Anda di halaman 1dari 29

POLRI DAERAH JAWA TIMUR 1 LAMPIRAN PERATURAN KARUMKIT

BIDANG KEDOKTERAN DAN KESEHATAN NOMOR : TAHUN 2018


RUMAH SAKIT BHAYANGKARA KEDIRI TANGGAL : 2018

PEDOMAN KERJA INSTALASI PEMELIHARAAN PERALATAN


RUMAH SAKIT BHAYANGKARA KEDIRI

BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Rumah Sakit Bhayangkara Kediri mempunyai visi “Rumah Sakit


Kepolisian Terbaik”. Pedoman KerjaInstalasi Pengelolaan Kesehatan
Lingkungan Rumah Sakit sangat penting dilakukan dalam rangka menjamin
mutu lingkungan rumah sakit yang mempunyai pengaruh terhadap proses
penyembuhan pasien dan sebaliknya, keadaan pasien juga mempengaruhi
mutu lingkungan rumah sakit. Pedoman Kerja Kesehatan Lingkungan Rumah
Sakit merupakan salah satu bentuk kontribusi rumah sakit dalam rangka
melestarikan lingkungan, disamping mencegah terjadinya pencemaran
lingkungan dan gangguan kesehatan bagi masyarakat disekitar rumah sakit.
Pedoman Kerja Kesehatan Lingkungan Rumah Sakit mempunyai urutan
proses sebagai berikut yaitu perencanaan (planning), pengorganisasian
(organizing), menggerakan (actuating), dan pengawasan atau pengendalian
(controling) dalam rangka penyelenggaraan kesehatan lingkungan rumah sakit
yang sesuai dengan persyaratan kesehatan lingkungan rumah sakit
menurut KEPMENKES RI No.1204 / MENKES / SK / X / 2004. Pelaksanaan
Kegiatan Penyehatan Lingkungan Rumah Sakit memerlukan keterlibatan semua
unit dan profesi yang ada di rumah sakit, dan juga dukungan dari pihak
manajemen. Oleh sebab itu buku Pedoman Kerja Kesehatan Lingkungan ini
disusun untuk memberikan pedoman bagi petugas rumah sakit dalam
menjalankan kegiatan penyehatan lingkungan di Rumah sakit Bhayangkara
Kediri.

B. TUJUAN PEDOMAN

1. Setiap petugas dan semua pihak yang terkait dalam kegiatan


pemeliharaan bangunan rumah sakit mempunyai pegangan dan acuan.
2. Meningkatkan mutu pelayanan dan keselamatan pasien di Rumah sakit
Bhayangkara Kediri.
2

3. Memberikan keamanan dan kenyamanan kepada pasien dan


keluarganya yang berkunjung di Rumah Sakit Bhayangkara Kediri.

C. RUANG LINGKUP PELAYANAN


Kegiatan pelayanan di bagian Instalasi pemeliharaan sarana Rumah Sakit meliputi :
1. Pemeliharaan dan perbaikan peralatan medis dan penunjang medis
Cakupannya adalah melakukan pemeliharaan berupa pengecekan fungsi
secara berkala dan melakukan pengujian secara klinis berupa kalibrasi dari
pihak ketiga dan terakhir melakukan perbaikan jika ada peralatan yang tidak
dapat berfungsi sebagaimana mestinya.
2. Pemeliharaan prasarana gedung meliputi : Water Heater, Tata udara, Central
Medical Gas Supply, Central Telefon, Central Television, CCTV, Hydrant ,
Trafo/cubicle, Panel Listrik, sistem penerangan gedung.
3. Pemeliharaan Sarana Gedung meliputi : sanitary, keretakan dan kebocoran
lantai dan dinding, pengecatan interior dan eksterior gedung.
Semua kegiatan Pemeliharaan dan Perbaikan ini dilaksanakan secara berkala dan
dibuatkan jadwal berkala selama satu tahun berjalan.

D. BATASAN OPERASIONAL

Petugas Instalasi Pemeliharaan Peralatan Rumah Sakit dalam melaksanakan


tugasnya dilakukan sesuai dengan SPO yaitu setelah petugas mendapatkan surat
perintah kerja petugas menuju kelapangan untuk melakukan pengecekan
kerusakan/alat yang akan di pelihara, petugas mengecek untuk selanjutnya mendata
kebutuhan sparepart jika diperlukan. Dalam hal ini bagian melakukan order dahulu
jika ketersediaan sparepart kosong. Jika alat sekiranya dapat diperbaiki petugas
akan segera melakukan perbaikan di tempat, jika tidak petugas akan meminta ijin
bagian terkait untuk mengirimkan alat yang rusak pada bengkel IPPRS untuk
diproses.

E. LANDASAN HUKUM

1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 44 tahun 2009 tentang


Rumah Sakit.
2. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 tahun 2009 tentang
Kesehatan.
3. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 50 Tahun 2012
Tentang Penerapan Sistem Manajemen Dan Kesehatan Kerja.
4. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
1087/MENKES/SK/VIII/2010 Tentang Standar Kesehatan Dan
Keselamatan Kerja di Rumah Sakit.
5. Keputusan Menteri Kesehatan No. 129 Tahun 2008 Tentang Standar
Pelayanan Minimal Rumah Sakit.
3

BAB II
STANDAR KETENAGAAN

A. KUALIFIKASI SUMBER DAYA MANUSIA

JUMLAH
NO. NAMA JABATAN PENDIDIKAN SERTIFIKASI KEBUTUHAN

1. KA IPPRS D III 1

Menguasai
2. ADMINISTRASI Komputer & Surat
SMA/SMK 1
menyurat

BAGIAN
3. PEMELIHARAAN
3
UMUM
SMK

BAGIAN
Menguasai
4. PEMELIHARAAN 3
Peralatan Medis
ALAT KESEHATAN SMKdanDIII

BAGIAN
Menguasai ilmu
5. PEMELIHARAAN
SMK tentang bangunan 3
BANGUNAN
4

B. DISTRIBUSI KETENAGAAN

KUALIFIKASI
FORMAL DAN JUMLAH
NO. NAMAJABATAN WAKTU KERJA SDM
INFORMAL

Senin - Kamis
07.00 s/d 15.00 1
1. KEPALA IPPRS D III
Jumat
07.00 s/d 15.30
Senin - Kamis
1
07.00 s/d 15.00
2. ADMINISTRASI SMK/SMA Jumat
07.00 s/d 15.30

