Anda di halaman 1dari 11

RMK

SEJARAH PERTUMBUHAN,PERKEMBANGAN,DAN PERJUANGAN


KOPERASI SEJAK ZAMAN PENJAJAHAN SAMPAI SEKARANG

MATA KULIAH : KOPERASI DAN UMKM


DOSEN : I KETUT SUNARWIJAYA, SE., M.Si

OLEH :
KELOMPOK 12
KELAS A - REGULER MALAM
1. NI PUTU RINA WIDYASTUTI ( 1902622010182 / 24 )
2. NI KETUT YUSTIKA SARI DEVI ( 1902622010187 / 29 )

PROGRAM STUDI AKUNTANSI


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS MAHASARASWATI
DENPASAR
2020 / 2021
PEMBAHASAN

2.1 Timbulnya Cita – Cita Kerajaan Dalam Pembentukan Koperasi

E. Sieburgh (pejabat tertinggi/kepala daerah di Purwokerto) dan De Wolf

van Westerrede (pengganti Sieburgh) merupakan orang Belanda yang banyak

kaitannya dengan perintisan koperasi yang pertama-tama di tanah air kita, yaitu di

Purwokerto.

Masalahnya di dahului oleh Raden Aria Wirjaatmadja (patih purwokerto) sebagai

seorang yang rasa sosialnya tebal. Dengan mendapat bantuan moril atau dorongan-

dorongan dari E. Sieburgh pada tahun 1891 didirikan Bank penolong dan

Penyimpanan di Purwokerto, yang maksud utamanya membebaskan para pegawai

dari segala tekanan utang. Pada tahun 1898 E. sieburgh digantikan oleh De Wolf

van Westerrede yang mengharapkan terbentuknya koperasi simpan pinjam untuk

para petani.

Langkah pertama yang dilakukan yaitu memperluas bidang kerja Bank

Penolong  dan penyimpanan sehingga meliputi pula pertolongan bagi para petani di

daerahnya. Untuk menyerasikan nama dan tugasnya, bank tersebut mendapatkan

perubahan nama menjadi Purwokerto Hulp Spaar En Landbouwcrediet atau bank

penolong, penyimpanan dan kredit pertanian, yang dapat dikatakan sebagai pelopor

berdirinya bank rakyat di kemudian hari.

Menurut De Wolf van Westerrede kebiasaaan-kebiasaan yang telah

mendarah daging pada para petani Indonesia (gotong royong, kerja sama)

merupakan dasar yang paling baik untuk berdirinya dengan subur koperasi kredit

1
yang menjadi cita-citanya. Cita-cita De Wolf sebagai lanjutan dari perintisan

pembentukan koperasi kredit oleh R. Aria Atmadja, untuk mendirikan koperasi

kredit model Raiffeisen memang belum dapat terwujud, akan tetapi sedikit banyak

usahanya telah tampak pada bank-bank desa, lumbung-lumbung desa dan rumah-

rumah gadai yang sempat di dirikannya di tanah air kita, yang kesemuanya memang

mengembangkan usaha pemberian kredit kepada para petani dan kaum ekonomi

lemah bangsa kita.Selain dari kegiatan lumbung, bank desa dan bank rakyat yang

menyalurkan pinjaman-pinjaman bentuk padi dan uang kepada petani dan mereka

yang ekonomi lemah, aktivitas penerangan tentang perlunya pembentukan koperasi

kepada para petani dilakukan oleh Departemen  Pertanian atau Departemen

Pertanian-Kerajinan dan Perdagangan, mulai tahun 1935 dilakukan oleh

Departemen Perekonomian.

2.2 Perjuangan Pembentukan Koperasi Zaman Penjajahan

Penindasan yang terus-menerus terhadap rakyat Indonesia dan berlangsung

cukup lama menjadikan kondisi umum rakyat amat parah. Namun demikian masih

beruntung semangat bergotong royong masih tetap tumbuh dan bahkan berkembang

makin kuat. Di samping itu kesadaran beragama juga makin tinggi, sehingga

perlahan tapi pasti mulai tumbuh keinginan untuk melepaskan diri dari keadaan

yang selama ini mengungkung mereka. Pergerakan nasional untuk mengusir

penjajah tumbuh dimana-mana. Kaum pergerakan pun dalam memperjuangkan,

mereka memanfaatkan sektor perkoperasian ini. Realisasi pembentukan koperasi di

2
tanah air kita dipelopori oleh Budi Utomo (sebuah pergerakan kebangsaan yang

lahir tahun 1908 di bawah pimpinan Sutomo dan Gunawan Mangunkusumo), inilah

yang menjadi pelopor dalam pembentukan koperasi industri kecil dan kerajinan.

