Anda di halaman 1dari 16

BAB III

STRUKTUR DAN MUATAN KURIKULUM


A. Struktur Kurikulum
Struktur kurikulum SMK meliputi substansi pembelajaran yang ditempuh dalam satu
jenjang pendidikan selama 3 (tiga) tahun mulai kelas X sampai dengan XII. Struktur
kurikulum disusun berdasarkan Standar Kompetensi Lulusan (SKL) dan Kompetensi Inti
(KI), serta Kompetensi Dasar (KD) yang sesuai untuk semua mata pelajaran.
Kompetensi inti dirancang seiring dengan meningkatnya usia peserta didik pada kelas
tertentu. Melalui kompetensi inti, integrasi vertikal berbagai kompetensi dasar pada
kelas yang berbeda dapat dijaga. Rumusan kompetensi inti menggunakan notasi sebagai
berikut:
1. Kompetensi Inti-1 (KI-1) untuk kompetensi inti sikap spiritual;
2. Kompetensi Inti-2 (KI-2) untuk kompetensi inti sikap sosial;
3. Kompetensi Inti-3 (KI-3) untuk kompetensi inti pengetahuan; dan
4. Kompetensi Inti-4 (KI-4) untuk kompetensi inti keterampilan.
Uraian tentang Kompetensi Inti untuk jenjang Sekolah Menengah Kejuruan dapat dilihat
pada Tabel berikut.
Tabel 1: Kompetensi Inti Sekolah Menengah Kejuruan/Madrasah Aliyah Kejuruan
KOMPETENSI INTI KOMPETENSI INTI KOMPETENSI INTI
KELAS X KELAS XI KELAS XII
1.Menghayati dan 1.Menghayati dan 1. Menghayati dan
mengamalkan ajaran agama mengamalkan ajaran mengamalkan ajaran
yang dianutnya. agama yang dianutnya. agama yang dianutnya.
2.Menghayati dan 2.Menghayati dan 2.Menghayati dan
Mengamalkan perilaku mengamalkan perilaku mengamalkan perilaku
jujur, disiplin, tanggung- jujur, disiplin, tanggung- jujur, disiplin,tanggung-
jawab, peduli (gotong jawab, peduli (gotong jawab, peduli (gotong
royong, kerjasama, royong, kerjasama, toleran, royong, kerjasama,
toleran,damai), santun, damai), santun, responsif toleran, damai), santun,
responsif dan pro-aktif dan dan pro-aktif dan responsif dan pro-aktif
menunjukan sikap sebagai menunjukan sikap sebagai dan menunjukan sikap
bagian dari solusi atas bagian dari solusi atas sebagai bagian dari solusi
berbagai permasalahan berbagai permasalahan atas berbagai
dalam berinteraksi secara dalam berinteraksi secara permasalahan dalam
efektif dengan lingkungan efektif dengan lingkungan berinteraksi secara efektif
sosial dan alam serta dalam sosial dan alam serta dalam dengan lingkungan sosial
menempatkan diri sebagai menempatkan diri sebagai dan alam serta dalam
cerminan bangsa dalam cerminan bangsa dalam menempatkan diri
pergaulan dunia. pergaulan dunia. sebagai cerminan bangsa
dalam pergaulan dunia.
3. Memahami,menerapkan 3. Memahami, menerapkan, 3.Memahami, menerapkan,
dan menganalisis dan menganalisis menganalisis, dan
pengetahuan faktual, pengetahuan faktual, mengevaluasi
konseptual, dan prosedural konseptual, prosedural, pengetahuan faktual,
berdasarkan rasa ingin dan metakognitif konseptual, prosedural,

Rekayasa Perangkat Lunak 14


tahunya tentang ilmu berdasarkan rasa ingin dan metakognitif dalam
pengetahuan, teknologi, tahunya tentang ilmu ilmu pengetahuan,
seni, budaya, dan pengetahuan, teknologi, teknologi, seni, budaya,
humaniora dalam wawasan seni, budaya, dan dan humaniora dengan
kemanusiaan, humaniora dalam wawasan kemanusiaan,
kebangsaan,kenegaraan, wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan,
dan peradaban terkait kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait
penyebab fenomena dan dan peradaban terkait penyebab fenomena dan
kejadian dalam bidang kerja penyebab fenomena dan kejadian dalam bidang
yang spesifik untuk kejadian dalam bidang kerja yang spesifik untuk
memecahkan masalah. kerja yang spesifik untuk memecahkan masalah.
memecahkan masalah.
4.Mengolah, menalar,dan 4.Mengolah, menalar, dan 4. Mengolah, menalar,
menyaji dalam ranah menyaji dalam ranah menyaji, dan mencipta
konkret dan ranah abstrak konkret dan ranah dalam ranah konkret dan
terkait dengan pengemba- abstrak terkait dengan ranah abstrak terkait
ngan dari yang dipelajari- pengemba-ngan dari yang dengan pengembangan
nya di sekolah secara dipelajari-nya di sekolah dari yang dipelajarinya di
mandiri, dan mampu secara mandiri, bertindak sekolah secara mandiri,
melaksanakan tugas spesifik secara efektif dan kreatif, dan mampu
di bawah pengawasan dan mampu melaksanakan tugas
langsung. melaksanakan tugas spesifik di bawah
spesifik di bawah pengawasan langsung.
pengawasan langsung.

