Anda di halaman 1dari 7

BAB 2

SENI RUPA NIAS

A. Pengertian
Seni rupa adalah cabang seni yang membentuk karya seni dengan media
yang bisa ditangkap mata dan dirasakan dengan rabaan. Kesan dari seni ini
diciptakan melalui pengolahan konsep garis, bidang, bentuk, volume, warna,
tesktur, dan pencahayaan dengan acuan estetika. Seni rupa sendiri dibedakan
menjadi 3 kategori, yaitu seni rupa murni, kriya dan desain. Seni rupa mengacu
kepada karya-karya yang hanya untuk tuujuan pemuasan ekspresi pribadi,
sementara untuk kriya dan desain lebih menitikberatkan fungsi dan kemudahan
produksi.
Awalnya istilah kasar dari seni rupa dalam bahasaa inggris dalah fine art.
Namun, sesuai dengan perkembangan dunia modern, istilalh ini lebih spesifik
kepada pengertian seni rupa murni. Kemudian menggabungkannya engan desain
dan kirya ke dalam bahasan visual arts. Seni rupa sendiri terbagi menjadi dua
bagian yakni seni rupa murni dan seni rupa terapan.
Sebagian akan ada yang bertanya paaasti, siapakah yang memperkenalkan
istilah seni rupa dalam bahasa Indonesia ? Istilah tersebut dipopulerkan oleh S.
Sudjojono.

1. Pengertian seni rupa menurut para ahli


a) Menurut Haukin
Pengertian seni rupa adalah bagian dari ekspresi jiwa manusia
yang diimajinasikan dan diterapkan kedalam sebuah benda.
Haukin beropini jika sebuah seni rupa adalah seni yang juga
untuk dipamerkan atau dipertunjukkan di depan orang banyak.
b) Menurut La Mery
Pengertian seni rupa adalah penglihatan yang dilakukan secara
simbolis dengan bentuk yang lebih tinggi dan juga lebih indah.
La Mery menegaskan seni rupa merupakans sesuatu yang
menekankan pada keindahan. La Mery sendiri merupakan ahli
di bidang fine art yang berasal dari negara Prancis. Ia sangat
terkenal di kalangan pecinta fine art di dunia.
c) Menurut Jim Supakat
Seni yang melibatkan proses pembuatan yang memberikan
kepuasan, gugahan estetis melalui serapan indera rupa.
Meliputi, ungkapan ekspresi (seni murni), dan, gubahan rupa
barang fungsional (desain dan kriya).
B. Seni ukir nias (Seni ragam hias/ornamen)

1) Pengertian
Ragam Hias adalah bentuk dasar hiasan yang biasanya akan menjadi
pola yang diulang-ulang dalam suatu karya kerajinan atau seni. Istilah Ragam
Hias berasal dari bahasa Yunani yakni dari kata “ornane” yang artinya hiasan
atau menghias. Ragam Hias disebut juga dengan ornamen yakni sebuah motif
atau bentuk yang memiliki tujuan dan makna tertentu. Suatu pola pada ragam
hias biasanya memiliki pola dan kaidah tertentu yang berada pada suatu
bidang sehingga menghasilkan bentuk yang indah.

2) Jenis ragam hias


Ragam hias memiliki beberapa jenis berdasarkan motif atau polanya. biasanya
karya seni rupa ini diambil dari bentuk flora (tumbuhan), fauna (hewan),
figural (manusia) dan bentuk geometris.
a. Ragam hias flora
Ragam hias flora dengan motif tumbuhan dapat dijmpai pada barang
seperti batik, kain tenun, Dn juga ukiran.
b. Ragam hias fauna
Ragam hias fauna merupakan ragam hias dengan motif hewan.
beberapa contoh bentuk hewan yang sering digunakan sebagai motif
adalah kupu-kupu, burung, ikan, gajah dan lain-lain.
c. Ragam hias figuratif
Ragam hias figuratif berbentuk obyek manusia yang biasanya
digambar dengan mendapatkan penggayaan bentuk. Ragam hias
figuratif biasanya banyak di jumpai di daerah Timur contohnya daerah
Papua
d. Ragam hias geometris
Ragam hias yang satu ini merupakan ragam hias yang dikembangkan
dari bentuk-bentuk geometris kemudian digayakan sesuai dengan
imajinasi si pembuat.

