Anda di halaman 1dari 5

Solusi Persamaan

Schrödinger Nonlinier Untuk Mendiskripsikan Soliton Dari Perambatan Pulsa Optik Dalam Medium
Dispersif Nonlinier
Munawar Kholil

JURUSAN FISISKA
UNIVERSITAS NEGERI MALANG

INTISARI
sebuah pulsa optik dapat bergerak di dalam sebuah medium dispersif nonlinier tanpa berubah bentuk,
seolah-olah ia sedang bergerak di dalam sebuah medium nondipsersif linier. Hal ini terjadi ketika dispersi
kecepatan kelompok diimbangi oleh efek modulasi fase diri. Gelombang stasioner seperti itu disebut gelombang
soliter. Soliton optis adalah gelombang soliter khusus yang orthogonal, dalam arti bahwa ketika kedua
gelombang berpapasan atau bersilangan satu sama lain di dalam medium profil intensitasnya tidak berubah
(hanya pergeseran fase sebagian sebagai akibat interaksi), sehingga masing-masing gelombang meneruskan
bergerak sebagai suatu kesatuan yang bebas (soliter). Persamaan diferensial yang mengatur gugus kompleks
dari sebuah pulsa optik yang merambat dalam medium dispersif nonlinier yang luas adalah persamaan
Schrödinger nonlinier.
Kata kunci : dispersif, nonlierr, soliton optik, Schrödinger nonlinier.

tiba-tiba berhenti - tidak demikian halnya dengan


1. PENDAHULUAN massa air
pada kanal yang telah digerakkannya; gelombang
Soliton disebut gundukan energi berhingga, stabil, itu berakumulasi mengelilingi haluan kapal dalam
menempati ruang terbatas dan tidak menyebar. Ide keadaan golakan dahsyat, dan kemudian dengan tiba-
fisika soliton bermula pada Agustus 1934 ketika John tiba meninggalkan haluan kapal, menjalar ke depan
Scott Russel (1808-1882), fisikawan Skotlandia, dengan kecepatan besar, dalam bentuk gundukan air
mengamati fenomena gelombang air di kanal yang melanjutkan penjalarannya sepanjang kanal
Edinburg-Glasgow. Russel menyebut fenomena ini tanpa mengalami perubahan bentuk atau
sebagai "gelombang besar translasi". Gelombang air pengurangan kecepatan. Saya mengikuti gelombang
tersebut menjalar dengan bentuk tak berubah, dalam itu di punggung kuda, dan setelah menyusuli,
rentang waktu relatif lama sepanjang kanal. Dalam gelombang itu terus menjalar pada laju sekitar
kata-kata alih bahasa bebas, Russel delapan atau sembilan mil per jam, dengan tetap
menggambarkannya sebagai berikut : ”Saya yakin mempertahankan bentuk awalnya, panjangnya sekitar
akan lebih baik memperkenalkan fenomena ini tiga puluh kaki dan tingginya sekitar satu kaki
dengan mendeskripsikan keadaan dari pengenalan setengah. Tingginya secara berangsur menurun, dan
pertama saya dengannya. Saya sedang mengamati setelah pengejaran satu atau dua mil saya
gerak kapal yang ditarik dengan cepat sepanjang kehilangannya pada belokan kanal”.
kanal sempit oleh sepasang kuda, ketika kapalnya Russel juga melakukan beberapa percobaan
laboratorium untuk mereproduksi gelombang soliter
k
n    n
0 2 E 
2

atau gelombang soliton ini, dalam suatu tangki
c (1)
gelombang, dengan cara menjatuhkan sebuah benda
pada salah satu ujung tangki. Ia mendeduksi secara
empirik, volume air di gelombang sama dengan E(t)
volume air yang dipindahkan.
Berdasarkan penelitian Korteweg dan de Vries t
diketahui bahwa gelombang besar translasi adalah
bentuk khusus gelombang air permukaan. Persamaan
yang mendeskripsikan penjalaran gelombang satu
GAMBAR 1. (a) modulasi gelombang.
arah pada permukaan kanal yang dangkal diturunkan
oleh Korteweg dan de Vries pada tahun 1895, yang
Meninjau medan listrik dari gelombang optik yang
dikenal dengan persamaan KDV.
merambat searah z dengan frekuensi angular sentral
Stabilitas soliton berfungsi menyeimbangkan
0 dan angka gelombang sentral k0 Jika amplitudo
efek nonlinieritas dan dispersi, seperti yang
maksimum dari gelombang cahaya secara lambat
ditunjukkan oleh soliton air dangkal pada persamaan
berubah terhadap waktu t dan ruang z, maka ekspresi
KDV. Nonlinieritas memandu gelombang soliton
medan listriknya dalam gugus kompleks dapat
untuk terlokalisasi, sedangkan dispersi menyebarkan
dirumuskan sebagai:
gelombang terlokalisasi tersebut. Jika salah satu dari
dua efek tersebut hilang, soliton menjadi tidak stabil
dan secepatnya juga menghilang. 
E  Re E0 ( z, t )ei (0t  k 0 z )  (2)
Permasalahan yang muncul adalah “Bagaimana
efek dari sifat médium dispersive nonlinier jika yang Re adalah notasi bagian real sedangkan k0 dan ω0
tinjau adalah pulsa optik sehingga terbentuk brteturut-turut adalah angka gelombang dan frekuensi
soliton?”. sudut sebagai pembawa gelombang. Fungsi gugus
E0(z,t) menunjukkan fungsi yang bervariasi dengan
2. PERSAMAAN DIFERENSIAL UNTUK lambat terhadap waktu dan jarak yang
FUNGSI GUGUS DALAM MEDIUM menginditifikasikan bahwa spektrum frekuensi dari
DISPERSIF NONLINIER medan listrik E strukurnya terlokalisasi dibawah
frekuensi central o, yang ditunjukan gambar 1. dan
Indeks bias medium dispersif berubah sebagai fungsi pada gambar 2, ∆ω0 menunjukkan lebar spektrum
frekuensi dari gelombang yang melewatinya dan frekuensi fungsi gugus E.
ck   no ( )
dirumuskan dengan: . Sedangkan
angka gelombang dirumuskan dengan pesamaan:
E(ω) ∆ω
k  n c , dengan n  n0    n2 E , n2 adalah
2