1. Mata Pelajaran
a. Struktur Kurikulum Pendidikan Menengah
Untuk mewadahi konsep kesamaan muatan antara SMA/MA dan SMK/MAK, maka
dikembangkan Struktur Kurikulum Pendidikan Menengah, terdiri atas Kelompok Mata
pelajaran Wajib dan Mata pelajaran Pilihan.
Mata pelajaran wajib mencakup 9 (sembilan) mata pelajaran dengan beban belajar 24
jam per minggu. Isi kurikulum (KI dan KD) dan kemasan substansi untuk Mata
pelajaran wajib bagi SMA/MA dan SMK/MAK adalah sama. Struktur ini menerapkan
prinsip bahwa peserta didik merupakan subjek dalam belajar yang memiliki hak untuk
memilih mata pelajaran sesuai dengan minatnya.
Mata pelajaran pilihan terdiri atas pilihan akademik untuk SMA/MA serta pilihan
akademik dan vokasional untuk SMK/MAK. Mata pelajaran pilihan ini memberi corak
kepada fungsi satuan pendidikan, dan didalamnya terdapat pilihan sesuai dengan
minat peserta didik. Beban belajar untuk SMK/MAK adalah 48 jam pelajaran per
minggu. Beban belajar dapat dinyatakan dalam satuan kredit semester (sks) yang
diatur lebih lanjut dalam aturan tersendiri.

Rekayasa Perangkat Lunak 15


Tabel 2: Mata pelajaran Sekolah Menengah Kejuruan
ALOKASI WAKTU/ MINGGU
MATAPELAJARAN
X XI XII
Kelompok A (Wajib)
1. Pendidikan Agama dan Budi Pekerti 3 3 3
2. Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan 2 2 2
3. Bahasa Indonesia 4 4 4
4. Matematika 4 4 4
5. Sejarah Indonesia 2 2 2
6. Bahasa Inggris 2 2 2
Kelompok B (Wajib)
7. Seni Budaya 2 2 2
8. Pendidikan Jasmani,Olah Raga,dan Kesehatan 3 3 3
9. Prakarya dan Kewirausahaan 2 2 2
Jumlah Jam Pelajaran Kelompok A dan B / minggu 24 24 24
Kelompok C (Peminatan)
Mata Pelajaran Peminatan Akademik dan Vokasi
24 24 24
(SMK/MAK)
JUMLAH JAM PELAJARAN YANG HARUS DITEMPUH
48 48 48
PERMINGGU (SMK/MAK

Mata pelajaran Kelompok A dan C adalah kelompok Mata pelajaran yang substan-sinya
dikembangkan oleh pusat. Mata pelajaran Kelompok B adalah kelompok mata pelajaran
yang substansinya dikembangkan oleh pusat dan dapat dilengkapi dengan muatan lokal
yang dikembangkan oleh pemerintah daerah.
Kegiatan Ekstrakurikuler SMK: Pramuka (wajib), OSIS, UKS, PMR, dan lain-lain, diatur
lebih lanjut dalam bentuk Pedoman Program Ekstrakurikuler.

b. Struktur Kurikulum SMK


Kurikulum SMK dirancang dengan pandangan bahwa SMA/MA dan SMK/MAK pada
dasarnya adalah pendidikan menengah, pembedanya hanya pada pengako-modasian
minat peserta didik saat memasuki pendidikan menengah. Oleh karena itu, struktur
umum SMK/MAK sama dengan struktur umum SMA/MA, yakni ada tiga kelompok Mata
pelajaran: Kelompok A, B, dan C.
Peraturan Pemerintah Nomor 17 Tahun 2010 tentang Penyelenggaraan dan
Pengelolaan Pendidikan Pasal 80 menyatakan bahwa:
1. penjurusan pada SMK, MAK, atau bentuk lain yang sederajat berbentuk bidang
keahlian;
2. setiap bidang keahlian sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat terdiri atas 1
(satu) atau lebih program studi keahlian;
3. setiap program studi keahlian sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dapat terdiri
atas 1 (satu) atau lebih kompetensi keahlian.

Rekayasa Perangkat Lunak 16


Bidang keahlian pada SMK Negeri 1 Sumedang meliputi:
a. Teknologi dan Rekayasa;
b. Teknologi Informasi dan Komunikasi;
Dalam penetapan penjurusan sesuai dengan bidang/program/ paket keahlian
mempertimbangan Spektrum Pendidikan Menengah Kejuruan yang ditetapkan oleh
Direktur Jenderal Pendidikan Menengah Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
Pemilihan Peminatan Bidang Keahlian dan program keahlian dilakukan saat peserta didik
mendaftar pada SMK. Pilihan pendalaman peminatan keahlian dalam bentuk pilihan
Paket Keahlian dilakukan pada semester 3, berdasarkan nilai rapor dan/atau
rekomendasi guru BK di SMK/MAK dan/atau hasil tes penempatan (placement test) oleh
psikolog.
Pada SMK/MAK, Mata Pelajaran Kelompok Peminatan (C) terdiri atas:
a. Kelompok Mata Pelajaran Dasar Bidang Keahlian (C1);
b. Kelompok Mata Pelajaran Dasar Program Keahlian (C2);
c. Kelompok Mata Pelajaran Paket Keahlian (C3).
Mata pelajaran serta KD pada kelompok C2 dan C3 ditetapkan oleh Direktorat Jenderal
Pendidikan Menengah Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan untuk menyesuaikan
dengan perkembangan teknologi serta kebutuhan dunia usaha dan industri.
Khusus untuk MAK dapat ditambah dengan muatan keagamaan yang diatur
lebih lanjut oleh Kementerian Agama.

