Dengan nama Allah yang maha pengasih lagi maha penyayang. Alhamdulillah segala
puji bagi Allah Subhanahuwata’ala dengan segala rahmat, nikmat dan karunia dari-Nya
yang telah mengiringi pelaksanaan audit dan evaluasi semester 1 Standar Pelayanan
Minimal tahun 2023, sehingga terselesaikannya laporan ini dengan baik.
Laporan ini dibuat sebagai standar kualitas yang harus dipenuhi oleh unit dan instalasi
pelayanan yang berjalan di Rumah Sakit Umum Daerah Sultan Syarif Mohamad Alkadrie
berdasarkan surat Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 129 Tahun
2008 tentang Standar Pelayanan Minimal Rumah Sakit. Laporan ini dibuat dengan riset
dan data primer yang dicatat langsung oleh masing-masing unit dan instalasi pelayanan
yang berjalan di Rumah Sakit Umum Daerah Sultan Syarif Mohamad Alkadrie.
Akhir kata, semoga laporan ini menjadi manfaat besar untuk perbaikan pelayanan di
Rumah Sakit Umum Daerah Sultan Syarif Mohamad Alkadrie, serta dapat menjadi rujukan
studi banding untuk rumah sakit lainnya di Indonesia.
RSUD Sultan Syarif Mohamad Alkadrie terus melakukan perbaikan pelayanan secara
berkesinambungan, hal tersebut linear terhadap program Bidang Pengendalian dan
Pengembangan Mutu, dengan terus melakukan riset, analisa dan tindak lanjut terhadap
halhal tidak diinginkan yang terjadi di lingkungan rumah sakit dan pengembangan rumah
sakit sesuai pedoman Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
129/Menkes/SK/II/2008 Tentang Standar Pelayanan Minimal Rumah Sakit.
1
1.2 Maksud dan Tujuan
Standar pelayanan minimal ini dimaksudkan agar tersedianya panduan dalam
melaksanakan perencanaan pelaksanaan dan pengendalian serta pengawasan dan
pertanggungjawaban penyelenggaraan standar pelayanan minimal rumah sakit di
lingkungan UPT RSUD Sultan Syarif Mohamad Alkadrie Kota Pontianak. Standar
pelayanan minimal ini bertujuan untuk menyamakan pemahaman tentang definisi
operasional, indikator kinerja, ukuran atau satuan rujukan, target Rumah Sakit, cara
perhitungan / rumus / pembilangan penyebut / standar / satuan pencapaian kinerja dan
sumber data, berdasarkan pedoman Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
Nomor 129/Menkes/SK/II/2008 Tentang Standar Pelayanan Minimal Rumah Sakit.
1.3 Pengertian
Umum:
1. Standar Pelayanan Minimal adalah ketentuan tentang jenis dan mutu pelayanan
dasar yang merupakan urusan wajib daerah yang berhak diperoleh setiap warga
secara minimal. Juga merupakan spesifikasi teknis tentang tolak ukur pelayanan
minimum yang diberikan oleh Badan Layanan Umum kepada masyarakat.
1. Jenis Pelayanan adalah jenis-jenis pelayanan yang diberikan oleh Rumah Sakit
kepada masyarakat.
4. Kinerja adalah proses yang dilakukan dan hasil yang dicapai oleh suatu
organisasi dalam menyediakan produk dalam bentuk jasa pelayanan atau
barang kepada pelanggan.
2
5. Indikator Kinerja adalah variabel yang dapat digunakan untuk mengevaluasi
keadaan atau status dan memungkinkan dilakukan pengukuran terhadap
perubahan yang terjadi dari waktu ke waktu atau tolak ukur prestasi
kuantitatif/kualitatif yang digunakan untuk mengukur terjadinya perubahan
terhadap besaran target atau standar yang telah ditetapkan sebelumnya.
6. Standar adalah nilai tertentu yang telah ditetapkan berkaitan dengan sesuatu
yang harus dicapai.
10. Pembilang (numerator) adalah besaran sebagai nilai pembilang dalam rumus
indikator kinerja
11. Penyebut (denominator) adalah besaran sebagai nilai pembagi dalam rumus
indikator kinerja
12. Standar adalah ukuran pencapaian mutu/kinerja yang diharapkan bisa dicapai
13. Sumber data adalah sumber bahan nyata/keterangan yang dapat dijadikan
dasar kajian yang berhubungan langsung dengan persoalan
3
9. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 23 tahun 2005 tentang
10. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 58 tahun 2005 tentang
Pengelolaan Keuangan Daerah,
11. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 65 tahun 2005 tentang
Pedoman Penyusunan dan Penerapan Standar Pelayanan Minimal,
12. Keputusan Menteri pendayagunaan Aparatur Negara Nomor 28 tahun 2004
tentang Akuntabilitas Pelayanan Publik,
13. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 228 tahun 2002 tentang
14. Peraturan Menteri Dalam Negeri No. 6 tahun 2007 tentang Petunjuk Teknis
tentang penyusunan dan penetapan Standar Pelayanan Minimal.