koefisien Kerr yang memberikan efek nonlier. ω0 ω


Sehingga angka gelombang dalam medium dispersif
non linier menjadi:

GAMBAR 2. (a) spektrum frekuensi.


Pada medium dispersif, dengan dispersif lemah kecepatan kelompok vg dari modulasi gelombang

vg   k  k '
konstanta angka gelombang dapat didekati dengan 1
k" vg2 vg 
adalah dan . Ekspresi
tiga suku pertama dari deret taylor. Yaitu:
ini menunjukkan bahwa k” diberikan oleh frekuensi
yang tergantung pada kecepatan gugus gelombang.
2n2 k (0 )   0   2 k (0 )   0 
2

k  k0  E  
2

  2  1!  2 3  1! Oleh karena itu k” merepresentasikan sifat dispersi


kecepatan kelompok dari gelombang.

(3) Jika k”= 0, solusi persamaan (7) dapat

Fungsi gugus kompleks E(z,t) dapat juga disajikan dinyatakan dalam fungsi yang berubah-ubah terhadap

dalam bentuk E(∆k ,∆ω) dengan menggunakan z-t/k’=z-vgt, E(z-vgt). representasi ini menunjukkan

tranformasi Fourier. Dengan ∆ω=ω-ω0 yang bahwa perambatan gugus gelombang cahaya bergerak

merepresentasikan pergeseran kecil frekuensi gugus dengan kecepatan kelompok. Berdasarkan fakta ini,

dari frekuensi central dan ∆k=k-k0 yang dapat digunakan sistem koordinat baru yang bergerak

dengan kecepatan kelompok yaitu:    z dan


2
merepresentasikan pergeseran angka gelombang.
     (t  k ' z) . Sehingga dioperoleh:
E(k, )    E( z, t )ei t kzdzdt
 

(4) 2
(2.4)
E k "  2E E E
Dengan E(∆k, ∆ω) adalah inverse transformasi i  g 2 0
 2  2
 (8)
Fourier dari E(z,t):
 
E(k ,  )e i t kz  d k d  
1
E( z, t ) 
2 2  
  ε adalah kuantitas kecil ∆ω0/ω0 yang menandakan
lebar relatif dari spektrum.
(5)
Jika persamaan diatas dibandingkan dengan
Dari persamaan (4) dan (5) dapat dilihat bahwa
persamaan Schrödinger dalam satuan SI yang telah
(/t)E(z,t)=-i ∆ω dan (/z)E(z,t)=i ∆k diperoleh
diketahui yaitu :
ungkapan ∆ω=i(/t) dan ∆k=-i(/z). Menuliskan
  2
kembali persamaan (3) dengan menganti nilai (ω- ω0) i   V  0
t x 2
dan (k-k0) berturut-turut dengan ∆ω dan ∆k maka dan menggatikan V dengan |E|2, t dengan ξ dan x
ekspresi persamaan (3) menjadi sebuah operator, dengan . Hal ini menunjukkan bahwa potensial V
yaitu: dari persamaan Schrödinger di representasikan oleh
|E|2, yang menjelaskan bahwa indeks bias bervariasi
  k"  2 besarnya pada nilai E2.
i  ik '  gE
2

z t 2 t 2 (6) Persamaan (8) adalah persamaan Schrödinger


nonlinier satu dimensi yang akan dicari solusinya.
dengan
g  2n2  . Kemudian operator tersebut
diopeasikan pada fungsi gugus E(z,t), maka diperoleh: 3. FUNGSI SOLITON OPTIK SEBAGAI
SOLUSI PERSAMAAN SCHRÖDINGER

  k "  2 E(z, t) NONLINIER


i  k '  E(z, t)   g E E(z, t)  0
2

 z t  2 t 2 (7)
Agar mudah mendapatkan solusinya persamaan

Dengan k’=∂k/∂ω│ωo, k”= ∂2k/∂ω2│ωo. Dan (8) perlu dinormalisasi dengan memasukkan nilai-
nilai berikut: 
  
q,    Sech     Expi     2   2 
1
 2 

g

  (15)
q E 
 ;  k"1 2 ;  (9)
Sehingga persamaan (8) menjadi: Dimana (ρ0) 1/2 diganti dengan η.

