Anda di halaman 1dari 17

LK 0.

1: Lembar Kerja Belajar Mandiri

Judul Modul 1. DASAR AUDIOVISUAL


Judul Kegiatan Belajar (KB) 1. Sejarah Perkembangan
Media
2. Jenis-Jenis Media
Audiovisual
3. Perkembangan Media
Eletronik & Digital
4. Menganalisis Jenis Media
Audiovisual
No Butir Refleksi Respon/Jawaban
1 Garis besar materi yang KB 1. SEJARAH PERKEMBANGAN
dipelajari MEDIA
1. Media audio visual merupakan media
yang mengantarkan informasi yang
mampu direspons oleh pandangan
dan pendengaran suara oleh manusia
pada medium tertentu.
2. Tahap perkembangan media , terbagi
menjadi beberapa bagian :
o Era Masyarakat Tribal/Rumpun
o Era Masyarakat Tulis – Sejarah
o Era Percetakan
o Era Elektronik dan Digital
KB 2. JENIS-JENIS MEDIA
AUDIOVISUAL
3. Film terbentuk dari unsur cerita dan
penceritaan.
4. Mise En Scene adalah semua aspek
yang terlihat pada frame.
5. Film fiksi merupakan film yang
dikarang berdasarkan rekaan dari
penulis disertai dengan unsur
dramatisir dengan memperhatikan
aspek estetika.
6. Film non fiksi terbagi menjadi film
dokumenter dan film faktual.
7. Film faktual, menekankan unsur
merekam fakta sesuai kenyataan
yang ada menjadi aspek yang paling
utama.
8. Film digital adalah film yang
menggunakan teknologi digital pada
aspek produksi, distribusi, dan
eksebisi.
KB 3. PERKEMBANGAN MEDIA
ELETRONIK & DIGITAL
9. Media elektronik menggunakan
sumber daya listrik untuk
menghasilkan pesan dari
komunikator kepada komunikan.
10. Beberapa media elektronik
berdasakan perkembangannya :
Telegraf
Telepon
Gramofon
Film
Radio
Televisi
11. Analog merupakan signal yang terdiri
dari amplitudo dan frekuensi.
12. Digital merupakan signal berbentuk
data angka
13. Signal digital tersusun dari satuan-
satuan angka 0 dan 1.
14. Internet dan digital merupakan
platform yang dapat membentuk
berbagai ruang kreasi dalam media
baru. Interaksi internet yang
memungkinkan terjadi komunikasi
dari banyak arah menjadi cara baru
sebagai media komunikasi.
15. Beberapa karakteristik media :
 Digital
 Interaktif
 Jaringan
 Virtual
KB 4 . MENGANALISIS JENIS MEDIA
AUDIOVISUAL
16. Media audio yaitu media
penyampaian pesan dalam bentuk
auditif baik verbal maupun lisan,
yang berkaitan dengan indera
pendengaran.
17. Media visual secara teknis terdiri dari
bentuk, garis, kontur, gradasi, warna,
pergerakan, terang gelap.
2 Daftar materi yang sulit 1. Menentukan perbedaan sinyal analog
dipahami di modul ini dan digital
2. produksi Audiov visual
terhadap perkembangan media
Audio visual

3 Daftar materi yang sering 1. Kelebihan dan kekurangan media


mengalami miskonsepsi audio, visual dan audiovisual sebagai
sebuah solusi.

