LAPORAN
STANDAR PELAYANAN MINIMAL (SPM)
TAHUN 2021
Ambon 2021
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Sebagai Badan Layanan Umum (BLU), diharapkan rumah sakit
dapat meningkatkan mutu pelayanan, meningkatkan efisiensi dan dapat
memberikan aksesibilitas yang cukup baik kepada masyarakat. Pada
akhirnya status rumah sakit sebagai Badan Layanan Umum (BLU), dapat
dimanfaatkan oleh masyarakat dalam memperoleh jasa layanan kesehatan
yang lebih terjangkau, lebih baik dan lebih meningkatkan kesejahteraan bagi
provider internal karena fleksibilitas pengelolaan rumah sakit menggunakan
kaidah-kaidah bisnis yang sehat.
Maksud dari pengukuran capaian Standar Pelayanan Minimal ini adalah mengukur
pelayanan di Rumkit Bhayangkara Tingkat III Ambon Tahun 2021 yang telah di berikan
kepada masyarakat yang dibandingkan dengan standar pelayanan sesuai peraturan yang
berlaku, sehingga ke depan bisa diambil langkah langkah strategis untuk memenuhi
standar pelayanan yang menjadi kebutuhan masyarakat.
Bhayangkara Tingkat III Ambon , antara lain mengikuti bentuk SPM bidang
kesehatan yang memiliki indikator kinerja yang sangat rinci dan mencakup
seluruh aspek yaitu 47 (empat puluh tujuh) indikator wajib dan 7 (tujuh)
indikator sesuai kebutuhan) seperti Surat Keputusan Menteri Kesehatan
Nomor 1457 Tahun 2003, Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 228 Tahun
2002 tentang Pedoman Penyusunan Standar Pelayanan Minimal Rumah
Sakit yang mencakup Standar Penyelenggaraan Pelayanan Manajemen
Rumah Sakit, Pelayanan Medik, Pelayanan Penunjang dan Pelayanan
Keperawatan.
(1) Maksud :
Standar Pelayanan Minimal ini dimaksudkan guna memberikan pelayanan
atau kegiatan minimal yang harus dilakukan rumah sakit sebagai tolok
ukur kinerja dalam menentukan capaian jenis dan mutu pelayanan
kesehatan rujukan di Rumkit Bhayangkara Tingkat III Ambon.
(2) Tujuan :
C. KERANGKA BERPIKIR
Kerangka Penyusunan SPM
Content Analysis
Lesson Learned
Assesment gaps
Analysis Yuridis Standar & Indikator
Dasar Yurdis
SPM & Prekondisi Penyesuaian Standar
Penyesuaian Penyesuaian & Indikator
Akuntabilitas Sistem
SPM RS
(2.) Khusus :
a. Dimensi kinerja adalah dimensi-dimensi yang digunakan sebagai
dasar penyusunan standar pelayanan minimal yang meliputi:
akses, efektifitas, efisiensi,
keselamatan/keamanan, kenyamanan, kesinambungan
pelayanan, kompetensi teknis dan hubungan antar manusia;
b. Indikator adalah latar belakang / alasan mengapa suatu kinerja
tersebut perlu diukur;
c. Definisi operasional dimaksudkan untuk menjelaskan pengertian
dari indikator;
d. Frekuensi pengumpulan data adalah frekuensi pengambilan data
dari sumber data untuk tiap indikator tersedia;
e. Priode analisis adalah rentang waktu pelaksanaan kajian terhadap
indikator kinerja yang dikumpulkan;
f. Pembilang (numerator) adalah besaran sebagai nilai pembilang
dalam rumus indikator kinerja;
g. Penyebut (denominator) adalah besaran sebagai nilai pembagi
dalam rumus indikator kinerja;
h. Sumber data adalah sumber bahan nyata/keterangan yang dapat
dijadikan dasar kajian yang berhubungan langsung dengan
personal; dan
i. Standar adalah ukuran pencapaian mutu/kinerja yang
diharapkan bisa dicapai.
E. DASAR
a. Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2002 tentang Kepolisian Negara Republik
Indonesia (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2002 Nomor 2,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4168);
b. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 5, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4355);
c. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 144, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 5063);
A. KEBIJAKAN
Kebijakan Rumkit Bhayangkara Tk. III Ambon dalam
menyusun Standar Pelayanan Minimal adalah penetapan Standar
Pelayanan Minimal Unit Kerja sebagai Sasaran Mutu Unit Kerja yang
terdiri dari Paling sedikit 2 (dua) jenis standar yang merupakan core
product dari unit kerja tersebut dan satu standar sebagai representatif
dari perspektif kepuasan pelanggan.
