Anda di halaman 1dari 17

CRITICAL BOOK RIVIEW

DISUSUN OLEH :

Nama : Ribka Riana Aritonang


NIM : 2203111039
Kelas : REG E

Mata Kuliah : Keterampilan Menyunting

Dosen Pengampu : Achamd Yuhdi, M.Pd.

PROGRAM STUDI S1 PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA


INDONESIA DAN DAERAH

FAKULTAS BAHASA DAN SENI

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

2022

1
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan
rahmat dan karunianya sehingga penulis dapat menyelesaikan Critical Book Review.
Dalam pembuatan makalah ini, penulis mendapat bantuan dari buku, maka pada
kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada Bapak Achamd Yuhdi, M.Pd.
sebagai dosen pengampu mata kuliah “Keterampilan Menyunting”.

Penulis menyadari dalam makalah ini masih terdapat kekurangan. Oleh karena itu, kritik
dan saran yang membangun penulis harapkan untuk perbaikan dan penyempurnaan artikel
ini. Semoga artikel ini dapat bermanfaat bagi penulis khususnya dan bagi pembaca umumnya.

Binjai, 1 Oktober 2022

Ribka Riana Aritonang

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...........................................................................................................................2
DAFTAR ISI.........................................................................................................................................3
BAB I....................................................................................................................................................4
PENDAHULUAN.................................................................................................................................4
A. Latar Belakang...........................................................................................................................4
B. Rumusan Masalah......................................................................................................................4
C. Tujuan Penulisan.......................................................................................................................4
BAB II...................................................................................................................................................6
PRIVIEW BUKU..................................................................................................................................6
A. Buku Utama...............................................................................................................................6
B. Buku pembanding....................................................................................................................10
BAB III................................................................................................................................................14
ANALISIS BUKU...............................................................................................................................14
BAB IV...............................................................................................................................................16
PENUTUP...........................................................................................................................................16
A. Kesimpulan..............................................................................................................................16
B. Saran........................................................................................................................................16
DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................................................17

3
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Keterampilan membuat CBR pada penulis dapat menguji kemampuan dalam meringkas
dan menganalisis sebuah buku serta membandingkan buku yang dianalisis dengan buku yang
lain, mengenal dan memberi nilai serta mengkritik sebuah karya tulis yang dianalisis.

B. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah untuk penulisan ini, yaitu:
1. Apa saja yang menjadi isi dari buku utama?
2. Apa saja yang menjadi isi dari buku pembanding?
3. Apa kekurangan dan kelebihan diantara kedua buku tersebut?

C. Tujuan Penulisan
Maka tujuan dari penulisan ini, yaitu:
1. Dapat mengetahui isi dari buku utama.
2. Dapat mengetahui isi dari buku pembanding.
3. Dapat mengetahui kekurangan dan kelebihan antara kedua buku tersebut
D. Identitas Buku
a. Buku Utama
 Judul: Terampil Menyunting Teks bahasa indonesia
 Penulis: achmad yuhdi
 Tahun terbit: 2021
 Penerbit: format publishing
 Jumlah halaman: x+194
 Kota terbit: Medan
b. Buku pembanding
 Judul: kederaksian dan penyuntingan
 Penulis: Dr. Haryadi, m.pd.
 Tahun terbit: 2021
 Penerbit: Tunas Gemilang Press
 Jumlah halaman: vii + 189

4
 Kota terbit: Yogyakarta

5
BAB II

PRIVIEW BUKU
A. Buku Utama
BAGIAN 1

Hakikat Penyuntingan

Penyuntingan, yaitu: (1) orang yang bertugas/diberi tugas menyiapkan naskah yang siap
untuk dicetak; (2) orang yang bertugas merencanakan dan mengarahkan penerbitan media
(massa) cetak; (3) orang yang bertugas menyusun dan merakit film atau pita rekaman.
Defensi lain mengatakan penyuntingan adalah aktivitas menyiapkan naskah dan sebagainya
untuk diedarkan atau diterbitkan dalam bentuk cetakan dengan memperhatikan tata penyajian
(Wibowo, 2016).