Judul Modul 2. NASKAH AUDIOVISUAL


Judul Kegiatan Belajar (KB) 5. DASAR NASKAH
AUDIOVISUAL
6. SKENARIO DRAMA
7. DIAGRAM AKSI DAN
STRUKTUR TIGA BABAK
8. NASKAH NON FIKSI/NON
DRAMA
No Butir Refleksi Respon/Jawaban
1 Garis besar materi yang KB 1 . DASAR NASKAH AUDIOVISUAL
dipelajari 18. Naskah Audiovisual merupakan
rancangan cerita untuk tujuan
produksi Audiovisual. Naskah film
berisi rancangan cerita untuk tujuan
untuk produksi sebuah film. Naskah
televisi berisi rancangan cerita untuk
tujuan produksi program televisi
19. Secara umum naskah Audiovisual
bisa dibedakan dalam dua jenis
naskah yaitu :
20. Naskah fiksi disebut dengan skenario
21. Naskah non fiksi adalah jenis karya
yang berpijak pada fakta
KB 2 . SKENARIO DRAMA
22. Mayoritas film yang kita tonton saat
ini adalah fiktif atau karangan.
23. Sinopsis adalah ringkasan cerita yang
di buat untuk menjelaskan cerita
awal, tengah sampai akhir dari ide
cerita yang kita miliki. Sinopsis
merupakan pengembangan dari basic
story.
24. Alur cerita kita buat dengan tujuan
untuk menentukan ke arah mana
cerita yang akan kita susun mulai
dari bagian awal sampai akhir.
25. Treatment adalah pengembangan dari
sinopsis. Treatment dibuat dengan
mempertimbangkan plot secara
detail. Treatment bisa dipindah-
pindahkan urutannya untuk
mendapatkan tangga dramatik yang
baik.
KB 3. DIAGRAM AKSI DAN STRUKTUR
TIGA BABAK
26. Struktur klasik terbagi menjadi 3 pola
babak yaitu babak I, babak II, dan
babak III.
27. Tujuan skenario adalah naskah kerja
bagi produser, sutradara, aktor dan
pihak-pihak lain yang terkait dengan
proses pembuatan film.
KB 4 . NASKAH NON FIKSI/NON
DRAMA
28. Naskah fiksi sama hal nya dengan
naskah non drama , naskah ini
biasanya digunakan sebagai acuan
dalam embuatan acara televisi atau
program lainnya selain drama/film.
29. Contoh naskah Audiovisual non
drama adalah:
 Naskah berita dan olah raga
 Naskah non berita & olah raga
 Naskah video komersial (iklan,
profile, event dll)
30. Kerangka naskah adalah dasar dari
pembentukan naskah utuh non
drama dimana hampir semua
program tv memiliki kerangka naskah
yang di dasari pada jadwal urutan
acara atau rundown acara,
2 Daftar materi yang sulit 3. Memahami diagram aksi
dipahami di modul ini 4. Menentukan perbedaan skenario &
treatment
5. Memahami pengertian basic strory
3 Daftar materi yang sering 1. Memahami Deskripsi pada
mengalami miskonsepsi pembuatan treatment.
2.
Judul Modul 3. MANAJEMEN PRODUKSI
Judul Kegiatan Belajar (KB) 1. Melaksanakan Tahapan Produksi
2. Melaksanakan Hunting Lokasi
3. Memilih Sarana dan Prasarana
Produksi
4. Melaksanakan Kegiatan Distribusi
dan Eksebisi
No Butir Refleksi Respon/Jawaban
1 Garis besar materi yang 1. Tahapan produksi film
dipelajari a. Development
b. Pra produksi
c. Produksi
d. Pasca produksi
e. Distribusi
2. Manajemen adalah aktifitas atau proses
untuk mewujudkan sesuatu produk barang
maupun jasa yang sesuai dengan tujuan yang
telah ditetapkan.
3. Manajer produksi adalah sineas profesional
yang berfungsi memimpin seluruh kegiatan
pengelolaan produksi setra menjadi
koordinator dalam pembuatan sebuah karya
film/televisi
4. Kemampuan yang harus dimiliki manajer
produksi
a. Pengorganisasian
b. Multytasking
c. Negosiasi
d. Komunikasi
e. Kepemimpinan
5. Survey adalah kegiatan untuk mencari data-
data baik berkaitan dengan lokasi untuk
kebutuhan penulisan maupun
pengembangan naskah
6. Huntung adalah kegiatan pencarian juga
penetapan setelah naskah di kunci atau final
atau dalam kata lain telah melalui proses
development
7. Tugas seorang manajer lokasi yang pertama
adalah menemukan lokasi yang tepat sesuai
tampilan seperti yang dibayangkan oleh
sutradara
8. Saat melakukan hunting lokasi hal-hal yang
perlu diperhatikan oleh manajer lokasi
adalah
a. Membaca naskah
b. Memahami alur cerita
c. Berkomunikasi dengan sutradara
d. Mendata lokasi yang sesuai dengan
naskah
e. Mendatangi lokasi
9. Poin yang perlu dianalisis ketika
dilakukannya hunting
a. Pencahayaan
b. Sumber listrik
c. Suara
d. Ruang hijau
e. Di mana dan ruangan apa
f. Konsumsi
g. Komunikasi
h. Transportasi
i. Perpindahan antar lokasi
j. Parkir
k. Perizinan
l. Sewa lokasi
m. Asuransi
n. Cadangan
o. Kontrak lokasi
10. Perangkat kerja manajer produksi
a. Komputer/laptop/tablet
b. Aplikasi tertentu untukmembuat
dokumen produksi
c. Ruang kantor
d. Surat izin mengemudi
e. Ponsel dan komunikasi
f. kontak
11. bedah naskah dimana sorang manajer
produksi akan mengurai seluruh
elemenyang ada di dalam skenario
12. teknis pembuatan jadwal produksi dibuat
secara tabelaris, sehingga mudah di baca
dan dimengerti
13. macam-macam jadwalproduksi
a. jadwal jangka pendek
b. jadwal jangka panjang
14. rantai produksi merupakan tahapan mulai
dari pencarian dana /investasi hingga fil
siap di tonton
15. eksibisi adalah muara dari rangkaian
pengelolaan pasokan , dimana prosuk film
dikonsumsi oleh penonton dalam berbagai
outlet berbeda seperti pertunjukan di
gedung bioskop, video di rumah, televisi.
16. Distribusi film adalah proses
untukmembuat sebuah film menjadi
tersedia untuk dilihat oleh penonton
17. Ekshibisi ( memutarkan ) merupakan tahap
akhir dari proses produksi yang
memperlihatkan hasil akhir kepada
masyarakat
18. Distribusi dan ekshibisi film independen
a. Independen film distributor
b. Tv komunitas
c. Layar tancap
d. Festival sekaligus pemutaran karya film
indie Indonesia
e. Pemanfaatan youtube untuk penayangan
film komunitas
f. Bioskop di sekolah

