Anda di halaman 1dari 11

CRITICAL JURNAL REVIEW

Oleh:
NANDA JULIA CITRA WARUWU (2223210042)

Dosen Pengampu: Ita Khairani S.Pd.,M.Hum

PROGRAM STUDI SASTRA INDONESIA


JURUSAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA
FAKULTAS BAHASA DAN SENI
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2022

1
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur saya panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Kuasa atas berkat dan karuniaNya
sehingga penulis dapat menuntaskan penyusunan laporan Critical Jurnal Review dengan baik
dan tepat waktu untuk memenuhi tugas mata kuliah sejarah sastra. Penulis berterima kasih
kepada Ita Khairani S.Pd.,M.Hum selaku dosen mata kuliah sejarah sastra. Penulis juga
berterima kasih kepada orang tua atas doa dan dorongan yang diberikan pada penulis hingga
saat ini. Penulis berharap supaya Critical Journal Review ini dapat membantu dalam menambah
pengetahuan dan pengalaman untuk para pembaca. Penulis juga menyadari masih banyak
kekurangan dalam penulisan jurnal ini, baik itu dari bahasa yang digunakan maupun dari teknik
penyajiannya. Untuk itu penulis sangat mengharapkan saran dan kritik yang membangun demi
kesempurnaan tulisan. Akhir kata penulis ucapkan terima kasih kepada pembaca yang telah
meluangkan waktu untuk membaca Critical Journal Review ini.

Medan, 17 Oktober 2022

Penulis

2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ........................................................................................................................... 2
BAB I ...................................................................................................................................................... 4
PENDAHULUAN ................................................................................................................................. 4
1. 1 PENTINGNYA CJR ........................................................................................................... 4
1. 2 TUJUAN PENULISAN CJR ............................................................................................. 4
1. 3 MANFAAT CJR ................................................................................................................. 4
BAB II .................................................................................................................................................... 5
IDENTITAS JURNAL ......................................................................................................................... 5
1. Identitas Jurnal Utama ............................................................................................................. 5
2. Identitas Jurnal Pembanding................................................................................................... 5
BAB II .................................................................................................................................................... 6
RINGKASAN ISI JURNAL................................................................................................................. 6
1. Ringkasan Jurnal Utama.......................................................................................................... 6
2. Ringkasan Jurnal Pembanding................................................................................................ 7
BAB III................................................................................................................................................... 9
KELEBIHAN DAN KEKURANGAN ................................................................................................ 9
1. Kelebihan Jurnal Utama .......................................................................................................... 9
2. Kekurangan Jurnal Utama ...................................................................................................... 9
1. Kelebihan Jurnal Pembanding ................................................................................................ 9
2. Kekurangan Jurnal Pembanding ............................................................................................ 9
BAB IV ................................................................................................................................................. 10
PENUTUP ............................................................................................................................................ 10
KESIMPULAN ............................................................................................................................ 10
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................................................... 11

3
BAB I

PENDAHULUAN
1. 1 PENTINGNYA CJR
Rasionalisasi Pentingnya Critical Jurnal Review (CJR) merupakan suatu hal yang penting
bagi mahasiswa karena dapat mempermudah dalam membahas inti dari jurnal yang telah ada.
Terdapat beberapa hal penting sebelum kita mereview jurnal, seperti menemukan jurnal yang
sesuai dengan topik yang diangkat, membaca keseluruhan dari isi jurnal dan mencoba untuk
menuliskan kembali dengan bahasa sendiri pengertian dari jurnal tersebut. Jurnal memiliki
beberapa ciri-ciri, seperti dibatasi sesuai ketentuan yang talah ditetapkan oleh penerorganisasi
yang memuat jurnal ilmiah, memiliki judul dan nama penulis, alamat email dan asal organisasi
penulis serta terdapat abstrak yang berisi ringkasan dari isi jurnal, pengenalan, kelebihan dan
kekurangan, implementasi, kesimpulan dan daftar pustaka. Langkah penting dalam mereview
sebuah jurnal, yaitu mengemukakan bagian pendahuluan, bagian diskusi dan bagian
kesimpulan. Penulisan Critical Jurnal Review ini bertujuan untuk membandingkan dua buah
jurnal yang berbeda sebagai bahan referensi. Masing-masing hasil penulisan jurnal tidaklah
luput dari kelebihan dan kekurang yang ada. Maka dari itu, diperlukanlah analisis kritikan
terhadap kedua jurnal tersebut dalam hal perbandingan. Penulisan kritikan ini diharapkan dapat
membantu dan memberikan pemahaman banyak kepada pihak-pihak yang ingin menjadikan
kedua jurnal tersebut sebagai referensi
1. 2 TUJUAN PENULISAN CJR
1. Memenuhi tugas mata kuliah Sejarah Sastra
2. Memahami dan menganalisis kelebihan dan kekurangan dari suatu jurnal.
3. Mempermudah dalam membahas inti hasil penelitian yang telah ada.
4. Mencari dan mengetahui informasi yang ada dalam suatu jurnal.

