MALUKU TENGGARA
OLEH:
143015C17078
MANOKWARI
2022
ii
LEMBAR PERSETUJUAN
TENGGARA
NPM : 143015C17078
MAH-EISA
Pembimbing I Pembimbing II
LEMBAR PENGESAHAN
TENGGARA
NPM : 143015C17078
Pembimbing I Pembimbing II
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL..................................................................................... i
LEMBAR PERSETUJUAN.......................................................................... ii
DAFTAR ISI................................................................................................ iv
DAFTAR GAMBAR.................................................................................... vi
BAB I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang………………………………………………………. 1
B. Permasalahan………………………………………………………... 7
C. Tujuan Penelitian……………………………………………………. 7
D. Kegunaan Penelitian………………………………………………… 8
A. Pajak Daerah........................................................................................ 9
B. Retribusi Daerah................................................................................... 24
D. Kerangka Berpikir................................................................................ 36
F. Definisi Operasional........................................................................ 42
BAB V. PENUTUP
A. Kesimpulan...................................................................................... 80
B. Saran................................................................................................. 81
DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………. 82
vi
DAFTAR GAMBAR
No. Halaman
DAFTAR TABEL
No. Halaman
DAFTAR LAMPIRAN
No. Halaman
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
bersangkutan secara nyata dan mengurus daerahnya sendiri. Sementara itu, yang
dan mengurus daerahnya sendiri dalam masa otonomi daerah saat ini. (Rudi Pasrah,
2007: 199). Hal Ini bertujuan untuk implementasi otonomi daerah antara lain
1
Sularmi dan Agus Endro Suwarno 2006. Analisis Kinerja Pemerintah Daerah dalam Menghadapi
Otonimi Daerah Ditinjau dari Aspek Keuangan. Jurnal Akuntansi Keuangan. Volume 5, No 1, April
2006.
2
penggunaan dana yang bersumber dari Anggaran Pemasukan serta Belanja Daerah
Pendapatan Asli Daerah (PAD) dikatakan bertambah bila dana yang dimiliki oleh
pemerintah daerah itu tinggi serta tingkatan kemandirian daerah pun tinggi,
hasil pajak daerah, hasil distribusi, hasil pengelolaan kekayaan daerah yang
dipisahkan, dan lain-lain pendapatan asli daerah yang sah dalam mengelola
asli daerah menjadi sumber utama pendapatan daerah yang dapat dipergunakan oleh
asli daerah seharusnya dilihat dari perspektif yang lebih luas tidak hanya ditinjau
perekonomian Indonesia.
tambahan yang dapat digunakan untuk berbagai keperluan belanja yang ditentukan
oleh daerah itu sendiri, terutama untuk kebutuhan sehari-hari. Oleh karena itu,
sumber Pendapatan Asli daerah, memberikan kontribusi yang sangat penting bagi
ekonomi.
Penggunaan uang pajak meliputi mulai dari belanja pegawai sampai dengan
dengan menggunakan uang yang berasal dari pajak. Penggunaan uang pajak
digunakan juga kepada setiap warga negara mulai dari lahir sampai meninggal
dunia untuk memberikan rasa aman kepada setiap lapisan masyarakat. menikmati
fasilitas atau pelayanan dari pemerintah yang semuanya dibiayai dengan uang yang
Pembayaran retribusi daerah dapat dilakukan berulang kali dan dipungut atas
balas jasa sehingga pembayarannya dapat dilakukan berulang kali. Jadi siapapun
yang telah menikmati fasilitas maupun jasa yang diberikan oleh Pemerintah Daerah
maka wajib dikenakan retribusi. Faktor perbedaan antara pungutan retribusi dengan
sumber-sumber pendapatan yang lain adalah ada tidaknya jasa yang disediakan oleh
sosial ekonomi masyarakat, maka semakin besar potensi retribusi yang bisa
diterima/dipungut.
diantaranya Pajak Hotel, Pajak Reklame Pajak Restoran, Pajak Parkir, Penerangan
Jalan, Pajak Hiburan, Pajak Sarang Burung Walet, Pajak Pajak Mineral bukan
Logam dan Batuan, Pajak Air Tanah. Selain pajak daerah, retribusi daerah juga
merupakan salah satu komponen penting dalam PAD. Retribusi daerah dapat
digolongkan menjadi Jenis Retribusi Jasa Umum yang terdiri dari, Retribusi
Penduduk dan Akta Catatan Sipil, Retribusi Pelayanan Pemakaman dan Pengabuan
5
Mayat, Retribusi Pelayanan Parkir di Tepi Jalan Umum, Retribusi Pelayanan Pasar,
Kekayaan Daerah, Retribusi Pasar Grosir dan/ atau Pertokoan, Retribusi Tempat
Izin Usaha Periklanan, dan Retribusi Izin Gangguan. Dalam rangka terwujudnya
5. Turut mengatur dan mengendalikan inflasi lokal, dari sisi non moneter
Hal tersebut tidak saja menjadi tanggung jawab pemerintah daerah setempat,
kontribusi pajak yang dibayarkan tepat waktu. Maluku Tenggara adalah salah satu
Kabupaten di Indonesia yang memiliki dataran rendah berupa daerah pantai dan
daerah dan retribusi daerah cukup besar yang bersumber dari sektor restoran, hotel
Tahun PAD PD RD
Keterangan:
PAD : Pendapatan Asli daerah
PD : Pajak daerah
RD : Retribusi Daerah
7
Berdasarkan data di atas, realisasi PAD Maluku Tenggara pada tahun 2016-
2020 mengalami fluktuasi hal ini disebabkan adanya Kebijakan pemerintah, baik
dihadapi Kabupaten Maluku Tenggara saat ini, sebagai akibat penurunan target
Berdasarkan uraian diatas, dapat diketahui bahwa pajak daerah dan retribusi
daerah merupakan komponen penting dalam penerimaan PAD. Oleh karena itu
penulis mencoba meneliti hal tersebut, dalam penelitian yang berjudul: Kontribusi
B. Permasalahan
Dari uraian latar belakang di atas, maka penulis mendapatkan suatu rumusan
masalah yakni: Seberapa Besar Kontribusi Pajak dan Retribusi Daerah Terhadap
C. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dari penelitian ini dimaksudkan untuk menambah wawasan dan
D. Kegunaan Penelitian
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Pajak Daerah
Undang Nomor 28 Tahun 2007 dijelaskan bahwa, “Pajak adalah kontribusi wajib
kepada negara yang terutang oleh wajib pajak pribadi atau badan yang sifatnya
rakyat”.
selanjutnya disebut pajak adalah kontribusi wajib kepada Daerah yang terutang oleh
orang pribadi dan atau badan yang sifatnya memaksa berdasarkan undang-undang,
manusia yang pada suatu waktu berkumpul untuk tujuan tertentu. Masyarakat
terdiri atas pribadi-pribadi yang mempunyai hidup sendiri dan kepentingan sendiri,
2
Depdiknas. 2007. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka. hlm. 812.
