Anda di halaman 1dari 30

BAB I

PENDAHULUAN

1. Umum. Seiring dengan semakin meningkatnya tuntutan Dunia Penerbangan


akan layanan jasa informasi meteorologi maka dibutuhkan informasi yang cepat dan
tepat sampai ke pengguna. Jaringan Komunikasi dalam pelaksanaan tugas stasiun
meteo adalah suatu hal yang sangat penting. Tidak ada stasiun meteo di dunia ini yang
mampu bekerja dengan baik dan mempunyai berita yang lengkap tanpa ditunjang oleh
data dari stasiun lain, tidak hanya dari stasiun meteo nasional tetapi juga dari stasiun
meteo antar negara. Penggolongan Komunikasi Meteo terdiri dari 2 macam yakni:

a. Komunikasi 1 arah.
b. Komunikasi 2 arah.

Komunikasi 1 arah adalah berupa siaran (broadcasting) dari stasiun-stasiun Broadcasting


Regional yang telah ditentukan oleh WMO dan disiarkan dalam bentuk tanda-tanda Morse
atau bentuk tulisan atau gambar. Stasiun-stasiun Braodcasting yang siarannya diperlukan
oleh Stasiun-stasiun Forecast di Indonesia antara lain adalah:

a. New Delhi
b. Tokyo
c. RRC
d. Manila
e. Jakarta
f. Darwin
g. Canberra

Liputan siaran data cuaca dari Stasiun-stasiun Broadcasting tersebut satu sama lain
biasanya sebagian dari padanya tumpang tindih sehingga apabila salah satu stasiun
Broadcasting tidak dapat diterima siarannya, data yang diperlukan masih dapat
diharapkan dari stasiun Broadcasting lainnya. Komunikasi 2 arah umumnya dilaksanakan
antar stasiun meteo nasional tetapi pada bandara-bandara penerbangan antar Negara,
komunikasi 2 arah dilaksanakan juga antar stasiun meteo antar Negara tersebut. Pada
stasiun-stasiun meteo TNI AU komunikasi 2 arah hanya dilaksanakan antar stasiun meteo
nasional, yakni:

a. Antara stasiun meteo TNI AU dengan stasiun meteo TNI AU lainnya atau
dengan stasiun meteo sipil dalam rangka tukar menukar berita cuaca rutin (Metar,
Speci).

b. Antara stasiun meteo TNI AU dengan stasiun broadcasting meteo nasional


atau dengan weather centre TNI AU dalam rangka pengumpulan berita cuaca
(Synop Utama/selang, WX Review, Pilot, Temp dan Climate) untuk broadcast.

C. Antara Stasiun Meteo klas III/II dengan Stasiun Meteo Klas II/I dalam rangka
permintaan (request) dan pengiriman berita-berita prakiraan cuaca (forecasting).

Komunikasi 2 arah dilaksanakan juga antara Stasiun Meteo dengan Tower PLLU dalam
rangka laporan cuaca rutin untuk tinggal landas dan pendaratan (Weather Report For
Take Off And Landing) sekali dalam 30 menit atau tergantung keperluan. Peralatan dan
penggunaannya Meteo bisa beranekaragam tergantung kepada keperluannya dan
perkembangan teknologi, antara lain yang ada dewasa ini adalah:
2

a. Radio penerima (receiver) untuk menerima broadcasting tanda-tanda Morse


atau “Voice”.

b. Radio receiver and transmitter untuk menerima dan mengirim berita bentuk
“Voice” alat ini biasanya berupa SSB (Single Side Band).

c. Telex Reicer atau Telex Receiver and Transmitter untuk mengirim dan
menerima berita bentuk tulisan.

d. Facsimile atau Televisi untuk mengirim dan atau menerima berita bentuk
tulisan atau gambar-gambar.

e. Telepon atau Intercom untuk hubungan antar Stasiun dengan tower PLLU.

Untuk menjamin terselenggaranya komunikasi meteo yang berhasil dan berdaya


guna maka alokasi alat komunikasi meteo disesuaikan dengan klasifilkasi dan fungsi dari
unit-unit meteo TNI AU yang bersangkutan. Disamping itu perangkat keras komunikasi
TNI AU juga diperlukan untuk memperoleh data dan informasi meteo yang dibutuhkanTNI
AU baik lokal, nasional maupun Internasional secara rutin maupun khusus. Untuk itu
maka perangkat keras meteo TNI AU memiliki spesifikasi tersendiri dan pembahasan
tentang jaringan komunikasi meteo TNI AU, saluran komunikasi TNI AU dan jaringan
komunikasi meteo sipil (BMKG).

2. Tujuan kurikuler. Agar siswa dapat memahami dan mampu mengerjakan


komunikasi meteorologi.

3. Pokok bahasan.

a. Alat Komunikasi Meteorologi.


b. Prosedur Jejaring Komunikasi Meteorologi.
3

BAB II

ALAT KOMUNIKASI METEOROLOGI

4. Tujuan instruksional. Agar siswa dapat mengungkapkan dan mampu


melaksanakan alat komunikasi meteorologi dengan benar.

5. Sub pokok bahasan.

a. Alat komunikasi pokok.


b. Alat komunikasi khusus.
c. Alokasi peralatan untuk unit-unit meteo TNI AU
d. Personel komunikasi meteo TNI AU
e. Soal-soal latihan

Alat komunikasi Pokok

6. Alat ini melengkapi unit - unit meteo TNI AU. Alat komunikasi pokok tersebut
adalah sebagai berikut:

a. Radio HF - SSB Transceiver. Dalam penggunaan alat komunikasi ini yang


perlu diperhatikan adalah:

1) Persyaratan. Mengingat bahwa komunikasi radio merupakan alat


penunjang utama operasional meteo, maka alat komunikasi ini harus
memenuhi persyaratan sebagai berikut:

a) “Portable“ sederhana dan mudah ditangani (pemakaiannya


maupun pemeliharaannya) serta “Life time” yang cukup lama.

b) Dapat digabungkan dengan modem khusus sehingga mampu


mengirimkan berita melalui bentuk telex, facsimile maupun komputer
dengan kecepatan 2400-4800 (1 baud = 8 bytes/ menit)

c) Mempunyai daya pancar (output power) yang cukup besar


(minimal 150 watt) sehingga tidak terganggu oleh pemancar lain yang
mempunyai output power yang lebih bear.

2) Kegunaan. Radio transceiver HF-SSB ini digunakan sesuai dengan


fungsinya sebagai berikut:

a) Untuk pertukaran berita meteo rutin harian maupun berita


kedinasan lainnya antar stasiun meteo TNI AU dan antar stasiun
meteo TNI AU dengan stasiun meteo sipil (BMG) secara voice
menggunakan saluran frekuensi yang dialokasikan.

b) Digunakan dengan perangkat komputer dan facsimile untuk


mengirim berita meteo dalam bentuk gambar dan tulisan.

b. Mesin Telex Receiver


4

1) Persyaratan. Beberapa persyaratan yang harus dimiliki komunikasi ini


adalah:

a) Harus mampu “acces” dengan alat komunikasi serupa yang


dimiliki jaringan komunikasi nasional (BMKG).

b) Mudah pengoperasiannya, pemeliharaannya dan penyediaan


suku cadang yang dibutuhkan dengan kecepatan transfer data antara
2400 – 4800 baud.

2) Kegunaan. Alat komunikasi ini digunakan untuk memperoleh berita


meteo dalam bentuk tulisan dari RRC, Bangkok, New delhi, Tokyo dan
BMKG yang “Broadcast”.

c. Antena. Antena yang digunakan dalam komunikasi meteo TNI AU adalah


sebagai berikut:

1) Antena Dipole. Antena ini digunakan di Satdalmet dan Stamet TNI AU


kelas I, II, III serta Tim Meteo Mobil.

2) Antena Cross Yagie. Antena ini digunakan di satdalmet dan di


Stamet TNI AU yang dilengkapi dengan alat komunikasi HF SSB
Transceiver Facsimile.

3) Antena Cambuk (Whip Antenna) Antena macam ini digunakan


digunakan sebagai antena tambahan oleh Tim Meteo Mobile di mandala
operasi/latihan.

