temurun.
Table 1 Banyaknya Keluarga Menurut Tahapan Keluarga Sejahtera Tiap Desa Tahun 2016

Pra Sejahter Sejahter Sejahter


Sejahter Jumla
Desa/Kelurahan Sejahter a Tahap a Tahap a Tahap
a III h
a I II III

1 Sabuhur 10 216 488 222 31 967

2 Swarangan 5 104 300 48 21 478

3 Alur 15 117 274 149 0 555

4 Jorong 26 330 679 383 0 1 418

5 Karang Rejo 9 191 243 138 21 652

6 Muara Asam-Asam 45 80 188 224 52 589

7 Asam Jaya 115 110 102 121 25 473

8 Asri Mulya 55 50 200 70 2 377

9 Asam-Asam 120 243 329 667 71 1 430

1
Batalang 9 99 164 171 63 446
0

1 Simpang Empat Sei


116 181 1 354 966 124 2 741
1 Baru

10
  Jorong 525 1 661 4 321 3 209 410
126

Sumber: Kecamatan Jorong Dalam Angka tahun 2017

Kekayaan alam dan kesuburan tanah tempat orang Banjar ternyata tidak
otomatis meningkatkan taraf hidup mereka. Hal ini disebabkan karena sarana
dan prasarana transportasi (kondisi jalan dan angkutan) yang terbatas
menyebabkan produk pertanian dan non pertanian mereka sulit untuk
dipasarkan. Selain itu, kesulitan mendapat modal juga mengurangi ruang gerak

Page | 14
mereka. Berdasarkan karakteristiknya, matapencaharian masyarakat di wilayah
studi dapat dibagi menjadi beberapa sub bidang yaitu:

i. Pertanian
Tanaman perkebunan di Kecamatan Jorong utamanya adalah karet dan sawit.
Luas tanam karet 2.687 hektar dengan produksi 1.125 ton dan luas tanam
kelapa sawit 1.818 hektar dengan produksi 3.314 ton.
Table 2 Luas Tanam Dan Produksi Tanaman Perkebunan Menurut Jenis Tanaman Tahun 2016

Luas Tanam Produksi


Jenis Tanaman
(Ha) (Ton)
1. Karet 2 687 1 125

2. Kelapa Sawit 1 818 3 314

3. Kelapa Lokal 0 0

4. Cengkeh 0 0

5. Kopi 0 0

Sumber: Kecamatan Jorong Dalam Angka tahun 2017

Kehidupan masyarakat Banjar tidak lepas dengan kehidupan agrarisnya,


mengingat kebanyakan penduduknya menyandarkan pendapatannya dalam
bidang pertanian, walaupun ada usaha sampingan terutama penduduk yang
bertempat tinggal di dataran rendah, dataran tinggi, rawa dan dekat sungai.
Beberapa istilah dalam bertani, masing-masing mempunyai kata tersendiri untuk
menyebutkannya seperti:

 Khusus dataran tinggi, ada beberapa kriteria penyebutan seperti: “Ladang


Tegalan atau Bahuma Gunung”. Biasanya dilakukan oleh masyarakat
yang bermukim didaerah pegunungan seperti pengunungan meratus
yang sistemnya masih menggunakan sistem tebang-bakar atau swidden
(berpindah) yang menggunakan sistem siklus apabila lahan yang telah
digunakan nantinya dapat kembali ditanami apabila telah menjadi
belukar. Ini mungkin memerlukan waktu yang relatif lama, tetapi karena
telah menjadi kebiasaan maka nantinya tanah tersebut akan tetap diolah.
 Khusus dataran rendah, menyebutnya dengan istilah: Sawah untuk
membedakan antara pertanian dataran tinggi dan rendah dimana pada
pertanian dataran rendah sendiri berada dialiran sungai-sungai besar
yang ada di Kalimantan Selatan, dibedakan menjadi:

1) Sawah Tahun
Umur padinya sampai 1 tahun, biasanya dilakukan oleh
masyarakat yang tersebar didaerah khususnya seluruh Kalimantan
Selatan.
2) Bahuma Surung