Dalam kongres Budi Utomo di Yogyakarta telah diputuskan, bahwa Budi Utomo

akan berdaya upaya untuk:

a) Memperbaiki dan meningkatkan kecerdasan rakyat melalui bidang

pendidikan,

b) Memperbaiki dan meningkatkan kesejahteraan rakyat melalui koperasi-

koperasi yang segera dibentuk.Sebagai wujud pelaksanaan keputusan

kongres tersebut, maka koperasi yang dibentuk adalah Koperasi

Konsumsi dengan nama ”Toko Adil”. Sejak saat inilah arus gerakan

koperasi internasional mulai masuk mempengaruhi gerakan koperasi

Indonesia, yaitu terutama melalui penggunaan sendi-sendi dasar dan

prinsip-prinsip Rochdale itu. 

2.3 Pertumbuhan Dan Perkembangan Koperasi Kurun Waktu Mempertahankan

Kemerdekaan ( 1945 – 1949)

Dalam suasana perang, sambil bertempur mempertahankn kemerdekaan,

pemerintah RI dapat membenahi diri sehingga seluruh tugas-tugas pemerintahan

dapat berjalan sebagaimana mestinya termasuk juga tugas-tugas yang diemban

jawatan koperasi. Keinginan dan semangat untuk  berkoperasi yang semula hancur

akibat politik Devide et Impera (pecah belah) pada masa kolonial Belanda dan

3
dilanjutkan oleh sistem “kumiai” pada zaman penjajahan Jepang, mulai timbul

kembali sejalan dan sesemarak dengan bergeloranya “semangat dan nilai-nilai

perjuangan 45”, rakyat bahu membahu dengan pemerintah untuk mengatasi

masalah-masalah ekonomi sehubungan dengan tindakan-tindakan pengacauan pihak

Belanda, yang dalam hal ini peranan koperasilah yang menentukan. Mengenai

peranan koperasi ini dituangkan secara jelas di dalam pasal 33 UUD 1945 yang

pada dasarnya menetapkan koperasi sebagai soko guru perekonomian Indonesia.

Oleh karena itu agar pengembangan koperasi sejalan dengan dan memenuhi jiwa

pasal 33 UUD ’45 tersebut, pada bulan desember 1946 oleh pemerintah RI telah

diadakan reorganisasi Jawatan Koperasi dan Perdagangan Dalam Negeri, yang sejak

saat tersebut instansi koperasi dan perdagangan di pisah menjadi instansi yang

berdiri sendiri-sendiri, yaitu jawatan koperasi dengan tugas-tugas mengurus dan

menangani pembinaan gerakan koperasi, dan jawatan perdagangan dengan tugas-

tugas mengurus dan menangani bimbingan perdagangan. Perang sengit melawan

kolonial yang berlangsung hingga tahun 1949 menyulitkan perkembangan gerakan

koperasi. Tetapi ketika Belanda melakukan blokade, yang menyebabkan banyak

barang kebutuhan rakyat di daerah kekuasaan pemerintah Republik Indonesia

sangat sulit dicari dan terbatas, antusiasme berkoperasi muncul kembali. Koperasi-

koperasi kemudian mengambil peran sebagai distributor barang-barang kebutuhan

rakyat.