Alat Komunikasi khusus

7. Alat ini hanya dipasang di stasiun meteo tertentu untuk penerimaan dan
pengiriman informasi meteo dengan berbagai mode berdasarkan kepentingan dukungan
penerbangan. Alat-alat komunikasi tersebut adalah sebagai berikut:

a) Radio Facsimile Receiver. Alat ini digunakan hanya untuk menerima


informasi meteo dalam bentuk tulisan dan gambar dari jaringan komunikasi meteo
internasional secara broadcast.

b) Radio HF SSB Tranceiver Facsimile. Alat komunikasi ini digunakan untuk


mengirim dan menerima informasi meteo dalam bentuk tulisan dan gambar antar
stasiun meteo TNI AU Perangkat keras sistem komunikasi data ini merupakan
gabungan dari komputer, radio HF SSB dengan antena cross yagie, modem,
facsimile dan printer.

c) Public Facsimile. Alat komunikasi ini menggunakan saluran telepon PT


Telkom yang dipasang di stasiun meteo di Lanud-lanud yang tidak memiliki sarana
komunikasi HF SSB Tranceiver Facsimile. Kegunaan alat komunikasi ini adalah
untuk mengirim atau menerima berita meteo, khususnya gambar/foto satelit cuaca.

d) Radio Facsimile Komputer Receiver. Alat penerima data satelit cuaca ini
terdiri dari perangkat komputer dengan antena parabola khusus untuk menerima
gambar/foto citra awan dari satelit cuaca GMS dan NOAA.

Alokasi peralatan untuk unit-unit meteo TNI AU


5

8. Dengan berpedoman kepada rancangan dan kebutuhan sistem komunikasi meteo


TNI AU dan untuk memperoleh hasil penyelenggaraan komunikasi meteo maka alokasi
alat komunikasi untuk unit-unit meteo TNI AU sesuai dengan fungsi dan klasifikasi
masing-masing adalah sebagai berikut:

a. Satuan Pengendali Meteo. Sebagai pusat pelayanan informasi meteo TNI


AU, satdalmet dilengkapi alat-alat komunikasi sebagai berikut:

1) Alat Komunikasi Pokok

a) Radio HF SSB Tranceiver.


b) Mesin Telex Receiver.

2) Alat Komunikasi Khusus

a) Radio HF SSB Transceiver Facsimile.


b) Radio Facsimile Computer Receiver.
c) Public Facsimile/Telepon PT Telkom.
d) Telepon Intern TNI AU dan Bandara.

3) Antena

a) Dipole.
b) cross yagie.
c) Parabola.

4) Perlengkapan pendukung komunikasi. Kendaraan roda dua untuk


caraka.

b. Stasiun Meteo TNI AU Kelas I Lanud IWY, ABD dan ADI.

1) Alat Komunikasi Pokok

a) Radio HF SSB Transceiver.


b) Telex Receiver.

2) Alat Komunikasi Khusus: Radio HF SSB Transceiver Facsimile.

3) Antena:

a) Dipole
b) Cross yagie

Tambahan untuk Stamet Lanud IWY dan ABD: Radio facsimile computer receiver
dan antenna parabola.

c. Stasiun Meteo Kelas I Lanud ATS, HSN dan Stasiun Meteo Kelas II Lanud
SDM

1) Alat Komunikasi Pokok


6

a) Radio HF SSB Transceiver


b) Telex Receiver

2) Alat Komunikasi Khusus

a) Radio HF SSB Transceiver Facsimile


b) Public facsimile.

3) Antena

a) Dipole
b) Cross Yagie

d. Stasiun Meteo TNI AU Kelas II, III dan Satharmet

1) Alat Komunikasi Pokok: Radio HF SSB Transceiver


2) Antena: Dipole

e. Penghubung Meteo (Hubmet). Untuk Hubmet dialokasikan alat komunikasi


berupa satu pasang HT untuk pemakaian lokal dan kendaraan roda dua untuk
transfer berita meteo dari Stamet BMG setempat. Tambahan untuk Hubmet Lanud
Pekanbaru:

1) Alat Komunikasi Pokok: Radio HF SSB Transceiver.

2) Alat Komunikasi Khusus: Radio Facsimile Komputer Facsimile

3) Antena

a) Dipole
b) Cross yagie

f. Tim Meteo Mobile

1) Alat Komunikasi Pokok: Radio HF SSB Transceiver.

2) Antena

a) Dipole
b) Cambuk

Personel komunikasi meteo TNI AU

9. Untuk mendapatkan hasil guna yang optimal dalam proses penyampaian berita-
berita dan informasi meteo, maka pengoperasian jaringan dan peralatan komunikasi
meteo TNI AU, perlu ditunjang dengan konsep pengawakan dan pembinaan personel
penyelenggaraan komunikasi Meteo TNI AU. Untuk itu perlu adanya klasifikasi dan
kualifikasi personel yang mengawaki peralatan komunikasi meteo TNI AU.

10. Klasifikasi dan Kualifikasi. Personel komunikasi meteo TNI AU terdiri atas Perwira
dan Bintara meteo dengan tugas dan tanggung jawab sebagai berikut:
7

a. Perwira Pengawas. Kasatdalmet dan Kepala Stasiun Meteo TNI AU


disamping jabatannya tersebut, juga bertindak sabagai Perwira Pengawas
komunikasi dengan tugas dan tanggung jawab sebagai berikut:

1) Bertanggung jawab atas kelancaran penyelenggaraan


komunikasi meteo di stasiun meteo masing-masing kepada
Kasubditmet.

2) Melaksanakan pengawasan dan bimbingan kepada para


pelaksana komunikasi meteo di Stasiun Meteo masing-masing.

3) Melaporkan kerusakan alat komunikasi sesuai prosedur yang


ada.

b. Perwira Komunikasi. Perwira komunikasi adalah perwira forecaster


meteo dengan kualifikasi programmer komputer yang ditunjuk secara intern
oleh Kasatdalmet atau Kepala Stasiun Meteo setempat, dengan tugas dan
tanggung jawab sebagai berikut:

1) Bertanggung jawab atas kelancaran penyelenggaraan


komunikasi meteo di satuannya masing-masing kepada Perwira
Pengawas Komunikasi Meteo setempat.

2) Memberikan bimbingan dan pengawasan penyelenggaraan


komunikasi meteo kepada para operator komunikasi bawahannya.

3) Mengatur jadwal dinas bintara komunikasi meteo dan


melaporkan kerusakan yang terjadi kepada Kasatdalmet atau Kepala
Stasiun Meteo masing-masing.

c. Bintara/Tamtama Komunikasi. Bintara/Tamtama Komunikasi adalah


Bintara/Tamtama observer meteo dengan kualifikasi operator
komputer/radio yang ditunjuk secara intern oleh Kasatdalmet atau Kepala
Stasiun Meteo setempat degan tugas dan tanggung jawab sebagai berikut:

1) Bertanggung jawab atas terselenggaranya komunikasi meteo


harian sesuai dengan jadwal yang telah ditentukan.

2) Menjaga kesiapan dan kebersihan alat komunikasi serta


menggunakan alat komunikasi tersebut sesuai dengan fungsinya.

3) Melaporkan hal-hal yang menghambat kelancaran komunikasi


meteo kepada Perwira Komunikasi.

Soal-soal latihan

11. Jawablah pertanyaan-pertanyaan dibawah ini:

a. Sebutkan dan jelaskan tentang alat komunikasi pokok?


b. Sebutkan dan jelaskan tentang alat komunikasi khusus?
c. Jelaskan alokasi alat komunikasi untuk unit-unit meteo TNI AU sesuai
dengan fungsi dan klasifikasi masing-masing?
d. Apa yang anda ketahui tentang perwira pengawas personel meteo TNI AU?
8

e. Apa yang anda ketahui tentang perwira komunikasi personel meteo TNI AU?

BAB III

PROSEDUR JARING KOMUNIKASI METEOROLOGI


9

13. Tujuan instruksional. Agar siswa dapat mengungkapkan dan mampu


melaksanakan prosedur jaring komunikasi meteorologi dengan benar.

14. Sub pokok bahasan.

a. Jaringan komunikasi meteo TNI AU.


b. Saluran komunikasi meteo TNI AU.
c. Jaringan komunikasi meteo sipil (BMKG).
d. Soal-soal latihan.