Page | 15
Menanam bibit padi dilakukan pada saat musim kemarau tiba,
dengan panennya saat musim hujan. Bahuma surung ini dilakukan
Urang Banjar hanya sebagai penyeling Sawah Tahun, hingganya
lahan tidak terlantar dan tidak akan menjadi lahan tidur.
3) Bahuma Rintak
Kebalikan dari bahuma surung maka pelaksanaannya dapat
dilakukan pada saat musim penghujan, sedangkan panennya
dilakukan pada saat kemarau.
4) Bahuma Gadabung
Sama seperti padi sawah tahun, hanya saja dalam hal perbedaan
penanaman bibitnya menyesuaikan dengan keadaan musim.
Bahuma Gadabung sudah tidak dilakukan lagi mengingat musim
yang tidak menentu.
5) Bahuma Penyambung
Mengingat kemungkinan musim hujan yang lama maka
dilakukanlah bahuma penyambung ini agar tidak terjadi kegagalan
panen pada saat musim yang tidak menentu.

ii. Perkebunan
Berkebun merupakan kegiatan masyarakat yang dilakukan di dataran rendah
dan di dataran tinggi sesuai dengan geografis wilayahnya, usaha berkebun ini
sebagai usaha jangka panjang yang dilakukan. Adapun berkebun yang dilakukan
urang banjar diklasifikasikan menjadi:
 Kebun Rumbia
Jenis perkebunan ini ditanam di dataran rendah yang dialiri sungai-sungai
besar seperti sungai Bahan, Negara, dan sungai tapin. Hasil dari
perkebunan ini adalah sagu, daunnya untuk atap, dan pelepahnya untuk
membuat lampit, hati atau paya digunakan untuk makan ternak yaitu
untuk pangan itik. Begitu bermanfaatnya rumbia sebagai usaha bidang
perkebunan maka usaha ini masih banyak dilakukan oleh masyarakat
Kabupaten Tapin.
 Kebun Nyiur
Merupakan perkebunan kelapa yang berada didataran rendah yang
biasanya ditanam diatas tanggul atau galangan dan parit-parit berupa
jalur-jalur untuk membawa buah yang dipetik dengan cara menghayutkan
buah kelapa tersebut di parit-parit.
 Kebun Pisang
Pengusahaan Pohon pisang juga dilakukan didataran rendah, yang
ditanam digalangan sawah.
 Kebun Paring Atau Bamboo

Page | 16
Kebun paring banyak terdapat didaerah-daerah dataran tinggi yang
kadang terlihat seperti hutan bamboo, karena jarak yang berdekatan.
Biasanya digunakan sebagai bahan baku untuk membuat kerajianan alat
penangkapan ikan, dan anyaman bambu.
 Kebun Hanau Atau Enau
Jenis pekebunan ini ditanam didaerah pegunungan dengan hawa sejuk,
proses pengambilan sarinya disebut menyadap seperti pada karet. Hanau
atau enau ini merupakan salah satu bahan baku untuk membuat gula
merah atau gula habang. Dalam proses penyadapan, orangnya harus naik
ke atas pohon untuk mengambil sari atau nira dan diletakkan di dalam
bumbung atau sejenis batang pohon bambu yang besar untuk
menyimpannya, setelah beberapa jam (saat nira telah habis menetes
yang terkandung) maka bumbung yang telah berisi cairan enau tadi
diambil dan disaring untuk memisahkan sari dari kotoran-kotoran yang
ada didalamnya, maka proses selanjutnya adalah perebusan sari sampai
cairan tersebut mengental, untuk menghasilkan warna gula merah yang
bagus (kekuning-kuningan) maka oleh sebagian orang diberi parutan
kemiri secukupnya. Maka proses terakhir adalah penuangan sari kedalan
cetakan khusus.

 Kebun Karet
Hampir diseluruh pelosok Kalimantan-Selatan terdapat perkebunan karet,
mengingat pengusahaan bidang ini dirasa sangat menguntungkan bagi
orang yang mengusahakannya, khususnya adalah di daerah dataran
tinggi seperti: Kabupaten Tanjung, Tabalong, HSU, HST, HSS dan Tapin
yang mengusahakan lahannya untuk perkebunan karet. Secara umum
penjualan hasil karet ini terdapat di daerah Tanjung
 Kebun Buah-Buahan Bermusim
Untuk kebun buah-buahan bermusim seperti: rambutan, langsat atau
duku, tiwadak atau cempedak, dan jenis buah-buahan yang ada pada
bulan-bulan tertentu, jenis buah-buahan ini tersebar di seluruh pelosok
Kalimantan Selatan.

