Anda di halaman 1dari 11

Seni Budaya

Nama : Cinta Khanaya


Kelas : XII IPA 6
No. Absen :8
Tugas : Analisis seni tari dalam pertunjukan teater “Jagaraga 48”

1. Alunan Puputan Badung


Puputan bandung menjadi alunan musik yang digunakan untuk seni tari pertama
dalam pertunjukan teater ini. Seni tari modern yang menjadi tarian pembuka dalam
pertunjukan seni teater Jagaraga 48. Dikarenakan koreografi dalam seni tari ini hanya ada dan
ditampilkan pada seni teater ini. Koreografi tercipta atas kreativitas dan ide-ide menakjubkan
dari orang-orang yang terlibat dalam pembuatan teater ini, sehingga terciptalah sebuah karya
yang akan mengisi pertunjukan teater. Adegan tarian pertama mulai berjalan pada menit ke-
02:23 dan berakhir pada menit ke-04:33.

Sang Raja duduk di singgasananya di tengah-tengah area panggung yang


menunjukkan bahwa Sang Raja menjadi fokus utama dalam tarian ini. Kemudian, para tokoh
pemain memasuki area panggung dan melipatkan kedua kaki ke belakang sebagai tumpuan
badan atau biasa disebut sebagai sika duduk bersimpuh. Membentuk formasi mengelilingi
Sang Raja dan dengan sengaja membiarkan di arah depan tengah kamera kosong tidak terisi.
Sehingga, terlihat seperti jalan lebar yang nantinya dilalui empat penari perempuan yang
membawa bakul kecil anyaman rotan di atas kepala. Terdapat juga dua pemain di dekat
singgasana raja yang setia dengan kipasnya yang dinaik-turunkan. Formasi yang terbentuk
adalah dua seperempat lingkaran, masing-masing di bagian kiri penonton dan di bagian kanan
penonton. Semua gerakan yang dilakukan termasuk ke dalam level rendah.

Selanjutnya, untuk para penari yang dilengkapi dengan properti tari meletakkan
properti tersebut ke permukaan tanah. Sang Raja beserta enam penari perempuan berjalan ke
depan, mengisi jalan kosong yang ditampilkan saat adegan awal pada seni tari. Gerakan yang
dilakukan dalam tarian ini cukup banyak, mulai dari menaruh kedua tangan di pinggang
dengan kaki yang ditendang-tendangkan ke samping depan, menaik-turunkan tangan kanan
dan kiri secara berlawanan dan bergantian, dan gerakan berputar dengan semangat. Formasi
yang digunakan adalah bentuk persegi panjang. Level tarian yang dilakukan dalam tarian ini
adalah level rendah-sedang.

Masih dengan formasi dan tingkat level tari yang sama dengan sebelumnya. Para
pemain melakukan gerakan tangan memegang bahu secara bergantian dan gerakan kaki yang
masih sama yakni dengan menendangkan kaki ke arah samping depan.
Lanjut, dengan Sang Raja yang masih menjadi fokus utama dalam tarian. Para penari
lainnya melakukan variasi pada formasi, yakni membagi formasi persegi panjang menjadi
dua segiempat yang melakukan gerakan kaki menjauhi Sang Raja dan kembali ke formasi
persegi panjang. Gerakan tangan seperti melakukan gerakan ombak dengan arah yang sama
pada kedua tangan. Sang Raja mengangkat tangannya dengan tinggi dan digerakkan dengan
sedikit menaik-turunkan kedua tangannya.
Lalu dengan gerakan menepukkan kedua tangan di atas kepala membuat penampilan
seni tari ini semakin semangat. Kedua kaki melangkah ke arah kanan penari dan ke arah kiri
secara bergantian setiap dua langkah.
Dilakukan kedua tangan setinggi perut atau dada serta gerakan memutar kedua
tangan. Setiap dua langkah kaki para penari akan berganti posisi, dimana gerakan ini tidak
membuat penonton bosan dengan tarian. Level pada gerakan-gerakan tersebut termasuk level
sedang-tinggi.