10
Namun setiap orang pribadi tidak mungkin hidup tanpa adanya masyarakat.3
Definisi Pajak Daerah adalah iuran wajib yang dilakukan oleh orang pribadi
atau badan kepada daerah tanpa imbalan langsung yang seimbang, yang dapat
terutang oleh orang pribadi/ individu atau badan yang bersifat memaksa
kemakmuran rakyat.
menjadi dua, yaitu pemerintah provinsi dan pemerintah kabupaten/kota, yang diberi
pada saat sekarang ini dibagi menjadi dua, yaitu pajak provinsi dan pajak
3
Erly Suandy, Hukum Pajak (Jakarta: Salemba Empat, 2011), hlm. 7.
4
Marihot Pahala Siahaan, Hukum Pajak Material (Yogyakarta: Graha Ilmu, 2010), hlm. 2.
11
Permukaan.
1) Pajak Reklame
2) Pajak Hotel
3) Hiburan
4) Pajak Restoran
6) Pajak Parkir
Menurut Ujang Bahar Pajak Daerah adalah iuran wajib yang dilakukan oleh orang
pribadi atau badan kepada Daerah tanpa ada kompensasi langsung berimbang yang
dapat dipungut berdasarkan hukum dan peraturan yang berlaku. Pajak daerah dibagi
pendapatan daerah juga semakin meningkat. Menurut BPS, porsi pajak daerah di
seluruh kabupaten/kota terhadap total pendapatan daerah pada tahun 2003 adalah
5
Ujang Bahar, Peran Daerah Dalam Pengadaan Tanah, (Jurnal Hukum Bisinis Vol 1) hlm. 42.
12
2,52 persen, tetapi meningkat menjadi 2,85 persen pada tahun 2004. Namun jika
porsi penerimaan pajak kabupaten di seluruh Indonesia hanya sekitar 3-7 persen
rakyat yang utamanya dibiayai dari pajak daerah dalam penelitian akan
menggunakan teori Welfare State dan Teori Utility. Alasan menggunakan teori
Welfare State karena berkaitan dengan asas teori ini yang menghendaki adanya
kepada rakyat yang telah dirumuskan oleh Founding Fathers Indonesia sejak awal
berdirinya NKRI. Cita-cita tersebut terumuskan dalam alinea kedua dan keempat
Pembukaan UUD 1945 dan masih tetap relevan dengan berbagai perkembangan
dan kebutuhan rakyat hingga saat ini, terutarna dalam kaitannya dengan perpajakan
dan otonomi daerah. Disamping Teori Welfare State sebagai grand theory, teori
utility juga digunakan sebagai penunjang dari grand theory karena merupakan
dan efisien sesuai dengan perkembangan keadaan dan kebutuhan rakyat. Berikut ini
jawab penuh untuk menyediakan semua kebutuhan rakyatnya dan tidak dapat
6
Mahmudi, Manajemen Keuangan Daerah (Jakarta: Erlangga, 2010) hlm. 21
13
Di tinjau dari sudut negara, Walfare State diklasifikasikan sebagai salah satu
tipe negara, yaitu tipe negara kemakmuran (Woblfaart Staats). Didalam negara
kemakmuran rakyat dan kepentingan seluruh rakyat. Menurut Dicey Rule of law
mengandung tiga unsur yakni equality before the law, setiap manusia mempunyai
kedudukan hukum yang sama dan rnendapatkan perlakuan yang sama supremation
of law, kekuasaan tertinggi terletak pada hukum, dan constitution bases on human
Perkembangan rule of law menjadi Walfare State dapat dilihat dari serangkaian
dan kesernpatan menikmati pendidikan lanjutan dan tinggi bagi ekonominya yang
kurang mampu.
bagi pemerintah daerah itu sendiri. Secara umum pemungutan pajak daerah harus
dilihat dari dua sisi yakni, sisi hasil guna dan daya guna bagi pemerintah daerah dan
Paling tidak ada lima tolak ukur untuk menilai apakah pendapatan asli
daerah, pajak daerah dan retribusi daerah yang telah ada layak, Salah satunya terkait
a. Hasil (Yield): memadai tidaknya hasil suatu pajak daerah dalam kaitannya
artinya beban paiak haruslah sama besar antara berbagai kelompok yang
berbeda tetapi dengan kedudukan ekonomi yang sama, harus adil secara
vertikal, artinya kelornpok yang memiliki sumber daya ekonomi yang lebih
besar memberikan sumbangan yang lebih besar dari pada kelornpok yang
tidak banyak memiliki surnber daya ekonomi. Pajak harus adil dari satu
tempat ke tempat lain, hendaknya tidak ada perbedaan besar dan sewenang-
wenang dalam beban pajak dari satu daerah ke daerah lain, kecuali jika
masyarakat.
15
beban pajak".
Revenue Source): berarti haruslah tepat dan jelas kepada daerah mana suatu
pajak harus dibayarkan dan ternpat memungut pajak sedapat mungkin sama
dengan tempat akhir beban pajak. Pajak tidaklah mudah dihindari, dengan
praktek memindahkan objek pajak dari suatu tempat ke tempat lain. Pajak
menimbulkan beban yang lebih besar dari kemampaun tata usaha pajak
daerah.
1) Teori Ansuransi
7
Aristanti Widyaningsih. 2011, Hukum Pajak Daerah Perpajakan. Bandung. Hlm: 11-12
16
2) Teori Kepentingan
Menurut teori ini, dasar pemungutan pajak adalah adanya kepentingan dari
Beban pajak harus dibayar harus disesuaikan dengan daya pikul masing-
masing orang.
terpenuhi.
4) Teori Bakti
negaranya. Sebagai warga negara yang baik dan taat, setiap masyarakat
harus selalu taat dan menyadari bahwa pembayaran pajak adalah sebagai
suatu kewajiban.
memungut pajak berate menarik daya beli dari rumah tangga masyarakat
17
ketentuan yang diatur dalam Undang-Undang Nomor 42 Tahun 2009 tentang Pajak
pajak daerah di Indonesia, lebih tepatnya terkait dengan jenis pajak daerah.
