Anda di halaman 1dari 10

PEMANFAATAN TANAMAN HIAS SANSEVIERIA (LIDAH

MERTUA) SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN KUALITAS


UDARA DALAM DAPUR

Nama penulis : Farah Aisyah


NIM : 1912206023
Institut Seni Indonesia Yogyakarta
email : farahaisyah462@gmail.com

Abstrak
Udara merupakan sumber daya alam yang harus dilindungi untuk kehidupan manusia dan
makhluk hidup lainnya. Pemanfaatan udara harus dilakukan secara bijaksana dengan
memperhitungkan keseimbangan komposisi antar unsur pembentuk agar tidak terjadinya
pencemaran udara. Salah satu pencemaran udara yang berada disekitar kita adalah akibat
penggunaan bahan bakar saat memasak pada rumah tangga. Kehadiran zat kimia seperti
karbon monoksida (CO), senyawa organik volatil (VOC), partikulat (PM), aerosol, polutan
biologis, dalam dapur akan mengganggu kesehatan pengguna. Salah satu langkah yang
dapat dilakukan untuk mencegah atau mengurangi pencemaran dalam dapur adalah dengan
menempatkan tanaman yang diyakini dapat berfungsi sebagai pembersih udara, penghasil
udara alami terbaik, menyerap radiasi, bahkan menyerap bau dalam ruangan. Terdapat
beberapa jenis tanaman yang memiliki fungsi tersebut, salah satunya adalah Sansevieria
trifasciata praiin atau lidah mertua. Dalam penelitian ini akan membahas polutan yang
hadir dalam dapur serta penggunaan tanaman Sansevieria trifasciata praiin sebagai
pencegah pencemaran udara dalam dapur.
Kata Kunci: Sansevieria, Pencemaran udara, zat kimia
Abstract
Air is a natural resource that must be protected for human life and other living things.
Utilization of air must be done wisely by taking into account the balance of composition
between the constituent elements so that air pollution does not occur. One of the air
pollution that is around us is due to the use of fuel when cooking in the household. The
presence of chemical substances such as carbon monoxide (CO), volatile organic
compounds (VOC), particulates (PM), aerosols, biological pollutants, in the kitchen will
interfere with the health of users. One of the steps that can be taken to prevent or reduce
pollution in the kitchen is to place plants that are believed to function as air purifiers, the
best natural air producers, absorb radiation, and even absorb odors in the room. There are
several types of plants that have this function, one of which is Sansevieria trifasciata praiin
or mother-in-law's tongue. In this study, we will discuss the pollutants present in the kitchen
and the use of Sansevieria trifasciata praiin plants as a deterrent to air pollution in the
kitchen.
Keywords: Sansevieria, Air pollution, chemicals