Dengan perkembangan terakhir ini banyak para pemimpin partai ingin

secepatnya mewujudkan kehendak pasal 33 Undang-Undang Dasar 1945. Sehingga

4
makin banyak organisasi-organisasi, termasuk BTI dan PNI yang turut mendukung

dan membentuk koperasi. Akhir tahun 1946 jumlah koperasi yang didirikan

melonjak cepat. Di Pulau Jawa saja tercatat ada 2500 perkumpulan koperasi yang

diawasi pemerintah. Menjamurnya koperasi ketika itu memancing kaum partai

untuk memanfaatkan keberadaan mereka demi tujuan partai. Dan banyak koperasi

yang kemudiaan diperalat oleh para pimpinan partai itu. Ini berarti secara sadar

telah melanggar prinsip-prinsip berkoperasi.

Berbagai upaya dilakukan oleh para pemimpin gerakan koperasi untuk

meluruskan keadaan yang menyesatkan itu. Pada akhir tahun 1946 itu gerakan

koperasi Jawa Barat sepakat mengadakan konperensi. Pelaksanaan konperensi yang

berlangsung di Ciparay itu berhasil membentuk ”Pusat Koperasi Primer”.

Organisasi ini ditugaskan untuk:

1. Mengkoordinir gerakan koperasi yang ada di seluruh Jawa Barat.

2. Mendorong terbentuknya koperasi-koperasi di seluruh Jawa Barat.

3. Secepat-cepatnya mendorong terselenggaranya Kongres Koperasi Seluruh

Indonesia.

2.4 Pertumbuhan Dan Perkembangan Koperasi Kurun Waktu (1950 –

1965)

Kemajuan-kemajuan yang dicapai koperasi dalam kurun waktu 1950-1958

yaitu: kemajuan dalam bidang pendidikan koperasi (peningkatan refreshing courses

bagi para karyawan jawatan koperasi dan pergerakan koperasi, petugas-petugas

5
smelakukan pendidikan di luar negeri) serta perkembangan fisik koperasi (baik

secara kuantitas dan kualitas).

Akibat liberalisme yang akarnya makin hari makin kuat, sehingga Presiden

Soekarno mengeluarkan dekrit (5 Juli 1959) untuk kembali ke Undang-Undang

Dasar 1945. Ini mendapatkan sambutan yang hangat dari rakyat Indonesia karena

sejalan dengan kepribadian bangsa, yang mana Pancasila merupakan dasar dari

segala ketentuan yang terdapat dalam UUD 1945. Musyawarah dan mufakat akan

diutamakan kembali sehingga persatuan dan kesatuan bangsa terjamin degan baik.

Tetapi sangat disayangkan demokrasi terpimpin dan ekonomi terpimpin yang

seharusnya terpimpin oleh Pancasila, pengertiannya berubah menjadi terpimpin oleh

garis-garis pemikiran pribadi Bung Karno, yang mengakibatkan diktatorisme

ataupun otokrasi. Khusus bagi gerakan koperasi hal ini berarti penyelewengan yang

jauh dari jiwa koperasi, urusan intern perkumpulan koperasi semakin banyak

dicampuri pemerintah, kebebasan koperasi untuk mengambil keputusan menjadi

sangat terbatas.

2.5 Perkembangan Koperasi Era Orde Baru Dan Reformasi

Seiring dengan keruntuhan pemerintahan orde lama dibawah kepemimpinan

Soekarno yang telah bertindak jauh ke luar dari ketentuan-ketentuan UUD 1945 dan

Pancasila, maka terbentuklah pemerintahan orde baru di bawah pimpinan Soeharto 

yang melakukan pembersihan-pembersihan di seluruh tubuh pemerintahan dan

badan-badan kemasyarakatan. Tampilnya Orde Baru dalam memimpin negeri ini

6
membuka peluang dan cakrawala baru bagi pertumbuhan dan perkembangan

kehidupan perkoperasian nasional.

Tentang Undang-Undang Koperasi yang baru yaitu Undang-undang nomor

12 tahun 1967 (tentang pokok-pokok perkoperasian) telah disahkan oleh Presiden

pada tanggal 18 Desember 1967 dan berlaku sampai sekarang. Dengan adanya UU

koperasi yang baru ini maka terpenuhilah keinginan masyarakat khususnya para

pecinta koperasi untuk memiliki landasan pokok untuk mengatur perkoperasian

yang sesuai dengan jiwa dan semangat orde baru, berdasarkan Pancasila serta

undang-undang Dasar 1945, terutama pasal 33 ayat 1.  Sejak saat Jenderal Soeharto

efektif memegang kendali kekuasaan pemerintahan sesuai dengan SUPERSEMAR

(Surat Perintah 11 Maret 1966), perbaikan demi perbaikan mulai dilakukan. Tanpa

terkecuali bidang perkoperasian untuk dikembalikan sesuai denga fungsinya yang

sesungguhnya.