15. Peraturan Menteri Kesehatan No. 128 tahun 2008 tentang Standar Pelayanan
Minimal Rumah Sakit
4
BAB II
LANDASAN TEORI
5
2.2 Standar Pelayanan Minimal pada Setiap Jenis Pelayanan
A. Instalasi Gawat Darurat
Kemampuan menangani lifesaving anak dan dewasa
Judul Kemampuan menangani life saving di Gawat darurat
Dimensi Mutu Keselamatan
Tujuan Tergambarnya kemampuan Rumah Sakit dalam memberikan
Pelayanan Gawat Darurat
Definisi operasional Life saving adalah upaya penyelamatan jiwa manusia dengan
urutan Airway, Breath, Circulation
Frekuensi Pengumpulan Setiap bulan
Data
Periode Analisa Tiga bulan sekali
Numerator Jumlah kumulatif pasien yang mendapat pertolongan life saving di
Gawat Darurat
Denominator Jumlah seluruh pasien yang membutuhkan penanganan life saving
di Unit Gawat Darurat
Sumber Data Rekam Medik di Gawat Darurat
Standar 100 %
Penanggung jawab Kepala Instalasi Gawat Darurat
Pengumpulan data
6
Sumber Data Kepegawaian
Standar 100 %
Penanggung jawab Kepala pendidikan dan Pelatihan Rumah Sakit
Pengumpulan data
7
Periode Analisa Tiga bulan sekali
Numerator Jumlah kumulatif rerata penilaian kepuasan pasien Gawat darurat
yang di survei
Denominator Jumlah seluruh pasien Gawat Darurat yang disurvei (minimal n=
Sumber Data
Standar ≥ 70 %
Penanggung jawab Kepala Instalasi Gawat Darurat / Tim Mutu / Panitia Mutu
Pengumpulan data
8
kompeten
Definisi Operasional Klinik spesialis adalah klinik pelayanan rawat jalan di rumah sakit
yang dilayani oleh dokter spesialis (untuk rumah sakit pendidikan
dapat dilayani oleh dokter PPDS sesuai dengan special privilege
yang diberikan)
Frekuensi Pengumpulan 1 bulan
Data
Periode Analisa 3 bulan
Numerator Jumlah hari buka klinik spesialis yang ditangani oleh dokter
spesialis dalam waktu satu bulan
Denominator Jumlah seluruh hari buka klinik spesialis dalam waktu satu bulan
Sumber Data Register rawat jalan
Standar 100 %
Penanggung jawab Kepala Instalasi Gawat Darurat
Pengumpulan data
9
Penanggung jawab Kepala Instalasi rawat jalan
Pengumpulan data
10
Frekuensi Pengumpulan Tiap tiga bulan
Data
Periode Analisa Tiap tiga bulan
Numerator Jumlah semua pasien rawat jalan tuberculosis yang ditangani
dengan strategi DOTS
Denominator Jumlah seluruh pasien rawat jalan tuberculosis yang ditangani di
rumah sakit dalam waktu enam bulan
Sumber Data Register rawat jalan, register TB 03 UPK
Standar 100 %
Penanggung jawab Kepala Instalasi rawat jalan
Pengumpulan data
C. Instalasi Rawat Inap
Pemberi pelayanan rawat inap
Judul Pemberi pelayanan rawat inap
Dimensi Mutu Kompetensi tehnis
Tujuan Tersediaanya pelayanan rawat inap oleh tenaga yang kompeten
Definisi Operasional Pemberi pelayanan rawat inap adalah dokter dan tenaga perawat
yang kompeten (minimal D3)
Frekuensi Pengumpulan 6 bulan
Data
Periode Analisa 6 bulan
Numerator Jumlah tenaga dokter dan perawat yang memberi pelayanan
diruang rawat inap yang sesuai dengan ketentuan
Denominator Jumlah seluruh tenaga dokter dan perawat yang bertugas di rawat
inap
Sumber Data Kepegawaian
Standar 100 %
Penanggung jawab Kepala Instalasi rawat inap
Pengumpulan data
11
Tujuan Tersediaanya pelayanan rawat inap yang minimal harus ada di
rumah sakit
Definisi Operasional Pelayanan rawat inap adalah pelayanan rumah sakit yang diberikan
tirah baring di rumah sakit. Untuk rumah sakit khusus disesuaikan
dengan spesifikasi rumah sakit tersebut.
Frekuensi Pengumpulan 3 bulan
Data
Periode Analisa 3 bulan
Numerator Jenis-jenis pelayanan rawat inap spesialistik yang ada (kualitatif)
Denominator Tidak ada
Sumber Data Register rawat inap
Standar Minimal kesehatan anak, penyakit dalam, kebidanan dan bedah
(kecuali rumah sakit khusus disesuaikan dengan spesialis rumah
sakit tsb)
Penanggung jawab Kepala Instalasi rawat inap
Pengumpulan data
Jam visite dokter spesialis
Judul Jam visite dokter spesialis
Dimensi Mutu Akses, kesinambungan pelayanan
Tujuan Tergambarnya kepeduliaan tenaga medis terhadap ketepatan
waktu pemberian pelayanan
Definisi Operasional Visite dokter spesialis adalah kunjungan dokter spesialis setiap hari
kerja sesuai dengan ketentuan waktu kepada setiap pasien yang
menjadi tanggung jawabnya, yang dilakukan antara jam 08.00
sampai dengan 14.00
Frekuensi Pengumpulan tiap bulan
Data
Periode Analisa Tiap tiga bulan
Numerator Jumlah visite dokter spesialis yang disurvei
Denominator Jumlah pelaksanaan visite dokter spesialis yang disurvei
Sumber Data Survei
Standar 100 %
Penanggung jawab Kepala Instalasi Rawat Inap / Komite Medik / Panitia mutu
Pengumpulan data
12
Standar ≤ 1,5 %
Penanggung jawab Ketua komite medik / komite mutu / tim mutu
Pengumpulan data
16
Penanggung jawab Kepala instalasi bedah sentral / komite medis
Tidak adanya kejadian tertinggalnya benda asing pada tubuh pasien setelah operasi
Judul Tidak adanya kejadian tertinggalnya benda asing pada tubuh
pasien setelah operasi
Dimensi Mutu Keselamatan pasien
Tujuan Kejadian tertinggalnya benda asing adalah kejadian dimana benda
asing seperti kapas, gunting, peralatan operasi dalam tubuh pasien
akibat tindakan suatu pembedahan
Definisi Operasional Kejadian salah satu tindakan pada operasi adalah kejadian pasien
mengalami tindakan operasi yang tidak sesuai dengan yang
direncanakan
Frekuensi Pengumpulan 1 bulan dan sentinel event
Data
Periode Analisa 1 bulan dan sentinel event
Numerator Jumlah pasien yang dioperasi dalam waktu satu bulan dikurangi
jumlah pasien yang mengalami tertinggalnya benda asing dalam
tubuh akibat operasi dalam satu bulan
Denominator jumlah pasien yang dioperasi dalam waktu satu bulan
Sumber Data Rekam medis, laporan keselamatan pasien
Standar ≤ 100 %
Penanggung jawab Kepala instalasi bedah sentral / komite medis
Komplikasi anastesi karena overdosis, reaksi anantesi dan salah penempatan
endotracheal tube
Judul Komplikasi anastesi karena overdosis, reaksi anantesi dan salah
penempatan endotracheal tube
Dimensi Mutu Keselamatan pasien
Tujuan Tergambarkannya kecermatan tindakan anastesi dan monitioring
pasien selama proses penundaan berlangsung
Definisi Operasional Komplikasi anastesi adalah kejadian yang tidak diharapkan sebagai
akibat komplikasi anastesi antara lain karena over dosis, reaksi
anantesi dan salah penempatan endotracheal tube
17
Definisi Operasional Kematian ibu melahirkan yang disebabkan karena perdarahan, pra
eklamsia, eklampsia, partus lama dan sepsis.
