Anda di halaman 1dari 6

PEMERINTAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

RUMAH SAKIT UMUM DAERAH


PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT
Jalan Pejanggik No. 6 Telepon (0370) 623876 Mataram

KEPUTUSAN DIREKTUR RUMAH SAKIT UMUM DAERAH


PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT
NOMOR : 821.29/ /RSUP

TENTANG

KEBIJAKAN PENERAPAN KEWASPADAANISOLASI


DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH PROVINSI NTB

DIREKTUR RUMAH SAKIT UMUM DAERAH PROVINSI NTB

Menimbang : a. bahwa dalam upaya mencegah dan mengendalikan infeksi dirumah sakit
harus selalu berorientasi pada keselamatan pasien dan petugas dirumah
sakit;
b. bahwa untuk menunjang penerapan kewaspadaan isolasi di setiap unit
pelayanan harus tersedia sarana dan prasarana yang diperlukan;
c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam a, b dan c,
perlu ditetapkan dengan Surat Keputusan Direktur Rumah Sakit Umum
Daerah Provinsi Nusa Tenggara Barat.

Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan ( Lembaran


Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 144, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 5063);
2. Undang-undang Nomor 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit;
3. Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor 1087/Menkes/SK/VIII/2010
tentang Standar Kesehatan dan Keselamatan Kerja di Rumah Sakit;
4. Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor: 270/ Menkes / SK/ III/2007
Tentang Pedoman Manajerial PPI di Rumah Sakit dan Fasilitas Pelayanan
Kesehatan Lainnya;
5. Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor : 382/ Menkes/SK/III/2007
Tentang Pedoman PPI di Rumah Sakit dan Fasilitas Pelayanan Kesehatan
Lainnya.
6. Kebijakan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 1204/
Menkes/SK / X/ 2004 tentang persyaratan kesehatan lingkungan rumah
sakit;
7. Pedoman Pencegahan dan Pengendalian Infeksi di Rumah Sakit dan
fasilitas pelayanan kesehatan lainnya, Depkes RI, 2011.
8. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor : 1333/Menkes/SK/ZII/1999
Tentang Standar Pelayanan Rumah Sakit;
9. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor : 129 Tahun 1999 Tentang Standar
Pelayanan Minimal Rumah Sakit;

1
MEMUTUSKAN

Menetapkan :
KESATU : KEPUTUSAN DIREKTUR RSUD PROVINSI NUSA TENGGARA
BARAT Tentang PENERAPAN KEWASPADAAN ISOLASI;

KEDUA : Kebijakan yang dimaksud dalam keputusan ini adalah Kebijakan


Penerapan Kewaspadaan Isolasi di RSUD Provinsi NTB yang disusun oleh
Komite Pencegahan dan Pengendalian Infeksi RSUD Provinsi NTB;
KETIGA : Kebijakan ini mengatur bagaimana penerapan Kewaspadaan isolasi di unit
pelayanan;

KEEMPAT : Komite PPI-RS bertanggung jawab atas pelaksanaan sosialisasi kebijakan


dan melaporkan pelaksanaan kebijakan tersebut;

KELIMA : Surat Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan apabila dikemudian
hari terdapat kekeliruan dalam keputusan ini akan diadakan perbaikan
sebagaimana mestinya.

Ditetapkan di M a t a r a m
Pada Tanggal

Direktur RSUD Provinsi NTB

dr. H. Mawardi Hamry, MPPM


Pembina Tingkat I
NIP. 196111061996031002

2
Lampiran Keputusan Direktur Rumah Sakit Umum Daerah Provinsi NTB
Nomor : 800.05/ /RSUP
Tanggal :

KEBIJAKAN PENERAPAN KEWASPADAAN ISOLASI


RSUD PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

I. KEBIJAKAN UMUM
1. Kewaspadaan isolasi diterapkan untuk mengurangi risiko infeksi penyakit menular pada
petugas kesehatan baik dari sumber infeksi yang diketahui maupun yang tidak diketahui.
2. Dalam memberikan pelayanan kesehatan di rumahsakit setiap petugas harus menerapkan
kewaspadaanisolasi yang terdiri dari dua lapis yaitu kewaspadaan standar dan
kewaspdaan berdasarkan transmisi
3. Kewaspadaan standar harus diterapkan secara rutin dalam perawatan di rumah sakit yang
meliputi : kebersihan tangan, penggunaan APD, pemrosesan peralatan perawatan pasien,
pengendalian lingkungan, penatalaksanaan linen, pengelolaan limbah,
kesehatankaryawan, penempatan pasien, hygiene respirasi(etika batuk), praktek
menyuntik yang aman dan praktek untuk lumbal punksi
4. Kewaspadaan berdasarkan transmisi diterapkan sebagai tambahan kewaspadaan standar
pada kasus - kasus yang mempunyai risiko penularan melalui kontak, droplet, airborne.