Jenis
No Indikator Standar
Pelayanan
Gawat 1. Kemampuan 1. 100 % (Seratus
1.
Darurat menangani life saving Persen)
anak dan dewasa 2. 24 Jam (Dua
2. Jam buka Pelayanan Puluh Empat Jam)
Gawat Darurat 3. 100 % (Seratus
3. Pemberian Pelayanan Persen)
Kegawat daruratan 4. 1 (Satu) Tim
yang bersertifikat 5. ≤ 5 (Lima) Menit
(ATLS/-ACLS/PPGD/BCL Setelah terlayani
S) yang masih berlaku pasien datang
4. Ketersediaan tim 6. ≥ 70 % (Tujuh
penanggulangan Puluh Persen)
bencana 7. ≤ dua per seribu
5. Waktu tanggap (pindah ke
Pelayanan Dokter di pelayanan rawat
Gawat Darurat inap setelah
6. Kepuasan Delapan jam)
Pelanggan 8. 100 % (Seratus
7. Kematian pasien ≤ Persen)
24 (Dua Puluh
Empat) Jam
8. Tidak adanya pasien
yang diharuskan
membayar uang
muka.
Paksa Kerja
karena overdosis,
reaksi anestesi dan
salah penempatan
endotracheal tube
Ambulans 1. Waktu pelayanan 1. 24 (dua puluh
5.
Dan ambulance/ Kereta empat) Jam
Pemulasaran Jenazah
jenazah 2. Kecepatan 2. ≤ 30 (tiga puluh)
memberikan Menit
pelayanan
ambulance /Kereta 3. ≤ 2 (dua) jam
Jenazah di Rumah
Sakit
3. Waktu tanggap
pemulasaraan
jenazah
Pelayanan 1. Waktu tunggu hasil
6. 1. ≤ 140 (seratus
Laboratorium pelayanan
empat puluh) menit.
laboratorium
2. Pelaksanaan 2. Dokter Spesialis
Ekspertisi Pataologi Klinis
3. Tidak adanya
kesalahan pemberian
(Sp.PK)
hasil pemeriksaan
3. 100 % (seratus
laboratorium.
persen)
4. Kepuasan pasien
4. ≥ 80 % (delapan
5. Waktu tunggu
puluh persen).
pemeriksaan darah rutin
5. 10 menit
pasien
6. 140 menit
6. Waktu tunggu pmeriksaan
7. 30 menit
kimia darah
7. Waktu tunggu
pemeriksaan urine rutin.
Radiologi 1. Waktu tunggu hasil 1. ≤ 3 (tiga) Jam
7.
pelayanan thorak foto
2. Pelaksanaan ekspertisi 2. Dokter Spesialis
pemberian diet
Pelayanan 1. Kecepatan waktu 1. ≤ 80 % (delapan
10.
pemeliharaan menanggapi puluh persen)
sarana rumah kerusakan alat
sakit 2. Ketepatan waktu 2. 100 % (seratus
medik pelayanan
4. ≤ 15 (lima belas)
rawat jalan menit
4. Waktu penyediaan
dokumen rekam
medik pelayanan
rawat inap
Persalinan dan
13. 1. Kejadian Kematian ibu 1. Kematian ibu akibat:
perinatologi
akibat persalinan b. Perdarahan ≤ 1
2. Pemberi pelayanan % (satu
persalinan normal persen)
3. Pemberian pelayanan
c. Pre-eklampsia
persalinan dengan
≤ 30 % (tiga
tindakan operasi
puluh persen)
4. Kemampuan
2. Pelayanan
menanggani BBLR persalinan normal
1500 gr – 2500 gr a. Dokter
Spesialis
5. Pertolongan kebidanan dan
Persalinan melalui kandungan
(Sp.OG)
seksio cesaria b. Dokter umum
6. Keluarga Berencana : terlatih (APN)
a. Presentase Keluarga c. Bidan
Berencana 3. Tim PONEK yang
(vasektomi & terlatih
tubektomi) yang
4. Penanganan
dilakukan oleh
pasien BBLR
tenaga kompeten
Dokter Spesialis 5. Dokter Kebidanan
pengurusan gaji
berkala
3. 100 %
3. Ketepatan pembuatan
usulan pensiunan
4. Ketepatan Pembuatan 4. a. 100 %
usulan penerbitan surat b. 60 %
keputusan jabatan
fungsional.
a. Jabatan Fungsional
b. Pemberkasan 5. 100 %
5. Tindak lanjut
penyelesaian hasil
6. > 60 %
pertemuan direksi.