Tugas penyuntingan naskah menurut Eneste (2007):

1. Menyunting naskah dari segi kebahasaan, misalnya: pemakaian ejaan, tata istilah,
diksi, struktur kalimat, dan isi materi.
2. Memperbaiki naskah dengan persetujuan penulis;
3. Membuat naskah menjadi lebih mudah dan enak dibaca, serta tidak membuat
pembaca bingung;
4. Membaca dan mengoreksi

Tujuan penyuntingan:

1. Membuat naskah menjadi bersih dari kesalahan kebahasaan


2. Membuat naskah yang akan dimuat, diterbitkan lebih mudah dibaca/ didengar
pembaca, pendengar atau pemerhati situs internet menangkap isi tulisan.
3. Menjadi sebuah jembatan
4. Dalam sebuah butir kode etik penyuntingan ditulis “tujuan utama pekerjaan seorang
penyunting naskah adalah mengolah naskah hingga layak terbit sesuai dengan
ketentuan yang diberlakukan dan disyaratkan oleh penerbit”. (Laksono, 2019)

Manfaat penyuntingan ada tiga yaitu: (1) penyuntingan akan mempertajam segmentasi dan
posotioning tulisan, (2) penyuntingan dapat memperbaiki tingkat keterbacaan tulisan, (3)
penyuntingan dapat meningkatkan gengsi dan kredebilitas penulis.

6
BAGIAN II

Penyuntingan Media Cetak

1. Menyunting Surat Kabar

Secara umum komposisi surat kabar terdiri dari berita, artikel, fiksi, dan foto/bagian
menurut Siregar (2000: 75). Dalam media cetak (surat kabar) akan dimuat sekitar 50% berita;
20% artikel; fiksi 5%; dan foto dan bagan 25%. Ukuran kertas yang digunakan surat kabar
berkisar antara 35 cm x 58 cm. Berita merupakan laporan peristiwa yang memenuhi keempat
unsur yakni cepat, faktual, penting, dan menarik. Trik dalam menulis berita, yaitu perhatikan
bagian awal/ pembuka/ opening; pertajam pada bagian pertengahan; dan tutup dengan
kesimpulan/ penutup.

2. Menyunting Buku

Jika merujuk UU Nomor 3 Tahun 2017 tentang sistem perbukuan, terdapat jenis buku teks
yang dikategorikan sebagai terbitan ilmiah seperti buku ilmiah, bunga rampai, majalah, dan
prosiding, selain itu terbitan popular dapat berupa memoir, biografi, autografi, katalog, buku
panduan, dan buku modul. Menurut Tim LIPI Press (2018) buku ilmiah wajib memenuhi
ketentuan sebagai berikut: diterbitkan oleh sebuah lembaga penerbitan; memiliki
International Standart Book Number (ISSN); melewati proses editorial yang mencakup
pemeriksaan kebenaran keilmuan dan tata bahasa; dan berisi dari 49 halaman yang mencakup
halaman isi saja tidak mencakup halaman awal dan halaman akhir. ‘

3. Menyunting Artikel Ilmiah

Salah satu bentuk karya ilmiah yang banyak ditulis adalah artikel ilmiah, baik itu
dipresentasikan pada suatu pertemuan ilmiah, seperti seminar dan konfrensi maupun
publikasi melalui majalah ilmiah seperti jurnal dan buletin. Makalah merupakan bentuk karya
ilmiah paling sederhana yang pembahasannya bersifat emperis-objektif.

Penyuntingan Media Elektronik

Kridalaksana (2006) mencatat ada empat fungsi bahasa yang menuntut penggunaan ragam
bahasa yaitu komunikasi resmi; wacana teknis; pembicaraan di depan umum; pembicaraan
dengan orang yang dihormati.

BAGIAN III

7
Piranti Penyuntingan

1. Ejaan Bahasa Indonesia

Pemakaian huruf, abjad yag digunakan Ejaan Bahasa Indonesia terdiri dari 26 huruf.
Huruf vokal terdiri dari a, i, u, e, o. Huruf miring digunakan untuk menuliskan judul buku,
nama makalah, atau nama surat kabar yang dikutip dalam tulisan, termasuk dalam daftar
pustaka. Huruf tebal digunakan untuk menegaskan bagian tulisan yang sudah ditulis miring
dan dipakai untuk menegaskan bagian kerangan seperti judul buku, bab atau subbab.

