Anda di halaman 1dari 36

REPRESENTASI IDENTITAS REMAJA BISEKSUAL YANG SEDANG

MENCARI JATI DIRI PADA FILM CALL ME BY YOUR NAME

MAKALAH

Diajukan untuk memenuhi tugas akhir mata kuliah Pengkajian Budaya


Fakultas Ilmu Budaya
Universitas Padjadjaran

Dheva Nugraha Pratama


180810170038

UNIVERSITAS PADJADJARAN
FAKULTAS ILMU BUDAYA
BANDUNG
2018
BAGIAN PERTAMA

UNIVERSITAS PADJADJARAN
FAKULTAS ILMU BUDAYA
BANDUNG
2018
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr.Wb.
Puji dan syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan YME, karena hanya atas
berkah dan rahmat-Nya, penulis dapat menyelesaikan tugas makalah ini dengan
lancar dan tepat waktu.
Penulis sadar bahwa makalah ini masih sangat kurang, hal ini dikarenakan
keterbatasan pengetahuan, pemikiran, dan pengalaman yang penulis miliki. Oleh
karena itu, penulis berharap akan kritik dan saran yang membangun dari seluruh
pembaca.
Penulis ingin mengucapkan banyak terima kasih kepada :
1. Dosen pembimbing penulis, Dr. Lina Meilinawati Rahayu, SS.,
M.Hum. yang telah memberikan bimbingan kepada penulis.
2. Seluruh teman-teman penulis yang berperan aktif membantu
memberi sumber-sumber yang terpercaya.
Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi penulis khususnya dan bagi
para pembaca pada umumnya.
Wassalamualaikum Wr.Wb.

Bandung, 18 Desember 2018


Penyusun

I
DAFTAR ISI

Halaman

Kata Pengantar ...................................................................................... I


Daftar Isi ................................................................................................ II
Daftar Gambar ....................................................................................... IV

BAB 1 PENDAHULUAN .................................................................... 1


1.1. Judul .......................................................................................... 1
1.2. Latar Belakang .......................................................................... 1
1.3. Rumusan Masalah ..................................................................... 2

BAB 2 LANDASAN TEORI ............................................................... 3


2.1. Teori Representasi ..................................................................... 4
2.2. Teori Identitas ........................................................................... 5

BAB 3 PEMBAHASAN ...................................................................... 6


3.1. Biseksual ................................................................................... 6
3.2. Remaja dan Pubertas ................................................................. 8
3.3. Pembahasan Film Call Me by Your Name ................................ 9
3.3.1. Sinopsis ..................................................................................... 9
3.3.2. Pembahasan ............................................................................... 11
3.3.2.1. Sensitisasi ...................................................................... 11
3.3.2.1.1. Kesadaran yang Disertai Rasa Bingung ........................ 11
3.3.2.1.2. Penyangkalan ................................................................ 13
3.3.2.2. Dissociation and Signification ...................................... 14
3.3.2.3. Pandangan Sosial .......................................................... 17
3.3.2.4. Pengakuan ..................................................................... 19

II
BAB 4 PENUTUP ............................................................................... 20
4.1. Kesimpulan ............................................................................... 20

BAB 5 DAFTAR PUSTAKA ............................................................. 21

III
DAFTAR GAMBAR

Halaman

1. Elio bertemu Oliver ................................................................... 11


2. Elio mulai tertarik dengan Oliver
11
...............................................
3. Elio memikirkan Oliver
............................................................. 12

4. Elio bingung kenapa memikirkan Oliver


................................... 12

5. Elio menolak disentuh ............................................................... 13


6. Elio menjodohkan Oliver .......................................................... 13
7. Ibu bertanya kepada Elio .......................................................... 13
8. Elio menutupi perasaannya dengan menjawab “Semua orang
suka Oliver” .............................................................................. 13

9. Elio bersama pacarnya, Marzia ................................................. 14


10. Elio merebahkan diri diatas pangkuan Marzia dan Chiara
14
.........
11. Elio ‘ngedate’ dengan Marzia
14
....................................................
12. Elio bercinta dengan Marzia
14
......................................................
13. Elio dan Oliver berciuman ........................................................ 15
14. Elio bercinta dengan Oliver
15
.......................................................
15. “Call me by your name”
15
.............................................................
16. Elio lebih memilih Oliver
15
..........................................................
17. Oliver akan menikah ................................................................. 16
18. Elio menangis ............................................................................ 16
19. “Aku “sakit” ya?” ..................................................................... 17

IV
20. Ayah Elio menggoda Oliver
17
......................................................
21. Orang Tua Elio khawatir ........................................................... 18
22. Persahabatan yang indah
18
............................................................
23. Elio mengungkapkan perasaannya ............................................ 19
24. Oliver mengetahui artinya ......................................................... 19

V
BAB 1

UNIVERSITAS PADJADJARAN
FAKULTAS ILMU BUDAYA
BANDUNG
2018
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1. JUDUL
Judul untuk makalah ini adalah “Representasi Identitas Remaja
Biseksual yang Sedang Mencari Jati Diri pada Film Call Me By Your
Name”.

