Rasa hormat(respect)
5 = tidak pernah menunjukkan sikap tidak hormat
4 = pernah menunjukkan sikap tidak hormat
3 = beberapa kali menunjukkan sikap tidak hormat
2 = sering menunjukkan sikap tidak hormat
1 = sangat sering menunjukkan tidak hormat
Jujur (honest)
5 = tidak pernah menunjukkan sikap tidak jujur
4 = pernah menunjukkan sikap tidak jujur
3 = beberapa kali menunjukkan sikap tidak jujur
2 = sering menunjukkan sikap tidak jujur
1 = sangat sering menunjukkan sikap tidak jujur
Peduli (care)
5 = tidak pernah menunjukkan sikap tidak peduli
4 = pernah menunjukkan sikap tidak peduli
3 = beberapa kali menunjukkan sikap tidak peduli
2 = sering menunjukkan sikap tidak peduli
1 = sangat sering menunjukkan sikap tidak jujur
Berani (brave)
5 = tidak pernah menunjukkan sikap tidak berani
4 = pernah menunjukkan sikap tidak berani
3 = beberapa kali menunjukkan sikap tidak berani
2 = sering menunjukkan sikap tidak berani
1 = sangat sering menunjukkan sikap tidak berani
Sebagaimana kita ketahui, KPI atau Key Performance Indicators adalah serangkaian indikator
kinerja kunci yang mengukur tingkat keberhasilan seseorang dalam menjalankan dan
melaksanakan tugasnya. Atau Indikator Kinerja adalah ukuran keberhasilan yang
menggambarkan tingkat pencapaian suatu tujuan, sasaran atau kegiatan.
Pembahasan mengenai indikator bisa digolongkan menjadi 4 bagian, yaitu indikator input,
indikator proses, indikator output, dan indikator outcome.
Yang terakhir adalah indikator outcome, yakni indikator yang digunakan untuk mengetahui
efek penerapan suatu kebijakan.
Indikator merupakan suatu variabel yang digunakan untuk mengukur sebuah perubahan, baik
secara langsung ataupun tidak langsung terhadap suatu kondisi. Sesuatu layak dijadikan
sebagai indikator apabila memenuhi kriteria berikut ini:
(1) Valid, yakni bisa digunakan untuk mengukur obyek yang hendak dinilai.
(2) Reliable, yakni bisa dipercaya. Artinya, mampu menunjukkan hasil yang konsisten
ketika dilakukan pengulangan pengukuran baik saat ini maupun masa yang akan datang.
(3) Sensitif, yakni memiliki tingkat kepekaan yang tinggi ketika digunakan untuk
mengukur sehingga bisa meminimalisasi jumlah indikator yang dibutuhkan.
(4) Spesifik, yakni memiliki cakupan yang jelas sehingga bisa mencegah terjadinya
overlapping.
(5) Relevan, yakni berkaitan dengan obyek yang hendak diukur.
Penetapan KPI dimulai dari analisa terhadap tugas pokok sebuah posisi dan hasil apa yang
diharapkan dari posisi tersebut. Hasil utama yang diharapkan dari posisi ini kemudian
diterjemahkan dalam serangkaian indikator yang bersifat terukur.
Contoh KPI untuk bidang HRD antara lain adalah : skor kepuasan karyawan, employee turn
over, rasio biaya karyawan dan skor rata-rata kompetensi karyawan. Sebagai contoh diambil
dari Penyusunan KPI Karyawan dan Contoh KPI SDM KPI
Pemasaran, oleh Bapak Yodha Antariksa dari Management Consulting at Performance
Management Consultant sebagai berikut:
Kinerja
Adapun kinerja dapat dimaknai sebagai hasil pekerjaan yang bisa dicapai oleh seseorang
sesuai dengan fungsi dan tugasnya. Kinerja mencakup dua aspek penting. Yakni kompetensi
sumber daya manusia yang terlibat di dalamnya serta tingkat produktifitas yang dihasilkan.
Beberapa faktor yang berperan penting dalam mempengaruhi kinerja seseorang antara lain
berupa:
Dari uraian di atas, indikator kinerja bisa dimaknai sebagai alat yang digunakan untuk
mengukur pencapaian suatu target, baik dengan menggunakan ukuran kualitatif maupun
ukuran kuantitatif. Dengan menggunakan indikator kinerja, suatu kinerja bisa dievaluasi
apakah telah berhasil mencapai target yang telah ditentukan ataukah tidak.
Indikator kinerja memiliki sejumlah fungsi penting berikut ini:
(1) Sebagai dasar dalam menilai kinerja, baik yang masih dalam tahap perencanaan,
pelaksanaan maupun sesudahnya.
(2) Sebagai indikator kemajuan yang telah dicapai oleh suatu team work dalam mencapai
tujuan yang telah ditetapkan.
(3) Menjelaskan 3W (What, Who, When) + 1H (How) suatu pekerjaan.
(4) Menjadi bahan evaluasi kinerja.
Kinerja karyawan merupakan hasil kerja yang telah dicapai oleh seorang karyawan
berdasarkan standar yang telah ditetapkan. Agar kinerja karyawan bisa mencapai performa
terbaik, maka diperlukan penilaian.
Reward akan diberikan terhadap karyawan yang berprestasi dan mampu meraih target.
Sedangkan punishment merupakan konsekuensi yang harus siap ditanggung oleh karyawan
yang tidak mampu memberikan performa terbaiknya sehingga tidak berhasil meraih target
yang telah ditentukan.
Penilaian kinerja karyawan merupakan bentuk motivasi sekaligus apresiasi dalam dunia
kerja. Dengan penilaian tersebut, seorang karyawan akan termotivasi untuk selalu
memberikan performa terbaiknya karena selalu mendapatkan dukungan dan apresiasi.
Menurut Heidjrachman Ranupandojo dan Suad Husnan, kinerja karyawan bisa diukur dengan
beberapa metode berikut ini:
Penilaian kinerja karyawan akan memberikan sejumlah manfaat baik bagi karyawan, atasan
maupun perusahaan. Bagi karyawan, penilaian kinerja akan memberikan manfaat berikut ini:
(1) memberikan motivasi;
(2) memberikan kejelasan standar penilaian kerja;
(3) sebagai tolok ukur diri untuk perbaikan kinerja pada masa selanjutnya:
(4) merupakan sarana untuk mengetahui kelemahan dan kelebihan diri sendiri;
(5) sarana untuk mencari penyelesaian masalah kerja;
(6) sarana untuk menjalin komunikasi dengan atasan.
Sedangkan bagi atasan, penilaian kinerja karyawan akan memberikan manfaat sebagai
berikut:
(1) sebagai masukan untuk peningkatan manajemen;
(2) memperbaiki sistim pengawasan;
(3) sarana untuk meningkatkan kepuasan kerja;
(4) sarana untuk mengenal karakteristik, kelemahan, dan kelebihan masing-masing
karyawan;
(5) sebagai media komunikasi antara atasan dan bawahan untuk memberikan masukan bagi
perusahaan.
Penilaian kinerja karyawan akan membantu menumbuhkan iklim kerja yang sehat karena
semua pihak baik karyawan, atasan maupun perusahaan akan mendapatkan masukan
berdasarkan evaluasi yang telah dilakukan. Dengan cara ini pula karyawan, atasan, dan
perusahaan bisa saling bekerja sama secara sportif untuk meraih target yang telah ditetapkan.