Materi :
Berdasar pada arti estimologi kompetensi diartikan sebagai kemampuan yang kemampuan
yang dibutuhkan dibutuhkan untuk melakukan atau untuk melakukan atau melaksanakan
pekerjaan yang dilandasi oleh pengetahuan, keterampilan dan sikap kerja. Ada beberapa
aspek yang perlu diperhatikan dalam pemilihan pendekatan kompetensi, yaitu :
a. Konsep adalah suatu ide atau gagasan atau suatu pengertian yang umum, misalnya
sumber kekayaan alam yang dapat diperbarui.
b. Prinsip adalah suatu kebenaran dasar sebagai titik tolak untuk berpikir atau merupakan
suatu petunjuk untuk berbuat/melaksanakan sesuatu.
c. Fakta adalah sesuatu yang telah terjadi atau yang telah dikerjakan/dialami. Mungkin
berupa hal, objek atau keadaan. Jadi bukan sesuatu yang diinginkan atau pendapat atau teori.
Contoh : Proklamasi Kemerdekaan RI adalah pada tanggal 17 Agustus 1945.
e. Nilai adalah suatu pola, ukuran atau merupakan suatu tipe atau model. Umumnya nilai
bertalian dengan pengakuan atau kebenaran yang bersifat umum, tentang baik atau buruk
misalnya: hukum jual beli, hukum koperasi unit desa, Bimas dan sebagainya.
f. Keterampilan adalah kemampuan berbuat sesuatu dengan baik. Berbuat dapat berarti
secara jasmaniah (menulis, berbicara dan sebagainya) dan dapat juga berarti rohaniah
(membedakan, menganaliss dan sebagainya). Biasanya kedua aspek tersebut tidak terlepas
satu sama lain, kendatipun tidak selalu demikian adanya. (Oemar Hamalik, 1978).
Kompetensi dasar adalah pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang minimal harus
dikuasai peserta didik untuk menunjukan bahwa mereka telah menguasai standar kompetensi
yang ditetapkan. Untuk memperoleh perincian tersebut perlu dilakukan analisis standar
kompetensi. Caranya dengan mengajukan pertanyaan: “kemampuan atau kemampuan dasar
apa saja yang harus dikuasai siswa-siswi dalam rangka mencapai standar kompetensi?”.
Jawaban atas pertanyaan tersebut berupa daftar lengkap pengetahuan, keterampilan, dan atau
sikap yang harus dikuasai siswa-siswa dalam rangka mencapai standar kompetensi. Pada
proses analisis standar kompetensi dan kompetensi dasar mata pelajaran sebagaimana yang
tercantum pada standar isi, harus memperhatikan hal-hal berikut:
Urutan berdasarkan hierarki konsep disiplin ilmu atau tingkat kesulitan materi
Keterkaitan antar standar kompetensi dan kompetensi dasar dalam mata pelajaran
Keterkaitan standar kompetensi dan kompetensi dasar antar mata pelajaran. Demikian
juga halnya kajian kompetensi dasar sama dengan kajian standar kompetensi.
Karli dan Margaretha (2002) menjelaskan bahwa pendekatan lingkungan adalah suatu
strategi pembelajaran yang memanfaatkan lingkungan sebagai sasaran belajar, sumber
belajar, dan sarana belajar. Hal tersebut dapat dimanfaatkan untuk memecahkan masalah
lingkungan, dan untuk menanamkan sikap cinta lingkungan.
Lingkungan merupakan salah satu sumber belajar yang amat penting dan memiliki nilai-
nilai yang sangat berharga dalam rangka proses pembelajaran siswa. Penggunaaan
lingkungan memungkinkan terjadinya proses belajar yang lebih bermakna sebab anak
dihadapkan pada kondisi yang sebenarnya. Pelajaran biologi dengan menggunakan bahan-
bahan alami lebih menguntungkan bagi siswa dan pengalaman bersahabat dengan alam lebih
cenderung menyiapkan perasaan positif bagi siswa terhadap keajaiban alam
1) Tujuan Pendekatan Lingkungan
Dalam proses belajar mengajar, terkadang guru menampilkan sosok tiruan dari benda se-
benarnya yang dijadikan sebagai objek pelajaran, akan tetapi akan lebih mengena bila si
murid kita ajak langsung terjun kealam (lingkungan) agar dalam penganalisisan data lebih
mengena karena langsung pada objek sesungguhnya yang real dan konkrit.