iii. Perikanan
Jenis pengusahaan perikanan dibawah ini umumnya berada ditepian sungai-
sungai besar dengan memanfaatkan media enceng gondok (ilung) dan batang-
batang pohon yang disatukan, dengan media ini maka ikan-ikan yang hidup di
sungai bersarang pada media tersebut.
1. Perikanan darat
2. Perikanan disungai besar
3. Kumpai Paiwakan
Beberapa tempat untuk menangkap ikan:

Page | 17
 Rawa
Sama halnya dengan kumpai paiwakan maka media yang digunakan
adalah batang pohon dan enceng gondok. Namun, pemeliharaan ikan ini
lebih dikhususkan sebagai tempat memancing dan menombak ikan yang
hidup didalamnya.
 Danau
Daerah Kalimantan Selatan terdapat dua buah danau yaitu danau
panggang di Kabupaten Hulu Sungai Utara dan danau bangkau di
Kabupaten Hulu Sungai Selatan, ada berbagai macam ikan yang hidup di
danau tersebut, penangkapannyapun masih menggunakan alat-alat
tradisional yang disesuaikan dengan pola musim.
 Sungai paiwakan
Anak-anak sungai ditujukan ke daerah rawa untuk kemudian sebagai
tempat perkembangan ikan dengan menggunakan penghalang yang
terbuat dari bamboo, pada saat musim penghujan maka penghalang
antara anak sungai dengan rawa ini dibuka dimaksudkan agar ikan-ikan
ini kemudian tertampung di air rawa.

 Sumur Paiwakan
Hampir sama dengan sungai paiwakan, tetapi biasanya jauh dari tepi
sungai, hingganya terdapat kesulitan untuk mengambil hasil ikan dari
sumur paiwakan.

iv. Peternakan
Untuk sektor peternakan paling banyak ternak ayam pedaging 1.504.651 ekor
dan ayam petelur 1.036.349 ekor
Table 3 Populasi Unggas Menurut Jenisnya Tahun 2016

 No Jenis Unggas Populasi (ekor)

1 Ayam Buras 182 808

2 Itik 2 486

3 Ayam Petelur 1 036 349

4 Ayam Pedaging 1 504 651

Sumber: Kecamatan Jorong Dalam Angka tahun 2017

Sedangkan untuk ternak besar, populasi terbanyak berasal dari kambing


dengan total populasi sebesar 2.085 ekor.
Table 4 Populasi Ternak Besar Menurut Jenisnya Tahun 2016

  Jenis Ternak Populasi (ekor)

1 Kuda -

Page | 18
  Jenis Ternak Populasi (ekor)

2 Sapi 2 843

3 Kerbau 1 888

4 Kambing 2 085

5 Domba 12

6 Babi -

7 Lain- Lain -

Sumber: Kecamatan Jorong Dalam Angka tahun 2017

v. Kegiatan Perdagangan
Kegiatan perdagangan ini berkembang pada masyarakat yang bertempat tinggal
di bantaran sungai, bidangnya sendiri-pun ada berbagai macam perdagangan
yang dijalankan oleh masyarakatnya sesuai dengan tingkat keperluan. Namun,
ada ciri khas dalam kegiatan berdagang itu sendiri yakni dikenalnya system
penyambangan atau pembalantikan (sebagai pedagang perantara antara
produsen utama dengan konsumen tingkat lanjut yang biasanya menunggu
ditempat-tempat tertentu untuk membeli secara langsung barang-barang yang
akan dijual langsung dari produsen).

d. Pendidikan
Pendidikan merupakan hak setiap warga negara yang telah diatur dalam
undang- undang. Akan tetapi seringkali masih muncul kendala di tengah upaya
pemerintah dalam membangun pendidikan yang berkualitas. Kurangnya tenaga
pendidik dan sarana prasarana yang memadai menyebabkan tidak semua warga
negara dapat mengenyam pendidikan yang layak.
Salah satu parameter kualitas lingkungan sosial budaya adalah potensi
sumberdaya manusia berdasarkan tingkat pendidikan. Dimana semakin tinggi
tingkat pendidikan akan berpengaruh terhadap kualitas sumberdaya manusia
dan akan lebih baik pula kualitas lingkungan sosial. Tabel dibawah menjelaskan
bahwa jumlah sarana pendidikan di Kecamatan Jorong relatif lengkap,
Table 5 Banyaknya Sekolah di Kecamatan Jorong Tahun 2016