6. Cost Recovery 7. < 2 jam
7. Kecepatan waktu
pemberian informasi
tentang tagihan pasien
rawat inap
Pengelolaan 1. Baku mutu limbah cair 1. Baku
Mutu limbah cair
15. a. ≤ 30 menit
Limbah 2. Pengelolaan limbah
a. ≤ 60 menit
padat infeksius sesuai b. BOD < 30 mg/l
c. COD < 80 mg/l
dengan aturan. d. TSS 30 mg/l
e. Ph 6 – 9
3. Baku mutu Kesehatan 2. 100 %
3. Baku mutu Air Bersih
Lingkungan dan a. Fe < 1
b. CaCo3 < 500
Persyaratan Kesehatan c. No2 < 1
d. Ph 6,5 – 8,5
Air Bersih. e. Mn < 0,5
f. S04 < 400
4. Baku Mutu Kesehatan Air 4. Baku Mutu Air Minum
Minum. a. Fe < 1
b. CaCo3 < 500
c. CT < 250
d. NO2 < 3
e. Ph
f. NH3 < 1,5
g. Mn < 0,4
h. SO4 < 250
Pencegahan dan 1. Ada anggota tim
16. 1. ≥ 70 % (tujuh puluh
Pengendalian Pencegah lima persen)
Infeksi (PPI) pengendalian Infeksi
(PPI) yang terlatih
2. Tersedia Alat 2. 60 %
5) Ketersediaan…..
3) Buka …..
5) Kepuasan…
5) Kepuasan Pelanggan pada Rawat Jalan.
c. Pelayanan…
3) Ketersediaan …..
7) Tidak …..
9) Kejadian …..
11) Pasien…….
11) Pasien Rawat Inap Tuberkulosis Yang Ditangani Dengan Strategi DOTS.
Judul Pasien Rawat Inap Tuberkulosis Yang Ditangani Dengan
Strategi DOTS
Dimensi Mutu Akses, efisiensi
Tujuan Terselenggaranya pelayanan rawat jalan bagi pasien
tuberkolosis dengan strategi DOTS
Definisi Operasional Pelayanan rawat inap tuberkolosis dengan strategi
DOTS adalah pelayanan tuberkolosis dengan 5 strategi
penanggulangan tuberkolosis nasional. Penegakan
diagnosis dan follow up pengobatan pasien tuberkolosis
harus melalui pemeriksaan mikroskopis tuberkolosis.
Pengobatan harus menggunakan panduan obat anti
tuberkolosis yang sesuai dengan standar
penanggulangan tuberkolosis nasional, dan semua
pasien yang tuberkolosis yang diobati dievaluasi secara
kohort sesuai dengan penanggulangan tuberkolosis
nasional
Frekuensi Pengumpulan Data Tiap 3 bulan
Periode Analisa 1 tahun
Numerator Jumlah semua pasien rawat inap Tuberkulosis yang
ditangani dengan strategi DOTS
Denominator Jumlah seluruh pasien rawat inap Tuberkulosis yang
ditangani di Rumag Sakit Bhayangkara Tingkat IV
Ambon dalam waktu tiga bulan
Sumber Data Register rawat inap, Register TB 03 UPK
Standar 100 %
Capaian 100 %
Penanggung Jawab Kepala Instalasi Rawat Inap.
13)(TB)
13) Terlaksananya Kegiatan Pencatatan Dan Pelaporan Tuberkulosis Terlaksananya…
di Rumah
Sakit Bhayangkara Tingkat IV Ambon .
c. Pelayanan Bedah.
4) Tidak ….
6) Tidak …..
6) Tidak Adanya Kejadian Tertinggalnya Benda Asing pada Tubuh Pasien Setelah
Operasi.
Judul Tidak Adanya Kejadian Tertinggalnya Benda Asing pada
Tubuh Pasien Setelah Operasi
d. Persalinan …..
