Anda di halaman 1dari 18

CRITICAL BOOK REVIEW

dibuat untuk memenuhi kebuthan tugas mata kuliah

Dosen pengampu:

Dr. zulkifli. M.Sn

Disusun oleh:

Nma : Jimmi Micael Ginting

Nim : 2202451006

Kelas : D

PRODI PENDIDIKA SENI RUPA

FAKULTAS BAHASA DAN SENI

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur selalu dipanjatkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkatrahmat
dan hidayahnya Critical Book Report ini dapat dibuat. Critical Book Report ini dibuatdengan
tujuan untuk memenuhi tugas Critical Book Report Tidak lupa diucapkan lupa terimakasih
kepada teman-teman dan keluarga yang selalu mendukung saya dalam menyelesaikanCritical
Book Report ini

Saya menyadari bahwa dalam proses pembuatan Critical Book Report ini dan hasildari


Critical Book Report terdapat banyak kekurangan dan kesalahan. Sehingga saya sangatmembuka
bagi siapa pun yang ingin memberikan kritik dan saran yang membangun bagisaya.Saya
berharap dengan selesainya Critical Book Report ini dapat bermanfaat bagi seluruh pembaca,
amin.

Munte ,25 Maret 2021

Jimmi M. Ginting

Nim: 2202451006
DAFTAR ISI

Halaman judul --------------------------------------------------------------------------------1

Kata Pengantar--------------------------------------------------------------------------------2

Daftar Isi---------------------------------------------------------------------------------------3

BAB 1. Pendahuluan-------------------------------------------------------------------------4

1.1. Latar Belakang---------------------------------------------------------------------------4

1.2.Tujuan-------------------------------------------------------------------------------------4

1.3.Manfaat------------------------------------------------------------------------------------4

BAB 2. Pembahasan-------------------------------------------------------------------------5

2.1.Identitas Buku----------------------------------------------------------------------------5

2.2.Ringkasan Isi Buku----------------------------------------------------------------------5

2.3.Penilaian Terhadap Buku--------------------------------------------------------------40

BAB 3. Penutup-----------------------------------------------------------------------------41

3.1.Kesimpulan------------------------------------------------------------------------------41

3.2.Saran--------------------------------------------------------------------------------------41

Daftar Pustaka-------------------------------------------------------------------------------42
BAB I

PENDAHULUAN

A. Rasionalisasi Pentingnya CBR


Salah satu bentuk penugasan KKNI untuk mata kuliah Nirmana Trimatra adalah
CBR (Critical Book Report). Critical Book Report (CBR) merupakan tugas
menganalisis buku wajib atau buku pendukung pada mata kuliah Nirmana Trimatra.
Penugasan Critical Book Report (CBR) ini ditujukan untuk melatih mahasiswa agar
kritis dalam menganalisa isi buku.
Buku menjadi salah satu bahan ajar untuk mata kuliah Nirmana Trimatra.
Sebelumnya oleh dosen sudah ditetapkan beberapa buku wajib dan buku pendukung
yang relevan untuk mata kuliah Nirmana Trimatra. Buku sebagai sumber belajar yang
banyak digunakan selalu menyediakan banyak informasi. Perlu untuk diketahui bahwa
kita harus memilih buku yang membantu kita lebih mudah memahami materi pada buku
serta membantu kita akan dalam menambah pengetahuan. Buku harus menyediakan
informasi yang diperlukan oleh pembaca. Setiap buku tentunya memiliki kelebihan dan
kekurangan serta memiliki perbedaan dalam menyajikan materi dalam buku.
Buku yang akan dibahas pada Critical Book Review (CBR) ini adalah buku
berjudul Beberapa Asas Merancang Trimatra karya Wucius Wong yang diterjemahkan
oleh Drs. Adjat Sakri, M. Sc. Critical Book Review (CBR) untuk selanjutnya
dibandingkan dengan buku pembanding, menjadi bentuk penugasan yang penting bagi
mahasiswa untuk dapat menganalisa dan mengkaji buku yang dijadikan sebagai sumber
dalam perkuliahan tersebut.