Sekolah
Sarana Pendidikan Jumlah
Negeri Swasta
TK 1 18 19
SD 21 1 22
Madrasah Ibtidaiyah 0 0 0
SMP 6 3 9
Madrasah Tsanawiyah 34 13 47
SMA 2 1 3
Madrasah Aliyah 23 5 28

Page | 19
Jumlah Sekolah     128
Sumber: Kecamatan Jorong Dalam Angka tahun 2017.

e. Kesehatan
Pembangunan di bidang kesehatan bertujuan agar semua lapisan masyarakat
dapat memperoleh pelayanan kesehatan secara merata dan murah. Dengan
tujuan tersebut diharapkan dapat tercapai derajat kesehatan masyarakat yang
baik, yang pada gilirannya memperoleh kehidupan yang sehat dan produktif.
Table 6 Banyaknya Sarana Kesehatan Menurut Desa Tahun 2016

Puskesmas Praktek
Desa/Kelurahan Puskesmas Polindes Posyandu
Pembantu Bidan

1 Sabuhur 0 1 2 0 4

2 Swarangan 0 0 1 0 5

3 Alur 0 1 1 0 2

4 Jorong 2 0 1 1 3

5 Karang Rejo 0 1 0 1 2

6 Muara Asam-Asam 0 1 1 1 1

7 Asam Jaya 0 1 0 1 2

8 Asri Mulya 0 1 1 1 1

9 Asam-Asam 0 1 1 1 2

10 Batalang 0 0 1 0 1

Simpang Empat
11 1 0 1 2 4
Sei Baru

  Jorong 3 7 10 8 27

Sumber: Kecamatan Jorong Dalam Angka tahun 2017.

f. Keagamaan
Selain pelayanan kesehatan, masyarakat di Kecamatan Jorong terlihat memiliki
keyakinan yang tinggi di dalam memeluk agama. Mayoritas masyarakat
Kecamatan Jorong memiliki keyakinan akan ajaran agamanya dengan
diejawantahkan dengan penyediaan tembat ibadah terutama untuk agama-
agama mayoritas seperti Islam yaitu 32,797 diikuti oleh Protestan 495, seperti
terlihat tabel berikut:
Table 7 Banyaknya Tempat Ibadah/Peribadatan Menurut Desa Tahun 2016

Mushol
Desa/Kelurahan Masjid Gereja Vihara Pura
a

1 Sabuhur 5 9 - - -

2 Swarangan 3 2 - - -

3 Alur 4 11 - - -

Page | 20
4 Jorong 3 7 - - -

5 Karang Rejo 2 8 - - -

6 Muara Asam-Asam 2 2 - - -

7 Asam Jaya 2 2 - - -

8 Asri Mulya 1 6 - - -

9 Asam-Asam 3 5 - - -

1
Batalang 1 4 - - -
0

1 Simpang Empat Sei


6 5 - - -
1 Baru

  Jorong 32 61 0 0 0

Sumber: Kecamatan Jorong dalam angka, 2017.


Table 8 Jumlah Penduduk Menurut Kecamatan dan Agama yang Dianut di Kecamatan Jorong, 2016

Agama Jumlah Pemeluk (jiwa)

Islam 32,797

Protestan 495

Katolik 120

Hindu 6

Budha 10

Lainnya 4

Jorong 33,432

Sumber: Tanah Laut dalam angka, 2017.

2.2. DESA SIMPANG EMPAT SUNGAI BARU

a. Kondisi Fisik Dan Geografis

Desa Simpang Empat Sungai Baru adalah salah satu desa di Kecamatan Jorong,
Kabupaten Tanah Laut, Provinsi Kalimantan Selatan, Indonesia. Desa ini
merupakan hasil pemekaran dari desa Asam-Asam berdasarkan Peraturan Daerah
Kabupaten Tanah Laut Nomor 8 Tahun 2011. Desa Simpang Empat Sungai Baru
memiliki Luas wilayah 65,00 km2, 10,35 persen dari luas Kecamtan Jorong
Desa Simpang Empat Sungai Baru berbatasan dengan wilayah sebagai berikut:
 Sebelah Utara : Desa Salaman (Kecamatan Kintap)
 Sebelah Timur : Desa Pandansari (Kecamatan Kintap)
 Sebelah Barat : Desa Asam Asam
 Sebelah Selatan : Desa Muara Asam Asam