1
Pendahuluan
Pencemaran udara merupakan suatu kondisi dimana satu atau lebih subtansi kimia, fisik
atau biologi hadir di atmosfer dalam jumlah yang membahayakan. Pencemaran udara dapat
didefenisikan sebagai perusak terhadap kualitas udara. Kerusakan kualitas udara ini dapat
memberikan pengaruh buruk bagi kesehatan manusia baik efek jangka pendek dan jangka
panjang. Pengaruh atau efek yang diterima berbeda-beda pada setiap individu. Dari efek-
efek tersebut, efek polusi udara pada ruangan tertutup ternyata lebih besar dibanding di luar
ruangan. Hal ini terjadi karena kita menghabiskan waktu lebih banyak di dalam ruangan
dibandingkan di luar. Sumber polusi di dalam ruangan bisa didapatkan dimana saja, mulai
dari aktivitas hewan peliharaan, bakteri pada bahan bangunan dan furnitur, asap yang
muncul ketika kendaraan dipanaskan, asap rokok, Air conditioner (AC), zat kimia dari
pengharum ruangan, bahkan zat kimia yang dihasilkan dari aktivitas memasak di dapur.
Solusi yang dapat dilakukan untuk menekan polutan atau gas-gas beracun adalah dengan
memperbaiki kualitas udara dalam ruangan khususnya area dapur. Solusi yang dapat
dilakukan untuk menekan gas-gas beracun tersebut adalah memperbaiki kualitas udara
pada ruangan. Salah satu solusi yang dapat dilakukan yaitu meletakkan tanaman yang
memiliki fungsi mengurangi gas polutan. Sansevieria trifasciata praiin dapat menjadi
pilihan tanaman pembersih udara terbaik, pemasok oksigen, menyerap radiasi, bahkan
menyerap bau dalam ruangan. Tanaman Sansevieria akan menyerap debu dan udara yang
terinfeksi oleh rancun-racun berbahaya menggunakan stomata yang kemudian akan diserap
ke akar-akarnya yang berimpang. Dalam akar tersebut ada jenis mikroba yang sudah
menunggu untuk melakukan proses detoksifikasi. Proses ini akan mengubah fungsi racun
mematikan menjadi racun yang berfungsi sebagai zat yang dibutuhkan oleh tanaman. Dari
proses tersebut, lidah mertua memproses dan kembali mengeluarkan gas bermanfaat berupa
oksigen.
Berdasarkan latar belakang tersebut, maka dapat dirumuskan masalah sebagai berikut: (a)
Apa saja polutan yang menyebabkan pencemaran udara dalam dapur?. (b) Manfaat apa saja
yang dapat diberikan oleh Sansevieria dalam meningkatkan kualitas udara dalam dapur?.
(c) Upaya seperti apa yang dapat diberikan Sansevieria dalam meningkatkan kualitas udara
ruangan?. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efisiensi tanaman Sansevieria
trifasciata praiin yang diletakkan di ruangan untuk menurunkan tingkat polutan CO di
udara dapur. Pada penelitian ini diharapkan dapat memberi pengetahuan dan informasi
kepada masyarakat atau pembaca tentang tanaman Sansevieria trifasciata praiin yang
selain berfungi sebagai tanaman hias tetapi juga berfungsi sebagai pembersih udara yang
ada di dalam ruangan.
Metode
Penelitian bersifat deskriptif dengan meninjau hunian salah satu warga di perumahan
Cirebon. Sedangkan pendekatan penelitian ini menggunakan metode kuantitatif. Data
diperoleh melalui wawancara pada penghuni rumah. Alat yang digunakan dalam penelitian
adalah alat tulis dan kamera untuk dokumentasi. Setelah melakukan wawancara mendalam
didapatkan data hasil penelitian. Selanjutnya dilakukan pemrosesan data dari wawancara
dengan mendokumentasikan menjadi transkrip uraian atau dokumentasi narasi deskriptif.

