Disusun Oleh :
Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN
GEOLOGI REGION
Offshore Indonesia adalah rumah bagi ladang gas Abadi yang terletak di blok Masela
seluas 3.221 km² di Laut Arafura, Indonesia. Lapangan terletak di kedalaman air mulai dari
300 meter hingga 1.000 meter. INPEX Masela, anak perusahaan dari perusahaan minyak dan
gas yang berbasis di Jepang INPEX, mengoperasikan bidang. INPEX sebelumnya memiliki
90% kepemilikan di lapangan tetapi pada Juli 2011 mentransfer 30% ke Shell. Abadi adalah
proyek berskala besar dan INPEX mengundang Shell Upstream Overseas Services sebagai
mitra strategis untuk menggunakan keahliannya dalam teknologi LNG terapung. PT EMP
Energi Indonesia memiliki 10% sisanya.
Pada awal eksplorasinya pada tahun 1998, 100% kepemilikan Blok Masela dimiliki
olehINPEX Masela, Ltd. melalui penawaran terbuka. Kontrak Bagi Hasil (PSC) diberikan
pada 16 November 1998 oleh pemerintah Indonesia selama 30 tahun. Pada bulan Februari
dan Maret pada tahun berikutnya, eksplorasi dilakukan dengan menggunakan kapal laut
seismik 2D bernama Geco Rho (Offshore-Technology.com, 2017a). Selanjutnya pada bulan
Desember 2000, Lapangan Gas Abadi adalah ditemukan melalui pemboran sumur eksplorasi
pertama yang disebut sumur eksplorasi Abadi-1 (INPEX, 2016) dengan menggunakan rig
Energy Searcher. Sementara kapal laut PGS Ramform Challenger berada pernah melakukan
survei seismik 3D pada bulan Juli sampai September 2001 (Offshore-Technology.com,
2017a).
Gas dan kondensat yang ada dikonfirmasi di reservoir menandai yang pertama
penemuan hidrokarbon di Laut Arafura dan membuka era baru eksplorasi di perairan dalam
Indonesia bagian timur. Maka INPEX sebagai operator melakukan pemboran dua sumur
appraisal yang bernama Abadi-2 dan Abadi-3 pada tahun 2002 untuk mengukur ukuran
cadangan lapangan. Pada Mei dan Juni lima tahun kemudian, mereka kemudian mengebor 4
lebih banyak sumur appraisal (Abadi-4, Abadi-5, Abadi-6, Abadi-7) dan ditemukan sejumlah
besar cadangan terbukti gas (INPEX, 2016). Antara tahun 2000 dan 2008 pra-FEED
dilakukan dengan cadangan gas 6,9 TCF ini. Floating Liquefied Natural Gas (FLNG) telah
disetujui sebagai konsep pengembangan lapangan yang dipilih dalam Plan of Development 1
(POD-1) oleh SKK Migas pada bulan Desember 2010. POD-1 masing-masing berisi rencana
pengembangan konsep FLNG serta Subsea, Umbilical, Riser, dan Flowline (SURF) desain
rencana induk. POD-1 memperoleh proyeksi kapasitas pemrosesan LNG hingga 2.5 MTPA
dan 8.400 BOPD kondensat. Dalam rangka optimalisasi lapangan gas pengembangan Abadi,
pada tahun 2013-2014 tiga sumur appraisal (Abadi-8, Abadi-9, Abadi-10) dibor dengan
tujuan untuk memperluas data geologi dan reservoir cadangan yang dapat diperoleh kembali
(SKK-Migas, 2013). Hasil dari ketiga sumur itu tidak terduga menambahkan 4 cadangan
volume terbukti TCF, menandai lapangan Abadi sebagai yang terbesar ketiga di negara ini
lapangan gas bumi dengan cadangan terbukti. Karena volume cadangan gas meningkat,
INPEX direvisi POD sebelumnya, dan menyampaikan kembali POD-2 pada tanggal 3
September 2015 kepada SKK Migas. Utama tanda pada POD-2 adalah bahwa ia menekankan
untuk meningkatkan kapasitas FLNG menjadi 7,5 MTPA, dengan 1.200 17 Produksi gas
MMSCFD dan kondensat 24.460 BOPD (INPEX, 2015, LNGWorldNews, 2015).
Namun kabar perkembangan lapangan Abadi mulai mendapat perhatian publik, pro
dan kontra tentang konsep FLNG muncul ke permukaan dan telah menjadi topik nasional
sejak saat itu. Di awal tahun 2016, banyak pemangku kepentingan dari instansi pemerintah,
keahlian, dan profesional mulai mengusulkan skema pengembangan bidang yang berbeda
lapangan Abadi. Banyak blok bangunan prospektif itu kemudian ditipu menjadi dua konsep
paling terkenal: lepas pantai vs darat. Konsep lepas pantai mengusulkan untuk tetap
menggunakan INPEX yang ada rencana dengan pengembangan FLNG, sedangkan
pengembangan di darat menyarankan untuk membangun Fasilitas LNG darat. Kedua konsep
tersebut (lepas pantai dan darat) kemudian akan dianalisis lebih lanjut sebagai topik utama
pada tesis master ini.
Ladang gas Abadi Blok Masela terletak di Laut Arafura yang merupakan terjauh
Tenggara Laut di Indonesia, serta ditempatkan dekat perbatasan dengan negara tetangga,
Timur Timor dan Australia. Secara astronomis, koordinat Blok Masela berkisar antara 080
05’ 25,29” – 080 13’ 58,94” Selatan dan 1290 48’ 11” – 1290 56’ 9,55” Timur (INPEX,
2016). Secara geografis, Blok ini ditempatkan dekat dengan Laut Babar di Utara, Laut Timor
di Selatan, juga Laut Arafura baik di Timur maupun di Barat. Perkiraan luas blok ini adalah
sekitar 4.291 km², di mana terletak sekitar 800km timur Kupang, Indonesia; dan 400km utara
Darwin, Australia. Gambar 4.1 di bawah ini menggambarkan lokasi Lapangan Gas Abadi
Blok Masela.
Blok Masela terletak di lereng atas benua Australia, terletak pada kedalaman air
berkisar dari 300 m sampai 1.000 m, seperti terlihat pada Gambar 4.2 di bawah ini. Lapangan
Abadi yang diperkirakan mengandung 10 cadangan gas alam TCF, secara geologis berasal
dari Formasi Plover Jurassic Tengah (Nagura et al., 2003). Formasi plover reservoir abadi
kira-kira terletak pada ketinggian 3.700 m sampai dengan 3.900m (Zushi et al., 2009), dan
juga ditandai sebagai lapangan hidrokarbon pertama dari Middle Formasi Cerek Jurassic
yang ditemukan di Indonesia. Dari segi geologi, Lapangan Abadi terdiri dari tepian kontinen
Australia yang relatif di bawah terbentuk yang tersebar di Indonesia. Nagura dkk. (2003)
menyatakan bahwa lapangan ini memiliki volume akumulasi yang signifikan kolom gas dan
reservoirnya terletak di laut dangkal, sangat matang, kuarsa lingkungan batu pasir.
Pemeriksaan batuan induk lapangan gas Abadi menyimpulkan bahwa batuan induk
diperkirakan menjadi serpih laut yang setara secara lateral yang diendapkan sezaman dengan
Plover Formasi (Nagura et al., 2003). Analisis maturitas termal mendiagnosa bahwa lapangan
gas Abadi memiliki batuan induk matang di Calderr-Malita Grabens, Masela Deep, dan turun
langsung dari Lapangan Abadi menuju Palung Timor. Inspeksi yang dilakukan oleh INPEX
melaporkan bahwa Grains mengandung Oil Inclusion (GOI) dihargai untuk lapangan Abadi
kurang dari 0,2% dan tidak ditemukan adanya inklusi minyak pada butiran kuarsa dalam
pengisian gas 19 batupasir (Nagura et al., 2003). Berdasarkan Eadington et al (1996) angka
tersebut menyatakan indikasi bahwa tidak ada migrasi hidrokarbon cair sebelum perangkap
gas.
