Anda di halaman 1dari 65

NAMA SEKOLAH : SMP NEGERI 4 BONTONOMPO

NSS : 201190 301 004


NPSN : 40313380
STATUS AKREDITASI : B
ALAMAT SEKOLAH : Passallangngang, Desa Katangka
Jenis Dokumen : Dokumen Kurikulum Sekolah Menengah Pertama
Nama Sekolah : SMP Negeri 4 Bontonompo
Tahun Pelajaran : 2018/2019
NSS : 201190 301 004
NPSN : 40313380
Peringkat Akreditasi :B
Alamat : Jalan
: RT 01 / RW 01
: Desa Katangka
: Kecamatan Bontonompo
: Kabupaten Gowa
: Provinsi Sulawesi Selatan

Mengetahui Sungguminasa, 07 Juli 2018


Ketua Komite Sekolah, Kepala Sekolah,

Nasruddin, S. Pd Drs. Abdul Rasyid


NIP 19651231 199903 1 016

Mengetahui
Kepala Dinas Pendidikan Olahraga dan Pemuda
Kabupaten Gowa

Dr. Salam, M. Pd
NIP 19640629 198912 1 001
KATA PENGANTAR

Syukur alhamdulillah kami panjatkan kehadirat Allah SWT atas limpahan


rahmat dan karunia-Nya, sehingga penyusunan Kurikulum SMP NEGERI 4
BONTONOMPO ini dapat terselesaikan dengan baik. Tim penyusun Kurikulum ini
terdiri atas guru, komite, Pengawas dan Kepala sekolah yang bertindak sebagai
ketua merangkap anggota. Dalam rangka meminta masukan dan pertimbangan
dalam penyusunan Kurikulum ini, kami telah melibatkan Komite Sekolah, dan nara
sumber, serta pihak lain yang terkait.
Penyusunan dokumen Kurikulum ini dilakukan dengan merujuk pada Permendikbud
nomor 20 tahun 2016 tentang Standar Isi pada Pendidikan Dasar dan Menengah,
Permendikbud nomor 21 tahun 2016 tentang Standar Kompetensi Lulusan (SKL)
pada Pendidikan Dasar dan Menengah, Permendikbud nomor 23 tahun 2016 tentang
Standar Penilaian pada Pendidikan Dasar dan Menengah, Panduan penyusunan
Kurikulum jenjang pendidikan dasar dan menengah yang dikeluarkan oleh BSNP.
Atas selesainya penyusunan Kurikulum SMP NEGERI 4 BONTONOMPO Tahun
Pelajaran 2017/2018 ini, kami mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya
kepada seluruh pihak yang telah berkontribusi dalam penyusunan Kurikulum ini,
terutama:
1. Kepala Dinas Pendidikan Olahraga dan Pemuda Kabupaten Gowa atas arahan dan
petunjukknya sehingga penyusunan Kurikulum ini dapat terselesaikan dengan
baik;
2. Pengawas Bina SMP Negeri 4 Bontonompo, atas pembimbimbingannya dalam
penyusunan kurikulum sekolah;
3. Ketua Komite SMP Negeri 4 Bontonompo;
4. Pendidik dan Tenaga Kependidikan SMP Negeri 4 Bontonompo yang terhimpun
dalam tim penyusun dan pengembang kurikulum sekolah tahun pelajaran
2017/2018.
5. Pengurus OSIS SMP Negeri 4 Bontonompo periode 2017-2018;
Kami berharap kiranya Kurikulum SMP Negeri 4 Bontonompo Tahun Pelajaran
2017/2018 ini dapat dijadikan pedoman dan rujukan kepada seluruh pemangku
kepentingan sekolah terutama Kepala Sekolah, pendidik dan tenaga kependidikan
dalam penyelenggaraan pendidikan di sekolah.
Dengan kurikulum ini, kami berharap mutu penyelenggaraan pendidikan di SMP
Negeri 4 Bontonompo Tahun Pelajaran 2017/2018 dapat semakin meningkat dan
mendapat kepercayaan dari masyarakat dan pemerintah.

Bontonompo, 17 Juli 2017


Kepala Sekolah,

Drs. Abdul Rasyid


NIP 19651aa231 199903 1 016
DAFTAR ISI

COVER
KEPUTUSAN PENETAPAN
PENGESAHAN
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I : PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
1.2 Landasan Hukum
1.3 Sejarah Singkat
1.4 Visi
1.5 Misi
1.6 Tujuan
BAB II : STANDAR KOMPETENSI
2.1 Standar Kompetensi Lulusan
2.2 Standar Kompetensi Lulusan Mata Pelajaran (SKL-MP)
2.4 Standar Kompetensi (SK) Dan Kompetensi Dasar (KD) Mata
Pelajaran
2.5 Standar Kompetensi Muatan Lokal
2.6 Pengembangan Diri
BAB III : STRUKTUR KURIKULUM DAN PENGATURAN BEBAN BELAJAR
3.1 Struktur kurikulum
3.2 Pengaturan Beban Belajar
BAB IV : KRITERIA-KRITERIA
4.1 Kriteria Ketuntasan Minimal
4.2 Kriteria Kenaikan Kelas
4.4 Kriteria Mutasi
4.5 Kriteria kelulusan Ujian Nasional dan Ujian Madrasah
BAB V : KALENDER PENDIDIKAN
6.1 Permulaan Tahun Pelajaran
6.2 Waktu Belajar
6.3 Libur Sekolah
6.4 Jadwal Kegiatan dalam Kalender Pendidikan

Lampiran-lampiran :
1. SK Tim Penyusun Kurikulum;
2. SK Pembagian Tugas Guru dalam Kegiatan Pembelajaran, Bimbingan, dan
Ekstrakurikuler;
3. Silabus Mata Pelajaran;
4. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Semua Mata Pelajaran.
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Undang-undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional dan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2005 tentang
Standar Nasional Pendidikan mengamanatkan bahwa Kurikulum jenjang pendidikan
dasar dan menengah disusun oleh satuan pendidikan dengan mengacu pada Standar Isi
(SI) dan Standar Kompetensi Lulusan (SKL) serta berpedoman pada panduan yang
disusun oleh Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP).
SMP Negeri 4 Bontonompo sebagai satuan pendidikan dasar di bawah binaan Dinas
Pendidikan Olahraga dan Pemuda Kabupaten Gowa perlu menyusun Kurikulum sekolah
yang mengacu pada Standar Nasional Pendidikan. Acuan yang digunakan dalam
penyusunan Kurikulum ini meliputi: Standar Isi, Standar Kompetensi Lulusan dan
Panduan Penyusunan Kurikulum dari Badan Standar Nasional Pendidikan.
Penyusunan Kurikulum SMP Negeri 4 Bontonompo dimaksudkan untuk menjamin
pencapaian tujuan pendidikan nasional, melalui Kurikulum SMP Negeri 4 Bontonompo
tahun pelajaran 2017/2018 ini diharapkan pelaksanaan program-program pendidikan di
sekolah dapat berjalan sesuai dengan karakteristik, potensi, dan kebutuhan peserta didik.
Untuk itu, penyusunannya perlu melibatkan seluruh warga madrasah (Kepala Madrasah,
Pendidik, Tenaga Kependidikan, Peserta Didik) dan pemangku kepentingan lain (Komite
Madrasah, Orang Tua Peserta Didik, Masyarakat, dan Lembaga-lembaga lain).

B. Landasan Hukum

1. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional;


2. Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan
sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir dengan Peraturan Pemerintah Nomor 13
Tahun 2015 tentang Perubahan Kedua atas Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005
tentang Standar Nasional Pendidikan;
3. Permendikbud Nomor 23 tahun 2013 tentang Perubahan atas Permendiknas Nomor 15 tahun
2010 tentang Standar Pelayanan Minimal Pendidikan Dasar di Kabupaten/Kota;
4. Permendikbud Nomor 58 tahun 2014, tentang Kurikulum 2013 Sekolah Menengah Pertama /
Madrasah Tsanawiyah
5. Permendikbud Nomor 61 tahun 2014, tentang Pedoman Pengembangan Kurikulum Satuan
Pendidikan
6. Permendikbud Nomor 62 tahun 2014, tentang Kegiatan Ekstrakurikuler Pada Pendidikan
Dasar dan Menengah;
7. Permendikbud Nomor 63 tahun 2014, tentang Pendidikan Kepramukaan Sebagai Kegiatan
Ekstrakurikuler Wajib Pada Pendidikan Dasar dan Menengah;
8. Permendikbud Nomor 159 tahun 2014, tenang Evaluasi Kurikulum
9. Permendikbud 23 tahun 2015 tentang Penumbuhan Budi Pekerti;
10. Permendikbud Nomor 82 tahun 2015, tentang Pencegahan dan Penanggulangan Tindakan
Kekerasan di lingkungan Satuan Pendidikan;
11. Permendikbud Nomor 57 tahun 2015, tentang Penilaian Hasil Belajar oleh Pemerintah
Melalui Ujian Nasional, dan Penilaian Hasil Belajar oleh satuan Pendidikan melalui Ujian
Sekolah pada SMP/MTs
12. Permendikbud Nomor 20 tahun 2016, Standar Kompetensi Lulusan Pendidikan Dasar Dan
Menengah;
13. Permendikbud Nomor 21 tahun 2016, tentang Standar Isi Pendidikan Dasar dan Menegah;
14. Permendikbud Nomor 22 tahun 2016, tentang Standar Proses Pendidikan Dasar dan
Menegah;
15. Permendikbud Nomor 23 tahun 2016, tentang Standar Penilaian Pendidikan Dasar dan
Menegah;
16. Peraturan Daerah Kabupaten Gowa Nomor 10 tahun 2013 tentang Sistem Kelas Tuntas
Berkelanjutan;

C. Sejarah Singkat

SMP Negeri 4 Bontonompo didirikan pada tahun 2008 dengan nama SMP Negeri 4
Bontonompo, dibangun di atas tanah yang luasnya 9.102 meter persegi, bertempat di
Passallangngang Desa Katangka, kecamatan Bontonompo kabupaten Gowa provinsi
Sulawesi Selatan.
Tahun 2008 resmi menerima siswa sebanyak 1 kelas (27 Orang) yang dibina oleh 12 orang
pendidik dan 4 orang Tenaga Administrasi, dengan kepala sekolah Basri, S. Pd.
Perkembangan Penerimaan Siswa Baru berdasarkan Rombongan Belajar di SMP Negeri 4
Bontonompo sebagai berikut:

1. Tahun Pelajaran 2008/2009 s.d. 2009/2010 jumlah rombongan belajar = 1 Rombel;


2. Tahun Pelajaran 2010/2011 s.d. 2011/2012 jumlah rombongan belajar = 3 Rombel;
3. Tahun Pelajaran 2012/2013 s.d. 2013/2014 jumlah rombongan belajar = 3 Rombel;
4. Tahun Pelajaran 2014/2015 jumlah rombongan belajar = 4 Rombel;
5. Tahun Pelajaran 2015/2016 jumlah rombongan belajar = 3 Rombel;
6. Tahun Pelajaran 2017/2018 jumlah rombongan belajar = 3 Rombel dengan jumlah siswa baru 76
orang;
7. Tahun Pelajaran 2017/2018 jumlah rombongan belajar = 4 Rombel dengan jumlah siswa baru
106 ;
Jadi total jumlah siswa 256 siswa, pendidik 21 orang, tenaga kependidikan 9 orang, hal ini
disesuaikan dengan Standar Pelayanan Minimal;
Pengembangan sekolah dalam bidang manajemen terdistribusi sebagai berikut:
1. Tahun 2008 s.d. sekarang, SMP Negeri 4 Bontonompo Melaksanakan Pendidikan Gratis Penuh
pada seluruh siswa tanpa pengkecualian;
2. Tahun 2010 s.d. sekarang, SMP Negeri 4 Bontonompo Melaksanakan Program Punggawa
D’emba;
3. Tahun 2012 SMP Negeri 4 Bontonompo terakreditasi B oleh Badan Akreditasi Provinsi Sulawesi
Selatan;
4. Tahun 2013 s.d. sekarang, SMP Negeri 4 Bontonompo melaksnakan program Sistem Kelas
Tuntas Berkelanjutan;
5. Tahun 2014 s.d. sekarang, SMP Negeri 4 Bontonompo menerapkan Kurikulum 2013;
6. Tahun 2016 dibulan Oktober pergantian Kepala Sekolah atas nama Drs. Abdul Rasyid sampai
sekarang