1.2. LATAR BELAKANG


Ada empat tahap proses pencarian identias seksual pada remaja
yaitu sensititsasi, dissociation and signification, pandangan sosial dan
pengakuan. Hal tersebut direpresentasikan melalui tanda-tanda yang
terdapat dalam film yang berjudul Call Me by Your Name. Dari tanda-
tanda yang muncul di dalam scene-scene yang merepresentasikan
pencarian identitas biseksual oleh remaja akan ditarik sebagai kesimpulan,
memberikan pesan kepada masyarakat bahwa dalam mencari identitas
biseksual yang dilakukan oleh remaja melalui empat tahap tersebut.
Biseksual merupakan salah satu orientasi seksual yang dianggap
tidak normal didalam masyarakat, karena tidak sesuai dengan peraturan
dan nilai-nilai yang berada dalam masyarakat. Menjadi biseksual bukan
merupakan suatu penyakit, melainkan suatu pilihan dari salah satu
individu melewati empat tahapan yang telah disebutkan. Biseksualitas
adalah salah satu dari tiga klasifikasi utama orientasi seksual. Biseksual
bisa terjadi tidak hanya pada orang dewasa, remaja pun bisa menjadi
biseksual. Ini dikarenakan para remaja sedang mencari jati dirinya dan
mencari identitasnya. Ini adalah hak mereka ingin memilih orientasi
seksual yang mana. Apakah itu yang heteroseksual (Normal), lesbian
(Wanita), gay/homoseksual (Pria) ataupun biseksual (Pria/Wanita).
Remaja yang masih labil bisa jadi terjebak kedalam orientasi seksual yang
tidak normal. Hal tersebut terjadi karena kurangnya pendidikan seksual
dari dalam diri sendiri, orang tua, dan guru disekolahnya.
Fenomena biseksual yang masih dianggap tabu ini masih banyak
dipertanyakan di kalangan masyarakat terutama di Indonesia, menarik para
pembuat film, baik dalam maupun luar negeri untuk dijadikan sebuah film,
dan memberikan beberapa pesan positif kepada masyarakat, salah satunya
yaitu film yang berasal dari Amerika Serikat berjudul Call Me by Your
Name.
Film ini merupakan sebuah film drama romantis yang
menceritakan tentang keluarga yang berada di Italia, kemudian keluarga
tersebut mengundang seorang tamu yang merupakan seorang mahasiswa
Amerika yang sedang liburan dan melakukan sebuah penelitian.

1
2

Maka dari itu penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan


judul “Representasi Identitas Remaja Biseksual yang Sedang Mencari Jati
Diri pada Film Call Me By Your Name”.

1.3. RUMUSAN MASALAH


Rumusan masalah dalam makalah ini adalah :
1.3.1. Apa itu biseksual?
1.3.2. Bagaimana keadaan biseksual di Indonesia?
1.3.3. Bagaimana pandangan masyarakat Indonesia terhadap biseksual?
1.3.4. Apa yang dimaksud Teori Representasi?
1.3.5. Apa yang dimaksud Teori Identitas?
1.3.6. Bagaimana cara pemeran film Call Me by Your Name mencari
identitasnya sebagai seorang biseksual?
BAB 2

UNIVERSITAS PADJADJARAN
FAKULTAS ILMU BUDAYA
BANDUNG
2018
BAB 2

LANDASAN TEORI

Representasi merupakan salah satu praktek utama yang memproduksi


budaya yang memiliki posisi penting dalam sebuah circuit culture atau lingkaran
budaya yang terdiri dari representasi (representation), identitas (identity),
produksi (production) , konsumsi (consumption) dan regulasi (regulation). (Hall,
2002). Hall (2002) menjelaskan bahwa representasi menggunakan bahasa untuk
menggambarkan, mewakilkan, atau merepresentasikan ulang suatu objek.
Representasi disini bekerja berdasarkan latar sosiokultural, memproduksi ulang
makna melalui produk-produk budaya yang ada. Film sebagai media audio-visual
mempresentasikan ulang realitas yang ada di masyarakat. Realitas yang ada dalam
sebuah film dibangun melalui banyak tanda. Tanda-tanda tersebutlah yang
kemudian bekerja sebagai sebuah sistem untuk mencapai tujuan yang diharapkan
sang pembuat film tersebut. Turner (1999) mengatakan bahwa film tak sekedar
hanya refleksi dari realitas yang ada di masyarakat, film lebih sebagai representasi
dari realitas yang membentuk dan menghadirkan kembali realitas berdasarkan
kode-kode, konvensi dan ideologi dari kebudayaannya.
Biseksual kerap kali dianggap sebagai identitas diri yang akan terus
melekat pada diri seseorang. Padahal diketahui bahwa identitas diri tidak sebagai
identitas yang tetap dan pasti karena identitas tidak selalu berarti siapa diri kita
tetapi juga apa yang kita lakukan dan dalam konteks sosial apa identitas itu
terbentuk (Khan dalam Hidayana, 2011). Di Indonesia sendiri biseksual masih
dipandang sebagai perbuatan yang menyimpang. Tidak sedikit dari mereka yang
dikucilkan karena “penyakit” tersebut karena dianggap menyimpang dari norma
yang ada di masyarakat maupun agama. Selain itu masyarakat Indonesia sangat
menjunjung tinggi azas heteronormativitas, yang berarti adanya keharusan akan
kesesuaian antara identitas gender dan identitas seksual. Heteronormativitas
adalah ideologi yang menyatakan sebuah bentuk hubungan seksual yang sah dan
tidak bisa lagi dipertanyakan (Rubin dalam Alimi, 2005). Laki-laki harus
memiliki sifat maskulin dan berhubungan dengan perempuan, serta sebaliknya
perempuan harus memiliki sifat feminin dan berhubungan dengan laki-laki.

