Anda di halaman 1dari 8

SELAYANG PANDANG KABUPATEN PESISIR BARAT

Berhadapan dengan Samudera Hindia, dengan garis pantai sepanjang 210 kilometer
dan dikelilingi lebatnya hutan tropis Taman Nasional Bukit Barisan Selatan membuat
Kabupaten Pesisir Barat Provinsi Lampung memiliki bentang alam yang luar biasa.
Krui yang merupakan kota tua yang sudah berdiri sejak ratusan tahun silam di Teluk
Stabas menjadi Ibukota Kabupaten Pesisir Barat yang dibentuk berdasarkan UU No. 22
Tahun 2012 tentang Pembentukan Daerah Otonom Baru (DOB) Kabupaten Pesisir
Barat, Provinsi Lampung.
Pesisir Barat memiliki luas ± 2.889,88 km2 atau 8,39% dari Luas Wilayah Provinsi
Lampung, dan secara administratif terdiri dari 11 Kecamatan, dengan 116 Pekon dan 2
Kelurahan.

SEJARAH PESISIR BARAT

Kabupaten Pesisir Barat secara resmi berdiri sejak tahun 2012 berdasarkan Undang-
Undang Republik Indonesia Nomor 22 Tahun 2012 tentang Pembentukan Kabupaten
Pesisir Barat di Provinsi Lampung (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2012
Nomor 231 Tambahan Lembaran Negara Nomor 5364).

Sebelum lahirnya Kabupaten Pesisir Barat berdasarkan Undang-Undang tersebut


diatas, Kabupaten Pesisir Barat masih termasuk wilayah pemerintahan Kabupaten
Lampung Barat yang ibukota kabupatennya di Liwa.

Perjuangan dan usaha masyarakat Pesisir Barat untuk menjadi Kabupaten sebenarnya
telah dimulai jauh sebelum Tahun 2005 yang melalui tahapan-tahapan yang sangat
panjang dan tantangan yang sangat berat.
Perjuangan dimaksud dimulai sejak 5 maret 2005, dimana pada saat itu berkumpul para
Tokoh Masyarakat Pesisir Barat yang terdiri dari Tokoh Agama, Tokoh Masyarakat,
Tokoh Pemuda, Tokoh Wanita, Mahasiswa dan Para Insan Pers serta Tokoh Adat 16
Sai Batin Marga bersama-sama dengan tim formatur yang terdiri dari 9 orang yaitu
Panitia Persiapan Pembentukan Kabupaten Pesisir Barat yang disingkat P3KPB melalui
musyawarah besar di lamban gedung Way Napal Kecamatan Krui Selatan Kabupaten
Lampung Barat yang dihadiri oleh : Bupati Lampung Barat beserta jajarannya, Ketua
DPRD Lampung Barat dan 16 sai batin marga di wilayah pesisir, tokoh agama,
pemuda, para dewan guru, LSM, mahasiswa, masyarakat dan lain-lainnya.

Kemudian menghasilkan keputusan kepanitiaan dengan susunan sebagai berikut yaitu :

PELINDUNG/PENASEHAT 16 SAI BATIN MARGA

1. H.TAUFIK KIEMAS,
2. DR. Drs. AGUS ISTIQLAL. SH. MH,
3. DR. Ir.OMAR BERTO,
4. Drs. A. DARMANSYAH YUSIE,

PANITIA TERDIRI DARI :

 KETUA UMUM: Drs. AIDIN ADLAN. M.Pd,


 KETUA I : Drs. AZHARI SOBRI. MM,
 KETUA II : Drs. QODRATUL IKHWAN. MM
 KETUA III : Ir. EVAN TOLANI. MH.
 SEKRETARIS I : Drs. PARID WIJAYA,
 SEKRETARIS II : Ir. BIHIKMI SOPYAN,
 SEKRETARIS III : ALI YUDIEM. SH,
 BENDAHARA : HERLAMBANG.SH.MM,

BIRO PENGKAJIAN :

 Prof. DR. YUSWANTO. SH. MHum,


 Drs. ALI IMRON, M.Hum,

BIRO KOORDINASI DAN HUBUNGAN :

 Drs. KHWAN MUSLIMIN. MM,


 Drs. ABDULLAH MAKMUR M.Pd.
BIRO HUKUM, HUMAS, DAN DOKUMENTASI :

 Drs. MUSLIM, KRISTIMOR, SH. MP. (Alm),

P3KPB PERWAKILAN JAKARTA

 Drs. FADLUDIN. MM,

P3KPB LAMPUNG BARAT :

 AZHAR SANI, SH (Alm),


 APRIL LISWAR,
 NURSIN CANDRA, S.Pd. MM.