Perdarahan adalah perdarahan yang terjadi pada saat kehamilan
semua skala persalinan dan nifas.
Pre-eklampsia dan eklampsia mulai terjadi pada kehamilan
trimester kedua, pre-eklampsia dan elampsia merupakan kumpulan
dari dua dari tiga tanda, yaitu :
Tekanan darah sistolik > 160 mmHg dan diastolic > 110 mmHg
Protein uria > 5 gr/24 jam 3+/4 pada pemeriksaan kualitati
Oedem tungkai
Eklampsia adalah tanda pre eklampsia yang disertai dengan kejang
dan atau penurunan kesadaran.
Sepsis adalah tanda-tanda sepsis yang terjadi akibat penanganan
aborsi, persalinan dan nifas yang tidak ditangani dengan tepat oleh
pasien atau penolong.
Partus lama adalahpersalinan yang berlangsung lebih dari 18 jam,
yang dimulai dari tanda-tanda persalinan.
Frekuensi Pengumpulan Tiap bulan
Data
Periode Analisa Tiap tiga bulan
Numerator Jumlah kematian pasien persalinan karena pendarahan,
preeklampsia/eklampsia dan sepsis
Denominator jumlah pasien-pasien persalinan dengan pendarahan, pre-
Sumber Data
Standar Pendarahan ≤ 1 % pre-eklampsia ≤ 30 % ≤ 0,2 %
Penanggung jawab komite medic
Pemberi pelayanan persalinan normal
Judul Pemberi pelayanan persalinan normal
Dimensi Mutu Kompetensi teknis
Tujuan Tersedianya pelayanan persalinan normal oleh tenaga yang
kompeten
Definisi Operasional Pemberi pelayanan persalinan normal adalah dokter Sp.OG, dokter
umum terlatih (asuhan persalinan normal) dan bidan
Frekuensi Pengumpulan 1 bulan
Data
Periode Analisa 3 bulan
Numerator Jumlah dokter Sp.OG, dokter umum terlatih (asuhan persalinan
normal) dan bidan yang memberikan pertolongan persalinan normal
Denominator Jumlah seluruh tenaga yang memberi pertolongan persalinan
normal
Sumber Data Kepegawaian
Standar 100 %
Penanggung jawab komite mutu
18
Data
Periode Analisa 3 bulan
Numerator Tersedianya tim dokter Sp.OG, dokter umum, dan bidan (perawat
yang terlatih)
Denominator Tidak ada
Sumber Data Kepegawaian dan rekan medis
Standar Tersedia
Penanggung jawab komite mutu
19
Numerator Jumlah persalinan dengan seksio cesaria dalam 1 bulan
Denominator Jumlah seluruh persalinan dalam 1 bulan
Sumber Data Rekam medis / survei
Standar ≤ 100 %
Penanggung jawab Komite mutu
Keluarga Berencana
Judul Keluarga Berencana
Dimensi Mutu Ketersediaan pelayanan kontrasepsi mantap
Tujuan Mutu dan kesinambungan pelayanan
Definisi Operasional Keluarga berncana yang menggunakan metode operasi yang aman
dan sederhana pada alat reproduksi manusia dengan tujuan
menghentikan fertilitas oleh tenaga yang kompeten
Frekuensi Pengumpulan 1 bulan
Data
Periode Analisis 3 bulan
Numerator Jenis pelayanan KB mantap
Denominator Jumlah peserta KB
Sumber Data Rekam medis dan laporan KB rumah sakit
Standar 100 %
Penanggung jawab Seksi Pelayanan Medik
Konseling KB mantap
Judul Keluarga Berencana mantap
Dimensi Mutu Ketersediaan kontrasepsi mantap
Tujuan Mutu dan kesinambungan pelayanan
Definisi Operasional Proses konsultasi antara pasien dengan bidan terlatih untuk
mendapatkan pilihan pelayanan KB mantap yang sesuai dengan
pilihan status kesehatan pasien
Frekuensi Pengumpulan 1 bulan
Data
Periode Analisa 3 bulan
Numerator Jumlah konseling layanan KB mantap
Denominator Jumlah peserta KB mantap
Sumber Data Rekam medis dan laporan KB rumah sakit
Standar 100 %
Penanggung jawab Seksi Pelayanan Medik
Kepuasan pelanggan
Judul Kepuasan pelanggan
Dimensi Mutu Kenyamanan
Tujuan Tergambarnya persepsi pasien terhadap mutu pelayanan
persalinan
Definisi Operasional Kepuasan pelanggan adalah pernyataan puas oleh pelanggan
terhadap pelayanan persalinan
Frekuensi Pengumpulan 1 bulan
Data
Periode Analisis 3 bulan
Numerator Jumlah kumulatif hasil penilaian kepuasan dari pasien yang disurvei
(dalam prosen)
Denominator Jumlah total pasien yang disurvei (n minimal 50)
Sumber Data Survei
20
Standar ≥ 80 %
Penanggung jawab Seksi Pelayanan Medik
G. Instalasi Radiologi
Waktu tunggu hasil pelayanan thorax foto
Judul Waktu tunggu hasil pelayanan thorax foto
Dimensi Mutu Efektifitas, kesinambungan pelayanan, efisiensi mutu
Tujuan Tergambarnya kecepatan pelayanan radiologi
Definisi Operasional Waktu tunggu hasil pelayanan thorax foto adalah tenggang waktu
mulai pasien di foto sampai dengan menerima hasil yang sudah
diekspertisi
Frekuensi Pengumpulan 1 bulan
Data
Periode Analisis 3 bulan
Numerator Jumlah kumulatif waktu tunggu hasil pelayanan thorax foto dalam
21
satu bulan
Denominator Jumlah pasien yang difoto thorax dalam bulan tersebut
Sumber Data Rekam medis
Standar ≤ 3 jam
Penanggung jawab Kepala instalasi radiologi
Kepuasan pelanggan
Judul Kepuasan pelanggan
Dimensi Mutu Kenyamanan
Tujuan Tergambarnya persepsi pelanggan terhadap pelayanan radiologi
Definisi Operasional Kepuasan pelanggan adalah pernyataan puas oleh pelanggan
terhadap pelayanan radiologi
Frekuensi Pengumpulan 1 bulan
Data
Periode Analisis 3 bulan