2. Penulisan Kata

Kata dasar ditulis sebagai satu kesatuan; imbuhan terdiri dari awalan, akhir serta
gabungan. Bentuk ulang ditulis dengan menggunakan tanda hubung. Gabungan kata sering
disebut kata majemuk. Pemenggalan kata dilakukan jika tengah kata terdapat huruf vokal
yang berurutan, huruf diftong, jika di tengah kata kata dasar terdapat huruf konsonan, jika di
tengah terdapat dua huruf konsonan. Kata depan seperti di, ke, dan dari. Partikel -lah, -kah,
dan -tah. Angka Arab dan Romawi biasa digunakan sebagai lambang bilangan atau nomor.
Unsur serapan biasa menyerap dari bahasa jawa, sunda, dan bali dan juga bahasa asing seperti
sansekerta, arab, portugis, belanda, dll.

Kalimat yang benar haruslah memenuhi syarat gramatikal artinya kalimat itu harus
disusun berdasarkan kaidah-kaidah yang berlaku, seperti unsur-unsur penting yang harus
dimiliki setiap kalimat; memperhatikan ejaan yang disempurnakan; serta memilih kata yang
tepat dalam kalimat. Kaidah Bahasa Indonesia meliputi: kaidah pembentukan kata, kaidah
penyusunan kalimat, kaidah penyusunan paragraf, dan penataan penalaran.

BAGIAN IV

Menyunting Teks Bahasa Indonesia

1. Menyunting teks eksplanasi

Teks eksplanasi adalah teks yang menjelaskan mengenai proses mengenai fenomena alam
maupun sosial. Struktur teks eksplanasi yaitu pernyataan umum, urutan penjelasan, dan
interprestasi. Dalam menyusun teks ini harus memperhatikan hal berikut: menggunakan
kalimat pasif, menggunakan kongjungsi kasual dan waktu, terdapat istilah ilmiah,
menggunakan kata kerja material dan rasional, dan menggunakan informative.

8
2. Menyunting teks prosedur

Teks prosedur adalah teks yang mendeskripsikan bagaimana suatu dapat diselesaikan
sesuai dengan tahap demi tahap. Struktur teks ini adalah judul, tujuan, alat dan bahan, dan
langkah-langkah. Ciri kebahasaan teks prosedur: kalimat imperatif, kalimat deklaratif,
kalimat introgatif, konjungsi temporal, verba material dan tingkah laku, partisipan manusia,
dan bilangan penanda.

3. Menyunting teks eksposisi

Teks eksposisi adalah tulisan yang bertujuan mengklarifikasi sebuah persoalan. Struktur
teks eksposisi adalah tesis, argumentasi, dan penugasan ulang. Ciri kebahasaan teks eksposisi
yaitu: menggunakan pronominal, menggunakan konjungsi, dan menggunakan kata leksiokal
tertentu.

4. Menyunting teks persuasi

Teks persuasi adalah suatu seni verbal yang bertujuan meyakinkan seseorang agar
melakukan sesuatu yang dikehendaki oleh pembicara. Struktur teks persuasi pengenalan isu,
rangkaian argumentasi, pernyataan ajakan, dan penegasan kembali. Ciri kebahasaan teks
tersebut harus menggunakan kata-kata bujukan, menggunakan kata yang bersifat imperatif,
menggunakan kata istilah yang sesuai dengan topik yang dibahas, dan menggunakan kata
penghubung yang bersifat argumentatif.

5. Menyunting teks deskripsi

Teks deskripsi adalah suatu karangan untuk menjelaskan sesuatu. Struktur teks deskripsi
identifikasi, klasifikasi, dan deskripsi bagian. Ciri kebahasaan teks ini paragraf deskripsi
menggambarkan suatu objek, paragraf yang digambarkan dijelaskan secara padat serta
terperinci, dll.