B. Tujuan Penulisan CBR


Penugasan CBR (Critical Book Report) memiliki bertujuan sebagai berikut:
1. Mengkaji isi buku
2. Mengumpulkan informasi yang ada pada buku
3. Melatih untuk berpikir kritis dan menganalisis buku
4. Menganalisa kelebihan dan kekurangan buku
C. Manfaat CBR
Penugasan CBR (Critical Book Review) memiliki manfaat sebagai berikut:
1. Menambah pengetahuan dan wawasan tentang matakuliah Nirmana Trimatra dari
buku terkait yang direview.
2. Melatih kemampuan untuk berpikir lebih kritis dengan menganalisa kelebihan dan
kekurangan buku.
3. Melatih kemampuan mahasiswa untuk dapat mengkaji informasi yang ada di dalam
buku terkait dengan mata kuliah Nirmana Trimatra.
BAB 2
PEMBAHASAN

2.1. Identtitas buku

1) Identitas buku pertama


a) Judul buku : Beberapa asas merancang dwimatra
b) Penulis : Wucius wong
c) Penerbit : ITB
d) Tahun Terbit :1986
e) Bahasa :Indonesia
f) Penerjemah : Adjat Sakri
g) Jumlah Halaman :97
h) ISBN : 979-8001-09-5

2) Identitas buku pembanding


a) Judul buku : DASAR-DASAR DESAIN
b) Penulis : BAMBANG IRAWAN DAN PRISCILLA TAMARA
c) Penerbit : GRIYA KREASI (PENEBAR SWADAYA GRUB
d) Tahun Terbit :2013
e) Bahasa :Indonesia
f) Penerjemah :-
g) Jumlah Halaman :97
h) ISBN : 9789796612130
2.2. Ringkasan isi buku
Buku Utama

BAB 1 PENDAHULUAN

 Arti merancang
Merancang ialah proses mencipta rupa untuk maksud tertentu.
beberapa dengan lukisan dan patung yang merupakan perwujudan
pandangan dan khayalan seniman priibadi, karya rancang
memenuhi keutuhan praktis. sebuah karya cetak misalnya, yang
terpampang didepan umum, menyampaikan sebuah pesan. Karena
itu sebuah karya rancang harus mampu memenuhi kebutuhan
penggunanya.
 Bahasa rupa
Perancang adalah manusia praktis. Tetapi sebelum dapat
menangani maslah praktis, terlebih dahulu perancang harus
menguasai bahasa rupa.
bahasa rupa menjadi dasar bagi pencitaan karya rancang. Jika
dalam karya raancang kita kesampingkan segi faalnya terdapat segi
lain yanng menjadi perhatian seorang perancang ketika merancang,
yakni asas, kaidah, atau konsep rupa.

A. Bentuk
 Bentuk dan unsur konsep
Sebagaimana dikatkan, unsur konsep tidak terlihat. Titik, garis, atau
bidang akan menjadi bentuk jika terlihat. Sebuah titik pada kertas,
betapapun kecilnya pasti memiliki raut, ukuran, warna, dan barik
jika harus tampak.
 Bentuk rupa titik

Sebuah bentuk disebut titik karena ukurannya kecil. sudah barang


tentu kecil itu nisbi. Bentuk akan terhilah besar ika terletak dalam
bingkai acuan yang kecil, dan akan tampak kecil jika ditempatkan
dalam bingkai acuan yang besar.
 Bentuk berupa garis
Bentuk disebut garis karena dua hal: a, bujurnya sempit sekali b,
lintangnya sangat menonjol
 Bentuk berupa bidang
Pada permukaan dwimatra, segala bentuk pipih

BAB 2 BIDANG BERSAF


Bidang bersaf

Jadi untuk membangun bentuk gempal, kita bayangkan Deretan irisannya Atau cara
bentuk itu teroris tipis tipis sehingga diperoleh bidang bersaf