2
Pembahasan
Udara sebagai salah satu komponen lingkungan merupakan kebutuhan yang paling utama
untuk mempertahankan kehidupan makhluk hidup. Metabolisme dalam tubuh makhluk
hidup tidak mungkin dapat berlangsung tanpa oksigen yang berasal dari udara. Selain
oksigen terdapat juga zat-zat lain yang terkandung di udara, seperti karbon monoksida
(CO), karbon dioksida (CO2), virus, jamur, formaldehid, dan sebagainya. Zat-zat yang
berbahaya tersebut apabila berada dalam batas-batas tertentu masih dapat dinetralisir, tetapi
jika sudah melampaui ambang batas maka proses netralisir akan sulit dan terganggu.
Sedangkan peningkatan konsentrasi zat berbahaya dalam udara tersebut dapat disebabkan
oleh aktivitas manusia di dalam ruangan.
Udara yang kita hirup dikelompokkan menjadi udara luar ruangan (outdoor air) dan udara
dalam ruangan (indoor air). Kualitas udara dalam ruang sangat mempengaruhi kesehatan
manusia, karena hampir 80-90% hidup manusia berada dalam ruangan. Menurut World
Health Organization (WHO), polusi udara dalam ruangan bertanggung jawab atas kematian
3,8 juta orang setiap tahunnya. indoor air pollution (IAP) dapat dihasilkan di dalam rumah
atau bangunan melalui aktivitas penghuni,seperti memasak, merokok, penggunaan mesin
elektronik, penggunaan produk konsumen, atau emisi dari bahan bangunan. Polutan
berbahaya di dalam bangunan termasuk karbon monoksida (CO), mudah menguap senyawa
organik (VOC), partikulat (PM), aerosol, polutan biologis, dan lain-lain.
Dapur merupakan salah satu ruangan paling penting dalam rumah yang mana paling banyak
menghasilkan gas-gas kimia saat aktivitas masak berlangsung. Kegiatan proses
menyiapkan kebutuhan makanan serta pengolahannya berasal dari dapur. Pada saat ini
dengan teknologi yang sudah berkembang, bentuk dapur mengalami perubahan.
Perancangan bentuk dapur saat ini sudah mengikuti prinsip segitiga dengan 3 fungsi utama
dapur seperti, persiapan, penyimpanan (kulkas), dan proses memasak. Bahkan tidak jarang
dapur sering difungsikan sebagai tempat berkumpul dengan keluarga atau kerabat.
Peralatan memasak saat ini pun sudah berganti menggunakan kompos gas atau kompor
listrik, sehingga hal tersebut memacu tingginya karbon monoksida yang ditemui di dapur.
Contohnya pada penggunaan oven saat dihidupkan serta penggunaan gas ketika memasak.
Banyak jalan penyelesaian terbaik untuk mengatasi pencemaran udara dalam dapur, salah
satunya dengan penggunaan tanaman hias yang diletakkan pada area dapur. Tentunya
tanaman ini merupakan jenis yang memiliki fungsi menyerap polutan yang hadir. Faktanya
beberapa jenis tanaman dapat membersihkan udara dari polusi, termasuk volatile organic
compounds (VOC). VOC merupakan senyawa kimia yang dapat menguap dan mencemari
udara, baik pada saat proses produksi, aplikasi, hingga barang jadi. Misalnya, dalam cat
tembok interior dapur, pelapis furnitur dapur atau pantry, lem, maupun triplek. Paparan
VOC yang terus-menerus berpotensi memicu gangguan kesehatan jangka panjang. Salah
satunya adalah demensia bahkan penyakita paru-paru yang menyumbang kematian.
Tanaman dapat dikatakan layaknya spons, dimana ia dapat menyerap zat-zat beracun pada
udara secara alamiah dan menggantinya dengan oksigen yang lebih sehat.

Banyak polutan dan zat-zat berbahaya dalam ruangan terutama dapur yang telah diakui dan
memiliki dampak pada Indoor Air Quality (IAQ). Diantara lain, seperti :

1. Particulate Matter

3
Particulate Matter (PM) ini sering kita hirup secara tidak sadar karena bentuk yang
tidak kasat mata, hanya mencapai 2,5 mikrometer atau diibaratkan dengan 3% dari
helai rambut manusia. PM yang dihasilkan pada ruangan dapur berasal dari asap saat
menggoreng bahan makanan, dan penggunaan oven. Menurut penelitian, aktivitas
memasak memungkinkan emisi jutaan partikel (~106 partikel/ cm3) melalui
pembakaran minyak, kayu, dan makanan dan sebagian besar adalah partikel ultra-
halus. (Van, 2020). PM sangat memprihatinkan, dengan ukuran yang tak kasat mata
dapat berdampak buruk lebih cepat apabila terhirup dan mengendap pada saluran
pernafasan.

2. NOX

Senyawa ini adalah oksida nitrat (NO) dan nitrogen dioksida (NO2), dimana
berhubungan lekat dengan sumber pembakaran seperti pemanas dan kompor masak
saat digunakan. Alat memasak dengan tipe anti lengket juga memiliki dampak buruk
ketika digunakan dengan temparatur panas tinggi, karena dapat melepaskan gas
beracun secara perlahan. NOX akan menjadi berbahaya apabila interior dapur tidak
tersedia bukaan atau ventilasi, karena tidak adanya jalur keluar dan masuknya udara
bersih.

3. Polutan biologis

Polutan biologis yang dimaksud adalah tercampurnya udara dengan aktivitas hewan
peliharaan seperti bulu dan air liur anjing atau kucing, kecoak, tungai, rayap dan
mikroorganisme seperti bakteri, virus dan jamur. Adanya polutan biologis dapat
menyebabkan sensitasi, infeksi pernapasan dan mengi. Sedangkan bakteri dan jamur
dapat merugikan pengguna secara fisik seperti gatal-gatal atau iritasi kulit.