3
2.1. TEORI REPRESENTASI

Representasi adalah sebuah cara yang dilakukan untuk memaknai


suatu benda yang digambarkan melalui beberapa media atau secara singkat
representasi merupakan sebuah penggambaran tentang suatu objek atau
benda yang kemudian akan memiliki makna sesuai dengan kebudayaan
dimana objek atau benda tersebut direpresentasikan.
Teori representasi Stuart Hall memperlihatkan suatu proses di
mana arti (meaning) diproduksi dengan menggunakan bahasa (language)
dan dipertukarkan oleh antar anggota kelompok dalam sebuah kebudayaan
(culture). Representasi menghubungkan antara konsep (concept) dalam
benak kita dengan menggunakan bahasa yang memungkinkan kita untuk
mengartikan benda, orang, kejadian yang nyata (real), dan dunia imajinasi
dari objek, orang,  benda, dan kejadian yang tidak nyata (fictional) (Hall,
2003).
Giles (1999:56-57) pada bab 3 dalam buku Studying Culture: A
Practical Introduction, terdapat tiga definisi dari kata “represent”’ yakni:
1. To stand in for. Hal ini dapat dicontohkan dalam peristiwa bendera
suatu negara, yang jika dikibarkan dalam suatu event internasional,
maka bendera tersebut menandakan keberadaan negara yang
bersangkutan dalam event tersebut.
2. To speak or act on behalf of. Contohnya adalah Pemimpin menjadi
orang yang berbicara dan bertindak atas nama rakyatnya.
3. To re-present. Dalam arti ini, misalnya tulisan sejarah atau biografi
yang dapat menghadirkan kembali kejadian-kejadian di masa lalu.
Dalam praktiknya, ketiga makna dari representasi ini bisa menjadi
saling tumpang tindih. Teori yang dikemukakan oleh Hall sangat
membantu dalam memahami lebih lanjut mengenai apa makna dari
representasi dan bagaimana caranya beroperasi dalam masyarakat budaya.
Hall dalam bukunya Representation: Cultural Representation and
Signifyig Practices.
“Representation connects meaning and language to culture….
Representation is an essential part of the process by which meaning is
produced and exchanged between members of culture”.

4
2.2. TEORI IDENTITAS

Identitas merupakan refleksi diri atau cerminan diri dari keluarga,


gender, budaya, etnis dan proses sosialisasi (Stella Ting Toomey).
Identitas sebagai pendefinisian diri seseorang sebagai individu yang
berbeda dalam perilaku, keyakinan dan sikap (Gardiner W.
Harry dan Kosmitzki Corinne). Identitas berawal dari teori identitas sosial
yang dikemukakan oleh Henri Tajfel dan John Turner pada tahun
1979. Teori tersebut awalnya dikembangkan untuk memahami dasar
psikologis dari diskriminasi antarkelompok. Tajfel dan Turner berusaha
untuk mengidentifikasi kondisi minimal yang akan membawa anggota dari
suatu kelompok untuk melakukan diskriminasi terhadap anggota
kelompok lain.
Adapun jenis-jenis identitas sebagai berikut :

- Identitas Seksual
Identitas ini mengacu pada beberapa kategori seksual pada
manusia. Bisa berupa Heteroseksual, Gay, Lesbian dan Biseksual.
- Identitas Gender
Identitas ini merupakan pandangan mengenai Maskulinitas
dan Feminitas. Ini artinya bagaimana identitas seorang laki-laki
dan perempuan. Identitas ini dapat ditunjukkan oleh gaya
komunikasi. Perempuan biasa digambarkan suportif, egaliter dan
personal. Sedangkan laki-laki biasa digambarkan kompetitif dan
tegas.
- Identitas Pribadi
Identitas ini termasuk kedalam identitas yang unik. Karena
identitas ini merupakan karakteristik yang unik yang dimiliki oleh
masing-masing individu dan berbeda dengan individu yang lain.
- Identitas Agama
Identitas ini pemberian secara sosial dan budaya. Bukan
identitas yang dapat dipilih oleh individu. Identitas ini ditandai
dengan perilaku individu dengan cara bagaimana ia beribadah dan
ritual-ritual. Identitas ini juga dapat dilihat dari bagaimana cara
individu berpakaian.
- Identitas Nasional
Identitas ini mengacu pada suatu kebangsaan individu.
Biasanya identitas ini didapatkan saat dimana individu dilahirkan.
Orang yang identitas nasionalnya berbeda dari tempat ia dilahirkan
maka ia akan mulai mengadopsi identitasnya yang baru.