Senin - Kamis
BAGIAN 3
07.00 s/d 15.00
3. PEMELIHARAAN SMK Jumat
UMUM
07.00 s/d 15.30
Senin - Kamis
3
BAGIAN 07.00 s/d 15.00
4. PEMELIHARAAN SMK Jumat
GEDUNG 07.00 s/d 15.30

Senin - Kamis
BAGIAN 07.00 s/d 15.00 3
PEMELIHARAAN Jumat
5.
ALAT SMK dan DIII 07.00 s/d 15.30
KESEHATAN
5

BAB III
STANDAR FASILITAS

A. DENAH RUANGAN

B. STANDAR FASILITAS

1. Adanya ruang untuk aktifitas.


2. Adanya sarana/peralatan yang dipakai.
2.1. Untuk mendukung kegiatan administrasi pemeliharaan sarana,
diperlukan fasilitas sebagai berikut:
NO. JENIS KELENGKAPAN JUMLAH
1. Komputer 1 buah
2. Printer + Scanner Berwarna 1 buah
3. ATK (bolpoin, kertas, Sesuai kebutuhan
spidol,
gunting, penggaris, cutter,
4. dll)
Pesawat Telepon 1 buah
5. Meja 1 buah
6. Kursi 1 buah
7. Lemari arsip 1 buah
8. Ruang kerja Ada

2.2. Untuk mendukung kegiatan pemeliharaan umum diperlukan fasilitas


sebagai berikut:
NO. JENIS KELENGKAPAN JUMLAH
1. Avo meter analog 2 bh
2. Avo meter digital 2 bh
3. Tang amper 3 bh
4. Obeng 2 bh
5. Kunci pas 3 set
6. Kunci ring 3 set
7. Tang potong 3 bh
6

8. Tang skun kecil 3 bh


9. Tang skun besar 3 bh
10. Tang kombinasi 3 bh
11. Tang pembulat 3 bh
12. Insert tool 1 bh
13. Telepon kecil 1 bh
14. Ruang kerja Ada
15. Meja kerja 1 bh
16. Martil 3 bh
17. Freon 3 bh
18. Gergaji 3 bh
19. Mistar Baja 3 bh
20. Peralatan Las 1 bh
21. Mesin bor duduk 1 bh
22. Mesin gerinda duduk 1 bh
23. Ragum duduk 1 bh
24. Penggaris siku besi 1 bh

1.5. Untuk mendukung kegiatan bagian pemeliharaan alat kesehatan,


diperlukan fasilitas sebagai berikut:
NO. JENIS KELENGKAPAN JUMLAH
1. Ruang kerja Ada
2. Solder listrik 1 bh
3. Timah 1 bh
4. Obeng 2 bh
5. Tang 1 bh
6. Tang cucut 1 bh
7. Tang potong 1 bh
8. Kuas 1 bh
9. Multitester 1 bh
10. Vacuum timah 1 bh
7

BAB IV
TATA LAKSANA PELAYANAN

5.1. Pemeliharaan Umum


Yang termasuk dalam pemeliharaan umum adalah:
5.1.1. Air Conditioning Unit
Yang termasuk dengan Air Conditioning (AC) unit adalah: Split Unit, dan
Package unit.
Pemeliharaan:
1. Dilakukan pembersihan atau penyekaan pada rumah unit, (case

unit) menyeka menggunakan kain atau sikat pembersih


dandetergen, dilakukan setiap sebulan sekali.
2. Dilakukan pembersihan atau penyekaan pada komponen heat

exchanger condensor, koil pipa evaporator, filter (saringan) dan


panci penampung. Pembersihan dilakukan dengan cara
mengeluarkan window AC dari rumahnya kemudian dibersihkan
mengunakan sikat atau kain pembersih, deterjen dan
compressor angin. Pemeliharaan dilakukan 3(tiga) bulan sekali.
3. Dilakukan pengisian refrigerant dengan cara memasukkan
refrigerant ke dalam pipa unit melalui lubang pengisian yang telah

ada. Jenis refrigerant yang digunakan adalah Freonataufluida


lain yang ditentukan oleh pabrik pembuatnya.
Pengisian dilakukan bila dianggap perluPerbaikan:
a. AC Split.
Dilakukan penggantian isolasi pipa tembaga atau
kuningan atau jenis lain bila ditemui adanya
bagian/daerah isolasi yang rusak tersebut sekeliling pipa
kemudian diganti dengan isolasi dari salah bahan yang
tersebut di bawah ini :
 Asbestos, serat gelas kemudian dilapisi bahan
yangtahan air.
 Magnesium karbida, kalsium silikat, busa
8

polietilen kemudian dilapisi bahan tahan air.


Ketebalan bahan isolasi disesuaikan dengan
ketentuan pabrik pembuat AC atau minimal 20 mm.
b. AC Package
 Bila terjadi kerusakan tali kipas atau kendor dilakukan
penggantian atau penyetelan. Bila terjadi kerusakan tali
kipas maka tali kipas harus diganti dengan cara
mengatur posisi motor penggerak sedemikian, sehingga
tali kipas dapat diganti dan kemudian diatur kembali
pada posisi yang sesuai dengan ketentuan tegangan
tali kipas dari pabrik pembuatnya dan dilakukan pada
saatblower tidak beroperasi. Pemeriksaan kondisi tali
kipas ini dilakukan setiap minggu.Baut-baut yang
ditemukan dalam keadaan kendor pada saluran pipa
refrigeran dilakukan pengokohan. Pengokohan baut
yang kendor, disesuaikan dengan petunjuk dari pabrik
pembuat AC tersebut. Pemeriksaan kondisi baut
dilakukan setiap minggu.
 Dilakukan penyetelan termostat pendingin sesuai
dengan kebutuhan pendinginan di dalam ruangan
dengan cara mengatur termostat pada kondisi
temperatur ruangan yang diinginkan. Pemeriksaan
kondisi penunjukan thermostat dilakukan setiap minggu.
c. Chiller
Pemeliharaan:
 Dilakukan pembersihan atau penyetelan terhadap
permukaan luas unit chiller ini dengan cara menyeka
dengan kain atau dengan sikat pembersih.
 Dilakukan pembersihan terhadap komponen pipa air
pendingin kondensor dan koil pipa pendingin evaporator
dengan cara membuka bagian penutup mesin chiller
yang telah ditentukan oleh pabrik pembuatnya.
Pembersihan dilakukan pada saatmesin chiller tidak
beroperasi.
 Untuk penggantian refrigerant mesin chiller
9

