Anda di halaman 1dari 235

14 jan 15

Bila anda diberi kesempatan berdoa dan satu permintaan yang anda panjatkan kepada Yang
Kuasa pasti dikabulkan, apa yang akan anda minta?

Apakah anda akan meminta kehidupan abadi?


Apakah anda akan meminta kesehatan?
Apakah anda akan meminta kekayaan?
Apakah anda akan meminta sahabat?

Bagaimana kalau kita meminta hati yang berkecukupan dan dipenuhi rasa syukur?

Seorang anak perempuan lucu berusia empat tahun baru pulang dari sekolah dan dengan bangga
menunjukkan gambar yang ia buat kepada orangtuanya. Ia berkata, "Papa... mama.... Adek hari
ini diajarin gambar. Adek gambarnya bagus lho."

"Mana gambarnya... coba papa lihat," jawab sang ayah.

Si anak segera menyerahkan gambarnya kepada papanya. Papanya memuji gambar yang dibuat
putrinya. Setelah sesaat mengamati gambarnya, sang ayah bertanya, "Lho, Adek... ini kok cuma
ada gambar Adek... Kakak... dan mbak. Gambarnya papa sama mama mana?"

"Oh... memang gak ada," jawab Adek dengan polosnya.

"Mengapa kok tidak ada?," tanya sang ayah.

"Iya...soalnya papa sama mama kan sibuk, gak pernah nemenin Adek maen. Yang sering
nemenin Adek kan kakak sama mbak," jawab si anak sambil tersenyum dan menatap mata
papanya.

Si ayah terdiam dan menoleh ke istrinya. Ia melihat mata istrinya merah dan mulai berkaca-kaca.
Ia merasakan hal yang sama dengan istrinya: sedih, menyesal, dan juga perasaan bersalah.

Dengan haru papa dan mama memeluk anaknya dan berkata, "Maafkan papa dan mama ya Dek...
Papa mama selama ini terlalu sibuk dan tidak memperhatikan Adek. Papa dan mama mulai hari
ini dan seterusnya pasti memberi Adek waktu, main sama Adek, dan memperhatikan Adek.
Terima kasih untuk pelajaran yang telah Adek berikan pada papa dan mama."

Anak selalu jujur dan menjadi cermin bagi orangtuanya.


1
Bila Anda sebagai orangtua mengalami hal yang sama dengan yang saya ceritakan di atas,
bagaimana reaksi Anda?

Apa yang kita alami dalam hidup ibarat apa yang terjadi pada air di dalam kolam yang tenang.
Air kolam akan tetap tenang bila kita tidak melempar sesuatu ke dalamnya. Saat kita melempar
batu ucapan dan tindakan ke dalamnya maka akan timbul riak air yang menyebar ke seluruh
penjuru.

Saat mencapai tepian kolam riak air ini bukannya hilang atau berhenti namun akan kembali ke
titik awal yang membuat munculnya riak ini. Bila kita tidak hati-hati, riak kecil bisa berubah
menjadi gelombang kehidupan yang sulit kita atasi.

Jadi, bagaimana agar tidak timbul riak atau gelombang kehidupan? Berhati-hatilah dengan buah
pikiran. Usahakan untuk bisa berpikir benar dengan pandangan benar. Buah pikir adalah batu
kecil yang ada ditangan kita. Apakah akan kita lempar ke dalam kolam atau kita letakkan?

Saat buah pikir menjadi ucapan atau tindakan maka ini sama dengan kita telah melempar batu
yang tadinya kita pegang. Begitu telah terlempar maka batu ini tidak akan bisa ditarik kembali.

Bagaimana menurut Anda?

Masalah hidup datang silih berganti. Saat satu berlalu yang lain datang dan pergi bergantian.
Semua ini disebabkan lemahnya kesadaran dan kebijaksanaan kita dalam menjalani hidup. Bisa
juga yang disebut "masalah" sebenarnya bukanlah masalah namun persepsi kita yang
bermasalah.

Bagaimana menurut Anda?

Cinta pada pandangan pertama bukanlah hal yang luar biasa. Jika dua orang yang telah menikah
bertahun-tahun dan masih bisa saling memandang dengan penuh cinta inilah yang dinamakan
keajaiban

Bagaimana menurut Anda?


2
Selamat pagi Pak Adi. Saya hanya ingin share saja kejadian kemarin yang membuat saya merasa
bersyukur, senang, surprised dan makin yakin bahwa LoA memang benar-benar nyata.

Salah satu LoA saya adalah untuk mengembangkan bisnis, dan untuk mengembangkan bisnis,
perlu adanya tambahan dana. Saya tadinya punya limiting belief bahwa untuk mendapatkan dana
itu susah, dan saya sudah ganti belief ini dengan 'mendapatkan dana itu mudah'. Strategi saya
untuk mendapatkan dana adalah mencari pinjaman ke bank atau menjual salah satu asset.

Kemarin, dengan cara yang tidak terduga, ipar saya menawarkan pinjaman dengan jumlah yang
jauh di atas perhitungan kebutuhan dana bisnis kami, bahkan cenderung agak memaksa kami
untuk menerima pinjaman ini karena dia tidak butuh dananya dan daripada disimpan di bank,
lebih baik diinvestasikan di bisnis kami.

Wah, sungguh di luar dugaan kami dan saya sangat senang mendengar berita ini dari suami saya
tadi malam. Langsung saya bersyukur dan berpikir bahwa LoA memang benar-benar real, nyata.

Terima kasih pak Adi yang telah mengajarkan konsep LoA ini di QLT.

Salam,

Yoshi

(QLT Desember 2014)

KEMELEKATAN vs FOKUS..... HOW?

(Berikut ini adalah diskusi yang terjadi di milis QLT beberapa waktu lalu membahas
kemelekatan dan fokus. Materi ini sudah pernah saya posting sebelumnya dan kali ini saya
posting ulang karena sangat menarik. Ini adalah adalah ulasan dan pemikiran yang disampaikan
Ibu Widya Saraswati. Selamat menikmati)

3
"Saya pribadi membedakan antara fokus, pasrah dan kemelekatan. Ketiganya merupakan faktor
penting dalam ketenangan dan kedamaian hidup, dan saya pribadi memerlukan proses panjang
untuk bisa memahami apalagi menerapkannya dalam kehidupan.

Sebagaimana Pak Adi ajarkan di kelas QLT, kita antara lain perlu fokus dan pasrah untuk bisa
mencapai sukses.

* FOKUS artinya kita memusatkan seluruh pikiran, perhatian, daya, upaya, energi dan doa kita
secara sungguh-sungguh pada sesuatu hal (dream) yang hendak kita capai.

* Namun demikian, kita juga diingatkan oleh Pak Adi bahwa ada faktor X yang menentukan
keberhasilan kita. Yaitu faktor Tuhan. Kita tidak tahu apa pertimbangan Tuhan untuk
mengabulkan impian itu saat ini, atau menundanya. Dengan kata lain, keberhasilan tidak
sepenuhnya ditentukan oleh diri kita; karena ada faktor Tuhan. Sehebat apa pun usaha kita, kalau
belum diijinkanNYA ya belum bisa tercapai.

* Karena itulah kita perlu PASRAH. Artinya, apa pun hasilnya, apa pun yang kita dapatkan atau
terima, kita mensyukurinya karena memang itulah pemberian yang terbaik dari Tuhan buat kita,
pada saat ini. Kadang impian segera didapat sesuai keinginan, kadang tertunda, kadang mendapat
lebih/kurang dari yang kita harapkan, tapi semuanya adalah yang terbaik untuk kita pada saat ini.

* PASRAH tidak sama dengan MENYERAH. Pasrah itu aktif berusaha, tetapi dengan kesadaran
bahwa ada kekuasaan lebih tinggi yang menentukan pencapaian hasilnya. Jadi, kita wajib
melakukan apa yang menjadi porsi kewajiban kita, dan biarlah Tuhan mengambil apa yang
menjadi porsiNYA. Apa pun hasilnya, kita menerimanya dengan ikhlas dan gembira.

* KEMELEKATAN merupakan faktor lain lagi. Ini merupakan keadaan di mana kita sungguh
terikat pada sesuatu. Seolah-olah kita tidak bisa hidup tanpa sesuatu itu. Kemelekatan ini
biasanya disarankan untuk dilepaskan dari manusia yang ingin mencapai level kehidupan
spiritual lebih tinggi. Mengapa? Karena kemelekatan menjadi penanda adanya "nafsu" yang
membuat kita tidak dapat mengosongkan diri atau menjadi netral.

* Kemelekatan bukan hanya pada benda-benda, melainkan juga pada makhluk hidup lain dan
perbuatan. Misalnya, kemelekatan pada ritual. Seolah-olah kalau tidak melakukan ritual tertentu
maka hidupnya tidak lengkap, tidak sah dan seterusnya. Ritual menjadi segala-galanya.

Seperti dalam contoh orang yang ditanya: "Kalau ada orang sekarat sementara Anda sedang
menjalankan ritual agamamu, mana yang didahulukan?" Orang yang memiliki kemelekatan pada
ritual akan mengutamakan ritual, karena ritual penting baginya. Pada orang yang tidak memiliki
kemelekatan pada ritual akan mengutamakan nilai-nilai spiritualitas, sehingga memilih
menyelamatkan nyawa manusia lain ketimbang ritual.

Cinta tanpa syarat adalah salah satu bentuk bebas dari kemelekatan; selain bisa menerima apa
pun adanya, juga tidak takut kehilangan dan tidak kecewa bila harus melepaskan.

4
Apakah berarti kita tidak boleh punya harta benda atau memiliki sesuatu? Bukan itu maksudnya.
Kalau Tuhan memberi kita rejeki berlimpah walaupun sudah pula kita bagikan untuk sedekah,
menurut pemahaman saya, sungguh tidak pantas bila kita tetap hidup seperti seolah-olah Tuhan
hanya memberi rejeki sedikit. Itu seperti orang yang tidak pandai bersyukur. Jadi, kalau mampu
naik taksi mengapa naik angkot? Kalau bisa beli Masserati mengapa beli Karimun?

Masalah kemelekatan timbul bila kita menjadi terikat dan terpenjara oleh benda-benda itu.
Sehingga ketika kita seharusnya bisa lebih memanusiakan manusia lain dengan kemakmuran
yang berlimpah, justru menjadi tidak mampu bahkan mungkin kita kehilangan kemanusiaan kita
sendiri.

Jadi, apakah kita tidak perlu meraih sukses? Ya harus! Salah satu tanda bahwa kita bersyukur
atas kehidupan yang Tuhan berikan adalah dengan mengembangkan bakat dan kemampuan kita,
dan meraih sukses demi sukses yang semakin tinggi dan semakin besar sekaligus
memelihara/melestarikan kehidupan semesta ini.

Mengikuti QLT merupakan salah satu cara yang membantu kita meraih sukses, dan kita bisa
semakin bersyukur sekaligus bisa belajar membebaskan diri dari kemelekatan.

Itulah yang saya pahami tentang fokus, pasrah dan kemelekatan. Saya sendiri masih terus belajar
ketiga-tiganya.

Bagaimana menurut Anda? Bagaimana membedakan Fokus, Konsistensi, Melekat, dan Pasrah?

Kekayaan belum tentu membahagiakan orang kaya. Kemiskinan belum tentu menyedihkan orang
miskin. Kekayaan itu penting, tapi bukan yang paling penting. Yang paling penting adalah
kekayaan hati karena inilah yang menentukan apakah seseorang bahagia atau menderita, terlepas
dari kekayaan materinya.

Bagaimana menurut Anda?

Seorang klien wanita berusia 40an minta bantuan saya untuk mengatasi masalahnya. Klien ini
mengalami gangguan tidur yang cukup parah dan sudah berlangsung cukup lama. Klien
5
mengaku mudah tidur namun sering terbangun di malam hari. Setiap satu atau dua jam pasti
terbangun. Kurang tidur dalam waktu lama tentu akan sangat memengaruhi kondisi fisik, mental,
dan kognisinya. Klien juga sudah berobat ke psikiater di luar negeri dan hasilnya tidak ada.

Dari hasil wawancara mendalam diketahui klien memang punya masalah rumah tangga yang
cukup pelik dan juga masalah keuangan. Klien banyak pikiran. Dari hasil wawancara juga
diketahui bahwa salah satu penyebab utama klien sering terbangun adalah karena khawatir
bangunnya kesiangan. Klien perlu bangun pagi dan menyiapkan makan anak sebelum ke
sekolah.

Apa solusi terbaik untuk kasus di atas? Apa teknik terbaik untuk mengatasi masalah ini? Dengan
regresi, affect bridge, sugesti, Ego Personality Therapy, atau apa ya?

Solusinya sangat sederhana. Saya menyarankan klien untuk beli jam weker dan memasang alarm
untuk bangun di jam yang diinginkan. Selama jam belum berbunyi maka ia tidak perlu bangun
dari tempat tidur. Mudah kan?

Klien menuruti saran saya dan masalah yang telah ia alami selama bertahun-tahun selesai dengan
mudah dan menyenangkan.

Tidak semua masalah harus diselesaikan dengan hipnoterapi. Seringkali solusinya justru sangat
mudah dan sederhana. Gitu aja kok repot :)).

Bagaimana menurut Anda?

Pikiran Anda bagaikan pemilik sebuah rumah dan perasaan ibarat tamu yang datang dan pergi.
Di dalam rumah hanya ada sebuah kursi sehingga Anda bisa memperhatikan dengan jelas setiap
tamu. Perhatikanlah dengan cermat setiap emosi atau perasaan yang muncul dan biarkanlah
berlalu. Bersikaplah waspada. Jika anda hanya menuruti perasaan, Anda tidak akan bisa
melihatnya.

Bagaimana menurut Anda?

6
Tentang Teknik Terapi

Beberapa kali saya mendapat email dari para sahabat hipnoterapis yang bertanya, minta
pendapat, atau pandangan saya mengenai teknik terapi tertentu apakah baik atau tidak, efektif
atau tidak.

Ada teknik yang pernah saya pelajari, ada yang saya kuasai dengan sangat baik, dan ada juga
yang baru saya dengar.

Untuk teknik yang pernah saya pelajari dan kuasai tentu saya bisa memberi saran, masukan, atau
pandangan. Namun untuk teknik yang tidak pernah saya pelajari tentu saya tidak bisa atau tidak
boleh memberi pendapat.

Saran saya, terlepas dari apapun teknik terapi yang akan dipelajari dalam proses menjadi seorang
penyembuh/terapis, ada beberapa syarat penting yang perlu diperhatikan, antara lain:

1. Teknik terapi harus ilmiah dan didukung landasan teori yang kuat.
2. Ada riset mendalam yang mendukung.
3. Bisa diduplikasi dengan mudah dan baik. Artinya, hasil yang dicapai trainer saat
menggunakan teknik ini haruslah juga bisa dicapai oleh peserta pelatihan pascapelatihan.
4. Keefektifan teknik ini benar-benar bisa dibuktikan di kelas, saat pelatihan dengan berhasil
membantu klien mengatasi masalah mereka.
5. Teknik terapi memiliki tingkat keberhasilan yang tinggi dalam membantu klien mengatasi
masalah.
6. Hasil positif yang dicapai sifatnya konsisten untuk mengatasi beragam masalah pada beragam
klien. Artinya, teknik ini tidak hanya cocok untuk menangani satu atau dua jenis kasus tapi dapat
diterapkan dengan efektif pada beragam kasus dengan hasil yang sangat baik.
7. Ada penjelasan mengenai kelebihan dan juga keterbatasan teknik yang akan dipelajari.
8. Kuasai dengan baik setiap teknik terapi, praktikkan sungguh-sungguh mengikuti protokol
yang diajarkan di kelas, dan di tahap awal sebagai terapis jangan terlalu kreatif dengan
mencampur-aduk atau menggabungkan beberapa teknik sekaligus.

Bagaimana menurut Anda?

(Setiap orang mampu mengaktifkan LOA untuk bekerja demi kebaikannya. Inilah buktinya)

Halo Pak Adi,

Saya ingin share kejadian yang cukup unik dan menarik bagi saya.
7
Begini ceritanya...

Kemaren siang saya duduk-duduk di lobby hotel A di Singapore dan melihat ada satu keluarga
datang dengan menggunakan taxi limousine Mercedes E class warna silver.

Spontan, dalam hati saya merasakan.. Wah pasti enak itu naik taxi mewah dan saya ingin sekali
nyoba naik taxi itu bersama keluarga saya. Tapi harganya pasti jauh lebih mahal dari taxi biasa...
Namanya juga taxi limousine, Mercedes Benz lagi... Sudahlah naik taxi biasa saja, sayang
duitnya mending dienjoy buat makan saja.

Hari ini saya dan keluarga pindah hotel dari hotel A ke hotel B. Semua barang-barang saya sudah
saya siapkan di depan lobby dan ada satu petugas hotel yang tugasnya mengatur pesanan taxi.
Petugas itu bilang ke saya, estimate 5 menit lagi ya karena memang antrian orang lain yang mau
naik taxi juga lumayan panjang.

Dua taxi pertama datang dan menjemput orang yang sudah mengantri di depan saya. Begitu
giliran saya, datanglah taxi limousine Mercedes Benz warna silver yang sama persis yang saya
inginkan kemarin siang.

Saya bilang ke petugasnya, saya mau taxi biasa saja bukan limo karena mahal. Terus petugas
bilang ke sopir taxi limo itu, dan sopir taxinya bilang ini rate harga standard sama seperti taxi
biasa.

Meskipun masih agak tidak percaya, saya naik saja. Selama perjalanan di dalam taxi limo itu
saya menikmati sekali.. It feels really good!

Dan memang benar, begitu sampai tujuan harga nya memang seperti harga taxi biasa tapi
kualitas taxi limo smile emoticon

Apakah kejadian ini hanya kebetulan atau termasuk LOA? Bagaimana menurut Pak Adi?

Thank you dan salam damai buat keluarga Pak Adi.

(Felix - Alumnus QLT Desember 2014)

(Pemahaman yang kurang tepat akan sangat menyusahkan diri kita)

8
Assalamualaikum, perkenalkan nama saya Budi.. Saya sedang mempelajari dan mendalami
hipnosis pak. saya juga sudah berulang-ulang membaca buku bapak yang berjudul
"HYPNOTHERAPY: The Art of Subconscious Restructuring" .

Masalah yang membuat saya bingung pada script kata 'TIDAK' di salah satu halaman di buku
tersebut. Di halaman 197 pak dan beberapa halaman lainnya. di sana tulisan bapak seperti ini.

"Selanjutnya saya memberikan sugesti:

Cahyani, anda dan Aan adalah satu. Kalian sebenarnya adalah orang yang sama. TIDAK ada
pemisah di antara kalian berdua. Kamu adalah Aan yang telah dewasa. Semua hal yang kamu
katakan pada Aan juga berlaku bagi dirimu. Anda baik, cerdas, dan menyenangkan. Semua hal
positif tentang Aan juga berlaku bagi dirimu. Anda adalah Aan di masa depan, dan Aan berhak
untuk memiliki masa depan yang...."

Pertanyaan saya, dalam memberikan sugesti itu kan tidah boleh menggunakan kata "TIDAK" ya
mas?

Satu lagi, dari ebook salah satu trainer hipnoterapi yang saya baca memberi penjelasan tidak
boleh menggunakan kata TIDAK.

Terimakasih, mohon petunjuknya.


----------------------------------------------------------------------------
Berikut jawaban saya:

Pemahaman saya dan yang saya ajarkan pada hipnoterapis murid saya yaitu pikiran bisa
menerima kata “Tidak”.

Ini pemahaman yang kurang tepat yang sering ditanyakan oleh para praktisi hipnoterapi ke saya.
Dan pemahaman ini sangat menyusahkan para hipnoterapis untuk menghindari kata “Tidak”.
Beberapa kali saya telah menjelaskan mengenai hal ini di wall FB saya.

Ini bedanya bila yang dibahas adalah dari sisi pikiran sadar atau pikiran bawah sadar. Masing-
masing pikiran punya prinsip dan cara kerjanya sendiri. Umumnya bila orang membahas pikiran
maka yang dimaksud adalah pikiran sadar, bukan pikiran bawah sadar.

Bila pikiran memang tidak bisa menerima kata “Tidak” maka pertanyaannya adalah beranikah
kita mensugesti diri sendiri dengan kalimat:

Saya TIDAK mau kaya


Saya TIDAK bodoh
Saya TIDAK lupa
Saya TIDAK bahagia
Saya TIDAK miskin

9
Saya TIDAK sakit
… dst…

Yang benar adalah pikiran bawah sadar cenderung menolak kata-kata yang bersifat negasi seperti
"tidak", "jangan", "tidak boleh", saat seseorang dalam kondisi deep trance. Jadi, bukan
sepenuhnya menolak tapi cenderung.

Untuk para Sahabat FB yang mempraktikkan hipnosis dan hipnoterapi, apa pendapat Anda
mengenai hal ini?

Tahun baru.. semangat baru... harapan baru. Kita tentu berharap punya hidup baru di tahun baru
ini. Dan seringkali orang lupa, tidak tahu, atau mungkin tidak menyadari bahwa untuk punya
hidup baru butuh syarat.

Capaian dan kualitas hidup adalah akumulasi dari rangkaian buah pikir yang memengaruhi dan
menentukan pilihan yang kita putuskan, yang selanjutnya menentukan tindakan dan perilaku
yang kita lakukan, yang mengakibatkan kita mengalami pengalaman tertentu yang menghasilkan
perasaan tertentu.

Dengan demikian, untuk bisa berubah, mencapai sesuatu yang baru, yang lebih besar dari yang
telah atau pernah kita capai, kita perlu berubah. Dan ini semua diawali dengan pikiran.

Pertanyaannya, "Apakah pikiran kita hari ini, di tahun baru ini, sama atau berbeda dengan
pikiran kita di tahun sebelumnya?"

Bila jawabannya, "Sama," maka kita akan menjalani serta mencapai hal yang sama dengan tahun
sebelumnya. Kita sebenarnya mengulang masa lalu di masa sekarang dan untuk mencipta masa
depan, yang sama persis dengan masa lalu. Inilah yang dinamakan hidup di masa lalu.

Bila jawabannya, "Berbeda," maka yang perlu ditanya lagi adalah apakah pikirannya lebih baik
atau justru lebih tidak baik dari sebelumnya?

Pikiran mencipta realita. Untuk mengubah realita, ubahlah pikiran.

Bagaimana menurut Anda?

10
Setiap akhir tahun kita merayakan pergantian tahun dengan suka cita, dengan berbagai acara
meriah, dan dengan berbagai cara. Satu hal yang selalu menggelitik pikiran saya yaitu apakah
benar-benar ada yang istimewa atau luar biasa dengan pergantian tahun?

Menggunakan pikiran logis kritis, pergantian tahun tidak lebih dari bergesernya hari sehingga
kita memasuki tahun baru berdasar kalender atau penanggalan. Suka atau tidak suka setiap 365
hari pasti, dan 366 hari untuk tahun kabisat, akan terjadi pergantian tahun. Dengan demikian ini
adalah hal yang wajar dan biasa.

Banyak orang membuat resolusi akhir tahun bahwa di tahun baru mereka akan menjadi pribadi
yang lebih baik. Hmm... mengapa harus menunggu akhir tahun atau satu tahun ya?

Bukankah akan lebih baik bila kita memutuskan membuat atau menjadikan setiap hari adalah
hari baru penuh makna?

Bila kita mampu menjalani hari demi hari menjadi pribadi yang lebih baik, ini baru disebut
dengan hari baru. Bila ini terus berjalan maka kita akan menjalani minggu, bulan, dan akhirnya
benar-benar tahun baru.

Dengan demikian, untuk bisa benar-benar punya tahun baru, mulailah dengan hari baru.

Selamat hari baru...

Bagaimana menurut Anda?

Setiap insan memiliki hati nurani yang mampu menuntun dan mengarahkan hidup mereka.
Namun sayang, jarang ada yang berkomunikasi dan mendengarkan hati nurani mereka dengan
berbagai sebab atau alasan. Ada yang tidak mengerti caranya, ada yang terlalu sibuk dengan
dirinya, sibuk dengan kesibukannya, tidak berani, atau bahkan acuh.

Untuk mendengar hati nurani sangatlah mudah. Yang dibutuhkan adalah keberanian untuk
masuk ke kondisi hening, baik di pikiran maupun di hati, dan mendengar, apapun yang
disampaikan nurani.

Beranikah Anda?

11
Salah satu syarat utama atau kunci keberhasilan dan mencapai apa saja dalam hidup adalah
perasaan diri berharga dan layak. Ini yang sering luput dari perhatian banyak orang.

Dari pengalaman klinis membantu ribuan klien sejak tahun 2005 hingga saat ini selalu tampak
pola yang sama dalam klien-klien saya yaitu capaian hidup mereka tidak bisa maksimal seperti
yang diharapkan karena adanya perasaan diri kurang/tidak berharga dan layak untuk sukses. Ini
yang secara umum disebut dengan mental/emotional block.

Ada yang tahu mereka mengalami hambatan yang berasa dari dalam diri dan mencari bantuan
untuk mengatasi hambatan ini. Dan lebih banyak yang tidak tahu sehingga setelah terus mencoba
namun tetap tidak berhasil akhirnya frustrasi dan putus asa.

Sumber perasaan diri kurang/tidak berharga dan layak untuk sukses ini bisa berasal bahkan sejak
dalam kandungan. Sering terungkap, dari sesi terapi, ada klien yang tidak diinginkan ibunya,
dengan berbagai alasan atau sebab. Bahkan ada kasus di mana si ibu hanya mengatakan belum
siap untuk punya anak, padahal ia tahu saat itu ia baru hamil, ini saja bisa menimbulkan perasaan
ditolak dalam diri janin. Apalagi kalau sampai janinnya sudah pernah mau atau dicoba diaborsi.

Perasaan diri kurang/tidak berharga dan layak juga sangat sering muncul akibat proses tumbuh
kembang saat sejak lahir hingga usia 12-15 tahun, terutama melalui interaksi dengan orangtua
atau pengasuh utama.

Saat anak butuh atau minta perhatian dan orangtua, terutama ibu, tidak memerhatikan anak
karena sedang sibuk chatting, bbm-an, atau melakukan hal lainnya yang sebenarnya tidak
penting, akan sangat melukai hati anak.

Anak yang tumbuh dewasa dengan rasa aman, rasa ia dicintai, didukung, merasa diri berharga
akan punya peluang lebih besar untuk sukses, terlepas dari capaian akademiknya.

Bagaimana menurut Anda?

4 Desember 2014

Saya sering mendapat pertanyaan dari sesama praktisi hipnoterapi, "Pak Adi, saya sulit sekali
menghipnosis klien yang analitikal atau kritis. Bisa Bapak jelaskan teknik untuk menghipnosis
12
klien tipe ini?"

Pertanyaan ini yang juga dulu selalu saya tanyakan. Orang analitikal atau kritis, menurut buku
dan dari pengalaman selama ini, sangatlah sulit untuk dihipnosis. Dulu saya sangat menghindari
klien tipe ini.

Dan juga dari pengalaman pribadi dan buku-buku yang saya baca diketahui bahwa klien tipe
analitikal, kritis, dan cerdas justru adalah klien yang paling mudah dihipnosis.

Yang penting adalah terapis mampu memberi penjelasan detil, menjawab berbagai pertanyaan
kritis mereka dengan meyakinkan. Setelah mendapat penjelasan yang memuaskan rasa ingin tahu
dan logikanya maka selanjutnya mereka pasti akan dengan senang hati pasrah dan ikhlas untuk
dihipnosis.

Dan yang juga sangat penting untuk diketahui yaitu semua hipnosis adalah hipnosis diri sendiri
(self hypnosis). Artinya, terapis tidak akan pernah bisa menghipnosis klien bila ia tidak bersedia.
Klien masuk ke kondisi hipnosis karena ia mengijinkan dan menjalankan bimbingan terapis,
dalam hal ini melalui proses induksi.

Bagaimana menurut Anda?

Orangtua Adalah Terapis Terbaik Bagi Anak

(Hypnotherapy for Children - Talkshow untuk Para Orangtua)

Tahukah Anda:
- Orangtua adalah guru pertama dan utama sejak anak masih di dalam kandungan ibu.
- Orangtua adalah figur otoritas yang sangat penting bagi anak.
- Apa yang diucapkan, disarankan, dan diperintahkan orangtua kepada anak akan dituruti.
- Seringkali orangtua "tidak menyadari" bahwa masalah yang timbul pada anak sesungguhnya
karena orangtua. Karena itu orangtua pula yang dapat menjadi terapis terbaik bagi anak.

Betulkah?
Kok bisa?
Bagaimana caranya?
Apakah saya bisa?

Ikuti talkshow bersama Dra. Widya Saraswati, CCH., CT., clinical hypnotherapist sekaligus
certified trainer dari AWG Institute, dan dosen komunikasi yang mempunyai pengalaman
panjang dalam dunia pikiran.

13
Daftarlah Segera!! AWG Institute merekomendasikan para orangtua yang ingin maju dan
berkembang serta peduli akan tumbuh-kembang anak untuk hadir di acara ini.

Waktu : Sabtu, 6 Desember 2014, mulai jam 10.00 - 13.00.


Tempat : Antiapolis Holistic Therapy Center
Jl. Maleo IV, Blok JB 3 no. 17
Bintaro Jaya Sektor 9
Tangerang 15229

Investasi : Rp. 150.000 termasuk morning coffee dan lunch.

Hubungi : HP/WA 0812 8320 0986 atau 0816 717 409

Seorang sahabat minta waktu untuk konsultasi dan terapi karena ia merasa sudah berusaha sangat
keras meningkatkan penghasilannya namun selalu gagal. Ia merasa ada yang salah dengan
dirinya.

Sahabat ini adalah penggila buku dan pelatihan. Ia sudah baca sangat banyak buku. Ia juga telah
menghadiri berbagai seminar dan workshop. Semua hal yang dibutuhkan untuk mengantar
seseorang mencapai sukses sudah ia lakukan. Mulai dari membuat impian yang jelas, melakukan
visualisasi, afirmasi setiap pagi dan malam, melakukan kerja dengan sungguh-sungguh dan tetap
masih belum bisa berhasil seperti yang ia inginkan.

Di sesi wawancara mendalam saya tidak menemukan adanya masalah dengan dirinya. Semuanya
baik seperti yang ia ceritakan. Namun saat di kedalaman kondisi hipnosis, menggunakan deep
state uncovering technique, saya akhirnya menemukan akar masalahnya. Ternyata ia memandang
uang sebagai hal yang (sangat) kotor, menjijikkan, sumber penyakit karena banyak kuman, dan
tidak boleh disentuh.

Saat diselidiki lebih jauh dari mana ia sampai punya kepercayaan (belief) ini, ternyata ini adalah
imprint yang berasal dari ibunya. Saat ia kecil dulu, usia tiga dan empat tahun, setiap kali ia main
atau pegang uang koin ibunya selalu berkata, "Jangan suka pegang uang. Uang itu kotor banyak
kuman. uang itu sumber penyakit. Uang habis dipegang banyak orang jadi kotor. Kalau sering-
sering pegang uang nanti bisa sakit."

Tujuan si ibu sebenarnya sangat baik. Rupanya dulu waktu sahabat ini masih kecil ia sering main
uang koin yang ia simpan di celengannya. Dan setelah itu seringkali ia memasukkan tangannya
ke mulut. Melihat hal ini si ibu tentu khawatir anaknya sakit. Dan yang lebih dikhawatirkan lagi
adalah si anak pernah memasukkan uang koin ke mulutnya dan hampir tersedak.

Sejak si ibu sering mengatakan uang kotor, jangan pegang uang, si anak sudah tidak lagi pernah

14
main uang. Dengan demikian masalah ini selesai dengan baik.

Namun... tujuan baik ini berakibat sangat serius bagi si anak setelah ia dewasa. Pikiran bawah
sadar mencatat dengan sejelas-jelasnya bahwa uang itu kotor, uang banyak kumannya, uang
sumber penyakit. Dan salah satu peran utama pikiran bawah sadar adalah melindungi individu
dari hal-hal yang ia (pikiran bawah sadar) pikir, rasa, persepsi, atau yakini berbahaya atau
merugikan diri individu. Dan untuk memastikan hal yang buruk ini tidak terjadi pada atau
dialami individu maka pikiran bawah sadar akan melakukan apapun yang bisa ia lakukan demi
kebaikan individu.

Dalam kasus sahabat saya ini, pikiran bawah sadarnya melakukan proteksi dengan mensabotase
setiap upaya atau peluang yang bisa membuat ia menghasilkan uang banyak.

Logikanya sederhana. Uang itu kotor dan sumber penyakit. Semakin banyak uang berarti
semakin kotor dan semakin banyak sumber penyakitnya. Semakin sedikit uangnya, semakin
sedikit kotornya dan semakin sedikit sumber penyakitnya.

Saya menganulir imprint ini dan menggantikannya dengan kepercayaan baru yang mendukung
keberhasilan sahabat saya.

Sahabat FB, selaku orangtua kita tentu ingin yang terbaik untuk anak-anak kita. Hati-hatilah bila
bicara dengan anak. Apapun yang kita katakan berlaku sebagai sugesti yang langsung direkam
pikiran bawah sadar anak. Sugesti yang sangat baik bagi anak saat ini ada kemungkinan menjadi
mental block saat ia dewasa.

Bagaimana menurut Anda?

Orangtua pastilah menyayangi dan mencintai anak-anaknya. Setiap orangtua pasti ingin anaknya
senang dan bahagia. Apalagi orangtua yang dulu semasa kecil dan muda pernah mengalami
kehidupan yang keras, sulit, dan sengsara. Saat mereka dewasa dan sukses maka orangtua ini
memastikan agar anak-anak mereka tidak mengalami penderitaan yang dulu mereka alami.

Di sinilah masalah mulai muncul. Orangtua yang ingin anaknya tidak susah atau menderita
memberikan begitu banyak kemudahan dan fasilitas. Orangtua cenderung terlalu melindungi
anak (overprotective). Semua kemudahan yang tidak terarah dengan benar membuat anak
menjadi lembek dan daya tahan mentalnya lemah. Dan ini berakibat sangat buruk saat anak
dewasa.

Orangtua lupa bahwa mereka bisa menjadi seperti sekarang ini, sukses, makmur, dan
berkelimpahan karena dibentuk oleh situasi dan kondisi saat kecil. Semua pengalaman ini
menempa dirinya menjadi manusia yang kuat, ulet, bangkit kembali saat mengalami kegagalan,

15
dan terus berjuang untuk meraih sukses yang diinginkan.

Orangtua yang tahu bahwa sukses butuh perjuangan sangat menghargai sukses yang mereka raih.
Ini tentu berbeda dengan anak-anak yang semua kebutuhannya dengan sangat mudah dipenuhi
orangtuanya.

Bila kita ingin anak-anak sukses di masa depan maka latih dan bangun daya tahan mental
mereka. Daya tahan mental hanya bisa didapatkan melalui latihan berkelanjutan, tidak bisa
dengan cara lain.

Melatih daya tahan mental ini antara lain dengan cara:


- menolak keinginan anak yang memang dirasa tidak sesuai untuk anak walau dengan akibat
anak merasa kecewa atau marah.
- tidak serta merta membelikan anak apapun yang mereka inginkan. Anak diminta melakukan
kerja atau upaya tertentu untuk bisa mendapatkan yang ia inginkan.
- saat anak mengalami konflik dengan temannya, orangtua tidak langsung turun tangan dan
menyelesaikan masalah ini dengan menegur atau memarahi temannya. Yang benar adalah
orangtua mendengar, memberi saran, dan masukan bagaimana seharusnya anak bertindak.
- saat ada tugas yang banyak, saat anak mengeluh, orangtua terus mendorong dan mendampingi
anak untuk tetap semangat menyelesaikan tugas-tugas ini dengan baik.
- saat waktunya tidur, walau acara tv sedang sangat bagus dan anak sedang menikmatinya,
orangtua dengan tegas mematikan tv. Anak tentu kecewa. Namun di sini anak belajar untuk
menaati dan menghargai peraturan atau aturan, belajar konsisten, dan belajar mengendalikan
keinginannya.

Dan masih banyak lagi hal lain yang bisa kita lakukan selaku orangtua untuk membantu anak
mengembangkan daya tahan mental.

Saya ingat saat putri pertama kami masih di SMP kelas 2 dan mengalami bullying di sekolahnya.
Putri kami saat itu sekolah di satu sekolah swasta di Surabaya barat.

Putri kami benar-benar tidak tahan. Semua simtom stres muncul dalam dirinya. Saat mau ke
sekolah ia merasa takut, tidak semangat, ingin muntah, dll. Putri kami minta pindah sekolah.

Selaku orangtua kami tentu sangat prihatin dengan hal ini. Kami berkomunikasi dengan pihak
sekolah untuk menemukan solusi terbaik. Dan selaku ayah saya berkata pada putri kami, "Nak,
papa dan mama bisa memindahkan kamu ke sekolah lain. Ini sangat mudah dilakukan. Tapi...
apa ada jaminan bahwa di sekolah yang baru hal yang sama tidak akan terjadi? Kamu pasti bisa
melewati ini. Ini adalah kesempatan belajar. Papa, mama, dan guru di sekolah mendukungmu.
Kita selesaikan ini bersama. Kamu pasti kuat."

Dan benar... masalah ini dapat diselesaikan dengan baik. Selaku orangtua saya tidak pernah ke
sekolah atau melabrak anak yang buat masalah. Saat ini bila putri kami mengingat kembali
kejadian bullying yang ia alami sambil tertawa ia berkata, "Ngapain ya dulu saya pusing dengan
omongan dan sikap teman-teman itu. Sebenarnya kalau dipikir lagi, omongan dan sikap mereka

16
tidak ada pengaruhnya pada saya, kalau saya tidak mengijinkannya terjadi."

Hmm... ya.. ini kan sekarang. Ia telah bertumbuh dan menjadi lebih kuat dan bijak dari
pengalaman yang dulu pernah ia alami.

Bagaimana menurut Anda?

Ilmu Pelet yang Dijamin Selalu Berhasil Menaklukkan Hati

Status ini terinspirasi dari diskusi dengan seorang sahabat sewaktu saya ke Jogja minggu lalu.
Sahabat ini, kebetulan yang menjemput dan mengantar saya selama di Jogja, awam dengan ilmu
hipnosis dan hipnoterapi. Dengan semangat ia mengajukan banyak pertanyaan yang dengan
senang hati saya jawab.

Saya meluruskan beberapa hal terlebih dahulu agar diskusi bisa berjalan lancar, khususnya
penggunaan istilah yang benar. Sahabat ini kerap bingung antara hipnosis, hipnotis, dan
hipnoterapi.

Saya jelaskan bahwa hipnosis adalah ilmunya dan hipnotis adalah orang yang melakukan
hipnosis. Sama seperti piano adalah alat musik dan yang memainkannya disebut pianis.
Sedangkan hipnoterapi adalah aplikasi hipnosis untuk terapi. Jadi, salah bila mengatakan
seseorang itu dihipnotis. Yang benar, ia dihipnosis.

Setelah berbincang beberapa saya ia bertanya pada saya tentang ilmu pelet, "Pak Adi, apa
hipnosis sama seperti ilmu pelet yang bisa menaklukkan hati wanita?"

"Bisa ya, bisa tidak. Bergantung pemahaman seseorang apa itu hipnosis dan pelet," jawab saya.

"Maksudnya?" tanyanya lagi.

Saya lalu menjelaskan bahwa kalau yang dimaksud dengan ilmu pelet adalah menarik (memikat)
hati lawan jenis, khususnya wanita, dengan menggunakan "sesuatu" seperti buluh perindu,
minyak pelet, atau mantra tertentu maka ilmu hipnosis yang saya pelajari tidak bisa digunakan
untuk tujuan ini karena memang tidak ada "sesuatu"nya.

Saya lalu menjelaskan ada cara yang jauh lebih aman dan ampuh dalam memenangkan hati
seorang wanita menggunakan hipnosis.

Dengan penasaran ia bertanya, "Bagaimana caranya?"

Hipnosis adalah ilmu komunikasi, khususnya dengan pikiran bawah sadar yang kekuatannya

17
sembilan kali lebih kuat dari pikiran sadar. Cara untuk menembus faktor kritis wanita adalah
dengan memberi perhatian, kasih sayang, dan cinta kasih yang tulus.

Bila Anda seorang pria, jelas saya, mampu memberikan ini pada pasangan Anda atau wanita
yang anda taksir, saya garansi sekeras apapun hatinya pasti akan luruh juga. Ini dengan catatan
wanita ini belum punya pasangan ya.

Mengapa? Wanita mana yang tidak akan luruh bila merasa dicintai dengan tulus. Saat ia merasa
sungguh dicintai maka saat itu Anda telah berhasil menembus faktor kritis dan menjangkau
pikiran bawah sadarnya. Ini yang selanjutnya membuat pikiran bawah sadarnya akan terus
"terpelet" pada Anda, tidak mau melepaskan Anda karena ia merasa sangat nyaman dengan
Anda.

Sahabat FB...saat seorang pria (baca: suami) benar-benar mampu membuat istrinya merasa
dicintai sepenuh hati, merasa tenang, damai, dan bahagia lahir batin hidup bersamanya maka ini
adalah pelet tingkat paling tinggi yang tidak akan mungkin bisa dihilangkan atau dilepas dengan
ilmu apapun atau oleh siapapun.

Bagaimana menurut Anda?

Salah satu hal yang paling diinginkan setiap insan adalah kebahagiaan. Namun sayangnya tidak
banyak yang bisa merasakan atau mengalami kebahagiaan. Mengapa?

Untuk bisa mendapatkan sesuatu, misal benda atau materi, kita perlu jelas apa yang diinginkan.
Kejelasan ini sangat memudahkan kita untuk mendapatkan yang diinginkan. Misalnya bila
menginginkan mobil kita pasti jelas merek dan tipe mobil. Demikian juga dengan rumah atau
materi lainnya. Dengan jelasnya definisi hal yang diinginkan maka untuk mendapatkannya
menjadi mudah.

Namun lain halnya dengan kebahagiaan. Kebahagiaan bukan benda atau materi sehingga orang
sulit mendefinisikannya. Orang sangat menginginkan kebahagiaan namun tidak jelas apa itu
kebahagiaan.

Dalam upaya memahami kebahagiaan kita sering mengutip definisi kebahagiaan dari berbagai
sumber tanpa benar-benar memahami maknanya, meresapi esensinya, dan menjadikannya
pedoman hidup.

Berhubung kebanyakan orang tidak jelas dengan definisi kebahagiaan, tidak mengerti apa itu
kebahagiaan, dengan demikian tidak jelas dengan yang diinginkan, mereka akhirnya berusaha
untuk mendapatkan kebahagiaan dengan melakukan hal yang juga tidak jelas dan tidak
mengarahkan mereka menuju kebahagiaan.

18
Banyak yang justru menjadi tidak bahagia dalam upaya untuk mencapai kebahagiaan.

Sahabat FB, apa definisi Anda mengenai kebahagiaan?

Bagaimana menurut Anda?

Salah satu cara memrogram pikiran bawah sadar adalah dengan afirmasi atau sugesti positif.
Seringkali saya jumpai kata-kata motivasi (afirmasi) yang sangat bagus dalam bahasa Inggris.
Namun ada juga yang kesannya bagus ternyata justru bisa merugikan.

Tadi saya baca di baju kaos seseorang kalimat berikut: Success is ability to go from one failure
to another with no loss of enthusiasm. Kalimat ini bila diterjemahkan menjadi sukses adalah
kemampuan untuk berpindah dari satu kegagalan ke kegagalan berikutnya tanpa kehilangan
antusiasme.

Kalimat ini bila digunakan sebagai afirmasi, kesannya bagus, kuat, mantap, tapi hasilnya tidak
baik karena berpindah dari satu kegagalan ke kegagalan lainnya.

Bagaimana menurut Anda?

Barusan saya menelpon Ayah dan Ibu nun jauh di Tarakan menanyakan kabar Beliau berdua.
Cukup lama saya berbincang dan seperti biasa di akhir pembicaraan Beliau berdua selalu
berpesan kepada saya untuk tetap memerhatikan dan menjaga kesehatan. Beliau tahu benar
kesibukan dan jadwal saya yang padat.

Bila bicara dengan kedua orangtua maka EP saya yang aktif adalah EP anak. Saya menikmati
sekali perhatian dan kasih dari kedua orangtua saya.

Terima kasih yang tak terhingga kepada Ayah dan Ibu. Apapun capaian hidup saya saat ini
semua terjadi berkat dukungan dan doa dari Ayah dan Ibu. Buah jatuh tidak jauh dari pohonnya.
Kasih Ayah dan Ibu tak lekang oleh waktu dan berlaku sepanjang hayat.

Thanks Dad and Mom. You are both my great heroes. I love you dearly.

19
Barusan dapat kabar gembira dari salah satu alumnus QLT yang menjadi broker properti di
Jakarta bahwa beberapa hari lalu ia berhasil menjual properti dengan harga di atas 10M.

Saya kenal peserta ini cukup lama dan selama ini hanya berhasil menjual satu atau dua rumah,
dalam kurun waktu setahun, yang harganya tidak mahal, dan inipun komisinya dibagi dengan
beberapa rekannya.

Kali ini dengan mudah ia, seorang diri, berhasil menjual properti ini. Yang terjadi adalah LOA-
nya bekerja mempertemukan ia dengan pemilik properti dan pembeli potensial. Setelah
dipertemukan, langsung deal. Dan ini hanya sekali ditawarkan langsung jadi.

Dan sudah tentu komisinya ia nikmati sendiri. Saya memberi selamat padanya dan sambil
bergurau saya minta royalti 10% dari komisinya.

Bahagia sekali bisa ikut merasakan kebahagiaan sahabat ini.

Salah satu dari tujuh psikodinamika simtom adalah masalah sekarang yang belum terselesaikan
(unresolved present issue). Artinya, seseorang punya masalah, masalah ini ia temui atau alami
setiap hari, dan belum terselesaikan.

Contohnya seperti ini. Seorang menantu yang tidak cocok dengan mertua dan mereka tinggal
serumah, atau sebaliknya. Setiap hari mereka jumpa. Contoh lain, seperti yang dialami banyak
rekan saat ini, menjelang akhir tahun, pusing karena target belum tercapai. Setiap hari mereka ke
kantor dengan perasaan tidak nyaman.

Namun, ada juga unresolved present issue yang dibuat sendiri, padahal ini bukanlah suatu
masalah, oleh seseorang. Ada klien saya yang frustrasi karena belum bisa mencapai goal
finansial yang ia tetapkan.

Saat saya tanya berapa penghasilan yang ia ingin capai, ia menyebut satu angka yang sangat
besar, sepuluh digit. Dan yang ia inginkan adalah penghasilan pasif.

Saya tanya lagi, "Kapan Anda ingin mencapai target ini?"

"Secepatnya," jawabnya.

"Apa Anda punya strategi yang jelas untuk mencapai target ini?" tanya saya.

"Sedang saya pikirkan," jawabnya.

20
Dari jawaban ini saya tahu mengapa ia frustrasi. Pertama, targetnya tidak realistis. Kedua,
tenggat waktu yang ia berikan pada dirinya tidak jelas. Secepatnya bisa berarti besok, minggu
depan, bulan depan, atau tahun depan. Makna secepatnya ini bila tidak didefinisikan secara jelas
akan dimaknai secara bebas oleh pikiran bawah sadarnya. Ketiga, ia tidak tahu cara mencapai
target ini. Dengan demikian ia mengalami perasaan terdesak, merasa frustrasi karena belum bisa
mencapai goal.

Saya sarankan klien ini untuk menetapkan goal finansial maksimal 12 bulan ke depan. Jarak
seribu kilometer dapat ditempuh bila diawali dengan langkah kecil dan konsisten. Pikiran bawah
sadar tidak bisa "melihat" target yang terlalu jauh karena ia berlaku seperti anak kecil usia
delapan tahun. Paling ideal target maksimal dua belas bulan ke depan. Bila target ini tercapai
sebelum dua belas bulan, buat target baru. Dan juga sangat penting adalah punya cara yang jelas
dan terukur untuk mencapainya.

Saat pikirannya terkunci di target yang sangat besar, yang secara bawah sadar ia tahu tidak
mungkin dicapai dalam waktu dekat, ia pasti menjadi frustrasi.

Usai mendengar uraian dan saran saya, klien merasa lega karena tahu bahwa sebenarnya ia tidak
perlu frustasi.

Bagaimana menurut Anda?

(Sahabat FB... kisah ini saya dapatkan dari seorang sahabat. Semoga bisa memberi pembelajaran
kita bersama selaku orangtua)

Renungan (Sebuah Kisah Nyata)

Innalillahi, Anak ini Gila gara gara Obsesi Ibunya

Hari ini saya berkunjung kesebuah rumah sakit, membezuk anak teman saya yang sedang sakit.
Teman saya ini seorang wanita karir lulusan S2 dari sebuah universitas ternama.

Anaknya adalah seorang anak perempuan yang manis, umurnya baru 6 tahunan. tak lupa saya
membawakan sebuah boneka sebagai buah tangan.Waktu saya datang dia langsung mengenali
saya sebagai teman mamanya.."Bu Sitia ya?" ( bukan nama sebenarnya). "Ya," jawab saya, agak
terharu karena dia mengenali saya. "Ayoo.. Bu Siti.. 42:6 berapa? Kalau do'a masuk kamar
mandi?"

Kemudian dia menirukan gaya mengajar bu gurunya di kelas, ada senam bersama, lalu dia
menirukan gerakan senam versi dia kemudian menyanyikan lagu 5x5 =25. Setelah itu dia

21
melafalkan doa sebelum makan." Bu siti ..ayo..buat kalimat.. saya pergi ke sekolah setelah itu
pulangnya ke mall, bisa?

Lucu?? Pintar?? Cerdas??.. mungkin itu juga yang ada di benak teman- teman saat mengikuti
celoteh anak perempuan teman saya itu.

Namun selama saya hadir di situ sang bunda terus menerus menyeka air matanya. Ya... saya
turut prihatin dengan penyakit yang sedang diderita oleh anaknya. Penyakit apakah gerangan?
Yang pasti bukan sembarang penyakit seperti anak anak biasa, bukan demam, bukan batuk dan
bukan pilek.

Jangan terkejut teman teman, karena saya berkunjung bukan di rumah sakit biasa, saya sedang
berada dirumah sakit jiwa..Ya.. sebuah Rumah Sakit Jiwa dikawasan Jakarta Timur.

Apa yang sebenarnya terjadi?? Minggu2 terakhir ini sang anak sangat suka menangis. Kalau
ditanya apa saja...jawabnya sering ngelantur, "7" "24:6 =4...""how are you" , dan jawaban lain
seperti huruf hijaiyah, kemudian menirukan gaya gurunya mengajar. Menurut psikolog, anak ini
terlalu diforsir..dia mengikuti les matematika di tempat kursus terkenal yang target tugasnya 1
buku harus selesai 10 menit, kemudian les bahasa inggris,terus sekolah, les mengaji dan lain -
lain sehingga mengakibatkan anak terlalu jenuh.

Si anak hanya mau bercerita sama psikolognya,tetapi kalau ditanya oleh orang lain jawabannya
angka-angka, bahasa Inggris atau pelajaran mengaji.. "apa ini? huruf....hijaiyyah.." Jadi dia
menirukan gaya gurunya..dan jika bertemu orang yang memakai baju guru dia langsung
tertekan.Yang lebih mengharukan lagi, saat melihat sang bunda menangis, Si anak cuma
bilang.."bunda jgn nangis..aku kan pinter..tp aku ga mau tidur sama bunda yaaa..aku maunya
sama dokter ganteng/cantik aja.."

Dia memang tinggal di kamar vip.. jadi memang ada dokter yg mengawani sehari- hari. Dan
ternyata ada 5 anak kecil yang masuk rsj itu.. tapi dia yg paling kecil..sisanya umur 12 tahunan..
karena broken home..Hanya dia sendiri yang mengalami gangguan akibat terlalu banyak tekanan
belajar.. Sungguh kasihaaan.

Pelajaran berharga untuk para orangtua agar tetap memperhatikan tahapan perkembangan anak,
usia tk adalah usia bermain , belajarpun harus melalui permainan dan jangan korbankan anak-
anak kita karena ambisi orangtuanya .. Biarkan mereka bermain dan berikanlah kenangan masa
kecil yang terindah untuk mereka. Stop eksploitasi anak demi ambisi orang tua. Sayangi Anak
Anda.

Apa pendapat atau komentar Anda, Sahabat FB, selaku orangtua membaca kisah ini?

(Catatan AWG: Finlandia adalah negara dengan sistem pendidikan terbaik di dunia. Anak masuk
SD usia 7 tahun dan belum bisa baca tulis atau berhitung. Anak baru belajar calistung di usia 7
tahun. Dan hasilnya sangat bagus.)

22
Di Jogja saya jumpa hipnoterapis klinis, rekan sejawat saya, Ibu Widya Saraswati CCH. Seperti
biasa kami gunakan kesempatan ini untuk temu kangen dan diskusi kasus klinis dan teknik
terapi.

Dari cerita Bu Widya saya dapat informasi penting dan menarik mengenai teknik yang Beliau
gunakan dalam menangani kasus berat. Bu Widya dengan cerdas dan intuitif menggabungkan
teknik terapi tertentu dan hasilnya sangat efektif. Juga ada teknik yang penerapannya
dimodifikasi sedemikian rupa sehingga dapat dengan sangat cepat mampu mengatasi masalah
yang cukup sulit.

Saya senang sekali mendapat sharing yang tentunya semakin menambah wawasan dan
pengetahuan saya. Dan ini menambah jenis dan ragam teknik yang ada di toolbox saya.

Inilah salah satu tujuan pelatihan dan sertifikasi hipnoterapis AWGI yaitu menghasilkan lulusan
yang cerdas, menguasai betul esensi hipnoterapi klinis, dan menjadi rekan sejawat yang tidak
hanya mampu berbagi kisah sukses terapi namun juga mampu menjadi guru yang mumpuni,
mencerahkan, dan memberdayakan rekan sejawat lainnya, termasuk saya.

Kuburan : Tempat Terkaya di Dunia

Life is a daring adventure or nothing – Helen Keller

Saat anda membaca kata “kuburan” apa yang muncul dalam pikiran anda ? Apakah anda akan
langsung teringat orang-orang yang anda kasihi yang telah lebih dulu meninggalkan dunia ini ?
Atau anda teringat film tentang Drakula, Vampire, Kuntilanak, Forever Night, Simanis Jembatan
Ancol, Pemburu Hantu, Dunia Lain, Suara Kubur, atau gambaran lain yang lebih
menyeramkan ? Atau mungkin yang muncul dalam pikiran anda adalah gundukan tanah dengan
batu nisan di ujungnya ?

Bila saya mendengar kata kuburan maka yang muncul dalam pikiran saya adalah suatu tempat
yang paling kaya di dunia ini. Lho, kok bisa begitu ? Benar, saya melihat gundukan tanah dan
batu nisan yang bertuliskan nama, tanggal lahir – tanggal meninggal. Namun yang lebih saya
perhatikan adalah garis kecil yang memisahkan tanggal lahir dan tanggal meninggal.

Mengapa? Karena garis kecil inilah yang sebenarnya jauh lebih penting dari pada tanggal lahir
atau tanggal meninggal seseorang. Garis kecil ini menggambarkan kehidupan yang telah dilalui
seorang manusia, apa yang telah ia lakukan dalam hidupnya, apa yang ia lakukan dengan

23
hidupnya, prestasi apa saja yang telah ia capai baik untuk dirinya sendiri, untuk keluarganya,
untuk masyarakat, dan untuk umat manusia.

Garis kecil ini merupakan jawaban dari suatu pepatah bijak yang saya dengar bertahun-tahun
lalu, yang masih sangat kuat mengiang di hati saya hingga saat ini, ”God’s gift to you is your
life. What you do with your life is your gift back to God”.

Mengapa saya mengatakan bahwa kuburan adalah tempat terkaya di dunia ? Karena ada begitu
banyak orang yang sebenarnya tidak hidup selama mereka hidup, hanya sekedar ”ada” atau
”exist”, hingga mereka meninggal. Atau mereka hidup dengan menyimpan impian mereka di hati
dan tidak berani mewujudkan impian-impian mereka.

Lha, kalau mereka tidak hidup lalu apakah mereka telah meninggal? Bukan. Kebanyakan orang
hanya sekedar “hidup – hidupan”. Mengutip yang dikatakan Benjamin Franklin, “Most men die
from the neck up at age 25 because they stop dreaming”.

Saya sangat setuju dengan apa yang dikatakan oleh Benjamin Franklin. Dan saya ingin
menambahkannya menjadi, “Most men die from the neck up at age 25 not because they stop
dreaming but because they don’t have the courage, passion ,commitment, and burning desire to
pursue their worthwhile dreams while they are awake and alive”.

Seorang guru spiritual pernah berkata, “Dalam hidup ada kehidupan. Kita harus menghidupkan
kehidupan ini agar kita benar-benar hidup di dalam hidup kita, tidak sekedar hidup-hidupan.
Setelah kita benar-benar hidup, mengerti hidup, mengapa kita hidup, dan untuk apa kita hidup,
baru kita dapat membantu orang lain untuk menghidupkan kehidupan mereka sehingga mereka
benar-benar hidup di dalam kehidupan mereka”.

Kuburan adalah tempat terkaya di dunia karena ada begitu banyak orang yang meninggal dengan
membawa impian-impian besar mereka yang belum terwujud, ke dalam kubur. Mereka
menyimpan semua harapan dan impian mereka tanpa mampu, sempat, atau berani mewujudkan
impian mereka. Ada banyak faktor yang menyebabkan orang tidak hidup sesuai dengan potensi
mereka. Ada banyak pencuri impian yang berkeliaran di sekitar kita, yang senantiasa siap
mencuri impian-impian kita.

Dalam berbagai kesempatan saya berinteraksi dengan orang, saya selalu melakukan survei kecil-
kecilan. Apa yang saya tanyakan ? Saya berusaha mencari tahu benang merah antara bidang
pekerjaan atau karir yang mereka kerjakan sekarang dengan latar belakang pendidikan formal
atau bidang keunggulan mereka. Hasilnya ? Selalu membuat hati saya sedih.

Hampir semua, saya ulangi hampir semua, orang yang saya temui ternyata melakukan pekerjaan
yang berbeda atau tidak sejalan dengan disiplin ilmu yang mereka pelajari saat masih kuliah.
Ada sarjana arsitek atau teknik sipil yang jadi debt collector. Ada lulusan luar negeri yang buka
depot atau catering. Ada sarjana teknik kimia yang jadi guru Play Group / TK. Ada sarjana
teknik mesin yang jadi sales mobil atau agen asuransi dan masih banyak contoh lain.

24
Saya sering menjumpai orangtua dan orang tua yang berkata, ”Coba dulu saya melakukan.........
pasti keadaan hidup saya berbeda”, ”Saya menyesal setelah kini sadar ternyata impian saya yang
sesungguhnya adalah.........”. Apakah anda pernah bertemu dengan orang-orang seperti ini?

Saya juga sering bertemu dengan orang yang dulunya begitu bersemangat mengenai masa depan
mereka, impian-impian mereka, dan hidup mereka, ternyata setelah sekian tahun kemudian, saya
tidak lagi melihat passion atau gairah hidup yang dulu pernah ada di dalam diri mereka. Saat
saya bertanya mengenai hal ini jawaban mereka biasanya, ”Yah.... kita harus realistis. Ekonomi
sekarang lagi sulit. Dapat kerja atau bisa cari makan saja sudah syukur. Nggak usah macam-
macam lah”.

Setelah membaca cerita saya sejauh ini mungkin anda akan bertanya, ” Kalau begitu Pak Adi
pasti tidak termasuk orang-orang yang diceritakan di atas ?”. Anda salah. Saya juga termasuk
orang yang pernah salah jurusan. Impian-impian saya sempat hampir padam. Namun saya
bersyukur karena saya dapat segera sadar dan segera menyusun ulang program hidup saya. Saya
juga pernah tersesat. Besar harapan saya, setelah anda membaca cerita saya, anda bisa saya
sesatkan kembali ke jalan yang benar.

Lalu bagaimana caranya untuk bisa mengetahui impian kita yang sesungguhnya ? Butuh waktu
untuk melakukan perenungan mendalam. Impian hidup hanya bisa ditemukan melalui
serangkaian proses perjalanan pencarian ke dalam diri (inner journey). Impian ini hanya bisa
didapatkan bila kita sungguh-sungguh bangun, sadar, dan mencarinya secara sadar. Impian setiap
orang berbeda. Namun bila impian itu berasal dari lubuk hati terdalam, maka esensi setiap
impian hidup pasti akan sama dan sangat mulia. Karena impian bersifat sangat pribadi maka saya
tidak akan membahasnya dalam artikel ini. Yang akan saya bahas adalah potensi diri atau bidang
keunggulan kita.

Setelah menemukan impian hidup barulah kita menentukan strategi untuk mencapainya. Untuk
itu, kita perlu mengenal potensi diri. Yang saya maksudkan dengan potensi diri adalah kekuatan
atau bidang keunggulan kita. Untuk menemukan bidang keunggulan atau potensi diri yang
sesungguhnya maka kita perlu, untuk sementara waktu, melupakan semua pendidikan formal
yang pernah kita jalani. Lakukan analisa diri dengan cermat dan jujur.

Ada seorang kawan saya yang memiliki latar belakang pendidikan akuntansi namun bekerja di
bagian purcashing / pembelian. Saat ditanya apa pelajaran favoritnya saat di SMA ia menjawab,
”Saya sangat suka bahasa Inggris. Saya selalu mendapat nilai sangat tinggi dalam bidang studi
ini”. Saat ditanya mengapa ia memilih jurusan akuntansi, ia menjawab, ”Saya ambil jurusan
akuntansi karena dulu saya pikir jurusan ini menjanjikan masa depan yang baik. Hasil tes minat
dan bakat saya sebenarnya lebih condong ke aspek bahasa”

Kisah lainnya adalah tentang kawan saya, Lina. Kawan saya ini telah menggeluti dunia desain
pakaian selama lebih dari 15 tahun. Ia selalu berkata bahwa passion-nya adalah di dunia mode.
Benarkah demikian ? Ternyata kalau saya cek dengan 11 kriteria di atas maka dunia mode
bukanlah bidang keunggulannya. Mengapa? Karena selama lebih dari 15 tahun dia tidak
berkembang. Semakin banyak job yang ia dapatkan maka semakin stress dirinya. Bahkan sampai

25
jatuh sakit.

Saya menyarankan ia untuk beralih profesi dengan mengembangkan diri sejalan dengan bidang
keunggulannya. Kembali Lina beralasan bahwa dunia mode adalah dunianya. Di samping itu
semua kawannya sudah mengenal dirinya sebagai desainer pakaian. Sayang kalau harus
meninggalkan dunia ini karena sudah digeluti lebih dari 15 tahun.

Lalu, siapakah orang yang ”menyesatkan” kita sehingga kita melakukan pekerjaan yang bukan
bidang keunggulan kita? Bisa lingkungan, bisa orangtua, bisa pihak sekolah, bisa siapa saja.
Mereka adalah orang yang sebenarnya bertujuan baik namun masih menggunakan paradigma
lama. Hal ini akan membuat seorang anak tumbuh dewasa tanpa mampu atau sempat
mengembangkan potensi mereka yang sesungguhnya.

Sering kali bidang keunggulan seseorang ”dibelokkan” oleh orangtua, teman, guru, atau orang
yang dipandang mempunyai otoritas sehingga seorang anak, yang nantinya akan menjadi pribadi
dewasa, akhirnya yakin dan mengembangkan diri tidak sejalan dengan potensinya yang
sesungguhnya.

Salah satu rekan saya, lima tahun lalu, pernah membantu seorang anak SMU, sebut saja Agus,
untuk menemukan bidang keunggulannya. Agus berasal dari keluarga kurang mampu. Ayahnya
terkena stroke dan ibunya kerja serabutan untuk menghidupi keluarganya. Agus adalah anak laki
paling besar yang diharapkan menjadi tulang punggung keluarganya.

Saat rekan ini bertanya, ”Apa hobi atau kegiatan yang sangat suka kamu lakukan ?”. ”Saya
sangat suka merangkai bunga”, jawab Agus cepat. ”Ok, kalau begitu, karena orangtuamu tidak
akan mampu membiayai kamu kuliah, maka sebaiknya kamu belajar di Florist dan mendalami
hobimu untuk dijadikan sumber uang”, jelas rekan saya.

Agus benar-benar menjalankan apa disarankan. Agus tidak kuliah dan begitu tamat SMU,
dengan meminjam uang dari ibunya, langsung belajar merangkai bunga di sebuah Florist
terkenal di Surabaya. Hasilnya ? Tahun lalu, saat Agus masih berusia 23 tahun, ia telah berhasil
membeli satu unit ruko di lokasi yang strategis seharga Rp. 650 juta tunai. Ia juga mampu
membeli mobil baru, seharga lebih dari Rp. 100 juta, secara tunai. Yang paling penting adalah ia
mampu menjadi tulang punggung keluarganya dalam hal finansial.

Anda pasti bertanya bagaimana si Agus ini kok bisa begitu berhasil? Ternyata dari hobinya
merangkai bunga Agus kemudian “melarikan” kecakapannya ini ke bidang wedding decoration.
Hebatnya lagi Agus membidik segmen pasar kelas atas yaitu hanya menerima dekor pengantin di
hotel bintang lima. Apa yang Agus lakukan pasti akan sangat maksimal karena usahanya
dilakukan sejalan dengan bidang keunggulannya. Kabar terakhir yang kami dengar tentang Agus
yaitu jadwalnya untuk setahun sudah penuh. Ck..ck...ck... luar biasa anak muda ini.

Bagaimana dengan anda, para pembaca yang budiman ? Apakah anda sudah mengembangkan
potensi anda yang sesungguhnya ? Apakah anda selama ini hanya menjalani rutinitas pekerjaan
yang bukan di bidang keunggulan anda ?

26
(sumber: Buku "Kesalahan Fatal dalam Mengejar Impian 1)

Seminar "Pintar & Bijak Menghadapi Kanker" @JOGJAKARTA

15 November 2014, Gedung Percetakan Kanisius, Yogyakarta

Kanker dan Stress

Banyak orang tidak memahami bahwa emosi, trauma dan penyesalan terpendam dapat
mengaktifkan hormon stress di dalam tubuh manusia. Ini disebut dengan stress tak tampak.

Hormon stress ini menekan kekuatan imun tubuh. Pembiaran terhadap hal ini membuat sel
kanker yang meskipun dalam jumlah sedikit tapi ada pada setiap tubuh manusia, mereka seakan
mendapat kesempatan istimewa untuk menjajah tubuh yang lemah sistem imunnya.

Hormon stress seolah memberi pesan kalau hidup adalah penderitaan! Dan sel kanker dengan
senang hati mengakhiri hidup itu. Penjajahan mereka telah mendapat ijin dan mereka memulai
penyerangan dari organ biasa sampai organ vital.

Maka kanker bukan hanya harus dilumpuhkan dengan teknologi canggih temuan manusia namun
juga harus dibinasakan dengan kekuatan penyembuh yang ada pada setiap tubuh manusia.

Kekuatan penyembuh itu hanya akan terbangkitkan kembali saat terjadi pelepasan stress yang
selama ini terpendam.

Hentikan pertumbuhan sel kanker sebelum mereka menghentikan hidup di tubuh manusia...!!!
Bagaimana caranya?

Seminar "Pintar & Bijak Menghadapi Kanker"

Anda akan belajar dari 2 Pakar:

Pembicara 1. DR. Adi W. Gunawan , CCH. (Indonesia Leading Expert in mind technology)

(Materi: Memahami Kaitan Pikiran dengan Penyakit dan Penyembuhannya).

Pembicara 2. Dr. Paulus W. Halim (Dokter ahli bedah kanker)

(Materi: Pentingnya Pendekatan Integratif / Holistik Menghadapi Kanker).

27
Sabtu, 15 November 2014

09.00 s/d 17.00 WIB

Gedung Percetakan Kanisius,

Jl. Cempaka 9, Deresan - Yogyakarta

Investasi Rp. 100.000,- (Lunch + CB + Buku "Pintar dan Bijak Menghadapi Kanker, karya Ibu
Widya Saraswati)

BCA #0921388861 a.n Maria Theodora Widya

(bukti transfer ditukar dengan tiket masuk saat acara)

Pendaftaran / Sponsorship:

Linda 0811921823

Elvi 087881390315

Cegah kanker sedini mungkin dengan kekuatan dari diri kita sendiri melalui pemahaman yang
benar.

(Seminar ini adalah murni untuk pemberdayaan masyarakat dan bersifat nonprofit. Mohon
bantuan rekan-rekan untuk berkenan menyebarluaskan informasi ini sehingga akan banyak orang
bisa mendapat manfaat dari seminar ini. Terima kasih untuk bantuannya)

Penjelasan lebih lanjut silahkan menghubungi panitia.

(posted by Admin)

Sahabat FB... ini ada satu acara sangat menarik. Sangat disarankan untuk bisa hadir di acara ini.
Apa kabar sahabat FB...?
Semoga sahabat semua dalam keadaan sehat dan bahagia.

Anda pasti pernah membaca atau mendengar sebuah nasehat “Hindari emotional eating”. Kita
tahu sekilas nasehat ini sungguh mencerahkan dan mengingatkan kita untuk makan secara
berkesadaran. Tapi apakah benar kita bisa makan tanpa melibatkan emosi?

Bagaimana pandangan teknologi pikiran tentang hal ini?

28
Apakah emosi itu?
Dimana emosi tersimpan?
Bagaimana emosi diekspresikan?
Mungkinkah kita hidup tanpa emosi?
Bisakah emosi dikelola?

Saya akan menjawab semua pertanyaan itu dalam sebuah seminar singkat sebagai berikut:
“Are You Emotional Eater?”
@ Organic, Green & Healthy Expo of Indonesia
Tanggal : 04 Oktober 2014
Pukul : 10.00 Wib
Bentara Budaya Jakarta
Kompas Gramedia Group
Jl. Palmerah Selatan
Jakarta Selatan

Sampai jumpa nanti….

Bila dalam status di bawah ini yang ditekankan adalah kapan terakhir pasangan mengucapkan
"Aku cinta padamu", maka melalui kesempatan ini kapan terakhir kali Anda memberi kecupan
atau ciuman sayang pada pasangan Anda?
Baca pelan2,dan hayati: Beberapa wanita yg sdh menikah menghadiri suatu Seminar
"Bagaimana Menjalin hubungan Penuh Cinta dg Pasangan Kita".

Pembicara yg juga seorang wanita bertanya kpd para peserta seminar :


"Siapa diantara Ibu2 yg mencintai suaminya?"
Seluruh peserta seminar mengacungkan tangannya.

"Kapan terakhir anda mengucapkan "Aku Sayang Kepadamu" secara langsung kepada suami
anda?"
Sedikit wanita berkata hari ini, ada yg berkata kemarin, sebagian besar lupa kpn terakhir mereka
mengatakan kalimat tsb kepada suami mereka.

Sang pembicara kemudian meminta mereka mengambil HP dan mengirimkan SMS dg kalimat
"Aku Cinta Padamu, sayang...." Kepada suami mereka masing2.

Beberapa saat kemudian si pembicara meminta mereka bertukar HP dan membacakan isi
jawaban SMS dari para suami.

29
10 jawaban terbaik dan terbanyak adl :
1. "Eh, Mah...., kamu sehat kan?"
2. "Apalagi skrng ?? Mobil kamu nabrak??"
3. "Maksud looohh....??"
4. "Apalagi yg kamu perbuat skrng??
Awas kalo macem2, ya?? Kali ini saya ngga akan memaafkan kamu lagi".
5. "?!?"
6. "Udh ngga usah basa-basi, lah !! To the point aja maunya apa ??"
7. "Gue ngimpi ngga, nih ??"
8. "Kalo nanti kamu ngga bisa menjelaskan SMS ini ditujukan kpd siapa, lihat aja nanti !!"
9. "Saya sdh bilang, Jangan Mabok Lagi !!"
Dan SMS yg terbanyak....
10. "Ini siapa??" 😅

Ini status bagus banget dari sekolah PAUD Vidya Karuna, Denpasar, Bali. Sekolah Vidya
Karuna mengadopsi sistem pendidikan yang diselenggarakan di Sekolah Anugerah Pekerti.
Sungguh bahagia bisa membaca status ini karena mencerminkan sistem kepercayaan (belief
system) dan mindset para pendidiknya. Dengan kepercayaan dan mindset ini niscaya anak-anak
yang belajar di sekolah ini mampu tumbuh berkembang optimal. Saya sangat yakin dengan hal
ini.
Menjadi guru bukan sekedar pengajar yang berdiri di depan siswa didik sambil memaparkan
materi pembelajaran dengan media yang sudah disiapkan sebelumnya.
Seorang guru bukan sekedar pemberi nilai dan membuat catatan administratif perkembangan tiap
siswa.
Seorang guru bukan sekedar pengganti orangtua di sekolah dan juga bukan pengganti pengasuh
bagi anak didik.

Menjadi guru berarti siap untuk mengasah ketrampilan dalam berinteraksi dengan anak didik
agar mereka merasa nyaman, merasa aman, dan senang belajar, minimal mau menyimak dengan
penuh perhatian ketika guru berbicara.

Menjadi guru berarti siap untuk terus belajar mengenali keunikan karakter anak didik dan
mengembangkan kemampuan dalam membimbing anak didik sesuai dengan keunikannya
masing-masing. Semakin banyak jumkah anak didik artinya semakin banyak ragam keunikan
dari karakter anak didik tersebht.

Menjadi guru berarti siap untuk mengubah cara pendekatan jika cara yang digunakan
sebelumnya tidak efektif dalam membimbing anak didiknya, artinya siap untuk terus
meningkatkan kemampuan dirinya dan bukan memaksakan cara yang sama untuk berbagai

30
situasi.

Menjadi guru berarti siap meluangkan waktu untuk mengamati dan mendengarkan anak didik
dengan sungguh-sungguh, memahami apa yang mereka alami, apa yang mereka pahami, dan apa
yang mereka rasakan, sehingga bisa membantu anak didik mengembangkan potensi luar biasa
yang mereka miliki.

Menjadi guru berarti siap untuk mengembangkan empati, keterampilan untuk memahami kondisi
anak didik dalam berbagai situasi, memahami kondisi orangtua anak didik, sehingga guru
mampu memberikan penanganan dengan bijaksana.

Menjadi guru berarti siap untuk mengantongi ego ketika berhadapan dengan orangtua siswa, bagi
rekan kerja, bagi masyarakat, maupun bagi anak didik. Terkadang menghadapi orang yang tahu
sedikit tapi merasa sudah tahu semuanya membutuhkan kesabaran dan ketenangan.

Menjadi guru berarti juga siap menjadi teman curhat bagi orangtua siswa mengenai hal-hal yang
berkaitan dengan tumbuh kembang buah hati mereka maupun mengenai urusan rumah tangga
atau urusan lainnya. Penting bagi guru untuk menjaga mulutnya sendiri agar tidak bergosip atau
membicarakan hal yang bukan menjadi urusannya.

Dan terutama menjadi guru berarti siap menjadi contoh, panutan, teladan bagi anak didik, artinya
seorang guru harus bisa menjaga sikap, menjaga ucapan, dan menjaga semua tingkah laku nya
agar layak untuk menjadi teladan bagi anak didiknya.

GURU bukan hanya profesi pendidik di sekolah saja, tapi guru itu adalah kita semua, para orang
dewasa yang ada di sekitar anak-anak.

Itu sebabnya di Paud Vidya Karuna keterlibatan orangtua dan orang dewasa di sekeliling anak
juga menjadi perhatian utama kami.
Kami dan orangtua merupakan mitra dalam membimbing anak didik, saling bekerja sama dan
saling mendukung demi perkembangan anak didik serta aktualisasi dari potensi genius yang
mereka bawa sejak mereka lahir.
Kami membutuhkan dukungan dan kerja sama dari orangtua karena kami tidak bisa bekerja
sendiri. Kami membutuhkan dukungan dan kerja sama dari masyarakat karena kami tidak bisa
bekerja sendiri.

Mau dan bersediakah Anda bekerja sama dengan kami untuk membimbing anak-anak dengan
bijaksana dan penuh kasih?

31
Sahabat FB.. selamat pagi. Saya mendapat kisah sederhana dan inspratif ini dari rekan sejawat
saya, dr. Kasan Susilo, seorang dokter kecantikan, di Malang. Semoga bermanfaat....

Beberapa ekor lalat nampak terbang berpesta di atas sebuah tong sampah di depan sebuah rumah.
Suatu ketika, anak pemilik rumah keluar dan tidak menutup kembali pintu rumah. Si lalat
langsung terbang menuju sebuah meja makan yang penuh makanan lezat.

"Saya bosan dgn sampah-sampah itu. Ini saatnya menikmati makanan segar" katanya. Setelah
kenyang, si lalat bergegas ingin keluar dan terbang menuju pintu saat ia masuk. Namun pintu
kaca itu telah menutup rapat. Si lalat hanya bisa memandangi kawan-kawannya yang
melambaikan tangan seolah meminta agar ia bergabung kembali dengan mereka.

Si lalatpun terbang di sekitar kaca, sesekali melompat dan menerjang kaca itu. Lalat ini merayap
mengelilingi kaca dari atas ke bawah dan dari kiri ke kanan bolak balik, demikian terus dan terus
berulang-ulang.