Jaringan Komunikasi Meteo TNI AU

15. Yang dimaksud dengan jaringan komunikasi meteo TNI AU adalah tatanan yang
memadukan perangkat keras, perangkat lunak dan personel komunikasi meteo untuk
pertukaran berita dan informasi meteo TNI AU maupun antara unit meteo TNI AU dengan
pihak BMKG, Komunikasi meteo TNI AU terdiri dari beberapa jaringan dengan tugas
dan kemampuan yang berbeda sebagai berikut:

a. Jaringan Komunikasi dengan Instansi Terkait. Jaringan ini digelar antara


satdalmet dengan BMkG. Jaringan komunikasi ini melaksanakan komunikasi 1
arah (simplex) dengan mode tulisan maupun gambar yang menggunakan saluran
telepon PT Telkom. Jaringan ini untuk memperoleh berita meteo rutin harian
maupun hasil analisa/prakiraan cuaca BMKG yang selanjutnya dari Satdalmet
akan disebarkan ke unit-unit meteo TNI AU di Lanud-lanud.

b. Jaringan Komunikasi Antar Unit-unit Meteo TNI AU. Jaringan ini digunakan
untuk pertukaran berita meteo rutin maupun khusus, baik dalam bentuk suara,
tulisan maupun gambar yang digelar antara:

1) Satdalmet dengan Stasiun Meteo TNI AU Kelas I. Jaringan


komunikasi ini berfungsi untuk melaksanakan:

a) Pertukaran berita dan informasi meteo rutin harian secara


voice sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

b) Pertukaran berita dan informasi meteo dalam bentuk gambar


atau tulisan sesuai dengan jadwal yang telah ditentukan.

c) Pertukaran berita meteo diluar jadwal secara voice, tulisan


maupun gambar untuk mendukung penerbangan VVIP atau operasi
khusus lainnya.

d) Pertukaran berita yang menyangkut hal adminlog dan personel


khusus meteo dengan jadwal waktu tersendiri.

2) Satdalmet dengan Stasiun Meteo TNI AU Kelas II, III dan Hubmet.

a) Pertukaran berita dan informasi meteo rutin harian secara


voice sesuai yang berlaku.
10

b) Pertukaran berita meteo di luar jadwal secara voice untuk


mendukung penerbangan VIP atau operasi khusus lainnya.

c) Pertukaran berita yang menyangkut hal adminlog dan personel


khusus meteo dengan jadwal waktu tersendiri.

3) Antar stasiun meteo TNI AU dan Hubmet. Fungsi jaringan komunikasi


sama dengan fungsi jaringan komunikasi antara Satdalmet dengan Stamet
TNI AU Kelas I, II, III dan Hubmet yang disesuaikan dengan kebutuhan serta
alokasi alat komunikasi yang tersedia.

c. Jaringan Komunikasi Tambahan. Jaringan komunikasi ini untuk memperoleh


berita meteo rutin harian dari BMG dan berita meteo dari luar negeri di luar jaringan
antara Satdalmet dangan BMG, yaitu jaringan Komunikasi yang menghubungkan
antara:

1) Stasiun Meteo TNI AU dengan Stasiun Meteo BMKG. Jaringan


komunikasi ini mempunyai fungsi untuk pertukaran berita dan informasi
meteo rutin harian dengan menggunakan radio HF SSB secara “point to
point”.

2) Stasiun Meteo TNI AU dengan Jaringan Komunikasi Internasional.


Jaringan ini melaksanakan komunikasi satu arah (simplex) untuk menerima
berita berita meteo rutin melalui jaringan komunikasi meteo internasional
melalui telex dari NMC Bangkok, New Delhi dan tokyo serta melalui radio
facsimile dari WMC Melbourne sejauh masih memungkinkan.

d. Jaringan Komunikasi Operasi. Pengertian dari jaringan komunikasi ini


adalah jaringan komunikasi yang diselenggarakan antara satdalmet dengan Tim
Meteo Mobile TNI AU yang sedang berada di mandala operasi atau latihan dengan
tugas sebagai berikut:

1) Melaksanakan komunikasi radio secara voice atau komunikasi lain


yang memungkinkan untuk menerima informasi meteo dari satdalmet
berupa prakiraan cuaca harian secara global maupun lokal mandala operasi
berdasarkan hasil analisa sinoptik dan data satelit cuaca terbaru.

2) Melaksanakan komunikasi voice secara point to point dengan stasiun


meteo TNI AU maupun stasiun meteo BMG lainnya untuk memperoleh
berita meteo yang diperlukan sebagai bahan pembuatan prakiraan cuaca di
daerah mandala operasi atau latihan.

3) Melaksanakan komunikasi radio secara voice dengan satdalmet


untuk mengirim informasi keadaan cuaca aktual di daerah mandala operasi
atau latihan sebagai bahan acuan pembuatan informasi meteo yang akan
disampaikan kepada Satuan-satuan di Lanud Pemberangkatan.

Saluran Komunikasi radio Meteo TNI AU

16. Salah satu kelengkapan dalam penyelenggaraan komunikasi meteo adalah alokasi
saluran komunikasi meteo TNI AU yang memungkinkan dapat terselenggaranya
11

pertukaran data/informasi meteo secara tepat waktu dan tepat guna sesuai dengan jadwal
yang telah ditentukan ataupun diluar jadwal. Beberapa saluran komunikasi yang
digunakan dalam komunikasi meteo TNI AU adalah sebagai berikut:

a. Saluran Radio. Saluran radio merupakan saluran pokok komunikasi meteo


TNI AU. Beberapa hal yang terkait dengan saluran radio adalah sebagai berikut:

1) Penggunaan. Saluran radio di dalam komunikasi meteo TNI AU


digunakan untuk:

a) Pertukaran berita meteo rutin harian secara voice antar unit-unit


meteo TNI AU dan antara unit meteo TNI AU dengan stasiun meteo
BMG serta berita-berita adminlog dan personel intern meteo TNI AU.

b) Pengiriman dan penerimaan berita meteo bentuk tulisan dan


gambar dengan menggunakan telex dan facsimile.

2) Alokasi Frekuensi. Frekuensi saluran radio yang dialokasikan untuk


digunakan dalam penyelenggaraan komunikasi meteo TNI AU adalah
sebagai berikut:

a) Frekuensi Meteo BMKG. Saluran Frekuensi (Channel) radio


untuk komunikasi meteo BMG dapat digunakan bersama dengan
meteo TNI AU dalam rangka pertukaran berita meteo rutin harian
yang terdiri atas:

(1) Channel 1 dengan frekuensi 5, 107 khz.


(2) Channel 2 dengan frekuansi 8,055 khz.
(3) Channel 3 dengan frekuansi 9, 205 khz.
(4) Channel 4 dengan frekuensi 11,500 khz.
(5) Channel 5 dengan frekuensi 13.435 khz.

b) Frekuensi Meteo TNI AU. Saluran frekuensi radio yang


dialokasikan untuk komunikasi meteo TNI AU adalah sebagai berikut:

(1) Channel 6 dengan frekuensi 6.973 khz.


(2) Channel 7 dengan frekuensi 7,400 khz.
(3) Channel 8 dengan frekuensi 7,955 khz.
(4) Channel 9 dengan frekuensi 8,980 khz.
(5) Channel 10 dengan frekuensi 10,145 khz.
(6) Channel 11 dengan frekuensi 12,158 khz.

b. Saluran Telepon PT Telkom. Didalam komunikasi meteo saluran telepon


PT Telkom digunakan sebagai berikut:

1) Saluran internasional untuk pertukaran berita meteo antara Satdalmet


dengan stasiun-stasiun meteo TNI AU dalam rangka mendukung operasi

penerbangan di Lanud-lanud yang bersangkutan apabila saluran radio tidak


dapat digunakan.
2) Saluran untuk tukar menukar berita meteo dalam bentuk gambar
melalui public facsimile antara Satdalmet dengan stasiun meteo TNI AU di
12

Lanud-lanud yang tidak dilengkapi dengan radio HF SSB Tranceiver


Facsimile.

c. Saluran Telepon Intern. Saluran telepon intern TNI AU maupun Bandara


setempat digunakan untuk penyampaian berita dan informasi meteo secara lisan
kepada pada pengguna jasa meteo dalam lingkup Lanud setempat.

d. Caraka. Sepeda motor atau kendaraan roda empat digunakan sebagai cara
darurat penyampaian meteo kepada instansi-instansi pengguna jasa meteo yang
beralokasi atau berada di lingkungan Lanud setempat dan dalam keadaan dimana
cara komunikasi lain tidak dapat dilaksanakan.