6) Personel………
7) Keluarga Berencana
8) Konseling…….
8) Konseling KB Mantap
9) Kepuasan Pelanggan
f. Radiologi…………
f. Radiologi.
3) Kejadian……
4) Kepuasan Pelanggan.
e. Laboratorium…….
e. Laboratorium.
3) Tidak………..
4) Kepuasan Pelanggan.
Judul Kepuasan Pelanggan
Dimensi Mutu Kenyamanan
Tujan Tergambarnya persepsi pelanggan terhadap Pelayanan
Laboratorium
Definisi Operasional Kepuasaan pelanggan adalah pernyataan puas oleh
pelanggan terhadap pelayanan laboratorium
Frekuensi pengumpulan 1 bulan
Data
Periode Analisis 1 tahun
Numerator Jumlah kumulatif hasil penilaian kepuasaan dari pasien
yang disurvei (dalam prosen)
Denominator Jumlah total pasien yang disurvei (n minimal 50)
Sumber Data Survei
Standar ≥ 80 %
Capaian Jumlah yang di survey 50 x 12 = 600 orang
541 / 600 x 100 = 90,16 %
Penanggung Jawab Kepala Instalasi laboratorium
Kesimpulan Terjadi penurunan nilai persen pelayanan dikarenakan
Covid-19
f. Farmasi……….
f. Farmasi.
3) Tidak……….
5) Kepuasan……...
5) Kepuasan Pelanggan.
g. Pelayanan Gizi
2) Sisa………
k. Pengolahan Limbah.
1) Baku Mutu Limbah Cair.
h. Administrasi Manajemen.
6) Cost Recovery
Judul Cost Recovery
8) Ketepatan…….
8) Ketepatan Waktu Penyusunan Laporan Keuangan.
Ketepatan Waktu Penyusunan Laporan Keuangan
Judul
Dimensi Mutu Efektifitas
Tergambarnya disiplin pengelolaan keuangan Rumah
Tujuan Sakit
Bhayangkara Tingkat III Ambon
Definisi Operasional Laporan keuangan meliputi realisasi anggaran dan arus
kas Laporan keuangan harus diselesaikan sebelum
tanggal 10 setiap bulan berikutnya
Frekuensi Pengumpulan Data Satu bulan
Periode Analisis Satu bulan
Numerator Jumlah laporan keuangan yang diselesaikan sebelum
tanggal 10 setiap bulan.
Jumlah laporan keuangan yang harus diselesaikan
Denominator dalam satu bulan
Sumber Data Bagian Keuangan
Standar 100 %
Capaian 100 %
Penanggung Jawab. Kaur Keuangan.
10) Ketepatan…….
Judul Tingkat Keberhasilan Petugas Dalam Kaitannya
Dengan Piutang Pasien
12) Kecepatan……..
12) Kecepatan Waktu Pemberian Informasi Tentang Tagihan Pasien Rawat Inap
Judul Kecepatan Waktu Pemberian Informasi tentang Tagihan
Pasien Rawat Inap
Dimensi Mutu Efektivitas, Kenyamanan
Tujuan Tergambarnya kecepatan pelayanan informasi
pembayaran pasien rawat inap
Definisi Operasional Informasi tagihan pasien rawat inap meliputi semua
tagihan Pelayanan yang telah diberikan Kecepatan
waktu pemberian informasi tagihan pasien rawat inap
adalah waktu mulai pasien dinyatakan boleh pulang
oleh dokter sampai dengan informasi tagihan diterima
oleh pasien
Frekuensi Pengumpulan Data Tiap hari
Periode Analisis 1 tahun
Numerator Jumlah kumulatif waktu pemberian informasi tagihan
pasien rawat inap yang diamati dalam satu minggu
Denominator Jumlah total pasien rawat inap yang diamati dalam satu
minggu
Sumber Data SIM RS
Standar ≤ 2 jam
Capaian 50 orang x 12 bulan = 600
590 / 600 x 100 = 98,33
Penanggung Jawab. Kasir.
14) Ketepatan…….
i. Ambulans……..
j. Pelayanan………
3) Realisasi……….
4) Peralatan Laboratorium (dan alat ukur yang lain) yang Terkalibrasi Tepat Waktu
Sesuai Dengan Ketentuan Kalibrasi
5) Ketepatan……..
k. Pelayanan Laundry
2. Ketepatan……
2. Ketepatan Waktu Penyediaan Linen Untuk Ruang Rawat Inap
m. Standar…………
m. Standar Kompeten.