D. Visi, Misi, dan Tujuan


1. Visi Sekolah
“Unggul dalam Iptek Berdasarkan Imtaq dan Berwawasan Lingkungan”

A. Misi SMP NEGERI 4 BONTONOMPO

Untuk mencapai hasil belajar sebagaimana tertuang dalam visi di atas, maka sekolah akan
menciptakan suasana pembelajaran yang dirangkum menjadi misi SMP Negeri 4 Bontonompo
sebagai berikut :
1. Mewujudkan pembelajaran yang aktif, kreatif, efektif, dan menyenangkan
2. Mewujudkan prestasi baik di bidang akademik maupun di bidang non akademik
3. Mewujudkan sarana dan prasarana pembelajaran yang relevan dan mutakhir
4. Mewujudkan masyarakat sekolah yang profesional, agamis dan partisipatif
5. Mewujudkan lingkungan sekolah yang sehat, asri, aman, dan nyaman
6. Mewujudkan masyarakat sekolah yang mampu menciptakan, mengelola, dan menjaga
lingkungan melalui pembelajaran berbasis lingkungan
7. Mewujudkan masyarakat sekolah yang memiliki pengetahuan, keterampilan, dan sikap
peduli terhadap pelestarian lingkungan serta senantiasa berupaya mencegah terjadinya
pencemaran lingkungan
B. Tujuan SMP NEGERI 4 BONTONOMPO

Untuk mewujudkan hasil belajar bagi peserta didik sebagaimana yang diharapkan, maka
sebagai lembaga/organisasi pembelajaran dan pendidikan, SMP Negeri 4 Bontonompo akan
menciptakan suasana kondusif-edukatif untuk mencapai tujuan sebagai berikut :
1. Mampu melaksanakan proses pembelajaran yang aktif, kreatif, efektif, dan
menyenangkan
2. Memiliki masyarakat sekolah yang profesinal, agamis dan partisipatif
3. Memperoleh piala dalam kegiatan lomba di bidang akademik dan non akademik
4. Memiliki sarana dan prasarana pembelajaran yang relevan dan mutakhir
5. Memiliki lingkungan sekolah yang sehat, asri, aman, dan nyaman
6. Memiliki masyarakat sekolah yang mampu menciptakan, mengelola, dan menjaga
lingkungan melalui pembelajaran berbasis lingkungan
7. Memiliki masyarakat sekolah yang menguasai pengetahuan, keterampilan, dan sikap
peduli terhadap pelestarian lingkungan serta senantiasa berupaya mencegah terjadinya
pencemaran lingkungan.
BAB II
STANDAR KOMPETENSI

A. Standar Kompetensi Lulusan Satuan Pendidikan (SKL-SP)


Setiap lulusan satuan pendidikan dasar dan menengah memiliki kompetensi pada tiga dimensi
yaitu sikap, pengetahuan, dan keterampilan.
Lulusan Sekolah Menengah Pertama memiliki kompetensi pada dimensi sikap, pengetahuan dan
ketrampilan sebagai berikut:
1. Memiliki perilaku yang mencerminkan sikap:
a. beriman dan bertakwa kepada Tuhan YME,
b. berkarakter, jujur, dan peduli,
c. bertanggungjawab,
d. pembelajar sejati sepanjang hayat, dan
e. sehat jasmani dan rohani sesuai dengan perkembangan anak di lingkungan keluarga,
sekolah, masyarakat dan lingkungan alam sekitar, bangsa, negara, dan kawasan regional.
2. Memiliki pengetahuan faktual, konseptual, prosedural, dan metakognitif pada tingkat teknis
dan spesifik sederhana berkenaan dengan:
a. ilmu pengetahuan,
b. teknologi,
c. seni, dan
d. budaya.
Mampu mengaitkan pengetahuan di atas dalam konteks diri sendiri, keluarga, sekolah,
masyarakat dan lingkungan alam sekitar, bangsa, negara, dan kawasan regional.
3. Memiliki keterampilan berpikir dan bertindak:
a. kreatif,
b. produktif,
c. kritis,
d. mandiri,
e. kolaboratif, dan
f. komunikatif

melalui pendekatan ilmiah sesuai dengan yang dipelajari di satuan pendidikan dan sumber lain
secara mandiri

B. Kompetensi Inti (KI) dan Kompetensi Dasar (KD) Mata Pelajaran


1. Kompetensi Inti (KI)

KOMPETENSI INTI
DESKRIPSI KOMPETENSI

Sikap Spiritual 1. Menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianutnya.

Sikap Sosial 2. Menghargai dan menghayati perilaku:


a. jujur,
b. disiplin,
c. santun,
d. percaya diri,
e. peduli, dan
f. bertanggung jawab
dalam berinteraksi secara efektif sesuai dengan perkembangan anak
di lingkungan, keluarga, sekolah, masyarakat dan lingkungan alam
sekitar, bangsa, negara, dan kawasan regional.

Pengetahuan 3. Memahami dan menerapkan pengetahuan faktual, konseptual,


prosedural, dan metakognitif pada tingkat teknis dan spesifik
sederhana berdasarkan rasa ingin tahunya tentang:
a. ilmu pengetahuan,
b. teknologi,
c. seni,
d. budaya
dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, dan kenegaraan terkait
fenomena dan kejadian tampak mata.

Ketrampilan 4. Menunjukkan keterampilan menalar, mengolah, dan menyaji


secara:
a. kreatif
b. produktif,
c. kritis,
d. mandiri,
e. kolaboratif, dan
f. komunikatif,
dalam ranah konkret dan ranah abstrak sesuai dengan yang
dipelajari di sekolah dan sumber lain yang sama dalam sudut
pandang teori.

2. Kompetensi Dasar (KD)


a. Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti
1. Menghayati dan memahami kandungan ayat-ayat Alquran pilihan dan hadis yang
terkait.
2. Memahami dan mencontohkan sikap-sikap terpuji yang berkaitan dengan akhlakul
karimah.
3. Meneladani dan memahami perjuangan Nabi Muhammad saw. periode Mekah dan
Madinah, sikap terpuji khulafaurrasyidin, semangat ilmuwan muslim dalam
menumbuhkembangkan ilmu pengetahuan dalam kehidupan sehari-hari.
4. Memahami makna rukun iman, Asmaul-Husna dan surat dan ayat pilihan serta hadis
terkait.
5. Memahami hikmah puasa wajib dan sunnah, penetapan makanan dan minuman yang
halal dan haram berdasarkan Alquran dan Hadis.
6. Membaca dan Menunjukkan hafalan surah dan ayat pilihan serta hadis terkait dengan
tartil dan lancar.
7. Mencontohkan perilaku sesuai dengan akhlakul karimah.
8. Memahami dan Mempraktikkan tata cara bersuci, shalat wajib dan shalat sunnah,
shalat jamak dan qashar, shalat berjamaah dan munfarid, sujud syukur, sujud sahwi,
dan sujud tilawah.
9. Merekonstruksi sejarah pertumbuhan ilmu pengetahuan sampai masa Umayyah dan
masa Abbasiyah untuk kehidupan sehari-hari.
10. Menghayati dan memahami surat dan ayat Alquran pilihan dan hadis terkait.
a) Meyakini dan memahami rukun iman berdasarkan pengamatan terhadap dirinya,
alam sekitar dan makhluk ciptaan-Nya.
b) Memahami hikmah dan menerapkan ketentuan syariat Islam dalam pelaksanaan
penyembelihan hewan, ibadah qurban dan aqiqah.
c) Menghargai perilaku sesuai dengan akhlakul karimah.
d) Membaca dan menunjukkan hafalan surat dan ayat Alquran pilihan sesuai
dengan kaidah tajwid dan makhrajul huruf.
e) Mencontohkan perilaku yang mencerminkan akhlakul karimah.
f) Memahami ketentuan haji dan umrah, dan mempraktikkan manasik haji, ibadah
qurban dan aqiqah.
g) Melakukan rekonstruksi sejarah perkembangan dan tradisi Islam di Nusantara.

b. Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan


1. Menjelaskan komitmen para pendiri Negara dalam merumuskan dan menetapkan
Pancasila.
2. Menganalisis proses pengesahan Undang-Undang Dasar Republik Indonesia Tahun
1945.
3. Menunjukkan sikap toleransi dalam makna keberagaman dalam bingkai Bhinneka
Tunggal Ika. Menjelaskan karakteristik daerah tempat tinggalnya dalam kerangka
NKRI.
4. Menunjukkan perilaku menghargai dengan dasar: moral, norma, prinsip dan spirit
kewarganegaraan.
5. Menunjukkan sikap dalam dinamika perwujudan Pancasila dalam kehidupan sehari-
hari secara individual dan kolektif.
6. Menganalisis nilai dan moral yang terkandung dalam Pembukaan Undang-Undang
Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945
7. Menjelaskan masalah yang muncul terkait keberagaman masyarakat dan cara
pemecahannya.
8. Menerapkan perilaku kewarganegaraan berdasarkan prinsip saling menghormati, dan
menghargai dalam rangka pengokohan NKRI.
9. Menghargai dan menghayati dengan dasar: kesadaran nilai, moral, norma, prinsip dan
spirit keseluruhan entitas kehidupan kebangsaan.
c. Bahasa Indonesia
1. Memiliki perilaku jujur, percaya diri, tanggung jawab, kreatif, peduli, santun dalam
merespons berbagai hal secara pribadi.
2. Mengenal konteks budaya dan konteks sosial, satuan kebahasaan, serta unsur
paralinguistik dalam penyajian teks.
3. Mengenal bentuk dan ciri teks dalam genre cerita, faktual, dan tanggapan.
4. Memahami teks dalam genre cerita, faktual, dan tanggapan.
5. Mengklasifikasi teks dalam genre cerita, faktual, dan tanggapan.
6. Menemukan makna teks dalam genre cerita, faktual, dan tanggapan.
7. Menyajikan teks dalam genre cerita, faktual, dan tanggapan secara lisan dan tulis.
8. Memiliki perilaku jujur, percaya diri, tanggung jawab, kreatif, peduli serta santun
dalam menangani dan memberikan berbagai hal.
9. Mengenal konteks budaya dan konteks sosial, satuan kebahasaan, serta unsur
paralinguistik dalam penyajian teks.
10. Mengenal bentuk dan ciri teks dalam genre faktual, tanggapan, dan cerita.
11. Memahami teks dalam genre faktual, tanggapan, dan cerita.
12. Mengklasifikasi teks dalam genre faktual, tanggapan, dan cerita.
13. Menemukan makna teks dalam genre faktual, tanggapan, dan cerita.
14. Menyajikan teks dalam genre faktual, tanggapan, dan cerita secara lisan dan tulis.
d. Matematika
1. Menunjukkan sikap logis, kritis, analitis, cermat dan teliti, bertanggung jawab,
responsif, dan tidak mudah menyerah dalam memecahkan masalah.
2. Memiliki rasa ingin tahu, semangat belajar yang kontinu, rasa percaya diri, dan
ketertarikan pada matematika.
3. Memiliki rasa percaya pada daya dan kegunaan matematika, yang terbentuk melalui
pengalaman belajar.
4. Memiliki sikap terbuka, objektif dalam interaksi kelompok maupun aktivitas sehari-hari
5. Memiliki kemampuan mengkomunikasikan gagasan matematika dengan jelas.
6. Mengidentifikasi pola dan menggunakannya untuk menduga perumuman/aturan umum
dan memberikan prediksi.
7. Memahami konsep bilangan rasional dilengkapi operasi dan urutan.
8. Mengenal bentuk aljabar sederhana (linear, kuadrat).
9. Memanfaatkan interpretasi geometri fungsi kuadrat dalam menyelesaikan persamaan.
10. Memahami konsep himpunan dan operasinya serta fungsi dan menyajikan (diagram,
tabel, grafik).
11. Memahami bangun datar berdasarkan sifat-sifat atau fitur- fitur (banyak sisi,
keteraturan, ukuran), dan transformasi yang menghubungkannya
12. Memberi estimasi penyelesaian masalah dan membandingkannya dengan hasil
perhitungan.
13. Menjelaskan dan memvisualisasikan pecahan yang ekuivalen.
14. Membandingkan, memberi interpretasi berbagai metoda penyajian data.
15. Memahami konsep peluang empirik.
16. Menggunakan simbol dalam pemodelan, mengidentifikasi informasi, menggunakan
strategi lain bila tidak berhasil.
17. Menunjukkan sikap, logis, kritis, analitis, kreatif, cermat dan teliti, bertanggung jawab,
responsif, dan tidak mudah menyerah dalam memecahkan masalah.
18. Memiliki rasa ingin tahu, semangat belajar yang kontinu, rasa percaya diri, dan
ketertarikan pada matematika.
19. Memiliki rasa percaya pada daya dan kegunaan matematika, yang terbentuk melalui
pengalaman belajar.
20. Memiliki sikap terbuka, objektif dalam interaksi kelompok maupun aktivitas sehari-
hari.
21. Memiliki kemampuan mengkomunikasikan gagasan matematika dengan jelas.
22. Mengidentifikasi kecenderungan dan menyajikannya dalam aturan bilangan (barisan
dan deret) atau relasi lainnya.
23. Memahami operasi pangkat, akar, bilangan dan kaitannya dengan konsep urutan.
24. Mengenal dan berbagai manipulasi/ transformasi aljabar (mengkuadratkan dan
memfaktorkan) dan menggunakannya dalam penyelesaian masalah seperti persamaan
dan pertidaksamaan.
25. Menggunakan konsep diskriminan dalam mengidentifikasi eksistensi solusi dan
interpretasi geometrisnya.
26. Mengelompokkan bangun datar menurut kesebangunan dan/atau kekongruenan.