Perbedaan Jenis Pajak daerah yang diatur dalam UndangUndang Nomor 42 Tahun
Kendaraan di Atas Air sebagai jenis pajak provinsi diubah menjadi Pajak
dari kedua jenis pajak ini adalah kendaraan bermotor, termasuk kendaraan
b. Pajak Pengambilan dan Pemanfaatan Air Bawah Tanah dan Air Permukaan
dan Pajak Air Tanah. Pajak Air Permukaan ditetapkan menjadi pajak
kabupaten/kota.
8
Marihot Pahala Siahaan, Hukum Pajak Material (Yogyakarta: Graha Ilmu, 2010), hlm. 12.
18
Batuan.
Walet.
dan Perkotan dan Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan.
g. Daerah dilarang memungut pajak selain jenis pajak daerah yang telah
h. Jenis pajak daerah yang telah ditetapkan dalam pasal 2 ayat (1)
i. Khusus untuk daerah yang setingkat dengan daerah provinsi, tetapi tidak
gabungan dari pajak untuk daerah provinsi dan pajak untuk daerah
kabupaten/kota.
sebagai berikut:
19
a. Pajak Hotel merupakan pajak atas penyediaan layanan oleh hotel. Hotel
penginapan, dan sejenisnya, serta rumah kos dengan jumlah kamar lebih
dari sepuluh.
dipungut bayaran, yang mencakup juga kantin, bar, kafe, rumah makan,
benda, alat, perbuatan, atau media yang bentuk dan corak ragamnya
jasa, orang, atau badan yang dapat dilihat, dibaca, didengar, dirasakan, dan
e. Pajak Penerangan Jalan adalah pajak atas penggunaan tenaga listrik, baik
f. Pajak Mineral Bukan Logam dan Batuan adalah pajak atas kegiatan
pengambilan mineral bukan logam dan batuan, baik dari sumber alam di
20
dalam dan atau permukaan bumi untuk dimanfaatkan. Mineral bukan logam
dan batuan adalah mineral bukan logam dan batuan sebagaimana dimaksud
kendaraan di luar area badan jalan, baik yang telah disediakan berkaitan
sementara.
h. Pajak Air Tanah adalah pajak atas pengambilan dan atau pemanfaatan air
tanah. Air tanah adalah air yang terdapat dalam lapisan tanah atau batuan
i. Pajak Sarang Burung Walet adalah pajak atas pengambilan dan atau
j. Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan adalah pajak atasperolehan
hak atas tanah dan atau bangunan, perolehan hak atas tanah dan bangunan
hak atas tanah dan atau bangunan oleh orang pribadi atau badan. Hak atas
tanah dan atau bangunan adalah hak yang terkandung hak pengelolaan,
Hukum pajak sering juga disebut hukum fiskal. Istilah pajak sering
disamakan dengan istilah fiskal, yang berasal dari bahasa lain fiscal yang berarti
kantong uang atau keranjang uang. Istilah fiskal yang dimaksud saat ini adalah kas
penerimaan negara atau yang disebut juga administrasi pajak. Semua jenis pajak
dan retribusi daerah yang diberlakukan dalam negara harus didasarkan dengan
dasar hukum yang kuat untuk menjamin lancarnya pengenaan dan pemungutannya.
Hal ini juga berlaku untuk pajak daerah. Saat ini yang menjadi dasar hukum
Undang Nomor 18 Tahun 1997 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah,
9
Erly Suandy, Hukum Pajak (Jakarta: Salemba Empat, 2011), hlm. 16.
10
Marihot Pahala Siahaan, Pajak Daerah dan Retribusi Daerah (Jakarta: Rajawali Pers: 2010), hlm.
39.
22
yang disahkan di Jakarta dan pada tanggal 4 Juli 1997 mulai berlaku.
13 September 2001.
Indonesia, yaitu Pasal 5 ayat (1), Pasal 20, dan Pasal 23 A UUD 1945 dan Undang-
Undang Republik Indonesia Nomor 28 Tahun 2007 (Perubahan ketiga atas Undang-
Undang Nomor 6 Tahun 1983) tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan
18 Tahun 1997) tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah dan `diperkuat oleh
peraturan dari masing-masing daerah otonom. Hingga kini semua pengenaan dan
23
pemungutan pajak telah memiliki dasar hukum yang kuat yaitu dengan Undang-
1) Propinsi
a. Pajak kendaraan
Bermotor
b. Bea Balik Nama
Kendaraan Bermotor
Pajak c. Pajak Bahan Bakar
Daerah
2) Daerah
a. Pajak Hotel & Restoran
b. Pajak Hiburan
c. Pajak Reklame
d. Pajak Penerangan Jalan
e. Pajak Pengambilan dan
Pengolahan Bahan
Galian Golongan C
f. Pajak Pemanfaatan Air
Bawah Tanah dan Air
11
Liberty Pandiangan, Undang-Undang Perpajakan Indonesia (Jakarta: Gramedia, 2002), hlm. 10.
24
B. Retribusi Daerah
pengertian bahwa retribusi adalah pembayaran yang dilakukan oleh mereka yang
Menurut Juli Panglima Saragih Retribusi Daerah merupakan salah satu jenis
penerimaan daerah yang dipungut sebagai pembayaran atau imbalan langsung atas
sebagai pembayaran atas jasa atau pemberian izin khusus yang diberikan dan/atau
oleh pemerintah daerah atas nama orang pribadi atau badan/organisasi. Jasa adalah
dinikamtinya barang, fasilitas, atau manfaat lain, oleh perorangan atau badan, oleh
karena itu jika seseorang ingin menikmati jasa/layanan yang disediakan oleh
pemerintah daerah, maka ia harus membayar biaya retribusi yang ditetapkan oleh
ketentuan perundang-undangan. 14
atau izin khusus disediakan dan atau diberikan oleh pemerintah daerah setempat
12
Boediono, 2001, Perpajakan Indonesia, Jakarta, Diadit Media, hlm: 14.
13
Juli Panglima Saragih, 2002, Desentralisasi Fiskal dan Keuangan Daerah dalam Otonomi, Jakarta,
Penerbit Ghalia, hlm. 65.
14
Marihot Pahala Siahaan, 2010, Pajak Daerah dan Retribusi Daerah, Jakarta, Rajawali Pers, hlm.
4.
25
daerah adalah pembayaran yang berkaitan langsung dengan jasa pelayanan yang
pembayar retribusi).16
Pada prinsipnya pungutan dengan nama retribusi sama dengan pajak yaitu
retribusi.
