Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH KOMPETENSI PEMBELAJARAN

KELOMPOK 6 “PEMBELAJARAN”

Dosen Pengampu :

Dra. Vivi Radiona Sofyani Putri, M.Pd.

Nama Anggota Kelompok :

Iga Navila Febriani Raharjo (1515620036)

Selfiana Andriani (1515620040)

Alisha Putri Azzahra Arfan (1515620056)

Shira Riana A (1515620046)

PENDIDIKAN TATA BUSANA

FAKULTAS TEKNIK
A. DEFINISI PEMBELAJARAN
Istilah pembelajaran berhubungan erat dengan pengertian belajar dan
mengajar. Belajar, mengajar dan pembelajaran terjadi bersama-sama. Belajar dapat
terjadi tanpa guru dan tanpa kegiatan mengajar dan pembelajaran formal lain.
Sedangkan mengajar meliputi segala hal yang guru lakukan di dalam kelas.

Pembelajaran menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) adalah proses,


cara menjadikan orang atau makhluk hidup belajar. Sedangkan menurut Undang-
undang No. 20 Tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional pasal 1 Ayat 20,
pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber
belajar pada suatu lingkungan belajar.

Berdasarkan definisi di atas, pembelajaran merupakan suatu proses interaksi


antar guru dan siswa untuk dapat menyampaikan dan mengetahui sesuatu yang
didalamnya terdapat suatu proses belajar dengan tujuan yang hendak dicapai. Seperti
yang dikemukakan oleh Gagne dan Briggs (1979: 3) mengartikan pembelajaran ini
adalah suatu sistem yang bertujuan untuk membantu proses belajar siswa, yang berisi
serangkaian peristiwa yang dirancang, disusun sedemikian rupa untuk mempengaruhi
dan mendukung terjadinya proses belajar siswa yang bersifat internal.

Selain itu, definisi pembelajaran lain juga dikemukakan oleh Sudjana (2004:
28) yang berpendapat bahwa “pembelajaran dapat diartikan sebagai setiap upaya yang
sistematik dan sengaja untuk menciptakan agar terjadi kegiatan interaksi edukatif
antara belah pihak, yaitu antara peserta didik (warga belajar) dan pendidik (sumber
belajar) yang melakukan kegiatan membelajarkan”. Dari beberapa definisi
pembelajaran di atas, dapat disimpulkan bahwa pembelajaran merupakan suatu
kegiatan yang sengaja diciptakan dengan adanya interaksi antara guru dan siswa
didalamnya yang bertujuan untuk membelajarkan.

Pembelajaran pada hakikatnya tidak hanya sekedar menyampaikan pesan


tetapi juga merupakan aktifitas profesional yang menuntut guru dapat menggunakan
keterampilan dasar mengajar secara terpadu serta menciptakan situasi efisien
(Mashudi, Toha dkk, 2007 : 3). Oleh karena itu dalam pembelajaran guru perlu
menciptakan suasana yang kondusif dan strategi belajar yang menarik minat siswa.
Pembelajaran yang berkualitas sangat tergantung dari motivasi kreativitas
pengajar, pembelajaran yang memiliki motivasi tinggi motivasi tinggi ditunjang
dengan mengajar yang mampu mempasilitasi tersebut akan membawa pada
keberhasilan pencapaian target belajar. Target belajar dapat diukur melalui perubahan
sikap dan kemampuan siswa melalui proses belajar.

Desain pembelajaran yang baik, ditunjang fasilitas yang menandai, ditambah


dengan kreatifitas guru akan membuat peserta didik lebih mudah mencapai target
belajar. Trianto (2010:17) mengatakan ‟Pembelajaran merupakan aspek kegiatan
manusia yang kompleks, yang tidak sepenuhnya dapat dijelaskan”. Pembelajaran
secara simple dapat diartikan sebagai produk interaksi berkelanjutan antara
pengembangan dan pengalaman hidup. Pembelajaran dalam makna kompleks adalah
usaha sadar dari seorang guru untuk membelajarkan siswanya (mengarahkan interaksi
siswa dengan sumber belajar lainnya) dalam rangka mencapai tujuan yang
diharapkan. Hardini dan Puspitasari (2012:10). “Pembelajaran adalah suatu aktivitas
yang dengan sengaja untuk memodifikasi berbagai kondisi yang diarahkan untuk
tercapainya suatu tujuan, yaitu tercapainya tujuan kurikulum”.