Hari makin petang, si lalat itu nampak kelelahan dan kelaparan. Esok paginya, nampak lalat itu
terkulai lemas terkapar dilantai.

Tak jauh dari tempat itu nampak serombongan semut merah berjalan beriringan keluar dari
sarang mereka untuk mencari makan. Ketika menjumpai lalat tak berdaya itu, serentak mereka
mengerumuni dan beramai-ramai menggigit tubuh lalat hingga mati. Kawanan itu beramai-ramai
mengangkut bangkai lalat malang itu menuju sarangnya.

Dalam perjalanannya seekor semut kecil bertanya kepada rekannya yg lebih tua, "Ada apa
dengan lalat ini, pak? Mengapa dia sekarat?"

"Ohh.. Itu sering terjadi, ada saja lalat yang mati sia-sia seperti ini. Sebenarnya mereka ini telah
berusaha. Mereka sungguh-sungguh telah berjuang keras berusaha keluar dari pintu kaca itu
namun ketika tak juga menemukan jalan keluar, mereka frustasi dan kelelahan hingga akhirnya
jatuh sekarat dan menjadi menu makan malam kita"

Semut kecil itu nampak manggut-manggut. Namun masih penasaran dan bertanya lagi, "Aku
masih tdk mengerti, bukannya lalat itu sudah berusaha keras? Kenapa tidak berhasil?"

Masih sambil berjalan dan memanggul bangkai lalat, semut tua itu menjawab, "Lalat ini memang
tidak kenal menyerah dan telah mencoba berkali-kali. Hanya saja dia melakukannya dengan cara
yg sama."

Semut tua itu memerintahkan rekan-rekannya berhenti sejenak seraya melanjutkan ucapannya,
"Namun kali ini dengan mimik dan nada lebih serius. Ingat anak muda, jika kamu melakukan
sesuatu dengan cara yang sama tapi mengharapkan hasil yang berbeda maka nasib kamu akan
seperti lalat ini."

Ini juga sering terjadi pada mereka yang ingin melakukan diet. Cara yg mereka tempuh hanya

32
mengatur pola makan dan pola tubuh. Mereka tidak mengerti bahwa untuk mendapat tubuh yg
sehat dan langsing juga dipengaruhi oleh pola pikiran.

Dengan teknilogi pikiran kita mampu mengharmoniskan pikiran, tubuh, dan pengaturan pola
makan yang benar, dan pasti menghasilkan tubuh yangg sehat plus langsing.

Coba anda perhatikan apakah yang anda lakukan selama ini? Betul kan?

Para pemenang tidak melakukan hal-hal yangg berbeda. Mereka hanya melakukannya dengan
cara yang berbeda.

Bagaimana menurut Anda

17 10 14

Tadi malam saya, istri, Ibu Kristin, dan Ibu Ratih, sempat diskusi. Salah satu topik yang kami
bahas adalah tentang anak. Ibu Ratih menceritakan pengalaman Beliau menangani klien anak,
khususnya anak yang "berkebutuhan khusus".

Ada orangtua yang datang ke Bu Ratih dan mengeluh bahwa anak mereka autis. Mereka
bertanya pada Bu Ratih, "Ibu tahu apa itu autis?"

Bu Ratih menjawab, "Tidak tahu."

Sebenarnya Bu Ratih sedikit banyak tahu atau pasti pernah membaca tetang autisme. Beliau
sengaja menjawab tidak tahu dengan tujuan menghindarkan orangtua, khususnya para ibu, dari
pemberian label tertentu pada anak dan kepercayaan yang tidak mendukung.

Umumnya saat orangtua yakin anak mereka autis, pikiran mereka terperangkap dalam perasaan
takut, putus asa, kecewa, menyesal, sedih, dan tidak berdaya.

"Yang saya tahu, ada banyak anak yang dulunya dianggap bermasalah, yang pernah saya
tangani, dengan bermacam label yang diberikan oleh orangtua dan lingkungan, ternyata tangki
cinta mereka kosong, kering kerontang. Saat kedua orangtua mengisi penuh tangki cinta
anaknya, anak berubah. Bahkan ada anak yang liar, sama sekali tidak bisa duduk diam, terus
33
bergerak, setiap memegang barang pasti ia banting, IQ hanya 78, setelah orangtua berubah,
menghilangkan kecemasan dalam diri mereka, menerima anak apa adanya, memberi lebih
banyak perhatian, mengisi tangki cinta anak, anak mengalami perubahan signifikan dan bahkan
kini telah sangat tenang dan prestasi belajarnya sangat bagus" jelas Bu Ratih.

Kami juga membahas hubungan antara tangki cinta dan neurosains, bagaimana cinta bisa
membantu otak anak berkembang lebih optimal, hormon apa saja yang dihasilkan otak saat
seorang anak merasa aman karena tangki cintanya penuh, ia merasa dicintai, otak wilayah mana
yang terganggu saat tangki cinta anak kosong, dan masih banyak hal lain yang sangat menarik.

Nah, Sahabat FB... bila ada anak kita yang "bermasalah", langkah awal untuk membantu anak
adalah dengan memeriksa apakah tangki cintanya penuh atau tidak. Bila tidak, isilah tangki
cintanya. Anak pasti berubah.

Sebenarnya tidak ada anak yang bermasalah. Yang ada adalah anak, dengan keluguan mereka,
memberi tahu orangtua bahwa mereka butuh perhatian dan kasih sayang melalui perilaku
tertentu. Perilaku ini yang oleh orangtua dan lingkungan, yang tidak mengerti, dikatakan
bermasalah.

Bagaimana menurut Anda?

18 8 14

Selamat pagi sahabat FB...tahukah Anda bahwa terdapat hubungan yang sangat erat antara
perasaan bahagia dan kaya?

Saya selalu mengajurkan dan mengingatkan para peserta pelatihan Quantum Life Transformation
untuk sebisa dan sesering mungkin feel good atau merasa senang atau nyaman atau bahagia.

34
Riset yang dilakukan David R. Hawkins, M.D.,Ph.D dan ditulis dalam disertasi berjudul
"Qualitative and Quantitative Analysis And Calibration Of The Level Of Human Consciousness"
menyatakan bahwa setiap emosi memiliki tingkat energi yang berbeda.

Tingkat tertinggi adalah pencerahan. Sedikit dibawahnya adalah damai, bahagia, dan cinta.

Feel good atau merasa senang yang saya maksud selalu mengacu terutama pada tiga emosi
positif ini: damai, bahagia, dan cinta. Bila seseorang sering mengalami perasaan-perasaan ini
maka hidupnya pasti berbeda, dalam makna yang positif.

Setiap emosi mengakibatkan vibrasi berbeda yang mengaktifkan LOA (The Law of Attraction)
untuk menarik kejadian, peristiwa, situasi, orang, sumberdaya atau apa saja yang sejalan yang
akan semakin memperkuat emosi atau vibrasi ini.

Dengan kata lain bila kita sering merasakan emosi positif seperti damai, bahagia, dan cinta maka
kita akan menarik banyak hal yang sejalan emosi ini. Akibatnya emosi ini menjadi semakin kuat.

Sebaliknya bila kita sering membiarkan diri kita merasa atau mengalami emosi negatif seperti
marah, kecewa, sedih, benci, dendam, sakit hati, jengkel, sebal, dll... maka hal yang sama terjadi.
Emosi-emosi ini akan menarik lebih banyak hal, peristiwa, kejadian, orang, situasi, atau apa saja
yang membuatnya menjadi semakin kuat.

Di awal status ini saya mengatakan bahwa terdapat hubungan yang erat antara perasaan bahagia
dan kaya. Saya menemukan hal ini adalah benar berdasar laporan sangat banyak alumni QLT
yang hidupnya berubah secara positif, terutama di aspek finansial, saat mereka lebih sering
mengalami perasaan bahagia.

Robert A. Emmons dalam bukunya "Thanks!: How the New Science of Gratitude Can Make You
Happier" menjelaskan satu penelitian sederhana yang membuktikan bahwa terdapat hubungan
yang erat antara perasaa bahagia dan kaya.

Penelitian ini dilakukan dalam kurun waktu 16 tahun dengan respondennya adalah para
mahasiswa. Di awal penelitian para mahasiswa diminta untuk menilai taraf perasaan bahagia
yang mereka rasakan dan 16 tahun kemudian mereka diminta melakukannya lagi.

Para ilmuwan menemukan mahasiswa yang merasa lebih bahagia di awal penelitian
menghasilkan lebih banyak uang dalam kurun waktu 16 tahun. Mereka yang merasa paling
bahagia di awal penelitian secara rata-rata, selama enam belas tahun, berpenghasilan US$ 25.000
(dua puluh lima ribu dolar) lebih banyak dari mereka yang merasa paling tidak bahagia.

Banyak penelitian menunjukkan bahwa perasaa bahagia tidak hanya mengakibatkan peningkatan
penghasilan namun juga peningkatan energi, kesehatan yang lebih baik, rentang hidup yang lebih
panjang, kehidupan sosial yang lebih baik, lebih percaya diri dan kualitas kerja yang lebih baik.

35
Untuk bisa merasa bahagia di QLT diajarkan teknik untuk mengatasi emosi-emosi negatif. Baru
setelahnya diajarkan teknik untuk bisa merasakan perasaan damai, bahagia, dan cinta. Urutan ini
sangat penting mengingat kita akan sulit merasa bahagia bila sedang mengalami banyak masalah
atau memendam atau membawa berbagai emosi negatif.

Bahagia, damai, dan cinta adalah kondisi yang perlu diupayakan secara sadar. Tidak bisa muncul
tiba-tiba.

Bagaimana menurut Anda?

Selamat pagi dan selamat beraktivitas.......

9/6/14
Salah satu peserta SECH di akhir sesi pelatihan kemarin mengucapkan terima kasih, dengan perasaan
haru, karena telah berhasil menyelesaikan pelatihan hipnoterapi dengan sangat baik.

Di awal pelatihan Ibu ini bertanya, "Pak Adi... apa saya bisa jadi hipnoterapis? Saya kan hanya seorang
ibu rumah tangga."

Saya katakan bahwa ada dua syarat paling utama untuk menjadi hipnoterapis profesional, cakap, andal,
dan efektif. Dan ini bukanlah latar belakang akademik yang tinggi, harus lulus S1, S2, atau S3, atau punya
IQ tinggi.

Syarat pertama adalah rasa welas asih (compassion) yang tinggi untuk membantu sesama dengan tulus
dan ikhlas yang dilandasi dengan sikap yang baik.

Syarat kedua, kerendahan hati untuk mau belajar dan mempraktikkan apa yang telah dipelajari juga
dengan sungguh-sungguh.

Ibu ini mampu mempraktikkan hipnoterapi seperti yang diajarkan di kelas SECH dan bisa membantu
klien-kliennya dengan baik.

Dan banyak peserta SECH yang berkata, "Ternyata hipnoterapi ini sangat mudah ya. Tidak sesulit yang
saya bayangkan sebelumnya."

Ungkapan ini disampaikan setelah para peserta praktik hipnoterapi membantu banyak klien mereka.
Ada yang mampu membantu menyembuhkan klien yang sudah setahun tangannya lumpuh. Klien ini
mengalami lumpuh akibat masalah emosi (psikogenik), bukan organik.

Memang semuanya pasti mudah bila kita sudah tahu caranya :)).

36
Di salah satu diskusi dengan peserta SECH saat makan siang kami membahas mengenai bisnis
dan partnership. Satu hal menarik yang kami diskusikan yaitu mengenai value. Sering terjadi saat
usaha masih kecil, relasi antarsahabat pelaku bisnis ini sangat mesra, hangat, dan akrab. Dan saat
usaha sudah besar, mulailah timbul ketidakcocokan yang dulunya tidak pernah terjadi.

Ketidakcocokan ini bila dicermati akan selalu berakar pada perbedaan value atau nilai hidup.
Value yang ada dalam diri seseorang akan mendorong ia berpikir, berucap, bertindak, bersikap,
dan berperilaku tertentu baik disadari atau tidak.

Namun mengapa di saat awal bisnis, saat masih kecil, tidak terjadi perbedaan ini? Apakah uang
mengubah seseorang sehingga muncul perbedaan ini?

Jawabannya sangat sederhana. Uang tidak akan pernah mengubah seseorang. Uang hanya akan
mengungkap karakter asli seseorang.

Jadi... bila dalam bisnis terjadi ketidakcocokan maka sebaiknya pisah saja. Lebih baik melepas
bisnisnya daripada melepas persahabatan.

Bagaimana menurut Anda?

Salah satu kunci sukses adalah fokus pada tujuan yang bermakna. Fokus mengarahkan semua sumber
daya yang dimiliki seseorang secara harmonis bekerja membantu dan mengarahkan diri secara pasti
menuju dan akhirnya mencapai tujuan.

Bagaimana menurut Anda?

Kemarin saya menjelaskan kembali teori yang menjadi dasar pengembangan protokol Quantum
Hypnotherapeuitc Protocol: Five Phase Trancendental Therapy dan berbagai teknik intervensi klinis yang
dikembangkan dan digunakan para hipnoterapis AWGI.

Berikut ini adalah ringkasan dan penjelasan yang saya sampaikan. Kita mengenal ada dua sistem, sistem
tertutup dan terbuka. Kedua sistem ini bekerja dengan prinsip yang berbeda. Contoh sistem tertutup
adalah mesin. Sedangkan makhluk hidup, termasuk sistem psikis kita adalah sistem terbuka.

Sistem tertutup punya keterbatasan dalam menangani entrofi atau tekanan yang masuk ke dalam
sistem. Sistem ini hanya bisa menangani tekanan sampai batas tertentu. Bila entrofi berlebih dan tidak
dapat ditangani atau diatasi maka sistem akan sistem menjadi tidak stabil dan akhirnya menjadi rusak
(break down).

Hal yang berbeda terjadi pada sistem psikis yang adalah sistem terbuka. Sistem psikis, seperti sistem
terbuka lainnya, adalah sistem yang didesain untuk mempertahankan homeostasis. Saat sistem psikis
37
mendapat entrofi, dalam hal ini adalah energi dari emosi spesifik yang dirasakan oleh seseorang, maka
langkah awal yang akan dilakukannya adalah mengendalikan energi emosi ini. Individu bisa merasakan
perasaan tidak nyaman.

Bila energi emosi semakin bertambah dan tidak bisa lagi dikendalikan maka agar sistem tidak rusak
(break down) sistem psikis mencipta homeostasis baru dan muncul simtom.

Simtom adalah salah satu upaya dari sistem psikis untuk mengendalikan, menggunakan dan atau
mengeluarkan energi emosi dari dalam sistem. Namun sayangnya upaya ini seringkali tidak berhasil
sehingga semakin lama simtom akan semakin menguat dan berkembang dan mengganggu hidup
individu.

Emosi, menurut Fritz Perls, punya siklus hidup yang terdiri dari tiga fase. Fase lahir, berkembang, dan
padam. Dalam kondisi normal setiap emosi pasti akan melewati tiga fase ini. Emosi baru akan padam
saat energinya telah tergunakan atau terekspresikan secara tuntas. Bila emosi, karena sesuatu sebab,
tidak bisa diekspresikan dengan tuntas maka sisa energinya akan terperangkap dan terus menetap di
dalam sistem psikis dan mengganggu kestabilan sistem.

Emosi yang sering membuat masalah adalah emosi negatif yang tidak terekspresikan dengan baik dan
tuntas.

Saat energi yang terperangkap berhasil dikeluarkan dari sistem psikis, menggunakan berbagai teknik
abreaksi, maka entrofi yang tadinya mendesak sistem sehingga menjadi tidak stabil kini telah hilang.
Dengan demikian sistem psikis bisa kembali ke homeostasis semula. Dalam konteks klinis kondis ini
disebut dengan sembuh.

Untuk melakukan ini semua tentu membutuhkan penjabaran lebih lanjut dalam bentuk pengetahuan,
teknik, dan praktik berkesinambungan sehingga benar-benar fasih dalam melakukan praktik hipnoterapi
dan mencapai hasil terapi yang sangat efektif, permanen, dan dengan jumlah sesi yang sedikit, antara 1
sampai 4 sesi terapi.

Inilah inti dari materi Scientific EEG & Clinical Hypnotherapy yang diajarkan di AWGI.

Saat ini saya rehat sejenak. Peserta sedang menyaksikan video live therapy di mana saya menerapi klien
menggunakan teknik regresi yang dilanjut dengan resolusi trauma dengan teknik abreaksi, ICT/IAT,
Gestalt..dll. Sesekali saya pause untuk memberi penjelasan.

Besok adalah pertemuan ketiga selama tiga hari dari total sembilan hari atau 100 jam pendidikan dan
sertifikasi hipnoterapis profesional di Adi W. Gunawan Institute of Mind Technology.

Sudah tidak sabar rasanya mendengar kisah terapi yang dilakukan peserta di masa libur selama tiga
minggu.

38
Di pertemuan ketiga ini salah satu materi yang diajarkan secara mendalam adalah Hypno-EFT. Saya akan
beri update skrip terbaru yang bisa menjangkau akar masalah, ISE dan SSE. Skrip ini disusun berdasar
pengalaman terapi yang kami lakukan dan juga dari hasil sharing klien yang telah melakukan Hypno-EFT
menggunakan skrip standar namun tidak berhasil mengatasi masalahnya.

Ternyata setelah jumpa saya dan saya terapi menggunakan teknik hipnoterapi barulah ketahuan
mengapa emosi yang mengganggu diri klien ini, walau sudah sempat turun saat di-Hypno-EFT, tidak bisa
hilang atau turun sampai nol.

Dari sini saya kembangkan skrip baru yang bisa sekaligus menjangkau ISE dan SSE-nya.

(Sepertinya dalam tim sukses Jokowi ada yang mengerti tentang cara kerja pikiran dan sugesti tidak
langsung (indirect suggestion))

Trik Jokowi Sebut Dua Sebanyak Lima Kali pada Deklarasi Damai

JAKARTA, KOMPAS.com — Calon presiden Joko Widodo mengaku sengaja menyebut angka dua
sebanyak lima kali saat pidato di acara Deklarasi Pemilu Berintegritas dan Damai.

"He-he-he..., itu namanya trik," ujar Jokowi saat bertolak dari Bidakara, Jakarta, tempat berlangsungnya
acara deklarasi tersebut, Selasa (3/6/2014) malam.

Pertama, Jokowi menyebut angka dua pada saat mengatakan, "Ada dua tahap yang akan kita lalui, yakni
kampanye tanggal 4 Juni hingga 5 Juli."

Kedua hingga kelima kalinya, Jokowi menyebut angka dua pada saat mengatakan, "Kedua, tanggal
tanggal 9 Juli nanti, yakni pencoblosan. Ada dua calon, dua calon presiden dan dua calon wakil
presiden."

Beberapa orang yang engeh dengan pidato Jokowi itu sempat tersenyum dan bisik-bisik soal banyaknya
Gubernur DKI Jakarta nonaktif itu menyebutkan angka dua, yang juga merupakan nomor urutnya pada
Pilpres 2014.

Deklarasi kampanye damai Pilpres 2014 dihadiri dua pasang capres dan cawapres, yakni Prabowo
Subianto-Hatta Rajasa dan Joko Widodo-Jusuf Kalla.

Deklarasi kampanye damai Pilpres 2014 ini merupakan awal masa kampanye yang berlangsung mulai 4
Juni hingga 5 Juli 2014.

(sumber:
http://indonesiasatu.kompas.com/read/2014/06/04/0728559/trik.jokowi.sebut.dua.sebanyak.lima.kali.
pada.deklarasi.damai)

39
 HART memang TIDAK BOLEH SEMBARANGAN, karena bisa menimbulkan SIDE
EFFECT yg cukup FATAL....Oleh karenanya diperlukan bimbingan yg INTENSIVE dari
PAKAR yg betul2 professional dan mempunyai jam terbang yg tinggi.....Pertanyaannya adakah
alternative TECHN...Lihat Selengkapnya
Suka · Balas · 1 · 1 Juni pukul 11:30

Adi W Gunawan Fathi Ridwan Basalamah II: Selamat pagi Pak Fathi. Saya memang
sengaja tidak menceritakan SIDE EFFECT fatal yang bisa terjadi akibat proses regresi
yang salah. Ini bertujuan untuk tidak menimbulkan kesan negatif pada teknik regresi
(HART). Saya memang sangat menekankan pada murid-murid saya untuk benar-benar
berhati-hati melakukan HART. Terutama saat terjadi ledakan emosi yang intens. Apalagi
kami melakukannya dalam kondisi deep trance. HART yang kami kembangkan dan
praktikkan harus dalam revivifikasi. Hipermnesia tidak efektif. Protokol terapi yang saya
kembangkan QHP (Quantum Hypnotherapeutic Therapy) menekankan pentingnya
revivifikasi dan resolusi trauma di ISE agar dicapai hasil terapi yang benar-benar
maksimal, permanen, dan dalam waktu yang singkat. Ada banyak teknik regresi.
Sebenarnya... semua teknik aman bila terapis benar-benar menguasi teknik ini.
Masalahnya, hipermnesia tidak bisa digunakan untuk memproses emosi yang intens.

Suka · 2 · 1 Juni pukul 11:54

Adi W Gunawan Fathi Ridwan Basalamah II: Teori yang saya kembangkan dan gunakan
sebagai dasar membangun protokol terapi adalah bahwa sistem psikis manusia selalu
mencari keseimbangan atau equilibrium. Keseimbangan ini akan terdesak dan menjadi
kacau saat hadirnya emosi intens dalam diri seseorang akibat dari pengalaman traumatik.
Karena sistem psikis manusia sifatnya terbuka maka dalam upaya untuk mencari titik
keseimbangan baru pikiran bawah sadar memunculkan simtom. Jadi, simtom ini
sebenarnya adalah upaya pikiran bawah sadar untuk bisa mencapai keseimbangan baru.
Sayangnya, "keseimbangan" baru ini justru membuat masalah pada diri kita. Jadi,
solusinya adalah sumber masalahnya, yaitu emosi yang mengganggu, perlu dinetralisir
dan dikeluarkan dari sistem psikis. Dan untuk bisa mengeluarkan emosi, ini harus dalam
kondisi revivifikasi, tidak bisa dalam hipermnesia.

Suka · 1 · 1 Juni pukul 11:57

Fathi Ridwan Basalamah II Pak Adi W Gunawan, setelah REVIVIFICATION ( ledakan


emosi saat ISE atau SSE menjadi AE ), bukankah KLIEN kembali pada kondisi
HYPERMENSIA, dan pada saat itulah ICT/IAT dapat digunakan ??.....PS : AE
( activated event )...
40
Suka · 1 · 1 Juni pukul 12:02

Adi W Gunawan Fathi Ridwan Basalamah II: Tidak Pak. Saat revivifikasi dan
mengalami abreaksi klien dalam kondisi deep trance. Usai abreaksi memang umumnya
klien akan "naik" sedikit. Namun klien akan tetap revivifikasi selama kedalaman trance-
nya minimal masih di medium trance. Kalau sudah naik ke light trance maka ia akan
masuk ke hipermnesia. Dan usai abreaksi kami tetap mempertahankan klien dalam
kondisi revivifikasi dan menghindari hipermnesia. Ini kami cek dari semantik yang klien
gunakan. Dan kami juga tetap menggunakan semantik yang bisa mempertahankan klien
dalam revivifikasi. Hal ini penting dilakukan karena protokol abreksi yang kami gunakan
menyatakan bahwa usai satu abreaksi tidak berarti emosi sudah benar-benar clear. Perlu
dilakukan pengecekan lanjutan. Bila misal klien secara otomatis atau tidak sengaja
dibimbing masuk ke hipermnesia maka residu emosi yang masih ada tidak akan
terdeteksi. Ini akan bisa menimbulkan masalah lagi di kemudian hari, atau klien kambuh.
ICT/IAT selalu kami gunakan dalam kondisi revivifikasi, tidak dalam hipermnesia.
Untuk ini terapis perlu terampil melakukan teknik Gestalt.

Suka · 1 · 1 Juni pukul 12:09

Fathi Ridwan Basalamah II Okay, terima kasih atas penjelasannya Pak Adi W
Gunawan...

Seorang klien konsultasi dengan saya menceritakan kondisi dan kesulitannya mencapai impiannya. Ia
telah rajin ikut seminar, mempraktikkan berpikir positif, rajin melakukan visualisasi, namun tetap belum
bisa mencapai impiannya.

Saya tanya, "Saat melakukan visualisasi, bagaimana perasaan Anda? Nyaman ataukah ada perasaan
tidak nyaman baik terasa di hati atau di tubuh fisik?"

"Ada Pak. Tapi sudah bisa saya atasi dengan teknik mengatasi mental block," jawabnya.

Hmm... klien ini berarti punya pemahaman yang cukup bagus mengenai cara kerja pikiran.

"Selain melakuan visualisasi apakah Anda punya strategi yang jelas, terukur, dan terstruktur untuk
mencapai goal Anda?" tanya saya lagi.

"Ini kan tidak perlu Pak. Yang penting punya target, yakin, dan lakukan visualisasi secara rutin, atasi
mental block, feel good, maka goal pasti dengan mudah tercapai," jawabnya yakin.
41
Rupanya... inilah komponen yang kurang dalam upayanya mencapai goal-nya. Tanpa strategi yang jelas
maka ia tidak punya arah. Sesedikit apapun kita tetap perlu melakukan kerja. Ini adalah bukti kepada
pikiran bawah sadar (PBS) bahwa kita serius dengan goal yang ingin dicapai.

Kemudian saya jelaskan prinsip sukses yang diajarkan di QLT yaitu God Factor x Human Factor = Success.

Human Factor terdiri atas BE X DO. Bila DO = 0 maka hasilnya pasti tidak ada.

DO ini perlu dilakukan agar PBS menjadi yakin bahwa kita serius dengan yang kita inginkan.

Misal Anda ingin dapat pasangan. Setelah menetapkan kriteria pasangan ideal maka Anda perlu
menunjukkan pada PBS bahwa Anda serius. Lakukan DO-nya. Misal, bergabung dengan komunitas
tertentu sehingga ada peluang untuk berkenalan dengan orang banyak, minta teman untuk kenalkan ke
temannya yang masih single, ikut milis atau situs khusus untuk cari jodoh, dll... dll. Bisa saja Anda
nantinya dapat jodoh yang Anda kenal melalui proses yang sama sekali tidak Anda sangka.

Intinya, setelah Anda melakukan DO maka PBS tahu Anda serius. Dan PBS akan semakin giat membantu
Anda.

Tentu... sebelum melakukan ini semua... berdoa dan mintalah pada Yang Atas untuk bisa
mempertemukan Anda dengan pasangan yang memang jodoh Anda.

Bagaimana menurut Anda?

Buddha pernah berkata, "Pikiran adalah pelopor, pikiran adalah pemimpin, pikiran adalah pembentuk."
Dan memang benar... suka, duka, bahagia, sedih, atau apapun yang dialami oleh seorang manusia selalu
berawal dari pikirannya sendiri.

Hidup penuh dengan ketidakpuasan karena manusia terlalu banyak keinginan. Manusia dikendalikan
oleh keinginannya dan bukannya ia yang mengendalikan keinginannya. Keinginan adalah produk pikiran.

Tidak ada sungai yang arusnya bisa mengalahkan derasnya arus keinginan manusia. Langkah awal untuk
hidup bahagia adalah dengan mengenali dan mengendalikan berbagai keinginan. Untuk itu, ia perlu
bertanggung jawab dan mengendalikan pikirannya sendiri.

Bagaimana menurut Anda?

Kemarin dan hari ini para peserta mendapat uraian detil dan mendalam mengenai cara melakukan
regresi yang benar, jenis regresi, beda antara hipermnesia dan revivifikasi, jenis dan tipe hipermnesia
42
dan revivifikasi, cara membedakan apakah klien sedang mengalami hipermnesia atau revivifikasi,
berbagai teknik penanganan abreaksi, dan apa yang boleh dan tidak boleh dilakukan dalam abreaksi.
Peserta praktik dan mengalami sendiri hypnotic age regression.

Di sesi tanya jawab, usai berlatih, ada banyak hal menarik yang dialami dan dirasakan para peserta. Hal
yang sungguh sangat berpengaruh terhadap proses dan kualitas regresi adalah kedalaman trance dan
semantik yang digunakan.

Di berbagai artikel yang saya posting di laman resmi AWGI saya menyatakan bahwa terapis harus benar-
benar jeli, cermat, dan hati-hati memilih semantik saat melakukan terapi. Dan kemarin terbukti. Saat
meregresi dan semantik yang digunakan ternyata tidak pas maka efeknya sangat jauh dari yang
diharapkan.

Ada peserta yang teregresi secara spontan dari satu masa ke masa lain, padahal terapis tidak bermaksud
demikian, hanya karena terapis secara tidak sengaja bertanya dengan kalimat tertentu.

Saya juga menjelaskan bagaimana membawa klien beralih dari kondisi hipermnesia tipe 1 dan 2 ke
kondisi revivifikasi tipe 1 dan 2 dan masuk ke subtipe dari revivifikasi tipe 1.

Hari ini para peserta mendapat materi Ego Personality Therapy yang meliputi teori EP yang
dikembangkan oleh AWG Institute dan berbagai teknik penanganan EP yang "sulit" atau tidak bersedia
bekerjasama.

Umumnya para peserta berkomentar, "Sekarang saya baru mengerti benar apa yang Pak Adi tulis di
berbagai artikel Bapak. Semuanya jelas karena saya sudah dapat teori lengkap di pelatihan ini."

Saya dapat email dari sahabat FB yang mengeluh mengenai kondisinya. Ia bekerja sudah sekitar 10
tahun di salah satu perusahaan di Jakarta dan merasa secara finansial tidak berkembang. Dengan kata
lain gaji yang ia terima minim atau standar. Sahabat ini minta saran saya apa yang sebaiknya ia lakukan?

Saya menyarankan sahabat ini untuk mulai mengembangkan diri, belajar hal-hal baru sehingga ia
menjadi lebih bernilai untuk perusahaannya. Bila ia telah berkembang dan mampu melakukan banyak
hal positif untuk perusahaan maka ia berhak minta kenaikan gaji atau posisi. Bila ia sudah lebih bernilai
dan perusahaan tidak bersedia membayar seperti yang ia minta... ya pindah kerja aja. Cari perusahaan
yang baik dan mau menghargai karyawan yang berprestasi.

Sukses selalu mengikuti hukum Tabur-Tuai. Kita tabur dulu, lakukan hal-hal yang baik, memajukan dan
menguntungkan perusahaan, baru setelahnya kita tuai, mendapat gaji atau bonus yang besar. Tidak bisa
dan tidak boleh dibalik menjadi Tuai-Tabur.

Banyak yang berkata, "Bila saya dibayar sekian rupiah tentu semangat saya akan meningkat dan kinerja
saya akan membaik". Ini pandangan yang salah. Mengapa salah? Rumus yang benar: MOTIVASI X
KOMPETENSI = KINERJA.

Motivasi bisa meningkat bila mendapat bayaran lebih banyak. Namun tanpa kompetensi... kinerja akan
43
sulit meningkat.

Bagaimana menurut Anda?

Masih ingat status saya minggu lalu tentang neurofeedback? Anak yang berusia 3 tahun 8 bulan yang
saya tangani, lahir prematur dengan berat badan hanya 1,5 kg, dan mengalami spastisitas. Otot-otot
kakinya kaku dan cukup sulit digerakkan untuk berjalan.

Alhamdulilah... hanya dengan 3 sesi neurofeedback saja hasilnya sudah terlihat. Kemarin sesi ke tujuh.
Dan tampak sekali spastisitasnya berkurang sangat banyak. Kakinya sudah cukup lemas dan jalannya
sudah jauh lebih baik. Ini dibenarkan oleh Oma dan suster yang merawatnya selama ini. Rencananya
akan dilakukan 20 sesi neurofeedback.

Melihat hasil positif ini kedua orangtuanya meminta saya untuk membantu menangani kakak klien yang
mengalami kondisi sulit fokus (ADD). Beberapa klien lain juga sudah minta jadwal. Bahkan ada yang dari
luar daerah.

Sungguh bahagia bisa membantu anak-anak ini berkembang optimal seperti yang seharusnya.

Di group WA saya mendapat kabar dari salah satu peserta SECH yang saat ini sedang liburan untuk
praktik induksi. Peserta ini melakukan induksinya yang pertama, di luar kelas.

Dengan melakukan praktik mengikuti protokol yang telah dijelaskan di kelas ia berhasil membawa
subjek masuk ke kondisi relaksasi pikiran (hipnosis) yang sangat dalam. Saking dalamnya sampai subjek
tidak bisa diajak bicara. Untuk itu subjek perlu "dinaikkan" baru bisa diajak komunikasi.

Menjadi hipnoterapis membutuhkan rasa percaya diri yang tinggi. Dan ini semua bermula dari
pemahaman yang benar mengenai hipnosis/hipnoterapi yang ilmiah. Selanjutnya, seorang hipnoterapis
harus benar-benar cakap dan mumpuni dalam melakukan induksi membawa klien masuk ke kedalaman
hipnosis yang sesuai untuk menjalani terapi sesuai dengan teknik yang akan digunakan.

Bila calon hipnoterapis tidak mampu melakukan induksi dengan benar dan tidak mampu membawa klien
masuk kondisi hipnosis (yang dalam) maka ia pasti akan kehilangan rasa percaya diri. Dan ini tentunya
sangat memengaruhi dirinya dalam melakukan terapi.

44
Tahukah Anda bahwa teknik Affect Bridge atau Jembatan Perasaan pertama kali diujicobakan oleh John
G. Watkins di tahun 1958. Teknik ini pertama kali ditulis dalam bahasa Spanyol di tahun 1961.
Selanjutnya di tahun 1971 Watkins menulis dan menjelaskannya lebih detil dalam bahasa Inggris.

Dalam Affect Bridge, kesadaran klien menggunakan afek atau perasaan sebagai tuntunan menuju ke
masa lalu, melewati rangkaian kejadian, dan menemukan kejadian paling awal. Berbagai kejadian ini
dihubungkan dengan benang merah perasaan yang sama.

Affect Bridge berbeda dengan Cognitive Bridge. Dalam Cognitive Bridge kesadaran klien bergerak
mundur ke masa lalu melalui rangkaian memori, misal dari memori A ke C, karena antara A dan C
terhubung oleh memori B.

Dalam konteks klinis, regresi menggunakan Affect Bridge terbukti sangat efektif menemukan akar
masalah dengan cepat dan pasti.

Besok kelas SECH 100 jam akan dimulai. Hari ini saya melakukan terapi dengan ending yang sangat
manis. Hipnoterapi berhasil menyatukan kembali keluarga yang selama sekitar 8 bulan terpisah oleh
kejadian traumatik.

Terapi ini termasuk yang cukup panjang dan salah satu yang paling sulit yang pernah saya tangani dan
membutuhkan lebih dari 4 sesi. Terapi dilakukan baik pada anak dan orangtua untuk mengatasi masalah
emosi mereka.

Usai terapi siang ini, keluarga ini berkumpul kembali dalam balutan perasaan kasih, haru, dan air mata
bahagia. Saya memberikan kesempatan kepada mereka untuk bercengkerama barang sejenak dan
keluar dari ruangan sambil menahan air mata bahagia. Gengsi dong kalau terapisnya ikut menangis... :))

Sungguh bahagia rasanya bisa membantu sesama kembali mendapatkan kebahagiaan dan keutuhan
keluarganya. Ini semua bukan karena hebatnya seorang Adi W. Gunawan dalam melakukan terapi. Ini
semua karena komitmen dari klien dan kami, terapis, hanyalah perpanjangan tangan dari Sang Hidup
sebagai saluran berkat menyentuh hidup sesama.

Demikianlah kenyataannya.....

Gian Sugiana Sugara: Pak Adi apa yang membedakan EPCE dan ISE. Bkankah Gordon sndiri mnybutnya
dgn Sebutan "Bridging" to orign problem ?

Gordon Emmerson mengembangkan teknik Resistance Deepening Technique (RDT) dengan tujuan
membawa klien yang "sulit", karena ada resistensi, masuk ke kondisi minimal medium trance.
Selanjutnya ia menggunakan Resistance Bridge Technique (RBT), yang sebenarnya adalah Affect Bridge,
untuk membawa klien ke masa pertama kali perasaan yang menghambat klien untuk bisa rileks dan
masuk deep trance muncul dalam hidup klien. Hal ini bisa dibaca di buku Ego State Therapy karya
Gordon Emmerson halaman 59-71.
45
Dulu saya juga berpikir bahwa saat klien diregresi dengan Affect Bridge maka ia pasti akan langsung
sampai ke akar masalah (ISE) atau the origin of the problem.

Beberapa trainer hipnoterapi terkenal di luar negeri yang saya pelajari pemikirannya, baik melalui buku
dan video mereka, di saat awal saya mendalami hipnoterapi dan saat saya belajar hipnoterapi di
Amerika, juga mengatakan bahwa saat dilakukan regresi dengan affect bidge maka klien akan sampai
pada akar masalah atau ISE.

Namun, pengalaman klinis saya dan alumni AWG Institute dalam melakukan terapi kepada puluhan ribu
klien menemukan hal yang berbeda. Dan temuan ini yang sekarang menjadi acuan kami dalam
melakukan terapi berbasis regresi.

Ternyata saat pertama kali diregresi, dengan teknik regresi apapun termasuk affect bridge, klien
umumnya tidak bisa langsung mencapai ISE. Biasanya akan ada beberapa SSE sebelum mencapai ISE.
Untuk memastikan apakah satu kejadian adalah ISE atau SSE maka perlu dilakukan subconscious
checking dengan teknik khusus.

Setelah mencermati Resistance Bridge Technique (RBT) yang dikembangkan oleh Emmerson saya
menyimpulkan bahwa RBT sedikit berbeda dengan affect bridge yang dikembangkan oleh Watkins. RBT
fokus pada resistensi dan bertujuan membawa klien mencapai EPCE, usia atau kejadian saat pertama
resistensi muncul. Dengan kata lain, saat pertama kali Ego State yang resist muncul. Sedangkan affect
bridge sifatnya lebih umum dan tidak sekedar fokus pada resistensi.

EPCE berbeda dengan ISE dan cara penanganannya juga berbeda serta hasil dan efek terapeutiknya juga
berbeda. Bila terapis berasumsi bahwa EPCE adalah sama dengan ISE, padahal misalnya EPCE yang ia
temukan adalah sama dengan SSE, maka hasil terapi tidak bisa maksimal.

Ada dua orang yang tidak terbalas jasa-jasanya. Siapakah mereka? Ayah dan Ibu. Namun kita dapat
sedikit membalas jasa kedua orangtua bukan dengan menjadi kaya raya atau memberikan mereka harta
benda namun dengan hidup damai dan bahagia, walau mungkin sederhana, menjadi diri kita yang
terbaik, memberikan mereka perhatian dan waktu.

Bagaimana menurut Anda?

Dalam buku Ego State Therapy, Gordon Emmerson menjelaskan tentang Resistance Deepening
Technique (RDT) dan Resistance Bridge Technique (RBT). RDT adalah teknik induksi untuk membawa
klien masuk ke kondisi medium trance menggunakan resistensi yang klien alami/rasakan. Sedangkan
RBT, sesuai namanya, bertujuan untuk menemukan awal mula munculnya resistensi. Ini beda dengan
regresi yang dikembangkan oleh Waktins. Bisa Bapak pelajari pemikiran Waktins dan Emmerson. Teknik
Bridging yang dikembangkan Emmerson menemukan EPCE, bukan ISE. Sedangkan teknik Affect Bridge
yang dikembangkan Watkins bertujuan menemukan ISE. EPCE bisa terjadi di ISE atau SSE.

46
Tahukah Anda bahwa teknik Affect Bridge atau Jembatan Perasaan pertama kali diujicobakan oleh John
G. Watkins di tahun 1958. Teknik ini pertama kali ditulis dalam bahasa Spanyol di tahun 1961.
Selanjutnya di tahun 1971 Watkins menulis dan menjelaskannya lebih detil dalam bahasa Inggris.

Dalam Affect Bridge, kesadaran klien menggunakan afek atau perasaan sebagai tuntunan menuju ke
masa lalu, melewati rangkaian kejadian, dan menemukan kejadian paling awal. Berbagai kejadian ini
dihubungkan dengan benang merah perasaan yang sama.

Affect Bridge berbeda dengan Cognitive Bridge. Dalam Cognitive Bridge kesadaran klien bergerak
mundur ke masa lalu melalui rangkaian memori, misal dari memori A ke C, karena antara A dan C
terhubung oleh memori B.

Dalam konteks klinis, regresi menggunakan Affect Bridge terbukti sangat efektif menemukan akar
masalah dengan cepat dan pasti

Akademisi: Buku Teks Anak Sekolah "Ngawur"

JAKARTA, KOMPAS.com — Direktur Sekolah Pascasarjana UIN Syarif Hidayatullah Azyumardi Azra
mengeluhkan kualitas bahan ajar siswa yang kini beredar. Menurut dia, isi buku teks mata pelajaran
tidak mendidik para siswa untuk memahami hal-hal penting yang harus diketahuinya.

"Buku teks kita ngawur. Saya liat buku IPS anak saya, ada pertanyaan nomor bus kota Ciputat sampai
Blok M apa? Coba, yang begitu kan enggak perlu diajarkan. Disuruh hafalkan, lagi," ujar Azyumardi Azra
di Jakarta, Selasa (8/4/2014).

Metode soal pilihan ganda pun dirasa Azyumardi tidak tepat untuk perkembangan pendidikan. Menurut
dia, cara pembelajaran konservatif seperti itu harus ditinggalkan.

"Kalau belajar Bahasa Inggris jangan banyak belajar grammar. Suruh nonton kartun bahasa Inggris.
Pelajaran Bahasa Indonesia juga suruh bikin tulisan. Nanti dikoreksi tata bahasa dan S-P-O-K (subyek,
predikat, obyek, keterangan)," ujarnya.

Azyumardi mengerti, sering kali guru merasa takut variasikan metode belajarnya karena terintimidasi
pengawas pendidikan. Jika guru terus berpikir seperti itu, maka tidak ada perubahan kualitas pendidikan
ke arah yang lebih baik.

Azyumardi mengisahkan, Wakil Presiden Indonesia Boediono pernah menulis di salah satu kolom di
harian Kompas mengenai sistem pendidikan di Indonesia yang terlalu berat. Ia menyayangkan, mengapa
teguran tersebut tidak disampaikan langsung kepada Menteri Pendidikan Mohammad Nuh.

"Harusnya langsung panggil aja menterinya. Kenapa mesti lewat koran? Ini kelemahan Pemerintah
Indonesia," ujar Azyumardi.

47
Penulis : Ambaranie Nadia Kemala Movanita
Editor : Wisnubrata

(sumber:
http://edukasi.kompas.com/read/2014/04/08/2234597/Akademisi.Buku.Teks.Anak.Sekolah.Ngawur)

Sahabat FB....anak-anak kita, terutama yang SMP dan SD dalam waktu dekat akan menjalani UN. Sedikit
banyak pasti timbul perasaan cemas atau takut dalam diri anak-anak kita baik saat persiapan maupun
menjalani UN.

Saat emosi negatif seperti cemas, khawatir, takut, merasa tidak mampu, merasa tidak berdaya, merasa
bodoh, belajar itu membosankan, merasa ujian ini sulit, dll...maka perasaan-perasaan ini menjadi
penghambat luar biasa bagi proses belajar anak. Ini perlu diatasi.

Emosi negatif ini berlaku sebagai rem yang menghambat laju mobil. Semakin intens emosi yang
dirasakan anak berarti semakin dalam rem diinjak. Akibatnya... tentu mobil tidak bisa berlari kencang
walau pedal gas telah diinjak dalam-dalam.

Salah satu cara mudah, aman, menyenangkan, dan sangat efektif untuk mengatasi emosi adalah Hypno-
EFT. Teknik ini sangat mudah dipelajari dan dipraktikkan. Gunakan Hypno-EFT untuk mengatasi emosi
yang mengganggu anak baru setelah itu beri sugesti positif.

Bila emosi belum diatasi, walau anak giat belajar, atau diberi sugesti positif untuk meningkatkan
semangat, daya ingat, ketenangan, ketelitian, dll... maka sugesti ini tidak bisa bekerja maksimal karena
mendapat perlawanan atau hambatan dari emosi negatif yang ada di pikiran bawah sadar anak.

Hypno-EFT bisa dibaca di buku saya yang berjudul Hypnotherapy for Children, Quantum Life
Transformation, dan The Miracle of MindBody Medicine. Saya juga telah membuat DVD menjelaskan
Hypno-EFT.

Bila Sahabat FB punya buku Quantum Life Transformation yang hardcover maka sudah ada bonus DVD
Hypno-EFT.

Pelajari dan praktikkan Hypno-EFT untuk membantu anak-anak kita meraih potensi maksimal mereka
dengan menghilangkan mental block penghambat proses belajarnya. Setelah itu, masukkan sugesti
positif dengan tapping titik tertentu. Saya juga menjelaskannya di buku.

Kemarin saya membantu klien, murid kelas IX, yang mengalami kecemasan menjelang UN. Ia merasa
tidak mampu di mapel Matematika dan IPA.

Klien ini sudah pernah saya bantu dulu, beberapa tahun lalu, untuk mengatasi masalah emosi. Kepada
kedua orangtuanya, saya menganjurkan hal yang sama dengan yang saya paparkan di status ini. Saya
sarankan mereka untuk menguasai Hypno-EFT dan membantu anak mereka di rumah.

Georgi Lozanov, bapak accelerated learning, dalam bukunya Suggestology and Outlines of Suggestopedy
48
menjelaskan ada tiga penghamat proses belajar:

1) Logis-kritis: "Itu tidak mungkin", "Orang lain bisa, saya tidak bisa"

2. Afektif-emosional: "Saya tidak mau melakukannya. Ini membuat saya merasa tidak nyaman".

3. Etis :"Saya pikir ini tidak jujur", "Saya pikir ini tidak adil"

Hambatan logis-kritis seringkali adalah bentuk lain dari afektif-emosional karena ada emosi di baliknya.
Kembali ke penjelasan saya di atas, kunci ada pada emosi. Dan salah satu teknik paling ampuh yang
pernah saya pelajari, praktikkan, ajarkan adalah Hypno-EFT.

(Saya mendapat kiriman ini dari seorang sahabat beberapa waktu lalu. Ini juga pernah saya lihat di salah
satu blog. Namun, maaf saya lupa dan tidak mencatat alamat blog ini sebagai sumber. Bagi yang punya
blog saya mohon ijin untuk memposting tulisan di di wall saya. Selamat menikmati.....)

TENTANG GALAU

GALAU, versi Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi V Halaman 407 (2008) : Galau berarti kacau (tentang
pikiran); Bergalau berarti (salah satu artinya) kacau tidak keruan (pikiran); kegalauan berarti sifat
(keadaan hal) galau.

GALAU, versi bidang psikologi : Sebuah keadaan dimana kejiwaan seseorang yang memiliki rasa kurang
percaya pada sahabat-sahabatnya. Dengan kata lain, saat ia memiliki sebuah masalah (lebih cenderung
kepada hal percintaan) orang tersebut tidak mempercayai saran-saran dan keberadaan orang-orang
terdekatnya, cenderung lebih mencintai kesendirian, kesakitan dan ketersesatan, merasa tidak (kurang)
diperhatikan atau dicintai oleh orang-orang di sekitar, mencari perhatian dan merasa patut di kasihani
dengan melakukan aktifitas “upadate status” pada situs jejaring sosial dengan kalimat-kalimat yang
bermakna sakit hati dan kekecewaan, tidak percaya sepenuhnya pada rencana TUHAN.

GALAU, versi Gugling : Galau biasanya mewakilkan suasana hati seseorang yang sedang dalam keadaan
susah, gelisah, gundah gulana, bingung, serba tidak enak dan semacamnya. Galau seperti rasa sedang
jatuh cinta. Makan tidak enak, tidur pun tidak nyenyak (padahal kondisi mengantuk dan lapar).

Contoh kata-kata galau:


* Anak muda memang suka berangan angan, memang susah kalo cinta bertepuk sebelah tangan.
* Kalo kamu tanya aku, kenapa wajahku muram. Jawabannya adalah karena kamu gak pernah tau
perasaanku yang selalu mengharapkan cintamu
* Mendingan nahan laper deh dari pada nahan kangen
* Gue cemburu karna gue sayang sama lo, NGERTI !
* Hujan datang menyerbu.. dingin datang kepadaku.. aku sayang kepadamu.. tapi kamu ga’ sayang
kepadaku..
* Kutub utara dingin membeku, seperti hatiku yang sudah membeku akan cintaku kepadamu
* Gue susah-susah mencari perhatian lo, tapi lo malah cuek, dingin bagaikan salju
* Setiap kamu sedih, kamu kesepian, kamu seneng, aku pasti selalu ada buat kamu tapi kenapa kamu
49
lebih milih dia dari pada aku
* Malam ini dingin sekali, karena tak ada kamu disampingku
* Hatiku kau anggap kudapan, setelah habis kau biarkn dingin, buat apa kusimpan harapan, jika kau
malah pergi dengan yang lain
* Menunggu CINTA mu itu seperti menunggu DAMRI jurusan kuburan, yang gak akan pernah datang.

Itulah beberapa contoh kata-kata galau yang sering saya jumpai dari beberapa status facebook dan
twitter anak-anak remaja saat ini.

Tingkatan-Tingkatan Kegalauan:

1. Agak Sedikit Galau

Galau ditingkatan ini masih berada di tingkat paling dasar. Biasanya orang yang sedang berada di galau
tingkat normal ini hanya bersikap seakan-akan sedang memikirkan sesuatu sambil bengong dengan
pandangan yang kosong. Contoh: duduk diatas kasur sambil melihat ke luar jendela diwaktu hujan,
sambil pasang earphone dan putar lagu galau seperti Adele–Someone Like You atau lagunya Afgan-
Hanya Jadi Sahabatmu, dll.

2. Galau Sedikit Parah

Ciri-ciri yang mengidap galau sedikit parah, sedikit-sedikit ganti status BBM, Facebook dan Twitter.
Contoh:

* Ganti status waktu lagi dengerin lagu galau


“#nowplaying (lagunya) jadi keinget kenangan masa lalu”.
* Ganti status waktu lagi duduk di sofa ruang tamu jadi inget perndah duduk sama mantan disitu
“dulu dia duduk disini sama aku..”.

3. Galau Agak Parah

Ciri-ciri yang mengidap galau agak parah ini tiba-tiba pasang status atau tweet seperti ini:

“Sumpah gue nggak bakalan ngetweet lagi sampe gue lupain elo! EXIT”.

Tapi 5 menit kemudian, bahkan ga sampai 5 menit udah ganti status dan ngetwit: “gak bisa.. gak bisa..
inget kamu lagi..”

4. Galau Akut

Galau tingkat ini yang paling bahaya. Bisa-bisa karena kegalauannya ini, seseorang bisa jadi stress
bahkan gila sampai-sampai ingin gantung diri di monas seperti Anas Urbaningrum.
Atau sampai pasang status dan tweet “Lebih baik aku mati saja kalau kau tidak bisa bersamaku, paling
tidak temanilah aku malam ini”.

Kalau kamu sedang berada di tingkatan galau ini, segeralah berendam atau bershower.

50
Bagaimana menurut Anda?

(Jangan beri komentar: Maaf saya tidak bisa jawab karena sedang galau... :)) )

Tanpa Televisi, Balita Lebih Bahagia

KOMPAS.com -- Memang, menyuguhkan balita beragam tontonan bisa membuatnya anteng seharian.
Tetapi, apakah benar itu yang diinginkan balita dan membuatnya bahagia?

Sebuah studi mengatakan, balita lebih bahagia tanpa televisi. Selain itu, terlalu sering menonton televisi
bisa menghambat perkembangan motoriknya.

Studi yang dilakukan oleh Oxford University ini mengungkap dampak negatif televisi bagi kebahagiaan
anak. Aktivitas menonton televisi dianggap kurang membuat anak berinteraksi. Sebaliknya, anak yang
melakukan aktivitas aktif akan lebih meningkatkan perkembangan motorik dan kemampuan bicaranya.

Melalui hasil analisis German Household Survey (2007) yang dilakukan pada 800 anak berusia 2-3 tahun,
para ahli ekonomi juga mengungkap bahwa perkembangan luar biasa terjadi pada balita yang sering
melakukan aktivitas aktif.

Aktivitas aktif seperti melukis atau melakukan kerajinan tangan diketahui dapat meningkatkan
keterampilan motorik. Sementara membaca, bercerita, dan bernyanyi bisa meningkatkan kemampuan
berbicara.

Terlebih, mereka juga akan tumbuh menjadi anak yang lebih bahagia jika melakukan semua aktivitas
aktif itu bersama orangtuanya.

Sedangkan orangtua yang sekadar memberikan anaknya buku bergambar atau menonton televisi justru
berperan dalam “meredupkan” kebahagiaan anak.

“Jika anak terlalu banyak menonton televisi, itu berarti ia memiliki waktu yang sedikit untuk melakukan
hal aktif lain yang lebih menyenangkan dan membuatnya berkembang,” kata Dr Laurence Roope dari
Health Economics Research Centre di Oxford University.

Kegiatan aktif menuntut balita belajar dan bergerak menikmati kegiatannya secara interaktif. Sedangkan
menonton televisi hanya membuat mereka pasif dan merasa tidak harus “bergerak”. Hal itu juga berlaku
pada buku bergambar.

“Untuk anak usia enam sampai 12 bulan, buku bergambar mungkin baik. Namun, untuk anak yang lebih
tua, buku seperti itu kurang memberikan stimulasi ekstra sehingga bantuan orangtua untuk bercerita,”
tambah Dr Roope.

Memang, saat ini sangat sedikit orangtua yang setiap hari bisa menemani anaknya melakukan kegiatan-
kegiatan itu (jika orangtua bekerja). Tetapi, itu seharusnya menjadi tantangan tersendiri bagi mereka
yang ingin sang balita lebih bahagia tanpa televisi. (Ester Manullang/ Tabloid Nova)
51
(sumber: http://health.kompas.com/read/2014/04/11/1239569/Tanpa.Televisi.Balita.Lebih.Bahagia)

Saya mengamati rekan-rekan yang mengomentari status FB saya. Yang saya amati bukan komentarnya
tapi nama yang mereka gunakan sebagai identitas mereka. Saran saya untuk sahabat FB... sebaiknya
gunakan nama asli. Jangan menggunakan nama yang tidak mencerminkan siapa diri kita.

Nama yang kita gunakan, cepat atau lambat akan menjadi sugesti bagi diri kita. Kalau nama yang baik
tidak apa. Akan jadi masalah bila nama yang digunakan punya konotasi negatif.

Bagaimana menurut Anda?

Sahabat FB... masih ingat kisah sahabat saya, Claudia Syanny Latif, alumnus QLT 1, yang saya ceritakan di
wall FB tgl 16 April lalu? Saat itu Claudia cerita tentang GEPI (Global Entrepreneurship Program
Indonesia), yang berasal dari US Government, dan ANGIN (Angel Investment).

Berikut ini adalah foto kegiatan Claudia saat sesi wawancara, pemaparan tentang Marguerite Nougat,
dan penandatanganan Angel Investment yang disaksikan Menteri Ekonomi Kreatif Ibu Marie Elka
Pangestu.

Segenap rekan-rekan QLT menyampaikan selamat atas pencapaian luar biasa ini. Ini hanyalah langkah
awal. Masih banyak impian yang lebih besar menanti di masa depan untuk diraih dan diwujudkan.

Berikut sharing dari salah satu alumnus QLT menanggapi sukses yang diraih Claudia:

Terima kasih pak Adi atas sharing dari Bu Claudia...sungguh membuat saya bertambah semangat untuk
melakukan program kerja untuk mewujudkan satu impian saya yg masih tertunda. Sekalian saya mau
sharing beberapa impian saya yang sdh mewujud setelah saya mengikuti QLT tahun 2010 dan
pemantapan QLT di tahun 2012 dan 2013 yaitu di antaranya jalan-jalan ke Thailand

Kemudian menunaikan ibadah Haji bersama suami tercinta di tahun 2011, ditahun 2011 juga suami dan
ananda Mona bisa ikut QLT, ke Singapore bersama suami dan anak-anak tercinta tahun 2012,
menunaikan ibadah umroh sekeluarga beserta ibu dan kakak tercinta/

Di Februari 2014 membeli rumah dekat tempat tinggal Ibu (senangnya) supaya saya bisa lebih dekat
dengan Ibu. Dan yang paling saya syukuri adalah di aspek relasi dan spiritual. Saya merasakan semakin
hari semakin baik dan nyaman. Alhamdulillah begitu banyak nikmat yang diberikan Alloh pada kami
sekeluarga.

Terima kasih Pak Adi atas semua ilmu yang diberikan kepada kami. Semoga pak Adi beserta keluarga
selalu dalam keadaan sehat dan berkelimpahan sehingga semakin banyak orang yang terbantu hidupnya
menjadi lebih baik dan semoga saya juga bisa bermanfaat bagi banyak orang....aamiin YRA.

52
Salam hangat,
Dyah Yuniati

Tentang Doa

Saya ingat waktu belajar The Awakened Mind dengan Anna Wise di Berkeley. Beliau bercerita pernah
membantu seorang klien yang sangat rajin meditasi dan berdoa namun tidak bisa merasakan
keterhubungan atau kedekatan dengan Tuhan. Saat Anna mengukur gelombang otak klien ini, saat
meditasi dan berdoa, tampak bahwa gelombang betanya masih cukup aktif.

Anna menyarankan kliennya untuk tidak banyak bicara saat berdoa tapi lebih banyak menggunakan
perasaan. Kliennya tersenyum dan menganggukkan kepala tanda mengerti. Dan sejak saat itu ia bisa
masuk ke kondisi meditatif yang sangat dalam dan merasa sangat dekat dengan Tuhan.

Dalam doa, manusia sering terlalu sibuk bicara kepada Tuhan sehingga tidak punya waktu untuk
mendengar apa yang Tuhan sampaikan padanya.

Bagaimana menurut Anda?

Komitmen sering dimaknai sebagai janji dan tanggung jawab yang harus ditepati. Ini yang membuat
orang jarang atau tidak berani berkomitmen.

Komitmen sebenarnya adalah bentuk dan ukuran penghormatan Anda pada diri Anda sendiri.

Setiap komitmen yang Anda buat sejatinya mencerminkan siapa diri Anda sesungguhnya.

Bagaimana menurut Anda?

Seorang Bijak pernah berkata:

Jika Tuhan menjawab doa anda, Dia tengah meningkatkan iman anda.

Jika Dia menundanya, Dia tengah meningkatkan kesabaran anda.

Jika Dia tidak menjawab, Dia punya sesuatu yang lebih baik untuk anda.

Bagaimana menurut Anda?

53
Sepertiga dari hidup kita habiskan dalam ketidaksadaran tidur. Hanya tersisa dua per tiga yang bisa
digunakan dalam kondisi sadar untuk bekerja, bertumbuh, berkembang, dan meraih impian.

Namun sungguh disayangkan, dalam waktu dua per tiga ini banyak di antara kita yang menjalaninya
tetap dalam kondisi tidak sadar walaupun tubuh fisik kita dalam kondisi sadar.

Bagaimana menurut Anda?

Hampir Semua Impian Saya Terwujud

Saya ingin cerita apa yang saya alami setelah pelatihan QLT. Hampir semua dream saya sudah menjadi
kenyataan. Tinggal satu lagi yang belum terwujud, tapi saya yakin dalam waktu dekat pasti segera
terwujud.

Ceritanya, pada saat QLT saya bingung ketika diminta menuliskan impian di buku dan di balon yang
diterbangkan, karena jujur saya ikut QLT hanya ikut saran adik saya yang terlebih dahulu mengenal Pak
Adi dan buku-buku beliau. Begitu mengisi impian, saya BINGUNG sekali. Ya karena diharuskan menulis
impian ya..sudah… saya tulis ASAL saja, artinya impian yang dalam hati saya TIDAK MUNGKIN
TERWUJUD karena melihat kondisi saya pada saat itu.

Dari sekian impian (lebih dari 10 impian) yang saya tulis saat itu, antara lain :

1. Mobil Honda Jazz terbaru atau yang lebih baik


2. Rumah idaman di lingkungan prestisius
3. Uang dengan jumlah yang saya inginkan di rekening bank
4. Umrah
5. Haji
6. Ikut kelas hipnoterapi Pak Adi
7. dll.

Singkat cerita, selesai acara QLT, buku yang saya gunakan menulis berbagai impian, saya taruh begitu
saja di rak buku, after that saya lupa dan saya tidak pernah membukanya lagi.
Pada saat ikut kelas hipnoterapi pak Adi, seorang rekan telpon dan bilang mau pinjam buku QLT, saya
ambil dan baca kembali. Betapa terkejutnya saya, ternyata semua impian yang saya tulis 99% sudah
terwujud dengan begitu mudah.

Maha Suci Allah yang Maha Kaya......saya perlihatkan kepada suami buku berisi impian-impian saya...dan
saya menangis (cengeng ya...?). Impian "dll", yang di nomor 7, terwujud tidak lama setelah QLT berakhir.
Sedangkan yang lainnya:

1. Mobil Honda Jazz terbaru atau yang lebih baik ---> terwujud dengan mobil Yaris.
2. Rumah idaman di lingkungan prestisius ---> sudah terwujud
3. Uang dengan jumlah yang saya inginkan di rekening bank ---> sudah terwujud
4. Umrah ---> sudah terwujud
5. Ikut kelas hipnoterapi Pak Adi ----> sudah terwujud
54
Hanya impian pergi haji yang belum terwujud.

Salam,

Ibu Anita

TENTANG PERSEPSI

Manusia berespon terhadap suatu peristiwa, situasi, atau pengalaman bukan menurut apa adanya
namun menurut apa kitanya.

Apa maksudnya?

Kita sering mendengar orang berkata bahwa setiap kejadian sifatnya netral. Respon kita bergantung
pada makna yang kita berikan pada peristiwa ini.

Contohnya begini. Ada dua orang yang sahabat, sebuat saja A dan B, berjalan di hutan. Tiba-tiba di
depan mereka, pada jarak dua meter, muncul ular kobra besar yang marah dan mendesis, siap
menyerang kedua orang ini.

Bagaimana respon mereka?

A langsung ketakutan, pucat pasi, gemetar, dan siap-siap lari. Sedangkan B tetap tenang dan bahkan
tersenyum senang.

Ular yang sama, pada jarak yang sama, dalam situasi yang sama, memunculkan dua respon yang
berbeda. Perbedaan ini bukan terletak pada ularnya namun pada makna yang diberikan pada si ular.

A memaknai ular sebagai suatu ancaman bagi keselamatan hidupnya. Sedangkan B memaknai ular
sebagai kesempatan mendapat uang. Lho, kok bisa? Ya, sebab, B ini anaknya pawang ular. Jadi, ia punya
keahlian untuk menangkap ular.

Bagaimana menurut Anda?

Memahami yang Milton Erickson Lakukan

Milton Erickson adalah salah satu tokoh ternama dalam dunia hipnoterapi klinis. Erickson terkenal
dengan kecermatan, kreativitas, dan keefektifan terapi yang ia lakukan. Satu hal menarik yang sangat
tampak dalam berbagai kasus yang ia tangani yaitu Erickson menggunakan cara, pendekatan, atau teknik
yang sangat unik.

55
Sayangnya, ia tidak pernah secara khusus menulis atau membakukan berbagai teknik intervensi yang ia
lakukan dan menjelaskan dengan detil dasar teori atau alasan di balik setiap teknik yang ia gunakan.

Bila dicermati dan didalami ternyata teknik yang Erickson gunakan punya pola konsisten. Apa pola yang
dimaksud? Simak selengkapnya di artikel ini.

http://www.adiwgunawan.com/index.php?p=article&action=shownews&pid=217

Orangtua Masih "Terlena" Nilai Akademik Dibanding Pendidikan Karakter

KOMPAS.com -- Sebagai orangtua, siapa pun ingin anak-anaknya bisa bersekolah dengan reputasi bagus,
berprestasi, dan memiliki fasilitas memadai. Orang selalu menganggap gedung dan fasilitas sekolah
bagus itu sesuai perkembangan zaman sehingga sekolah seperti itu dinilai berkualitas bagus pula.

Namun demikian, berapa banyak di antara orangtua itu yang lebih memikirkan kurikulum pelajaran yang
diajarkan di sekolah? Pendidikan karakter seperti apa yang diajarkan di sana dan bagaimana kualitas
guru-gurunya, serta budaya di sekolah itu?

"Ini ibarat melihat mutiara dalam kotak perhiasan yang cantik. Kebanyakan orang hanya fokus pada
kotak pembungkus di luarnya, dan bukan pada mutiara di dalamnya. Terlalu fokus pada kotak luarnya
hanya akan membuat mutiaranya jadi terlupakan. Ini paradigma yang harus diubah orangtua saat bicara
pendidikan," kata Bill McIntyre, Director of International Education Practice Franklin Covey, dalam
seminar guru dan kepala sekolah "The Leader in Me" di Jakarta, Sabtu (5/4/2014) lalu.

Menurut Bill, tak salah jika orangtua melihat "penampakan luar" sekolahnya karena hal tersebut juga
menjadi salah satu komponen alat peraga pendukung proses pembelajaran. Namun, rasanya semua itu
akan sangat percuma jika sekolah itu tak memiliki perhatian khusus pada pendidikan dan perkembangan
karakter peserta didiknya.

"Anak-anak adalah mutiara di dalam kotak, maka fokuslah untuk mendidiknya tidak hanya dari luarnya,
yaitu sisi akademik, tapi juga karakter dalam dirinya, khususnya tentang kepemimpinan. Ini bekal untuk
mereka saat dewasa nanti," ujarnya.

Dalam memilih sekolah, lanjut Bill, mempertimbangkan pendidikan karakter adalah salah satu hal
penting yang harus diperhatikan. Dia menambahkan, pendidikan karakter kepemimpinan (leadership
operating system) yang dimiliki sekolah tak kalah penting dibandingkan faktor prestasi akademik.

"Karakter dan kepemimpinan diri adalah landasan penting yang harus dimiliki setiap orang. Ini adalah
kunci untuk mendidik anak yang tahu budaya, punya prestasi akademik tinggi, dan kemampuan lainnya
yang dibutuhkan saat dewasa sekaligus memiliki tingkat pengendalian diri, toleransi, sopan santun,
berjiwa pemimpin, serta karakter sebagai pribadi yang baik. Ini harus diajarkan sejak dini," kata Bill.

(sumber:
http://edukasi.kompas.com/read/2014/04/12/1239511/Orangtua.Masih.Terlena.Nilai.Akademik.Diband
ing.Pendidikan.Karakter)
56
Anda Bisa Simpan Nilai “F” dan Biarkan Saya Simpan Impian Saya

(Disadur dari kisah nyata ‘Monty Roberts – The Man who Listen to Horses’)

Ketika Monty Roberts masih duduk di bangku SMA, salah seorang gurunya memberi PR untuk membuat
sebuah esai tentang impiannya setelah lulus dari sekolahnya kelak. Ia kemudian menulis sebuah esai
bahwa ia ingin mengembangkan sebuah ranch lengkapdengan seluruh fasilitas yang diperlukan untuk
membesarkan dan melatih kuda pacu. Gurunya langsung memberinya nilai F, karena impian Monty
Roberts dinilai tidak masuk akal oleh gurunya. Sang Guru kemudian memanggil Monty Roberts dan
memintanya untuk menulis ulang esainya dengan impian yang jauh lebih realistis mengingat Monty
Roberts berasal dari keluarga yang miskin.

Monty Roberts pulang ke rumah dan berbicara dengan ayahnya. Sang Ayah kemudian berkata kepada
Monty Roberts, “Nak, impianmu adalah hal yang terpenting dalam hidupmu. Karena itu aku tidak akan
memengaruhimu, dan aku percaya engkau bisa mengambil keputusan yang terbaik untuk hidupmu.”

Keesokan harinya, Monty menghadap gurunya, dan menyodorkan kembali esai yang mendapat nilai F
tanpavdia ubah sama sekali sembari berkata, “Bapak, silakan Bapak simpan nilai F ini, dan biarkan saya
tetap menyimpan impian saya.”

Kini Monty Roberts memiliki sebuah ranch besar di Solvang California, dan dikenal sebagai pusat
pengembangan kuda pacu paling sukses di Amerika. Dia juga dikenal sebagai “The Man who Listen to
Horses.”

Kertas esai dengan nilai F tersebut masih dia simpan, dan dibingkai di atas perapiannya.

Semua kisah sukses selalu dimulai dari sebuah impian. Bantu putera-pueri kita untuk berani bermimpi
besar, yakin pada impiannya, merasa diri layak dan berharga untuk bisa berhasil mencapai semua
impian mereka seperti Monty Roberts.

Saksikan video ini berikut ini dan dapatkan inspirasinya……

http://www.youtube.com/watch?v=WhnkW_9TKpw&feature=youtu.be
www.richteensmartteen.com

(Kisah seorang ibu yang mampu berkomunikasi langsung dengan bayi di dalam kandungannya untuk
menggerakkan kepala bayi ke posisi yang diinginkan)

Selamat siang Pak Adi,

Kemarin siang saya menjalani pemeriksaan USG 3D dan 4D untuk janin 30 minggu yang sedang saya
kandung. Saat pertama di USG, pemeriksaan dilakukan untuk mengecek tanda-tanda vital organ dalam
57
janin dan puji Tuhan semua dalam keadaan sehat dan baik.

Hanya saja satu hal, kepala Uriel (bayi kami) seperti 'stuck' di jalan lahir dalam keadaan mendongak dan
wajahnya menempel dengan plasenta sehingga kami tidak bisa mengintip wajahnya. Jadi selama di-USG
(kira-kira selama 45 menit) semua kaki dan tangan janin dapat bergerak-gerak namun posisi kepala
mendongak ke atas tanpa bisa bergerak karena seluruh wajah tertutup oleh plasenta dan terjepit oleh
plasenta di bagian wajah depan dan jalan lahir di bagian belakang kepala, serta tulang belakangnya jadi
tampak bengkok (menurut dokter USG).

Mendengar hal tersebut, saya pribadi yang sangat ingin bisa melahirkan secara normal dari awal, jadi
teringat saat melahirkan anak kami pertama, Gaby, 5,5 tahun yang lalu. Gaby juga kepalanya
mendongak dan 'stuck' di jalan lahir sehingga proses persalinan normal tidak terjadi.

Untungnya dokter USG yang juga teman kami termasuk orang yang sabar dan men-support kami. Di
menyarankan saya untuk mengambil waktu sebentar untuk berjalan-jalan sambil mengajak bicara Uriel
supaya posisinya berubah.

Yang kemudian saya lakukan adalah...makan !!! (Soale saya kelaperan banget Pak hehe). Usai makan
saya melakukan relaksasi dan masuk ke kondisi somnam sebisanya di tempat ruang tunggu dan
selanjutnya mempraktikkan salah satu teknik yang Pak Adi ajarkan di kelas Advanced SECH.

Sebelum saya somnam, Gaby sempat membisikkan adiknya agar kepalanya menghadap ke sisi kiri saya
(berarti ke sisi kanan janin karena posisi badan janin menghadap ke arah luar perut saya). Setelah keluar
dari relaksasi, saya memang merasa ada pergerakan di bagian pinggul dalam. Tak lama setelah itu, saya
dipanggil kembali masuk ke dalam ruang USG. Rentang waktunya saya rasakan tidak lama. Mungkin
hanya sekitar 10-an menit untuk makan dan 10-an menit untuk somnam. Tapi saya tidak sangka
ternyata saya menunggu dipanggil kembali itu sekitar 45 menit lebih (ada record di bukti hasil USG).

Saat di-USG kembali, posisi kepala Uriel ternyata sudah menunduk dan bebas dari jepitan plasenta,
bagian kepala dapat bergerak dengan nyaman malah sempat beberapa kali dia isep-isep jempolnya.
Posisi tulang belakang sudah tidak membengkok, dan dia menghadap ke arah sisi kiri saya persis seperti
yang dibisikkan oleh Gaby, sehingga dengan demikian dokter USG dapat memeriksa bagian wajahnya.

Berikut ini saya sertakan foto USG Uriel sebelum dan sesudah penggunaan teknik yang saya pelajari saat
mengikuti kelas Advanced SECH.

Terimakasih sudah memberikan saya kesempatan belajar teknik ini ya Pak. Semoga impian saya
melahirkan normal dengan nyaman dan sehat bisa tercapai dengan mudah serta sejalan dengan
kehendak Tuhan untuk saya dan Uriel.

Salam untuk Bu Stephanie yang cantik ya Pak,

drg. Mia Gracia, CCH.

58
Apa yang kita banggakan? Kekayaan, pengetahun, kecantikan. Namun kekayaan dari hartawan yang
paling kaya, pengetahuan dari orang yang paling terpelajar, kecantikan dari orang yang paling menawan
hanyalah butiran-butiran kecil dari keseluruhan Kekayaan, Pengetahuan, dan Kecantikan.

Seorang wanita pergi menemui seorang bijak yang agung dengan membawa serta seluruh masalahnya,
dan bertanyalah ia pada orang bijak, "Bagaimana seharusnya saya memecahkan semua masalah saya
ini?"

Orang bijak ini menjawab, "Anjing."

Wanita ini mengucapkan terima kasih sebesarnya kepada orang bijak dan pulang dengan perasaan
syukur dan bahagia karena telah mendapatkan solusi terbaik.

Solusi untuk semua masalahnya ada pada satu kata saja yaitu "anjing". Wanita ini mendengar tanpa
menyertakan egonya. Ia menangkap esensi jawaban ini. Maksudnya, ia perlu menjalankan di dalam
kehidupannya semua sifat terbaik yang dimiliki seekor anjing: kesetiaan, kepatuhan, cinta kasih,
kesabaran, ketekunan, dan kegigihan.

Banyak orang bertanya namun tidak bersedia mendengar jawabannya. Ada yang bertanya namun sudah
punya jawaban atas pertanyaannya sendiri dan hanya bersedia mendengar jawaban yang sejalan
dengan yang ia inginkan.

Dengarkan guru Anda dengan penuh perhatian dan konsentrasi, maka Anda akan mendapat manfaat
penuh dari kebijaksanaannya. Pemahaman mendalam terletak pada sang murid bukan pada sang guru.

Daftar Literatur EGO STATE THERAPY

Para praktisi, pemerhati, peminat, dan penggiat hipnoterapi klinis di Indonesia pasti tahu, pernah belajar
dan mempraktikkan, atau paling tidak pernah mendengar tentang Ego State Therapy (EST).

Umumnya buku atau literatur yang digunakan sebagai acuan pembelajaran adalah karya John dan Helen
Watkins (Ego States: Theory and Therapy), Roy Hunter (Hypnosis for Inner Conflict Resolution:
Introducing Parts Therapy), dan Gordon Emmerson (Ego State Therapy).

Ternyata masih ada begitu banyak literatur lain yang dapat dijadikan bahan belajar untuk memperkuat
dasar teori, memperkaya dan memperdalam pengetahuan dan pemahaman, memperluas cakrawala
pikir, dan meningkatkan kecakapan melakukan Ego State Therapy.

Bagi Anda yang serius mendalami dan mempraktikkan Ego State Therapy dalam konteks klinis sangat
disarankan untuk bisa mendapatkan dan memelajari sebanyak mungkin literatur yang ada dalam daftar
ini!

Simak selengkapnya di http://www.adiwgunawan.com/?p=article&action=shownews&pid=216.


59
Saya mendapat email ini tgl 19 Maret 2014, tiga hari usai pelatihan QLT Maret lalu. Perubahan diri luar
biasa yang dialami peserta ini sangatlah menggembirakan. Saya sengaja tidak memuat kisah ini di wall
FB hingga hampir satu bulan kemudian untuk memastikan semua capaian ini sifatnya berkelanjutan,
bukan euforia sesaat. Kemarin Ibu Lili menghubungi AWG Institute mengabarkan bahwa ada rekannya
juga ingin ikut QLT karena melihat perubahan dirinya yang luar biasa. Ibu Lili tetap ceria, positif, dan
semangat seperti yang ia alami usai QLT. Perubahan yang ia alami tetap berlanjut dan semakin kuat
hingga saat ini.)

Salam Pak Adi,

Dengan tidak sabar saya ingin menyampaikan rasa terima kasih saya yang begitu besar dan tulus kepada
Pak Adi.

Saya benar-benar mengalami transformasi diri yang begitu luar biasa dalam diri saya. Saya benar-benar
telah menemukan diri saya kembali yang selama ini saya hanya bisa merasakan dari dalam diri saya tapi
saya tidak bisa mengekspresikan ato action.

Action saya dengan yang di dalam saya berlainan. Itu yang selalu membuat saya begitu sedih dan
bertanya-tanya, "Mengapa bisa begitu? Apa yang salah dalam diri saya?”

Saya selalu mencari ke mana-mana, termasuk membaca buku-buku motivasi, buku-buku agama etc
untuk mendapatkan jawaban dan solusinya. Sampai saya begitu lelah letih bahkan sampai saya tidak
mempunyai semangat hidup (hidup kok hanya begini aja). Saya bahkan sudah memutuskan ingin hidup
menyendiri jauh dari keramaian. Saya tidak melakukan keinginan ini semata karena anak saya. Kalau
tidak ada anak mungkin ini sudah terjadi dan saya tidak ketemu Pak Adi.

Ternyata OMG...... Gosh....