Tabel 1. Polutan dalam ruangan dapur (Tran Vinh, 2020)

Polutan Sumber Dampak bagi kesehatan

Particulate Aktivitas menggoreng bahan Detak jantung tidak teratur,


Matter pangan dan oven saat asma, kematian dini.
digunakan

NOX Bahan dasar peralatan Kerusakan pernapasan dan


contohnya perangkat masak meningkatnya asma
anti lengket dan tidak
tersedianya ventilasi

Polutan biologis Aktivitas hewan (bulu dan air Asma. Alergi dan iritasi
liur) serta serangga seperti kulit
kecoa, rayap dan tangu

Mikroorganisme virus, bakteri, dan jamur Alergi dan iritasi kulit

4
VOC - Bahan pelapis furnitur Sakit kepala, iritasi mata,
dapur seperti meja mual, kerusakan ginjal dan
atau cabinet saraf

- Pengaruh cat tembok


interior dapur.

- Penggunaan produk
pembersih alat makan

Logam berat Produk atau alat masak dan Kematian kardiovaskular,


makan (Pb, Cd, Zn, Cu, Cr, kanker, dan kerusakan otak
As, Ni, Hg, Mn, Fe)

Tanaman sansevieria trifasciata praiin atau Lidah Buaya merupakan salah satu dari
tanaman hias yang berfungsi menyerap polutan dan zat berbahaya. Berdasarkan
daunnya, tanaman hias dengan nama latin Sansevieria trifasciata praiin ini dibedakan
menjadi 2 jenis, yaitu lidah mertua berdaun pendek dan berdaun panjang. Lidah mertua
dengan jenis berdaun pendek hanya memiliki panjang daun sekitar 5 cm sampai 8 cm,
sedangkan jenis berdaun panjang sekitar 50 cm sampai 70 cm. Secara penampakan bentuk,
tanaman lidah mertua memiliki perbedaan antara satu dengan yang lainnya. Pada beberapa
tanaman, terlihat daun lidah mertua yang tumbuh dengan masing-masing helaian yang
menjulang ke atas, ada juga yang helaiannya terlihat bertumpuk dan saling menindih.
Sedangkan motifnya beragam, mulai bergaris vertikal, zig zag, juga ada yang beraturan
mengikuti alur seratnya. Pada bagian warna dan coraknya di dominasi oleh warna hijau tua
dengan variasi warna corak abu-abu, perak, dan kuning.

Gambar 1. Sansevieria atau Lidah Mertua (https://bibitbunga.com, 2021)

Salah satu jenis sansevieria yang populer adalah sansevieria trifasciata praiin. Tanaman
hias Sansevieria di Indonesia dikenal sebagai tanaman ular, karena tekstur daunnya mirip
dengan bentuk kulit ular dengan warna daun yang hijau muda dengan corak bersisik seperti
ular. Menurut asal usulnya, sansevieria trifasciata praiin dapat diklasifikasikan sebagai
berikut :

5
Kingdom : Plantae
Divisi : Spermatophyta
Sub Divisi : Angiospermae
Kelas : Monocotyledoneae
Bangsa : Liliales
Suku : Agavaceae
Marga : Sansevieria
Jenis : Sansevieria trifasciata praiin

Gambar 2. Sansevieria trifasciata praiin atau Lidah Mertua (dokumen pribadi, 2021)