15
Ujang Bahar, Peran Daerah Dalam Pengadaan Tanah (Tinjauan Dari Segi Pembiayaan), (Hukum
Keuangan: Jurnal Hukum Bisinis Vol 1), hlm. 42.
16
Burton, Richard, 2001, Menuju Wajib Pajak Patuh. Jurnal Perpajakan Indonesia. Vol.5 No. 1,
hlm. 4-7.
17
Wirawan B Ilyas dan Richard Burton, Hukum Pajak (Jakarta: Salemba Empat, 2007), hlm. 7.
26
bentuk jasa atau pemberian izin tertentu yang disediakan atau diberikan oleh
aliran listrik, pembayaran abonemen air minum. Retribusi tempat penitipan anak,
paksaannya lebih mengarah pada hal yang bersifat ekonomis. Jadi, bilamana setiap
orang atau badan tidak membayar retribusi maka manfaat ekonominya langsung
kedua setelah pajak daerah. Bahkan untuk beberapa daerah penerimaan retribusi
daerah ini lebih tinggi daripada pajak daerah. Retribusi daerah memiliki
karakteristik yang berbeda dengan pajak daerah. Pajak daerah merupakan pungutan
yang dilaksanakan pemerintah daerah kepada wajib pajak daerah tanpa ada
kontraprestasi secara langsung yang dapat diterima wajib pajak atas pembayaran
pajak tersebut. Sementara itu, retribusi daerah merupakan pungutan yang dilakukan
18
Wirawan B Ilyas dan Richard Burton, loc. cit.
27
jasa/layanan tertentu yang disediakan pemerintah. Jadi dalam hal ini terdapat
Beda halnya dengan pajak daerah yang bersifat tertutup, buat retribusi ini
pemerintah daerah masih diberi peluang untuk menambah jenisnya tetapi wajib
retribusi ini terkait dengan pelayanan tertentu, maka prinsip manajemen retribusi
pemungutan retribusi.19
19
Mahmudi, Manajemen Keuangan Daerah (Jakarta: Erlangga, 2010) hlm. 25.
28
mengenai penyelenggaraannya.
tersebut dengan kualitas dan atau tingkat pelayanan yang lebih baik.
1) Bersifat bukan pajak dan bersifat bukan retribusi jasa umum atau
daerah.
1) Retribusi terminal
pendapatan daerah memegang peranan yang sangat penting, karena melalui sektor
20
Abdul Halim, 2004. Akuntansi Keuangan Daerah, Jakarta, Penerbit Salemba Empat, hlm: 94
30
ini dapat dilihat sejauh mana suatu daerah dapat membiayai kegiatan pemerintah
Negara, Pendapatan asli daerah adalah hak pemerintah daerah yang di akui sebagai
penambah nilai kekayaan yang bersih. Pengertian Pendapatan Asli Daerah terdapat
Keuangan Antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah, yaitu Pendapatan Asli
Daerah, selanjutnya disebut PAD adalah pendapatan yang diperoleh Daerah yang
keuangan antara Pemerintahan Pusat dan Daerah, Pendapatan Asli Daerah dapat di
peroleh melalui sumber-sumber dana yang didapat dari Pajak Daerah, Retribusi
sumbernya berasal dari hasil pajak daerah, hasil pengelolaan kekayaan daerah yang
dipisahkan, hasil retribusi daerah dan lain-lain pendapatan asli daerah yang sah,
31
pendapatan daerah tidak dapat dipisahkan dengan belanja daerah, karena adanya
hubungan keterkaitan dan merupakan satu alokasi anggaran yang dibentuk, disusun
untuk mengurus dan mengatur rumah tangganya sendiri, adalah salah satu upaya
2) Hasil Retribusi Daerah yaitu pungutan yang telah secara sah menjadi
3) Hasil perusahaan milik daerah dan hasil pengelolaan kekayaan daerah yang
dipisahkan. Hasil perusahaan milik daerah/ badan usaha milik daerah adalah
yang mana berupa dana pembangunan daerah dan bagian untuk anggaran
belanja daerah yang disetor ke kas daerah, baik perusahaan daerah yang
pendapatan dinas-dinas. usaha daerah lain yang sah memiliki sifat yang
b. Retribusi daerah sebagai pembayaran atas jasa atau pemberian izin khusus
orang pribadi atau badan; yang sifatnya budgetairnya tidak menonjol, dalam
masyarakat
tentang pajak daerah dan retribusi daerah yang baru di satu sisi memberikan
namun di sisi lain ada beberapa sumber pendapatan asli daerah yang harus dihapus
karena tidak boleh lagi dipungut oleh daerah, terutama berasal dari retribusi daerah.
retribusi, yaitu retribusi jasa umum, retribusi jasa usaha, dan retribusi perizinan
tertentu. Selain itu dasar hukum Pendapatan Asli Daerah terdapat dalam Undang-
Undang No. 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah dan Undang-Undang No.
Pemerintah Daerah.
Daerah
Pendapatan Asli Daerah yang disingkat PAD adalah pendapatan yang diperoleh
retribusi daerah, hasil pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan dan lain-lain
PAD yang sah. Adapun hubungan antara Pendapatan Asli Daerah dengan Pajak
Pajak daerah merupakan salah satu sumber pendapatan daerah yang sangat
Selain itu pajak daerah merupakan bentuk peran serta masyarakat dalam
sumber pendapatan asli daerah, dimana setiap peningkatan pajak daerah akan
mempengaruhi peningkatan pada pendapatan asli daerah. Oleh karena itu, adanya
hubungan antara pendapatan asli daerah dengan pajak daerah yaitu bila jumlah
35
penerimaan pajak daerah mengalami kenaikan maka pendapatan asli daerah juga
mengalami kenaikan
pendapatan asli daerah. Daerah memiliki wewenang didalam memungut setiap jenis
jumlah penerimaan retribusi daerah maka akan semakin besar pula jumlah
retribusi daerah dengan pendapatan asli daerah yaitu jika jumlah penerimaan
retribusi daerah mengalami kenaikan maka pendapatan asli daerah juga mengalami
kenaikan.