e. Ilmu Pengetahuan Alam


1. Memiliki sikap ilmiah: rasa ingin tahu, logis, kritis, analitis, jujur, dan tanggung jawab
melalui IPA.
2. Mengajukan pertanyaan tentang fenomena IPA, melaksanakan percobaan, mencatat dan
menyajikan hasil penyelidikan dalam bentuk tabel dan grafik, menyimpulkan, serta
melaporkan hasil penyelidikan secara lisan maupun tertulis untuk menjawab pertanyaan
tersebut.
3. Memahami konsep dan prinsip IPA serta saling keterkaitannya dan diterapkan dalam
menyelesaikan masalah.
4. Memiliki sikap ilmiah: rasa ingin tahu, logis, kritis, analitis, jujur, dan tanggung jawab
melalui IPA.
5. Mengajukan pertanyaan tentang fenomena IPA, merumuskan hipotesis, mendesain dan
melaksanakan percobaan, mencatat dan menyajikan hasil penyelidikan dalam bentuk
tabel dan grafik, menyimpulkan, serta melaporkan hasil penyelidikan secara lisan
maupun tertulis untuk menjawab pertanyaan tersebut.
6. Memahami konsep dan prinsip IPA serta saling keterkaitannya dan diterapkan dalam
menyelesaikan masalah dalam kehidupan.

f. Ilmu Pengetahuan Sosial


1. Memahami aspek keruangan dan konektivitas antar ruang dan waktu dalam lingkup
regional dan nasional pada perubahan dan keberlanjutan kehidupan masyarakat
Indonesia pada zaman praaksara sampai zaman pergerakan kebangsaan.
2. Memahami jenis, fungsi, dan peran kelembagaan dinamika interaksi sosial dalam
mendukung keberlanjutan kehidupan masyarakat.
3. Mengemukakan pendapat mengenai masalah sosial masyarakat Indonesia dalam
lingkup regional dan nasional, serta mampu memecahkan masalah sosial sederhana
melalui dinamika interaksi sosial dilingkungan sekitarnya.
4. Memahami aspek keruangan dan konektivitas antar ruang dan waktu dalam
mewujudkan kesatuan wilayah Nusantara yang mencakup perubahan dan keberlanjutan
kehidupan masyarakat Indonesia pada zaman pergerakan kemerdekaan sampai masa
kini
5. Memahami manfaat kelembagaan dan landasan dinamika interaksi sosial dalam
mendukung keberlanjutan kehidupan masyarakat.
6. Mengemukakan pendapat mengenai masalah sosial masyarakat Indonesia dalam
mewujudkan kesatuan wilayah Nusantara, serta mampu mengatasi masalah sosial di
lingkungan sekitarnya melalui alternatif tindakan nyata sebagai bentuk partisipasi
dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.

g. Bahasa Inggris
1. Mengidentifikasi fungsi sosial, struktur teks dan unsur kebahasaan dari teks sangat
pendek dan sederhana.
2. Berkomunikasi secara interpersonal, transaksional, dan fungsional tentang diri sendiri,
keluarga, orang lain, dan objek yang kongkrit dan imajinatif, yang terdekat dengan
kehidupan dan kegiatan siswa sehari-hari di rumah, sekolah, dan masyarakat.
3. Menyusun teks lisan dan tulis, sangat pendek dan sederhana, dengan menggunakan
struktur teks secara urut dan runtut serta unsur kebahasaan secara akurat dan berterima.
4. Mengidentifikasi fungsi sosial, struktur teks dan unsur kebahasaan dari teks pendek dan
sederhana.
5. Berkomunikasi secara interpersonal, transaksional, dan fungsional tentang diri sendiri,
keluarga, orang lain, dan objek kongkrit dan imajinatif, yang terdekat dengan
kehidupan dan kegiatan siswa sehari-hari di rumah, sekolah, dan masyarakat.
6. Menyusun teks lisan dan tulis, pendek dan sederhana dengan menggunakan struktur
teks secara urut dan runtut serta unsur kebahasaan secara akurat, berterima, dan lancar
7. interpersonal, transaksional, dan fungsional tentang diri sendiri, keluarga, orang lain,
dan objek kongkrit dan imajinatif, yang terdekat dengan kehidupan dan kegiatan siswa
sehari-hari di rumah, sekolah, dan masyarakat, serta terkait dengan mata pelajaran lain.
8. Menyusun teks lisan dan tulis pendek, dengan menggunakan struktur teks secara urut
dan runtut serta unsur kebahasaan secara akurat, berterima, dan lancar.
9. Menyunting teks tulis, pendek, dengan menggunakan struktur teks secara urut dan
runtut serta unsur kebahasaan secara akurat, berterima, dan lancar.
10. Mengidentifikasi fungsi sosial, struktur teks dan unsur kebahasaan dari teks pendek
dalam kehidupan dan kegiatan siswa sehari-hari.
11. Berkomunikasi secara, transaksional, dan fungsional tentang diri sendiri, keluarga,
orang lain, dan objek kongkrit dan imajinatif, yang terdekat dengan kehidupan dan
kegiatan siswa sehari-hari di rumah, sekolah, dan masyarakat, serta terkait dengan mata
pelajaran lain dan dunia kerja
12. Menyusun teks lisan dan tulis, pendek, dengan menggunakan struktur teks secara urut
dan runtut serta unsur kebahasaan secara akurat, berterima, dan lancar.
13. Menyunting teks tulis, pendek, dengan menggunakan struktur teks secara urut dan
runtut serta unsur kebahasaan secara akurat, berterima, dan lancar.

h. Seni Budaya
1. Menunjukkan perilaku rasa ingin tahu, peduli lingkungan, kerjasama, jujur, percaya
diri, dan mandiri dalam berkarya seni budaya.
2. Memahami keberagaman karya dan nilai seni budaya.
3. Membandingkan masing-masing karya seni dan nilai seni budaya untuk
menemukenali/merasakan keunikan/keindahan.
4. Menghargai, memiliki kepekaan dan rasa bangga terhadap karya dan nilai seni budaya.
5. Memahami teknik dasar karya seni budaya.
6. Menerapkan teknik dalam penciptaan karya seni budaya.
7. Menunjukkan perilaku rasa ingin tahu, peduli lingkungan, kerjasama, jujur, percaya
diri, dan mandiri dalam berkarya seni budaya.
8. Memahami keberagaman karya dan nilai seni budaya.
9. Membandingkan masing-masing karya nilai dan nilai seni budaya untuk
menemukenali/merasakan keunikan/keindahan.
10. Menghargai, memiliki kepekaan dan rasa bangga terhadap karya dan nilai seni budaya.
11. Memahami konsep, prosedur penciptaan karya seni budaya.
12. Menerapkan konsep dan prosedur dalam penciptaan karya seni budaya.

i. Pendidikan Olahraga, Jasmani dan Kesehatan


1. Memahami konsep dan mempraktikkan keterampilan gerak fundamental, variasi dan
kombinasi keterampilan gerak permainan bola besar, bola kecil, dan atletik.
2. Memahami konsep dan mempraktikkan keterampilan gerak fundamental, variasi dan
kombinasi keterampilan gerak olahraga beladiri.
3. Memahami konsep dan mempraktikkan mengukur komponen kebugaran jasmani terkait
kesehatan dan keterampilan.
4. Memahami konsep dan mempraktikkan gabungan pola gerak dominan menuju teknik
dasar senam lantai sederhana.
5. Memahami konsep dan mempraktikkan variasi rangkaian aktivitas gerak ritmik variasi
dalam bentuk rangkaian sederhana.
6. Memahami dan mempraktikkan gerak dasar tiga gaya renang yang berbeda.
7. Memahami dan menyajikan manfaat jangka panjang dari partisipasi dalam aktivitas
fisik secara teratur, pola makan sehat, bergizi dan seimbang, bahaya seks bebas,
NAPZA, dan obat berbahaya, serta mempraktikkan tindakan P3K pada cidera ringan
8. Menunjukkan perilaku sportif, bertanggung jawab, menghargai perbedaan, toleransi,
bekerja sama, dan disiplin.
9. Menguasai konsep dan mempraktikkan variasi dan kombinasi permainan dan olahraga.
10. Menguasai konsep dan mempraktikkan variasi dan kombinasi olahraga beladiri.
11. Menguasai konsep dan mempraktikkan berbagai bentuk latihan pengembangan
kebugaran jasmani.
12. Menguasai konsep variasi dan kombinasi dan mempraktikkannya ke dalam rangkaian
gerak dasar senam.
13. Menguasai konsep variasi dan kombinasi dan mempraktikkannya ke dalam rangkaian
aktivitas gerak ritmik yang lebih kompleks.
14. Menguasai dan mempraktikkan gerak dasar tiga gaya renang.
15. Menguasai peran dan fungsi aktivitas fisik, dan makanan bergizi dalam mengontrol
berat badan dan pencegahan penyakit.
16. Mengamalkan perilaku sportif, bertanggung jawab, menghargai perbedaan, toleransi,
bekerja sama, disiplin, dan menerima kekalahan dengan sikap positif dan
mengekspresikan kemenangan dengan wajar.

j. Prakarya
1. Menunjukkan perilaku rasa ingin tahu, peduli lingkungan, kerjasama, jujur, percaya
diri, dan mandiri dalam berkarya prakarya.
2. Memahami dan membandingkan desain karya.
3. Mengidentifikasi dan mendeskripsikan proses pembuatan karya membuat dan
memodifikasi karya.
4. Menunjukkan perilaku rasa ingin tahu, peduli lingkungan, kerjasama, jujur, percaya
diri, dan mandiri dalam berkarya prakarya.
5. Memahami prinsip dan proses desain dalam pembuatan karya.
6. Menerapkan prinsip dan proses desain dalam pembuatan, perangkaian, dan modifikasi
karya.

