Schrödinger Nonlinier Untuk Mendiskripsikan Soliton Dari Perambatan Pulsa Optik Dalam Medium
Dispersif Nonlinier
Munawar Kholil
JURUSAN FISISKA
UNIVERSITAS NEGERI MALANG
INTISARI
sebuah pulsa optik dapat bergerak di dalam sebuah medium dispersif nonlinier tanpa berubah bentuk,
seolah-olah ia sedang bergerak di dalam sebuah medium nondipsersif linier. Hal ini terjadi ketika dispersi
kecepatan kelompok diimbangi oleh efek modulasi fase diri. Gelombang stasioner seperti itu disebut gelombang
soliter. Soliton optis adalah gelombang soliter khusus yang orthogonal, dalam arti bahwa ketika kedua
gelombang berpapasan atau bersilangan satu sama lain di dalam medium profil intensitasnya tidak berubah
(hanya pergeseran fase sebagian sebagai akibat interaksi), sehingga masing-masing gelombang meneruskan
bergerak sebagai suatu kesatuan yang bebas (soliter). Persamaan diferensial yang mengatur gugus kompleks
dari sebuah pulsa optik yang merambat dalam medium dispersif nonlinier yang luas adalah persamaan
Schrödinger nonlinier.
Kata kunci : dispersif, nonlierr, soliton optik, Schrödinger nonlinier.
vg k k '
konstanta angka gelombang dapat didekati dengan 1
k" vg2 vg
adalah dan . Ekspresi
tiga suku pertama dari deret taylor. Yaitu:
ini menunjukkan bahwa k” diberikan oleh frekuensi
yang tergantung pada kecepatan gugus gelombang.
2n2 k (0 ) 0 2 k (0 ) 0
2
k k0 E
2
Fungsi gugus kompleks E(z,t) dapat juga disajikan dinyatakan dalam fungsi yang berubah-ubah terhadap
dalam bentuk E(∆k ,∆ω) dengan menggunakan z-t/k’=z-vgt, E(z-vgt). representasi ini menunjukkan
tranformasi Fourier. Dengan ∆ω=ω-ω0 yang bahwa perambatan gugus gelombang cahaya bergerak
merepresentasikan pergeseran kecil frekuensi gugus dengan kecepatan kelompok. Berdasarkan fakta ini,
dari frekuensi central dan ∆k=k-k0 yang dapat digunakan sistem koordinat baru yang bergerak
(4) 2
(2.4)
E k " 2E E E
Dengan E(∆k, ∆ω) adalah inverse transformasi i g 2 0
2 2
(8)
Fourier dari E(z,t):
E(k , )e i t kz d k d
1
E( z, t )
2 2
ε adalah kuantitas kecil ∆ω0/ω0 yang menandakan
lebar relatif dari spektrum.
(5)
Jika persamaan diatas dibandingkan dengan
Dari persamaan (4) dan (5) dapat dilihat bahwa
persamaan Schrödinger dalam satuan SI yang telah
(/t)E(z,t)=-i ∆ω dan (/z)E(z,t)=i ∆k diperoleh
diketahui yaitu :
ungkapan ∆ω=i(/t) dan ∆k=-i(/z). Menuliskan
2
kembali persamaan (3) dengan menganti nilai (ω- ω0) i V 0
t x 2
dan (k-k0) berturut-turut dengan ∆ω dan ∆k maka dan menggatikan V dengan |E|2, t dengan ξ dan x
ekspresi persamaan (3) menjadi sebuah operator, dengan . Hal ini menunjukkan bahwa potensial V
yaitu: dari persamaan Schrödinger di representasikan oleh
|E|2, yang menjelaskan bahwa indeks bias bervariasi
k" 2 besarnya pada nilai E2.
i ik ' gE
2
z t 2 t 2 (7)
Agar mudah mendapatkan solusinya persamaan
Dengan k’=∂k/∂ω│ωo, k”= ∂2k/∂ω2│ωo. Dan (8) perlu dinormalisasi dengan memasukkan nilai-
nilai berikut:
q, Sech Expi 2 2
1
2
g
(15)
q E
; k"1 2 ; (9)
Sehingga persamaan (8) menjadi: Dimana (ρ0) 1/2 diganti dengan η.
q 1 2q
q q0
2
i
2 2
(10)
0
(12)
1 2 1 1
2 2
4 Z=3 Z=4
8 2
(13)
yang berdeda, tinggi soliton
o Sech 2 o (14) (amplitude) sebagai fungsi T
Solusi gelombang soliter (15) mempunyai dua gelombang soliton semakin mendekat, mereka
parameter yaitu η yang merepresentasikan amplitudo secara berangsur-angsur berubah bentuk,
dan lebar pulsa gelombang soliter, dan κ kemudian bergabung menjadi paket gelombang
mrepresentasikan kecepatan transmisi pulsa. Dan tunggal, lalu segera berpisah menjadi dua
solusi untuk N soliton adalah: gelombang soliton dengan bentuk dan kecepatan
q, j S ech2 j j
N
2 2 5. REFERENSI
j 1 (18) [1] Arfken, George. 1985. Mathematical Method in
Th Physical. Miami. Academic press, INC.
Gambar 3 memperlihatkan plot superposisi tiga
soliton yang mempunyai amplitudo dan kecepatan [2] Boas, M.L.,1983. Mathematical Method in Th
berdeda. Tiga soliton tersebut di tempat terpisah satu Physical Sciences. New York. John Wiley and
sama lain, masing-masing soliton berpindah dengan Sons INC.
bentuk dan kecepatan konstan, kemudian bergabung
menjadi paket gelombang tunggal, lalu segera [3] Hasegawa, Akira. 1989. Optical Soliton in Fiber.
berpisah menjadi tiga gelombang soliton lagi. New York. Springer-Verlag.
Pada gambar 3 juga memperlihatkan bahwa soliton di
Z=-5 simetris dengan soliton di Z=5, begitu seteusnya [4] Hidayat, Arif. 2004. hand book optika moderen..
soliton di Z=-n simetris dengan soliton di Z=n.
keadaan itu menunjukkan bahwa bentuk dan [5] Guenther, Robert D. 1990. Modern optik. New
kecepatan transmisi soliton sama antara sebeleum York. John Wiley and Sons INC.
terjadinya super posisi dan setelah terjadinya
superposi. Keadaan ini menunjukkan sifat partikel. [6] Saleh, B. E. A. & Teich. M. C. 1991.
Fundamental of Fotonics. New York. John.
Wiley and Sons INC.
4. KESIMPULAN
Dari penjelasan diatas dapat simpulkan
bahwa:
a. Solulsi N soliton dari perambatan pulsa optik
pada medium dispersif adalah:
q, j Sech j j Expi j 2 j 2 j
N
1
j 1 2