dilakukansesuai petunjuk mesin tersebut, karena setiap


mesin chiller mempunyai spesifikasi yang berlainan.
 Fluida yang digunakan adalah R-22, R 410, R 32 atau
refrigerant lain sesuai petunjuk pabrik. Penggantian
dilakukan bila dianggap perlu.

5.1.2. Komunikasi dalam Gedung


Yangtermasuk lingkup komunikasi dalam gedung adalah tata suara dan
telepon.
a. Tata suara
 Paging microphone
Pemeliharaan: pembersihan permukaan dari kotoran
dilakukan dengan kain lap kering. Pembersihan dilakukan
setiap bulan.
 Volume control
Pemeliharaan: Pembersihan permukaan dari kotoran
dilakukan dengan kain lap, sedangkan kemacetan pada
kontak mekaniknya dibersihkan dengan contact cleaner.
Pembersihan dilakukan setiap 3 (tiga) bulan sekali.
Knop yang longgar dapat dilakukan penyetelan atau
penguatan dengan obeng. Perbaikan. Knop yang aus dapat
dilakukan penggantian dengan elemen yang sama.
 Speaker
Pembersihan permukaan dari debu dilakukandengan
menggunakan kuas.

b. Telepon
 Pesawat Telepon
Pemeliharaan: Handset dibersihkan dengan kain lap,
sedangkan microphone sebaiknya dilakukan dengan
compressor angina
 Jack/outlet telepon
Pemeliharaan: dilakukan penyetelan dengan obeng
bilajack/outlet telepon longgar.
Perbaikan: bila terjadi kerusakan dilakukan penggantian
10

 Main Distribution Frame (MDF)


Pemeliharaan: Debu yang terdapat pada MDF dibersihkan
dengan kuas. Pembersihan dilakukan setahun sekali.Kabel
- kabel yang longgar pada terminal kabel diperkuat dengan
obeng ataupun dengan penyolderan.

c. PABXs
Pemeliharaan: pembersihan kotoran pada PABX yang
mengunakan relay dilakukan dengan contact cleaner.

5.1.3. Pemeliharaan Listrik


Komponen yang termasuk dalam lingkup pemeliharaan listrik meliputi:
armatur lampu, saklar, stop kontak, pembumian, instalasi kabel dalam
gedung, panel listrik dan UPS.
a. Armatur Lampu
1. Kotak lampu pijar/TL
Pemeliharaan:
Pembersihan terhadap debu yang menempel dilakukan dengan
kain/lap pembersih, jika sulit kalin pembersih dicampur dengan
air dan glass cleaner.
Kotak TL bagian dalam harus dibuka dan dibersihkan dengan
vacuum cleaner (penghisap debu). Ujung - ujung kontak di lampu TL
sering terjadi korosi.
2. Lampu
Perbaikan: bila lampu mati diganti dengan yang baru.
b. Saklar (Kotak Kontak)
Pemeliharaan saklar yang menggunakan pegas harus dibersihkan
setiap tahun sekali. Bagian dalam terutama pada kontak saklar harus
bersih dari debu. Apabila saklar dalam keadaan ON terjadi panas,
segera diganti.
c. Stop Kontak (Tusuk Kontak)
Pemeliharaan stop kontak dimaksud harus sering dilakukan
pemeriksaan terutama pada ruang bedah, poliklinik dan ruang yang
sering menggunakan alat yang portable (pindah - pindah) karena
sering ditusuk dan dilepas, sehingga kotak kontak yang menjepit akan
11

cepat aus. Perlu diperhatikan, agar stop kontak ini selalu bersih. Kalau
terjadi panas atau rusak segera diganti.

d. Pembumian
Untuk pembumian di rumah sakit terdapat 3 kelompok, yaitu:
1. Untuk stop kontak di dalam gedung dan alat-alat lain maximum 5
Ohm.
2. Untuk penangkal petir dan pelindung gedung maximum 10 Ohm.
System pembumian diatas, masing-masing tidak boleh digabung.
Pengukuran tahanan pembumian dilakukan setiap tahun dengan earth
tester. Ujung saluran pembumian sering terjadi korosi, sehingga perlu
dibersihkan dengan sikat besi halus dan disemprot dengan cairananti
korosi.

e. Instalasi Kabel Dalam Gedung


Pengukuran tahanan isolasi dengan meger dilakukan setiap 3-4 tahun
sekali. Apabila tahanan isolasi kabel kurang dari 250 kilo Ohm maka
isntalasinya harus diperbaiki atau kabelnya diganti.

f. Panel Listrik
Pada penel ini pemeliharaannya lebih teliti dengan mematikan tegngan
untuk service dan terlebih dahulu perlu koordinasi dengan UPF
masing - masingkarena di dalamnya sering terdapat banyak debu
dan harus dibersihkan dengan vacuum cleaner, kuas dan lap bersih.
Pada sambungann mur antara kabel/busbar ke MCB/MCCB sering
terdapat korosi dan harus disemprot dengan cairan anti korosi dan
mur yang kendor akibat getaran, agar dikencangkan kembali setiap 6
(enam) bulan sekali.
Pengetesan MCB/MCCB, fuse yang putus harus diganti, lampu-
lampu pilot, meter - meter yang rusak diganti secepatnya. Udara
disekitar panel dibebaskan dari lembab. Pengecekan karet - karet
pintu panel dan kunci panel setiap 6 (enam) bulan sekali, jika
keadaannya rusak agar diganti.

g. UPS (Uninterruptible Power Supply)


12

UPSperlu perhatian khusus pada baterai, harus sering


diperiksa/digantijika dalamindicator UPS sudah tidak dapat diisi
kembali dibagian battery terdapat pole-pole yang perlu dibersihkan dan
temperature ruangan diusahakan 19°C. Untukmenjaga program -
program yang ada dalam UPS yang menggunakan microprocessor.