C. Kompetensi Dasar Muatan Lokal (Bahasa Daerah Makassar)

1. Kelas VII
a. Mengenal sajarah dan palsafah aksara lontarak.
b. Memahami kaidah pelafalan kosakata bahasa makassar
c. Mengetahui jenis-jenis dongeng (rupama)
d. Memahami tema dan amanatteks cerita Makassar (rupama) yang didongengkan
e. Mengetahui fungsi dan makna teks dowangang
f. Terampil membacakan teks dowangang dengan lafal dan intonasi yang tepat
g. Memahami jenis-jenis paruntuk kana
h. Terampil mengidentifikasi dan menggunakan paruntuk kana dalam teks naratif
i. Memahami kata ganti dan sapaan dalam bahasa Makassar
j. Terampil menggunakan kata ganti dan sapaan bahasa Makassar dalam teks
percakapan bahasa Makassar
k. Memahami makna dan nilai-nilai teks papppasang baik lisan maupun tertulis
l. Mengenal struktur dan pola kalimat dasar bahasa Makassar
m. Terampil menyusun kalimat bahasa Makassar yang baik dan benar
n. Mengenal ciri teks deskriptif dalam bahasa Makassar
o. Terampil menulis teks deskriptif dalam bahasa Makassar dengan ejaan latin dan
lontarak yang baik dan benar
2. Kelas VIII
a. Mengetahui konsep sirik na pacce dalam budaya Makassar
b. Memahami berbagai contoh penerapan budaya sirik na pacce dalam kehidupan
c. Mengidentifikasi ungkapan yang mengandung sirik na pacce dalam teks sastra
maupun non sastra Makassar baik lisan maupun tertulis
d. Mengetahui berbagai bentuk kata dan proses pembentukan kata dalam bahasa
Makassar
e. Mengelompokkan jenis-jenis kata yang terdapat dalam teks pidato Makassar
f. Menyampaikan teks pidato dengan menggunakan Bahasa Makassar yang komunikatif
g. Mengenal berbagai jenis diksi dalam bahasa Makassar
h. Menggunakan diksi dengan tepat dalam kalimat/teks bahasa Makassar baik lisan
maupun tertulis
i. Memahami fungsi dan makna Aru bagi masyarakat Makassar
j. Membacakan teks aru berdasarkan situasi dan kondisi
k. Mengenal berbagai jenis kelompok kata (frasa) dalam bahasa Makassar
l. Mengidentifikasi jenis-jenis frasa dalam teks cerita pengalaman baik lisan maupun
tertulis
m. Menulis teks cerita pengalaman dalam bahasa Makassar dengan menggunakan ejaan
lontarak dan latin yang benar
3. Kelas IX
a. Mengenal kata tanya dan penggunaannya dalam kalimat bahasa Makassar
b. Mengidentifikasi kata tanya yang terdapat dalam teks rupama
c. Menulis teks percakapan/wawancara bahasa Makassar dengan menggunakan kata
tanya yang bervaria
d. Memahami makna kelong sisila-sila
e. Melantunkan kelong sisila-sila
f. Mengetahui prosesi adat perkawinan masyarakat Makassar
g. Memahami makna ungkapan dan nilai –nilai dalam teks pakkiok bunting
h. Melantunkan teks pakkiok bunting dengan intonasi dan irama yang baik
i. Mengenal berbagai jenis kue dan makanan tradisional masyarakat Makassar serta
memahami makna simbolik dari kue atau makanan khas Makassar
j. Mengenal jenis dan unsur-unsur drama
k. Menulis naskah drama satu babak dengan menggunakan Makassar
l. Bermain drama berdasarkan karakter tokoh yang diperankan
m. Melantunkan syair royong
n. Mengenal jenis dan makna peribahasa Makassar
o. Mengidentifikasi peribahasa yang terdapat dalam teks sinrilik bositimurung/ pakesok-
kesok
p. Mengenal istilah adat-istiadat Makassar
q. Memahami istilah adat-istiadat Makassar dalam teks sastra dan nonsastra
r. Memahami Istilah adat-istiadat Makassar dalam teks sastrsa dan nonsastra
s. Meyampaikan cerita yang berkaitan dengan adat-istiadat Makassar

D. Kegiatan Ekstrakurikuler

Pengertian dari beberapa istilah yang terdapat dalam pedoman ini sebagai berikut.
1. Kegiatan Ekstrakurikuler adalah kegiatan kurikuler yang dilakukan oleh peserta didik di luar
jam belajar kegiatan intrakurikuler dan kegiatan kokurikuler, di bawah bimbingan dan
pengawasan satuan pendidikan, bertujuan untuk mengembangkan potensi, bakat, minat,
kemampuan kepribadian, kerjasama, dan kemandirian peserta didik secara optimal untuk
mendukung pencapaian tujuan pendidikan.
2. Kegiatan Ekstrakurikuler wajib adalah Kegiatan Ekstrakurikuler yang wajib
diselenggarakan oleh satuan pendidikan dan wajib diikuti oleh seluruh peserta didik.
3. Kegiatan Ekstrakurikuler pilihan adalah Kegiatan Ekstrakurikuler yang dapat dikembangkan
dan diselenggarakan oleh satuan pendidikan dan dapat diikuti oleh peserta didik sesuai bakat
dan minatnya masing-masing.
Bentuk Kegiatan Ekstrakurikuler dapat berupa:
1. Krida, misalnya: Kepramukaan, Latihan Kepemimpinan Siswa (LKS), Palang Merah
Remaja (PMR), Usaha Kesehatan Sekolah (UKS), Pasukan Pengibar Bendera (Paskibra),
dan lainnya;

2. Karya ilmiah, misalnya: Kegiatan Ilmiah Remaja (KIR), kegiatan penguasaan keilmuan dan
kemampuan akademik, penelitian, dan lainnya;

3. Latihan olah-bakat latihan olah-minat, misalnya: pengembangan bakat olahraga, seni dan
budaya, pecinta alam dan lainnya;

4. Keagamaan, misalnya: pesantren kilat, ceramah keagamaan, dan baca tulis alquran

5. Bentuk kegiatan lainnya.

Kegiatan Ekstrakurikuler pada satuan pendidikan dikembangkan dengan prinsip: (1) partisipasi
aktif yakni bahwa Kegiatan Ekstrakurikuler menuntut keikutsertaan peserta didik secara penuh
sesuai dengan minat dan pilihan masing-masing; dan (2) menyenangkan yakni bahwa Kegiatan
Ekstrakurikuler dilaksanakan dalam suasana yang menggembirakan bagi peserta didik.
Lingkup Kegiatan Ekstrakurikuler meliputi:
1. Individual, yakni Kegiatan Ekstrakurikuler yang diikuti oleh peserta didik secara
perorangan.

2. Berkelompok, yakni Kegiatan Ekstrakurikuler yang diikuti oleh peserta didik secara:
a. Berkelompok dalam satu kelas (klasikal).

b. Berkelompok dalam kelas paralel

c. Berkelompok antarkelas.

Kegiatan Ekstrakurikuler dikelompokkan menjadi Kegiatan Ekstrakurikuler wajib dan Kegiatan


Ekstrakurikuler pilihan. Dalam Kurikulum 2013 Pendidikan Kepramukaan merupakan
ekstrakurikuler wajib.
Kegiatan Ekstrakurikuler wajib pendidikan kepramukaan diperuntukan bagi peserta didik.
Pelaksananannya dapat bekerja sama dengan organisasi kepramukaan setempat/terdekat dengan
mengacu kepada Pedoman dan Prosedur Operasi Standar Pendidikan Kepramukaan sebagai
Kegiatan Ekstrakurikuler wajib.
Kegiatan Ekstrakurikuler pilihan diselenggarakan oleh satuan pendidikan bagi peserta didik
sesuai bakat dan minat peserta didik. Pengembangan Kegiatan Ekstrakurikuler pilihan di satuan
pendidikan dapat dilakukan melalui tahapan: (1) analisis sumber daya yang diperlukan dalam
penyelenggaraan kegiatan ekstrakurikuler; (2) identifikasi kebutuhan, potensi, dan minat peserta
didik; (3) menetapkan bentuk kegiatan yang diselenggarakan; (4) mengupayakan sumber daya
sesuai pilihan peserta didik atau menyalurkannya ke satuan pendidikan atau lembaga lainnya; (5)
menyusun Program Kegiatan Ekstrakurikuler.
Satuan pendidikan wajib menyusun program Kegiatan Ekstrakurikuler yang merupakan bagian
dari Rencana Kerja Sekolah. Program Kegiatan Ekstrakurikuler pada satuan pendidikan
dikembangkan dengan mempertimbangkan penggunaan sumber daya bersama yang tersedia pada
gugus/klaster sekolah. Penggunaannya difasilitasi oleh pemerintah provinsi atau pemerintah
kabupaten/kota sesuai dengan kewenangan masing-masing. Program Kegiatan Ekstrakurikuler
disosialisasikan kepada peserta didik dan orangtua/wali pada setiap awal tahun pelajaran.
Sistematika Program Kegiatan Ekstrakurikuler sekurang-kurangnya memuat:
a. rasional dan tujuan umum;

b. deskripsi setiap Kegiatan Ekstrakurikuler;

c. pengelolaan;

d. pendanaan; dan
e. evaluasi

Penjadwalan Kegiatan Ekstrakurikuler Pilihan dirancang di awal tahun pelajaran oleh pembina di
bawah bimbingan kepala sekolah/madrasah atau wakil kepala sekolah/madrasah. Jadwal
Kegiatan Ekstrakurikuler diatur agar tidak menghambat pelaksanaan kegiatan intra dan
kokurikuler.
Kinerja peserta didik dalam Kegiatan Ekstrakurikuler perlu mendapat penilaian dan
dideskripsikan dalam raport. Kriteria keberhasilannya meliputi proses dan pencapaian
kompetensi peserta didik dalam Kegiatan Ekstrakurikuler yang dipilihnya. Penilaian dilakukan
secara kualitatif.
Peserta didik wajib memperoleh nilai minimal “baik” pada Pendidikan Kepramukaan pada setiap
semesternya. Nilai yang diperoleh pada Pendidikan Kepramukaan berpengaruh terhadap
kenaikan kelas peserta didik. Bagi peserta didik yang belum mencapai nilai minimal perlu
mendapat bimbingan terus menerus untuk mencapainya.
Evaluasi Kegiatan Ekstrakurikuler dilakukan untuk mengukur ketercapaian tujuan pada setiap
indikator yang telah ditetapkan dalam perencanaan satuan pendidikan.
Satuan pendidikan hendaknya mengevaluasi setiap indikator yang sudah tercapai maupun yang
belum tercapai. Berdasarkan hasil evaluasi, satuan pendidikan dapat melakukan perbaikan
rencana tindak lanjut untuk siklus kegiatan berikutnya.
Daya dukung pengembangan dan pelaksanaan kegiatan ekstrakurikuler meliputi:
a. Kebijakan Satuan Pendidikan
Pengembangan dan pelaksanaan Kegiatan Ekstrakurikuler merupakan kewenangan dan
tanggung jawab penuh dari satuan pendidikan. Oleh karena itu untuk dapat mengembangkan
dan melaksanakan Kegiatan Ekstrakurikuler diperlukan kebijakan satuan pendidikan yang
ditetapkan dalam rapat satuan pendidikan dengan melibatkan komite sekolah/madrasah baik
langsung maupun tidak langsung.
b. Ketersediaan Pembina
Pelaksanaan Kegiatan Ekstrakurikuler harus didukung dengan ketersediaan pembina. Satuan
pendidikan dapat bekerja sama dengan pihak lain untuk memenuhi kebutuhan pembina.
c. Ketersediaan Sarana dan Prasarana Satuan Pendidikan
Pelaksanaan Kegiatan Ekstrakurikuler memerlukan dukungan berupa ketersediaan sarana dan
prasarana satuan pendidikan. Yang termasuk sarana satuan pendidikan adalah segala kebutuhan
fisik, sosial, dan kultural yang diperlukan untuk mewujudkan proses pendidikan pada satuan
pendidikan. Selain itu unsur prasarana seperti lahan, gedung/bangunan, prasarana olahraga dan
prasarana kesenian, serta prasarana lainnya.
Pihak-pihak yang terlibat dalam pengembangan Kegiatan Ekstrakurikuler antara lain:
1. Satuan Pendidikan
Kepala sekolah/madrasah, tenaga pendidik, tenaga kependidikan dan pembina ekstrakurikuler,
bersama-sama mewujudkan keunggulan dalam ragam Kegiatan Ekstrakurikuler sesuai dengan
sumber daya yang dimiliki oleh tiap satuan pendidikan.
2. Komite Sekolah/Madrasah
Sebagai mitra sekolah memberikan dukungan, saran, dan kontrol dalam mewujudkan
keunggulan ragam Kegiatan Ekstrakurikuler.
3. Orangtua
Memberikan kepedulian dan komitmen penuh terhadap keberhasilan Kegiatan
Ekstrakurikuler pada satuan pendidikan.