5. Kontribusi
diberikan bersama-sama dengan pihak lain untuk tujuan biaya, atau kerugian atau
21
T. Guritno, Kamus Besar dan Kamus Ekonomi, hlm. 76
22
Peter Salim, Yenhi Salim, Kamus Bahasa Indonesia Kontemporer, (Jakarta: Modren English
press), hal. 231-232
36
dengan melakukan analisis kontribusi yaitu suatu analisis yang digunakan untuk
pajak dan retribusi daerah terhadap Pendapatan Asli Daerah (PAD). Hal itu
retribusi daerah terhadap Pendapatan Asli Daerah (PAD). Dengan analisis ini
penulis akan mendapatkan seberapa besar kontribusi pajak dan retribusi daerah
hasil analisis tersebut dari tahun 2016 – 2020), akan didapatkan hasil analisis yang
berfluktuasi dari kontribusi tersebut dan akan diketahui kontribusi pajak dan
retribusi daerah dari yang terbesar dan yang terkecil dari setiap tahunnya. Sehingga
dapat diketahui seberapa besar peran pajak dan retribusi daerah dalam
Tenggara.
D. Kerangka Berpikir
Maluku Tenggara.
tersebut bukan berarti pemerintah pusat lepas tangan, akan tetapi tetap memberikan
bantuan jika suatu daerah tidak dapat mengembangkan daerahnya. Maka dalam
kepada Pendapatan Asli Daerah, maka timbul lah pertanyaan bahwa seberapa besar
pajak daerah dan retribusi daerah memberikan kontribusi terhadap pendapatan asli
PAD yaitu Pajak Daerah, Retribusi Daerah, dan Pendapatan lain-lain PAD yang
sah. Tetapi, dalam penelitian ini penulis hanya menggunakan komponen Pajak
teori pada tinjauan pustaka di atas, maka secara skema kerangka pemikiran dapat
PAJAK DAERAH
PENDAPATAN ASLI
DAERAH (PAD)
RETRIBUSI DAERAH
38
BAB III
METODE PENELITIAN
Kabupaten Maluku Tenggara, dengan waktu penelitian terhitung selama satu bulan
1) Populasi
kualitas tertentu yang telah ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian
laporan realisasi Pajak Daerah, Retribusi Daerah dan Pendapatan Asli Daerah di
2) Sampel
Sugiyono, 2012, Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang
dimiliki oleh populasi tersebut. Bila populasi besar dan peneliti populasi tidak
mungkin mempelajari semua yang ada pada populasi, misalnya karena keterbatasan
dana, tenaga dan waktu, maka peneliti dapat menggunakan sampel yang diambil
dari populasi itu. Sampel yang diambil dari populasi harus benar-benar
representatif.
23
Sugiyono, Metode Penelitian Kombinasi (Bandung: Alfabeta, 2013) hlm. 297
39
anggaran selama 5 tahun yaitu, periode 2016-2020. Sampel adalah sebagaian dari
populasi itu, sedangkan metode penentuan sampel yang digunakan adalah teknik
mengunggah data realisasi APBD dari tahun 2016-2020 tahun anggaran selama 5
Tahun.
1. Jenis Data
Adapun data yang digunakan dalam penelitian ini adalah kualitatif dan
kuantitatif.
a. Data kualitatif yaitu data yang ditampilkan dalam bentuk kata verbal bukan
b. Data kuantitatif yaitu jenis data yang dapat dihitung atau diukur secara
24
Ibid. hlm. 12
25
Sugiyono. 2008. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta. hlm: 15
40
2. Sumber Data
yang diperoleh dari tangan pertama yang oleh peneliti berkaitan dengan
b. Data sekunder adalah sumber data yang tidak langsung memberikan data
kepada pengumpul data. Data sekunder ini merupakan data yang sifatnya
1. Studi Pustaka
referensi lain.
2. Wawancara
26
Metode Penelitiaan Bisnis. Jakarta: Salemba Empat. Suliyanto, 2005, Metode Riset Bisnis.
Yogyakarta. hlm: 82
41
yang diangkat pada penelitian ini adalah Analisis Kontribusi. Analisis kontribusi
dalam penelitian ini digunakan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh atau
kontribusi pajak daerah dan retribusi daerah terhadap pendapatan asli daerah.
seberapa besar kontribusi yang dapat disumbangkan dari penerimaan pajak dan
retribusi daerah terhadap pendapatan asli daerah (PAD). Hal itu dilakukan dengan
terhadap pendapatan asli daerah (PAD). Analisis ini juga digunakan untuk
daerah dan retribusi daerah terhadap total penerimaan pendapatan asli daerah.
Kontribusi pajak daerah dan retribusi daerah terhadap realisasi PAD dirumuskan
sebagai berikut:27
Pn = x 100%
Keterangan:
Pn = Kontribusi
QX = Realisasi Pembentuk PAD
QY = Realisasi PAD
N = Tahun (periode tertentu)
27
Halim, Abdul. 2004. Manajemen Keuangan Daerah. Edisi Revisi. Yogyakarta: UPP AMP YKPN.
Hlm. 163
42
pajak dan retribusi daerah terhadap Pendapatan Asli Daerah (PAD) di Kabupaten
2016 – 2020, akan didapatkan hasil analisis yang berfluktuasi dari kontribusi
tersebut dan akan diketahui kontribusi terbesar dan yang terkecil dari tahun ke
F. Hipotesis
kalimat pertanyaan.