Dari hasil musyawarah bersama tersebut serta dukungan Bupati dan DPRD Lampung
Barat dan perjuangan usaha yang tidak mengenal lelah yang dilakukan oleh semua
pihak dan komponen masyarakat pesisir melalui P3KPB sejak tahun 2005 mendapat
sambutan dan simpati dan dukungan dari gubernur lampung secara terus menerus dari
tahun ke tahun hingga lahirnya Kabupaten Pesisir Barat.

Sebagai pemerintah daerah Kabupaten Lampung Barat sejak dibentuknya kepanitiaan


P3KPB mulai mempersiapkan anggaran keuangan daerah melalui APBD Kabupaten
Lampung Barat untuk mendukung pemekaran Kabupaten Pesisir Barat yang sangat
mencemaskan dari waktu ke waktu, serta terhalang oleh moratorium sangat
mendebarkan hati P3KPB dan komponen masyarakat pesisir, tetapi tetap bergelora dan
semangat mempersiapkan persyaratan kelengkapan pemekaran wilayah dan
persyaratan pembentukan Kabupaten Pesisir Barat Provinsi Lampung yang telah
berhasil disusun/dipenuhi panitia persiapan pembentukan Kabupaten Pesisir Barat
(P3KPB) sejak tahun 2005 disetujui dalam sidang DPRD Kabupaten Lampung Barat
yang dipimpin oleh ketua DPRD Lampung Barat DADANG SUMPENA dan kemudian
setelah itu mendapat persetujuan oleh bupati lampung barat Ir. ERWIN NIZAR. MT dan
bupati berikutnya Drs. MUKHLIS BASRI.

Pada sidang DPRD Provinsi Lampung tahun 2007 yang dipimpin oleh ketua dewan
INDRA KARYADI.SH, bundel-bundel berkas persyaratan kelengkapan pemekaran
wilayah dan pembentukan Kabupaten Pesisir Barat Provinsi Lampung juga mendapat
respon positif dan disetujui. setelah mendapat persetujuan dari DPRD Provinsi,
Gubernur Provinsi Lampung Drs. SJAHROEDIN Z.P. SH, juga memberikan persetujuan
untuk diusulkan kepada pemerintah pusat Republik Indonesia melalui Kementerian
Dalam Negeri. setelah semua persyaratan disesuaikan dengan peraturan pemerintah
nomor 78 tahun 2007 termasuk kajian kelayakan pemekaran wilayah dan kajian tentang
penetapan ibukota. bundel berkas persyaratan kelengkapan pemekaran wilayah dan
persyaratan pembentukan Kabupaten Pesisir Barat Provinsi Lampung oleh
Kementerian Dalam Negeri dikaji oleh tim dewan pertimbangan otonomi daerah
(DPOD) yang terdiri dari Kementerian Dalam Negeri, Kementerian Hukum dan HAM,
Kementerian Keuangan, dan Bapenas, kemudian dibawa kedalam sidang paripurna
DPR – RI dan ditetapkan pada tanggal 25 Oktober 2012 Undang-Undang Repubik
Indonesia Nomor 22 Tahun 2012 Tentang Pembentukan Kabupaten Pesisir Barat di
Provinsi Lampung yang dibacakan oleh ketua komisi II DPR-RI Drs. Agun Gunanjar,
selanjutnya rapat penetapan tentang pembentuan kabupaten pesisir barat dalam sidang
paripurna dipimpin oleh ketua DPR-RI MARZUKI ALI. setelah itu tanggal 16 November
2012 disahkan oleh Presiden Republik Indonesia SOESILO BAMBANG YUDHOYONO
dan diundangkan dalam lembaran negara pada tanggal 17 November 2012 oleh
Menteri Hukum dan HAM Republik Indonesia AMIR SYAMSUDIN, SH. sehingga
Kabupaten Pesisir Barat Lampung memperoleh status sebagai kabupaten baru hasil
pemekaran dari kabupaten induknya (Kabupaten Lampung Barat)

Peresmian Kabupaten Pesisir Barat dilaksanakan pada tanggal 22 April 2013 oleh
Menteri Dalam Negeri atas nama Pemerintah Republik Indonesia dan melantik
KHERLANI. SE. MM, sebagai Penjabat Bupati Pesisir Barat di Kementerian Dalam
Negeri Jakarta.