Jaringan Komunikasi Meteo Sipil (BMKG)

18. Dalam membahas tentang jaringan komunikasi meteo TNI AU untuk tambahan kita
membahas sekilas jaringan komunikasi meteo sipil (Badan Meteorologi Klimatologi dan
Geofisika, BMKG):

a. Umum. Jaringan komunikasi Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika


memhubungkan Kantor Pusat BMKG di Jakarta dengan Kantor-kantor Balai
Wilayah yang terletak di Medan, Ciputat, Denpasar, Ujung Pandang dan Jayapura
dengan Fasilitas X.25 kecepatan 9600 bps. Kantor-kantor Balai Wilayah tersebut
terhubung dengan stasiun-stasiun pengumpul data Meteorologi, Klimatologi dan
geofisika tingkat pertama di wilayahnya masing-masing dengan fasilitas telegrafhic
50 baud (400 karakter/menit), sedangkan stasiun-stasiun pengumpul tingkat
pertama tersebut terhubung ke stasiun pengamatan melalui fasilitas Single Side
Band (SSB). Selain konfigurasi-konfigurasi dalam negeri, Kantor Pusat BMKG juga
terhubung ke World Meteorologi Center (WMC) di Melbourne dan National
Meteorological Center (NMC) di Singapura. Kedua hubungan ini merupakan
bagian dari Global Telecommunication System (GTS) untuk tukar menukar data
meteorologi tingkat dunia.

1) Tugas dan Fungsi BMKG. Tugas dan fungsi BMKG adalah:

a) Tugas BMKG. Badan Meteorologi Klimatologi dan geofisika


mempunyai tugas melaksanakan kegiatan pengamatan,
pengumpulan dan penyebaran data serta pengolahan informasi
Meteorologi Klimatologi dan Geofisika.

b) Fungsi BMKG. Untuk melaksanakan tugas tersebut BMKG,


mempunyai fungsi sebagai berikut:

(1) Membina, mengatur, mengawasi dan menyelenggarakan


pengamatan data meteorologi, klimatologi dan geofisika.

(2) Membina, mengatur, mengawasi dan menyelenggarakan


pengumpulan dan penyebaran data meteorologi, klimatologi
dan geofisika.

(3) Membina, mengatur, mengawasi dan


menyelenggarakan pengolahan, analisa dan pelayanan jasa
data meteorologi, klimatologi dan geofisika.
13

2) Gunanya Jaringan Komunikasi BMG. Untuk menunjang fungsi


BMKG ini, perlu adanya suatu jaringan komunikasi BMKG untuk:

a) Menyalurkan data hasil pengamatan meteorologi, klimatologi


dan geofisika, baik untuk keperluan dalam negeri (domestik) maupun
luar negeri (internasional) berdasarkan persyaratan yang ditentukan
oleh WMO.

b) Menyalurkan informasi meteorologi, klimatologi dan geofisika


hasil o lahan baik untuk keperluan dalam negeri maupun luar negeri.

3) Pembagian Wilayah. Dalam melaksanakan tugasnya BMKG


membagi Indonesia menjadi 5 (lima) wilayah sebagai berikut:

a) Balai Wilayah I berkedudukan di Medan.


b) Balai Wilayah II berkedudukan di Ciputat.
c) Balai Wilayah III berkedudukan di Denpasar.
d) Balai Wilayah IV berkedudukan di Ujung Pandang.
e) Balai Wilayah V berkedudukan di Jayapura.

Dalam pengumpulan dan penyebaran data meteorologi, klimatologi dan


geofisika, Kantor Pusat BMG di Jakarta berfungsi sebagai National Collecting
Center (NCC AMSC), sedangkan masing-masing Balai wilayah berfungsi sebagai
Regional Collecting Center (RCC). Masing-masing RCC di bantu oleh beberapa
Sub Collecting Center (SCC) dimana tiap SCC ini terhubung langsung ke stasiun
sebagai titik pengamatan.

b. Jaringan Komunikasi Badan Meteorologi Klimatologi dan geofisika.

1) Jaringan Telekomunikasi Domestik. Jaringan telekomunikasi


domestik terdiri dari:

a) Stasiun Meteo dengan Sub Collecting Center (SCC).


Hubungan Komunikasi antara stasiun meteo sebagai titik terdepan
dengan Sub Collecting Center (SCC) menggunakan sarana
komunikasi radio HF Single Band dan beberapa stasiun meteo
menggunakan radio VHF atau UHF.

b) Sub Collecting Center (SCC) dengan Regional Collecting


Center (RCC). Sarana komunikasi yang digunakan adalah dengan
fasilitas telegrafi kecepatan 50 baud yang memanfaatkan saluran
sewa (Lease Channel) milik PT Telkom.

c. Regional Collecting Center (RCC) dengan National Collecting


Center (NCC). Sarana komunikasi menggunakan fasilitas Automatic
Message Switching Center yang memakai saluran sewa (LC) dengan
kecepatan medium 9600 bps.

2) Jaringan Telekomunikasi Internasional. Sebagai anggota World


Meteorological Organisation (WMO), Indonesia mempunyai kewajiban
mempertukarkan data pengamatan meteorologi (sinoptic) untuk keperluan
Internasional. Untuk melaksanakan tugas tersebut BMKG mengadakan
hubungan sebagai berikut:
14

a) BMKG dengan World Meteorological Center (WMC) di


Melbourne. Telekomunikasi memanfaatkan saluran sewa (LC) PT
Indosat dengan kecepatan medium 9600 bps.

b) BMKG dengan National Meteorological Center (NMC) di


Singapura. Telekomunikasi memanfaatkan saluran sewa (LC) PT
Indosat dengan kecepatan medium 9600 bps.

Hubungan BMKG dengan WMC Melbourne dan NMC Singapura ini


merupakan bagian dari interkoneksi jaringan telekomunikasi meteorologi tingkat
Dunia (Global telecommunication System). Lampiran (menunjukkan Jaringan GTS
untuk Wilayah V (wilayah pasifik barat daya).

c. Kendala-kendala yang dihadapi. Sarana komunikasi yang ada saat ini


dirasakan belum mampu mengakomodasi kebutuhan BMKG terhadap tersedianya
data pengamatan yang akurat (tanpa cacat), tepat waktu (real time) dan cukup
dalam kuantitas. Adanya gangguan cuaca (faktor propagansi frekuensi pada radio
SSB), kurang tepatnya arah antena dan belum adannya peremajaan peralatan
radio SSB VHF, UHF dan HF yang menyeluruh, merupakan kendala-kandala
utama dalam sarana komunikasi yang mengakibatkan keterlambatan dan cacat
dalam pengumpulan data, disamping faktor sumber daya manusia yang belum
memadai. Di tingkat pengumpulan data dari SCC ke RCC dan dari RCC ke NCC-
AMSC, ada ketergantungan BMG terhadap saluran sewa (LC) PT Telkom. Dengan
sering adannya gangguan pada saluran ini, mengakibatkan cacatnya data yang
diterima di tingkat kantor Pusat, hal yang sama juga terjadi untuk saluran sewa ke
melbourne dan Singapura.

d. Upaya meningkatkan kemampuan BMKG. Untuk meningkatkan kemampuan


pengumpulan data-data meteorologi, saat ini Badan Meteorologi Klimatologi dan
Geofisika sudah membangun sistem jaringan T-Mos (Telemetered Meteorologiecal
Observation Station) sebanyak 400 titik pengamatan hujan, Synoptik dan klimat
yang terdiri dari 274 Stasiun Hujan Standard (SRS) dan 126 Stasiun Meteorologi
(MS), serta 5 Kantor Balai Wilayah. Proyek ini dikenal sebagai FMT-6 yang
penjelasannya secara global adalah sebagai berikut:

1) National Control Centre (NCC). NCC berlokasi di Kantor Pusat Badan


Meteorologi dan Geofisika yang bertugas mengatur sistem jejaring T- MOS.
Dengan Hub Master Stasiun yang berada di kantor Pusat Badan
Meteorologi Klimatologi dan Geofisika, data-data yang dikirim oleh T-MOS
melalui Satelit Palapa B-4 yang selanjutnya data-data diteruskan dan di
proses oleh National Processing Centre (NPC).

2) National Processing Centre (NPC). NPC merupakan pemrosesan dan


pengarsipan data tingkat pusat (BMG), data diterima dari tiap-tiap T-MOS
setelah melalui NCC. Peralatan yang ada di NPC tersebut terdiri dari 3 PC

Data Processing Workstation, 1 PC File Server, 2 Graphic Printer dan 1


Colour Printer.

3) Regional Processing Centre (RPC), RPC adalah merupakan


pemrosesan dan pengarsipan tingkat wilayah (Balai Wilayah I sampai V).
Peralatan yang ada di RPC tersebut terdiri dari 3 PC Data Proscessing
15

Workstation, 2 PC Communication Workstation, 1 PC File Server, 2 Graphic


Printer dan 1 Colour Printer. Sistem yang menghubungkan 6 buah PC
diatas dinamakan Local Area Network (LAN).