Penjabaran Kegiatan Pembelajaran Pendidikan Kepramukaan yang Bersinergi dengan


Nilai-Nilai dan Kecakapan Kurikulum 2013 Di SMP (Penggalang)
NILAI-NILAI DAN
KECAKAPAN PENDIDIKAN URAIAN KEGIATAN
KEPRAMUKAAN
1. Keimanan kepada Tuhan 1. Pemeriksaan kebersihan dan kerapihan anggota
YME oleh Pratama.
2. Ketakwaan kepada Tuhan 2. Regu petugas menyiapkan perlengkapan upacara
YME 3. Pratama mengumpulkan anggotanya untuk
3. Kecintaan pada alam membentuk angkare di hadapan tiang bendera.
4. Kecintaan kepada sesama 4. Pratama mencek petugas-petugas upacara, sesudah
manusia beres lalu menjemput Pembina Penggalang.
5. Kecintaan kepada tanah air 5. Pembina Upacara (Pembina Penggalang)
Indonesia mengambil tempat di hadapan pasukan, para
6. Kecintaan kepada bangsa Pembantu Pembina berada di belakang Pembina
Indonesia Upacara (Pembina Penggalang) dalam bentuk
7. Kedisiplinan bersaf.
8. Keberanian 6. Sesudah memimpin penghormatan, Pratama
menyerahkan pasukan kepada Pembina Upacara
9. Kesetiaan (Pembina Penggalang) kemudian kembali ke
10. Tolong menolong regunya.
7. Pengibaran Sang Merah Putih oleh petugas.
11. Bertanggungjawab 8. Pembina Upacara (Pembina Penggalang) membaca
12. Dapat dipercaya Pancasila ditirukan oleh anggota pasukan.
9. Pembacaan Dasadarma.
13. Jernih dalam berpikir 10. Kata pengantar Pembina Upacara (Pembina
14. Jernih dalam berkata Penggalang) tentang tema latihan dan sebagainya.
11. Pembina Upacara (Pembina Penggalang)
15. Jernih dalam berbuat memimpin doa menurut agama dan kepercayaan
16. Hemat masing-masing.
12. Pasukan diserahkan kepada Pratama untuk
melanjutkan acara
17. Cermat 13. Pratama memimpin penghormatan pasukan kepada
18. Bersahaja Pembina Upacara (Pembina Penggalang).
19. Rajin a) Pembina Upacara (Pembina Penggalang)
20. Terampil mengucapkan terimakasih kepada para
pembantunya terus siap melaksanakan latihan.
b) Pratama membubarkan barisan, terus siap
mengikuti kegiatan latihan.

BAB III
STRUKTUR KURIKULUM DAN PENGATURAN BEBAN BELAJAR

A. Struktur Kurikulum
Mata pelajaran
Berdasarkan kompetensi inti disusun mata pelajaran dan alokasi waktu yang sesuai dengan
karakteristik satuan pendidikan. Susunan mata pelajaran dan alokasi waktu untuk Sekolah
Menengah Pertama/Madrasah Tsanawiyah sebagaimana tabel berikut.
Struktur Kurikulum SMP Negeri 4 Bontonompo Kelas VII, VIII & IX
adalah sebagai berikut:

ALOKASI WAKTU
BELAJAR PER
MATA PELAJARAN MINGGU
VII VIII IX
Kelompok A
1. Pendidikan Agama dan Budi Pekerti 3 3 3
2. Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan 3 3 3
3. Bahasa Indonesia 6 6 6
4. Matematika 5 5 5
5. Ilmu Pengetahuan Alam 5 5 5
6. Ilmu Pengetahuan Sosial 4 4 4
7. Bahasa Inggris 4 4 4
Kelompok B
ALOKASI WAKTU
BELAJAR PER
MATA PELAJARAN MINGGU
VII VIII IX
1. Seni Budaya 3 3 3
2. Pendidikan Jasmani, Olah Raga, dan
3 3 3
Kesehatan(termasuk muatan lokal)
3. Prakarya(termasuk muatan lokal) 2 2 2
4 Bahasa daerah 2 2 2
Kelompok C Pengembangan Diri
1. Bimbingan Konseling

2. Kegiatan Ekstrakurikuler:

Kepramukaan

Olimpiade Matematika
Olimpiade IPA
Olimpiade IPS
Sepak Bola
OSIS
Futsal
Jumlah Alokasi Waktu Per Minggu 40 40 40

Pada program pendidikan di Sekolah Menengah Pertama (SMP/MTs) dan yang setara, jumlah
jam mata pelajaran sekurang-kurangnya 24 jam pelajaran setiap minggu. Sedangkan pada
program pendidikan SMP Negeri 4 Bontonompo jumlah jam pelajaran rata-rata 40 jam per
minggu untuk siswa kelas VII, VIII & IX. Setiap jam pelajaran lamanya 40 menit. Jenis
program pendidikan di Sekolah Menengah Pertama SMP Negeri 4 Bontonompo, terdiri dari
program agama yang meliputi sejumlah mata pelajaran program umum yang meliputi
sejumlah mata pelajaran yang wajib diikuti seluruh peserta didik, dan program pilihan
meliputi mata pelajaran yang menjadi ciri khas keunggulan daerah berupa mata pelajaran
muatan lokal. Mata pelajaran yang wajib diikuti pada program umum berjumlah 10
sementara keberadaan mata pelajaran Muatan Lokal ditentukan ditentukan oleh Kemdikbud
dan selanjutnya oleh kebijakan Dinas setempat dan kebutuhan Sekolah.
Pengaturan beban belajar menyesuaikan dengan alokasi waktu yang telah ditentukan dalam
struktur Kurikulum. Setiap satuan pendidikan dimungkinkan menambah maksimum empat
jam pembelajaran per minggu secara keseluruhan. Pemanfaatan jam pembelajaran tambahan
mempertimbangkan kebutuhan peserta didik dalam mencapai kompetensi, disamping
memanfaatkan mata pelajaran lain yang dianggap penting namun tidak terdapat di dalam
struktur Kurikulum yang tercantum di dalam Standar Isi. Dengan adanya tambahan waktu,
satuan pendidikan diperkenankan mengadakan penyesuaian-penyesuaian. Misalnya
mengadakan program remediasi bagi peserta didik yang belum mencapai standar ketuntasan
belajar minimal.
Struktur dan muatan kurikulum pada SMP Negeri 4 Bontonompo tahun 2013/2014
Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional
Pendidikan sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 2013
tentang Perubahan Atas Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar
Nasional Pendidikan Pasal 77J Struktur Kurikulum SMP/MTs/SMPLB atau bentuk lain yang
sederajat terdiri atas muatan:
a. pendidikan agama;
b. pendidikan kewarganegaraan;
c. bahasa;
d. matematika;
e. ilmu pengetahuan alam;
f. ilmu pengetahuan sosial;
g. seni dan budaya;
h. pendidikan jasmani dan olahraga;
i. keterampilan/kejuruan; dan
j. muatan lokal.

Struktur kurikulum merupakan pola dan susunan mata pelajaran yang harus ditempuh oleh
peserta didik dalam kegiatan pembelajaran. Kedalaman muatan kurikulum pada setiap mata
pelajaran pada setiap satuan pendidikan dituangkan dalam kompetensi yang harus dikuasai
peserta didik sesuai dengan beban belajar yang tercantum dalam struktur kurikulum.
Kompetensi yang dimaksud terdiri atas standar kompetensi dan kompetensi dasar yang
dikembangkan berdasarkan standar kompetensi lulusan. Muatan lokal dan kegiatan
pengembangan diri merupakan bagian integral dari struktur kurikulum pada jenjang
pendidikan dasar dan menengah. Struktur kurikulum di SMP Negeri 4 Bontonompo meliputi
substansi pembelajaran yang ditempuh dalam satu jenjang pendidikan selama tiga tahun
mulai Kelas VII sampai dengan Kelas IX. Struktur kurikulum disusun berdasarkan standar
kompetensi lulusan dan standar kompetensi mata pelajaran dengan ketentuan sebagai
berikut :