5.1.4.PEMELIHARAAN ALAT PEMADAM KEBAKARAN


Alat Pemadam Api Ringan (APAR)
1. Pemeriksaan dalam jangka 1 bulan untuk semua alat pemadam api
yang menggunakan tabung gas. Alat pemadam api jenis cairan dan
busa dilakukan pemeriksaan dengan membuka tutup kepala secara
hati-hati dan dijaga supaya tabung dalam posisi berdiri tegak,
kemudian diteliti sebagai berikut :
- Isi alat pemadam api harus sampai pada batas permukaan yang telah
ditentukan.
- Pipa pelepas isi yang berada dalam tabung dan saringan tidak boleh
tersumbat atau buntu.
- Ulir tutup kepala tidak boleh cacat atau rusak, saluran penyemprotan
tidak boleh tersumbat.
- Peralatan yang bergerak tidak boleh rusak, dapat bergerak dengan
bebas, mempunyai rusuk atau sisi yang tajam dan bak gasket atau
paking harus masih dalam keadaan baik.
- Gelang tutup kepala harus masih dalam keadaan baik.
- Bagian dalam dari alat pemadam api tidak boleh berlubang atau cacat
karena karat.
- -Untuk jenis cairan busa yang dicampur sebelum
dimasukkan larutannya harus dalam keadaan baik.
- Untuk jenis cairan busa dalam tabung yang disegel, tabung harus
masih dilak dengan baik.
- Lapisan pelindung dari tabung gas bertekanan, harus dalam keadaan
baik.
- Tabung gas bertekanan harus terisi penuh sesuai dengan
kapasitasnya.
- Alat pemadam api jenis hidrokarbon berhalogen, dilakukan
pemeriksaan dengan membuka tutup kepala secara hati - hati dan
13

dijaga supaya tabung dalam posisi berdiri tegak, kemudian diteliti


menurut ketentuan sebagai berikut :
- Isi tabung harus sesuai dengan berat yang telah ditentukan.
- Pipa pelepas isi yang berada dalam tabung dan saringan tidak boleh
tersumbat atau buntu.
- Ulir tutup kepala tidak boleh rusak dan saluran keluar tidak boleh
tersumbat.
- Peralatan yang bergerak tidak boleh rusak, harus dapat bergerak
dengan bebas, mempunyai rusuk atau sisi yang tajam dan tuas
penekan harus dalam keadaan baik.
- Gelang tutup kepala harus dalam keadaan baik.
- Lapisan pelindung dari tabung gas harus dalam keadaan baik.
- Tabung gas bertekanan harus terisi penuh sesuai dengan
kapasitasnya.
- Untuk alat pemadam api ringan jenis tepung kering (drychemical)
pemeriksaan dilakukan dengan membuka tutup kepala secara hati -
hati dan dijaga supaya tabung dalam posisi berdiri tegak dan
kemudian diteliti menurut ketentuan - ketentuan sebagai berikut:
 Isi tabung harus sesuai dengan berat yang telah ditentukan
dan tepung keringnya dalam keadaan tercurah bebas tidak
berbutir.
 Ulir tutup kepala tidak boleh rusak dan saluran keluar tidak
boleh buntu atau rusak.
 Peralatan yang bergerak tidak boleh rusak, dapat bergerak
dengan bebas, mempunyai rusuk dan sisi yang tajam.
 Gelang tutup kepala harus dalam keadaan baik.
 Bagian dalam dari tabung tidak boleh berlubang–lubang atau
cacat karena karat.
 Lapisan pelindung dari tabung gas bertekanan harus dalam
keadaan baik.
 Tabung gas bertekanan harus terisi penuh, sesuai dengan
kapasitasnya yang diperiksa dengan cara menimbang.
Alat pemadam api ringan jenis tepung kering harus diisi dengan cara:
1. Dinding tabung dan mulut pancar (nozzle) dibersihkan dari
tepung kering yang melekat.
14

2. Ditiup dengan udara kering compressor


3. Bagian sebelah dalam dari tabung harus diusahakan selalu dalam
keadaan kering.
Cara pengisian semua alat pemadam api ringan sebelum diisi
kembali harus dilakukan tindakan sebagai berikut :
1. Isinya dikosongkan secara normal.
2. Setelah seluruh isi tabung dialirkan keluar, tutup kepala dibuka dan
tabung serta alat - alat diperiksa.
3. Apabila dalam pengisian alat - alat tersebut terdapat adanya cacat
yang menyebabkan kurang amannya alat pemadam api dimaksud,
maka segera harus diadakan penelitian.
4. Bagian dalam dan luar tabung, harus diteliti untuk memastikan
bahwa tidak terdapat lubang - lubang atau cacat karena karat.
5. Ulir tutup kepala harus diberi gemuk tipis, gelang tutup
ditempatkan kembali dan tutup kepala dipasang dengan
mengunci sampai kuat.
6. Tanggal, bulan dan tahun pengisian, harus dicatat pada badan alat
pemadam api ringan tersebut.
7. Alat pemadam api ringan harus ditempatkan kembali pada posisi
semula.
Pemeliharaan:
a. Pembersihan
Untuk menghilangkan debu/kotoran yang menempel pada corong
semprotan dilakukan pembersihan dengan menggunakan
pembersihan yang dilaksanakan 6 (enam) bulan sekali.
b. Pengisian
Pengisian kembali/penggantian isi tabung dengan bahan sejenis
dilakukan sesuai ketentuan pabrik. Dalam kondisi habis pakai,
langsung dilakukan pengisian kembali.
c. Perbaikankecil.
Permukaan yang cacat perlu dilakukan pengecatan.