2. Tari Kecak
Tari Kecak adalah tari tradisional yang dikenal diseluruh Indonesia, bahkan hingga
mancanegara. Karakteristik pada seni tari ini terletak pada suara yang diteriakkan penari “cak
cak cak” serta gerakannya yang khas. Akan dilakukan analisis terhadap seni tari kedua dalam
pertunjukan teater “Jagaraga 48”. Durasi permainan tarian ini mulai dari menit ke-26:50 dan
berakhir pada menit ke-29:09.
Pertama penari kecak memasuki area panggung dan menuju ke tempatnya masing-
masing sesuai dengan formasi yang telah ditentukan. Para pemain berdiri melingkar dengan
mengangkat tangan. Setelah berada di masing-masing posisi, para pemain kecak berjalan di
tempat. Arah tangan pemain kecak lebih diarahkan ke tengah formasi. Perlahan membentuk
formasi dua lingkaran, lingkaran dalam dan lingkaran luar. Gerakan ini tergolong ke dalam
level rendah.

Dapat dilihat bahwa penari kecak menggunakan pakaian berwarna hitam dengan kain
sarung berwarna hitam-putih kotak-kotak terpasang rapi di pinggang masing-masing para
pemain. Selanjutnya, para penari segera mengganti posisi menjadi duduk bersila. Terdapat
sang penari yang masuk ke dalam formasi, kita sebut saja penari utama. Penari utama
menggunakan pakaian penari bali pada umumnya dan berada di tengah-tengah para pemain.
Para pemain menaruh kedua tangannya di paha dan pinggang secara bergantian dari kiri ke
kanan. Gerakan yang dimainkan oleh para pemain kecak termasuk ke dalam level rendah.
Sedangkan tarian pemain utama termasuk gerakan level tinggi.
Para pemain kecak
mengganti gerakan dengan mengangkat kedua tangan sejajar dengan dada. Lalu tangan lurus
fokus ke pemain utama dengan kepala ditundukkan. Pemain utama berputar beberapa kali di
tengah lingkaran tersebut.

Terakhir, para pemain kembali mengganti posisinya menjadi berdiri dengan tangan
yang masih diangkat dan diarahkan kepada pemai utama. Pemain utama menari mengelilingi
bagian tengah lingkaran. Tarian ini ditutup dengan dua pemain kecak mengangkat pemain
utama, dimana tangan penari utama sejajar dengan dada. Pemain utama keluar dari area
panggung yang diikuti oleh para pemain kecak lainnya.
Fokus yang menjadi sorotan utama dalam tarian ini adalah penari utama. Penari utama
menari dengan indahnya dan sesuai dengan gerakannya pada tengah formasi lingkaran. Para
pemain kecak lainnya juga berkali-kali mengganti gerakannya dengan kompak. Formasi dua
lingkaran (lingkaran dalam dan lingkaran luar) dengan pemain utama berada di tengah terus
digunakan hingga tarian berakhir.

3. Tarian Penutupan
 Penutupan I

Dimulai dari menit ke-34:50. Semua pemain ikut andil dalam tarian ini. Hal ini

menandakan, jenis tari yang digunakan adalah tarian berkelmpok. Koreografi tarian ini
memiliki corak bali yang kental, ditemani dengan salah satu iringan lagu tari tradisional
Bali, yakni “Kecak”. Intro lagu kecak menjadi lantunan musik awal pada tarian ini. Akan
tetapi, semua pemain tidak masuk kamera, sehingga cukup sulit untuk memastikan
formasi yang digunakan dalam tarian ini. Formasi yang bisa dilihat dari sudut kamera
adalah persegi panjang-belah ketupat. Mengayunkan tangan dengan gemulai, level yang
digunakan dalam tarian ini adalah level rendah-tinggi.
Semua bersiap pada posisi dan perlahan membelah formasi menjadi dua bagian. Tepat
di tengah garis lapangan, terdapat formasi bertingkat yang memerlukan sekitar 7 orang
bersiap pada posisi yang menjadi penari utama. Formasi dan tarian yang digunakan penari
utama termasuk ke dalam level tinggi, menopang teman dan sinkroniasasi dalam tarian
yang membuat level pada tarian ini tinggi.
Pada menit ke-35:30 penari utama maju ke depan untuk mengisi ruang kosong yang

terdapat pada arah depan penonton. Semua


pemain pertunjukan teater memainkan tarian ini, yang artinya tarian ini merupakan jenis
tarian berkelompok. Semua penari tidak dapat terlihat pada sudut pandang kamera,
dikarenakan posisi kamera tidak sebanding luasnya dengan panggung teater. Formasi
yang digunakan ialah persegi panjang dengan susunan sebanyak 4 baris. Pembagian
posisi pada formasi sudah seimbang antara penari di bagian kanan dan bagian kiri.
Awalnya musik yang digunakan setelah iringan tari tradisional ‘Kecak’ tidak sesuai
dengan koreografi tarian, akan tetapi irama musik sudah sesuai dengan gerak koreografi.
Tarian yang digunakan cukup menyenangkan, improvisasi gerakan pun sudah cukup
bagus. Untuk ekspresi gerak cukup baik, hanya saja terdapat beberapa penari yang
ekspresi wajahnya kaku. Gerakan yang dilakukan oleh semua penari dalam tarian sudah
cukup kompak. Tarian ini termasuk dalam level sedang-tinggi, karena pada koreografi
tarian, para penari berjalan, loncat, berputar dan tangan naik ke atas. Lalu, penutupan I
dilanjut langsung kepada penutupan II.