6. Menyunting teks negoisasi

Teks negoisasi adalah teks yang berbentuk interaksi sosial yang berfungsi untuk mencari
kesepakatan antar dua pihak. Struktur teks negoisasi orientasi, pengajuan, penawaran, dan
persetujuan, dan penutup. Ciri kebahasaan teks ini bahasa bersifat persuasif dan sopan,
bahasa memuat unsur memerintah, bahasa memuat unsur kalimat deklaratif, bahasa

9
menggunakan kalimat efektif, bahasa membuat unsur perkataan, dan bahasa mengandung
unsur pebandingan.

7. Menyunting teks berita

Teks berita adalah laporan tentang fakta yang dapat menarik perhatian pembaca. Struktur
teks berita judul, teras, tubuh. Ciri kebahasaan teks berita menyampaikan informasi aktual
dan bersifat umum, fakta, menggunakan bahasa yang baku, fokus pada peristiwa yang terjadi,
menggunakan verba transitif, menggunakan kalimat langsung dan tidak langsung.

8. Menyunting teks anekdot

Teks anekdot adalah cerita lucu. Struktur teks anekdot abstraksi, orientasi, krisis atau
komplikasi, reaksi, dan koda. Ciri kebahasaan menggunakan kalimat langsung dan kalimat
tidak langsung, menggunakan nama tokoh orang ketiga, menggunakan keterangan waktu,
kata kerja material, kata penghubung, dan banyak menggunakan konjungsi penerangan atau
penjelas.

9. Menyunting teks diskusi

Teks diskusi adalah tipe teks memberikan persetujuan dan penolakan. Struktur teks
diskusi isu, argumen, dan kesimpulan. Ciri kebahasaan teks diskusi menggunakan istilah
umum tentang topik diskusi, memuat kata yang menunjukkan perbandingan, dan terdiri dari
kata pendukung atau menolak argumen.

B. Buku pembanding
Redaksi merupakan dapur dan menjadi jantung seluruh aktivitas institusi media massa.
Dengan keredaksian yang terimplementasi baik semua akan berjalan optimal. Jajaran
keredaksian dituntut bekerja teliti, akurat, disiplin, dan tepat waktu pada deadline yang
merupakan komintmen kontinyuitas kemunculan media tersebut (harian, minguan, bulanan,
dll.). Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (Depdiknas, 2008:945), redaksi adalah badan
yang memilih dan menyusun tulisan yang akan yang akan dimasukkan kedalam Koran. Tidak
dapat didefinisikan dengan jelas maksud dari keredaksian itu sendiri Karena definisi
keredaksian sangatlah luas. Namun penulis dapat menyimpulkan secara sederhana pengertian
keredaksian itu.

Keredaksian adalah sekelompok jajaran yang bekerja sama dengan proses rapat redaksi
untuk memutuskan peristiwa dan berita apa yang layak diterbitkan atau diangkat, dan mana

10
berita atau peristiwa yang tidak layak atau ditangguhkan untuk diterbitkan atau tidak.
Keredaksian merupakan bagian dari redaksi yang mengurus pencarian dan pelaporan berita.
Di anatarnya sebagai berikut. (1) Dewan Redaksi, (2) Pemimpin Umum, (3) Pemimpin
Redaksi, (4) Pemimpin Usaha, (5) Sekretaris Redaksi, (6) Redaktur Pelaksana, (7) Redaktur,
(8) Koordinator Liputan, (9) Wartawan/Reporter, (10) Redaktur Bahasa/Korektor Naskah,
(11) Fotografer, (12) Koresponden, (13) Kontributor, (14) Riset, Pustaka, dan Dokumentasi,
(15) Artistik, (16) Pracetak, (17). Tata letak, (18) Desain Grafis, (19) Keuangan, (20)
Auditor, (21) Akonting, (22) Kasir, (23) Pajak, (24) Penagihan, (25) Pelayanan, (26) Iklan,
(27), Sumber Daya Manusia (SDM), (28) Bisnis, (29) Humas, (30) Sirkulasi, (31) Distribusi,
(32) Pelanggan, (33) Return2.3 Fungsi Manajemen Keredaksian.