B. CIRI - CIRI PEMBELAJARAN


Ciri-ciri pembelajaran tersebut adalah sebagai berikut:
1) Merupakan upaya sadar dan disengaja.
2) Pembelajaran harus membuat siswa belajar.
3) Tujuan harus ditetapkan terlebih dahulu sebelum proses dilaksanakan.
4) Pelaksanaan terkendali, baik isinya, waktu, proses maupun hasil.

Terdapat beberapa ciri-ciri dan karakteristik menurut Sugandi, dkk (2000) di


antaranya adalah sebagai berikut.
a. Pembelajaran dilakukan secara sadar dan direncanakan secara sistematis.
b. Pembelajaran dapat menumbuhkan perhatian dan motivasi siswa dalam belajar.
c. Pembelajaran dapat menyediakan bahan belajar yang menarik dan menantang bagi
siswa.
d. Pembelajaran dapat menggunakan alat bantu belajar yang tepat dan menarik.
e. Pembelajaran dapat menciptakan suasana belajar yang aman dan menyenangkan
bagi siswa.
f. Pembelajaran dapat membuat siswa siap menerima pelajaran baik secara fisik
maupun psikologis.

Adapun ciri belajar yang lain yang dikemukakan oleh Eggen dan Kauchak (1998)
dalam krisna1blogs.uns.ac.id yang menjelaskan bahwa ada enam ciri pembelajaran
yang efektif, yaitu:
1. Siswa menjadi pengkaji yang aktif terhadap lingkungannya melalui
mengobservasi, membandingkan, menemukan kesamaan-kesamaan dan
perbedaan-perbedaan serta membentuk konsep dan generalisasi berdasarkan
kesamaan-kesamaan yang ditemukan.
2. Guru menyediakan materi sebagai fokus berfikir dan berinteraksi dalam pelajaran.
3. Aktivitas-aktivitas siswa sepenuhnya didasarkan pada pengkajian.
4. Guru secara aktif terlibat dalam pemberian arahan dan tuntunan kepada siswa
dalam menganalisis informasi.
5. Orientasi pembelajaran, penguasaan isi pelajaran dan pengembangan keterampilan
berpikir.
6. Guru menggunakan teknik mengajar yang bervariasi sesuai dengan tujuan dan
gaya mengajar guru.

C. PRINSIP PEMBELAJARAN

Dalam buku Condition of Learning, Gagne (1997) dalam mengemukakan


sembilan prinsip yang dapat dilakukan guru dalam melaksanakan pembelajaran,
sebagai berikut :

1) Menarik perhatian (gaining attention) : hal yang menimbulkan minat siswa dengan
mengemukakan sesuatu yang baru, aneh, kontadiksi, atau kompleks.
2) Menyampaikan tujan pembelajaran (informing learner of the objectives) :
memberitahukan kemamupan yang harus dikuasai siswa setelah selesai mengikuti
pelajaran.
3) Mengingatkan konsep/prinsip yang telah dipelajari (stimulating recall or prior
learning) : merangsang ingatan tentang pengetahuan yang telah dipelajari menjadi
persyaratan untuk mempelajari materi yang baru.
4) Menyampaikan materi pelajaran (presenting the stimulus) : menyampaikan
materi-materi pelajaran yang telah direncanakan.
5) Memberikan bimbingan belajar (providing learner guidance) : memberikan
pertanyaan-pertanyaan yang membimbing proses/alur berpikir siswa agar
memiliki pemahaman yang lebih baik.
6) Memperoleh kinerja/penampilan siswa (eliciting performance) : siswa diminta
untuk menunjukkan apa yang telah dipelajari atau penguasaannya terhadap materi.
7) Memberikan balikan (providing feedback) : memberitahu seberapa jauh ketetapan
performance siswa.
8) Menilai hasil belajar (assessing performance) : memberitahu tes/tugas untuk
mengetahui seberapa jauh siswa menguasai tujuan pembelajaran.
9) Memperkuat retensi dan transfer belajar (enhancing retention and transfer) :
merangsang kemampuan mengingat-ingat dan mentransfer dengan memberikan
rangkuman, mengadakan review atau mempraktekan apa yang telah dipelajaari.

