Segala Puji dan Syukur Alhamdulillah kami sampaikan kepada Allah SWT
semoga senantiasa berada dalam lindungan-Nya sehingga kita dapat menghadiri
rapat Paripurna DPR RI untuk mengambil keputusan mengenai Pendapat Fraksi-
fraksi terhadap RUU Provinsi Sumatera Utara, Provinsi Sumatera Selatan, Provinsi
Jawa Barat, Provinsi Jawa Tengah, Provinsi Jawa Timur, Provinsi Maluku, Provinsi
Kalimantan Tengah dan Provinsi Bali.
Sholawat serta salam semoga senantiasa kita ucapkan kepada junjungan
kita Nabi Besar Muhammad SAW, beserta seluruh keluarga, kerabat dan para
sahabatnya, Pengikut-Nya yang istiqomah untuk mengamalkan Sunnahnya
dengan tulus dan ikhlas, sehingga kelak di akhir zaman kita memperoleh
syafa’atnya. Amiin…
Bila dilihat dari sisi potensi daerah, Provinsi Sumatera Utara memiliki potensi
sumber daya alam (SDA) yang besar dan beragam, mulai dari pertanian,
kehutanan, kelautan dan perikanan, peternakan, perkebunan, pertambangan
maupun industri dan jasa. Sumatera Utara tersohor karena luas
perkebunannya, hingga kini, perkebunan tetap menjadi primadona
perekonomian provinsi. Perkebunan tersebut dikelola oleh perusahaan swasta
maupun negara. Sumatera Utara menghasilkan karet, coklat, teh, kelapa sawit,
kopi, cengkeh, kelapa, kayu manis, dan tembakau. Perkebunan tersebut
tersebar di Deli Serdang, Langkat, Simalungun, Asahan, Labuhan Batu, dan
Tapanuli Selatan. Komoditas tersebut telah diekspor ke berbagai negara dan
memberikan sumbangan devisa yang sangat besar bagi Indonesia. Selain
komoditas perkebunan, Sumatera Utara juga dikenal sebagai penghasil
komoditas holtikultura (sayur-mayur dan buah-buahan); misalnya Jeruk
Medan, Jambu Deli, Sayur Kol, Tomat, Kentang, dan Wortel yang dihasilkan
oleh Kabupaten Karo, Simalungun dan Tapanuli Utara. Produk holtikultura
tersebut telah diekspor ke Malaysia dan Singapura. Berbagai potensi yang
dapat menjadi sumber pendapatan daerah ini, tentu dapat dikelola melalui
pengaturannya dalam materi muatan RUU tentang Provinsi Sumatera Utara,
sehingga mampu mendorong peningkatan ekonomi dan kesejahteraan
masyarakat
Sumatera Selatan memiliki potensi Sumber Daya Alam yang sangat potensial,
baik yang dapat diperbaharui dan tidak dapat diperbaharui. Apabila disoroti
pada sumber daya geologinya, Sumatera Selatan memiliki potensi baik dari
minyak dan gas alam, panas bumi (geothermal), dan batubara.
Disempurnakannya regulasi ini diharapkan dapat dilakukan penataan
penyelenggaraan pemerintahan daerah disesuaikan dengan perubahan sistem
ketatanegaraan dan perkembangan zaman agar potensi Sumber Daya Alam
yang ada pada Provinsi Sumatera Selatan dapat terjaga dan dimaksimalkan
sepenuh-penuhnya untuk masyarakat setempat.
Jawa Barat adalah salah satu provinsi yang menjadi pusat perkembangan
sektor pembangunan, pemerintahan, ekonomi, pendidikan dan kesenian.
Selain itu, Jawa Barat memiliki keanekaragaman budaya yang melahirkan
beberapa jenis kesenian sebagai ciri budaya masyarakat, salah satunya
adalah kesenian yang lahir di kalangan rakyat itu sendiri, seperti Nama
Durcing bermakna “Dzuhur Cicing”. Dari segi penamaan, kata seni ini
mengambil dari waktu sholat yang dilaksanakan pada siang hari “Dzuhur” dan
Cicing dalam bahasa sunda yang berarti “Diam” artinya ketika waktu adzan
Dzuhur atau siang hari pekerjaan dihentikan terlebih dahulu, dengan
dibentuknya Undang-Undang Provinsi Jawa Barat Barat diharapkan dapat
mengakomodir kekhususan, kondisi dan karakteristik Jawa Barat dalam
mengimplementasikan Kearifan lokal dalam arti yang lebih luas.
Jangkauan RUU tentang Provinsi Jawa Tengah adalah sebagai dasar hukum
bagi pembangunan berbasis perencanaan yang bersifat sinergis dalam
konteks kepentingan pembangunan Provinsi Jawa Tengah guna mempercepat
terwujudnya kesejahteraan masyarakat Jawa Tengah secara adil dan merata,
melalui peningkatan pelayanan, pemberdayaan, dan peran serta masyarakat
Jawa Tengah serta meningkatkan perekonomian masyarakat. Undang-Undang
ini diharapkan menjangkau perbaikan pengaturan penyelenggaraan
pemerintahan Provinsi Jawa Tengah secara optimal, berbudaya, profesional,
berkelanjutan, dan memperbaiki pengelolaan keuangan daerah untuk
meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Arah pengaturan yang diatur dalam
undang-undang mesti melakukan penyesuaian dengan pengaturan yang
terdapat dalam peraturan perundang-undangan terkait untuk dijadikan dasar
hukum bagi pembangunan Provinsi Jawa Tengah dengan memperhatikan
karakteristik, potensi daerah, budaya, dan nilai adat masyarakat Provinsi Jawa
Tengah.