Adapun tujuan pendekatan lingkungan sebagai sumber belajar dijelaskan sebagai berikut.
a) Supaya kegiatan belajar lebih menarik dan tidak membosankan siswa duduk di kelas
ber-jam-jam sehingga motivasi belajar siswa akan lebih tinggi.
b) Supaya hakikat Belajar akan lebih bermakna sebab siswa dihadapkan pada keadaan
yang sebenarnya.
c) Supaya bahan-bahan yang dapat dipelajari lebih kaya dan lebih actual sehingga ke-
benarannya lebih akurat.
d) Supaya kegiatan belajar siswa lebih kon-prehenshif dan lebih aktif sebab dapat di-
lakukan dengan berbagai cara seperti wa-wancara, mengamati dan lain-lain.
e) Supaya sumber belajar menjadi lebih kaya di-sebabkan lingkungan yang dipelajari
beraneka ragam.
f) Supaya siswa dapat memahami dan meng-hayati aspek yang ada di lingkungannya.
Ada beberapa alasan yang menjadikan lingkungan itu sangat penting dalam interaksi belajar
mengajar, yaitu :
a) Sebagai sasaran belajar
Kita ingat kembali tentang tujuan pendidikan SD, antara lain agar anak dapat
mengenal alam sekitar. Alam sekitar ini ten-tunya termasuk “lingkungan”. Jadi segala
sesuatu di sekitar anak itu merupakan objek untuk diajarkan kepada anak, atau
lingkungan merupakan sasaran belajar bagi anak SD.
Lingkungan merupakan suatu sarana belajar yang baik, bahkan lingkungan yang
alamiah menyediakan bahan-bahan yang tidak perlu dibeli, misal udara, cahanya
matahari, pepohonan, air su-ngai, rerumputan dan sebagainya. Jadi lingkungan adalah
suatu sasaran belajar yang ekonomis.
Kelebihan
Kelemahan :
Menurut McShane dan Glinow (2000:61) bahwa kegiatan pembelajaran organisasional ini
terdiri dari tiga aspek, yaitu (1) perolehan pengetahuan, (2) pembagian pengetahuan, dan (3)
penggunaan pengetahuan. Adapun pembahasan ketiga dimensi untuk mengukur kapabilitas
pembelajaran organisasional di sekolah dijabarkan sebagai berikut:
Ada beberapa strategi yang paling cepat dan sangat kuat untuk memperoleh
pengetahuan ke dalam organisasi, yaitu: (1) menyewa seseorang (individu) atau
mendapatkan dari segala kelompok, (2) saat karyawan belajar dari sumber-sumber
eksternal dengan menemukan sumber informasi baru dari pemasok atau adanya
kecenderungan baru dari pelanggan, dan (3) sebagai hasil yang dilakukan melalui
eksperimen dalam bentuk penelitian dan proses kreatif yang lain.
Model ADDIE adalah salah satu model desain sistem pembelajaran yang
memperlihatkan tahapan-tahapan dasar sistem pembelajaran yang efektif, dinamis, dan
efisien. Skema desain pembelajaran model ADDIE membentuk siklus yang terdiri dari 5
tahapan yakni: analisis (Analyze), desain (Design), pengembangan (Development),
implementasi (Implementation) serta evaluasi (Evaluation).
1. Analisis (Analyze)
Analisis merupakan langkah pertama dari model desain sistem pembelajaran ADDIE.
Pada tahap ini, kegiatan utama adalah menganalisis perlunya pengembangan
model/metode pembelajaran baru dan menganalisis kelayakan dan syarat-syarat
pengembangan model/metode pembelajaran baru. Langkah analisis melalui dua tahap
yaitu:
Dalam analisis ini, jangan sampai terjadi ada rancangan model/metode yang bagus
tetapi tidak dapat diterapkan karena beberapa keterbatasan misalnya saja tidak ada alat
atau guru tidak mampu untuk melaksanakannya. Analisis metode pembelajaran baru
perlu dilakukan untuk mengetahui kelayakan apabila metode pembelajaran tersebut
diterapkan.