Numerator Jumlah pasien yang disurvei yang menyatakan puas
22
Denominator Jumlah total pasien yang disurvei (n minimal 50)
Sumber Data Survei
Standar ≥ 80 %
Penanggung jawab Ketua komite mutu / tim mutu
H. Instalasi Laboratorium
Waktu tunggu hasil pelayanan laboratorium
Judul Waktu tunggu hasil pelayanan laboratorium
Dimensi Mutu Efektifitas, kesinambungan pelayanan, efisiensi
Tujuan Tergambarnya kecepatan pelayanan laboratorium
Definisi Operasional Pemeriksaan laboratorium yang dimaksud adalah pelayanan
pemeriksaan laboratorium rutin dan kimia darah. Waktu tunggu
hasil pelayanan laboratorium untuk pemeriksaan laboratorium
adalah tenggang waktu mulai pasien diambil sample sampai
dengan menerima hasil yang sudah diekspertisi
Frekuensi Pengumpulan 1 bulan
Data
Periode Analisis 3 bulan
Numerator Jumlah kumulatif waktu tunggu hasil yang pelayanan
laboaratorium pasien yang disurvei dalam satu bulan
Denominator Jumlah pasien yang diperiksa di laboratorium yang disurvei dalam
bulan tersebut
Sumber Data Survei
Standar ≤ 140 menit (manual)
Penanggung jawab Kepala instalasi laboratorium
Pelaksana ekspertisi hasil pemeriksaan laboratorium
Judul Pelaksana ekspertisi hasil pemeriksaan laboratorium
Dimensi Mutu Kompetensi teknis
Tujuan Pembacaan dan verifikasi hasil pemeriksaan laboratorium
dilakukan oleh tenaga ahli untuk memastikan ketepatan diagnosis
Definisi Operasional Pelaksana ekspertisi laboratorium adalah dokter spesialis patologi
klinik yang mempunyai kewenangan untuk melakukan pembacaan
hasil pemeriksaan laboratorium. Bukti dilakukan ekspertisi adalah
adanya tandatangan pada lembar hasil pemeriksaan yang
dikirimkan pada dokter yang meminta
Frekuensi Pengumpulan 1 bulan
Data
Periode Analisis 3 bulan
Numerator Jumlah hasil lab. yang diverifikasi hasilnya oleh dokter spesialis
patologi klinik dalam satu bulan
Denominator Jumlah seluruh pemeriksaan laboratorium dalam satu bulan
Sumber Data Register di instalasi laboratorium
Standar 100 %
Penanggung jawab Kepala instalasi laboratorium
23
laboratorium pada salah orang
Frekuensi Pengumpulan 1 bulan
Data
Periode Analisis 3 bulan
Numerator Jumlah seluruh pasien yang diperiksa laboratorium dalam satu
bulan dikurangi jumlah penyerahan hasil laboratorium salah orang
dalam satu bulan
Denominator Jumlah pasien yang diperiksa di laboratorium dalam bulan tersebut
Sumber Data Rekam medis/Register laboratorium
Standar 100 %
Penanggung jawab Kepala instalasi laboratorium
Kepuasan pelanggan
Judul Kepuasan pelanggan
Dimensi Mutu Kenyamanan
Tujuan Tergambarnya persepsi pelanggan terhadap pelayanan
laboratorium
Definisi Operasional Kepuasan pelanggan adalah pernyataan puas oleh pelanggan
terhadap pelayanan laboratorium
Frekuensi Pengumpulan 1 bulan
Data
Periode Analisis 3 bulan
Numerator Jumlah kumulatif hasil penilaian kepuasan dari pasien yang disurvei
(dalam prosen)
Denominator Jumlah total pasien yang disurvei (n minimal 50)
Sumber Data Survei
Standar ≥ 80 %
Penanggung jawab Kepala instalasi laboratorium
I. Instalasi Rehab Medik
Kejadian drop out pasien terhadap pelayanan rehabilitasi yang direncanakan
Judul Kejadian drop out pasien terhadap pelayanan rehabilitasi yang
direncanakan
Dimensi Mutu Kesinambungan pelayanan dan efektifitas
Tujuan Tergambarnya kessinambungan pleyanan rehabilitasi sesuai yang
direncanakan
Definisi Operasional Drop out pasien terhadap pelayanan rehabilitasi yang direncanakan
adalah pasien tidak bersedia meneruskan program rehabilitasi yang
direncanakan.
Frekuensi Pengumpulan 3 bulan
Data
Periode Analisis 6 bulan
Numerator Jumlah seluruh pasien yang drop out dalam 3 bulan
Denominator Jumlah seluruh pasien yang di program rehabilitasi medik dalam 3
bulan
Sumber Data Rekam medis
Standar < 50%
Penanggung jawab Kepala Instalasi Rehabilitasi Medik
24
Tujuan Tergambarnya kejadian kesalahan klinis dalam rehabilitasi medik
Definisi Operasional Kesalahan tindakan rehabilitasi medik adalah memberikan atau
tidak memberikan tindakan rehabilitasi medik yang diperlukan
yang tidak sesuai dengan rencana asuhan dan/atau tidak sesuai
dengan pedoman/standar pelayanan rehabilitasi medik.
Frekuensi Pengumpulan 1 bulan
Data
Periode Analisis 3 bulan
Numerator Jumlah seluruh pasien yang deprogram rehabilitasi medik dalam 1
bulan dikurangi jumlah pasien yang mengalami kesalahan
tindakan rehabilitasi medik dalam 1 bulan.
Denominator Jumlah seluruh pasien yang deprogram rehabilitasi medik dalam 1
bulan
Sumber Data Rekam medis
Standar 100%
Penanggung jawab Kepala Instalasi Rehabilitas Medik
Kepuasan Pelanggan
Judul Kepuasan pelanggan
Dimensi Mutu Kenyamanan
Tujuan Tergambarnya persepsi pelanggan terhadap pelayanan rehabilitasi
medik
Definisi Operasional Kepuasan pelanggan adalah pernyataan puas oleh pelanggan
terhadap pelayanan rehabilitas medik.
