Anda di halaman 1dari 5

LAPORAN

MEMBUAT KARYA SENI DARI WAYANG

Disusun Oleh :
Kelompok 7
Nama Nim
1. Rodiyah 855760142
2. Ismi Rayhani 855761929
3. Yennie Umyati 855761667
4. Poniwati 855761556
Kelas : 3H
Dosen Tutor : Etty Suprianti,S.Pd.,M.Pd

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR


UNVERSITAS TERBUKA
TAHUN AJARAN 2022
No Karya yang dibuat Ide dan gagasan Teknik dan cara kerja Bahan Kesulitan

1 Wayang. Pembelajaran seni Cara Kerja : Alat : Kesulitan yang dihadapi dalam
Wayang adalah sebuah seni membutuhkan kreatifias 1. Menyiapkan alat dan 1. Print out gambar membuat wayang ini adalah pada
pertunjukkan Indonesia yang dalam penerapannya bahan wayang saat proses pembuatannya
berkembang pesat dan telah dikelas, umumnya 2. Menyiapkan print out 2. Pensil haruslah membutuhkan ketelitian,
diakui dunia karena keunikan anak-anak suka melihat gambar wayang yang 3. Spidol kesabaran, dan kreatifitas.
yang dimilikinya. Sama seperti gambar/membuat sudah sesuai untuk 4. Kuas Sesungguhnya belajar membuat
Batik, UNESCO pada 7 maupun memegang dijadikan contoh dalam 5. Wadah cat wayang ini tidaklah mudah,
November 2003 juga telah benda yang membuat wayang 6. Gunting mungkin wayang ini kurang
menobatkan wayang sebagai dianggapnya menarik . 3. Jiplak pola gambar 7. Tali Rafia maksimal dikarenakan minimnya
Masterpiece of Oral dan Dari hal tersebut wayang diatas kertas Bahan : pengalaman kami dalam membuat
Intangible Heritage Of timbullah pertanyaan karton menggunakan 1. Kertas Karton Padi wayang.
Humanity atau warisan bagaimana membuat pensil 2. Cat Warna
mahakarya dunia yang tak karya yang bisa 4. Tebali gambar dengan 3. Tusuk sate dari
ternilai dalam seni bertutur asli membangkitkan spidol bambu
Indonesia. Seni pertunjukkan semangat dalam belajar 5. Kemudian siapkan
wayang sendiri disukai oleh dan bahan nya mudah wadah, kuas dan cat
semua lapisan masyarakat. dijangkau yaitu dengan untuk proses pewarnaan
Bukan hanya di Jawa, kini cara membuat wayang 6. Setelah selesai
wayang juga akrab dan sering mewarnai, potong
disajikan di acara-acara sacral bagian-bagian dari
di seluruh dunia. gambar wayang, potong
juga bagian tangannya.
7. Lubangi tangan wayang
dengan jarum
8. Rangkai tangan wayang
dengan menggunakan
tali raffia dan tusuk sate
dari bambu yang sudah
dibuang tajamnya
9. Tahap terakhir
pasangkan tusuk sate
dibagian ujung tangan
dan tengah supaya bisa
digerakkan
10. Wayang siap digunakan

Gambar : Wayang Kulit Gatot Kaca


LATAR BELAKANG GATOT KACA
Gatot Kaca adalah ksatria yang gagah perkasa dan pemberani, anak dari Bimasena, salah satu dari
Pandawa lima. Ia dikenal sebagai ksatria yang ahli terbang dan bertanggungjawab pada pertahanan udara
serta memberi perlindungan seperti yang terlihat pada patung satria Gatot Kaca yang terletak di antara Jalan
Raya Tuban dan Jalan Raya Airport Ngurah Rai. Jarak tempuh dari kota Denpasar kira-kira 18 km dan lebih
kurang 5 menit perjalanan dari Bandara Udara Ngurah Rai bila menggunakan kendaraan bermotor. Sebagai
putra dari Sang Bima dengan Hidimbî (Arimbi) ini sebagaimana disebutkan dalam Adi parwa juga adalah
tokoh yang menjadi kisah inspirasi dari keinginan kama untuk dapat mencapai kemenangan dalam hidup ini.
Dengan keinginan dan keberanian yang dimilikinya untuk dapat meraih kemenangan dan kesuksesan dalam
hidup ini, disebutkan dengan kesaktiannya, seperti diceriterakan dalam perang Bharathayudha, badan
Gatotkaca dapat menjadi semakin bertambah besar setelah bertubi-tubi menerima pukulan musuh.