NOW .... Saya telah menyatu dengan diri saya sendiri seutuh-utuhnya, dari atas ubun-ubun sampe ujung
jari-jari kaki saya . Thxs Pak adi.

I feel GOOD… soo GOOD extremely good.

Tahu kah Pak Adi saya begitu dipenuhi energi positif bahkan tak mampu dan tak bisa berpikiran yang
negatif ... Beleive? Yup sure feel good....Pandangan saya, pikiran saya , feeling saya, the way I talk etc
totally extreme different....

Wooouu how come? In a second like simsalabim .... Change...

Begitu pulang sampe rumah saya buka dan belajar kembali materi-materi QLT , buku dan audio CD Pak
Adi dan I do it till now and will keep doing.

Pak Adi saya selama ini kalo makan itu hanya untuk kenyang dan tidak bisa enjoy, yang penting kenyang.
Tapi tahu kah Pak Adi saya hari ini makan seakan tidak bisa kenyang dan begitu menikmatinya walaupun
60
itu bukan makanan kesukaan saya… saya begitu semangat.... Seakan begitu nikmat makanannya wouu....

Saya sampai bertanya pada diri sendiri, "Napa bisa begini ya? " Oh My God…so amazing.... So feel good.
Saya juga sangat menikmati sesi relaksasi di rumah.

Saya hari ini menari-nari, loncat-loncat di tempat tidur ….. do silly things dengan anak saya dengan
diiringi lagu Walt Disney like Kungfu Panda, Snail etc. Can u imagine that Pak Adi? Can U? Woouu feel
extremely good… Can u heard it Pak Adi… I’m shouting so loud..... I don’t even care about what my
neighbors would think about me lol….

I AM FREE.... Now

Saya bukan orang yang gampang smile but now I have a very big smile and beauty smile ....
Begitu bayak perubahan dari dalam diri hingga saya tidak bisa ungkapkan semuanya pada Pak Adi.

Sebagai rasa terima kasih saya pada Pak Adi yang dalam, suatu saat nanti saya pasti bisa seperti Pak Adi,
yang bisa membantu, menolong orang banyak agar menjadi orang yang lebih baik, bahagia, damai dan
sejahtera seperti saya sekarang ini. Let the other feel it too how beautiful it is...

Tahu kah Pak Adi ternyata passion saya adalah helping people that’s my pleasure. That’s is my breath
but before this time I didn’t know how to make it true in action. All I can do just feel sad, desparate,
angry, etc even inside of me wanna be good and help people.

Again deep thanks from me, my son, and my family to you Pak Adi.

Amazing feel good n thank so much. Saya tidak akan menyia-nyiakan ilmu-ilmu yang telah Pak Adi susah
payah peroleh dan yang telah diajarkan kepada kami semua.

Dan nilai investasi yang saya bayarkan untuk ikut pelatihan QLT sama sekali tidak ada apa-apanya bila
dibandingkan dengan apa yang saya peroleh sekarang ini dan juga transformasi diri yang telah saya
alami.

You are really a great person Pak Adi. Wish you and your family all the best.

Let’s heal the world as much as we can.

Sadhu sadhu sadhu

Salam,

Ibu Lili.

PESAN PENTING UNTUK ORANGTUA

61
Manusia terlahir dengan potensi yang tidak dimiliki makhluk lainnya. Saat lahir seorang anak telah
memiliki 1 triliun (1.000.000.000.000) sel otak yang adalah potensi luar biasa untuk dikembangkan.
Berbeda dengan bayi atau anak dari makhluk lain yang bisa dengan cepat menjadi mandiri, seperti anak
rusa bisa cepat berdiri dan berjalan beberapa saat usai dilahirkan, anak manusia membutuhkan waktu
yang sangat lama untuk bisa mencapai tahap dewasa dan mandiri, sekitar 17 tahun. Manusia adalah
satu-satunya spesies di muka bumi yang membutuhkan bimbingan, perlindungan, dukungan, stimulasi,
dan perhatian dari induknya (baca: orangtua) secara terus menerus untuk bisa bertumbuh dan
berkembang.

Selain makanan bernutrisi untuk pertumbuhan fisik, satu hal paling penting yang dibutuhkan anak
manusia adalah rasa aman dan cinta. Rasa aman adalah fondasi untuk mengembangkan segenap potensi
diri. Tanpa rasa aman anak akan sulit untuk bisa bertumbuh mencapai potensi diri maksimal.

Banyak orangtua yang terlalu fokus pada pemberian makanan bernutrisi. Ini tentu hal yang sangat baik.
Di sisi lain, manusia adalah makhluk yang unik dan kompleks dengan beberapa aspek saling terkait yaitu
tubuh fisik, mental, dan emosi (psikologis). Idealnya pemberian "nutrisi makanan" haruslah mampu
memuaskan "rasa lapar dan dahaga" pada seluruh aspek sehingga terjadi pertumbuhan yang seimbang.

Salah satu upaya membantu pertumbuhan anak adalah dengan banyak memberi sentuhan fisik. Dr.
Ashley Montague, penulis buku Touching, mengatakan bahwa anak-anak yang tidak mendapatkan atau
menerima cukup cinta – yang tidak disentuh atau diajak bicara secara rutin – dapat berhenti bertumbuh.
Hasil foto sinar X menunjukkan adanya periode perlambatan atau pertumbuhan tulang yang minim yang
terjadi saat anak merasa diabaikan atau kesepian. Tanpa dukungan cinta dan rasa aman tubuh mulai
berhenti bertumbuh.

Kesepian tidak berarti anak ditinggal sendiri. Kesepian saat ini banyak dialami anak di tengah keramaian
keluarga. Orangtua yang sibuk, baik sibuk dengan pekerjaan atau gadget, sering secara tidak sengaja
telah abai akan kebutuhan anak untuk diperhatikan, diajak bicara/diskusi, disentuh, diajak bermain, dll.
Walau orangtua telah memberi waktu, menemani anak namun sering terjadi anak merasa kesepian atau
diabaikan karena tidak terjadi interaksi secara emosi. Kedekatan fisik adalah satu hal yang berbeda
dengan kedekatan secara emosi.

Bagaimana menurut Anda?

Tentang Akar Masalah

Untuk setiap masalah/simtom pasti ada akar masalahnya. Akar masalah umumnya hanya bisa terungkap
melalui teknik hipnoanalisis dan tidak bisa ditemukan dengan cara biasa seperti wawancara dalam
kondisi sadar normal. Walau dalam beberapa kasus, akar masalah yang terungkap melalui sesi
wawancara ternyata sama dengan yang diungkapkan oleh pikiran bawah sadar dalam proses
hipnoanalisis saat klien dalam kondisi hipnosis yang dalam. Ini bisa terjadi namun jarang dijumpai.

Akar masalah umumnya terjadi saat masih kecil, rata-rata di bawah usia 10 tahun. Namun ada juga yang
terjadi setelah usia 10 tahun. Contoh: orang kecelakaan, setelah itu takut naik sepeda motor atau
menyetir mobil.
62
Walau klien menjelaskan dengan sangat meyakinkan bahwa kejadian spesifik di masa lalunya adalah
akar masalahnya, terapis yang cermat dan bijaksana tidak akan langsung memercayai ucapan kliennya.
Terapis perlu melakukan pemeriksaan di level pikiran bawah sadar, dengan menggunakan teknik yang
spesifik, untuk memastikan bahwa kejadian ini benar-benar adalah akar masalah.

Dari temuan dan pengalaman klinis selama ini seringkali apa yang semula diyakini oleh klien sebagai akar
masalah ternyata bukan. Yang sering terjadi, akar masalah ternyata hal yang sama sekali tidak disangka-
sangka.

Di sisi lain, terapis, tidak boleh melakukan diagnosa atau menentukan saat wawancara apa yang menjadi
akar masalah. Mengapa? Karena akar masalah akan diungkap oleh pikiran bawah sadar, bukan oleh
pikiran sadar.

Demikianlah kenyataannya......

Mendidik Anak Menggunakan Cara Orangtua?

Perkembangan jaman yang luar biasa cepat menuntut setiap individu untuk selalu melakukan update
pengetahuan dan keterampilan untuk bisa berkembang dan berhasil di era global. Salah satu persiapan
yang dilakukan adalah sekolah dan belajar hingga ke perguruan tinggi. Saat ini, jurusan yang ditawarkan
sangat beragam. Ada jurusan untuk menjadi dokter, insinyur, desainer, apoteker, ahli farmasi, desain
grafis, IT, dll... dll. Namun, hingga saat ini belum pernah ada satupun sekolah atau jurusan yang
mengajari kita bagaimana menjadi orangtua yang baik dan mendidik anak dengan benar dan efektif.

Lalu, dari mana kita, selaku orangtua, belajar cara mendidik anak?

Umumnya kita belajar dari pengalaman. Bukankah pengalaman adalah guru terbaik? Kita belajar dari
cara orangtua kita mengasuh, mendidik, dan membesarkan kita. Apa yang dilakukan orangtua kepada
kita terekam dengan sangat baik di memori kita. Dan inilah satu-satunya pendidikan parenting alamiah
yang pernah kita dapatkan sebagai bekal untuk menjadi orangtua yang baik dan efektif.

Cara pengasuhan yang orangtua terapkan terhadap kita tidak selalu bisa diterapkan pada anak-anak kita.
Pengasuhan anak perlu dipikirkan bukan sekadar menjalani kebiasaan apalagi meneruskan pola lama
orangtua.

Bagaimana solusinya? Ada banyak informasi bagus mengenai parenting yang tersedia dalam bentuk
buku, pelatihan, seminar, dan dari internet. Sebagai orangtua kita perlu aktif meningkatkan
pengetahuan dan pemahaman tentang parenting. Bila tidak, kita hanya meneruskan apa yang telah
orangtua kita lakukan pada kita, yang mereka pelajari dari orangtua mereka, yang orangtua mereka
pelajari dari orangtua mereka. Dan yang terjadi pada anak kita adalah mereka akan meneruskan apa
yang kita lakukan pada mereka, yang sumbernya berasal dari orangtua kita, kepada anak-anak mereka,
dan anak-anak mereka akan melakukan hal yang sama pada anak-anak mereka, demikian seterusnya.

Beberapa waktu lalu saya menangani seorang anak yang mengalami kekerasan baik fisik maupun psikis
63
dari orangtuanya, terutama ibunya, sejak usia dini hingga remaja. Si Ibu punya pemahaman dan
keyakinan bahwa cara efektif untuk mendidik anak adalah dengan menggunakan kekerasan. Bila anak
diberi tahu tidak menurut atau bila ujian dapat nilai jelek maka anak harus diberi hukuman setimpal,
dihajar, supaya bisa sadar, termotivasi, dan berkembang.

Keyakinan yang benar menurut si Ibu benar, tapi salah dari sudut ilmu psikologi dan perkembangan
anak, ternyata sangat merusak kondisi mental dan emosi anak.

Saat saya tanya, "Ibu belajar cara mendidik anak ini dari orangtua Anda ya?"

Ia menjawab, "Benar sekali Pak. Waktu kecil, ayah saya sangat keras. Kami, lima bersaudara, sering
dipukul dan dicaci maki. Dan buktinya kami bisa jadi orang yang berhasil. Saya yakin cara yang sama bila
diterapkan pada anak saya hasilnya pasti juga akan sama."

"Apakah ada cara lain yang lebih baik, menurut Ibu, untuk mendidik anak?" tanya saya.

"Setahu saya ya begini ini kalau mendidik anak," jawabnya.

Dari sini saya tahu bahwa tujuan si Ibu sebenarnya sangat baik dan mulia. Ia ingin menyiapkan anaknya
menjadi pribadi yang tangguh, mandiri, kuat, dan cakap. Tapi cara yang ia gunakan tidak sesuai dengan
tipe kepribadian dan karakter anak. Ia tidak punya data lain sebagai pembanding. Untuk itu saya
menyarankan ia dan suaminya untuk baca buku-buku parenting. Saya memberikan beberapa judul buku
bagus. Salah satu yang saya sarankan adalah Hypnotherapy for Children.

Tidak semua orangtua memperlakukan anaknya seperti yang dialami oleh si Ibu ini. Saya menjumpai ada
banyak orang tua yang mendidik anak dengan benar, penuh cinta kasih, mendukung, menerima anak
apa adanya. Ini tentu sangat baik dan perlu kita teruskan dalam mendidik dan membesarkan anak-anak
kita.

Sebagai orangtua kita perlu cerdas dan bijak menilai mana pola asuh yang kurang baik dan mana yang
baik yang kita dapatkan dari kedua orangtua kita.

Cara kita mendidik dan memperlakukan anak sebenarnya adalah cerminan kedewasaan diri dan projeksi
dari cara kita memperlakukan diri kita sendiri. Raising our children... raising ourselves.

Bagaimana menurut Anda?

(Intermezo)

Seorang caleg mendapat teko ajaib berisi Jin Jawa. Setelah Jin keluar dari tempatnya terjadi dialog
berikut:

Jin: Minta apa?

Caleg: Jadikan aku pemimpin tegas, dipercaya, jujur, bisa Jin?


64
Jin : Bisa.

Kemudian si caleg berkampanye di depan sekelompok orang...

Caleg: Pilihlah saya. Saya pengen kaya raya. Punya puluhan rumah dan mobil mewah. Selingkuhan di
mana-mana....

Si caleg sendiri kaget dengan apa yang ia ucapkan. Ia protes pada Jin: Kok bablas Jin?

Jin menjawab, "Jujur...kan?"

Dari sini dapat disimpulkan bahwa Jin Jawa ini punya sugestibilias fisik (physical suggestibility) yang
melaksanakan permintaan tuannya secara literal, apa adanya. Dan ini sangat mencerminkan sifat pikiran
bawah sadar yang juga sangat literal.

Bagaimana menurut Anda?

Salam sejahtera pak Adi dan teman-teman semua.

Saya menulis email ini untuk sharing beberapa minggu yang saya alami dan lakukan setelah mengikuti
QLT bulan Maret lalu.

Sepulang saya dari Senyiur dan mendarat di kembali di kota tempat saya tinggal, saya dijemput oleh
Istri. Istri mengatakan wajah saya lebih cerah.

Dan beberapa hari selanjutnya Istri saya mengatakan bahwa dia menemukan saya kembali setelah
sekian tahun sepertinya saya "menghilang" dalam kesibukan pikiran dan hidup saya sendiri.

Istri bahkan sempat ragu-ragu, apakah benar saya suaminya karena perubahan perhatian dan kasih
sayang yang tercurah lebih besar. Gawat juga ya.... hehe

Selain itu saya juga mengerjakan tugas yang diberikan pak Adi untuk memberikan informasi dan
pengetahuan tentang pentingnya melepaskan emosi negatif demi kemajuan diri setiap orang.

Dan sekarang saya baru menyadari saya sudah mengajari sekitar 25 orang mengenai Hypno-EFT untuk
menyembuhkan luka batin mereka masing-masing. Mereka adalah terutama keluarga dan karyawan di
perusahaan yang saya pimpin.

Satu hal yang sangat membuat saya Feel Good dan Happy adalah saat mereka selesai saya ajarkan dan
bimbing melakukan Hypno-EFT, emosi level mereka yang tadinya 8 langsung drop menjadi 2 atau
bahkan 0. Padahal mereka sudah menyimpan emosi itu bertahun-tahun. Mereka mengatakan hidup
mereka terasa sangat ringan.

Saat ini masih ada beberapa hal yang saya inginkan belum tercapai tapi saya merasakan adanya
65
perkembangan positif.

Dan dari proses mengajarkan Hypno-EFT saya menemukan passion saya dalaml bentuk yang lebih
nyata.Saya selalu menginginkan menjadi manusia yang bermanfaat bagi banyak orang dan semua
mahluk, tapi saya sebelumnya tidak punya gambaran bagaimana keadaan menjadi manusia yang
bermanfaat bagi banyak orang.

Sekarang gambaran itu sudah sangat jelas di depan mata. Melalui bisnis yang saya miliki dan kelola, saya
akan membina semua karyawan from nobody to somebody. Dan saya ingin bisnis saya berkembang
secara berlipat dan mereka semua yang telah menjadi "somebody" juga akan membina lebih banyak
orang lagi from nobody to somebody.

Melalui bisnis saya membina puluhan orang saat ini dan akan membina ratusan, ribuan dan bahkan
jutaan orang menjadi "Seseorang" yang bermanfaat.

Nah sekarang saya juga ingin bertanya, apakah saya boleh membebaskan semua emosi negatif semua
orang dalam perusahaan saya?

Karena saya melihat begitu banyak masalah timbul bukan karena pekerjaan yang sulit tapi karena ada
program yang error di dalam diri manusia.

Kalo boleh, bagaimana cara yang efektif dan efisien untuk saya dapat melakukannya? Apalagi kalo nanti
jumlah karyawan bertambah?

O ya, satu pertanyaan lagi pak Adi. Mengapa saya sekarang ini semakin hari semakin melihat semua
perempuan dan wanita itu cantik? Maksud saya, saya bisa melihat sisi cantik dari setiap perempuan,
apakah normal? Saya melihat kecantikan dalam diri setiap wanita tanpa ada maksud atau keinginan
memiliki, hanya melihat mereka cantik adanya.

Salam,
Hari

(catatan AWG: Yang dialami Bpk Hari adalah sesuatu yang wajar dan normal seiring peningkatan
kesadaran diri yang Beliau alami usai pelatihan QLT. Yang Beliau lihat saat ini melampaui ukuran atau
standar yang biasa digunakan orang awam yaitu kriteria cantik yang semata berdasar fisik. Bpk. Hari kini
melihat “inner beauty” yang ada dalam diri setiap pribadi.)

Salam sejahtera pak Adi dan teman-teman semua.

Saya menulis email ini untuk sharing beberapa minggu yang saya alami dan lakukan setelah mengikuti
QLT bulan Maret lalu.

Sepulang saya dari Senyiur dan mendarat di kembali di kota tempat saya tinggal, saya dijemput oleh
Istri. Istri mengatakan wajah saya lebih cerah.

66
Dan beberapa hari selanjutnya Istri saya mengatakan bahwa dia menemukan saya kembali setelah
sekian tahun sepertinya saya "menghilang" dalam kesibukan pikiran dan hidup saya sendiri.

Istri bahkan sempat ragu-ragu, apakah benar saya suaminya karena perubahan perhatian dan kasih
sayang yang tercurah lebih besar. Gawat juga ya.... hehe

Selain itu saya juga mengerjakan tugas yang diberikan pak Adi untuk memberikan informasi dan
pengetahuan tentang pentingnya melepaskan emosi negatif demi kemajuan diri setiap orang.

Dan sekarang saya baru menyadari saya sudah mengajari sekitar 25 orang mengenai Hypno-EFT untuk
menyembuhkan luka batin mereka masing-masing. Mereka adalah terutama keluarga dan karyawan di
perusahaan yang saya pimpin.

Satu hal yang sangat membuat saya Feel Good dan Happy adalah saat mereka selesai saya ajarkan dan
bimbing melakukan Hypno-EFT, emosi level mereka yang tadinya 8 langsung drop menjadi 2 atau
bahkan 0. Padahal mereka sudah menyimpan emosi itu bertahun-tahun. Mereka mengatakan hidup
mereka terasa sangat ringan.

Saat ini masih ada beberapa hal yang saya inginkan belum tercapai tapi saya merasakan adanya
perkembangan positif.

Dan dari proses mengajarkan Hypno-EFT saya menemukan passion saya dalaml bentuk yang lebih
nyata.Saya selalu menginginkan menjadi manusia yang bermanfaat bagi banyak orang dan semua
mahluk, tapi saya sebelumnya tidak punya gambaran bagaimana keadaan menjadi manusia yang
bermanfaat bagi banyak orang.

Sekarang gambaran itu sudah sangat jelas di depan mata. Melalui bisnis yang saya miliki dan kelola, saya
akan membina semua karyawan from nobody to somebody. Dan saya ingin bisnis saya berkembang
secara berlipat dan mereka semua yang telah menjadi "somebody" juga akan membina lebih banyak
orang lagi from nobody to somebody.

Melalui bisnis saya membina puluhan orang saat ini dan akan membina ratusan, ribuan dan bahkan
jutaan orang menjadi "Seseorang" yang bermanfaat.

Nah sekarang saya juga ingin bertanya, apakah saya boleh membebaskan semua emosi negatif semua
orang dalam perusahaan saya?

Karena saya melihat begitu banyak masalah timbul bukan karena pekerjaan yang sulit tapi karena ada
program yang error di dalam diri manusia.

Kalo boleh, bagaimana cara yang efektif dan efisien untuk saya dapat melakukannya? Apalagi kalo nanti
jumlah karyawan bertambah?

O ya, satu pertanyaan lagi pak Adi. Mengapa saya sekarang ini semakin hari semakin melihat semua
perempuan dan wanita itu cantik? Maksud saya, saya bisa melihat sisi cantik dari setiap perempuan,
apakah normal? Saya melihat kecantikan dalam diri setiap wanita tanpa ada maksud atau keinginan
memiliki, hanya melihat mereka cantik adanya.
67
Salam,
Hari

(catatan AWG: Yang dialami Bpk Hari adalah sesuatu yang wajar dan normal seiring peningkatan
kesadaran diri yang Beliau alami usai pelatihan QLT. Yang Beliau lihat saat ini melampaui ukuran atau
standar yang biasa digunakan orang awam yaitu kriteria cantik yang semata berdasar fisik. Bpk. Hari kini
melihat “inner beauty” yang ada dalam diri setiap pribadi.)

SYUKUR

Adalah sangat penting untuk selalu bersyukur dalam hidup. Kitab sucipun sangat menganjurkan hal ini.
Syukur adalah salah satu komponen dalam rumus sukses yang diajarkan di Quantum Life Transformation
yaitu BE x Do = Success. Be = Impian, Yakin, Syukur, Pasrah, Doa.

Dan memang dari laporan para alumni pelatihan QLT yang benar-benar mampu menerapkan dan
mengalami perasaan SYUKUR, ikhlas, dan pasrah maka kehidupan mereka di berbagai aspek mengalami
perkembangan positif dan peningkatan yang sungguh luar biasa.

Dan (ingatlah) di waktu Tuhan kalian memperingatkan. Jika kalian bersyukur, niscaya Aku akan
menambah nikmat-Ku kepada kalian; dan jika kalian mengingkarinya, maka azab-Ku amat berat sekali.
~QS Ibrahim 7

Janganlah hendaknya kamu kuatir tentang apapun juga, tetapi nyatakanlah dalam segala hal
keinginanmu kepada Allah dalam doa dan permohonan dengan ucapan syukur.
~Filipi 4:6

Berikut saya kutip contoh rasa syukur dari buku Quantum Life Transformation.

Saya bersyukur untuk istri yang memberiku makanan yang sama dengan malam kemarin, karena istriku
di rumah malam ini, dan tidak bersama orang lain.

Saya bersyukur untuk suami yang duduk bermalasan di sofa sambil baca koran malas-malasan, karena ia
bersama aku di rumah dan tidak keluyuran... apalagi ke Bar malam ini.

Saya bersyukur untuk anakku yang selalu protes di rumah karena artinya dia sedang di rumah dan tidak
sedang keluyuran di jalanan.

Saya bersyukur untuk pajak penghasilan yang harus saya bayar setiap bulan, untuk pajak kendaraan
bermotor dan rumah yang harus saya bayar setiap tahun, karena hal ini berarti saya bekerja, atau punya
penghasilan, dan hidup berkelimpahan.

Saya bersyukur untuk rumah yang berantakan yang harus saya rapikan setiap hari karena hal ini berarti
saya masih punya kesempatan melayani orang-orang yang mengasihi saya.

68
Saya bersyukur untuk baju yang mulai kesempitan karena hal ini berarti saya bisa makan lebih dari
cukup.

Saya bersyukur untuk bayangan yang mengikutiku karena hal ini berartinya saya tidak disilaukan oleh
matahari.

Saya bersyukur untuk kebun yang harus dirapikan dan pekerjaan yang harus dikerjakan di rumah karena
hal ini berarti saya punya rumah.

Saya bersyukur untuk berita orang yang lagi demo dan membuat macet jalanan karena hal ini berarti
kita masih punya kebebasan untuk berbicara.

Saya bersyukur untuk dapat tempat parkir yang paling jauh karena hal ini berarti saya masih bisa
berjalan kaki dan diberkati dengan kendaraan yang saya bisa bawa.

Saya bersyukur untuk pada wanita yang duduk di belakangku yang menyanyi fals karena hal ini berarti
saya masih bisa mendengar.

Saya bersyukur untuk cucian yang menumpuk karena hal ini berarti saya punya banyak baju yang bisa
dipakai.

Saya bersyukur untuk kepenatan dan kelelahan kerja setiap hari karena hal ini berarti saya masih
mampu bekerja keras setiap hari.

Saya bersyukur mendengar alarm yang mengganggu di pagi hari karena hal ini berarti saya masih hidup.

Saya bersyukur belum bisa bersyukur karena dengan menyadari bahwa saya belum bisa bersyukur
menandakan saya mengerti diri saya dengan baik, menerima, dan mencintai diri saya apa adanya.

Nah, sahabat FB....apa yang Anda syukuri pagi ini?

Selesaikan kalimat berikut:

Saya bersyukur untuk ................ (atau)


Saya beryukur karena .....................

KEMELEKATAN vs FOKUS..... HOW?

(Berikut ini adalah diskusi yang terjadi di milis QLT beberapa waktu lalu membahas kemelekatan dan
fokus. Materi yang saya posting ini adalah ulasan dan pemikiran yang disampaikan Ibu Widya Saraswati,
praktisi hipnoterapi klinis dan juga adalah asisten di QLT. Selamat menikmati.)

Rumus sukes yang diajarkan di QLT adalah HUMAN FACTOR x GOD FACTOR = SUCCESS. Human Factor
terdiri atas BE x DO. BE terdiri atas Impian, Yakin, Syukur, Pasrah, dan Doa. Sedangkan BE terdiri atas
aktivitas/tindakan, kecakapan, dan pengetahuan.
69
"Saya pribadi membedakan antara fokus, pasrah dan kemelekatan. Ketiganya merupakan faktor penting
dalam ketenangan dan kedamaian hidup, dan saya pribadi memerlukan proses panjang untuk bisa
memahami apalagi menerapkannya dalam kehidupan.

Sebagaimana Pak Adi ajarkan di kelas QLT, kita antara lain perlu fokus dan pasrah untuk bisa mencapai
sukses.

* FOKUS artinya kita memusatkan seluruh pikiran, perhatian, daya, upaya, energi dan doa kita secara
sungguh-sungguh pada sesuatu hal (dream) yang hendak kita capai.

* Namun demikian, sesuai dengan apa yang diajarkan di QLT, kita juga diingatkan bahwa ada faktor X
yang menentukan keberhasilan kita, yaitu faktor Tuhan. Kita tidak tahu apa pertimbangan Tuhan untuk
mengabulkan impian itu saat ini, atau menundanya. Dengan kata lain, keberhasilan tidak sepenuhnya
ditentukan oleh diri kita; karena ada faktor Tuhan. Sehebat apa pun usaha kita, kalau belum
diijinkanNYA ya belum bisa tercapai.

* Karena itulah kita perlu PASRAH. Artinya, apa pun hasilnya, apa pun yang kita dapatkan atau terima,
kita mensyukurinya karena memang itulah pemberian yang terbaik dari Tuhan buat kita, pada saat ini.
Kadang impian segera didapat sesuai keinginan, kadang tertunda, kadang mendapat lebih/kurang dari
yang kita harapkan, tapi semuanya adalah yang terbaik untuk kita pada saat ini.

* PASRAH tidak sama dengan MENYERAH. Pasrah itu aktif berusaha, tetapi dengan kesadaran bahwa
ada kekuasaan lebih tinggi yang menentukan pencapaian hasilnya. Jadi, kita wajib melakukan apa yang
menjadi porsi kewajiban kita, dan biarlah Tuhan mengambil apa yang menjadi porsiNYA. Apa pun
hasilnya, kita menerimanya dengan hati ikhlas dan gembira.

* KEMELEKATAN merupakan faktor lain lagi. Ini merupakan keadaan di mana kita sungguh terikat pada
sesuatu. Seolah-olah kita tidak bisa hidup tanpa sesuatu itu. Kemelekatan ini biasanya disarankan untuk
dilepaskan dari manusia yang ingin mencapai level kehidupan spiritual lebih tinggi. Mengapa? Karena
kemelekatan menjadi penanda adanya "nafsu" yang membuat kita tidak dapat mengosongkan diri atau
menjadi netral.

* KEMELEKATAN bukan hanya pada benda-benda, melainkan juga pada makhluk hidup lain dan
perbuatan. Misalnya, kemelekatan pada ritual. Seolah-olah kalau tidak melakukan ritual tertentu maka
hidupnya tidak lengkap, tidak sah dan seterusnya. Ritual menjadi segala-galanya.

Seperti dalam contoh orang yang ditanya: "Kalau ada orang sekarat sementara Anda sedang
menjalankan ritual agamamu, mana yang didahulukan?" Orang yang memiliki kemelekatan pada ritual
akan mengutamakan ritual, karena ritual penting baginya. Pada orang yang tidak memiliki kemelekatan
pada ritual akan mengutamakan nilai-nilai spiritualitas, sehingga memilih menyelamatkan nyawa
manusia lain ketimbang ritual.

Cinta tanpa syarat adalah salah satu bentuk bebas dari kemelekatan; selain bisa menerima apa pun
adanya, juga tidak takut kehilangan dan tidak kecewa bila harus melepaskan.

Apakah berarti kita tidak boleh punya harta benda atau memiliki sesuatu? Bukan itu maksudnya. Kalau
70
Tuhan memberi kita rejeki berlimpah walaupun sudah pula kita bagikan untuk sedekah, menurut
pemahaman saya, sungguh tidak pantas bila kita tetap hidup seperti seolah-olah Tuhan hanya memberi
rejeki sedikit. Itu seperti orang yang tidak pandai bersyukur. Jadi, kalau mampu naik taksi mengapa naik
angkot? Kalau bisa beli Masserati mengapa beli Karimun?

Masalah kemelekatan timbul bila kita menjadi terikat dan terpenjara oleh benda-benda itu. Sehingga
ketika kita seharusnya bisa lebih memanusiakan manusia lain dengan kemakmuran yang berlimpah,
justru menjadi tidak mampu bahkan mungkin kita kehilangan kemanusiaan kita sendiri.

Jadi, apakah kita tidak perlu meraih sukses? Ya harus! Salah satu tanda bahwa kita bersyukur atas
kehidupan yang Tuhan berikan adalah dengan mengembangkan bakat dan kemampuan kita, dan meraih
sukses demi sukses yang semakin tinggi dan semakin besar sekaligus memelihara/melestarikan
kehidupan semesta ini.

Mengikuti QLT merupakan salah satu cara yang membantu kita meraih sukses, dan kita bisa semakin
bersyukur sekaligus bisa belajar membebaskan diri dari kemelekatan.

Itulah yang saya pahami tentang fokus, pasrah dan kemelekatan. Saya sendiri masih terus belajar ketiga-
tiganya.

Bagaimana menurut Anda? Bagaimana membedakan Fokus, Konsisten, Melekat, dan Pasrah?

(Selamat pagi sahabat FB. Ini adalah bagian terakhir dari artikel Konstruksi Diri. Silakan share ke rekan-
rekan lainnya. Semoga artikel ini bisa bermanfaat bagi kita semua.)

KONSTRUKSI DIRI (selesai)

Sensitif Terhadap Koordinasi Gerakan/Berjalan (2 - 4 thn)

Usia antara 2 hingga 4 tahun adalah usia di mana anak sangat aktif bergerak. Anak berlari, berjalan, naik
turun tangga, memanjat pohon atau teralis jendela, melakukan gerakan berputar atau rolling dengan tak
kenal lelah. Orangtua dan lingkungan yang tidak memahami hal ini cenderung akan memberikan anak
label hiperaktif. Apakah benar anak hiperaktif? Belum tentu. Yang sering kali terjadi adalah anak
overactive alias sangat aktif.

Aktifnya anak dalam melakukan berbagai gerakan ini adalah dorongan dari dalam dirinya untuk
menyempurnakan koordinasi otot-otot besar, menyempurnakan motorik kasar yang ia gunakan dalam
bergerak, berlari, dan atau berjalan.

Bila anak tidak mendapat kesempatan melatih koordinasi, karena batasan atau larangan orangtua atau
lingkungan, maka anak akan besar dengan kemampuan motorik yang kurang optimal. Hal ini akan sangat
tampak saat anak berolahraga, menari, atau melakukan aktivitas fisik lain yang membutuhkan
keterampilan dan koordinasi otot yang baik.

71
Sensitif Terhadap Bahasa (1 – 3 thn)

Anak umumnya mulai belajar bicara saat usia 1 tahun. Untuk mengembangkan kecakapan bahasa anak
maka orangtua atau lingkungan perlu memberikan stimulasi bahasa secara terus menerus kepada anak,
bisa dengan mengajak anak bicara, membacakan cerita, atau bernyanyi, bukan nonton tv atau video.

Satu hal yang harus sungguh-sungguh diperhatikan orangtua dalam menstimulasi kecakapan bahasa
anak yaitu sebaiknya hanya menggunakan satu bahasa utama, sebaiknya bahasa ibu, untuk komunikasi.
Banyak orangtua yang terlalu berambisi mengajari anak beberapa bahasa sekaligus, misalnya bahasa
Inggris, Mandarin, dan bahasa Indonesia. Bila ini dilakukan maka anak akan mengalami rancu bahasa
dan akan sulit berkomunikasi dengan baik dan lancar.

Menurut Vygotsky idealnya anak punya satu bahasa yang sangat ia kuasai sebagai alat komunikasi dan
membangun kemampuan abstraksinya. Baru setelah itu anak belajar bahasa lain. Bahasa yang sebaiknya
dikuasai anak adalah bahasa Indonesia. Bahasa lainnya boleh diberikan namun hanya sebagai stimulasi
saja. Kalau anak bisa, baik. Tidak bisa, juga tidak apa-apa.

Bila anak tidak terstimulasi dengan baik pada masa ini maka berakibat buruk pada kemampuan
berbahasanya. Sekali kemampuan ini tidak berkembang maka tidak akan ada kesempatan lagi untuk
memperbaiki keadaan ini. Akibatnya anak akan kurang peka terhadap bunyi bahasa, menjadi kurang
percaya diri, dan akan berakibat buruk pada konsep dirinya karena anak tidak mampu mengungkapkan
dirinya.

Beberapa kali saya dimintai bantuan untuk menerapi anak yang mengalami kesulitan bahasa. Ada anak
yang sudah berusia 5 tahun tapi masih belum bisa bicara lancar.

Dalam sesi wawancara dengan ibunya saya menemukan bahwa anak ini sejak bayi diasuh oleh suster.
Ibu dan ayahnya sibuk berbisnis sehingga tidak sempat mengurusi anak. Suster yang merawatnya
pendiam, jarang bicara, dan setiap hari anak diberi tontonan Cartoon Network. Dan yang lebih luar biasa
lagi anak ini disekolahkan di sekolah yang mengajarkan tiga bahasa.

Tidak banyak yang bisa saya lakukan dalam hal ini selain menyarankan ibunya untuk memberikan
stimulasi bahasa sebanyak mungkin kepada anaknya dan harus hanya menggunakan bahasa Indonesia.

Sensitif Terhadap Aspek Sosial Kehidupan (2 ½ - 6 thn)

Dalam proses tumbuh kembang anak membutuhkan teman bermain untuk interaksi sosial dan
mengembangkan kecakapan komunikasi. Melalui interaksi sosial ini anak belajar untuk mengenali anak
lain, belajar menyampaikan keinginannnya, belajar untuk menghargai rekan, belajar berbagi,
menghormati, dan menyayangi.

Bila anak tidak boleh atau tidak mendapat kesempatan bermain dengan anak lain, maka anak akan
merasa kesepian, rewel, dan tidak nyaman sehingga akan menuntut sangat banyak perhatian dari
orangtua. Anak juga bisa menjadi sulit bergaul, merasa tidak aman dan tidak nyaman dengan hadirnya
orang lain di sekitarnya.

72
Saat ini anak lebih banyak hidup dalam dunianya sendiri, ditemani gadget. Anak jarang bermain yang
melibatkan anak lain.

Pikiran "Rasional" yang Tidak Rasional

Pertanyaan ini cukup menggelitik pikiran saya beberapa waktu lalu, "Apakah seseorang benar-benar bisa
berpikir rasional atau menggunakan logika yang benar?"

Pertanyaan ini muncul saat saya merenungkan berbagai kasus klinis yang pernah saya tangani,
mengamati perilaku manusia, menganalisis pola pikir dan tindakan mereka.

Saya sampai pada satu simpulan bahwa orang sering membuat keputusan atau bertindak yang
sebenarnya tidak rasional tapi bersikeras bahwa ini rasional atau sudah benar dan logis.

Bila dicermati lebih mendalam yang sebenarnya terjadi adalah hampir semua keputusan atau tindakan
seeorang bukan diputuskan menggunakan nalar atau pikiran sadar tapi oleh pikiran bawah sadar.

Pikiran bawah sadar menguasai diri seseorang, termasuk pikiran sadar, memberi dorongan membuat
keputusan atau melakukan tindakan tertentu, dengan menggunakan perasaan sebagai motor
penggerak.

Umumnya orang bertindak mengikuti dorongan hati, lebih tepatnya mengikuti perasaan atau emosi,
yang mana adalah kerja pikiran bawah sadar. Baru setelahnya, menggunakan pikiran sadar atau
logikanya, mencari pembenaran atau alasan atas tindakannya.

Saya beri contoh orang yang lagi jatuh cinta. Saat lagi dimabuk asmara, ini murni emosi yang bekerja.
Logika bisa dibilang sama sekali tidak berfungsi. Itu sebabnya apapun yang dikatakan orang lain di
sekelilingnya mengenai pasangannya, misalnya ada sifat, karakter, atau kebiasan buruk, walau benar
sepenuhnya, sama sekali tidak bisa diterima.

Perasaan yang namanya cinta inilah yang mendorong seseorang untuk memutuskan menikah dan
berkeluarga. Untuk bisa terus bertahan, mengembangkan cinta, membangun keluarga yang bahagia,
membutuhkan logika.

Orang menikah biasanya karena perasaan. Namun saat mereka berpisah, mereka menggunakan logika.

Bila benar-benar ingin logis maka saat berpikir dan membuat keputusan, unsur emosi harus ditiadakan.
Tapi ini tentu cukup sulit dilakukan.

Kesimpulan saya, yang dimaksud dengan logis atau rasional sifatnya situasional dan kontekstual. Sesuatu
yang logis atau rasional dalam satu situasi atau keadaan, di kesempatan lain bisa tidak logis. Ini semua
dipengaruhi oleh kondisi mental dan emosi seseorang pada satu waktu tertentu.

Bagaimana menurut Anda?

73
(Sahabat FB… ini adalah lanjutan dari artikel yang saya posting kemarin, Selasa. Untuk memahami artikel
ini sepenuhnya, saran saya, Anda perlu membaca artikel sebelumnya. Silakan share artikel ini ke
sebanyak mungkin rekan, sahabat, atau siapa saja yang dirasa membutuhkannya demi kebaikan kita
bersama, terutama anak-anak yang kita cintai. Terima kasih)

KONSTRUKSI DIRI (lanjutan)

PENGEMBANGAN KECERDASAN

Inilah rahasia yang tidak diketahui kebanyakan orangtua. Upaya yang dilakukan orangtua untuk
mengembangkan kecerdasan anak, sejak masih kecil sekali, baik itu dengan menggunakan flash card, CD
audio, menyekolahkan anak sejak usia dini sekali, dan berbagai cara lain tidak akan membuahkan hasil
maksimal.

Mengapa? Karena kecerdasan anak berkembang berdasarkan pada kemampuan sensorial.

Yang dimaksud dengan kemampuan sensorial adalah kemampuan untuk mengenali panjang, lebar,
tinggi, warna, berat, temperatur, bau, rasa, dan tekstur. Dengan bahasa yang lebih sederhana
kecerdasan anak berkembang sejalan dengan stimulasi yang ia dapatkan melalui kelima inderanya. Dan
yang paling besar pengaruhnya adalah stimulasi melalui indera perabaan, sentuhan, dan segala sesuatu
yang menggunakan tangan atau jari.

Saat anak masih kecil jari-jari tangannya berfungsi sebagai keyboard yang digunakan untuk
memprogram otaknya. Pada ujung jari tangan terdapat begitu banyak saraf yang mampu menerima
sangat banyak input. Input ini merangsang sel otak atau neuron untuk menumbuhkan akson sehingga
terjadi koneksi dengan sel otak lain. Semakin banyak koneksi yang terjadi maka anak menjadi semakin
cerdas.

Bisa anda bayangkan apa yang akan terjadi pada anak yang hanya diberi mainan NDS atau PS?
Kecerdasan anak ini tidak akan berkembang optimal karena minimnya stimulasi sensorial yang ia alami
atau dapatkan dari lingkungannya.

PENGEMBANGAN IMAJINASI / KREATIVITAS

Untuk membantu mengembangkan imajinasi dan atau kreativitas anak membutuhkan kekuatan
konsentrasi dan kebebasan. Anak harus punya banyak pengalaman dengan benda nyata. Anak juga
harus mendapat kesempatan untuk melakukan manipulasi objek konkrit.

Satu contoh. Anak bisa berimajinasi dengan kreatif bahwa sebuah kotak karton adalah mobil. Dari mana
imajinasi atau kreativitas ini muncul? Karena anak telah punya pengalaman dengan mobil sungguhan.
Mobil sudah ada di database memorinya. Tanpa adanya mobil (yang konkrit) yang pernah ia temui
dalam hidupnya maka akan sangat sulit atau bahkan mustahil bagi anak untuk bisa membayangkan
kotak karton sebagai mobil.

Untuk semakin membantu mengembangkan imajinasi dan kreativitas anak maka orangtua bisa sering-
74
sering membacakan cerita pada anak, khususnya di malam hari saat anak akan tidur. Anak juga perlu
berinteraksi dengan alam.

Misalnya anak pernah melihat burung di alam. Maka anak bisa membayangkan dirinya sebagai burung
dan terbang bebas di angkasa.

Dalam proses tumbuh kembang anak juga mengalami enam periode sensitif yang bersama dengan pola
psikis bawaan membantu anak berkembang.

Enam Periode Sensitif terdiri atas:


1. Sensitif terhadap keteraturan (0 – 2 thn)
2. Belajar melalui lima indera
3. Sensitif terhadap objek berukuran kecil (2 – 2 ½ thn)
4. Sensitif terhadap koordinasi gerakan/berjalan (2 - 4 thn)
5. Sensitif terhadap bahasa (1 – 3 thn)
6. Sensitif terhadap aspek sosial kehidupan (2 ½ - 6 thn)

(besok saya akan posting uraian tentang Periode Sensitif....)

(Sahabat FB… ini adalah lanjutan dari artikel yang saya posting kemarin, Selasa. Untuk memahami artikel
ini sepenuhnya, saran saya, Anda perlu membaca artikel sebelumnya. Silakan share artikel ini ke
sebanyak mungkin rekan, sahabat, atau siapa saja yang dirasa membutuhkannya demi kebaikan kita
bersama, terutama anak-anak yang kita cintai. Terima kasih)

KONSTRUKSI DIRI (lanjutan)

HUKUM KEMANDIRIAN

Banyak orangtua yang mengeluh anak mereka tidak mandiri. Sebenarnya ketidakmandirian anak terjadi
akibat pola asuh yang salah. Orangtua sendiri yang mengakibatkan anak mereka tidak mandiri. Cara kita
membantu anak untuk bisa menjadi mandiri adalah dengan memberikan kesempatan pada anak untuk
memilih apa kerja (permainan) yang akan ia lakukan dan berikan kesempatan anak untuk bekerja
(bermain) sendiri.

Saat anak memilih sendiri melakukan kerja tertentu maka saat itu anak telah mengembangkan
kemauannya (sendiri) dan energinya diarahkan melakukan sesuatu yang konstruktif dalam
memgembangkan disiplin diri. Dalam hal ini anak juga perlu diberi kebebasan dan diajarkan mengenai
hal yang baik dan buruk.

KEKUATAN PERHATIAN

Dengan melakukan kerja maka anak juga mengembangkan kekuatan konsentrasi. Tidak mungkin anak
bermain tanpa konsentrasi pada objek yang ia pilih untuk bermain. Dengan terus bekerja dengan
menggunakan objek (mainan) tertentu anak mengembangkan konsentrasinya dan menggantikan impuls
ketertarikan yang bersifat primitif dengan ketertarikan yang bersifat intelektual.
75
Orangtua atau lingkungan sebaiknya memberikan anak banyak pilihan untuk bekerja sehingga eksplorasi
diri yang anak lakukan bisa lebih beragam dan maksimal.

Sayangnya, tren saat ini, anak-anak lebih banyak diberi mainan gadget yang mana sangat tidak baik
untuk mengembangkan kekuatan perhatian dan interaksi sosial. Konsentrasi anak pada gadget justru
melemahkan kemampuan konsentrasi mereka pada hal lain.

Idealnya, mainan yang digunakan anak untuk bekerja haruslah mainan atau objek yang dapat
dimanipulasi dan melibatkan seluruh indera, tidak hanya mata dan pendengaran namun juga, terutama,
indera perabaan. Intinya, kerja yang melibatkan stimulasi sensori.

Saya pernah mengamati salah satu murid PG Sekolah Anugerah Pekerti, yang saat itu berusia sekitar 3
tahun, mampu melakukan kerja, bermain menggunakan satu alat tertentu, dengan konsentrasi penuh
selama 1 jam tanpa berhenti. Anak ini memindahkan 100 (seratus) butir kelereng dari satu wadah dan
menempatkan setiap kelereng ini, dalam urutan dan posisi tertentu, di sebuah papan yang telah
disiapkan. Ia melakukannya satu demi satu, dengan penuh perhatian, hati-hati, dan cermat.

Usai menempatkan semua kelereng ini di tempatnya ia melanjutkan dengan mengembalikan semuanya,
juga dengan penuh perhatian, satu demi satu, hingga semua kelereng yang tadinya ada di atas papan
berpindah ke dalam wadah.

PENGEMBANGAN KEMAUAN

Kemauan berkembang melalui tiga tahap. Pertama, melalui dorongan kerja dengan pengulangan
kegiatan yang bersifat tidak sadar. Contohnya adalah saat anak bermain, misalnya cuci tangan. Anak
akan melakukan “cuci tangan” ini mulai dari membuka keran air, membasahi tangannya, menyabuni
tangan, membilas tangan yang telah disabuni, menutup keran, dan akhirnya mengeringkan tangan
dengan menggunakan lap.

Setelah satu siklus ini selesai anak akan berhenti sejenak, beberapa detik dan setelah itu kembali
mengulangi proses yang sama dari awal hingga selesai. Demikian selanjutnya, anak melakukan hal yang
sama berulang kali tanpa bosan.

Saat anak melakukan kerja dan pengulangan ini anak sebenarnya sedang mengembangkan disiplin diri
dan kekuatan untuk mentaati siklus kerja. Anak disiplin memulai hingga mengakhiri proses cuci tangan
dengan lengkap. Anak taat dalam menjalankan proses ini. Manfaat positif terjadi di dalam diri anak.
Orangtua yang tidak mengerti hal ini biasanya akan marah atau menegur anak karena dipandang
melakukan hal yang tidak ada manfaatnya.

(besok saya akan posting lanjutannya....

DOSEN TAK (BOLEH) HANYA MENGAJAR

Oleh: Elisabeth Rukmini*


76
TERTIDUR di ruang kuliah bagi mahasiswa sudah hal lumrah. Dua hari yang lalu saya melihat mahasiswa
saya tertidur nyenyak telentang di lantai seperti sangat kelelahan dan tak menyadari bahwa kuliah
sudah dimulai.

Saya terus saja kuliah dengan prinsip mahasiswa adalah pembelajar yang telah dewasa sehingga jika
pilihannya adalah tidur di ruang kuliah, silakan dengan merdeka memilih hal itu.

Meski demikian, saya merasa tertampar sebagai dosen, rupanya kuliah saya sudah tidak bermakna lagi
sehingga ada pilihan lain yang lebih bermakna: bisa tidur, bisa juga melakukan aktivitas lain. Sang
mahasiswa dibangunkan oleh teman di dekatnya ketika dalam sela-sela perkuliahan saya mengeluarkan
soal untuk kuis interaktif.

Nilai Nominal

Belakangan saya lebih merasa bersalah lagi sebab tidak membangunkan mahasiswa saya sebelum
memulai perkuliahan. Sang mahasiswa ini saya ajak berbincang selesai kelas. Saya selidiki mengapa ia
tidur. Menurut dia, kelelahan adalah penyebab utamanya. Ia katakan telah tidur sebelum saya tiba di
kelas. Mengapa ketika ada kuis interaktif mahasiswa lain membangunkan dia?

Makin tertempelaklah saya, sebab ini berarti para mahasiswa hanya mendambakan nilai kuis. Sekali lagi,
kuliah saya tidak dibutuhkan. Ada yang lebih bermakna: nilai nominal.

Cerita orang yang lebih tua dan meskipun berpengalaman ternyata tak lagi superior dalam proses
pembelajaran. Salah satu bukti nyata dan kuat mengapa dosen tak lagi boleh hanya mengajar di depan
kelas. Maka kesadaran untuk paradigma unsuperiority terutama berkaitan dengan sumber
pembelajaran jelas amat penting.

Kemarin, saya ceritakan pengalaman di atas kepada beberapa mahasiswa di fakultas lain tempat saya
berkarya. Para mahasiswa ini malah menambah lagi rasa bersalah saya dengan timbunan cerita yang
bermuara dan berhilir pada masalah yang sama: dosen tak boleh hanya mengajar di depan kelas.

Begini ceritanya; ada beberapa dosen yang sering marah saat memberi kuliah gara-gara para
mahasiswanya mengobrol. Di antara dosen-dosen ini, salah satunya mengusir mahasiswa dari ruang
kelasnya. Para mahasiswa pencerita ini bahkan punya nama khusus di kalangan mereka untuk dosen
pengusir mahasiswa.

Bukan merasa bersalah, para mahasiswa yang terusir justru merasa lega sebab berhasil secara sah
keluar dari kelas sang dosen. Mengapa demikian? Jawab mereka karena materi kuliah yang diberikan
oleh sang dosen tidak ada yang baru, dan infonya dapat diakses dengan mudah di tempat lain. Mengapa
harus memboroskan waktu mendengar sang dosen yang superfisial?

Akses Materi Kuliah

Para mahasiswa ini bahkan menunjukkan kepada saya dari mana bahan-bahan yang lebih update dan
lebih bermakna dapat mereka peroleh ketimbang dari sang dosen. Lebih unik lagi dengan kecepatan
bandwidth internet, mereka sebarkan bahan itu melalui group mereka, tentu saja minus akunnya dosen.
77
Tidakkah kita menutup mata jika hanya menganggap mahasiswa belajar dengan cara dosennya belajar?
Pada zaman yang percepatan dan kecepatan kemajuan teknologinya berbeda? Pada masa yang
perkembangan sosial budaya juga berbeda? Unik sungguh profesi dosen (dan guru). Tuntutan mengajar
yang 10-20 tahun lalu tepat sasaran kini sudah amat kuno. Baheula.

Perlu dan harus berubah. Mahasiswa membutuhkan teman sejawat, yang menilai dengan kritis apa
sumber-sumber belajar mereka, yang menyarankan berbagai sumber belajar yang lebih absah, variatif,
bermakna.

Pilihan superiority tidak ada lagi. Dosen (dan guru) tak ada pilihan lain, harus berani merelakan sembilan
puluh persen waktu kuliahnya untuk mendengar, berargumentasi mendorong lahirnya pertanyaan;
singkat kata: membuat pusat pembelajaran adalah sang pembelajar (student-centered learning).

Salah Paham

Ada kesalahpahaman para dosen (dan guru) ketika pusat pembelajaran adalah siswa, bukan berarti
dosen mengalihkan tugasnya kepada mahasiswa. Betapa sulitnya membagikan ide berbasis bukti bahwa
student-centered learning (SCL) telah menggeser peran dosen sebagai pengajar tunggal di depan kelas,
sebagai sumber, menjadi peran yang setara, menyediakan diri mengelola (facilitating) proses
pembelajaran.

Betapa sulitnya meyakinkan para dosen bahwa tugas dosen dalam SCL bermula dari desain
pembelajaran dan berakhir hingga evaluasi proses. Jalan panjang dan berliku ini jelaslah berbeda dengan
proses dosen mengajar secara pasif di depan kelas (traditional teaching) dengan persiapan pribadi
secukupnya (mayoritas persiapan bahan materi kajian).

SCL menuntut persiapan matang tak hanya pada materi kajian saja, tetapi termasuk di dalamnya
kemungkinan respons-respons mahasiswa yang bisa saja tidak terduga.

Kedua, implementasi SCL jelaslah berbeda dan amat


beragam, sementara implementasi traditional teaching cukup semacam saja. Peristiwa tak terduga
hampir tidak ada pada implementasi traditional teaching.

Evaluasi Proses

Asesmen penguasaan materi kajian juga berbeda, perlu desain lagi. Pertanyaan esai yang hanya satu
baris diawali dengan kata: sebutkan, jelaskan, apa, mengapa dan bagaimana sudah tidak memadai lagi
pada penilaian metode SCL. Produk penilaian sangat besar pada proses formatif lebih perlu masukan
dari dosen.

Terakhir, evaluasi proses jelas sangat berbeda karena lini persiapan, implementasi, dan asesmen yang
beragam dan amat berbeda. Siapkah dosen (dan guru) kita? Jelaslah dosen yang hanya mengajar
(traditional teaching) tak perlu heran mengapa mahasiswa memilih dikeluarkan dari kelasnya.

Setelah bicara mengenai dosen (dan guru) yang tidak hanya mengajar (traditional teaching), pertanyaan
krusial berikutnya siapkah lembaga pendidikan menilai kinerja dosen (dan guru) kita yang tidak hanya
78
mengajar?

(Sumber: Kompas, Rabu tgl 2 April 2014)


*Elizabeth Rukmini, Pengajar Unika Atma Jaya Jakarta)

Pikiran bawah sadar (PBS) sungguh luar biasa. Semakin dikenal, semakin membuat kita berdecak kagum
atas kepintaran dan keluguannya.

Salah satu fungsi dari PBS adalah melindungi individu dari hal, peristiwa, kejadian, situasi, atau apa saja,
yang ia (PBS) rasa atau persepsikan sebagai sesuatu yang berbahaya atau merugikan individu.

Di sinilah masalah bisa muncul. Mengapa? PBS melindungi individu berdasar persepsinya sendiri, tidak
pernah mengajak diskusi pikiran sadar (PS). Dan yang lebih hebat lagi, PBS melindungi menurut caranya
sendiri yang seringkali menurut pikiran sadar sungguh tidak masuk akal dan keterlaluan.

Sesuatu yang sifatnya merugikan atau membahayakan menurut PBS belum tentu demikian adanya
menurut pikiran sadar.

Susahnya, PBS sembilan kali lebih kuat dari pikiran sadar. Dan ia, PBS, tidak bisa diakses dengan cara
biasa.

Ini ada satu kisah unik dan menarik. Satu anak SMA yang cerdas dan sering juara, sebut saja Toni, tiba-
tiba nilanya jeblok drastis. Toni sendiri bingung mengapa tiba-tiba nilainya bisa terjun bebas, padahal ia
sudah belajar sungguh-sungguh. Semakin lama nilainya semakin menurun.

Orangtua Toni menyadari ada sesuatu yang terjadi pada diri Toni dan ini tidak mereka ketahui. Mereka
mengajak Toni jumpa rekan sejawat saya di Jakarta untuk konseling dan terapi.

Singkat cerita, setelah dilakukan hipnoanalisis, mencari tahu apa sebenarnya akar masalah yang
membuat prestasi Toni menurun drastis, berhasil ditemukan sesuatu yang menarik.

Ternyata, beberapa bulan sebelumnya Toni, karena otaknya yang encer dan prestasi akademiknya yang
cemerlang, ditaksir oleh salah satu cewek teman sekelasnya. Ternyata Toni juga senang dengan cewek
ini. Singkat cerita mereka sempat jalan bersama.

Namun, entah mengapa, teman ceweknya ini tiba-tiba meninggalkan Toni dan jalan dengan cowok lain.
Toni tentu kaget dan hancur hatinya.

PBS segera mengambil alih penanganan situasi ini dan bertindak melindungi Toni agar tidak mengalami
hal yang sama dengan logika yang luar biasa cerdasnya.

Logikanya sebagai berikut (ingat, ini logika PBS ya): Toni pintar maka disukai cewek. Cewek suka Toni
maka ia jalan sama Toni. Cewek meninggalkan Toni dan hati Toni hancur. Supaya tidak hancur hatinya
lagi maka jangan sampai Toni ditinggal ceweknya. Supaya Toni tidak ada cewek maka jangan sampai ada
cewek yang suka pada Toni. Cewek suka Toni karena Toni cerdas. Dengan demikian, kesimpulannya,
79
hancurnya hati Toni ini semua karena Toni cerdas. Dengan demikian supaya hati Toni tidak hancur lagi,
akibat ditinggal cewek, maka Toni tidak boleh cerdas, sehingga tidak ada lagi cewek yang suka sama
Toni.

Nah.. inilah yang terjadi. Sejak saat itu Toni menjadi bodoh. Hebat kan PBS ini?

Setelah akar masalah ini berhasil diproses tuntas, PBS diberi edukasi yang benar, kemampuan dan
kecerdasan Toni langsung pulih kembali.

Saya yang mendengar kisah ini dari rekan sejawat saya hanya bisa geleng-geleng kepala tanda takjub
dan juga gemas dengan PBS-nya Toni.

Ada saat bertemu...ada saat berpisah. Semua terjadi secara alamiah dan tidak bisa dipaksakan. Yang
paling penting bukan saat bertemu atau berpisah namun apa yang dilakukan saat masih bersama.

Pertemuan yang baik adalah kesempatan indah untuk saling asih, asuh, dan asah, ibarat pedang yang
saling menajamkan.

Perpisahan yang baik adalah yang saling memerdekakan diri guna menjelajahi samudera peluang dan
pengharapan, menembus batas kemustahilan dan keniscayaan, meraih impian tertinggi dengan
kejujuran, kejernihan pikiran, dan kebijaksanaan.

Bagaimana menurut Anda?

(Sahabat FB… ini adalah lanjutan dari artikel yang saya posting kemarin, Selasa. Untuk memahami artikel
ini sepenuhnya, saran saya, Anda perlu membaca artikel sebelumnya. Silakan share artikel ini ke
sebanyak mungkin rekan, sahabat, atau siapa saja yang dirasa membutuhkannya demi kebaikan kita
bersama, terutama anak-anak yang kita cintai. Terima kasih)

KONSTRUKSI DIRI (lanjutan)

Di akhir artikel sebelumnya saya menulis tentang pola psikis bawaan ini terdiri atas:
1. Hukum Kerja
2. Hukum Kemandirian
3. Kekuatan Perhatian
4. Pengembangan Kemauan
5. Pengembangan Kecerdasan
6. Pengembangan Imajinasi / Kreativitas

HUKUM KERJA

Yang dimaksud dengan kerja, di sini, adalah kegiatan yang dilakukan oleh anak untuk mengembangkan
konsentrasi, motorik kasar, motorik halus, kebiasaan, dan konsep diri. Orang dewasa menyebutkan
80
“kerja” ini dengan istilah “bermain”.

Saya menggunakan istilah kerja, untuk menjelaskan “bermain” yang dilakukan anak, guna memberikan
pemahaman pada orangtua betapa pentingnya proses ini bagi seorang anak. Orangtua umumnya
memandang “bermain” sebagai satu kegiatan yang memang secara alamiah suka anak lakukan. Padahal,
saat melakukan “bermain” ada begitu banyak hal yang terjadi dalam diri anak yang tidak diketahui
orangtua.

Saat anak bekerja maka anak sedang menggunakan lingkungannya untuk meningkatkan kemampuan
dirinya, melatih dirinya, mengembangkan potensi laten dalam dirinya, menyempurnakan dirinya. Hal ini
tampak sangat jelas saat anak mulai belajar memegang sesuatu. Saat pertama kali hendak menyentuh
atau memegang objek tertentu anak pasti akan mengalami kesulitan. Hal ini terjadi karena koordinasi
antara mata dan motor masih belum bagus. Dengan melakukan pengulangan, terus menerus berusaha
untuk memegang atau menyentuh, akhirnya anak berhasil. Dalam hal ini anak sebenarnya bekerja demi
proses, bukan hasil akhir.

Ditinjau dari nerusains, saat anak terus menerus mengulang satu tindakan maka ia membentuk koneksi
antarneuron di otaknya. Semakin banyak neuron yang saling terkoneksi, semakin baik. Pada tahap awal
kehidupan, dorongan untuk melakukan sesuatu, misalnya memegang benda yang ada di sekitarnya,
diarahkan oleh insting, bukan oleh kehendak sadar.

Dalam melakukan kerja anak harus diberi kesempatan untuk melakukannya sendiri dengan upaya
maksimal. Orangtua tidak boleh membantu anak. Dengan melakukannya sendiri, walaupun tampak
susah payah, saat anak berhasil, maka akan membangun dan membetuk konsep diri yang baik.

Seringkali orangtua yang tidak sabar melihat anaknya melakukan sesuatu, misalnya mengikat tali sepatu,
tanpa persetujuan anak langsung mengikatkan tali sepatu anak. Orangtua beralasan anak lama baru bisa
menyelesaikan kerja ini. Orangtua secara tidak sadar telah mengirim pesan kepada anak, “Kamu nggak
bisa melakukan hal ini.”

Ini juga terjadi saat anak tidak dilatih untuk makan sendiri, mandi sendiri, pakai baju sendiri, menyiapkan
peralatan tulis/sekolah sendiri, dll.

Banyak orangtua yang tidak mau repot, apapun alasannya, menyuapi anak yang sebenarnya bisa makan
sendiri, atau minta pembantu/suster menyuapi anak. Padahal, bila anak dilatih, diberi kesempatan
untuk memegang sendok dengan benar, dan belajar makan sendiri, dalam waktu singkat anak pasti
mampu melakukannya.

Tindakan orangtua yang kesannya ingin memudahkan hidup anak, ingin membantu anak melakukan
sesuatu, ternyata bertentangan dengan Hukum Kerja. Akibatnya... tentu sangat tidak baik untuk anak.

(besok saya akan menjelaskan tentang Hukum Kemandirian)

(Sahabat FB, berikut ini saya posting satu tulisan menarik tentang Konstruksi Diri. Silakan share status ini
ke sebanyak mungkin rekan, sahabat, atau siapa saja yang dirasa membutuhkannya demi kebaikan kita
81
bersama, terutama anak-anak yang kita cintai. Terima kasih)

KONSTRUKSI DIRI

It's better to build children than repair adults.

Adalah impian setiap orangtua untuk bisa membesarkan anak yang percaya diri, cakap, mampu,
bertangggung jawab, mandiri, cerdas dan bahagia. Orangtua menempuh sangat banyak cara untuk bisa
memberikan stimulasi pada otak anak sehingga, diharapkan, anak bisa menjadi cerdas atau bahkan
jenius.

Banyak orangtua, khususnya para ibu, setelah mendengar dari berbagai sumber, yang belum tentu bisa
dipertanggungjawabkan kebenarannya, ramai-ramai menyekolahkan anak mereka sedini mungkin. Ada
yang mengikutkan anak mereka di baby-class, baik yang menggunakan pengantar bahasa Indonesia
maupun yang full bahasa Inggris. Bahkan ada yang sudah memberikan les pelajaran bahasa Mandarin
dan Inggris pada anak mereka yang baru berusia 3 tahun.

Ada lagi yang menggunakan CD audio tertentu untuk menstimulasi otak anaknya agar bisa terjadi
banyak koneksi sel otak. Cara lain yang juga sangat sering digunakan adalah mengajar bayi, yang masih
sangat kecil, dengan menggunakan flash card. Semua ini dengan harapan membuat anak menjadi cerdas
dan bahkan jenius.

Sahabat FB, tahukah anda bahwa jenius tidak semata-mata diukur dengan hasil tes IQ? Memang, dalam
dunia psikologi, dengan menggunakan tes IQ, kita bisa mendapatkan skor tertentu yang menunjukkan
tingkat kecerdasan. Bila menggunakan skala Weschler seseorang disebut jenius bila skornya 141 atau
lebih.

Namun, apakah hanya ini cara kita mengukur kejeniusan seseorang? Bagaimana bila saya mengusulkan
satu definisi bahwa jenius adalah mengenal dan mengembangkan potensi diri yang telah ada di dalam
diri kita hingga ke titik optimal untuk mencapai keberhasilan hidup, mampu menjalani hidup yang
bermakna, dengan perasaan tenang, damai, dan bahagia, bermanfaat bagi diri sendiri, dan juga bagi
orang lain.

Sahabat FB, tahukah anda bahwa anak cerdas sebenarnya memiliki ciri berikut:
1. Lancar berbahasa (mampu mengutarakan pikirannya)
2. Rasa ingin tahu yang besar terhadap ilmu pengetahuan
3. Memiliki kemampuan yang tinggi dalam berpikir logis dan kritis
4. Mampu belajar / bekerja secara mandiri
5. Ulet menghadapi kesulitan
6. Mempunyai tujuan yang jelas dalam setiap kegiatannya
7. Cermat / teliti dalam mengamati

Untuk bisa membantu anak berkembang menjadi anak yang cerdas, percaya diri, bahagia, bertanggung
jawab, cakap, dan mampu maka kita perlu benar-benar memperhatikan proses dan waktu konstruksi diri
anak.

Setiap anak lahir dengan membawa pola psikis bawaan (predetermined psychic pattern). Pola psikis
82
bawaan ini berfungsi untuk mengembangkan fondasi sukses anak, pada level psikis, sebagai persiapan
untuk mempelajari hal-hal penting yang akan digunakan dalam hidup anak kelak.

Pola psikis bawaan ini terdiri atas:


1. Hukum Kerja
2. Hukum Kemandirian
3. Kekuatan Perhatian
4. Pengembangan Kemauan
5. Pengembangan Kecerdasan
6. Pengembangan Imajinasi / Kreativitas

(besok dan selanjutnya saya akan menjelaskan tiap pola psikis bawaan)

(Beberapa waktu lalu saya mendapat email dari salah satu orangtua murid sekolah Anugerah Pekerti,
Ibu Anne. Email Beliau sangat membesarkan hati kamibahwa proses pendidikan yang berlangsung di AP
sudah on-track. Inilah esensi pendidikan yang memberdayakan potensi diri yang telah Tuhan berikan
kepada setiap anak manusia. Inilah yang dikatakan oleh Diryarkara bahwa pendidikan adalah
pemanusiaan manusia muda ke taraf insani.)

Dear pak Adi,

Saya orangtua dari Xavieril TK B dan Raeanna TK A Sekolah Anugerah Pekerti...

Melalui email ini saya mengucapkan banyak terima kasih pada semua guru PG dan TK dan juga kepada
Ibu Ayu sebagai Kepala Sekolah karena berkat dedikasi mereka anak-anak kami mengalami kemajuan
yang luar biasa .

Xavieril yang dulu adalah anak pemalu dan pendiam sekarang selalu kebablasan ngocehnya
hahahaha...dan dia tidak ragu untuk bertanya tentang apa saja yg ingin diketahui...berani
berpendapat...berani berkompetisi. Xavieril yang tadinya oleh guru di sekolahnya yang lama, sebelum
pindah ke Anugerah Pekerti, divonis ketinggalan pelajaran dan tidak bisa baca… sekarang bukan masalah
lagi.

Dan yang sangat membuat kami orangtua merasa senang anak kami kerasan di sekolah Anugerah
Pekerti. Padalah di sekolahnya yang lama sebulan hanya satu minggu efektif masuk.

Itupun kami harus memaksa Raeanna untuk masuk. Sekarang Raeanna sudah tumbuh menjadi anak
yang mandiri, sudah bisa membaca tanpa harus les baca tulis berkat metode Montesori yang diterapkan
di AP. Di sekolah sebelumnya Rae sangat tergantung dengan gurunya dan cenderung nyaman dengan
gurunya sehingga tidak suka bersosialisasi dengan teman-temannya. Di AP Rae bisa menjadi leader utk
adik-adik Play Gorup.

Perkembangan kepribadian anak-anak kami sungguh membahagiakan hati kami. Mereka lebih mandiri ,
bertanggung jawab, berbudi pekerti dibandingkan dengan anak-anak teman kami maupun sepupunya
yang seusia. Dan ini secara tidak langsung membuat kami sebagai orangtua juga seiring bertumbuh lebih
83
baik karena kami orangtua selalu diajak kerjasama untuk mendukung perkembangan anak kami.

Salam hangat,

Ibu Anne.

(catatan AWG: Terima kasih Ibu Anne karena telah memberikan kepercayaan kepada kami, Sekolah
Anugerah Pekerti, untuk membantu mendidik dan membesarkan anak-anak Ibu dengan penuh kasih)

TENTANG PERSEPSI

Manusia berespon terhadap suatu peristiwa, situasi, atau pengalaman bukan menurut apa adanya
namun menurut apa kitanya.

Apa maksudnya?

Kita sering mendengar orang berkata bahwa setiap kejadian sifatnya netral. Respon kita bergantung
pada makna yang kita berikan pada peristiwa ini.

Contohnya begini. Ada dua orang yang sahabat, sebuat saja A dan B, berjalan di hutan. Tiba-tiba di
depan mereka, pada jarak dua meter, muncul ular kobra besar yang marah dan mendesis, siap
menyerang kedua orang ini.

Bagaimana respon mereka?

A langsung ketakutan, pucat pasi, gemetar, dan siap-siap lari. Sedangkan B tetap tenang dan bahkan
tersenyum senang.

Ular yang sama, pada jarak yang sama, dalam situasi yang sama, memunculkan dua respon yang
berbeda. Perbedaan ini bukan terletak pada ularnya namun pada makna yang diberikan pada si ular.

A memaknai ular sebagai suatu ancaman bagi keselamatan hidupnya. Sedangkan B memaknai ular
sebagai kesempatan mendapat uang.

Lho, kok bisa? Ya, B ini anaknya pawang ular. Jadi, ia punya keahlian untuk menangkap ular.

Perbedaan cara pandang menentukan perbedaan kualitas hidup yang dijalani seseorang.

Bagaimana menurut Anda?

Kekayaan belum tentu membahagiakan orang kaya. Kemiskinan belum tentu menyedihkan orang
miskin. Kekayaan itu penting, tapi bukan yang paling penting. Yang paling penting adalah kekayaan hati
karena inilah yang menentukan apakah seseorang bahagia atau menderita, terlepas dari kekayaan
84
materinya.

Bagaimana menurut Anda?

Pelajaran Penting yang Didapat Anak dari Bermain

Salah satu hal yang paling susah dilakukan para orangtua adalah memisahkan anak dari mainan dan juga
mengurangi waktu bermainnya. Semua ini dilakukan karena aktivitas ini dianggap buang-buang waktu
dan tak bermanfaat oleh orangtua.

Ironisnya, kegiatan bermain kini semakin kehilangan pamor, dianggap ketinggalan jaman dan tidak
berguna. Penelitian yang dikemukakan oleh Golinkoff, Hirsh-Pasek, Singer, pada tahun 2006
menunjukkan waktu bermain anak-anak kini sudah semakin berkurang. Di tahun 1981, waktu bermain
anak-anak berkurang 40 persen. Dan di tahun 1997, waktu bermain anak-anak berkurang lagi menjadi
25 persen.

"Kalau dihitung-hitung, kegiatan belajar anak-anak SD sekarang ini bisa berlangsung lebih dari delapan
jam sehari. Selama sekian jam lamanya mereka terkungkung di dalam ruang kelas, istirahat di sekolah
hanya 2 kali 15 menit per hari. Seusai sekolah, mereka harus mengikuti les tambahan pelajaran, atau les
lainnya yang kadang bukan menjadi minat mereka. Jadi, tidak heran kalau anak-anak ini stres, jenuh
belajar, dan tidak bersemangat belajar, dan prestasi akademis melorot," kata Mayke S Tedjasaputra,
Play Therapist.

Setiap orang, termasuk Anda dan anak-anak pasti punya batas kemampuan untuk bisa belajar dan
bekerja. Anda saja bisa bosan dan capek kalau terus-terusan bekerja. Suatu saat Anda juga pasti ingin
bersantai dari rutinitas, apalagi anak-anak yang dunianya penuh dengan mainan? Agar hidup lebih
bahagia dan sehat, semua orang membutuhkan keseimbangan hidup, antara kegiatan belajar dan
rekreasi (bermain).

Itu saja manfaat bermain? Jangan dulu beranggapan kalau bermain cuma sekadar bagian dari proses
refresing saja. Lewat bermain, anak-anak juga bisa mendapat banyak "pelajaran" yang bermanfaat untuk
kehidupan mereka nantinya. Bermain menimbulkan rasa senang dan menjadi sarana anak-anak untuk
mengembangkan diri secara optimal.

1. Aspek fisik-motorik
Lewat bermain, energi anak akan lebih tersalurkan, dan pertumbuhan otot tubuh, tulang, gerakan
motorik kasar dan motorik halus dapat berkembang lebih baik.

2. Aspek emosional
Bermain mereka dapat menyalurkan emosi yang terpendam, meluapkan rasa tertekan atau rasa senang
yang mereka rasakan. Lewat bermain, anak akan belajar cara mengatur dirinya untuk tidak memaksakan
kehendaknya, beradaptasi, menjalankan kesepakatan bersama temannya, sportif, jujur, dan tidak
mudah menyerah ketika mengalami kesulitan.

3. Aspek kognitif
85
Dalam permainan, anak secara tak langsung akan dituntut untuk berpikir menentukan strategi yang jitu
agar bisa memenangkan permainan, fokus pada apa yang dilakukan, mencari solusi ketika ada masalah
yang muncul, mengorganisir teman-teman agar tercipta team-work yang solid, menghubungkan
pengalaman masa lalu dengan tindakannya di masa sekarang.

4.Bahasa
Bermain ternyata juga berfungsi untuk menambah perbendaharaan kosa kata anak. Saat bermain pun,
anak-anak dapat saling berbagi pengetahuan yang mereka miliki. Dengan kata lain, bermain memiliki
manfaat jangka panjang bagi anak, yaitu mengasah executive function.

Jadi, jangan larang anak bermain. Sebagai orangtua sebaiknya, Anda harus mengajarkan mereka
bagaimana cara membagi waktu yang tepat antara bermain dengan belajar.
-------------------------------------------------------------------------------

Sumber:
http://female.kompas.com/read/2014/03/29/0909260/Pelajaran.Penting.yang.Didapat.Anak.dari.Berma
in

Seorang klien berterima kasih karena saya telah membantu ia mengatasi masalah yang sudah sekian
tahun mengganggu hidupnya dan sempat membuatnya frustrasi berat.

Saya katakan, "Saya yang berterima kasih karena telah diberi kesempatan untuk bisa mempraktikkan
pengetahuan dan keterampilan saya. Perbuatan baik tidak bisa dilakukan hanya oleh satu pihak. Jika
saya tidak mendapat kesempatan, lebih tepatnya tidak diberi kesempatan, maka saya tidak bisa
melakukan apa yang telah saya lakukan. Jadi, sayalah yang seharusnya berterima kasih kepada rekan
ini."

Kita tidak boleh merasa bangga karena telah melakukan suatu tindakan yang baik. Tindakan baik atau
kebaikan ini bisa terjadi karena adanya pihak lain yang turut berpartisipasi dalam prosesnya. Jadi, bukan
karena peran kita semata. Sama seperti berjabat tangan, hanya bisa dilakukan bila ada dua tangan.

Bagaimana menurut Anda?

Sahabat FB yang berbahagia....

Ini ada satu program bagus banget yang saya rekomendasikan untuk dipelajari dulu dan bisa diikuti.
Program ini untuk menyiapkan anak-anak kita sukses secara finansial di masa depan.

Program pelatihan ini di selenggarakan oleh Lumen Capital Resources (www.lumenoptions.com)


bekerjasama dengan Adi W. Gunawan Institute of Mind Technology (www.adiwgunawan.com).

Informasi selengkapnya bisa dilihat di http://www.richteensmartteen.com./

86
Kemarin, salah satu rekan sejawat saya, berbagi kisah terapi yang ia lakukan di milis. Kisah ini sangat
menarik karena walau secara teoritis sudah diketahui pasti bisa terjadi namun sangat jarang dijumpai di
ruang praktik hipnoterapis.

Apa kisahnya? Rekan ini membantu seorang anak remaja yang kalau melihat tembok, temboknya
seolah-olah bergerak mendekat dan mau menimpa dirinya. Ini hanya terjadi bila ia seorang diri. Bila ada
orang lain di ruangan yang sama, tidak ada masalah.

Kasus ini memang menarik. Dan yang lebih menarik adalah akar masalah yang berhasil ditemukan
melalui proses hipnoanalisis.

Apa akar masalahnya?

Ternyata, akar masalah atau ISE (initial sensitizing event) terjadi dalam mimpi. Ya.. anda tidak salah
baca.. dalam mimpi.

Dari pengalaman pribadi dan dari berbagai sharing atau laporan kasus yang pernah disampaikan pada
saya oleh rekan sejawat, setahu saya, sampai saat ini hanya ada 3 kasus yang pernah kami tangani di
mana ISE-nya berasal dari mimpi.