Penyuntingan berasal dari kata dasar sunting melahirkan bentuk turunan menyunting (kata
kerja), penyunting (kata benda), dan peyuntingan (kata benda). Kata menyunting bermakna
mempersiapkan naskah siap cetak atau siap terbit dengan memperhatikan segi sistematika
penyajiannya, isi, dan bahasa (menyangkut ejaan, diksi, dan struktur kalimat). Kata
penyuntingan juga bermakna pendeditan. Orang yang melakukan pekerjaan menyunting
disebut penyunting, yaitu orang yang bertugas menyiapkan naskah. Penyuntingan naskah
adalah proses, cara, perbuatan menyunting naskah. Tujuan Penyuntingan adalah sebagai
berikut. (1) Untuk menjadikan taipskrip sebagai karya yang sempurna yang dapat dibaca dan
dihayati dengan mudah oleh pembaca apabila diterbitkan kelak. (2) Untuk memastikan isi
dan fakta taipskrip berkenaan disampaikan dengan jelas, tepat, dan tidak bercanggah atau
menyalahi agama, undang-undang, etika dan norma masyarakat. (3) Untuk memastikan
pengaliran atau penyebaran idea daripada penulis kepada pembaca dapat disampaikan dalam
bahasa yang gramatis, jelas, indah dan menarik. (4) Untuk menjadikan persembahan e-buku
yang akan diterbitkan itu dapat menggambarkan nilai dan identiti karya itu sendiri sehingga
dapat menarik minat pembaca. (5) Menonjolkan identiti penerbit dengan memastikan e-buku
itu menepati gaya penerbitan penerbit. Manfaat penyuntingan naskah adalah sebagai berikut.
(1) Penyuntingan akan mempertajam segmentasi dan positioning tulisan kita. (2)
Penyuntingan dapat memperbaiki tingkat keterbacaan tulisan. (3) Penyuntingan dapat
menaikkan gengsi dan kredibilitas. model penyuntingan sebagai berikut. (1) Penyunting harus
mengetahui persis informasi tentang penulis naskah yang akan disuntingnya. (2) Penyunting
bukanlah penulis naskah. (3) Penyunting harus menghargai gaya penulis naskah. (4)
Merahasiakan informasi yang terkandung di dalam naskah. (5) Penyunting harus

11
berkonsultasi dengan penulis naskah terkait dengan hal-hal yang akan dirubah. (6)
Penyunting harus merawat dan menjaga naskah dengan baik hingga diterbitkan.

Ada 12 syarat menjadi penyunting sebagai berikut. (1) Menguasi Ejaan. (2) Menguasai
Tata Bahasa. (3) Melekat Erat dengan Kamus. (4) Memiliki Kepekaan Bahasa. (5) Memiliki
Pengetahuan Luas. (6) Memiliki Ketelitian dan Kesabaran. (7) Memiliki Kepekaan terhadap
SARA dan Pornografi. (8) Memiliki Keluwesan. (9) Memiliki Kemampuan Menulis. (10)
Menguasai Bidang Tertentu. (11) Menguasai Bahasa Asing. (12) Memahami Kode Etik
Penyuntingan.

Ada enam kode etik penyuntingan yang perlu diketahui oleh seorang penyunting, yaitu
sebagai berikut. (1) Penyunting naskah wajib mencari informasi mengenai penulis naskah
sebelum memulai menyunting naskah, (2) Penyunting naskah bukanlah penulis naskah, (3)
Penyunting naskah wajib menghormati gaya penulis naskah, (4) Penyunting naskah wajib
merahasiakan informasi yang terdapat dalam naskah yang disuntingnya, (5) Penyunting
naskah wajib mengonsultasikan hal-hal yang mungkin akan diubahnya dalam naskah, (6)
Penyunting naskah tidak boleh menghilangkan naskah yang akan, atau sedang, atau telah
disunting.