Tabel 3: Mata pelajaran Umum SMK


ALOKASI WAKTU/ MINGGU
MATAPELAJARAN
X XI XII
Kelompok A (Wajib)
1. Pendidikan Agama dan Budi Pekerti 3 3 3
2. Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan 2 2 2
3. Bahasa Indonesia 4 4 4
4. Matematika 4 4 4
5. Sejarah Indonesia 2 2 2
6. Bahasa Inggris 2 2 2
Kelompok B (Wajib)
7. Seni Budaya 2 2 2
8. Pendidikan Jasmani,Olah Raga,dan Kesehatan 3 3 3
9. Prakarya dan Kewirausahaan 2 2 2
Jumlah Jam Pelajaran Kelompok A dan B / minggu 24 24 24
Kelompok C (Peminatan)
Mata Pelajaran Peminatan Akademik dan Vokasi
24 24 24
(SMK/MAK)
JUMLAH JAM PELAJARAN YANG HARUS DITEMPUH
48 48 48
PERMINGGU (SMK/MAK
Keterangan:Pelaksanaan pembelajaran dapat dilakukan di satuan pendidikan dan/atau
industri (terintegrasi dengan Praktik Kerja Lapangan) dengan Portofolio sebagai instrumen
utama penilaian.

Rekayasa Perangkat Lunak 17


Tabel 5. Mata pelajaran SMK/MAK Bidang Keahlian Informasi dan Komunikasi
KELAS DAN SMESTER
MATAPELAJARAN X XI XII
1 2 1 2 1 2
Kelompok A (Wajib)
1. Pendidikan Agama dan Budi Pekerti 3 3 3 3 3 3
2. Pendidikan Pancasila & Kewarganegaraan 2 2 2 2 2 2
3. Bahasa Indonesia 4 4 4 4 4 4
4. Matematika 4 4 4 4 4 4
5. Sejarah Indonesia 2 2 2 2 2 2
6. Bahasa Inggris 2 2 2 2 2 2
Kelompok B (Wajib)
7. Seni Budaya 2 2 2 2 2 2
8. Pend.Jasmani,Olah Raga,dan Kesehatan 3 3 3 3 3 3
9. Prakarya dan Kewirausahaan 2 2 2 2 2 2
Kelompok C (Peminatan)
C1. Dasar Bidang Keahlian
10. Fisika 2 2 2 2 - -
11. Pemograman Dasar 2 2 2 2 - -
12. Sistem Komputer 2 2 2 2 - -
C2. Dasar Program Keahlian 18 18
C3. Paket Keahlian - - 18 18 24 24
TOTAL 48 48 48 48 48 48

Tabel 6. Mata pelajaran SMK Paket Keahlian Rekayasa Perangkat Lunak


KELAS
MATA PELAJARAN X XI XII
1 2 1 2 1 2
Kelompok A (Wajib)
1 Pendidikan Agama dan Budi Pekerti 3 3 3 3 3 3
2 Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan 2 2 2 2 2 2
3 Bahasa Indonesia 4 4 4 4 4 4
4 Matematika 4 4 4 4 4 4
5 Sejarah Indonesia 2 2 2 2 2 2
6 Bahasa Inggris 2 2 2 2 2 2
Sub Jumlah I 17 17 17 17 17 17
Kelompok B (Wajib)
7 Seni Budaya 2 2 2 2 2 2
8 Prakarya dan Kewirausahaan 2 2 2 2 2 2
9 Pendidikan Jasmani, Olah Raga & Kesehatan 3 3 3 3 3 3
10 Bahasa dan Sastra Daerah 2 2 2 2 - -
11 Bahasa Jepang - - - - 2 2
Sub Jumlah II 9 9 9 9 9 9

Rekayasa Perangkat Lunak 18


KELAS
MATA PELAJARAN X XI XII
1 2 1 2 1 2
Kelompok C (Kejuruan)
C1. Dasar Bidang Keahlian
12 Fisika 2 2 2 2 - -
13 Pemograman Dasar 2 2 2 2 - -
14 Sistem Komputer 2 2 2 2 - -
C2. Dasar Program Keahlian
13 Perakitan Komputer 4 4 - - - -
14 Simulasi Digital 3 3
15 Sistem Operasi 3 3 - - - -
16 Jaringan Dasar 4 4 - - - -
17 Pemograman Web 4 4 - - - -
Sub Jumlah III 24 24 6 6 - -
C3. Paket Keahlian
1 Pemodelan Perangkat Lunak - - 2 2 - -
2 Pemograman Deskotp - - 4 4 - -
3 Pemograman Berorientasi Obyek - - 4 4 4 -
4 Basis Data - - 4 4 4 -
5 Pemograman Web Dinamis - - 4 4 4 -
6 Pemograman Grafik - - - - 4 4
7 Pemograman Perangkat Bergerak - - - - 4 4
8 Administrasi Basis Data - - - - 4 4
9 Kerja Proyek - - - - - 12
Sub Jumlah IV 18 18 24 24
TOTAL 52 52 52 52 52 52

2. Beban Belajar
Beban belajar merupakan keseluruhan kegiatan yang harus diikuti peserta didik dalam
satu minggu, satu semester, dan satu tahun pembelajaran.
1. Beban belajar di Sekolah Menengah Kejuruan/Madrasah Aliyah Kejuruan dinyatakan
dalam jam pembelajaran per minggu. Beban belajar satu minggu Kelas X, XI dan XII
adalah 48 jam pembelajaran. Durasi setiap satu jam pembelajaran adalah 45 menit.
2. Beban belajar di Kelas X, XI, dan XII dalam satu semester paling sedikit 18 minggu dan
paling banyak 20 minggu.
3. Beban belajar di kelas XII pada semester ganjil paling sedikit 18 minggu dan paling
banyak 20 minggu.
4. Beban belajar di kelas XII pada semester genap paling sedikit 14 minggu dan
paling banyak 16 minggu.
5. Beban belajar dalam satu tahun pelajaran paling sedikit 36 minggu dan paling banyak
40 minggu.