1. Kurikulum SMP Negeri 4 Bontonompo memuat 7 mata pelajaran kelompok A dan 4 di


kelompok B termasuk muatan lokal, dan beberapa kegiatan pengembangan diri.
2. Mata Pelajaran PJOK, Seni Budaya dan serta Keterampilan yang berubah nama menjadi
Prakarya kini menjadi Muatan lokal yang KI dan KD-nya dibakukan oleh Kemdikbud.
Muatan lokal lainnya merupakan kegiatan kurikuler untuk mengembangkan kompetensi yang
disesuaikan dengan ciri khas dan potensi daerah, termasuk keunggulan daerah, yang
materinya tidak dapat dikelompokkan ke dalam mata pelajaran yang ada. Substansi muatan
lokal ditentukan oleh satuan pendidikan.
3. Pengembangan diri bukan merupakan mata pelajaran yang harus diasuh oleh guru.
Pengembangan diri bertujuan memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk
mengembangkan dan mengekspresikan diri sesuai dengan kebutuhan, bakat, dan minat setiap
peserta didik sesuai dengan kondisi sekolah. Kegiatan pengembangan diri difasilitasi dan atau
dibimbing oleh konselor, guru, atau tenaga kependidikan yang dapat dilakukan dalam bentuk
kegiatan ekstrakurikuler. Kegiatan pengembangan diri dilakukan melalui kegiatan pelayanan
konseling yang berkenaan dengan masalah diri pribadi dan kehidupan sosial, belajar, dan
pengembangan karir peserta didik.
4. Substansi mata pelajaran IPA dan IPS merupakan “IPA Terpadu” dan “IPS Terpadu”.
5. Jam pembelajaran untuk setiap mata pelajaran dialokasikan sebagaimana tertera dalam
struktur kurikulum.
6. Alokasi waktu satu jam pembelajaran adalah 40 menit.
7. Minggu efektif dalam satu tahun pelajaran (dua semester) adalah 34 - 38 minggu.
Kelompok A adalah mata pelajaran yang memberikan orientasi kompetensi lebih kepada
aspek kognitif dan afektif sedangkan kelompok B adalah mata pelajaran yang lebih
menekankan pada aspek afektif dan psikomotor.
IPA dan IPS dikembangkan sebagai mata pelajaran integrative science dan integrative social
studies, bukan sebagai pendidikan disiplin ilmu. Keduanya sebagai pendidikan berorientasi
aplikatif, pengembangan kemampuan berpikir, kemampuan belajar, rasa ingin tahu, dan
pengembangan sikap peduli dan bertanggung jawab terhadap lingkungan sosial dan
alam.Disamping itu, tujuan pendidikan IPS menekankan pada pengetahuan tentang
bangsanya, semangat kebangsaan, patriotisme, serta aktivitas masyarakat di bidang ekonomi
dalam ruang atau space wilayah NKRI. IPA juga ditujukan untuk pengenalan lingkungan
biologi dan alam sekitarnya, serta pengenalan berbagai keunggulan wilayah nusantara.
B. Konsep dan Prinsip Sistem Kredit Semester
A. Konsep SKS
Sistem Kredit Semester (SKS) yang merupakan Komponen Sistem kelas Tuntas
berkelanjutan (SKTB) yang berlaku di Kabupaten Gowa sesuai dengan Peraturan Daerah
No.10 Tahun 2013 tentang SKTB. Selain SKS, juga terdapat Modul sebagai aspek
pendukung pelaksanaan Sistem Kelas Tuntas Berkelanjutan (SKTB). Sistem Kredit Semester
merupakan sistem penyelenggaraan program pendidikan dimana peserta didik menentukan
sendiri beban belajar dan mata pelajaran yang diikuti setiap semester pada satuan pendidikan
(Pasal 14, Perda No.10 Th.2013 Kab. Gowa).
Beban belajar satu SKS meliputi satu jam pembelajaran tatap muka, satu jam penugasan
terstruktur dan satu jam kegiatan mandiri tidak terstruktur. Kegiatan tatap muka adalah
kegiatan pembelajaran yang berupa interaksi antara peserta didik dengan pendidik.
Penugasan terstruktur adalah kegiatan pembelajaran yang berupa pendalaman materi
pembelajaran oleh peserta didik yang dirancang oleh pendidik. Sedangkan kegiatan mandiri
tidak terstruktur merupakan kegiatan pembelajaran yang berupa pendalaman materi
pembelajaran oleh peserta didik yang dirancang oleh pendidik untuk mencapai standar
kompetensi. Untuk pelaksanaan kegiatan tersebut di atas didukung oleh buku panduan dan
modul yang telah dibuat.
            Prinsip yang harus dicermati dalam SKS adalah peserta didik menentukan sendiri
beban belajar di atas beban minimal; peserta didik menentukan mata pelajaran pilihan yang
diikuti pada setiap semester.
            Untuk mempertegas implementasi pelaksanaan SKTB khususnya untuk jenjang
Sekolah Dasar, disusunlah panduan teknis pelaksanaan SKS dan penggunaan Modul pada
Sistem Kelas Tuntas Berkelanjutan di Kabupaten Gowa.
Sistem Kredit Semester adalah sistem penyelenggaraan program pendidikan yang peserta
didiknya menentukan sendiri beban belajar dan mata pelajaran yang diikuti setiap semester
pada satuan pendidikan. Beban belajar setiap mata pelajaran pada Sistem Kredit Semester
dinyatakan dalam satuan kredit semester (sks). Beban belajar satu sks meliputi satu jam
pembelajaran tatap muka, satu jam penugasan terstruktur, dan satu jam kegiatan mandiri tidak
terstruktur.
B. Prinsip SKS
Dalam rangka penyelenggaraan SKS di jenjang SMP di Kabupaten Gowa, hendaknya
mengacu pada prinsip sebagai berikut:
a. Peserta didik menentukan sendiri beban belajar dan mata pelajaran (dalam bentuk tema) yang
diikuti pada setiap semester sesuai dengan kemampuan. Bakat, dan minatnya.
b. Peserta didik yang berkemampuan dan berkemauan tinggi dapat mempersingkat waktu
penyelesaian studinya dari periode belajar yang ditentukan dengan tetap memperhatikan
ketuntasan belajar.
c. Peserta didik didorong untuk memberdayakan dirinya sendiri dalam belajar secara mandiri
dengan memanfaatkan Modul SKTB yang telah disusun.
d. Peserta didik dapat mengatur dan menentukan strategi belajar dengan lebih fleksibel.
e. Peserta didik memiliki kesempatan untuk memilih mata pelajaran (dalam bentuk tema) sesuai
dengan potensinya.
f. Peserta didik dapat pindah (transfer) kredit ke sekolah lain yang sejenis yang menggunakan SKS
dan semua kredit yang telah diambil dapat dipindahkan ke sekolah yang baru tersebut.
g. Sekolah menyediakan sumber daya pendidikan yang lebih memadai secara teknis dan
administratif.
h. Penjadwalan kegiatan pembelajaran diupayakan dapat meemenuhi kebutuhan untuk
pengembangan potensi peserta didik yang mencakup pengetahuan, sikap dan keterampilan.
i. Guru memfasilitasi kebutuhan akademik peserta didik sesuai dengan kemampuan, bakat dan
minatnya.
C. Penyelenggaraan dan Operasional teknis SKS
A. Penyelenggaraan SKS

Penyelenggaraan Sistem Kredit Semester untuk Jenjang SMP dilakukan pada sekolah dengan
kategori standar dan mandiri yang dilakukan secara fleksibel dan variatif dengan tetap
mempertimbangkan ketuntasan minimal dalam pencapaian setiap kompetensi.
Pada Peraturan Daerah Nomor 10 Tahun 2013 tentang Sistem kelas Tuntas Berkelanjutan
(SKTB) Kabupaten Gowa disebutkan bahwa beban belajar setiap mata pelajaran dengan
Sistem Kredit Semester (SKS) dinyatakan dalam satuan kredit semester (SKS) meliputi satu
jam pembelajaran tatap muka, satu jam penugasan terstruktur, dan satu jam kegiatan mandiri
tidak terstruktur. Untuk jenjang SMP kegiatan pembelajaran sesuai dengan standar Isi yaitu 1
jam pembelajaran 40 menit.
Pada umumnya komponen belajar pada sistem paket sama dengan SKS dimana kegiatan tatap
muka yang dimaksud adalah kegiatan pembelajaran yang berupa proses interaksi antara
peserta didik dengan pendidik. Penugasan terstruktur adalah kegiatan pembelajaran yang
berupa pendalaman materi pembelajaran oleh peserta didik yang dirancang oleh pendidik
untuk mencapai standar kompetensi. Kegiatan mandiri tidak terstruktur adalah kegiatan
pembelajaran yang berupa pendalaman materi pembelajaran oleh peserta didik yang
dirancang oleh pendidik untuk mencapai standar kompetensi. Untuk penugasan terstruktur
waktu penyelesaiannya diatur dan ditentukan oleh pendidik sedangkan waktu penyelesaian
untuk tugas mandiri tidak terstruktur waktu penyelesaiannya diatur sendiri oleh peserta didik.
Untuk memudahkan dan membantu pelaksanaan SKS ini untuk jenjang SMP di kabupaten
Gowa telah disusun Modul SKTB dalam bentuk tema yang telah disusun sedemikian rupa
sehingga sesuai dengan kebutuhan pelaksanaan SKS ini sebagai bagian dari SKTB di
Kabupaten Gowa. Adapun Pemetaan Kredit Semester untuk setiap mata pelajaran untuk
jenjang SMP dapat dilihat pada tabel berikut.
PEMETAAN SKS MATA PELAJARAN DI SEKOLAH DASAR
DINAS PENDIDIKAN OLAHRAGA DAN PEMUDA KABUPATEN GOWA
Kelas VII, VIII & IX
Beban
Belajar
No Mata Pelajaran Guru Mata Pelajaran
SKS

1 Pendidikan Agama dan Akhlak Mulia 3


2 Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan 3
3 Bahasa Indonesia 6
4 Matematika 5
5 Ilmu Pengetahuan Alam 5
6 Ilmu Pengetahuan Sosial 4
7 Bahasa Inggris 4
8 Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan 3
9 Seni Budaya 3
10 Prakarya 2
11 Muatan Lokal 2
JUMLAH 40

B. Operasional Teknis Pelaksanaan SKS di Sekolah

Untuk mengimplementasikan SKS pada kegiatan pembelajaran, maka secara teknis dimulai
dengan kegiatan pada awal semester yang terlebih dahulu setiap peserta didik akan
melakukan kegiatan penentuan beban belajar yang akan ditempuh untuk semester berjalan
dengan mengisi kartu rencana belajar (krb) contoh format terlampir
Secara teknis hal-hal yang dilakukan oleh peserta didik yaitu:
1. Menentukan program pembelajaran dengan mengisi kartu rencana belajar (krb) di awal semester.
2. Mengikuti kegiatan pembelajaran sesuai dengan rencana belajar yang telah dipilih pada kartu
rencana belajar (krb) sesuai dengan semester berjalan.

Hal yang dilakukan oleh guru yaitu:


1. Menjadi akademic adviser (pembimbing akademik) bagi peserta didik.
2. Mengarahkan dan membantu peserta didik mengisi kartu rencana belajar (KRB) pada awal
semester.
3. Bekerjasama dengan pihak sekolah untuk menyusun jadwal kegiatan pembelajaran.
4. Menyusun perencanaan yang memuat komponen SKS yaitu kegiatan tatap muka, tugas
terstruktur dan tugas mandiri tidak terstruktur.
5. Menyusun kegiatan penilaian/ alat evaluasi
6. Menuangkan hasil belajar peserta didik ke dalam kartu hasil belajar (KHB) Format terlampir.
7. Melaporkan hasil belajar peserta didik ke pihak sekolah dan orang tua

Hal yang dilakukan oleh Kepala Sekolah yaitu:


1. Menunjuk dan meng SK kan guru- guru yang menjadi academic adviser (pembimbing
akademik).
2. Menyiapkan segala administrasi sekolah yang dibutuhkan untuk SKS
misalnya Kartu Rencana Belajar (KRB) dan Kartu Hasil Belajar (KHB) dan lain-lain.
3. Menyusun program belajar bagi peserta didik dalam bentuk jadwal kegiatan pembelajaran.
4. Mempersiapkan modul SKTB

Lampiran
Contoh Format Hasil Analisis Pencapaian Kompetensi Pembelajaran ini), kartu Rencana
Belajar (KRB) dan Kartu Hasil Belajar (KHB)
PEMERINTAH KABUPATEN GOWA
DINAS PENDIDIKAN
SMP NEGERI 4 BONTONOMPO
Passallangngang, Desa Katangka 92153 Kec. Bontonompo

FORMAT HASIL ANALISIS PENCAPAIAN KOMPETENSI PEMBELAJARAN


SEMESTER GANJIL TAHUN PELAJARAN 2017/2018
Mata Pelajaran :
Kelas :
Guru Mata Pelajaran :
Kompetensi : Pengetahuan/Ketrampilan/ Sikap
KOMPETENSI
Rerata(

KETRAMPILA PERINGKAT
A B)

No NAMA SISWA PENGETAHUAN SIK KET.


N
(A) AP
(B)
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
Catatan :
Lebih dari 90 = Sangat Baik
KKM < ± 90
Kurang dari atau sama dengan KKM

PEMERINTAH KABUPATEN GOWA


DINAS PENDIDIKAN
SMP NEGERI 4 BONTONOMPO
Passallangngang, Desa Katangka 92153 Kec. Bontonompo

CONTOH KARTU RENCANA BELAJAR (KRB)


SEMESTER GANJIL TAHUN PELAJARAN 2017/2018
Nama Peserta Didik : ……………………
Nomor Induk Siswa : ……………………
Kelas : VII, VIII & IX
Beban
Belajar
No Mata Pelajaran Guru Mata Pelajaran
SKS

1 Pendidikan Agama dan Akhlak Mulia 3


2 Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan 3
3 Bahasa Indonesia 6
4 Matematika 5
5 Ilmu Pengetahuan Alam 5
6 Ilmu Pengetahuan Sosial 4
7 Bahasa Inggris 4
8 Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan 3
9 Seni Budaya 3
10 Prakarya 2
11 Muatan Lokal 2
JUMLAH 40

Indeks Prestasi (IP) Semester : ................


Maksimal SKS yang akan diprogramkan semester ini : 40 SKS

Dikeluarkan di : Bontonompo
Tanggal : 17 Juli 2017
Mengetahui
Guru Penasehat Akademik Peserta didik ,

……………………………… ................................
NIP NIS
PEMERINTAH KABUPATEN GOWA
DINAS PENDIDIKAN OLAHRAGA DAN PEMUDA
SMP NEGERI 4 SUNGGUMINASA
Alamat : Passallangngang, Desa Katangka 92153 Kec. Bontonompo.

CONTOH KARTU HASIL BELAJAR (KHB)


SEMESTER GANJIL TAHUN PELAJARAN 2017/2018
Nama Peserta Didik : ........................
Nomor Induk Siswa :
Guru PA :
Kelas :
PENGETAHUA
N
KETRAMPILAN
SKS
NO MATA PELAJARAN Predi SIKAP BxN
(B) Nilai Nilai Predikat N
kat
Pendidikan Agama dan 2 6
1 3
Akhlak Mulia
Pendidikan Pancasila dan 6
2 3
Kewarganegaraan
3 Bahasa Indonesia 6 6
4 Matematika 5 6
Ilmu Pengetahuan Alam 6
5 5

6 Ilmu Pengetahuan Sosial 4 6


7 Bahasa Inggris 4 6
Pendidikan Jasmani, 6
8 3
Olahraga dan Kesehatan
9 Seni Budaya 3 6
10 Prakarya 2 6
11 Muatan Lokal 2 6
JUMLAH 66
40

Indeks Prestasi (IP) Semester : ................