2 Daftar materi yang sulit 1. Tahapan produksi


dipahami di modul ini 2. Parameter ceklist hunting lokasi
3. Bedah naskah
4. Pembuatan berkas/dokumen produksi di era
digital

3 Daftar materi yang sering 1. Contoh pengisian berkas hunting


mengalami miskonsepsi 2. Biaya produksi
3. Promosi dan ekshibisi

Judul Modul 4. TATA ARTISTIK


Judul Kegiatan Belajar (KB) 5. Melakukan Penataan Artistik
6. Melakukan Penataan Artistik
7. Melakukan Penataan Properti
8. Menerapkan Efek Khusus
9. Merealisasikan Rancangan Set
No Butir Refleksi Respon/Jawaban
1 Garis besar materi yang KB. 1 Mise en scene dan tata artistik
dipelajari 31. Istilah ini diambil dari bahasa Perancis yang berati
“diletakan di atas pangung” atau “Penempatan di atas
panggung.” Mise en scene pertama kali muncul sebagai
istilah film dalam kritik Cashier du Cinema. Dalam
media audiovisual, panggung ini dibatasi oleh frame
yaitu hal-hal yang terlihat di layar kamera. Mise-en-
scène adalah segala sesuatu yang tampil di dalam frame
yang akan membuat serta mendukung gaya dan karakter
sebuah film.
32. Departemen tata artistik dapat terdiri dari beberapa kru
yang tentu pada setiap produksi dapat disesuaikan
jenis/penamaan jabatan maupun jumlah kru yang
terlibat tergantung besar atau kecilnya produksi.
33. Bidang kerja tata artistik terbagi ke dalam tahapan pra
produksi, produksi dan pasca produksi dari mulai
tahapan perancangan gambar, konsep, biaya,
penjadwalan, proses pembuatan, penataan artistik,
pengecekan kontinuitas hingga pekerjaan berkaitan
dengan pertanggung jawaban