Berdasarkan studi INPEX, struktur Lapangan Abadi digambarkan sebagai paleo high
yang dihidupkan kembali dan disesuaikan dengan rifting berikutnya baik di Jurassic atau
Cretaceous terbaru dan di Neogene. Sesar jebakan umumnya dibagi menjadi blok utara dan
selatan tetapi didalilkan tidak ada kompartementalisasi sesar terkonjugasi di lapangan
(Nagura et al., 2003). Nagura dkk. (2003) juga menekankan bahwa pembentukan segel
samping primer telah dikembangkan bersama pergerakan sesar blok selatan dan reservoir
Plover timur, sedangkan top seal diformulasikan oleh Formasi Euchaca Shoals regional.
Menurut studi reservoir INPEX kualitas reservoir dalam kuarsarenit batupasir Formasi Plover
mengikuti interaksi kompleks dari kontrol pengendapan primer pengaturan dan pengaruh
diagenesa kemudian. Secara umum kualitas reservoir secara keseluruhan berbeda-beda dari
kualitas baik hingga buruk, sedangkan kualitas reservoir yang sangat baik dapat ditemukan
lebih dalam dari 3.400 meter.
Reservoir terdiri dari urutan batupasir dan batulumpur di bagian atas Formasi Cerek
Jurassic Tengah. Kedalaman target reservoir kira-kira berkisar antara 3.700 hingga 3.900
meter di bawah permukaan laut rata-rata, dengan luas total 4.291,35 km2 mengilustrasikan
ada Gambar 4.3 di bawah ini. Studi terbaru INPEX menunjukkan bahwa kolom gas dengan
air gas umum kontak di lapangan meluas lebih dari 200 m. Area akumulasi meningkat atas
penutupan area struktural yang luas yang memiliki ukuran lebih dari 1.000 km2 dan dibatasi
oleh beberapa kesalahan konjugasi. Sebagai kesimpulan, total gas di tempat cadangan
terbukti dari gas Abadi lapangan diperkirakan 10 TCF (sekitar 242×109m³) dan 209 MMSTB
kondensat (INPEX, 2015, ESDM, 2017).
Lean gas, juga diperkenalkan sebagai gas kering, dengan sedikit hidrokarbon cair yang dapat
dicairkan adalah jenisnya gas tersebar di lapangan. Menurut Nagura dkk. (2003) dan Zushi
dkk. (2009), ramping gas di lapangan Abadi umumnya mengandung 6-7% CO2, sedangkan
Offshore-Technology.com (2017a) mengklaim sekitar 9,3% CO2 dari total volume gas.
Produk hidrokarbon lainnya yang terkandung di lapangan adalah kondensat jenis kecil &
lilin. Proses pembangunan akan dilaksanakan di bagian utara lapangan seperti yang
disebutkan pada Bagian 4.3 di atas di mana sebagian besar cadangan terbukti terakumulasi.
Selama siklus hidup operasional, laju aliran diproyeksikan pada 60 MMSCFD per sumur
dengan 18 arah sumur produksi dibor dari 5 manifold bawah laut. Tingkat produksi
diproyeksikan hingga 1.200 MMSCFD gas dan 24.460 BOPD kondensat untuk 22-24 tahun
ke depan. Perhitungan Profil produksi kedua konsep tersebut nantinya akan dijelaskan pada
Bab 0 pada halaman 37 di bawah ini.