KISAH GATOT KACA


Gatotkaca yang sakti, dahulu disebutkan pernah diberitahu sejarah peristiwa kelahiran dirinya
sebagai manusia yang dalam kisah spiritual tak lekang zaman, Gatotkaca Satria Nusantara diceritakan :
Dahulu seluruh keluarganya berada dalam kerepotan, tali pusar dirinya tidak dapat diputus dengan
berbagai macam senjata keris dan panah.
Alkisah Arjuna dan Karna sedang bertapa di tempat berbeda untuk mendapatkan senjata sakti. Konon,
Bathara Narada yang membawa karunia senjata panah Kuntawijayadanu sulit membedakan kedua satria
putra Dewi Kunti tersebut. Bathara Surya sengaja memberi penerangan pada tempat Karna bertapa, sehingga
lebih mudah dicapai dan Bathara Narada memberikan senjata tersebut kepada Karna. Akan tetapi karena
tersirat semacam ketidak baikan dalam diri Karna, maka Narada hanya memberikan “panah”-nya, sedangkan
“sarung”, wadah pusakanya diberikan kepada Arjuna yang bertapa di tempat lain.
Dengan berbekal sarung senjata Kuntawijayadanu tersebut, Arjuna dapat memotong tali
pusar bayi Gatotkaca, dan sarung tersebut hilang masuk ke dalam dirinya, sehingga dirinya menjadi
sakti.
Menjelang turun ke medan perang, Gatotkaca ingat bahwa dia pernah melakukan dosa/kekhilafan
membunuh pamannya yang bernama Kalabendana.
Maksudnya hanya sekedar menempeleng akan tetapi karena kesaktiannya pamannya malah mati.
Bagaimana pun Gatotkaca yakin bahwa apa pun yang terjadi adalah skenario alam bagi perjalanan
spiritualnya menuju ke kesempurnaan.
Dalam upaya untuk dapat menebus dosa tersebut dalam menegakkan dharma, saat berhadapan dengan
Adipati Karna sebenarnya Gatotkaca diceritakan sudah tahu datangnya kematian yang menjemputnya.
Di angkasa tubuh Gatotkaca telah dikunci. Senjata Kunta Wijayadanu itu mengejar Gatotkaca bak
peluru kendali. Akhirnya senjata itu menembus perut Gatotkaca melalui pusarnya kembali dan
masuk ke dalam sarungnya yang menyatu di perut Gatotkaca.
Gatotkaca di akhir hayatnya tetap berupaya memusnahkan musuhnya sebanyak mungkin.
Dan ketika jatuh ke bumi pun, Gatotkaca berusaha agar jatuh tepat pada tubuh Adipati Karna,
Akan tetapi senapati Korawa itu waspada dan cepat melompat menghindar sehingga kereta
perangnya hancur berkeping-keping dan semua senjata yang berada di dalam keretanya meledak
dan membunuh ratusan pasukan Korawa yang diceritakan selalu berbuat jahat itu.

PESAN MORAL KISAH GATOT KACA :


(1) Pesan moral pertama tercemin pada karakteristik tokoh Gatotkca karena terlalu kuat sehingga
meremehkan setiap musuhnya.
(2) Pesan moral kedua yang terkandung dalam cerita adalah selalu berbakti kepada Negara dan bangsa,
tercerimin pada karakter penokohan Gatotkaca memiliki jiwa ksatria, bela Negara dan bangsa walaupun
nyawa jadi taruhannya.
(3) Ketiga karena Gatotkaca terlalu sering dipuji dan dibangga – banggakan akhirnya Gatotkaca menjadi
sombong, pesan yang ingin disampaikan adalah jangan tinggi hati jika dipuji atau dibanggakan, teraplah
rendah hati dalam bersifat.
(4) Pesan moral terakhir yang ingin disampaikan adalah sekuat apapun manusia pasti punya kelemahan,
tercerimin dalam Gatotkaca yang kuat tiada tanding sampai – sampai dijuluki otot kawat tulang besi.

Anda mungkin juga menyukai