Tanaman Sansevieria atau Lidah Mertua bermanfaat untuk pembersih udara alami terbaik,
pemasok oksigen, menyerap radiasi, bahkan menyerap bau dalam ruangan. Pengolahan
polutan yang dilakukan tanaman sansevieria disebut dengan proses Metabolic Breakdown
(penangkapan dan pemecahan) dimana polutan diserap dan dihancurkan menjadi asam
organik, gula dan beberapa senyawa asam amino, termasuk diolah menjadi oksigen (CO).
Tanaman Sansevieria menyerap polutan dalam dua tahap, pertama adalah proses
penangkapan dan pemecahan. Tanaman Sansevieria menyerap polutan melalui mulut daun
atau stomata dan dipecah menjadi ion. Begitu pula CO di udara ditangkap oleh tanaman
Sansevieria melalui stomata yang dipecah menjadi ion C dan O, kemudian diserap oleh
jaringan Sansevieria yang mengandung pregnance glycoside. Sedangkan tahap kedua
adalah tanaman Sansevieria mengeluarkan oksigen dari akar. Zat beracun yang telah
dihisap oleh stomata dan menumpuk di jaringan akar akan dilepaskan. Peristiwa ini bisa
disebut transpirasi. Apabila ion C bereaksi dengan senyawa H2O (air) maka dapat
membentuk C6H12O6 (gula) dan O2 (oksigen). Pada proses fotosintesis, klorofil pada
daun tanaman berfungsi menyerap cahaya matahari, sehingga stomata akan terbuka dan
CO di udara masuk melalui stomata. Namun pada tanaman sansevieria tidak perlu cahaya
matahari untuk dapat hidup dan tumbuh dengan baik. Pada malam hari, agar tanaman
sansevieria tetap dapat berfotosintesis, maka bisa menggunakan cahaya lampu agar
stomata tetap membuka.

6
Gambar 3. Proses bekerjanya tumbuhan penjernih udara kotor (http://ntrs.nasa.gov/)

Gambar diatas merupakan terjadinya proses pembersihan udara dengan hasil riset yang
dilakukan para ilmuwan NASA. Dalam diagram gambar tersebut dijelaskan bahwa carbon
dioxide yang berada di udara dan berada di sekeliling manusia dapat dihisap oleh tanaman
khusus, NASA mengambil contoh penelitian yaitu golden pothos. Kemudian oleh tanaman
tersebut dilakukan proses fotosintesis yang menghasilkan oksigen dan menarik senyawa
kimia berbahaya yang ada di udara agar menjadi udara yang bersih untuk makhluk hidup.
Tanaman Sansevieria menjadi salah satu tanaman hias yang dapat menampung polutan
terbanyak diantara tanaman hias lainnya. Sekitar 107 polutan dapat diserap melalui stomata
dan dikeluarkan lagi dalam bentuk oksigen bersih. Manfaat yang diperoleh dengan
meletakkan tanaman sansevieria pada ruangan khususnya dapur sangat beragam. Hal ini
sangat cocok untuk mengurangi polutan berbahaya yang dihasilkan dari aktivitas memasak
di dapur. Sansevieria juga aktif membantu menyerap radiasi, salah satu radiasi yang
ditimbulkan di dapur adalah penggunaan alat masak yang memerlukan listrik seperti oven.
Tanaman Sansevieria merupakan salah satu jenis tanaman yang menghasilkan oksigen
tinggi karena memiliki klorofil yang melimpah, sehingga dapat membantu mempercepat
proses fotosintesis. Sangat baik apabila menempatkan beberapa helai tanaman Sansevieria
dalam pot kecil pada area dapur untuk penetralisir asap penggorengan saat memasak, dan
saat oven sedang bekerja.
Disamping kegunaanya yang dapat menetralisir polutan, tanaman Sansevieria juga
memiliki aroma yang khas termasuk bagian bunga nya. Hal tersebut dapat dimanfaatkan
untuk menjadi pengharum ruangan alami dapur. Beberapa negara maju seperti Perancis dan
China sudah menerapkan hal ini sebagai pengharum ruangan alami. Selain dengan
menempatkan tanaman dengan pot, tanaman Sansevieria bisa dipotong menjadi beberapa
bagian dan menyebarnya diberbagai sudut dapur yang kerap meninggalkan bau-bau
menyengat. Tanaman Sansevieria juga sangat baik digunakan sebagai aroma terapi yang
diletakkan di pantry atau meja makan yang biasanya dekat dengan area dapur. Pada sore
hari, biasanya bunga-bunga tanaman Sansevieria akan mekar dan mengeluarkan aroma
khas yang menenangkan. Beberapa orang memanfaatkannya sebagai aroma terapi untuk
meredakan setres serta membuat suasana menyantap makanan menjadi tentram. Aroma
yang dihasilkan tanaman Sansevieria juga bersifat anti racun yang baik, sehingga cocok
digunakan sebagai antiseptic alami untuk membunuh mikroorganisme pada dapur.

