Anda di halaman 1dari 3

1.

1 Perkembangan Koperasi Unit Desa (KUD)

Koperasi unit desa merupakan koperasi diwilayah pedesaan yang bergerak dalam
penyediaan kebutuhan masyarakat yang berkaitan dengan kegiatan pertanian. Koperasi
unit desa dapat juga dikatakan sebagai wadah organisasi ekonomi yang berwatak social
dan merupakan wadah bagi pengembangan berbagai kegiatan ekonomi masyarakat
pedesaan yang diselenggarakan oleh masyarakat dan untuk masyarakat itu sendiri.
Koperasi unit desa dapat juga disebut sebagai koperasi serba usaha karena berusaha
memenuhi berbagai bidang seperti simpan pinjam, konsumsi, produksi, pemasaran, dan
jasa.

Pada tahun 1963, pemerintah memprakarsai pembentukan Koperta di kalangan petani,


yang produk utamanya ditujukan untuk memenuhi kebutuhan bahan makanan pokok,
terutama padi. Pada tahun 1966-1967 dikembangan BUUD (Badan Usaha Unit Desa)
sebagai tindak lanjut dari Koperta. Tugas utama BUUD adalah untuk membantu para
petani produsen dalam mengatasi masalah proses produksi (termasuk kredit dan ketentuan
bagi hasil), penyediaan sarana produksi, serta pengolahan dan pemasaran hasil produksi.
Dalam rangka tugas inilah, BUUD melakukan pembelian gabah, menggiling dan
menyetor beras ke Dolog, serta menjadi penyalur pupuk. Kemudian, konsep
pengembangan koperasi di pedesaan ini disatukan menjadi BUUD/KUD. Kemudian,
lahirlah KUD yang secara bertahap menggantikan peran BUUD. Sejak awal
perkembangan KUD, pemerintah menetapkan strategi tiga tahap pembinaan KUD, yaitu:
ofisialisasi (ketergantungan kepada pemerintah masih sangat besar),
deofisialisasi/debirokratisasi (ketergantungan kepada pemerintah secara bertahap
dikurangi), dan otonomi (kemandirian). Pusat KUD pertama yang dibentuk adalah Pusat
KUD Metaram DI Yogyakarta (1973), kemudian diikuti Pusat KUD Jawa Barat (1974),
Pusat KUD Sumatera Utara (1974), Pusat KUD Jawa Tengah (1974), Pusat KUD
Lampung (1974), Pusat KUD Bengkulu (1975), Pusat KUD Kalimantan Selatan (1975),
Pusat KUD Jawa Timur (1975) dan seterusnya. Gagasan untuk membentuk Induk KUD
secara resmi muncul untuk pertama kali pada forum Musyawarah Nasional Koperasi
(Munaskop) ke X pada tanggal 7 sampai 8 Nopember 1977 di Jakarta. Kemudian untuk
mewujudkan gagasan pembentukan Induk KUD, dari tanggal 25 sampai 26 Mei 1979
dilaksanakan forum pertemuan antar Pusat KUD di Tretes, Jawa Timur, yang disebut
“Pertemuan Tahunan Puskud se Indonesia I”. Pertemuan ini diprakarsai oleh Pengurus
Pusat KUD Jawa Timur yang dihadiri utusan 8 Pusat KUD, yaitu: Jawa Timur, Jawa
Barat, DI Yogyakarta, Jawa Tengah, Bali, Sumatera Utara, Aceh, dan Sulawesi Utara.
Kemudian, pertemuan tersebut lebih dimatangkan lagi dalam rapat yang dihadiri oleh
Pusat KUD se Jawa dan Bali pada tanggal 8 Nopember 1979 di Jakarta. Tepat pada
tanggal 12 Nopember 1979, Induk KUD didirikan dalam rapat yang bertempat di Kantor
Menteri Muda Koperasi, Lantai 4, Jl. M.T. Haryono, Jakarta. Rapat pembentukan Induk
KUD tersebut dihadiri oleh utusan 8 Pusat KUD, yaitu: Metaram DI Yogyakarta
(Soenarjo), Jawa Timur (Ir. Sahri Muhamad dan Drs. Harnowo), Jawa Barat (M. Yahya
Suryanegara), Jawa Tengah (Ahmad Makmun), Bali (I Wayan Tegeg B.Sc.), Harapan
Tani Sumatera Utara (Ruslan Girsang), Aceh (Drs. Misbach Hasan), dan Sulawesi Utara
(Eddy A. Illat). Sedangkan dari pihak pejabat pemerintah yang hadir ialah: Direktur Binor
Ditjenkop (JB. Ismartono, SH), Direktur Binus Ditjenkop (Mamiet Marjono), dan Staf
Ahli Menteri Muda Urusan Koperasi (Drs. Soebiakto Tjakrawerdaya).

1.3 Program dan Pengembangan Koperasi

Tahun 1971 peran koperasi ditingkatkan dengan pembentukan Badan Usaha Unit Desa
(BUUD) sebagai persiapan pembentukan KUD. Peranan BUUD adalah sebagai lembaga
penunjang program Bimas yang pola kerjanya dimantapkan oleh Impres Nomer 4/1973
dan Impres Nomer 2/1978. Didalam surat keputusan bersama menteri dalam negeri dan
menteri perdagangan ditentukan wilayah kerja KUD sebagai berikut:
a. Berdasarkan potensi ekonomi dan partisipasi masyarakat yang terdapat dalam wilayah
keanggotaan KUD.
b. Berdasarkan kemampuan pelayanan yang mampu diberikan KUD yang meliputi
berbagai bidang ekonomi.

Koperasi unit desa sebagai satu bentuk koperasi harus tunduk pada Undang-Undang
Nomor 12/1967 dan Undang-Undang Nomor 25/1992 dan berstatus badan hukum.
Kegiatan BUUD dan KUD masih banyak tergantung kepada kemudahan-kemudahan dari
pemerintah seperti penyaluran sarana produksi pertanian, mengadakan pembelian dan
penjualan gabah untuk pengadaan pangan, kredit candak kulak dan kegiatan lain
berdasarkan inisiatif KUD sendiri. Pengembangan koperasi unit desa ditujukan untuk
menumbuhkan dan meningkatkan peranan serta tanggung jawab masyarakat pedesaan
agar mampu mengurusi diri sendiri secara nyata serta meningkatkan taraf hidupnya.

1.4 Strategi Pembinaan dan Pengembangan Koperasi Unit Desa (KUD)

Mengingat luasnya permasalahan yang dihadapi serta keterbatasan dana, daya dan
waktu yang dilakukan suatu strategi yang tepat dalam usaha pembinaan dan
pengembangan KUD strategi pemusatan pelayanan koperasi. Tujuan dari strategi
tersebut adalah untuk mengakomodasikan segala usaha pemerintah dalam
mempercepat pengembangan KUD. Dalam rangka pengembangan KUD, diadakan
pengendalian operasional untuk meningkatkan bimbingan dan penilaian teknis guna
kelancaran pelaksanaan program dalam mencapai tujuan, untuk menyusun laporan
rutin dan periodik dalam rangka memonitoring perkembangan KUD, dan untuk
membuat evaluasi atas laporan rutin dalam rangka mengatasi penyimpangan-
penyimpangan dan kelemahan-kelemahan pelaksanaan program pengembangan KUD
sehingga dapat segera diperbaiki dan disempurnakan seawal mungkin.
https://kud.co.id/koperasi-unit-desa

https://kud.co.id/program-pembinaan-koperasi/

Anda mungkin juga menyukai