PENDAHULUAN
Perumusan otonomi yang luas itu tercermin dalam pembagian tugas dan kewenangan
antara Pemerintah Pusat dan Daerah. Pelaksanaan wewenang baik oleh Pemerintah
Pusat maupun Pemerintah Daerah memerlukan dukungan pendanaan. Bagi daerah
otonom dalam mengatur dan mengurus kepentingan masyarakat setempat, mempunyai
makna untuk membelanjai diri sendiri. Hal ini berarti daerah harus mempunyai sumber
pendapatan sendiri, di antaranya adalah yang bersumber dari pendapatan asli daerah
yaitu pajak daerah dan retribusi daerah. Kewenangan untuk mengenakan pungutan
bukan sekedar sebagai sumber pendapatan, tetapi sekaligus melambangkan kebebasan
untuk menentukan diri sendiri secara mengatur dan mengurus rumah tangga daerah
yang bersangkutan.
Saat ini pemerintah memiliki peluang untuk mengembangkan model bagi pengelolaan
sumber daya alam yang tidak merusak, akan tetapi malah terjadi peningkatan pesat
pengambilan sumber daya secara tidak sah. Bentuk-bentuk pengambilan ilegal tersebut
adalah penebangan kayu, penambangan dan penangkapan ikan, dan itu dilakukan oleh
perusahaan-perusahaan yang melanggar hukum ataupun pelaku "liar" yang bertindak
di luar hukum. Kesemuanya itu berakibat pada pengrusakan terhadap lingkungan,
pengurangan pendapatan negara, serta timbulnya kemungkinan letusan konflik di masa
depan. Dalam kasus penebangan kayu, permasalahannya telah menjadi sedemikian
berat sehingga sebagian besar dari hutan Indonesia termasuk dio Kalimantan Barat
terancam musnah dalam kurun waktu satu dasawarsa.