3) Ragam hias di Nias

Ragam hias tradisonal Nias umumnya beriDentuk manusia/raksasa,


hewan, tumbuhan, dan garis-garis geometris. Bentuk-bentuk ini memiliki
maksud dan makna tertentu mempakan lambang yang telah mereka sepakati
dan percayai, sehingga tidak mengherankan walaupun di Nias dapat dikenali
adanya dua jenis mmah adat yang merupakan wadah visualisasi ragam hias itu
namun pada kenyataannya tidak ada pert)edaan bentuk yang menyolok antara
ragam hias di Nias Selatan dan tempat lain di Pulau Nias.
a. Ni’o’asu,
Ni’o’asu, atau anjing. Bentuk hewan ini melambangkan pelindung raja
dan pencari makanan. Selain sebagai teman perjalanan, anjing juga
berguna untuk melacak keberadaan musuh/hewan buman, sehingga hal
itu pula yang menyebabkan ragam hias ini biasa digunakan di bagian
belakang dapur om o hada.

b. Bae, yakni monyet yang merupakan lambang manusia yang nakal,


jahat. Ragam hias in! menghias! dinding rumah, juga gagang keris atau
pedang.

c. Bawi, babi. Dalam kehidupan sehari-hari di Nias babi mempakan jenis


binatang utama yang hams ada dalam setiap upacara/pesta adat
Pemanfaatan babi sebagai makanan dalam berbagai pesta
menyebabkan orang mengukur besar-kecilnya orang lain dari jumlah
babi yang dikortDankan/disembelih. Ragam hias bawi juga banyak
ditempatkan pada bagian dapur omo hada

d. Cia-cia, yakni binatang cecak. Penggambarannya banyak dijumpai


pada dinding dalam dan palang pintu, yang melambangkan tukang
tenung/peramal.
e. Fofo, burung. Ini bentuk motif hias yang melambangkan keterbukaan
orang Nias dalam menerima tamu.

f. Gogowaya, atau burung enggang, Enggang adalah jenis burung yang


paling besar dan kuat serta mulia dl Nias sehingga penggambarannya
mempakan lambang dari keperiuisaan. Tidak mengherankan motif hias
in! ditempatkan juga pada top! perang, atau sebagai tiang/sangkutan
pakaian pada tiang dan dinding rumah.

g. Ni’o’i’a, atau ikan yang dikaitkan dengan kecerdikan dan kecekatan.


Ragam hias ini dipahat pada dinding dalam omo hada.

h. Ni’oafi-afi. Bentuk omamen geometris ini banyak juga digunakan,


pada kain yang digunakan oleh perempuan bangsawan. Ragam hias
berupa gambar lingkaran kecil dikelilingi melingkar oleh daun-daun
berbentuk lonjong ini memang melambangkan kebangsawanan.
i. Ni’obuaya, yang berarti menyerupai buaya. Bentuk ini melambangkan
kekuasaan raja siulu yang bersifat adil dan melindungi, pengayom
rakyatnya. Dalam alam fikir tradisional Nias buaya adalah raja di
dalam air, Seekor raja buaya menerima hantaran makanan yang
dibawakan oleh rakyatnya. Ragam hias buaya biasa digunakan pada
baluse (perisai/tameng perang), bahkan kulit buaya juga dibuat
menjadi baju perang, Begitupun dalam bangunan rumah (seperti di
Helinawalofau, Teluk Dalam), atau pada daro-daro (batu tempat
duduk) di pelataran omo hada Nias.

j. Ni’obutelai, yang artinya menyerupai pucuk/landpan. Bentuknya yang


sedertiana, hanya berupa segitiga yang membulat di bagian bawah
(jantan) atau segitiga yang melandp begitu saja (betina) melambangkan
keagungan, kebesaran, dan kebangsawanan. Motif ini banyak
digunakan pada hiasan kepala berbahan emas.
k. Ni’ogama. Bentuk ini mempakan lambang persatuan dan kebulatan
hati.

l. W/’o/ia/uyo. Kata niohatuyo sendiri berarti menyerupai bentuk ujung


tombak, Ragam hias geometiis ini melambangkan sifat atau jiwa
kepahlawanan, Di mmah adat terdapat pada hiasan tepi, takaran beras
(lauru), keris/pedang, dan pada pakaian yang dikenakan perempuan
maupun laki-laki.

m. Ni’oiozasai, atau yang menyempai bulu ekor burung, Bentuk ini


melambangkan kepahlawanan, dan digambarkan dengan wama merah.
Banyak digunakan pada ikatkepala laki-laki yang pergi berperang
maupun oleh t>alugu (siulu) yang sedang memimpin rapat.
n. Ni’omeme Roto. Bentuknya menyempai payudara (karena dibuat
berpasangan) yang melambangkan kesuburan, sekaligus pengharapan
akan berianjutnya gêneras!.

o. Ni’osolafiga. Ragam hias yang melambangkan persatuan dan sifat


gotong royong ini adalah omamen berijentuk sulursuluran.

p. Ni’otalinga Woli-woli. Bentuknya menyerupai tumbuhan pakis yang


melambangkan kesuburan. Dahulu orang menggunakan ragam hias ini
untuk melambangkan kesuburan.

Anda mungkin juga menyukai