4) Meteorological Station (MS). Di stasiun meteorologi ini ditempatkan


sensor-sensor pengamatan unsur cuaca. Unsur yang diamati meliputi 7
(tujuh) parameter, yaitu suhu udara, tekanan udara, kelembaban udara,
kecepatan angin, arah angin, curah hujan serta radiasi matahari. Sensor-
sensor tersebut sesuai dengan fungsinya memberikan keluaran berupa data
secara berkala. Bentuk keluaran dari sensor-sensor tersebut adalah
merupakan data digital yang diterima oleh Data Logger dan selanjutnya oleh
VSAT (Very Small Apperture Terminal), data diteruskan ke NCC Melalui
Satelit Palapa B-4. Unit sensor-sensor, Data Logger dan VSAT secara
keseluruhan dinamai T- MOS.

5) Standard Rainfall Station (SRS). Pada SRS yang diamati hanya 1


(satu) unsur cuaca, yaitu parameter hujan saja. Bentuk keluaran dari sensor
ini sama seperti keluaran dari sensor-sensor lain, yaitu merupakan data
digital dan diteruskan ke Data Logger, yang selanjutnya oleh VSAT data
diteruskan ke NCC melalui satelit Palapa B-4.

e. Sistem Komunikasi. Sistem komunikasi yang di pasang pada 400 titik T-


MOS di seluruh Indonesia dan RPC yang ada di 5 balai Wilayah dengan NCC di
Jakarta disebut Indocom (Indonesia Meteorological Communication System). VSAT
yang terpasang pada 400 titik terdiri dari:

1) VSAT Digital Processing Unit (DPU)


2) Outdoor RF Unit (ORU)
3) VSAT Antena diameter 1,8 meter

Pada sistem ini (Data Logger dan VSAT) disuplai dengan power 24 VDC
yang merupakan power utama dengan saklar on/off yang dikontrol oleh power
control unit (PCU). Pengiriman data oleh VSAT dikontrol oleh Hub Master Station
yang ada di BMKG pusat. Dalam keadaan default, VSAT dalam posisi sleep, dan
akan diperintahkan untuk on dari hub master station.

18. AFTN ( Jaringan Telekomunikasi Aeroneutical Fixed) adalah suatu sistem jaringan
yang digunakan untuk komunikasi data Penerbangan antara satu bandara dengan
bandara lainya, Komunikasi Data Penerbangan ini sangat penting karena berguna untuk
mengirimkan Jadwal Penerbangan, Berita cuaca dan berita lain yang berhubungan
dengan Penerbangan.
Dalam sistem AFTN di Bandara menggunakan peralatan yang dinamakan AMSC
( Automatic Message Switching Centre) yaitu sistem komunikasi data penerbangan yang
berbasis Komputer.
16

Setiap Bandara mempunyai alamat yang tidak sama dan terdiri dari 4 karakter alfabet
yang menunjukan alamat Bandara tersebut dan 3 karakter alfabet yang menunjukan unit
di suatu Bandara dan 1 karakter alfabet yang menunjukan Filler.

Contoh :

Alamat Unit Briefing Office Bandara Juanda Surabaya


WARRYOYX
WARR : Alamat AMSC Bandara Juanda Surabaya
YOYX : Alamat Briefing Office Bandara Juanda Surabaya

Alamat Briefing Office Bandara Soekarno Hatta Jakarta


WIIIYOYX
WIII : Almat AMSC Bandara Soekarno Hatta Jakarta
YOYX : Alamat Briefing Office Bandara Soekarno Hatta Jakarta

19. AMSC ( Automatic Message Switching Centre) adalah suatu sistem pengatur
penyaluran berita ( Message switching) berbasis komputer yang bekerja secara Store and
Forward artinya berita masuk ke AMSC disimpan lalu disalurkan sesuai dengan address
yang dituju. Fungsi yang dilakukan oleh AMSC adalah menerima berita sesuai dengan
prioritas yang ada serta memberikan respon terhadap berita khusus.

Pemroresan Berita meliputi :

1. Identifikasi Berita.
2. Penyaringan Berita (Filtering Message) sesuai dengan Format yang dikenal.
3. Perbaikan Berita yang menyimpang tapi masih dalam batas toleransi sistem
4. Penyimpanan Berita.
5. Pengalaman Berita
6. Pemberian Respon terhadap Berita sesuai dengan aturan yang ada.

Karena sistem AMSC digunakan untuk lingkungan penerbangan, maka sistem AMSC
herus mengikuti standart format dan aturan penanganan berita yang ditetapkan oleh ICAO
( Internasional Civil Aviation rganization)
Annex 10 Volume II untuk jaringan AFTN ( Aeronotical Fixed Telecommunication
Network).

20. Pengenalan Global Telecommunication System ( GTS)

World Meteorologi Organization ( WMO ) adalah organisasi meteorologi sedunia yang


beranggotakan 180 negara di dunia. Akar dan kekuatan WMO terletak pada kerjasama
global, karena cuaca dan iklim tidak mengenal batas wilayah politik dan ekonomi. Tahun
1963 WMO meresmikan kegiatan kerjasama global yang diberi nama World Weather
Watch (WWW) dimana 180 negara berpartisi dalam kegiatan pengamatan, pengumpulan,
pengolahan dan penyebaran data dan informasi meteorologi.

WWW terdiri dari 3 komponen diantaranya Global Observation System (GOS), Global
Telecommunication System (GTS), Global Data Processing and Forecasting System
(GDPFS)
17

GTS adalah sistem telekomunikasi global untuk pertukaran hasil pengamatan secara
cepat baik data mentah yang produksi oleh GOS dan data yang telah diproses berapa
informasi yang diproduksi oleh GDPFS, GTS bertanggung jawab untuk memastikan arus
informasi meteorologi, baik mentah maupun yang telah diolah.

GDPFS bertanggung jawab untuk menyediakan informasi yang telah di proses untuk
didistribusikan tepat waktu sesuai kebutuhan, DGPFS mempunyai peran penting
merupakan dalam memeriksa kelengkapan dan kualitas informasi observasi baku yang
diterima di pusat pengolahan data.

Pemantauan secara rutin dilakukan oleh WMO untuk pertukaran data global akan
dilakukan setahun sekali pada bulan Oktober mulai tanggal 01-15 dengan maksud untuk
memeriksa secara berkala efesiensi operasi WWW.

Format data yang di monitor oleh WMO adalah sebagai berikut :


1. Synop reports
2. Parts A and B of TEMP reports
3. Parts A and B of Pilot report
4. SHIP reports
5. CLIMAT reports
6. CLIMAT TEMP report

Level GTS diimplementasikan dalam 3 level yaitu :


1. Main Telecommunication Network
2. Regional Telecommunication Network
3. National Telecommunication Network

Pengorganisasian WMO terdiri dari 3 level yaitu:


1. World Meteorogical Centre (WMC)
2. Regional Meteorological Centre (RMC)
3. National Meteorological Telecommunication Hub (RTH)

21. WMC (World Meteorogical Centre)

Di dunia WMC ada 3 negara yaitu Washington, Melbourne dan Moscow sedangkan RMC
ada 26 negara dan setiap negara anggota WMO memiliki satu NMC.

Sesuai ketentuan GTS, NMC Jakarta terhubung ke NMC Singapura dan WMC Melboune

Jakarta NMC berfungsi melaksanakan :

1. Pertukaran data ( raw data) dengan NMC Singapura dan WMC Melbourne
2. Penerimaan informasi meteorologi hasil olahan dari WMC Melbourne
3. Pengumpulan data hasil pengamatan secara real time dari stasiun di selurah
Indonesia
4. Penyebaran informasi meteorologi hasil olahan ke stasiun

Setiap NMW harus memantau ketersediaan data dari Regional Basic Synoptis Network
( RBSN) ada 60 Stasiun Basic yang termasuk dalam RBSN, daftar Stasiun Basic yang
termasuk dalam RBSN.
18

22. Pemanfaatan CMSS

Definisi CMSS singkatan dari Computerized Message Switching System. CMSS adalah
suatu perangkat lunak yang digunakan untuk pengumpulan dan penyebaran data dan
informasi. Aplikasi CMSS ini digunakan untuk pengumpulan dan penyebaran data dan
informasi baik secara :

1. Nasional : untuk membantu dalam memberikan pelayanan informasi kepada user


secara cepat, tepat dan akurat.
2. Internasional : untuk melaksanakan kewajiban sebagai anggota WMO

Proses pengumpulan dan penyebaran data dan informasi yang dilaksanakan sesuai
dengan ketentuan WMO yang berlaku.

