Anda di halaman 1dari 3

KRITIK KARYA SENI RUPA

Nama kelompok : 3

1. Gede satya prawira Negara ( 07 )


2. Gusti ngurah dwija putra ( 08 )
3. I dewa made wayu ananda putra ( 09 )
4. I gde jananuraga susena ( 10 )
5. I gede ariyuda widnyana ( 11 )
6. I gede satia wedha karna ( 12 )

Karya : “Pengayam – ayaman”, Oleh : Apel Hendrawan.

DESKRIPSI: Pengayam – ayaman adalah sebuah tema yang di ambil aleh sang
seniman yang kita kenal dengan nama Apel Hendrawan, bukan tanpa sebab beliau
mengambil tema ini, beliu mengambil tema pengayam – ayaman yang jika di artikan
dalam bahasa bali adalah tradisi sabng ayam atau “ TAJEN”, Tajen di bali sangat
sudah lama tidak terdengar lagi, karena masa pandemic yang seiring berjalannya
waktu tajen di bali sangat susah dijalankan dan juga ayam aduan yang menjadi ciri
khas dari tajen tersebut sudah mulai susah di cari dan banyak tergantikan oleh ayam –
ayam luar dan hal tersebut tidak menuntut kemungkinan kepunahan akan terjadi pada
ayam bali dan tajen, akan banyak pande ( pengerajin besi ) taji mengalami pesanan
yang menurun dan membuat kesenjangan ekonomi bagi rakyat bali.

N URAIAN DESKRIPSI
O
1. Judul ? Pengayam – ayaman
2. Ukuran ? 90 x 70 cm
3. Tahun pembuatan ? 2021
4. Siapa senimannya ? I Wayan Apel Hendrawan
5. Kapan dan dimana karya dibuat ? 18 Maret 2021, Bertempat di Apel
Hendrawan Studio – BALI
6. Tema yang digunakan Hewan ( Sabung Ayam )
7. Bahan,teknik dan alat yang digunakan Bahan dan alat: cat minyak, kanvas dan
kuas lukis.
Teknik : goresan ekspresif

8. Bagaimana bentuknya?, refresentatif Refresentatif karena gambar yang dituju


atau abstrak ? sudah jelas mengacu padan teman
hewan.

Analisis :
Pada lukisan ini terlihat objek ayam yang begitu dominan, dengan warna hitam dan
putih yang lebih banyak dari warna lainnya. Terdapat goresan – goresan halus dalam
objek ayam yang memperjelas bentuk bulu ayam sebenarnya. Meskipun garis tidak
begitu jelas terlihat dalam lukisan ini tetapi sang pelukis bias menampilkan karya seni
yang indah, dengan ditambahkan ornament – ornament aksara bali pada latar hitam
lukisan dengan cat warna keemasan.

Interprentasi :
Gambar tersebut mengambarkan tentang tradisi yang sering berjalan di bali yaitu
tajen, tajen adalah suatu pertunjukan adu ayam atau sabung ayam, dulu sabug ayam
hanya digunakan untuk kepentingan upacara agama yaitu tabuh rah, tetapi sekarang
tajen sudah tidak hanya digunakan untuk keperluan agaman tetapi tajen sudah mulai
masuk ranah judi karena oknum – oknum masyarakat yang tidak bisa menjaga
tradisi, gambar tersebut juga memngungkapkan perasaan sang pelukis yaitu di
bidang kelestarian hewan terutamanya ayam bali tersebut.
Evaluasi : gambar ini mengajarkan kami bahwa kepedulian terhadap binatang
dan kelestarian tradisi yang ada.

Anda mungkin juga menyukai