Page | 21
b. Luas Wilayah
Desa Simpang Empat Sungai Baru memiliki wilayah seluas 65 km2 terdiri
pemukiman, lahan sawah, perkebunan, dan luas prasarana umum lainnya,
adapun untuk di bidang pertanian, Desa Simpang Empat Sungai Baru memiliki
sawah padi dengan total luas 200 hektar dengan tipe sawah tadah hujan, siklus
panen di Desa Simpang Empat Sungai Baru satu tahun dua kali.

c. Modal Sumberdaya Alam


Desa Simpang Empat Sungai Baru merupakan salah satu desa dari kecamatan
Jorong, dimana kecamatan Jorong sebagai salah satu kawasan yang masuk di
dalam koridor III (pusat industry dan pelabuhan) yang memiliki potensi alam
berupa sumber tambang terutama batubara dengan luas 800 ha/m2, memiliki
area hutan dan perkebunan cukup luas sekitar 49% (3.240 ha/m2). Dari total luas
wilayah Desa Simpang Empat Sungai Baru (6.500 ha/m2) yang digunakan untuk
hutan produksi (kayu dengan tingkat produksi 4000 m3/tahun dan ulin dengan
tingkat produksi 300 m3/tahun) dan perkebuanan sawit, karet serta tanaman
lainnya.
Masyarakat Desa Sungai Empat Sungai Baru terutama di kampung Napatani Rt 08
dan 09 rata-rata memiliki lahan perkebunan atau pertanian sekitar 1-5 ha per
keluarga yang ditanami sawit atau karet atau padi ladang atau jenis tanaman
lainnya. Sedangkan mayoritas lahan perkebunan dikuasai oleh perusahaan swasta
yang mencapai 2.540 ha/m2 dan digunakan untuk perkebunan sawit (1.000
ha/m2).
Selain potensi tersebut di atas, sungai (150-200 ha/m2) juga menjadi sumberdaya
alam yang diandalkan oleh masyarakat (200 keluarga) sebagai salah satu sumber
air untuk memenuhi kebutuhan masyarakat (mandi, cuci, kakus dan konsumsi),
dan menjadi salah satu sumber matapencaharian masyarakat terutama nelayan
dalam mencari ikan dan udang serta memanfaatkan beberapa tanaman pinggiran
sungai sebagai kerajinan (daun nipah dan rumbai yang dimanfaatkan menjadi
atap rumah dan kandang).
Dari total luas lahan yang tersedia (6.500 ha/m2) hanya 100 ha/m2 yang memiliki
potensi terkena erosi dan banjir terutama di sekitar wilayah sungai.
Kondisi sungai saat ini yang teridentifikasi oleh pemerintah desa, bahwa sungai
telah tercemar, ada pengendapan lumpur, dan berkurangnya biota sungai yang
salah satu sebab terbesarnya adalah hadirnya industry yang secara sengaja atau
tidak sengaja mengeluarkan limbah ke sungai (area pertambangan, pembangkit,
dan perkebunan sawit). Sehingga dari kondisi tersebut para nelayan mengalami
kesulitan dalam mencari ikan dan udang serta masyarakat di sepanjang bantaran
sungai mengalami kesulitan mendapatkan air bersih.

d. Modal Sumberdaya Manusia


Untuk konteks Desa Simpang Empat Sungai Baru tahun 2016 rata-rata tingkat
pendidikan masyarakat (usia 12-56 tahun) baru dapat menyelesaikan pada tingkat