Perangkat Server CMSS


Server CMSS yang ada d BMKG telah terpasang di beberapa tempat antara lain : BMKG
Pusat, Balai Besar MKG wilayah I Medan , Balai Besar MKG Wilayah II Ciputat, Balai
Besar MKG wilayah III Denpasar, Balai Besar MKG Wilayah IV Makasar, BMKG Wilayah
V Jayapura, dan Stasiun Meteorologi Cengkareng.

CCU
Mesin yang digunakan dalam CMSS adalah CCU (Communication Control Unit) adalah
mesin yang memfasilitasi pertukaran data dengan system baru. CCU d BMKG pusat ada
2 yaitu : CCU 3 sebagi mesin utama dan CCU 4 sebagai Back Up. Prinsip kerjanya
adalah sama

Fungsi CMSS
Adapun fungsi CMSS adalah :
1. Mengirim dan menerima data-data san file-file meteorologi
2. Menghasilkan bulletin (mengumpulkan) hasil observasi meteo yang sesuai dengan
peraturan WMO/GTS.
3. Mempunyai fasilitas message Decoder yang memungkinkan data untuk didecode,
di plot dan dijadikan numerica model
4. Ada fasilitas untuk memasukan data secara manual
5. Menyadiakan GUI (Graphical User Interface) supaya operator dapat mengetahui
adanya kejadian penting. Misalnya : - ada data salah.

Fasilitas CMSS
Adapun fasilitas atau keuntungan dari CMSS ini adalah :
1. Pertukaran data dengan Singapura dan Australia dengan menggunakan FRT
(TCP/IP)
2. Pertukaran data dengan Balai Wilayah menggunakan leased lines. Seperti :
Medan, Ciputat, Denpasar, Ujung Pandang dan Jayapura.
3. Pertukaran data dengan CMSS Cengkareng yang ada.
4. Mengirim data observasi dan prakiraan dengan menggunakan terminal
5. Memberikan tanda-tanda (alarm) pada pengiriman data observasi yang salah
pengkodeannya.
6. Mengeplot gambar secara otomatis.
7. Memproduksi buletin WMO/GTS secara otomatis.
8. Mengirim/menerima gambar yang juga disebut difacs.
19

23. Proses Pengiriman data


Proses pengiriman data ke CMSS menggunakan sandi-sandi ysng telah ditetapkan
melalui standar WMO. Penggunaan sandi-sandi ini mempunyai tujuan :
1. Memberikan kecepatan dan ketepatan informasi meteorologi yang merupakan
kebutuhan dasar dan meteorologi modern.
2. Observasi mencatat hasil pengamatan dan menyerahkanya kepada pusat
pemrosesan data sehingga forecaster dapat menghasilkan produk.
3. Pertukaran data antar Negara untuk prakiraan dan menghasilkan model prakiraan
secara global.

Fasilitas penyampaian informasi secara cepat antara pusat dan daerah tanpa kesalahan
dan format yang diproses secara otomatis maka digunakan sandi meteorologi.

Pengiriman Data GTS dikirim melalui fisilitas web browser. Langkah-langkah dilakukan
adalah :
1. Membuka internet explorer pada kolom Address kiri :
http://172.19.1.1 pada kolom
2. Pastikan halaman utama sudah terbuka.
3. Setelah terbuka halaman menu utama, maka bukalah (click) menu Communication
(CMSS).
4. Kemudian, clik menu input a Comms Msg.
5. Langkah selanjutnya, buka input COMMS Message.
6. Kemudian masukkan, ketikkan data yang akan dikirim pada kolom yang
disediakan.
7. Setelah data yang akan dikirim selesai dimasukkan, kemudian data dikirim
melakukan ‘klik’ pada “ send message “
8. Pastikan data sudah terkirim.

24. Heading Pengiriman Data

Pengiriman data observasi untuk pengumpulan dan penyebaran data melalui GTS harus
memenuhi standart dari WMO. Heading pengiriman tersebut adalah:
Heading Synop
Pengiriman data SYNOP dilakukan setiap 3 jam sekali yaitu pada jam 00, 03, 06, 09,12,
15, 18, 21 UTC.
Pengiriman data SYNOP ini dilakukan sebelum data SYNOP terbroadcast di server
CMSS di BMKG Pusat. Broadcast bulletin CMSS dilakukan setiap H+ 45 menit. (H
adalah jam pengiriman Synop)
Adapun heading pengiriman synop terdiri :
1. Heading synop jam utama ( 00, 06, 12 dan 18 UTC)
2. Heading synop jam antara (03, 09, 15, dan 21 UTC)

Heading SYNOP jam Utama


a. Heading SYNOP untuk stasiun basic
SMID5x CCCC YYGGOO
AAXX YY Ggi
Iiiiii ..... ..... ..... ..... ..... ..... ..... ..... ..... ...... .....
Keterangan:
X = untuk stasiun di balai besar I diisi dengan 1
Balai besar II diisi dengan 2, balai besar III diisi dengan 3
Balai besar IV diisi dengan 4 dan balai besar V diisi dengan 5
CCCC = location indicator sesuai dengan standart ICAO
YY = tanggal pengiriman
GG = jam pengiriman
20

I = indikator pengiriman
Iiiiii = nomor stasiun

b. Heading SYNOP untuk stasiun non basic


SMID6x CCCC YYGGOO
AAXX YYGGi
Iiiiii ..... ..... ..... ..... ..... ..... ..... ..... ......
Keterangan :
X = untuk stasiun di balai besar I diisi dengan 1
Balai besar II diisi dengan 2, balai besar III diisi dengan 3
Balai besar IV diisi dengan 4 dan balai besar V besar diisi dengan 5
CCCC = location indicator sesuai dengan standart ICAO
YY = tanggal pengiriman
GG = jam pengiriman
I = indikator pengiriman
Iiiiii = nomor stasiun

Heading SYNOP jam antara

a. Heading SYNOP untuk stasiun basic

SIID6x CCCC YYGGOO


AAXX YYGGi
Iiiii ..... ..... ..... ..... ..... ..... ..... .....

Keterangan :
X = untuk stasiun di balai I diisi dengan 1 balai besar II diisi dengan 2, balai besar
III diisi dengan 3 balai besar IV diisi dengan 4 dan balai besar V diisi dengan 5
CCCC = location indicator sesuai dengan standart ICAO
YY = tanggal pengiriman
I = indikator pengiriman
Iiiii = nomor stasiun

b. Heading SYNOP untuk stasiun non basic


SIID7xCCCC YYGGOO
AAXX YYGGi
IIiii ..... ..... ..... ..... ..... ..... .....

Keterangan
X = untuk stasiun di Balai besar I diisi dengan 1 Balai besar II di isi dengan 2, Balai
besar III diisi dengan 3, Balai besar IV diisi dengan 4, Balai besar V diisi dengan 5
CCCC = location indicator sesuai dengan standart ICAO
YY = tanggal pengiriman
GG = Jam pengiriman
I = indicator pengiriman
IIiii = nomor stasiun

Heading SYNOP SHIP ini dilakukan pengamatan di laut oleh kapal


21

Heading SYNOP SHIP :


SMVEO1 CCCC YYGGOO
BBXX YYGGi
Iiiii ..... ..... ..... ..... .....

Keterangan
X = untuk stasiun di Balai besar I diisi dengan 1 Balai besar II dengan diisi dengan 2,
balai besar III diisidengan 3 Balai besar IV diisi dengan 4 dan Balai besar V diisi
dengan 5
CCCC = Location indicator sesuai dengan standart ICAO
YY = tanggal pengiriman
GG = jam pengiriman
I = indicator pengiriman
IIiii = nama kapal

Heading PILOT
Pengiriman data PILOT dilakukan setiap 6 jam sekali yaitu pada jam 00, 06, 12, 18, UTC

Pengiriman data PILOTini dilakukan sebelum data PILOT terbroadcast bulletin CMSS
dilakukan setiap 45 + menit ( H adalah jam pengiriman PILOT)

Heading pengiriman PILOT terdiri dari


1. Part A
2. Part B
3. Part C
4. Part D

Heading pengiriman PILOT part A

a. PILOT part A basic


Heading PILOT part A basic adalah :
UPID5x CCCC YYGGOO
PPAA YYGGa4 IIiiii ..... ..... ..... .....
Keterangan
X = untuk stasiun di Balai besar I diisi dengan 1, Balai besar II diisi dengan 2,
Balai besar III diisi dengan 3, Balai besar IV diisi dengan 4 dan Balai besar V diisi
dengan 5
CCCC = location indicator sesuai dengan standart ICAO
YY = tanggal pengiriman
GG = jam pengiriman
a4 = indikator pengamanan
Iiiii = nomor stasiun

b. PILOT part A non basic


Heading PILOT part A non basic adalah :
UPID6x CCCC YYGGOO
PPAA YYGGa4 Iiiii ..... ..... ..... .....