7
Pada dasarnya tanaman Sansevieria memiliki manfaat yang nyata dan bisa disebut sebagai
tanaman yang mengurangi sick building syndrome, yaitu suatu keadaan dimana ruangan
yang ditempati memiliki kandungan karbon dioksida (CO2), penggunaan AC, dan senyawa
kimia lainnya.

Gambar 4. Indoor air purification system (http://ntrs.nasa.gov/)

Menurut sebuah penelitian yang dilakukan Badan Penerbangan Antariksa Amerika Serikat
(NASA) dan beberapa ilmuwan diantaranya Dr. B.C Wolverton Ph.D, ada beberapa
tanaman yang dapat menghilangkan udara kotor atau sebagai 24 penyerap gas beracun,
misalnya karbon monoksida yang terkandung dalam asap rokok. Senyawa berbahaya yang
diserap oleh tanaman khusus pembersih udara antara lain karbon monoksida, benzene,
formaldehyde, amoniak, dan nitrogen monoksida. Senyawa tersebut terdapat di sekitar kita
dan diyakini mengakibatkan berbagai keluhan penyakit jangka pendek, seperti alergi kulit,
kelelahan, serta melemahnya daya ingat. Sedangkan jangka panjang, apabila secara terus-
menerus terhirup, dapat mengakibatkan kerusakan saraf, hati, ginjal, juga berbagai jenis
penyakit kanker dan leukemia.
Zat-zat berbahaya atau polutan tersebut dapat dikurangi, salah satunya dengan menanam
tanaman sansevieria (Lidah Mertua) di dalam pot dan ditempatkan di area dapur. Dengan
satu tanaman sansevieria trifasciata lorentii dewasa berdaun 4/5 helai sudah dapat
menyegarkan kembali udara dalam ruangan seluas 20 m persegi. Selain itu memotong ½
helai daun dan menyimpan nya pada botol berair pun sudah dapat bekerja maksimal.
Dengan kemampuan ini, pengguna yang sering beraktivitas di dapur bisa memetik manfaat
penggunaan dan kesehatan dari tanaman Sansevieria. Peletakan tanaman Sansevieria ½
helai dalam wadah kaca berair atau pot berpupuk di dapur dapat menyegarkan udara dengan
menyerap gas karbondioksida dan monoksida hasil asap pembakaran kompor. Karbon
monoksida (CO) di udara dapur dihasilkan oleh proses pembakaran, seperti menggoreng
atau memanaskan masakan. Sumber penting emisi CO dalam ruangan termasuk pemanas
ruangan minyak tanah dan gas yang tidak diventilasi, cerobong asap dan tungku bocor,
back-drafting dari tungku, pemanas air gas, tungku kayu, kompor gas, generator dan
peralatan bertenaga bensin lainnya. Rata-rata konsentrasi CO pada bangunan tanpa kompor
gas adalah sekitar 0,5–5 ppm, sedangkan konsentrasi di area dekat kompor gas berkisar
antara 5 hingga 15 ppm dan bahkan 30 ppm atau lebih tinggi. Paparan polutan tersebut
dapat menyebabkan efek kesehatan yang merugikan, seperti ketidaksadaran atau kematian.
(Tran Vinh, 2020)