5
6

BAB 3
7

UNIVERSITAS PADJADJARAN
FAKULTAS ILMU BUDAYA
BANDUNG
2018
BAB 3

PEMBAHASAN

3.1. BISEKSUAL

Biseksual merupakan ketertarikan romantika atau seksual pada


laki-laki dan perempuan. American Psychological Association
menegaskan “Orientasi seksual merupakan suatu kontinum (rangkaian
kesatuan). Dengan kata lain, seseorang tidak pasti benar-benar
heteroseksual atau homoseksual, tetapi bisa merasakan keduanya dengan
taraf yang bervariasi. Orientasi seksual berkembang sepanjang masa hidup
seseorang -orang-orang yang berbeda menyadari apakah mereka
hetersoseksual, biseksual, atau homoseksual pada titik-titik berbeda dalam
hidup mereka.”
Kebiasaan seksual tidak selalu sama dengan identitas seksual.
Beberapa individu mengklaim bahwa mereka heteroseksual, homoseksual,
lesbian atau biseksual tanpa mengalami pengalaman seksual. Ada pula
yang memiliki pengalaman seksual tetapi mereka tidak mengklaim bahwa
dirinya homoseksual, lesbian atau biseksual. Banyak yang tidak sadar
bahwa dirinya adalah homoseksual, lesbian atau biseksual karena mereka
mungkin berusaha menutup-nutupinya dengan cara berkata langsung
bahwa dirinya tidak ada masalah dalam identitas seksualnya atau dirinya
heteroseksual. Atau mungkin berusaha menutup-nutupinya dengan
berpura-pura menjadi seorang homophobia (orang yang kontra dengan
pelaku dan segala sesuatu yang berhubungan dengan LGBT). Tetapi
sebenarnya bisa saja orang-orang yang mengaku sebagai heteroseksual
aslinya adalah homoseksual, lesbian atau biseksual. Hanya saja mungkin
mereka tidak siap menerima kemungkinan terburuknya.
"Potensi untuk tertarik -secara romantika dan/atau seksual- pada
orang-orang dengan lebih dari satu jenis kelamin dan/atau gender, tidak
harus pada saat yang bersamaan, tidak harus dengan cara yang sama, dan
tidak harus dengan derajat ketertarikan yang sama." menurut aktifis
biseksual, Robyn Ochs. Adapun menurut Rosario, Schrimshaw, Hunter,
Braun (2006) sebagai berikut :

“... perkembangan suatu identitas seksual lesbian, gay, atau biseksual


(LGB) merupakan suatu proses yang kompleks dan seringkali sulit. Tidak
seperti anggota kelompok minoritas lain (misalnya etnis atau ras
minoritas), kebanyakan individu-individu LGB tidak dibesarkan dalam
suatu komunitas yang sama dengannya, darimana ia bisa belajar
mengenai identitas mereka dan yang menguatkan serta mendukung
identitas mereka. Malah, individu-individu LGB seringkali dibesarkan

8
dalam komunitas yang mungkin tidak peduli atau malah bermusuhan
secara terang-terangan terhadap homoseksualitas.”

9
10

Alfred Kinsey, seorang peneliti, pada tahun 1948 membuat


penelitan yang berjudul “Kebiasaan Seksual pada Pria” mengungkapkan
bahwa “46% populasi pria pernah melakukan aktivitas heteroseksual dan
homoseksual, atau 'bereaksi pada' orang-orang pada kedua jenis kelamin,
selama menjalani kehidupan dewasa mereka”. The Janus Report on Sexual
Behavior (Laporan Janus Mengenai Kebiasaan Seksual) tahun 1993,
menunjukkan 5 persen pria dan 3 persen wanita menganggap diri mereka
biseksual serta 4 persen pria menganggap diri mereka homoseksual dan 2
persen wanita menganggap diri mereka lesbian. Pada tahun 2002 di
Amerika Serikat, dilakukan sebuah survey oleh National Center for
Health Statistics menemukan bahwa 1,8% pria dengan usia 18 – 44 tahun
menganggap bahwa dirinya biseksual, 2,3% homoseksual dan 3,9%
sebagai “lain-lain”. Kemudian 2,8% wanita berusia 18 – 44 tahun
menganggap bahwa dirinya biseksual, 1,3% lesbian dan 3,8% sebagai
“lain-lain”.
11

3.2. REMAJA DAN PUBERTAS

Remaja merupakan periode transisi dari anak-anak ke dewasa.


Dimasuki kira-kira pada umur 10 tahun hingga 12 tahun dan berakhir pada
18 tahun hingga 22 tahun. Rentang waktu remaja dapat dibagi menjadi
tiga, yaitu masa awal remaja (12 – 15 tahun), masa remaja pertengahan (15
– 18 tahun) dan masa akhir remaja (18 – 21 tahun). Monks, Knoers dan
Haditono juga ikut membagi rentang waktu remaja. Tetapi mereka
membaginya menjadi empat bagian, yaitu masa pra-remaja (10 – 12
tahun), masa remaja awal (12 – 15 tahun), masa remaja pertengahan (15 –
18 tahun) dan masa remaja akhir (18 – 21 tahun).
Masa remaja adalah masa yang labil bagi mereka. Dimana mereka
bisa melakukan apa saja yang mereka inginkan dengan tujuan ingin tahu
dan ingin mencoba. Pola pikir mereka masih belum matang sehingga bisa
dengan mudah dipengaruhi. Termasuk orientasi seksual. Pada masa remaja
mereka akan merasakan adanya hasrat seksual. Hal ini dapat menyebabkan
para remaja ingin mencoba melakukan hubungan seksual. Bisa saja
mereka mencoba melakukan hal tersebut dengan sesama jenisnya dengan
alasan takut hamil dan lain-lain. Pada akhirnya mereka akan menentukan
identitas seksual mereka sendiri entah mungkin heteroseksual,
homoseksual, lesbian atau biseksual.
12