Prinsip-Prinsip Pembelajaran Berbagai teori tentang prinsip-prinsip pembelajaran


yang telah dikemukakan para ahli yang memiliki persamaan dan perbedaan. Dari
prinsip tersebut terdapat beberapa prinsip yang relatif berlaku umum yang dapat
digunakan sebagai dasar dalam proses pembelajaran, baik pendidik maupun peserta
didik dalam upaya meningkatkan pelaksanaan pembelajaran. Prinsip-prinsip yang
dimaksud adalah: perhatian dan motivasi, keaktifan, keterlibatan langsung,
pengulangan, tantangan serta perbedaan individu. Lebih jelasnya diuraikan sebagai
berikut:

a. Perhatian dan Motivasi


Perhatian mempunyai peranan penting dalam kegiatan pembelajaran, tanpa
adanya perhatian maka pelajaran yang diterima dari pendidik adalah sia-sia.
Perhatian terhadap pelajaran akan timbul pada peserta didik apabila bahan
pelajaran itu sesuai kebutuhannya, sehingga termotivasi untuk mempelajari secara
serius. Selain dari perhatian, motivasi juga mempunyai peranan yang urgent
dalam kegiatan belajar. Gage dan Berliner mendefinisikan motivasi adalah tenaga
yang menggerakkan dan mengarahkan aktivitas seseorang. Motivasi dapat
dibandingkan dengan mesin dan kemudi pada mobil. Jadi motivasi merupakan
suatu tenaga yang menggerakkan dan mengarahkan aktivitas seseorang. Motivasi
mempunyai kaitan yang erat dengan minat, peserta didik yang memiliki minat
terhadap sesuatu bidang studi tertentu cenderung tertarik perhatiannya dan timbul
motivasinya untuk mempelajari bidang studi tersebut.

b. Keaktifan Belajar
Merupakan tindakan dan perilaku peserta didik yang kompleks. Kompleksitas
belajar tersebut dapat dipandang dari dua subyek, yaitu dari peserta didik dan
pendidik. Dari segi peserta didik, belajar dialami sebagai suatu proses, mereka
mengalami proses mental dalam menghadapi bahan ajar. Dari segi pendidik proses
pembelajaran tersebut tampak sebagai perilaku belajar tentang sesuatu hal.
Kecenderungan psikologi dewasa ini menganggap bahwa anak adalah mahluk
yang aktif. Anak mempunyai dorongan untuk berbuat sesuatu, mempunyai
kemauan dan aspirasinya sendiri. Dimiyati dan Mudjiono mengatakan bahwa
”belajar hanya dialami oleh peserta didik sendiri, peserta didik adalah penentu
terjadinya atau tidak terjadi proses belajar.” Hal ini menunjukkan bahwa belajar
tidak bisa dipaksakan oleh orang lain dan juga tidak bisa dilimpahkan kepada
orang lain. Belajar hanya mungkin terjadi apabila anak aktif mengalami sendiri.