Rekayasa Perangkat Lunak 19


6. Setiap satuan pendidikan boleh menambah jam belajar per minggu berdasarkan
pertimbangan kebutuhan belajar peserta didik dan/atau kebutuhan akademik, sosial,
budaya, dan faktor lain yang dianggap penting.

3. Muatan Lokal
Berdasarkan hasil analisis keunggulan daerah Kabupaten Sumedang maka jenis muatan
yang dilaksanakana di SMK Negeri Sumedang seperti terdapat dalam struktur kurikulum
pada tabel di atas adalah Bahasa Sunda, Bahasa Jepang dan Mulok Produktif..
Strategi pelaksanaan muatan lokal tersebut adalah sebagai berikut:
1. Untuk Bahasa Sunda adalah muatan lokal titipan Provinsi yang harus dilaksanakan di
setiap sekolah di Propinsi Jawa Barat dengan SK/KD sudah dibuat di propinsi, khusus
untuk kelas X menjadi mata pelajaran wajib B.
2. Untuk Bahasa Jepang dilaksanakan dalam pertemuan tatap muka yang diberikan
untuk kelas XII sebanyak 2 jam perminggu, dengan SK/KD dikembangkan secara
mandiri.
3. Untuk Mulok Produktif adalah muatan local produktif di setiap kompetensi keahlian
SK/KD di kembangkan secara mandiri

4. Pengembangan diri
Pengembangan diri bukan merupakan suatu pelajaran yang harus dibimbing khusus
oleh guru. Pengembangan diri bertujuan memberi kesempatan kepada peserta didik
untuk mengembangkan dan mengekspresikan diri sesuai dengan kebutuhan, bakat dan
minat setiap peserta didik untuk mengembangkan dan mengekspresikan diri sesuai
dengan kebutuhan, bakat dan minat setiap peserta didik yang sesuai dengan kondisi
sekolah. Kegiatan pengembangan diri difasilitasi dan atau dibimbing oleh konselor, guru
atau tenaga kependidikan yang dapat dilakukan dalam bentuk kegiatan ekstrakurikuler.
Kegiatan yang dilaksanakan adalah:
- Pramuka, yang menjadi kegiatan ekstrakurikuler wajib
- Olah Raga, diantaranya : Volley Ball, Basket, Sepak Bola, Futsal, Karate, Pencak Silat
- Kesenian
- Karya tulis ilmiah
- Paskibra
- PMR
- Majalah Dinding
- Pendalaman Agama Islam
- Keputrian

5. Alokasi waktu
Alokasi waktu satu jam pembelajaran adalah 45 menit.

6. Minggu efektif
Minggu efektif dalam satu tahun pelajaran (2 semester) untuk tahun pelajaran
2013/2014 adalah 36 minggu efektif.

Rekayasa Perangkat Lunak 20


B. Muatan Kurikulum
Muatan Kurikulum SMK Negeri 1 Sumedang untuk kelas X meliputi Kompetensi Inti dan
sejumlah Kompetensi Dasar yang dirumuskan dalam mata pelajaran yang keluasan dan
kedalamannya merupakan beban belajar peserta didik. Untuk kelas XI dan Kelas XII,
muatan kurikulum tersebut merupakan mata yang harus ditempuh oleh peserta didik
pada setiap jenjang kelas. Muatan lokal dan pengembangan diri termasuk ke dalam isi
kurikulum.
1. Mata Pelajaran
Mata pelajaran beserta alokasi waktu kelas X untuk tahun pelajaran 2013-2014
mengacu kepada silabus, sesuai Permendikbud Nomor 69 tahun 2013, sedangkan
untuk kelas XI dan kelas XII mata pelajaran serta alokasi waktu tertera pada struktur
kurikulum yang tercantum pada Permendiknas Nomor 23 Tahun 2006 tentang
standar isi.

2. Muatan Lokal
Muatan lokal merupakan kegiatan kurikuler untuk mengembangkan kompetensi
yang disesuaikan dengan potensi daerah termasuk keunggulan daerah. Khusus di
wilayah Jawa Barat muatan lokal diisi dengan Bahasa Sunda, Pendidikan Lingkungan
Hidup dan Bahasa Jepang serta muatan local produktif sesuai tuntutan Dunia Usaha
dan Industri.

3. Kegiatan Pengembangan diri


Pengembangan diri bukan mata pelajaran yang harus di bombing khusus oleh guru.
Pengembangan diri bertujuan untuk memberikan kesempatan kepada peserta didik
untuk mengembangkan dan mengekspresikan diri sesuai dengan kebutuhan, bakat,
minat setiap peserta didik yang disesuaikan dengan kondisi sekolah.
Khusus di SMK Negeri 1 Sumedang , pengembangan diri meliputi 2 kegiatan yaitu :
a. Pembentukan karakter Peserta didik
Pembentukan karakter peserta didik melalui pembiasaan dan lingkungan guna
mengembangkan nilai-nilai karakter bangsa yang dilakukan melalui kegiatan
rutin, kegiatan spontan, kegiatan terprogram, dan kegiatan keteladanan. SMK
Negeri 1 Sumedang telah memulai kegiatan pembentukan karakter ini dengan
pembiasaan membaca surat/Ayat Al Qur’an pada jam pertama setiap harinya
dan kebersihan lingkungan selesai pembelajaran.
b. Pengembangan potensi dan pengekspresian diri
Pengembangan potensi dan pengekspresian diri di SMK Negeri 1 Sumedang
melalui bidang Pramuka, Seni, Olah Raga, Keterampilan, Kelompok dan karya
tulis.