Keterangan
22

X = untuk stasiun di Balai besar I diisi dengan 1, Balai besar II diisi dengan 2,
Balai besar III diisi dengan 3, Balai besar IV diisi dengan 4, dan Balai besar V diisi
dengan 5
CCCC = loccation indicator sesuai dengan standart ICAO
YY = tanggal pengiriman
GG = jam pengiriman
a4 = indikator pengamatan
Iiiii = nomor stasiun

Heading pengiriman PILOT part B

a. PILOT part B basic


Heading PILOT part B basic adalah :
UGID5x CCCC YYGGOO
PPBB YYGGa4 IIiiii ..... .... .... ....
Keterangan
X = untuk stasiun di Balai besar I diisi dengan 1, Balai besar II diisi dengan 2,
Balai besar III diisi dengan 3, Balai besar IV diisi dengan 4 dan Balai besar V diisi
dengan 5
CCCC = loccation indicator sesuai dengan standart ICAO
YY = tanggal pengiriman
GG = indicator pengamatan
Iiiii = nomor stasiun

b. PILOT part B non basic


Heading PILOT part B non basic adalah:
UGID6x CCCC YYGG00
PPBB YYGGa4 IIiiii ..... ..... ..... .....
Keterangan
X = untuk stasiun di Balai besar I diisi dengan 1, Balai besar II diisi dengan 2,
Balai besar III diisi dengan 3, Balai besar IV diisi dengan 4, dan Balai besar V diisi
dengan 5
CCCC = loccation indicator sesuai dengan standart ICAO
YY = tanggal pengiriman
GG = indicator pengamatan
Iiiii = nomor stasiun

Heading pengiriman PILOT part C

a. PILOT part C basic


Heading PILOT part C basic adalah :
UHID5x CCCC YYGG00
PPCC YYGGa4 Iiiii
Keterangan
X = untuk stasiun di Balai besar I diisi dengan 1, Balai besar II diisi dengan 2,
Balai besar III diisi dengan 3, Balai besar IV diisi dengan 4 dan Balai besar V diisi
dengan 5
CCCC = loccation indicator sesuai dengan standart ICAO
YY = tanggal pengiriman
GG = jam pengiriman
a4 = indicator
Iiiii = nomor stasiun

b. PILOT Part C non basic


23

Heading PILOT part C non basic adalah:


UHID6x CCCC YYGG00
PPCC YYGGa4 IIiiii .... ..... ..... ....
Keterangan
X = untuk stasiun di Balai besar I diisi dengan 1, Balai besar II diisi dengan 2,
Balai besar III diisi dengan 3, Balai besar IV diisi dengan 4 dan Balai besar V diisi de
ngan 5
CCCC = loccation indicator sesuai dengan standart ICAO
YY = tanggal pengiriman
GG = jam pengiriman
a4 = indicator pengamatan
Iiiii = nomor stasiun

Heading pengiriman PILOT part D

a. PILOT part D basic


Heading PILOT part D basic adalah :
UQID5x CCCC YYGG00
PPDD YYGGa4 Iiiii ..... ..... ..... .....
Keterangan
X = untuk stasiun di Balai besar I diisi dengan 1, Balai besar II diisi dengan 2,
Balai besar III diisi dengan 3, Balai besar IV diisi dengan 4 dan Balai besar V diisi
dengan 5
CCCC = loccation indicator sesuai dengan standart ICAO
YY = tanggal pengiriman
GG = jam pengiriman
a4 = indikator pengamatan
Iiiii = nomor stasiun

b. PILOT part D non basic


Heading PILOT part D non basic adalah:
UQID6x CCCC YYGG00
PPDD YYGGa4 Iiiii .... .... .... ....
Keterangan
X = untuk stasiun di Balai besar I diisi dengan 1, Balai besar II diisi dengan 2,
Balai besar III diisi dengan 3, Balai besar IV diisi dengan 4, Balai besar V diisi dengan 5
CCCC = Loccation indicator sesuai dengan standart ICAO
YY = tanggal pengiriman
GG = jam pengiriman
a4 = indikator pengamatan
Iiiii = nomor stasiun

Heading TEMP

Pengiriman data TEMP dilakukan setiap 12 jam sekali yaitu pada jam 00, dan 12 UTC.

Pengiriman data TEMP ini dilakukan sebelum data TEMP terbroadcast di server CMSS
di BMKG pusat. Broadcast bulletin CMSS dilakukan setiap H+ 120 menit, ( H adalah
jam pengiriman Temp)

Heading pengiriman TEMP terdiri dari :


1. Part A
2. Part B
24

3. Part C
4. Part D

Heading pengiriman TEMP Part A

Heading TEMP Part A adalah :


USID5x CCCC YYGG00
TTAA YYGGa4 IIiiii ..... ..... =

Heading pengiriman TEMP Part B

Heading TEMP part B adalah :


UKID5x CCCC YYGG))
TTBB YYGGa4 IIiiii .... .... =

Heading Pengiriman TEMP Part C

Heading Part C adalah:

ULID5x CCCC YYGG00


TTCC YYGGa4 Iiiii ..... ..... =

Heading pengiriman TEMP part D

Heading TEMP part C adalah :


ULID5x CCCC YYGG00
TTDD YYGGa4 Iiiii .... .... =

Heading Climat dan Climat Temp

Climat dan Climat Temp pengirimannya dilakukan 1(satu) bulan sekali, pengirimannya
dilakukan antara tanggal 1 sampai tanggal 10 setiap bulan.

Heading climat adalah heading yang digunakan untuk pengiriman data rata-rata
bulanan untuk data SYNOP, sedang heading climat temp adalah healding yang
digunakan untuk pengiriman data rata-rata bulanan untuk data Temp.

Heading CLIMAT

CSID5x CCCC YYGGOO


CLIMAT mmyy
Iiiii 1 1 1 ..... ..... ..... ..... ..... .....
222 ..... ..... ..... ..... ..... ..... .....
333 ..... ..... ..... ..... ..... ..... .....
444 ..... ..... ..... ..... ..... ..... .....

Keterangan :
X = untuk stasiun di Balai besar 1 diisi dengan 1, Balai besar II diidi dengan 2,
Balai besar III diisi dengan 3, Balai besar IV diisi dengan 4, Balai besar V diisi dengan 5
CCCC = Location indicator sesuai dengan standart ICAO
25

YY = tanggal pengiriman
GG = jam pengiriman
I = indicator pengiriman
IIiii = nomor stasiun

Heading CLIMAT TEMP

CUID5x CCCC YYGG00


CLIMAT TEMP IIIiiii ..... ..... ..... .... ..... ..... ..... ..... ..... ..... ..... =
Keterangan
X = untuk stasiun di Balai besar I diisi 1, Balai besar II diisi dengan 2, Balai
besar III diisi dengan 3, Balai besar IV diisi dengan 4, Balai besar V diisidengan 5
CCCC = loccation indicator sesuai dengan standart ICAO
YY = tanggal pengiriman
GG = jam pengiriman
I = indicator pengiriman
Iiiii = nomor stasiun

Heading WXREV

Heading adalah heading yang digunakan untuk pengiriman data rata-rata harian
selama 1 hari
Heading WXREV :
MMIDD67 CCCC YYGGgg
WXREV

HEIDING SEISMO

HEIDING SEISMO ADALAH digunakan untuk pengiriman data SEISMO.


Heading SEISMO:
SEID5X CCCC YYGGgg
SEISMO ..... ..... ..... ..... ..... :

Heading NOTA
Heading NOTA adalah digunakan untuk pengiriman NOTA baik yang resmi maupun
tidak resmi :

NOTA RESMI:

BMAA01 CaCaCaCa (Penerima) YYGGgg


CCCC (Pengirim)
KEPADA YTH : ..........
No : xx/xx/xx
DARI : .........
ISI :

NOTA TIDAK RESMI :


BMBB01 CaCaCaCa (Penerima) YYGGgg
CCCC (pengirim)
KEPADA YTH :
DARI :
26

ISI :

Heading Prakiraan Cuaca


Prakiraan cuaca ini dapat dikirim 1 kali sehari sebagai prakiraan harian, 1 kali 1 minggu
sebagai prakiraan mungguan dan1 kali sebulanan untuk prakiraan bulanan.