c. Keterlibatan Langsung/Berpengalaman
Dalam diri peserta didik terdapat banyak kemungkinan dan potensi yang akan
berkembang. Potensi yang dimiliki peserta didik berkembang ke arah tujuan yang
baik dan optimal, jika diarahkan dan punya kesempatan untuk mengalaminya
sendiri. Edgar Dale dalam Oemar Hamalik mengemukakan bahwa belajar yang
paling baik adalah belajar melalui pengalaman langsung. Dale mengadakan
klasifikasi pengalaman menurut tingkat yang paling kongkrit ke yang paling
abstrak yang dikenal dengan kerucut pengalaman (cone of experience). Teori yang
dikemukakan oleh Adgar Dale tersebut menunjukkan bahwa keterlibatan
langsung/pengalaman setiap peserta didik itu bertingkattingkat, mulai dari yang
abstrak ke yang kongkrit. Hal ini dapat dilihat pada gambar berikut ini. Dalam
proses pembelajaran membutuhkan keterlibatan langsung peserta didik. Namun
demikian, keterlibatan langsung secara fisik tidak menjamin keaktifan belajar.
Untuk dapat melibatkan peserta didik secara fisik, mental, emosional dan
intelektual, maka pendidik hendaknya merancang pembelajarannya secara
sistimatis, melaksanakan kegiatan pembelajaran dengan mempertimbangkan
karakteristik peserta didik dan karakteristik mata pelajaran.
d. Pengulangan
Pengulangan dalam kaitannya dengan pembelajaran adalah suatu tindakan atau
perbuatan berupa latihan berulangkali yang dilakukan peserta didik yang
bertujuan untuk lebih memantapkan hasil pembelajarannya. Pemantapan diartikan
sebagai usaha perbaikan dan sebagai usaha perluasan yang dilakukan melalui
pengulangan– pengulangan. Pembelajaran yang efektif dilakukan dengan berulang
kali sehingga peserta didik menjadi mengerti. Bahan ajar bagaimanapun sulitnya
yang diberikan oleh pendidik kepada peserta didik, jika mereka sering mengulangi
bahan tersebut niscaya akan mudah dikuasai dan dihafalnya. Ahmad Zayadi dan
Abdul Majid mengatakan bahwa penguatan dorongan serta bimbingan pada
beberapa peristiwa pembelajaran peserta didik dapat meningkatkan kemampuan
yang telah ada pada perilaku belajarnya. Hal ini mendorong kemudahan bagi
peserta didik untuk melakukan pengulangan atau mempelajari materi pelajaran
secara berulang kali. Adanya pengulangan terhadap materi pelajaran yang
diberikan mempermudah penguasaan dan dapat meningkatkan kemampuannya.
Salah satu teori pembelajaran yang menekankan perlunya pengulangan adalah
teori psikologi asosiasi atau koneksionisme dengan tokohnya yang terkenal
Thorndike mengemukakan ada tiga prinsip atau hukum dalam belajar yaitu:
a. Law of readines, belajar akan berhasil apabila individu memiliki kesiapan untuk
melakukan perbuatan tersebut.
b. Law of exercise, belajar akan berhasil apabila banyak latihan dan ulangan.
c. Law of effect, yaitu belajar akan bersemangat apabila mengetahuai dan
mendapatkan hasil yang baik.
Belajar akan berhasil apabila peserta didik itu memiliki kesiapan untuk belajar,
pelajaran itu selalu dilatihkan/diulangi serta peserta didik lebih bersemangat
apabila mendapatkan hasil yang memuaskan. Fungsi utama pengulangan adalah
untuk memastikan peserta didik memahami persyaratan–persyaratan kemampuan
untuk suatu mata pelajaran, peserta didik akan belajar dengan mudah dan
mengingat lebih lama jika mereka mengulangi apa yang mereka pahami. Dalam
Alquran Allah menjelaskan dengan firmannya pada Q.S.17/41 “Dan
sesungguhnya dalam Alquran ini Kami telah ulangulangi (peringatan-peringatan),
agar mereka selalu ingat. Dan ulangan peringatan itu tidak lain hanyalah
menambah mereka lari (dari kebenaran)”. Ayat tersebut memperjelas perlunya
pengulangan agar manusia selalu mengingat apa yang telah dilaksanakan.
Demikian pula halnya dalam pembelajaran perbuatan mengulang-ulangi
bertujuan lebih memantapkan hasil pembelajaran, juga berfungsi mengembangkan
kemampuan berfikir untuk memecahkan masalah yang dihadapi baik secara
individu maupun berkelompok.