5.1.5. PANEL
Pemeliharaan dan perbaikan kecil pada panel meliputi lampu indicator dan
pengaman.
15

1. Lampu indicator. Perbaikan kecil bila lampu indicator mati


dilakukan penggantian dengan lampu yang sejenis.
2. Komponen pengaman. Perbaikan kecil dilakukan pembersihan
komponen pengaman baik MCB atau sekring dibersihkan dari debu
yang menempel dengan menggunakan alat penyemprot debu yang
dilaksanakan sekali setahun. Komponen pengaman yang rusak atau
tidak berfungsi harus diganti.

5.1.6. ALAT KONTROL


Pemeliharaan dan perbaikan kecil pada alat control meliputi Volt meter,
ampere meter, frequensi meter, pressure gouge, pengukur suhu dan
lampu indicator. Pemeliharaan pembersihan debu dilakukan dengan kain
lap atau kuwas sekali dalam setahun. Perbaikan kecil, alat kontrol yang
rusak atau tidak berfungsi harus diperbaiki.

5.2. PEMELIHARAAN BANGUNAN


Yang termasuk di dalam pemeliharaan di bagian bangunan adalah:
1. Pemeliharaan Lantai.
2. Pemeliharaan Dinding.
3. Pemeliharaan Pintu dan Jendela.
4. Pemeliharaan Plafon.
5. Pemeliharaan Atap.
Untuk semua pembersihan dari Lantai, Dinding, Pintu dan Jendela serta
Plafon menjadi tanggungjawab Cleaning Service, dan apabila ada kerusakan
yang memerlukan perbaikan dan penggantian maka Bagian atau Instalasi
dimana kerusakan terjadi wajib segera melaporkan ke Instalasi Pemeliharaan
Peralatan Rumah Sakit Rumah Sakit Bhayangkara Kediri.
Perbaikannya meliputi pembongkaran atap yang rusak dan pemasangan
kembali dengan atap yang baru.
Demikian juga dengan pemeliharan dan perbaikan talang. Baik talang
yang tegak maupun dengan talang yang datar.
Pembersihan meliputi pembersihan dari sampah yang menyumbat di
dalam talang dan organisme botani seperti rumput/lumut, dan pemasangan
paku pada klem - klem yang lepas.
Apabila talang tebuat dari PVC, talang yang berlubang, lepas sambungan
16

diperbaiki dengan mengganti talang PVC yang baru.

5.3. PEMELIHARAAN ALAT KESEHATAN


Prosedur tetap pemeliharaan adalah standar baku mengenai langkah-
langkah teknis yang harus diikuti oleh teknisi elektromedis dalam melaksanakan
kegiatan pemeliharaan yang berdasarkan prasyarat dan urutan kerja yang harus
diikuti. Prosedur tetap pemeliharaan ini ditetapkan oleh anggota IPPRS rumah
sakit dan disusun berdasarkan service manual dan petunjuk lain yang terkait.
Tahap-tahap dalam pemeliharaan alat kesehatan adalah sebagai berikut:
a. Tahap Persiapan
Persiapan adalah langkah-langkah yang harus dilakukan sebelum
dilakukannya pemeliharaan, agar kegiatan pemeliharaan dapat dilaksanakan
sebaik-baiknya dan tidak ada kendala pada saat pelaksanaan pemeliharaan.
1. Menyiapkan surat perintah kerja dari atasan pemberi tugas.
2. Menyiapkan formulir lembar kerja pemeliharaan, laporan kerja dan kartu
pemeliharaan alat.
3. Menyiapkan dokumen teknis penyerta sesuai alat yang akan dipelihara.
4. Menyiapkan alat kerja dan alat ukur yang dibutuhkan dalam pemeliharaan
(semua alat harus didata sehingga tidak ada yang hilang atau tertinggal
dilokasi.
5. Menyiapkan bahan pemeliharaan, bahan operasional dan meterial bantu.
6. Memberitahukan kepada pengguna alat yag akan dipelihara, tentang
rencana dan jadwal pemeliharaan.
b. Tahap Pelaksanaan Pemeliharaan
Kegiatan pemeliharaan adalah sebagai berikut:
1. Pendataan alat (perhatikan lembar kerja pemeliharaan)
2. Pengecekan dan pembersihan seluruh bagian alat
3. Pelumasan pada bagian-bagian alat yang bergerak
4. Pengencangan /tightening
5. Pengecekan bagian alat dan fungsi komponen
6. Penggantian bahan pemeliharaan
7. Pengecekan kinerja alat atau uji fungsi
8. Penyetelan/adjustment
9. Pengukuran aspek keselamatan (arus bocor, radiasi, tegangan lebih,
17

dll)

c. Tahap Pencatatan

Setelah pemeliharaan selesai dilaksanakan, tahap berikutnya adalah


pencatatan, yang terdiri dari:
1. Isi formulir lembar kerja pemeliharaan. Pengisian formulir lembar kerja harus
bertahap, sesuai tahap kegiatan pemeliharaan.
2. Isi laporan kerja pemeliharaan. Gunakan format laporan yang baku.
3. Isi kartu pemeliharaan alat, yang menggantung pada setiap alat.
4. Pengguna alat menandatangani laporan kerja. Perhatikan hasil
pemeliharaan apakah yang tertulis pada laporan kerja sesuai dengan kondisi
alat saat itu.

d. Tahap Pengemasan

Sebelum meninggalkan lokasi alat, lakukan pengemasan supaya tidak ada


barang yang tertinggal. Pengemasan dilakukan terhadap:
1. Alat kerja dan alat ukur, sesuaikan dengan catatan supaya tidak ada barang
yang tertinggal/hilang.
2. Dokumen teknis penyerta, dirapihkan dan disusun dengan baik.
3. Kembalikan alat kerja dan alat ukur ke tempat semula. Simpan dokumen
teknis sebagai arsip IPPRS.
4. Bersihkan lokasi pemeliharaan dari barang-barang bekas dari tumpahan oli
atau grease.
18

