Anda di halaman 1dari 10

DRAMA

Sri Kusmiati S.Pd.


Apa itu drama?
Yunani
draomai yang artinya berbuat,
Drama pada masa penjajahan Belanda di
berlaku, bertindak, beraksi, dan Indonesia disebut tonil kemudian berkembang
sebagainya dan diganti dengan istilah sandiwara. Sandiwara
berasal dari bahasa Jawa, yaitu dari kata sandi
yang bermakna rahasia dan wara yang bermakna
Drama dapat diartikan sebagai pengajaran. Jadi, sandiwara mengandung makna
sebuah cerita atau kisah yang pengajaran yang dilakukan dengan perlambang
menggambarkan kehidupan dan (isyarat atau tanda-tanda).
watak melalui tingkah laku
(akting) atau dialog yang
dipentaskan
Secara umum, drama berfungsi untuk
menghibur. Selain itu, drama dapat juga
berfungsi sebagai kritik sosial, misalnya
mengkritik kebijakan pemerintah.

Fungsi
Drama
Selain itu, teks drama memungkinkan memiliki fungsi
yang lain, hal tersebut sesuai dengan isi dari drama yang
bermacam-macam.
Jenis-jenis Drama
Berdasarkan penyajian lakon Berdasarkan Sarana Berdasarkan Ada atau
Pementasannya Tidaknya Naskah Drama

Melodrama, drama yang Drama Panggung, drama yang


Drama Tragedi, drama yang dialognya diucapkan dengan dimainkan oleh para aktor di Drama Tradisional, pertunjukan
ceritanya penuh kesedihan diiringi melodi atau musik atas panggung. drama yang tidak menggunakan
naskah. Pemain bebas berdialog,
Drama Komedi, drama yang Farce, drama yang menyerupai Drama Radio/Sandiwara yang terpenting jalan cerita
penuh dengan kelucuan dagelan tapi tidak sepenuhnya Radio,drama yang tidak bisa mengalir dan sesuai dengan
dagelan dilihat dan diraba hanya bisa tema. Contohnya seperti pada
Drama Tragedikomedi, didengar oleh penikmat pagelaran ludruk, lenong, dan
perpaduan antara drama Tablo, jenis drama yang ketoprak.
sedih dan lucu mengutamakan gerak, para Drama Wayang, drama yang
pemainnya tidak mengucapkan diiringi pergelaran wayang. Drama Modern, pertunjukan
Opera, drama yang dialog, tetapi hanya melakukan drama yang menggunakan
dialognya dinyanyikan gerakan-gerakan. Drama Boneka, para tokoh naskah drama. Di sini, para
dengan iringan musik drama digambarkan dengan pemain harus mengikuti dialog
Sendratari, gabungan antara boneka yang dimainkan oleh yang terdapat dalam naskah.
seni drama dan seni tari. beberapa orang.
Prolog Monolog
Kata-kata pembuka atau kata Percakapan seorang pemain
pendahuluan dalam drama dengan dirinya sendiri

Istilah dalam
drama
Dialog Epilog
Percakapan yang dilakukan oleh Kata-kata penutup yang
dua orang atau lebih mengakhiri pementasan
Unsur-unsur Intrinsik Drama
Alur
Alur merupakan jalan atau rangkaian dalam cerita.
Berikut ini adalah gambaran pola alur dalam sebuah
Tema cerita.
adalah inti atau ide pokok dalam cerita. Alur Maju
A – B – C– D– E
Alur Mundur Keterangan:
D1 – A – B – C – D2 – E
Tokoh dan Penokohan A : Tahap awal cerita
Alur Campuran
Tokoh merupakan para pelaku yang ada dalam cerita, E – D1 – A – B – C – D2
sedangkan penokohan adalah karakter yang dimainkan B, C, D : Tahap
tengah/ inti cerita
oleh para pelaku tersebut.
E : Tahap
Latar penyelesaian cerita
Latar adalah tempat, waktu, dan suasana terjadinya
perbuatan tokoh atau peristiwa yang dialami tokoh. Gaya Bahasa
Gaya bahasa adalah cara pengarang menyampaikan
ceritanya.
Amanat
Merupakan ajaran moral atau pesan yang hendak
disampaikan pengarang kepada pembaca/penonton
melalui peran para tokoh- tokohnya.
Unsur-unsur Pementasan Drama