e. Tantangan
Apabila pendidik menginginkan peserta didiknya berkembang dan selalu
berusaha mencapai tujuan, maka pendidik harus memberikan tantangan dalam
kegiatan pembelajaran. Tantangan dalam kegiatan pembelajaran dapat diwujudkan
melalui bentuk kegiatan, bahan, dan alat pembelajaran yang dipilih untuk kegiatan
tersebut. Kurt Lewin dengan teori Medan (Field Theory), mengemukakan bahwa
peserta didik dalam situasi belajar berada dalam suatu medan atau lapangan
psikologis. Dalam situasi belajar peserta didik menghadapi suatu tujuan yang
ingin dicapai, tetapi selalu mendapat hambatan yaitu mempelajari bahan ajar,
maka timbullah motif untuk mengatasi hambatan itu dengan mempelajari bahan
ajar tersebut. Jika hambatan itu telah diatasi, artinya tujuan belajar telah tercapai
maka peserta didik masuk dalam medan baru dan tujuan baru, demikian
seterusnya.
Apabila pendidik menginginkan peserta didiknya memunculkan motif yang
kuat untuk mengatasi hambatan dengan baik, maka bahan pembelajaran haruslah
menantang. Adanya tantangan yang dihadapi peserta didik dapat menjadikannya
lebih bergairah untuk mengatasinya. Bahan ajar yang memerlukan pemecahan
masalah dan analisis dapat membuat peserta didik tertantang untuk
mempelajarinya
f. Perbedaan Individual
Pada dasarnya tiap individu merupakan satu kesatuan, yang berbeda antara
satu dengan yang lainnya. Tidak ada yang sama baik dari aspek fisik maupun
psikis. Dimiyati dan Mudiyono berpendapat bahwa “peserta didik merupakan
individu yang unik, artinya tidak ada dua orang peserta didik yang sama persis,
tiap peserta didik memiliki perbedaan satu sama lain. Perbedaan itu terdapat pula
pada karakteristik psikis, kepribadian dan sifat-sifatnya.” Oemar Hamalik
mengemukakan bahwa perbedaan individu manusia, dapat dilihat dari dua sisi
yakni horizontal dan vertikal.
Perbedaan horizontal adalah perbedaan individu dalam aspek mental, seperti
tingkat kecerdasan, bakat, minat, ingatan, emosi dan sebagainya. Sedang
perbedaan vertikal adalah perbedaan individu dalam aspek jasmaniah seperti
bentuk badan, tinggi dan besarnya badan, tenaga dan sebagainya. Masing-masing
aspek tersebut besar pengaruhnya terhadap kegiatan dan keberhasilan
pembelajaran yang dilakukan.
Perbedaan individual ini berpengaruh pada cara dan hasil belajar peserta didik.
Oleh karena itu perbedaan individu ini perlu menjadi perhatian pendidik dalam
aktivitas pembelajaran dengan memperhatikan tipe-tipe belajar setiap individu.
Para ahli didik mengklasifikasi tipe belajar peserta didik atas 4 macam yaitu:
a. Tipe auditif, yaitu peserta didik yang mudah menerima pelajaran melalui
pendengaran.
b. Tipe visual, yaitu yang mudah menerima pelajaran melalui penglihatan.
c. Tipe motorik, yaitu yang mudah menerima pelajaran melalui gerakan.
d. Tipe campuran yaitu peserta didik yang mudah menerima pelajaran melalui
penglihatan dan pendengaran.
Mengetahui perbedaan individu dalam belajar, memudahkan bagi pendidik
dalam menentukan media yang akan digunakan, hal tersebut sangat urgen dalam
pencapaian hasil pembelajaran yang optimal.
D. KOMPONEN PEMBELAJARAN
Pembelajaran dikatakan sebagai suatu sistem karena pembelajaran adalah kegiatan
yang bertujuan, yaitu membelajarkan siswa. Proses pembelajaran merupakan rangkaian
kegiatan yang melibatkan berbagai komponen yang satu sama lain saling berinteraksi
dan berinterelasi, dimana guru harus memanfaatkan komponen tersebut dalam proses
kegiatan untuk mencapai tujuan yang ingin direncanakan. Komponen-komponen
pembelajaran adalah sebagai berikut:
1. Tujuan Pembelajaran
Dalam Permendiknas RI No. 52 Tahun 2008 tentang Standar Proses disebutkan
bahwa tujuan pembelajaran memberikan petunjuk untuk memilih isi mata pelajaran,
menata urutan topik-topik, mengalokasikan waktu, petunjuk dalam memilih alat-
alat bantu pengajaran dan prosedur pengajaran, serta menyediakan ukuran (standar)
untuk mengukur prestasi belajar siswa. Tujuan pembelajaran juga merupakan titik
awal yang sangat penting dalam pembelajaran, sehingga baik arti maupun jenisnya
perlu dipahami betul oleh setiap guru maupun calon guru. Tujuan pembelajaran
merupakan komponen utama yang harus dirumuskan oleh guru dalam
pembelajaran, karena merupakan sasaran dari proses pembelajaran. Mau dibawa ke
mana siswa, apa yang harus dimiliki oleh siswa, semuanya tergantung pada tujuan