1. 3 MANFAAT CJR
1. Membantu semua kalangan dalam mengetahui inti dari hasil penelitian yang terdapat
dalam suatu jurnal.
2. Menjadi bahan evaluasi dalam pembuatan suatu jurnal di penerbitan berikutnya.

4
BAB II
IDENTITAS JURNAL

1. Identitas Jurnal Utama

1. Judul : Tema dalam Novel-Novel Periode Balai Pustaka


2. Nama Jurnal : Jurnal Ide Bahasa
3. Penulis Jurnal : Devi Cintia Kasimbara, Wahyuningsih, Kodrat Eko Putra
4. Tahun Terbit : 2021
5. Penerbit : Universitas PGRI Madiun
6. ISSN : 2685-0559/2684 673x
7. Volume : 3, Nomor 1

2. Identitas Jurnal Pembanding

1. Judul : Comparison of Language Styles in Novel


Atheist by Achdiat Karta Mihardja and Novel Telegram by
Putu Wijaya
2. Nama Jurnal : Jurnal Ilmu Bahasa
3. Penulis Jurnal : Andi Aryana, Muhammad Darwis, Nurhayati
4. Tahun Terbit : 2018
5. Penerbit : Universitas Hasanuddin
6. ISSN : 2621-5101/ 2354-7294
7. Volume : 6, Nomor 1

5
BAB II

RINGKASAN ISI JURNAL


1. Ringkasan Jurnal Utama
Ratna (2011: 88) mengungkapkan bahwa dalam menganalisis sebuah karya sastra
dengan menggunakan pendekatan apapun selalu didahului dengan menganalisis struktur karya
itu sendiri. Strukturalisme dalam penelitian sastra dipandang sebagai suatu teori yang telah
berhasil memasuki hampir seluruh bidang kehidupan manusia karena strukturalisme dianggap
sebagai salah satu teori modern yang berhasil membawa manusia pada pemahaman yang
maksimal.
Dalam penelitian ini penulis akan mengkaji novel-novel Indonesia pada periode Balai
Pustaka. Periode ini dipilih dengan alasan bahwa ini adalah periode awal munculnya sastra
Indonesia modern sehingga perlu kiranya mengetahui lebih lanjut mengenai novel-novel yang
menjadi tonggak sejarah munculnya karya sastra Indonesia modern. Selain itu, jika diamati
novel-novel dalam periode Balai Pustaka memiliki kesamaan dimana dalam penelitian ini,
penulis akan mengkaji tema dalam novel-novel Indonesia pada periode Balai Pustaka.
Penelitian ini berfokus pada novel-novel dalam periode Balai Pustaka saja, yang mana
menurut Pradopo lahirnya periode Balai Pustaka sekitar tahun 1920 dan melemahnya kekuatan
atau lenyapnya di sekitar tahun 1940. Waktu terintegrasinya kekuatan (dan ciri-ciri) sastra
Balai Pustaka antara 1925-1935. Penelitian ini membahas novel-novel periode Balai Pustaka
dalam rentang waktu tahun 1920-1935 untuk melihat bagaimana tema-tema yang dominan
dalam periode awal sejarah sastra Indonesia. Dipilihnya periode Balai Pustaka dalam penelitian
ini karena pada periode ini banyak bermunculan novel-novel yang nenandai awal berkiprahnya
Sastra Indonesia. Adapun ciri-ciri ekstra estetik karya sastra dalam periode Balai Pustaka
menurut Pradopo, yaitu (1) bermasalah adat, terutama masalah adat kawin paksa, permaduan,
dan sebagainya; (2) pertentangan paham antara kaum tua dengan kaum muda. Kaum tua
mempertahankan adat lama, sedang kaum muda menghendaki kemajuan menurut paham
kehidupan modern; (3) latar cerita pada umumnya latar daerah, pedesaan, dan kehidupan
daerah; (4) cerita bermain di zaman sekarang, bukan di tempat dan zaman antah-berantah; dan
(5) cita-cita kebangsaan belum dipermasalahkan, masalah masih bersifat kedaerahan.
Dalam penelitian ini, penulis menggunakan lima sampel novel, yaitu Azab dan
Sengsara (1921) karya Merari Siregar, Sitti Nurbaya (1922) karya Marah Rusli, Salah Asuhan
(1928) karya Abdoel Moeis, Mencari Pencuri Anak Perawan (1931) karya Suman Hs., dan
Dian yang Tak Kunjung Padam (1932) karya S. Takdir Alisjahbana. Tema-tema-tema dalam
periode Balai Pustaka tetap memiliki perbedaan antara satu novel dengan lainnya. Namun,
secara umum persoalan yang diangkat dalam novel-novel periode Balai Pustaka memiliki
kesamaan, yaitu permasalahan adat, kawin paksa, dan pertentangan antara golongan tua dengan
golongan muda sehingga membuat novel-novel tersebut memiliki kesamaan dalam persoalan
yang diangkat. Penelitian ini merupakan langkah awal yang baik yang dapat digunakan untuk
mendalami isu-isu yang lebih spesifik, misalnya yang berkaitan dengan isu gender,
kolonialisme, dan juga ideologi.