II. KEBIJAKAN KHUSUS


Penempatan pasien tidak infeksius Menggunakan kewaspadaan standar :
1. Penempatan Pasien.
Pasien bisa ditempatkan di semua ruang perawatan kecuali ruang Isolasi di Unit
Perawatan Paru.
2. Kebersihan Tangan
a. Lakukan Enam langkah saat membersihkan tangan
b. Gunakan cairan berbasis alkohol (handrub) dan sabun antiseptik untuk kebersihan
tangan
3. Sarung Tangan.
Pakai sarung tangan (bersih dan tidak perlu steril) bila menyentuh darah, cairan tubuh,
sekresi, ekskresi danbarang-barang terkontaminasi. Pakai sarung tangan sebelum
menyentuh lapisan mukosa dan kulit yang luka (non-intact skin). Ganti sarung tangan di
antara dua tugas dan prosedur berbeda pada pasien yang sama setelah menyentuh bagian
yang kemungkinan mengandung banyak mikroorganisme. Lepas sarungtangan setelah
selesai melakukan tindakan, sebelum menyentuh barang dan permukaan lingkungan yang
tidak terkontaminasi, dan sebelum berpindah ke pasien lain, dan cuci tangan segera untuk
mencegah perpindahan mikroorganisme ke pasien lain atau lingkungan.
4. Masker, Pelindung Mata,dan Pelindung Wajah.
Gunakan masker dan pelindung mata atau wajah untuk melindungi lapisan mukosa pada
mata, hidung dan mulut saat melakukan prosedur atau aktifitas perawatan pasien yang
memungkinkan adanya cipratan darah, cairan tubuh, sekresi dan ekskresi.
5. Gaun.
Gunakan gaun (bersih dan tidak perlu steril) untuk melindungi kulit dan untuk mencegah
ternodanya pakaian saat melakukan prosedur dan aktifitas perawatan pasien yang
memungkinkan adanya cipratan darah. Lepas gaun kotor sesegera mungkin dan cuci
tangan untuk mencegah perpindahan mikroorganisme ke pasien lain atau lingkungan.
6. Peralatan Perawatan Pasien dan ekskresi hendaknya diperlakukan sedemikian rupa
sehingga tidak bersentuhan dengan kulit dan lapisan mukosa, tidak mengotori pakaian,
dan tidak memindahkan mikroorganisme ke pasien lain dan lingkungan. Pastikan bahwa
peralatan yang dapat dipakai dengan kulit dan lapisan mukosa, tidak mengotori pakaian,
dan tidak memindahkan mikroorganisme ke pasien lain dan lingkungan.
7. Kesehatan Karyawan dan Penularan Penyakit Melalui Darah (Bloodborne Pathogens )

3
8. Melakukan pemeriksaan kesehatan secara berkala terhadap petugas kesehatan dan
pemberian imunisasi.

9. Penatalaksanaan limbah benda tajam dan tertusuk jarum ditangani sesuai SPO
berkoordinasi dengan K3RS.
10. Peralatan yang dapat menggantikan pernafasan dari mutut ke mulut (mouth-to-mouth
resuscitation), seperti mouthpiece, kantong resusitasi, dan peralatan ventilasi lainnya
hendaknya diletakkan di tempat yang sering dibutuhkan

TABEL KEWASPADAAN BERBASIS TRANSMISI

Kontak Droplet Udara/Airborne

Penempatan pasien Tempatkan di ruang Tempatkan pasien di Tempatkan pasien di


rawat terpisah, bila ruang terpisah, bila ruang terpisah yang
tidak mungkin mempunyai
tidak mungkin kohorting.
kohorting, bila 1. tekanan negatif
keduanya tidak
2. pertukaran udara 6-
mungkin maka Bila keduanya tidak 12 x /jam sebelum
pertimbangkan mungkin,buat pemisah udara mengalir ke
epidemiologi mikroba dengan jarak > 1 ruang atau tempat lain
nya dan populasi meter antar TT dan di RS.
jarak dengan
pasien. pengunjung. Usahakan pintu ruang
pasien tertutup. Bila
Bicarakan dengan Pertahankan pintu ruang terpisah tidak
petugas PPI ( kategori terbuka, tidak perlu memungkinkan,
penanganan khusus tempatkan pasien
IB).
terhadap udara dan dengan pasien lain
ventilasi ( kategori IB ) yang mengidap
Tempatkan dengan
jarak >1 meter3 kaki mikroba yang sama,
antar TT. jangan dicampur
dengan infeksi lain
Jaga agar tidak ada (kohorting) dengan
kontaminasi silang ke jarak >1 meter.
lingkungan dan pasien
lain (kategori IB) Konsultasikan dengan
petugas PPIRS
sebelum menempatkan
pasien bila tidak ada
ruang isolasi dan
kohorting tidak
memungkinkan.
( kategori IB )