BAB V
LOGISTIK

Kebutuhan logistik bagian Instalasi Pemeliharaan Peralatan Rumah Sakit


diadakan melalui permintaan barang melalui form nota bon atau melalui nota
dinas.
1. Bagian Aministrasi
NAMA BARANG
1. Surat Perintah Kerja
2. Kertas F4
3. Tinta Printer Epson L210
4. Kertas A4
5. Buku Tulis A4
6. Stop Map
7. Pensil
8. Penggaris
9. Staples
10. Isi Staples
11. Tipe-X
12. Surat Perintah Kegiatan
13. Bolpoin Hitam, Biru dan Merah
14. Rautan Pensil
15. Penghapus Pensil
16. Binder Clip
17. Tempat Arsip Dokumen
18. Penjepit Kertas
19. Cutter
20. Kertas Cover Warna Orange dan Putih
21. Spidol
22. Isolasi Bening
23. Isolasi Double Tip
24. Gunting Ukuran Sedang
25. Spidol Board Marker
26. Stabilo

6. Bagian Pemeliharaan Alat Kesehatan

NO NAMA BARANG
1. Timah
2. Kontak cleaner
19

BAB VI
KESELAMATAN PASIEN

A. Pengertian
Keselamatan pasien(patient safety) rumah sakit adalah suatu sistem dimana rumah
sakit membuat asuhan pasien lebih aman. Sistem tersebut meliputi:
1. Assessment resiko
2. Identifikasi dan pengelolaan hal yang berhubungan dengan resiko pasien
3. Pelaporan dan analisis insiden
4. Kemampuan belajar dari insiden
5. Tindaklanjutnya serta implementasi solusi untuk meminimalkan timbulnya resiko
Sistem tersebut diharapkan dapat mencegah terjadinya cedera yang disebabkan
oleh kesalahan akibat melaksanakan suatu tindakan atau tidak melakukan tindakan
yang seharusnya dilakukan atau KejadianTidak Diinginkan (KTD).

B. Tujuan
Berikut tujuan keselamatan pasien (patient safety):
1. Terciptanya budaya keselamatan pasien di Rumah Sakit
2. Meningkatnya akuntabilitas Rumah Sakit terhadap pasien dan masyarakat
3. Menurunnnya kejadian tidak diharapkan (KTD) di rumah sakit
4. Terlaksananya program-program pencegahan sehingga tidak terjadi
pengulangan kejadian tidak diharapkan.
Dalam sasaran keselamatan pasienrumah sakit dari 6 sasaran, salah satu sasaran
yang berkaitan dengan program kerja Instalasi Pemeliharaan Sarana adalah
dengan mengurangi resiko terhadap pasien, diantaranya:
1. Salah diagnosa pada pasien akibat kesalahan pemakaian peralatan, untuk
mengurangi resiko ini maka tertuang di dalam SPO untuk dijalankan tata cara
penggunaan alat medis.
2. Pemeliharaan dan perbaikan mengacu pada acuan kerja dan tata caranya
sesuai dengan SPO yang ada.
3. Kalibrasi peralatan medis harus rutin dilaksanakan agar keamanan peralatan
terpelihara.
20

BAB VII
KESELAMATAN KERJA

Undang - Undang No 36 tahun 2009 pasal 164 ayat (1) menyatakan


bahwa upaya kesehatan kerja ditujukan untuk melindungi pekerja agar hidup
sehat dan terbebas dari gangguan. Kesehatan serta pengaruh buruk yang
diakibatkan oleh pekerjaan. Rumah Sakit adalah tempat kerjayang termasuk
kategori tersebut diatas, berarti wajib menerapkan upaya keselamatan dan
kesehatan kerja. Program keselamatan dan kesehatan kerja ini bertujuan guna
melindungi karyawan dan kemungkinan terjadinya kecelakaan di dalam atau di
luar rumah sakit.
Dalam Undang - Undang dasar 1945 pasal 27 ayat (2) disebutkan bahwa
“Setiap warga negara berhak atas pekerjaan dan penghidupan yang layak
bagi kemanusiaan”. Dalam hal ini yang dimaksud dengan pekerjaan adalah
pekerjaan yang bersifat manusiawi, yang memungkinkan pekerja ada dalam
kondisi sehat dan selamat, bebas dari kecelakaan dan penyakit akibat kerja,
sehingga dapat hidup layak sesuai dengan martabat manusia.
Keselamatan dan kesehatan kerja atau K3 merupakan bagian integral
dari perlindungan terhadap pekerja. Pegawai adalah bagian integral dari rumah
sakit. Jaminan keselamatan dan kesehatan kerja akan meningkatkan
produktifitas pegawai dan meningkatkan produktifitas rumah sakit. Undang -
Undang No 1 tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja dimaksudkan untuk
menjamin:
a. Agar pegawai dan setiap orang yang berada di tempat kerja selaluberada
dalam keadaan sehat dan selamat.
b. Agar faktor - faktor produksi dapat dipakai dan digunakan secara efesien.
c. Agar proses produksi dapat berjalan secara lancar dan tanpa hambatan.
Faktor -faktor yang menimbulkan kecelakaan dan penyakit akibat kerja
dapat digolongkan pada tiga kelompok, yaitu:
1. Kondisi dan lingkungan kerja.
2. Kesadaran dan kualitas pekerja.
3. Peranan dan kualitas manajemen.

Dalam kaitannya dengan kondisi dan lingkungan kerja, kecelakaan dan penyakit
akibat kerja dapat terjadi bila:
- Peralatan tidak memenuhi standar kualitas atau bila sudah aus.
- Alat -alat produksi tidak disusun secara teratur menurut tahapan proses
produksi.
- Ruang kerja terlalu sempit, ventilasi ukuran kurang memadai, ruangan
terlalu panas atau terlalu dingin.
21

- Tidak tersedia alat -alat pengaman.


- Kurang memperhatikan persyaratan penanggulangan bahaya
kebakaran dan lain -lain.