Pesisir Barat Lampung saat ini telah menjadi kabupaten dengan nama Kabupaten
Pesisir Barat dengan ibukota kabupatennya adalah kota Krui. sejak diresmikannya
daerah otonomi baru (DOB) dan pelantikan Penjabat Bupati Pesisir Barat, oleh
pemeritah pusat pada tanggal 22 April 2013 lalu. pada saat itu terdapat sebelas
kecamatan yang masuk dalam wilayah administratif Kabupaten Pesisir Barat.

Kemudian tahun berganti tahun, tanduk kepemimpinan pun silih berganti. Lihat Sejarah
Kepemimpinan Kabupaten Pesisir Barat dari masa ke masa.

Pembentukan Kabupaten Pesisir Barat adalah wujud nyata sebuah proses serta
sebuah hasil dari keinginan dan perjuangan seluruh masyarakat Pesisir Barat untuk
memperoleh kewenangan penuh untuk mengatur dan membangun daerahnya sehingga
diharapkan dapat menjadi daerah yang lebih mandiri lebih maju dan sejahtera.

LAMBANG DAERAH
Lambang Daerah merupakan panji kebesaran dan symbol kultural bagi masyarakat
daerah yang mencerminkan kekhasan daerah dalam Negara Kesatuan Republik
Indonesia. Lambang daerah berkedudukan sebagai tanda identitas daerah, dan
berfungsi sebagai pengikat kesatuan sosial budaya masyarakat daerah dalam
Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Kabupaten Pesisir Barat sebagai daerah otonom yang secara geografis terdiri dari
dataran tinggi dan pegunungan memiliki Lambang daerah yang terdiri dari logo
daerah dan himne daerah dengan menggambarkan kondisi wilayah dan kondisi
masyarakat Pesisir Barat. Secara filosofi keberadaan Logo di Kabupaten Pesisir
Barat tersebut mampu membangkitkan semangat, kebanggaan, keberuntungan dan
kemeriahan semua pihak yang terlibat secara langsung maupun tidak langsung.
Lambang Daerah tersebut mengangkat potensi alam maupun budaya yang dimiliki
daerah dengan semangat Helauni Kibaghong sebagai semboyan masyarakat.
Oleh karena itu, diperlukan Lambang Daerah yang telah menggambarkan kondisi
kekinian namun tetap memiliki nilai filosofi akan Kabupaten Pesisir Barat.
Harapannya Lambang Daerah ini yang mengandung unsur nilai budaya, sejarah,
kondisi alam, kondisi masyarakat dapat menggambarkan potensi daerah, harapan
masyarakat daerah dan semboyan untuk mewujudkan harapan serta mengajak
masyarakat untuk membangun daerah.
Latar Belakang Pembentukan Kabupaten Pesisir Barat (Bagian 1)
Provinsi Lampung yang memiliki luas wilayah ±34.623,80 km2 dengan penduduk pada
tahun 2011 berjumlah ±8.711.511 jiwa terdiri atas 12 (dua belas) kabupaten dan 2 (dua)
kota, perlu memacu peningkatan penyelenggaraan pemerintahan dalam rangka
memperkukuh Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Kabupaten Lampung Barat yang mempunyai luas wilayah ±5.050,01 km2 dengan
jumlah penduduk pada tahun 2011 berjumlah ±421.878 jiwa terdiri atas 22 (dua puluh
dua) kecamatan dan 238 (dua ratus tiga puluh delapan) desa/kelurahan. Kabupaten ini
memiliki potensi yang dapat dikembangkan untuk mendukung peningkatan
penyelenggaraan pemerintahan.
Kondisi geografis Kabupaten Lampung Barat yang terletak pada jajaran Pegunungan
Bukit Barisan Selatan yang dilalui oleh jalur Trans Timur Sumatera, disertai dengan
rentang kendali pemerintahan yang terlalu jauh menyebabkan potensi sumber daya
alam yang terdapat di dalamnya tidak sepenuhnya dapat dimanfaatkan secara optimal.
Wilayah “Krui” sebagai “kota tua” yang merupakan eks kawedanaan sudah dikenal
sejak zaman penjajahan Belanda. Selain itu potensi pariwisata, khususnya olahraga
selancar memiliki potensi keunikan yang amat baik untuk dikembangkan.
Dengan luas wilayah dan besarnya jumlah penduduk seperti tersebut di atas,
pelaksanaan pembangunan dan pelayanan kepada masyarakat belum sepenuhnya
terjangkau. Kondisi demikian perlu diatasi dengan memperpendek rentang kendali
pemerintahan melalui pembentukan daerah otonom baru sehingga pelayanan publik
dapat ditingkatkan guna mempercepat terwujudnya kesejahteraan masyarakat.