Page | 22
SMP dengan jumlah yang lulus 737 orang, sedangkan yang berhasil selesai SMA
sekitar 415 orang, tingkat dipmola 89 orang, dan yang selesai sampat perguruan
tinggi berjumlah 145 orang.
Dari 4.000 angkatan kerja di Desa Simpang Empat Sungai Baru (data monografi
desa tahun 2016), tenaga kerja yang dapat menyelesaikan sampai ke perguruan
tinggi sebanyak 220 orang (5,50%), dan yang dapat menyelesaikan sampai ke
tingkat SMA sebanyak 990 orang (24,75%), sedangkan angkatan kerja mayoritas
hanya dapat menyelesaikan tingkat pendidikan SMP sebanyak 1.200 orang (30%)
dan SD sebanyak 1.140 orang (28.50%).
Selain aspek pendidikan yang menunjukkan kualitas SDM, aspek kesehatan juga
menjadi salah satu unsur penilaian terhadap kualitas SDM, pada aspek ini dapat
dilihat dari angka harapan hidup sebagai parameternya. Untuk Kabupaten Tanah
Laut tahun 2015, memiliki harapan hidup sampai usia 68,62 tahun.
Sedangkan untuk kondisi kesehatan masyarakat di tingkat desa terutama di desa-
desa dekat dengan PLTU (Simpang Empat Sungai Baru dan Asam-asam)
menunjukan kondisi kesehatan masyarakat yang dilihat dari data penyakit utama
yang paling banyak dikeluhkan tahun 2016 dan tahun 2017 yaitu hipertensi, ISPA,
dan types perut (rincian datanya dapat dilihat di lampiran).
Untuk hipertensi (tekanan darah tinggi dan stress) dilatari salah satunya oleh
kondisi ekonomi masyarakat yang sedang melemah seiring dengan turunnya
harga batubara (banyak yang di PHK dari perusahaan tambang) dan adanya
penertiban penambangan liar (ilegal mining), dimana cukup banyak masyarakat
yang terserap di sektor pertambangan. Kondisi tersebut cukup menyulitkan
masyarakat untuk mencari alternatif matapencaharian yang sepadan dengan
pendapatan di sektor pertambangan.
Sedangkan untuk ISPA (insfeksi saluran pernafasan atas) dilatari salah satunya
oleh kondisi perilaku sehat masyarakat yang masih perlu dioptimalkan seperti
perilaku pembuangan sampah yang sembarangan kesungai dan perkebunan,
pengetahuan masyarakat terhadap kesehatan minim, perubahan iklim
(pancaroba) Simpang Empat salah satu pusat pertambangan dan sering terlintasi
pengangkutan batubara (Jorong-Batulicin), dll. Mayoritas yang mengeluhkan ISPA
pasien berusia 15 tahun ke bawah dan yang paling rentan adalah usia 10 tahun.
Types perut merupakan infeksi pada usus yang berimplikasi pada seluruh jaringan
tubuh. Penyakit ini disebarkan dari kotoran mulut dalam makanan dan air yang
tercemar. Desa Simpang Empat Sungai Baru dan Asam-asam sebagai daerah
industry pertambangan, pembangkit listrik, dan Sawit memiliki potensi
tercemarnya kondisi air yang digunakan untuk konsumsi (air sumur, air sungai,
dan air hujan).
Tingkat kematian ibu dan bayi di Desa Simpang Empat Sungai Baru dan Asam-
asam serta sekitarnya tahun 2016 cukup signifikant sekitar 1 ibu dan 3 bayi,
kondisi ini dilatari oleh masih adanya masyarakat yang menggunakan jasa dukun
bayi pada proses persalinan dan pengetahuan kesehatan yang masih kurang.