Mengiris kubus

Untuk menggambarkan bentuk gempa lebih jauh kita mengiris kubus tipis tipis menjadi
sederet bidang yang sama tebalnya. Dalam menyusun bidang bersaf unsur pertalian harus
diperhitungkan dua unsur pertalian yang tidak boleh diabaikan adalah kedudukan dan arah.
Ragam kedudukan

kedudukan bertalian pertama Tama dengan jarak bidang bila arah tak beragam semua
bidang akan berderet sejajar sama sendirinya yang satu di belakang yang lain pada jarak yang
sama

Tehnik Meragang

Untuk Meragang karton sebaiknya digunakan Perekat yang kuat dan cepat kering
kemantapan dan keteguhan terbaik didapat bila bidang bersaf berdiri tegak pada papan alas datar
BAB 3 RACANA DINDING
Kubus tonggak dan dinding

Tonggak ini dapat diulang ke kiri dan kanan setiap kubus dalam racana dinding
merupakan petak ruang. Setiap racana Dwimatra yang tertib Dapat dibentuk menjadi rencana
dinding dengan cara menambah ketebalannya dan sub bagian rencananya dapat dijadikan petak
ruang

Petak ruang dan gatra : Petak ruang yang paling sederhana yaitu petak Itu bolong dan dapat
kita letakkan gatra di dalamnya gatra ini dapat berupa Bidang papar saja yang diperulangkan atau
dibuat beragam. Gatra sebagai bidang piuh: Bila diinginkan timbulnya kesan trimatra yang
lebih besar Sifat papar gatra dapat diubah . Dua atau tiga bidang papar dapat digunakan untuk
Meragang sebuah gatra. Racana dinding yang tidak tetap papar: Bila petak diletakkan Yang
satu di atas yang lain muka rajana dinding yang papar dapat dibuat agar terima track dengan
memperagakan gan kedudukan petak.

BAB 4 PRISMA DAN TABUNG

Prisma dasar dan ragamnyaPrisma adalah bentuk yang kedua ujungnya berupa sosok
persegi yang mirip sebangun dan sejajar dan semua Sisi nya persegi panjang atau jajaran
genjang. Prisma berongga adalah prisma yang tidak terbuat dari bahan pejal melainkan di
ragang Dari karton dan ragam perubahan nya dapat lebih rumpil. Pengolahan kedua Sisi ujung
kedua ujung Prisma berongga dapat diolah dengan satu cara atau lebih. Pengolahan sending,
biasanya pengolahan Sanding berpengaruh juga pada Sisi penyimpangan dari Kesejajaran sisi
tidak hanya mengubah ke persedian Sisi saja tapi terkadang membuat sisi itu menjadi Bengkung
atau persegi. Pengolahan Sanding lainnya dapat merupakan pengurangan atau penambahan Raut
sanding

Persambungan Prisma dengan berbagai cara dua Prisma atau lebih dapat di bersambung
kan menjadi sebuah rancang Persambungan mudah dilakukan dengan menyaTuhkan sisi Prisma
baik sejajar ataupun tidak rekatan ini sangat kuat asalkan perekatnya kuat

Prisma dan slinder


Jumlah bidang papan yang dapat digunakan untuk sisi sebuah Prisma paling kurang
adalah tiga Yang menghasilkan bersama dengan sutuh dan telapaknya berbentuk Segitiga.
Dengan menambah jumlah Sisi pada Rahut segi banyak sampai tak berhingga terbentuk lah
lingkaran begitu pula dengan penambahan Sisi prisma sampai tak Berhingga akan terbentuk
Silinder tubuh Silinder dibatasi oleh sebuah bidang yang Jujuh Tanpa pangkal dan ujung
sedangkan sutu dan Telapak y tanpa pangkal dan ujung sedangkan sutu dan Telapaknya berupa
lingkaran