KB. 2 . Melakukan Penataan Properti


1. Properti merupakan bagian penting dalam penataan set.
Ia harus dipikirkan secara detail agar tidak sekedar
disimpan tapi memberikan banyak informasi dan
makna. Properti dapat terbagi menjadi beberapa
macam. Untuk produksi besar, seperti film 57 layar
lebar, setiap jenis properti akan digunakan, namun
untuk produksi jenis program non drama, ataupun
feature tentu akan berbeda. Pembagian jenis properti
ini diharapkan memudahkan pemain dalam memainkan
peranannya selain itu memudahkan kru yang akan
bertanggungjawab pada persiapan, penataan dan
inventorinya sehingga tidak hilang.
2. Jenis-jenis properti
- Stage props
- Set dressing
- Hand property
3. Aksesoris
Aksesoris adalah pelengkap kostum. Aksesoris
ditangani oleh penata kostum. Hal-hal yang
termasuk ke dalam aksesoris di antaranya adalah
topi, perhiasan, jam tangan, kacamata, sepatu, dasi
dan lain sebagainya jika difungsikan sebagai
pelengkap kostum. Aksesoris dapat berubah fungsi
menjadi properti ketika aksesoris ini dipajangkan
di etalase toko, atau tergeletak di meja.
4. Langkah penataan properti
- Mempelajari naskah/menggaris bawahi hal-hal
yang berkaitan dengan artistik membuat coretan di
naskah.
- Membuat bedah naskah/membuat daftar
kebutuhan Khususnya yang berkaitan dengan
properti
- Membuat gambar-gambar atau mencari referensi
gambar yang mendekati gambaran kebutuhan
properti yang diperlukan.
- Melakukan pertemuan dengan seluruh divisi untuk
pernyamaan persepsi (production meeting)
- Hunting kebutuhan properti
- Pengajuan kebutuhan biaya artistik
- Persiapan/pembuatan/ penataan unsur artistik
- Label properti/inventori
- Syuting, memastikan kontinuiti.
- Evaluasi

5. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam menata properti


1. Memperhatikan ruang gerak pengisi acara/ruang
gerak peralatan Penempatan properti harus
memberikan ruang untuk area bloking peralatan.
2. Memperhatikan ruang gerak pengisi acara/ruang
gerak peralatan Penempatan properti harus
memberikan ruang untuk area bloking peralatan.
3. Balancing (keseimbangan)
4. Benda-benda yang dipajangkan harus menjadi
nilai satu kesatuan (unity) dengan set yang ada
disesuaikan dengan tuntutan naskah/konsep.
5. Kebutuhan properti yang tidak memakai biaya dan
masih mungkin bisa dibuat dengan mudah agar
dibuat dengan cara handmade (kerajinan tangan)
guna menjaga kreativitas seorang property man
6. Pewarnaan properti hendaknya tidak sama dengan
warna set, kalaupun sama, tekanan warnanya
berbeda.
7. Kontinuiti, khususnya untuk program drama

KB. 3. Menerapkan Efek Khusus


1. Seniman efek khusus mewujudkan sesuatu dalam film
yang kenyataanya pada saat proses produksi tidak
benar-benar terjadi . Ketika adegan yang sebenarnya 62
terlalu mahal, terlalu berbahaya atau mustahil untuk
diambil, kru efek khusus dilibatkan
2. Efek Fisik (Physical Effects)
Efek fisik, juga dikenal sebagai efek praktikal, efek
khusus atau efek mekanikal, dibuat langsung di depan
kamera selama pengambilan gambar utama. Mereka
termasuk efek cuaca, efek air dan kembang api.
3. Efek yang dibuat menggunakan bantuan Komputer
(Computer Generated Effect)
Teknologi komputer mutakhir memungkinkannya
membuat efek visual yang lebih banyak dan lebih luas.
Banyak jenis efek baru telah dikembangkan oleh 76
seniman komputer grafis (CG), banyak dari apa yang
dicapai menggunakan efek digital merupakan duplikasi
proses dari masa lalu.

KB. 4. Merealisasikan Rancangan Set


Dalam produksi media audiovisual, kita mungkin memilih
untuk membuat set buatan. Set buatan ini dapat dibuat
dengan berbagai cara dan berbagai bahan. Materi kali ini ini
akan membahas elemen set, konstruksi set dan cara
merealisasikan set yang umum digunakan yaitu dengan
menggunakan bahan kayu dan triplek. Namun sebelum ke
tahapan terebut, modul ini akan membahas berkaitan
elemen-elemen pada set.

a. Elemen set
1) Unit Set Standa
2) Hanging Unit
3) Drapes dan curtain
4) Platform dan Wagon
5) Set Pieces
b. Perencanaan set
1) Floor Plan
2) Elevation Plan
3) Studio Plan
4) Maket
c. Konstruksi Setting
1) Joining Unit (Merging Unit)
2) Suporting Unit
3) Stabilizing Unit
2 Daftar materi yang sulit KB. 3. Menerapkan Efek Khusus
dipahami di modul ini
3 Daftar materi yang sering KB. 3. Menerapkan Efek Khusus
mengalami miskonsepsi