Frekuensi Pengumpulan 1 bulan
Data
Periode Analisis 3 bulan
Numerator Jumlah kumulatif hasil penilaian kepuasan dari pasien yang disurvei
(dalam prosen)
Denominator Jumlah total pasien yang disurvei (n minial 50)
Sumber Data Survei
Standar >80 %
Penanggung jawab Kepala Instalasi Rehabilitas Medik
J. Instalasi Farmasi
Waktu tunggu pelayanan obat jadi
Judul Waktu tunggu pelayanan obat jadi
Dimensi Mutu Efektifitas, kesinambungan pelayanan, efisiensi
Tujuan Tergambarnya kecepatan pelayanan farmasi
Definisi Operasional Waktu tunggu pelayanan obat jadi adalah tenggang waktu mulai
pasien menyerahkan resep sampai dengan menerima obat jadi
Frekuensi Pengumpulan 1 bulan
Data
Periode Analisis 3 bulan
Numerator Jumlah kumulatif waktu tunggu pelayanan obat jadi pasien yang
disurvei dalam satu bulan
Denominator Jumlah pasien yang disurvei dalam bulan tersebut
Sumber Data Survei
Standar ≤ 30 menit
Penanggung jawab Kepala instalasi farmasi
25
Waktu tunggu pelayanan obat racikan
Judul Waktu tunggu pelayanan obat racikan
Dimensi Mutu Efektifitas, kesinambungan pelayanan, efisiensi
Tujuan Tergambarnya kecepatan pelayanan farmasi
Definisi Operasional Waktu tunggu pelayanan obat racikan adalah tenggang waktu mulai
pasien menyerahkan resep sampai dengan menerima obat racikan
Frekuensi Pengumpulan 1 bulan
Data
Periode Analisis 3 bulan
Numerator Jumlah kumulatif waktu tunggu pelayanan obat racikan pasien yang
disurvei dalam satu bulan
Denominator Jumlah pasien yang disurvei dalam bulan tersebut
Sumber Data Survei
Standar ≤ 60 menit
Penanggung jawab Kepala instalasi farmasi
K. GIZI
Ketepatan waktu pemberian makanan kepada pasien
Judul Ketepatan waktu pemberian makanan kepada pasien
Dimensi Mutu Efektifitas, akses, kenyamanan
Tujuan Tergambarnya efektifitas pelayanan instalasi gizi
Definisi Operasional Ketepatan waktu pemberian makanan kepada pasien adalah
ketepatan penyediaan makanan, pada pasien sesuai dengan
jadwal yang telah ditentukan
Frekuensi Pengumpulan 1 bulan
Data
Periode Analisis 3 bulan
Numerator Jumlah pasien rawat inap yang disurvei yang mendapat makanan
tepat waktu dalam satu bulan
Denominator Jumlah seluruh pasien rawat inap yang disurvei
Sumber Data Survei
Standar ≥ 90 %
Penanggung jawab Kepala instalasi Gizi / kepala instalasi rawat inap
Sisa makanan yang tidak termakan oleh pasien
Judul Sisa makanan yang tidak termakan oleh pasien
Dimensi Mutu Efektifitas dan efisien
Tujuan Tergambarnya efektifitas dan efisiensi pelayanan instalasi gizi
Definisi Operasional Sisa makanan adalah porsi makanan yang tersisa yang tidak
dimakan oleh pasien (sesuai dengan pedoman asuhan gizi rumah
sakit)
Frekuensi Pengumpulan 1 bulan
Data
Periode Analisis 3 bulan
Numerator Jumlah kumulatif porsi sisa makanan dari pasien yang disurvei
Denominator Jumlah pasien yang disurvei dalam satu bulan
Sumber Data Survei
Standar ≤ 20 %
Penanggung jawab Kepala instalasi Gizi / kepala instalasi rawat inap
28
Penanggung jawab Kepala instalasi rekam medik / wadir pelayanan medik
29
rekam medik pasien baru atau lama yang digunakan pada
pelayanan rawat inap. Waktu penyediaan dokumen rekam
medik pelayanan rawat inap adalah waktu mulai pasien
dibutuhkan untuk rawat inap oleh dokter sampai rekam medik
rawat inap tersedia di bangsal pasien
Frekuensi Pengumpulan Tiap bulan
Data
Periode Analisis Tiap 3 bulan
Numerator Jumlah kumulatif waktu penyediaan rekam medis sampel rawat
inap yang diamati
Denominator Total sampel penyediaan rekam medis rawat inap yang diamati
Sumber Data Hasil survei pengamatan di ruang pendaftaran rawat inap
Standar Rerata ≤ 15 menit
Penanggung jawab Kepala instalasi rekam medic
N. Instalasi Pengelolaan Air dan Limbah
Baku Mutu Limbah Cair
Judul Baku mutu limbah cair
Dimensi mutu Keselamatan
Tujuan Tergambarnya kepedulian rumah sakit terhadap keamanan limbah
cair rumah sakit
Definisi operasional Baku mutu adalah standar minimal pada limbah cair yang dianggap
aman bagi kesehatan, yang merupakan ambang batas yang
ditolerir dan diukur dengan indikator :
BOD (Biological Oxygen Demand) : 30 mg/liter
COD (Chemical Oxygen Demand) : 80 mg/liter
TSS (Total Suspended Solid) 30 mg/liter
PH : 6-9
Frekuensi pengumpulan data 3 bulan
Periode analisis 3 bulan
Numerator Hasil laboratorium pemeriksaan limbah cair rumah sakit yang
sesuai dengan baku mutu.
Denominator Jumlah seluruh pemeriksaan limbah cair.