berikut:
H1: Penerimaan pajak daerah berkontribusi terhadap peningkatan PAD pada Badan
G. Defenisi Operasional
2. Retribusi Daerah adalah salah satu jenis penerimaan daerah yang dipungut
BAB IV
sampai 133 derajat lima Bujur Timur dan 5 derajat sampai 6,5 derajat Lintang
Selatan dengan luas wilayah ± 55.932Km2 terdiri dari daratan ± 1.021 Km2. Secara
Sebelah Utara berbatasan dengan Kota Tual dan Laut Arafura, Sebelah Selatan
berbatasan dengan Laut Arafuru, Sebelah Timur berbatasan dengan Kota Tual dan
strategis, diapit oleh dua buah lautan besar yang merupakan daerah tangkapan ikan
(Fishing Ground), Fishing Ground Banda dan Fishing Ground Arafura. Posisi
Maluku Tenggara sejak awal mula merupakan pusat politik dan pusat ekonomi di
kawasan Maluku bagian selatan. Selain itu, Maluku Tenggara juga merupakan
daerah yang sangat potensial dalam bidang perdagangan karena berada pada jalur
dan pulau-pulau kecil yang memiliki banyak selat dan teluk. Sebagai daerah
kepulauan, Maluku Tenggara memiliki potensi yang sengat besar dalam bidang
perikanan dan pariwisata. Dalam bidang perikanan, dengan total panjang garis
pantai mencapai 632,15 km, Maluku Tenggara kaya akan potensi sumber daya
45
kelautan, baik ikan maupun non ikan. Permasalahan yang masih terjadi adalah, pola
penanganan dan rehabilitasi lingkungan laut dan perairan yang sesuai kajian potensi
kelautan berada dalam kondisi yang cukup memprihantikan. Selain dari peluang,
potensi serta permasalahan dan tantangan yang ada, Maluku Tenggara juga sangat
Kondisi sebagai daerah kepulauan dengan jumlah pulau mencapai 68 buah pulau
aktifitas keseharian baik dalam berproduksi maupun pada proses pemasaran sangat
bergantung pada kondisi alam. Oleh karena itu, diperlukan penyediaan sarana dan
Topografi antara Pulau Kei Besar dan Pulau Kei Kecil relatif berbeda,
Topografi Pulau Kei Kecil, cenderung datar dan landai dengan ketinggian berkisar
0 s.d 100 M di atas permukaan laut, terdapat beberapa bukit rendah di bagian tengah
dan bagian utara pulau dengan ketinggian mencapai 115 M. Kemiringan daratan
Pulau Kei Kecil berkisar 0 – 25 derajat dengan kategori landai; Sedangkan topografi
Pulau Kei Besar adalah daerah berbukit dan bergunung yang membujur sepanjang
pulau dengan ketinggian rata-rata 500 - 800 M. puncak tertinggi adalah Gunung
Dab, sedangkan dataran rendah hanya merupakan jalur sempit sepanjang pesisir
pantai, dengan jarak rata-rata dari pantai berkisar 100 meter. Kemiringan daratan
Pulau Kei Besar dikategorikan curam dan sangat curam dengan tingkat kemiringan
mencapai kisaran 15-45 derajat dan lebih dari 45 derajat pada beberapa titik.
46
atas 11 kecamatan, 1 kelurahan, dan 190 desa dengan luas wilayah 1.031,81 km²
dan jumlah penduduk 125.704 jiwa (2017), dengan ibukota Kabupaten adalah
Langgur.
Maluku Tenggara
Ibukota Jumlah
Kecamatan
Kecamatan Desa/ Kelurahan
8. Manyeuw Rumadian 9
Jumlah 190/1
47
di Ibra, Kei Kecil, Pelabuhan Watdek yang terketak di Langgur, Kei Kecil juga
Maluku Tenggara
pendapatan daerah;
Penjabaran tugas dan fungsi serta tata kerja Badan Pendapatan Daerah
a) Kepala Badan
tugas bawahan.
pengelolaan pendapatan.
Daerah.
9) Melaksanakan tugas lain yang diberikan Pimpinan sesuai tugas pokok dan
fungsi.
b) Sekretariat
dan informasi.
pengelolaan pendapatan.
Daerah.
Pendapatan.
Daerah.
dan keberatan.
daerah
daerah
Visi:
Misi:
berbasis teknologi.
asli daerah.
3. Struktur Organisasi
56
1. Pajak Daerah
sehingga sangat diharapkan penerimaan dari sektor pajak daerah ini dapat
memberikan kontribusi yang cukup besar terhadap PAD. Besarnya kontribusi pajak
penerimaan dari sector pajak daerah mengalami kenaikan secara berkala dalam
kurun waktu tahun 2013 - 2017. Untuk mengetahui persentase kontribusi pajak
1. Pajak Hotel
Diketahui bahwa kontribusi pajak hotel terhadap PAD selama tahun 2016-2019
kisaran 2,74% hingga 5,89% dan di tahun 2020 mengalami penuruan sebesar
5,18%%. Berdasarkan tabel di atas, dapat di lihat bahwa penerimaan Pajak Hotel
2. Pajak Restoran
setiap tahunnya dari 2016 – 2020. Pada tahun 2019 kontribusi pajak restoran sempat
sebesar 1,81% di tahun 2020. Melihat dari data di atas, dapat diketahui bahwa
3. Pajak Hiburan
adanya peningkatan. Tingkat kontribusi pajak hiburan terhadap PAD yang paling
rendah selama 5 tahun terdapat pada tahun 2020 yaitu sebesar 2,07%. sedangkan
kontribusi tertingginya ada pada tahun 2018 yaitu 4,70%. Jenis tempat hiburan dan
4. Pajak Reklame
sebesar 2,81%
Penerimaan PAD dari pajak penerangan jalan mengalami peningkatan dari tahun
6. Pajak Parkir
dikatakan naik-turun atau fluktuatif. Kontribusi pajak parkir terbesar terjadi pada
tahun 2017 sebebsar 4,50%dan yang terendah di tahun 2016 sebesar 1,48%.
Salah satu persentase kontribusi terbesar dari pajak yang lain yaitu pajak
mineral bukan logam dan batuan, pada tahun 2017 mengalami kenaikan sebesar
mengalami penurunan mulai 2019 sampai 2020. Pajak pajak mineral bukan logam
Kabupaten Maluku Tenggara dibanding jenis pajak lainnya. Kontribusi besar ini
sektor pajak pajak mineral bukan logam bukan batuan disebabkan karena dasar
pemungutan pajak pajak mineral bukan logam bukan batuan sangat jelas dan pasti.
cukup mengalami penurunan mulai dari tahun 2016 -2020. Namun terjadi
9. Pajak BPHTB
cenderung mengalami peningkatan yang cukup baik mulai dari tahun 2016
6,12% dan tahun 2019 memberikan kontribusi yang cukup besar yaitu 7,65%,
meskipun tahun 2020 mengalami penurunan sebesar 3,63%, Artinya bahwa hak
atas tanah, termasuk hak pengelolaan, beserta bangunan diatasnya terus bertambah
BPHTB terhadap PAD kabupaten Maluku Tenggara itu sendiri dan memberikan
Presentase (%)
Jenis Pajak Daerah
2016 2017 2018 2019 2020
Kontribusi per jenis pajak daerah terhadap penerimaan PAD dalam kurun
waktu tahun anggaran 2016-2020 sangat fluktuatif. Kontribusi pajak terbesar pada
penerimaan PAD adalah Mineral Bukan Logam dan Batuan yang kemudian diikuti
oleh Pajak Bumi dan Bangunan Pedesaan dan Perkotaan dan pajak Hotel, selama 5
tahun dan yang paling terendah adalah rata-rata pajak Penerangan Jalan sebesar
1,13% saja.