Ini sungguh sangat menarik. Untuk bisa mengatasi masalah ini terapis secara sengaja membimbing klien
mengalami kembali mimpi yang sama dan melakukan restruktrusisasi mimpi ini. Klien mengalami
kembali mimpinya tapi tetap sadar.

Rekan sejawat saya ini berhasil membantu kliennya mengatasi masalahnya dalam satu sesi terapi.

Mimpi dapat menjadi akar masalah karena sifat pikiran bawah sadar tidak dapat membedakan antara riil
dan imajinasi/mimpi.

(Berikut ini adalah sharing perkembangan positif yang dialami salah satu peserta QLT barusan, Ibu A.A,
yang dikirim ke asisten QLT, Bpk. Sasmita. Sharing ini saya posting di FB dengan ijin dari Ibu A.A. Semoga
sahabat FB bisa terinspirasi)

Hallo Pak Sasmita...

Maaf ya pak saya baru email sekarang, selain memang target saya seminggu setelah pulang pelatihan
akan email dan juga karena seminggu ini konsentrasi ke anak yang sedang UTS.

Sebelumnya terima kasih banyak atas bantuan dan petunjuk pak Sas.

Saat ini hubungan saya dengan suami sudah membaik dan sangat membaik pak, ternyata masih ada
cinta di antara kami. Komunikasi sudah mulai membaik.

87
Hari pertama saya pulang pelatihan ( hari Senin ), anak saya pertama ( Gavriel 8,5th) bilang: "Mama
sejak pulang dari Surabaya mama jadi berubah, mama kok jadi sabar, ngak suka marah-marah lagi."

Hari kedua : anak saya yang kedua ( Gerald 2,5 th) juga ikut berubah. Gerald yang biasanya suka
ngompol dan masih pakai pampers, serta setiap malam sebelum tidur dan sepanjang tidur selalu pegang
nenen* saya (*maaf ya pak, saya cerita apa adanya), sejak malam ke dua saya pulang sampai saat ini
berubah total. Tidur tidak pernah ngompol dan tidak mau pake pampers lagi serta tidak pegang nenen
saya lagi pak. Padahal dulu pak, kalau tidak pegang nenen, Gerald rewel dan tidak bisa tidur. Sekarang,
sebelum tidur Gerald minta di peluk seerat-eratnya dan dielus.

Satu masalah yang belum kelar Pak yaitu Gerald suka mengigit kuku. Sejak umur 1,5 tahun kukunya
selalu digigit, tidak pernah bisa kami potong. Mohon bantuan solusinya Pak ?

Di hari kedua ini Gavriel yang kalo belajar suka malas dan mengantuk, sejak saya ajak dia melakukan
Hypno-EFT berubah loh pak, menghafal pelajarannya jadi lebih cepat dan lebih konsentrasi belajarnya.

Yang saya rasakan setelah pulang dari QLT, saya jauh lebih sabar dan tenang, hidup lebih nyaman
rasanya, dan ternyata setelah kita berubah sekeliling kita pun juga ikut berubah menjadi lebih baik.

Rencana QLT bulan Juni suami saya akan ikut pak, dan semoga papa dan mama saya juga bisa ikut pak.

Satu lagi Pak tambahan. Tiga hari lalu suami berikan saya hadiah kalung diamond. Bener-bener luar
biasa pak. Saya hampir tidak percaya.

Terima kasih sekali lagi pak Sas. Saya akan selalu berusaha menjadi pribadi yang lebih baik. Setelah
pulang dari QLT saya selalu berusaha untuk masuk kondisi deep minimal 2x sehari ( pagi dan malam ).
Saya bener-bener nyaman dengan keadaan damai seperti ini.

Terima kasih kepada Tuhan yang sangat baik kepada saya. Saya menemukan QLT murni dari internet,
tidak ada teman/ siapapun yang mereferensikan kepada saya. Tuhan telah menunjukan jalan yang tepat
untuk membantu saya. Amin.

Salam,

Ibu A.A.

Apa Efeknya jika Orangtua Jarang Berkomunikasi dengan Anak?

KOMPAS.com — Permasalahan komunikasi ternyata tidak hanya dialami oleh anak-anak yang terpisah
jarak dengan orangtuanya, tetapi juga orangtua dan anak yang tinggal serumah. Padahal, minimnya
komunikasi membuat hubungan orangtua dan anak kurang dekat secara psikologis.

Jika pada keluarga yang tinggal terpisah memiliki hambatan komunikasi karena tidak dekat secara fisik,
maka pada keluarga modern, kehadiran gadget-gadget canggih tanpa disadari menyebabkan hilangnya
komunikasi dan kehangatan keluarga.
88
Ketergantungan pada gadget membuat masing-masing anggota keluarga menjalani kesibukannya.
Bahkan meski berada dalam satu ruangan yang sama, mereka tidak saling berkomunikasi secara
mendalam.

"Banyak orang masih mengira kedekatan fisik saja sudah cukup, padahal perlu juga diciptakan
komunikasi mendalam dengan pasangan dan juga anak-anak," kata psikolog Anna Surti Ariani, MSi, yang
akrab disapa Nina, dalam acara yang digelar oleh Sariwangi, di Jakarta Rabu (19/3/2014).

Untuk anak berusia kurang dari 7 tahun, kedekatan fisik adalah sesuatu yang memang diperlukan.
Mereka belum bisa membayangkan sosok orangtua yang tidak ada di dekatnya.

"Tapi orangtua juga perlu ngobrol dengan anak, mendengarkan dan menjawab pertanyaan-pertanyaan
anak dengan penuh perhatian. Ini yang disebut dengan komunikasi berkualitas," kata Nina.

Kurangnya komunikasi juga pernah dialami penyanyi Widi Mulia. "Saya pernah dilapori oleh guru anak
sulung saya, Dru, karena ia jadi lebih pendiam di sekolah. Ternyata setelah saya ngomong dari hati ke
hati dengan Dru, ia merasa kurang diperhatikan karena saya lebih fokus pada adiknya," ujarnya.

Setelah itu, Widi mengaku selalu menyempatkan diri untuk memperdalam komunikasi dengan kedua
buah hatinya. "Terkadang kita sebagai orangtua tanpa sadar terlalu over estimate anak, padahal
sebenarnya mereka juga masih butuh dimanja-manja dan didengarkan," katanya.

Kurangnya komunikasi mendalam antara anak dan orangtua, menurut Nina, berdampak negatif pada
perkembangan emosi anak.

"Keterampilan komunikasi anak menjadi kurang diasah sehingga anak lebih individualis. Mereka juga
rentan jadi pemberontak, terutama pada anak yang bawaannya memang keras," paparnya.

Selain itu, anak yang tidak terampil berkomunikasi juga cenderung menghadapi banyak masalah saat ia
dewasa. "Rumah tangga mereka rentan perceraian karena tidak biasa berkomunikasi dalam sebuah
hubungan," katanya.

Obrolan mendalam antara orangtua dan anak juga bisa membantu anak mengatur emosinya. Anak yang
jarang diajak ngobrol dengan orangtuanya cenderung merasa "kosong" dalam jiwanya sehingga mereka
akan mencari orang lain untuk mengisi kekosongan tersebut.

"Itu sebabnya banyak fenomena anak-anak remaja yang mudah percaya pada orang asing di media
sosial. Mereka sebenarnya butuh teman, butuh didengarkan. Kebutuhan itu tidak didapatkan dari
orangtuanya," kata Nina.

Kedekatan secara fisik dengan anak seharusnya menjadi keistimewaan yang patut disyukuri karena
orangtua bisa melihat secara langsung perkembangan anak. Dengan menerapkan komunikasi yang
efektif, baik keluarga yang terpisah jarak maupun keluarga yang satu atap, bisa mencegah pengaruh
negatif terhadap perkembangan anak.

(sumber:
89
http://female.kompas.com/read/2014/03/20/1642338/Apa.Efeknya.jika.Orangtua.Jarang.Berkomunikas
i.dengan.Anak)

(Editor : Lusia Kus Anna)

Cinta dan kebahagiaan tidak terpisahkan; kedua hal ini adalah dua sisi dari sebuah koin. Tidak masalah
apakah koin dolar atau rupiah. Koin ini adalah koin pelayanan tulus dan ikhlas tanpa mementingkan diri
sendiri.

Bagaimana menurut Anda?

Pelatihan QLT barusan usai. Sungguh menyenangkan bisa saling belajar dan membelajarkan selama
pelatihan QLT. Pembelajaran berlangsung di ruang pelatihan dan terus berlanjut hingga di ruang makan
saat break.

Di ruang makan, sambil makan, para asisten melayani para peserta yang ingin bertanya, berdiskusi,
bertukar pendapat, dan didengar oleh peserta lainnya yang duduk di meja yang sama. Ini adalah
"seminar kecil" yang sangat mencerahkan dan memberdayakan.

Sungguh luar biasa pelajaran yang terkandung dalam Buku Kehidupan setiap peserta. Setiap kisah yang
tertulis dalam buku ini memberikan pelajaran tak ternilai mengenai perjalanan seorang anak manusia
yang berjuang untuk menjadi diri sendiri, untuk menjadi pribadi yang lebih baik dan berkembang, untuk
menjadi pribadi yang sesuai dengan fitrahnya.

Kisah kehidupan mereka bila dicermati dengan saksama dapat ditarik benang merah. Ternyata, apapun
kondisi kehidupan mereka, selalu ada pola yang sama. Pola ini, bila ditelusuri lebih dalam, terbentuk
atau berasal dari proses tumbuh kembang dan pengaruh lingkungan.

Pola ini bekerja di kedalaman pikiran bawah sadar, yang (sering) tidak disadari oleh pikiran sadar, dan
mengendalikan sepenuhnya diri seseorang. Di QLT kami belajar cara mengenali dan mengidentifikasi
pola ini, dan bagaimana cara merestrukturisasi pola ini sehingga mendukung keberhasilan hidup.

Satu tugas yang saya berikan kepada para peserta di hari terakhir pelatihan yaitu mereka diminta untuk
berbagi pengetahuan, pemahaman, dan transformasi diri yang telah mereka capai dan alami selama di
pelatihan QLT kepada orang terdekat mereka, misalnya pasangan, orangtua, anak, kolega, atau siapa
saja yang ada dalam lingkup pengaruh mereka.

Hal ini selain untuk memperkuat hasil pembelajaran yang telah mereka dapatkan di QLT, untuk
internalisasi, juga untuk memberikan kabar baik kepada orang di sekitarnya bahwa perubahan dapat
dilakukan, setiap individu adalah makhluk Tuhan yang berharga yang layak untuk hidup bahagia, sukses,
makmur, damai, berkelimpahan, dan bahwa ada harapan dan bisa menjadi pribadi yang lebih baik.

Kita tidak perlu dan tidak harus menjadi lampu suar. Kita cukup menjadi lilin kecil yang menyala terus
90
menerus memberikan secercah cahaya menerangi kegelapan di sekeliling kita. Dan bila lilin-lilin kecil ini
bergabung, bersatu, maka cahayanya akan mengalahkan terang lampu suar manapun.

Ada banyak peserta yang datang dengan wajah yang "kusut" dan setelah mengikuti pelatihan dua hari
wajah mereka berubah, lebih banyak senyum, lebih cerah, dan inner beauty mereka terpancar keluar.

Satu peserta berkata, "Saya tidak menyangka mendapatkan begitu banyak materi dan pembelajaran,
jauh lebih banyak dari yang saya harapkan."

Peserta lain berkata, "Sekarang saya mengerti apa yang terjadi pada diri saya, mengapa hidup saya
seperti sekarang ini."

Ada lagi yang berkata, "Pelatihan ini tidak sekedar workshop tapi sebenarnya adalah retreat."

Saya memahami mengapa peserta ini berkata demikian. Pelatihan QLT tidak hanya mengajarkan cara
kerja pikiran dan strategi pengembangan diri untuk meraih sukses namun juga mengajarkan cara
mengatasi luka batin dari masa lalu.

Selama ini kita hanya fokus pada mental block, padahal masih ada block lain yang sangat besar
pengaruhnya terhadap diri kita yaitu emotional block, yang oleh orang awam disebut luka batin atau
akar kepahitan.

Di QLT saya jelaskan detil apa itu mental block dan emotional block serta cara mengatasinya dengan
teknik yang sesuai.

Seperti biasa, di setiap QLT kami meminta beberapa peserta untuk memberikan kesan atau testimoni.
Ada satu peserta yang bersikeras ingin memberikan testimoni, padahal tidak diminta :)).

Peserta QLT angkatan ini sekitar 70% adalah peserta yang ikut QLT karena direkomendasikan oleh
pasangan, keluarga, kolega, sahabat yang telah ikut QLT dan telah merasakan dan mengalami
perubahan diri dan tercapainya goal-goal mereka. Sisanya 30% adalah sahabat FB, pembaca buku, dan
juga peserta talkshow atau seminar.

Demikianlah kenyataannya......

Salah satu penyebab anak berubah sikap atau perilaku, yang dalam bahasa awam disebut "bermasalah",
adalah kurangnya perhatian dan kasih sayang yang orangtua berikan pada anak dan orangtua tidak
tegas. Saya sering memberikan konseling kepada para orangtua yang membawa anaknya jumpa saya
untuk "dibereskan".

Sebelum jumpa anaknya saya selalu minta jumpa kedua orangtua terlebih dahulu. Di sesi awal ini saya
melakukan wawancara mendalam mengenai proses tumbuh kembang anak dan interaksi orangtua,
saudara, dan orang-orang di rumah dengan si anak. Umumnya, dan ini hampir terjadi pada semua kasus
yang pernah saya tangani, masalah anak muncul akibat tangki cintanya kosong. Kalau menggunakan
bahwa yang lebih puitis, jiwa anak mengalami kekeringan dan merana akibat kemarau panjang kasih
91
sayang.

Biasanya orangtua tidak mau disalahkan, padahal saya tidak menyalahkan dan hanya mengungkap fakta.
Orangtua berkilah mereka telah memberikan kasih sayang yang cukup pada anak.

Saat saya tanya, "Bapak/Ibu, berapa waktu yang Anda berikan pada anak setiap hari? Apakah Anda
menyempatkan diri bicara dengan anak? Apakah sempat menemani anak belajar?"

Intinya saya menanyakan waktu berkualitas yang mereka berikan pada anak karena ini adalah salah satu
cara paling efektif untuk mengisi tangki cinta anak.

Umumnya orangtua menjawab, "Kami sama-sama sibuk. Jadi, yang kami lakukan adalah setiap pulang
kerja kami menyempatkan memberi waktu sepenuhnya pada anak kami."

"Berapa lama waktu yang Anda berikan?" tanya saya.

"Kalau saya, sekitar 30 menit," jawab si Ayah.

"Kalau Ibu?" tanya saya.

"Ya.. kalau saya sekitar 1 jam, Pak," jawab si Ibu.

"Apa yang Anda lakukan saat memberikan waktu berkualitas ini pada anak Anda?" tanya saya lagi.

"Kami menemani anak kami. Kalau pas anak lagi belajar...kami duduk di dekatnya," jawab mereka.

"Apa yang Anda lakukan saat menemani anak Anda?" tanya saya lagi.

"Daripada bosan, saya browsing internet atau BBM sama teman," jawab mereka.

"Kalau anak lagi tidak belajar apa yang Anda lakukan?" tanya saya lagi.

"Kami menemani anak nonton tv," jawab mereka.

Sahabat FB, ini yang seringkali kita orangtua salah mengerti. Menemani anak, memberikan anak waktu
berkualitas artinya kita tidak hanya dekat secara fisik tapi juga secara emosi. Menemani anak nonton tv
tidak masuk kategori waktu berkualitas. Mengapa? Karena saat nonton tv tidak terjalin komunikasi.

Hal lain yang kita sering abai adalah saat menemani anak pikiran dan hati kita tidak berada di tempat
yang sama dengan tubuh fisik kita. Benar, kita sudah menyediakan waktu untuk anak, menemani anak.
Dan seringkali saat ada di dekat anak kita sibuk dengan gadget, entah main game, browsing internet,
sibuk chatting, WA, atau BBM.

Anak tahu bahwa orangtua yang lagi sibuk sendiri sebenarnya tidak hadir untuk diri anak. Dan ini tidak
bisa mengisi tangki cintanya.

Satu lagi, untuk bisa disebut waktu berkualitas harus memenuhi dua syarat yaitu kualitas (jalian
92
komunikasi dengan intensitas emosi positif yang tinggi) dan kuantitas (waktu yang memadai/cukup).

Bila anak diibaratkan gadget atau HP maka untuk men-charge baterei HP dibutuhkan sumber daya yang
sesuai dan waktu yang cukup. Setiap baterei punya karakteristik tertentu. Kita tidak bisa memaksa
baterei untuk cepat full walau menggunakan charger dengan ampere yang besar. Kalau dipaksakan,
baterei bisa rusak. Demikian pula anak-anak kita.

Selain itu, saat ini karena kebanyakan orangtua sibuk dengan gadgetnya maka sudah jarang lagi terjadi
kontak mata yang intens saat berbicara dengan anak. Ini satu kehilangan besar yang tidak kita sadari
namun sudah mewabah.

Saran saya, untuk para orangtua, saat pulang ke rumah, beri diri Anda waktu sejenak untuk istirahat,
untuk memulihkan kondisi fisik, mental, dan emosi Anda. Umumnya kita butuh sekitar 30 menit sampai
1 jam. Setelah lebih fresh, barulah kita beri waktu untuk anak.

Dan yang juga sangat penting adalah beri suami dan istri perlu saling mengisi tangki cinta masing-
masing. Kita tidak bisa memberi sesuatu yang tidak kita miliki. Bila hati kita kering kasih sayang maka kita
tidak akan bisa memberi kasih sayang pada anak.

Cara lain yang sangat efektif mengisi tangki cinta adalah dengan melakukan Hypno-Sleep pada anak.
Tentu, dengan sugesti yang sesuai.

Di awal saya menyinggung tentang ketegasan orangtua. Ini juga sangat perlu dilakukan. Anak sangat
cerdas dan biasanya dapat dengan mudah memanipulasi orangtua demi keuntungannya. Di sinilah kita
sebagai orangtua perlu sadar dan tegas pada anak. Bila tangki cinta anak sudah terisi penuh maka tidak
ada alasan untuk tidak berani bersikap tegas dan mengarahkan anak.

Banyak orangtua bersikap terlalu lunak sehingga menjadi permisif. Ini justru sangat tidak baik untuk
anak. Jangan khawatir untuk bersikap tegas. Anak tidak akan trauma. Ingat ya, sikap tegas beda dengan
kasar.

Sikap tegas bisa dilihat pada acara Nanny 911. Di sini para Nanny bersikap tegas pada anak. Dan dengan
cepat anak berubah sikap dan perilaku.

Tough love is the sweetest love atau cinta yang tegas adalah cinta yang paling indah.

Bagaimana menurut Anda?

seperti charge hp
kisahbu ratih

"Pak Adi, bagaimana caranya supaya anak saya senang baca ya?" tanya seorang Ibu.

"Bapak dan Ibu apakah suka membaca?" saya balik bertanya.

93
"Kalau baca koran..ya," jawab si Ibu.

"Buku?" tanya saya.

"Jarang Pak," jawabnya.

Sahabat FB... kebiasaan membaca, sesuai namanya yaitu kebiasaan, adalah satu perilaku yang dibentuk
melalui proses berkelanjutan. Tidak bisa instan langsung suka baca. Anak belajar dari melihat,
mendengar, dan mencontoh apa yang orangtua lakukan. Bila orangtua tidak suka baca maka anaknya
kebanyakan juga tidak suka membaca. Sebaliknya, bila orangtua gemar membaca maka suka atau tidak
anak akan terpengaruh dan membentuk kebiasaan membaca.

Cara dan waktu paling efektif untuk membentuk kebiasaan membaca adalah dengan memangku anak,
saat ia masih kecil sekali, dan letakkan buku bacaan yang gambarnya besar dan berwarna di depannya
kemudian orangtua menceritakan apa isi buku ini.

Pada saat ini anak belum mengerti isi cerita. Namun...dengan ia dipangku, dipeluk, dibacakan cerita ada
beberapa hal penting yang terjadi di dalam diri anak. Pertama, anak merasa nyaman, aman, tenang,
hangat, dan disayang. Perasaan ini kemudian, disadari atau tidak, terhubung, atau kalau dalam bahasa
NLP ter-anchor/terjangkar, dengan buku yang ada di depannya. Belum lagi, kalimat yang keluar dari
mulut orangtua saat menceritakan isi buku adalah satu bentuk stimulasi yang sangat bagus dalam
merangsang kemampuan bahasa anak.

Dengan demikian saat anak tumbuh besar, saat ia sudah bisa membaca sendiri, setiap kali anak pegang
buku dan membaca secara bawah sadar ia merasa dipeluk orang orangtuanya, merasa aman, nyaman,
tenang, hangat, dan disayang. Semakin ia membaca maka efek perasaan ini akan menjadi semakin kuat.

Anak tidak hanya memetik manfaat dari buku yang ia baca, membuat ia menjadi asyik dan ketagihan
membaca, namun yang sangat kuat bermain di pikiran bawah sadarnya adalah perasaan yang dulu ia
rasakan yang terhubung dengan buku bacaan.

Saya sangat menyarankan orangtua untuk punya perpustakaan di rumah. Buku-buku diatur rapi dan
mudah dijangkau. Dengan demikian anak ada dalam lingkungan yang terus menerus menstimulasi
kegemaran bacanya.

Cobalah...

Hitunglah berkatmu maka kamu akan sadar bahwa Tuhan sangat mengasihimu. Dan kamupun tahu
dirimu sebenarnya sangatlah kaya.

Hipnoterapi adalah salah satu modalitas terapi yang telah secara klinis dan empiris terbukti sangat
efektif membantu mengatasi berbagai masalah yang berhubungan dengan emosi atau perilaku.

94
Tapi... ada tapinya ya.... hipnoterapi bukan pil ajaib yang bisa menyembuhkan semua masalah.
Hipnoterapis perlu cermat dan bijak untuk tahu kelebihan dan keterbatasan hipnoterapi dan
kemampuannya dalam membantu klien mengatasi masalah.

Bila klien datang ke hipnoterapis mengeluhkan masalah fisik maka langkah pertama yang sebaiknya
dilakukan adalah menyarankan klien ke dokter guna menjalani pemeriksaan medis.

Bila dokter menyatakan klien sehat maka sakitnya ini besar kemungkinan akibat pikiran atau emosi dan
di sinilah hipnoterapi bisa digunakan.

Seandainya klien ada masalah fisik dan sedang dalam penanganan dokter maka peran hipnoterapis
adalah membantu proses penyembuhan klien melalui aspek pikiran/emosi dan tidak boleh
menggantikan peran dokter. Hipnoterapis tidak diperkenankan memberi obat (buka resep), mengurangi
atau menambah dosis obat, atau mengganti obat, kecuali bila hipnoterapis ini juga adalah seorang
dokter.

Pengharapan klien terhadap hipnoterapis sangatlah besar. Pengharapan tentulah sangat baik. Tugas
hipnoterapis yang baik adalah memberikan edukasi pada klien sehingga pengharapan ini masih dalam
batas yang wajar sesuai dengan ranah keilmuan dan kompetensi hipnoterapis.

Klien juga perlu mengerti bahwa tanggung jawab kesembuhan ada pada diri klien, bukan pada terapis.
Terapis hanya membantu memfasilitasi melalui serangkaian proses menggunakan sumberdaya yang ada
dalam diri klien.

Belum lagi klien yang punya pemahaman yang salah, karena sering nonton hipnosis hiburan, berharap
sekali jumpa hipnoterapis semua masalahnya bisa selesai dalam satu sesi terapi. Klien ini berharap hasil
instan.

Semuanya perlu dilakukan dalam koridor dan perspektif yang benar.

Demikianlah kenyataannya.....

(Satu contoh kegigihan belajar yang akhirnya membuahkan hasil luar biasa)

Saya mahasiswa S2 di UM (Universitas Negeri Malang). Terus terang tidak pernah bertemu Pak Adi,
hanya baca bukunya saja di Gramedia, itupun awalnya pinjam, sekarang sudah beli. Saya sangat
mengapresiasi kerja Pak Adi.

Satu kisah yang cukup saya ingat adalah Chicken into Eagle. Dahulu saya pernah ditantang, "Kalau kamu
bisa nulis di Koran dalam bahasa Inggris aku mau nikah sama kamu," kata seorang cewek pada saya.
Laki-laki yang belakangan saya kenali sebagai pacarnya, terlihat gaul waktu itu, hanya tersenyum saja.

Waktu itu Bahasa Inggris saya plitat-plitut. Subject verb agreement saja tidak bisa. Kapan menambahkan
s/es tidak pernah mengerti dan selalu salah. TOEFL dan sebangsanya? Jauh dari mimpi.

95
Si cewek kemudian belajar di salah satu Fakultas ternama di Indonesia, waktu tahun 2009 dia
menyiapkan pernikahan dengan laki-laki yang dahulu mengejek saya.

Saya mendapat tantangan dari Dosen Writing 1 untuk masuk artikel di harian The Jakarta Post. Entah
mengapa saya terus saja mengirim dan terus mengirim.

Alhamdulillah, setelah penolakan selama 353 kali akhirnya artikel ini masuk juga, dimuat hanya
beberapa hari menjelang pernikahan mereka berdua.

http://www.thejakartapost.com/news/2009/06/21/my-two-cents-projects-not-exams-show-
students039-real-abilities.html

Biarlah mereka berdua menyelesaikan janji mereka dihadapan Tuhan. Lebih baik saya melanjutkan
hidup dengan menulis.

Tuhan memang punya rencana besar, lebih dari yang pernah manusia duga.

Salam,

Ferril Irham Muzaki

Saat ini saya sedang menikmati sarapan pagi di kantin fakultas psikologi Ubaya. Sungguh nikmat rasanya.
Makanannya enak dengan harga mahasiswa :)).

Pikiran saya teregresi ke masa awal kuliah S1 dulu. Bedanya, dulu saya datang ke kampus sebagai
mahasiswa, kini saya hadir sebagai pengajar.

Yang sama, saya dan mahasiswa sama sama bisa saling belajar dan membelajarkan. Menurut hemat
saya dosen dan mahasiswa sebenarnya sama saja. Bedanya, kami, dosen, belajar lebih dulu daripada
mahasiswa.

Saya sengaja datang hampir 1 jam lebih awal untuk menyiapkan diri agar bisa memberikan yang terbaik
untuk mahasiswa. Dan sudah menjadi komitmen saya untuk menunggui mahasiswa masuk ke kelas,
bukan ditunggui mahasiswa karena saya yang telat.

Kuliah nanti jam 08.50 sampai 10.40. Usai mengajar saya masih ada jadwal terapi sore ini.

Doakan ya agar semua berjalan lancar dan mencapai hasil terbaik untuk semua.

Selamat pagi sahabat semua dan selamat beraktivitas.

Salam hangat.....

96
Saya sering mendapat email atau inbox dari rekan-rekan saat tahu saya akan ke satu kota tertentu untuk
seminar. Rekan ini minta waktu bertemu untuk terapi. Ada yang mau menerapikan diri sendiri, ada yang
untuk keluarga, dan ada juga yang untuk rekannya.

Beberapa waktu lalu saat ke Jakarta untuk memberi seminar saya mendapat telpon dari seorang kawan
lama. Kawan ini menceritakan kondisi istrinya dan minta waktu bertemu di malam hari agar istrinya
dapat diterapi.

Dengan berat hati saya selalu menolak permintaan rekan-rekan ini. Saya sebenarnya sangat ingin bisa
membantu. Dan di sisi lain saya perlu selalu bekerja profesional dengan memegang teguh Kode Etik
Hipnoterapis Klinis yang menjadi acuan kami di Asosiasi Hipnoterapi Klinis Indonesia (AHKI).

Salah satu kode etik ini menyatakan bahwa terapis dan klien harus komit untuk melakukan, bila
dibutuhkan, sampai empat sesi terapi. Ini adalah komitmen minimal karena dalam kasus tertentu bisa
terjadi dibutuhkan lebih dari empat sesi terapi untuk menuntaskan masalah klien. Bila klien dan terapis
tidak bisa memberikan komitmen ini, apapun alasannya, maka terapi tidak boleh dilakukan.

Mengapa tidak boleh?

Ketentuan komitmen empat sesi ditetapkan dengan pertimbangan bahwa ada banyak hal yang bisa
terjadi dalam sesi terapi. Bisa saja hal yang tampak sederhana, di permukaan, ternyata setelah masuk ke
pikiran bawah sadar, ditemukan akar masalah yang kompleks yang tidak bisa diselesaikan hanya dalam
satu sesi terapi. Contohnya, pernah ada kasus wanita fobia ulat bulu setelah digali akar masalahnya
ternyata ia dulu pernah mengalami pelecehan seksual. Siapa yang menyangka kalau ternyata fobia ulat
bulu adalah simtom dari satu pengalaman yang sangat traumatik.

Bila terapis atau klien, karena sesuatu hal, tidak dapat melanjutkan sesi selanjutnya maka proses yang
belum selesai ini akan sangat tidak baik bagi kondisi klien. Sering terjadi emosi klien menjadi labil dan
mengakibatkan kondisinya menjadi bertambah parah. Ini ibaratnya kita melakukan operasi, membuka
perut pasien, dan tidak menutup kembali dengan rapat. Dan saat terjadi infeksi, karena jahitannya
bermasalah, pasien ini tidak ditangani lebih lanjut. Sudah tentu ini akan sangat merugikan pasien.

Saya juga sempat mendapat tawaran dari seseorang yang ingin mengundang saya ke kotanya untuk
melakukan hipnoterapi. Ia berencana “memasarkan” pelayanan hipnoterapi saya di kotanya dengan
memasang iklan dan woro-woro di media setempat menawarkan hipnoterapi klinis. Saya diminta datang
dan dijadwalkan selama seminggu penuh menangani klien. Rencananya terapi akan dilakukan di kamar
hotel mewah yang mereka sewa untuk keperluan ini.

Sudah tentu keinginan ini saya tolak dengan beberapa pertimbangan. Pertama, kalau tawarannya saya
terima maka fokus saya bergeser, bukan untuk membantu sesama namun sudah lebih mengarah pada
bisnis atau keuntungan finansial semata. Kedua, ini sudah tentu melanggar kode etik. Saya tidak
bersedia melakukan terapi di kamar hotel karena selain suasananya tidak kondusif juga untuk
menghindari persepsi yang tidak baik apalagi bila kliennya wanita. Satu-satunya tempat dan posisi yang
paling nyaman untuk klien, bila diterapi di kamar hotel, bukan duduk di kursi hotel tapi berbaring di
ranjang. Ini tentu sangat tidak baik untuk proses terapi.

Walau banyak yang kecewa karena saya tidak bersedia melakukan hipnoterapi saat keluar kota namun
97
saya bergeming dengan prinsip dan keputusan ini. Saya memahami sepenuhnya harapan rekan-rekan
ini. Dan solusi yang selalu saya tawarkan adalah menjalani hipnoterapi dengan hipnoterapis lulusan
AWG Institute di kota tempat tinggal mereka atau di kota terdekat, atau ke klinik saya di Surabaya.

Prinsip saya adalah bila melakukan sesuatu saya harus melakukannya benar sejak dari awal. Do it right
from the beginning.

Ada yang tanya, "Pak Adi, sampeyan ini sebenarnya ahli di bidang apa? Pikiran, pendidikan, parenting
atau apa?"

Saya kebetulan sangat gemar membaca. Saya membaca buku mulai dari bisnis, coaching, pikiran, terapi,
relasi, parenting, puisi, sampai ke buku-buku spiritual dari berbagai aliran. Saya adalah pembelajar yang
tidak membatasi diri. Saya berusaha dan belajar menjadi seorang spesialis yang generalis. Artinya
banyak tahu dan tahu banyak.

Tapi... tentu saya perlu menetapkan positioning saya. Walau saya sangat mengerti mengenai
pendidikan, parenting, relasi, bisnis, dan beberapa hal lain, saya perlu menentukan fokus. Sudah sejak
2005 sampai sekarang saya fokus pada dunia pikiran dan pendidikan.

Mengapa? Karena ini adalah dasarnya. This is the basic. Dari pikiran saya bisa masuk ke bidang lainnya
dengan sangat mudah.

Pendidikan, saya mendirikan sekolah Anugerah Pekerti, adalah sarana untuk membentuk insan cendikia
dan mulia di masa depan.

Pengetahuan lain yang selama ini saya simpan sendiri, yang jarang orang ketahui bila saya kuasai dengan
sangat baik, baru akan keluar di ruang terapi atau sesi konseling atau saat seminar/workshop.

Yang buat agak stres adalah semakin saya belajar... semakin banyak baca buku... semakin saya sadar
bahwa saya tidak tahu apa-apa dan masih tetap bodoh... :((.

Ada yang bertanya, "Apa keunikan pelatihan hipnoterapi SECH yang diselenggarakan AWG Institute?"

Pertama, tentu dari durasi waktu belajarnya yaitu 100 jam tatap muka di kelas atau 9 hari pelatihan. Ini
setara dengan 3 semester kuliah.

Kedua, dari kedalaman materi yang diajarkan. Selama tiga hari pertama peserta belajar banyak tentang
teori pikiran bawah sadar. Ini adalah fondasi untuk mendalami teori lanjutan yang diajarkan di
pertemuan berikutnya.

Ketiga, sistematika pembelajaran. Peserta diberi materi secara bertahap. Materi minggu pertama adalah
dasar untuk menguasai materi minggu kedua dan ketiga. Ada jeda waktu antara pertemuan pertama,
kedua, dan ketiga. Tujuannya adalah peserta bisa mempraktikkan apa yang diajarkan di kelas sehingga
98
benar-benar mengerti baru setelah itu diberi materi lanjutan.

Keempat, untuk setiap teknik yang dijelaskan, peserta mendapat penjelasan detil dasar teorinya,
ditunjukkan contoh praktik atau demo oleh trainer, dan selanjutnya saling praktik ke rekannya. Ini
dilakukan di bawah pengawasan dan bimbingan trainer dan asisten.

Kelima, ini yang luar biasa yaitu peserta menyaksikan 4 (empat) live therapy dengan klien berasal dari
luar peserta pelatihan. Klien diterapi persis sama seperti bila saya melakukan terapi di ruang praktik
saya.

Di sini para peserta dapat menyaksikan secara lengkap bagaimana berbagai teori dan teknik yang sudah
diajarkan diaplikasikan dalam situasi riil saat menerapi klien. Dan para peserta menyaksikan langsung
bagaimana dalam satu sesi terapi klien berhasil disembuhkan.

Ini semua tentu sangat meningkatkan rasa percaya diri mereka sehingga nanti saat liburan antara
minggu kedua dan ketiga, yang lamanya 1 bulan, para peserta yakin, percaya, dan mampu praktik
seperti yang mereka saksikan di kelas. Dan tentu... hasilnya juga sangat bagus seperti yang selama ini
terjadi.

Keenam, AWG Institute memberikan support berkelanjutan. Para peserta dapat belajar dari para senior
melalui milis. Mereka juga dapat konsultasi langsung ke saya atau asisten yang telah ditunjuk untuk
bertanya bila ada hal yang kurang dimengerti atau mengenai strategi terapi kasus-kasus unik yang belum
pernah mereka tangani sebelumnya.

Support ini sangat penting karena tidak semua kasus bisa dijelaskan di dalam kelas. Saat praktik sebagai
hipnoterapis mereka pasti akan jumpa kasus-kasus unik dan membutuhkan saran, masukan, arahan, dan
bimbingan agar mampu menangani kasus itu. Bila support ini tidak ada bisa dipastikan hipnoterapis akan
bingung sendiri dan akhirnya sering gagal melakukan terapi. Atau kalaupun bisa, kasus yang ditangani
paling ya itu-itu saja. Tidak ada peningkatan pengalaman dan kemampuan.

Ketujuh, usai SECH 100 jam, bila memenuhi syarat, selain harus sebagai praktisi aktif dan juga lolos tes,
para peserta dapat melanjutkan ke tingkat advanced yang terdiri dari 3 pertemuan dengan total 100 jam
pembelajaran. Usai level advanced mereka mendapat gelar CCH (certified clinical hypnotherapist).

Kedelapan, saya mengajarkan apa yang saya lakukan. Jadi, saya adalah praktisi aktif sejak 2005 hingga
saat ini. Pengalaman praktik ini tentu sangat membantu dalam membangun database pengetahuan yang
berhubungan dengan berbagai masalah klien. Pengetahuan ini sangat besar manfaatnya saat
memberikan konsultasi pada alumnus saat menangani kasus yang rumit dan berat.

Kesembilan, kami punya tim riset dan pengembangan. Tim R&D ini terdiri dari semua hipnoterapis AWGI
yang aktif praktik. Ada banyak temuan menarik yang sangat memperkaya pengetahuan, memperkuat
teori, dan terciptanya teknik-teknik baru yang semakin efektif. Dengan kata lain, AWGI dan para
alumninya terus berkembang secara dinamis.

Kesepuluh, yang boleh ikut kelas SECH hanya mereka yang lolos tes.

Demikanlah kenyataannya.......
99
Apa yang kita alami dalam hidup ibarat apa yang terjadi pada air di dalam kolam yang tenang. Air kolam
akan tetap tenang bila kita tidak melempar sesuatu ke dalamnya. Saat kita melempar batu ucapan dan
tindakan ke dalamnya maka akan timbul riak air yang menyebar ke seluruh penjuru.

Saat mencapai tepian kolam riak air ini bukannya hilang atau berhenti namun akan kembali ke titik awal
yang membuat munculnya riak ini.

Bila kita tidak hati-hati, riak kecil bisa berubah menjadi gelombang kehidupan yang sulit kita atasi.

Jadi, bagaimana agar tidak timbul riak atau gelombang kehidupan? Berhati-hatilah dengan buah pikiran,
ucapan, perasaan, dan tindakan. Usahakan untuk bisa berpikir benar dengan pandangan benar. Buah
pikir adalah batu kecil yang ada di tangan kita. Apakah akan kita lempar ke dalam kolam atau kita
letakkan, ini semua kembali pada diri kita.

Saat buah pikir menjadi ucapan atau tindakan maka ini sama dengan kita telah melempar batu yang
tadinya kita pegang. Begitu telah terlempar maka batu ini tidak akan bisa ditarik kembali.

Setiap lemparan batu ke dalam kolam kehidupan adalah aksi yang pasti akan menuai reaksi.

Bagaimana menurut Anda?

Dalam bukunya, The Millionaire Mind, Thomas J. Stanley, merinci ciri-ciri yang dimiliki oleh para
milioner/orang sukses dari hasil risetnya. Ada banyak ciri yang ia cantumkan. Sepuluh ciri yang
menempati urutan teratas adalah: sikap jujur, disiplin yang baik, kemampuan bergaul yang baik,
pasangan hidup yang mendukung, kebiasaan kerja keras, mencintai bisnis/karir, kualitas kepemimpinan,
kepribadian kompetitif, kemampuan mengatur hidup dengan baik, kemampuan menjual ide/produk.

Saya mencermati dan menyimpulkan bahwa semua ciri orang sukses ini berawal, dipelajari, diajarkan,
dan dibangun di rumah, bukan di sekolah, atau di tempat lain. Berikut sekilas penjelasannya.

Bersikap jujur adalah hasil pendidikan di rumah. Kejujuran adalah nilai yang diajarkan kepada anak
melalui teladan yang orangtua tunjukkan padanya.

Disiplin yang baik juga adalah hasil pendidikan di rumah. Ada dua jenis disiplin: disiplin yang baik dan
yang buruk. Disiplin yang baik tidak bisa tumbuh dengan sendirinya dan membutuhkan upaya sadar dari
orangtua atau pengasuh untuk melakukan pembiasaan positif pada diri anak sejak kecil. Sedangkan
disiplin yang buruk adalah hasil dari pembiasaan negatif atau pembiaran. Anak dibiarkan bersikap tidak
disiplin sehingga akhirnya ia disiplin melakukan hal-hal yang tidak kita inginkan atau tidak baik untuk
dirinya. Anak menjadi disiplin untuk tidak disiplin (yang baik).

Kemampuan bergaul dilandasi oleh rasa percaya diri dan kemampuan komunikasi. Ini juga adalah hasil
pendidikan di rumah. Anak yang tidak percaya diri, akibat perlakuan yang tidak tepat atau mengalami
100
trauma masa kecil, akan sulit bersosialisasi dan berkomunikasi. Hal ini akan menjadi semakin buruk bila
kemampuan komunikasi anak tidak baik karena kurang mendapat stimulasi saat masih kecil. Ada juga
anak yang sulit komunikasi karena faktor bahasa. Mereka lebih fasih bahasa Inggris atau mandarin
daripada bahasa Indonesia.

Kalau untuk pasangan hidup, menurut saya, ini juga mendapat pengaruh besar dari orangtua. Anak perlu
diajarkan cara yang baik dan benar memilih pasangan yaitu perlu memerhatikan bibit, bebet, dan bobot.
Mencari pasangan hidup tidak boleh asal-asalan.

Kebiasaan kerja keras atau lebih keras dari orang lain tidak bisa muncul dalam sekejap. Ini adalah etos
kerja yang muncul dari kebiasaan yang ada di rumah. Anak perlu diajarkan sikap konsistensi dan
persistensi sejak kecil. Etos kerja ini mulai ditanamkan dalam diri anak melalui pembiasaan belajar dan
bekerja dengan semangat. Anak perlu diajarkan cara membuat goal, strategi untuk mencapai goal ini,
dan bagaimana mengatasi hambatan yang mungkin muncul. Orangtua memberikan anak kesempatan
atau peluang untuk melakukan upaya maksimal dalam menyelesaikan tugas atau aktivitas.

Mencintai karir/bisnis ini akan sangat mudah dilakukan bila anak bisa menemukan passion-nya. Bila
anak menjadikan passion sebagai karir atau bisnis maka ia akan bekerja dengan penuh semangat,
menikmati setiap detik pekerjaannya, dan selalu penuh semangat. Orangtua perlu memberikan berbagai
pengalaman belajar, memapar anak pada berbagai kegiatan. Semua pengalaman ini akan menjadi
database yang dapat ia gunakan di masa depannya. Dengan banyak merasakan atau mencicipi berbagai
kegiatan anak akan menemukan bidang keunggulannya dan yang ia sukai. Passion di-drive oleh value
(nilai hidup). Nilai hidup ditanamkan di rumah.

Kualitas kepemimpinan yang baik hanya bisa terjadi bila anak punya konsep diri positif. Tidak mungkin
seseorang bisa memimpin orang lain bila tidak bisa memimpin dirinya sendiri.
Anak hanya bisa memiliki semangat/kepribadian yang sangat kompetitif bila ia merasa dirinya mampu,
berharga dan layak untuk sukses. Ini berhubungan dengan konsep diri dan juga sikap persisten dan
konsisten.

Kemampuan mengatur hidup dengan baik berawal dari disiplin positif yang tumbuh dan berkembang
sejak anak kecil. Ini juga meliputi pemahaman akan prioritas hidup, mana yang penting, mana yang tidak
penting, first things first.

Sedangkan kemampuan kemampuan untuk menjual ide atau produk adalah hasil dari kemampuan
komunikasi, rasa percaya diri yang tinggi, perasaan diri mampu dan berharga, penguasaan product
knowledge, presentation skill, dan beberapa faktor lain. Namun semua ini hanya bisa terjadi bila anak
punya fondasi yang baik.

Buku ini sudah diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia. Sangat saya sarankan untuk dibaca agar
sebagai orangtua, kita, dapat memberikan bimbingan dan arahan yang benar untuk menyiapkan masa
depan anak yang cemerlang dan gemilang.

Bagaimana menurut Anda?

101
Apa yang kita alami dalam hidup ibarat apa yang terjadi pada air di dalam kolam yang tenang. Air kolam
akan tetap tenang bila kita tidak melempar sesuatu ke dalamnya. Saat kita melempar batu ucapan dan
tindakan ke dalamnya maka akan timbul riak air yang menyebar ke seluruh penjuru.

Saat mencapai tepian kolam riak air ini bukannya hilang atau berhenti namun akan kembali ke titik awal
yang membuat munculnya riak ini.

Bila kita tidak hati-hati, riak kecil bisa berubah menjadi gelombang kehidupan yang sulit kita atasi.

Jadi, bagaimana agar tidak timbul riak atau gelombang kehidupan? Berhati-hatilah dengan buah pikiran,
ucapan, perasaan, dan tindakan. Usahakan untuk bisa berpikir benar dengan pandangan benar. Buah
pikir adalah batu kecil yang ada di tangan kita. Apakah akan kita lempar ke dalam kolam atau kita
letakkan, ini semua kembali pada diri kita.

Saat buah pikir menjadi ucapan atau tindakan maka ini sama dengan kita telah melempar batu yang
tadinya kita pegang. Begitu telah terlempar maka batu ini tidak akan bisa ditarik kembali.

Setiap lemparan batu ke dalam kolam kehidupan adalah aksi yang pasti akan menuai reaksi.

Bagaimana menurut Anda?

Ada yang bertanya pada saya, "Pak Adi, ada banyak teknik dan pendekatan terapi seperti NLP,
hipnoterapi, Cognitive Therapy, Gestalt Therapy, Art Therapy, Primal Therapy, Transpersonal
Psychoterapy, Forgiveness Therapy, Neurofeedback, Laughter Therapy, dll. Dari semua ini yang paling
baik yang mana?"

Ada sangat banyak teknik terapi yang dikembangkan para pakar. Mana yang paling baik atau efektif?
Jawabannya: semuanya baik dan efektif. Ini bergantung pada terapis dan klien.

Dalam kajian terhadap ratusan studi hasil psikoterapi, Orlinsky dan Howard (1986) menemukan bahwa
faktor kualitas relasi emosi antara terapis dan klien adalah jauh lebih penting daripada orientasi teori
yang digunakan oleh terapis. Klien yang bersedia bekerjasama sepenuhnya dengan terapis mencapai
hasil yang jauh lebih baik daripada klien yang tidak bersedia bekerja sama. Selain itu, pengalaman
profesional terapis juga berpengaruh besar terhadap keberhasilan terapi.

Dalam konteks ini, terapis profesional perlu terus meningkatkan pengetahuan di bidang yang ia geluti
dengan banyak praktik, membaca buku dan literatur, dan menghadiri berbagai seminar yang sejalan
dengan bidang keahliannya.

Kendala yang sering dijumpai terapis adalah ia belum sepenuhnya menguasai satu metode terapi
tertentu namun telah belajar lagi metode lain dan kemudian mengalami kesulitan menerapi klien karena
kerancuan dasar teori dan teknik yang ia gunakan.

102
Tadi saya melihat dan menyetujui proposal penawaran final dari salah satu vendor untuk kelengkapan
perangkat visual yang akan digunakan di hall baru AWG Institute, yang saat ini sudah memasuki tahap
akhir.

Ternyata...untuk peralatan yang saya minta, karena spesifikasi teknisnya sangat tinggi, sangatlah mahal.
Total investasi khusus perangkat visual ini dalam rupiah mencapai di atas 9 digit.

Di hall baru ini kami menggunakan 2 layar projector ukuran 2,5x3 mtr dengan 2 LCD projector berinput
HDMI masing-masing 5.000 ansi lumen yang include wifi.

Sedangkan untuk mengatur input-output dari berbagai peralatan ke LCD dan teleprompter kami
menggunakan Kramer matrix 8x8 HDMI.

Ini belum termasuk perangkat audio system dan peralatan lainnya. Investasi peralatan dengan
spesifikasi teknis yang tinggi ini benar-benar perlu dilakukan karena mengacu pada standar lembaga Adi
W. Gunawan Institute of Mind Technology yang juga sangat tinggi.

Hall yang kami beri nama The Illumination ini berukuran 12x16 meter dengan tinggi plafon 3,7 mtr dan
akan digunakan pertama kali untuk pelatihan Scientific EEG & Clinical Hypnotherapy di bulan April 2014.

Doakan ya agar semua bisa berjalan lancar seperti yang direncanakan.

Terima kasih....

Seperti biasa, hari Jumat malam adalah malam panjang untuk saya. Ini adalah malam yang selalu saya
nanti-nantikan karena besok saya free...tidak ada terapi...sehingga benar-benar bisa menikmati ME-
TIME.

Saya bisa tidur larut malam, biasanya sampai dini hari, baca buku dan mendengarkan lagu oldies
kesayangan. Tentu...selalu ditemani secangkit teh hangat buatan istri tercinta.

Satu minggu ini saya lagi banyak membaca buku yang menjelaskan hubungan antara neurosains dan
psikoterapi. Banyak informasi menarik dan penting yang sangat bermanfaat. Nanti saya akan share
dengan rekan-rekan dalam bentuk artikel dan status FB.

Selamat malam semua.....

Seorang rekan bergabung dengan salah satu fitness center di kotanya. Di tempat ini ia bertemu dengan
salah satu member, sebut saja Om Budi, usia sekitar 70an tahun. Om Budi adalah pengusaha sukses
yang sangat terkenal dan punya usaha yang besar.

Satu hari, usai berolahraga, Om Budi mandi dan pamit pulang lebih dulu. Sekitar satu jam kemudian Om
Budi balik lagi ke Fitness Center.
103
Rekan ini bertanya pada Beliau, "Om.. ada apa kok balik lagi?"

"Oh..mau ambil sabun mandi saya yang ketinggalan," jawabnya.

"Lho.. kan bisa diambil besok atau dibiarkan saja. Om kan bisa beli baru. Buat apa capek-capek harus
balik hanya untuk ambil sabun mandi yang tertinggal?," tanya rekan saya lagi.

"Anak muda," begitu jawab si Om, "Saya berhasil menjadi pengusaha sukses karena saya keras dengan
diri saya. Tidak boleh ada kompromi dalam hal disiplin. Memang kalau dipikir berapa sih harganya sabun
mandi ini. Saya bisa beli berapapun yang saya mau. Tapi... kalau sekali saya mengijinkan diri saya untuk
tidak disiplin, tidak membawa pulang sabun mandi yang seharusnya saya bawa pulang, maka di
kemudian hari kejadian ini pasti berulang. Bila ini terus berlanjut maka pasti tidak baik untuk hidup saya.
Ini bukan nilai sabun mandinya tapi nilai hidup yang harus dipegang teguh dalam situasi apapun.
Kembali ke sini tentu tidak nyaman bagi saya. Saya tadi sudah di rumah, sudah mau istirahat. Dengan
saya kembali ke sini, membuat diri saya tidak nyaman, maka saya memberi pelajaran bagi diri saya
sendiri agar lain kali tidak mengulangi kejadian ini."

Kita seringkali menggampangkan hal kecil yang dirasa tidak penting. Namun, dari yang kecil ini bisa
menjadi sesuatu yang sangat besar. Satu kejadian bila berulang dan berulang akan menjadi kebiasaan.
Kebiasaan akan berlanjut menjadi karakter. Dan karakter inilah yang menentukan nasib kita.

Bagaimana menurut Anda?

Beberapa calon klien mengeluh karena saat menghubungi AWG Institute dan minta dibuatkan janji
untuk jumpa saya biasanya baru bisa dapat waktu sekitar satu hingga dua bulan kemudian.

Saya memang membatasi diri untuk menerapi maksimal dua klien sehari. Inipun kalau terpaksa harus
menerapi dua. Biasanya saya hanya menerapi satu klien saja.

Mengapa? Melakukan terapi membutuhkan energi yang tidak sedikit. Selain itu pikiran dan perasaan
harus benar-benar fokus dan sinkron agar bisa dicapai hasil optimal.

Bila menerapi dua klien per hari biasanya sore hari saya sudah kehabisan energi dan tidak lagi bisa
punya cukup energi waktu untuk belajar, membaca, dan melakukan kegiatan lain.

Hari ini saya menerapi satu klien. Sore hari, seperti sekarang ini, saya bisa duduk manis di depan laptop
menyapa rekan-rekan FB sambil mendengarkan musik relaksasi dan juga membaca buku neurosains
untuk menambah pengetahuan saya.

Life is so beautiful.......

104
Setiap hari saya melakukan terapi. Tujuan utama adalah untuk membantu para klien mengatasi masalah
yang berhubungan dengan emosi atau perilaku. Kasus yang ditangani juga sangat beragam. Mulai dari
yang ringan sampai yang (sangat) berat. Mulai anak-anak hingga lansia.

Satu hal yang saya cermati dan juga dirasakan oleh para terapis aktif yaitu semakin banyak kami
melakukan terapi semakin berkembang pula pemahaman dan kebijaksanaan dalam memandang hidup
dan kehidupan.

Ini semua terjadi karena sebenarnya saat melakukan terapi, disadari atau tidak, kami juga menerapi diri
sendiri. Berbagai masalah atau kasus yang klien alami dan diproses di sesi terapi adalah bahan pelajaran
sangat penting yang bersumber dari Buku Kehidupan para klien. Buku Kehidupan ini mengajarkan begitu
banyak hal yang tidak pernah kami pelajari di sekolah maupun di buku-buku teks hipnosis/hipnoterapi.

Hipnoterapis menjadi semakin cerdas, pengetahuannya luas, cakap dan kompeten membantu klien
karena "diajar" oleh klien-kliennya.

Jadi, terima kasih yang sebesarnya kami sampaikan kepada para klien yang telah mengajari kami begitu
banyak hal penting melalui Buku Kehidupan mereka.

Demikianlah kenyataannya.....

105
Pendidikan Nasional Tak Tentu Arah

JAKARTA, KOMPAS.com — Selama ini pendidikan nasional tidak menentu arah dan tujuannya. Padahal,
dalam masyarakat dunia yang berubah cepat, tujuan pendidikan suatu bangsa haruslah jelas. Meskipun
harus dinamis mengikuti perkembangan zaman, tujuan pendidikan nasional harus tetap bertolak pada
kebudayaan Indonesia.

Demikian pokok persoalan yang mengemuka dalam Konvensi Pendidikan Persatuan Guru Republik
Indonesia (PGRI) bertema ”Pendidikan Indonesia dan Daya Saing Bangsa”, di Bentara Budaya Jakarta,
dan dibuka pada Selasa (18/2).

Sejumlah pembicara yang hadir pada konvensi ini, antara lain, adalah mantan Presiden BJ Habibie,
mantan Wakil Presiden Jusuf Kalla, Ketua DPR Marzuki Alie, Guru Besar Ekonomi Universitas Indonesia
Sri-Edi Swasono, Guru Besar Pendidikan (Emeritus) Universitas Negeri Jakarta HAR Tilaar. Acara dibuka

106
oleh Ketua Umum PGRI Sulistiyo.

Pakar pendidikan HAR Tilaar menegaskan, pendidikan di Indonesia belum memiliki arah tujuan yang
jelas untuk menyiapkan manusia-manusia yang cakap, kreatif, dan bertanggung jawab. Padahal,
Indonesia sudah harus menciptakan generasi emas yang diharapkan bisa memajukan kehidupan bangsa.

”Neoliberalisme sudah masuk ke dunia pendidikan sehingga arah pendidikan menjadi tidak jelas seperti
sekarang,” kata Tilaar.

Kepala Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia dan Penjaminan Mutu Pendidikan Kementerian
Pendidikan dan Kebudayaan Syawal Gultom membenarkan sistem pendidikan Indonesia harus
direformasi karena sistem yang ada selama ini tidak menjawab kebutuhan zaman. Salah satu caranya
dengan memberlakukan Kurikulum 2013 di semua sekolah mulai tahun ini.

”Karakter anak didik kita terlebih dahulu yang harus diperbaiki dan ini yang menjadi tujuan Kurikulum
2013. Spektrum sekolah atau pendidikan seperti apa yang bisa menjawab kebutuhan zaman, itu yang
harus dipikirkan,” kata Syawal.

Kuncinya Pada Guru

KOMPAS/Raditya Helabumi Presiden Republik Indonesia ke 3 BJ Habibie berbincang dengan sejumlah


awak media dalam Konvensi Pendidikan Persatuan Guru Republik Indonesia di Bentara Budaya, Jakarta,
Selasa (18/2), Konvensi akan berlangsung selama dua hari.
Tilaar mengatakan, kunci perubahan dalam pendidikan serta membangun sumber daya manusia
berkualitas sepenuhnya ada di tangan guru.

”Karena perannya yang sangat penting, guru wajib dilibatkan secara aktif dalam perumusan kebijakan
pendidikan. Sayangnya, selama ini guru atau organisasi guru tidak dilibatkan secara aktif oleh
pemerintah,” kata Tilaar.

Untuk meningkatkan peran guru, Tilaar mengusulkan agar penanganan guru kembali disentralisasi.
Sebab, dengan desentralisasi, guru seperti sekarang. Guru sering dijadikan komoditas politik oleh elite
politik lokal. Guru sering dalam posisi terjepit karena dilibatkan dalam aktivitas politik.

Syawal menambahkan, kualitas mayoritas guru yang masih rendah bukan sepenuhnya salah guru. Ini
disebabkan selama ini guru jarang mendapatkan pelatihan. Oleh karena itu, mulai tahun ini guru akan
memperoleh pelatihan berkala secara spesifik pada kebutuhan materi-materi yang dirasa menjadi
kekurangan setiap guru.

Jusuf Kalla pada kesempatan ini mengemukakan, pendidikan menjadi kunci untuk meningkatkan
kemampuan bangsa melakukan sesuatu agar bisa bersaing dengan komunitas internasional.
Kemampuan itu lebih dititikberatkan pada keterampilan dan penguasaan pada teknologi yang sesuai
dengan perkembangan zaman.

Ujian Nasional

Untuk mengukur kemampuan bangsa, ujar Kalla, bisa dilakukan mulai dari membuat standar nilai
107
kelulusan yang tinggi (dilihat dari hasil ujian nasional) bagi peserta didik. Jika sekarang standar kelulusan
5,5, bisa jadi tahun depan standar nilai dinaikkan menjadi 6,5.

”Harus dinaikkan secara bertahap. Anak-anak memang harus bekerja keras. Tidak ada bangsa yang bisa
maju tanpa kerja keras. Tidak ada yang bisa maju tanpa belajar dan target yang jelas,” kata Kalla.

Bagi Kalla, pelaksanaan ujian nasional (UN) berlangsung sesuai harapan saat pertama kali dimulai tahun
2002. Ia berharap, masyarakat tidak terfokus pada hasilnya saja, tetapi lebih pada proses pembelajaran.
Pasalnya yang paling penting harus diubah adalah suasana atau budaya belajar murid sehingga kualitas
belajarnya meningkat.

”Yang harus diperbaiki bukan hanya sarana-prasarana atau fasilitas layanan pendidikannya, melainkan
justru di budaya belajarnya. Kita tidak mempunyai budaya belajar,” tutur Kalla.

Karena itu, Kalla secara tegas menolak jika UN dihapuskan. ”Jika dihapuskan, bagaimana membuat
standar pendidikan secara nasional?” ujarnya. Selain itu, adanya UN terbukti mendorong murid lebih
giat belajar dan guru juga lebih peduli menyiapkan anak-anaknya untuk ikut UN.

”Ketika tidak ada ujian nasional, semua santai-santai saja karena murid pasti lulus ujian,” kata Kalla.
”Tidak apa-apa saya disalahkan karena saya berpikir untuk kemajuan bangsa ke depan,” tuturnya.

Meskipun demikian, Guru Besar Universitas Negeri Jakarta Soedijarto berbeda pendapat. Menurut dia,
UN bukanlah solusi atau cara meningkatkan kualitas dan kompetensi peserta didik. Sebab, sistem
evaluasi belajar dengan UN justru menciptakan generasi yang hanya bisa menghafal dan tidak belajar
untuk memahami sesuatu.

”UN justru akan mengurangi kreativitas belajar sampai menghilangkan semangat untuk menemukan hal-
hal baru. Murid hanya belajar yang akan diujikan. Tidak akan belajar misalnya meneliti dan terbiasa
membuat karya tulis,” kata Soedijarto.

Sinergitas

BJ Habibie yang tampil pertama dalam konvensi itu menyampaikan pentingnya sinergitas antara
pendidikan dan penanaman nilai-nilai budaya kepada para siswa di sekolah, termasuk kecintaan pada
bangsa dan Tanah Air.

Habibie mengharapkan proses pendidikan di sekolah tidak sekadar mentransfer ilmu pengetahuan dan
teknologi semata. Proses pendidikan di sekolah juga sepatutnya mampu memberikan dan menanamkan
nilai-nilai budaya kepada para siswa. Guru-guru di sekolah diharapkan melakukan proses pembudayaan
sebesar 10-20 persen dari keseluruhan waktu para siswa ketika berada di sekolah. Sekolah juga
diharapkan mampu meneruskan berbagai nilai budaya yang sedari awal sudah dimulai dan dibentuk dari
keluarga asal para siswa.

”Proses pendidikan dan proses pembudayaan harus berjalan dengan sinergi dan beriringan,” ujar
Habibie.

Siswa yang memahami iptek serta tertanam nilai-nilai budaya bangsa di dalam dirinya akan
108
menghasilkan sumber daya manusia yang berkualitas. Mereka akan menjadi generasi muda yang unggul
dari sisi iptek dan juga memiliki daya saing global tanpa kehilangan kecintaan serta semangat
pengabdian pada bangsa dan Tanah Air. (LUK/*/THY)

(sumber: http://nasional.kompas.com/read/2014/02/19/0836032/Pendidikan.Nasional.Tak.Tentu.Arah)

Orang sering menyebut guru sebagai pahlawan tanpa tanda jasa. Guru juga sering dipanjangkan menjadi
“diGUgu” dan “ditiRU”. Secara etimologis, bila ditelusuri akar katanya, kata “guru” berasal dari bahasa
Sansekerta, yang maknanya sangatlah mulia: orang yang dihormati karena memiliki pengetahuan luas,
kebijaksanaan, otoritas dalam bidang tertentu, dan menggunakan ilmu yang dimilikinya untuk
menuntun orang lain.

Akar kata guru adalah gu = kegelapan, dan ru = yang menghancurkan (kegelapan itu). Jadi guru adalah
manusia istimewa yang memiliki kemampuan melakukan pencerahan (mengusir kegelapan dan
menggantinya dengan kecerahan).

Konotasi kegelapan dan kecerahan di sini bukan hanya pada fisik belaka tapi semua aspek yang dimiliki
manusia yaitu fisik,pikiran,emosi dan spiritual.

Jadi, banggalah menjadi guru dan hormatilah guru-guru kita.

Walau tanpa tanda jasa namun semua jasa guru selalu lekat di hati kita.

Bagaimana menurut Anda?

Teman-teman, terima kasih tanggapannya tentang IPad/Gadget. Barang ini kalau tidak hati-hati akan
sangat memengaruhi kualitas relasi anggota keluarga.

Saya sering mengamati keluarga yang makan malam di resto atau food court. Sangat banyak dan sering
saya jumpai, walau tidak selalu, biasanya ayah, ibu, dan anak-anaknya masing-masing sibuk dengan
dirinya sendiri. Tidak ada lagi keakraban, kehangatan, diskusi bermakna yang terjadi. Yang ada,
semuanya diam, fokus melihat BB, IPad, atau Gadget-nya masing-masing, larut dalam dunianya sendiri.

Banyak keluarga yang mengalami miskin relasi dan kesepian dalam hiruk pikuk dunia yang semakin
ramai. Ini satu trend yang tidak baik dan harus kita sikapi dengan sangat bijak.

Bila tidak hati-hati, gadget bisa menjauhkan yang dekat. Bila digunakan dengan bijak, bisa mendekatkan
yang jauh.

Di rumah kami hanya ada 1 (satu) IPad versi pertama. Inipun IPad yang dihadiahi teman saya. Saya tidak
pernah mau membelikan anak-anak IPad karena merasa tidak ada manfaat bagi mereka.

Namun, untuk mendukung proses belajar mereka di rumah, anak kami pertama sudah kuliah, yang
109
kedua SMA kelas 1, dan yang bungsu SMP kelas 2, kami selaku orangtua memberikan anak-anak laptop
dengan spec yang sangat tinggi, internet 24 jam dengan kecepatan 8 Mbps, printer laser color dan B/W
dan berbagai fasilitas lain. Ini semua untuk memaksimalkan proses dan hasil belajar anak-anak. Dan
tentu, kami selalu menyediakan waktu untuk membimbing anak-anak.

Seorang Ibu yang bingung menghubungi saya dan bertanya, "Pak, apakah anak SD kelas 1 sudah perlu
dibelikan IPad?"

"Tidak perlu," jawab saya.

"Tapi... anak saya setiap hari merengek minta dibeliin IPad. Katanya, semua teman di kelasnya sudah
punya IPad. Tinggal anak saya saja yang belum punya," jelas si Ibu.

"Satu kelas ada berapa murid," tanya saya.

"Dua puluh lima. Yang dua puluh empat sudah punya IPad. Yang satu, anak saya, belum. Teman-
temannya setiap hari membawa IPad mereka ke sekolah. Apa yang harus saya lakukan?" tanyanya lagi.

"Beri penjelasan dan pengertian pada anak. Intinya, tetap tidak perlu dibelikan IPad. Anak SD kelas 1
belum butuh barang ini. Paling banter hanya dibuat main game. Ini pemborosan dan tidak mendidik,"
jawab saya.

"Tapi.. sudah saya beri pengertian... anak saya tetap minta IPad. Anak saya tidak tahan setiap hari diolok
temannya karena belum punya IPad. Saran Pak Adi?," tanya Ibu ini penuh harap.

"Sampaikan kepada kepala sekolah mengenai hal ini. IPad ini tidak boleh dibawa ke sekolah. Kalau
sekolah membiarkan ini terjadi, artinya tidak menanggapi saran dan masukan Ibu, pindah anak Ibu ke
sekolah lain yang lebih baik dalam arti memerhatikan benar hal-hal penting dan mendasar ini. Anak Ibu
pasti tidak akan tahan setiap hari mengalami perundungan (bullying) dan peer pressure," jawab saya.

Rekan-rekan FB yang saya hormati. Saya mendapat banyak pertanyaan melalui inbox mengenai Sekolah
Anugerah Pekerti. Untuk rekan-rekan yang ingin menyekolahkan anak di Sekolah Anugerah Pekerti bisa
mengunjungi www.AnugerahPekerti.com untuk mendapat informasi awal.

Selanjutnya bisa membuat janji untuk jumpa Kepala Sekolah PG/TK, Ibu Ayu, Kepala SD Ibu Lanny, atau
Kepala SMP Ibu Gesta untuk bertanya dan melihat proses belajar di AP, misi dan visi, dan apa saja
layanan pendidikan yang diberikan di AP.

Silakan hubungi Sekolah Anugerah Pekerti di (031) 5660637 atau 5660639.

Sekolah Anugerah Pekerti saat ini telah berkembang dan menyediakan layanan pendidikan mulai PG/TK,
SD, hingga SMP. Untuk SD dan SMP tiap jenjang hanya satu kelas dan maksimal jumlah murid per kelas
hanya 20 anak.
110
Kami juga menerima murid pindahan namun ini bergantung pada ketersediaan tempat di kelas yang
ingin dimasuki.

Mari berikan anak-anak kita hak mereka yaitu layanan pendidikan yang bermutu dan berpihak
sepenuhnya pada keunikan dan keunggulan anak.

Di Anugerah Pekerti kami menyiapkan anak-anak bukan sekedar untuk sukses ujian nasional namun
terutama untuk sukses di kehidupan mereka kelak dengan meletakkan fondasi Konsep Diri yang kokoh.
Ini tentu membutuhkan kerjasama orangtua dalam membangun diri anak seutuhnya.

Demikianlah kenyataannya.......

Inilah Akibat Kurang Menangis

Kasus:

("Bang Jul, saya dimanjain habis sama bokap n nyokap (Papi n mami). Sampai SMP semua kebutuhan
saya disiapkan. Makanan, minuman selalu nyokap yang siapin. Supir dan pembantu rasanya dua puluh
empat jam siap meladeni saya. Saya nangis sedikit saja, maka keinginan saya langsung dipenuhi nyokap.
Uang saku saya Bang Jul jangan tanya, berlebihan. Saya suka traktir teman di sekolah, dan saya dianggap
pahlawan. Saya kemudian gaul dengan teman yang salah. Jangan heran, saat saya merasa susah di SMP,
teman mengenalkan saya ganja dan langsung nyangkut. Setelah ganja saya mengenal Putaw. Itulah
sebabnya saya dirawat disini")

Beberapa tahun yang lalu saat sedang studi S2 bidang konseling, saya sempat praktik kerja di sebuah
klinik gangguan jiwa dan adiksi, di Jakarta selama satu tahun. Ada sekitar seratus klien dirawat disana,
dan mayoritas klien penderita depresi akut dan skizofrenia. Selain itu ada sekitar 20an pecandu narkoba
yang dirawat terpisah. Pecandu ini berusia 17 hingga 30 Tahun.

Beberapa di antara mereka ada yang dirawat empat hingga enam tahun. Orangtua mereka hanya
menitipkan dan membayar biaya. Merasa tidak sanggup menangani si anak dan menyerahkan
perawatan sepenuhnya ke klinik tersebut.

Sebagian besar lainnya dirawat sekitar 2 bulan hingga setahun. Setelah pulih dikembalikan kepada
orangtua.

Fenomena Anak yang Dimanjakan

Dari obrolan dengan salah satu staf senior di sana, ada sesuatu yang menarik. Dari hasil konseling para
staf dengan si klien dan keluarganya ditemukan sebagian mereka adalah anak yang manja. Tepatnya
anak yang dimanjakan. Mereka lahir dan tumbuh di keluarga yang berada, semua kebutuhan mereka
terpenuhi.

Beberapa orangtua mengakui bahwa mereka terlalu memanjakan si anak sejak kecil. Kesibukan kerja
111
membuat mereka lebih mengikuti kemauan anak. Pemanjaan sebagai jalan mengatasi rasa bersalah. Di
rumah ada pembantu dan supir yang melayani mereka. Bahkan sampai anak SMP, untuk membuat
minuman pun selalu sang Ibu menyediakan. Mengangkat tas ke mobil, dan sebagainya ada supir atau
pembantu. Akibaynya anak tidak mandiri.

Saat TK dan SD relatif mereka jarang menangis. Sebab apa saja keinginan mereka relatif dipenuhi. (lihat
cerita di atas). Di sekolah dasar umumnya tuntutan tidak banyak dan guru umumnya bersahabat.
Bahkan guru di kelas tidak hanya satu, tapi ada beberapa yang memaklumi mereka sebagai anak.

Namun saat masuk ke SMP, suasana nyaman di rumah dan di Sekolah Dasar mulai hilang. Saat
memasuki usia remajalah anak yang biasa manja mudah terguncang. Mulai mengalami penolakan
teman, diejek teman, dimarah guru di depan banyak teman saat tidak buat PR, dsb.

Ketika merasa ada tekanan, mudah stres. Lalu mencari teman curhat. Masalahnya adalah jika mendapat
teman curhat yang salah. Di sinilah awal pergaulan yang salah dimulai, dan perkenalan dengan narkoba
seperti kasus X di atas terjadi.

Akibat pemanjaan lainnya adalah sebagian anak tumbuh dengan daya juang yang rendah, dan daya
tahan stresnya kurang. Akibatnya anak mudah tertekan saat keinginannya tidak tercapai. Kecewa dan
stres saat nilainya rendah dsb. Apalagi ketika melihat orangtuanya mulai keras dan tidak seperti dulu.

Menunda Keinginan Anak

Dalam mengasuh anak, tidak semua keinginan anak haru dipenuhi. Sebagian perlu ditunda dan sebagian
ditolak. Anak saat kecil belum bisa memahami apa itu keinginan dan kebutuhan. Pengaruh iklan dan
teman, sering membuat anak meminta barang atau makanan yang dia rasa enak. Disini orang tua perlu
menjelaskan, agar anak mengerti mana yang dia butuhkan, dan mana yang hanya dia ingin miliki.

Sejak kecil, kami membimbing anak untuk tidak menonton iklan. Setiap iklan mereka tukar channel TV
ke siaran yang tidak ada iklan. Menjelang SMP mereka sudah lebih terbiasa dengan channel TV yang
sedikit bahkan tanpa iklan (TV Kabel).

Kalau anak-anak bercerita tentang teman yang punya mainan ini dan itu, kami berusaha mendiskusikan
beberapa hal: seberapa penting alat mainan itu. Latar belakang orangtuanya, dan kondisi kami sendiri.
Membicarakan asas kemanfaatan mainan itu dsb. Kami juga mengajarkan apa itu keinginan dan apa itu
kebutuhan.

Beberapa yang kami anggap anak memang butuh, kami tidak selalu langsung membelikannya. Kami
mengajar anak untuk mendoakan, dan menunggu kami bisa membelikannya. Kami mengajar anak
bahwa kalau barang mahal, kamipun perlu menabung dulu.

Ada kalanya anak kami menangis, bersungut sampai marah. Tapi kami biarkan. Toh nangis tidak
membuat dia sakit. Setelah kami merasa waktunya membelikan, maka kami mengajak mereka membeli.
Biasanya kami berikan mereka uang untuk membayarkan kepada kasir. Supaya mereka tahu berapa
besar uang yang kami keluarkan untuk mainan atau barang itu. Inilah cara kami menunda keinginan
anak.

112
Bagaimana menurut Anda?

(sumber: http://health.kompas.com/read/2012/05/08/0750219/Inilah.Akibat.Kurang.Menangis)

Beberapa waktu lalu saya sempat jumpa seorang sahabat yang mengalami stroke iskemik (karena
penyumbatan pembuluh darah) namun sekarang sudah pulih kembali.

Sahabat ini menceritakan apa yang ia alami sebelum mengalami stroke dan ini sangat menarik serta
penting untuk saya sampaikan kepada rekan-rekan semua.

Sebelum kena stroke, sahabat ini seringkali mengalami pusing. Namun dengan "cerdas" ia mengatasi
pusingnya menggunakan teknik Hypno-EFT. Setiap kali pusing, ia Hypno-EFT maka pusingnya langsung
reda. Demikian ia lakukan berulang kali. Dan tiba-tiba ia mengalami stroke.

Saya sangat menyayangkan yang ia lakukan. Pusing adalah simtom yang memiliki makna spesifik. Bila
pusing berlanjut, hubungi dokter untuk dilakukan pemeriksaan medis, bukannya dihilangkan dengan
Hypno-EFT.

Hypno-EFT hanya bisa menyembuhkan "sakit" yang disebabkan oleh emosi atau psikogenik bukan
organik. Bila sakit fisik sungguhan ya harus ke dokter. Yang dihilangkan sahabat saya adalah simtom
namun masalah di fisiknya tidak bisa sembuh dengan sendirinya. Dan akibatnya... stroke.

Semoga informasi ini bisa bermanfaat bagi rekan-rekan semua.

Orangtua, khususnya para ibu seringkali tidak sadar melakukan pendidikan di rumah dengan pendekatan
ancaman. Saat anak masih kecil praktis mereka sangat sering berada dalam kondisi hipnosis.

Saat menidurkan anaknya biasanya para ibu akan mengayun-ayunkan si anak, ini mengakibatkan loss of
physical equilibrium, sehingga anak semakin mengantuk (baca: trance), kemudian dinyanyikan lagu
(baca: diberi sugesti):

Nina bobok oh.. nina bobok...


Kalau tidak bobok digigit nyamuk..

Tuh kan.. anak mulai kecil sudah diancam-ancam. Anak tidur karena diancam. Besarnya bisa jadi seperti
apa ya?

Status ini kesannya untuk joke namun mengandung kebenaran yang sangat perlu kita perhatikan.

Bagaimana menurut Anda?

113
Saya sering bingung saat mendengar orang yang sedang mengalami masalah berkata, "Ya mau
bagaimana lagi. Ini semua cobaan Tuhan."

Apakah benar masalahnya adalah cobaan Tuhan ataukah ia yang tidak hati-hati dalam menjalani
hidupnya?

Sebagai hipnoterapis saya tentu tidak bisa komentar apa benar masalahnya adalah cobaan Tuhan atau
tidak. Ini bukan ranah keilmuan saya. Yang selalu saya temukan dalam proses terapi yaitu setiap masalah
manusia, bila ditelusuri pikiran bawah sadarnya, selalu ada penyebabnya.

Penyebabnya bisa berupa pengalaman traumatik di masa lalu, berbagai imprint yang ia terima dari figur
otoritas, berbagai belief atau keyakinan yang kontraproduktif, sampai pada konflik diri dan
ketidakmengertian cara berpikir yang benar dalam menjalani hidup.

Yang sering klien-klien ini alami, setelah mengatakan bahwa ini semua adalah cobaan dari Tuhan, yaitu
mereka berhenti hanya sampai di sini. Mereka tidak mencari lebih jauh apa pesan atau pembelajaran
yang ingin disampaikan pada mereka melalui masalah yang mereka alami.

Saya katakan pada klien ini bahwa Tuhan Maha-Pengasih, Maha-Penyayang, Maha-Pemurah. Dengan
demikian hidup kita sebagai umatnya seharusnya bahagia, damai, sejahtera, dan berkelimpahan. Kita
sebagai manusia yang biasa buat masalah sendiri sehingga hidup menjadi sulit. Setelah itu kita
melakukan penyangkalan dengan berkata, "Ini semua adalah cobaan Tuhan." Ini adalah satu kebiasaan
yang sungguh tidak baik.

Bagaimana menurut Anda?

Dear Pak Adi…

Apa kabar? Semoga sehat dan berkelimpahan selalu ya..