Rekayasa Perangkat Lunak 21


4. Pengaturan Beban Belajar.
Di SMK Negeri 1 Sumedang, beban belajar menggunakan sistem Paket.
Tabel 7. Pengaturan beban belajar Paket Keahlian Rekayasa Perangkat Lunak
KELAS
MATA PELAJARAN X XI XII
1 2 1 2 1 2
Kelompok A (Wajib)
1 Pendidikan Agama dan Budi Pekerti 3 3 3 3 3 3
2 Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan 2 2 2 2 2 2
3 Bahasa Indonesia 4 4 4 4 4 4
4 Matematika 4 4 4 4 4 4
5 Sejarah Indonesia 2 2 2 2 2 2
6 Bahasa Inggris 2 2 2 2 2 2
Sub Jumlah I 17 17 17 17 17 17
Kelompok B (Wajib)
7 Seni Budaya 2 2 2 2 2 2
8 Prakarya dan Kewirausahaan 2 2 2 2 2 2
9 Pendidikan Jasmani, Olah Raga & Kesehatan 3 3 3 3 3 3
10 Bahasa dan Sastra Daerah 2 2 2 2 - -
11 Bahasa Jepang - - - - 2 2
Sub Jumlah II 9 9 9 9 9 9
Kelompok C (Kejuruan)
C1. Dasar Bidang Keahlian
12 Fisika 2 2 2 2 - -
13 Pemograman Dasar 2 2 2 2 - -
14 Sistem Komputer 2 2 2 2 - -
C2. Dasar Program Keahlian
13 Perakitan Komputer 4 4 - - - -
14 Simulasi Digital 3 3
15 Sistem Operasi 3 3 - - - -
16 Jaringan Dasar 4 4 - - - -
17 Pemograman Web 4 4 - - - -
Sub Jumlah III 24 24 6 6 - -
C3. Paket Keahlian
1 Pemodelan Perangkat Lunak - - 2 2 - -
2 Pemograman Deskotp - - 4 4 - -
3 Pemograman Berorientasi Obyek - - 4 4 4 -
4 Basis Data - - 4 4 4 -
5 Pemograman Web Dinamis - - 4 4 4 -
6 Pemograman Grafik - - - - 4 4
7 Pemograman Perangkat Bergerak - - - - 4 4
8 Administrasi Basis Data - - - - 4 4
9 Kerja Proyek - - - - - 12

Rekayasa Perangkat Lunak 22


KELAS
MATA PELAJARAN X XI XII
1 2 1 2 1 2
Sub Jumlah IV 18 18 24 24
TOTAL 52 52 52 52 52 52

a. Alokasi waktu untuk Penugasan Terstruktur (PT) dan Kegiatan Mandiri Tidak
Terstruktur (KMTT) maksimal 60 % dari waktu kegiatan tatap muka per minggu
mata pelajaran yang bersangkutan.
b. Alokasi waktu untuk tatap muka setiap jam pelajaran 45 menit.
c. Jumlah jam pelajaran perminggu adalah sebagai berikut:
1. Kelas X : 50 jam pelajaran;
2. Kelas XI : 46 Jam pelajaran ada penambahan 2 jam pelajaran pada mata
pelajaran ciri khas bidang keahlian
Tabel 8 : Penetapan Beban Belajar sks SMK/MAK berdasarkan pada Sistem Paket
Kegiatan Sistem Paket Sistem SKS

Tatap muka 45 menit 45 menit


Penugasan terstruktur 60% x 45 menit = 27 45 menit
Kegiatan mandiri menit 45 menit
Jumlah 72 menit 135 menit

5. Ketuntasan Belajar
1. Ketuntasan Belajar SMK Negeri 1 Sumedang
Ketuntasan belajar ditentukan sebagai berikut:
Predikat Nilai Kompetensi
Pengetahuan Keterampilan Sikap
A 4 4 SB
A- 3.66 3.66
B+ 3.33 3.33 B
B 3 3
B- 2.66 2.66
C+ 2.33 2.33 C
C 2 2
c- 1.66 1.66
D+ 1.33 1.33 K
D 1 1

a. Un tuk KD pa da KI- 3 da n KI- 4, se orang pe se rta d id ik


dinyatakan belum tuntas belajar untuk menguasai KD
yang dipelajarinya apabila menunjukkan indikator nilai
< 2.66 dari hasil tes formatif.
b. Un tuk KD pa da KI- 3 da n KI- 4, se orang pe se rta d id ik
dinyat aka n su dah t unta s be la ja r u ntu k me ngua sai KD

Rekayasa Perangkat Lunak 23


yang dipelajarinya apabila menunjukkan indikator nilai
> 2.66 dari hasil tes formatif.
c. Untuk KD pada KI-1 dan KI-2, ketuntasan seorang
peserta didik dilakukan dengan memperhati kan aspek
sikap pada KI-1 dan KI-2 untuk seluruh matapelajaran,
yakni jika profil sikap peserta didik secara umum
b e r a d a p a d a ka t e g o r i b a i k ( B ) m e n u r u t s t a n d a r y a n g
ditetapkan satuan pendidikan yang bersangkutan.
Implikasi dari ketuntasan belajar tersebut adalah sebagai berikut.
a. Untuk KD pada KI-3 dan KI-4: diberikan remedial
individual sesuai dengan kebutuhan kepada peserta
didik yang memperoleh nilai kurang dari 2.66;
b. Untuk KD pada KI-3 dan KI-4: diberikan kesempatan
untuk melanjutkan pelajarannya ke KD berikutnya
kepada peserta didik yang memperoleh nilai 2.66 atau
lebih dari 2.66; dan
c. Untuk KD pada KI-3 dan KI-4: diadakan remedial
kl a s ik a l se su a i dengan kebutuhan a p a b il a le b ih d a ri
75% peserta didik memperoleh nilai kurang dari 2.66.
d. Untuk KD pada KI-1 dan KI-2, pembinaan terhadap
peserta didik yang secara umura profi l sikapnya belum
berkategori baik dilakukan secara holisti k (paling ti dak
oleh guru matapelajaran, guru BK, dan orang tua).