Page | 23
e. Modal Fisik
Modal fisik yang tersedia di Desa Simpang Empat Sungai Baru dan tingkat
kecamatan yang dapat menunjang terhadap aktivitas dan pencapaian masyarakat
baik secara ekonomi, pendidikan, dan sosial adalah:
Modal fisik pada aspek pendidikan:
Fasilitas pendidikan yang tersedia di Desa Simpat Empat Sungai Baru adalah:
terdapat 4 unit sekolah dasar dengan total siswa 562 orang, dan 1 unit sekolah
menengah atas dengan total siswa 90 orang. Sedangkan untuk sekolah menengah
pertama yang paling terdekat terdapat di Desa Asam-asam dengan jarak dan
waktu tempuh yang cukup jauh (sekitar 10-20 km), kondisi tersebut menjadi
salah satu sebab sebagian kecil siswa lulusan SD tidak melanjutkan sekolah ke
SMP (ditambah juga minimnya transportasi umum dan mahalnya biaya
transportasi).
Selain fasilitas pendidikan formal, fasilitas pendidikan non formal atau kursus juga
telah tersedia di antaranya adalah lembaga kurusus komputer dengan siswa 5
orang, dan lembaga kursus bahasa dengan siswa 15 orang.
Modal fisik pada aspek kesehatan:
Untuk menunjang kebutuhan masyarakat terhadap layanan kesehatan, di Desa
Simpat Empat Sungai Baru telah tersedia adalah 1 unit Puskesmas dengan fasilitas
tersedia ruang bersalin dan belum tersedia ruang rawat inap, 4 unit posyandu di
setiap RW, dan 3 unit poliklinik atau balai pengobatan. Dengan ketersedia sarana
dan prasarana kesehatan tersebut, masih ada beberapa masyarakat yang
melakukan persalinan dengan menggunakan jasa dukun bayi, dari kondisi
tersebut terdapat 1 ibu yang meninggal dan 3 bayi yang meninggal pada tahun
2016-2017.
Modal fisik pada aspek transportasi:
Mayoritas kondisi prasarana transportasi di tingkat desa berupa jalan tanah dan
sirtu (pasir dan batu) dengan total panjang 25 km, sedangkan berupa jalan aspal
hanya 3 km. sedangkan sarana transportasi darat yang tersedia untuk menunjang
aktivitas dan mobilitas masyarakat terdapat 20 unit bus umum, 5 unit angkutan
pedesaan, dan 20 unit ojeg. Selain sarana transportasi darat, sebagian
masyarakat masih mengandalkan sungai sebagai parasarana transportasi, sarana
transportasi sungai yang tersedia dan digunakan masyarakat terdapat 20 unit
perahu motor, 30 unit perahu tanpa motor, dan 15 unit kelotok.
Modal fisik pada aspek komunikasi dan informasi:
Kehadiran industry baik tambang, pembangkit listrik, perkebunan sawit dan karet,
industry perkayuan mendorong pemerintah daerah untuk menyediakan sarana
dan prasarana komunikasi dan informasi yang cukup lengkap untuk menunjang
kebutuhan komunikasi dan distribusi informasi industry dan masyarakat pada
umumnya. Sarana tersebut adalah tersedianya tower BTS (base transceiver
station) yang memfasilitasi komunikasi nirkabel baik untuk penggunaan internet

Page | 24
dan seluler.
Modal fisik pada aspek air bersih dan sanitasi:
Sumber air bersih yang digunakan oleh mayoritas masyarakat adalah sumur gali
sebanyak 3.000 unit dan dimanfaatkan oleh 3.000 KK, depot isi ulang sebanyak
15 unit dan dimanfaatkan oleh 4.000 KK, PAM sebanyak 1 unit dan dimanfaatkan
oleh 1000 KK, dan sungai yang dimanfaatkan oleh 200 KK. Untuk masyarakat
yang mengandalkan sumur gali dan sungai sering mengalami kekeringan pada
saat musim kemarau, untuk mendapatkan air berih pada saat kemarau
masyarakat tersebut terutama di Rw 2 Rt 08 dan 09 mengandalkan air bersih
yang diolah oleh PLTU Asam-asam.
86% jumlah keluarga yang telah memiliki dan menggunakan jamban di rumahnya
(1.500 KK), sedangkan 14% lainnya menggunakan MCK umum yang berjumlah 10
unit dan atau masih ada yang menggunakan sungai untuk memenuhi kebutuhan
hajatnya.
Untuk drainase sebagai saluran pembuangan limbah cair rumah tangga berjumlah
150 unit, 100 unit dalam kondisi rusak dan 50 unit dalam kondisi baik.
Modal fisik pada aspek peribadatan:
Mayoritas masyarakat sebagai pemeluk agama Islam, untuk menunjang kegiatan
ibadah tersedia 5 masjid jami dan 6 mushola atau langgar.
Sedangkan untuk umat kristiani tersedia 1 gereja sebagai sarana untuk
melaksanakan kegiatan ibadah.

Modal fisik pada aspek ekonomi:


Sarana dan prasarana yang tersedia untuk menunjang aktivitas ekonomi
masyarakat adalah terdapat 1 unit pasar tradisional yang menampung berbagai
komoditi untuk memenuhi kebutuhan masyarakat, tumbuhnya kios klontongan,
mini market, dan warung makan, serta terdapat 4 hotel untuk melayani para tamu
yang berkunjung ke Kecamatan Jorong.

f. Modal Sosial
Modal sosial adalah penopang masyarakat dan individu di dalamnya untuk
bertahan dan meningkatkan kualitas kehidupannya. Bentuk-bentuk modal sosial
diantaranya gotong royong, terbangunnya kepercayaan sosial, dan memiliki saling
pengertian. Modal sosial biasanya akan lebih terbentuk apabila ditemukan
kesamaan diantara individu dan masyarakat seperti kesamaan pandangan,
agama, keturunan, dan nasib serta penderitaan.
Modal sosial yang teridentifikasi dan telah terbentuk di Desa Simpang Empat
Sungai Baru adalah tumbuhnya kepercayaan sosial diantara masyarakat yang
secara latar belakang memiliki perbedaan suku, dimana di desa tersebut terdiri
dari berbagai suku dan etnis seperti suku Banjar sebagai suku mayoritas, Jawa,
Madura, Sunda, Makassar, Bugis, Batak, dll.