Untuk rekan-rekan yang baru menyelesaikan workshop Quantum LIfe Transformation (QLT) Desember,
saya adalah alumnus QLT Maret 2013. Ini adalah email "curhat" saya yang ketiga.

Pak Adi, curhat saya kali ini di aspek keuangan, berbeda dengan part 1 dan part 2 yang lalu lebih berat
ke aspek kehidupan saya yang lain.

Setelah berhasil dengan target income yang saya tulis saat QLT, saya pun lalu menggantinya dengan
income yang lebih tinggi disertai dengan berbagai "syarat", sesuai dengan nasehat Pak Adi, “Kalau mimpi
jangan setengah-setengah, yang penting feel good dan pasrah”, bukan begitu Pak?"

Waktu itu saya nulisnya begini . Income minimal Rp. 10 juta per bulan, dengan syarat :
a.bekerja di global company
b.punya kesempatan ke luar negeri (overseas)
c.ada peluang untuk S2
d.tidak mengganggu jadwal hiking / naik gunung
114
e.dekat dengan tempat latihan climbing

Selesai nulis itu saya merasa "tidak layak" dan "tidak yakin", yang tentu saja langsung dibereskan dengan
teknik yang diajarkan di QLT.

Pada bulan November 2013, saya pun mendapat panggilan untuk posisi business operation analyst di
perusahaan yang berasal dari luar negeri (global company), dengan penempatan di Graha XL, Mega
Kuningan. Wah.. kesempatan bagus, uniknya lagi, resume yang saya kirimkan ke perusahaan ini sudah
sejak 2012, jauh sebelum saya ikut QLT. Dan saya pun heran bagaimana mungkin itu bisa
terjadi..hehehe...

Well, syarat A sudah terpenuhi. Saya dipanggil interview oleh global company. Kemudian proses
interview juga tidak terlalu sulit, hanya sekedar ngobrol biasa, tidak ada technical test sama sekali. Dan
saya mendapat rekomendasi tinggi dari salah satu tim senior di sana, kakak kelas saya waktu di kampus
dulu.

Sedangkan berdasarkan nature dunia IT yang mensyaratkan layanan 24 jam, saya ditawarkan posisi shift,
dibandingkan office hour, dan saya langsung setuju dan senang karena itu artinya saya bisa mengatur
jadwal libur saya sendiri dengan cara rotasi shift. Lagi pula saya kan masih single, belum ada masalah
dengan shift working. Dengan demikian syarat D, tidak mengganggu jadwal hiking / naik gunung,
terpenuhi sudah.

Lulus dari technical user interview, waktunya saya menghadapi HRD/Personalia, dan ternyata mereka
sangat welcome dan open untuk pengembangan diri, culture company-nya sangat mendorong dan
mendukung untuk melanjutkan pendidikan atau kesempatan overseas, artinya syarat B, punya
kesempatan ke luar negeri (overseas), dan C, ada peluang untuk S2, terpenuhi sudah.

Selesai dari HRD/Personalia, waktunya saya negosiasi employee agreement. Karena perusahaan saya
terdahulu menggunakan skema 16x gaji setahun, wajar kiranya saya menggunakan perhitungan
tahunan/annual income sebagai dasar negosiasi karena perusahaan baru ini menggunakan skema 13x
setahun di luar bonus. Dan proses negosiasi selesai dalam waktu 2 hari dengan hasil: basic salary : Rp.
9.346.000, transport allowance : Rp. 1.083.337, sehingga total basic gross income : Rp 10.429.337.

Ini hanya basic gross income, belum termasuk shift allowance, long shift atau overshift, reimbursement,
dan bonus tahunan. Sehingga jika dibandingkan dengan perusahaan terdahulu, secara monthly gaji saya
naik 2.5x lipat, sedangkan secara annual +20%. It is much better. Sangat lebih malah karena saya masih
single.. Hahaha...

Dengan begitu syarat utama saya pun langsung terpenuhi, feel goodnya luar biasa.. Dan saya pun
langsung bersyukur..

Kemudian semua request kecil saya seperti permanent employee with 3 month probation, annual leave
14 days, jamsostek, pension plan, dan health insurance juga dipenuhi tanpa adanya negosiasi lebih
lanjut.

What can I say, I'm speechless, rejeki nggak baik ditolak kan Pak? Ya sudah agreementnya saya sign, dan
resmi mulai januari 2014 saya ada di kantor baru.
115
And last but not least, penempatan saya di Mega Kuningan, dekat dengan papan panjat pasar festival,
sangat memenuhi syarat E, dekat dengan tempat latihan climbing. Ajaib kan Pak.

Kemudian, di email saya sebelumnya pada Pak Adi, saya juga bercerita soal joint bisnis usaha martabak
teman saya. Well, it doesn't work. Teman saya menyerah, dan saya pun tidak berminat lagi, dan saat ini
kami sedang membahas skema pengembalian modalnya.

Walaupun bisa dikategorikan "bisnis gagal", tapi saya malah senang, karena usaha ini salah satu lintah
energi yang menyedot energi psikis saya karena bertentangan dengan saya yang hobinya jalan-jalan
atau naik gunung. Next time saya buka travel agent aja deh sesuai nasehat Pak Adi. Kurang cocok
rasanya jika saya berbisnis makanan.. maaf ya Pak, lagi - lagi saya tidak menuruti nasehat orangtua..

Yang terakhir, tentang ceiling rekening dan financial habit saya. Rekening bank saya punya ceiling, Rp. 10
juta per bulan, berapapun income saya, pasti nggak pernah lebih dari Rp. 10 juta. Seringnya malah
kurang. Pernah sekali waktu terisi hingga Rp. 20 juta, namun hanya bertahan dua bulan. Di bulan ke tiga
langsung drop lagi ke Rp. 3 juta.

Dan saya punya hutang "buruk". Kartu kredit dan KTA yang entah saya pakai ke mana uangnya.

Saya coba cari penyebabnya, apakah ini mental block, kalau iya maka saya akan lakukan Hypno-EFT. Tapi
saya cari - cari tidak terasa mental block maupun emosinya di mana.

Hingga suatu hari menjelang tidur, persis sebelum terlelap. sang pelaku akhirnya muncul, dua sekaligus,
si Consumer dan si Bendahara. Dan saya pun berdialog dengan mereka. Saya jadi ingat bahwa Pak Adi
pernah bercerita sesaat sebelum terlelap itu waktunya relaksasi. Jadi kemungkinan besar mereka
menunggu waktu yang tepat untuk muncul, ketika relaksasi (mungkin loh Pak, saya nggak terlalu
ngerti.. )

Si Consumer, terbentuk kira-kira waktu saya SMP, sekitar tahun 1998. Tentu kita semua tahu ketika itu
terjadi kerusuhan dan krisis ekonomi. Dan ketika itu orangtua saya memutuskan untuk memotong uang
saku saya, ditambah dengan harga barang yang melangit, tanpa adanya penjelasan yang memuaskan
dari kedua orangtua, Ego Personality ini muncul dan memberontak dengan kalimat sakti, "Kalau saya
sudah besar dan punya uang sendiri, saya mau beli apapun dan tidak seorang pun bisa menghalangi
saya.” Super ajaib memang, saya saja tidak tahu kalau dia exist.

Di sisi lain, si Bendahara terbentuk kira-kira ketika saya lulus kuliah dan mulai bekerja, mulai merasakan
perlunya anggaran finansial agar semuanya terkontrol dengan baik.

Dan tujuan dua Ego Personality yang bertentangan ini lah yang mengakibatkan financial habit saya susah
dikontrol.

Setelah berdialog dan mendamaikan mereka berdua menggunakan teknik Ego Personality Therapy yang
diajarkan di QLT, mereka setuju untuk bekerja sama. Si Consumer tetap menjadi Consumer tetapi setuju
untuk mengikuti anggaran dan melepas ceiling rekening dan si Bendahara bersedia berubah posisi dan
nama menjadi "Financial Planner".

116
Pengalaman pertama mereka sebagai tim saya rasakan saat Desember 2013 lalu. Beberapa peralatan
hiking saya sudah berumur dan perlu diganti, dan saya juga ingin refreshing liburan sebelum pindah
perusahaan. Beberapa hal menakjubkan yang saya alami adalah :

-Tas hiking saya yang shoulder strap-nya sudah rusak, bisa terjual online lewat Kaskus dalam 2 hari. Saya
pun heran ada orang yang mau beli tas hiking bekas yang sudah rusak pula.

-Panci, tas selempang, dan jerigen air saya juga terjual dalam 3 hari lewat kaskus

-Saya mendapat harga diskon apparel hiking.

-Saya mendapat diskon flight Jakarta - Singapore pp, akomodasi 2 hari, dan bisa pinjem kartu transport
MRT dari teman yang sangat murah padahal mendekati season holiday Natal.

-Saat stok tas hiking berkualitas di Indonesia terbatas, saya mendapat diskon tas hiking berkualitas di
Singapore, diskon season black Friday Christmas sale, tas yang sudah saya idam-idamkan sejak tahun
lalu..

Overall, dari 100% anggaran, mereka berdua, Si Consumer dan Financial Planner bekerja sama dengan
sangat baik. Total pengeluaran hanya sekitar 60%, sehingga saya bisa menyimpan 40% sisa anggaran.

Next project dari Sang Financial Planner adalah menyelesaikan semua hutang "buruk" kartu kredit dan
Kta. Sang Consumer sudah setuju. Menurut perhitungan saya, akhir Maret nanti semua hutang
konsumer saya akan lunas dan akan saya lanjutkan dengan hutang produktif. Dan baru pertama kalinya
rekening saya (posisi Januari 2014) tercetak di angka Rp. 36.652.582.

Kemudian setelah hutang "buruk" selesai akan dilanjutkan dengan proyek investasi. Kebetulan saya
bertemu dengan salah satu asisten favorit saya Pak Anthony di salah satu seminar investasi yang saya
ikuti. Tenang saja Pak Anthony, saya akan segera menyusul, lebih baik start dari minus daripada tidak
start sama sekali. Betul tidak Pak Anthony?

Terima kasih sekali lagi Pak Adi atas waktunya mau membaca kisah saya kali ini

Semua angka di atas bukan dimaksudkan untuk pamer, tapi saya merasa angka itu sungguh ajaib.

Best Regards,

Winata

Menarik sekali membaca pemikiran dan riset para pakar mengenai abreaksi, khususnya abreaksi yang
terjadi atau dilakukan dalam kondisi hipnosis yang dalam.

Seharian saya membaca dan memelajari pemikiran Breuer, Sigmund Freud, Pierre Janet, Janov (Primal
Therapy), Watkins, William Brown, Frederick Perls (Gestalt Therapy), Casriel (New Identity Therapy),
Harvey Jackin (Re-Evaluation Counseling), Rolfing and Alexander Technique, Wilhelm Reich, Alexander
117
Lowen (Bioenergetic Analysis and Therapy), Stanley Keleman, dan pakar lainnya.

Saya membandingkan teori, pemikiran, dan riset yang telah mereka lakukan dalam membandingkannya
dengan teori dan teknik abreaksi yang kami kembangkan di Adi W. Gunawan Insitute of Mind
Technology.

Ada banyak kemiripan bahkan kesamaan. Namun satu hal yang berbeda yaitu abreaksi yang kami
kembangkan dan gunakan dalam konteks terapi selalu dilakukan pada akar masalah atau kejadian paling
awal dan dilanjutkan dengan rekonstruksi dan resolusi pengalaman traumatik sehingga benar-benar
tuntas.

Ada tambahan pemahaman baru yang saya dapatkan dari memelajari pemikiran para pakar ini.

(intermezzo agar happy)

Kata-Kata Bijak dari Bu JANGAN

Janganlah kau menuntut ilmu karena pada dasarnya ilmu itu tidak bersalah.

Janganlah pula kau menimba ilmu karena di dalam sumur tidak ada ilmu, yang ada air.

Janganlah kau membalas Budi karena belum tentu Budi yang melakukannya.

Janganlah kamu menyumbang lagu karena lagu yang sumbang tak enak didengar.

Janganlah kau mengurusi temanmu karena belum tentu temanmu ingin berbadan kurus.

Janganlah kau membangunkan rumah untuk keluargamu karena rumah memang tidak pernah tidur.

Janganlah kau memberitahu orang yang bertanya karena orang itu belum tentu suka tahu.

Janganlah kau mengarungi lautan karena karung lebih cocok untuk beras.

Janganlah kau meresapi nasehat orang karena meres handuk saja susah apalagi meres sapi.

(Ada yang bisa menambahkan daftar kata bijak ini?)

Sebagai upaya pengembangan diri dan pembelajaran berkelanjutan, dan untuk lebih memahami cara
kerja pikiran dan hubungannya dengan otak, maka kini saya lebih mendalami bidang yang sangat
menarik yaitu neuropsychology yaitu gabungan antara neuroscience dan psychology. Yang membuat
gemas yaitu harga text book-nya minta ampun mahalnya. Satu buku rata-rata minimal 130 dolar. Belum
ongkos kirim ke Indonesia yang bisa mencapai 40 dolar tiap buku. Ini masih harus ditambah pajak impor
yang juga sangat tinggi, sekitar 35%. Bisa dibayangkan berapa harga buku ini saat tiba di Indonesia
118
dengan kurs sekitar Rp. 12.000 saat ini. Buku bekasnya juga tetap mahal. Paling hanya turun sedikit.

Sudah saya hitung, mau beli 10 buku saja, harga buku plus ongkos kirim, plus pajak bisa mencapai
sekitar 1.500an dolar. Saya lagi putar otak mencari cara lain untuk bisa dapat buku dengan lebih murah.
Minimal yang bisa dihemat adalah ongkos kirim dan pajak impornya.

Balita Diajarkan Calistung, Saat SD Potensi Terkena 'Mental Hectic'

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA--Anak usia di bawah lima tahun (balita) sebaiknya tak buru-buru diajarkan
baca tulis dan hitung (calistung). Jika dipaksa calistung si anak akan terkena 'Mental Hectic'.

''Penyakit itu akan merasuki anak tersebut di saat kelas 2 atau 3 Sekolah Dasar (SD). Oleh karena itu
jangan bangga bagi Anda atau siapa saja yang memiliki anak usia dua atau tiga tahun sudah bisa
membaca dan menulis,'' ujar Sudjarwo, Direktur Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) Ditjen PNFI
Kemendiknas, Sabtu (17/7).

Oleh karena itu, kata Sudjarwo, pengajaran PAUD akan dikembalikan pada 'qitah'-nya. Kemendiknas
mendorong orang tua untuk menjadi konsumen cerdas, terutama dengan memilih sekolah PAUD yang
tidak mengajarkan calistung.

Saat ini banyak orang tua yang terjebak saat memilih sekolah PAUD. Orangtua menganggap sekolah
PAUD yang biayanya mahal, fasilitas mewah, dan mengajarkan calistung merupakan sekolah yang baik.
''Padahal tidak begitu, apalagi orang tua memilih sekolah PAUD yang bisa mengajarkan calistung, itu
keliru,'' jelas Sudjarwo.

Sekolah PAUD yang bagus justru sekolah yang memberikan kesempatan pada anak untuk bermain,
tanpa membebaninya dengan beban akademik, termasuk calistung. Dampak memberikan pelajaran
calistung pada anak PAUD, menurut Sudjarwo, akan berbahaya bagi anak itu sendiri. ''Bahaya untuk
konsumen pendidikan, yaitu anak, terutama dari sisi mental,'' cetusnya.

Memberikan pelajaran calistung pada anak, menurut Sudjarwo, dapat menghambat pertumbuhan
kecerdasan mental. ''Jadi tidak main-main itu, ada namanya 'mental hectic', anak bisa menjadi
pemberontak,'' tegas dia.

Kesalahan ini sering dilakukan oleh orang tua, yang seringkali bangga jika lulus TK anaknya sudah dapat
calistung. Untuk itu, Sudjarwo mengatakan, Kemendiknas sedang gencar mensosialisasikan agar PAUD
kembali pada fitrahnya. Sedangkan produk payung hukumnya sudah ada, yakni SK Mendiknas No
58/2009. ''SK nya sudah keluar, jadi jangan sembarangan memberikan pelajaran calistung,'' jelasnya.

Sosialisasi tersebut, kata Sudjarwo, telah dilakukan melalui berbagai pertemuan di tingkat kabupaten
dan provinsi. Maka Sudjarwo sangat berharap pemerintah daerah dapat menindaklanjuti komitmen
pusat untuk mengembalikan PAUD pada jalurnya. ''Paling penting pemda dapat melakukan tindak
lanjutnya,'' jawab dia.

Sementara itu, pada kesempatan yang sama, Srie Agustina, Koordinator Komisi Edukasi dan Komunikasi
119
Badan Perlindungan Konsumen Nasional (BPKN), menyatakan, memilih mensosialisasikan produk
pendidikan merupakan bagian dari fungsi dan tugas BPKN untuk melakukan perlindungan terhadap
konsumen.

Dalam hal ini, kata Srie, BPKN memprioritaskan sosialisasi pada anak usia dini. Sebab berdasarkan
Konvensi Hak Anak, setiap anak memiliki empat hak dasar. Salah satunya adalah hak untuk
mendapatkan perlindungan dalam kerugian dari barang dan produk, termasuk produk pendidikan.
''Untuk itu sejak dini anak dilibatkan, karena di usia itulah pembentukan karakter terjadi,'' papar Srie.

Namun menurut Srie, mengedukasi tentang sebuah produk harus menggunakan metode khusus. Tidak
dapat berwujud arahan dan larangan, namun dengan cara yang menyenangkan, salah satunya dengan
festival mewarnai sebagai salah satu teknik untuk memberikan edukasi. ''Dengan mewarnai, mereka
bisa terlibat dan merasa lebur di dalamnya, selain itu dalam gambar yang diwarnai tersebut disisipkan
pesan-pesan yang ingin disampaikan,'' pungkasnya.

(sumber: http://www.republika.co.id/berita/pendidikan/berita/10/07/18/125274-balita-diajarkan-
calistung-saat-sd-potensi-terkena-mental-hectic-)

Rekan Juhana bertanya di wall FB: Mohon saran yang bisa dilakukan orangtua di rumah dengan sistem
yang ada seperti sekarang ini. Mungkin bisa sebagai solusi bagi para orangtua, pak? Minimal ada bentuk
nyata yang riilnya pak ? Mohon sarannya?

Berikut jawaban saya:

Saya tidak terlalu memusingkan prestasi akademik saat anak masih usia dini atau di SD awal. Sekolah itu
yang paling penting senang dan bahagia. Yang penting anak menikmati proses belajarnya. Tidak perlu
ranking atau juara kelas. Nanti, seiring waktu berjalan, bila fondasi Konsep Diri yang orangtua tanamkan
menjadi semakin kuat maka prestasi akademik PASTI akan mengikuti.

Saya biasanya menyarankan para orangtua untuk memasukkan anak ke sekolah dasar yang agak santai.
Sekolah tetap memerhatikan capaian akademik namun lebih menitikberatkan pada pendidikan karakter
dan memerhatikan perkembangan psikologis anak. Ini yang sebenarnya selama ini kita abai. Kita sibuk
mengajari anak calistung tapi lupa atau sengaja abai dan tidak mengajari anak sikap toleransi, saling
menghargai, hal yang baik dan buruk, sikap disiplin, kemandirian, membangun perasaan diri berharga,
perasaan dicintai, perasaan mampu, berani mencoba hal-hal baru, bila belum berhasil berani mencoba
lagi, ulet, tekun, berani gagal, dll. Ini adalah karakter yang menjadi fondasi sukses kehidupan, bukan
sekedar sukses akademik atau sekolah.

Idealnya sekolah dan orangtua bekerjasama membantu anak untuk berkembang. Ada anak yang cepat,
ada yang agak lambat. Di sinilah pentingnya pemahaman akan proses tumbuh kembang dan kesabaran
orangtua dan sekolah untuk memberi anak kesempatan, waktu, dan ruang gerak yang cukup untuk
bertumbuh sesuai keunikannya. Tidak ada anak yang bodoh. Yang ada adalah anak yang unik dan
berharga.

Fokus orangtua haruslah pada apa yang akan dicapai anak usai menjalani pendidikan formal yaitu
120
menjalani hidup yang sukses, bahagia lahir dan batin. Ada tiga jenis pendidikan. Pendidikan formal, ini
yang di sekolah. Pendidikan informal, ini yang di kursus. Dan pendidikan nonformal, ini yang paling
penting dan diselenggarakan di rumah melalui interaksi orangtua dan anak.

Yang sangat disayangkan yang terjadi di lembaga pendidikan kita saat ini yaitu lembaga pendidikan
sekarang sudah tereduksi menjadi lembaga pengajaran. Ada perbedaan fundamental antara pendidikan
dan pengajaran.

Tidak mudah untuk bisa memberikan pemahaman kepada para orangtua mengenai proses pendidikan
yang benar. Banyak orangtua berpegang pada keyakinan, pemahaman, atau mindset yang salah.
Umumnya mereka berpikir bila anak diberi beban yang berat saat masih kecil, sekolah banyak PR,
banyak tugas dan ulangan, maka nanti mereka akan tumbuh menjadi anak yang tangguh (tough) dan
ulet. Ini pandangan yang sama sekali tidak berdasar. Justru kalau stres berlebih akan mengakibatkan
keburukan pada diri anak.

Untuk bertumbuh kita butuh stres. Stres ada dua jenis, eustres dan distres. Eustres adalah stres yang
baik. Eustres adalah stres yang sedikit menekan namun kita tahu dapat diatasi karena ada dukungan
atau cara untuk mengatasinya. Sedangkan distres adalah stres yang membuat kita merasa tidak berdaya.

Banyak anak yang mengalami distres dan akhirnya mengalami gangguan emosi parah akibat tekanan
yang mereka alami saat mengikuti pendidikan di sekolah.

Salah satu klien saya, anak usia 10 tahun, bahkan sampai mengalami OCD (obsessive compulsive
disorder). Prestasinya jeblok. Ibunya bingung dan akhirnya minta tolong saya untuk "membetulkan"
anaknya.

Setelah saya wawancara kedua orangtuanya, saya mendapatkan informasi penting mengapa anaknya
sampai mengalami OCD. Ternyata anak memang merasa tidak nyaman dengan beberapa guru dan juga
temannya. Selain itu beban pelajaran yang berat, tugas menumpuk, banyak ujian, ditambah lagi ibunya
meleskan anaknya ke kursus matematika yang banyak tugas drilling, les bahasa Inggris, les Mandarin, les
Piano, dan les pelajaran.

Saya bantu si anak mengatasi perasaannya terhadap guru dan rekannya... clear. Lalu, saya sarankan
ibunya untuk menghentikan semua les yang anaknya jalani dan beri anak waktu bermain yang lebih
banyak. Saya juga meminta Ibu ini untuk memberi lebih banyak perhatian kepada anak dalam bentuk
menemani dan lebih sering mengajak ngobrol anaknya.

Ibunya sempat protes bila les anaknya harus dihentikan total karena merasa ini akan merugikan si anak.
Ternyata setelah saya gali lebih dalam... nah... ketahuan motif sesungguhnya. Ibunya merasa sayang,
terutama les matematika, yang katanya masih kurang beberapa level sudah selesai. Ini kan ambisi
ibunya bukan demi kebaikan si anak.

Saya sampaikan padanya bahwa ini adalah pendapat profesional saya sebagai terapis dan juga pendidik.
Tugas saya hanya menyampaikan pendapat atau saran untuk kebaikan klien. Bisa diterima dan boleh
juga ditolak.

121
Untungnya si Ibu menerima saran saya. Setelah anaknya berhenti les total.. eh... prestasinya malah
meningkat drastis dan OCD-nya sembuh. Nafsu makan anaknya juga meningkat dan berat baiknya naik.

Si Ibu bingung kok bisa ya. Saya katakan padanya bahwa selama ini anaknya mengalami overload.
Setelah beban berlebih, yang sebenarnya tidak perlu, sudah dihilangkan maka anak dapat melaju
kencang sesuai dengan fitrahnya.

Saya bersyukur dan bahagia anak-anak didik kami di Sekolah Anugerah Pekerti dapat tumbuh dan
berkembang dengan baik. Relasi guru dan murid sangat dekat dan baik. Kami benar-benar memainkan
peran sebagai in loco parentis atau orangtua kedua bagi anak-anak didik kami. Hubungan orangtua dan
sekolah juga sangat baik. Orangtua adalah rekan kerja kami dalam membantu anak berkembang
optimal. Orangtua bebas bertanya dan berdiskusi dengan pihak sekolah, dengan wali kelas dan terutama
kepala sekolah, mengenai kemajuan anak, apa yang bisa orangtua lakukan untuk bisa lebih membantu
anak berkembang, tentang parenting, dan lain-lain.

Saya masih ingat komentar salah satu ibu, orangtua murid kami. Ibu ini selalu cemas akan kemampuan
akademik anaknya, terutama matematika. Ia merasa anaknya kurang mampu. Apalagi setelah anaknya
diikutkan tes sidik jari yang menyatakan bahwa anaknya lemah di matematika.

Saya sampaikan padanya, "Lupakan saja soal tes sidik jari. Saya tidak pernah mau percaya pada tes ini.
Beberapa klien saya "rusak" rasa percaya dirinya akibat hasil tes yang menyatakan kalau kemampuannya
jelek. Padahal anak ini sangat bagus prestasinya. Kalau mau tes yang benar ya ke lembaga psikologi
terkenal dan terpercaya. Salah satunya PKLP UBAYA. Percayalah pada kemampuan anak, beri dukungan
dan kasih sayang yang ia butuhkan."

Ternyata benar... saat ujian nasional murid kami ini mendapat nilai sempurna, 10, untuk mata pelajaran
matematika. Dan si ibu mengatakan ia sama sekali tidak menyangka anaknya bisa mendapat nilai 10.
Dan akhirnya ia akui bahwa tes yang telah dijalani anaknya itu sama sekali tidak akurat dan buang uang
saja.

Pendidikan seperti menanam pohon. Butuh waktu untuk bisa membesarkan bibit pohon yang kita
tanam. Nanti, setelah pohonnya besar dan kokoh akan menghasilkan buah yang sangat banyak dan
manis. Semua tentu butuh proses yang baik dan benar.

Bagaimana menurut Anda?

Salah satu hal sangat menarik saat saya memberi workshop Scientific EEG & Clinical Hypnotherapy pada
para mahasiswa S2 Psikologi Universitas Gunadarma Jakarta hari Selasa lalu adalah saat saya
menjelaskan dan kemudian mendemokan fenomena hipnotik.

Saya menerangkan kedalaman hipnosis beserta fenomena hipnotik yang muncul pada setiap level
kedalaman mengacu pada Adi W. Gunawan Hypnotic Depth Scale.

Sebagai bukti bahwa fenomena hipnotik benar bisa dimunculkan dengan sengaja saya mengundang ke
depan kelas seorang mahasiswi, Ratih, untuk menjadi subjek.
122
Saya membimbing Ratih hingga ke level sangat dalam di mana terjadi halusinasi negatif visual. Saya
mensugestikan di dalam ruang kuliah hanya ada dia, saya, dan Celine Dion (ini fenomena halusinasi
positif visual), dan benar... inilah yang terjadi.

Selanjutnya saya memunculkan berbagai fenomena lain baik di aspek fisik maupun mental pada
kedalaman hipnosis yang berbeda.

Usai demo dan praktik saya bertanya pada Ratih apa yang ia rasakan dan alami. Hal menarik yang Ratih
sampaikan yaitu ia memang melihat Celine Dion dan juga tidak bisa melihat rekan-rekannya yang lain,
tapi ia juga tahu bahwa yang ia lihat di depan itu bukan Celine Dion dan rekan-rekannya tetap ada di
dalam ruangan.

Mana yang benar? Mengapa bisa sampai ada dua pengalaman berbeda? Ini tentu sangat menarik. Inilah
yang oleh Ernest Hilgard disebut dengan The Hidden Observer. Saya menyebutnya sebagai Multi-
Executive Ego Personality atau Alternating Ego Personality.

Artinya, dalam satu saat, ada beberapa lapisan kesadaran atau Ego Personality yang aktif bersamaan dan
saling mengamati. Satu EP mengalami halusinasi yang saya sugestikan dan ada EP lain yang tahu apa
yang terjadi di luar halusinasi.

Rset kami di Adi W. Gunawan Institute of Mind Technology menemukan, dalam kondisi sistem psikis
yang sehat, masing-masing EP terjalin dalam jaringan komunikasi internal mengikuti pola tertentu, saling
terhubung, terkait, interconnected, namun saling independen.

Pemahaman akan pola dan jaringan komunikasi ini memungkinkan kami membangun protokol Ego
Personality Therapy hingga ke level advanced yang sangat efektif.

Salah satu aplikasi dan implikasi temuan kami ini adalah apapun data atau sugesti yang sudah masuk ke
pikiran bawah sadar seseorang, walau direpresi sedemikian rupa baik secara otomatis dilakukan oleh
pikiran klien atau secara sengaja diamnesia oleh terapis yang tidak bertanggung jawab dapat kami
forensik dan gali keluar.

Kuncinya adalah pemetaan pola dan jaringan komunikasi interpsikis yang terjadi di antara Ego
Personality.

Terima kasih rekan-rekan untuk tanggapan terhadap status saya sebelumnya tentang pendidikan dini.
Memang demikianlah indahnya Indonesia. Banyak yang terlalu dipaksakan.

Di Surabaya ada sekolah yang dengan bangga mengajari muridnya yang masih kelas 1 SD, matematika,
materinya desimal. Saya dapat kabar para ibu anak kelas 1 SD ini pusing tujuh keliling untuk mengajari
anaknya konsep desimal. Lha, anak masih kecil tentu sangat sulit untuk bisa mengerti konsep desimal
(0,2, 3,4, 001, dll). Jangankan anak-anak, kita orangtua saja kadang bingung dengan bilangan desimal.

Namun sekolah ini bangga sekali karena anak didiknya lebih cerdas dan maju daripada sekolah lain
123
karena mampu belajar materi tingkat tinggi. Apakah benar seperti itu?

Saya sering menemukan anak mengalami kendala belajar bukan karena bodoh namun "dipaksa" menjadi
bodoh oleh sistem yang tidak memihak pada keunikan anak.

Faktor utama yang menentukan keberhasilan anak adalah faktor psikologis, lebih tepatnya kecerdasan
emosi (EQ), bukan sekedar IQ. Bisa baca bukunya Daniel Goleman, Emotional Intelligence.

Saya pernah menangani anak yang IQ-nya 137, pada skala Weschler, tapi prestasinya jeblok dan nggak
naik kelas.

Rekor anak dengan IQ paling tinggi yang pernah saya tangani adalah 156 (skala Weschler) dan anak ini
tidak percaya diri. Sekedar info, IQ 141 dan ke atas, pada skala Weschler masuk kategori jenius.

Seringkali anak yang misalnya diberi materi pelajaran A, di kelas 1 SD, sulit mengerti atau bahkan
ujiannya gagal. Namun, bila materi yang sama diberikan pada anak yang sama saat ia kelas 2 SD maka ia
dengan mudah mampu memahaminya dan kalau dites hasilnya sangat bagus.

Di sini tampak bahwa sebenarnya anak tidak bodoh. Bisa jadi secara psikologis ia belum siap untuk
belajar materi itu. Anak yang lain mungkin lebih siap. Namun, apakah adil bila kita membandingkan anak
satu dengan yang lainnya? Lalu, di mana bentuk penghargaan dan keberpihakan kita pada keunikan
setiap anak?

Belum lagi saat ini kita jumpai materi yang dulunya diajarkan di SMP atau bahkan di SMA kini sudah
diajarkan di SD akhir, kelas 5 dan 6.

Saya sempat kaget saat membantu salah satu putri kami belajar. Saat itu ia masih di SD kelas 6. Materi
yang dipelajari adalah tentang gerak lurus beraturan (GLB). Ini materi yang dulu saya dapatkan waktu di
kelas 1 SMA lho.

Banyak yang bertanya pada saya apa itu The Conny Method setelah saya memposting kisah persalinan
Conny Widya di AdiWGunawan.com.

The Conny Method adalah teknik hypnobirthing hasil ciptaan dan pengembangan Conny Widya dan
suaminya, Agus Wirajaya. Mereka berdua adalah hipnoterapis alumni AWG Insitute.

The Conny Method berbeda dengan teknik hypnobirthing pada umumnya yang ada. Agus dan Conny
mencipta teknik ini untuk persalinan Conny yang pertama. Hasilnya sangat bagus dan terus
disempurnakan dan setelah itu diajarkan ke banyak ibu hamil sejak tahun 2011 hingga sekarang.

Salah satu keunggulan teknik ini dibanding dengan teknik hypnobirthing lainnya adalah klien pasti
mampu masuk ke kedalaman Esdaile sehingga terjadi anestesi spontan. Ini yang membuat tubuh mereka
menjadi begitu rileks dan tetap nyaman saat melahirkan.

Dalam waktu dekat akan diluncurkan buku mengenai teknik ini. Agus dan Conny sedang menyelesaikan
124
bukunya.

AWG Institute sebagai lembaga pelatihan dan sertifikasi hipnoterapi klinis dengan standar yang sangat
tinggi tentu sangat bersyukur, bahagia, dan sangat mendukung setiap alumnus mengembangkan
program pelatihan sesuai dengan passion masing-masing.

AWGI memfasilitasi, mendukung, mendorong, dan memberikan coaching serta mentoring untuk
penciptaan atau pengembangan berbagai protokol atau teknik terapi yang sejalan dengan passion
alumni.

Agus dan Conny telah mengembangkan hypnobirthing The Conny Method. Selain itu, Agus juga telah
mengembangkan teknik self-hypnosis yang luar biasa. Ada lagi drg. Mia Gracia yang mengembangkan
protokol khusus untuk hypnodontia (aplikasi hipnosis untuk kedokteran gigi). Ibu Kristin Liu
mengembangkan teknik slimming. Dan masih ada lagi rekan-rekan lainnya yang saat ini juga sedang
mengembangkan protokol terapi atau teknik yang sejalan dengan passion mereka seperti hypno-sport,
hypno-sex, aplikasi hipnosis atau hipnoterapi untuk pendidikan, atau yang lain.

Semua teknik atau protokol yang dikembangkan para alumni akan dibagikan kepada publik melalui
workshop atau pelatihan yang diselenggarakan oleh masing-masing alumnus. AWGI dalam hal ini hanya
membantu memfasilitasi dan mengenalkan kepada publik pelatihan yang bagus ini.

Semua pengembangan ini didasarkan pada pengetahuan yang mereka pelajari di pelatihan hipnoterapi
100 jam Scientific EEG & Clinical Hypnotherapy, yang ditunjang dengan pengalaman praktik mereka yang
mumpuni.

Kuncinya harus benar-benar mumpuni sebagai hipnoterapis yang mampu menangani klien mengatasi
berbagai masalah yang berhubungan dengan emosi atau perilaku. Baru dari sini dikembangkan sesuai
kebutuhan.

Selalu dimulai dari the basic... materi pelatihan 100 jam.

Demikianlah kenyataannya.........

The Conny Method: Melahirkan Nyaman, Mudah, dan Menyenangkan

Persalinan normal adalah proses yang mendebarkan dan seringkali ditakuti dan bahkan dihindari oleh
banyak ibu hamil karena takut rasa sakit luar biasa yang, katanya, biasanya menyertai proses persalinan.

Benarkah seorang wanita harus atau pasti mengalami penderitaan hebat atau kesakitan luar biasa saat
melahirkan bayinya?

Tentu tidak. Dengan The Conny Method persalinan menjadi proses yang menyenangkan, mudah, lancar,
dan dapat dilakukan secara sadar, tenang, damai, bahagia, dan menjadi satu kenikmatan tersendiri bagi
wanita.
125
Simak artikelnya di http://www.adiwgunawan.com/?p=article&action=shownews&pid=195

Banyak orang menjalani hidup dengan penuh semangat dan antusiasme tinggi. Namun setelah sekian
tahun berjalan, mereka akhirnya merasa kurang puas, kecewa, atau bahkan menemui jalan buntu. Hidup
tidak lagi indah seperti yang dulu diimpikan.

Mengapa bisa terjadi seperti ini? Kebanyakan orang menjalani hidup tanpa peta yang mereka gunakan
untuk menuntun perjalanan mencapai tujuan yang diinginkan. Ada lagi yang menggunakan peta, tapi
peta orang lain. Bahkan ada yang menggunakan peta yang sudah usang yang tidak lagi mencerminkan
kondisi alam kehidupan terkini. Itu sebabnya banyak yang bingung dan frustrasi.

Hidup adalah perjalanan diri berdasar peta sukses yang kita rencanakan sendiri dengan penuh
kesadaran.

Apakah Anda sudah punya atau sudah membuat peta perjalanan hidup yang digunakan untuk menuntun
perjalanan hidup Anda?

Bagaimana menurut Anda?

Workshop, lebih tepatnya kuliah, Scientific EEG & Clinical Hypnotherapy untuk mahasiswa S2 Psikologi
Universitas Gunadarma, sekitar 58 orang, tadi berlangsung seru.

Acara dimulai pukul 09.30, plus break makan siang sekitar 30 menit, dan berakhir jam 17.00. Menurut
jadwal seharusnya selesai jam 15.00.

Saat sudah jam 15.00 saya tanya ke mahasiswa mau berhenti atau lanjut... mahasiswa serempak minta
lanjut. Jadinya kami selesai jam 17.00.

Banyak pembelajaran bagi mahasiswa khususnya mengenai hipnoterapi klinis. Materi yang saya
sampaikan adalah intisari dari materi SECH. Saya melakukan pengukuran gelombang otak, membimbing
mahasiswa untuk masuk ke kondisi trance yang dalam dan memunculkan berbagai fenomena trance
pada setiap level kedalaman.

Kini mereka benar-benar mengerti apa itu kondisi hipnosis, apa yang bisa dilakukan dengan hipnoterapi
klinis, berbagai contoh kasus yang bisa ditangani dengan hipnoterai, apa yang sebenarnya terjadi
dengan berbagai tayangan hipnosis di televisi, dll.

Intinya... semua puas. Saya juga puas karena mahasiswa begitu antusias mengikuti workshop ini.

Besok... giliran para dosen yang akan mendapat penjelasan mengenai materi yang sama. Tentu karena
ini adalah para akademisi saya akan menyampaikan materi yang lebih dalam lagi.

126
Salah satu aspek penting dalam proses belajar adalah perasaan memiliki informasi yang dipelajari.
Seringkali, walau telah belajar dengan sungguh-sungguh, kita merasakan adanya "jarak" antara apa yang
dibaca, dipahami, dan dimiliki. Kita merasa informasi ini bukan milik kita dan masih milik si penulis buku
atau pengajar.

Salah satu cara cepat dan mudah untuk memiliki informasi adalah dengan dengan sengaja menggaris-
bawahi, menandai, memberi warna dengan marker atau spidol warna buku, diktat, handout, atau
apapun yang sedang kita pelajari.

Ini tentu bertentangan dengan ajaran yang kita dapatkan waktu kecil yaitu kita perlu menjaga agar buku
atau bahan baca yang sedang kita pelajari harus tetap bersih, rapi, dan tidak boleh "dikotori".

Paradgima yang kurang tepat ini masih berlaku hingga sekarang pada banyak orangtua. Ada orangtua
yang menegur anaknya bila si anak "mencoret" buku yang ia baca.

Tanpa disadai orangtua berkata, "Nak, buku itu bukan milikmu. Tidak boleh kamu kotori atau coret."

Ini satu hal yang tentu tidak kondusif untuk proses pemasukan informasi ke dalam pikiran anak.

Selain itu, menggarisbawahi, memberi warna, atau memberi tanda pada bagian buku tertentu yang
dianggap penting adalah salah satu gaya belajar yaitu gaya belajar kinestetik. Orang/anak kinestetik
belajar paling optimal dengan gerakan, termasuk "otak-atik" bukunya.

Cara lain untuk memiliki informasi yang dipelajari adalah dengan mengajarkan apa yang telah dipelajari
dan dipahami. Untuk bisa melakukan hal ini, saat belajar, kita perlu menetapkan, di pikiran kita, bahwa
apapun yang kita pelajari akan dibagikan, diajarkan, atau disampaikan kepada orang lain yang
membutuhkannya.

Dengan demikian informasi ini disimpan di folder khusus di memori dan siap saji saat dibutuhkan. Inilah
yang selama ini saya lakukan setiap kali membaca buku atau literatur.

Cobalah... dan hasilnya pasti beda.

Bagaimana menurut Anda?

Banyak yang telah mempraktikkan teknik Hypno-EFT dan mendapat hasil yang sangat luar biasa. Banyak
juga yang masih ragu dan belum mau mempraktikkan teknik ini.

Mereka yang ragu atau belum mau mempraktikkannya biasanya punya pemikiran, "Ah.. masa hanya
dengan diketuk-ketuk begitu masalah bisa selesai" atau "Ini kelihatannya terlalu mudah. This is too good
to be true." Begitu kata mereka.

Ada perbedaan tipis antara skeptik dan fantatik. Orang yang skeptis atau tidak percaya dan tetap tidak
127
mau mencoba maka ia adalah fanatik untuk pemikiran dan keyakinannya. Sebaliknya, orang yang
skeptik, saat mencoba, dan mendapat hasil yang sungguh luar biasa, akan berubah menjadi fanatik yang
mempraktikkan teknik ini.

Ini yang telah terjadi pada diri saya. Dulu saya adalah skeptik. Saya tidak percaya pada teknik EFT. Lha,
masa hanya dengan membaca afirmasi dan mengetuk titik-titik tertentu di tubuh... lho..emosi bisa
hilang dengan sendirinya.

Untuk meyakinkan diri saya, saya membeli semua DVD yang dijual di situsnya Garry Craig
(Emofree.com). Saya pelajari DVD ini. Lalu beli banyak buku yang khusus membahas energy psychology.
Baru akhirnya saya mengerti dan haqul yaqin dengan teknik ini. Dan memang teknik EFT sangat efektif.
Apalagi setelah ditambah waking hypnosis sehingga menjadi Hypno-EFT.

Saking mudahnya, saking bagusnya, saking efektifnya teknik Hypno-EFT saya memutuskan untuk
membagikannya gratis di buku-buku saya. Saya menulis tentang Hypno-EFT di bab tersendiri di tiga buku
saya, Quantum Life Transformation, Hypnotherapy for Children, dan The Miracle of MindBody Medicine.

Tujuannya hanya satu yaitu agar masyarakat dapat menggunakan teknik luar biasa ini, Hypno-EFT, untuk
membantu dirinya dan juga orang-orang di sekitarnya.

Ini adalah teknik yang kalau salah digunakan, misal salah afirmasi atau salah ketuk titiknya, setahu saya
hingga saat ini, tidak ada efek samping yang negatif.

Saya sering bingung dengan beberapa orang yang saya sarankan menggunakan teknik Hypno-EFT tapi
tidak mau. Mungkin karena teknik ini begitu mudah dan dibagikan gratis sehingga menurut mereka
kurang efektif.

Atau, bagaimana kalau saya buat pelatihan khusus teknik Hypno-EFT, semacam workshop sehari, mulai
pagi jam 09.00 sampai 15.00, dapat makan siang, dapat modul, sertifikat, dapat foto, dan saya charge
tiap peserta Rp. 3,5 juta? Biasanya mereka yang bayar akan tidak mau rugi dan pasti mempraktikkan
teknik ini :)).

Bagi rekan-rekan yang telah mempraktikkan dan merasakan manfaat Hypno-EFT, bisa komen untuk
status ini.

Saat ini saya sedang menyiapkan dan memberikan sentuhan akhir pada materi presentasi Scientific EEG
& Clinical Hypnotherapy (tgl 11 dan 12 Feb 2014) yang akan saya sampaikan kepada 58 mahasiswa
magister profesi psikologi (S2) dan 60 dosen di Universitas Gunadarma Jakarta.

Senang sekali mendapat kesempatan berbagi pengetahuan dan informasi mengenai hipnoterapi klinis
kepada para calon psikolog dan sesama akademisi.

Doakan ya agar acara bisa berjalan lancar dan memberikan manfaat maksimal bagi kita semua.

128
Sukses mempunyai harga yang tinggi dan demikian juga kegagalan. Namun kegagalan akan membuat
anda membayar lebih mahal.

Bagaimana menurut Anda?

Telah hadir ANTIAPOLIS Holistic Therapy Center di

Jl. Maleo IV Blok JB 3 no. 17


Bintaro Jaya Sektor 9, Tangerang 15224
Indonesia

Tel : +62 21 7453951


Mail : antiapolis@gmail.com

Antiapolis Holistic Therapy Center adalah pusat layanan terapi yang dijalankan oleh para hipnoterapis
berpengalaman alumni Adi W. Gunawan Institute of Mind Technology.

Informasi selengkapnya: www.Antiapolis.com.

Salah satu klien saya usai terapi berkata, "Tadi waktu saya diterapi, Pak Adi kok tidak melakukan uji
sugestibilitas?"

Rupanya klien ini suka membaca dan punya pengetahuan yang cukup tentang hipnoterapi. Saya pura-
pura heran dan balik bertanya, "Uji sugestibilitas maksudnya yang bagaimana?"

"Yang itu lho Pak... kedua lengan kiri dan kanan dijulurkan ke depan. Lalu subjek diminta menutup mata
dan membayangkan tangan kiri pegang ember diisi air dan jadi semakin berat sedangkan tangan kanan
diikat dengan balon gas, jadi semakin ringan. Nanti tangan kiri bergerak turun dan tangan kanan
bergerak naik. Habis itu, dari yang pernah saya baca dan alami sebelumnya, subjek diminta tangannya
saling menggenggam dan disugesti tidak bisa dilepas," jawabnya.

"Oh yang itu. Saya tidak pernah melakukan uji sugestibilitas di ruang terapi saya," jawab saya.

"Apa alasannya Pak Adi tidak melakukan uji sugestibilitas? Saya baca di buku Hypnotherapy yang Pak Adi
tulis, di situ dijelaskan tentang tipe sugestibilitas," tanyanya penasaran.

"Ya..memang benar ada dua jenis sugestibilitas, yang sifatnya fisik dan emosi. Buku ini saya tulis di tahun
2005, saat saya dulu baru belajar dan praktik hipnoterapi. Tentu pengetahuan saya juga berkembang.
Sugestibilitas bukanlah sesuatu yang sifatnya fixed. Sugestibilitas bisa berubah. Saat ini, apapun tipe
sugestibilitas klien, tidak lagi penting bagi saya. Yang penting adalah niat klien untuk benar-benar mau
berubah. Bila klien sudah niat, maka apapun tipenya, ia pasti bisa masuk ke kondisi hipnosis yang dalam.
Selain itu, saya mengembangkan teknik induksi yang bisa digunakan baik untuk tipe sugestibilitas fisik
maupun emosi dengan tingkat keberhasilan yang sangat tinggi membawa klien masuk kondisi hipnosis
129
yang sangat dalam. Saya sering jumpa klien yang oleh terapis sebelumnya katanya tidak bisa dihipnosis
karena masuk tipe (super) analitikal tapi dengan saya dengan mudah bisa masuk kondisi hipnosis.
Intinya adalah niat dan rasa percaya kepada terapis," jawab saya.

"Saat saya terapi dengan terapis sebelumnya, dia melakukan uji sugestibilitas," ujar klien ini.

"Ya.. setiap terapis tentu punya teknik dan cara yang berbeda. Yang penting terapi bisa memberikan
hasil maksimal bagi klien. Terserah mau pakai cara apa, mau uji sugestibilitas, boleh. Tidak, juga boleh.
Yang penting hasil akhir. Protokol terapi yang saya dan para hipnoterapis alumni AWGI gunakan tidak
melakukan uji sugestibilitas. Kalau untuk hipnosis hiburan, uji sugestibilitas ini sangat penting untuk
memilih subjek yang tepat," terang saya.

Kebermaknaan hidup dinilai bukan dari berapa banyak yang bisa kita dapatkan dari kehidupan tetapi
berdasar berapa banyak yang bisa kita kembalikan ke dalam Kehidupan melalui hidup kita.

"Pak, saya mau jadi hipnoterapis. Tapi saya rasanya nggak punya bakat. Apa yang harus saya lakukan,
Pak?"

Ini pertanyaan yang beberapa kali saya dapatkan dari calon peserta kelas hipnoterapi yang saya
selenggarakan. Apakah benar untuk menjadi hipnoterapis harus punya bakat khusus atau IQ tinggi?

Jawabannya tidak harus. Untuk menjadi hipnoterapis sebenarnya sangat mudah. Yang penting punya
hati yang tulus untuk membantu sesama. Juga perlu rasa percaya diri yang tinggi. Selanjutnya, ada
kesungguhan niat untuk belajar dan praktik.

Di awal, usai pelatihan SECH, para hipnoterapis tidak perlu pintar atau cerdas dan jangan terlalu kreatif.
Yang perlu dilakukan adalah mengikuti protokol yang sudah diajarkan di kelas. Ikuti sepenuh hati dan
pasti bisa melakukan terapi dengan benar. Materi yang diajarkan di kelas sudah lebih dari cukup untuk
bisa menjadi hipnoterapis andal dan kompeten. Plus, selama masa pendidikan, peserta bisa melihat 4
live therapy dan 3 video rekaman terapi (live). Jadi, total ada 7 sesi terapi yang mereka saksikan.

Bila, misalnya, para hipnoterapis bila menemui kendala bisa menghubungi AWGI, saya, atau asisten
untuk bertanya dan mendapat saran dan masukan.

Nanti dengan semakin sering praktik, semakin tinggi jam terbang, hipnoterapis akan menjadi pintar,
cerdas, dan kreatif.

Latar belakang alumni SECH sangat beragam. Ada guru, kepala sekolah, guru BP, pendeta, romo, bhante,
suster, pensiunan bidan, general manager, dokter (dari berbagai bidang spesialisasi), psikolog, mantri,
direktur rumah sakit, pemilik travel agent, akupunturis, praktisi bisnis, investor, nutrisionis, trainer
pilates dan yoga, ibu rumah tangga, dosen, praktisi refleksilogi, apoteker, editor, wartawati, kontraktor
dan pemborong, pegawai bank, pensiunan perusahaan, pakar dan trainer option, agen asuransi, leader
bisnis jaringan, penulis buku, dll... dll.. dll....

Yang penting, tetap rendah hati untuk belajar dan bertanya.


130
Demikianlah kenyataannya......

Terima kasih teman-teman untuk semua komentar dan perhatian kita terhadap pendidikan anak bangsa.
Benar, kita perlu melakukan perubahan dan perombakan untuk memajukan dunia pendidikan. Itu juga
sebabnya saya memutuskan untuk belajar dan mendalami dunia pendidikan hingga ke jenjang S3.

Di tahun 2004 saya dan istri memutuskan mendirikan Sekolah Anugerah Pekerti di Jln. Dinoyo 127
Surabaya, di atas lahan 1.700 m2. Kami memutuskan mendirikan sekolah karena prihatin dengan kondisi
sekolah pada umumnya dan sistem pendidikan yang kurang berpihak pada keunikan anak didik.

Saat itu, di tahun 2004, saya sudah sangat sering mendengar banyak rekan saya mengeluh mengenai
keadaan anak mereka yang stres karena beban pelajaran sekolah yang cukup berat. Seringkali mamanya
juga ikut stress. Dan kami tidak mau hal ini terjadi pada anak kami yang saat itu masih kecil dan
memasuki usia sekolah.

Sekolah Anugerah Pekerti saat ini sudah bekembang pesat mulai PG/TK, SD 1 - 6, hingga jenjang SMP
kelas 3. Untuk setiap jenjang hanya dibuka satu kelas dengan jumlah murid maksimal 20 orang, tidak
boleh lebih.

Puji Tuhan... berkat dukungan dari para orangtua murid yang memercayakan pendidikan putra-putri
mereka ke Sekolah Anugerah Pekerti dan para staff pengajar yang mengajar dengan hati, tulus, dan
dedikasi yang sangat tinggi, sekolah Anugerah Pekerti saat ini sudah memasuki tahun ke 10.

Banyak yang minta saya buka cabang di kota lain dengan sistem franchise atau bagi hasil tapi saya tidak
mau. Tujuan awal saya dan istri mendirikan sekolah bukan untuk menjadikan sekolah sebagai sumber
income namun lebih untuk menyediakan pelayanan pendidikan yang terbaik untuk anak-anak kita
semua, pelayanan pendidikan yang menghargai keunikan dan kekuatan anak, menyiapkan fondasi
sukses anak di masa depan yaitu konsep diri yang positif dan kuat.

Hal-hal positif yang telah kami lakukan di Sekolah Anugerah Pekerti kami bagikan untuk sekolah-sekolah
lain demi kemajuan bersama. Itu sebabnya, di sela kesibukan saya yang sangat padat saya tetap
bersedia dan menyempatkan diri untuk memberi seminar atau ceramah bagi para rekan pendidik di
sekolah lain dan bagi para orangtua murid.

Ada yang bertanya, "Apakah Pak Adi tidak khawatir berbagi pengetahuan dengan sekolah lain. Bukan
kah sekolah lain adalah kompetitor sekolah Bapak?"

Ini pandangan yang salah. Saya memandang sekolah lain sebagai partner dalam memajukan dunia
pendidikan Indonesia.

Untuk mengenal lebih dekat Sekolah Anugerah Pekerti bisa mengunjungi www.AnugerahPekerti.com
atau langsung ke Sekolah Anugerah Pekerti di Jln. Dinoyo 127 Surabaya, telpon (031) 5660637 dan
5660639.

131
Mari kita berbuat sesuatu untuk kemajuan pendidikan Indonesia dan demi masa depan anak-anak kita.

Hanya orang yang menghargai dirinya, yang tahu dirinya berharga, yang memiliki keberanian untuk
bersikap rendah hati.

Bagaimana menurut Anda?

Mengapa Finlandia Memiliki Sistem Pendidikan Terbaik Di Dunia

(sumber:http://www.kaskus.co.id/post/52d73801ffca171b7a8b45e4#post52d73801ffca171b7a8b45e4)

Mengejutkan!! Ternyata negara yang paling oke tata kelola pendidikannya bukanlah Amerika Serikat,
Jepang atau Jerman. Akan tetapi, kiblat pendidikan dunia saat ini mengarah ke negara Finlandia.

Amerika Serikat sendiri berada jauh dibawah level Finlandia, tepatnya di urutan ke-17. Lalu, dimana
daya tariknya sistem pendidikan di Finlandia dengan negara-negara lainnya khususnya Indonesia?
Jawabannya adalah di kemandirian siswa dan gurunya.

Di Finlandia kemandirian dalam mengikuti proses belajar mengajar itu tidak hanya dinikmati oleh guru-
gurunya yang begitu dihormati tetapi juga ditularkan kepada para pelajar melalui berbagai kesempatan-
kesempatan penting.

Salah satunya dimana setiap pelajar diberi otonomi khusus untuk menentukan jadwal ujiannya untuk
mata pelajaran yang menurutnya sudah dia kuasai.

Sistem inilah yang dipertahankan oleh Finlandia hingga akhirnya berhasil mengantarkan negara ini
berada pada posisi puncak sebagai negara yang paling berhasil mengelola pendidikan nasionalnya.

Fantastiknya, dalam evaluasi belajar, angka ketidaklulusan secara nasional tidak pernah melebihi 2
persen per tahunnya. Finlandia juga tidak mengenal istilah ujian semester apalagi ujian nasional
layaknya ditanah air.

Evaluasi belajar secara nasional dilakukan tanpa ada intervensi pemerintah sekali pun. Karena setiap
sekolah bahkan guru berkuasa penuh untuk menyusun kurikulumnya sendiri.

Jadi jangan pernah berhayal bahwa guru-guru di Finlandia disibukkan untuk mengejar terget-target
tertentu karena di negeri ini guru selalu menyesuaikan bahan ajarnya dengan kebutuhan setiap pelajar.

Jadi, di Finlandia siapa pun presidennya dan menteri pendidikannya tidak akan berpengaruh signifikan
terhadap masa depan pendidikan. Karena fungsi pemerintah dalam memajukan sektor pendidikan
adalah dukungan finansial dan legalitas.

132
Mau bagaimana caranya, maka gurulah yang berwewenang atas itu karena guru dipandang sebagai
sosok yang paling mengerti mau dimana wajah pendidikan Finlandia dibawa dimasa yang akan datang.

Sistem ini telah berdampak positif kepada pola cara mengajar guru yang tidak terlalu dipusingkan oleh
hiruk pikuknya politik nasional negaranya.

Keseriusan negara Finlandia menyokong keberhasilan pendidikan nasionalnya dibuktikan dengan


diterapkannya kebijakan gratis sekolah 12 tahun. Keren, kan?

Guru-guru Finlandia adalah lulusan terbaik setiap perguruan tinggi dan mereka harus masuk dalam
kelompok 10 besar lulusan terbaik. Jika tidak, jangan pernah bermimpi jadi guru di negeri ini.

Itulah sebabnya guru-guru di Finlandia betul-betul berdedikasi tinggi. Gajinya besar dong? Tidak. Guru-
guru Finlandia justru digaji dengan gaji secukupnya bahkan bisa dikatakan kurang memadai.

Tetapi gurunya begitu menikmati profesinya hal ini karena mayoritas masyarakat Finlandia begitu
menghormati dan menghargai profesi seorang guru.

Di Finlandia hanya ada guru-guru dengan kualitas terbaik dengan pelatihan terbaik pula. Profesi guru
sendiri adalah profesi yang sangat dihargai, meski gaji mereka tidaklah fantastis. Lulusan sekolah
menengah terbaik biasanya justru mendaftar untuk dapat masuk di sekolah-sekolah pendidikan, dan
hanya 1 dari 7 pelamar yang bisa diterima. Persaingannya lebih ketat daripada masuk ke fakultas hukum
atau kedokteran!

Jika negara-negara lain percaya bahwa ujian dan evaluasi bagi siswa merupakan bagian yang sangat
penting bagi kualitas pendidikan, Finlandia justru percaya bahwa ujian dan testing itulah yang
menghancurkan tujuan belajar siswa. Terlalu banyak testing membuat kita cenderung mengajarkan
kepada siswa untuk semata lolos dari ujian, ungkap seorang guru di Finlandia.

Pada usia 18 th siswa mengambil ujian untuk mengetahui kualifikasi mereka di perguruan tinggi dan dua
pertiga lulusan melanjutkan ke perguruan tinggi.

Siswa diajar untuk mengevaluasi dirinya sendiri, bahkan sejak Pra-TK! Ini membantu siswa belajar
bertanggungjawab atas pekerjaan mereka sendiri, kata Sundstrom, kepala sekolah di SD Poikkilaakso,
Finlandia.

Siswa didorong untuk bekerja secara independen dengan berusaha mencari sendiri informasi yang
mereka butuhkan. Suasana sekolah sangat santai dan fleksibel. Adanya terlalu banyak komando hanya
akan menghasilkan rasa tertekan, dan mengakibatkan suasana belajar menjadi tidak menyenangkan.

Kelompok siswa yang lambat mendapat dukungan intensif. Hal ini juga yang membuat Finlandia sukses.

Berdasarkan penemuan PISA, sekolah-sekolah di Finlandia sangat kecil perbedaan antara siswa yang
berprestasi baik dan yang buruk dan merupakan yang terbaik menurut OECD. Remedial tidaklah
dianggap sebagai tanda kegagalan tapi sebagai kesempatan untuk memperbaiki. Seorang guru yang
bertugas menangani masalah belajar dan prilaku siswa membuat program individual bagi setiap siswa
dengan penekanan tujuan-tujuan yang harus dicapai, umpamanya: Pertama, masuk kelas; kemudian
133
datang tepat waktu; berikutnya, bawa buku, dlsb. Kalau mendapat PR siswa bahkan tidak perlu untuk
menjawab dengan benar, yang penting mereka berusaha.

Para guru sangat menghindari kritik terhadap pekerjaan siswa mereka. Menurut mereka, jika kita
mengatakan “Kamu salah” pada siswa, maka hal tersebut akan membuat siswa malu. Dan jika mereka
malu maka ini akan menghambat mereka dalam belajar. Setiap siswa diperbolehkan melakukan
kesalahan. Mereka hanya diminta membandingkan hasil mereka dengan nilai sebelumnya, dan tidak
dengan siswa lainnya.

Setiap siswa diharapkan agar bangga terhadap dirinya masing-masing. Ranking hanya membuat guru
memfokuskan diri pada segelintir siswa tertentu yang dianggap terbaik di kelasnya.

Ditanah air Indonesia, sebenarnya sistem pendidikan Finlandia telah terterapkan sejak tahun 1961
melalui wadah gerakan pramuka. Apa yang berlaku di Finlandia jelas-jelas merupakan sistem pendidikan
yang berlalu di gerakan pramuka.

Di mana setiap kecakapan dan keterampilan dibidang tertentu yang dimiliki oleh setiap anggota
pramuka, bila sudah merasa mampu bisa mengusulkan diri untuk diuji.

Disamping itu, setiap 32 orang anggota pramuka dibina oleh 3 orang pembina secara terus menerus.
Akan tetapi sistem pendidikan kepanduan di tanah air ini tidak mendapat respon yang positif di tanah
air.

Buktinya, kendati berhasil melahirkan kader-kader bangsa yang mandiri, negara ternyata tidak berani
mengalokasikan dana BOS yang ada pada setiap sekolah untuk sepersekian persen wajib dipergunakan
untuk mengelola gerakan pramuka di gugus depan.

Pendidikan nasional kita yang masih sarat dengan kepentingan politik kepala daerah menjadikan potret
pendidikan begitu semrawut. Pelaksanaan UN yang jelas lebih banyak mudharatnya daripada
manfaatnya selalu dipertahankan untuk alasan yang tidak jelas.

Bahkan ironisnya lagi, UN telah mengajarkan bangsa ini bagaimana berlaku curang dan menipu. Gilanya
lagi peserta UN dikawal dan diamati setiap detik melalui layar CCTV. Seperti teroris,kan? Cara-cara gila
ini begitu dibangga-banggakan oleh pemerintah bahkan institusi pendidikan sendiri. Padahal metode ini
punya dampak psikologi bagi para pelajar di mana UN benar-benar menjadi beban berat. Jadi jangan
heran bila di Nias pada hari pertama UN ada siswa yang meninggal dunia begitu menerima lembar soal
ujian.

Finlandia tidak pernah membebani muridnya untuk hal-hal yang kurang bermutu atau mengurangi
kreativitas seorang anak setelah meninggalkan rumah sekolah.

Maka, tugas tugas (PR), les tambahan dan bimbingan ini dan itu nyaris tidak pernah ada di Finlandia.
Bagaimana dengan tanah air? Tekanan yang begitu berat sangat terasa apalagi menjelang ujian nasional.

Setiap murid selalu diberi les tambahan yang berlebihan, pelajar di wajibkan mengikuti Tryout hampir
tiap bulan dengan alasan untuk mengukur kemampuan siswa.

134
Di rumah disuguhi lagi dengan tugas-tugas berat bahkan ada lagi menu les tambahan yang ditawarkan
padahal nuansa bisnisnya lebih terasa daripada urgensinya bagi peserta didik. Repot bukan?

Alhasil, pelajar tanah air lahir dan besar tanpa pernah mempergunakan otaknya untuk berkreativitas.
Generasi muda pun besar penuh dengan tekanan. Jadi jangan heran, walaupun lulus UN 100 persen
ternyata persentasi lulus SMPTN berbanding terbalik dengan kelulusan UN.

Inilah setidaknya potret pendidikan kita dewasa ini. Indonesia jatuh kepada tingkat kekhawatiran yang
terlalu berlebihan. Alih-alih untuk mencerdaskan bangsa tetapi cara-cara yang dilakukan justru
mengantarkan bangsa ini kelembah kehancuran.

Oleh karena itu kita perlu berbenah. Mengembalikan sistem pendidikan kezaman dahulu kala (seperti
cerita orangtua kita) dimana setiap anak dan orangtua begitu menghormati guru perlu kita lakukan.

Guru harus diberi otoritas penuh untuk mengatur kurikulumnya sendiri. Setiap anak juga tidak dibebani
dengan tugas ini dan itu. Bahkan birokrasi pendidikan kita yang berbelit-belit perlahan-lahan harus
dikurangi.

Wajib belajar 12 tahun mutlak harus dilakukan tentunya dengan biaya gratis. Tidak hanya itu wajar 12
tahun itu harus dengan satu izajah saja yaitu izajah SMA.

Sedangkan untuk SD dan SMP tidak lagi mengeluarkan izajah mengingat tuntutan dunia kerja saat ini
pun izajah dua jenjang pendidikan ini tidak begitu diperlukan.

Oleh karena itu, perpindahan dari tingkat SD ke SMP cukuplah dengan nilai rapor begitu juga dari SMP
ke SMA.

Maka evaluasi belajar secara nasional hanya dilakukan dijenjang SMA ketika yang bersangkutan akan
melanjut keperguruan tinggi atau merambah dunia kerja.

Menggratiskan pendidikan dinegara ini bukanlah hal yang mustahil. Bukankah 40 persen APBN kita
mark-up dan 30 persennya dikorupsi.

Jadi andai pengelolaan keuangan negara kita ditata dengan baik maka tidak mustahil dimasa-masa yang
akan datang biaya pendidikan kita yang saat ini ditampung 20 persen dalam APBN kedepannya akan
meningkat menjadi 50 persen.

Bila sudah demikian, bukankah pendidikan kita sudah bisa digratiskan.

Beberapa hal yang mungkin bisa ditiru, dari sistem pendidikan yang ada di Finladia, diantaranya :

1. Anak Finlandia tidak memulai sekolah sampai usia mereka 7 thn. ( Bandingkan dengan para orangtua
di Indonesia justru bangga anaknya sekolah pada usia di bawah usia 7 tahun. bahkan dengan beban
pembelajaran yang berat.)

2. Tidak di bebani Ujian dan PR, sampai menjelang usia mereka remaja.

135
3. Anak-anak tidak diukur sama sekali selama enam tahun pertama pendidikan mereka. ( Pada sistem
pendidikan kita , Murid SD sampai stress karena sering ditakuti pihak sekolah, dengan seabreg ujian,
Padahal terkadang anak sering tidak diajar ).

4. Hanya ada satu tes standar wajib di Finlandia, yang diambil ketika anak-anak berusia 16 Tahun.
( Bandingkan dengan sistem ujian ujian di SMP dan SMA, Ditambah UN, bukan saja membuat Lembaga
pendidikan tidak jujur, Anak hanya dihargai Otaknya saja, Minus bakat dan Minat,)

5. Tidak ada Kelas Unggulan,semua kemampuan berada pada kelas yang sama. Dan terbukti akhirnya
RSBI /RSI di indonesia oleh MK dicabut keberadaanya, karena akan tercipta kasta kasta baru dalam
dunia pendidikan.

6.Finlandia menghabiskan sekitar 30 persen lebih untuk biaya pendidikan per siswa mengungguli
Amerika Serikat.

7. 30 persen anak-anak menerima bantuan tambahan selama sembilan tahun pertama mereka sekolah.

8. 66 persen siswa masuk ke perguruan tinggi. Dan tertinggi di Eropa.

9. Nyaris semua siswa memilki kemampuan akademis yang merata.

10. Kelas sains maksimal 16 siswa sehingga mereka dapat melakukan eksperimen praktis dalam setiap
kelas.

11. 93 persen masyarakat Finlandia lulus dari SMA. Bahkan17,5 peresen lebih tinggi dari AS.

12. 43 persen dari Finlandia siswa sekolah menengah masuk ke sekolah kejuruan.

13.Siswa SD mendapatkan 75 menit dari istirahat sehari di Finlandia dibandingkan rata-rata 27 menit di
Amerika Serikat.

14. Guru hanya menghabiskan 4 jam sehari di dalam kelas, dan mengambil 2 jam seminggu untuk
“pengembangan profesional”

15. Finlandia memiliki jumlah guru sebanyak di New York City, namun siswa jauh lebih sedikit. Dengan
perbandingan 600.000

Saya sering bertanya kepada orangtua yang membawa anak mereka, baik yang masih kecil hingga usia
remaja dan bahkan yang sudah dewasa, jumpa saya untuk "dibetulkan", "Bila Bapak atau Ibu ingin
membangun rumah, apa hal yang pertama kali Anda siapkan atau lakukan?"

Ada yang menjawab, "Siapkan uang atau siapkan lahan." Ini benar. Dan saya tanya lagi, "Setelah Anda
punya uang atau lahan, apa lagi yang harus Anda siapkan?".

Nah, di sini biasanya muncul beberapa jawaban yang "benar" menurut masing-masing orangtua. Ada
136
yang menjawab, "Kami akan cari kontraktor untuk bangun rumah." Ada juga yang berkata, "Ya tinggal
dibangun aja. Kan sudah punya uang dan lahan."

Saya sampaikan pada mereka bahwa yang paling penting adalah merencanakan bentuk akhir dari rumah
yang akan dibangun dan dituangkan dalam cetak biru (blue print).

Dari bentuk akhir ini barulah ditentukan struktur fondasinya. Apakah mau untuk bangunan satu, dua,
tiga, empat tingkat, atau lebih tinggi lagi.

Demikian pula dengan membangun "rumah" anak. Uang dalam kisah ini adalah modal pengetahuan,
peta petunjuk arah tujuan, dan kebijaksanaan yang perlu dimiliki orang orangtua untuk bisa mendidik
anak dengan benar sesuai dengan keunikan, kelebihan, dan kekuatan anak. Tanpa uang/modal yang
cukup atau berlebih maka akan sangat sulit untuk bisa membangun rumah seperti yang diinginkan atau
direncanakan.

Lahan, dalam hal ini, adalah karakter dasar, kepribadian, dan talenta yang anak miliki. Orangtua perlu
mengenal benar hal ini sehingga dapat membantu anak berkembang optimal.

Bagaimana dengan fondasi?

Hmm... ini yang sering kita selaku orangtua abai. Kita sering hanya mengacu pada diri kita atau
membandingkan anak kita dengan saudaranya atau orang lain. Kita berharap anak menjadi seperti yang
kita inginkan tanpa terlebih dahulu meneliti apakah ini sejalan dengan kemampuan, bakat, minat, dan
keunikan anak.

Fondasi yang paling penting yang harus anak miliki adalah perasaan diri berharga, dicintai, diterima,
didukung, perasaan aman, cakap, dan mampu. Ini adalah fondasi untuk membangun tahap berikutnya
yaitu karakter.

Bagaimana dengan kemampuan akademik, baca, tulis, hitung? Ini semua akan mengikuti dan menjadi
baik bila fondasi awal sudah dibangun dengan baik dan benar.

Orangtua sering bertanya pada saya, "Pak Adi, sebagai pendidik dan pendiri sekolah Anugerah Pekerti,
apa yang seharusnya menjadi target anak dalam bersekolah?"

Saya katakan pada mereka bahwa nilai ujian bukan tujuan utama. Nilai atau prestasi belajar hanyalah
efek dari fondasi perasaan diri berharga atau konsep diri yang baik. Yang perlu anak capai saat sekolah
adalah perasaan senang, bahagia, dan menikmati proses belajar. Nilai memang penting tapi bukan
segalanya.

4 feb 2014
Banyak orang yang dulunya dipandang gagal saat sekolah ternyata setelah dewasa berhasil jadi orang
berhasil. Rhenald Kasali, yang sekarang adalah guru besar (profesor) di UI, dulunya waktu di SD pernah
tidak naik kelas.

Dulu ada salah satu staff saya, Sandra, di Sekolah Anugerah Pekerti yang waktu kecilnya mengalami
137
kesulitan belajar yang cukup mengkhawatirkan orangtuanya. Namun ibunya tetap menghargai dan
mendukung Sandra apapun kondisinya.

Dengan berjuang agak keras Sandra berhasil menyelesaikan SD dengan baik. Prestasi akademiknya
semakin meningkat waktu SMP. Dan terus meningkat waktu SMA. Sandra lulus kuliah psikologi hingga
jenjang S2 dengan predikat cum laude dan sekarang menjadi psikolog yang cemerlang.

Bahkan ada satu pembicara dan penulis buku-buku laris di Indonesia, yang saya kenal, yang waktu SD
kelas 1 tidak naik kelas, SMP dan SMA prestasinya biasa-biasa saja, lulus kuliah S1 dengan cukup
"mendebarkan" karena hampir di-DO akibat sibuk berbisnis dan tidak segera menyelesaikan skripsi, tapi
lulus S2 dan S3 masing-masing dengan predikat cum laude.

Rekan ini selalu mengatakan bahwa prestasinya ini semua berkat dukungan penuh dari kedua
orangtuanya. Apapun prestasinya dulu, orangtuanya, terutama ayahnya, selalu mendukungnya dan
percaya bahwa ia pasti bisa. Dukungan, kepercayaan, dan doa dari orangtuanya inilah yang menjadi
sumber inspirasinya hingga saat ini untuk terus berkarya.

Jadi, pertanyaan saya pada Anda, "Fondasi seperti apa yang saat ini Anda siapkan untuk anak Anda?"

Segalanya Akan Indah Pada Waktunya

Selamat Tahun Baru Imlek buat Pak Adi sekeluarga, Sehat, bahagia, sukses, berkelimpahan di Tahun
Kuda ini Pak.

Saya mau sharing Pak. Seperti yang sudah saya ceritakan kepada Bapak bahwa suami saya menyimpan
sakit hati mendalam kepada keluarga saya, khususnya kepada orangtua saya. Sejak Oktober 2012, suami
tidak pernah lagi mau berkomunikasi dan berkunjung ke rumah orangtua saya. Dan saya menjadi "orang
tengah" terjepit di antara suami dan keluarga saya. Peran yang sangat berat bagi saya waktu itu.

Sebelum mengikuti QLT workshop, saya merasa TIDAK MUNGKIN suami bisa rukun kembali dengan
keluarga saya. Setelah mengikuti QLT workshop, saya merasa ADA HARAPAN. Kemudian setelah
mengikuti pemantapan QLT, dan saya lebih mendalami "The Secret of Manifesting" yang Pak Adi
ajarkan, saya menjadi YAKIN, impian saya sebenarnya SUDAH terwujud, hanya belum terealisasi secara
fisik.

Saya rajin mempraktikkan teknik The Secret of Manifesting dan bisa melihat suami saya melakukan
"Kiong Hi" kepada orangtua saya, memberi hormat kepada orangtua dengan mengepalkan tangan di
depan dada sambil digoyang-goyangkan atau melakukan pai-pai/soja), kemudian mereka berpelukan.

Sekitar dua minggu yang lalu, saya bermimpi mengenai "apa yang saya visualisasikan" ini. Mimpi saya ini
terasa sangat nyata. Mau tanya Pak, apakah mimpi seperti ini hanya "bunga tidur" saja, ataukah bawah
sadar kita sudah sangat mengerti "apa yang kita impikan", sehingga bawah sadar kita berusaha
mewujudkannya?

Puji Tuhan, luar biasa, Pak Adi. Hari ini, tanggal 31 Januari 2014, pas hari raya Imlek, impian saya sudah
menjadi KENYATAAN Pak. Hari ini, suami sudah mau berkunjung ke rumah orangtua saya, KIONG HI,
138
berpelukan dan menangis terharu.

Terima kasih Pak Adi, sudah berbagi ilmu "The Secret of Manifesting". It really works, Pak.

Salam bahagia luar biasa,

Merry

(Catatan AWG: The Secret of Manifesting adalah teknik yang diajarkan di QLT dan merupakan teknik
untuk mencapai impian dengan mudah, lancar, dan menyenangkan. Teknik ini adalah rangkuman dari
semua materi yang diajarkan di QLT dalam bentuk protokol yang bila dipraktikkan dengan sungguh-
sungguh pasti memberikan hasil yang luar biasa)

Sumber ketidakbahagiaan manusia, salah satu yang utama, adalah karena banyaknya keinginan yang
tidak terkendali. Idealnya, dengan menggunakan pikiran dan pemikiran, kita dapat mengendalikan
keinginan.

Namun sayangnya yang terjadi seringkali adalah sebaliknya. Keinginan yang sebenarnya adalah produk
dari pikiran ternyata justru menguasai dan mengendalikan si pemikir. Akibatnya... hidup dipenuhi
dengan banyak bentuk ketidakpuasan, baik yang kecil, sedang, atau besar, termasuk ketidakpuasan yang
halus maupun yang sangat jelas.

Saat kita mampu mengendalikan keinginan atau yang umum disebut dengan hawa nafsu maka hidup
menjadi tenang, nyaman, damai, dan bahagia.

Yang lebih luar biasa lagi, mengenai pikiran, setelah ia menghasilkan produk berupa suatu keinginan dan
keinginan ini mencengkeram dan menguasai pikiran maka si pikiran ini selanjutnya akan membuat atau
mencipta seribu satu alasan logis, yang sebenarnya tidak logis, yang membenarkan mengapa keinginan
ini penting untuk dicapai atau diwujudkan.

Kuncinya, kita perlu jujur pada diri sendiri apakah yang kita inginkan ini adalah kebutuhan (need) atau
keinginan (want), ataukah keinginan yang "diakalin" menjadi kebutuhan.

Bagaimana menurut Anda?

(Teknik EFT adalah salah satu teknik yang sangat mudah dipelajari dan dipraktikkan dan sangat efektif
serta efisien mengatasi berbagai masalah yang berhubungan dengan emosi.

Teknik ini telah dipakai oleh jutaan orang di seluruh dunia. AWGI menyempurnakan EFT dengan
menambah komponen waking hypnosis sehingga menjadi Hypno-EFT yang sangat powerful.

