Anda di halaman 1dari 3

Budaya Sekolah

Budaya Antre

Antre adalah salah satu bentuk aktivitas menunggu yang kerap kali kita jumpai dalam
rutinitas kehidupan. Ketika kita hendak makan malam di rumah makan, saat ingin membayar di
kasir supermarket, ketika ingin membeli tiket di loket, kaum muslimin yang hendak menunaikan
ibadah haji, dan yang lainnya, antre selalu menjadi pilihan tunggal. Inilah fenomena masa kini
yang terpampang di hadapan kita.

Rasulullah bersabda  shallallahu ‘alaihi wasallam melarang seseorang menyuruh orang


lain pindah dari tempat duduknya lantas duduk menempatinya, karena itu adalah hak orang lain
tersebut, bukan haknya. Begitu juga dalam masalah antre. Dari Ibnu Umar radhiyallahu
‘anhuma, dari Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasalllam, beliau bersabda, “Tidak boleh bagi
seseorang menyuruh orang lain berdiri atau pindah dari tempat duduknya lalu ia duduk di
tempatnya” (Muttafaqun ‘alaih)

Beberapa tips agar menjadi orang yang bijak dalam berantre. Menjadikan aktivitas antre bukan
aktivitas yang sia-sia belaka:

1. Hendaklah antre dianggap sebagai ajang untuk melatih kesabaran dan pengendalian diri.
Kesenangan dihadapi dengan bersyukur dan kesusahan disikapi dengan kesabaran.

2. Manfaatkan waktu menunggu giliran Anda untuk memperbanyak tabungan akhirat.


Pergunakanlah waktu menunggu itu untuk berzikir, membaca Al Qur’an, membaca buku-buku
yang bermanfaat, berdialog dengan sesama pengantre tentang masalah-masalah agama yang
penting dan kegiatan-kegiatan yang bermanfaat lainnya.

3. Patuhilah aturan yang berlaku dan tertiblah saat menunggu giliran. Ketika mengantre, hendaklah
Anda menyadari bahwa Anda memiliki hak dan hak Anda adalah nomor antrean Anda.
Demikian pula para pengantre di depan Anda, mereka memiliki hak yang tertera dalam nomor
antrean mereka. Tidak halal bagi seorang muslim mengambil hak orang lain tanpa seizinnya.Jika
Anda terjepit sebuah kebutuhan yang mengharuskan Anda mendahului para pengantre di depan
Anda, maka mintalah izin kepadanya. Jika ia mengizinkan, maka silakan Anda mendahuluinya.
Jika tidak, maka bersabarlah dan itulah yang terbaik untuk Anda.

4. Jadikanlah proses menunggu Anda tersebut sebagai sebuah perenungan besar. Dengan
mengantre ini Anda jadi mengetahui bahwa Anda tidak lebih baik dari orang lain. Anda
mempunyai hak yang sama dengan para pengantre lainnya. Ini akan mengikis noda-noda
kesombongan yang bercokol di dalam hati.

© 2022 muslim.or.id
Sumber: https://muslim.or.id/22418-bagaimana-seorang-muslim-mengantre.html
5 S (senyum, sapa, salam, sopan, santun)

Karakter siswa merupakan aspek yang penting untuk memajukan suatu pendidikan, maka dari itu
untuk membentuk karakter siswa yang berkualitas perlu diadakannya kebudayaan 5 S di sekolah
sejak dini. Budaya 5 S harus dibiasakan sejak TK, SD, SMP, SMA dan Perguruan Tinggi.

Tujuan diterapkan 5 S di sekolah adalah untuk meningkatkan efisiensi dan kualitas kedisplinan
siswa di sekolah.

Senyum
Senyum  adalah ibadah, kalimat tersebut pernah diajarkan kepada
kita dalam Pendidikan Agama dan Budipekerti. Senyum
merupakan landasan awal untuk menerapkan pendidikan
berkarakter yang ada di sekolah. Dengan senyum berarti kita
memberi keceriaan, kesenangan dan keramahan kita kepada orang
lain. Selain itu orang-orang yang sering tersenyum akan terhindar
dari beberapa penyakit.

Sapa
Menyapa merupakan kegiatan bentuk perilaku kita untuk
menghargai satu sama lain, sapa tidak harus dengan menyebutkan
nama, sapa juga bisa berupa senyum atau salam. Tujuan dari
penerapan sapa disekolah adalah untuk membentuk karakter siswa
menjadi mudah bergaul dan saling mengenal satu sama lain.

Salam
Memberikan salam juga dapat diartikan dengan memberikan do'a.
Dalam ajaran islam orang yang mengucapkan salam adalah sunnah
yang diunjurkan, karena salam berarti do'a keselamatan. Salam
dapat berupa salim, orang yang mendapatkan salam harus
menjawab salam dari orang tersebut karena hukumnya wajib.

Sopan 
Perilaku sopan wajib kita lakukan dimanapun dan kapanpun saat
kita bertemu orang. Perilaku sopan mencerminkan sifat dan
perilaku diri kita sendiri karena kesopanan dimiliki oleh pribadi.
Biasanya orang yang tidak berperilaku sopan akan dijauhi orang
lain karena sifat yang tidak baik. Kita sesama manusia mempunyai
keinginan untuk dihargai dan dinilai baik dimata umum dan
lingkungan, alasan itu yang membuat kita berperilaku sopan.
Sopan bisa kita lakukan dimana pun, contohnya perilaku sopan kepada guru dengan
menghormati dan mendengarkan pelajaran secara cermat dan tenang. 
Santun
Dalam berperilaku siswa harus menerapkan perilaku
santun, santun dalam berkata kita harus memilah dan
memilih kata yang baik di ucapkan dan yang tidak baik
diucapkan, karena dalam berkata tanpa adanya etika
santun orang yang sebagai lawan bicaranya bisa saja
tersinggung karena ucapan yang tidak enak didengar.
Orang atau siswa yang tidak mempunyai santun akan
dinilai orang lain bahwa ia tidak dapat menghargai
orang lain. 
Contoh perilaku santun, sebelum ingin menanyakan
sesuatu hal meminta izin terlebih dahulu. 

Jadi, manfaat dari melakukan budaya 5 S di sekolah adalah untuk menumbuhkembangkan rasa
saling hormat menghormati sesama siswa dan siswa menghormati guru. Memupuk erat rasa
kasih sayang sesama siswa

Diposting oleh XI busana butik 2

Anda mungkin juga menyukai