  Pada tahun 1966 ini pula pemerintah telah mengatur bidang perkoperasian

nasional, dimana urusan pengembangan/pembinaan dialihkan kepada Kementerian

Perdagangan melalui Departemen Koperasi, yang langsung meluruskan kekeliruan

yang terjadi di zaman Orde Lama, yaitu meletakkan asas-asas Sendi Dasar Koperasi

sesuai dengan keberadaannya. Oleh karena itu dikeluarkan Surat Edaran No.1 dan

No.2 tahun 1966 oleh Deputi Mentri Perdagangan yang membawahi Departemen

Koperasi di lingkungan Kementerian Perdagangan, yang mengatur bahwa: koperasi

harus bekerja berdasarkan asas dan sendi dasar yang sebenarnya, koperasi sebagai

7
alat demokrasi ekonomi harus menegakkan asas demokrasi dengan kekuasaan

tertinggi pada Rapat Anggota, dan seterusnya.

A. Landasan-landasan Koperasi, yaitu antara lain:

1. Landasn Idiil: Pancasila

2. Landasan Struktural dan Landasan Gerak: UUD 1945 dan Pasal 33 ayat (1)

UUD 1945 serta penjelasannya

3. Landasan mental koperasi Indonesia: setia kawan dan kesadaran berpribadi

B. Fungsi koperasi, antara lain:

1. Alat perjuangan ekonomi untuk mempertinggi kesejahteraan rakyat.

2. Alat pendemokrasian nasional.

3. Sebagai salah satu urat nadi perekonomian bangsa Indonesia.

4. Alat pembinaan insan masyarakat untuk memperkokoh kedudukan ekonomi

bangsa Indonesia serta bersatu dalam mengatur tatalaksana perekonomian

rakyat.

C. Asas koperasi adalah kekeluargaan dan kegotongroyongan. Sendi-sendi Dasar

Koperasi, yaitu:

1. Sifat keanggotaannya sukarela dan terbuka untuk setiap warga negara

Indonesia.

2.   Rapat anggota merupakan kekuasaan yang tertinggi sebagai pencerminan

demokrasi dalam koperasi.

3.   Pembagian sisa hasil usaha diatur menurut jasa masing-masing anggota.

8
4. Adanya pembatasan bunga atas modal.

5. Mengembangkan kesejahteraan anggota khususnya dan masyarakat pada

umumnya.

6.   Usaha dan ketatalaksanaannya bersifat terbuka.

7. Swadaya,swakerta, dan swasembada sebagai pencerminan dari prinsip dasar,

yaitu percaya pada diri sendiri.

D.   Masalah-masalah yang dihadapi koperasi pada masa ini, antara lain:

1. Masalah manajemen.

2. Masalah modal dan pemupukan modal.

3. Masalah pemasaran dan peningkatan produk.

E. Pada jaman kemerdekaan sampai sekarang telah dikeluarkan UU koperasi, yaitu

sebagai berikut:

1. Peraturan koperasi No.179 tahun 1949

2. UU koperasi No.79 tahun 1958 tentang perkumpulan koperasi

3. PP No.60 tahun 1959 tentang perkembangan gerakan koperasi

4. UU koperasi No.14 tahun 1965

5. UU koperasi No.12 tahun 1967 tentang pokok-pokok perkoperasian

6. UU koperasi No.25 tahun 1992 tentang perkoperasian

9
DAFTAR PUSTAKA

http://zetzu.blogspot.com/2010/10/sejarah-pertumbuhan-perkembangan.html?

m=1

https://www.diskup.kapuashulukab.go.id/sejarah-koperasi/

https://id.wikipedia.org/wiki/Koperasi#Sejarah_koperasi_di_Indonesia

https://prezi.com/ehcgwhyamoh2/e/

10

Anda mungkin juga menyukai