Latar Belakang Pembentukan Kabupaten Pesisir Barat (Bagian 2)


Pembentukan Kabupaten Pesisir Barat yang merupakan pemekaran dari Kabupaten
Lampung Barat terdiri atas 11 (sebelas) kecamatan, yaitu Kecamatan Pesisir Tengah,
Kecamatan Pesisir Selatan, Kecamatan Lemong, Kecamatan Pesisir Utara, Kecamatan
Karya Penggawa, Kecamatan Pulau Pisang, Kecamatan Way Krui, Kecamatan Krui
Selatan, Kecamatan Ngambur, Kecamatan Bengkunat, dan Kecamatan Bengkunat
Belimbing. Kabupaten Pesisir Barat memiliki luas wilayah keseluruhan ±2.907,23 km2
dengan jumlah penduduk sebesar ±136.370 jiwa pada tahun 2011 dan 117 (seratus
tujuh belas) desa/kelurahan.
Dengan terbentuknya Kabupaten Pesisir Barat sebagai daerah otonom, Pemerintah
Provinsi Lampung berkewajiban membantu dan memfasilitasi terbentuknya
kelembagaan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah dan Perangkat Daerah yang efisien
dan efektif sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan, serta membantu dan
memfasilitasi pemindahan personel, pengalihan aset dan dokumen untuk kepentingan
penyelenggaraan pemerintahan daerah dalam rangka meningkatkan pelayanan publik
dan mempercepat terwujudnya kesejahteraan masyarakat di Kabupaten Pesisir Barat.
Dalam melaksanakan otonomi daerah, Kabupaten Pesisir Barat perlu melakukan
berbagai upaya peningkatan kemampuan ekonomi, penyiapan sarana dan prasarana
pemerintahan, pemberdayaan, dan peningkatan sumber daya manusia, serta
pengelolaan sumber daya alam sesuai dengan peraturan perundang-undangan.

BATAS WILAYAH KABUPATEN PESISIR BARAT


Kabupaten Pesisir Barat mempunyai batas-batas wilayah:
 Sebelah Utara berbatasan dengan Desa Ujung Rembun, Desa Pancur Mas, Desa
Sukabanjar Kecamatan Lumbok Seminung, Desa Kubu Prahu Kecamatan Balik
Bukit, Desa Kutabesi, Desa Sukabumi Kecamatan Batu Brak, Desa Sukamarga,
Desa Ringinsari, Desa Sumber Agung, Desa Tuguratu, Desa Banding Agung
Kecamatan Suoh, Desa Hantatai, Desa Tembelang, Desa Gunung Ratu Kecamatan
Bandar Negeri Suoh Kabupaten Lampung Barat, Desa Gunung Doh Kecamatan
Bandar Negeri Semuong, Desa Ngarit, Desa Rejosari, Desa Petekayu, Desa
Sirnagalih Kecamatan Ulu Belu, Desa Datar Lebuay Kecamatan Naningan
Kabupaten Tanggamus, Desa Way Beluah, dan Desa Melaya Kecamatan Banding
Agung Kabupaten Ogan Komering Ulu Selatan Provinsi Sumatera Selatan;
 Sebelah Timur berbatasan dengan Desa Tampang Tua Kecamatan Pematang
Sawa, Desa Sedayu, Desa Sidomulyo Kecamatan Semaka Kabupaten Tanggamus;
 Sebelah Selatan berbatasan dengan Samudera Hindia; dan
 Sebelah Barat berbatasan dengan Desa Tebing Rambutan Kecamatan Nasal
Kabupaten Kaur Provinsi Bengkulu.

Pekon (Desa) dan Kelurahan di Kabupaten Pesisir Barat

1. Kecamatan Pesisir Tengah


Pekon (Desa) dan Kelurahan yang masuk dalam cakupan Kecamatan Pesisir
Tengah adalah Pekon Way Redak, Pekon Kampung Jawa, Pekon Pahmungan, Pekon
Seray, dan Pekon Rawas. Terdapat 2 (dua) kelurahan yaitu Kelurahan Pasar Krui
dan Kelurahan Pasar Kota Krui .