3.3. PEMBAHASAN FILM CALL ME BY YOUR NAME

3.3.1. Sinopsis

Elio (Timothée Chalamet), seorang anak laki-laki berusia tujuh


belas tahun, tinggal di pedesaan Italia bersama orang tuanya (Michael
Stuhlbarg dan Amira Casar). Ayahnya, seorang profesor arkeologi,
mengundang seorang mahasiswa Amerika Serikat, Oliver (Armie
Hammer), untuk tinggal bersama keluarganya selama musim panas tahun
1983 dan membantunya mengurus dokumen akademisnya. Elio, seorang
penggemar buku yang mawas diri, menemukan sedikit kesamaan dengan
kepribadian Oliver yang ceria dan riang. Elio juga enggan mengosongkan
kamarnya selama Oliver tinggal di rumahnya. Elio menghabiskan sebagian
besar liburan musim panasnya untuk membaca buku dan menghabiskan
waktu bersama kekasihnya, Marzia (Esther Garrel), sementara Oliver
tertarik pada salah satu gadis lokal, membuat Elio kecewa.
Segera, Elio dan Oliver mulai menghabiskan waktu bersama satu
sama lain dan mereka berenang bersama, jalan-jalan mengelilingi kota dan
menemani ayah Elio ke situs arkeologi. Meskipun Elio memulai hubungan
seksual dengan Marzia, ia mendapati dirinya tertarik pada Oliver,
menyelinap ke kamar Oliver untuk mencium pakaian dalam saat
memikirkan Oliver. Saat melakukan perjalanan ke kantor pos, Elio
mengakui perasaannya kepada Oliver, yang dengan lembut mengatakan
kepada Elio bahwa ia seharusnya tidak bertindak berdasarkan perasaan itu.
Ketika mereka pergi berenang suatu hari, mereka bericuman namun
enggan melangkah lebih jauh, meskipun Elio bersikeras. Mereka
kemudian tumbuh jauh selama beberapa hari berikutnya, saling berbagi
sentuhan atau sekilas, yang membuat Elio merindukannya lebih jauh lagi.
Suatu pagi, Elio menemukan sebuah catatan dari Oliver yang
memintanya untuk datang ke kamar Oliver pada tengah malam. Elio
menghabiskan hari itu dengan Marzia, namun diam-diam, ia rindu melihat
Oliver. Pada tengah malam, ia memasuki kamar Oliver dan pasangan itu
berhubungan seks. Selama beberapa hari berikutnya, mereka tumbuh lebih
dekat, sering berhubungan seks sekaligus menjaga kerahasiaan hubungan
mereka. Di tempat tidur, Oliver berkata pada Elio, "panggil aku dengan
namamu dan aku akan memanggilmu dengan namaku". Mereka menyebut
satu sama lain dengan nama mereka sendiri saat berhubungan seks. Di lain
waktu, Elio dan Oliver mulai berhubungan lagi. Dipukul oleh Oliver, Elio
mulai menghindari Marzia.
Ketika perjalanan Oliver berakhir, pasangan itu merasa diliputi
oleh kesedihan dan kerinduan. Orang tua Elio, yang sadar akan ikatan di
antara keduanya, menyarankan agar mereka melakukan perjalanan
ke Roma bersama sebelum Oliver kembali ke Amerika Serikat. Elio dan
Oliver menghabiskan tiga hari romantis di Roma. Setelah Oliver pergi,
13

Elio yang patah hati kembali ke rumah. Ayahnya, melihat putranya yang
sedih, mengatakan kepada Elio bahwa ia dan istrinya sadar akan hubungan
Elio dengan Oliver. Ia mengaku telah memiliki hubungan asmara sendiri
dengan seorang teman di masa mudanya dan mendesak Elio untuk
menemukan kesenangan dalam kesedihan, karena cinta sejati seperti yang
dirasakan Elio jarang terjadi.
Beberapa bulan kemudian, Elio menerima telepon dari Oliver.
Mereka saling memanggil dengan nama mereka sendiri dan mengatakan
betapa mereka saling merindukan satu sama lain, setelah itu, Oliver
memberitahu Elio bahwa ia bertunangan dan menikah. Patah hati, Elio
duduk di dekat perapian, matanya penuh dengan air mata saat orangtuanya
menyiapkan makan malam liburan.
14

3.3.2. Pembahasan

Dalam pembahasan ini akan dibagi kedalam beberapa kategori


sebagai berikut :
1. Sensitisasi
a) . Kesadaran disertai rasa bingung
b) . Penyangkalan
2. Dissociation and Signification
3. Pandangan Sosial
4. Pengakuan
Berikut beberapa pembahasan dari kategori diatas.

3.3.2.1. Sensitisasi
Sensitisasi merupakan proses awal identitas biseksual
terbentuk, disini pelaku akan merasakan ada sesuatu yang aneh,
pelaku menyadarinya tetapi pelaku berusaha menyangkal.