Program Keselamatan kerja di Instalasi Pemeliharaan Peralatan Rumah Sakit:


- Peraturan keselamatan harus jelas dan dimengerti oleh setiap karyawan.
- Harus dicegah jangan sampai terjadi pegawai terjatuh.
- Ruang gerak bebas.
- Ruangan mempunyai ventilasi udara yang cukup.
- Penerangan lampu yang baik, menghindarkan kelelahan penglihatan
pegawai.
- Harus tersedia locker untuk penyimpanan alat - alat tugas.
- Perlu diperhatikan pengaturan suhu ruangan, kelembaban, pencegahan,
debu dan pencegahan kebakaran.
- Ketika melakukan tugas harus selalu mengutamakan keselamatan kerja
(memakai kacamata pada waktu mengelas, memakai sabuk pengaman bila
naik tembok yang tinggi dll).
22

BAB VIII
PENGENDALIAN MUTU

1. Kecepatan waktu menanggapi kerusakan alat

Judul Indikator Kecepatan waktu menanggapi kerusakan alat

Dasar pemikiran UU Nomor 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit


Kepmenkes no-129-tahun 2018 Tentang standart pelayanan minimal
Rumah Sakit.

Dimensi mutu Efisiensi, efektifitas, keselamatan, kesinambungan.

Tujuan Tergambarnya kecepatan dan ketanggapan dalam pemeliharaan alat.

Definisi Kecepatan waktu menanggapi alat yang rusak adalah waktu yang
operasional dibutuhkan mulai laporan alat rusak diterima sampai dengan petugas
melakukan pemeriksaan terhadap alat yang rusak untuk tindak lanjut
perbaikan, maksimal dalam waktu 15 menit harus sudah ditanggapi.

Jenis indikator Proses dan Outcome

Numerator Jumlah laporan kerusakan alat yang ditanggapi kurang atau sama
dengan 15 menit dalam satu bulan.
Denominator Jumlah seluruh laporan kerusakan alat dalam satu bulan.

Target ≥ 80%
Pencapaian

Kriteria
 Inklusi Semua laporan kerusakan dari unit

 Eksklusi Laporan kerusakan yang dikerjakan oleh pihak ke 3

Formula N/D x 100%

Area monitoring IPPRS dan semua unit RS

Frekuensi 1 bulan
pengumpulan
data

Periode Analisis 3 bulan


23

Metodologi Prospektif
pengumpulan
data

Sampel Besaran sample disesuaikan dengan kaidah-kaidah


statistik.menggunakan sampling dengan besaran sampel di sesuaikan
dengan kaidah – kaidah statistik.
 < 64 : 100% populasi
 64 – 319 : 64
 320 – 640 : 20% total populasi
 > 640 : 128
Rencana Analisis Menggunakan diagram Garis atau diagram batang:
Data
- Diagram garis digunakan untuk menampilkan data dari waktu ke
waktu
- Diagram batang digunakan untuk menampilkan data
perbandingan per bulan

Penanggung Kepala IPPRS


jawab

Instrumen SENSUS HARIAN


Pengambilan KECEPATAN WAKTU MENANGGAPI KERUSAKAN ALAT
Data BULAN .....................TAHUN .................

HASIL
WAKTU
TGL NO PERMASALAHAN
RUANG KET
GAGAL BERHASIL
LAPOR DITANGGAPI
         

         
JUMLAH      
24

2. Ketepatan waktu pemeliharaan alat

Judul Ketepatan waktu pemeliharaan alat

Dasar pemikiran - UU Nomor 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit

Kepmenkes no-129-tahun 2018 Tentang standart pelayanan


minimal Rumah Sakit.
Dimensi mutu Efisiensi, efektifitas, keselamatan, kesinambungan.

Tujuan Tergambarnya ketepatan waktu dalam pemeliharaan alat sesuai


jadwal.

Definisi Ketepatan waktu pemeliharaan alat adalah ketepatan waktu


operasional pemeliharaan secara periodik untuk tiap-tiap alat sesuai jadwal
pemeliharaan.

Frekuensi 1 bulan
pengumpulan
data

Periode analisis 3 bulan

Numerator Jumlah alat yang dilakukan pemeliharaan tepat waktu sesuai jadwal.

Denominator Jumlah seluruh alat yang seharusnya dilakukan pemeliharaan tepat


waktu sesuai jadwal.
Formula N/D x 100%

Kriteria
 Inklusi Semua alat yang dimiliki Rumah Sakit baik alkes maupun non alkes.

 Eksklusi Alat yang bersifat meubelair

tipe indikator Proses dan outcome

Metodologi Prospektif
pengumpulan
data

Sample Besaran sample disesuaikan dengan kaidah-kaidah statistik


menggunakan sampling dengan besaran sampel di sesuaikan dengan
kaidah – kaidah statistik.
 < 64 : 100% populasi
 64 – 319 : 64
 320 – 640 : 20% total populasi
 > 640 : 128

Area monitoring IPPRS dan semua unit RS

Rencana analisis Menggunakan diagram Garis atau diagram batang:


25

- Diagram garis digunakan untuk menampilkan data dari waktu ke


waktu.
- Diagram batang digunakan untuk menampilkan data
perbandingan per bulan
Target 100 %

Penanggung Kepala IPPRS


jawab

Publikasi data Pertemuan berkala tiap bulan

Instrumen
Pengambilan
Data
SENSUS MINGGUAN
ANGKA KETEPATAN WAKTU PEMELIHARAAN ALAT
BULAN .....................TAHUN .................

TGL HASIL KET


MINGGU PEMELIHARAAN NO RUANG
TIDAK
TEPAT
TEPAT

         

         

JUMLAH      
26

3. Ketepatan waktu kalibrasi alat laboratorium dan alat ukur lainnya

Judul Indikator Ketepatan waktu kalibrasi alat laboratorium dan alat ukur lainnya.
Dasar pemikiran - UU No. 44 Tahun 2009 Tentang Rumah Sakit