Ragam slinder

Dapat dikatakan terdiri atas dua ujung berupa lingkaran yang sejajar dan sama ukurannya
dan tubuh yang tegak lurus pada kedua ujung itu. Ujung dapat diolah dengan cara yang sama
seperti pada Prisma

BAB 5 PERULANGAN

Perulangan gatra perulangan gatra telah dikemukakan dengan singkat pada bab satu
dalam arti yang sempit perulangan gatra berarti bahwa semua unsur rupa gatra raut ukuran warna
dan Barik Harus sama. Kesatuan rupa diperkuat lagi oleh perulangan raut dan ukuran gatra.
Racana perulangan dapat di definisikan sebagai rencana dengan gatra atau Kerawang yang berisi
gatra tersusun dalam Susunan dan pola yang beraturan sehingga semuanya bertalian sesamanya
dengan cara yang sama

Tataan dalam setiap lapisan ada banyak cara untuk menyusun gatra di dalam tiap lapisan
dan secara berselang-seling lapisan dapat disusun berbeda beda. Kedudukan barisan tersebut
dapat digeser diantara peta gatra dapat menjadi celah. Merangkai gatra petak yang biasanya
berapa meter sederhana biasanya dapat dirangkai dengan jalan menyaTuhkan sisinya namun
gatra jika digunakan tanpa petak ruang. Bersentuhan Sisi tentu saja membuat sambungan yang
paling kuat baik bersentuhan seluruh sisi nya maupun sebagian. Prisma bujursangkar sebagai
gatra atau petak. Racana menjadi lebih rumpil Jika gatra atau petak ruang Yang mewadahi nya
bukan kubus gatra dalam racana perulangan Kebanyakan gatra jauh lebih rumpil Daripada kubus
biasa Prisma bujursangkar atau bahkan raut

BAB 6 RACANA BAHUTIRA

zadat Plato
Bahu Tira adalah laut yang mempesonakan dan dapat digunakan sebagai racana dasar
Pada ranjang trimatra. Diantaranya ada lima Zadat Geometri beraturan yang pokok dan paling
penting terdiri atas CaturTira, sadtira, dwidasatira, dan wimsatitira . Astatira Merupakan bahan
dari Kubus artinya kita dapat membuat AstaTira jika tiap mercu kubus diganti dengan sisi
AstaTira dan tiap Sisi Kubus diganti dengan mercu astatira

Zadat Archimedes

Perbedaan zadat Plato dan Archimedes Iyalah setiap Zada Plato terdiri atas satu jenis bahutira.
Sedangkan zadat Archimedes lebih dari satu bahutira

Pengolahan sisi

Bila bahutira itu bergeronggang pengolahan yang paling sederhana pada Sisinya adalah membuat
raut Negatif pada beberapa atau semua Sisi nya untuk menayangkan Geronggang yang semula
tersembunyi

Pengolahan Sanding :Raut dapat ditambahkan atau dikurangkan pada sepanjang Sanding
bahutira. Pengolahan mercu :Biasanya pengolahan mercu Mempengaruhi semua Sisi yang
membentuk mercu tersebut. Raut tambahan dapat dibubuhkan pada mercu bahutira.
Penggabungan raut bahutira Untuk membuat racana yang lebih rumpil Dua raut bahutira Atau
lebih dengan rancang yang sama Atau berbeda dapat digabung dengan cara bersentuhan sisi
Sanding atau mercu

BAB 7 BIDANG SEGITIGA

Trikona

Dapat diperpanjang sehingga berbentuk Segitiga sama kaki yang lanpai . Segitiga tak
beraturan, yang berbeda beda Raut Dan ukuran nya dapat digunakan untuk membangun sisi
empat atau sisi delapan

Sistem Astan

Jika bujur Sangkar dapat mengisi ruang Dwimatra dengan tumpat Kubus pun dapat
mengisi sebuah ruang Trimatra Dengan tumpat. Jadi bila astatira dan caturtira Digunakan
bersama keduanya dapat mengisi ruang dengan tumpat
BAB 8 RANGKA LANJAR

