Tips untuk retinoscopy – lebih dekat (supaya ada jarak baru untuk
bekerja). Coba sudut yang berbeda – ingat tidak akan terlalu akurat –
cek dengan subyektif.
Ikuti berdasarkan terang reflex – jika dari dekat ke netral, reflex lebih
terang dan bergerak lebih cepat.
Cek retinoscope supaya cahaya terang dan bersih. Lensa juga harus
bersih.
Coba langkah yang besar dengan ‘power’ (dioptri) untuk
membandingkan refleks pada power yang berbeda-beda.
Coba retinoscopy dekat dimana anak melihat retinoscope (lihat *)
Sebagian besar dari metode-metode ini tidak akurat tetapi kita harus
melakukan yang terbaik untuk memperkirakan refraksi kalau kita tidak
ada pilihan lain
**Kalau ada merefraksi anak yang melihat ‘chart’ pada jarak 2 meter,
anda harus melepas 0.50D dari refraksi untuk mendapatkan nilai
refraksi jauh. Bila anda merefraksi pada jarak 1 m anda harus melepas
1D untuk mendapatkan refraksi jauh, bila tidak, anda meresepkan
menengah, bukan jarak jauh (mungkin anda ingin melakukan hal ini
dalam beberapa kasus tetapi anda harus mengerti apa yang anda
lakukan)
***Untuk mengecek astigmatism, coba stenopaic slit. Ini akan lebih
mudah daripada retinoscopy pada kasus-kasus astigmatism tinggi atau
tidak tentu atau media opacities. Walaupun demikian, hal ini tidak
terlalu akurat.
Terkadang jika anak tidak dapat mencari posisi celah terbaik, anda
harus merubah kekuatan bola dan coba kembali. Jika cara ini tidak
berhasil kemungkinan tidak ada astigmatism yang signifikan atau
pasien mungkin tidak dapat melihat perbedaan kualitas bayangan.
Stand Magnifier (SM) diatur supaya jarak dari halaman ke lensa lebih
kecil dari jarak fokal lensa. Hasilnya, cahaya bercabang sewaktu
meninggalkan lensa pembesar. Pada jarak yang lebih dekat, distorsi
peripheral (samping) lebih sedikit. Anak yang menggunakan SM capat
menvariasikan pembesaran dengan cara mengakomodasi dan lebih
mendekat ke lensa. Semakin dekat ke lensa, semakin besar pembesar,
semakin besar luas penglihatan, lebih banyak akomodasi yang anda
perlukan. Walaupun demikian, jika anak aphakia, bayangan dari SM
akan kabur karena mereka tidak dapat mengakomodasi cahaya yang
bercabang. Anak mungkin akan mengangkat lensa dari halaman untuk
mendapatkan cahaya pararel (menggunakan SM sama seperti hand
magnifier). Oleh karena itu, anak aphakia akan mengalami kesulitan
menggunakan SM kecuali mereka diberikan adisi atau kecuali jarak dari
lensa ke halaman ditambah.
Bila anak jelas memiliki penglihatan juling pada test corneal reflex,
maka tidak dimungkinkan penglihatan binocular.Test dengan
menutupkan mata dapan mendeteksi ada tidaknya juling.
Bila tajam penglihatan dari kedua mata sangat berbeda, anak tidak
binocular.
Bila tajam penglihatan sama, kemungkinan binocular.
Gunakan sebuah prisma 6D dan putarlah di depan salah satu mata
sedangkan kedua mata terbuka. Bila anak melihat ganda atau nampak
tidak nyaman, kemungkinan ada penglihatan binocular. (Pengecualian
– seorang anak dengan scotoma sentral mungkin nampak
berpenglihatan binocular dengan test ini padahal tidak.)
Test stereo titmus fly dapat memberikan gambaran yang baik mengenai
tingkatan penglihatan binocular. Bila anak bereaksi pada ‘fly’ saat
mengenakan kacamata atau mencoba ‘menggapai’nya di atas halaman,
anak tersebut streopsis.
Maddox rod dapat digunakan untuk mengukur phorias. Bila anak dapat
melihat cahaya dan streak pada waktu bersamaan waktu MR di atas
mata yang lebih buruk, hal ini dapat mengindikasikan adanya
penglihatan binocular.
Worth four dot test – jika anak melihat empat lingkaran cahaya, hal ini
menunjukan adanya sebagian penglihatan binocular. Test ini tersedia
dalam ukuran besar untuk low vision atau untuk anak low vision,
ukuran normal dapat didekatkan ke anak.