3.3.2.1.1. Kesadaran yang disertai rasa bingung


Di tahap ini pelaku merasakan hal yang berbeda dari
manusia yang lainnya. Pelaku merasa ada yang salah tapi hal ini
tidak dapat di lawan.
Dalam film ini terlihat pada menit ke-04 lebih 03 detik
(Gambar 1), Elio bertemu dengan Oliver. Saat itu Elio tidak bisa
menutupi kegelisahannya saat bertemu dengan Oliver. Pada menit
ke-09 lebih 35 detik (Gambar 2), Elio mulai tertarik dengan Oliver.
Rasanya Elio ingin sekali berjalan-jalan dengan Oliver dan ingin
lebih tahu bagaimana sifat Oliver ditandai dengan perkataan Elio
“Boleh kupinjamkan sepeda Anchise buat dia?“.

Gambar 1 Gambar 2
Elio bertemu Oliver Elio mulai tertarik dengan Oliver

Kemudian pada scene selanjutnya di menit ke-21 lebih 17


detik (Gambar 3) , Elio bingung kenapa ia memikirkan Oliver
15

terus. Ditandai dengan percakapan Elio dan Oliver, “Kau sedang


apa?” tanya Oliver. “Berpikir” jawab Elio, “Tentang apa?” tanya
Oliver lagi. “Rahasia” jawab Elio lagi. Disini jelas bahwa Elio
sedang memikirkan sesuatu tentang Oliver dan Elio merasa sangat
bingung. Selain itu di menit ke-38 lebih 31 detik (Gambar 4),
terlihat bahwa Elio mulai sadar kalau ia tertarik dengan Oliver.
Terbukti dengan cara dia berperilaku dan membaca beberapa buku
tentang cinta. Pada scene selanjutnya terlihat Elio mulai menyukai
Oliver, tapi ia takut untuk memberi tahu Oliver.

Gambar 3 Gambar 4
Elio memikirkan Oliver Elio bingung kenapa memikirkan
Oliver
16

3.3.2.1.2. Penyangkalan
Penyangkalan dilakukan untuk menutupi sesuatu. Disini
Elio berusaha menyangkal segala sesuatu yang dapat membuka
kedoknya bahwa ia suka kepada Oliver.
Dalam film ini terlihat pada menit ke-15 lebih 25 detik
(Gambar 5), bahwa Elio berusaha tidak ingin dipegang pundaknya
oleh Oliver. Terlihat Elio enggan melihatkan bahwa ia senang
dipegang oleh Oliver. Elio takut jika Oliver terus menyentuhnya
maka semua rahasianya terbongkar. Terdapat juga pada menit ke-
33 lebih 30 menit (Gambar 6), Elio berusaha menutupi
kecemburuannya dengan cara menjodohkan Oliver dengan Chiara
yang merupakan seorang kakak dari Marzia.

Gambar 5 Gambar 6
Elio menolak disentuh Elio menjodohkan Oliver

Kemudian kembali diperlihatkan oleh Elio bahwa Elio tidak


menyukai Oliver. Pada menit ke-63 lebih 14 detik (Gambar 7), saat
ibu Elio menanyakan kepada Elio apakah ia suka kepada Oliver
dan Elio menjawab “Semua orang suka Oliver.” (Gambar 8)
padahal yang sebenarnya Elio benar menyukai Oliver. Setelah
scene tersebut ibu Elio menjawabnya dengan “Oliver juga suka
kepadamu.” Disitu Elio benar-benar tertarik akan pembicaraan itu
merepresentasikan bahwa dia ternyata suka kepada Oliver.
17

Gambar 7 Gambar 8
Ibu bertanya kepada Elio Elio menutupi perasaannya dengan
menjawab “Semua orang suka
Oliver”
3.3.2.2. Dissociation and Signification
Dalam tahap ini pelaku mulai merasakan kesadaran
orientasi dan perilaku seksualnya bahwa dia adalah seorang
biseksual.
Mengapa Elio dapat disebut seorang yang biseksual?
Terdapat pada scene selanjutnya pada menit ke-3 lebih 28 detik
(Gambar 9) bahwa Elio memiliki seorang kekasih perempuan yang
bernama Marzia. Seiring berjalannya waktu kedekatan Elio dan
Marzia semakin kental. Dapat dilihat dalam scene menit ke-62
lebih 16 detik (Gambar 10), Elio yang sedang merebahkan dirinya
sambil merokok diatas pangkuan Marzia. Tapi di sisi lain Elio
tetap menanyakan Oliver kepada Chiara.

Gambar 9 Gambar 10
Elio bersama pacarnya, Marzia Elio merebahkan diri diatas
pangkuan Marzia dan Chiara

Selain itu bukti fisik yang lain adalah pada scene menit ke-
67 lebih 27 detik (Gambar 11), Elio mengajak Marzia untuk
bertemu di kota. Tidak lama kemudian Marzia datang dan Elio
langsung memberikan kado kepada Marzia lalu Marzia
menciumnya. Ternyata pertemuan tersebut tidak hanya sampai
disitu. Pada menit ke-69 lebih 48 detik (Gambar 12), Elio bercinta
dengan Marzia di tempat rahasia Elio.
18

Gambar 11 Gambar 12
Elio ‘ngedate’ dengan Marzia Elio bercinta dengan Marzia

Digambarkan pula bagaimana kedekatan Elio dengan


Oliver semakin berkembang. Pada scene menit ke-56 lebih 16 detik
(Gambar 13), disajikan Elio dan Oliver sedang berciuman di
tempat rahasia Elio yang sangat indah. Disitu Oliver menolak
untuk melakukan hal itu lagi, cukup sampai tahap itu saja. Oliver
takut akan menyakiti hati Elio. Tapi Elio tidak peduli. Elio ingin
selalu bersama Oliver dan ingin melakukan hal itu lagi. Suatu
malam, Oliver menyimpan surat di kamar Elio dengan tulisan
“Dewasalah, bertemu di kamarku saat tengah malam.” Tengah
malam tiba dan bertemulah keduanya. Berbincang hangat, tertawa
bersama dan akhirnya mereka duduk berdua di ranjang. Terdapat
pada scene menit ke-84 lebih 30 detik (Gambar 14), Oliver
bertanya kepada Elio “Apa itu membuatmu senang?” Elio
mengangguk dan langsung memeluk Oliver dan mereka berdua
bercinta.