q 1 2q
  q q0
2
i
 2 2
(10)

Persamaan diatas dapat diselasaikan dengan Z=-5 Z=-4


menggunakan metode sparasi variable , yaitu:

q ,     ,  ei ,  


(11)
Dan sarat batas yang harus dipenuhi untuk
mendapatkan solusi yang stasioner selama Z=-3 Z=-2
perambatannya adalah:
a. |q|2 dibatasi oleh dua nilai yaitu ρs dan ρD
b. Saat |q|2 = ρs, |q|2 adalah nilai extrim, yaitu pada
saat|q|2 = ρs, ∂|q|2/∂T = 0 tetapi ∂2|q|2/∂T2 ≠ 0
c. ρD adalah nilai asimtot dari |q|2 pada T→±∞, Z=-1 Z=-0

artinya saat |q|2 = ρD ∂n|q|2/∂Tn = 0 .


Kemudian mensubtitusikan persamaan (11)
ke persamaan (10) sehingga diperoleh bagian riel dan
imajiner berturut-turut adalah:
Z=1 Z=2

    
  0
     (12)

1   2 1      1   
2 2

4          Z=3 Z=4
8         2   
(13)

Dari persamaan (12) dan (13) yang dikondisikan


Z=5
dengan syarat batas diatas diperoleh solusi soliton
yaitu:
GAMBAR3: Plot 3 soliton pada nilai Z

 
yang berdeda, tinggi soliton
  o Sech 2 o    (14) (amplitude) sebagai fungsi T
Solusi gelombang soliter (15) mempunyai dua gelombang soliton semakin mendekat, mereka
parameter yaitu η yang merepresentasikan amplitudo secara berangsur-angsur berubah bentuk,
dan lebar pulsa gelombang soliter, dan κ kemudian bergabung menjadi paket gelombang
mrepresentasikan kecepatan transmisi pulsa. Dan tunggal, lalu segera berpisah menjadi dua
solusi untuk N soliton adalah: gelombang soliton dengan bentuk dan kecepatan

q,    j S ech j    j Exp i   j    2 j   2 j  


N
 1  yang sama dengan sebelum terjadinya super
j 1  2 
posisi. Oleh karena itu soliton juga disebut
(17) gelombang soliter.

q,    j S ech2 j    j 
N
2 2 5. REFERENSI
j 1 (18) [1] Arfken, George. 1985. Mathematical Method in
Th Physical. Miami. Academic press, INC.
Gambar 3 memperlihatkan plot superposisi tiga
soliton yang mempunyai amplitudo dan kecepatan [2] Boas, M.L.,1983. Mathematical Method in Th
berdeda. Tiga soliton tersebut di tempat terpisah satu Physical Sciences. New York. John Wiley and
sama lain, masing-masing soliton berpindah dengan Sons INC.
bentuk dan kecepatan konstan, kemudian bergabung
menjadi paket gelombang tunggal, lalu segera [3] Hasegawa, Akira. 1989. Optical Soliton in Fiber.
berpisah menjadi tiga gelombang soliton lagi. New York. Springer-Verlag.
Pada gambar 3 juga memperlihatkan bahwa soliton di
Z=-5 simetris dengan soliton di Z=5, begitu seteusnya [4] Hidayat, Arif. 2004. hand book optika moderen..
soliton di Z=-n simetris dengan soliton di Z=n.
keadaan itu menunjukkan bahwa bentuk dan [5] Guenther, Robert D. 1990. Modern optik. New
kecepatan transmisi soliton sama antara sebeleum York. John Wiley and Sons INC.
terjadinya super posisi dan setelah terjadinya
superposi. Keadaan ini menunjukkan sifat partikel. [6] Saleh, B. E. A. & Teich. M. C. 1991.
Fundamental of Fotonics. New York. John.
Wiley and Sons INC.
4. KESIMPULAN
Dari penjelasan diatas dapat simpulkan
bahwa:
a. Solulsi N soliton dari perambatan pulsa optik
pada medium dispersif adalah:


q,    j Sech j    j Expi   j    2 j   2 j  
 

N
1
j 1  2 

b. Surper posisi dari beberapa soliton


memperlihatkan sifat partikel, yaitu ketika soliton
ditempatkan terpisah satu sama lain, masing-
masing soliton menjalar dengan bentuk dan
kecepatan konstan. Sebagaimana dua atau lebih

Anda mungkin juga menyukai