Sampai saat ini kita bekerja dengan bentuk Trimatra yang di Ragang dari bidang papar
yang sama tebalnya untuk Maragang bentuk geometri yang utuh sisi paparnya dan Sendingnya
lurus kita menggunting bidang itu menurut Rahut sisi tersebut lalu merekat semuanya dengan
penguat dari dalam

Meragang dengan garis

Semua bentuk geometri dengan Sandi menurus dapat dijadikan rangka lanjar Untuk
meragam nya dia pinggirnya diganti dengan batang lurus sebagai Sempadan tiap Sisi sehingga
terbentuk bucu Pada persambungannya. Sambungan untuk dapat Maragang batas kaya lebih dulu
kita harus mengetahui cara menyambung nya untuk membuat bingkai bujur Sangkar papar empat
batang Kayama sama panjangnya dekat sesamanya dengan sambung perstek

Komponen rangka lanjar untuk membuat kubus kita menggunakan bingkai bujur Sangkar
untuk Telapak dan sutuh. Dan empat batang kayu untuk rusuk yang panjangnya sama dengan
ukuran dalam bingkai bujursangkar. Menumpuk satuan berulang dong kak yang diperoleh
dengan cara ini dapat di baringkan juga pada kedudukan berdiri ternyata kurang mantap atau
agar nampak Indah. Bangun yang lebih rumpil Dapat diperoleh dengan menggunakan tonggak
berulang. Berantasan terjadi bila bagian sebuah rangka lanjar Berada di dalam rongga yang
terdapat dalam rangka lanjar lain Tiap satuan terbuat dari dua bingkai bujursangkar dan empat
batang rusuk yang sejajar dan sama panjang semua satuan direkat sama sendirinya dengan arah
berputar

BAB 9 LAPISAN LANJAR


Keberagaman dan berbagai kemungkinannya untuk menambah jumlah lapisan lapisan
Kita dapat menumpangkan batang yang satu tepat di atas yang lain tapi dapat juga menyusunnya
dengan kedudukan atau arah yang Roncet

BAB 10 GARIS HUBUNG


Bahan dan ragang

Rangka lanjar Terus terbuat dari bahan yang tegar seperti kayu agar dapat berdiri kokoh
dan mampu menopang garis hubung Dengan kuat Ragang bidang papar untuk garis hubung.
Selain rangka lanjar Kita dapat juga menggunakan Raut bidang papar sebagai ragang bagi
pemasangan garis hubung. Garis hubung dalam Kubus bening

Garis hubung yang juga dan sejajar menghasilkan Raut Silinder Garis hubung yang
miring dan tidak sejajar menghasilkan hiperboloid Dengan permukaan yang Lengkung dan jujuh.
Hasil yang lebih rumpil Dan menarik dapat diperoleh dengan mengubah rancang menurut suatu
cara atau lebih

Buku Pembanding

DASAR-DASAR DESAIN

UNSUR RUPA

A.Garis
Unsur garis terdiri dari beberapa bagian yaitu :

 Garis adalah unsurrupa yang paling utaman apabila kita ingin menggambar ataupun
mendisain. Garis terdiri dari tiga macam, yaitu organis dimana garis tersebut mengadopsi
bentuk-bentuk garis yang terdapat di dalam. Garis ini memiliki bentuk yang lebih bebas.
 Garis jadain-geometris adalah garis yang terbentuk melalui sesuatu proses dan alat.
Aapabila kedua ujungnya ditautkan,akan tercipta raut yang secara geometris membentuk
sebuah bidang.
 Garis sebagai batas adalah garis yang terbentuk apabila ada dua bidang atau permukaan
berbeda kedudukannya.
Ada emapat bentuk garis yaitu:

 Garis sebagai outlien yaitu siluet atau garis pinggir ganbar bayangan dari sebuah benda
atau bayangan.
 Garis sebagai kontur yaitu garis yang menghubungkan titik-titik yang mempunyai
ketinggian sama pada suatu area lengkap.
 Garis sebagai kaligrafi yaitu keindahan garis yang berbasis pada huruf arab.
 Garis ekspresif yaitu garis yang seolah-olah dicoretkan secara spontan yang mempunyai
kesan gerak dan arah yang dinamis.
Garis juga ada beberapa karakter yaitu : lurus, lengkung, dan Zigzag.