BAB III
DASAR TEORI
Terdapat empat jenis utama dari reflektivitas sistematis yang dibedakan pada
gambar:
• Sedimentary reflection yang merepresentasikan bidang perlapisan.
• Unconformities atau discontinuities pada rekaman geologi.
• Artefact; seperti difraksi/pembiasan, multiple, dan lain lain.
• Non-sedimentary reflection; seperti bidang patahan, kontak fluida, dan lain lain.
3.2.2 Unconformities
Banyak unconformities yang tidak direfleksi dan lebih sulit untuk
menempatkan seismic section nya. Hal tersebut bergantung pada perubahan lithologi
dan sedimentasi. Beberapa tipe dari hubungan refleksi diantaranya adalah :
• Erosional truncation, dimana terdapat sedimen yang lebih tua dan menghapus
daerah yang lebih luas.
• Toplap, jika terjadi erosi yang berefek pada geometri perlapisannya.
• Concordance, merupakan suatu kasus pada permukaan yang terdeformasi dengan
cara yang sama. Geometri tidak dibutuhkan sehingga tidak ada gap diantara tiap
lapisan.
Jika konfigurasi yang ditunjukkan berada diatas sequence, maka akan terdapat
beberapa formasi berikut :
• Onlap, dimana pengendapan yang lebih muda memiliki overstepping satu sama
lain.
• Downlap, lapisan yang termuda berada pada lapisan inklinasi.
Kontak fluida dengan gas – kontak air dalam reservoir hidrokarbon juga dapat
meningkatkan pemantulan individual.
Gambar 5. Kontak fluida dalam reservoir dengan kecepatan atau kontras densitas yang
cukup untuk menghasilkan refleksi seismik.
Terdapat 8 jenis bentuk eksternal benda geologi: sheet, sheet drape, wedge, bank,
lens, mound, fan dan fill.
Gambar 7. Batas atas sekuen seismik (a) erosional truncation, top lap, batas bawah (b) onlap dan downlap.
• Parallel: disebabkan oleh pengendapan sedimen dengan rate yang seragam (uniform
rate), atau pada paparan (shelf) dengan subsiden yang uniform atau sedimentasi pada
stable basin plain.
• Subparallel: terbentuk pada zona pengisian, atau pada situasi yang terganggu oleh
arus laut.
• Subparallel between parallel: terbentuk pada lingkungan tektonik yang stabil, atau
mungkin fluvial plain dengan endapan berbutir sedang.
• Wavy parallel: terbentuk akibat lipatan kompresi dari lapisan parallel diatas
permukaan detachment atau diapir atau sheet drape dengan endapan berbutir halus.
• Divergent: terbentuk akibat permukaan yang miring secara progresif selama proses
sedimentasi.
• Chaotic: pengendapan dengan energi tinggi (mounding, cut and fill channel) atau
deformasi seteah proses sedimentasi (sesar, gerakan overpressure shale, dll.)
• Reflection free: batuan beku, kubah garam, interior reef tunggal.
• Local chaotic: slump (biasanya laut dalam) yang diakibatkan oleh gempa bumi atau
ketidakstabilan gravitasi, pengendapan terjadi dengan cepat.
3.4.3 Tekstur yang terprogradasi
• Sigmoid: tekstur ini dapat terbentuk dengan suplai sediment yang cukup, kenaikan
muka laut relatif cepat, rejim pengendapan energi rendah, seperti slope, umumnya
sediment butir halus.
• Oblique tangential: suplai sediment yang cukup sampai besar, muka laut yang
konstan seperti delta, sediment butir kasar pada delta plain, channel dan bars.
• Oblique parallel: oblique tangensial varian, sediment terpilah lebih baik.
• Complex: lidah delta dengan energi tinggi dengan slope terprogradasi dalam energi
rendah.
• Shingled: terbentuk pada zona dangkal dengan energi rendah.
• Hummocky: terbentuk pada daerah dangkal tipikal antar delta dengan energi sedang.