yang ingin dicapai. Oleh karenanya, tujuan merupakan komponen pertama dan
utama.
Upaya merumuskan tujuan pembelajaran dapat memberikan manfaat tertentu, baik
bagi guru maupun siswa. Nana Syaodih Sukmadinata (2002) mengidentifikasi 4
(empat) manfaat dari tujuan pembelajaran, yaitu:
1. Memudahkan dalam mengkomunikasikan maksud kegiatan belajar mengajar
kepada siswa, sehingga siswa dapat melakukan perbuatan belajarnya secara
lebih mandiri;
2. Memudahkan guru memilih dan menyusun bahan ajar;
3. Membantu memudahkan guru menentukan kegiatan belajar dan media
pembelajaran;
4. Memudahkan guru mengadakan penilaian.
2. Materi Pembelajaran
Isi atau materi pelajaran merupakan komponen kedua dalam sistem pembelajaran.
Dalam konteks tertentu, materi pelajaran merupakan inti dalam proses
pembelajaran. Artinya, sering terjadi dalam proses pembelajaran diartikan sebagai
proses penyampaian materi. Hal ini bisa dibenarkan manakala tujuan utama
pembelajaran adalah penguasaan materi pembelajaran (subject centered teaching).
Dalam kondisi semacam ini, maka penguasaan materi pelajaran oleh guru mutlak
diperlukan.
Materi pembelajaran atau materi ajar (instructional materials) adalah pengetahuan,
sikap dan keterampilan yang harus dipelajari siswa dalam rangka mencapai standar
kompetensi yang telah ditentukan.Materi pelajaran diartikan pula sebagai bahan
pelajaran yang harus dikuasai oleh siswa sesuai dengan tujuan pembelajaran. Materi
pembelajaran pada hakekatnya merupakan pengetahuan, nilai-nilai dan
keterampilan sebagai isi dari suatu mata pelajaran yang diarahkan untuk mencapai
tujuan pembelajaran. Sehingga dapat dikatakan bahwa materi pelajaran adalah
berbagai pengalaman yang akan diberikan kepada siswa selama mengikuti proses
pendidikan atau proses pembelajaran. Pengalaman belajar yang diperoleh siswa dari
sekolah menjadi materi pembelajaran. Siswa melakukan berbagai kegiatan dalam
rangka memperoleh pengalaman belajar tersebut, baik itu berupa keterampilan
kognitif, psikomotorik maupun afektif. Pengalaman-pengalaman ini dirancang dan
diorganisir sedemikian rupa sehingga apa yang diperoleh siswa sesuai dengan
tujuan. Peran materi pembelajaran dalam proses pendidikan menempati posisi yang
sangat strategis dan turut menentukan tercapainya tujuan pendidikan, karena materi
pembelajaran merupakan input instrumental (instrumental input) bersama dengan
kurikulum/program pendidikan, guru, media, evaluasi, dan sebagainya. Materi
pembelajaran merupakan salah satu aspek yang dapat mempengaruhi output.
Dengan kata lain kualitas proses dan hasil pendidikan, dapat dipengaruhi oleh
materi pembelajaran yang digunakan. Atas dasar itulah, dalam sistem pendidikan,
materi pembelajaran memegang peran yang cukup penting dan menentukan. Tugas
guru disini adalah bagaimana guru dapat menyampaikan atau menyajikan materi
pelajaran dengan semenarik mungkin, sehingga siswa termotivasi untuk mengikuti
proses belajar mengajar dengan baik dan penuh semangat. Usaha yang dapat
dilakukan oleh guru adalah mengkombinasi dan mengkoordinasikan materi
pelajaran dengan media dan strategi pembelajaran yang relevan. Hal ini tentu saja
harus didukung dengan penguasaan materi atau bahan pelajaran yang ia sajikan
dengan penggunaan bahasa yang baik dan benar.
Secara garis besar, materi pembelajaran berisikan pengetahuan, keterampilan, dan
sikap atau nilai yang harus dipelajari siswa.
3. Strategi Pembelajaran
Strategi pembelajaran adalah suatu kegiatan pembelajaran yang harus dikerjakan guru
dan siswa agar tujuan pembelajaran dapat dicapai secara efektif dan efisien.
Strategi pembelajaran dibagi 2 yaitu induktif dan deduktif.
a. Strategi Pembelajaran Induktif
Pengolahan pesan yang dimulai dari hal yang khusus, dari peristiwa yang bersifat
individual menuju ke generalisasi, dari pengalaman empiris yang individual
menuju kepada konsep yang bersifat umum.
b. Strategi Pembelajaran Deduktif
Pesan diolah mulai dari hal umum menuju kepada hal yang khusus, dari hal yang
abstrak kepada hal yang nyata, dari konsep yang abstrak ke contoh yang konkret,
dari sebuah premis menuju kesimpulan yang logis.
Strategi pembelajaran ini sifatnya konseptual. Strategi atau model pembelajaran ini
bisa diimplementasikan dengan bentuk metode pembelajaran yang nyata. Metode
pembejaran yang bisa dipilih dari konsep strategi pembelajaran adalah