64
10,030,912,723.99
a. Kontribusi 2016 = x 100% = 87,4%
11,470,847,915.99
8,990,606,889.89
b. Kontribusi 2017 = x 100% = 84,3%
10,657,782,924.89
9,190,359,714.18
c. Kontribusi 2018 = x 100% = 86,5%
10,617,229,126.18
14,634,790,634.17
d. Kontribusi 2019 = x 100% = 90.8%
16,108,318,996.17
7,501,225,501.90
e. Kontribusi 2020 = x 100% = 77,8%
9,638,422,958.90
Tenggara
Tabel diatas menunjukkan bahwa hasil penerimaan pajak daerah dari tahun
fluktuasi dalam tahunnya, dimana kontribusi terendah pajak daerah terhadap PAD
terjadi pada tahun 2020 hanya sebesar 77,8% dan kontribusi tertinggi pajak daerah
terhadap PAD terjadi pada tahun 2019 yaitu sebesar 90,8%. Bila dilihat secara
nominalnya, ada penurunan realisasi pajak daerah di tahun 2017 sebesar Rp.
tingkat kontribusinya terhadap PAD naik menjadi 86,5% lebih tinggi di tahun 2018
namun masih lebih rendah dibandingkan tahun 2016 yang sebesar 87,4% sementara
tahun 2019 juga mengalami peningkatan sebesar 90.8% dan kembali pada tahun
kontribusi pajak daerah terhadap PAD di tahun 2020 ini disebabkan karena
kenaikan nominal pajak daerah tidak sebanding dengan kenaikan nominal PAD di
pajak daerah terhadap PAD Kabupaten Maluku Tenggara terjadi di tahun 2019
dengan nilai kontribusi sebesar 90.8%. Hasil rata-rata tersebut sudah tergolong
dalam kriteria sangat baik. Hal ini menunjukkan bahwa kinerja pemerintah daerah
2. Retribusi Daerah
Maluku Tenggara setelah pajak daerah. Adapun sumber penerimaan dari sektor
mengalami naik turun (fluktuatif) dari tahun ke tahun, Sehingga dapat menjadi
kontribusi yang di peroleh dari retribusi untuk pendapatan asli daerah (PAD) seperti
1. Retribusi Sampah
Realisasi Retribusi
Tahun Realisasi PAD Kontribusi
Sampah
terdapat di tahun 2016 yaitu 8,87% sedangkan kontribusi terendah ada pada tahun
2020 sebesar 1,21%. Seperti yang diketahui, retribusi sampah yang disediakan atau
2. Retribusi Pemakaman
Realisasi Retribusi
Tahun Realisasi PAD Kontribusi
Pemakaman
di lihat jumlah Persentase kontribusi tertinggi terdapat pada tahun 2017 sebesar
4,15% kemudian menurun di tahun 2018 sebesar 2,39%, tahun 2019 sebesar 2,06%,
Realisasi Retribusi
Kekayaan Daerah
kekayaan daerah cenderung juga mengalami fluktuasi mulai dari tahun 2016 sampai
2,90%, 3,70%. Namun di tahun 2019 dan 2020 mengalami penurunan sebesar
1,11% dan kembali mengalami sedikit kenaikan sebesar 1,34% di tahun 2020.
69
Realisasi Retribusi
Tahun Realisasi PAD Kontribusi
Pasar Grosir
Penerimaan PAD dari retribusi retribusi pasar grosir cenderung fluktuatif, maka
bisa di lihat jumlah Persentase kontribusi tertinggi terdapat pada tahun 2017 sebesar
5. Retribusi Pelabuhan
Realisasi Retribusi
Tahun Realisasi PAD Kontribusi
Pelabuhan
Pelabuhan cenderung juga mengalami fluktuasi mulai dari tahun 2016 sampai tahun
2017 mengalami kenaikan yaitu nilai persentase sebesar 2,55%. Kemudian kembali
1,56%. Kontribusi tiap jenis retribusi daerah terhadap penerimaan PAD dalam
kurun waktu tahun anggaran 2016 hingga 2020 sangat fluktuatif. Kontribusi
terbesar terdapat pada jenis retribusi pasar grosir yaitu dengan besar persentase
kontribusi di tahun 2016 sebesar 9,67%, tahun 2017 sebesar 9,67%, tahun 2018
sebesar 9,60%, tahun 2019 sebesar 7,37%, dan tahun 2020 sebesar 1,24%.
sementara disusul jenis retribusi sampah ditahun 2016 sebesar 2,17%, tahun 2017
sebesar 8,25%, tahun 2018 sebesar 7,58%, tahun 2019 sebesar 7,47% dan tahun
2020 sebesar 1,21%. Lalu kemudian oleh jenis retribusi pelabuhan di tahun 2016
sebesar 2,54%, tahun 2017 sebesar 2,55%, tahun 2018 sebesar 1,92%, tahun 2019
sebesar 3,93% dan tahun 2020 sebesar 1,56% Penerimaan PAD dari realisasi jenis
seperti yang di atas tabel. Semakin menurun persentase kontribusi suatu jenis
retribusi daerah terhadap total Pendapatan Asli Daerah (PAD) tahun tersebut, maka
semakin turun pula kontribusi jenis retribusi tersebut terhadap penerimaan PAD di
!