2. Kecamatan Pesisir Selatan


Pekon (Desa) yang masuk dalam cakupan Kecamatan Pesisir Selatan adalah Pekon
Negeri Ratu Tenumbang,Pekon Sukarame, Pekon Pelita Jaya, Pekon Sumur
Jaya,Pekon Tanjung Jati, Pekon Pagar Dalam, Pekon Tanjung Setia, Pekon Way
Jambu, Pekon Marang, Pekon Tanjung Raya, Pekon Bangun Negara, Pekon Ulok
Manik, Pekon Biha, Pekon Tulung Bamban, dan Pekon Paku Negara.
3. Kecamatan Lemong
Pekon (Desa) yang masuk dalam cakupan Kecamatan Lemong adalah Pekon Pagar
Dalam, Pekon Tanjung Jati, Pekon Tanjung Sakti, Pekon Way Batang, Pekon
Lemong, Pekon Penengahan, Pekon Malaya, Pekon Bandar Pugung, Pekon
Bambang, Pekon Cahaya Negeri, Pekon Rata Agung, Pekon Suka Mulya, dan Pekon
Parda Haga.

4. Kecamatan Pesisir Utara


Pekon (Desa) yang masuk dalam cakupan Kecamatan Pesisir Utara adalah Pekon
Kuripan, Pekon Walur, Pekon Kerbang Langgar, Pekon Padang Rindu, Pekon Negeri
Ratu, Pekon Kerbang Dalam, Pekon Kota Karang, Pekon Balam, Pekon Way
Narta, Pekon Batu Raja, Pekon Pemancar, dan Pekon Gedau.

5. Kecamatan Karya Penggawa


Pekon (Desa) yang masuk dalam cakupan Kecamatan Karya
Penggawa adalah Pekon La’ay, Pekon Penggawa V Ulu, Pekon Penengahan, Pekon
Way Nukak, Pekon Kebuayan, Pekon Menyancang, Pekon Penggawa V
Tengah, Pekon Way Sindi, Pekon Way Sindi Utara, Pekon Tebakak Way Sindi,
dan Pekon Way Sindi Hanuan.

6. Kecamatan Pulau Pisang


Pekon (Desa) yang masuk dalam cakupan Kecamatan Pulau Pisang adalah Pekon
Pasar Pulau Pisang, Pekon Labuhan, Pekon Bandar Dalam, Pekon Pekon Lok, Pekon
Sukadana, dan Pekon Sukamarga.

7. Kecamatan Way Krui


Pekon (Desa) yang masuk dalam cakupan Kecamatan Way Krui adalah Pekon Pajar
Bulan, Pekon Bumi Waras, Pekon Banjar Agung, Pekon Penggawa V Ilir, Pekon Ulu
Krui, Pekon Labuhan Mandi, Pekon Gunung Kemala Timur, Pekon Gunung
Kemala, Pekon Sukabaru, dan Pekon Penggawa V.

8. Kecamatan Krui Selatan


Pekon (Desa) yang masuk dalam cakupan Kecamatan Krui Selatan adalah Pekon
Balai Kencana, Pekon Way Napal, Pekon Padang Haluan, Pekon Walur, Pekon Way
Suluh, Pekon Suka Jadi, Pekon Pemerihan, Pekon Lintik, Pekon Mandiri Sejati,
dan Pekon Padang Raya.
9. Kecamatan Ngambur
Pekon (Desa) yang masuk dalam cakupan Kecamatan Ngambur adalah Pekon
Sumber Agung, Pekon Ulok Mukti, Pekon Negeri Ratu Ngambur, Pekon Pekon
Mon, Pekon Gedung Cahya Kuningan, Pekon Suka Banjar, Pekon Suka Negara, Pekon
Muara Tembulih, dan Pekon Bumi Ratu.

10. Kecamatan Ngaras


Pekon (Desa) yang masuk dalam cakupan Kecamatan Ngaras adalah Pekon Parda
Suka, Pekon Negeri Ratu Ngaras, Pekon Bandar Jaya, Pekon Kota Batu, Pekon
Mulang Maya, Pekon Raja Basa, Pekon Padang Dalam, Pekon Suka Maju, dan Pekon
Sukarame.

11. Kecamatan Bangkunat


Pekon (Desa) yang masuk dalam cakupan Kecamatan Bengkunat adalah Pekon
Pagar Bukit, Pekon Tanjung Kemala, Pekon Suka Marga, Pekon Penyandingan, Pekon
Kota Jawa, Pekon Bandar Dalam, Pekon Way Haru, Pekon Pemerihan, Pekon Suka
Negeri, Pekon Sumberejo, Pekon Tanjung Rejo, Pekon Siring Gading, Pekon Way Tias,
dan Pekon Pagar Bukit Induk.

Anda mungkin juga menyukai