Judul Modul 5. Tata Kamera dan Pencahayaan


Judul Kegiatan Belajar (KB) 10.Menerjemahkan bahasa visual
11.Membedakan videografi dan
sinematografi
12.Tata kamera dan pencahayaan
13.Menerapkan segitiga eksposur
dalam pengambilan gambar
No Butir Refleksi Respon/Jawaban
1 Garis besar materi yang KB. 1. MENTERJEMAHKAN BAHASA VISUAL
dipelajari 34. Film Sebagai Alat Komunikas
Dalam sinematografi, unsur visual merupakan “alat” utama
dalam berkomunikasi. Maka secara konkrit bahasa yang
digunakan dalam sinematografi adalah suatu rangkaian
beruntun dari gambar bergerak yang dalam pembuatannya
memperhatikan ketajaman gambar, corak penggambarannya,
memperhatikan seberapa lama gambar itu ditampilkan,
iramanya dan sebagainya yang kesemuanya merupakan alat
komunikasi non verbal. Biarpun unsur-unsur yang lain seperti,
kualitas cerita, editing, illustrasi musik, efek suara, dialog dan
permainannya prima sehingga dapat memperkuat nilai sebuah
tayangan, tapi unsur penting yaitu visualnya sangat buruk tentu
akan mempengaruhi nilai keseluruhan
35. Film Sebagai Bahasa Visual
Menurut Prasetyo dalam tulisannya di
https://www.blogger.com/profile/11675373395012203194
gambar adalah medium komunikasi non verbal. Dengan
sebuah kamera, baik kamera yang memakai film ataupun
digital, baik yang diam (still photo) maupun yang bergerak
(seluloid atau video), bisa “mengabadikan” apa saja yang bisa
kita lihat dalam kenyataan hidup sehari-hari untuk dipindahkan
menjadi gambar.
36. Aspek-aspek Sinematografi Sinematografi merupakan hal
penting dalam proses pengambilan gambar yang mecakup
pada unsur teknik perekaman dan konsep perekaman. Dalam
film, seorang Sinematografer bertanggung jawab atas gambar
yang dihasilkan berdasarkan unsur teknik perekaman.
37. Pencahayaan
- Unsur-unsur Pencahayaan
- Kualitas Pencahayaan
- Arah Pencahayaan
- Sumber Cahaya
- Warna Cahaya
- Rancangan Tata Lampu
- Bayangan

KB. 2. : MEMBEDAKAN VIDEOGRAFI DAN


SINEMATOGRAFI
1. Menguraikan Unsur Sinematik Sebagai Salah Satu Unsur
Pembentuk Film
Banyak hal yang membuat penonton tertarik saat melihat
film. Ketertarikan tersebut masing-masing penonton
mengamatinya dari sisi yang berbeda-beda. Ada yang tertarik
dari sisi cerita, tema, pemain, acting, aksi adegannya, efek
visual, musik, maupun teknis pengambilan gambarnya
termasuk sudut dan pergerkan kamera, atau sisi yang lainnya.
Sehingga tanpa disadari apabila kita berdiskusi tentang film,
kita sudah membicarakan unsurunsur pembentuk film.
Unsur Sinematik terbagi menjadi empat elemen pokok yaitu :
1. Mise en Scene 2. Sinematografi 3. Editing 4. Suara
2. Mendeskripsikan Pengertian Sinematografi
Menurut Muslimin (2012:1) Sinematografi adalah suatu
disiplin dalam menata cahaya dan sudut pandang kamera
untuk menciptakan kualitas gambar yang indah dalam sebuah
produksi film atau sinema.