Sumber data Hasil pemeriksaan
Standar 100%
Penanggung jawab Kepala IPRS
30
Numerator Jumlah limbah padat yang dikelola sesuai dengan standar prosedur
operasional yang diamati
Denominator Jumlah total proses pengolahan limbah padat yang diamati
Sumber data Hasil pengamatan
Standar 100%
Penanggung jawab Kepala IPRS / Kepala K3 RS
31
Penanggung jawab Kepala bagian tata usaha
32
tahun
Denominator Jumlah seluruh karyawan di rumah sakit
Sumber Data Sub bagian kepegawaian
Standar ≥ 60 %
Penanggung jawab Kepala bagian tata usaha
Cost recovery
Judul Cost recovery
Dimensi Mutu Efisiensi, efektifitas
Tujuan Tergambarnya tingkat kesehatan keuangan di rumah sakit
Definisi Operasional Cost recovery adalah jumlah pendapatan fungsional dalam periode
waktu tertentu dibagi dengan jumlah pembelanjaan operasional
dalam periode waktu tertentu
Frekuensi Pengumpulan 1 bulan
Data
Periode Analisis 3 bulan
Numerator Jumlah pendapatan fungsional dalam satu bulan
Denominator Jumlah pembelanjaan operasional dalam satu bulan
Sumber Data Subbagian keuangan
Standar ≥ 40 %
Penanggung jawab Kepala bagian tata usaha
33
Periode Analisis Tiap 3 bulan
Numerator Jumlah kumulatif waktu pemberian informasi tagihan pasien rawat
inap yang diamati dalam satu bulan
Denominator Jumlah total pasien rawat inap yang diamati dalam satu bulan
Sumber Data Hasil pengamatan
Standar ≤ 2 jam
Penanggung jawab Bagian keuangan
Ketepatan waktu pemberian imbalan (insentif) sesuai kesepakatan waktu
Judul Ketepatan waktu pemberian imbalan (insentif) sesuai kesepakatan
waktu
Dimensi Mutu Efektifitas
Tujuan Tergambarnya kinerja manajemen dalam memperhatikan
kesejahteraan karyawan
Definisi Operasional Insentif adalah imbalan yang diberikan kepada karyawan sesuai
dengan kinerja yang dicapai dalam satu bulan
Ketepatan waktu pemberian imbalan sesuai kesepakatan waktu
adalah waktu pembayaran imbalan yang tidak melampaui batas
waktu yang telah ditetapkan.
Frekuensi Pengumpulan Tiap 6 bulan
Data
Periode Analisis Tiap 6 bulan
Numerator Jumlah bulan dengan kelambatan pemberian insentif
Denominator 6
Sumber Data Catatan dibagian keuangan
Standar 100 %
Penanggung jawab Kasir
P. Instalasi Ambulance
Waktu pelayanan ambulance/kereta jenazah
Judul Waktu pelayanan ambulance/kereta jenazah
Dimensi Mutu Akses
Tujuan Tersedianya pelayanan ambulance/kereta jenazah yang dapat
diakses setiap waktu oleh pasien/keluarga pasien yang
membutuhkan
Definisi Operasional Waktu pelayanan ambulance/kereta jenazah adalah ketersediaan
waktu penyediaan ambulance/kereta jenazah untuk memenuhi
kebutuhan pasien/keluarga pasien
Frekuensi Pengumpulan Setiap bulan
Data
Periode Analisis 3 bulan sekali
Numerator Total waktu buka (dalam jam) pelayanan ambulance dalam satu
bulan
Denominator Jumlah hari dalam bulan tersebut
Sumber Data Instalasi gawat darurat
Standar 24 jam
Penanggung jawab Penanggung jawab ambulance/kereta jenazah
Kecepatan memberikan pelayanan ambulance/kereta jenazah di rumah sakit
Judul Kecepatan memberikan pelayanan ambulance/kereta jenazah di
rumah sakit
Dimensi Mutu Kenyamanan, keselamatan
Tujuan Tergambarnya ketanggapan rumah sakit dalam menyediakan
34
kebutuhan pasien akan ambulance/kereta jenazah
Definisi Operasional Kecepatan memberikan pelayanan ambulance/kereta jenazah
adalah waktu yang dibutuhkan mulai permintaan ambulance/kereta
jenazah diajukan oleh pasien/keluarga pasien di rumah sakit
sampai tersedianya ambulance/kereta jenazah. Maksimal 30 menit
Frekuensi Pengumpulan 1 bulan
Data
Periode Analisis 3 bulan
Numerator Jumlah penyediaan ambulance/kereta jenazah yang tepat waktu
dalam satu bulan
Denominator Jumlah seluruh permintaan ambulance/kereta jenazah dalam satu
bulan
Sumber Data Catatan penggunaan ambulance/kereta jenazah
Standar 100 % (≤ 30 menit)
Penanggung jawab Penanggung jawab ambulance/kereta jenazah
35
dengan 15 menit dalam satu bulan
Denominator Jumlah seluruh laporan kerusakan alat dalam satu bulan
Sumber Data Catatan laporan kerusakan alat
Standar ≥80%
Penanggung jawab Kepala IPSRS
S. Instalasi Elektromedis
Kecepatan waktu menanggapi kerusakan alat
Judul Kecepatan waktu menanggapi kerusakan alat
Dimensi Mutu Efektivitas, efisiensi, kesinambungan pelayanan
Tujuan Tergambarnya kecepatan dan ketanggapan dalam pemeliharaan
alat
Definisi Operasional Kecepatan waktu menanggapi alat yang rusak adalah waktu yang
dibutuhkan mulai laporan alat rusak diterima sampai dengan
petugas melakukan pemeriksaan terhadap alat yang rusak untuk
tindak lanjut perbaikan, maksimal dalam waktu 15 menit harus
sudah ditanggapi
Frekuensi Pengumpulan 1 bulan
Data
Periode Analisis 3 bulan
Numerator Jumlah laporan kerusakan alat yang ditanggapi kurang atau sama
dengan 15 menit dalam satu bulan
Denominator Jumlah seluruh laporan kerusakan alat dalam satu bulan