Pra-penyuntingan naskah adalah hal-hal yang harus diperhatikan oleh seorang penyuting
sebelum mulai menyunting naskah. Di antaranya kelengkapan naskah, daftar isi, informasi
mengenai penulis, catatan kaki, subbab dan sub-subbab, ilustrasi, tabel, gambar, dan
pembacaan sepintas. Sebelum menyunting naskah, penyunting naskah harus memastikan
ragam naskah yang dihadapinya itu. Ada beberapa ragam naskah, yaitu sebagi berikut. (1)
Fiksi >< Ilmiah, (2) Populer >< Ilmiah, (3) Anakanak >< Dewasa, (4) (5)Sekolah ><
Nonsekolah (Umum), (6) Jenjang Pendidikan, (7) Bidang Keilmuan, (7) Daftar Isi, (8)
Subbab dan Sub-subbab, (9) Ilustrasi/Tabel/Gambar, (10) Catatan Kaki, (11) Informasi
mengenai Penulis, (12) Membaca Naskah secara Keseluruhan.

Tugas seorang penyunting naskah adalah membuat naskah menjadi bisa dibaca sekaligus
enak dibaca. Dapat dikatakan 130 Keredaksian dan Penyuntingan 120 bahwa penyunting
naskah adalah perantara penulis dan pembaca. Untuk dapat melakasanakan penyuntingan
naskah dengan baik, seorang penyunting naskah perlu memeriksa hal-hal berikut.(1) ejaan,
(2) tatabahasa, (3) kebenaran fakta, (4) legalitas, (5)konsistensi, (6) gaya penulis, (7)
konvensi penyuntingan naskah, (8) gaya penerbit atau gaya selingkung. Penulisan ejaan
sesuai fungsinya dapat memengaruhi pemahaman pembaca terhadap tulisan sehingga harus

12
ditulis dengan benar. Penggunaan ejaan yang benar telah diatur dalam PUEBI. PUEBI
mengatur hal-hal sebagai berikut. (1) Pemakaian Huruf (Huruf Abjad, Huruf Vokal, Huruf
Konsonan, Huruf Diftong, Gabungan Huruf Konsonan, Huruf Kapital, Huruf Miring, dan
Huruif Tebal); (2) Penulisan Kata (Kata Dasar, Kata Berimbuhan, Bentuk Ulang, Gabungan
Kata, Pemenggalan Kata, Angka dan Bilangan, Kata Depan, Kata Ganti ku- kau-, -ku, -mu,
dan -nya, kata si dan sang). (3) Pemakaian Tanda Baca (Tanda Titik, Tanda Koma, Tanda
Titik Koma, Tanda Titik Dua, Tanda Hubung, Tanda Pisah, Tanda Tanya, Tanda Seru, Tanda
Elipsis, Tanda Petik, Tanda Petik Tunggal, Tanda Kurung, Tanda Garis Miring, Tanda
Penyingkat atau Apostrof; (4) Penulisan Unsur Serapan. Tatabahasa berkaitan dengan hal-hal
lebih kompleks dan rumit, yaitu menyangkut kata dan kalimat. Jika tidak menguasai ejaan,
sulitlah bagi kita untuk menuasai tatabahasa. Pada subbab ini dibicarakan bentuk kata, pilihan
kata, pemakaian kata, pemakaian kata tertentu, dan kalimat.

Hal yang perlu diperhatikan penyunting naskah adalah kelengkaoan naskah, nama penulis,
daftar isi, sistematika bab, tabel/ilustrasi/gambar, prakata/kata sambutan/kata pengantar,
catatan kaki, daftar pustaka, daftar istilah, lampiran, indeks, biografi singkat, sinopsis, dan
nomor halaman.

Untuk memperbaiki kesalahan-kesalahan itu, lazim dipergunakan tanda-tanda koreksi


tertentu, sehingga antara penulis dan dosen, atau antara penulis dan penerbit, terjalin
pengertian yang baik tentang apa yang dimaksud dengan tanda koreksi itu. Tandatanda
koreksi itu dapat ditempatkan langsung dalam teks atau pada pinggir naskah sejajar dengan
baris yang bersangkutan. Tiap tanda perbaikan dalam baris tersebut (kalau ada lebih dari satu
perbaikan pada satu baris) harus ditempatkan berturut-turut pada bagian pinggir kertas; bila
perlu tiap-tiapnya dipisahkan dengan sebuah tanda diagonal atau garis miring.