2. Desain (Design)
Kegiatan ini merupakan proses sistematik yang dimulai dari menetapkan tujuan
belajar, merancang skenario atau kegiatan belajar mengajar, merancang perangkat
pembelajaran, merancang materi pembelajaran dan alat evaluasi hasil belajar. Tahap ini
dikenal juga dengan istilah membuat rancangan. Pertama kita merumuskan sebuah
rancangan diantaranya:
a. Menentukan learning experience yang perlu dimiliki oleh siswa selama mengikuti
aktivitas pembelajaran untuk mengetahui desain yang dibuat dapat mengatasi
masalah kesenjangan performa yang terjadi pada diri siswa.
c. Menyusun tes, dimana tes tersebut harus didasarkan pada tujuan pembelajaran
yang telah dirumuskan.
d. Menentukan strategi pembelajaran yang tepat dengan menggunakan metode
diskusi untuk mencapai tujuan tersebut.
e. Membuat modul
3. Pengembangan (Development)
Development dalam model ADDIE berisi kegiatan realisasi rancangan produk. Dalam
tahap desain, telah disusun kerangka konseptual penerapan model/metode pembelajaran
baru. Dalam tahap pengembangan, kerangka yang masih konseptual tersebut
direalisasikan menjadi produk yang siap diimplementasikan. Sebagai contoh, apabila
pada tahap design telah dirancang penggunaan model/metode baru yang masih
konseptual, maka pada tahap pengembangan disiapkan atau dibuat perangkat
pembelajaran dengan model/metode baru tersebut seperti RPP, media dan materi
pelajaran.
Dalam langkah pengembangan, ada dua tujuan penting yang perlu dicapai. Antara lain:
a. Memproduksi atau merevisi bahan ajar yang akan digunakan untuk mencapai
tujuan pembelajaran yang telah dirumuskan sebelumnya.
b. Memilih media atau kombinasi media terbaik yang akan digunakan untuk
mencapai tujuan pembelajaran.
4. Implementasi (Implementation)
Pada tahap ini diimplementasikan rancangan dan metode yang telah dikembangkan
pada situasi yang nyata yaitu di kelas. Tujuan utama tahap implementasi, yaitu sebagai
berikut:
5. Evaluasi (Evaluations)
Evaluasi dilakukan dalam dua bentuk yaitu evaluasi formatif dan sumatif. Evaluasi
formatif dilaksanakan pada setiap akhir tatap muka (mingguan) sedangkan evaluasi
sumatif dilakukan setelah kegiatan berakhir secara keseluruhan (semester). Evaluasi
sumatif mengukur kompetensi akhir dari mata pelajaran atau tujuan pembelajaran yang
ingin dicapai. Hasil evaluasi digunakan untuk memberi umpan balik kepada pihak
pengguna model/metode. Revisi dibuat sesuai dengan hasil evaluasi atau kebutuhan yang
belum dapat dipenuhi oleh model/metode baru tersebut.
a. Kelebihan model ini sederhana dan mudah dipelajari serta strukturnya yang sistematis.
Seperti kita ketahui bahwa model ADDIE ini terdiri dari 5 komponen yang saling
berkaitan dan terstruktur secara sistematis, artinya dari tahapan yang pertama sampai
tahapan yang kelima dalam pengaplikasiannya harus secara sistematik, tidak bisa
diurutkan secara acak atau kita bisa memilih mana yang menurut kita ingin di dahulukan.
Karena kelima tahap/langkah ini sudah sangat sederhana jika dibandingkan dengan
model desain yang lainnya. Sifatnya yang sederhana dan terstruktur dan sistematis maka
model desain ini akan mudah dipelajari oleh para pendidik.
b. Kekurangan model desain ini adalah dalam tahap analisis memerlukan waktu yang lama.