Gambar 13 Gambar 14
Elio dan Oliver berciuman Elio bercinta dengan Oliver

Ingin merasa lebih dekat, Oliver menyuruh Elio untuk


memanggil namanya dengan nama Elio. “Panggil aku dengan
namamu dan aku akan memanggilmu dengan namaku.” yang
terdapat pada scene menit ke-86 lebih 32 detik (Gambar 15). Selain
itu Elio lebih memilih Oliver daripada Marzia. Pada saat itu pula
(Gambar 16) Elio memilih putus dengan Marzia.
19

Gambar 15 Gambar 16
“Call me by your name” Elio lebih memilih Oliver

Pada scene menit ke-124 lebih 59 detik (Gambar 17),


setelah Oliver pulang dan tidak menghubungi Elio sekitar 3 bulan
akhirnya Oliver menelepon Elio. Sangat disayangkan Oliver
mengabarkan bahwa dia akan menikah di musim selanjutnya.
Kabar tersebut membuat Elio kecewa dan sakit hati. Elio tidak bisa
melakukan hal apapun selain menangis (Gambar 18).

Gambar 17 Gambar 18
Oliver akan menikah Elio menangis
20

3.3.2.3. Pandangan Sosial


Identitas sebagai biseksual tidak hanya datang dari
pandangan diri sendiri tapi adanya pandangan sosial dari orang lain
juga dapat membentuk suatu identitas biseksual.
Terdapat scene pada menit ke-99 lebih 8 detik (Gambar 19)
dimana Elio berkata bahwa dirinya sakit, secara denotasi kata
“sakit” memiliki makna dimana seseorang merasa kesehatannya
terganggu. Secara konotasi kata “sakit” disini memiliki arti bahwa
dia adalah seseorang yang biseksual. Seperti yang kita ketahui
bahwa biseksual masih dianggap sebagai sebuah penyakit mental.
Padahal itu adalah sebuah pilihan bukan penyakit. Selain itu
terdapat scene pada menit ke-72 lebih 34 detik (Gambar 20) yang
menggambarkan bahwa ayah Elio mengetahui Elio dan Oliver
adalah seorang biseksual dan memiliki “hubungan spesial”.
Terdapat pada perkataan ayah Elio yang berkata “Mereka sungguh
sensual, bagaikan mereka menantangku untuk mendambanya.”
Pada saat itu ayah Elio sedang memperlihatkan patung-patung
yang berbentuk seorang pria dari zaman dahulu yang sensual
kepada Oliver. Ayah Elio terlihat sedang menggoda Oliver
menggambarkan bahwa ayah Elio sudah tahu bahwa Elio dan
Oliver adalah seorang biseksual.

Gambar 19 Gambar 20
“Aku “sakit” ya?” Ayah Elio menggoda Oliver
21

Oliver akan pergi keluar kota dan menyelesaikan urusan


akademiknya kemudian setelah itu ia akan pulang ke Amerika.
Kedua orangtua Elio khawatir dengan keadaan Elio jika harus
ditinggalkan Oliver. Disini kedua orang tua Elio memandang
bahwa Elio dan Oliver memiliki hubungan yang spesial dan serius.
Kedua orang tua-nya juga sadar kalau Elio tidak hanya menyukai
seorang perempuan, tetapi juga menyukai seorang laki-laki atau
biseksual. Ditandai dengan perkataan ibu Elio “Bagaimana dengan
Elio?” bertanya kepada ayah Elio setelah mendengar kabar bahwa
Oliver akan pulang yang terdapat pada scene menit ke-103 lebih 23
detik (Gambar 21). Kemudian mereka berdua sepakat agar Elio
dapat ikut pergi keluar kota dengan Oliver sebagai tanda
perpisahan. Setelah Elio dan Oliver pergi Chiara datang dan
terlambat mengucapkan selamat tinggal pada Oliver. Kedua
orangtua Elio mengajak Chiara dan adiknya, Marzia untuk makan
malam dirumah Elio.
Tidak lama kemudian setelah Oliver mengurus kelengkapan
akademiknya ia harus pulang. Elio ikut mengantar Oliver untuk
pulang di stasiun Kereta Api. Elio meminta kepada ibunya
menjemput Elio di stasiun. Tangisan Elio tidak dapat berhenti
karena ditinggal oleh Oliver. Sesampainya di rumah Elio
mengunjungi ayahnya yang sedang membaca buku di
perpustakaan. Ayah Elio menyambut kedatangan Elio dan melihat
matanya Elio sembab sehabis menangis. Ayah Elio berkata
“Kalian berdua memiliki persahabatan yang indah.” (Gambar 22).
Yang dimaksud oleh ayah Elio bukan hanya persahabatan, tetapi
lebih dari hal itu.