Page | 25
Salah satu indikator telah terbentuknya kepercayaan sosial antar berbagai suku
adalah adanya pernikahan campuran antar berbagai suku, dan juga ada beberapa
hal terjadi penyatuan budaya seperti adanya pencampuran bahasa, perkuatan
budaya patungan, dll.
Tingkat gotong royong dan partisipasi masyarakat terhadap pembangunan desa
cukup baik, dimana masyarakat masih bersedia melakukan pekerjaan bersama
terutama untuk kepentingan masyarakat itu sendiri dan pembangunan desa. Skala
gotong royong ini biasanya berskala RT atau kampung.
Tokoh masyarakat dan tokoh agama salah satu unsur yang masih memiliki
pengaruh, dihormati, dan memiliki kemampuan dalam menggerakan partisipasi
masyarakat untuk bersama-sama bergotongroyong.
Dalam aspek kelembagaan sosial, kelembagaan sosial yang terbentuk sebagai
perwujudan dari adanya modal sosial adalah telah terbentuknya rukun kematian
yang dibentuk oleh masyarakat yang difungsikan untuk memberikan layanan
pengurusan jenazah kepada masyarakat, dan masyarakat setiap bulannya
dibebankan iuran oleh organisasi rukun kematian.

g. Modal Keuangan
Salah satu ukuran di dalam indeks pembangunan manusia adalah standar
kelayakan hidup layak, ukuran tersebut dapat dilihat dari pengeluaran riil per
kapita. Untuk Kabupaten Tanah Laut, masyarakatnya memiliki rata-rata
pengeluaran riil per kapita berkisar Rp 10,753 juta per tahun atau Rp 896.083 per
bulan. UMK di Kabupaten Tanah Laut tahun 2016 ialah Rp. 2.200.000 per bulan.
Mayoritas matapencaharian masyarakat Desa Simpat Empat Sungai Baru adalah
sebagai karyawan swasta sebanyak 3500 orang, peternak sebanyak 1100 orang,
karyawan perusahaan pemerintah sebanyak 500 orang, pedagan keliling sebanyak
340 orang, pengrajin industri rumah tangga sebanyak 300 orang, pengusaha kecil
dan menengah sebanyak 150 orang.
Rata-rata pendapatan masyarakat secara umum berkisar Rp. 1.750.000 per bulan,
berikut rincian pendapatan masyarakat berdasarkan matapencaharian atau bidang
usaha:
 Bidang usaha peternakan rata-rata pendapatan per kapita untuk per KK
ialah Rp. 1.800.000 per bulan.
 Bidang usaha perikanan rata-rata pendapatan per kapita untuk pe KK ialah
Rp. 2.000.000 per bulan.
 Bidang kerajinan rata-rata pendapatan per kapita untuk per KK ialah Rp.
1.000.000 per bulan.
 Karyawan pertambangan berkisar Rp. 3.000.000 per bulan.
 Rata-rata pendapatan untuk buruh industry berkisar Rp. 1.500.000 per
bulan.
 Bidang jasa dan perdagangan rata-rata pendapatan per bulannya berkisar

Page | 26
Rp. 2.000.000.

Page | 27
E. DAFTAR PUSTAKA
1. Asep Efendi, Nurdizal M. Rachman, Emir Wicaksana. 2011. Panduan Lengkap
Perencanaan CSR. Penebar Swadaya. Jakarta
2. Kab Tanah Laut Dalam Angka 2018
3. Kecamatan Jorong Dalam Angka 2017
4. Buku Saku Produk Domestik Regional Bruto Kab Tanah Laut 2013-2017
5. Profil Kabupaten Tanah Laut
6. BPS Provinsi Kalimantan Selatan
7. BPS Kabupaten Tanah Laut
8. RPJMD Revisi 2018

Page | 28

Anda mungkin juga menyukai