Sumber Data Catatan laporan kerusakan alat
Standar ≥80%
Penanggung jawab Kepala Elektromedis
36
Definisi Operasional Waktu pemeliharaan alat adalah waktu yang menunjukkan periode
pemeliharaan/service untuk tiap-tiap alat sesuai ketentuan yang
berlaku
Frekuensi Pengumpulan 1 bulan
Data
Periode Analisis 3 bulan
Numerator Jumlah alat yang dilakukan pemeliharaan (service) tepat waktu
dalam satu bulan
Denominator Jumlah seluruh alat yang seharusnya dilakukan pemeliharaan
dalam satu bulan
Sumber Data Register pemeliharaan alat
Standar 100%
Penanggung jawab Kepala Elektromedis
Peralatan Laboratorium (dan alat ukur yang lain) yang terkalibrasi tepat waktu sesuai
dengan ketentuan kalibrasi
Judul Peralatan Laboratorium (dan alat ukur yang lain) yang terkalibrasi
tepat waktu sesuai dengan ketentuan kalibrasi
Dimensi Mutu Keselamatan dan efektivias
Tujuan Tergambarnya akurasi pelayanan laboratorium
Definisi Operasional Kalibrasi adalah pengujian kembali terhadap kelayakan peralatan
laboratorium oleh Balai Pengamanan Fasilitas Kesehatan (BPFK)
Frekuensi Pengumpulan 1 tahun
Data
Periode Analisis 1 tahun
Numerator Jumlah seluruh alat laboratorium yang dikalibrasi tepat waktu dalam
satu tahun
Denominator Jumlah alat laboratorium yang perlu dikalibrasi dalam 1 tahun
Sumber Data Buku register
Standar 100%
Penanggung jawab Kepala instalasi laboratorium
T. Instalasi Laundry
Tidak adanya kejadian linen yang hilang
Judul Tidak adanya kejadian linen yang hilang
Dimensi Mutu Efisiensi dan efektivias
Tujuan Tergambarnya pengendalian dan mutu pelayanan laundry
Definisi Operasional Kejadian linen yang hilang adalah kondisi yang menunjukkan
bahwa jumlah linen kurang dari jumlah yang seharusnya ada
(sesuai jumlah yang dimiliki)
Frekuensi Pengumpulan 1 bulan
Data
Periode Analisis 1 bulan
Numerator Jumlah linen yang dihitung dalam 4 hari sampling dalam satu tahun
Denominator Jumlah linen yang seharusnya ada pada hari sampling tersebut
Sumber Data Survei
Standar 100%
Penanggung jawab Kepala instalasi laundry
37
Dimensi Mutu Efisiensi dan efektivias
Tujuan Tergambarnya pengendalian dan mutu pelayanan laundry
Definisi Operasional Ketepatan waktu penyediaan linen adalah ketepatan penyediaan
linen sesuai dengan ketentuan waktu yang ditetapkan
Frekuensi Pengumpulan 1 bulan
Data
Periode Analisis 1 bulan
Numerator Jumlah hari dalam satu bulan dengan penyediaan linen tepat waktu
Denominator Jumlah hari permintaan linen dalam satu bulan
Sumber Data Survei
Standar 100%
Penanggung jawab Kepala instalasi laundry
BAB III
PEMBAHASAN
Januari 64 63 98.4%
Februari 64 63 98.4%
Maret 64 63 98.4%
April 64 63 98.4%
Mei 64 63 98.4%
Juni 64 63 98.4%
Dapat diketahui berdasarkan Tabel 3.1, jumlah indikator SPM yang dinilai setiap
bulannya tidak sama, dengan interval 74 hingga 88 indikator SPM yang dapat dinilai dalam
satu bulan. Bulan Mei sebagai bulan dengan kepatuhan pelaksanaan SPM terbaik, yaitu
39
memenuhi 74,3% standar. Sedangkan April menjadi bulan dengan kepatuhan pelaksaan
SPM terburuk, yaitu hanya memenuhi 70,3% standar.
Adapun rincian per-unit kerja dalam pelaksanaan standar pelayanan minimal dari yang
paling rendah hingga paling tinggi dapat dilihat pada tabel 3.2 sebagai berikut:
40
3.2 Capaian Standar Pelayanan Minimal Setiap Unit Pelayanan
Tabel 3.3 Standar Pelayanan Minimal pada Instalasi Gawat Darurat
Instalasi Indikator Standar Capaian Keterangan
Kemampuan menangani lifesaving anak dan dewasa = 100% 100,0% Terpenuhi
Jam buka pelayanan Gawat darurat = 24 Jam 24 Terpenuhi
Pemberi pelayanan kegawat daruratan yang bersertifikat = 100% 32,8% Tidak
BLS/PPGD/GELS/ALS
Gawat Darurat Ketersediaan tim penanggulanagan bencana = Satu Tim 0 Tidak
Waktu tanggap Pelayanan Dokter di Gawat Darurat ≤ 5 Menit 2,08 Terpenuhi
Kepuasan Pelanggan pada Gawat Darurat ≥ 70 81,20 Terpenuhi
Kematian Pasien ≤ 24 jam di Gawat Darurat ≤ 0,002 11,65 Tidak
Tidak adanya keharusan untuk membayar uang muka = 100% 100,0% Terpenuhi
41
si an an
Pemberi pelayanan rawat inap = 100% 99,1% Tidak
Dokter penanggung jawab pasien rawat inap = 100% 100,0% Terpenuhi
Ketersediaan Pelayanan Rawat Inap = 4 (A, 100,0% Terpenuhi
PD,
Jam Visite Dokter Spesialis = Kb, B) 91,7% Tidak
Kejadian Infeksi Pasca Operasi ≤ 100% 0,0% Terpenuhi
Rawat Angka kejadian infeksi nosokomial ≤ 1,50% 1,8% Terpenuhi
Inap 1,50%
Tidak adanya kejadian pasien jatuh yang berakibat kecacatan/kematian = 100% 100,0 Terpenuhi
%
Kematian Pasien >48 Jam ≤ 25 31, Tidak
50
Kejadian Pulang Paksa ≤ 5% 4,7 Terpenuhi
%
Kepuasan Pelanggan Rawat Inap ≥ 90% 47, Tidak
33
Pasien Rawat Inap TB = 100% 100,0 Terpenuhi
%
h
Sentr
Tabel 3.7 Standar Pelayanan Minimal pada Instalasi Be da al
Instala Indikator Stand Capai Keterang
si ar an an
Bedah ≤ 0,0% Terpenuhi