AWGI sangat menekankan kepada semua alumninya untuk menguasai dengan sempurna teknik Hypno-
EFT karena sangat banyak manfaatnya. Teknik ini adalah teknik yang telah terbukti efektif dan kami
gunakan di dalam ruang praktik dengan sangat berhasil. Berikut adalah pengalaman alumnus QLT
mempraktikkan Hypno-EFT membantu orang lain mengatasi berbagai masalah.)
139
Dear Pak Adi dan Rekan-rekan QLT

Selama ini saya hanya membaca milis dan tidak pernah mengomentari. Hanya mengikuti perkembangan
rekan-rekan QLT. Sungguh luar biasa pencapaian rekan-rekan QLT dan saya sangat senang dengan
semua pencapaian rekan-rekan .

Selain sharing tentang pencapaian, rekan-rekan QLT juga ada yang sharing tentang betapa dahsyatnya
Hypno-EFT yang dialami. Inilah yang membuat saya tertarik menulis di milis QLT ini.

Alhamdulillah setelah mengikuti QLT, hidup saya lebih baik, tenang, nyaman dan damai. Kehidupan saya
jalani dengan penuh syukur dan semua masalah yang saya hadapi selalu dimudahkan olehNya. Bisnis
sayapun saat ini sedang pasang naik, yaa walaupun tidak melejit seperti pencapaian rekan-rekan lainnya.
Di sini saya ingin menceritakan beberapa hal tentang Hypno-EFT yang saya lakukan untuk membantu
orang lain.

1. Juni 2012, tepatnya beberapa minggu setelah saya pulang mengikuti QLT bulan Mei. Saya membantu
mengatasi emosi marah, sedih, kecewa, terluka, dendam, sakit hati, jengkel, kesal seorang ibu yang
berusia + 40 tahun kepada suaminya. Ibu tersebut sudah tidak bisa mempertahankan hubungannya
dengan sang suami karena suaminya selingkuh dan tiada maaf lagi baginya, padahal suaminya telah
minta maaf dan berjanji tidak mengulanginya lagi.

Alhamduliilah setelah di EFT perasaan marahnya yang begitu meledak-ledak yang membuat dadanya
sesak menjadi nyaman. Seminggu kemudian saya mendapat sms dari ibu tersebut yang isinya mengajak
saya makan bersama ke empat anaknya dan isi sms lainnya berisi "saya sangat mencintai suami saya,
selama ini saya salah salalu melihat semua kekurangannya ternyata suami saya banyak sekali kelebihan".
Dan kini hubungan ibu tersebut dengan suaminya sudah sangat baik dan harmonis kembali.

2. Hypno-EFT yang selanjutnya saya lakukan pada teman mahasiswi yang usianya lebih muda dari saya.
Dia mempunyai emosi benci, dendam kesumat, kecewa, terluka, sedih,kesal marah kepada ayah
kandungnya sendiri yang telah menelantarkan ibu dan saudara-saudaranya. Setelah di-Hypno-EFT skala
emosinya naik turun dari 10 ke 8 dan naik lagi melebihi 10 dan akhirnya ke 1. Alhamdulillah kini
hubungannya dengan sang ayah sudah sangat baik.

3. Saya juga pernah meng-Hypno-EFT seorang siswa laki-laki ketika itu dia baru masuk SMA. Siswa itu
orangnya tampan, putih, tinggi, pintar matematika, pintar bahasa Jepang. Tapi ibunya merasa ada yang
salah dari anaknya yaitu tidak percaya diri, tertutup, malu, tidak berani tampil di depan umum bahkan
untuk menatap orang saja tidak berani. Di sekolah dia banyak ditawarkan ikut berbagai ektrakurikuler
seperti paskibra, OSIS, basket dll. Karena secara fisik dia sangat cocok dan memenuhi kriteria. Tapi dia
menolak cerita sang ibu.

Alhamdulillah setelah di-Hypno-EFT banyak sekali perubahan yang terjadi pada siswa ini. Selang
beberapa bulan kemudian saya mendapat sms dari ibunya yang isinya “mohon doanya, hari ini anaknya
pidato di depan teman-teman dan guru-guru sekolahnya dia mencalonkan diri sebagai ketua OSIS”.

Wow, luar biasa. Walaupun akhirnya dia tidak terpilih menjadi ketua OSIS tapi dia sangat berani,
Selanjutnya beberapa bulan kemudian ibunya kembali mengirim MMS yang berisi foto anaknya sedang
140
mengibarkan bendera Merah Putih pada upacara Kemerdekaan Indonesia untuk tingkat Provinsi Aceh
dan mengucapkan banyak terima kasih telah membantu anaknya.... Sungguh luar biasa.

4. Saya juga pernah meng-Hypno-EFT seorang teman wanita yang usianya sebaya dengan saya.
Emosinya adalah marah, kecewa, dendam, kesal, jengkel, terluka, malu, kesedihan mendalam kepada
seorang laki-laki karena telah menyakiti dirinya dan mempermalukan kedua orang tuanya yang
membatalkan pernikahan mereka dengan alasan yang tidak jelas. Padahal mereka sudah tunangan.
Alhamdulillah saya dapat membantu membereskan emosi negatifnya. Dan sekarang dia sudah lebih
fokus pada pekerjaannya dan tidak berlarut-larut dengan kesedihannya.

Terima kasih buat Pak Adi, buat Pak Sasmita dan Para Asisten lainnya beserta crew QLT. Sebenarnya
masih banyak cerita lain tentang kedahsyatan Hypno- EFT yang saya lakukan untuk diri sendiri dan
membantu banyak orang lain seperti takut ular, takut kecoak, tidak percaya diri, ngompol dll. Sungguh
Hypno-EFT luar biasa. Sekali lagi saya sangat berterima kasih atas ilmu yang Pak Adi berikan sehingga
saya bisa membantu orang banyak untuk lebih baik.

Salam hangat

Rini Triana
Banda Aceh

(Catatan AWG: Kemampuan Ibu Rini melakukan terapi menggunakan Hypno-EFT sungguh luar biasa.
Saya sangat senang dan bahagia Beliau mampu melakukan terapi sedahsyat ini membantu sesama
mengatasi berbagai masalah.)

Beberapa hari lalu saya jumpa dengan seorang rekan dan sempat diskusi beberapa hal. Salah satu topik
menarik yang kami bicarakan adalah mengenai keluarga.

Rekan ini adalah seorang pengusaha sukses, bisnisnya berkembang pesat, namun memutuskan untuk
mengurangi aktivitas bisnisnya sejak anak keduanya lahir.

Saya tanya apa alasannya mengurangi kegiatan bisnis padahal bisnisnya sedang berkembang bagus dan
menghasilkan banyak uang.

Dengan bijak ia berkata, "Uang memang penting dalam hidup. Namun yang lebih penting lagi adalah
keluarga. Saya tidak mau dikendalikan bisnis saya sehingga saya tidak lagi punya waktu untuk anak-anak.
Justru anak-anak, saat masih kecil, mereka sangat membutuhkan kehadiran saya. Uang tidak akan
pernah membuat kita puas. Berapapun jumlahnya. Kita harus secara sadar menentukan berapa
cukupnya untuk diri kita. Dan... waktu berlalu sangat cepat. Saya tidak mau kehilangan momen indah
bersama anak-anak. Menemani dan melihat mereka bertumbuh dan berkembang adalah satu
kemewahan yang tidak akan pernah bisa didapat lagi bila waktunya sudah lewat."

Saya manggut-manggut mengamini yang ia katakan. Sungguh satu pemikiran dan sikap yang sangat
bijak.

Saya ingat bertahun-tahun lalu saat saya diajak teman untuk pindah ke Jakarta. Rekan ini mengatakan
141
bahwa karir saya sebagai pembicara dan terapis akan sangat bersinar bila saya tinggal di Jakarta.

Saya putuskan untuk tidak ke Jakarta karena lebih mementingkan keluarga saya yang di Surabaya.
Demikian pula saya akhirnya memutuskan untuk tidak lagi menyelenggarakan pelatihan publik rutin di
luar kota Surabaya seperti yang sebelumnya saya lakukan.

Saya memutuskan untuk memusatkan semua pelatihan saya di Surabaya, baik itu pelatihan QLT maupun
SECH (Scientific EEG & Clinical Hypnotherapy). Saya yakin pasti ada cara untuk bisa melayani dan
memberdayakan bangsa kita dari Surabaya. Tidak perlu harus ke Jakarta. Dan tternyata memang bisa.

Itu juga alasan mengapa saya mendirikan AWG Institute di Surabaya sebagai pusat pengembangan
pelatihan saya. Tujuan utamanya adalah agar saya bisa dekat dengan keluarga, punya lebih banyak
waktu dengan keluarga. Dan lokasi AWGI sengaja dipilih di pusat kota yang dekat dengan rumah saya
dengan jarak hanya sekitar 4 menit naik mobil.

Benar seperti yang dikatakan orang bijak, "Your best present to your children is your presence."

Bagaimana menurut Anda?

Merawat dan menjaga anak sama seperti memegang burung dalam genggaman. Bila genggamannya
longgar maka burung akan terbang. Bila genggamannya terlalu ketat akan membuat burungnya mati
karena sesak napas dan tulangnya remuk.

Di sinilah seninya sebagai orangtua. Bagaimana bisa "menggenggam" anak namun tetap memberi
kebebasan agar bisa bertumbuh dan berkembang.

Saya menemukan banyak anak yang akhirnya "mati" secara emosi/psikologis karena genggaman
orangtua yang sangat kuat mencengkeram diri si anak mulai kecil hingga remaja.

Bagaimana menurut Anda?

Saya pernah jumpa klien yang mengatakan bahwa ia sering ragu dan sulit mengambil keputusan. Saya
yakin ada di antara rekan FB yang juga mengalami hal yang sama.

Pertama, saya ingin mengoreksi istilah "mengambil keputusan". Kata "mengambil" berarti keputusan ini
sudah ada tinggal kita pilih saja. Ini, menurut pemahaman saya, kurang memberdayakan. Saya lebih suka
menggunakan kata "membuat keputusan". Kata "membuat" mengandung makna ada proses yang perlu
dijalani untuk akhirnya sampai pada keputusan.

Lalu, mengapa orang ragu dalam membuat keputusan?

Keraguan adalah indikasi adanya konflik diri. Ada minimal dua atau lebih Bagian Diri yang saling tidak
setuju atau sepaham. Ada Bagian Diri yang ingin melakukan A namun ditentang oleh Bagian Diri lainnya
yang merasa lebih baik melakukan B.

142
Keraguan muncul biasanya, terutama, disebabkan kurangnya informasi pendukung yang dibutuhkan
untuk membuat keputusan. Untuk ini saya menyarankan klien untuk mencari lebih banyak informasi
sebelum ia membuat keputusan. Semakin banyak dan lengkap informasinya akan semakin baik.

Sebab lainnya, klien khawatir, keputusannya akan memengaruhi dirinya atau orang di sekitarnya tidak
seperti yang ia inginkan atau harapkan. Untuk ini, saya menyarankan klien untuk menanyakan pada diri
sendiri, "Apakah saya siap menerima atau menanggung akibat terburuk dari keputusan yang saya buat?"
Bila klien siap dengan konsekuensinya... go ahead. Kalau tidak siap... ya jangan.

Jadi, sebenarnya untuk mengatasi keraguan ini sangatlah mudah.

Bagaimana menurut Anda?

"Hipnoterapi dipelajari sebagai cabang ilmu psikologi dan dipraktikkan sebagai seni yang berlandaskan
integritas, karakter, kejujuran, moralitas, dan kreativitas yang tinggi"
~AWG

Perhiasan terbaik adalah kerendahan hati. Kekayaan terbesar adalah kebijaksanaan. Senjata terkuat
adalah kesabaran. Keamanan terbaik adalah iman. Obat termanjur adalah tawa.
Selamat pagi semua......

Seorang rekan yang rupanya cukup jeli mengikuti perkembangan tulisan-tulisan saya bertanya, "Pak Adi,
saya lihat Bapak sekarang sudah tidak seproduktif dulu dalam menulis artikel. Ada apa ya Pak?"

Hmm... apakah benar seperti ini. Bisa ya, bisa juga tidak. Menulis artikel, bagi saya, adalah proses kreatif
yang sangat menyenangkan, kebutuhan jiwa, dan terbagi dalam beberapa kategori. Pertama, saya
menuliskan pengalaman hidup saya atau orang lain. Ini mudah dan tidak butuh waktu lama.

Kedua, menulis tentang teknik terapi atau hal-hal yang berhubungan dengan pikiran, yang ringan-ringan,
ini juga mudah dan bisa saya selesaikan dengan cepat.

Ketiga, menulis tentang materi serius yang membutuhkan riset literatur mendalam agar apa yang ditulis
dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah. Nah.. ini yang butuh waktu sedikit lebih lama. Untuk artikel
kategori ini biasanya saya butuh waktu antara satu hingga dua minggu, bergantung pada ketersediaan
literatur dan informasi pendukung lainnya.

Jadi... ini semua bergantung pada jenis artikel yang saya tuangkan dalam bentuk tulisan.

Yang penting... saya akan tetap dan terus menulis berbagai artikel untuk memberikan edukasi dan
informasi yang bermanfaat bagi kita semua.

Selain itu saya juga menulis berdasar pertanyaan, saran, dan atau masukan dari rekan-rekan mengenai
topik menarik yang lagi "in" pada satu saat. Misalnya, saat ini ramai tayangan televisi yang
mengatasnamakan hipnosis. Banyak yang bertanya apa benar hipnosis seperti itu?
143
Saya menjawab dengan menulis artikel yang secara khusus dan komprehensif mengulas hipnosis
hiburan seperti yang ditayangkan di tv, berdasar pengetahuan dan pengalaman saya.

Demikianlah kenyataannya......

Ini doa Jomblo yang sangat ampuh... selamat menikmati... :))


DOA JOMBLO FRUSTRASI YANG LAGI PATAH HATI (hanya boleh dilakukan oleh jomblo
profesional, jangan coba lakukan di rumah tanpa pengawasan orangtua):
Ya Tuhan, jika dia memang jodohku, maka dekatkanlah kami.
Jika dia bukan jodohku, maka jodohkanlah kami.
Jika dia sudah berjodoh dengan yang lain, maka putuskanlah mereka, dan jodohkanlah dia
denganku.
Jika masih nggak bisa juga, maka jangan sampai dia dapat jodoh.
Jika ternyata dia dapat jodoh, aku serahkan dia ke dalam tanganMu, ya Tuhan.
Mungkin tempatnya memang bukan di sisiku, tapi di sisiMu

Kita hendaknya tetap bersyukur saat mengalami kondisi yang buruk, walau ini tidak kita inginkan atau
harapkan, sebab kondisi seperti ini tidak kita alami setiap saat dan kita bisa belajar darinya.

Bagaimana menurut Anda?

Banyak yang berpikir LOA atau Low of Attraction adalah sesuatu yang berasal dari luar diri dan sangat
sulit untuk diakses atau dimanfaatkan untuk kebaikan diri.

LOA sebenarnya sudah ada di dalam diri, siap untuk digunakan. Kita saja yang tidak menyadari dan tidak
tahu caranya.

Coba Anda ingat-ingat kembali. Pernahkah Anda memikirkan seorang rekan dan tiba-tiba ia
menghubungi Anda atau mengirim sms, atau jumpa ia di satu tempat yang sama sekali tidak Anda
sangka?

Bila Anda pernah mengalami hal di atas maka ini adalah contoh bagaimana LOA bekerja mengikuti
keinginan atau harapan Anda. Dan sayangnya orang akan berkata, "Ah... itu hanya kebetulan", dan
144
hanya berhenti sampai di sini. Jarang ada yang melanjutkan dengan berpikir, "Hm.. bagaimana ya
caranya mampu mengulangi hal ini secara sengaja untuk hal-hal positif lain?"

Atau pernahkah Anda atau rekan Anda mengalami masalah secara beruntun atau beberapa masalah
dengan tema yang sama? Mengalami hal buruk atau merugikan berulang kali adalah salah satu contoh
kerja LOA menarik hal negatif.

Tidak ada yang namanya kebetulan di dunia ini. Segala sesuatu terjadi karena sebab yang jelas dan
spesifik. Kebetulan yang kita alami adalah kebetulan yang tidak kebetulan.

Jadi, saran saya, berhentilah mencari cara diluar diri untuk mengaktifkan LOA. LOA sudah ada di dalam
diri. Yang perlu dilakukan adalah melakukan setting di dalam diri sehingga LOA bekerja maksimal untuk
menarik hal-hal positif dan baik untuk diri kita.

Orang sukses dan orang gagal sama-sama melakukan sesuatu untuk mencapai hasil akhir. Orang sukses
berhasil mencapai sukses dan orang gagal berhasil mencapai kegagalan.

Bedanya adalah orang sukses melakukan apa yang orang gagal tidak lakukan dan sebaliknya orang gagal
melakukan apa yang orang sukses tidak lakukan.

Bagaimana menurut Anda?

Beberapa kali saya mendapat pertanyaan mengenai praktik pengusiran roh atau makhluk halus yang
merasuki seseorang. Dan jawaban saya selalu, "Saya tidak tahu dan tidak belajar mengenai hal ini."

Dalam praktik hipnoterapi klinis saya menggunakan teknik EPT (Ego Personality Therapy). Teknik ini
mengakes Ego Personality atau Bagian Diri untuk mencapai resolusi atas masalah yang klien alami.

EP terdiri atas Ego State, Part, Introject, Identofact, dan Alter. Setiap Bagian Diri ini punya karakteristik
dan cara penanganan yang berbeda sesuai dengan proses penciptaannya.

Ada Bagian Diri yang boleh diusir keluar dari diri klien atau bahkan dihilangkan. Dan ada yang tidak
boleh. Namun selama ini belum pernah saya mengusir atau menghilangkan Bagian Diri dengan sengaja.

Yang saya ketahui, dalam tradisi tertentu, ada praktik "pengusiran" roh atau makhluk halus yang
145
"merasuki" dan "menguasai" diri seseorang baik melalui ritual tertentu. Praktisi dalam tradisi ini
memandang masalah disebabkan oleh adanya "sesuatu" yang berasal dari luar diri yang perlu
dikeluarkan atau dihilangkan sehingga klien bisa menjadi kembali normal.

Walau tidak belajar secara khusus, setiap hari saya jumpa dan berkomunikasi dengan makhluk halus,
halus tutur katanya, halus perilakunya, halus dan mulus kulitnya....ehmm.... :))

 Fathi Ridwan Basalamah I Ada bagian dari Ego State Therapy ( EST ) yg khusus menangani
masalah SPIRIT, itu disebut Spiritual Releasement Therapy ( SRT )...Penanganannya hampir
mirip spt EST, hanya saja tanda2 identifikasi EGO yg disebut sbg SPIRIT itu yg berbeda, oleh
karena itu SIKAP dan SEMANTIC yg digunakan si Therapist jg berbeda....Spiritual
Releasement Therapy dimasukan dikategori Metaphysical Hypnosis...Hanya saja kasus2 yg
EKSTRIM mengenai masalah SPIRIT jarang sekali terjadi, oleh karena itu, seorang Ego State
Therapist yg handal, biasanya mampu menangani masalah2 EGO yg bermasalah, walaupun ada
kemungkinan itu juga bisa merupakan masalah yg termasuk kategori SPIRIT dgn intensitas biasa
atau rendah...
Suka · Balas · 1 · 24 Januari pukul 21:26

Adi W Gunawan Fathi Ridwan Basalamah I: Setuju Pak... SRT yang Bapak maksudkan
ditulis oleh William J. Baldwin ya.

Suka · 3 · 24 Januari pukul 23:05

Fathi Ridwan Basalamah I Wah, rupanya Pak Adi sudah lebih dahulu jauh mendalami...

Suka · 1 · 25 Januari pukul 0:05

Anak adalah pembelajar sejati. Mereka memelajari lingkungannya dengan sangat cermat dan cepat,
termasuk orangtua. Anak tahu kebiasaan, sikap, dan kencenderungan orangtua dan dengan sangat
cerdas menggunakan semua informasi ini untuk mendapatkan yang ia inginkan.

Anak bahkan bisa membaca pikiran orangtuanya dengan memerhatikan ekspresi wajah, bahasa tubuh,
dan intonasi yang digunakan orangtua saat berkomunikasi dengannya.

Semua pengetahuan ini anak integrasikan, secara sadar atau tidak, ke dalam bentuk perilaku yang
146
sangat spesifik demi mencapai tujuannya atau mendapatkan hal-hal yang ia inginkan dari orangtua atau
lingkungan.

Ada banyak contoh perilaku anak. Satu contoh yang paling jelas adalah saat di mall ada anak yang
menangis, teriak-teriak, dan berguling-guling di lantai karena orangtuanya tidak bersedia membelikan
apa yang ia minta. Anak ini tahu, cepat atau lambat, dengan menggunakan cara ini orangtuanya pasti
akan mengalah, melunak, akhirnya memberikan yang ia inginkan, karena tidak mau dipermalukan si
anak di depan orang banyak.

Bila dicermati dengan cerdas dan bijak maka perilaku sebenarnya adalah strategi yang telah teruji dan
terbukti sangat efektif dan efisien, dari berbagai strategi yang telah dicoba oleh seorang anak, untuk bisa
mendapatkan hal-hal yang anak inginkan dengan cepat dan mudah dan dengan tingkat keberhasilan
yang paling tinggi.

Ada empat tujuan perilaku:

1. Untuk mendapatkan perhatian.


2. Untuk mendapatkan kekuasaan dan mengalahkan orangtua.
3. Untuk membalas dendam dan menghukum orang
yang menolak memberikan anak perhatian atau yang
memaksa anak menuruti kemauan mereka.
4. Menjadi tidak produktif atau sakit dan memaksa orangtua
merasa kasihan dan melayani anak.

Orangtua yang bijak akan mengubah pendekatannya pada anak sehingga anak akan melakukan strategi
yang berbeda, yang lebih baik, lebih santun dan konstruktif untuk mendapatkan yang anak inginkan.

Dan ingat, perilaku adalah satu kebiasaan yang tercipta akibat pembiasaan atau pembiaran.

Bagaimana menurut Anda?

22 jan

"Pak, saya browsing di internet dan jumpa satu situs di luar negeri yang menjual DVD berisi teknik yang
katanya bisa untuk mengatasi masalah emosi dalam sekejap. Saya tertarik untuk membeli program ini
karena saya orangnya gampang emosian. Apa benar ada teknik yang bisa dengan cepat mengatasi emosi
ya?" tanya seorang rekan.

147
"Ada.. misalnya, yang saya tahu, dengan Hypno-EFT. Dan teknik ini tetap butuh waktu," jawab saya.

"Teknik ini katanya lebih dahsyat, lebih efektif, dan jauh lebih cepat daripada EFT. Apa benar ya?"
tanyanya lagi.

Merasa cukup penasaran, dan juga untuk memuaskan rasa ingin tahu yang tinggi belajar teknik-teknik
baru, saya minta rekan ini memberitahu nama teknik atau link ke situs yang ia maksud.

Setelah tahu nama teknik yang ia maksudkan saya sampaikan bahwa saya kebetulan kenal tentang
teknik ini di tahun 2006. Saya beli ebook-nya dulu. Setelah itu baru DVD-nya seharga sekitar US$ 100
(plus ongkos kirim).

Sudah saya coba dengan sungguh-sungguh, saya jalankan sesuai protokolnya, ternyata tidak efektif.
Teknik ini ternyata hanyalah teknik self-hypnosis yang dikombinasi dengan anchor dan sugesti tertentu
untuk mengatasi emosi. Dan memang oleh beberapa orang, yang saya baca, diklaim jauh lebih efektif
dari EFT ciptaan Gary Craig.

Saya sarankan kepada rekan ini untuk hati-hati kalau membeli program yang dijual di situs internet.
Siapa saja bisa mengklaim bahwa teknik mereka paling efektif. Dan biasanya pasti akan dibumbui
dengan kata "fast", "instant", "powerful", "proven", atau sejenisnya untuk menembus critical factor
sehingga kita membeli. Semakin bombastis iklannya kita harus semakin cermat, hati-hati, dan kritis.

Satu kondisi yang tidak nyaman atau tidak seperti yang diinginkan/diharapkan, yang dalam bahasa
sehari-hari disebut masalah sebenarnya pasti ada solusi.

Kendala dalam mengatasi suatu masalah bukan terletak pada masalah itu sendiri namun lebih pada pola
pikir dan sikap seseorang yang sering melakukan penyangkalan (denial).

Berikut ini adalah empat langkah mengatasi masalah:

1. Menyadari bahwa memang ada masalah yang perlu diatasi.


2. Mengakui bahwa memang ada masalah yang perlu diatasi.
3. Menerima bahwa memang ada masalah yang perlu diatasi.
4. Secara sadar mau mengatasi masalah.

Bagaimana menurut Anda?

148
Segala sesuatu di semesta alam ini selalu bekerja berdasarkan pola yang ajeg. Demikian pula dengan
manusia. Dulu sewaktu memulai karir saya sebagai hipnoterapis klinis jujur saya sering bingung dan
mengalami kesulitan saat menangani masalah klien yang tidak umum.

Ternyata masalah yang tidak umum ini menjadi tidak umum karena kurangnya pengetahuan dan
pemahaman saya akan cara kerja pikiran dan dinamika mental-emosi manusia.

Sekarang, seiring waktu berjalan, dengan semakin banyak melakukan praktik dan riset plus membaca
berbagai buku dan jurnal hipnoterapi sesuatu yang sebelumnya tampak membingungkan kini menjadi
jelas dan gamblang.

Semuanya menjadi semakin jelas dengan semakin banyaknya hipnoterapis profesional alumni pelatihan
SECH (Scientific EEG & Clinical Hypnotherapy) yang melakukan praktik.

Kami berbagi studi kasus dan pengalaman praktik di milis, tentu dengan tetap menjaga kerahasiaan klien
sesuai kode etik profesi, sebagai cara efektif untuk saling belajar dan membelajarkan.

Hingga saat ini sudah ada puluhan ribu kasus yang telah kami tangani. Misalnya, alumni SECH yang rutin
praktik hanya 50 orang, ini perkiraan minimal, dengan rata-rata hanya menangani 1 (satu) klien per hari.
Ada juga yang sampai 2 atau 3 klien per hari.

Misalnya dalam satu minggu mereka praktik lima hari, mulai Senin sampai Jumat. Berarti dalam
seminggu ada 50 (terapis) x 5 (hari kerja) x 1 (kasus per hari) = 250 kasus. Dalam satu bulan: 4 (minggu) x
250 = 1.000 kasus. Setahun 12 bulan x 1.000 = 12.000 kasus.

Misalnya dihitung para alumni ini praktik mulai tahun 2008 hingga akhir tahun 2013, berarti 6 tahun.
Maka total ada 6 x 12.000 kasus = 72.000 kasus.

Dengan demikian teori pikiran bawah sadar yang kami kembangkan bersama di Adi W. Gunawan
Institute of Mind Technology, berbagai teknik intervensi klinis, dan QHP (Quantum Hypnotherapeutic
Protocol) yang digunakan oleh para hipnoterapis ini telah dipraktikkan ke puluhan ribu klien.

Dari pengalaman di ruang praktik kami menemukan bahwa apapun masalah klien, gangguan yang
berhubungan emosi dan perilaku, selalu konsisten mengikuti pola tertentu. Ini temuan yang sangat
berharga dan penting. Dengan memahami pola pembentukan simtom atau masalah maka kami mampu
melakukan "cracking" pola ini dan melakukan restrukturisasi dengan benar sehingga mampu membantu
klien mengatasi masalahnya dengan cepat, mudah, menyenangkan, dan permanen.

Sejak tahun 2008 hingga sekarang kami masih terus melakukan fine-tuning berbagai teknik terapi yang
149
kami gunakan. Ini semua berkat masukan dari para alumni yang praktik dan menemukan hal-hal baru di
ruang terapi. Dengan demikian semakin lama teknik-teknik ini menjadi semakin lebih efektif dan efisien.

Ada banyak teknik baru yang ditemukan atau diciptakan, baik secara sengaja atau tidak sengaja, oleh
para alumni. Teknik-teknik ini selanjutnya kami analisis secara mendalam, dari perspektif teoritis, dan
dipraktikkan ke klien. Setelah terbukti memberikan hasil terapeutik positif dan permanen barulah teknik
ini kami beri nama, agar tidak bingung karena ada begitu banyak teknik, dan selanjutnya diajarkan
kepada para peserta pelatihan SECH dan alumni.

Jujur, saat ini untuk waktu yang 9 (sembilan) hari atau 100 jam sudah tidak lagi cukup untuk
mengajarkan semua materi yang telah begitu berkembang.

Satu impian besar kami di AWGI yaitu Indonesia di masa mendatang menjadi kiblat hipnoterapis klinis
dunia. Saya bermimpi suatu saat nanti orang luar negeri, termasuk dari Amerika, belajar ke kita, anak
bangsa Indonesia. Dan nanti di sertifikat kita beri lambang burung Garuda yang diembos dengan tinta
warna emas dan bendera merah putih.

Doakan ya... semoga cita-cita ini bisa segera terwujud.

Demikianlah kenyataannya......

Setiap orang pasti punya rejekinya masing-masing. Banyak orang kerja keras untuk mendapatkan rejeki
(baca: finansial). Setelah mendapatkan rejeki mereka lupa bahwa rejeki ini juga perlu disalurkan kepada
orang lain yang membutuhkan.

Saluran ini dalam bentuk infaq, sedekah, sumbangan, atau dana. Sumbangan atau pemberian sebagian
dari rejeki ini sangat penting dilakukan. Mengapa?

Ini ada satu cerita. Satu rekan ini dulunya miskin. Setelah banyak berdoa dan berikhtiar... akhirnya ia jadi
kaya raya. Setelah kaya beberapa tahun entah mengapa rejekinya mulai seret, tidak lancar. Semakin
lama semakin berkurang dan ia mulai panik.

Ternyata ia lupa dan tidak pernah berbagi rejeki pada orang lain. Saya sampaikan padanya bahwa kita ini
seperti tong air. Pertama kita harus membuku tutup tong untuk bisa menerima curahan air (baca: rejeki)
dari Sang MahaPemberi.

Kalau hanya buka tutup dan berharap air hujan masuk setetes demi setetes tentu akan sangat lama.
Maka kita perlu melakukan strategi. Misalnya menggunakan talang air (baca: bisnis yang sesuai) agar air
150
bisa terkumpul dalam jumlah besar dan dengan cepat dapat mengalir ke dalam tong kita.

Biasanya orang akan lupa karena terlalu asyik atau senang karena tongnya semakin lama semakin
penuh. Dengan kata lain ia menjad semakin makmur, kaya raya, dan lupa diri.

Namun, satu saat nanti tong ini pasti akan penuh. Nah, di sinilah mulai timbul masalah. Mengapa?
Karena daya tampung tong sudah tidak lagi bisa menerima air yang begitu banyak. Akibatnya... airnya
tumpah dan terbuang percuma.

Kalau seperti ini terus menerus maka akan sayang sekali kan. Maka, biasanya yang terjadi adalah air
yang mengalir mulai dikurangi oleh Sang MahaPemberi. Bila ini terus berlanjut... cepat atau lambat... air
berhenti mengalir.

Nah, bagaimana caranya agar air bisa terus mengalir deras? Buka kran air sebesar-besarnya. Salurkan air
di dalam tong ke orang-orang yang kurang beruntung yang juga membutuhkan rejeki. Dengan kata lain,
kita berbagi untuk kehidupan. Kita menjadi saluran berkat.

Rejeki atau uang sama seperti darah, harus mengalir. Darah dalam tubuh, kalau stagnan, tidak mengalir,
cepat atau lambat kita pasti akan mati.

Uang atau apapun yang kita miliki bukanlah milik kita. Semua ini hanyalah titipan. Kebetulan kita ini
dipercaya untuk mengelolanya. Tentu, karena ini adalah titipan dan kepercayaan maka suatu saat nanti
harus kita pertanggungjawabkan.

Bagaimana menurut Anda?

Akhir-akhir ini ada beberapa rekan yang memposting iklan mengenai MLM, pelatihan
hipnosis/hipnoterapi, pelatihan lain, atau jualan produk tertentu di wall FB saya.

Di satu sisi saya menghargai upaya mereka untuk mengenalkan bisnis mereka kepada khalayak ramai. Di
sisi lain saya menyayangkan cara mereka yang kurang mencerminkan sikap dan perilaku bisnis yang
kredibel, bertanggung jawab, dan berintegritas. Apa yang mereka lakukan ini tentu mencerminkan siapa
diri mereka. Dan saya yakin, orang yang diajak atau ditawari bisnis dengan cara yang tidak santun dan
tidak menuruti etika yang baik dan benar tentu akan menolak tawaran mereka.

Mungkin motivasi mereka ikut FB seseorang bukan untuk belajar tapi lebih mau menggunakan
komunitas yang ada di FB itu untuk jualan produk atau mendapatkan keuntungan sesaat.

151
Selama ini saya atau tim AWGI menghimbau dan mohon dengan hormat kepada mereka untuk tidak lagi
melakukan hal ini. Namun sayangnya himbauan ini sudah tidak lagi diindahkan dan mereka tanpa
sungkan terus melakukannya.

Demi kenyamanan kita bersama, setelah menimbang dengan saksama maka dengan berat hati saya
putuskan mulai saat ini dan seterusnya kami akan langsung mem-ban orang yang memposting iklan atau
promosi di wall FB saya.

Barusan saya ban satu rekan yang memposting iklan cukup panjang, diposting 2x, menawarkan
produk/bisnis MLM tertentu.

Terima kasih atas perhatian dan pengertian rekan-rekan semua. Dan mohon maaf atas
ketidaknyamanan karena postingan orang yang salah tempat.

Pernah seorang rekan bertanya pada saya, "Pak Adi, mengingat jadwal kesibukan bapak yang sangat
padat, bagaimana bapak bisa mengatur waktu untuk melakukan begitu banyak hal dalam hidup bapak.
Mulai dari membaca buku, menulis artikel, menulis buku, menjawab email, mengajar, menerapi, sampai
menyediakan waktu untuk keluarga?"

Saya katakan bahwa saya tidak bisa atur waktu. Waktu berjalan detik demi detik tanpa bisa saya atur.
Yang bisa saya atur adalah diri saya sendiri.

Setiap malam sebelum tidur saya menuliskan hal-hal apa saja yang akan saya lakukan besok. Mulai dari
ide untuk status FB, menjawab email tertentu, menghubungi relasi bisnis, agenda yang akan dibahas
dengan tim AWGI, dll...dll... Semua saya catat lengkap.

Ini semua bertujuan untuk menghindari lupa. Seringkali kita tidak produktif karena lupa. Kita lupa karena
ada banyak hal yang perlu kita kerjakan dan memori jangka pendek kita tidak bisa menampung
semuanya. Kalau sudah lupa... hilang waktu satu hari. Seringkali, hal penting yang kita ingat perlu
dikerjakan besok, karena tidak ditulis akhirnya kita lupa.

Hal-hal kecil ini yang saya lakukan secara konsisten setiap hari. Dan memang sangat membantu hidup
saya menjadi lebih efektif dan produktif.

Extraordinary adalah extra+ordinary yaitu melakukan hal-hal ordinary (biasa) dengan perhatian extra.

Bagaimana menurut Anda?

152
(Satu kisah sangat inspiratif tentang pentingnya perasaan syukur dan bersyukur).

Dear Pak Adi,

Semoga Bapak dan Keluarga Happy, Health dan Wealthy.


Nama saya Ken. Dalam kesempatan ini ingin sharing pengalaman 5 tahun sejak mengikuti QLT. Selama
bertahun-tahun saya hanya mendengar, membaca dan merasakan sharing-sharing yang penuh positif
dari Pak Adi dan teman-teman QLT . Saya pikir sudah seharusnya ikut berbagi pengalaman, tidak hanya
sekedar menerima. Walau agak sungkan untuk menceritakan ini semua. Tapi biarlah saya release pikiran
ini dengan sharing.

QLT pertama kali saya tahun 2009 , waktu itu masih diadakan di Jakarta ( Puncak ) . Datang dalam
kondisi minus secara psikologis ( hubungan dengan orang lain dan orangtua penuh luka) dan minus
finansial. Satu-satunya yang tertinggal adalah impian besar yang selalu saya tulis sejak kuliah. Di tahun
ini juga saya memutuskan untuk ikut retret meditasi 10 hari.

Seperti yang dialami oleh banyak orang, hati dan pikiran saya menjadi jauh lebih tenang dan tentu saja
hubungan dengan orang-orang di sekitar menjadi jauh lebih baik. Dan salah satu hal yang terbaik, bisa
berkomunikasi dengan orangtua terutama Papa. Padahal tadinya, kami hampir tidak pernah
berkomunikasi. Yang ada saling teriak. Saya terluka dan tentu saja Papa juga sangat terluka. Namun saat
ini, hubungan kami begitu romantis . Kami sering saling mengunjungi dan telpon.

Tahun 2010, semua hal positif mulai berdatangan. Saya menemukan pasangan hidup yang kelak menjadi
istri saya dan mendirikan perusahaan bersama teman-teman. Kondisi saat itu saya bahkan tidak punya
tabungan sama sekali . Untuk meminjam uang pada Bank pun, tidak masuk kualifikasi. Tapi somehow,
saya menjadi salah satu pemegang saham di perusahaan. Bisnis pertama saya langsung berhasil dan
tentu saja rupiah mengalir deras ke rekening saya. Income naik 10x lipat dari sebelumnya.

Tahun 2011 , saya kembali reseat QLT dan kali ini membawa pacar. kehidupan luar biasa terjadi dalam
hidup saya. Perusahaan berkembang sangat cepat dan pesat. Saya secara pribadi berbisnis sektor lain.
Dan juga berhasil sangat luar biasa.

Menariknya dengan sistem dan team yang kompeten, saya bahkan tidak perlu terjun langsung dalam
operational sehari-hari, sehingga bisa sering traveling bersama teman-teman dan pacar. Tercatat di
laporan keuangan pribadi , income di tahun ini lebih dari 2 Milyar. Saya begitu bangga, bahwa akhirnya
impian selama kuliah tercapai, ingin time freedom, financial freedom sebelum usia 30 tahun . Tahun ini
saya berumur 29 tahun.

153
Hal ini membuat saya lupa diri dan menjadi sombong. Saya menjadi sering berpikir bahwa apapun
keinginan saya bisa tercapai, alam semesta pasti menjawab doa saya . Saya kan yang menciptakan
segala sesuatu yang terjadi di hidup saya.

Dalam cara yang sangat halus, saya bahkan tidak terlalu menghargai alam semesta. Jika ada teman-
teman yang curhat bahwa hidup ini susah, cari uang susah, dalam hati selalu tersenyum licik dan
berkata, “Ah..nggak tuhhh. Gampang banget cari uang, kamu aja yang malas. Lagi pula ngapain cari
uang, uang donk yang cari kita.” Jika ada rekan sharing di milis QLT tentang pencapaian mereka, dalam
hati saya berkata, “Itu sih nggak seberapa dibanding pencapaian saya. Tapi saya tidak mau sharinglah,
nanti dibilang sombong.” Jika direnungkan, bukankah bentuk-bentuk pikiran seperti ini adalah wujud
kesombongan.

Intinya saya lupa rumus sukses Pak Adi, bahwa ada GOD FACTOR dalam kesuksesan kita. Saya menjadi
orang yang men-Tuhan-kan pikiran . Padahal di QLT Pak Adi berulang kali menyampaikan dan
menekankan bahwa pikiran adalah tool yang Tuhan berikan kepada kita. Jadi, kita tidak boleh men-
Tuhan-kan pikiran. Saya menganggap remeh semua pencapaiaan saya. Saya kan sudah ikut workshop
QLT, jadi sudah seharusnya ini terjadi.

Tahun 2012 lalu adalah tahun yang diramalkan kiamat. Dan benar, di tahun inilah tahun kehidupan yang
paling luar biasa terjadi dalam hidup saya, kiamat finansial. Bisnis bersama teman-teman turun lebih dari
30%, setiap bulan dan semakin parah. Bisnis pribadi, mengalami kerugian 700 juta dan terpaksa
kehilangan potensi penghasilan lebih dari 1 Milyar. Padahal di awal tahun, saya dan pacar baru
memutuskan untuk beli rumah dengan cash keras. Dan seperti biasa, kami juga sudah tanda tangan
kontrak arsitek renovasi rumah agar setelah menikah bisa tinggal di rumah yang cukup mewah.

Total dana yang diperlukan lebih dari 1 Milyar. Dan kami juga ingin menikah. Jadi sudah booking gedung
mewah dan booking hal-hal lainnya yang semuanya tentu saja butuh uang. Intinya secara tiba-tiba kami
mengalami pendarahan finansial, income turun menjadi 1 x namun pengeluaran 2.5 x karena
memutuskan untuk renovasi dan menikah.

Saya kembali terus merenung, saya sudah belajar perencanaan keuangan , bahkan membayar jasa
financial planner. Bukankah sudah menerapkan apa yang diajarkan di QLT mengapa hal ini terjadi dalam
hidup saya ? Saya tidak pernah punya pikiran dan harapan ini semua terjadi, lalu kenapa ini yang terjadi?
Apakah ini adalah batas atas pencapaiaan saya, tidak bisakah lebih tinggi lagi ?

Segala bentuk pikiran yang muncul membuat saya stress dan tentu saja calon istri juga. Begitu banyak
pikiran negatif yang muncul, hingga kami sempat berpikiran apakah sebaiknya pernikahan ini diundur
dan renovasi yang sudah berjalan bebrapa bulan, dibatalkan saja. Modal yang tadinya disimpan untuk
pengembangan usaha, akhirnya digunakan untuk biaya renovasi dan menikah. Penyakit maag akut dan
sakit-sakitan mulai muncul.
154
Dalam kondisi terus merenung apa yang salah, tiba-tiba saya melihat Pak Adi muncul di Metro TV
mengulas topik penyakit psikosomatis. Dan AHA… inilah yang terjadi dalam diri saya. Kembali membaca
buku The Miracle of MindBody Medicine dan saya semakin yakin mengalami kondisi ini. Setelah
menghubungi Pak Adi via email, Bapak menyarankan saya untuk segera bertemu hipnoterapis murid
Bapak. Saya lakukan dan ini sangat sangat membantu.

Dalam kondisi lebih tenang, saya kembali membaca buku Quantum Life Transformation. Dan moment
AHA kembali hadir. Rumus sukses Pak Adi: IMPIAN, YAKIN, SYUKUR, PASRAH, DOA ternyata ada yang
kurang dalam hidup saya. Dan yang paling mencolok adalah SYUKUR. Saya menjadi orang yang tidak
bersyukur. Tentu saja saya sering berkata terima kasih ke orang yang membantu tapi itu saja tidaklah
menjadikan saya pribadi yang bisa bersyukur.

Tiba-tiba ada yang menyarankan untuk membaca buku The Power karya Rhonda Byrne. Buku tersebut
hanya bicara satu topik, yaitu SYUKUR . Saya mulai terapkan mengungkapkan syukur untuk segala hal,
terima kasih kepada alam semesta, terima kasih kepada Tuhan, terima kasih untuk kesehatan saya dan
keluarga, terima kasih untuk uang yang ada di dompet dan rekening, terima kasih untuk listrik air dan
udara, terima kasih ada pembantu di rumah, terima kasih untuk makanan dan minuman, terima kasih
untuk seluruh karyawan saya dan terima kasih untuk segala hal yang saya alami. Setiap pagi saya
menuliskan kata terima kasih untuk 10 hal.

Semua pelan-pelan menjadi lebih baik. Akhirnya kami berhasil merenovasi rumah yang bagus, kami
berhasil menikah di salah satu gedung termewah, dan lebih menarik lagi ini tanpa uang pribadi. Ang
pau /amplop yang diberikan oleh tamu cukup untuk membayar gedung dan makanannya :)).

Desember 2012, saya dan istri honeymoon dengan cara ikut QLT Pemantapan. Dan tentu saja dalam
kondisi penuh energi positif, kami menulis impian untuk tahun 2013.

Tahun 2013 , tahun penuh impian. Saya berhasil menambah porsi kepemilikan saham di perusahaan.
Dan kami buka 2 cabang lagi. Portofolio bisnis bertambah lagi di sektor lain. Di mana di semua
perusahaan, saya berfungsi sebagai investor. Tidak menjalankan operational perusahaan tapi tetap
mengendalikan perusahaan. Menariknya semua pengembangan itu bisa dikatakan tanpa modal.

Bagaimana bisa punya modal, tahun 2012 tidak terjadi kiamat finansial sudah sangat bersyukur .
Memang semua itu menggunakan pinjaman bank. Namun bunga bank setiap bulan dibayar oleh orang
lain selama kontrak 5 tahun. Begitu banyak hal yang tadinya mustahil namun secara luar biasa terjadi
juga.

Goal pendapatan di tahun 2013 tidak tercapai seperti yang saya targetkan, namun impian di aspek-
aspek yang lain tercapai. Terutama kesehatan, ketenangan pikiran dan kedamaiaan hati.

155
Tadinya bersama istri ingin ikut QLT Pemantapan Desember 2013 tapi tidak jadi karena putri pertama
kami baru lahir.
Setelah melewati perjalanan 5 tahun dari 2009 – 2013 , dari minus – positif - minus - positif lagi, bisa
diambil kesimpulan.

Dulu saya kurang bersyukur dan menganggap remeh semua pencapaian yang terjadi. Ketika dulu
pertama kali mencapai hal positif, energi syukur saya naik tapi lama-lama perasaan saya menjadi biasa
dan datar saja. Misal terima uang puluhan juta dalam 1 minggu, hanya lihat rekening dan ohh oke deh.
Just it.

Salah satu guru saya pernah sharing bahwa jika dia menemukan uang di jalanan bahkan walau Rp. 1.000
dia akan mengambilnya dan menatap uang tersebut penuh syukur dan berkata terima kasih, saya
bertambah kaya lagi Rp. 1.000 . Sekarang saya sering terapkan hal ini.

Thank you Pak Adi untuk kesediaan berbagi pengetahuaan dan pengalaman kehidupan. Terima kasih
untuk guru-guru yang telah mengajar Pak Adi. Terima kasih panitia QLT yang sudah mengorganisir acara
sedemikian rupa hingga tercapai suasana yang kondusif. Terima kasih teman-teman QLT . Tanpa teman-
teman, apalah arti workshop QLT jika hanya sendirian.

Semoga berkah ada pada kita di tahun 2014 ini . Happy new year.

Be Happy, Healthy, and Wealthy,

KEN

Kita tahu bahwa bohong itu tidak baik. Semua orangtua sepakat bahwa untuk mendidik anak jujur maka
kita perlu memberi contoh sikap dan tindakan jujur. Disadari atau tidak seringkali kita selaku orangtua
justru lebih banyak bohong daripada anaknya :)).

Bila dicermati bohong ini ada tingkatannya. Ada bohong yang kecil, sedikit lebih besar, lebih besar lagi,
sangat besar, dan luar biasa besar. Walau kita sepakat bohong ini tidak baik tapi seringkali seseorang
terpaksa berbohong karena situasi dan kondisi. Jadi, tidak ada yang benar-benar bisa jujur 100%.

Seorang rekan pengusaha dengan sangat yakin dan percaya diri mengatakan bahwa ia selalu jujur.
Sambil tersenyum saya bertanya, "Apakah Anda jujur dalam melaporkan penghasilan dan kekayaan
Anda ke petugas pajak?" Rekan ini agak kaget dan menjawab" Oh.. kalau itu lain urusannya."

1. Misalnya, Anda ditanya oleh orangtua rekan Anda, yang kebetulan sakit jantung parah dan sudah agak
156
pikun, mengenai anaknya, yaitu rekan Anda, yang meninggal karena kecelakaan. Apakah Anda akan
berkata jujur pada orangtua ini dan menceritakan detil apa yang terjadi ataukah Anda akan berbohong?

2. Misalnya, bila ada seseorang yang sedang marah besar sambil membawa golok mengejar seseorang
dan orang ini sembunyi di satu tempat yang Anda ketahui dan Anda ditanya apakah tahu di mana orang
ini sembunyi. Apakah Anda akan berkata jujur dan menunjukkan tempat persembunyian ataukah Anda
akan berbohong dengan berkata tidak tahu?

Hmm... sepertinya ada bohong yang "baik" dan bohong yang "tidak baik". Semua bergantung pada
situasi, kondisi, sudut pandang, dan pemahaman masing-masing.

Bohong yang paling buruk adalah bohong kepada diri sendiri.

Bila Anda ditanya pertanyaan no 1 dan 2, apa jawaban Anda?

Waktu adalah aset manusia yang sangat berharga dan tidak bisa diperbaharui. Jika digunakan untuk
membaca akan menjadi sumber kebijaksanaan. Jika digunakan untuk berpikir akan menjadi kekuatan.
Jika digunakan untuk berdoa akan menjadi berkah dan rahmat. Jika digunakan untuk beramal akan
menghantarkan menuju surga. Jika digunakan untuk bekerja akan membuahkan keberhasilan.

Gunakanlah waktu untuk kehidupan yang sebenarnya.

Sabahat, bagaimana anda memanfaatkan waktu anda?

Orangtua Tipe Apakah Anda?*

Masalah anak sebenarnya adalah masalah yang terjadi pada sistem keluarga tempat anak tumbuh dan
berkembang. Anak ibarat produk dari suatu mesin. Jika produk bermasalah atau cacat maka yang harus
diperiksa sebenarnya adalah mesinnya, bukan produknya.

Biasanya dalam satu keluarga yang terdiri dari ayah, ibu, dan beberapa anak, yang bermasalah tidak
semua anak. Biasanya hanya satu saja. Anak yang bermasalah ini disebut dengan Identified Patient atau
pasien yang teridentifikasi. Penanganan anak ini harus melibatkan orangtua. Mengapa? Karena
seringkali orangtualah yang sebenarnya bermasalah dan anak terkena imbasnya.

157
Bila kita hanya membereskan masalah anak, tanpa adanya perubahan pada orangtua atau sistem
keluarganya, cepat atau lambat anak ini akan kembali bermasalah. Bisa juga setelah anak ini sembuh,
adik atau kakaknya yang tadinya baik-baik saja, kini bermasalah. Demikian seterusnya.

Cara orangtua mendidik atau memperlakukan anak mengacu pada tipe tertentu. Ada orangtua tipe Over
Protective, Over Permissive, Over Demanding, Rejection, Dry Cleaning, Ideal.

Tipe orangtua yang Over Protective ini adalah tipe sangat melindungi anaknya. Di permukaan tampak
bahwa mereka sangat menyayangi anak mereka. Namun yang sebenarnya terjadi adalah mereka begitu
cemasnya dan mereka berusaha untuk menghilangkan kecemasannya dengan cara menjauhkan anak
mereka dari hal-hal yang dipandang bisa merugikan atau berdampak negatif pada anaknya. Orangtua
Over Protective cenderung berpikir negatif dalam melihat sesuatu. Kecemasan mereka akan masuk ke
dalam diri anak dan anak juga menjadi pencemas.

Orangtua Over Permissive adalah mereka yang tampak sangat baik di mata anak karena selalu menuruti
dan membolehkan apapun yang diminta anak mereka. Ini akan menimbulkan masalah pada hidup anak.
Anak yang selalu mendapatkan apa yang diinginkan dengan mudah cenderung tidak menghargai upaya
atau perjuangan dan juga tidak akan begitu menghargai apa yang ia dapatkan. Lha, semuanya
didapatkan dengan mudah, kok.

Orangtua Over Demanding adalah orangtua yang menuntut anak untuk hidup menurut standar tinggi
yang mereka tetapkan. Kalau ulangan harus dapat nilai 10. Kalau makan harus rapi dan tidak boleh
berceceran. Anak harus pintar dan berprestasi tinggi.
Seringkali saat berbicara dengan orangtua tipe ini, Over Demanding, mereka mengatakan bahwa mereka
melakukan semua ini untuk menyiapkan hidup anak kelak. Kalau tidak hidup dengan standar tinggi lalu
mau jadi apa? Begitu umumnya pemikiran mereka.

Yang sangat disayangkan adalah orangtua tipe ini tidak mengerti psikologi perkembangan. Mereka
menuntut anak berperilaku sesuai dengan standar mereka, yang seringkali tidak masuk akal kalau
dibandingkan dengan usia anak. Akibatnya anak menjadi tertekan, cemas, takut, dan menjadi
bermasalah.
Orangtua tipe Rejection adalah mereka yang menolak anak mereka, baik secara fisik, verbal, atau secara
emosi, secara sadar maupun tidak sadar. Biasanya mereka sibuk dengan diri sendiri dan anak hanya
dititipkan atau dijaga oleh baby sitter atau pembantu. Penolakan ini juga bisa dilakukan dengan
memberikan apa saja yang diminta oleh si anak. Sekilas, ini tampak seperti tipe Over Permissive, namun
bedanya adalah yang tipe Rejection memberikan apa yang anak minta, agar anak bisa segera
“disingkirkan” dari hadapannya dan tidak mengganggu dirinya.

Tipe Dry Cleaning adalah orangtua yang tidak mau bertanggung jawab untuk pendidikan dan
pertumbuhan anak. Orangtua tipe ini biasanya menyekolahkan anak di sekolah top dan menyerahkan
sepenuhnya tanggung jawab pendidikan anak pada pihak sekolah atau guru les. Kalau di rumah,
158
orangtua tipe ini akan menyerahkan segala sesuatu pada baby sitter atau pengasuh anak. Mereka hanya
akan menggendong atau bermain dengan anak kalau anaknya sudah bersih dan wangi.

Mentalitas tipe Dry Cleaning, bila anak mereka bermasalah, mereka akan membawa anaknya ke
konselor, psikolog, atau terapis dan meminta anaknya dibereskan. Bagi mereka anak ibarat baju. Kalau
kotor dan lecek tinggal dibawa ke binatu dan dicuci, diberi pewangi, dan disetrika yang rapi, baru setelah
itu dibawa pulang. Mereka lepas tanggung jawab.

Tipe orangtua Ideal adalah mereka yang tidak masuk dalam salah satu atau beberapa tipe di atas.
Mereka tidak masuk ke level ekstrim. Orangtua Ideal tahu kapan bersikap hati-hati dan melindungi anak
mereka, tahu kapan membolehkan anak mendapatkan yang ia minta, tahu kapan menuntut anak untuk
berprestasi atau bersikap tertentu, tidak menolak, dan mengambil tanggung jawab penuh pada proses
pendidikan anak di rumah.

Pertanyaan saya pada anda, “Anda masuk tipe yang mana?”


Jika anak anda bermasalah, coba lakukan analisa jujur terhadap diri sendiri.

Bagaimana menurut Anda?

(*dikutip dari buku Hypnotherapy for Children)

Beberapa kali saya mendapat pertanyaan dari calon peserta kelas hipnoterapi (SECH) mengenai teknik
Ego State Therapy. Ada yang bertanya apa beda Ego State Therapy (EST) dan Ego Personality Therapy
(EPT). Saya jelaskan bahwa ini memang berbeda. Saya pertama kali menggunakan istilah Ego State
Therapy tahun 2007 saat menulis buku The Secret of Mindset. Di buku ini ada bonus CD terapi yang saya
beri judul Ego State Therapy. Dan sampai saat ini CD Ego State Therapy menjadi bonus buku The Secret
of Mindset yang hardcover.

Seiring waktu berjalan, dari berbagai temuan dan hasil riset kami, dan juga literatur yang saya baca, yang
ditulis oleh para pakar teknik seperti Kohut, Putnam, dan terutama John G. Watkins dan istrinya, Helen
H. Watkins, saya mengganti nama teknik yang saya gunakan dari EST menjadi EPT. Mengapa? Karena
menurut Watkins, Ego State adalah salah satu Bagian Diri. Ada Bagian Diri lain yang dinamakan Part,
Introject, Alter. Ada lagi satu istilah yang saya dapatkan dari buku lain yaitu Identofact. Agar tidak
bingung, dan untuk ketepatan terminologi, saya kini menggunakan Ego Personality Therapy. Dengan
demikian Ego State Therapy adalah bagian dari Ego Personality Therapy.

Ada lagi yang bertanya apakah saya menyelenggarakan pelatihan khusus modul EPT? Saya jawab tidak.
Saya mengajarkan EPT sebagai bagian dari materi SECH 100 jam. Ini tidak bisa dipisahkan atau berdiri
159
sendiri. Saya bisa mengajarkannya sebagai modul tersendiri. Namun untuk memahami Ego Personality,
ini tidak bisa dipisahkan dari teori hipnosis dan hipnoterapi yang diajarkan di kelas SECH. Dan EP tidaklah
sesederhana yang orang pikirkan. Bahkan sampai saat ini kami terus menemukan hal-hal baru saat
mempraktikkan EPT. Dan ini sangat memperkaya pengetahuan dan wawasan kami.

Di awal memelajari hipnoterapi saya memang belajar tiap teknik secara terpisah. Misalnya belajar
regresi sediri. Lalu EPT sendiri. Dan teknik-teknik lainnya juga sendiri. Pengalaman klinis membantu klien
di ruang praktik menangani beragam kasus mulai dari yang mudah hingga yang pelik mengajarkan saya
bahwa untuk benar-benar bisa menjadi hipnoterapis klinis yang efektif saya tidak bisa hanya
mengandalkan satu teknik saja. Setiap klien berbeda. Tidak ada teknik yang one size fits all. Saya kini
mengintegrasikan semua teknik ini ke dalam protokol QHP yang saya gunakan di ruang praktik.

Memahami teori hipnosis, sifat dan cara kerja pikiran bawah sadar, dan menguasai dengan baik dan
benar teknik EPT yang diajarkan di kelas SECH 100 jam adalah fondasi untuk mempelajari dan menguasai
berbagai teknik EPT Advanced yang diajarkan di kelas ADVANCED SECH. Berbagai teknik EPT Advanced
yang kami kembangkan di AWG Institute tidak pernah ada di buku manapun yang saya baca. Temuan ini,
teknik ini, sudah kami gunakan dalam membantu sangat banyak klien dengan hasil yang sungguh sangat
luar biasa.

Tidak semua kasus bisa diselesaikan dengan EPT. Kadang pikiran bawah sadar tidak bersedia
bekerjasama. Untuk kondisi ini kita perlu menggunakan teknik lain. Selain itu, EPT yang diajarkan di Adi
W. Gunawan Institute mensyaratkan kondisi deep trance agar bisa bekerja efektif. Kondisi deep trance
ini bertujuan untuk menjangkau Ego Personality yang ada di kedalaman.

Untuk kasus ringan seperti fobia, ini tentu mudah sekali. Tidak perlu membawa klien sampai deep
trance. Tapi kalau kasus berat seperti halusinasi, gangguan emosi berat, konflik diri hebat, ada lapisan-
lapisan EP yang sebagai penyebab masalah, maka terapi EP tidak bisa dilakukan dalam kondisi sadar
normal atau light trance. Ini perlu kedalaman yang sesuai. Untuk kasus ringan saya sarankan
menggunakan teknik Hypno-EFT saja sudah cukup.

Yang dimaksud dengan lapisan EP adalah situasi di mana terapis berkomunikasi dengan satu EP dan EP
ini ternyata di bawah kendali atau kuasa EP lain yang lebih kuat. Ini beberapa kali kami temui di ruang
praktik. Kami hanya bisa mengakses EP pengendali ini bila klien dalam kondisi deep. EP yang pertama
memang bisa diakses di kondisi sadar normal atau light trance. Namun EP pengendali tinggal di
kedalaman.

Belum lagi kalau kita menjumpai EP yang ternyata bisu. EP ini ingin berkomunikasi dengan terapis tapi
tidak bisa karena bisu. Akibatnya ia tidak bisa bicara dengan terapis. Di sinilah terapis perlu menguasai
teknik lain agar bisa berkomnunikasi dengan EP spesial ini.

Secara teoritis kita melakukan negosiasi dengan EP untuk menemukan solusi masalah klien. Ini
160
tampaknya mudah. Namun, dalam praktikknya tidak semudah atau sesederhana ini. Kami sering
menjumpai EP yang sifatnya kaku, keras kepala, sangat kuat, dan sama sekali tidak bersedia negosiasi.
Apa yang harus dilakukan dalam kondisi ini?

Nah...di sinilah dibutuhkan pemahaman yang mendalam dan menyeluruh mengenai proses
pembentukan, struktur, sumber kekuatan, dan cara untuk melunakkan resistensi EP. Dalam kondisi ini
negosiasi tidaklah bisa menyelesaikan masalah. Terapis, dalam hal ini perlu mengotak-atik struktur
pembentukan EP untuk mengubah sikap, perilaku, pandangan, dan kekuatan EP. Setelah itu barulah bisa
diajak diskusi atau negosiasi lagi.

Bila ternyata dengan Ego Personality Therapy atau ada yang menyebutnya Ego State Therapy proses
terapi tidak bisa berjalan seperti yang diharapkan maka butuh teknik lain sebagai bantuan untuk
mencapai hasil yang diinginkan. Itu sebabnya hanya belajar EPT atau EST saja masih kurang. Dan ini
adalah berdasar pengalaman klinis saya menerapi klien sejak tahun 2005. Ini yang saya ajarkan di
pelatihan SECH berdasar pengalaman saya. Pengalaman orang lain tentu bisa beda.

Demikian sekilas penjelasan saya kepada rekan yang bertanya pada saya. Saran saya pada mereka, bila
ingin belajar EPT secara mendalam mereka perlu belajar satu paket lengkap, tidak bisa hanya satu modul
saja.

Saya lagi excited banget. Barusan tim AWGI jumpa dengan vendor yang akan menyediakan LCD
Projector, layar, dan juga mixer video yang akan digunakan di hall The Illumination, ruang pelatihan di
AWG Institute.

Saat ini, seperti yang pernah saya sampaikan pada rekan-rekan, kami sedang memperluas ruang
pelatihan lantai dua menjadi 2,5X dari ukuran sebelumnya. Kami memutuskan untuk meng-upgrade
tidak hanya LCD Projector dan ukuran screen juga sound system.

Jadinya nanti kami menggunakan 2 LCD Projector ukuran 5.000 Ansi Lumen, dengan 2 layar ukuran 2x3
meter. Dan akan semakin cantik tampilannya dengan menggunakan mixer data/video.

Kami juga akan menambah 2 unit AC 3 PK Floor Standing sehingga total nanti akan ada 5 unit AC 3 PK
untuk mendinginkan hall pelatihan berukuran 12 x 16 mtr dengan tinggi plafon sekitar 4 mtr.

Ruang yang sangat lega dan nyaman ini akan digunakan pertama kali untuk pelatihan hipnoterapi 100
jam SECH (Scientific EEG & Clinical Hypnotherapy) yang akan diselenggarakan:

Pertemuan 1 : 25, 26, 27 April 2014 (Jumat, Sabtu, Minggu)


161
Pertemuan 2 : 9, 10, 11 Mei 2014 (Jumat, Sabtu, Minggu)
Pertemuan 3 : 6, 7, 8 Juni 2014 (Jumat, Sabtu, Minggu)

Selanjutnya kami akan lebih banyak menyelenggarakan program pelatihan, baik seminar atau workshop
lain di AWGI.

Sudah tidak sabar rasanya.......

Di kesempatan jumpa Kang Asep di AWG Institute kami sempat diskusi tentang PLR (Past Life
Regression/Regresi Kehidupan Lampau) dalam konteks hipnoterapi klinis. Kami sepakat bahwa sebagai
terapis kami tidak berkepentingan untuk melakukan validasi data yang berhasil tergali dalam proses
hipnoanalisis.

Apakah data ini benar berasal dari kehidupan lampau atau hanya sekedar fantasi atau cryptomnesia bagi
kami tidak penting. Yang penting adalah setelah data berhasil tergali dan diproses klien sembuh.

Bila hanya melakukan PLR, berhasil "menemukan" data tertentu dan hanya sekedar untuk diketahui,
tidak diproses, maka ini tidak bersifat terapeutik. PLR ini tidak ada gunanya sama sekali untuk hidup
klien. Saya mengkategorikan PLR ini sebagai recreational regression atau regresi untuk rekreasi.

Masih untung bila klien teregresi ke satu masa kehidupan yang baik dan menyenangkan. Bagaimana bila
misalnya klien mundur ke masa penuh penderitaan? Apakah klien dan terutama terapisnya siap untuk
memroses temuan ini? Bila tidak, klien akan mengalami trauma ulang dan ini akan berakibat buruk
terhadap hidup klien.

Yang lebih menggelikan adalah, seperti yang diceritakan Kang Asep, ada klien yang secara sengaja minta
diregresi ke kehidupan lampau dengan tujuan untuk mengetahui siapakah dirinya dulu.

Ada klien yang dengan bangga berkata, "Saya ini dulunya Prabu Siliwangi."

Lalu oleh terapis ditanya, "Kalau sudah tahu Anda dulunya Prabu Siliwangi, memangnya akan membuat
perbedaan dalam hidup Anda?"

Mendengar cerita ini saya hanya geleng-geleng kepala. Apa benar ya ia dulunya Prabu Siliwangi? Jangan-
jangan ini hanya bentuk "pelarian" dari realita hidup yang saat ini ia alami. Bisa juga "dirinya" yang di
kehidupan lampau adalah hasil sugesti, baik disadari atau tidak, oleh terapis yang melakukan PLR. Atau
ini hanya fantasinya belaka. Dan apa gunanya untuk tahu siapa ia sebelumnya?

162
Klien ini setelah tahu siapa dia dulunya toh... tidak berubah. Ia masih mencari bantuan terapis lain untuk
menyelesaikan masalahnya. Lalu untuk apa diregresi ke kehidupan lampau kalau tidak menyelesaikan
masalah?

Saya sampaikan ke Kang Asep bahwa sejak tahun 2005 hingga saat ini, dari ribuan kasus klinis yang
pernah saya tangani, khususnya yang menggunakan teknik regresi untuk menemnukan akar masalah
(ISE), selama ini saya hanya menemukan 13 (tiga belas) PLR. Dan ini adalah PLR spontan, tanpa saya
sugesti atau arahkan.

Bagaimana menurut Anda?

Seorang calon klien menghubungi saya via email. Ia menuliskan panjang lebar kondisnya dan
menyampaikan harapan agar dapat segera jumpa saya. Apa pasal?

Calon klien ini usianya sudah 40an tahun dan merasa hidupnya tidak ke mana-mana. Ia telah melakukan
banyak hal untuk meraih sukses seperti yang diinginkan. Namun... hasilnya tetap tidak seperti yang
diharapkan. Di usianya yang sudah 40an ini, menurutnya, ia belum mencapai apa-apa. Sedangkan rekan-
rekan seangkatannya sudah banyak yang berhasil. Ia merasa dalam dirinya ada mental block sangat
besar yang perlu segera diatasi. Ia juga ingin LOA dalam dirinya diaktifkan sehingga menjadi Money
Magnet.

Setelah membaca dengan cermat emailnya saya menyampaikan bahwa yang ia butuhkan bukan sekedar
terapi untuk menemukan dan mengatasi mental block, tapi lebih dari itu. Yang ia butuhkan adalah
pemahaman mengenai langkah sukses yaitu diawali dengan menentukan impian secara detil.
Selanjutnya menetapkan dengan cermat strategi untuk mencapai impian-impiannya.

Kebanyakan orang berpikir bahwa alasan mereka tidak berhasil mencapai impian adalah karena mental
block. Dari pengalaman saya melakukan terapi dan juga dari interaksi dengan para peserta QLT saya
sampai pada simpulan bahwa mental block ini hanya salah satu dua belas faktor yang menyebabkan
orang belum berhasil. Bila hanya satu faktor ini saja yang dibereskan sedangkan yang sebelas lainnya
tidak tersentuh, hasilnya tidak akan efektif.

Saya menyarankan calon klien ini untuk baca buku QLT dulu. Baru setelah itu ikut pelatihannya. Saya
tentu tidak bisa mengajarkan semua materi tentang cara meraih sukses, seperti yang diajaran di QLT
selama tiga malam empat hari, di sesi konseling atau terapi yang hanya berlangsung sekitar dua jam
sekali pertemuan.

Saya juga sampaikan pada calon klien bahwa mental block untuk mencapai sukses ada pada dua aspek.
163
Pertama, aspek impian/goal dan aspek strategi. Ini harus dicari dan ditemukan. Untuk ini perlu sesi
terapi. Nah, bila ia ikut QLT, saya akan mengajarkan caranya sehingga ia bisa mencari, menemukan, dan
mengatasi sendiri mental block pada masing-masing aspek.

Menjadi Money Magnet hanyalah akibat dari serangkaian proses pembenahan yang dilakukan di level
pikiran bawah sadar. Untuk bisa mengaktifkan LOA (Money Magnet) kita perlu memahami cara kerja
hukum yang mengatur LOA. Tidak asal diberi sugesti langsung jadi Money Magnet. Ada teknik atau cara
yang bila dilakukan akan mengaktifkan LOA sehingga seseorang dengan mudah menjadi Money Magnet.
Ini tentu butuh waktu untuk menjelaskan teorinya secara mendalam. Bila seseorang tidak yakin bahwa
ia bisa mengaktifkan LOA dalam dirinya... apapun yang ia lakukan tidak akan ada hasilnya.

Belum lagi cara berkomunikasi dengan pikiran bawah sadar dan sekaligus memprogramnya untuk
tujuan-tujuan positif dan konstruktif. Ini tentu butuh waktu untuk menjelaskan, melatih, mengalami,
dan memahaminya melalui praktik. Sekali lagi, waktu sekitar dua jam tiap sesi pertemuan tidak cukup.

Menulis impian adalah satu hal. Memasukkan impian ini ke pikiran bawah sadar, memastikannya
diterima dengan baik tanpa ada penolakan dari pikiran bawah sadar, ini hal lain. Kita bisa menulis impian
apa saja. Namun, bila impian ini tidak masuk ke pikiran bawah sadar, tidak diterima, atau masuk tapi
ditolak niscaya impian ini tidak bisa tercapai. Ini juga butuh waktu untuk menjelaskan teorinya dan cara
mendeteksinya.

Namun calon klien bersikeras ingin jumpa saya. Saya katakan bahwa ini akan menjadi sesi yang cukup
panjang. Bisa lebih dari empat sesi. Belum lagi ia perlu bolak balik naik pesawat dari kotanya ke
Surabaya. Ini tentu akan sangat memberatkan calon klien mengingat tiket pesawat dan akomodasinya
cukup mahal.

Setelah membaca penjelasan saya secara detil akhirnya calon klien ini memutuskan untuk membaca
buku QLT dulu. Baru setelah itu ia akan memutuskan apakah akan jumpa saya di AWG Institute untuk
menjalani konseling dan atau terapi ataukah ikut pelatihan QLT.

Semua saya kembalikan kepadanya. Sebagai terapis, trainer, dan life coach profesional saya hanya ingin
memberikan yang terbaik bagi klien saya. Keputusan sepenuhnya saya serahkan padanya.

Demikianlah kenyataannya.....

Salah satu kebiasaan anak yang cukup memusingkan orangtua adalah berbohong. Biasanya bila anak
berbohong orangtua akan menegur si anak dan minta anak berkata jujur. Namun apa yang akan
dilakukan bila ternyata kebiasaan ini semakin lama semakin menguat dan anak semakin lihay
164
berbohong?

Biasanya anak mulai berbohong mengenai hal-hal kecil. Bila kebiasaan ini tidak segera diatasi atau
diluruskan maka akan meningkat ke kebohongan yang lebih besar. Selanjutnya, pada taraf yang sudah
cukup parah anak bisa berbohong dengan sangat lancar, cerdik, lihay, dan mampu mencipta skenario
kebohongan yang sangat licin sehingga siapa saja dapat terpedaya. Bahkan ada anak yang sampai
menangis, sungguh-sungguh menangis, dan bersumpah untuk bisa meyakinkan orangtua atau orang di
sekitarnya bahwa apa yang ia katakan, yang sebenarnya bohong, adalah hal yang benar dan jujur.

Ada banyak cara yang dilakukan orangtua umumnya untuk menghentikan kebiasaan berbohong
anaknya. Misalnya dengan memberi pengertian, memarahi, mengancam dan memberi hukuman,
sampai dengan ancaman akan masuk neraka.

Ada orangtua yang memarahi anak dengan berkata, "Kamu kok nggak sadar-sadar ya? Nggak kapok-
kapok. Kok senangnya bohong. Kalau sekarang kecil-kecil sudah pintar bohong, besar kamu bisa jadi
maling, perampok, tahu!"

Nah, ini juga yang membuat anak semakin suka berbohong. Nasihat yang tujuannya sebenarnya baik
tapi disampaikan menggunakan kalimat sugesti negatif. Dan terjadilah seperti yang disugestikan pada
anak.

Kebiasaan berbohong ini sebenarnya berawal dari mana? Ini yang jarang orangtua ketahui. Mereka
sering berkata, "Kami adalah orangtua yang jujur, tidak pernah bohong. Makanya kami heran dan
bingung saat tahu anak kami bohong. Entah belajar dari mana atau siapa yang mengajari?"

Benarkah demikian?

Di buku Hypnotherapy for Children saya menjelaskan bahwa anak berbohong karena 4 alasan utama:

1. Meniru orangtua. Hal ini biasanya terjadi tanpa orangtua sadari. Misalnya orangtua saat sedang
berbicara di telpon, dan ada anak di depannya tapi tidak ia sadari, berbohong kepada lawan bicaranya
dengan mengatakan bahwa ia sedang berada di kantor, padahal saat itu ia berada di rumah. Anak akan
meniru apa yang orangtuanya lakukan.

2. Orangtua bertanya sesuatu yang sebenarnya jawabannya sudah jelas diketahui si orangtua. Misalnya
si Ibu lagi nonton TV dan di ruang itu ada anaknya bermain, tidak ada orang lain. Tiba-tiba si Ibu
mendengar suara gelas pecah dan langsung bertanya, “Siapa yang mecahin gelas?”

Ini pertanyaan yang salah karena sebenarnya si Ibu tahu pasti anaknya yang memecahkan gelas. Yang
benar pertanyaannya adalah, “Bagaimana kok bisa pecah?”

165
Bila anak mendapat pertanyaan pertama maka besar kemungkinan ia akan berbohong.

3. Bila hukumannya terlalu berat dibandingkan dengan kesalahan yang dilakukan. Bisa dibayangkan bila
kita melanggar lampu merah dan hukumannya adalah denda Rp. 10 juta atau 1 tahun penjara. Siapa
yang mau? Semua pasti mati-matian akan berbohong walaupun sebenarnya melanggar lampu merah.
Benar kan?

Ini adalah bentuk pertahanan diri alamiah. Sama dengan anak. Jika anak jujur dan mengakui
kesalahannya tapi hukumannya terlalu berat maka anak cenderung berbohong demi mencari selamat.

4. Orangtua tidak konsisten. Misalnya orangtua berjanji asalkan anak berkata jujur maka mereka tidak
akan marah atau menghukum si anak. Eh, saat anak mengaku atau berkata jujur malah dimarahi atau
dipukul. Dari sini anak belajar satu hal. Lebih aman berbohong daripada jujur. Kalau perilaku ini sering
diulang maka akan menjadi kebiasaan.

Bagaimana menurut Anda?

Perubahan hormon pada tubuh manusia terkadang banyak dipicu oleh pikiran melalui trauma masa lalu,
penyesalan dan perasaan tidak berharga sehingga menimbulkan pesan terhadap tubuh bahwa hidup ini
tidak berarti.

Perasaan seperti ini adalah pupuk bagi sel kanker yang ada dalam setiap tubuh manusia.

Cara mengatasinya perlu penanganan yang bijaksana dalam menghadapi agar sel kanker yang seperti
anak liar ini dapat teratasi dengan baik.

Ikuti seminar 1 hari dan belajar bersama 3 narasumber yang akan menjelaskan tentang kekuatan dari
Mind Body Spiritual connection.

Nara sumber:
1. DR. Adi W. Gunawan, CCH.
2. Dr. Paulus W. Halim
3. Dr. Indra Yudosaputro

Sabtu, 18 Januari 2014


Pukul 08.00 - 17.00
Garuda Plaza Hotel, Rajawali Room
Jalan Sisingamangaraja No. 18
166
Medan

Untuk pendaftaran dapat menghubungi:


Linda 0811921823
Kristin 08116202348
Dr. Mian 08116029011
Mery 087842188171

Terima kasih sudah membantu broadcast informasi ini kepada yang memerlukan.
Acara ini dibuka untuk umum.

Cegah kanker sedini mungkin dengan kekuatan dari diri kita sendiri melalui pemahaman yang benar.

Posted by Admin

Seorang ibu dengan gembira bercerita kepada kawannya betapa suaminya sangat menyayanginya.
Setiap kali ke mall suaminya selalu menggandengnya dengan erat dan mesra seperti dulu masa pacaran.

Di lain kesempatan saat jumpa si suami, rekan si istri bertanya, "Bapak sangat sayang ya sama istri.
Katanya istri Bapak setiap ke mall selalu Bapak gandeng mesra istri Bapak."

"Ya.. itu yang ia rasakan. Saya gandeng tangannya agar terlihat romantis. Dan di sisi lain tujuannya
adalah agar istri saya ikut ke mana saya pergi. Ini untuk menjaga agar ia tidak shopping. Jadi, selain
romantis ini juga sangat ekonomis," jawab si suami sambil tersenyum.

Bagaimana menurut Anda?

Di salah satu kesempatan putri kami sempat berdiskusi dengan ibunya dan bertanya, "Ma...berumah
tangga sepertinya tidak mudah. Pasti akan ada masalah. Apa yang harus dilakukan untuk bisa
mempertahankan kehidupan rumah tangga yang baik, harmonis, dan bahagia?"

"Ya.. suami istri harus saling mencinta," jawab ibunya.

"Tapi kan tidak mudah. Cinta itu bisa luntur dan habis. Biasanya kalau sudah nggak cinta... rumah tangga
bisa berantakan," jawab putri kami.
167
"Benar... cinta harus dipertahankan dan semakin dikembangkan. Cinta kalau dalam bahasa Inggris
adalah "to love". Love adalah kata kerja, bukan kata sifat. Ini artinya suami dan istri perlu aktif
senantiasa mengembangkan cinta. Benar cinta bisa pudar karena tidak dipelihara, tidak dirawat. Dan
cinta juga bisa semakin kuat bila secara sadar dipelihara dan dirawat. Cinta adalah komitmen yang
dilanjutkan dengan tindakan nyata, bukan sekedar perasaan. Biarkan api cinta semakin berkobar bersar
dengan sering-sering disirami bensin kasih sayang tulus baik melalui pikiran, ucapan, dan terutama
tindakan," jawab ibunya bijak sambil tersenyum.

Putri kami akhirnya manggut-manggut tanda mengerti.

Berlian Kehidupan Memancarkan Sinar Kemilau Indah

(Ini adalah kisah luar biasa seorang wanita yang dengan gigih melakukan perubahan diri demi menjalani
satu kehidupan yang lebih baik, terutama untuk dirinya dan keluarga yang ia cintai.

Satu kisah sangat inspiratif, penuh warna, air mata, butuh waktu dan kesungguhan hati, namun bisa
dilakukan berkat semangat, konsistensi, dan teknik self-healing/transformasi diri yang yang ia
aplikasikan dalam hidupnya, yang mampu meningkatkan kesadaran dirinya secara luar biasa.)

Dear pak Adi,

Di akhir tahun 2013 ijinkan saya berbagi berbagai memori indah dan transformasi diri yang sudah saya
alami. Beberapa poin sempat saya jelaskan kepada para rekan peserta QLT Pemantapan di hari pertama
dan mereka semua terdiam, seperti bingung, namun saya tahu mereka kaget dan heran dengan apa
yang telah terjadi dengan diri saya.

Saya pertama kali jumpa dan kenal pak Adi di awal 2011 ketika menghadiri seminar tentang anak yang
diselenggarakan oleh Gramedia Jakarta. Pada saat itu saya hanya menjalankan hidup sesuai dengan
kehendak saya, yang tanpa saya sadari menimbulkan tekanan mental dan emosi luar biasa buat suami
dan anak anak saya.

Perkenalan saya dengan pak Adi berlanjut saat pelatihan inhouse yang diselenggarakan perusahaan
suami untuk 70 sales di Malaysia. Pada saat itu apa yang diajarkan pak Adi, baik di depan kelas maupun
secara pribadi ketika ngobrol bersama saya selalu saya bantah dan mentahkan. Ada banyak suara dalam
hati saya berkata "mana mungkin" atau "tapi.....". Saya ingat saat itu pak Adi tidak membantah apapun
yang saya katakan, mendengar dengan sabar, dan justru memberi saran agar saya ikut pelatihan QLT
(Quantum Life Transformation). Ternyata saat saya mau daftar, sudah penuh sehingga harus menunggu
168
batch berikutnya.

Akhirnya saya ikut pelatihan QLT. Hasil dari pelatihan QLT waktu itu, saya seperti melihat sosok
seseorang yang jauh, kecil tapi dia ada. Saya sempat bingung memikirkan siapakah dia? Ternyata dia
adalah diri saya sendiri yang selama ini bersembunyi di balik banyaknya masalah, kesedihan, dan
kepedihan dalam hidup saya sehingga kebahagiaan menjadi jadi jauh sekali, bahkan hampir hilang.
Sosok itu ternyata adalah happiness/kebahagiaan yang selama itu tidak saya akui atau saya sangkal.

Penyangkalan yang terus saya lakukan, bahwa setiap manusia pasti ada masa bahagia, berharga, hanya
terkadang emosi yang intens (kemarahan dan penyesalan) mengubah semua pandangan dan pikiran
saya dalam memandang kehidupan saat itu.

Usai mengikuti QLT, secara perlahan saya mengalami proses transformasi diri. Ketika menjalani teknik
"Kapal Karam" di QLT saya dengan yakin orang pertama yang akan saya buang ke laut pastilah suami
saya, karena secara sadar saya benci dan menyesal kenal dia dan berharap dia menghilang dari
kehidupan saya.

Ternyata selama menjalankan sesi ini, sungguh saya tidak mengira sama sekali, ternyata dia yang saya
simpan sampai akhir. Dari semua orang yang saya kasihi atau dekat dengan saya di dalam daftar yang
saya tulis, pada akhirnya saya memilih suami sebagai satu-satunya orang yang bisa selamat bersama
saya. Sungguh satu hal yang tidak bisa dimengerti oleh orang lain termasuk saya jika tidak menjalani
pelatihan QLT.

Saking bencinya saya pada suami saat itu, dulu saya suka bilang padanya,"Kalau dikubur jangan deketan
ya biar gak ketemuan lagi di kehidupan akan datang." Tapi ternyata suami adalah malaikat dalam hidup
saya, Dia adalah alasan saya untuk hidup. Akhirnya saya menyadari bahwa soulmate yang saya cari
selama ini ternyata adalah suami saya.

Bagaikan mengupas bawang, lapis demi lapis, meski mengeluarkan banyak air mata di sesi forgiveness,
saya menemukan banyak hal yang saya lewatkan selama ini. Dulu saya tidak bisa menerima kesalahan
yang dilakukan papa saya. Saya marah sekali sampai melarang papa hadir di pesta pernikahan saya. Tapi
sekarang, dengan pemahaman saya akan cara kerja pikiran dan psikologi, saya bisa mengerti mengapa
ini semua terjadi. Dan saya tidak lagi menyalahkan papa.

Saya waktu awal kenal pak Adi sebenarnya sudah merencanakan untuk pisah dengan suami karena ada
badai besar yang terjadi dalam keluarga kami. Intinya saya marah sekali pada suami. Saat itu saya
merasa tidak ada lagi kesabaran yang tersisa hingga anak-anak menjadi korban setiap kali saya marah.

Penolakan orangtua yang menginginkan saya lahir sebagai anak laki juga membawa luka batin,
kepahitan, dan kemarahan dalam diri saya selama ini kepada mereka. Ternyata, di balik perasaan
terluka, marah, dan benci pada orangtua tersimpan rasa sayang dan cinta saya yang luar biasa pada
169
mereka.

Doa saya waktu papa sakit keras dan kritis adalah, "Tuhan ijinkan saya untuk bisa punya waktu merawat
papa. Namun jika memang beliau sudah tidak ada kesempatan, mohon ambil sebagian umur saya dan
tambahkan kepada papa sehingga papa bisa merasakan kebahagiaan punya anak seperti saya.”

Saya melakukan banyak kesalahan sebagai ibu dan sebagai istri, dalam bersikap terhadap anak dan
keluarga. Ini semua, sekarang saya mengerti, karena luka batin yang saya alami di masa lalu saya. Jujur
saya pernah bosan dengan hidup saya, sehingga setiap kali naik pesawat saya selalu berdoa agar
pesawatnya jatuh dan saya bisa segera pindah alam.

Ternyata Tuhan baik sama saya, Saya jumpa guru yang mengubah hidup saya, yang mengajarkan saya
untuk melihat sebuah masalah dari sudut yang berbeda. Ternyata masalah tidak terletak pada orang
lain, pada orangtua, suami, anak, lingkungan, atau apa saja, namun masalah ada di dalam diri saya.

Sekarang saya bersyukur bahwa semua badai tsunami ini hadir dalam hidup saya karena memberi saya
pelajaran penting yang dibutuhkan untuk kemajuan diri saya.

Pak Adi, kisah hidup ini nanti saya tuliskan secara detil dalam buku saya "Andai Aku Bisa Memilih".
Meskipun saya tidak bisa melakukan perubahan instan terhadap diri sendiri, karena saya sadar semua
membutuhkan waktu dan proses, tapi kini saya sudah bisa menentukan rencana hidup ke depan dengan
teknik yang saya pelajari di QLT.

Tahun 2011 sungguh merupakan awal transformasi kehidupan saya, dari yang hanya secara kebetulan
jumpa dan kenal pak Adi melalui seminar dan berlanjut menjadi transformasi diri yang ajaib. Kisah
transformasi diri saya mungkin tidak semenarik, seheboh, dan sesukses orang lain yang berhasil
mencapai prestasi gemilang dalam bisnis, mendapatkan harta dan kekayaan berlimpah, projek, dan cash
money dalam rekening mereka. Namun yang terjadi dalam diri saya adalah saya menemukan potensi diri
yang sampai sekarang masih saya kumpulkan karena banyak yang sudah tersebar berserakan dan mulai
menampakkan diri sehingga butuh waktu untuk memilih mana yang cocok untuk saya kembangkan.

Saya bersyukur sekali bisa belajar dengan pak Adi karena pelajaran yang saya dapatkan ternyata bisa
saya kembangkan untuk membantu banyak orang melalui seminar dan pelatihan yang saya lakukan
sepanjang 2012 dan 2013. Sungguh bahagia rasanya saya bisa melihat perubahan pada diri orang lain,
walau hanya dengan saya memberi nasehat, saran, masukan, atau pendapat. Semua ini mengisi hati
saya dengan makna yang dalam dan istimewa.

Awal tahun 2013 saya mengalami banyak kejadian yang menimbulkan gejolak emosi, terutama dalam
keluarga. Keluarga, terutama anak saya, melihat saya tidak mengalami perubahan signifikan seperti yang
mereka harapkan, yang membuat mereka, terutama anak saya yang pertama merasa saya sedang
menjalankan kehidupan yang munafik.
170
Saya dianggap bisa menasehati orang tapi pada kenyataannya masih punya emosi tinggi. Hubungan
dengan orangtua saya juga penuh dengan tekanan emosi dalam segi pemahaman budaya sehingga saya
mengalami pendarahan yang ketiga kalinya sejak 2011, dan 2012. Sepertinya setiap tahun saya
mengalami pendarahan dan selalu dikuret. Berbekal pengetahuan dan pemahaman saya akan cara kerja
pikiran dan saling keterkaitan antara pikiran dan tubuh, tahun 2013 ini saya mencari emosi di balik
simtom fisik ini.

Setelah diterapi oleh pak Adi untuk yang kedua kali, menemukan emosi yang menjadi sumber masalah,
diproses tuntas, semua simtom ini berhenti. Sakit saya hilang begitu saja. Kisah saya ini sempat dimuat
di harian Warta Kota.

Sekitar September 2013 saya mengalami vertigo hebat. Saya baru ke dokter bulan November. Meski
sudah minum obat, tetap tidak bisa sembuh. Dokter juga bingung dan heran mengapa tidak kunjung
sembuh. Saya tahu ada sesuatu dalam diri saya yang perlu dibereskan namun saya belum menemukan
apa ini.

Sejak belajar mengenai pikiran, secara emosi, saya sudah jauh menurun, sudah cooling down. Dulu kalau
marah, termos stainless bisa saya lemparkan ke depan hingga kaca mobil pecah semua. Sekarang
kontrol diri saya sudah jauh lebih baik, tidak lagi mudah meledak keluar, tapi sepertinya meledak di
dalam, ha....ha.....kena diri sendiri.

Soal vertigo, setelah mendapat saran dan masukan dari pak Adi kemarin, saya melakukan self healing.
Hasilnya luar biasa. Saya berhasil membereskan emosi yang selama ini menjadi penyebab vertigo yang
saya alami dan sembuh dalam sekejap.

Oh ya pak, sejak lahir, saya sangat jarang atau bahkan tidak pernah mendapat pujian atas apa yang saya
lakukan. Secara sadar saya tidak butuh tapi terkadang saya bisa sedih apalagi bila tidak dihargai sama
sekali.

Banyak hal yang saya lakukan selama ini ternyata didasari oleh keinginan untuk mendapat penghargaan.
Akibatnya ketika penghargaan yang diharapkan tidak saya peroleh saya menjadi kecewa dan marah, dan
selalu muncul pertanyaan “why” di dalam diri saya.

Setelah saya renungkan ternyata saya salah dalam memilih atau menetapkan tujuan. Saya tidak perlu
mencari penghargaan dari orang lain tapi yang perlu saya lakukan adalah melakukan sesuatu yang
berharga bagi orang lain. Sehingga suatu hari kelak ketika saya sudah tidak ada dalam kehidupan
mereka, bukan diri saya yang dirindukan tapi perbuatan saya yang dikenang. Dan saya bisa melakukan
semua ini karena sebenarnya diri saya berharga.

Saya sudah reseat QLT beberapa kali. Setiap kali ikut QLT selalu ada pemahaman pembelajaran baru dan
171
pemahaman yang lebih dalam dari sebelumnya yang saya dapatkan. Saya ikut QLT Pemantapan selain
menyusun impian dan goal untuk 2014 sebetulnya untuk menemukan banyak hal yang selama ini
terlewatkan oleh saya. Dalam sesi QLT ternyata berhasil saya menyembuhkan pendarahan saya yang
sudah dua bulan ini saya alami dengan teknik EPT ketika dibimbing pak Adi. Ada EP yang marah karena
satu kejadian di masa lalu saya. Ini berhasil diselesaikan dengan baik.

Singkat cerita pagi ini sudah stop total. Makanya saya buru-buru tulis email ini. Kemarahan saya pada
orangtua juga sudah tuntas sejak saya katakan di depan pak Adi kemarin bahwa kewajiban orangtua
adalah melahirkan kita, sedangkan hak dan tugas kita adalah mendapatkan kehidupan yang kita inginkan
tanpa harapan dan ikatan pada orangtua kita.

Akhir tahun 2013 ini saya tulis perjalanan hidup saya dengan penuh rasa syukur. Semua kejadian yang
saya alami mengajarkan saya pelajaran hidup yang saya butuhkan untuk bertumbuh dan berkembang di
saat ini, di momen ini.

Salah satu dream saya saat melepas balon yaitu mempunyai hubungan yang lebih baik dengan anak-
anak saya. Tak disangka saya mendapat ucapan selamat dari mereka baik melalui WA, BB dan Line yang
mana sungguh mengharukan ketika mengucapkan "Happy Mother" day:

To Mom,

No matter how many times we argue,how many times I don't understand you, and how many times I get
scolded by you.... I still think that You are the best and will always be the greatest mom in the whole
wide world. I love you.

Love Always, Your Stubborn Son

(Kepada Ibu,

Tidak peduli berapa kali kita bertengkar, tidak peduli berapa kali saya tidak mengerti Ibu, dan berapa kali
saya dimarahi ibu.... saya tetap berpikir bahwa Ibu adalah Ibu yang terbaik dan akan selalu menjadi Ibu
paling hebat dan mulia di seluruh dunia. Saya mencintai Ibu.

Sayang selalu dari putramu yang keras kepala)

Saya hanya menulis dan visualisasikan impian saya dengan target menjadi wanita yang mempunyai
kekuatan, kemakmuran, dan kebahagiaan dalam relasi dengan semua kehidupan dan bisnis. Saya ingin
mempunyai kekuatan dalam membagi kebahagiaan dan kekayaan dalam hidup bagi semua orang yang
secara kebetulan hadir dalam hidup saya.

Tidak ada yang kebetulan dalam hidup ini. Semua perjalanan hidup sudah tersusun bagaikan satu
172
rangkaian cerita bersambung:

andai aku bisa memilih

aku tetap akan memilih

perjalanan hidup seperti yang aku alami

sebab............

di sinilah aku menjalani ujian hidup

menemukan diriku melalui

sebuah proses untuk mendapatkan

keindahan pada akhir cerita

karena..........

aku yakin Tuhan tidak akan

memberikan cobaan kepada

hambanya yang tidak mampu

aku beruntung mendapatkan

pengalaman pahit dalam hidup

dengan tujuan..........

merubahku menjadi pribadi yang lebih baik

dengan mensyukuri setiap kejadian

yang hadir dalam kehidupanku

sebagai universitas kehidupan

sehingga...............
173
aku menjadi manusia yang sempurna

Pak Adi tidak pernah berkeinginan menjadi orang penting, tapi selalu memberikan ilmu pengembangan
diri yang membuat orang lain menjadi penting. Terima kasih sudah menjadi bagian dari hidup saya.
Sebuah perjalanan yang indah sejak berkenalan dengan pak Adi dan bu Stephanie.

Hari ini, Selasa, 24 Desember 2013, suami saya tutup laporan 2013 dengan hasil yang sangat gemilang,
padahal minggu lalu target masih minus 15M. Sekarang malah kelebihan 20%. Inilah salah satu hal
penting yang pak Adi ajarkan dalam QLT bahwa vibrasi positif dalam keluarga dan peran istri akan
membawa kekuatan dan keberhasilan dalam banyak aspek.

Semoga pak Adi selalu diberikan kesehatan yang sempurna, kebahagiaan lahir batin dan selalu dalam
lindungan Sang Maha Pencipta agar semakin banyak orang menemukan kebahagiaan hidup melalui
transformasi diri.

Kisah ini saya ceritakan dengan tujuan untuk memberikan pengharapan bahwa setiap orang bisa
berubah, setiap orang berharga, berhak, dan layak untuk menjalani hidup penuh kebahagiaan, penuh
makna. Yang perlu dilakukan adalah niat yang tulus, tekad yang kuat, dan kesediaan serta keikhlasan
menjalani proses perubahan, transformasi diri dengan sabar, tekun, percaya, walau ini tidak mudah,
sering disertai tangis dan air mata. Inilah harga yang telah saya bayar untuk semua perubahan ini. Dan
hasilnya sungguh manis. Percayalah… bila saya bisa.. Anda juga pasti bisa.

Salam hormat,

NMF

Di sela-sela waktu break beberapa waktu lalu saat pelatihan SECH (Scientific EEG & Clinical
Hypnotherapy) di AWG Institute saya sempat diskusi dengan salah satu peserta, dokter senior, yang
kebetulan adalah CEO salah satu rumah sakit swasta besar di Surabaya.

Saya melontar ide, dari sisi pemahaman semantik dan pengaruhnya terhadap pikiran, untuk mengubah
nama Rumah Sakit menjadi Rumah Sehat.

Secara semantik, kata "Rumah Sakit" artinya rumah untuk orang sakit. Sama seperti "Ruman Bersalin"
yaitu rumah untuk orang bersalin. Sedangkan kata "Rumah Sehat" artinya siapa saja yang merasa kurang
sehat atau lagi sakit bila masuk ke tempat ini tujuannya adalah menjadi sehat.

174
Kelihatannya sepele namun dari sudut ilmu pikiran pengaruhnya sangatlah besar.

Kami juga sempat diskusi mengenai tayangan televisi yang ditonton pasien di rumah sakit. Kembali, dari
sudut ilmu pikiran, orang sakit atau yang dalam masa pemulihan kesehatan biasanya mengambil posisi
istirahat dengan berbaring.

Saat berbaring, disadari atau tidak, pasien menjadi rileks dan masuk ke kondisi trance. Nah, saat kondisi
trance ini mereka menyaksikan tayangan televisi yang berisi adegan pertengkaran, kemarahan, horor
yang menakutan, atau kekerasan. Ini tentu tidak baik untuk kesehatan mereka karena bagaimanapun
pikiran dan tubuh saling terhubung dan saling memengaruhi.

Idealnya, setiap pagi, pasien diputar musik relaksasi dilanjutkan dengan berdoa menurut keyakinan
masing-masing mohon kesembuhan pada Yang Kuasa. Kalau mau nonton tv, dipilihkan acara yang bagus
dan baik untuk pikiran dan kesehatan. Setelah jam menonton tv selesai, kembali pasien didengarkan
musik rileksasi sambil diberi sugesti pikirannya tenang, hatinya damai, semua sel dan organ tubuhnya
dengan cepat kembali sehat, obat dan makanan yang mereka makan dan minum mampu diserap
dengan sempurna dan menjadi sumber pemulihan kesehatan yang efektif, dan berbagai sugesti positif
lainnya.

Bagaimana menurut Anda?

Di semesta alam ini ada dua hukum yang berlaku universal: hukum fisika dan hukum mental.

Memahami cara kerja kedua hukum ini dan menerapkannya dalam hidup tentu sangat bermanfaat.

Hukum fisika diajarkan di sekolah. Hukum mental...hmm... ini yang tidak diajarkan di sekolah.

Orang sukses adalah mereka yang secara sadar menjalani hidup sejalan dengan kedua hukum ini,
terutama hukum mental, baik disadari atau tidak.

Hukum mental dipelajari dengan dua cara. Pertama, seseorang mengalami atau merasakan efek dari
hukum ini dalam hidupnya atau dalam hidup orang lain. Kemudian merenungkan ada apa di balik
kejadian ini. Kedua, secara sadar mencari informasi tentang hukum ini, memelajari, memahami,
menerapkannya, dan merasakan akibatnya positif maupun negatif.

Bagaimana menurut Anda?

175
Saat ini saya sedang menikmati membaca buku klasik tentang eksperimen dan fenomena hipnosis. Buku
ini ditulis oleh pakar yang selama ini lebih dikenal sebagai salah satu pencipta tes kecerdasan. Dan saya
baru tahu bila ternyata Beliau juga sangat memahami dan mendalami hipnosis. Bukunya diterbitkan
pertama kali tahun 1887. Ck..ck...ck... ciamik tenan....

Di bangku sekolah kita diajari bahwa manusia punya lima indera: mata (melihat), telinga (mendengar),
hidung (mencium), lidah (mengecap), dan kulit (menyentuh). Ini benar tapi kurang lengkap.

Yang benar adalah manusia punya enam indera. Indera keenam adalah pikiran. Mengendalikan lima
indera lebih mudah daripada indera ke enam ini.

Kita mengendalikan lima indera ini dengan mengatur atau membatasi jenis dan intensitas input/stimuli.
Misal, agar mata sehat, kita perlu menjaga agar tidak kena sinar yang terlalu terang atau membaca
dalam cahaya temaram/gelap.

Agar telinga bisa sehat, kita membatasi diri untuk tidak mendegarkan suara-suara yang keras dan
memekakkan telinga atau suara-suara yang terlalu lirih.

Agar lidah sehat, kita menghindari makanan yang terlalu asin, terlalu pedas, terlalu pahit, dll. Demikian
juga dengan indera lainnya.

Lalu bagaimana dengan indera pikiran?

Kendalikan, rawat, dan hargai pikiran hanya dengan memberinya stimuli yang baik, berpikir yang baik,
membaca berita baik, menyaksikan berita baik, mendengar berita baik, merenungkan yang baik.

Mengapa? Karena apapun yang kita lakukan dengan pikiran pasti berpengaruh pada kualitas hidup kita.

Bila mata, telinga, lidah, hidung, atau kulit sakit kita bisa segera menyadarinya dan dengan cepat
mencari solusi yaitu ke dokter.

Tapi, bagaimana dengan pikiran? Saat pikiran "sakit" umumnya orang tidak menyadarinya. Mereka baru
sadar setelah kondisi "sakit"nya sudah parah. Repotnya, mengobati pikiran tidak sama dengan fisik dan
tidak mudah. Lebih baik mencegah daripada mengobati. Preventif selalu lebih baik daripada kuratif.

Sayangilah pikiran karena ini adalah karunia Tuhan yang sangat-sangat berharga. Ada yang mengatakan,
176
di samping kehidupan, pikiran inilah yang paling berharga.

Bagaimana menurut Anda?

Saya lagi berpikir untuk memutuskan apakah segera membeli satu buku langka karya salah satu pakar
ternama dalam dunia hipnoterapi modern ataukah menunda dulu.

Maklum, buku ini sudah cukup lama saya cari dan di seantero dunia maya hanya ada 2 (dua) toko buku
bekas yang menjualnya. Dan harganya... minta ampun mahalnya.... ratusan dolar US, belum termasuk
ongkos kirim dan pajak macam-macam yang mencapai sekitar 35%.

Buku ini ditulis di akhir tahun 1940an, sangat langka, dan sudah lama sangat saya inginkan. Saya
mengejar semua karya pakar ini dan punya semua bukunya, kecuali yang satu ini. Saya cari ebook-nya
juga tidak ada.

Aduh... sampai gemas memikirkannya. Saya punya lebih dari 1.100 judul buku dengan topik pikiran,
terapi, psikologi, emosi, meditasi, hipnosis, dan hipnoterapi. Namun dari sekian banyak judul yang
benar-benar bagus, berisi teori yang up to date, dan teknik-teknik aplikatif, tidak lebih dari 100 judul.

Sepertinya saya perlu somnam dulu dan bicara sama EP saya yang membuat saya maju mundur membeli
buku ini... :)). Atau lebih mudah saya Hypno-EFT saja dia biar nurut.

Pagi ini saya ke kantor Diknas untuk mengambil perpanjangan surat ijin penyelenggaraan pelatihan
hipnoterapi klinis untuk Adi W. Gunawan Institute of Mind Technology.

Tidak mudah untuk mendapatkan surat ijin ini. Informasi yang saya dapatkan dari pejabat yang
berwenang di Diknas, sampai saat ini di Surabaya baru satu surat ijin penyelenggaraan pelatihan
hipnoterapi klinis yang pernah mereka keluarkan, yaitu ke AWG Institute.

Proses untuk mendapatkan surat ijin ini cukup panjang. Setelah melalui survei, petugas datang ke
tempat, melihat semua fasilitas, melakukan wawancara, termasuk menelaah kurikulum dan latar
belakang pengajarnya, barulah setelah itu diberi surat ijin sementara yang berlaku selama enam bulan.

Setelah itu harus diperpanjang lagi. Untuk memperpanjang, kembali dilakukan survei. Perpanjangan
diberikan untuk masa setahun. Usai setahun, barulah diberikan ijin yang berlaku selama tiga tahun. Dan
177
kembali, sebelum diperpanjang, ada petugas yang datang melakukan survei dan pemeriksaan.

Ijin yang barusan kami dapatkan adalah ijin dengan masa berlaku selama 3 tahun dan secara spesifik
dituliskan pelatihan hipnoterapi klinis.

Ada orang yang sulit mencapai impiannya bukan karena impiannya tidak jelas/spesifik tapi justru karena
ia memaksakan dead line pada impiannya. Lho kok bisa?

Benar, di berbagai buku pengembangan diri dan pelatihan dikatakan bahwa kita perlu menetapkan
kapan impian ini tercapai. Semakin presisi tanggalnya, semakin baik.

Justru di sinilah mental block alamiah tercipta. Saya dulu juga mengalami hal yang sama, tanpa saya
tahu apa artinya. Setiap kali saya menulis impian dan menetapkan tanggal yang spesifik, hati saya
langsung merasa tidak nyaman. Semakin saya paksakan, semakin tidak nyaman dan menjadi galau.

Apakah Anda pernah mengalami hal ini? Anda menetapkan impian yang spesifik, personal, dan
bermakna, namun saat Anda menetapkan tanggal pencapaiannya, hati Anda langsung merasa tidak
nyaman. Dan akibatnya, Anda sangat sulit atau justru tidak bisa mencapai impian ini walau telah kerja
keras.

Ada apakah gerangan?

Saya baru mendapat jawabannya setelah mendalami teknologi pikiran, khususnya hipnoterapi klinis.
Ternyata ini berhubungan dengan tipe sugestibilitas seseorang. Ada dua tipe sugestibilitas, yaitu tipe
emosi (emotional suggestibility) dan fisik (physical suggestibility). Orang tipe emosi, bukan pemarah lho,
jumlahnya sekitar 60% dan yang tipe fisik 40%.

Tipe emosional tidak bisa atau tidak nyaman bila diberi deadline. Saya termasuk tipe ini. Itu sebabnya
setiap kali saya beri deadline, hati saya langsung tidak nyaman. Dan baru setelah belajar teknologi
pikiran saya mengerti mengapa saya galau.

Orang tipe emosi, semakin dekat dengan tanggal deadline hatinya semakin tidak nyaman. Sedangkan
orang tipe fisik tidak ada masalah dengan deadline.

Lalu, apa yang bisa dilakukan? Kan, impian tetap perlu deadline?

Benar, impian tetap perlu deadline. Dan untuk orang tipe emosi, deadline tetap harus ada tapi dalam
rentang waktu yang longgar. Saya selalu memberi target pikiran bawah sadar saya dalam rentang waktu
178
satu tahun. Jadi, kalau menulis impian saya targetkan tercapai paling lambat akhir tahun 2014 dan
ditutup dengan kalimat "lebih cepat lebih baik".

Cobalah dan rasakan efeknya. Pasti berbeda. Namun, pemahaman ini belum tentu Anda setuju. Saya
bisa memahami hal ini karena pemahaman ini berangkat dari hasil penelitian di bidang hipnoterapi
klinis, di ranah pikiran bawah sadar, bukan pikiran sadar.

Bagaimana menurut Anda?

Malam ini saya mendapat dorongan yang kuat dari pikiran bawah sadar untuk menulis ulang rencana
hidup kami, saya dan istri, untuk sepuluh tahun ke depan. Jarang-jarang saya mendapat dorongan
seperti ini.

Saya sadari sepenuhnya bahwa ini adalah sesuatu yang sangat penting. Langsung saya matikan televisi
yang sedang saya tonton dan duduk manis di depan laptop dan mulai berpikir dan diskusi dengan istri
hal-hal yang ingin kami capai bersama.

Ternyata ada dream yang sebelumnya kami sangat ingin capai ternyata malam ini setelah saya
renungkan kembali... hmm... tidak perlu dikejar karena ini sudah bukan lagi tujuan yang penting.

Ada dream yang tetap dipertahankan, ada yang diupgrade, ada juga yang dihapus, dan banyak juga
dream baru yang ditambahkan. Intinya, saya menelaah dan menata kembali goal di delapan aspek
kehidupan seperti yang saya tulis di buku Quantum Life Transformation, sambil ditemani lagu-lagu oldies
yang membuat feel good.

Desain kehidupan ini agar lebih balanced lagi sehingga hidup bisa berjalan lancar, tenang, damai,
bahagia, berkelimpahan, dan semakin bisa memberi manfaat bagi banyak orang.

Bagaimana dengan Anda, sahabat?

Baru selesai menyaksikan satu video langka, rekaman proses live therapy yang dilakukan oleh salah satu
pakar hipnoterapi terbaik, Charles Tebbetts.

Tiada hari tanpa belajar, update dan upgrade pengetahuan dan kecakapan. Salam pembelajar.......

179
(Salah satu hasil pelatihan QLT yang paling luar biasa adalah peningkatan kesadaran diri yang sangat
pesat. Dan inilah sebenarnya modal utama kita untuk meraih sukses dan kebahagiaan lahir batin. Ini
satu aspek yang sering kita abaikan atau mungkin tidak tahu)

Salam sejahtera Pak Adi dan teman-teman,

Pada kesempatan ini saya ingin mensharingkan pengalaman saya dalam pertumbuhan kesadaran diri
setelah mengikuti pelatihan QLT Desember 2013 lalu.

Dalam menuju rumah impian saya melakukan beberapa hal, salah satu di antaranya adalah mencari
gambar rumah yang sesuai dengan impian saya dan mengguntingnya untuk di tempel di papan mimpi.
Setelah berburu gambar saya menemukan rumah yang akan dijual di internet. Rumah tersebut dalam
banyak hal cocok dengan keinginan saya; dapurnya keren dan terutama karena letaknya dekat sekali
dengan lokasi rumah saya sekarang, hanya di seberang jalan. Hanya satu yang kurang cocok, harganya
hehehe.... Tapi walaupun harganya masih kurang cocok saya PD saja, alumni QLT gitu loh.... pantang
minder!

Setelah gambar saya print kemudian saya tempel di papan mimpi. Gambar rumah yang diiklankan terdiri
dari beberapa bagian rumah, ada dapur yang indah, taman yang luas, ruang lantai atas yang lega, dll.
Ketika saya mulai menempel potongan-potongan gambar tersebut saya menemukan ada satu gambar
ruang keluarga yang bagus. Saya tau gambar tersebut bukan merupakan potongan gambar rumah
impian saya karena saya memang mengcopy beberapa gambar rumah yang saya suka dan gambar
tersebut ikut tercetak, tetapi saya pikir tidak apa-apalah saya masukkan saja karena saya suka ruang
keluarga tersebut.

Ketika saya memutuskan untuk menempel gambar tersebut tiba-tiba ada suara dalam hati yang bicara
begini : pikiran bawah sadarmu itu pintar, jangan bohongi dia. Dia tahu potongan gambar itu bukan
bagian dari gambar rumah impianmu. Saya kaget dan tersadar! Seketika itu menyusup suatu perasaan
baru dalam diri saya yaitu perasaan sayang pada ‘diri’ saya, suatu perasaan yang sungguh baru pertama
kali saya rasakan, karena perasaan ini saya rasakan dengan sangat sadar. Saya begitu terharu dan
tersentuh sampai akhirnya dengan malu saya batal menempelkan gambar tersebut dan dengan haru
mengatakan pada ‘diri’ saya : saya menyayangimu, saya tidak akan membohongimu dan tidak akan
pernah lagi membohongimu.

Setelah itu saya terdiam cukup lama dan merenung. Ternyata memang selama ini saya kurang
menghargai dan mencintai diri saya, bukan karena apa-apa tetapi karena saya kurang mengenal ‘diri’
saya. Selama ini saya memperlakukan ‘diri’ saya dengan sembarangan, acuh tak acuh dan ala kadarnya.

180
Rupanya ini jugalah salah satu penghambat dalam perkembangan hidup saya secara keseluruhan.

Saya sungguh bahagia, beberapa potongan-potongan puzzle yang tercecer sudah mulai saya kumpulkan
untuk membentuk satu kesatuan diri saya yang utuh. Diri yang diciptakan Tuhan untuk bahagia dan
layak menerima semua anugerahNya.

Beberapa lompatan besar saya alami seketika, dan beberapa lompatan kecil saya alami perlahan-lahan
tetapi pasti, dan tidak dengan cara menyakitkan; perubahan itu saya alami diam-diam dan secara
alamiah, menyusup ke dalam relung hati yang paling dalam dan menemukan tempatnya yang sejati.

Semakin hari hidup ini jadi semakin bersemangat dan bergairah rasanya, karena terus menerus saya
mendapatkan penemuan ‘diri’ yang membuat saya semakin mencintai diri saya, menghargainya,
menghormatinya dan memperlakukannya dengan baik dan bersahabat.

Setelah saya mengalami lompatan-lompatan kecil dan lompatan-lompatan besar dalam berbagai aspek
kehidupan saya, tak ada kata lain yang dapat saya katakan bahwa pelatihan ini sungguh amat sangat luar
biasa!

Terima kasih yang sangat mendalam kepada Pak Adi. Berkat Tuhan selalu menyertai Bapak.

Salam,
Elvi

Quantum Life Transformation Workshop

13-16 Maret 2014 @ Hotel Royal Senyiur, Tretes, Surabaya

Daftar SEGERA!

Dapatkan harga Early Bird sebelum tanggal 1 Februari 2014.

Workshop berbasis terapi ini secara khusus didesain dengan tujuan untuk membantu peserta pelatihan
mengalami Transformasi Kehidupan secara holistik dan transendental.

Berikut adalah testimoni peserta:

"Saya tidak menyangka mendapat fasilitas hotel semewah ini di pelatihan Quantum Life Transformation.
Kualitas pelayanan, akomodasi, dan terutama materi yang Pak Adi ajarkan sungguh sangat berharga.
181
Apa yang saya dapatkan di workshop ini jauh melebihi pengharapan saya. Luar Biasa......
~Dita

"Luar biasa Pak Adi. Dari pelatihan yang Bapak berikan dan kalimat demi kalimat yang keluar dari Bapak,
menyadarkan saya tentang Maha-Luar-Biasa-nya ALLAH Sang Pencipta Penguasa dan Pengatur Semesta
ini"
~Amri

"Terima kasih atas semua ilmu yang Bapak berikan. Saya sungguh merasa lega sekarang setelah saya
bisa melepaskan emosi yang telah menyiksa batin saya selama lebih dari 11 tahun"
~Kartini

Pak Adi yang terhormat. Saya berterimakasih banyak karena telah diberi kesempatan ikut workshop
QLT. Manfaat yang saya dapatkan langsung terasa. Saat malam hari Bapak memberi sugesti Money
Magnet, malamnya saya langsung mendapat BBM dari klien bahwa minggu depan AJB (Akad Jual Beli).
Amazing.... Thanks Pak Adi"
~Yuli

"Saya sungguh menghargai apa yang Bapak lakukan untuk hidup saya. Berkat pelatihan Bapak hidup
saya sangat berubah dan menjadi lebih baik. Saya tidak dapat memilih satu katapun untuk
menggambarkan betapa bersyukur dan berterima kasihnya saya atas pembelajaran yang telah saya
dapatkan melalui workshop QLT. Semoga pak Adi selalu sukses, bahagia, dan bisa senantiasa berbagi
dengan yang lain. Tuhan memberkati Pak Adi"
~Lin Fung

"Pengetahuan yang luar biasa dan sangat mendalam tentang segala sesuatu mengenai pikiran. Benar-
benar seorang pakar yang mau membagi ilmunya untuk kebaikan dan kemajuan orang lain."
~Widi

Informasi dan pendaftaran silakan hubungi AWG Institute di 031 5470437, 5461827, atau 5323945 atau
http://www.adiwgunawan.com/?p=event&action=view&pid=13

Kabar gembira untuk rekan-rekan di Tangerang dan sekitar.

Telah dibuka klinik hipnoterapi GRIYA PIETATIS, beralamat di JIM Kecubung 1C 4 no 23-24, Perum
Pondok Permai, Kutabaru, Pasar Kemis, Tangerang.

Klinik ini didirikan dan dikelola oleh hipnoterapis profesional alumni AWG Institute yang cakap, andal,
182
dan sangat berpengalaman, Bpk. Sugiharta, CCH., dan Ibu Tanti CCH.

Beliau berdua telah mengikuti pendidikan dan sertifikasi hingga ke level certified clinical hypnotherapist
(200 jam pendidikan dan pelatihan).

Jam praktik Senin sampai Jumat 19.00 s/d 22.00


Sabtu dan Minggu 09.00 s/d 20.00

Untuk jumpa terapis, silakan buat janji terlebih dulu di nomor 085 880 778 800.

Seorang pria mengeluh dan sedih karena orangtuanya marah dan berkata, "Percuma punya anak kamu.
Kamu tidak pernah bisa membahagiakan orangtua."

Memang sangat mulia bila sebagai anak kita mampu mencintai, menghargai, dan kalau bisa
membahagiakan kedua orangtua. Namun, ada satu hal yang perlu disadari. Tanggung jawab untuk
menjadi bahagia ada pada diri masing-masing, bukan pada orang lain.

Kebahagiaan orangtua adalah tanggung jawab mereka, bukan tanggung jawab kita. Demikian pula
sebaliknya, kebahagiaan kita adalah tanggung jawab diri kita, bukan tanggung jawab pasangan, anak ,
atau lingkungan. Jadi, bila seseorang, siapapun itu, tidak merasa bahagia maka yang salah adalah dirinya
sendiri.

Mengapa sulit atau tidak bisa membuat orang lain bahagia?

Syarat untuk bahagia sifatnya personal dan berbeda antara satu dengan yang lain. Ada orang yang
menentukan syarat yang berat, ada yang moderat, ada yang mudah.

Jadi, mulai sekarang, berhentilah mencoba membahagiakan orang lain. Lebih baik membuat diri sendiri
bahagia lalu menyebarkan vibrasi kebahagiaan ini ke orang di sekitar melalui pikiran, ucapan, dan
tindakan yang positif.

Bagaimana menurut Anda?

Peran istri dalam mendukung suami mencapai impian sangatlah penting. Biasanya yang aktif bekerja,
berpikir, dan berikhtiar adalah suami. Dan istri seolah tidak punya peran karena tidak ikut bekerja.
183
Benarkah demikian?

Ini pandangan yang salah. Yang benar, istri mendukung kami, para suami, mencapai impian dengan lebih
mudah, lancar, dan nyaman dengan cara mendoakan usaha yang sedang kami lakukan, mengatur rumah
tangga dengan baik, menjadi ibu yang baik, dan menjadi istri yang baik. Istri memberi rasa aman,
nyaman, teduh, tenang, dan bahagia di rumah.

Peran ini begitu penting namun sering kita abai. Tanpa dukungan penuh istri niscaya upaya yang
dilakukan suami sangatlah sulit untuk dicapai.

Selain itu, suami yang bijak, sebelum memulai satu usaha, perlu mengajak diskusi istrinya. Tanya ke istri
bagaimana perasaannya bila Anda mengerjakan usaha baru ini atau bagaimana perasaannya, bukan
pendapatnya, mengenai calon rekan kerja Anda.

Dengarkan jawaban istri Anda. Mengapa? Karena wanita punya intuisi yang sangat tajam. Kita, pria,
bermain di ranah logika, sedangkan wanita di ranah perasaan. Dan perasaan ini adalah wilayah pikiran
nirsadar (intuisi).

Saya pernah melakukan kesalahan dalam menjalankan kerjasama dengan seorang partner. Istri sudah
melarang namun saat itu saya masih keras kepala dan terus melanjutkan kerjasama. Hasilnya memang
sangat luar biasa, dari sisi finansial. Namun kerjasama itu saya akhiri karena akhirnya timbul
ketidakcocokan dalam beberapa value hidup yang penting, terutama value mengenai uang dan
integritas.

Sekarang, setiap kali saya akan memulai satu bisnis baru, saya pasti akan bertanya pada istri dan mohon
persetujuan serta restunya. Tanpa restu dari istri, seberapapun besarnya potensi capaian finansial yang
akan diperoleh, saya tidak akan mengerjakannya.

Bahkan ada peluang bisnis yang setiap bulan bisa menghasilkan uang sangat-sangat besar, setelah saya
diskusikan dan konsultasikan dengan istri dan istri tidak merestui, akhirnya saya drop. Rekan yang
mengajak kerjasama ini sampai tidak percaya saya menolak tawarannya. Saya katakan, "Istri saya tidak
setuju."

Saya selalu sampaikan ke rekan bisnis, "I will never do any business without my wife's blessings"

Demikianlah kenyataannya.....

184
Ada banyak cara untuk merasa feel good. Salah satunya adalah bangun pagi dan langsung berdoa
mengucapkan syukur kepada Sang Hidup atas semua berkah dan nikmat yang kita peroleh dalam hidup.

Cara lain adalah dengan melakukan relaksasi pikiran dan mengunjungi Tempat Kedamaian. Yang lain,
bisa dengan mendengar lagu-lagu yang membangkitkan perasaan nyaman feel good. Ini juga saya
lakukan, terutama mendengar lagu-lagu oldies/nostalgia saat SMA dulu. Saat menulis status ini saya
sedang menikmati Amayadori dan Aubrey.

Pagi ini saya bangun dan merasa feel good banget karena, seperti biasa, dibangunkan istri dengan
kecupan sayang. Dan selanjutnya minum segelas madu hangat yang telah disiapkan istri tercinta. Ini
madu dengan rasa istimewa yaitu rasa cinta. Lebih feel good lagi saat pagi ini saya membaca berbagai
capaian para alumni QLT yang disampaikan melalui milis QLT.

Ini salah satunya:

Alhamdulillah, Setelah impian penghasilan naik 2X menjadi 5X per bulan tercapai, sekarang impian
melunasi KPR per 6 Januari 2004 telah Lunas ...

Dahsyat ... impian tidak bisa diremehkan dan itu pun pencapaiannya persis dengan impian yang saya
targetkan tahun 2013.

Terima Kasih Tuhan.. atas Limpahan Rejekinya


Terima Kasih Ibu dan Bapak .. Atas do'a nya
Terima Kasih Istriku Tercinta ... Atas Supportnya
Terima Kasih Diriku... Atas Semangatnya
Terima Kasih Pak Adi W Gunawan .. Atas Ilmunya.
Terima Kasih Sahabat2ku dan Teman teman ku ... atas sharingnya

Bpk. Edi G. (Surabaya)

Memulai hari dengan feel good adalah salah satu cara cepat dan mudah untuk meningkatkan vibrasi
positif yang mendukung pencapaian impian.

Nah, rekan-rekan.... apakah Anda merasa feel good pagi ini? Sudahkan Anda melakukan hal-hal yang
membuat Anda feel good?

Bagaimana menurut Anda?

185
Semua orang mendambakan pasangan yang sempurna. Pengalaman dan kenyataan hidup mengajarkan
bahwa tidak ada pasangan yang sempurna. Setiap orang pasti punya kekurangan dan kelemahan. Hal-hal
kecil yang menjadi ketidaksempurnaan pasangan kita justru membuat ia sempurna bagi diri kita.
Ketidaksempurnaan-nya itulah kesempurnaannya.

Bagaimana menurut Anda?

Seorang wanita merasa sangat menyesal telah menikah dengan pria yang kini menjadi suaminya. Apa
pasal?

Dulu waktu masih pacaran si wanita merasa begitu bahagia saat mendengar pujaan hatinya berkata,
"Sayang, aku berkata jujur padamu. Aku tidak punya apa-apa dan siapa-siapa. Di dunia ini hanya
kamulah satu-satunya milikku yang paling berharga."

Wow... wanita mana yang hatinya tidak berbunga-bunga mendengar rayuan gombal ini. Tentu sangat
bahagia.....

Dan setelah menikah... benar... laki ini memang tidak punya apa-apa dan tidak punya siapa-siapa karena
ia orang miskin dan sebatang kara.

Dalam interaksi antara orangtua (ayah/ibu) dan anak sering muncul masalah. Orangtua sering
mempermasalahkan sikap, perilaku, atau kebiasaan anak yang menurut mereka tidak baik atau tidak
pantas. Orangtua berusaha untuk "meluruskan" atau membuat anak kembali ke "jalan yang benar".

Dan dari pengalaman membantu banyak klien, baik orangtua maupun anak, saya melihat ada pola
konsisten mengenai "masalah" di antara orangtua dan anak.

Masalah terbagi menjadi dua yaitu masalah pada diri anak dan masalah pada diri orangtua.

Orangtua sayangnya sering tidak menyadari bahwa mereka pun seringkali bermasalah. Orangtua
memandang anak bermasalah karena apa yang dilakukan anak, yang sebenarnya masih dalam batas
wajar dan normal, karena tidak sesuai dengan standar atau pemahaman orangtua mengenai mana yang
baik, benar, santun, dan seharusnya.

Akibatnya, orangtua, yang sebenarnya bermasalah, memaksa anak untuk "normal" mengikuti
186
pandangan mereka yang salah. Anak yang tadinya baik, karena terus dipaksa menjadi "normal", akhirnya
benar-benar menjadi anak bermasalah.

Sebaliknya, bila anak bermasalah, ini perlu dimengerti sebagai pesan kepada orangtua bahwa ada pola
asuh yang kurang pas yang mereka terapkan di rumah yang memengaruhi proses tumbuh kembang
anak, terutama di aspek mental dan emosi . Dan tugas orangtua untuk membantu anak berkembang
dengan baik sesuai dengan usianya.

Satu contoh, saya pernah diminta menangani anak yang sulit konsentrasi saat belajar. Menurut ibunya
anak ini tidak bisa fokus dan maunya main saja.

Si ibu berharap anaknya bisa fokus selama 1 jam kalau pas lagi belajar. Saat saya tanya berapa usia
anaknya, si ibu menjawab bahwa usia anaknya 3 tahun.

Anak usia tiga tahun mana bisa fokus lama kalau belajar. Rentang fokus maksimal, untuk mudahnya,
jadikan usia menjadi menit, dengan maksimal 30 menit. Jadi, kalau anak usia 3 tahun, fokus maksimal ya
3 menit. Dan memang anak usia 3 tahun lebih suka main daripada belajar. Ini adalah hal yang alamiah
dan wajar bagi anak.

Bila terus dipaksa harus bisa fokus 1 jam, ini akan sangat merusak si anak. Jadi, masalah ada pada si Ibu,
bukan pada anak.

Yang sering terjadi adalah kondisi berikut:

------------------------------------------------------------

Masalah Anak

------------------------------------------------------------
Tidak Ada Masalah
------------------------------------------------------------

Masalah Orangtua
------------------------------------------------------------

Idealnya kita memperkecil ruang "Masalah Anak" dan ruang "Masalah Orangtua" sehingga yang menjadi
besar adalah ruang "Tidak Ada Masalah" seperti berikut ini:

------------------------------------------------------------
Masalah Anak
------------------------------------------------------------
187
Tidak Ada Masalah

------------------------------------------------------------
Masalah Orangtua
------------------------------------------------------------

Bagaimana menurut Anda?

Setiap kali membeli satu alat, gadget, hp, mesin, atau piranti pasti dilengkapi dengan petunjuk
pemakaian atau buku manual. Buku ini berisi panduan atau hal-hal yang perlu diketahui agar kita dapat
menggunakan alat ini dengan baik, benar, dan maksimal. Bila ada masalah kita pasti akan merujuk pada
buku manual. Bahkan teknisi yang tugasnya merawat atau memperbaiki alat yang rusak atau
bermasalah juga tetap merujuk pada buku manual.

Namun sayangnya, satu alat yang paling hebat di semesta alam ini, yaitu PIKIRAN, yang kita dapatkan
gratis, tidak dilengkapi dengan buku petunjuk atau manual.

Akibatnya banyak orang tidak tahu cara menggunakan PIKIRAN mereka dengan benar. Dan ini tercermin
dalam kualitas dan pencapaian hidup.

Yang orang umumnya lakukan adalah mencoba, dari pengalamannya sendiri atau pengalaman orang
lain, untuk mengenali cara kerja PIKIRAN dengan menemukan pola. Ini bisa dilakukan namun "harga"nya
cukup mahal yaitu butuh upaya yang luar biasa dan waktu yang lama.

Cara lain adalah dengan membaca "manual" yang ditulis oleh para pakar, yang memang telah
melakukan penelitian mendalam mengenai cara kerja PIKIRAN beserta teknik untuk mengotak-atik
PIKIRAN.

Dan yang lebih luar biasa lagi, manusia adalah satu-satunya makhluk yang bisa berpikir tentang PIKIRAN,
menganalisa PIKIRAN, dan menggunakan PIKIRAN yang sama untuk mengubah PIKIRAN.

Kendalanya, tidak banyak orang tahu mengenai hal ini, tidak banyak orang menyadari hal ini, dan tidak
banyak orang BERANI melakukan hal ini.

Apakah Anda sudah punya buku manual PIKIRAN anda? Apakah Anda tahu cara melakukan up-grade,
188
tune-up, dan reprogramming PIKIRAN anda?

Bagaimana menurut Anda?

Banyak orang tidak memahami kalau emosi, trauma dan penyesalan terpendam dapat mengaktifkan sel
kanker yang ada dalam tubuh setiap manusia seakan mendapat pesan kalau hidup adalah penderitaan
dan seperti terpanggil untuk mengakhirinya.

Sangat diperlukan arahan untuk menemukan "miracle" melalui pelepasan stress yang selama ini
terpendam.

Bagaimana caranya?

Hadiri seminar sehari Pintar & Bijak Menghadapi Kanker bersama 3 pakar di bidangnya tentang
pemahaman kekuatan "mind, body, and spiritual" connection di Medan.

Tgl 18 Jan 2014


Jam 08.00 s/d 17.00
Tempat : Garuda Hotel
Jl. Sisingamangaraja no.18. Medan

Investasi Rp. 150.000, sudah


Lunch + Buku "Pintar & Bijak Menghadapi Kanker" karya Widya Saraswati, CCH.

Transfer BCA 0921388861 a.n Maria Theodora (bukti transfer bs dibawa pd acara).

Pembicara:
DR Adi W. Gunawan
Dr Paulus W. Halim
Dr Indra Yudosaputro

Pendaftaran:
Linda 0811921823
Kristin 08116202348
Dr. Mian 08116029011
Mery 087842188171

Terima kasih sudah membantu broadcast informasi ini kepada yg memerlukan.


189
Acara ini dibuka untuk umum. Cegah kanker sedini mungkin dengan kekuatan dari diri kita sendiri
melalui pemahaman yang benar.

(Posted by Admin)

Salah satu peserta QLT Pemantapan Desember 2013, Ibu Marnis, yang memang manis :)), menghampiri
saya dan berkata, "Pak Adi, bisa minta tolong? Saya ini punya masalah. Setiap kali minum air es perut
saya langsung kembung, tidak nyaman. Dan kalau mandi air dingin, saya langsung demam."

"Ibu mengalami hal ini sudah berapa lama?," tanya saya.

"Wah... sudah sejak kecil Pak. Saya nggak ingat persisnya mulai kapan. Pokoknya sudah lama sekali. Dan
ini sangat mengganggu hidup saya. Saya tidak bebas minum air es atau air dingin. Tidak bisa berenang
karena setelah itu pasti demam," jelasnya.

Tentu saya sangat bersedia menolong Ibu Marnis mengatasi masalahnya. Namun saya tidak bisa
melanggar komitmen yang telah saya buat sejak QLT angkatan 1 yaitu saya tidak akan menerapi peserta
QLT, one-on-one, karena keterbatasan waktu. Terapi membutuhkan energi yang besar dan saya tentu
tidak ingin kehabisan energi. Belum lagi di Hotel Royal Senyiur tidak ada ruang terapi sesuai standar
AWG Institute.

Namun, Bu Marnis sangat berharap saya bantu. Apa yang harus dilakukan?

Setelah berpikir sejenak saya berkata dengan mantap, "Saya pasti bantu. Nanti kita atur waktu ya Bu."

Jawaban ini tentu sangat menggembirakan Bu Marnis. Tinggal saya yang berpikir keras bagaimana bisa
membantu Bu Marnis tapi tidak melanggar komitmen saya sendiri.

Saya ingat di beberapa QLT sebelumnya saya pernah melakukan terapi sambil ngobrol saat break
makan. Dan hasilnya sangat efektif. Ada peserta wanita, saat itu usia 19 tahun, yang sudah sejak kecil
tidak berani masuk kamar sendirian, tidak berani tidur sendiri, dan setelah saya ajak ngobrol sekitar lima
menit, ketakutan ini hilang. Dan ia langsung mencoba masuk ke kamar hotel seorang diri, saat malam
hari, dan sama sekali tidak lagi ada ketakutan seperti sebelumnya.

Saya memutuskan menggunakan teknik ini, yang dapat disebut sebagai teknik conversational
hypnotherapy. Pas saat break makan siang saya sengaja duduk satu meja dengan Bu Marnis. Di meja
yang sama duduk Pak Sasmita dan istri saya, Stephanie.
190
Sambil makan dan ngobrol saya mulai memroses pikiran bawah sadar Bu Marnis. Ini dilakukan dengan
santai, tanpa induksi formal seperti yang biasa saya lakukan di ruang terapi.

Teknik yang digunakan adalah gabungan dari beberapa teknik advanced dengan satu teknik terapi yang
saya ajarkan di QLT.

Sekitar lima menit kemudian saya mengakhir sesi "ngobrol" ini dan langsung meminta Ibu Marnis minum
air dingin (es) yang tersedia di depannya.

Sebelum Beliau minum saya tanya, "Kalau sekarang lihat air es, bagaimana perasaan Ibu?"

"Sebelumnya saya pasti merasa tidak nyaman atau takut. Tapi sekarang biasa-biasa saja," jawabnya.

Selanjutnya Bu Marnis dengan mantap minum dan menghabiskan satu gelas air dingin.

Saya tanya lagi, "Bagaimana rasanya perut Ibu?"

"Nyaman Pak," jawabnya.

Hingga malam hari kondisi Beliau tetap nyaman. Dan saat break malam hari Beliau mandi air dingin.
Mengetahui hal ini saya bertanya, "Bagaimana rasanya mandi air dingin?"

"Segar Pak. Hanya masih ada sedikit perasaan khawatir. Maklum lah sekian tahun kalau mandi air dingin
pasti langsung demam," jawabnya.

"Sekarang apakah Ibu demam?" tanya saya.

"Tidak Pak. Saya merasa segar dan sehat," jawabnya mantap sambil tersenyum.

Walau singkat dan tampak sederhana, sebenarnya conversational hypnotherapy ini cukup rumit. Dalam
waktu lima menit saya melakukan regresi, menemukan ISE, memroses imprint negatif, reedukasi pikiran
bawah sadar, negosiasi dengan Bagian Diri, memroses Inner Child, dan masih banyak lagi.

Bu Marnis juga mengijinkan saya untuk memposting testimoni pencapaiannya yang sungguh luar biasa.
Dari kondisi minus, habis ditipu dengan nilai rupiah yang sangat besar, mengalami sesak napas, hingga
sekarang mengalami lompatan finansial yang sangat mencengangkan.

Jujur saya masih pikir-pikir apakah akan memposting testimoni Beliau seperti yang telah disampaikan
kepada saya.

191
Apakah saya ragu?

Saya tidak ragu, hanya sungkan mengingat kisah Beliau yang sungguh luar biasa. Saya tidak ingin timbul
kesan mengada-ada. Saya ingin orang datang dan belajar di pelatihan QLT dengan pengharapan yang
wajar, tidak berlebih.

Walau, seperti yang disampaikan oleh banyak alumni, pencapaian mereka jauh melebihi pengharapan
mereka saat ikut QLT.

Dan masih banyak lagi testimoni dari alumni yang tidak berani saya posting dengan alasan yang sama.

Demikianlah kenyataannya.......

Orangtua tentu sayang pada anak. Kita ingin anak bisa hidup bahagia. Salah satu cara untuk mencapai
tujuan ini adalah dengan mengajari anak hal-hal positif, misalnya hidup hemat.

Saya mengamati, dan juga saya temukan pada diri beberapa klien, alasan mereka sulit sukses di aspek
finansial adalah karena orangtua salah mendidik. Tujuan orangtua baik dan benar namun sayang
caranya yang salah.

Ini satu contoh. Orangtua yang anaknya terbiasa hidup boros, kurang menghargai, tidak bisa menjaga
atau merawat barang miliknya biasanya akan menegur si anak. Plus... anak diberi nasehat (baca: sugesti)
dengan harapan bisa sadar atau berubah seperti yang diharapkan orangtua.

Orangtua sering berkata, "Jangan boros.... cari uang susah. Kita perlu menabung karena kalau sewaktu-
waktu ada musibah atau keperluan mendadak, kita punya simpanan."

Ada lagi yang berkata pada anaknya, "Kalau kamu boros seperti ini terus.., nanti hidupmu pasti susah.
Jaman sekarang ini cari uang susah."

Bisa dibayangkan apa yang akan terjadi bila anak sering-sering mendapat sugesti ini? Terjadilah seperti
yang disugestikan. Your wish is my command.

Sekali lagi, tujuan orangtua sangat baik. Namun, caranya salah. Tanpa disadari orangtua telah memberi
sugesti negatif yang nantinya akan sangat memengaruhi hidup anaknya.

Kemungkinan yang terjadi pada diri anak akibat nasehat di atas antara lain:
- anak tetap boros
192
- ia akan sulit cari uang
- kalau berhasil mendapatkan uang, pasti akan terjadi sesuatu/musibah yang mengakibatkan uang yang
telah ia kumpulkan habis.
- anak hidupnya susah.

Lalu bagaimana cara yang lebih baik untuk menasehati anak?

Gunakan kalimat positif. Katakan apa yang Anda ingin terjadi, bukan apa yang tidak Anda inginkan
terjadi.

Dengan demikian kalimat di atas bisa diganti menjadi: Nak...cari uang memang mudah. Dan kita perlu
menghargai uang dengan memperlakukan mereka dengan baik dan hormat. Gunakan uang untuk
membeli barang yang kita butuhkan, bukan sekedar yang kita inginkan.

Di sisi lain, ukuran boros setiap orang tidak ditentukan oleh barang yang dibeli atau besarnya
pengeluaran. Ukuran boros lebih ditentukan oleh berapa jumlah uang yang dibelanjakan dibandingkan
dengan penghasilan.

Bila misalnya seseorang punya penghasilan Rp. 1 juta dan sebulan ia membelanjakan Rp. 100.000, ini
tentu tidak boros karena hanya 10% dari penghasilan.

Bila ia membelanjakan sebulan Rp. 15 juta untuk senang-senang, apakah ia boros?

Belum tentu. Lihat berapa penghasilannya. Bila ia punya penghasilan sampai Rp. 100 juta per bulan, nilai
Rp. 15 juta bukanlah sesuatu yang besar karena hanya 15% dari penghasilan.

Saya lebih menyarankan orangtua untuk mendorong anak meningkatkan penghasilan dan mengontrol
pengeluaran dengan bijak. Artinya, tentukan prosentase yang bijak antara penghasilan dan pengeluaran.
Semakin besar penghasilan maka semakin besar pengeluaran yang boleh dilakukan, tentu untuk hal-hal
yang dibutuhkan.

Bagaimana menurut Anda?

Setahun Perjalanan Bertemu QLT

Setahun yang lalu tepatnya tahun 2013 bulan Januari adalah salah satu momen dalam hidup saya yang
tidak terlupakan. Masih teringat di memori saya, di penghujung 2012 dan awal tahun 2013 saya
tergeletak tidak berdaya di rumah sakit karena sakit demam berdarah. Itu adalah kali ketiga saya harus
193
inap di rumah sakit selain melahirkan kedua puteri kami. Saat yang cukup membuat hati saya dag dig
dug karena empat jarum suntik tidak berhasil masuk untuk menemukan pembuluh vena supaya infus
bisa segera saya terima. Ternyata faktor trombosit yang sudah sangat rendah membuat darah saya agak
kental.

Singkat cerita, setelah recovery kurang lebih satu bulan kondisi saya bukannya semakin membaik tapi
beruntun saya sakit terus menerus dengan sakit yang berbeda yang akhirnya menuntun saya untuk lebih
dekat dengan Yang Kuasa. Saya berusaha berpikir positif bahwa semua itu bukan teguran, melainkan
sapaan Sang Khalik kepada saya.

Di bulan April, tepatnya lupa tanggal berapa, waktu itu saya lagi sholat Dhuha di kamar, ketika saya
mengucapkan salam yang terakhir saya mendengar HP saya berbunyi. Namun tidak saya angkat. Baru
selesai saya berdoa ternyata henpon saya berbunyi lagi. Nomornya tidak saya kenal. Entah kenapa
waktu itu ada keinginan untuk saya angkat, padahal biasanya kalau ada telpon dari nomor yang tidak
saya kenal jarang sekali saya angkat. Ketika saya jawab telpon itu ternyata yang menelpon adalah teman
lama yang tidak berjumpa selama 5 tahun lamanya. Saya kehilangan nomor contact dia karena HP saya
hilang. Demikian pula dengan dia kehilangan nomor saya. Bukan suatu kebetulan yang kebetulan,
ternyata nomor saya masih tersimpan di HP lamanya yang sudah lama tidak dipakainya, dia bercerita.

Yang membuat saya semakin sadar bahwa LOA itu ada adalah beberapa hari sebelum kejadian ini terjadi
di benak saya adalah tiba-tiba saja memikirkan dia, membayangkan kabarnya bagaimana. Dan ternyata
LOA itu benar-benar bekerja. Waktu itu saya belum mengenal apa itu QLT, dsb. Percakapan kami
semakin seru ketika dia bercerita mengikuti workshop QLT yang luar biasa dan mengubah hidup dia,
sampai akhirnya dia kini mempunyai pasangan hidup yang persis seperti dia tulis di buku dreamnya.
Wah, sungguh luar biasa. Dia bilang saya hukumnya wajib mengikuti workshop ini… . hehehe ada pesan
sponsor.

Saking semangatnya beberapa hari setelah teman saya telpon, saya langsung menghubungi Adi W.
Gunawan Institute. Namun saya kecewa karena keinginan saya yang menggebu-gebu untuk segera ikut
workshop QLT tertunda beberapa bulan karena pak Adi bulan Juni musti ke Amerika belajar dan update
teknologi pikiran.

Semua tidak ada yang kebetulan, seakan semua sudah disetting. Alhamdulilah, saya diberi kesempatan,
waktu, kesehatan, umur, rejeki untuk bisa ikut workshop QLT di bulan September 2013. Awalnya saya
bingung bagaimana ikutnya. Dengan biaya yang tidak sedikit menurut saya yang sudah hampir 3 tahun
tidak berpenghasilan tetap karena lebih memilih membesarkan dan mendidik anak-anak sendiri di
rumah, ditambah pula sungkan minta uang untuk daftar workshop ke suami. Tapi sekali lagi
alhamdulilah...Allah tau yang terbaik untuk umatnya.

Pengalaman mengikuti pelatihan QLT selama empat hari tiga malam sangat luar biasa. Pak Adi dengan
rendah hati dan ikhlas membagi ilmunya kepada kami. Dan saya sangat bersyukur bisa bertemu dengan
194
teman-teman yang juga sangat luar biasa.

Sepulang dari QLT ada pencapaian yang sangat luar biasa pada diri saya: saya jauh lebih tenang, tidak
mudah emosi, dan jauh lebih percaya diri. Alhamdulilah saya juga sudah bisa membantu putri kami yang
sulung untuk mengatasi rasa takut, sakit, ngeri, tidak nyaman ketika pergi ke dokter gigi, yang
sebelumnya perlu perjuangan khusus untuk mengajaknya ke sana.

Dengan teknik Hypno-EFT surrogate yang diajarkan di QLT …alhamdulilah dengan ijinNYA emosi itu bisa
release. Dan yang membuat saya semakin bahagia adalah putri kami minta sendiri berangkat ke dokter
gigi waktu gigi susunya tanggal. Dan ketika di sana, dia langsung duduk manis di kursi dan apa yang
terjadi ketika giginya dicabut? Dia bilang cuman sakit sedikiiit aja...tapi kakak sudah ga takut lagi. Begitu
katanya….hehehe.

Syukur saya yang tidak terhingga pula mempunyai suami yang sangat mensupport saya sehingga saya
juga berkesempatan mengikuti pemantapan QLT bulan Des 2013. Bukan suatu kebetulan saya bisa
sekamar dengan teman yang pencapaiannya sungguh luar biasa. Terima kasih atas share, ilmu, dan
kehangatannya, Bu Marnis.

Tiga hari dua malam yang sungguh sangat luar biasa. Yang berasa begitu singkat namun bermakna. Dan
yang luar biasanya lagi, nyeri di rahang bawah saya hilang, ketika saya ngobrol dengan EP saya yang
mengurus kesehatan. Yang katanya saya suka menyepelekan kesehatan dan makan tidak rutin. Setelah
negosiasi akhirnya nyeri di rahang bawah saya benar-benar hilang.

Di atas adalah sebagian dari pencapaian yang sudah saya alami setelah mengikuti QLT. Mulai saat ini
saat ini saya siap, saya layak, dan saya berharga untuk bahagia dan sukses....aminnnn...

Semoga sharing ini bermanfaat dan memberi inspirasi bagi kita semua. Selamat tahun baru 2014.
Semoga di tahun 2014 semua dream kita tercapai dengan sangat mudah dan menjadikan kita manusia
yang berbahagia, Amin...

Salam hangat,
Ibu Uki

Hari ini adalah hari pertama di tahun 2014. Orang di seluruh belahan dunia menyambut dengan sukacita
pergantian dari tahun "lama" 2013 ke tahun "baru" 2014.

Kemarin malam, menjelang detik-detik pergantian tahun, saya menyaksikan pesta kembang api yang
195
sangat indah di salah satu resor tempat kami menginap.

Ada pula yang merayakan pergantian tahun dengan minum dan ngobrol bersama kawan hingga subuh.
Intinya, semua orang bergembira menyambut tahun baru.

Saat bel berbunyi sebagai tanda tahun telah berganti, orang bersorak gembira, saling memberi selamat,
meniup trompet. Umumnya kita berpikir atau berharap tahun baru akan membawa perubahan pada diri
kita.

Yang selalu menjadi pertanyaan besar adalah apakah dengan bergantinya tahun kualitas kita juga
berubah? Apakah di tahun baru ini hidup kita pasti berubah menjadi baru/lebih baik? Apakah tahun
baru ini benar-benar akan menjadi tahun baru dalam hidup kita?

Saya sering menjumpai rekan yang merayakan tahun baru dengan sukacita namun tahun hidupnya
adalah tahun lama. Satu tahun ke tahun berikutnya hidupnya tetap tidak berubah.

Sebaliknya ada rekan yang benar merayakan tahun baru sebagai tahun yang benar-benar baru dalam
hidupnya. Setiap tahun ia berkembang, maju, meningkat, dan semakin mendekati kualitas hidup ideal
yang ia inginkan.

Bagaimana caranya agar kita benar-benar punya tahun baru?

Mulailah dengan hal kecil dan sederhana. Mulailah dengan hari baru, hari demi hari. Hari baru akan
menjadi minggu baru. Minggu baru menjadi bulan baru. Dan akhirnya bulan baru membawa kita ke
tahun baru yang sesungguhnya.

Tahun baru tidak bisa membawa perubahan bila kita tidak secara sadar memulai setiap hari sebagai hari
baru. Tahun baru tidak ada bedanya dengan tahun-tahun sebelumnya. Tahun akan benar-benar menjadi
baru bila kita memutuskan membuatnya menjadi tahun baru dengan secara sadar melakukan
perencanaan dan tindakan.

Akhir kata, selamat menjalani tahun baru dengan hidup lama atau selamat menjalani tahun baru dengan
hidup baru.

Anda masuk kategori yang mana?

(QLT barusan usai. Dan sudah banyak peserta mengalami dahsyatnya efek positif pelatihan QLT. Berikut
adalah salah satu testimoni yang luar biasa.)

196
Pertama saya sangat bersyukur dan berterima kasih pada Pak Adi yang telah membebaskan saya dari
phobia kecoak yang telah saya alami selama 38 tahun. Ketika akan mengikuti pelatihan saya memang
sudah meniatkan ingin dibebaskan dari phobia kecoak dan sekarang saya sudah bebas.

Yang menakjubkan lagi adalah ketika Pak Adi menawarkan saya buku beliau yang akan diberikan secara
cuma-cuma kepada saya, tanpa pikir panjang langsung saya tunjuk satu buku beliau yang saya inginkan.
Mengapa saya langsung menunjuk buku tsb tanpa pikir panjang? Karena persis sebelum sesi tentang
Hypno-EFT yang berhubungan dengan phobia saya itu, ketika coffee break saya menginginkan buku tsb
dan ketika saya akan memesan tiba-tiba timbul pikiran, nanti saja deh pesannya.

Ternyata saat itu LOA sudah bekerja dan ketika acara dimulai setelah coffe break selesai saya
mendapatkan buku yang saya inginkan tadi secara gratis pula!

Satu hal lagi tentang LOA yang membuat saya tertawa geli adalah ketika saya dan Sdri Wieke sedang
makan siang. Ketika itu saya sedang makan hidangan penutup yaitu kue serabi.

Teman saya tsb duduk di depan saya dan memanggil waitress dan memesan 2 gelas air putih untuk kami
berdua. Sambil menikmati kue serabi saya berkata pada Sdri Wieke, harusnya kita pesan teh hangat ya,
karena kuah serabi ini manis dan enaknya kalau setelah makan ini minumnya teh hangat. Persis setelah
saya bicara datanglah seorang waiter membawa sebuah nampan dan 2 cangkir yang langsung menuju
meja kami dan meletakkan 2 cangkir teh tersebut di meja kami.

Saking takjubnya saya sampai lupa mengucapkan terima kasih sambil celingak celinguk mencari-cari
siapa tau ada tamu di meja lain yang memanggil sang waiter dan berkata bahwa itu adalah teh
pesanannya. Saking herannya dan lucunya kami berdua sampai tertawa-tawa ketika acara makan
tersebut. Ternyata LOA itu benar-benar BETUL dan ga pake lama kerjanya ya.

Keajaiban lain selama pelatihan adalah sembuhnya saya dari sakit di lengan dan pergelangan tangan
kanan yang sudah saya idap selama 6 bulan ini. Ketika sesi mengenai Ego Personality, saya yang masih
merasa baru dan sangat penasaran dengan materi ini langsung memutuskan untuk mencoba dan
menguji apakah benar sang EP dapat saya ajak bicara dengan ‘nyata’ dan dia dapat menolong saya. Yang
langsung terlintas dalam pikiran saya adalah untuk membuktikan secara cepat dan riil bahwa cara kerja
EP itu seperti yang Pak Adi ajarkan maka saya harus punya kasus yang ‘riil’ juga seperti misalnya sakit
fisik.

Langsung saya mempraktekkan apa yang telah pak Adi ajarkan dan ajaib! Saya sampai heran ternyata EP
yang saya panggil dan tanyakan itu benar-benar bisa menjawab, saya ternyata punya ‘teman’ dan
benarlah, setelah negosiasi saya beres dengan si EP langsung saya pegang-pegang lengan dan tangan
saya yang sakit, bengkak dan kaku tersebut dan sakitnya sudah hilang.

Dalam hati saya membatin : tau gitu dari dulu aja saya ga usah buang duit ke dokter hehehe....
197
Dengan berbagai ‘keajaiban’ yang saya alami selama pelatihan ini, teman sekamar saya, Bu Merry Tan,
sampai berkomentar : udah deh lu bener-bener cuan ya ikut pelatihan ini hahahaha....

Oya satu lagi. Karena semalam tidur malam saking asiknya ngobrol dengan suami tentang dahsyatnya
pelatihan ini, kami akhirnya tidur sampai larut dan besoknya saya bangun kesiangan. Baru bangun tidur,
masih ngantuk-ngantuk tiba-tiba ada telepon dari seorang teman yang tidak pernah bertemu setelah 13
tahun. Si teman tiba-tiba saja bertanya, hai Vi, kamu masih mau kerja? Kamu tau si Syeli kan, nah dia itu
kan punya travel agent dan guest house, nah bisnisnya itu ga kepegang karena harus sering keluar kota.
Dia nawarkan aku tapi aku sudah ga boleh ke Jogja sama mamiku, harus nunggu rumah Solo
bla...bla...bla....

Sambil masih ngantuk-ngantuk saya memanjatkan syukur bahwa sungguh hasil pelatihan ini begitu
dahsyat. Tuhan begitu baik pada saya dengan mengijinkan saya mengikuti pelatihan ini setelah sekian
tahun saya meminta ijin padaNya, dan Dia ijinkan juga saya menerima hal-hal besar dalam hidup saya.

Kisah pagi ini belum saya kabarkan lagi pada bu Merry Tan, malu ah nanti beliau bilang begini : lu bukan
cuma cuan ya tapi bener-bener niat ngelaba ikut pelatihan. Ha...ha...ha.....
Oya sebenarnya masih ada beberapa lagi kisah dahsyat yang saya alami selama pelatihan, tapi nanti saja
saya share lagi karena nanti yang baca terheran-heran atau terlalu takjub hehehe....

Terima kasih Pak Adi dan team. Doa saya pak Adi dan keluarga beserta team yang luar biasa senantiasa
dalam berkat dan cinta Tuhan. Amin.

Salam,
Elvia

Semakin saya mendalami mengenai memori, proses pembentukan memori, dan akses memori semakin
saya memahami betapa rentan dan mudahnya pseudomemori (false memory) tercipta. Pseudomemori
bahkan bisa diciptakan, dengan teknik sederhana, tanpa perlu kondisi hipnosis. Apalagi bila
menggunakan kondisi hipnosis dan klien yang sangat sugestif.

Hipnoterapis yang banyak melakukan hipnoanalisis, melakukan penggalian data di pikiran bawah sadar,
haruslah benar-benar cermat dan hati-hati agar tidak mencipta pseudomemori di pikiran bawah sadar
klien.

Ada rekan yang sedang menjalani proses menggosok berlian. Namun ia kurang sabar karena merasa
terlalu lama. Kemudian ia mencari penggosok lain yang sayangnya kurang terampil dan justru merusak
198
hasil gosokan sebelumnya.

Saat ia menyadari berliannya rusak, ia kembali ke penggosok pertama. Sayang... nasi sudah jadi bubur.
Berlian grade "A" yang sangat berharga dalam dirinya kini telah berubah menjadi batu yang tidak lagi
bernilai tinggi. Dan rekan inipun menyesali apa yang telah terjadi.

Penggosok pertama sangat ingin membantu namun ia tak bisa mengubah kondisi batu yang sudah rusak.

Seorang klien mengeluh pada saya, "Pak... saya nggak habis pikir. Saya sejak remaja sudah membuat
keputusan untuk tidak mau punya pacar yang selisih usianya minimal 7 tahun. Eh... nggak tahunya saya
dapat yang selisih 10 tahun. Setelah itu putus. Terus saya buat keputusan lagi untuk tidak mau dapat
pacar yang beda keyakinan. Eh... dapatnya yang beda keyakinan. Lalu... putus lagi. Saya pusing nih Pak."

Saya tersenyum mendengar keluhannya. Saya juga pernah menangani klien yang sangat membenci
ibunya. Ia bersumpah bahwa kelak ia tidak akan mau dapat istri yang seperti ibunya.

Apa yang terjadi? Benar... ia mendapat istri dengan karakater yang mirip dengan ibunya.

Mengapa bisa seperti ini?

Pikiran tidak mengenal kita mau atau tidak mau. Yang pikiran lakukan adalah apapun bentuk pikiran
yang dominan kita pikirkan, sering kita pikirkan, terutama yang diikuti dengan muatan emosi intens,
inilah yang ia wujudkan menjadi realita hidup.

Hukum pikiran menyatakan apapun yang kita pikirkan, baik yang diinginkan atau yang tidak diinginkan,
semakin dipikirkan akan menjadi semakin kuat.

Bagaimana caranya supaya kita mendapat hanya yang kita inginkan atau tidak mendapat yang tidak kita
inginkan?

Caranya adalah untuk selalu memikirkan yang kita inginkan.

Bagaimana bila di pikiran muncul hal yang tidak kita inginkan?

Katakan pada diri sendiri, "Bentuk pikiran yang barusan ini... batal. Yang saya inginkan adalah yang
ini....... (sebutkan atau bayangkan yang Anda inginkan)"

Mudah kan?

199
Cobalah.. hasilnya pasti luar biasa......

Ada beberapa rekan yang mungkin bingung saat saya berkata bahwa kepercayaan atau belief dapat
menghambat atau justru mendorong kita meraih sukses.

Belief yang saya bahas di sini adalah berdasar ilmu pengetahuan khususnya psikologi / ilmu pikiran. Di
semesta alam ini ada dua kebenaran. Pertama, kebenaran absolut. Kedua, kebenaran tentatif.
Kebenaran absolut adalah iman. Ini tidak bisa dibahas karena diterima sebagai kebenaran yang absolut.
Sedangkan kebenaran tentatif adalah pengetahuan yang masih bisa salah atau berubah.

Jadi, bila saya membahas sesuatu pasti dari sudut kebenaran tentatif, bukan kebenaran ABSOLUT karena
saya tidak bisa dan tidak akan pernah bisa membahasnya dari sudut kebenaran ABSOLUT. Ini perlu
dipahami agar tidak muncul salah pengertian.

Salah satu sumber kegagalan orang adalah adanya kepercayaan atau belief yang menghambat yang
mereka pegang teguh karena merasa belief ini adalah yang paling benar. Mereka bersikeras tidak mau
mempertanyakan atau menyelidiki belief mereka. Cara menguji suatu belief adalah dengan
menerapkannya ke dalam hidup dan lihat hasilnya.

Belief sifatnya personal. Kualitas belief tercermin dari kualitas hidup yang dicapai si pemegang belief.

Bagaimana menurut Anda?

Di status kemarin saya ada menyinggung tentang pikiran "awal". Pikiran "awal" ini, lebih tepatnya
sebenarnya adalah consciousness atau kesadaran.

Kesadaran ini adalah lahan yang perlu kita olah sedemikian rupa, mengikuti aturan dan hukum yang
berlaku dan mengaturnya, sehingga memberikan hasil seperti yang kita harapkan. Hasil ini tercermin
dari kualitas aspek kehidupan kita: finansial, spiritual, mental/emosi, materi, relasi, sosial, wisata,
pengembangan diri, kesehatan, dll.

Kesadaran ini seperti arus sungai yang mengalir dan terbagai menjadi dua aliran yang disebut dengan
pikiran sadar dan pikiran bawah sadar. Setiap pikiran ini diatur oleh hukumnya masing-masing, punya
sifat, fungsi, dan kemampuan yang terpisah namun saling memengaruhi.

Bagaimana kita mengolah pikiran kita inilah yang tercermin dalam kualitas dan pencapaian hidup kita.
200
Untuk lebih mudahnya begini. Bayangkan Anda diberi hadiah HP. Boleh merek apa saja. Setiap HP pasti
punya keypad berisi angka mulai 0, 1, 2 sampai 9.

Sebelum digunakan HP perlu di-setting terlebih dahulu. Baru setelah itu bisa digunakan. Siapa yang Anda
hubungi bergantung pada nomor yang Anda tekan di keypad ini. Bila kombinasi angka yang Anda pilih
dan kirim ternyata salah maka Anda tidak akan bisa menghubungi orang yang Anda inginkan, atau salah
sambung. Namun bila nomornya benar, Anda akan terhubung dengan orang yang Anda inginkan.

Demikian juga dengan kesadaran dan pikiran. Saat kita mampu mengatur pikiran dengan benar, dengan
kombinasi yang tepat, maka kita akan tersambung pada situasi, kondisi, hasil, dan pencapaian yang
diinginkan (baca: sukses). Namun bila yang terjadi adalah kita tidak mengatur pikiran dengan benar,
"kombinasi"nya salah maka hasil yang dicapai tidak sesuai keinginan.

Jadi, langkah awal adalah melakukan setting pada pikiran (HP). Setelah itu tentukan siapa yang akan
dihubungi (dream). Tekan nomor di keypad (memasukkan data ke pikiran bawah sadar), dan tekan
tombol "send".

Untuk memaksimalkan kinerjanya HP juga perlu diupgrade. Bagaimana dengan pikiran Anda? Apakah
sudah diupgrade?

Setiap manusia lahir dilengkapi pikiran yang luar biasa. Namun mengapa lebih banyak orang yang
hidupnya biasa-biasa daripada yang luar biasa (sukses)?

Banyak orang yang mengatakan ini semua karena nasib atau suratan. Apakah benar seperti ini? Apakah
memang ada yang sudah "ditentukan" bernasib buruk dan ada yang "dipilih" untuk bernasib baik?

Saya tidak ahli di bidang agama sehingga tidak mampu membahas hal ini dari sudut agama dan spiritual.
Saya hanya tahu dan mendalami dunia pikiran. Dari pengalaman pribadi dan pengalaman klinis
membantu sangat banyak klien dan dari sharing alumni pelatihan Quantum Life Transformation saya
mendapatkan satu temuan konsisten.

Kemarin saya jumpa salah satu rekan alumnus QLT yang tinggal di Bali. Beliau menceritakan perubahan
hidupnya yang terjadi usai mengikuti QLT. Ternyata, ada sesuatu yang menghambat dirinya sehingga
tidak bisa mencapai impian yang diinginkan.

Usai menemukan dan mengatasi hambatan ini, yang sama sekali tidak ia sangka, terjadilah perubahan
hidup yang luar biasa. Rekan ini dapat mencapai target usaha yang ia tetapkan dengan mudah.

201
Setiap orang dibekali pikiran yang luar biasa. Pikiran "awal" ini sama pada diri setiap orang. Yang
membedakan orang sukses dan belum/tidak sukses adalah bagaimana ia mengatur pikirannya.

Kita sering memperhatikan orang lain, mengasihi orang lain, memberikan cinta kepada orang lain,
berkata lembut kepada orang lain, memperlakukan orang lain dengan baik, sopan, ramah, sabar, dan
pengertian.

Namun kita sering lupa melakukan hal yang sama kepada diri kita sendiri. Apakah Anda telah
memperlakukan diri Anda sendiri dengan ramah, sabar, pengertian, menyatakan cinta pada diri sendiri?

Kapan terakhir kali Anda memeluk diri sendiri dan berkata, "Saya sayang pada diri saya?"

(Berikut kisah dari seorang peserta QLT yang menunjukkan efek dan hasil pelatihan QLT. Di QLT kemarin
saya mengajarkan teknik The Secret of Manifesting).

Salam Pak Adi. Alhamdulillah kemarin, 11 Des 2013 saya telah bisa membantu seorang mahasiswi untuk
berani tampil mengajar di depan guru pamongnya. Hari ini saya berhasil membantu seorang mahasiswa
untuk berhenti merokok. Hypno-EFT memang dahsyat. Terimakasih Pak Adi atas ilmunya.

Ohya, tadi tentang Hypno-EFT. Sekarang saya mau share tentang LOA. Malam Senin setelah pelatihan
QLT, saya bermalam di rumah teman lama saya di Surabaya. Jam 8 malam tiba-tiba hp saya berdering.
Seseorang menelpon saya mengabari bahwa ada honor yang harus diambil.

Alhamdulillah. Hari Senin jam 11 pagi di bandara Medan, seseorang menelpon lagi bahwa ada honor lain
yang harus diambil. Alhamdulillah. Selasa saya ke kampus, bidang keuangan bilang ada honor
membimbing skripsi yang harus diambil.

Alhamdulillah. Hari ini, Kamis , tepat jam 10.30 pagi, saya ditelpon oleh dealer mobil mengatakan bahwa
mobil pesanan saya sudah sampai. Saya langsung kesana, dan tepat jam 3 siang, mobil baru sudah
berada ditangan saya. Alhamdulillah LOA bekerja dengan baik. Terimakasih Pak Adi atas ilmunya.

Salam,
Ibu Salami M.

(Ibu Salami adalah dosen dan tinggal di Aceh)

202
Di sela-sela waktu break makan di QLT barusan, salah satu peserta bercerita mengenai kondisinya. Ia
selalu merasa takut, cemas, khawatir. Mau ke dokter gigi, takut. Mau belajar naik sepeda motor, takut.
Mau bicara di depan umum, takut. Dan berbagai perasaan cemas dan takut lainnya.

Sambil makan malam dan berdiskusi saya melakukan teknik EPT untuk membantu ia mengatasi
masalahnya. Hanya dalam sekejap perasaan takut yang tidak pada tempatnya ini hilang berganti
perasaan tenang, nyaman, dan percaya diri.

Usai makan malam saat di ruang pelatihan saya meminta peserta ini untuk maju ke depan, disaksikan
orang banyak, dan saya minta ia bicara. Saya turun dari panggung dan berdiri di antara peserta lainnya
sehingga ia menjadi pusat perhatian dan hanya seorang diri di depan.

Dengan percaya diri ia cerita dan menjawab berbagai pertanyaan saya. Suaminya yang menyaksikan hal
ini juga bingung, kok bisa istrinya berubah.

Ternyata perubahan sangat mudah terjadi bila kita bersedia berubah dan tahu cara yang tepat untuk
berubah.

Esoknya ia bercerita pada saya bahwa selama ini ia tidak mendengarkan suara hatinya. Setiap kali ada
suara dari hatinya ia akan berkata, "Ah ini tidak benar. Ini kan suara saya sendiri."

Namun, sejak mendapat pengetahuan tentang teknik EPT pandangannya berubah. Kini ia bisa
berkomunikasi dengan EP atau suara hatinya dengan baik dan mendapat sangat banyak manfaat untuk
hidupnya.

Demikianlah kenyataannya......

Hari Senin pagi, sehari usai QLT, staff AWG Institute mendapat sms dari seorang yang bernama Bpk
Sulton. Beliau mengirim sms ke dua staff AWGI bertanya tentang pelatihan QLT berikutnya.

Tidak sabar menunggu jawaban dari kami, Bpk. Sulton langsung menghubungi AWGI dan bertanya lebih
detil mengenai syarat dan prosedur untuk bisa ikut QLT berikutnya.

Ternyata Pak Sulton adalah sopir mobil yang kami sewa untuk mengantar para asisten dari hotel Senyiur
menuju ke Bandara Juanda. Lalu, apa yang membuat Beliau begitu bersemangat ikut QLT? Apakah
karena mendengar cerita para asisten?

Ceritanya begini. Di dalam mobil asisten ikut salah satu peserta, Bpk. Daud. Selama perjalanan Pak Daud
dan para asisten berbincang-bincang mengenai materi pelatihan. Dan selama perjalanan ini Pak Sulton

203
serius menyimak pembicaraan ini dan juga ikut tertawa bila ada yang lucu.

Saat mobil akan masuk ke Bandara tiba-tiba HP Pak Daud berbunyi. Setelah diangkat ternyata Pak Daud
mendapat order bisnis dari seseorang yang sama sekali tidak ia sangka-sangka.

Usai menjawab telpon klien ini Pak Daud berkata, "Wah.. dahsyat nih LOA-nya. Baru selesai pelatihan,
belum sampai di rumah, LOA diinstal oleh Pak Adi sudah aktif bekerja kenceng banget."

Rupanya Pak Sulton mendengar hal ini dan jadi penasaran. Pak Sulton ingin tahu lebih banyak tentang
hal ini dan disarankan ikut pelatihan QLT.

Di QLT memang saya melakukan beberapa update untuk bisa semakin meningkatkan kemampuan kerja
LOA dalam diri seseorang. Saya juga meng-update sugesti yang digunakan untuk LOA.

Dan yang istimewa saya mengajarkan satu teknik luar biasa untuk semakin memaksimalkan kerja LOA
seseorang. Teknik ini diberi nama The Secret of MANIFESTING.

(QLT barusan usai. Dan sudah banyak peserta mengalami dahsyatnya efek positif pelatihan QLT. Berikut
adalah salah satu testimoni yang luar biasa.)

Pertama saya sangat bersyukur dan berterima kasih pada Pak Adi yang telah membebaskan saya dari
phobia kecoak yang telah saya alami selama 38 tahun. Ketika akan mengikuti pelatihan saya memang
sudah meniatkan ingin dibebaskan dari phobia kecoak dan sekarang saya sudah bebas.

Yang menakjubkan lagi adalah ketika Pak Adi menawarkan saya buku beliau yang akan diberikan secara
cuma-cuma kepada saya, tanpa pikir panjang langsung saya tunjuk satu buku beliau yang saya inginkan.
Mengapa saya langsung menunjuk buku tsb tanpa pikir panjang? Karena persis sebelum sesi tentang
Hypno-EFT yang berhubungan dengan phobia saya itu, ketika coffee break saya menginginkan buku tsb
dan ketika saya akan memesan tiba-tiba timbul pikiran, nanti saja deh pesannya.

Ternyata saat itu LOA sudah bekerja dan ketika acara dimulai setelah coffe break selesai saya
mendapatkan buku yang saya inginkan tadi secara gratis pula!

Satu hal lagi tentang LOA yang membuat saya tertawa geli adalah ketika saya dan Sdri Wieke sedang
makan siang. Ketika itu saya sedang makan hidangan penutup yaitu kue serabi.

Teman saya tsb duduk di depan saya dan memanggil waitress dan memesan 2 gelas air putih untuk kami
berdua. Sambil menikmati kue serabi saya berkata pada Sdri Wieke, harusnya kita pesan teh hangat ya,
karena kuah serabi ini manis dan enaknya kalau setelah makan ini minumnya teh hangat. Persis setelah

204
saya bicara datanglah seorang waiter membawa sebuah nampan dan 2 cangkir yang langsung menuju
meja kami dan meletakkan 2 cangkir teh tersebut di meja kami.

Saking takjubnya saya sampai lupa mengucapkan terima kasih sambil celingak celinguk mencari-cari
siapa tau ada tamu di meja lain yang memanggil sang waiter dan berkata bahwa itu adalah teh
pesanannya. Saking herannya dan lucunya kami berdua sampai tertawa-tawa ketika acara makan
tersebut. Ternyata LOA itu benar-benar BETUL dan ga pake lama kerjanya ya.

Keajaiban lain selama pelatihan adalah sembuhnya saya dari sakit di lengan dan pergelangan tangan
kanan yang sudah saya idap selama 6 bulan ini. Ketika sesi mengenai Ego Personality, saya yang masih
merasa baru dan sangat penasaran dengan materi ini langsung memutuskan untuk mencoba dan
menguji apakah benar sang EP dapat saya ajak bicara dengan ‘nyata’ dan dia dapat menolong saya. Yang
langsung terlintas dalam pikiran saya adalah untuk membuktikan secara cepat dan riil bahwa cara kerja
EP itu seperti yang Pak Adi ajarkan maka saya harus punya kasus yang ‘riil’ juga seperti misalnya sakit
fisik.

Langsung saya mempraktekkan apa yang telah pak Adi ajarkan dan ajaib! Saya sampai heran ternyata EP
yang saya panggil dan tanyakan itu benar-benar bisa menjawab, saya ternyata punya ‘teman’ dan
benarlah, setelah negosiasi saya beres dengan si EP langsung saya pegang-pegang lengan dan tangan
saya yang sakit, bengkak dan kaku tersebut dan sakitnya sudah hilang.

Dalam hati saya membatin : tau gitu dari dulu aja saya ga usah buang duit ke dokter hehehe....

Dengan berbagai ‘keajaiban’ yang saya alami selama pelatihan ini, teman sekamar saya, Bu Merry Tan,
sampai berkomentar : udah deh lu bener-bener cuan ya ikut pelatihan ini hahahaha....

Oya satu lagi. Karena semalam tidur malam saking asiknya ngobrol dengan suami tentang dahsyatnya
pelatihan ini, kami akhirnya tidur sampai larut dan besoknya saya bangun kesiangan. Baru bangun tidur,
masih ngantuk-ngantuk tiba-tiba ada telepon dari seorang teman yang tidak pernah bertemu setelah 13
tahun. Si teman tiba-tiba saja bertanya, hai Vi, kamu masih mau kerja? Kamu tau si Syeli kan, nah dia itu
kan punya travel agent dan guest house, nah bisnisnya itu ga kepegang karena harus sering keluar kota.
Dia nawarkan aku tapi aku sudah ga boleh ke Jogja sama mamiku, harus nunggu rumah Solo
bla...bla...bla....

Sambil masih ngantuk-ngantuk saya memanjatkan syukur bahwa sungguh hasil pelatihan ini begitu
dahsyat. Tuhan begitu baik pada saya dengan mengijinkan saya mengikuti pelatihan ini setelah sekian
tahun saya meminta ijin padaNya, dan Dia ijinkan juga saya menerima hal-hal besar dalam hidup saya.

Kisah pagi ini belum saya kabarkan lagi pada bu Merry Tan, malu ah nanti beliau bilang begini : lu bukan
cuma cuan ya tapi bener-bener niat ngelaba ikut pelatihan. Ha...ha...ha.....
Oya sebenarnya masih ada beberapa lagi kisah dahsyat yang saya alami selama pelatihan, tapi nanti saja
205
saya share lagi karena nanti yang baca terheran-heran atau terlalu takjub hehehe....

Terima kasih Pak Adi dan team. Doa saya pak Adi dan keluarga beserta team yang luar biasa senantiasa
dalam berkat dan cinta Tuhan. Amin.

Salam,
Elvia

Kualitas hidup ditentukan oleh apa yang sering kita pikirkan dan terutama oleh apa yang sering kita
rasakan.

Dengan kata lain, pikiran dan perasaan dominan menentukan realita seseorang.

Untuk membuktikan hal ini coba cek apa saja yang Anda pikirkan dan rasakan selama sehari dan
bagaimana pengaruhnya terhadap hidup Anda.

Berita baiknya, kita punya kendali atas apa yang kita pikirkan. Dengan demikian juga punya kendali atas
apa yang kita rasakan.

Bagaimana menurut Anda?

Jangalah melekat pada apa yang dicintai atau maupun tidak dicintai. Perpisahan dengan apa yang
dicintai adalah penderitaan. Perjumpaan dengan apa yang tidak dicintai, juga penderitaan. Jadilah
seperti setetes air yang tidak melekat pada daun teratai dan sekumtum bunga teratai tidak ternoda oleh
lumpur, begitu juga seorang manusia bijaksana dan tercerahkan tidak akan melekat pada apapun juga,
baik yang dilihat, didengar, dirasakan, atau yang dipikirkannya. Bahkan ia tidak lagi melekat pada
ketidakmelekatan yang justru adalah satu bentuk kemelekatan.

Bagaimana menurut Anda?

Kita tidak bisa membeli KEBAHAGIAAN dengan UANG. Namun KEBAHAGIAAN bisa dibeli dengan
PASRAH, IKHLAS, dan KERENDAHAN HATI YANG TULUS.

Kemarin saya menjelaskan dan mendemokan teknik untuk mengatasi Mental Block dengan menetralisir
sumber kekuatan si Mental Block dengan sangat cepat.

206
Hari ini para peserta QLT belajar teknik Self Healing lainnya yang dilakukan dalam kondisi pikiran yang
sangat rileks. Sebelum mempraktikkannya saya terlebih dahulu menjelaskan dengan detil teori dan riset
di balik teknik ini. Kemudian saya melakukan demo dengan memanggil salah satu peserta ke depan dan
mengatasi mental blocknya dengan menggunakan teknik yang akan dipraktikkan. Hasilnya... hanya
dalam sekejap masalahnya berhasil diatasi.

Sekarang para peserta sedang melakukan proses self healing. Suasana tenang... rileks... damai....
hening.. dan menjadi lebih nyaman dengan turunnya hujan.....

Barusan peserta QLT mendapat penjelasan detil mengenai proses masuk ke pikiran bawah sadar. Saya
juga melakukan pengukuran gelombang otak beberapa peserta yang merasa sulit masuk ke pikiran
bawah sadar.

Komentar para peserta QLT, "Ternyata masuk ke pikiran bawah sadar itu sangat mudah ya."

Memang demikianlah kenyataannya. Sebenarnya mereka sudah sering masuk namun tidak punya acuan
untuk membuktikan hal ini.

Yang membuat seseorang sulit berubah adalah karena ia tidak yakin atau percaya telah berhasil masuk
ke pikiran bawah sadarnya. Bila ia ragu atau tidak percaya maka teknik apapun yang ia gunakan untuk
perubahan diri tidak akan bisa bekerja.

Mengapa? Karena pikirannya akan menganulir semua hasil positif yang telah dicapai.

Pemahaman yang benar mengenai pikiran sadar dan pikiran bawah sadar serta cara kerja dan
pengaruhnya dalam hidup sangatlah penting untuk dipahami agar bisa dicapai hasil maksimal dari setiap
proses transformasi diri yang dilakukan.

Bagaimana dengan Anda? Bagaimana Anda tahu bahwa Anda telah masuk ke pikiran bawah sadar Anda?
Apa parameternya?

Pagi ini saya tergelitik untuk menulis pemikiran ini untuk para rekan FB. Walau ini hanya misalnya
namun bila rekan-rekan memikirkan dan menjawab dengan serius maka akan ada pembelajaran
mendalam yang bisa dipetik.

Kasus 1.
Misalnya Anda sedang pacaran. Anda dan pacar Anda katanya saling mengasihi dan mencintai dengan
207
tulus. Bila tiba-tiba pacar Anda minta putus dengan alasan dia merasa yakin akan lebih bahagia bila
bersama si X, apakah Anda mengijinkan hubungan ini berakhir? Anda telah berusaha untuk mencari tahu
apa masalah yang sebenarnya, kalau memang Anda ada kekurangan, ini akan diperbaiki, namun ia
mengatakan tidak ada masalah. Intinya, ia minta hubungan ini diakhiri karena ia ingin bersama si X.

Apakah Anda mengijinkan untuk pisah? Kalau ya, apa alasan Anda. Kalau tidak, apa pula alasan Anda.

Kasus 2.
Anda telah menikah sekian tahun dan belum dikaruniai anak. Hubungan Anda dan pasangan selama ini
baik-baik saja. Anda sangat mencintai pasangan Anda. Dan tiba-tiba pasangan Anda minta pisah karena
merasa yakin dan percaya akan lebih bahagia hidup dengan si X. Apapun yang Anda lakukan untuk
membuat pasangan Anda membatalkan niatnya tidak berhasil. Ia bersikukuh minta pisah karena ingin
hidup dengan si X. Pasangan Anda mengatakan Anda adalah orang yang baik, anak bukanlah masalah
yang menjadi alasan ia minta pisah.

Apakah Anda mengijinkan untuk pisah? Kalau ya, apa alasan Anda. Kalau tidak, apa pula alasan Anda.

Impian Tercapai, Lebih Dari Yang Diharapkan

Saya salah satu peserta QLT yang Pak Adi selenggarakan. Mungkin Pak Adi ingat saat sedang makan
malam saya ngobrol dengan Bapak dan Ibu, dan menanyakan afirmasi saya untuk bisa jadi Direktur saya
tulis targetnya dengan tanggal yang spesifik. Saya tanya ke Bapak apakah itu termasuk bentuk
“kemelekatan” dan Pak Adi jawab ya. Karena ingin goal saya terjadi tahun ini, maka saya ubah
afirmasinya “menjadi tahun ini” bukan bulan Juni lagi. Walaupun masih ada unsur kemelekatan tapi saya
merasa lebih nyaman, dan afirmasi saya untuk jadi Direktur di tempat saya bekerja saat ini pun saya beri
tambahan dengan kata “atau yang lebih baik dari itu” sesuai pelajaran yang diajarkan Pak Adi.

Setelah Bulan Juni lewat dan tidak ada tanda-tanda ada kemajuan sebenarnya saya mulai meragukan
afirmasi saya, namun saya tetap semangat dan yakin saya tambahkan dengan kata "kalau Tuhan
menghendaki pasti semuanya bisa terjadi" dan saya mulai pasrah kepada Yang Maha Kuasa.

Singkat cerita Bulan Oktober saya ada penawaran satu posisi di Perusahaan pemegang saham tempat
saya bekerja saat ini yaitu perusahaan Dubai, sesuai keinginan saya dan bahkan di tempat yang lebih
dari yang saya inginkan yaitu di Korea.

Dengan terus berafirmasi dan berdoa saya melamar posisi tersebut dan setelah melalui beberapa test
akhirnya saya diterima. Saya dan keluarga akan pindah ke Korea. Tentunya dengan pendapatan yang ber
xxx lipat.

208
Hal ini tentunya melebihi dari apa yang saya harapkan dan yang menakjubkan adalah afirmasi saya
“tahun ini” telah berhasil sesuai afirmasi.

Terima kasih untuk semuanya yang telah Bapak ajarkan dan tentunya juga kepada semua Team QLT
serta teman-teman sejawat semuanya.

Salam,
A.K.S

Saya memulai hari ini dengan merenungkan satu puisi indah karya Rumi yang sangat inspiratif:

Anda terlahir dengan potensi.


Anda terlahir dengan kebaikan dan rasa percaya.
Anda terlahir dengan cita-cita dan impian.
Anda terlahir dengan keagungan.
Anda terlahir dengan sayap.
Anda tidak diciptakan untuk merangkak, jadi jangan merangkak.
Anda punya sayap.
Belajar menggunakannya dan terbanglah.

~RUMI

(You were born with potential.


You were born with goodness and trust.
You were born with ideals and dreams.
You were born with wings.
You are not meant for crawling, so don't.
You have wings.
Learn to use them and fly.)

Bagaimana menurut Anda?

Kemarin malam sekitar jam 19.00 tubuh saya "ngomel" dan kepala saya terasa berat. Masih terlalu pagi
untuk tidur dan saya masih ingin membaca satu buku sangat bagus mengenai teknik mewujudkan
impian dengan cepat menggunakan imajinasi dan kekuatan pikiran bawah sadar. Ada pemahaman yang
sangat dalam yang saya dapatkan dari buku ini dan akan saya bagikan kepada para peserta QLT tgl 5-8
Desember ini.

209
Saya memaksa diri untuk terus membaca, menggunakan kekuatan kehendak (will power) untuk
memaksa pikiran bawah sadar mengikuti kemauan saya, yaitu tubuh menjadi segar, kepala ringan, dan
pikiran jernih untuk membaca.

Semakin saya paksa semakin tubuh saya menjadi tidak nyaman, kepala semakin berat dan pusing sampai
akhirnya saya menyerah dan memutuskan untuk tidur sejenak.

Benar, setelah sekitar 1 jam istirahat tubuh kembali menjadi segar dan kepala langsung menjadi ringan
kembali.

Salah satu Bagian Diri saya berkata, "Hmm... Anda mengajarkan bahwa pikiran bawah sadar 9 x lebih
kuat dari pikiran sadar. Semakin dipaksa oleh pikiran sadar maka pikiran bawah sadar semakin melawan.
Saya kan sudah kasih sinyal bahwa Anda butuh istirahat. Lho.. kok malah dilawan sinyal ini. Untung Anda
tidur 1 jam. Kalau tidak, besok Anda pasti jatuh sakit."

Saya minta maaf pada Bagian Diri ini dan berjanji lain kali akan lebih memerhatikan pesan yang ia
sampaikan. Lha, saya kan juga manusia biasa. Kadang bisa agak nakal :)).

Dan pagi ini... saya bagun dengan tubuh sangat segar, baru selesai work-out, dan siap memulai hari
dengan tubuh penuh energi dan hati tenang, damai.

Pesan pikiran bawah sadar perlu diperhatikan, jangan diabaikan, dan penuhi apa yang ia inginkan.
Semua ia lakukan demi kebaikan diri kita.

Bagaimana menurut Anda?

Kita semua mencari kebahagiaan. Namun hanya sedikit orang yang sadar bahwa kebahagiaan hanya bisa
diperoleh dengan cara menciptakannya, diawali dengan berpikir yang benar, sikap yang benar,
dilanjutkan dengan ucapan yang benar dan tindakan yang benar.

Bagaimana menurut Anda?

The American Academy of Family Physicians menyatakan bahwa 90% penyakit disebabkan oleh faktor
psikogenik, bukan organik. Apa yang menyebabkan penyakit psikosomatis? Emosi apa saja yang
berpengaruh (sangat) buruk terhadap kesehatan?

Simak di www.AdiWGunawan.com.

210
Seorang karyawan mengeluh karena bosnya tidak adil. Ia sudah bekerja selama 15 tahun di
perusahaannya namun gajinya kalah dengan anak kemarin sore yang baru bekerja 2 tahun. Ia merasa
diperlakukan tidak adil, dizalimi, dan marah sekali.

Saya tanya, "Apa yang membedakan anak baru dengan diri Anda sehingga dia mendapat gaji yang lebih
besar dari Anda yang sudah bekerja 15 tahun?"

"Bos tidak boleh begitu. Bos pilih kasih. Saya kan sudah kerja 15 tahun masa tidak dihargai," keluhnya.

"Anda belum jawab pertanyaan saya," kejar saya.

Karyawan ini tertunduk dan tidak berani menjawab pertanyaan saya. Saya mengulangi pertanyaan saya,
kali ini dengan lebih perlahan, "Apa yang membedakan anak baru dengan diri Anda sehingga dia
mendapat gaji yang lebih besar dari Anda yang sudah bekerja 15 tahun?"

"Dia lebih disayang Bos," jawabnya.

"Apa yang membuat dia lebih disayang Bos Anda?" tanya saya.

"Dia rajin, kerjanya bagus, semangat, tidak hitungan kalau lembur, omzetnya besar," jawabnya.

"Nah, kalau Anda bagaimana?" tanya saya lagi.

Kali ini ia diam tidak memberi jawaban. Saya mengulangi pertanyaan, "Kalau Anda bagaimana?"

"Memang saya tidak sepintar anak baru. Tapi saya kan sudah kerja 15 tahun. Masa ini tidak dihargai,"
kembali ia mengeluh.

"Begini lho pemikirannya pengusaha atau Bos. Benar, mereka suka dengan karyawan yang loyal. Dan
mereka jauh lebih suka dan menghargai karyawan yang loyal dan prestasinya bagus. Bila hanya
mengandalkan lama waktu kerja sebagai ukuran menentukan gaji tentu ini tidak fair. Apalagi bila
karyawan ini prestasinya begitu-begitu saja. Harga atau nilai karyawan di mata bos atau perusahaan
ditentukan oleh besar kontribusi yang mereka berikan bukan hanya ditentukan oleh masa kerja. Jadi,
saran saya, Anda kerja sungguh-sungguh dan paksa Bos Anda untuk memberi bonus yang besar dengan
prestasi Anda," jelas saya.

"Tapi buat apa saya kerja keras, bela-belain perusahaan kalau saya dibayar hanya segitu," tanyanya.

"Maunya Anda bagaimana?"


211
"Harusnya perusahaan bayar karyawannya dengan gaji yang layak dan kalau bisa besar. Setelah itu tentu
karyawan akan semangat kerja dan menghasilkan omzet besar untuk perusahaan," jawabnya lagi.

Saya sering jumpa karyawan tipe ini. Cara berpikir mereka terbalik dan melanggar hukum Tabur-Tuai.
Hukum Tabur-Tuai mengatakan bahwa untuk bisa menuai maka kita perlu menabur. Urutannya, tabur
kemudian tuai. Bukan tuai baru tabur.

Selain itu, satu hal penting yang perlu dipahami yaitu belum tenti bila seorang karyawan dibayar lebih
mahal maka prestasi atau kinerjanya pasti meningkat drastis.

Kinerja atau prestasi bekerja mengikuti rumus berikut:

MOTIVASI X KOMPETENSI = KINERJA

Anggaplah benar bahwa bila karyawan dibayar lebih mahal maka motivasi kerja mereka akan meningkat.
Namun, apakah mereka punya kompetensi yang sesuai untuk meningkatkan kinerja? Bila tidak, maka
kinerja tidak bisa meningkat signifikan.

Ini juga yang terjadi dengan para guru/pengajar. Pemerintah fokus meningkatkan kesejahteraan para
pendidik. Namun, bagaimana dengan kinerja? Masih belum ada perubahan signifikan.

Saya menyarankan karyawan ini untuk kerja sungguh-sungguh, mengembangkan dirinya, meningkatkan
kinerjanya, dan setelah itu minta kenaikan gaji ke Bos.

"Bagaimana kalau saya sudah kerja keras, prestasi meningkat, minta naik gaji atau bonus tapi Bos tidak
mau kasih naik?" tanyanya lagi.

"Cari perusahaan lain yang bersedia menghargai Anda sesuai dengan kinerja Anda. Gitu aja kok repot,"
jawab saya mengakhiri pembicaraan kami.

Bagaimana menurut Anda?

Kehidupan yang berharga tidak dinilai dari materi, kekuasaan, ketenaran, dan jabatan melainkan hidup
yang dipenuhi dengan persahabatan tulus, kesempatan berbagi, dan perhatian terhadap sesama.

Bagaimana menurut Anda?

212
Pagi ini saya mendapat "sarapan" istimewa yang dikirim seorang rekan sejawat saya jam 06.58. Rekan ini
mengirim sms: "Selamat pagi pak Adi. Dua hari lalu saya punya pengalaman unik dengan introject
(klien). Yang ingin saya tanyakan apakah masing-masing introject atau Ego Personality juga mempunyai
pikiran sadar dan bawah sadar?"

Saya menjawab pertanyaan Beliau, "Ini satu pertanyaan menarik. Saya belum pernah baca artikel yang
khusus mengulas tentang hal ini. Dan dari beberapa literatur tentang kasus DID (Dissociative identity
Disorder) atau yang lebih awam dikenal dengan "Split Personnality" yang pernah saya baca dan pelajari,
terapis dapat melakukan hipnosis hanya pada satu Ego Personality, sedangkan EP yang lain tetap dalam
kondisi sadar normal. Dari sini saya menyimpulkan bahwa tiap EP punya kesadaran yang independen,
punya pikiran sadar dan bawah sadarnya sendiri, dan secara kolektif mereka dapat berlaku sebagai satu
entitas."

Kemudian datang sms lagi dengan pertanyaan, "Saat di sesi wawancara, saat menjelaskan berbagai hal
pada klien, penjelasan ini ditujukan kepada pikiran sadar dan pikiran bawah sadarnya siapa? Apakah
kepada satu Ego Personality ataukah kepada pikiran bawah sadar secara keseluruhan (kolektif) yang
mana di dalamnya juga ada pikiran sadar dan bawah sadar dari masing-masing EP/Introject. Introject
yang saya proses ternyata bisa melakukan analisis dan mengambil keputusan. Mungkin ini juga yang
menjelaskan mengapa setelah diterapi ada klien yang bisa relapse atau kambuh."

Saya menjawab singkat pertanyaan ini. Minggu depan saya akan jumpa rekan ini di QLT karena Beliau
hadir membantu di pelatihan sebagai asisten, dan tentu akan sangat menarik mendengar uraian detil
Beliau mengenai apa yang terjadi.

Beliau mengakhiri komunikasi kami dengan berkata, "Terima kasih Pak Adi. Rasanya dunia pikiran makin
dalam dan sangat luas namun dibatasi ruang dan waktu karena masih punya tubuh fisik. Wah.. makin
lama makin seru dan asyik."

Hmm.... sungguh satu sarapan yang sangat nikmat. Membahas dunia pikiran dan berbagai temuan-
temuan baru yang sebelumnya tidak pernah terpikirkan, belajar bersama dan saling membelajar
sungguh merupakan satu keindahan dan kebersamaan yang berharga.

Bagaimana dengan "sarapan" pagi Anda?

Seorang rekan hipnoterapis berdiskusi dengan saya mengenai beberapa teknik dalam hipnoterapi,
khususnya untuk mencari dan menemukan akar masalah.

Saat saya mengatakan bahwa dalam praktik saya tidak menggunakan teknik yang ia tanyakan, walau
saya menguasai teknik-teknik ini dengan sangat baik, ia bingung dan berkata, "Apa alasan pak Adi tidak

213
menggunakan teknik ini? Padahal teknik ini katanya sangat efektif."

Saya katakan bahwa untuk setiap teknik yang digunakan di ruang terapi saya harus memastikan bahwa
teknik ini benar-benar efektif. Dan satu cara yang paling efektif dan efisien untuk mengetahui
keefektifan suatu teknik, selain dengan mencobanya sendiri, adalah dengan membaca jurnal atau text
book.

Dari pengalaman klinis selama ini saya hanya menggunakan dua teknik utama untuk menemukan akar
masalah atau ISE (Initial Sensitizing Event). Dengan menggunakan hanya dua teknik ini secara kolektif
kami telah berhasil melakukan hipnoterapi kepada puluhan ribu klien dengan sangat berhasil.

Ada teknik yang diklaim sangat efektif ternyata dalam praktiknya tidak memberikan hasil seperti yang
diharapkan, padahal prosedurnya telah dilakukan persis sama.

Di sisi lain, ada teknik yang semula hanya bisa untuk menangani kasus-kasus ringan ternyata dengan
sedikit modifikasi berhasil kami kembangkan dan sempurnakan sehingga dapat digunakan untuk
menangani berbagai kasus traumatik berat.

Satu hal yang membuat saya sangat menikmati menggeluti dunia pikiran, selain tentunya bisa
membantu sesama menjalani hidup yang lebih baik, yaitu bersama-sama kami melakukan praktik dan
penelitian/pengembangan teknik dan metode terapi.

Ada banyak temuan yang sungguh mencengangkan dan belum pernah kami temukan di berbagai
literatur. Dari hasil diskusi dengan para rekan sejawat saya mencatat semua temuan ini dan bersama-
sama menyusun protokol terapinya.

Biasanya temuan awal ini tidak langsung diajarkan kepada seluruh alumni. Kami akan mengujicobakan
teknik ini sampai didapat hasil yang konsisten. Barulah setelah ini kami sebar luaskan kepada seluruh
alumni untuk menambah perlengkapan teknik mereka.

Semua temuan ini kami catat lengkap dengan harapan bisa menjadi kekayaan intelektual bangsa
Indonesia.

Ada yang tanya saya, "Bagaimana Pak Adi tahu kualitas buku yang akan dibaca?"

"Ini pertanyaan yang jawabannya sangat mahal harganya," jawab saya.

"Maksudnya?" tanyanya lagi.

214
Saya ingat dulu di awal saya membentuk kebiasaan membaca. Hampir semua buku yang saya suka, yang
belum tentu bagus isinya, saya beli dan baca. Ada yang bagus isinya, dan ada juga yang biasa-biasa saja.
Ini buku terbitan dalam negeri dan juga yang dari luar negeri.

Karena saya gemar baca dan sering kali bertemu dengan buku yang ternyata bagus namun kurang dalam
pembahasannya maka saya mencari jalan pintas untuk bisa menemukan buku-buku bermutu.

Akhirnya saya menemukan caranya yaitu melakukan kaji silang dengan membaca beberapa buku yang
ditulis oleh pakar, yang saya tahu memang sangat terkenal dan merupakan figur otoritas di bidang
keilmuannya. Di dalam buku mereka biasanya ada kutipan dari sumber tertentu dan juga daftar buku-
buku yang dijadikan acuan.

Selanjutnya saya juga membaca buku yang ditulis pakar lain membahas topik yang serupa. Kembali saya
memeriksa kutipan dan daftar buku acuan yang digunakan.

Biasanya ada beberapa judul buku atau nama beberapa pakar yang disebut-sebut. Dari sinilah saya
berburu buku yang ditulis oleh pakar yang disebut di dalam buku-buku sebelumnya. Demikian
selanjutnya sehingga semakin lama semakin banyak buku bermutu yang saya peroleh.

Ini tentunya di luar jurnal dan text book terbitan universitas terkenal. Untuk mendapat tampilan visual,
saya biasanya akan berburu berbagai video yang membahas topik serupa. Umumnya video ini
dikeluarkan oleh Discovery Channel, National Geography, atau BBC Knowledge. Tentu juga melakukan
googling berbagai informasi penting dan terkini melalui internet.

Saya selalu mengatakan kepada para peserta pelatihan Scientific EEG & Clinical Hypnotherapy (SECH)
bahwa untuk menjadi seorang hipnoterapis yang cakap, andal, berpengetahuan luas dan dalam
mengenai hipnoterapi, selain perlu ikut pelatihan, hanya perlu membaca sekitar 20 buku dan
menyaksikan 10 video.

Masalahnya adalah bagaimana kita bisa tahu 20 buku dan 10 video yang benar-benar bagus?

Nah, ini yang saya jelaskan di awal "Jawabannya sangat mahal" karena untuk menemukan 20 buku dan
10 video yang benar-benar bagus kita perlu membaca ratusan buku dan menyaksikan ratusan video.

Setiap orang memiliki "tabungan emosi" dengan saldo tertentu. Setiap kali merasakan atau mengalami
emosi yang nyaman atau menyenangkan (positif) maka "tabungan emosi" ini mendapat tambahan
"dana" segar sehingga jumlah saldonya bertambah.

Saat mengalami atau merasakan emosi tidak nyaman atau tidak menyenangkan maka terjadi penarikan

215
"dana emosi" sehingga saldonya berkurang.

Kita perlu bijak dan cermat untuk secara konsisten mengisi "tabungan emosi" karena besaran saldo ini
sangat memengaruhi hidup kita.

Saat saldo "tabungan emosi" semakin menipis dan akhirnya minus maka hidup akan menjadi sulit,
pikiran kacau, prestasi atau kinerja menurun, hati gundah, bahkan bisa sakit fisik, dll. Sebaliknya bila
saldo "tabungan emosi" berkelimpahan, hidup menjadi perjalanan yang menyenangkan dan penuh
berkah, pikiran tenang, hati damai, dan bahagia.

Apa saja yang dapat mengakibatkan terjadinya penarikan "dana" dari "tabungan emosi"?

Setiap kejadian, peristiwa, informasi, interaksi dengan lingkungan/sesama, atau pengalaman hidup yang
membuat hati kita merasa tidak nyaman adalah indikasi telah terjadi penarikan "dana" dari "tabungan
emosi".

Tindakan pencegahan yang bisa dilakukan antara lain: hati-hati dengan apa yang Anda baca, hindari
berbagai informasi negatif yang tidak berguna, hindari gosip, menyaksikan tayangan televisi negatif
(seperti sinetron, atau yang mengandung adegan kekerasan), hindari berbicara negatif, mengkritik,
menghakimi, dan atau mengutuk orang lain, dan hindari mendengar lagu dengan lirik negatif.

Bagaimana mengisi "tabungan emosi"?

Lakukan hal-hal positif yang membuat Anda merasa nyaman, senang, damai, bahagia, dan berharga.
Batasi diri dengan hanya membaca informasi yang positif, berguna, bermanfaat, dan membangkitkan
perasaan tenang dan nyaman.

Batasi diri hanya berinteraksi intens dengan orang-orang yang positif, mendukung, dan membuat diri
Anda merasa nyaman dan berharga.

Lakukan kebaikan dan kebajikan membantu sesama dengan tulus dan ikhlas. Intinya lakukan sebanyak
mungkin hal yang positif, konstruktif, yang sejalan dengan nilai-nilai moral dan spiritual yang luhur dan
agung yang membuat Anda merasa senang, nyaman, tenang, damai, dan bahagia.

Selain itu, kita bisa mengisi "saldo tabungan emosi" dengan rajin berdoa, mendekatkan diri dengan Yang
Kuasa, menenangkan pikiran dengan meditasi, relaksasi di tempat kedamaian, menikmati kebersamaan
bersama keluarga, dll.

Bagaimana menurut Anda?

216
 Cepe Chai amazing pak Adi, , apa scizofrenia punya kesamaan dengan kesurupan? thanks
Suka · Balas · 18 November pukul 19:13

Adi W Gunawan @Cepe Chai: Untuk schizaophrenia, ini perlu tanya ke psikiater. Kami
hipnoterapis tidak mendalami hal ini.

Suka · 1 · 19 November pukul 8:04


Nugroho K. Ook Sdh pernah baca pak, tapi saya baca lagi, untuk menyegarkan pengetahuan
saya. Trims pak
Suka · Balas · 18 November pukul 17:28

Adi W Gunawan Nugroho K. Ook: Ya pak. Biasanya kalau jawaban dari pertanyaan ini
sudah pernah saya tulis ke dalam artikel maka saya akan minta rekan ini untuk
membacanya.

Suka · 18 November pukul 17:51

http://www.neuro-vision.us/Articles/Hypnosis-Strange-Phenomena-Of_page_2.htm

The Strange Phenomena Of Hypnosis

There are many strange phenomena of hypnosis. Some of these are muscle catalepsy,
positive and negative hallucinations, amnesia and anesthesia. These strange phenomena,
that may be produced while a subject is in a hypnotic state, are directly related to the
depth of hypnosis. 

217
    Depth of hypnosis can be visualized and imagined by comparing the hypnotic state to a
swimming pool. Some people like to swim on the surface of the water, others like to swim
under water anywhere between the surface and the bottom of the pool. Those people who
swim on the surface are shallow subjects. Those who swim between the surface and
bottom are anywhere from medium to deep hypnotic subjects. Generally the deeper a
subject is in hypnosis, the more quickly the subject will accept post-hypnotic suggestions.
Also, the deeper a subject is, the more phenomena of hypnosis that may be produced.

The following chart is broken up into six categories: Whereas Category (Depth) I would
be the lightest state of hypnosis, Category (Depth) 6 would be the deepest possible
state. This scale of depths is commonly referred to as the. Aron's Scale, as the man who
devised it is Harry Aron's.

218
WAKING STATE

DEPTHS PHENOMENA
1)   Eye catalepsy First level
2)   Arm and hand catalepsy Second level Small muscle group catalepsy
3)   All muscle groups catalepsy
Aphasia (name or number block)
4)   All of the above phenomena +
Analgesia (light anesthesia)
 Positive olfactory and gustatory hallucinations
 Amnesia through strong direct suggestion Pseudo-age regression
 Automatic writing
5)   All of the above +
Post-hypnotic amnesia without suggestion Anesthesia
Positive hallucinations of all sensory perception
Age regression
6)   All of the above +
Negative sensory hallucinations
 
The first four levels of hypnosis are termed mnesic or memory retaining levels. The fifth
and sixth levels are amnesic levels in that generally a subject will emerge from hypnosis
without any conscious memory of what took place during the session. 
 
The fifth level of hypnosis is termed somnambulism. The sixth level is termed profound
somnambulism. Less than 20 percent of the population is capable of reaching the
somnambulistic levels. Approximately 60 percent of the population fall into the medium
depth levels of three and four, and approximately 20 percent of the population fall into the
first and second levels of hypnosis.
 
   The phenomena in level one, Eye Catalepsy, is defined as the inability to use the eyelid
muscles through suggestion. Catalepsy refers to a rigidity of the muscles.
 
In the second level of hypnosis, more muscular control is gained in that arm and hand
muscles may be made rigid or cataleptic through suggestion.
 
In the third level of hypnosis complete muscular control is gained in that any muscle
group in the body may be made cataleptic through suggestion. This is the level which is
necessary to make a person's entire body rigid so that he may be stretched between two
chairs and then have heavy weights placed on his body as is done in many stage and
television shows. However, I strongly urge you not to attempt any such demonstration. You
are not invulnerable when in hypnosis. You may be able to produce phenomena such as that
described in this paragraph, but you can also do a great deal of damage to your
musculature and skeletal system. Even though the phenomena may be produced, there is
no guarantee that you will not herniate a muscle or damage your spine.
 
Aphasia is the ability to block the pronunciation of a word such as a name or number. The
subject is able to think the word in his mind but not pronounce it through his vocal chords.  

219
In the fourth level of hypnosis, it may be suggested to a subject that he has forgotten his
own name and he will. It may be suggested to him that he will have amnesia for any
particular information and this will generally be the case. Automatic writing is a technique
where a subject is consciously unaware of what his hand is writing. This is a technique
which may be used to get suppressed or buried information from the subconscious mind.
 
Pseudo-age regression is a greatly increased recall of past events. It differs from true age
regression in that there is not an actual re-living of the events with all the emotion that was
originally encountered. Analgesia is a light anesthesia, a numbing where the sensation of
pressure can be felt but pain has been eliminated. Positive olfactory and gustatory
hallucinations refer to the fact that a person can actually taste or smell something, which
does not exist at the moment through suggestion and imagination. Example: A person
visualizes himself eating a tuna fish sandwich. He actually smells and tastes the tuna fish as
he visualizes himself eating it.  
 
In the fifth level of hypnosis, positive visual and auditory as well as kinesthetic
hallucinations are possible. A subject can see things, which do not really exist. He can hear
a bell ring through suggestion or feel something, which he is only hallucinating visually.  
True age regression can be accomplished. The subject feels as though he has been placed
in a time machine and believes that he is actually re-living previous experiences complete
with all the emotion that he originally experienced.  
 
In the sixth level of hypnosis, it is possible to produce negative hallucinations of all
senses. Example: A person who stands in front of the subject becomes invisible; A loud
noise is not heard; A table is not felt; An odor is not smelled or a food has no taste.  
 
   I would like to emphasize at this point that even though a subject may fail depth tests,
this does not mean that the subject is not truly at that depth or that hypnosis is not a good
method for self-improvement for that particular individual. The various depths of hypnosis
are extremely arbitrary in that some subjects will pass some of the tests at a particular
depth and fail others while they are able to pass depth tests for a deeper level. I am
presenting this information to you solely as an education.

Hypnotic Depth Scales


Hypnotic depth scales
If you’ve read my article on hypnotic phenomena, you will know that in hypnosis a client
can be given suggestions to produce a number of hypnotic phenomena.

It used to be thought that the phenomena could only be used at certain depths of
hypnosis and that hypnotisability was an innate ability like IQ. But in recent years, these
phenomena have been used in light trance states and this is called waking hypnosis.
The depth scales below are only here as a historic reference.
220
Stanford Hypnotic Susceptibility Scales Form A (1938)

1 Postural Sway

2 Eye Closure

3 Hand Lowering (left)

4 Immobilisation (right arm)

5 Finger Lock

6 Arm Rigidity (left arm)

7 Hands Moving Together

8 Verbal Inhibition (name)

9 Hallucination (fly)

10 Eye Catalepsy

11 Post-hypnotic (changes chairs)

12 Amnesia

Harry Arons

1961- Arons Master Depth Rule Arons, H. New Master Course In Hypnotism.
Irvington, N.J.: Power Publishers.

1. Hypnoidal

2. Light trance

3. Medium trance

4. Profound trance

5. Somnambulism

6. Profound Somnambulism

Some common clinical depth scales are:

221
1931 Davis-Husband Scale Davis L., and Husband, R. A Study of Hypnotic
Susceptibility in Relation to Personality Traits. Journal of Abnormal and Social
Psychology, 1931 pp# 26, 175-182.

Depth Score Responses to Test Suggestions

Insusceptible

0 None

1 Hypnoidal

1 Relaxation

2 Fluttering of the eyelids

3 Closing of the eyes

4 Complete physical relaxation

5 Catalepsy of the eye-lids

2 Light trance

6 Limb catalepsy

7 Rigid catalepsies

8, 9, 10 Progressive Glove anaesthesia

11, 12 Partial posthypnotic amnesia

3 Medium trance

13, 14 Post hypnotic amnesia

15, 16 Personality changes

17, 18, 19 Kinaesthetic delusions

20 Complete amnesia by suggestion

4 Deep trance

21 Ability to open eyes without affecting the trance


222
22 Bizarre posthypnotic suggestions

23, 24 Complete somnambulism

25 Positive visual hallucinations

26 Positive auditory hallucinations

27 Posthypnotic systematised amnesias

28 Negative auditory hallucinations

29 Negative visual hallucinations

30 Hyperaesthesia

1947- Lecron-Bordeaux Scoring system for Indicating Depth of Hypnosis Lecron,


L., and Bordeaux, J. Hypnotism Today. New York: Grune and Stratton. pp # 64-67

Depth Score Symptoms and Phenomena Exhibited

Insusceptible

0 Subject fails to react in any way

1 Hypnoidal

1 Physical Relaxation

2 Drowsiness apparent

3 Fluttering of eyelids

4 Closing of eyes

5 Mental relaxation, partial lethargy of mind

6 Heaviness of limbs

2 Light trance

7 Catalepsy of eyes

8 Partial limb catalepsy

223
9 Inhibition of small muscle groups

10 Slower and deeper breathing, slower pulse

11 Strong lassitude (disinclination to move, speak, think, or act)

12 Twitching of mouth or jaw

13 Rapport between subject and operator

14 Simple posthypnotic suggestions heeded

15 Involuntary start or eye twitch on awakening

16 Personality changes

17 Feeling of heaviness throughout entire body

18 Partial feeling of detachment

3 Medium trance

19 Recognition of trance (difficult to describe but definitely felt)

20 Complete muscular inhibitions (kinaesthetic delusions)

21 Partial amnesia

22 Glove anaesthesia

23 Tactile illusions

24 Gustatory illusions

25 Olfactory illusions

26 Hyper acuity to atmospheric conditions

27 Complete catalepsy of limbs or body

4 Deep or somnambulistic trance

28 Ability to open eyes without affecting trance

29 Fixed stare when eyes are open; pupillary dilation


224
30 Somnambulism

31 Complete amnesia

32 Systematised posthypnotic amnesia

33 Complete anaesthesia

34 Posthypnotic anaesthesia

35 Bizarre posthypnotic suggestions heeded

36 Uncontrolled movements of eyeballs

37 Sensation of lightness, floating, swinging, of being bloated or swollen, detached


feeling

38 Rigidity and lag in muscular movements and reactions

39 Operator’s voice seems like a radio station fading in and out.

40 Control of organic body functions (heart beat, blood pressure, digestion, etc.)

41 Recall of lost memories (hyperamnesia)

42 Age regression

43 Posthypnotic positive visual hallucinations

44 Posthypnotic negative visual hallucinations

45 Posthypnotic positive auditory hallucinations

46 Posthypnotic negative auditory hallucinations

47 Stimulation of dreams (in trance or posthypnotic in natural sleep)

48 Hyperaesthesia

49 Colour sensations experienced

50 Stuporous condition in which all spontaneous activity is inhibited.

1957- Heron Depth Scale OIeron, W. Clinical Applications Of Suggestion And


Hypnosis. Springfield, Il.: Charles C. Thomas.
225
1968- Hartman Depth Scale Hartman, B. An Outline Of Clinical Hypnosis. St.
Louis. Mo.: The National Foundation For Research In Clinical Hypnosis.

"Pak Adi, setiap hari saya melakukan visualisasi, tapi mengapa sampai sekarang impian saya belum
tercapai. Apa yang salah dengan diri saya?" tanya seorang rekan.

Ini satu pertanyaan menarik. Pertanyaan ini juga yang sering ditanyakan oleh para peserta pelatihan
Quantum Life Transformation. Untuk sukses tentu perlu ada impian/target yang ingin dicapai, perasaan
yakin, perencanaan dan strategi untuk mencapai impian, kerja, evaluasi, perasaan syukur, ikhlas dan
pasrah, melakukan visualisasi, dan yang paling penting adalah doa yang tulus.

Mengapa impian sulit dicapai walau semua hal di atas sudah dilakukan? Mengapa sulit sukses walau
telah melakukan visualisasi?

Neville di tahun 1944 menulis, "Make your future dream a present fact, by assuming the feeling of the
wish fulfilled." (Buat impian masa depan anda menjadi kenyataan saat ini, dengan merasakan ia telah
terjadi/tercapai).

Visualisasi dilakukan dengan pikiran, sedangkan perasaan/emosi dirasakan melalui tubuh fisik. Saat
melakukan visualisasi, cek perasaan Anda, dengan melakukan scanning di seluruh tubuh fisik, apakah
nyaman atau tidak. Kalau ada perasaan mengganjal, menekan, tidak enak, sesak, otot tegang, pusing,
sakit, atau sejenisnya maka ini adalah sinyal dari pikiran bawah sadar bahwa visualisasi Anda mendapat
penolakan.

Penolakan ini perlu diatasi agar impian dapat terwujud karena memengaruhi perilaku dan tindakan kita
dalam proses mencapai impian ini. Ada banyak teknik/cara yang bisa kita gunakan untuk mengatasi
penolakan ini dengan cepat dan mudah.

Bila Anda merasa nyaman saat melakukan visualisasi maka teruskan dan sering-seringlah melakukannya.
Nikmati perasaan yang Anda rasakan saat melakukan visualisasi.

Jadi, kuncinya ada di perasaan. Satu pertanyaan penting yang selalu saya tanyakan kepada klien yang
minta dibantu untuk mencapai impiannya adalah, "Apakah Anda merasa berharga dan layak untuk hidup
sukses seperti yang Anda impikan?"

Saya tidak bertanya, "Menurut pemikiran Anda, apakah Anda berharga dan layak untuk hidup sukses
seperti yang Anda impikan?"

226
Bila seseorang menjawab dengan terlebih dahulu memeriksa perasaannya maka saya tahu jawaban yang
diberikan berasal dari pikiran bawah sadarnya, bukan pikiran sadar.

Bagaimana menurut Anda?

Setiap orang pasti ingin bahagia. Berbagai cara dan upaya dilakukan untuk bisa merasakan kondisi batin
yang dinamakan bahagia. Ada cara duniawi dan ada juga yang menggunakan jalur spiritual.

Bila dicermati dengan bijak, keinginan untuk bahagia dan kebahagiaan itu sendiri justru dapat menjadi
sumber ketidakbahagiaan. Setiap keinginan, sebaik dan semulia apapun tampaknya, selau mengandung
dualisme.

Setiap kali kita ingin bahagia maka sesungguhnya kita juga tidak ingin tidak bahagia atau menderita.
Dengan demikian tujuan kebahagiaan adalah untuk menghindari ketidakbahagiaan.

Saat keinginan untuk bahagia tidak tercapai, apalagi bila ini berlangsung dalam waktu yang lama, dapat
mengakibatkan seseorang (sangat) menderita.

Bahagia sebenarnya tidak perlu dikejar. Saat hati kita siap maka bahagia akan tumbuh dengan
sendirinya.

Cara terbaik untuk bahagia adalah dengan melepaskan keinginan untuk bahagia sehingga kita bahagia
dengan apapun kondisi kita, dengan atau tanpa adanya kondisi batin yang disebut bahagia.

Bagaimana menurut Anda?

Bila hidup diibaratkan menyetir mobil maka untuk sampai di tujuan kita perlu lebih banyak memandang
ke depan, lewat kaca depan yang besar dan jernih, bukan ke belakang lewat kaca spion yang kecil.

Banyak orang tidak tiba di tujuan (hidup) karena menyetir mobil kehidupannya lebih sering melihat ke
belakang daripada ke depan.

Bagaimana menurut Anda?

227
"Saya stres Pak, mikirin ucapan teman saya," keluh seorang klien.

"Apa yang dia katakan mengenai Anda," tanya saya.

"Dia jelek-jelekan saya di depan teman yang lain. Dia bilang saya begini, begitu...padahal semuanya
nggak benar," jelas si klien.

"Menurut Anda, apakah yang dikatakan teman Anda mengenai diri Anda, benar atau tidak benar?"
tanya saya lagi.

"Semuanya nggak benar," jawabnya agak ketus.

"Kalau memang tidak benar, lalu apa yang membuat Anda stress?" tanya saya.

"Soalnya saya teringat terus apa yang ia katakan," jawabnya.

Demikianlah kerja pikiran. Sesuatu yang kita pikirkan, baik secara sengaja atau tidak sengaja, secara
terus menerus akan menjadi semakin kuat dan semakin kuat.

Sesuatu yang kita pikirkan, ucapkan, dan rasakan ibarat tanaman yang mendapat pupuk, siraman air,
dan sinar matahari yang cukup. Dengan demikian tanaman pikiran ini semakin lama akan bertumbuh
semakin besar dan semakin kuat.

Salah satu cara paling mudah untuk melemahkan bentuk pikiran, sejalan dengan sifat pikiran yang hanya
bisa memikirkan satu hal pada satu saat, adalah dengan tidak memberinya energi untuk bertumbuh.
Caranya adalah dengan secara sengaja dan konsisten tidak memikirkan bentuk pikiran ini, mengalihkan
pikiran memikirkan hal-hal positif dan konstruktif.

Bagaimana kalau bentuk pikiran ini sudah terlanjur besar dan kuat dan kita sulit untuk mengalihkan
pikiran memikirkan hal yang lain?

Kalau ini kondisinya, tataplah bentuk pikiran ini dengan tenang, hanya menyadari keberadaannya, tidak
memberi label, memberi makna, atau masuk dan larut ke dalam bentuk pikiran ini. Bentuk pikiran yang
hanya disadari, lama kelamaan akan kehilangan kekuatannya.

Cobalah... dan rasakan manfaatnya.

Bagaimana menurut Anda?

228
Keinginan ibarat uang koin yang disimpan di dalam saku celana. Semakin banyak koin keinginan
seseorang maka semakin penuh saku celananya, semakin berat beban langkahnya, dan semakin tidak
nyaman hidupnya.

Lalu, dari mana keinginan muncul?

Saat suatu objek kontak dengan indra, akan muncul perasaan tertentu di hati kita. Misalnya, kita melihat
jam tangan. Objek ini kontak dengan mata kita. Setelah ini masuk ke dalam pikiran.

Pikiran langsung memproses objek ini, dengan sangat cepat dan tanpa kita sadari, menggunakan data-
data yang sebelumya telah ada di dalam memori, dan hasilnya muncul perasaan suka, tidak suka, atau
netral.

Bila yang muncul adalah perasaan suka maka timbul keinginan untuk memilikinya. Bila muncul perasaan
tidak suka maka timbul keinginan untuk tidak memilikinya. Bila yang muncul adalah perasaan netral
maka tidak ada keinginan untuk membeli atau tidak membeli.

Ada dua cara untuk mengendalikan keinginan. Pertama, sedapat mungkin mengurangi input atau
stimulasi dari objek-objek, baik visual, auditori, kinestetik, olfaktori, maupun gustatori, yang tidak perlu
atau tidak bermanfaat bagi hidup kita. Kedua, dengan meningkatkan kesadaran dan pengendalian diri
sehingga kita tahu kapan dan mengapa keinginan muncul dan mengerti cara menetralisir keinginan yang
bukan kebutuhan utama.

Bagaimana menurut Anda?

Kearifan adalah hasil dari akumulasi sari pengalaman dan pembelajaran hidup. Kearifan sejati lahir saat
semua sari pengalaman dan pembelajaran hilang lenyap dan keterkondisian diri lebur total tak
berbekas.

Bagaimana menurut Anda?

229
Saya banyak diminta oleh para rekan yang sangat berharap saya bisa meluangkan waktu untuk
membantu saudara, teman, orangtua, atau handai taulan mereka.

Mereka prihatin dan yakin hipnoterapi dapat membantu calon klien mengatasi masalahnya. Saya tentu
sangat berterima kasih mendapat kepercayaan ini dan sangat bersedia membantu para calon klien.

Biasanya setelah mendengar cerita rekan ini mengenai calon klien, saya mengajukan satu pertanyaan,
"Calon klien apakah bersedia bertemu saya, menjalani sesi konseling, konsultasi, atau terapi?"

"Saya yakin... dia pasti mau," jawabnya.

"Ya.. apakah Anda sudah bertanya langsung padanya, mau atau tidak?" tanya saya lagi.

"Saya yakin kalau sudah jumpa Pak Adi, dia pasti mau. Masalahnya sudah lama dan saya lihat dia sangat
menderita," jawabnya yakin.

Biasanya saya meminta rekan ini menghubungi calon klien untuk memastikan calon klien benar-benar
bersedia.

Bila katanya calon klien bersedia maka selanjutnya calon klien perlu menghubungi saya langsung. Ini
penting untuk memastikan calon klien benar-benar bersedia jumpa saya atau terapis di klinik atas
kemauan dan kesadarannya sendiri. Bukan atas permintaan, rayuan, apalagi paksaan pihak lain.

Sering saya jumpa yang semangat ingin membantu adalah orang di sekitar calon klien dan ia sendiri
tidak merasa ada masalah dengan dirinya. Kalau seperti ini kondisinya maka jelas tidak mungkin
dilakukan terapi.

Dan pernah terjadi yang perlu diterapi sebenarnya rekan ini, bukan calon klien. Ia berusaha mengubah
calon klien menjadi seperti yang ia inginkan dengan bantuan hipnoterapis.

Misalnya seorang anak yang dianggap bermasalah oleh orangtuanya. Setelah melakukan wawancara
pada kedua orangtua, diketahui bahwa yang perlu berubah adalah orangtua, bukan anak.

Kita dapat menuntun seekor kuda ke kolam air namun kita tidak bisa memaksa kuda minum air. Kuda
hanya akan minum air bila ia mau minum. Demikian pula dengan kita. Kita tidak bisa membantu orang
yang tidak bersedia membantu dirinya sendiri.

Bagaimana menurut Anda?

230
Ada rekan yang bertanya pada saya, "Pak Adi, saya ada baca tulisan seseorang yang mengatakan bahwa
hipnosis/hipnoterapi ini adalah semacam sulap tanpa trik alias bohong, bukan science tapi science
fiction, dan banyak pernyataan lain yang menjelekkan hipnosis/hipnoterapi. Bagaimana tanggapan
Bapak?"

"Ah.. biasa aja," jawab saya.

"Lho, bapak tidak marah atau tersinggung?" tanya rekan ini lagi.

"Nggak," jawab saya.

"Pernyataannya juga menyebut nama bapak dan beberapa nama trainer dan praktisi
hipnosis/hipnoterapi di Indonesia. Kalau bapak tidak marah atau tersinggung, bisa jelaskan alasannya?"
kejar rekan ini dengan penasaran.

Pemahaman masyarakat mengenai hipnosis/hipnoterapi tentunya sangat beragam bergantung dari data
atau informasi yang ia miliki.

Sudah tentu kita perlu memaklumi bila ada orang yang bersikeras mengatakan hipnosis/hipnoterapi ini
bohong, tidak benar, hanya tipuan belaka, tidak ilmiah, dsb. Semua ini menjelaskan pemahaman orang
yang membuat pernyataan.

Saya ingat dulu waktu di awal karir saya sebagai hipnoterapis dan trainer, saya banyak mendapat
pertanyaan, "Apa hipnosis/hipnoterapi menggunakan kuasa gelap atau magic?"

Saat ini sudah sangat jarang saya jumpai masyarakat yang mengajukan pertanyaan ini. Setiap hari saya
menangani klien dengan beragam masalah. Dan klien-klien ini sudah punya pemahaman yang memadai
mengenai hipnosis/hipnoterapi.

Ini semua berkat edukasi yang terus dilakukan oleh para trainer, praktisi, dan pemerhati
hipnosis/hipnoterapi baik melalui pelatihan, artikel di blog/web, siaran radio atau televisi, buku, dll.

Memahami hipnosis/hipnoterapi secara benar tentu perlu waktu. Sumber informasi yang dijadikan
acuan juga harus benar-benar valid. Banyak yang "tahu" hipnosis/hipnoterapi hanya melalui televisi
yang menunjukkan stage hypnosis atau hipnosis untuk hiburan. Dari sini, orang yang salah belajar ini,
melakukan generalisasi dan haqul yaqin itulah hipnosis/hipnoterapi.

Ada lagi yang "belajar" hanya dari membaca majalah atau koran, atau mendengar dari rekannya yang
juga tidak mengerti hipnosis/hipnoterapi.
231
Ada lagi yang belajar dari buku-buku. Dan yang "keren" adalah yang belajar dari Google. Saking
hebatnya "menguasai" hipnosis/hipnoterapi melalui Google, ia mendapat gelar khusus, yang membuat
iri para trainer hipnoterapi top di Indonesia karena tidak punya gelar ini, yaitu G.CHt alias Google
Certified Hypnotherapist... :)).

Sumber informasi paling akurat adalah jurnal yang berisi hasil riset di bidang hipnosis/hipnoterapi.
Beberap jurnal yang djadikan acuan belajar antara lain:
- International Journal Of Clinical & Experimental Hypnosis
- The European Journal of Clinical Hypnosis
- American Journal of Clinical Hypnosis
- The Australian Journal of Clinical Hypnotherapy & Hypnosis

Selain jurnal, kita juga bisa menggunakan text book terbitan universitas ternama sebagai acuan kita.

Hipnosis/hipnoterapi telah diterima dan diakui oleh British Medical Association thn 1955, American
Medical Association thn 1958, dan oleh American Psychological Association (APA) di thn 1960. Hipnosis
untuk aplikasi klinis adalah divisi ke 30, dari total 56 divisi yang ada di APA saat ini.

Jadi, daripada berdebat dengan orang yang belum mengerti, menghabiskan waktu dan energi, saya lebih
memilih fokus menulis artikel, melakukan riset, dan membantu klien mengatasi masalah mereka.

Saya juga ingat beberapa tahun lalu seorang sahabat karib saya menelpon saya dan berkata, "Pak Adi,
Anda jangan sembarangan mengajarkan ilmu sesat. Ini bertentangan dengan agama. Segeralah kembali
ke jalan yang benar."

"Lho, saya ini sudah kembali ke jalan yang benar. Itu sebabnya saya menulis buku hipnosis, hipnoterapi,
dan memberi pelatihan hipnoterapi. Dulu saya tersesat karena berpikir dan yakin hipnosis/hinoterapi
adalah ilmu sesat," jawab saya.

Sahabat ini rupanya mendengar saya mempraktikkan hipnoterapi dan juga menulis buku. Jadi ia
bermaksud baik ingin "menyelamatkan" saya agar bisa kembali ke jalan yang benar.

"Saya ini praktisi dan juga penulis buku. Tentu saya sangat menguasai materi ini. Bila ingin diskusi
dengan saya mengenai topik hipnosis/hipnoterapi, minimal Anda punya pengetahuan yang cukup.
Apakah Anda sudah baca buku saya?" tanya saya.

"Belum," jawab sahabat ini.

Saya katakan, "Ini saya beri 20 judul buku terbitan luar negeri dan juga jurnal hipnosis/hipnoterapi. Anda
beli dan baca semuanya. Pahami dengan benar isinya, baru setelah itu kita jumpa untuk diskusi."
232
Sekarang, sahabat ini berhasil saya sesatkan ke jalan yang benar. Ia kini adalah penggemar
hipnosis/hipnoterapi dan segala sesuatu yang berhubungan dengan dunia pikiran.

Bagaimana menurut Anda?

Dear All, Selamat Pagi...

Awalnya saya ragu apakah perlu menulis sharing ini, tapi kata-kata Pak Adi di pelatihan QLT, September
lalu terus terngiang di kepala, "Sekecil apa pun pencapaian kita, ingat untuk di-sharing".

Papaku seorang pelaut, dan yang kutahu rata-rata pelaut, termasuk papaku adalah perokok berat.
Papaku sendiri sudah merokok puluhan tahun sejak beliau muda. Bertahun-tahun biasanya setiap
papaku di darat, saya dan keluarga sering menasihati Papa supaya berhenti merokok demi kebaikan
beliau. Tapi Papa punya pendapat sendiri kenapa beliau merokok dan saya juga bisa mengerti kenapa
beliau tidak bisa berhenti merokok dulunya. Papa pernah bilang "Papa di laut sendiri, yang lainnya ABK,
kadang di tengah malam mau cari teman mengobrol juga sulit, jadi cara menetralisir kegundahan saat di
laut ya dengan merokok."

Dulu saya selalu berpikir, kalau saya sudah menanggung biaya hidup orang tua, biaya hidup di rumah,
baru dech saya bisa minta Papa berhenti merokok (Mikirnya ortu pasti nurut donk kalo kita yang da
biayain hehehehe). Tapi keajaiban terjadi di bulan ini. Awal bulan ini Papaku mendarat setelah 3-4
bulanan di laut karena kakakku, peserta QLT juga, menikah akhir bulan ini.

Di malam kedua setelah Papa pulang, Papa bilang ke saya, "Papa sekarang dah berhenti merokok loh.
Sekarang banyak teman Papa yang berhenti merokok, mereka saja bisa berhenti, kenapa Papa tidak, kan
sama-sama manusia." Saat dengar, saya antara takjub dan tidak percaya. Karena rasanya benar2 seperti
keajaiban Papaku berhenti merokok atas niatnya sendiri, dan langsung berhenti begitu saja. Saya sampai
menjabat tangan Papa dan mengucapkan selamat, sekaligus bilang ke Papa, "Benar ya sudah berhenti,
Papa yang ngomong sendiri." Papa bilang, "Iyalah, Papa aja udah ngomong di depan ABK dan teman-
teman Papa sudah berhenti merokok, eh pada ga percaya."

Sungguh luar biasa sekali, Papaku yang keras berhenti merokok atas niatnya sendiri. Tapi saya yakin ini
bukan kebetulan semata. Setelah pulang dari QLT dan tahu serta sesekali praktik Hypno-EFT Surrogate,
saya memang pernah mencoba men-surrogate Papaku yang masih di laut untuk berhenti merokok. Di
QLT, Pak Adi juga pernah cerita ada salah satu peserta pelatihannya (atau klien ya, saya rada lupa),
seorang Ibu yang melakukan Hypno-EFT Surrogate putranya yang di luar negeri untuk berhenti merokok.
Saat itu sich saya memang sudah mikir berarti saya juga bisa mencoba Hypno-EFT Surrogate papa dan
233
adikku untuk berhenti merokok.

Terima kasih banyak Pak Adi, sungguh suatu berkah saya bisa mengenal dan belajar langsung dari Pak
Adi. Terima kasih banyak Bu Stephanie, para asisten dan panitia QLT.

Terima kasih banyak buat seluruh peserta QLT seangkatanku dan teman-teman di milis ini, saya belajar
sangat banyak dari kalian.

Oh ya, setelah ikut QLT, saya merasa hidup saya semakin lancar, rasanya bahagia terus. Semoga kita
semua selalu hidup dalam kelimpahan.

Salam,
Diana

Media Gathering kemarin di Jakarta sungguh berkesan. Dalam sesi kemarin salah satu alumnus, dr.
Adhiarta, dokter spesialis jantung dan juga seksolog, menjelaskan kepada para rekan wartawan
mengenai pengalaman Beliau membantu seorang pasien menjalani operasi "buka" perut (ini istilah saya
yang awam dengan terminologi medis) hanya dengan anestesi mental /hipnoanestesi. Operasi berjalan
sangat baik. Pasien merasa nyaman selama proses operasi hingga usia.

Sebelum acara dimulai dr. Adhiarta sempat berbagi kisah dengan kami bagaimana Beliau membantu
pasien lain yang sudah seminggu opname tapi belum bisa dioperasi karena kadar gula darah yang cukup
tinggi, di atas 300, padahal sudah diberi obat.

Dr. Adhiarta mengajak bicara pikiran bawah sadar pasien ini. Setelah diajak bicara dan diedukasi, pikiran
bawah sadar pasien setuju untuk menurunkan kadar gula darah ke batas wajar sehingga pasien bisa
dioperasi. Besoknya, gula darah kembali normal di angka 90an dan operasi dapat dilakukan.

Salah satu rekan sejawat, drg. Mia Gracia juga diwawancarai mengenai aplikasi hipnosis untuk
penanganan pasien gigi. Drg Mia menjelaskan kepada wartawan apa saja aplikasi hipnosis untuk
membantu pasien gigi, kapan boleh dilakukan, dan kapan tidak boleh dilakukan. Aplikasi hipnosis di
kedokteran gigi disebut hipnodontia. Drg. Mia Gracia sedang menulis buku mengenai hal ini dan telah
melakukan riset mendalam dan juga telah mempraktikkannya dengan tingkat keberhasilan yang sangat
tinggi.

Rekan lainnya, Bpk. Agus Wirajaya juga diwawancarai mengenai riset dan pengembangan aplikasi
hipnosis dalam membantu wanita melahirkan (hypnobirthing). Bpk. Agus dan istrinya, Ibu Conny, telah
melakukan penelitian mendalam, mencipta protokol untuk melatih wanita hamil bisa rileks dan nyaman
234
dalam proses persalinan.

Satu keunikan protokol mereka yaitu para ibu hamil ini dilatih untuk bisa masuk ke kondisi Esdaile di
mana pada level ini terjadi anestesi spontan di seluruh tubuh tanpa sugesti.

Di salah satu sesi pelatihan, saya pernah meminta Ibu Conny untuk masuk ke kondisi Esdaile. Hanya
dalam sekejap, dalam hitungan detik, tanpa harus susah payah diinduksi, Ibu Conny masuk ke kondisi
Esdaile. Untuk menguji apakah benar sudah masuk ke level Esdaile, saya mencubit lengan atas Ibu
Conny bagian dalam dengan keras dan ia sama sekali tidak bereaksi.

Anestesi ini terjadi spontan dan di seluruh wilayah tubuhnya. Bagaimana cara kerja pikiran
memengaruhi tubuh sehingga tidak merasa sakit sudah terbukti melalui penelitian yang dilakukan di
rumah sakit di Montreal Canada. Saya kebetulan punya video yang menceritakan proses penelitian ini,
yang menggunakan piranti pemindai canggih, PET Scan.

Kembali ke Hypnobirthing, telah banyak ibu hamil yang melahirkan nyaman dan aman berkat pelatihan
dan edukasi yang Bpk. Agus dan ibu Conny lakukan. Sudah tentu, mereka tidak membantu proses
persalinan karena untuk yang ini ditangani profesional seperti bidan atau dokter.

235

Anda mungkin juga menyukai