 Penutupan II

Pada menit ke-36:38 mulai memasuki penutupan II. Hal ini ditandai dengan para

penari mulai menyusun formasi segitiga sama sisi. Jenis tarian di waktu ini adalah tarian

berkelompok. Dengan bersiap di tempat, formasi ini membuat para penari masuk ke
dalam sudut pandang kamera. Sehingga, tidak ada penari yang kurang terlihat atau tidak
sama sekali pada kamera. Pembagian posisi penari dalam formasi sudah seimbang antara
bagian kiri dengan bagian kanan.

Musik yang digunakan berjudul “Good Time” yang dipopulerkan oleh Owl City dan
Carly Rae Jepsen. Tarian ini termasuk ke dalam modern dance, dimana koreografi tercipa
ataskreativitas koreografer. Dengan lagu yang menyenangkan dan tarian yang menggugah
semangat, tarian yang ditarikan pada waktu ini memberi kesan menyenangkan, seru dan
tidak membuat penonton bosan. Menari dengan posisi berdiri, menggerakkan tangan ke
atas dan ke bawah, loncat, menghentakkan kaki, berputar, dan berjalan ke bagian kanan
dan kiri penari membuat tarian ini masuk ke dalam level tinggi. Kekompakan cukup
terlihat saat menari. Sinkronsasi antara irama musik dengan tarian sudah baik.
Improvisasi pada gerakan tarian sudah cukup baik. Tarian ini membuat para penari
menggerakkan hampir seluruh tubuhnya, bahkan sebagian besar ekspresi wajah penari
tidak kaku yang menandakan ekspresi gerak sudah cukup baik. Komposisi pada tarian ini
tepat pada garis tengah lapangan sebagai titik fokusnya. Tarian ini berakhir pada menit
ke-38:00 dan berlanjut ke tarian penutupan III.

 Penutupan III.
Mulai terdengar lantunan musik “Timber”
yang dipopulerkan oleh Pitbull featuring
Kesha pada menit ke-38:00, para penari
mulai bersiap pada formasi. Tarian ini juga
termasuk ke dalam jenis tarian berkelompok,
dimana melibatkan semua pemain
pertunjukan teater dan berperan sebagai
penari. Jenis gerak termasuk modern dance yang dapat terlihat dari koreografi yang
ditarikan berdasar kreasi koreografer. Gerakan dalam tarian ini juga tidak kalah seru dan
menyenangkan, menggerakkan seluruh tubuh dengan semangat dan dilakukan bersama-
sama membuat tarian ini berkesan cheerful, vigorously, dan sangat seru. Walau ekspresi
gerak beberapa penari masih lesu dan tidak semangat, akan tetapi secara keseluruhan
penari sudah sangat semangat, begitu pula dengan ekspresi wajah yang ceria. Improvisasi
pada gerakan-gerakan tarian ini sudah cukup baik, yang dimana untuk beberapa penari
membuat setiap gerakannya semangat dan enerjik.
Dengan formasi yang membentuk dua segitiga siku-siku, batasan sudut pandang
kamera membuat beberapa penari tidak dapat terlihat jelas. Hal ini dikarenakan cakupan
jangkauan kamera tidak sebanding dengan luas yang diperlukan untuk formasi tarian ini.
Akan tetapi, pembagian posisi masing-masing penari sudah imbang antara bagian kanan
dengan bagian kiri. Komposisi dengan garis tengah lapangan yang menjadi titik fokusnya
sudah cukup baik. Keselarasan gerak antar penari satu dengan lainnya, sudah cukup
kompak. Dari tarian ini didapati gerakan mengayunkan tangan, mengangkat tangan ke
atas, menepuk tangan ke bawah, berjalan ke samping kanan penari, ke arah kiri penari, ke
arah depan dan belakang penonton, berlompat, kaki maju-mundur secara bergantian yang
menandakan tingkatan tarian ini termasuk ke dalam level tinggi. Tarian ini berakhir pada
menit ke-39:10.

Anda mungkin juga menyukai