8
Keberadaan tanaman Sansevieria (Lidah Mertua) dapat menjadi solusi meningkatkan
kualitas udara dengan mencegah polutan dan memberi oksigen baru bagi pengguna dapur.
Selain itu, penempatan Sansevieria juga menambah nilai estetika dan kesan menyejukkan
pada ruangan. Dengan meletakkan Lidah Mertua didalam dapur, maka hal itu merupakan
upaya dalam melestarikan lingkungan hidup manusia dalam ruangan. Sebagaimana telah
diuraikan tentang manfaat dari tanaman ini, maka menempatkan Lidah Mertua didalam
ruangan dapat meningkatkan kualitas udara dan mengurangi dalam ruang dan resiko
bahaya sehingga membuat manusia dalam hal ini penghuni rumah merasa lebih aman dan
nyaman untuk berada didalam ruangan.
Efektifitas juga didapatkan dari tanaman Sansevieria (Lidah Mertua) ini, mengingat
tanaman ini dapat dipotong sebagian kecil agar tetap estetik dan bisa diletakkan disudut
manapun baik diatas meja makan, dekat jendela ventilasi, atau pantry. Beberapa orang
bahkan meletakkan Lidah Mertua ukuran kecil atau yang telah memotong dengan teknik
pemisahan tunas maupun steak daun. Sebagai contoh lain dari keefektifan Lidah Mertua
adalah dengan memotong sebagian daun dan oleskan sedikit di bagian sudut kulkas. Hal
ini akan mengurangi aroma tidak sedap yang ditimbulkan oleh makanan busuk.

(a) (b)

Gambar 4. (a). Teknik Steak Daun (b). Teknik dengan tunas (dokumen pribadi, 2021)

Selain itu, beberapa hal yang mendukung Lidah Mertua untuk menjadi tanaman yang dapat
meningkatkan kualitas udara dalam ruang adalah efektifitas perawatannya. Tanaman
Sansevieria (Lidah Mertua) tergolong tanaman dengan kebutuhan air yang sedikit dan
mampu menyimpan cadangan air pada bagian sel-sel daunnya, sehingga tidak diperlukan
proses penyiraman yang rutin melainkan bisa 1 minggu dua kali dan membawanya keluar
ruangan agar tidak terlalu lembab dan daun tetap segar.
Simpulan
Udara merupakan sumber daya alam yang harus dilindungi untuk kehidupan manusia dan
makhluk hidup lainnya, sehingga perlu upaya untuk lebih meningkatkan kualitas udara
termasuk area indoor. Salah satu pencemaran udara yang berada disekitar dalam ruangan
(indoor) yaitu hasil penggunaan bahan bakar saat memasak pada dapur. Dengan
menempatkan tanaman Sansevieria (Lidah Mertua) pada area dapur akan menjadi solusi
tepat menetralisir polutan dan meningkatkan kualitas udara yang lebih baik. Lidah Mertua

9
juga memiliki efektifitas untuk dapat ditempatkan dibeberapa sudut dapur baik dengan
ukuran besar seperti pot atau wadah berair hingga ukuran kecil (teknik steak daun). Banyak
Senyawa berbahaya dalam area dapur yang telah diakui dan memiliki dampak pada Indoor
Air Quality (IAQ), seperti Particulate Matter, VOC, NOX , Polutan biologis dan
mikroorganisme. Beberapa senyawa tersebut dapat muncul akibat aktivitas memasak atau
bahkan bahan pelapis furnitur dapur dan furnitur memasak, sehingga tanaman Sansevieria
merupakan langkah tepat untuk menetralisir pencemaran udara tersebut. Dengan
meletakkan tanaman Sansevieria (Lidah Mertua) pada area dapur, maka hal itu merupakan
upaya dalam melestarikan lingkungan dalam ruangan (indoor).
Daftar Pustaka
Tran, Vinh Van., Duckshin Park., & Young-Chul Lee. (2020). Indoor Air Pollution,
Related Human Diseases, and Recent Trends in the Control and Improvement of
Indoor Air Quality. Korea: Environmental Research Public Health
Inbathamizh L., K. Aparna, AS Harini. (2020). Indoor medicinal plants: Beneficial
biocatalysts for air filtration and bioremediation. India. Sathyabama Institute of
Science and Technology
Situmorang Charles. (2017). Pengaruh tanaman sirih gading (epipremnum aureum)
terhadap Co dalam ruangan. Indonesia. Fakultas Teknik Universitas Satya Negara
Apsari Sannidya. (2017). Desain Air Purifier dengan Konsep Eco-friendly. Surabaya.
Fakultas Teknik Sipil. Institut Teknologi Sepuluh Nopember
Wolverton, B.C. (1989). Interior Landscape Plants For Indoor Air Pollution Abatement.
NASA. Science and Technology Laboratory

10

Anda mungkin juga menyukai