Menurut Duraisy dalam salah satu artikel di dalam blog-nya


menyebutkan bahwa secara harfiah Sinematografi adalah kata
serapan dari bahasa Inggris Cinematography yang berasal
dari bahasa Latin kinema ‘gambar’. Sinematografi sebagai
ilmu terapan merupakan bidang ilmu yang membahas tentang
teknik menangkap gambar dan menggabung-gabungkan
gambar tersebut sehingga menjadi rangkaian gambar yang
dapat menyampaikan ide (dapat mengemban cerita).
3. Film sebagai Produk Sinematografi
Film adalah gambar-hidup, juga sering disebut movie. Film,
secara kolektif, sering disebut sinema. Sinema itu sendiri
bersumber dari kata kinematik atau gerak. Film juga
sebenarnya merupakan lapisan-lapisan cairan selulosa, biasa
di kenal di dunia para sineas sebagai seluloid. Pengertian
secara harafiah film (sinema) adalah Cinemathographie yang
berasal dari Cinema + tho = phytos (cahaya) + graphie =
graph (tulisan = gambar = citra), jadi pengertiannya adalah
melukis gerak dengan cahaya. Agar kita dapat melukis gerak
dengan cahaya, kita harus menggunakan alat khusus, yang
biasa kita sebut dengan kamera
4. Pebedaan Televisi, Video, dan Film
- Televisi biasanya merujuk kepada suatu media siaran
yang menyiarkan program acaranya dengan
dipancarluaskan melalui transmitter, kabel optik, jaringan
atau satelit ke khalayak ramai serta sebagai bagian dari
komunikasi publik.
- Video biasanya merujuk kepada selain produksi
nonbroadcast television. Home video (video shooting) dan
corporate media ada dalam bagian 93 ini. Yang secara
konvensional terminologi ini, kebanyakan
programprogramnya didistribusikan ke toko video, online,
atau untuk lingkungan internal perusahaan. Video juga
bisa bagian dari konten televisi, tetapi tidak semua masuk
di lingkungan media
- Film diartikan sebagai sebuah project pengambilan
gambar (shot) dengan menggunakan seluloid yang media
pemutarannya menggunakan layar lebar. Dengan begitu
banyaknya pembuat film indie, penggunaan video untuk
pengambilan gambar menjadi pilihan karena lebih murah.

5. Pebedaan Videografi dan Sinematografi


- Ditinjau Sejarah Media
- Ditinjau Medium Yang Digunakan
- Ditinjau Dari Teknis Produksinya
- Dari Segi Esensi
-
6. Mendeskripsikan Kru di Divisi Tata Kamera
Penata Kamera atau biasa disebut Director of Photography
(DOP) adalah orang yang mengepalai bagian kru kamera dan
pencahayaan. Tugasnya adalah membuat kebutuhan akan
pencahayaan dan pembingkaian adegan.
7. Mendeskripsikan Kru di Divisi Tata Cahaya
8. Mendeskripsikan Kru di Divisi Tata Cahaya
KB. 3. : MENGHUBUNGKAN FUNGSI PERANGKAT
KAMERA DAN PENCAHAYAAN SESUAI KONSEP VISUAL
1. Perangkat Kamera
- Teknologi Kamera Film
- Teknologi Kamera Televisi
- Teknologi Kamera Video
- Teknologi Perekam Video
2. Perangkat Pendukung Kamera
- Tripod
- Slider Cam
- Steady Cam / Shoulder Rig
- Filter Lensa Kamera
- Follow Focus
- Matte Box
- LCD Monitor
- Clapperboard
3. Tata Cahaya
Menurut Muslimin (2012:29) Tata cahaya adalah seni
pengaturan cahaya dengan mempergunakan peralatan
pencahayaan agar kamera mampu melihat obyek dengan
jelas, dan menciptakan ilusi sehingga penonton mendapatkan
kesan adanya jarak, ruang, waktu dan suasana dari suatu
kejadian yang dipertunjukkan dalam program televisi. Seperti
halnya mata manusia, kamera video membutuhkan cahaya
yang cukup agar bisa berfungsi secara efektif. Dengan
pencahayaan penonton akan bisa melihat seperti apa bentuk
obyek, di mana dia saling berhubungan dengan obyek
lainnya, dengan lingkungannya, dan kapan peristiwa itu
terjadi.