2. Karakteristik Penilaian
a. Belajar Tuntas
Untuk kompetensi pada kategori pengetahuan dan
k e t e r a m p i l a n ( K I - 3 d a n K I - 4 ) , p e s e r t a d i d i k ti d a k diperkenankan
mengerjakan pekerjaan berikutnya, sebelum mampu menyelesaikan
pekerjaan dengan prosedur yang benar dan hasil yang baik.Asumsi
yang digunakan dalam belajar tuntas adalah peserta didik dapat
belajar apapun, hanya waktu yang dibutuhkan yang berbeda. Peserta
didik yang belajar lambat perlu waktu lebih lama untuk materi yang
sama, dibandingkan peserta didik pada umumnya.
b. Otenti k
Me m an d a n g p e n ila ia n da n pe m b e la ja ran se ca ra t e rpa d u . Penilaian
otenti k harus mencerminkan masalah dunia nyata, bukan dunia
sekolah. Menggunakan berbagai cara dan kriteria holisti k (kompe ten si
ut uh me re fl eksikan pe nget ahua n, k e t e ram p ila n , da n sik ap ).
P e n ila ia n ot e n ti k ti d a k ha n ya mengukur apa yang diketahui oleh
peserta didik, tetapi lebih menekankan mengukur apa yang dapat
dilakukan oleh peserta didik.
c. Berkesinambungan
Tujuannya adalah untuk mendapatkan gambaran yang utuh mengenai
perkembangan hasil belajar peserta didik, memantau proses, kemajuan,

Rekayasa Perangkat Lunak 24


dan perbaikan hasil terus menerus dalam bentuk penilaian proses, dan
berbagai jenis ulangan secara be rk e la n ju t a n (u la n ga n ha ria n , u lan g a n
t e ng a h se m e st e r, ulangan akhir semester, atau ulangan kenaikan
kelas).
d. Berdasarkan acuan kriteria
Kemampuan peserta didik ti dak dibandingkan terhadap
kelompoknya, tetapi dibandingkan terhadap kriteria yang ditetapkan,
misalnya ketuntasan minimal, yang ditetapkan oleh satuan pendidikan
masing-masing.
e. Menggunakan teknik penilaian yang bervariasi
Teknik penilaian yang dipilih dapat berupa tertulis, lisan, produk,
portofolio, unjuk kerja, projek, pengamatan, dan penilaian diri.
Untuk tahun pelajaran 2013-2014, SMK Negeri 1 Sumedang menentukan Kriteria
Ketuntasan Minimal (KKM) sebagai berikut:
KELAS
MATA PELAJARAN X XI XII
1 2 1 2 1 2
Kelompok Wajib
1 Pendidikan Agama dan Budi Pekerti ≥2,66 ≥2,66 ≥2,66 ≥2,66 ≥2,66 ≥2,66
2 Pendidikan Pancasila dan ≥2,66 ≥2,66 ≥2,66 ≥2,66 ≥2,66 ≥2,66
Kewarganegaraan
3 Bahasa Indonesia ≥2,66 ≥2,66 ≥2,66 ≥2,66 ≥2,66 ≥2,66
4 Matematika ≥2,66 ≥2,66 ≥2,66 ≥2,66 ≥2,66 ≥2,66
5 Sejarah Indonesia ≥2,66 ≥2,66 ≥2,66 ≥2,66 ≥2,66 ≥2,66
6 Bahasa Inggris ≥2,66 ≥2,66 ≥2,66 ≥2,66 ≥2,66 ≥2,66
7 Seni Budaya ≥2,66 ≥2,66 ≥2,66 ≥2,66 ≥2,66 ≥2,66
8 Prakarya dan Kewirausahaan ≥2,66 ≥2,66 ≥2,66 ≥2,66 ≥2,66 ≥2,66
9 Pendidikan Jasmani, Olah Raga & ≥2,66 ≥2,66 ≥2,66 ≥2,66 ≥2,66 ≥2,66
Kesehatan
10 Bahasa dan Sastra Daerah ≥2,66 ≥2,66 ≥2,66 ≥2,66 - -
11 Bahasa Jepang - - - - ≥2,66 ≥2,66
12 Fisika ≥2,66 ≥2,66 ≥2,66 ≥2,66 - -
13 Pemograman Dasar ≥2,66 ≥2,66 ≥2,66 ≥2,66 - -
14 Sistem Komputer ≥2,66 ≥2,66 ≥2,66 ≥2,66 - -
15 Perakitan Komputer ≥2,66 ≥2,66 ≥2,66 ≥2,66 - -
16 Simulasi Digital ≥2,66 ≥2,66
17 Sistem Operasi ≥2,66 ≥2,66 - - - -
18 Jaringan Dasar ≥2,66 ≥2,66 - - - -
19 Pemograman Web ≥2,66 ≥2,66 - - - -
20 Pemodelan Perangkat Lunak - - ≥2,66 ≥2,66 - -
21 Pemograman Desktop - - ≥2,66 ≥2,66 - -
22 Pemograman Berorientasi Obyek - - ≥2,66 ≥2,66 ≥2,66 -
23 Basis Data - - ≥2,66 ≥2,66 ≥2,66 -