Beberapa simbol ekspresi pada garis yaitu :

 Garis tegak membengkok, memberi sugesti sedih,lesu, dan duka.


 Olakan-olakan keatas (upward swirls),yaitu hasrat yang berkobar-kobar.
 Horizontal berirama,yaitu malas dan tenang.
 Pancaran ke atas,yaitu idealisme
 Perspektif yang melenyap,yaitu kerinduan
 Perspektif yang membalik, yaitukebebasan mutlak.
 Air terjun, yaitu penurunan berirama.

B.Arah
Arah berperan untuk memberikan kesan gerak dalam irama dan bertujuan agar
gerakan maupun irama yang terjadi tetap membentuk suatu kesatuan dan tidak keluar dari
bidang gambar.

Ada dua peranan arah yaitu :

 Arah komplementer yaitu arah yang berlawanan dan bertujuan untuk penerapan dalam
desain atau lukisan agar kesan gerak yang ditimbulkan oleh arah tidak keluar bidang
gambar.
 Arah gelang-gelang yaituarah yang yang bergerak seolah-olah memutar mengelilingi
suatu pusat dan bertujuan untuk tidak keluar dari bidang gambar.

1. Bidang yaitu garis berbeda arah dan saling berpotongan.


2. Ukran yaitu perbedaan jarak antar garis dan antar bidang membentuk sebuah ukuran.
3. Khoma yaitu deret intensitas dari warna.
4. Warna yaitu garis atau bidang dapat memiliki bermacam-macam warna.
5. Nada yaiyu garis atau bidang yang memiliki nada.\

Perinsip Penataan Rupa


 Ulang
 Mirip
 Kontras
 Keutuhan
 Gerak
 Irama
 Ragam
 Proporsi
 Aksentuasi
 Dominan
 Keseimbangan
C.Bidang
Beberapa garis yang berbeda arah dan saling berpotongan akan membentuk bidang atau
pola (pattern)

Bidang bersifat dua dimensi atau bermatra dua.

Berikut adalah bagian-bagian bidang;

1) Panjang dan lebar


2) Raut (shape)
3) Permukaan
4) Orientasi(pedoman), dan

Kedudukan (posisi)

D.Ukuran
Perbedaan antara garis dan bidang akan membentuk ukuran.

E.Tekstur
Setiap material mempunyai tekstur sendiri, tekstur adalah susunan bahan pada sebuah
bidang.Tekstur mempunyai dua pengukur atau nilai,yaitu;

 Kuantitatif (licin,halus,dan kasar)


 Kualitatif (pengalaman pisikis terhadaf tekstur)

Tekstur juga dibedakan menjadi dua jenis,yaitu;

 Tekstur raba
 Tekstur lihat
 Tekstur semerta
 Tekstur mekanis

Tujuan membuat tekstur tidak hanya untuk memenuhi kebutuhan artistic saja,seperti juga
fungsional , seperti mempertegas atau mendukung suasana.

F.Khroma

Adalah deret intensistas dari warna.dalam hal ini khroma merupakan pikmen
warna.

G.Nada
Garis atau bidang mempunyai nada.

H.Warna
Garis atau bidang dapat memiliki macam-macam warna ,misalnya merah,biru,kuning,dan
sebagianya.

PRINSIP PENATAAN RUPA

A.Ulang
Semua unsur seni rupa memungkinkan pengulangan.Tolak ukur adalah selisih antara dua bentuk
yang letaknya di dalam ruang.

B. Mirip
Pada prinsipnya semua unsur seni rupa yang panduan satu sama lainya saling mirip dan
dengan interval sedang akan menimbilkan laras.