Heading :
FPID5x CCCC YYGGgg

Koreksi Data CMSS


Koreksi data wajib dilakukan oleh petugas yang melaksanakan pengiriman data.

Koreksi yang harus diperhatikan adalah :


1. Heading pengiriman data
2. Jam pengiriman data
3. Format data
4. Isi data.

Monitoring
Dalam melakukan proses pengumpulan dan penyebaran data dan informasi melalui
CMSS perlu dilakukan monitoring. Tujuan monitoring adalah untuk memastikan bahwa
proses pengiriman data berlangsung dengan baik dan data dalam sistem kompilasi
CMSS.

Monitoring dilakukan pada :

1. Pengiriman data
2. Setelah data terkompilasi

Monitoring pada saat pengiriman data dilakukan untuk memastikan data telah terkirim
dengan baik dan benar. Sedangkan monitoring setelah data terkompilasi, untuk
memastikan data yang terkirim sudah terkompilasi oleh aplikasi CMSS.

Pengiriman Data
Proses pengiriman data ini meliputi : Heading, jam pengiriman, tanggal pengiriman,
format datanya dan data itu sendiri

1. Heading
Memastikan bahwa format heading yang dikirim sudah benar.
Contoh Heading :
SMID21 WIXX 230600
AAXX 23064

2. Tanggal Pengiriman
- Pengiriman Jam Utama
- Jam 00 UTC
- Jam 06 UTC
- Jam 12 UTC
- Jam 18 UTC
27

- Pengiriman Jam Antara


- Jam 03 UTC
- Jam 09 UTC
- Jam 15 UTC
- Jam 21 UTC
Perlu diingat bahwa pengiriman data sebaiknyasebelum HH+45 menit

3. Format Data

Mengecek bahwa format data yang dikirim sudah benar.


Contoh Format Data :
SMID73 WRRX230600
AAXX23064
96945 01457 60905 10250 20233 39175 40103 57011 60041 70196 84940 333
56000 57901 60047 82918 82918 80960=

4. Data
- Mengecek dan memastikan bahwa jumlah karakter yang dikirim sudah benar.
- Mengecek apakah Isi data yang dikirim sudah benar. Pastikan bahwa isi data
sudah sesuai dengan pengamanan yang dilakukan dan disandikan sesuai dengan
format WMO.
5. Data Broadcast
Langkah-langkah yang dikerjakan adalah :
- Menunggu Jam Broadcast
- Mengecek dala bulletin CMSS apakah datanya sudah terkirim hal ini dilakukan
------
- Setelah Jam Broadcast

Langkah-langkah yang dilakukan yaitu :


CLIK MESG - CLIK SERACH – ISI NOMOR STASIUN
Setelah dilakukan langkah-langkah diatas, maka hal yang perlu di perhatiakn lagi
adalah :
- Apakah sudah masuk ke dalam BULO 1 atau terdampar d tempat lain?
- Apabila terdampar ditempat lain, misalnya FTIO 1 artinya data yang
terkirim masih tidak sesuai dengan format WMO sehingga harus
dilakukan koreksi dan dikirimkan kembali ke CMSS hingga k BULO 1
- Melakukan pengecekan melalui Monitoring CMSS apabila lita ingin
melihat cecara data yang terkirim berdasarkan time series maka akan
terlihat jam-jam pengiriman secara keseluruhan.

25. PERANGKAT CMSS

Trouble Shooting pada CMSS


Pada Proses pengiriman data melalui CMSS sering terdapat permasalahan-
permasalahan baik yang diakibatkan oleh perangkat CMSS, jaringanya ataupun
kesalahanya yang disebabkan oleh operator, misalnya kesalahan dalam pengkodean
( sandi-nya)

Penanganan gangguan VSAT IP


Jika terdapat gangguan pada VSAT, maka perlu dilakukan penanganan yang
dilakukan sebagai berikut :
28

- Memerikasa apakah Hardware dan seting IP addres pada computer dalam


keadaan baik dan semestinya ( IP=172.19,80 x/24 dengan gateway =
172.19.80.250)
- Memeriksa apakah kabel-kabel sudah tersambung dengan baik atau belum
- Memeriksa apakah indikator LED pada perangkat jaringan menunjukkan kondisi
normal.
- Jika indicator pada salah satu perangkat jaringan menujukkan kondisi tidak
normal, maka (jika memungkinkan) reset perangkat jaringan tersebut dengan
mencabut kabel power dari listrik, tunggu selama kurang lebih satu menit,
kemudian dinyatakan kembali.
- Jika masih mengalami gangguan setelah menjalankan prosedur diatas maka
ubungi petugas/teknisi pusat untuk mereset perangkat tersebut.

Monitoring Jaringan

Untuk memonitoring jaringan, perintah yang paling sering digunakan adalah PING
( Packet Internet Groper) dan TRACEROUTE. PING adalah perintah untuk memastikan
instalasi IP addres di suatu host dan konektivitasnya ke jaringan atau host lain.
Sedangkan TRACEROUTE adalah perintah untuk melacak jalur mana saja yang dilalui
untuk menuju kesua host tujuan

Pesan-pesan kesalahan yang sering muncul pada perintah PING adalah:


- Request Timed Out. Pesan ini menandakan bahwa pengiriman paket gagal.
Jika pesan kesalahan ini muncul maka banyak kemungkinan yabg terjadi seperti :
perangkat jaringan tidak tersambung dengan baik, konfigurasi jaringan yang tidak
tepat, host tujuan sedang tidak beroperasi/mati, IP addres host tujuan yang
dimaksud tidak ada, kerusakan pada perangkat jaringan dan sebagainya.
- Destination Host Unreachable. Pesan ini menandakan bahwa host tujuan tidak
dapat dicapai (unreacheable)/ jika pesan kesalahan ini muncul, maka yang perlu
dilakukan adalah memeriksa konektivitas kabel LAN pada host tujuan, konfigurasi
local host dan stringan gateway.
- Time exceed. Pesan ini menandakan bahwa waktu yang digunakan dalam
mengirim paket telah habis yang menyebabkan paket tidak terkirim ke host tujuan.
- Source Quench Request. Pesan ini menandakan bahwa router tidak memiliki
ruang buffer untuk meneruskan datagram.

26. Soal latihan

a. Komunikasi meteo TNI AU terdiri dari beberapa jaringan dengan tugas dan
kemampuan yang berbeda, jelaskan!
b. Jelaskan saluran komunikasi yang digunakan dalam komunikasi meteo TNI AU !
c. Jelaskan tentang jaringan komunikasi meteo sipil !
d. Uraikan langkah-langkah kerja dalam pengiriman data melalui CMSS !
e. Lakukan monitoring dalam jaringan CMSS dan jelaskan tindak lanjut apabila
muncul suatu trouble !
f. Sebutkan fungsi CMSS ?
g. Sebutkan alamat web server CMSS BMKG Pusat ?
h. Sebutkan beberapa macam data-data yang di kompilasi oleh CMSS ?
Sebutkan singkatan dari CMSS23. Soal-soal latihan.

i. Apakah yang di maksud dengan GTS (Global Telecommunication System)?


29

j. Komponen-komponen apa saja yang terdapat dalam World Weather Watch


( WWW) jelaskan?
k. Sebutkan negara mana saja yang termasuk dalam World Meteorological Centre
(WMC)?
l. Seperti diketahui jakarta berfungsi sebagai National Meteorological Centre (NMC)
sebutkan apa saja tugas pokok NMC d jakarta
m. Jenis data apa saja yang d monitoring oleh Wolrd Weather Watch (WWW)

BAB IV

PENUTUP

Dalam naskah sekolah sementara Komunikasi Meteorologi ini, dijelaskan tentang Alat
Komunikasi Meteorologi dan Prosedur Jejaring Komunikasi Meteorologi. Baik dari stasiun
Meteo TNI AU atau dari Jaringan BMKG. Demikian naskah sekolah sementara tentang
Komunikasi Meteorologi ini disusun untuk dipahami oleh siswa Susbamenjur Meteo
Skadik 503 Wingdikum. Namun demikian, penyusunan naskah sekolah sementara ini
masih banyak kekurangan, untuk itu kritik, saran dan masukan diperlukan dalam rangka
perbaikan untuk kesempurnaan naskah lebih lanjut.
30

Anda mungkin juga menyukai