Rekayasa Perangkat Lunak 25


KELAS
MATA PELAJARAN X XI XII
1 2 1 2 1 2
24 Pemograman Web Dinamis - - ≥2,66 ≥2,66 ≥2,66 -
25 Pemograman Grafik - - - - ≥2,66 ≥2,66
26 Pemograman Perangkat Bergerak - - - - ≥2,66 ≥2,66
27 Administrasi Basis Data - - - - ≥2,66 ≥2,66
28 Kerja Proyek - - - - - ≥2,66

6. Penilaian
Berdasarkan Permendikbud RI Nomor 66 tahun 2013 Penilaian hasil belajar
dilakukan dalam bentuk penilaian otentik, penilaian diri, penilaian projek, ulangan
harian, ulangan tengah semester, ulangan akhir semester, ulangan kenaikan kelas,
ujian tingkat kompetensi, ujian sekolah, dan ujian nasional.
1. Penilaian otentik dilakukan oleh guru secara berkelanjutan.
2. Penilaian diri dilakukan oleh peserta didik untuk tiap kali sebelum ulangan
harian.
3. Penilaian projek dilakukan oleh pendidik untuk tiap akhir bab atau tema
pelajaran.
4. Ulangan harian dilakukan oleh pendidik terintegrasi dengan proses
pembelajaran dalam bentuk ulangan atau penugasan.
5. Ulangan tengah semester dan ulangan akhir semester, dilakukan oleh pendidik
di bawah koordinasi satuan pendidikan.
6. Ujian tingkat kompetensi dilakukan oleh satuan pendidikan pada akhir kelas XI,
dengan menggunakan kisi-kisi yang disusun oleh Pemerintah. Ujian tingkat
kompetensi pada akhir kelas kelas XII dilakukan melalui UN.
7. Ujian Mutu Tingkat Kompetensi dilakukan dengan metode survey oleh
Pemerintah pada akhir kelas dan kelas XI.
8. Ujian sekolah dilakukan oleh satuan pendidikan sesuai dengan peraturan
perundang-undangan.
9. Ujian Nasional dilakukan oleh Pemerintah sesuai dengan peraturan perundang-
undangan.
10. Teknik dan instrumen yang digunakan untuk penilaian kompetensi sikap,
pengetahuan, dan keterampilan sebagai berikut:
a. Penilaian kompetensi sikap
1. Observasi
2. Penilaian Diri
3. Penulaian antar peserta didik
4. Jurnal
b. Penilaian kompetensi pengetahuan
1. Tes tulis
2. Tes lisan
3. Penugasan
c. Penilaian kompetensi keterampilan

Rekayasa Perangkat Lunak 26


1. Tes praktik
2. Projek
3. Portofolio
11. Kemampuan afektif dan psikomotor penilaiannya diintegrasikan ke dalam
penilaian kognitif dan praktik serta penilaiannya diserahkan ke guru masing-
masing serta hasil akhir penilaian disesuaikan dengan dominasi ranah.

7. Kenaikan Kelas dan kelulusan.


a. Kenaikan kelas
1. Dilaksanakan pada setiap akhir Tahun Pelajaran.
2. Kehadiran tatap muka pada setiap mata pelajaran minimal 90%
diperhitungkan dari tatap muka tanpa memperhitungkan ketidakhadiran
karena sakit atau alasan tertentu sesuai dengan peraturan yang berlaku.
3. Sikap, prilaku, budi pekerti peserta didik antara lain :
a. Tidak terlibat narkoba, perkelahian/tawuran dan tidak melawan
guru/pegawai TU secara fisik atau non fisik.
b. Tidak terlibat tindak kriminal
4. Peserta didik dinyatakan tidak naik kelas, apabila yang bersangkutan tidak
mencapai ketuntasan belajar minimal, lebih dari 3 (tiga) mata pelajaran dan
memiliki kepribadian yang tidak sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
5. Peserta didik dinyatakan tidak naik, apabila:
a) memiliki nilai tidak tuntas pada mata pelajaran ciri khas program
studi/peminatan;
b) memiliki nilai tidak tuntas lebih dari (tiga) mata pelajaran bahasa dan
Satra Indonesia, Pendidikan Agama dan Budi Pekerti, dan Produktif.
b. Kelulusan
Sesuai dengan Peraturan Pemerintah Nomor 19/2005 Pasal 72 ayat (1), peserta
didik dinyatakan lulus dari satuan pendidikan setelah :
Pe se rta didik da pat m emanf aat kan seme ste r pend ek ha nya untuk
mengulang mata pelajaran yang belum tuntas. Bagi yang sudah
tuntas (mencapai ketuntasan minimal yang ditetapkan oleh sekolah)
ti dak diperbolehkan untuk mengikuti semester pendek.
Kelulusan peserta didik dari satuan pendidikan yang
menyelenggarakan SKS dapat dilakukan pada seti ap akhir semester.
Peserta didik dinyatakan lulus dari satuan pendidikan setelah:
1. menyelesaikan seluruh program pembelajaran;
2. memperoleh nilai minimal baik pada penilaian akhir untuk
seluruh mata pelajaran;
3. lulus ujian sekolah/madrasah; dan
4. lulus Ujian Nasional.