C. Kontras
Kontras atau perbedaan yang drastic merupakan sebuah dinamika dari semua eksitensi.

D. Keutuhan
Keutuhan dan kesatuan merupakan tujuan akhir yang harus dicapai dalam penciptaan suatu
komposisi dan desain,agar hasil karya tersebut dapat dikatakan baik dan menarik untuk dilihat.

E. Gerak
Didalam perancangan ,gerak adalah suatu susunan unsur-unsur rupa yang teratur pada suatu
komposisi dan penyuaian arah yang menuju pada suatu tujuan.

F. Irama
Dalam seni rupa irama adalah gerak teratur,berikut iyalah empat jenis irama,yaitu;

1. Repetition(perulangan)
2. Alternation(silih berganti)
3. Progression(progresil)
4. Regression(regresi)

G. Ragam
Ragam merupakan fariasi dari sebuah garis,bidang,dan lain-lain.

H. Proporsi
Adalah perbandingan dari sesuatu ukuran yang dinyatakan dengan bilangan dan
symbol.yang seiring oleh zaman proporsi itu penting,suatu komposisi fisual dinyatakan baik
apabila memiliki proporsi yang pas.

KEUNGGULAN DAN KELEMAHAN BUKU

Dapat ditrik kesimpulan,dari hasil kritik dengan judul buku “Beberapa Asas
Merancnag Dwimarta” yang dibuat oleh penerjemah Drs.Adjat Sakri, M.Sc,dan
penyuting DR. Sudjoko dan penerbit Wong,Wucius dapat disimpulkan bahwa buku ini
sudah baik,mudah dipahami mahasiswa dan kelebihan lebih banyak dibandingkan
kelemahannya. Hal ini dapat dilihat dari bahasa yang di gunakan sudah bahasa baku dan
sistematika penulisan sudah memenuhi syarat sesuai dengan format penulian yang telah
di tentukan. Disamping itu juga terdapat kelemahan atau kekurangan dalam buku ini
yakni dalam penggunaan ejaan bahasa indonesia yang baik dan benar. Masih terdapat
beberapa kata yang tidak sesuai dengan ejaan bahasa Indonesia dan terdapat juga
pemberian spasi yang kurang efektif.

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Buku yang berjudul “Beberapa Asas Merancnag Dwimatra” oleh penerjemah Drs.Adjat
Sakri, M.Sc, dan penyuting DR.Sudjoko dan penerbit Wong,Wucius. Buku ini terdiri dari 6 bab,
diantaranya Pendahulaun, Bentuk, Perulangan, Racana, Kemiripan, dan Roncetan. Setiap bab
yang berada dalam buku ini saling berkaitan antara yang satu dengan yang lainnya dan tersusun
secara sistematis.

Didalam buku ini juga memiliki beberapa kekurangan dan kelebihan. Secara sistematis
buku ini sudah sangat baik dan relevan dengan judul pembahasan hanya saja terdapat beberapa
kekurangan seperti bahasa dan ejaan yang belum sesuai dengan penulisan bahasa indonesia yang
baik dan benar.
B. Saran

Buku ini sangat baik dibaca untuk seorang guru, calon guru ataupun tenaga pendidikan
karena dalam setiap bab sudah terkait dengan pendidikan masa kini

Buku ini merupakan buku yang cocok dan tepat sebagai buku pegangan mahasiswa yang
menjalani mata kuliah Nirmana dwimatra, karena kedua buku ini memiliki bahasa yang dapat
dimengerti mahasiswa yang baru belajar Nirman Dwimatra dan penyusunan materi yang
sistematis. Namun tidak menutup kemungkinan agar mahasiswa menggunakan beberpara
referensi buku lain sebagai pegangan dalam Nirmana.

DAFTAR PUSTAKA

Wong, Wucius. 1986. Beberapa asas menggambar dwimatra. Bandung, ITB

Irawan,B. dan Tamara,P. Dasar-Dasar Desain, Depok: Griya Kreasi.

Anda mungkin juga menyukai