Kepmenkes no-129-tahun 2018 Tentang standart pelayanan


minimal Rumah Sakit.
Dimensi mutu Efisiensi, efektifitas, keselamatan, kesinambungan.
Tujuan Tergambarnya akurasi pelayanan laboratorium dan akurasi alat ukur
lainnya.
Definisi Kalibrasi adalah pengujian kembali terhadap kelayakan peralatan
Operasional laboratorium oleh Balai Pengamanan Fasilitas Kesehatan (BPFK) atau
perusahaan swasta yang telah mempunyai ijin atau rekomendasi dari
Dinas Kesehatan RI untuk dapat melakukan pengujian dan kalibrasi
peralatan medis.
Ketepatan waktu kalibrasi alat laboratorium dan alat ukur lainnya
adalah ketepatan waktu pengujian kembali sesuai jadwal kalibrasi
terhadap kelayakan peralatan laboratorium dan alat ukur lainnya oleh
Balai Pengamanan Fasilitas Kesehatan (BPFK) atau perusahaan
swasta yang telah mempunyai ijin atau rekomendasi dari Dinas
Kesehatan RI untuk dapat melakukan pengujian dan kalibrasi peralatan
medis.
Jenis Indikator Proses, Outcome
Numerator Jumlah alat laboratorium dan alat ukur lainnya yang dikalibrasi tepat
waktu dalam satu tahun.
Denominator Jumlah alat laboratorium dan alat ukur lainnya yang perlu dikalibrasi
dalam 1 tahun.
Standar 100%
Kriteria:
- Inklusi Semua alat laboratorium dan alat ukur lain yang seharusnya dilakukan
kalibrasi.

- Eksklusi Alat KSO dari pihak ke 3


Formula N/D x 100%
Sumber data Formulir pengumpulan data Tahunan
Frekuensi 1 tahun
pengumpulan
data
Periode analisis 1 tahun
Cara Retrospektif
Pengumpulan
27

Data
Sample Besaran sample disesuaikan dengan kaidah-kaidah statistik
menggunakan sampling dengan besaran sampel di sesuaikan dengan
kaidah – kaidah statistik.
 < 64 : 100% populasi
 64 – 319 : 64
 320 – 640 : 20% total populasi
 > 640 : 128
Rencana Analisis Menggunakan diagram Garis atau diagram batang:
Data
- Diagram garis digunakan untuk menampilkan data dari waktu ke
waktu.
- Diagram batang digunakan untuk menampilkan data
perbandingan perbulan.
Penanggung Kepala IPPRS
Jawab
Instrumen SENSUS TAHUNAN
ANGKA KETEPATAN WAKTU KALIBRASI
Pengambilan
BULAN ................... TAHUN .................
Data
HASIL
NO NAMA RUANG JADWAL DILAKSANAKAN KET
ALAT TANGGAL TEPAT TIDAK TEPAT

     
28

BAB IX
PENUTUP

Pedoman Kerja Pemeliharaan Peralatan Rumah Sakit Bhayangkara ini telah


diusahakan disusun dengan sebaik - baiknya. Namun demikian tentu masih terdapat
kekurangan dan kekeliruan dalam penyusunannya yang perlu mendapatkan
perhatian guna penyempurnaannya.
Tanggapan dari pembaca yang berkepentingan dengan pedoman ini sangat kami
harapkan untuk menjadi bahan pertimbangan guna penyempurnaan penyusunan
Pedoman Kerja Pemeliharaan Peralatan Rumah Sakit Bhayangkara Kedirir dikemudian
hari.
Rumah sakit sebagai salah satu sarana kesehatan yang memberikan
pelayanan kesehatan memiliki peran yang sangat penting dalam meningkatkan derajat
kesehatan masyarakat. Rumah Sakit adalah sarana kesehatan yang menyelenggarakan
pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna.
MenurutAmerican Hospital Association (1974) Rumah Sakit adalah suatu
organisasi yang melalui tenaga medis professional yang terorganisir serta sarana
kedokteran yang permanen menyelenggarakan pelayanan, asuhan keperawatan yang
berkesinambungan,diagnosis serta pengobatan penyakit yang diderita oleh pasien.
Rumah Sakit Bhayangkara Kediri adalah rumah sakit Polri yang berada di Kota
Kediri. Dalam perkembangan industri perumah sakitan yang kompetitif ini, Rumah sakit
Bhayangkara Kediri juga harusmengembangkan keunggulan kompetitifnya. Fasilitas yang
tersediadi RS Bhayangkara Kediri antara lain Instalasi Rawat Jalan, Instalasi Rawat Inap
,Instalasi Gawat Darurat, Rehabilitasi Medik, Instalasi Pemeliharaan Peralatan Rumah
Sakit dan lain-lain.
Instalasi Pemeliharaan Peralatan Rumah Sakit adalah bagian dari Rumah Sakit
yang memberikan pelayanan pemeliharaan umum, alat kesehatan dan bangunan RS
Bhayangkara Kediridengan dilengkapiperalatan yang memadaidan juga didukung oleh
SDM yang memiliki sertifikasi dan pelatihan khusus dibidangnya serta memenuhi
persyaratan dan standar dirumah sakit, nasional,u ndang–undang dan peraturan yang
berlaku.
29

Keselamatan pasien selalu menjadi fokus utama kami dalam menyediakan jasa
pemeliharaan peralatan medik. Dengan meningkatnya kesadaran akan isu-isu
keselamatan pasien, persyaratan desain dan spesifikasi, kriteria laik pakai, dan
persyaratan pengoperasian peralatan medik kepada pasien merupakan faktor
penting dalam masalah keselamatan pasien.
Keselamatan pasien disarana pelayanan kesehatan adalah tujuan utama dari
program manajemen pemeliharaan peralatan medik. Dalam pandangan ini program
pengelolaan yang proaktif sangat penting untuk menjamin lingkungan yang aman bagi
pasien, pengunjung dan staf rumah sakit.
Salah satu upaya untuk meningkatkan mutu pelayanan rumah sakit adalah
melalui pelayanan penunjang medik, yang profesional, bermutu dan aman.
Upaya untuk mendukung peningkatan mutu dan terlaksananya program kerja
di bagian masing-masing diperlukan SDM yang berkualitas. Seleksi pegawai merupakan
salah satu bagian yang teramat penting dalam keseluruhan proses manajemen sumber
daya manusia. Dengan perencanaan, rekrutmen dan seleksi sumber daya manusia yang
baik diharapkan sebuah institusid apat menghasilkan SDM yang berkualitas.

KEPALA RUMAH SAKIT BHAYANGKARA KEDIRI

dr. M. MAS’UDI, Sp.S


KOMISARIS BESAR POLISI NRP 67110448

Anda mungkin juga menyukai