Dalam tahap analisis ini pendesain atau pendidik diharapkan mampu menganalisis
dua komponen dari siswa terlebih dahulu dengan membagi analisis menjadi dua yaitu
analisis kinerja dan alisis kebutuhan. Dua komponen analisis ini yang nantinya akan
mempengaruhi lamanya proses menganalisis siswa sebelum tahap pembelajaran
dilaksanakan. Dua komponen ini merupakan hal yang penting karena akan
mempengaruhi tahap mendesain pembelajaran yang selanjutnya.
Pendidikan merupakan salah satu penentu dalam meningkatkan sumber daya manusia.
Guru sebagai pendidik sangat berperan penting dalam hal ini. Salah satu upaya yang
dapat dilakukan untuk mewujudkannya yaitu dengan mengembangkan desain pembelajaran
agar terciptanya pembelajaran yang efektif dan efisien. Desain pembelajaran yang
dikembangkan oleh guru dirancang dengan mengimplementasikan model ASSURE dalam
pelaksanaan proses pembelejaran. Model ASSURE merupakan model pembelajaran
yang dirancang untuk difokuskan agar terciptanya pembelajaran yang efektif dan efisien
khususnya pada kegiatan pembelajaran yang menggunakan media dan teknologi.
3. Select methods, media and materials (memilih metode, media dan materi)
Setelah mengetahui dengan jelas siapa orang-orang yang menjadi peserta didik dan
apa saja yang akan mereka dapat setelah mengikuti suatu pembelajaran kemudian seorang
guru harus siap untuk memilih:
1. Metode Pembelajaran yang dirasakan oleh guru akan paling sesuai untuk dipergunakan
meraih tujuan pembelajaran secara maksimal.
2. Media yang dirasakan oleh guru akan sangat membantu peserta didik dapat
mewujudkan tujuan khusus pembelajaran secara maksimal. Adapun media-media yang
dapat dipilih bisa dalam bentuk teks, image (gambaran), video, audio, dan multi media
komputer.
3. Materi pembelajaran yang dapat membantu peserta didik untuk mencapai tujuan
khusus pembelajaran. Materi pembelajaran bisa dalam bentuk program software, musik,
compact disk, images seperti proyektor, TV, dan DVD.
4. Utilize Method, Media and Materials (menggunakan metode, media dan materi)
Pada tahapan ini, dilaksanakan pembelajaran dengan menggunakan media dan bahan
ajar yang telah dipilih. Terkait dengan ini, guru harus melakukan:
1. Preview terhadap materi yang akan dipergunakan, dalam hal ini jangan pernah
menggunakan sesuatu di kelas dimana guru tidak pernah melakukan pengecekkan secara
keseluruhan.
2. Menyiapkan bahan ajar. Seorang guru harus yakin bahwa dia memiliki sesuatu yang
dibutuhkan dan harus bekerja menyiapkan lingkungan yakni menyiapkan ruangan
kelas, dimana segala kegiatan yang akan dilakukan oleh guru akan berjalan dengan baik.
3. Meyiapkan peserta didik. Tunjukkan kepada peserta didik overview, dan jelaskan
bagaimana mereka dapat menerima informasi yang disampaikan dan digunakan.
Kemudian pikirkan bagaimana hal tersebut dapat di evaluasi.
4. Siapkan pengalaman belajar. Belajar dan mengajar seharusnya merupakan suatu
pengalaman dan bukan suatu siksaan.
Langkah terakhir ini sering diabaikan padahal langkah ini paling penting di antara tahapan-
tahapan yang lainnya. Yang dilakukan pada tahapan ini adalah:
Kelebihan :
Model ini memiliki komponen yang lebih banyak daripada model materi ajar seperti strategi
pembelajar dan penyampaian serta rumusan tujuan pembelajaran. Selain itu, pengelompokan
kecil kepada para siswa menjadikan siswa belajar dengan mandiri maupun tim kelompok
untuk menyampaikan materi dan mengelolanya.
Kekurangan :
Tidak semua desain dalam pembelajaran memiliki komponen yang banyak sehingga
pembelajaran ini hanya mengedepankan penyampaian materi dan pengelolaan kelas.
Kekurangan lainnya adalah perlu upaya khusus dalam mengarahkan peserta didik untuk
persiapan kegiatan belajar dan mengajar.