Maksimal SKS yang akan diprogramkan: 40 SKS

Dikeluarkan di : Bontonompo
Tanggal : 14 Juli 2016
Mengetahui
Kepala Sekolah Wali Kelas,

(.........................) (.................................)
NIP NIP
D. Muatan Kurikulum

Muatan kurikulum di SMP Negeri 4 Bontonompo meliputi sejumlah mata pelajaran yang
ditempuh dalam satu jenjang pendidikan selama tiga tahun mulai Kelas VII sampai dengan
Kelas IX. Materi muatan lokal dan kegiatan pengembangan diri merupakan bagian dari
muatan kurikulum. Mata pelajaran merupakan materi bahan ajar berdasarkan landasan
keilmuan yang akan dibelajarkan kepada peserta didik sebagai beban belajar melalui metode
dan pendekatan tertentu.

Tabel 1. Cakupan Mata Pelajaran/Bahan kajian

No Mata Pelajaran Cakupan/Bahan Kajian

1. Pendidikan Agama Pendidikan agama dimaksudkan untuk membentuk Peserta Didik


menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang
Maha Esa serta berakhlak mulia termasuk budi pekerti.
Pendidikan kewarganegaraan dimaksudkan untuk membentuk Peserta Didik menjadi manusia
2. Pendidikan yang memiliki rasa kebangsaan dan cinta tanah air dalam konteks nilai dan moral Pancasila,
kesadaran berkonstitusi Undang – Undang Dasar Negara Republik Indonesia 1945, nilai dan
Kewarganegaraan semangat Bhinneka Tunggal Ika, serta komitmen Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Bahan kajian bahasa mencakup bahasa Indonesia, bahasa daerah, dan bahasa asing dengan
3. Bahasa pertimbangan:
1. Bahasa Indonesia merupakan bahasa nasional;
2. Bahasa daerah merupakan bahasa ibu Peserta Didik; dan
3. Bahasa asing terutama bahasa Inggris merupakan bahasa internasional yang sangat
penting kegunaannya dalam pergaulan global.
Bahan kajian matematika, antara lain, berhitung, ilmu ukur, dan aljabar dimaksudkan untuk
4. Matematika mengembangkan logika dan kemampuan berpikir Peserta Didik.

Bahan kajian ilmu pengetahuan alam, antara lain, fisika, biologi, dan kimia dimaksudkan
5. Ilmu Pengetahuan untuk mengembangkan pengetahuan, pemahaman, dan kemampuan analisis Peserta Didik
terhadap lingkungan alam dan sekitarnya.
Alam

Bahan kajian ilmu pengetahuan sosial, antara lain, ilmu bumi, sejarah, ekonomi, kesehatan,
6. Ilmu Pengetahuan dan sebagainya dimaksudkan untuk mengembangkan pengetahuan, pemahaman, dan
kemampuan analisis Peserta Didik terhadap kondisi sosial masyarakat.
Sosial
No Mata Pelajaran Cakupan/Bahan Kajian
Bahan kajian seni dan budaya dimaksudkan untuk membentuk karakter Peserta Didik
7. Seni dan Budaya menjadi manusia yang memiliki rasa seni dan pemahaman budaya. Bahan kajian seni
mencakup menulis, menggambar/melukis, menyanyi, dan menari yang difokuskan pada seni
budaya.

Bahan kajian pendidikan jasmani dan olah raga dimaksudkan untuk membentuk karakter
8. Pendidikan Peserta Didik agar sehat jasmani dan rohani, dan menumbuhkan rasa sportivitas.
Jasmani dan
Olahraga

Keterampilan/ Bahan kajian keterampilan dimaksudkan untuk membentuk Peserta Didik menjadi manusia
9. yang memiliki keterampilan atau prakarya.
Kejuruan
Bahan kajian muatan lokal dimaksudkan untuk membentuk pemahaman terhadap potensi di
10 Muatan Lokal daerah tempat tinggalnya.

Bahasa Makassar
Bahasa Makassar dipilih karena diharapkan mampu membentuk sikap kesopanan bagi semua
warga sekolah serta menghargai budaya leluhur sehingga pada akhir tercipta cinta tanah air.
Tujuan:
Memberikan pengetahuan tentang budaya leluhur dan mengembangkannya sebagai bekal
hidup yang sopan, santun dan bermartabat serta mandiri
Ruang lingkup:
a. Membaca
b. Menulis difokuskan pada huruf Lontara (Makassar)
c. Mendengar, dan
d. Berbicara

Pendidikan Lingkungan Hidup


Muatan Lokal Pendidikan Lingkungan Hidup di SMP Negeri 4 Bontonompo bertujuan agar
peserta didik memiliki kemampuan sebagai berikut:
a. Memahami konsep dan pentingnya lingkungan hidup
b. Menampilkan sikap apresiatif terhadap pengelolaan lingkungan hidup
c. Menampilkan kreativitas melalui kegiatan nyata dalam rangka meningkatkan daya dukung
lingkungan dan upaya pelestarian keseimbangan lingkungan hidup.
d. Menampilkan peran serta secara nyata dalam setiap upaya pemanfaatan daya dukung lingkungan
dan upaya pelestarian lingkungan
e. Mengembangkan pengetahuan dan pemahaman siswa tentang :
 Konsep Dasar Lingkungan Hidup
 Pelestarian dan Pemanfaatan Sumberdaya Alam
 Pencemaran dan kerusakan lingkungan
 Pengelolaan, Pemanfaatan, Penataan, Pengembangan, Pemeliharaan dan Pemulihan
Lingkungan Hidup
 Peranan/pemanfaatan teknologi ramah lingkungan dalam kehidupan
 Bencana alam & Penanggulannya
 Pengelolaan Lingkungan Sosial Budaya
 Pemanfaatan Teknologi Informasi dalam Manajemen pengelolaan lingkungan hidup
Di samping itu, beberapa mata pelajaran muatan Lokal dipilih dan ditetapkan berdasarkan ciri
khas, potensi dan keunggulan daerah, serta ketersediaan lahan, sarana prasarana, dan tenaga
pendidik. Sasaran pembelajaran muatan lokal adalah pengembangan jiwa kewirausahaan dan
penanaman nilai-nilai budaya sesuai dengan lingkungan. Nilai-nilai kewirausahaan yang
dikembangkan antara lain inovasi, kreatif, berpikir kritis, eksplorasi, komunikasi,
kemandirian, dan memiliki etos kerja. Nilai-nilai budaya yang dimaksud antara lain
kejujuran, tanggung jawab, disiplin, kepekaan terhadap lingkungan, dan kerja sama.
Penanaman nilai-nilai kewirausahaan dan budaya tersebut diintegrasikan di dalam proses
pembelajaran yang dikondisikan supaya nilai-nilai tersebut dapat menjadi sikap dan perilaku
dalam kehidupan sehari-hari.

Organisasi Kompetensi Dasar Dalam Mata Pelajaran

Mata pelajaran adalah unit organisasi terkecil dari Kompetensi Dasar. Sesuai ketetapan
Mendikbud, maka untuk kurikulum SMP/MTs organisasi Kompetensi Dasar kurikulum
dilakukan dengan cara mempertimbangkan kesinambungan antar kelas dan keharmonisan
antarmata pelajaran yang diikat dengan Kompetensi Inti. Berdasarkan pendekatan ini maka
terjadi reorganisasi Kompetensi Dasar mata pelajaran sehingga struktur Kurikulum SMP
Negeri 4 Bontonompo menjadi lebih sederhana karena jumlah mata pelajaran dan jumlah
materi berkurang.
Khusus untuk muatan lokal, Kompetensi Dasar yang berkenaan dengan seni budaya, dan
keterampilan, serta bahasa daerah diintegrasikan ke dalam mata pelajaran Seni Budaya dan
Prakarya. Sedangkan Kompetensi Dasar muatan lokal yang berkenaan dengan olahraga serta
permainan daerah diintegrasikan ke dalam mata pelajaran Pendidikan Jasmani, Olahraga dan
Kesehatan.

D. Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar

kompetensi inti dirancang seiring dengan meningkatnya usia peserta didik pada kelas
tertentu. Melalui kompetensi inti, integrasi vertikal berbagai kompetensi dasar pada kelas
yang berbeda dapat dijaga.
Rumusan kompetensi inti menggunakan notasi sebagai berikut:
1. Kompetensi Inti-1 (KI-1) untuk kompetensi inti sikap spiritual;
2. Kompetensi Inti-2 (KI-2) untuk kompetensi inti sikap sosial;
3. Kompetensi Inti-3 (KI-3) untuk kompetensi inti pengetahuan; dan
4. Kompetensi Inti-4 (KI-4) untuk kompetensi inti keterampilan.

Kompetensi Inti SMP adalah sebagai berikut:


KELAS

VII VIII IX

1. Menghargai dan 1. Menghargai dan 2. Menghargai dan


menghayati ajaran agama menghayati ajaran menghayati ajaran agama
yang dianutnya agama yang dianutnya. yang dianutnya
2. Menunjukkan perilaku 2. Menghargai dan 2. Menghargai dan
jujur, disiplin, menghayati perilaku menghayati perilaku
tanggungjawab, peduli jujur, disiplin, jujur, disiplin,
(toleransi, gotong tanggungjawab, peduli tanggungjawab, peduli
royong), santun, percaya (toleransi, gotong (toleransi, gotong
diri, dalam berinteraksi royong), santun, percaya royong), santun, percaya
secara efektif dengan diri, dalam berinteraksi diri, dalam berinteraksi
lingkungan sosial dan secara efektif dengan secara efektif dengan
alam dalam jangkauan lingkungan sosial dan lingkungan sosial dan
pergaulan dan alam dalam jangkauan alam dalam jangkauan
keberadaannya. pergaulan dan pergaulan dan
keberadaannya. keberadaannya.
3. Memahami pengetahuan 3. Memahami dan 3. Memahami dan
(faktual, konseptual, dan menerapkan pengetahuan menerapkan
prosedural) berdasarkan (faktual, konseptual, dan pengetahuan (faktual,
rasa ingin tahunya prosedural) berdasarkan konseptual, dan
tentang ilmu rasa ingin tahunya prosedural) berdasarkan
pengetahuan, teknologi, tentang ilmu rasa ingin tahunya
seni, budaya terkait pengetahuan, teknologi, tentang ilmu
fenomena dan kejadian seni, budaya terkait pengetahuan, teknologi,
tampak mata. fenomena dan kejadian seni, budaya terkait
tampak mata. fenomena dan kejadian
KELAS

VII VIII IX

tampak mata.
4. Mencoba, mengolah, 4. Mencoba, mengolah, 4. Mencoba, mengolah,
dan menyaji dalam ranah dan menyaji dalam ranah dan menyaji dalam
konkret (menggunakan, konkret (menggunakan, ranah konkret
mengurai, merangkai, mengurai, merangkai, (menggunakan,
memodifikasi, dan memodifikasi, dan mengurai, merangkai,
membuat) dan ranah membuat) dan ranah memodifikasi, dan
abstrak (menulis, abstrak (menulis, membuat) dan ranah
membaca, menghitung, membaca, menghitung, abstrak (menulis,
menggambar, dan menggambar, dan membaca, menghitung,
mengarang) sesuai mengarang) sesuai menggambar, dan
dengan yang dipelajari di dengan yang dipelajari di mengarang) sesuai
madrasah dan sumber madrasah dan sumber dengan yang dipelajari
lain yang sama dalam lain yang sama dalam di madrasah dan sumber
sudut pandang/teori sudut pandang/teori lain yang sama dalam
sudut pandang/teori