6
2. Ringkasan Jurnal Pembanding
Sastra lahir dari perenung-perenung penciptanya tentang kehidupan secara mendalam,
sehingga secara langsung pencerminan tentang kehidupan pada era tersebut terlihat mencolok
baik itu dari segi sosial budaya maupun dari karakteristik gaya bahasa. Karya sastra tidak
berkembang dalam dirinya sendiri. Struktur karya sastra berubah karena dievokasi oleh
perkembangan masyarakat.
Penelitian ini akan menganalisis dua novel yang berbeda masa, yaitu novel pada masa
angkatan 45 yang diwakili oleh novel Atheis karya Achdiat Karta Mihardja (1949) dan novel
pada masa angkatan 66 yang diwakili oleh novel Telegram karya Putu Wijaya (1973). Goatly
dalam Black (2011) menyatakan bahwa wacana selalu terjadi di dalam ruang sosial, sehingga
penafsiran terhadap teks sastra selalu memiliki hubungan dengan genre dan situasi sosial. Masa
angkatan 45 merupakan masa orde lama (pemerintahan Soekarno), yaitu dari 1945 sampai
1965. Masa angkatan 66 merupakan masa orde baru (masa pemerintahan Soeharto), yaitu dari
1966 sampai 1998. Perbedaan masa orde lama dan masa orde baru berdampak pula pada
periodesasi sastra Indonesia termasuk pada kekarakteristik penggunaan gaya bahasa dalam
karya sastra (puisi, drama, dan prosa).
Kesusastraan pada masa orde lama terjadi perubahan antara sastra angkatan 45 dengan
sastra angkatan Pujangga Baru. Angkatan 45 lahir dalam suasana lingkungan yang sangat
prihatin dan serba keras, yaitu lingkungan fasisme Jepang dan dilanjutkan peperangan
mempertahankan kemerdekaan Indonesia. Menurut Angelina (2008) ciri-ciri angkatan 45,
yaitu terbuka; pengaruh unsur sastra asing lebih luas; corak isi lebih realis dan naturalis;
individualisme sastrawan lebih menonjol, dinamis, dan kritis; penghematan kata dalam karya
ekspresif; sinisme dan sarkasme; karangan prosa berkurang, puisi berkembang.
Kesusastraan pada masa orde baru, yaitu dari tahun 1966 sampai 1998 lebih didominasi
oleh karya-karya yang beraliran realisme sosial. Tema-tema dalam karya sastra dalam masa ini
berlatar revolusi, kehidupan pelacur, sosial, kejiwaan dan keagamaan. Tema-tema tersebut
lebih menekankan pada kritikan terhadap pemerintahan orde lama yang gagal dalam
menejahterakan rakyat Indonesia dan gagalnya menciptakan stabilitas keamanan di dalam
negeri sehingga banyak daerah yang memberontak.
Gaya bahasa yang dipergunakan dalam angkatan 66 sampai 70-an adalah bentuk
eufimisme dan perumpamaan (simile) yang dalam terminologi Mochtar Lubis sebagai sebuah
penyempitan makna serta memunculkan citra positif terhadap penguasa dengan
menyembunyikan kenyataan yang menyakitkan, terjadinya bentuk-bentuk bahasa propaganda
dalam rangka meyakinkan pihak lain, terutama masyarakat. Teeuw (1980) menulis bahwa
Atheis adalah roman pertama yang benar-benar menarik setelah perang kemerdekaan dan gaya
penceritaan serupa dengan pergolakan masyarakat Indonesia pada saat itu. Atheis adalah novel
Indonesia pertama yang menggunakan tiga gaya naratif. Sementara itu, Sumardjo (1983)
menyebut Putu Wijaya sebagai tokoh utama sastrawan Indonesia pada dasa warsa 1970-an
yang paling produktif dan paling kreatif pada saat itu.
Hasil penelitian ini secara umum berkaitan dengan aspek kebahasaan yang tampak pada
penggunaan gaya bahasa. Gaya bahasa yang terdapat dalam novel Atheis terdiri atas; gaya

7
bahasa hiperbola, simile, metafora, personifikasi, antonomasia, dan sarkasme, sedangkan gaya
bahasa yang terdapat dalam novel Telegram terdiri atas; gaya bahasa hiperbola, simile,
metafora, personifikasi, metonimia, dan antonomasia. Persamaan antara novel Atheis dan
novel Telegram yaitu adanya kesamaan struktur pembentuk gaya bahasa hiperbola, simile,
metafora, personifikasi, dan antonomasia. Adapun perbedaan antara novel Atheis dan novel
Telegram terdapat pada penanda gaya bahasa metafora yang dalam novel Atheis adalah verba
transitif meng-, sedangkan dalam novel Telegram adalah nomina konkrit.

8
BAB III
KELEBIHAN DAN KEKURANGAN
1. Kelebihan Jurnal Utama
Melalui penulisan jurnal tersebut, penulis sudah memaparkan materi mengenai
bagaimana keterlibatan karya sastra terkhususnya novel pada angkatan Balai Pustaka. Penulis
menggunakan bahasa dan kata-kata yang sederhana sehingga dapat mudah dipahami oleh
pembaca. Tak hanya itu, penulis juga menyertakan pendapat para pakar serta fakta-fakta yang
terkait dengan analisis penelitian tersebut sehingga dapat memperkuat hasil penelitian, seperti
adanya penjelasan tentang contoh karya sastra yang muncul pada angkatan Balai Pustaka serta
memberikan penggalan dialog yang berhubungan dengan judul penelitian.

2. Kekurangan Jurnal Utama


Secara penglihatan dan pemahaman, jurnal tersebut tidak memiliki banyak celah
kekurangan. Hanya saja dalam jurnal penulis belum mencantumkan dan memaparkan semua
novel yang terbit pada angkatan Balai Pustaka. Penulis juga hanya membahas tentang masalah
sosial pada periode tersebut yang bersumber dari isi dan makna novel-novel tersebut, tidak
menjelaskan masalah lain dimana masih tetap sesuai dengan judul penelitian. Penulis hanya
membuat abstrak dengan bahasa Inggris saja, tidak tercantum bahasa Indonesianya.

1. Kelebihan Jurnal Pembanding


Dalam jurnal pembanding ini, penulis mengambil dua contoh materi novel angkatan
yakni 1945 dan 1966. Hal ini membantu pembaca untuk semakin mudah memahami
perbandingan antara gaya bahasa novel yang terbit pada periode 1945 dengan novel yang terbit
pada periode 1966. Materi yang disampaikan cukup jelas dan sesuai dengan judul penelitian.
Bahasa yang digunakan penulis pun cukup mudah dimengerti. Penjelasannya sangat jelas
terutama mengenai perbandingan gaya bahasa pada novel yang terbit pada angkatan 1945
dengan angkatan 1966,
2. Kekurangan Jurnal Pembanding
Penyusan kalimat jurnal tersebut masih terlihat rumit, terutama penulisan tidak diberi
ruang untuk perbandingan dua novel tersebut. Penulis menggabungkan hasil penelitian kedua
novel tersebut kedalam satu pembahasan, tidak adanya poin pembagi antara kedua novel,
sehingga terlihat kurang rapi. Selain itu, penulis hanya mencantumkan abstrak dengan bahasa
Inggris saja, tidak ada bahasa bahasa Indonesianya.

9
BAB IV

PENUTUP

KESIMPULAN
Berdasarkan hasil evaluasi yang dilakukan, setiap terjadinya pergantian periode
angkatan sastra pasti selalu menerbitkan karya-karya sastra yang berasal dari ciptaan
sastrawan-sastrawan yang berada pada masa itu. Setiap karya sastra yang terbit, khususnya
novel, selalu terdapat perbedaan dan hal baru meskipun tidak secara signifikan. Perbedaan akan
terlihat jelas jika novel yang dianalisis terbit cukup jauh setelah ataupun sebelum terbitnya
novel lain. Seperti pada novel Azab dan Sengsara (1921) karya Merari Siregar yang terbit pada
angkatan Balai Pustaka yang dimana masih mengandung unsur permasalah adat, terutama
masalah adat kawin paksa, permaduan, dan sebagainya, merujuk pada masalah sosial. Hal ini
cukup bertolak belakang dengan novel-novel yang terbit pada angkatan 1945 dimana bersifat
terbuka, adanya pengaruh unsur sastra asing lebih luas, corak isi lebih realis dan naturalis serta
terjadinya perkembangan dalam isi maupun makna.

10
DAFTAR PUSTAKA
Aryana, Andi dkk. 2018. Comparison of Language Styles in Novel Atheist by Achdiat Karta
Mihardja and Novel Telegram by Putu Wijaya. Universitas Hasanuddin.
Kasimbara, Devi Cintia dkk. 2021. Tema dalam Novel-Novel Periode Balai Pustaka.
Universitas PGRI Madiun.

11

Anda mungkin juga menyukai