Gambar 21 Gambar 22
Orang Tua Elio khawatir Persahabatan yang indah
22

3.3.2.4. Pengakuan
Pada akhirnya pelaku biseksual perlu sebuah pengakuan
dari dirinya sendiri. Baik itu kepada keluarganya atau teman-
temannya. Pengakuan tersebut diperlukan untuk ketenangan
pelaku. Setelah sekian lama pelaku menutup-nutupi sebelumnya
bahwa ia adalah seorang biseksual akhirnya pelaku biseksual akan
mengaku bahwa dirinya biseksual, setelah itu mungkin beban
dalam dirinya akan terlepaskan.
Pada scene menit ke-48 lebih 47 detik (Gambar 23), Elio
berusaha mengungkapkan perasaannya kepada Oliver dengan cara
mengatakan “Karena ku kira kau harus tahu.” Dengan arti Elio
ingin Oliver tahu perasaan hati Elio kepada Oliver. Oliver mengerti
apa yang Elio ingin katakan. Oliver mengatakan “Itu artinya kita
tidak boleh mengatakan hal-hal semacam itu.” (Gambar 24). Yang
berarti Oliver sudah tahu bahwa Elio menyimpan rasa kepada
Oliver.

Gambar 23 Gambar 24
Elio mengungkapkan perasaannya Oliver mengetahui artinya
23

Tidak ada pengakuan Elio kepada teman atau keluarganya


karena ternyata keluarganya sendiri sudah mengetahuinya terlebih
dahulu.
BAB 4

UNIVERSITAS PADJADJARAN
FAKULTAS ILMU BUDAYA
BANDUNG
2018
BAB 4

PENUTUP

4.1. KESIMPULAN
Penulis tertarik menulis tentang film “Call Me by Your Name”
karena film ini meninggalkan pesan yang sangat dalam. Selain itu
walaupun ceritanya yang sulit dimengerti film ini mendapatkan beberapa
nominasi dan memenangkan beberapa nominasi. Dalam film ini juga
terdapat pesan terhadap orang tua yang harus berperan aktif dalam masa
pubertas anaknya. Para orang tua sebaiknya dapat menghargai pilihan
anaknya sendiri. Diketahui bahwa biseksual adalah perilaku yang
menyimpang, tetapi apa salahnya kita hargai pilihan mereka sebagai
biseksual.
Pencarian identitas dalam biseksual disini dilakukan dalam empat
tahap, yaitu sensitisasi, dissociation and signification, pandangan sosial,
dan pengakuan. Biseksual di dalam masyarakat masih dianggap sebagai
hal yang tabu dan menyimpang dari norma-norma yang berlaku. Banyak
orang menganggap pilihan sebagai biseksual adalah pilihan yang sadar,
padahal ada banyak faktor yang menyebabkan individu memilih menjadi
seorang biseksual.
Seorang biseksual tidak seharusnya dikucilkan, tapi seharusnya
kita temani dan bimbing dengan benar agar mereka dapat kembali ke
‘jalan yang benar’. Tidak salah saat kita menghargai pilihan orang lain.
Pilihan menjadi seorang yang biseksual merupakan hak mereka sendiri.
Kita tidak berhak melarangnya, menghakiminya dan mengucilkannya.

20
BAB 5

UNIVERSITAS PADJADJARAN
FAKULTAS ILMU BUDAYA
BANDUNG
2018
BAB 5

DAFTAR PUSTAKA

3.2.1. Marliana, Sekar Dwi. (2013). Identitas Seksualitas Remaja dalam Film
(Analisis Semiotika Representasi Pencarian Identitas Homoseksual oleh
Remaja dalam Film The Love Of Siam). Surakarta.

3.2.2. Arsandy, Laksmi W. (2015). Representasi Identitas Gay dalam Film


“Cinta yang Dirahasiakan. Surabaya. Journal Universitas Airlangga.

3.2.3. Khizana, S. (2014). Representasi Identitas Keindonesiaan Dalam Film


Merah Putih. Semarang. E-Journal UNDIP.

3.2.4. Hastim, Ayu P. (2014). Representasi Makna Film Surat Kecil Untuk
Tuhan (Pendekatan Analisis Semiotika). Makassar.

3.2.5. Surahman, Sigit. (2014). Teori Komunikasi Massa dan Teori


Representasi. Dalam http://saleseven.blogspot.com/2014/11/teori-
komunikasi-massa-dan-teori.html. Diakses pada 10 Desember 2018.

3.2.6. (2018). Biseksualitas. Dalam https://id.wikipedia.org/wiki/Biseksualitas.


Diakses pada 11 Desember 2018. Wikipedia.

3.2.7. (2018). Identitas. Dalam https://id.wikipedia.org/wiki/Identitas. Diakses


pada 14 Desember 2018. Wikipedia.

3.2.8. (2018). Homofobia. Dalam https://id.wikipedia.org/wiki/Homofobia.


Diakses pada 15 Desember 2018. Wikipedia.

3.2.9. (2017). Call Me by Your Name (film). Dalam


https://id.wikipedia.org/wiki/Call_Me_by_Your_Name_(film). Diakses
pada 15 Desember 2018. Wikipedia.

21

Anda mungkin juga menyukai