1) Ceramah,
2) Diskusi kelompok,
3) Demonstrasi ,
4) Simulasi,
5) Pengalaman lapangan,
6) Mind Mapping,
7) Drama.dan lain-lain

Dalam kurikulum 2013 strategi pembelajaran atau model pembelajaran ada 5

1. Strategi discovery Learning (DL) (Menyingkap Pembelajaran)


Teori belajar yang didefinisikan sebagai proses pembelajaran yang terjadi bila
pelajar tidak disajikan dengan pelajaran dalam bentuk finalnya, tetapi diharapkan
mengorganisasi sendiri
2. Strategi inkuiri Learning (IL) (Penyelidikan Pembelajaran)
didefinisikan oleh Piaget (Sund dan Trowbridge, 1973) sebagai: Pembelajaran
yang mempersiapkan situasi bagi anak untuk melakukan eksperimen sendiri;
dalam arti luas ingin melihat apa yang terjadi, ingin melakukan sesuatu, ingin
menggunakan simbul-simbul dan mencari jawaban atas pertanyaan sendiri,
menghubungkan penemuan yang satu dengan penemuan yang
lain, membandingkan apa yang ditemukan dengan yang ditemukan orang lain.
3. Strategi Problem Based Learning (PBL) (Pembelajaran berbasis masalah)
metode pengajaran yang bercirikan adanya permasalahan nyata sebagai konteks
untuk para peserta didik belajar berfikir kritis dan keterampilan memecahkan
masalah, dan memperoleh pengetahuan (Duch,1995).
4. Strategi Project Based Learning (PBL) (Pembelajaran Berbasis proyek)
pembelajaran yang menggunakan proyek/kegiatan sebagai media. Peserta didik
melakukan eksplorasi, penilaian, interpretasi, sintesis, dan informasi untuk
menghasilkan berbagai bentuk hasil belajar.
5. Strategi Saintifik Learning (SL) ( Pembelajaran Ilmiah)
Proses pembelajaran yang dirancang sedemikian rupa agar peserta didik secara
aktif mengonstruk konsep, hukum atau prinsip melalui tahapan-tahapan mengamati
(untuk mengidentifikasi atau menemukan masalah), merumuskan masalah,
mengajukan atau merumuskan hipotesis, mengumpulkan data dengan berbagai
teknik, menganalisis data, menarik kesimpulan dan mengomunikasikan konsep,
hukum atau prinsip yang “ditemukan”.

4. Sumber Belajar
Yang dimaksud dengan sumber belajar ialah segala sesuatu yang dapat
dipergunakan sebagai tempat dimana bahan pelajaran terdapat atau asal atau belajar
seseorang. Dengan demikian sumber belajar itu merupakan bahan untuk menambah
ilmu pengetahuan yang mengandung hal-hal baru. Sebab pada hakekatnya belajar
adalah mendapatkan hal-hal yang baru. Definisi yang hampir sama tentang sumber
belajar adalah segala sesuatu yang dapat memberikan informasi atau
penjelasan,berupa definisi, teori, konsep, dan penjelasan yang berkaitan dengan
pembelajaran. Sumber belajar juga dapat diartikan sebagai daya yang bisa
dimanfaatkan guna kepentingan proses belajar mengajar, baik secara langsung
maupun secara tidak langsung, sebagian atau secara keseluruhan. Sumber belajar
dibedakan menjadi lima jenis, yaitu: manusia, bahan pengajaran, alat atau
perlengkapan, aktivitas, dan lingkungan.

5. Evaluasi Pembelajaran
Dalam bidang pendidikan, kegiatan evaluasi merupakan kegiatan utama yang
tidak dapat ditinggalkan. Begitu juga proses evaluasi pada kegiatan belajar
mengajar hampir terjadi setiap saat, tetapi tingkat formalitasnya berbeda-beda.
Evaluasi berhubungan erat dengan tujuan instruksional, analisis kebutuhan dan
proses belajar mengajar. Tanpa evaluasi suatu sistem instruksional masih dapat
dikatakan belum lengkap. Itu sebabnya, evaluasi menempati kedudukan penting
dalam rancangan kurikulum dan rancangan pembelajaran.