8. Peminatan dan Lintas Minat


a. Waktu Peminatan dan Lintas Minat untuk Kelas X kurikulum 2013:

Rekayasa Perangkat Lunak 27


1) Pemetaan dan pendataan peminatan dan linats minat dilaksanakan pada
saat pendaftaran peserta didik baru melalui penelusuran minat, bakat, dan
potensi peserta didik, serta rekomendasi dari sekolah asal (SMP/MTs.)
2) Jumlah Peserta Didik untuk setiap rombongan belajar minimal 20 orang dan
maksimal 36 orang;
3) Pelaksanaan peminatan dan lintas minat mulai di semester 1 kelas .
9. Pendidikan Kecakapan Hidup
a. Prinsip Umum Implementasi Kecakapan Hidup
Implementasi Pendidikan kecakapan hidup dalam proses pembelajaran dapat
dilakukan secara integral. Hal tersebut dapat dilakkukan karena pembekalan
kecakapan hidup merupakan pesan Pendidikan atau “hidden curriculum” yang
keberhasilannya sangat tergantung pada cara penyampaian bukan pada materi
pesannya.
Secara Umum prinsip implemetasi konsep kecakapan hidup adalah:
1. Menekankan pada pola pembelajaran yang mengarahkan kepada prinsip
learning to think, learning to do, learning to be, learning to live together
2. Menggunakan pendekatan pembelajaran yang fleksibel (flexible learning),
dan pembelajaran yang menyenangkan (enjoy learning).
3. Pola pendekatan diarahkan kepada proses pembiasan,
4. Perancanangan pembelajaran mengacu pada keterpaduan penguasaan
personal skill, social skill, academic skill, dan vocasional skill.
5. Perancangan strategi pembelajaran diarahkan pada prinsip cara belajar
peserta didik aktif yaitu peserta didik sebagai subyek bukan obyek.
6. Menerapkan penggunaan multi metode dalam pembelajaran.
7. Peran Guru lebih sebagai perancang dan fasilitator untuk terjadi proses
belajar, bukan pada terjadinya proses mengajar.
b. Model Pembelajaran Kecakapan Hidup dalam Proses Pembelajaran
Model pembelajaran yang mampu mengembangkan potensi kecakapan hidup
yang dimiliki peserta didik, yang dapat dirancang melalui penggunaan variasi
metode mengajar, diantaranya adalah
1. Metode kerja kelompok dapat digunakan untuk melatih dan meningkatkan
kemampuan bersosialisasi dan berinteraksi antar sesama peserta didik,
menghargai kelebihan dan kekurangan masing-masing anggota tim,
kemampuan bekerja dalam tim, dan lain-lain.
2. Metode kasus dapat digunakan untuk menganalisis dan memecahkan
persoalan yang terjadi di lingkungan peserta didik. Pemilihan kasus dapat
diserahkan kepada peserta didik agar peserta didik lebih peka untuk
mengidentifikasi dan menganalisa permasalahan yang terjadi.
3. Metode Eksperimen dapat digunakan untuk melatih kemampuan peserta
didik dalam menganalisis sesuatu, menghubungkan sebab akibat, mencari
jalan keluar dari permasalahan yang ada, berfikir berdasarkan fakta yang ada
dan didukung dengan landasan teori yang telah ditanamkam atau diberikan
melalui ceramah/tanya jawab. Peserta didik diberi keleluasaan untuk
melakukan percobaan yang berbeda antar yang satu dengan yang lainnya.

Rekayasa Perangkat Lunak 28


Melalui kegiatan ini diharapkan kecakapan akademik dan berfikir peserta
didik terlatih dan berkembang sesuai potensi peserta didik.
4. Pemberian tugas dalam bentuk laporan disertai dengan presentasi didepan
kelas.
Metode ini digunakan untuk mengasah kemampuan peserta didik dalam
menuangkan pokok-pokok pikiran atau ide-ide yang berbentuk tulisan
sekaligus mengkomunikasikan secara lisan. Dari kegiatan ini, peserta didik
berlatih bagaimana berkomunikasi lisan dan tulisan, mengeluarkan ide-ide
atau gagasan, mendengarkan dan menghargai perbedaan pendapat dari
orang lain, mengelola emosi, dan hal-hal lain yang berhubungan dengan
dirinya dan orang lain.
5. Debat grup, dapat digunakan untuk melatih kemampuan berkomunikasi,
mengeluarkan pendapat, menghargai pendapat orang, tidak memaksakan
kehendak pribadi, tidak emosional dalam diskusi, dan menghargai adanya
perbedaan sudut pandang.
6. Pelaksanaa penyusunan karya tulis/laporan prakerin untuk kelas XI yang
diharapkan menjadi bekal bagi peserta didik untuk melanjutkan
pendidikannya di Perguruan Tinggi (PT).

10. Pendidikan berbasis Keunggulan Lokal dan Global


SMK Negeri 1 Sumedang mengintegrasikan PBKL dalam mata pelajaran yang relevan
dengan terlebih dahulu menganalisis potensi keunggulan lokal dan kesiapan sekolah.
Integrasi yang dilakukan di SMK Negeri 1 Sumedang adalah pada mata pelajaran
produktif.

11. Pendidikan Karakter Bangsa


Pendidikan karakter bangsa di SMK Negeri 1 Sumedang diintegrasikan pada semua
mata pelajaran dengan nilai-nilai karakter yang relevan dengan masing-masing mata
pelajaran tersebut.

Rekayasa Perangkat Lunak 29

Anda mungkin juga menyukai