Sentral Kejadian kematian dimeja operasi 1 0,0% Terpenuhi
Tidak adanya kejadian operasi salah sisi % 0,0 Terpenuhi
≤
42
Tidak adanya kejadian operasi salah orang 1
Tidak adanya kejadian salah tindakan pada operasi %
≤
100% %
≤ 0,0
100% % Terpenuhi
Tidak adanya kejadian tertinggalnya benda asing pada tubuh pasien setelah operasi ≤ 0,0 Terpenuhi
100% %
Komplikasi anastesi karena over dosis, reaksi anantesi dan salah penempatan endotracheal tube ≤ 6% 0,0 Terpenuhi
%
43
i
Keluarga Berencana = 100% 100,0 Terpenuh
% i
Konseling KB Mantap = 100% 100,0 Terpenuh
% i
Kepuasan Pelanggan ≥ 80% 98, Terpenuh
55 i
C re
Tabel 3.9 Standar Pelayanan Minimal pada Intensive a Unit
Instal Indikator Standar Capai Keterang
asi an an
Intensi
ve sama < 72 jam
Care
Unit
Pemberi pelayanan unit intensif = 100% 45,0% Tidak
Tabel 3.10 Standar Pelayanan Minimal pada Instalasi Radiologi
Instalasi Indikator Standar Capaian Keterangan
44
Tabel 3.11 Standar Pelayanan Minimal pada Instalasi Laboratorium
Instalasi Indikator Standar Capai Keterang
an an
95,
Pelaksana ekspertisi hasil pemeriksaan laboratorium = 100% Tidak adanya kesalahan penyerahan 5% Tidak
Laboratori hasil pemeriksaan laboratorium = 100% 10 Terpenuh
um 0% i
Kepuasan pelanggan ≥ 80% 100% Terpenuh
i
45
Penulisan resep sesuai formularium = 100% 47,6% Tidak
46
Menit
Tabel 3.17 Standar Pelayanan Minimal pada Instalasi Pengelol aan Air dan Li mbah
Instala Indikator Stand Capaia Keterang
si ar n an
Baku mutu limbah cair = 95,8% Tidak
Pengolahan limbah padat berbahaya sesuai dengan aturan 100% 100,0 Terpenuhi
IPAL
= %
100%
47
Instalasi Indikator Standar Capai Keterang
an an
=
Kelengkapan laporan akuntabilitas kinerja
Ketepatan waktu pengusulan kenaikan pangkat =
Ketepatan waktu pengurusan kenaikan gaji berkala Terpenuh
Karyawan yang mendapat pelatihan minimal 20 jam pertahun Cost Recovery = 100,0 i
100% % Tidak
≥ 100% 20,6% Tidak
100% 88,3% Tidak
Manajem ≥ 60% 17,4% Terpenuh
en 40% 83,1% i
Ketepatan waktu penyusunan laporan keuangan = 100% 100,0 Terpenuh
% i
Kecepatan waktu pemberian informasi tentang tagihan pasien rawat inap ≤ 120 6, Terpenuh
Menit 27 i
Ketepatan waktu pemberian imbalan (insentif) sesuai kesepakatan waktu = 100% 83,3% Tidak
bulan
Tabel 3.19 Standar Pelayanan Minimal pada Instalasi Am ce
Instalasi Indikator Standar Capai Keterang
an an
Waktu pelayanan ambulance/kereta jenazah = 24 Jam 2 Terpenuh
Ambulan Kecepatan memberikan pelayanan ambulance/kereta jenazah di rumah = 100% sakit 4 i Tidak
ce
99,2%
48
Tabel 3.21 Standar Pelayanan Minimal pada Instalasi Pemeliharaan Sarana dan Prasarana Rumah Sakit
Instalasi Indikator Standar Capaia Keterang
n an
Kecepatan waktu menanggapi kerusakan alat Ketepatan waktu ≥ 80% 100,0 Terpenuhi
IPSRS pemeliharaan alat = 100% % Tidak
13,0%
Tabel 3.24 Standar Pelayanan Minimal pada Komite Pencegahan dan Pengendal ian Infeksi
49
Instalasi Indikator Standar Capaia Keterang
n an
Tersedianya anggota Tim PPI yang terlatih 87,2% Terpenuhi
Tersedianya APD (Alat Pelindung Diri) ≥ 60% 100,0 Terpenuhi
PPI %
Kegiatan pencatatan dan pelaporan infeksi nosokomial di rumah sakit ≥ 75% 100,0 Terpenuhi
%
50
BAB IV
PENUTUP
5.1 Simpulan
Berdasarkan hasil pengelolaan data, dapat ditarik simpulan bahwa:
4. Seluruh indikator yang tidak mencapai standar, telah ditindaklanjuti melalui rapat
Direktur.
51
5.2 Tindak Lanjut
52
26 Kelengkapan informed concent
setelah mendapatkan informasi yang
jelas
27 Baku mutu limbah cair
28 Ketepatan waktu pengusulan
kenaikan pangkat
29 Ketepatan waktu pengurusan
kenaikan gaji berkala
30 Karyawan yang mendapat pelatihan
minimal 20 jam pertahun
31 Ketepatan waktu pemberian imbalan
(insentif) sesuai kesepakatan waktu
32 Kecepatan memberikan pelayanan
ambulance/kereta jenazah di rumah
sakit
33 Waktu tanggap pelayanan
pemulasaraan jenazah
34 Ketepatan waktu pemeliharaan alat
53
DAFTAR PUSTAKA
Pemerintah Indonesia. 2008. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 129 Tahun 2008
Tentang Standar Pelayanan Minimal Rumah Sakit. Kementerian Kesehatan, Jakarta.
54
LAMPIRAN
Infografik Standar Pelayanan Minimal
55
Instalasi Rawat Inap
Pasien Rawat Inap TB 100,0%
Kepuasan Pelanggan Rawat Inap 47,33
Kejadian Pulang Paksa 4,7%
Kematian Pasien >48 Jam 31,50
Tidak adanya kejadian pasien jatuh yang… 100,0%
Angka kejadian infeksi nosokomial 1,8%
Kejadian Infeksi Pasca Operasi 0,0%
Jam Visite Dokter Spesialis 91,7%
Ketersediaan Pelayanan Rawat Inap 100,0%
Dokter penanggung jawab pasien rawat inap 100,0%
Pemberi pelayanan rawat inap 99,1%
56
Instalasi Maternal Perinatal
Instalasi Radiologi
57
Instalasi Laboratorium
Kepuasan Pelanggan
Instalasi Farmasi
58
Instalasi Gizi
59
Sub-Bagian Kepegawaian
Sub-Bagian Keuangan
Unit Ambulance
60
Instalasi Pemulasaran Jenazah
Unit Elektromedis
61
Instalasi Laundry
62