Tata Lampu
Naskah Drama Tata lampu adalah bagian yang bertugas
Naskah drama adalah sebuah dalam pengaturan cahaya di panggung.
karangan yang isinya terdapat cerita Tata Rias Bagian ini berhubungan erat dengan tata
atau lakon. Tata rias merupakan bagian yang bertugas panggung.
dalam mendandani atau make up para
Pemain pemain Tata Suara
Pemain merupakan orang yang Tata suara yang biasa kita kenal adalah
memeragakan peran di dalam cerita Tata Busana bagian yang mengatur pengeras suara
atau disebut juga aktor/aktris. Tata busana merupakan bagian yang (sound system) dan musik pengiring.
mengatur pakaian pemain, seperti
bahan, model, dan cara Penonton
Sutradara mengenakannya. Penonton adalah unsur penting dalam
Sutradara adalah pemimpin dalam pementasan drama.
pementasan drama. Sebagai pemimpin Tata Panggung
yang mempunyai tanggung jawab dalam Panggung adalah tempat para Tiga macam penonton:
kesuksesan pementasan drama, pemain memeragakan lakon a.Penonton Peminat (mampu
sutradara harus membuat perencanaan dramanya. mengapresiasi seni)
yang matang b. Penonton Iseng (hiburan)
c. Penonton Penasaran (ingin tahu
lakon, pemain, dan ceritanya)
Orientasi
Bagian ini berisi perkenalan para tokoh, menyatakan situasi suatu cerita,
mengajukan konflik yang akan dikembangkan dalam bagian utama cerita

Struktur Drama
tersebut, dan ada kalanya membayangkan resolusi yang akan dibuat
dalam cerita itu.

Komplikasi
Merupakan bagian tengah cerita yang berisi pengembangan konflik.

Resolusi
Pada bagian ini hendaknya muncul secara logis dari apa yang telah
mendahuluinya di dalam komplikasi.
Kalimat-kalimat yang tersaji dalam drama hampir semuanya berupa dialog atau
tuturan langsung para tokohnya. Adapun kalimat-kalimat tidak langsung
terdapat pada bagian prolog dan epilognya.
Kata ganti yang digunakan pada bagian prolog dan epilog menggunakan kata
ganti orang ketiga, sebab bagian ini melibatkan banyak tokoh (pelaku). Kata
ganti yang lazim digunakan adalah mereka. Sedangkan pada bagian dialog, kata
ganti yang digunakan adalah kata ganti orang pertama dan kata ganti orang

Kaidah
ketiga.
Banyak menggunakan kosakata percakapan, seperti oh, ya, aduh, sih, dan dong.
Banyak ditemukan kata-kata tidak baku, kalimat-kalimat seru, suruhan, serta

Kebahasaan
pertanyaan.
Banyak menggunakan kata yang menyatakan urutan waktu (konjungsi
kronologis). Contohnya: sebelum, sekarang, setelah itu, mula-mula, dan
kemudian.

Drama
Banyak menggunakan kata kerja yang menggambarkan suatu peristiwa yang
terjadi. Contohnya: menyuruh, menobatkan, menyingkirkan, menghadap, dan
beristirahat.
Banyak menggunakan kata kerja yang menyatakan sesuatu yang dipikirkan atau
dirasakan oleh tokoh. Contohnya: merasakan, menginginkan, mengharapkan,
mendambakan, dan mengalami.
Menggunakan kata-kata sifat (descriptive language ) untuk
menggambarkan tokoh, tempat, atau suasana. Contohnya: rapi, bersih,
baik, gagah, dan kuat.
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai