Mengetahui
Kepala Dinas Pendidikan Olahraga dan Pemuda
Kabupaten Gowa
Dr. Salam, M. Pd
NIP 19640629 198912 1 001
KATA PENGANTAR
COVER
KEPUTUSAN PENETAPAN
PENGESAHAN
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I : PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
1.2 Landasan Hukum
1.3 Sejarah Singkat
1.4 Visi
1.5 Misi
1.6 Tujuan
BAB II : STANDAR KOMPETENSI
2.1 Standar Kompetensi Lulusan
2.2 Standar Kompetensi Lulusan Mata Pelajaran (SKL-MP)
2.4 Standar Kompetensi (SK) Dan Kompetensi Dasar (KD) Mata
Pelajaran
2.5 Standar Kompetensi Muatan Lokal
2.6 Pengembangan Diri
BAB III : STRUKTUR KURIKULUM DAN PENGATURAN BEBAN BELAJAR
3.1 Struktur kurikulum
3.2 Pengaturan Beban Belajar
BAB IV : KRITERIA-KRITERIA
4.1 Kriteria Ketuntasan Minimal
4.2 Kriteria Kenaikan Kelas
4.4 Kriteria Mutasi
4.5 Kriteria kelulusan Ujian Nasional dan Ujian Madrasah
BAB V : KALENDER PENDIDIKAN
6.1 Permulaan Tahun Pelajaran
6.2 Waktu Belajar
6.3 Libur Sekolah
6.4 Jadwal Kegiatan dalam Kalender Pendidikan
Lampiran-lampiran :
1. SK Tim Penyusun Kurikulum;
2. SK Pembagian Tugas Guru dalam Kegiatan Pembelajaran, Bimbingan, dan
Ekstrakurikuler;
3. Silabus Mata Pelajaran;
4. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Semua Mata Pelajaran.
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Undang-undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional dan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2005 tentang
Standar Nasional Pendidikan mengamanatkan bahwa Kurikulum jenjang pendidikan
dasar dan menengah disusun oleh satuan pendidikan dengan mengacu pada Standar Isi
(SI) dan Standar Kompetensi Lulusan (SKL) serta berpedoman pada panduan yang
disusun oleh Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP).
SMP Negeri 4 Bontonompo sebagai satuan pendidikan dasar di bawah binaan Dinas
Pendidikan Olahraga dan Pemuda Kabupaten Gowa perlu menyusun Kurikulum sekolah
yang mengacu pada Standar Nasional Pendidikan. Acuan yang digunakan dalam
penyusunan Kurikulum ini meliputi: Standar Isi, Standar Kompetensi Lulusan dan
Panduan Penyusunan Kurikulum dari Badan Standar Nasional Pendidikan.
Penyusunan Kurikulum SMP Negeri 4 Bontonompo dimaksudkan untuk menjamin
pencapaian tujuan pendidikan nasional, melalui Kurikulum SMP Negeri 4 Bontonompo
tahun pelajaran 2017/2018 ini diharapkan pelaksanaan program-program pendidikan di
sekolah dapat berjalan sesuai dengan karakteristik, potensi, dan kebutuhan peserta didik.
Untuk itu, penyusunannya perlu melibatkan seluruh warga madrasah (Kepala Madrasah,
Pendidik, Tenaga Kependidikan, Peserta Didik) dan pemangku kepentingan lain (Komite
Madrasah, Orang Tua Peserta Didik, Masyarakat, dan Lembaga-lembaga lain).
B. Landasan Hukum
C. Sejarah Singkat
SMP Negeri 4 Bontonompo didirikan pada tahun 2008 dengan nama SMP Negeri 4
Bontonompo, dibangun di atas tanah yang luasnya 9.102 meter persegi, bertempat di
Passallangngang Desa Katangka, kecamatan Bontonompo kabupaten Gowa provinsi
Sulawesi Selatan.
Tahun 2008 resmi menerima siswa sebanyak 1 kelas (27 Orang) yang dibina oleh 12 orang
pendidik dan 4 orang Tenaga Administrasi, dengan kepala sekolah Basri, S. Pd.
Perkembangan Penerimaan Siswa Baru berdasarkan Rombongan Belajar di SMP Negeri 4
Bontonompo sebagai berikut:
Untuk mencapai hasil belajar sebagaimana tertuang dalam visi di atas, maka sekolah akan
menciptakan suasana pembelajaran yang dirangkum menjadi misi SMP Negeri 4 Bontonompo
sebagai berikut :
1. Mewujudkan pembelajaran yang aktif, kreatif, efektif, dan menyenangkan
2. Mewujudkan prestasi baik di bidang akademik maupun di bidang non akademik
3. Mewujudkan sarana dan prasarana pembelajaran yang relevan dan mutakhir
4. Mewujudkan masyarakat sekolah yang profesional, agamis dan partisipatif
5. Mewujudkan lingkungan sekolah yang sehat, asri, aman, dan nyaman
6. Mewujudkan masyarakat sekolah yang mampu menciptakan, mengelola, dan menjaga
lingkungan melalui pembelajaran berbasis lingkungan
7. Mewujudkan masyarakat sekolah yang memiliki pengetahuan, keterampilan, dan sikap
peduli terhadap pelestarian lingkungan serta senantiasa berupaya mencegah terjadinya
pencemaran lingkungan
B. Tujuan SMP NEGERI 4 BONTONOMPO
Untuk mewujudkan hasil belajar bagi peserta didik sebagaimana yang diharapkan, maka
sebagai lembaga/organisasi pembelajaran dan pendidikan, SMP Negeri 4 Bontonompo akan
menciptakan suasana kondusif-edukatif untuk mencapai tujuan sebagai berikut :
1. Mampu melaksanakan proses pembelajaran yang aktif, kreatif, efektif, dan
menyenangkan
2. Memiliki masyarakat sekolah yang profesinal, agamis dan partisipatif
3. Memperoleh piala dalam kegiatan lomba di bidang akademik dan non akademik
4. Memiliki sarana dan prasarana pembelajaran yang relevan dan mutakhir
5. Memiliki lingkungan sekolah yang sehat, asri, aman, dan nyaman
6. Memiliki masyarakat sekolah yang mampu menciptakan, mengelola, dan menjaga
lingkungan melalui pembelajaran berbasis lingkungan
7. Memiliki masyarakat sekolah yang menguasai pengetahuan, keterampilan, dan sikap
peduli terhadap pelestarian lingkungan serta senantiasa berupaya mencegah terjadinya
pencemaran lingkungan.
BAB II
STANDAR KOMPETENSI
melalui pendekatan ilmiah sesuai dengan yang dipelajari di satuan pendidikan dan sumber lain
secara mandiri
KOMPETENSI INTI
DESKRIPSI KOMPETENSI
g. Bahasa Inggris
1. Mengidentifikasi fungsi sosial, struktur teks dan unsur kebahasaan dari teks sangat
pendek dan sederhana.
2. Berkomunikasi secara interpersonal, transaksional, dan fungsional tentang diri sendiri,
keluarga, orang lain, dan objek yang kongkrit dan imajinatif, yang terdekat dengan
kehidupan dan kegiatan siswa sehari-hari di rumah, sekolah, dan masyarakat.
3. Menyusun teks lisan dan tulis, sangat pendek dan sederhana, dengan menggunakan
struktur teks secara urut dan runtut serta unsur kebahasaan secara akurat dan berterima.
4. Mengidentifikasi fungsi sosial, struktur teks dan unsur kebahasaan dari teks pendek dan
sederhana.
5. Berkomunikasi secara interpersonal, transaksional, dan fungsional tentang diri sendiri,
keluarga, orang lain, dan objek kongkrit dan imajinatif, yang terdekat dengan
kehidupan dan kegiatan siswa sehari-hari di rumah, sekolah, dan masyarakat.
6. Menyusun teks lisan dan tulis, pendek dan sederhana dengan menggunakan struktur
teks secara urut dan runtut serta unsur kebahasaan secara akurat, berterima, dan lancar
7. interpersonal, transaksional, dan fungsional tentang diri sendiri, keluarga, orang lain,
dan objek kongkrit dan imajinatif, yang terdekat dengan kehidupan dan kegiatan siswa
sehari-hari di rumah, sekolah, dan masyarakat, serta terkait dengan mata pelajaran lain.
8. Menyusun teks lisan dan tulis pendek, dengan menggunakan struktur teks secara urut
dan runtut serta unsur kebahasaan secara akurat, berterima, dan lancar.
9. Menyunting teks tulis, pendek, dengan menggunakan struktur teks secara urut dan
runtut serta unsur kebahasaan secara akurat, berterima, dan lancar.
10. Mengidentifikasi fungsi sosial, struktur teks dan unsur kebahasaan dari teks pendek
dalam kehidupan dan kegiatan siswa sehari-hari.
11. Berkomunikasi secara, transaksional, dan fungsional tentang diri sendiri, keluarga,
orang lain, dan objek kongkrit dan imajinatif, yang terdekat dengan kehidupan dan
kegiatan siswa sehari-hari di rumah, sekolah, dan masyarakat, serta terkait dengan mata
pelajaran lain dan dunia kerja
12. Menyusun teks lisan dan tulis, pendek, dengan menggunakan struktur teks secara urut
dan runtut serta unsur kebahasaan secara akurat, berterima, dan lancar.
13. Menyunting teks tulis, pendek, dengan menggunakan struktur teks secara urut dan
runtut serta unsur kebahasaan secara akurat, berterima, dan lancar.
h. Seni Budaya
1. Menunjukkan perilaku rasa ingin tahu, peduli lingkungan, kerjasama, jujur, percaya
diri, dan mandiri dalam berkarya seni budaya.
2. Memahami keberagaman karya dan nilai seni budaya.
3. Membandingkan masing-masing karya seni dan nilai seni budaya untuk
menemukenali/merasakan keunikan/keindahan.
4. Menghargai, memiliki kepekaan dan rasa bangga terhadap karya dan nilai seni budaya.
5. Memahami teknik dasar karya seni budaya.
6. Menerapkan teknik dalam penciptaan karya seni budaya.
7. Menunjukkan perilaku rasa ingin tahu, peduli lingkungan, kerjasama, jujur, percaya
diri, dan mandiri dalam berkarya seni budaya.
8. Memahami keberagaman karya dan nilai seni budaya.
9. Membandingkan masing-masing karya nilai dan nilai seni budaya untuk
menemukenali/merasakan keunikan/keindahan.
10. Menghargai, memiliki kepekaan dan rasa bangga terhadap karya dan nilai seni budaya.
11. Memahami konsep, prosedur penciptaan karya seni budaya.
12. Menerapkan konsep dan prosedur dalam penciptaan karya seni budaya.
j. Prakarya
1. Menunjukkan perilaku rasa ingin tahu, peduli lingkungan, kerjasama, jujur, percaya
diri, dan mandiri dalam berkarya prakarya.
2. Memahami dan membandingkan desain karya.
3. Mengidentifikasi dan mendeskripsikan proses pembuatan karya membuat dan
memodifikasi karya.
4. Menunjukkan perilaku rasa ingin tahu, peduli lingkungan, kerjasama, jujur, percaya
diri, dan mandiri dalam berkarya prakarya.
5. Memahami prinsip dan proses desain dalam pembuatan karya.
6. Menerapkan prinsip dan proses desain dalam pembuatan, perangkaian, dan modifikasi
karya.
1. Kelas VII
a. Mengenal sajarah dan palsafah aksara lontarak.
b. Memahami kaidah pelafalan kosakata bahasa makassar
c. Mengetahui jenis-jenis dongeng (rupama)
d. Memahami tema dan amanatteks cerita Makassar (rupama) yang didongengkan
e. Mengetahui fungsi dan makna teks dowangang
f. Terampil membacakan teks dowangang dengan lafal dan intonasi yang tepat
g. Memahami jenis-jenis paruntuk kana
h. Terampil mengidentifikasi dan menggunakan paruntuk kana dalam teks naratif
i. Memahami kata ganti dan sapaan dalam bahasa Makassar
j. Terampil menggunakan kata ganti dan sapaan bahasa Makassar dalam teks
percakapan bahasa Makassar
k. Memahami makna dan nilai-nilai teks papppasang baik lisan maupun tertulis
l. Mengenal struktur dan pola kalimat dasar bahasa Makassar
m. Terampil menyusun kalimat bahasa Makassar yang baik dan benar
n. Mengenal ciri teks deskriptif dalam bahasa Makassar
o. Terampil menulis teks deskriptif dalam bahasa Makassar dengan ejaan latin dan
lontarak yang baik dan benar
2. Kelas VIII
a. Mengetahui konsep sirik na pacce dalam budaya Makassar
b. Memahami berbagai contoh penerapan budaya sirik na pacce dalam kehidupan
c. Mengidentifikasi ungkapan yang mengandung sirik na pacce dalam teks sastra
maupun non sastra Makassar baik lisan maupun tertulis
d. Mengetahui berbagai bentuk kata dan proses pembentukan kata dalam bahasa
Makassar
e. Mengelompokkan jenis-jenis kata yang terdapat dalam teks pidato Makassar
f. Menyampaikan teks pidato dengan menggunakan Bahasa Makassar yang komunikatif
g. Mengenal berbagai jenis diksi dalam bahasa Makassar
h. Menggunakan diksi dengan tepat dalam kalimat/teks bahasa Makassar baik lisan
maupun tertulis
i. Memahami fungsi dan makna Aru bagi masyarakat Makassar
j. Membacakan teks aru berdasarkan situasi dan kondisi
k. Mengenal berbagai jenis kelompok kata (frasa) dalam bahasa Makassar
l. Mengidentifikasi jenis-jenis frasa dalam teks cerita pengalaman baik lisan maupun
tertulis
m. Menulis teks cerita pengalaman dalam bahasa Makassar dengan menggunakan ejaan
lontarak dan latin yang benar
3. Kelas IX
a. Mengenal kata tanya dan penggunaannya dalam kalimat bahasa Makassar
b. Mengidentifikasi kata tanya yang terdapat dalam teks rupama
c. Menulis teks percakapan/wawancara bahasa Makassar dengan menggunakan kata
tanya yang bervaria
d. Memahami makna kelong sisila-sila
e. Melantunkan kelong sisila-sila
f. Mengetahui prosesi adat perkawinan masyarakat Makassar
g. Memahami makna ungkapan dan nilai –nilai dalam teks pakkiok bunting
h. Melantunkan teks pakkiok bunting dengan intonasi dan irama yang baik
i. Mengenal berbagai jenis kue dan makanan tradisional masyarakat Makassar serta
memahami makna simbolik dari kue atau makanan khas Makassar
j. Mengenal jenis dan unsur-unsur drama
k. Menulis naskah drama satu babak dengan menggunakan Makassar
l. Bermain drama berdasarkan karakter tokoh yang diperankan
m. Melantunkan syair royong
n. Mengenal jenis dan makna peribahasa Makassar
o. Mengidentifikasi peribahasa yang terdapat dalam teks sinrilik bositimurung/ pakesok-
kesok
p. Mengenal istilah adat-istiadat Makassar
q. Memahami istilah adat-istiadat Makassar dalam teks sastra dan nonsastra
r. Memahami Istilah adat-istiadat Makassar dalam teks sastrsa dan nonsastra
s. Meyampaikan cerita yang berkaitan dengan adat-istiadat Makassar
D. Kegiatan Ekstrakurikuler
Pengertian dari beberapa istilah yang terdapat dalam pedoman ini sebagai berikut.
1. Kegiatan Ekstrakurikuler adalah kegiatan kurikuler yang dilakukan oleh peserta didik di luar
jam belajar kegiatan intrakurikuler dan kegiatan kokurikuler, di bawah bimbingan dan
pengawasan satuan pendidikan, bertujuan untuk mengembangkan potensi, bakat, minat,
kemampuan kepribadian, kerjasama, dan kemandirian peserta didik secara optimal untuk
mendukung pencapaian tujuan pendidikan.
2. Kegiatan Ekstrakurikuler wajib adalah Kegiatan Ekstrakurikuler yang wajib
diselenggarakan oleh satuan pendidikan dan wajib diikuti oleh seluruh peserta didik.
3. Kegiatan Ekstrakurikuler pilihan adalah Kegiatan Ekstrakurikuler yang dapat dikembangkan
dan diselenggarakan oleh satuan pendidikan dan dapat diikuti oleh peserta didik sesuai bakat
dan minatnya masing-masing.
Bentuk Kegiatan Ekstrakurikuler dapat berupa:
1. Krida, misalnya: Kepramukaan, Latihan Kepemimpinan Siswa (LKS), Palang Merah
Remaja (PMR), Usaha Kesehatan Sekolah (UKS), Pasukan Pengibar Bendera (Paskibra),
dan lainnya;
2. Karya ilmiah, misalnya: Kegiatan Ilmiah Remaja (KIR), kegiatan penguasaan keilmuan dan
kemampuan akademik, penelitian, dan lainnya;
3. Latihan olah-bakat latihan olah-minat, misalnya: pengembangan bakat olahraga, seni dan
budaya, pecinta alam dan lainnya;
4. Keagamaan, misalnya: pesantren kilat, ceramah keagamaan, dan baca tulis alquran
Kegiatan Ekstrakurikuler pada satuan pendidikan dikembangkan dengan prinsip: (1) partisipasi
aktif yakni bahwa Kegiatan Ekstrakurikuler menuntut keikutsertaan peserta didik secara penuh
sesuai dengan minat dan pilihan masing-masing; dan (2) menyenangkan yakni bahwa Kegiatan
Ekstrakurikuler dilaksanakan dalam suasana yang menggembirakan bagi peserta didik.
Lingkup Kegiatan Ekstrakurikuler meliputi:
1. Individual, yakni Kegiatan Ekstrakurikuler yang diikuti oleh peserta didik secara
perorangan.
2. Berkelompok, yakni Kegiatan Ekstrakurikuler yang diikuti oleh peserta didik secara:
a. Berkelompok dalam satu kelas (klasikal).
c. Berkelompok antarkelas.
c. pengelolaan;
d. pendanaan; dan
e. evaluasi
Penjadwalan Kegiatan Ekstrakurikuler Pilihan dirancang di awal tahun pelajaran oleh pembina di
bawah bimbingan kepala sekolah/madrasah atau wakil kepala sekolah/madrasah. Jadwal
Kegiatan Ekstrakurikuler diatur agar tidak menghambat pelaksanaan kegiatan intra dan
kokurikuler.
Kinerja peserta didik dalam Kegiatan Ekstrakurikuler perlu mendapat penilaian dan
dideskripsikan dalam raport. Kriteria keberhasilannya meliputi proses dan pencapaian
kompetensi peserta didik dalam Kegiatan Ekstrakurikuler yang dipilihnya. Penilaian dilakukan
secara kualitatif.
Peserta didik wajib memperoleh nilai minimal “baik” pada Pendidikan Kepramukaan pada setiap
semesternya. Nilai yang diperoleh pada Pendidikan Kepramukaan berpengaruh terhadap
kenaikan kelas peserta didik. Bagi peserta didik yang belum mencapai nilai minimal perlu
mendapat bimbingan terus menerus untuk mencapainya.
Evaluasi Kegiatan Ekstrakurikuler dilakukan untuk mengukur ketercapaian tujuan pada setiap
indikator yang telah ditetapkan dalam perencanaan satuan pendidikan.
Satuan pendidikan hendaknya mengevaluasi setiap indikator yang sudah tercapai maupun yang
belum tercapai. Berdasarkan hasil evaluasi, satuan pendidikan dapat melakukan perbaikan
rencana tindak lanjut untuk siklus kegiatan berikutnya.
Daya dukung pengembangan dan pelaksanaan kegiatan ekstrakurikuler meliputi:
a. Kebijakan Satuan Pendidikan
Pengembangan dan pelaksanaan Kegiatan Ekstrakurikuler merupakan kewenangan dan
tanggung jawab penuh dari satuan pendidikan. Oleh karena itu untuk dapat mengembangkan
dan melaksanakan Kegiatan Ekstrakurikuler diperlukan kebijakan satuan pendidikan yang
ditetapkan dalam rapat satuan pendidikan dengan melibatkan komite sekolah/madrasah baik
langsung maupun tidak langsung.
b. Ketersediaan Pembina
Pelaksanaan Kegiatan Ekstrakurikuler harus didukung dengan ketersediaan pembina. Satuan
pendidikan dapat bekerja sama dengan pihak lain untuk memenuhi kebutuhan pembina.
c. Ketersediaan Sarana dan Prasarana Satuan Pendidikan
Pelaksanaan Kegiatan Ekstrakurikuler memerlukan dukungan berupa ketersediaan sarana dan
prasarana satuan pendidikan. Yang termasuk sarana satuan pendidikan adalah segala kebutuhan
fisik, sosial, dan kultural yang diperlukan untuk mewujudkan proses pendidikan pada satuan
pendidikan. Selain itu unsur prasarana seperti lahan, gedung/bangunan, prasarana olahraga dan
prasarana kesenian, serta prasarana lainnya.
Pihak-pihak yang terlibat dalam pengembangan Kegiatan Ekstrakurikuler antara lain:
1. Satuan Pendidikan
Kepala sekolah/madrasah, tenaga pendidik, tenaga kependidikan dan pembina ekstrakurikuler,
bersama-sama mewujudkan keunggulan dalam ragam Kegiatan Ekstrakurikuler sesuai dengan
sumber daya yang dimiliki oleh tiap satuan pendidikan.
2. Komite Sekolah/Madrasah
Sebagai mitra sekolah memberikan dukungan, saran, dan kontrol dalam mewujudkan
keunggulan ragam Kegiatan Ekstrakurikuler.
3. Orangtua
Memberikan kepedulian dan komitmen penuh terhadap keberhasilan Kegiatan
Ekstrakurikuler pada satuan pendidikan.
BAB III
STRUKTUR KURIKULUM DAN PENGATURAN BEBAN BELAJAR
A. Struktur Kurikulum
Mata pelajaran
Berdasarkan kompetensi inti disusun mata pelajaran dan alokasi waktu yang sesuai dengan
karakteristik satuan pendidikan. Susunan mata pelajaran dan alokasi waktu untuk Sekolah
Menengah Pertama/Madrasah Tsanawiyah sebagaimana tabel berikut.
Struktur Kurikulum SMP Negeri 4 Bontonompo Kelas VII, VIII & IX
adalah sebagai berikut:
ALOKASI WAKTU
BELAJAR PER
MATA PELAJARAN MINGGU
VII VIII IX
Kelompok A
1. Pendidikan Agama dan Budi Pekerti 3 3 3
2. Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan 3 3 3
3. Bahasa Indonesia 6 6 6
4. Matematika 5 5 5
5. Ilmu Pengetahuan Alam 5 5 5
6. Ilmu Pengetahuan Sosial 4 4 4
7. Bahasa Inggris 4 4 4
Kelompok B
ALOKASI WAKTU
BELAJAR PER
MATA PELAJARAN MINGGU
VII VIII IX
1. Seni Budaya 3 3 3
2. Pendidikan Jasmani, Olah Raga, dan
3 3 3
Kesehatan(termasuk muatan lokal)
3. Prakarya(termasuk muatan lokal) 2 2 2
4 Bahasa daerah 2 2 2
Kelompok C Pengembangan Diri
1. Bimbingan Konseling
2. Kegiatan Ekstrakurikuler:
Kepramukaan
Olimpiade Matematika
Olimpiade IPA
Olimpiade IPS
Sepak Bola
OSIS
Futsal
Jumlah Alokasi Waktu Per Minggu 40 40 40
Pada program pendidikan di Sekolah Menengah Pertama (SMP/MTs) dan yang setara, jumlah
jam mata pelajaran sekurang-kurangnya 24 jam pelajaran setiap minggu. Sedangkan pada
program pendidikan SMP Negeri 4 Bontonompo jumlah jam pelajaran rata-rata 40 jam per
minggu untuk siswa kelas VII, VIII & IX. Setiap jam pelajaran lamanya 40 menit. Jenis
program pendidikan di Sekolah Menengah Pertama SMP Negeri 4 Bontonompo, terdiri dari
program agama yang meliputi sejumlah mata pelajaran program umum yang meliputi
sejumlah mata pelajaran yang wajib diikuti seluruh peserta didik, dan program pilihan
meliputi mata pelajaran yang menjadi ciri khas keunggulan daerah berupa mata pelajaran
muatan lokal. Mata pelajaran yang wajib diikuti pada program umum berjumlah 10
sementara keberadaan mata pelajaran Muatan Lokal ditentukan ditentukan oleh Kemdikbud
dan selanjutnya oleh kebijakan Dinas setempat dan kebutuhan Sekolah.
Pengaturan beban belajar menyesuaikan dengan alokasi waktu yang telah ditentukan dalam
struktur Kurikulum. Setiap satuan pendidikan dimungkinkan menambah maksimum empat
jam pembelajaran per minggu secara keseluruhan. Pemanfaatan jam pembelajaran tambahan
mempertimbangkan kebutuhan peserta didik dalam mencapai kompetensi, disamping
memanfaatkan mata pelajaran lain yang dianggap penting namun tidak terdapat di dalam
struktur Kurikulum yang tercantum di dalam Standar Isi. Dengan adanya tambahan waktu,
satuan pendidikan diperkenankan mengadakan penyesuaian-penyesuaian. Misalnya
mengadakan program remediasi bagi peserta didik yang belum mencapai standar ketuntasan
belajar minimal.
Struktur dan muatan kurikulum pada SMP Negeri 4 Bontonompo tahun 2013/2014
Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional
Pendidikan sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 2013
tentang Perubahan Atas Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar
Nasional Pendidikan Pasal 77J Struktur Kurikulum SMP/MTs/SMPLB atau bentuk lain yang
sederajat terdiri atas muatan:
a. pendidikan agama;
b. pendidikan kewarganegaraan;
c. bahasa;
d. matematika;
e. ilmu pengetahuan alam;
f. ilmu pengetahuan sosial;
g. seni dan budaya;
h. pendidikan jasmani dan olahraga;
i. keterampilan/kejuruan; dan
j. muatan lokal.
Struktur kurikulum merupakan pola dan susunan mata pelajaran yang harus ditempuh oleh
peserta didik dalam kegiatan pembelajaran. Kedalaman muatan kurikulum pada setiap mata
pelajaran pada setiap satuan pendidikan dituangkan dalam kompetensi yang harus dikuasai
peserta didik sesuai dengan beban belajar yang tercantum dalam struktur kurikulum.
Kompetensi yang dimaksud terdiri atas standar kompetensi dan kompetensi dasar yang
dikembangkan berdasarkan standar kompetensi lulusan. Muatan lokal dan kegiatan
pengembangan diri merupakan bagian integral dari struktur kurikulum pada jenjang
pendidikan dasar dan menengah. Struktur kurikulum di SMP Negeri 4 Bontonompo meliputi
substansi pembelajaran yang ditempuh dalam satu jenjang pendidikan selama tiga tahun
mulai Kelas VII sampai dengan Kelas IX. Struktur kurikulum disusun berdasarkan standar
kompetensi lulusan dan standar kompetensi mata pelajaran dengan ketentuan sebagai
berikut :
Penyelenggaraan Sistem Kredit Semester untuk Jenjang SMP dilakukan pada sekolah dengan
kategori standar dan mandiri yang dilakukan secara fleksibel dan variatif dengan tetap
mempertimbangkan ketuntasan minimal dalam pencapaian setiap kompetensi.
Pada Peraturan Daerah Nomor 10 Tahun 2013 tentang Sistem kelas Tuntas Berkelanjutan
(SKTB) Kabupaten Gowa disebutkan bahwa beban belajar setiap mata pelajaran dengan
Sistem Kredit Semester (SKS) dinyatakan dalam satuan kredit semester (SKS) meliputi satu
jam pembelajaran tatap muka, satu jam penugasan terstruktur, dan satu jam kegiatan mandiri
tidak terstruktur. Untuk jenjang SMP kegiatan pembelajaran sesuai dengan standar Isi yaitu 1
jam pembelajaran 40 menit.
Pada umumnya komponen belajar pada sistem paket sama dengan SKS dimana kegiatan tatap
muka yang dimaksud adalah kegiatan pembelajaran yang berupa proses interaksi antara
peserta didik dengan pendidik. Penugasan terstruktur adalah kegiatan pembelajaran yang
berupa pendalaman materi pembelajaran oleh peserta didik yang dirancang oleh pendidik
untuk mencapai standar kompetensi. Kegiatan mandiri tidak terstruktur adalah kegiatan
pembelajaran yang berupa pendalaman materi pembelajaran oleh peserta didik yang
dirancang oleh pendidik untuk mencapai standar kompetensi. Untuk penugasan terstruktur
waktu penyelesaiannya diatur dan ditentukan oleh pendidik sedangkan waktu penyelesaian
untuk tugas mandiri tidak terstruktur waktu penyelesaiannya diatur sendiri oleh peserta didik.
Untuk memudahkan dan membantu pelaksanaan SKS ini untuk jenjang SMP di kabupaten
Gowa telah disusun Modul SKTB dalam bentuk tema yang telah disusun sedemikian rupa
sehingga sesuai dengan kebutuhan pelaksanaan SKS ini sebagai bagian dari SKTB di
Kabupaten Gowa. Adapun Pemetaan Kredit Semester untuk setiap mata pelajaran untuk
jenjang SMP dapat dilihat pada tabel berikut.
PEMETAAN SKS MATA PELAJARAN DI SEKOLAH DASAR
DINAS PENDIDIKAN OLAHRAGA DAN PEMUDA KABUPATEN GOWA
Kelas VII, VIII & IX
Beban
Belajar
No Mata Pelajaran Guru Mata Pelajaran
SKS
Untuk mengimplementasikan SKS pada kegiatan pembelajaran, maka secara teknis dimulai
dengan kegiatan pada awal semester yang terlebih dahulu setiap peserta didik akan
melakukan kegiatan penentuan beban belajar yang akan ditempuh untuk semester berjalan
dengan mengisi kartu rencana belajar (krb) contoh format terlampir
Secara teknis hal-hal yang dilakukan oleh peserta didik yaitu:
1. Menentukan program pembelajaran dengan mengisi kartu rencana belajar (krb) di awal semester.
2. Mengikuti kegiatan pembelajaran sesuai dengan rencana belajar yang telah dipilih pada kartu
rencana belajar (krb) sesuai dengan semester berjalan.
Lampiran
Contoh Format Hasil Analisis Pencapaian Kompetensi Pembelajaran ini), kartu Rencana
Belajar (KRB) dan Kartu Hasil Belajar (KHB)
PEMERINTAH KABUPATEN GOWA
DINAS PENDIDIKAN
SMP NEGERI 4 BONTONOMPO
Passallangngang, Desa Katangka 92153 Kec. Bontonompo
KETRAMPILA PERINGKAT
A B)
Dikeluarkan di : Bontonompo
Tanggal : 17 Juli 2017
Mengetahui
Guru Penasehat Akademik Peserta didik ,
……………………………… ................................
NIP NIS
PEMERINTAH KABUPATEN GOWA
DINAS PENDIDIKAN OLAHRAGA DAN PEMUDA
SMP NEGERI 4 SUNGGUMINASA
Alamat : Passallangngang, Desa Katangka 92153 Kec. Bontonompo.
Dikeluarkan di : Bontonompo
Tanggal : 14 Juli 2016
Mengetahui
Kepala Sekolah Wali Kelas,
(.........................) (.................................)
NIP NIP
D. Muatan Kurikulum
Muatan kurikulum di SMP Negeri 4 Bontonompo meliputi sejumlah mata pelajaran yang
ditempuh dalam satu jenjang pendidikan selama tiga tahun mulai Kelas VII sampai dengan
Kelas IX. Materi muatan lokal dan kegiatan pengembangan diri merupakan bagian dari
muatan kurikulum. Mata pelajaran merupakan materi bahan ajar berdasarkan landasan
keilmuan yang akan dibelajarkan kepada peserta didik sebagai beban belajar melalui metode
dan pendekatan tertentu.
Bahan kajian bahasa mencakup bahasa Indonesia, bahasa daerah, dan bahasa asing dengan
3. Bahasa pertimbangan:
1. Bahasa Indonesia merupakan bahasa nasional;
2. Bahasa daerah merupakan bahasa ibu Peserta Didik; dan
3. Bahasa asing terutama bahasa Inggris merupakan bahasa internasional yang sangat
penting kegunaannya dalam pergaulan global.
Bahan kajian matematika, antara lain, berhitung, ilmu ukur, dan aljabar dimaksudkan untuk
4. Matematika mengembangkan logika dan kemampuan berpikir Peserta Didik.
Bahan kajian ilmu pengetahuan alam, antara lain, fisika, biologi, dan kimia dimaksudkan
5. Ilmu Pengetahuan untuk mengembangkan pengetahuan, pemahaman, dan kemampuan analisis Peserta Didik
terhadap lingkungan alam dan sekitarnya.
Alam
Bahan kajian ilmu pengetahuan sosial, antara lain, ilmu bumi, sejarah, ekonomi, kesehatan,
6. Ilmu Pengetahuan dan sebagainya dimaksudkan untuk mengembangkan pengetahuan, pemahaman, dan
kemampuan analisis Peserta Didik terhadap kondisi sosial masyarakat.
Sosial
No Mata Pelajaran Cakupan/Bahan Kajian
Bahan kajian seni dan budaya dimaksudkan untuk membentuk karakter Peserta Didik
7. Seni dan Budaya menjadi manusia yang memiliki rasa seni dan pemahaman budaya. Bahan kajian seni
mencakup menulis, menggambar/melukis, menyanyi, dan menari yang difokuskan pada seni
budaya.
Bahan kajian pendidikan jasmani dan olah raga dimaksudkan untuk membentuk karakter
8. Pendidikan Peserta Didik agar sehat jasmani dan rohani, dan menumbuhkan rasa sportivitas.
Jasmani dan
Olahraga
Keterampilan/ Bahan kajian keterampilan dimaksudkan untuk membentuk Peserta Didik menjadi manusia
9. yang memiliki keterampilan atau prakarya.
Kejuruan
Bahan kajian muatan lokal dimaksudkan untuk membentuk pemahaman terhadap potensi di
10 Muatan Lokal daerah tempat tinggalnya.
Bahasa Makassar
Bahasa Makassar dipilih karena diharapkan mampu membentuk sikap kesopanan bagi semua
warga sekolah serta menghargai budaya leluhur sehingga pada akhir tercipta cinta tanah air.
Tujuan:
Memberikan pengetahuan tentang budaya leluhur dan mengembangkannya sebagai bekal
hidup yang sopan, santun dan bermartabat serta mandiri
Ruang lingkup:
a. Membaca
b. Menulis difokuskan pada huruf Lontara (Makassar)
c. Mendengar, dan
d. Berbicara
Mata pelajaran adalah unit organisasi terkecil dari Kompetensi Dasar. Sesuai ketetapan
Mendikbud, maka untuk kurikulum SMP/MTs organisasi Kompetensi Dasar kurikulum
dilakukan dengan cara mempertimbangkan kesinambungan antar kelas dan keharmonisan
antarmata pelajaran yang diikat dengan Kompetensi Inti. Berdasarkan pendekatan ini maka
terjadi reorganisasi Kompetensi Dasar mata pelajaran sehingga struktur Kurikulum SMP
Negeri 4 Bontonompo menjadi lebih sederhana karena jumlah mata pelajaran dan jumlah
materi berkurang.
Khusus untuk muatan lokal, Kompetensi Dasar yang berkenaan dengan seni budaya, dan
keterampilan, serta bahasa daerah diintegrasikan ke dalam mata pelajaran Seni Budaya dan
Prakarya. Sedangkan Kompetensi Dasar muatan lokal yang berkenaan dengan olahraga serta
permainan daerah diintegrasikan ke dalam mata pelajaran Pendidikan Jasmani, Olahraga dan
Kesehatan.
kompetensi inti dirancang seiring dengan meningkatnya usia peserta didik pada kelas
tertentu. Melalui kompetensi inti, integrasi vertikal berbagai kompetensi dasar pada kelas
yang berbeda dapat dijaga.
Rumusan kompetensi inti menggunakan notasi sebagai berikut:
1. Kompetensi Inti-1 (KI-1) untuk kompetensi inti sikap spiritual;
2. Kompetensi Inti-2 (KI-2) untuk kompetensi inti sikap sosial;
3. Kompetensi Inti-3 (KI-3) untuk kompetensi inti pengetahuan; dan
4. Kompetensi Inti-4 (KI-4) untuk kompetensi inti keterampilan.
VII VIII IX
VII VIII IX
tampak mata.
4. Mencoba, mengolah, 4. Mencoba, mengolah, 4. Mencoba, mengolah,
dan menyaji dalam ranah dan menyaji dalam ranah dan menyaji dalam
konkret (menggunakan, konkret (menggunakan, ranah konkret
mengurai, merangkai, mengurai, merangkai, (menggunakan,
memodifikasi, dan memodifikasi, dan mengurai, merangkai,
membuat) dan ranah membuat) dan ranah memodifikasi, dan
abstrak (menulis, abstrak (menulis, membuat) dan ranah
membaca, menghitung, membaca, menghitung, abstrak (menulis,
menggambar, dan menggambar, dan membaca, menghitung,
mengarang) sesuai mengarang) sesuai menggambar, dan
dengan yang dipelajari di dengan yang dipelajari di mengarang) sesuai
madrasah dan sumber madrasah dan sumber dengan yang dipelajari
lain yang sama dalam lain yang sama dalam di madrasah dan sumber
sudut pandang/teori sudut pandang/teori lain yang sama dalam
sudut pandang/teori
Kompetensi Dasar merupakan kompetensi setiap mata pelajaran untuk setiap kelas yang
diturunkan dari Kompetensi Inti. Kompetensi Dasar adalah konten atau kompetensi yang
terdiri atas sikap, pengetahuan, dan ketrampilan yang bersumber pada kompetensi inti yang
harus dikuasai peserta didik. Kompetensi tersebut dikembangkan dengan memperhatikan
karakteristik peserta didik, kemampuan awal, serta ciri dari suatu mata pelajaran. Mata
pelajaran sebagai sumber dari konten untuk menguasai kompetensi bersifat terbuka dan tidak
selalu diorganisasikan berdasarkan disiplin ilmu yang sangat berorientasi hanya pada filosofi
esensialisme dan perenialisme. Mata pelajaran dijadikan organisasi konten yang
dikembangkan dari berbagai disiplin ilmu atau non disiplin ilmu yang diperbolehkan menurut
filosofi rekonstruksi sosial, progresif atau pun humanisme. Karena filosofi yang dianut dalam
kurikulum adalah eklektik seperti dikemukakan di bagian landasan filosofi maka nama mata
pelajaran dan isi mata pelajaran untuk kurikulum yang akan dikembangkan tidak perlu terikat
pada kaedah filosofi esensialisme dan perenialisme.
E. Prinsip Pelaksanaan Kurikulum 2013
Proses pembelajaran berdasarkan prinsip-prinsip di atas harus secara sadar diciptakan oleh
guru untuk pencapaian Standar Kompetensi Lulusan. Pendekatan pembelajaran yang sesuai
dengan prinsip-prinsip di atas adalah Pendekatan Pembelajaran Kontekstual yang memiliki
tujuh komponen utama pembelajaran, yakni kontruktivisme (constructivism), bertanya
(questioning), menyelidiki (inquiry), masyarakat belajar (learning community), pemodelan
(modeling), refleksi (reflection), dan penilaian autentik (authentic assessment). Pendekatan
Pembelajaran Kontekstual ini akan memfasilitasi penguatan proses berpikir ilmiah yang
disarankan oleh Permendikbud Nomor 22 Tahun 2016.
Pendekatan Pembelajaran Kontekstual yang memperkuat proses berpikir ilmiah ini akan
menghasilkan pembelajaran siswa aktif yang mengintegrasikan pendidikan karakter.
Pengintegrasian pendidikan karakter dalam proses pembelajaran dapat direalisasikan di
sejumlah komponen seperti dokumen RPP, materi pelajaran, kegiatan pembelajaran,
pengelolaan kelas, fungsi guru dan siswa. Pendekatan Pembelajaran Kontekstual ini menjadi
acuan utama buku panduan teknis ini.
Penerapan metode-metode tersebut perlu disesuaikan dengan KD yang akan dicapai. Guru
disarankan membuat peta KD mana yang cocok untuk metode tertentu. Selain itu, guru perlu
juga memperhatikan karakteristik siswa.
Pembelajaran yang efektif harus melalui tahap perencanaan yang baik. Sesuai dengan
Permendikbud Nomor 22 Tahun 2016, perencanaan pembelajaran harus mengacu pada
Standar Isi dan meliputi penyusunan rencana pelaksanaan pembelajaran dan penyiapan media
dan Sekolah Menengah Pertama 17sumber, perangkat penilaian pembelajaran, dan skenario
pembelajaran. Penyusunan Silabus dan RPP disesuaikan dengan pendekatan pembelajaran
yang digunakan, dan komponen beserta format Silabus dan RPP disesuaikan dengan
perundangan yang berlaku. Berikut ini adalah prinsip-prinsip yang harus diperhatikan
semaksimal mungkin dalam penyusunan RPP seperti yang tertuang dalam Permendikbud
Nomor 22 Tahun 2016:
Perbedaan individual peserta didik antara lain kemampuan awal, tingkat intelektual, bakat,
potensi, minat, motivasi belajar, kemampuan sosial, emosi, gaya belajar, kebutuhan khusus,
kecepatan belajar, latar belakang budaya, norma, nilai, dan/atau lingkungan peserta didik.
1. Partisipasi aktif peserta didik.
2. Berpusat pada peserta didik untuk mendorong semangat belajar, motivasi, minat, kreativitas,
inisiatif, inspirasi, inovasi dan kemandirian.
3. Pengembangan budaya membaca dan menulis yang dirancang untuk mengembangkan kegemaran
membaca, pemahaman beragam bacaan, dan berekspresi dalam berbagai bentuk tulisan.
4. Pemberian umpan balik dan tindak lanjut RPP memuat rancangan program pemberian umpan
balik positif, penguatan, pengayaan, dan remedi.
5. Penekanan pada keterkaitan dan keterpaduan antara KD, materi pembelajaran, kegiatan
pembelajaran, indikator pencapaian kompetensi, penilaian, dan sumber belajar dalam satu
keutuhan pengalaman belajar.
6. Mengakomodasi pembelajaran tematik-terpadu, keterpaduan lintas mata pelajaran, lintas aspek
belajar, dan keragaman budaya.
7. Penerapan teknologi informasi dan komunikasi secara terintegrasi.
Perencanaan pembelajaran yang baik harus dilaksanakan dengan baik pula. Kurikulum 2013
mengharuskan pelaksanaan pembelajaran dibagi menjadi tiga tahap besar, yaitu pembukaan,
kegiatan inti, dan penutupan. Dalam pembukaan guru diwajibkan melakukan hal hal berikut:
1. Menyiapkan peserta didik secara psikis dan fsik untuk mengikuti proses pembelajaran;
2. Memberi motivasi belajar peserta didik secara kontekstual sesuai manfaat dan aplikasi materi
ajar dalam kehidupan sehari-hari, dengan memberikan contoh dan perbandingan lokal, nasional
dan internasional, serta disesuaikan dengan karakteristik dan jenjang peserta didik;
3. Mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang mengaitkan pengetahuan sebelumnya dengan materi
yang akan dipelajari;
4. Menjelaskan tujuan pembelajaran atau kompetensi dasar yang akan dicapai; dan
5. Menyampaikan cakupan materi dan penjelasan uraian kegiatan sesuai dengan silabus.
Tahap kegiatan inti adalah tahap yang paling penting di mana metode yang sudah dipilih akan
diimplementasikan secara operasional dalam berbagai kegiatan yang berpusat pada siswa dan
yang harus berorientasi pada pencapaian semua aspek kompetensi yaitu pengetahuan,
keterampilan, dan sikap.
Pelaksanaan pembelajaran harus juga ditutup dengan baik. Dalam kegiatan penutup, guru
bersama peserta didik baik secara individual maupun kelompok melakukan refleksi untuk
mengevaluasi seluruh rangkain kegiatan, memberikan umpan balik, melakukan kegiatan
tindak lanjut, dan menginformasikan kegiatan pembelajaran pada pertemuan berikutnya.
F. Pengembangan Diri
Kegiatan pengembangan diri adalah kegiatan yang bertujuan memberikan kesempatan
kepada peserta didik untuk mengembangkan dan mengekspresikan diri sesuai dengan
kebutuhan, bakat, dan minat. Kegiatan pengembangan diri dapat dilakukan dalam bentuk
bimbingan konseling dan kegiatan ekstrakurikuler.
1). Jenis – jenis Pengembangan diri
Pengembangan diri terdiri atas 2 (dua) bentuk kegiatan, yaitu terprogram dan tidak
terprogram.
a. Kegiatan pengembangan diri secara terprogram dilaksanakan dengan perencanaan khusus dalam
kurun waktu tertentu untuk memenuhi kebutuhan peserta didik secara individual, kelompok, dan
atau klasikal melalui penyelenggaraan kegiatan sebagai berikut ini.
Kegiatan Pelaksanaan
Layanan dan kegiatan pendukung Individual
konseling Kelompok
Klasikal, tatap muka guru BK masuk ke kelas (open sesi)
Home Visit
Kegiatan Pelaksanaan
Ekstrakurikuler Kepramukaan
Futsal
Sepak Bola
Olimpiade Matematika
Olimpiade IPA
Olimpiade IPS
Osis
b. Kegiatan pengembangan diri secara tidak terprogram dapat dilaksanakan sebagai berikut.
Kegiatan Contoh
Jenis, nilai-nilai yang ditanamkan dan Strategi yang digunakan pada Pengembangan Diri
SMP Negeri 4 Bontonompo adalah sebagai berikut :
Kebangsaan, Toleransi,
Peduli sosial dan
lingkungan, Cinta damai,
Kerja keras
d. Penilaian
Kegiatan pengembangan diri dinilai dan dilaporkan secara berkala kepada sekolah dan orang
tua dalam bentuk kuantitatif dan kualitatif.
Indikator nilai-nilai karakter bangsa ada dua jenis yaitu (1) indikator sekolah dan kelas, dan
(2) indikator untuk mata pelajaran. Indikator sekolah dan kelas adalah penanda yang
digunakan oleh kepala sekolah, guru dan personalia sekolah dalam merencanakan,
melaksanakan, dan mengevaluasi sekolah sebagai lembaga pelaksana pendidikan budaya dan
karakter bangsa. Indikator ini berkenaan juga dengan kegiatan sekolah yang diprogramkan
dan kegiatan sekolah sehari-hari (rutin). Indikator mata pelajaran menggambarkan perilaku
afektif seorang peserta didik berkenaan dengan mata pelajaran tertentu. Perilaku yang
dikembangkan dalam indikator pendidikan budaya dan karakter bangsa bersifat progresif,
artinya, perilaku tersebut berkembang semakin komplek antara satu jenjang kelas dengan
jenjang kelas di atasnya, bahkan dalam jenjang kelas yang sama. Guru memiliki kebebasan
dalam menentukan berapa lama suatu perilaku harus dikembangkan sebelum ditingkatkan ke
perilaku yang lebih kompleks.
Adapun untuk mengetahui bahwa suatu sekolah itu telah melaksanakan pembelajaran yang
mengembangkan budaya dan karakter bangsa, maka ditetapkan indikator sekolah dan kelas
antara lain seperti berikut ini.
Indikator Sekolah dan Kelas
1. Religius 10. Semangat Kebangsaan
2. Jujur 11. Cinta Tanah Air
3. Toleransi 12. Menghargai Prestasi
4. Disiplin 13. Bersahabat/komunikatif
5. Kerja Keras 14. Cinta Damai
6. Kreatif 15. Gemar Membaca
7. Mandiri 16. Peduli Lingkungan
8. Demokratis 17. Peduli Sosial
9.Rasa Ingin Tahu 18. Tanggung Jawab
BT : Belum Terlihat (apabila peserta didik belum memperlihatkan tanda- tanda awal
perilaku yang dinyatakan dalam indikator).
MT : Mulai Terlihat (apabila peserta didik sudah mulai memperlihatkan adanya
tanda-tanda awal perilaku yang dinyatakan dalam indikator tetapi belum
konsisten)
MB : Mulai Berkembang (apabila peserta didik sudah memperlihatkan berbagai
tanda perilaku yang dinyatakan dalam indikator dan mulai konsisten)
MK : Membudaya (apabila peserta didik terus menerus memperlihatkan perilaku
yang dinyatakan dalam indikator secara konsisten)
Setiap tahun diharapkan ada peningkatan dari BT hingga ke MK, wilayah yang di amati
juga diharapkan semakin melebar ke semua sektor
Kegiatan nyata yang dilakukan di SMP Negeri 4 Bontonompo adalah sebagai berikut:
1. Alokasi waktu untuk kelas 7 dan 8 mata pelajaran Bahasa Indonesia dilakukan penambahan 1 jam
pelajaran sehingga menjadi 6 jam pelajaran. Hal ini dikarenakan rata-rata tempat tinggal peserta
didik berada di pedesaan sehingga keterpakaian Bahasa Indonesia dalam kehidupan sehari-hari
sangat kurang. Setelah berinteraksi di SMP selama 2 tahun berangsur-angsur kekurangan itu akan
berubah sehingga pada saat kelas 9 jumlah jam bahasa Indonesia dikembalikan menjadi 6 jam
pelajaran/minggu
2. Selain tatap muka, beban belajar yang harus diikuti peserta didik adalah penugasan terstruktur
(TT) dan kegiatan mandiri tidak terstruktur (KMTT) yang waktunya maksimal lima puluh persen
(50%) dari jumlah jam tatap muka. Penugasan terstruktur di SMP Negeri 4 Bontonompo
diberikan alokasi waktu setelah siswa melakukan shalat jamaah duhur. Contoh TT diantaranya
pembelajaran remidi dan pengayaan, sedangkan contoh KMTT adalah pekerjaan rumah yang
sifatnya mendalami KD dengan metode investigasi dan penemuan. Penugasan mandiri tidak
terstruktur terdiri dari tugas-tugas individu atau kelompok yang disesuaikan dengan potensi,
minat, dan bakat peserta didik.
I. Ketuntasan Belajar
Dalam penetapan ketuntasan belajar, sekolah menetapkan kriteria ketuntasan minimal
dengan mempertimbangkan tingkat kompleksitas, daya dukung, dan tingkat kemampuan awal
peserta didik (intake) dalam penyelenggaraan pembelajaran.
Sekolah secara bertahap dan berkelanjutan menetapkan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM)
untuk mencapai ketuntasan ideal.
Setiap mata pelajaran memiliki karakteristik dan hasil analisis yang berbeda. Oleh karena itu,
maka ditetapkan KKM sebagai berikut ini.
13 Bimbingan Konseling
KEGIATAN EKSTRA KURIKULER
14 Kepramukaan
15 Olimpiade Matematika
16 Olimpiade IPA
17 Olimpiade IPS
18 OSIS
19 Olahraga
Nilai
Nilai Rata
Mapel KKM Smt Keterangan
Smt I Rata
II
Secara rinci penjabaran kecakapan hidup (Life skill) pada setiap mapel diatur sebagai berikut:
Integrasi PKH pada masing-masing mata pelajaran
Kecerdasan Merumuskan
Kecerdasan memecahkan
Kecerdasan bekerjasama
Kesadaran eksistensi diri
Kecerdasan Melaksnkn
Kecerdasan Mengambil
Kesadaran potensi diri
Hidup
penelitian
hipotesis
masalah
Mata
Pelajaran
Pend Agama v v v v v v v v v v v v v
PPKn v v v v v v v v v v v v v
B. Indo v v v v v v v v v v v v v
B .Inggris v v v v v v v v v v v v v
Matematika v v v v v v v v v v v v v
IPA v v v v v v v v v v v v v
IPS v v v v v v v v v v v v v
Mulok
Seni Budaya v v v v v v v v v v v v v
PJOK v v v v v v v v v v v v v
Prakarya v v v v v v v v v v v v v
TIK v v v v v v v v v v v v v
Pengembang
diri
BK v v v v v v v v v v v v v
Pramuka v v v v v v v v v v v v v
Osis v v v v v v v v v v v v v
Olahraga v v v v v v v v v v v v v
BAB IV
KALENDER PENDIDIKAN
Kalender pendidikan adalah pengaturan waktu untuk kegiatan pembelajaran peserta didik
selama satu tahun ajaran. Kalender pendidikan mencakup permulaan tahun ajaran, minggu
efektif belajar, waktu pembelajaran efektif, efektif fakultatif, dan hari libur. Berikut adalah
kalender tersebut secara rinci.
SEMESTER II
JM KT JM
NO BULAN HES HEF LU LHB LS LPP LHR
E S L
1 JAN ‘17 5 26 - - - - - - 1 27
2 PEB ‘17 3 20 3 - - 1 - - - 24
3 MAR ‘17 4 23 3 - - - - - 1 27
4 APRI ‘17 3 18 6 - - 1 - - - 25
5 MEI ‘17 1 7 10 - 7 1 - - - 27
6 JUNI ‘17 0 - 12 - 12 - - 2 2 26
JUMLAH 16 94 34 - 19 3 0 2 4 156
KETERANGAN :
JME = Jumlah Minggu Efektif
LU = Libur Umum
LHR = Libur Hari Raya
HES = Hari Efektif Sekolah
LHB = Libur Hari Besar
LS = Libur Semester
HEF = hari Efektif Fakultatif
LPP = Libur Permulaan Puasa
Minggu 2 9 16 23 30 15 -
Rabu 5 12 19 26 2
Kamis 6 13 20 27 3
Jum'at 7 14 21 28 3
Sabtu 1 8 15 22 29 2
JML.
AGUSTUS 2017 TGL URAIAN KEGIATAN
HES
Minggu 6 13 20 27 26
Senin 7 14 21 28 4
Selasa 1 8 15 22 29 5
Rabu 2 9 6 23 30 5
Jum'at 4 11 18 25 4
Sabtu 5 12 19 26 4
JML.
SEPTEMBER 2017 TGL URAIAN KEGIATAN
HES
HES
Minggu 3 10 17 24
25
Rabu 6 13 20 27 4
Kamis 7 14 21 28 4
Jum'at 1 8 15 22 29 4
Sabtu 2 9 16 23 30 4
JML.
OKTOBER 2017 TGL URAIAN KEGIATAN
HES
HES
Minggu 1 8 15 22 29
26
Senin 2 9 16 23 30 5
Selasa 3 10 17 24 31 5
Tidak ada Kegiatan
Rabu 4 11 18 25 4
Kamis 5 12 19 26 4
Jum'at 6 13 20 27 4
Sabtu 7 14 21 28 4
JML.
NOVEMBER 2017 TGL URAIAN KEGIATAN
HES
Minggu 5 12 19 26 26
Senin 6 13 20 27 4
Selasa 7 14 21 28 4
Rabu 1 8 15 22 29 5
Tidak ada Kegiatan
Kamis 2 9 16 23 30 5
Jum'at 3 10 17 24 4
Sabtu 4 11 18 25 4
JML.
DESEMBER 2017 TGL URAIAN KEGIATAN
HES
Minggu 3 10 17 24 31 0
Senin 4 11 18 25 0 1 Maulid Nabi Besar SAW
Selasa 5 12 19 26 0 4-9 Penilaian Akhir Semester
Rabu 6 13 20 27 0 11-15 Pengelolaan Nilai
Kamis 7 14 21 28 0 16 Penyerahan Rapor
Jum'at 1 8 15 22 29 0 25 Hari Raya Natal
Sabtu 2 9 16
23 30 Libur Semester ganjil Tapel 2017/2018
SEMESTER GENAP (II) JML. TGL URAIAN KEGIATAN
JANUARI 2018 HES
Minggu 7 14 21 28 26
Selasa 2 9 16 23 30 5
Hari Pertama Sekolah
Rabu 10 17 24 31 5
3
Kamis 4 11 18 25 4
Jum'at 5 12 19 26 4
Sabtu 6 13 20 27 4
JML.
FEBRUARI 2018 TGL URAIAN KEGIATAN
HES
Minggu 4 11 18 25 24
Senin 5 12 19 26 4
26-28 Penilaian Tengah Semester (PTS)
Selasa 6 13 20 27 4
Rabu 7 14 21 28 4
Kamis 1 8 15 22 4
Jum'at 2 9 16 23 4
Sabtu 3 10 17 24 4
Rabu 7 14 21 28 4
Kamis 1 8 15 22 29 4
Jum'at 2 9 16 23 30 3
Sabtu 3 10 17 24 31 4
Selasa 3 10 17 24 3
Rabu 4 11 18 25 3
Kamis 5 12 19 26 3
Jum'at 6 13 20 27 3
Sabtu 7 14 21 28 3
MEI 2017 JML. TGL URAIAN KEGIATAN
HES
Minggu 6 13 20 27 15
Minggu 3 10 17 24 12
Sabtu 2 9 16 23 30 2
BAB V
PENUTUP
Seperti telah diuraikan pada awal pendahuluan bahwa bahwa penyempurnaan kurikulum
memiliki landasan yuridis, filosofis, teoritis dan empiris, adapun fungsi Pendidikan Budaya
dan Karakter Bangsa selain mengembangkan dan memperkuat potensi pribadi juga
menyaring pengaruh dari luar yang akhirnya dapat membentuk karakter peserta didik yang
dapat mencerminkan budaya bangsa Indonesia. Upaya pembentukan karakter sesuai dengan
budaya bangsa ini tentu tidak semata-mata hanya dilakukan di sekolah melalui serangkaian
kegiatan belajar mengajar baik melalui mata pelajaran maupun serangkaian kegiatan
pengembangan diri yang dilakukan di kelas dan luar sekolah. Pembiasaan-pembiasan
(habitual) dalam kehidupan, seperti: religius, jujur, disiplin, toleran, kerja keras, cinta damai,
tanggung-jawab, dan sebagainya perlu dimulai dari lingkup terkecil seperti keluarga sampai
dengan cakupan yang lebih luas di masyarakat. Nilai-nilai tersebut tentunya perlu
ditumbuhkembangkan yang pada akhirnya dapat membentuk pribadi karakter peserta didik
yang selanjutnya merupakan pencerminan hidup suatu bangsa yang besar. Agar semua bisa
berjalan dengan baik maka perlu diformalkan dalam Kurikulum Sekolah di SMP Negeri 4
Bontonompo
Kurikulum SMP Negeri 4 Bontonompo ini diperuntukkan kepada semua warga sekolah,
terutama peserta didik, pendidik dan tenaga kependidikan. Pembentukan budaya sekolah
(school culture) dapat dilakukan oleh sekolah melalui serangkaian kegiatan perencanaan,
pelaksanaan pembelajaran yang lebih berorientasi pada peserta didik, dan penilaian yang
bersifat komprehensif. Perencanaan di tingkat sekolah pada intinya adalah melakukan
penguatan dalam penyusunan kurikulum di tingkat SMP Negeri 4 Bontonompo, seperti
menetapkan visi, misi, tujuan, struktur kurikulum, kalender akademik, dan penyusunan
silabus. Keseluruhan perencanaan sekolah yang bertitik tolak dari melakukan analisis
kekuatan dan kebutuhan sekolah akan dapat dihasilkan program pendidikan yang lebih
terarah yang tidak semata-mata berupa penguatan ranah pengetahuan dan keterampilan
melainkan juga sikap prilaku yang akhirnya dapat membentuk ahklak budi luhur.
Pendidikan Budaya dan Karakter Bangsa bukan merupakan mata pelajaran yang berdiri
sendiri atau merupakan nilai yang diajarkan, tetapi lebih kepada upaya penanaman nilai-nilai
baik melalui mata pelajaran, program pengembangan diri maupun budaya sekolah. Peta nilai
dan indikator yang disajikan dalam naskah ini merupakan contoh penyebaran nilai yang dapat
diajarkan melalui berbagai mata pelajaran sesuai dengan Kompetensi Inti (KI) dan
Kompetensi Dasar (KD) yang terdapat dalam Standar Isi (SI). Begitu pula melalui program
pengembangan diri, seperti kegiatan rutin sekolah, kegiatan spontan, keteladanan,
pengkondisian. Perencanaan pengembangan Pendidikan Budaya dan Karakter Bangsa ini
perlu dilakukan oleh semua pemangku kepentingan di sekolah yang secara bersama-sama
sebagai suatu komunitas pendidik diterapkan ke dalam kurikulum sekolah yang selanjutnya
diharapkan menghasil budaya sekolah.
Penyajian pembelajaran yang bernuansa belajar aktif dengan muatan budaya dan karakter
bangsa perlu menjadi perhatian terutama dalam membelajarkan peserta didik. Oleh karena
itu, kritik dan saran yang membangun sangat kami harapkan dari semua pihak pemerhati,
pelaksana pendidikan untuk kesempurnaan yang akhirnya dapat memberikan pencerahan
pelaksanaan di tingkat sekolah. Selanjutnya diharapkan kualitas produk peserta didik yang
memiliki ahklak budi mulia sebagai pencerminan bangsa yang besar.