Three Points Basic Lighting


- Three Points Basic Lighting
- Fill Light
- Back Light
- Lighting Ratio
- Kualitas Pencahayaan
- Colour Temperature
-
4. Peralatan Tata Cahaya dan Pendukungnya
- Lampu
- Filter Gel
- Lightmeter
- Barndoor
- Reflektor
- Gobo
- Snoot / Top Hat
- Light Stand
- Flag /Cutter Light

KB. 4. MENERAPKAN SEGITIGA EKSPOSUR DALAM


PENGAMBILAN GAMBAR
1. Dasar-dasar Eksposur (Exposure)
2. Memahami Segitiga Eksposur (The Exposure Triangle)
3. Menerapkan Segitiga Eksposur
2 Daftar materi yang sulit -
dipahami di modul ini
3 Daftar materi yang sering 4. -
mengalami miskonsepsi
Judul Modul 5. TATA SUARA
Judul Kegiatan Belajar (KB) 14.Menerapkan Fungsi Suara dalam
media Audio Visual
15.Mengidentifikasi Fisiologi Suara
dalam Media Audio Visual
16.Menentukan Jenis Mikropon dan
Perangkat Pendukungnya untuk
Produksi Media audio Visual
17.Menerapkan Penggunaan dan
Penempatan Mikropon
No Butir Refleksi Respon/Jawaban
1 Garis besar materi yang 38.Jenis suara film / televisi ada 3 yaitu
dipelajari pembicaraan ( speech ), musik dan efek
suara
39.Pembicaraan
a. Dialog
b. Monolog
c. Narasi
d. Direct addres
40.Musik
a. Musik fungsional
b. Musik realistk
41.Efek suara
a. Efek suara realistik
b. Efek suara fungsional
42.Hubungan antara gambar dan suara
a. Diegetic Sound
b. Non Diegetic Sound
43.Perspektif suara
a. Volume suara
b. Efek
44.Aspek temporal suara
a. Suara sebelum aksi cerita
b. Suara setelah aksi cerita
45.Akurasi suara mengacu pada pertanyaan ,
apakah suara yang keluar dari sebuah objek
, akurat dengan suara aslinya
46.Frekuensi jumlah getaran setiap detik
47.Spektrum audio digolongkan dalam
a. Low Bass
b. Upper Bass
c. Midrange
d. Upper Midrange
e. Trebble
48.Lingkungan suara
a. Penyerapan suara oleh udara
b. Pemantulan suara
c. Pembiasan ( refraksi )
d. Penyerapan ( absorpsi ) suara
49.Jenis Mikropon
a. Karbon
b. Keramik
c. Ribbon
d. Moving Coil
e. Capacitor
f. Telephone Mocrophone
g. Hydrophone
h. Ribbon Mocrophone
i. Dynamic Microphone
j. Condenser Microphone
50.Condenser bekerja berdasarkan beberapa
cara
a. AF CAPACITOR
b. ELECTRET CAPACITOR
c. RF CAPACITOR
51.Spesifikasi Mikropon
a. Pola penerimaan
b. Respon frekuensi
c. Kepekaan ( sensitivity )
d. Off-axis
e. Sibilan
f. Popping
g. Bass cut
52.Pola penerimaan mikropon
a. Omni directional
b. Bi directional
c. Unidirectional
53.Penggunaan Mikropon
a. Penggunaan secara BOOM
b. Pengguanaan secara STAND
c. Penggunaan secara HANDSELD ( di
pegang tangan )
d. Penggunaan secara CLIP-ON / LAVALIER
e. Penggunaan secara WIRELESS
f. Penggunaan secara PLANT / HIDDEN
g. Dengan bantuan pemantul PARABOLA
54.Teknik Mikropon Stereo
a. Teknik Coincident
b. Teknik Spaced
55.Penempatan mikropon dalam kamera
multi
a. Penggunaan secara clip on atau wireless
b. Penggunaan secara boom dan plant
c. Penggunaan secara mikropon multi

2 Daftar materi yang sulit 5. Perspektif suara


dipahami di modul ini 6. Aspek temporal suara
7. Ritme suara
8. Akurasi suara
9. Mengenal frekuensi suara
10.Memahami intensitas suara
11.Memahami timbre
12.Memahami kecepatan suara
13.Mengenali karakteristik lingkungan suara
14.Prinsip kerja mikropon
15.Memerapkan teknik mikropon stereo
16.Menerapkan teknik multimicrophone

3 Daftar materi yang sering 6. Perspektif suara


mengalami miskonsepsi 7. Aspek temporal suara
8. Ritme suara
9. Akurasi suara
10.Mengenal frekuensi suara
11.Memahami intensitas suara
12.Memahami timbre
13.Memahami kecepatan suara
14.Mengenali karakteristik lingkungan suara
15.Prinsip kerja mikropon
16.Memerapkan teknik mikropon stereo
17.Menerapkan teknik multimicrophone

Anda mungkin juga menyukai