Dalam dunia penyuntingan terdapat berbagai macam naskah. Dengan naskah yang
beragam, maka cara penyuntingan pun disesuaikan dengan naskah yang akan disunting.
Ragam-ragam naskah mempunyai ciri-ciri tertentu. Oleh karenaitu, penyunting juga
diharapkan untuk memahami betul bentuk suatu naskah. Hal ini akan mempengaruhi tata cara
menyuntingnya. Naskah adalah karangan seseorang yang belum diterbitkan. Berdasarkan
cara penerbit memperolehnya, naskah dibagi menjadi enam macam, yaitu naskah spontan,
naskah pesanan, naskah yang dicari editor, naskah terjemahan, naskah sayembara, dan naskah
kerja sama. Naskah terdiri dari berbagai macam, yakni naskah fiksi, naskah sastra, naskah
buku sekolah, naskah bacaan anak, naskah perguruan tinggi, naskah musik, naskah biologi,

13
naskah kamus, naskah ilmiah, naskah ilmiah populer, naskah terjemahan, dan naskah
matematika, fisika, dan kimia. Penyuntingan naskahnaskah ini mempunyai ciri khasnya
masing-masing.

BAB III

ANALISIS BUKU
A.Analisa Buku

a.kelebihan buku

a.buku utama

 Cukup lengkap untuk dijadikan referensi buku mahasiswa khususnya pada


mata kuliah Metodologi Penelitian dan juga masyarakat umum.
 Pemilihan dan penggunaan kata mudah dipahami. Sehingga pembaca tidak
terbatas dari satu kalangan saja.
 Pengertian suatu istilah dijelaskan secara terperinci sehingga memudahkan
pembaca untuk mengerti apa maksud dari istilah tersebut.
 Materi-materi dari bab satu hingga bab sepuluh, disajikan dengan
perbandingan pendapat dari beberapa ahli. Hal ini tentunya membuat pembaca
dapat memahami sebuah materi lebih dari satu sisi.
 Menyajikan tabel penjelasan.
 Warna sampul tidak begitu mencolok dan desain buku menarik serta mudah
diingat.
 Banyak mengambil referensi dari berbagai buku dan jurnal

b.buku pembanding

 Cukup lengkap untuk dijadikan referensi buku mahasiswa khususnya pada


mata kuliah strategi pembelajaran. Namun tidak menutup kemungkinan untuk
masyarakat umum.
 Pemilihan dan penggunaan kata mudah dipahami. Sehingga pembaca tidak
terbatas dari satu kalangan saja.

14
 Pengertian suatu istilah dijelaskan secara terperinci sehingga memudahkan
pembaca untuk mengerti apa maksud dari istilah tersebut.
 Warna sampul tidak begitu mencolok dan desain buku menarik serta mudah
diingat
 Dalam buku ini, menggunakan huruf yang ditebalkan ketika kata tersebut
adalah kata penting sehingga pembaca dapat terbantu.
 Banyak mengambil sumber referensi buku dan jurnal
 Terdapat gambar membuat pembaca lebih memahami maksud penulis
 Terdapat kesimpulan setiap bab

b.kekurangan buku

a.buku utama

 Terdapat kata yang salah


 Ketidaksesuain daftar isi dengan halaman sebenarnya
 Tidak tersedia kesimpulan

b.buku pembanding

 Terdapat penulisan kata yang salah


 Lampiran gambar yang disajikan buram

15
BAB IV

PENUTUP
A. Kesimpulan
Dalam buku pertama penjelasan mengenai menyunting lebih menjelaskan secara umum
sedangkan buku pemanding lebih berfokus. Sehingga dapat di simpulkan kedua buku dapat
dijadikan sebagai pegangan mahasiswa yang mana buku pertama adalah buku awal yang
dibaca lalu setelahnya membaca buku kedua.

B. Saran
Saran saya adalah untuk buku utama dan buku pembanding, harus lebih memperhatikan
kembali tulisannya agar tidak terjadi kesalahan dan kekurangan.

16
DAFTAR PUSTAKA
Yuhdi, Achmad. 2021. Terampil Menyunting Teks Bahasa Indonesia. Medan: Format
Publishing.

Haryadi. 2021. Keredaksian Dan Penyuntingan. Yogyakarta: Tunas Gemilang Press.

17

Anda mungkin juga menyukai