Evaluasi diartikan sebagai suatu proses menentukan nilai sesuatu atau seseorang
dengan menggunakan patokan-patokan tertentu untuk mencapai tujuan. Sementara
itu, evaluasi hasil belajar pembelajaran adalah suatu proses menentukan nilai
prestasi belajar pembelajar dengan menggunakan patokan-patokan tertentu agar
mencapai tujuan pengajaran yang telah ditentukan sebelumnya. Evaluasi hasil
belajar digunakan untuk menyimpulkan apakah tujuan instruksional suatu program
telah tercapai. Caranya adalah dengan pengukuran dan penilaian terhadap
kesesuaian antara tujuan instruksional yang telah ditetapkan dengan prestasi hasil
belajar yang diperoleh melalui tes atau ujian.
Kesimpulan
Pembelajaran berhubungan erat dengan pengertian belajar dan mengajar. Belajar, mengajar dan
pembelajaran terjadi bersama-sama. Belajar dapat terjadi tanpa guru dan tanpa kegiatan
mengajar dan pembelajaran formal lain. Sedangkan mengajar meliputi segala hal yang guru
lakukan di dalam kelas. Pembelajaran juga merupakan proses interaksi antar guru dan siswa
untuk dapat menyampaikan dan mengetahui sesuatu yang didalamnya terdapat suatu proses
belajar dengan tujuan yang hendak dicapai. Dalam pembelajaran terdapat beberapa strategi
pembelajaran yang harus dikerjakan guru dan siswa agar tujuan pembelajaran dapat dicapai
secara efektif dan efisien. Tujuan Pembelajaran juga memiliki komponen utama yang harus
dirumuskan oleh guru dalam pembelajaran, karena merupakan sasaran dari proses
pembelajaran. Mau dibawa ke mana siswa, apa yang harus dimiliki oleh siswa, semuanya
tergantung pada tujuan yang ingin dicapai. Oleh karenanya, tujuan merupakan komponen
pertama dan utama
Daftar Pustaka

Gage dan Berliner,Educational Psyghology, (Chicago: Rand MC Nally Collage Publishing Company,
1984), h. 335

Gage dan Berliner, Op-Cit, h. 372

Dimyati dan Mudjiono, Belajar dan Pembelajaran, (Jakarta: Rineka Cipta, 2009), h.44 Jurnal Al-Ta’dib
Vol. 6 No. 1 Januari-Juni 2013 35

Abstrak Verbal Simbol Visual Visual Radio Film TV Wisata Konkrit Demonstrasi Partisipasi Observasi
Pengalaman Langsung

Oemar Hamalik, Kurikulum dan Pembelajaran,Edisi I, ( Cet.II; Jakarta: Bumi Aksara,1999), h. 90 8 Arief
S. Sadiman dkk, Media Pendidikan, (Jakarta: PT.Raja Grafindo Persada, 1986), h. 8 2013 Vol. 6 No. 1
Januari-Juni Jurnal Al-Ta’dib 36

Oemar Hamalik, Op-Cit, h. 95

Ahmad Zayadi dan Abdul Majid,Tadzkiyah; Pembelajaran Pendidikan Agama Islam Berdasarkan
Pendekatan Kontekstual,Edisi I,Cet.I; Jakarta: Raja Grafindo Persada,2005),h.74 Jurnal Al-Ta’dib Vol. 6
No. 1 Januari-Juni 2013 37

Syaiful, Sagala, Konsep dan Makna Pembelajaran, (Cet. VI ;Bandung: Alfabeta, 2009), h. 54

Departemen Agama RI, Alquran dan Terjemahnya, (Semarang: CV. AsySyifa’, 1999), h. 430 13 Dimiyati
dan Mudiono, Op-Cit, h. 47 2013 Vol. 6 No. 1 Januari-Juni Jurnal Al-Ta’dib 38

Ibid, h.14 15 Oemar Hamalik, Op-Cit, h. 92 Jurnal Al-Ta’dib Vol. 6 No. 1 Januari-Juni 2013 39

http//:effendidmth.blogspot.com/2012/09/pengertian-belajar-menurut-para-ahli.html

http://www.journal.uncp.ac.id/index.php/onoma/article/view/1123/974#:~:text=Strategi%20pem
belajaran%20induktif%20adalah%20pengolahan,kepada%20konsep%20yang%20bersifat%20umu
m.

https://www.sdn2rajekwesi.sch.id/blog/dummy-data-6

Anda mungkin juga menyukai