• Reflection free Mound: patch reef atau pinnacle reef; strata menunjukkan sedimen
miring yang lebih terkompaksi (mungkin shale).
• Pinnacle with Velocity Pull-Up: patch reef atau pinnacle reef, dengan pertumbuhan
beberapa tahap (multi stage), mungkin cukup poros.
• Bank-Edge with Velocity Sag: Shelf edge reef dengan porositas yang sangat bagus,
sediment penutupnya mungkin carbonate prone.
• Bank-Edge Prograding Slope: shelf edge reef yang bertumpuk, tertutup oleh klastik,
mengalami perubahan suplai sedimen.
• Fan Complex: penampang lateral dari kipas (fan) yang dekat dengan sumber
sedimen.
• Volcanic Mound: margin konvergen pada tahap awal; pusat aktivitas rifting
pada rift basin.
• Compound Fan Complex: superposisi dari berbagai kipas.
• Migrating wave: diakibatkan oleh arus laut, laut dalam.
Gambar 13. Tipe-tipe fasis seismik basin slope dan basin floor
• Sheet-drape (low energy): seragam, pengendapan laut dalam yang tidak tergantung
pada relief dasar laut, litologi seragam, tidak ada pasir.
• Slope Front Fill: kipas laut dalam, lempung dan silts (energi rendah)
• Onlap-Fill (low energy): pengendapan dengan kontrol gravitasi (arus turbidit
kecepatan rendah)
• Fan-Complex (high energy): diendapkan sebagai kipas, mound dan slump, meskipun
energi tinggi, mungkin masih mengandung batupasir sebagai reservoir .
• Contourite (variable energy): biasanya sedimen butir halus, tidak menarik unutk
eksplortasi, bentuk tidak simetris, arus tak berarah.
• Mounded Onlap-Fill (High Energy): fasies peralihan antara chaotic dan onlap fill,
control gravitasi, reflector tidak menerus, semakin menebal kearah topografi rendah
yang menandakan endapan energi tinggi.
• Chaotic Fill (variable energy): mounded, terdapat pada topografi rendah, slump,
creep dan turbidit energi tinggi, komposisi material tergantung pada sumber biasanya
sedikit pasir.
BAB IV
PEMBAHASAN ANALISA PETREL
Membuka aplikasi petrel dan import file blake Ridge 3D, dan langsung memplot ke seismik
horizons 64 :
5.1 Kesimpulan
Petrel adalah sebuah software yang digunakan dalam bidang perminyakan yang
memiliki fungsi untuk pemodelan subsurface dibawah permukaan tanah dengan
mengetahui model subsurface dibawah permukaan tanah akan dapat diketahui letak
sumber daya alam yang di eksplorasi oleh karena itu petrel adalah salah satu software
vital dalam teknik geofisika.
Petrel disediakan dalam banyak hal berbagai jenis berdasarkan pengguna atau
user,yang telah disesuaikan dalam bidangnya ada berbagai jenis-jenis petrel 2012,
Petrel Geologi, Petrel Geofisika, Petrel Rekayasa Reservoir, Petrel Desain Sumur.
Petrel banyak sekali manfaat dalam bidang pemodelan untuk memudahkan
penggunanya dalam sistem informasi dari hasil survei dilapangan petrel memiliki
banyak kelebihan, tetapi lebih ditonjolkan dalam masalah efesiensi dan efektifitas,
karena kedua hal tersebut sangatlah penting dalam dunia kerja di bidang perminyakan.
5.2 saran
Saat melakukan pengoprasian petrel ini sebaiknya dilakukan lebih teliti dalam
menganalisis data dalam sumur di lapangan untuk mengetahui keadaan lapisan yang
sebenarnya.selain itu agar lebih berhati-hati proses picking fault dan picking horizon
agar mempunyai output berupa penampang seismik yang diinterpretasi secara baik
dan benar.