Kontribusi Retribusi Daerah = x 100%
10,030,912,723.99
a. Kontribusi 2016 = x 100% = 87,4%
11,470,847,915.99
8,990,606,889.89
b. Kontribusi 2017 = x 100% = 84,3%
10,657,782,924.89
9,190,359,714.18
c. Kontribusi 2018 = x 100% = 86,5%
10,617,229,126.18
14,634,790,634.17
d. Kontribusi 2019 = x 100% = 90.8%
16,108,318,996.17
7,501,225,501.90
e. Kontribusi 2020 = x 100% = 77,8%
9,638,422,958.90
Tenggara
mengalami penurunan pada dua tahun berkutnya sebesar 0,90% pada 2018 dan
sebesar 12,60%, namun itu belum memenuhi kriteria penilaian untuk dikatakan
baik. Tingkat kontribusi retribusi daerah dari tahun 2016 sampai 2020 memiliki
rata-rata sebesar 13,58%, yang berarti bahwa angka tersebut hanya menduduki
klasifikasi kriteria sangat kurang. Hal ini berarti menunjukkan bahwa kinerja
pajak daerah yang telah dijelaskan maka penulis dapat membandingkan penerimaan
persentase retribusi daerah dan pajak daerah terhadap pendapatan asli daerah di
kabupaten Maluku Tenggara tahun anggaran 2016 sampai dengan 2020. Dalam hal
retibusi daerah dan pajak daerah terhadap pendapatan asli daerah di Kabupaten
Maluku Tenggara tahun anggaran 2016 sampai dengan 2020 dalam bentuk tabel
berikut ini:
73
Tabel 31. Persentase Pajak Daerah dan Retribusi Daerah terhadap PAD
Pada tabel diatas dijelaskan bahwa persentase pajak daerah terhadap PAD
tahun 2016 sebesar 87,4%, persentase retribusi daerah terhadap PAD sebesar
11,4%. Tahun 2017 persentase pajak daerah terhadap PAD sebesar 84,3 persentase
retribusi daerah terhadap PAD sebesar 13,7%. Tahun 2018 persentase pajak daerah
terhadap PAD sebesar 86,5%, persentase retribusi daerah terhadap PAD sebesar
12,8%. Tahun 2019 persentase pajak daerah terhadap PAD sebesar 890,8%,
persentase retribusi daerah terhadap PAD sebesar 8,7%. Tahun 2020 persentase
pajak daerah terhadap PAD sebesar 77,8%, persentase retribusi daerah terhadap
asli daerah kabupaten Maluku Tenggara untuk tahun anggaran 2016, Persentase
pajak daerah lebih besar dibandingkan retribusi daerah pada tahun 2016, begitu pula
74
untuk tahun berikutnya dimana pajak daerah selalu lebih besar kontribusinya
terhadap PAD dibandingkan dengan retribusi daerah. Hal ini dapat disebabkan oleh
penerimaan pajak daerah dengan retribusi daerah terhadap pendapatan asli daerah
di kabupaten Maluku Tenggara untuk tahun anggaran 2016 sampai dengan 2020,
daerah.
Maluku Tenggara periode tahun 2016-2020 di atas, maka komponen PAD (pajak
daerah, retribusi daerah, hasil pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan, dan
lain-lain PAD yang sah) merupakan bagian dari penerimaan daerah yang harus
digali dari wilayah Kabupaten Maluku Tenggara. Besarnya penetapan jumlah PAD
daerah, retribusi daerah, hasil pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan, dan
dapat dilihat dari besar kecilnya Pendapatan Asli Daerah tersebut. Oleh karena itu
Maluku Tenggara dari sektor pajak daerah, hasil pengelolaan kekayaan daerah yang
dipisahkan, dan lain-lain PAD yang sah cukup besar dan realisasi penerimaannya
sudah tergolong tinggi karena melampaui target penerimaan atau nilai persentase
upaya yang dilakukan dan kebijakan yang diambil dengan tujuan untuk
dari sektor pajak daerah, hasil pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan, dan
lain-lain PAD yang sah sehingga potensi PAD yang telah ada saat ini dapat
Pendapatan Daerah yang sudah ada, namun belum terkelola secara optimal atau
selanjutnya di Peraturan Daerah kan ke dalam bentuk pajak daerah, retribusi daerah,
hasil pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan, dan lain-lain PAD yang sah
serta jenis penerimaan daerah lainnya. Sedangkan yang telah direalisasikan sampai
saat ini sebagai sumber penerimaan pajak di Kabupaten Maluku Tenggara yaitu
tentang Pajak dan Retribusi Daerah untuk pajak kabupaten/kota ada 11 (sebelas)
jenis pajak daerah sehingga harus disesuaikan oleh Pemerintah Daerah Kabupaten
Maluku Tenggara sehingga penerimaan pajak menjadi lebih optimal pada APBD.
tahunnya, dimana kontribusi terendah pajak daerah terhadap PAD terjadi pada
tahun 2020 hanya sebesar 77,8% dan kontribusi tertinggi pajak daerah terhadap
PAD terjadi pada tahun 2019 yaitu sebesar 90,8%. Bila dilihat secara nominalnya,
kecilnya dalam realisasi penerimaan pajak daerah terhadap pendapatan asli daerah
Penerimaan retribusi daerah selama kurun waktu 5 tahun mulai dari tahun
peningkatan penerimaan secara signifikan terhadap PAD sebesar 21,3%, hal ini
Pajak Daerah yang transparan dan jelas, tidaklah berarti dalam pemungutan dan
pengelolaan Retribusi Daerah dan Pajak Daerah sudah pasti akan berjalan baik
namun dalam pelaksanaanya masih sering mengalami atau di jumpai hambatan dari
berbagai pihak baik hambatan yang bersifat internal maupun yang bersifat
berikut:
78
Retribusi Daerah dan Pajak Daerah bersumber dari dalam organisasi pemerintah
Kabupaten Maluku Tenggara yang disebabkan oleh hal-hal antara lain adalah:
Pajak Daerah.
d. Kurangnya pelayanan yang baik dari petugas terhadap Wajib Pajak yang
Retribusi Daerah dan Pajak Daerah terhadap Pendapatan Asli dari luar organisasi
lain adalah:
masyarakat.
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Maluku Tenggara selalu mengalami fluktuasi dari tahun 2016 sampai 2020.
tahun 2018 dan 2019 mengalami peningkatan sebesar 86,5% dan 90,8.
Namun pada tahun 2020 kembali mengalami penurunan sebesar 77,8%. Jadi
daerah dari tahun 2016 sampai 2020 juga selalu mengalami fluktuasi,
B. Saran
yaitu sektor pertanian, perdagangan, hotel dan restoran serta sektor industri.
ditingkatkan dari yang telah ada selama ini agar menjadi lebih profesional
dan handal dalam upaya mengelola dan menggali potensi PAD khususnya
pendapatan asli daerah terutama pajak daerah dan retribusi daerah, dengan
DAFTAR PUSTAKA
Empat.
Abdul Halim. 2004. Manajemen Keuangan Daerah. Edisi Revisi. Yogyakarta: UPP
AMP YKPN.
Burton, Richard. 2001. Menuju Wajib Pajak Patuh. Jurnal Perpajakan Indonesia.
Vol.5 No. 1.
Balai Pustaka.
Imam Ghozali. 2006. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS (Edisi
Juli Panglima Saragih. 2002. Desentralisasi Fiskal dan Keuangan Daerah dalam
Gramedia.
Marihot Pahala Siahaan 2010. Pajak Daerah dan Retribusi Daerah. Jakarta:
Rajawali Pers.
Marihot Pahala Siahaan. 2010. Hukum Pajak Material. Yogyakarta: Graha Ilmu.
Alfabeta.
Ujang Bahar. Peran Daerah Dalam Pengadaan Tanah (Tinjauan Dari Segi
Wirawan B Ilyas dan Richard Burton. 2007. Hukum Pajak. Jakarta: Salemba
Empat.
84
Lampiran.