Batasi gerak, transport Batasi gerak dan Batasi gerakan dan


Transport pasien pasien hanya kalau transportasi untuk transport pasien hanya
perlu saja. Bila batasi droplet dari kalau diperlukan saja.
diperlukan pasien pasien dengan
keluar ruangan perlu mengenakan masker Bila perlu untuk
kewaspadaan agar pada pasien pemeriksaan pasien
risiko minimal (kategori IB) dan dapat diberi masker
transmisi ke pasien menerapkan hygiene bedah untuk
lain atau lingkungan respirasi dan etika mencegah
( kategori IB). batuk. menyebarnya droplet
nuklei (kategori IB)

4
APD petugas Masker
Sarung tangan dan Perlindungan
pakailah bila bekerja
cuci tangan dalam radius 1m saluran napas
memakai sarung terhadap pasien kenakan masker
( kategori IB ), saat respirator N95 atau
tangan bersih
kontak erat. masker kategori N pada
nonsteril, lateks saat efisiensi 95%) saat
seyogyanya melindungi
masuk ke ruang hidung dan mulut, masuk ruang pasien
pasien,ganti sarung dipakai saat memasuki atau suspek TB paru.
tangan setelah kontak ruang rawat pasien Orang yang rentan
dengan bahan infeksius dengan infeksi saluran seharusnya tidak
napas. boleh masuk ruang
(feses, cairan drain),
lepaskan sarung tangan
pasien yang
diketahui atau suspek
sebelum keluar dari campak, cacar air
kamar pasien dan cuci kecuali petugas
tangan dengan yang telah imun.
antiseptik (kategori IB)
Bila terpaksa harus
masuk maka harus
mengenakan masker
respirator untuk
pencegahan.
Orang yang telah
pernah sakit campak
atau cacar air tidak
perlu memakai
masker ( kategori IB )

Masker
Gaun bedah/prosedur(min)
pakai gaun bersih,
tidak steril saat masuk Sarung tangan
ruang pasien untuk
melindungi baju dari Gaun
kontak dengan
pasien, permukaan Goggle
lingkungan, barang
diruang pasien cairan Bila melakukan
diare pasien, tindakan dengan
ileostomy, colostomy, kemungkinan timbul
luka terbuka. Lepaskan aerosol
gaun sebelum keluar
ruangan.
Jaga agar tidak ada
kontaminasi silang ke
lingkungan dan pasien
lain (kategori IB)

Apron
Bila gaun permeable,
Untuk mengurangi
penetrasi cairan, tidak
dipakai sendiri

5
Peralatan untuk
perawatan pasien Bila memungkinkan Tidak perlu penanganan Transmisi pada TB
Peralatan nonkritikal udara secara khusus sesuai pedoman TB
dipakai untuk 1 pasien karena mikroba tidak CDC ”Guideline
atau pasien dengan bergerak jarak jauh. for Preventing of
infeksi mikroba yang Tuberculosis in
sama. Bersihkan dan Healthcare Facilities”
disinfeksi sebelum
dipakai untuk pasien
lain (kategori IB)

Kontak Droplet Udara/Airborne

Peralatan untuk MDRO, MRSA, B. pertussis, SARS, MTB (obligat airborne)


perawatan pasien VRSA, VISA, VRE, RSV, Influenza, campak, cacar air
MDRSP (Strep Adenovirus,Rhinovirus, (kombinasi transmisi)
pneumoniae) N.meningitidis, Norovirus (partikel
Streptococ grup A, feses, vomitus),
Virus Herpes Mycoplasma Rotavirus melalui
simplex,SARS, RSV pneumoniae. partikel kecil aerosol.
(indirek melmainan,
S.aureus, MDRO, VRE,
C.difficile, P
aureginosa, Influenza,
Norovirus (juga
makanan dan
minuman)

Direktur RSUD Provinsi NTB

dr. H. Mawardi Hamry, MPPM


Pembina Tingkat I

NIP. 196111061996031002

Anda mungkin juga menyukai