1) Bidang Diklat
Judul Pelaksanaan Pelatihan SDM Rumah Sakit
Dimensi Mutu Memberikan Pelatihan Terhadap SDM di Rumah
Sakit Bhayangkara Tingkat IV Ambon.
Tujuan Indikator Untuk meningkatkan kapasitas SDM sehingga bisa
bekerja secara efektif dan efisien
Definisi Terminologi Yang Pelatihan merupakan pembelajaran yang disiapkan agar
Digunakan dapat meningkatkan kinerja pada saat sekarang yang
meliputi seminar, workshop, simposium dan studi banding
Frekuensi Updating Indikator Setiap bulan
Periode Dilakukan Analisis Setiap 3 bulan
Numerator Jumlah SDM yang mengikuti pelatihan
Denominator Seluruh SDM
Sumber Data Institusi terkait
Target 100 %
Capaian 150 / 255 x 100 = 64,70 %
Penanggung Jawab. Kepala Urusan Pendidikan dan Pelatihan.
n. Kompartemen Dokpol.
1) Pemberian Pelayanan Perawatan Tahanan.
2) Pusat……..
2) Pusat Pelayanan Terpadu.
Judul Manajemen PPT
Dimensi Mutu Korban memiliki pengetahuan tentang kekerasan
perempuanndan anak, trafiking, kesehatan reproduksi dan
migrasi yang aman.
Tujuan Indikator Untuk memberikan bekal pengetahuan kepada korban dan
mengisi waktu luang korban selama menjalani pemulihan
medis dan psikososial di PPT.
Definisi Terminologi Yang Penyuluhan bagi korban kekerasan perempuan dan anak
Digunakan serta trafiking adalah kegiatan pemberian pengetahuan
tentang kekerasan perempuan dan migrasi yang aman
kepada korban pada masa pemulihan di PPT.
Frekuensi Updating Setiap 3 bulan sekali
Indikator
Periode dilakukan analisis 1 tahun
Numerator Jumlah korban yang mengikuti penyuluhan dengan materi
kekerasan perempuan, anak serta trafiking, kesehatan
reproduksi dan migrasi yang aman kepada korban pada masa
pemulihan di PPT.
Denominator Jumlah semua korban yang menjalani pemulihan di PPT.
Sumber Data Buku registrasi PPT.
Target 100 %
Capaian 0%
Penanggung Jawab. Kaur Yandokpol.
PENUTUP
Laporan evaluasi Standar Pelayanan Minimum (SPM) merupakan acuan bagi
Rumah Sakit Bhayangkara Tingkat III Ambon dalam memberikan pelayanan kesehatan
maupun pelayanan kedokteran kepolisian. Hal ini akan memberikan dampak bagi
pelaksanaan kinerja yang bermutu sesuai dengan Akreditasi Rumah Sakit Versi SNARS
edisi I program khusus yang lebih berkualitas.
Selain itu penyusunan laporan SPM ini akan mendorong terwujudnya transparasi
dan akuntabilitas publik dalam penyelenggaraan pelayanan kesehatan, sehingga Rumah
Sakit Bhayangkara Tingkat III Ambon akan mempunyai tolak ukur yang jelas baik secara
kuantitatif maupun kualitatif.
Namun demikian penyusunan SPM yang dibuat dalam rangka perubahan sistem
pengelolaan keuangan Rumah Sakit menuju PK BLU ini masih merupakan pemikiran
dasar dan masih membutuhkan perbaikan bahkan penyesuaian lebih lanjut selaras
dengan perkembangan situasi, kondisi, dan kebutuhan rumahs sakit.
Dengan disusunnya Laporan Standar Pelayanan Minimum Rumah Sakit
diharapkan dapat membantu pelaksanaan pelayanan standar pelayanan Rumah Sakit
Bhayangkara Tingkat III Ambon . Laporan SPM ini dapat dijadikan acuan bagi
pengelolaan Rumah Sakit Bhayangkara Tingkat III Ambon dan unsur terkait dalam
melaksanakan perencanaan, pembiayaan dan pelaksanan setiap jenis pelayanan.
Hal-hal lain yang belum tercantum dalam Laporan SPM ini akan ditetapkan
kemudian dengan ketentuan yang berlaku.