Kompetensi Dasar merupakan kompetensi setiap mata pelajaran untuk setiap kelas yang
diturunkan dari Kompetensi Inti. Kompetensi Dasar adalah konten atau kompetensi yang
terdiri atas sikap, pengetahuan, dan ketrampilan yang bersumber pada kompetensi inti yang
harus dikuasai peserta didik. Kompetensi tersebut dikembangkan dengan memperhatikan
karakteristik peserta didik, kemampuan awal, serta ciri dari suatu mata pelajaran. Mata
pelajaran sebagai sumber dari konten untuk menguasai kompetensi bersifat terbuka dan tidak
selalu diorganisasikan berdasarkan disiplin ilmu yang sangat berorientasi hanya pada filosofi
esensialisme dan perenialisme. Mata pelajaran dijadikan organisasi konten yang
dikembangkan dari berbagai disiplin ilmu atau non disiplin ilmu yang diperbolehkan menurut
filosofi rekonstruksi sosial, progresif atau pun humanisme. Karena filosofi yang dianut dalam
kurikulum adalah eklektik seperti dikemukakan di bagian landasan filosofi maka nama mata
pelajaran dan isi mata pelajaran untuk kurikulum yang akan dikembangkan tidak perlu terikat
pada kaedah filosofi esensialisme dan perenialisme.
E. Prinsip Pelaksanaan Kurikulum 2013

Dalam pelaksanaan kurikulum SMP Negeri 4 Bontonompo menggunakan prinsip-


prinsip sebagai berikut:

Pembelajaran berdasarkan Kurikulum 2013 mengacu pada sejumlah prinsip-prinsip


pembelajaran seperti yang tertulis pada Permendikbud Nomor 22 Tahun 2016.
Berikut adalah prinsip-prinsip pembelajaran yang tertulis dalam Permendikbud tersebut:

1. Peserta didik mencari tahu;


2. Pembelajaran berbasis aneka sumber belajar;
3. Pembelajaran berbasis proses untuk penguatan pendekatan ilmiah;
4. Pembelajaran berbasis kompetensi;
5. Pembelajaran terpadu;
6. Pembelajaran dengan jawaban yang kebenarannya multi dimensi;
7. Pembelajaran yang berorientasi pada pengembangan keterampilan aplikatif;
8. Pembelajaran yang menjaga pada keseimbangan antara keterampilan fsikal (hardskills) dan
keterampilan mental (sofskills);
9. Pembelajaran yang mengutamakan pembudayaan dan pemberdayaan peserta didik sebagai
pembelajar sepanjang hayat;
10. Pembelajaran yang menerapkan nilai-nilai dengan memberi keteladanan (ing ngarso sung
tulodo), membangun kemauan (ing madyo mangun karso), dan mengembangkan kreativitas
peserta didik dalam proses pembelajaran (tut wuri handayani);
11. Pembelajaran yang berlangsung di rumah di sekolah, dan di masyarakat;
12. Pembelajaran yang menerapkan prinsip bahwa siapa saja adalah guru, siapa saja adalah peserta
didik, dan di mana saja adalah kelas;
13. Pembelajaran yang memanfaatan teknologi informasi dan komunikasi untuk meningkatkan
efsiensi dan efektivitas pembelajaran; dan
14. Pembelajaran yang mengakomodasi perbedaan individual dan latar belakang budaya peserta
didik.

Proses pembelajaran berdasarkan prinsip-prinsip di atas harus secara sadar diciptakan oleh
guru untuk pencapaian Standar Kompetensi Lulusan. Pendekatan pembelajaran yang sesuai
dengan prinsip-prinsip di atas adalah Pendekatan Pembelajaran Kontekstual yang memiliki
tujuh komponen utama pembelajaran, yakni kontruktivisme (constructivism), bertanya
(questioning), menyelidiki (inquiry), masyarakat belajar (learning community), pemodelan
(modeling), refleksi (reflection), dan penilaian autentik (authentic assessment). Pendekatan
Pembelajaran Kontekstual ini akan memfasilitasi penguatan proses berpikir ilmiah yang
disarankan oleh Permendikbud Nomor 22 Tahun 2016.

Pendekatan Pembelajaran Kontekstual yang memperkuat proses berpikir ilmiah ini akan
menghasilkan pembelajaran siswa aktif yang mengintegrasikan pendidikan karakter.
Pengintegrasian pendidikan karakter dalam proses pembelajaran dapat direalisasikan di
sejumlah komponen seperti dokumen RPP, materi pelajaran, kegiatan pembelajaran,
pengelolaan kelas, fungsi guru dan siswa. Pendekatan Pembelajaran Kontekstual ini menjadi
acuan utama buku panduan teknis ini.

Beberapa metode pembelajaran yang dapat digunakan untuk merealisasikan Pendekatan


Pembelajaran Kontekstual seperti yang diterangkan di atas ANTARA LAIN adalah
Pembelajaran dengan Metode Ilmiah, Inquiry/discovery Learning), Pembelajaran Berbasis
Proyek (ProjectBased Learning), dan Pembelajaran Berbasis Masalah (Problem-Based
Learning). Disamping itu, untuk pembelajaran bahasa, dapat digunakan antara lain
Pembelajaran Berbasis Teks/Wacana (Text/Genre-Based Instruction) yang diperkaya dengan
prinsip-prinsip konstruktivisme.
Selain itu, guru juga dapat menggabungkan beberapa fitur yang saling melengkapi dari
berbagai metode untuk pembelajaran yang lebih efektif dan efsien. Metode penggabungan ini
dikenal dengan istilah Metode Eklektik.

Penerapan metode-metode tersebut perlu disesuaikan dengan KD yang akan dicapai. Guru
disarankan membuat peta KD mana yang cocok untuk metode tertentu. Selain itu, guru perlu
juga memperhatikan karakteristik siswa.

Pembelajaran yang efektif harus melalui tahap perencanaan yang baik. Sesuai dengan
Permendikbud Nomor 22 Tahun 2016, perencanaan pembelajaran harus mengacu pada
Standar Isi dan meliputi penyusunan rencana pelaksanaan pembelajaran dan penyiapan media
dan Sekolah Menengah Pertama 17sumber, perangkat penilaian pembelajaran, dan skenario
pembelajaran. Penyusunan Silabus dan RPP disesuaikan dengan pendekatan pembelajaran
yang digunakan, dan komponen beserta format Silabus dan RPP disesuaikan dengan
perundangan yang berlaku. Berikut ini adalah prinsip-prinsip yang harus diperhatikan
semaksimal mungkin dalam penyusunan RPP seperti yang tertuang dalam Permendikbud
Nomor 22 Tahun 2016:

Perbedaan individual peserta didik antara lain kemampuan awal, tingkat intelektual, bakat,
potensi, minat, motivasi belajar, kemampuan sosial, emosi, gaya belajar, kebutuhan khusus,
kecepatan belajar, latar belakang budaya, norma, nilai, dan/atau lingkungan peserta didik.
1. Partisipasi aktif peserta didik.
2. Berpusat pada peserta didik untuk mendorong semangat belajar, motivasi, minat, kreativitas,
inisiatif, inspirasi, inovasi dan kemandirian.
3. Pengembangan budaya membaca dan menulis yang dirancang untuk mengembangkan kegemaran
membaca, pemahaman beragam bacaan, dan berekspresi dalam berbagai bentuk tulisan.
4. Pemberian umpan balik dan tindak lanjut RPP memuat rancangan program pemberian umpan
balik positif, penguatan, pengayaan, dan remedi.
5. Penekanan pada keterkaitan dan keterpaduan antara KD, materi pembelajaran, kegiatan
pembelajaran, indikator pencapaian kompetensi, penilaian, dan sumber belajar dalam satu
keutuhan pengalaman belajar.
6. Mengakomodasi pembelajaran tematik-terpadu, keterpaduan lintas mata pelajaran, lintas aspek
belajar, dan keragaman budaya.
7. Penerapan teknologi informasi dan komunikasi secara terintegrasi.
Perencanaan pembelajaran yang baik harus dilaksanakan dengan baik pula. Kurikulum 2013
mengharuskan pelaksanaan pembelajaran dibagi menjadi tiga tahap besar, yaitu pembukaan,
kegiatan inti, dan penutupan. Dalam pembukaan guru diwajibkan melakukan hal hal berikut:

1. Menyiapkan peserta didik secara psikis dan fsik untuk mengikuti proses pembelajaran;
2. Memberi motivasi belajar peserta didik secara kontekstual sesuai manfaat dan aplikasi materi
ajar dalam kehidupan sehari-hari, dengan memberikan contoh dan perbandingan lokal, nasional
dan internasional, serta disesuaikan dengan karakteristik dan jenjang peserta didik;
3. Mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang mengaitkan pengetahuan sebelumnya dengan materi
yang akan dipelajari;
4. Menjelaskan tujuan pembelajaran atau kompetensi dasar yang akan dicapai; dan
5. Menyampaikan cakupan materi dan penjelasan uraian kegiatan sesuai dengan silabus.

Tahap kegiatan inti adalah tahap yang paling penting di mana metode yang sudah dipilih akan
diimplementasikan secara operasional dalam berbagai kegiatan yang berpusat pada siswa dan
yang harus berorientasi pada pencapaian semua aspek kompetensi yaitu pengetahuan,
keterampilan, dan sikap.

Pelaksanaan pembelajaran harus juga ditutup dengan baik. Dalam kegiatan penutup, guru
bersama peserta didik baik secara individual maupun kelompok melakukan refleksi untuk
mengevaluasi seluruh rangkain kegiatan, memberikan umpan balik, melakukan kegiatan
tindak lanjut, dan menginformasikan kegiatan pembelajaran pada pertemuan berikutnya. 

F. Pengembangan Diri
Kegiatan pengembangan diri adalah kegiatan yang bertujuan memberikan kesempatan
kepada peserta didik untuk mengembangkan dan mengekspresikan diri sesuai dengan
kebutuhan, bakat, dan minat. Kegiatan pengembangan diri dapat dilakukan dalam bentuk
bimbingan konseling dan kegiatan ekstrakurikuler.
1). Jenis – jenis Pengembangan diri
Pengembangan diri terdiri atas 2 (dua) bentuk kegiatan, yaitu terprogram dan tidak
terprogram.
a. Kegiatan pengembangan diri secara terprogram dilaksanakan dengan perencanaan khusus dalam
kurun waktu tertentu untuk memenuhi kebutuhan peserta didik secara individual, kelompok, dan
atau klasikal melalui penyelenggaraan kegiatan sebagai berikut ini.

Kegiatan Pelaksanaan
Layanan dan kegiatan pendukung  Individual
konseling  Kelompok
 Klasikal, tatap muka guru BK masuk ke kelas (open sesi)
 Home Visit
Kegiatan Pelaksanaan
Ekstrakurikuler  Kepramukaan
 Futsal
 Sepak Bola
 Olimpiade Matematika
 Olimpiade IPA
 Olimpiade IPS
 Osis

b. Kegiatan pengembangan diri secara tidak terprogram dapat dilaksanakan sebagai berikut.

Kegiatan Contoh

Rutin, yaitu kegiatan yang  Kebersihan lingkungan selasa-kamis jam ke-0


dilakukan terjadwal  Piket kelas
 Ibadah / sholat duhur /jum’at berjamaah
 Baca surat pendek dan berdoa sebelum dan sesudah
pembelajaran di kelas
 Upacara bendera tiap senin
 Wajib baca Koran

Spontan, adalah kegiatan  Memberi dan menjawab salam


tidak terjadwal dalam  Meminta maaf
kejadian khusus  Berterima kasih
 Mengunjungi kerabat yang sakit
 Membuang sampah pada tempatnya
 Mengumumkan barang temuan
 Melerai pertengkaran
 Mengumpulkan infaq untuk masjid
Keteladanan, adalah kegiatan  Perilaku guru selalu positif
dalam bentuk perilaku sehari-  Mengambil sampah yang berserakan
 Cara berbicara yang sopan
hari  Mengucapkan terima kasih
 Meminta maaf
 Menghargai pendapat orang lain
 Memberikan kesempatan terhadap pendapat yang berbeda
 Mendahulukan kesempatan kepada orang tua
 Penugasan peserta didik secara bergilir
 Menaati tata tertib (disiplin, taat waktu, taat pada peraturan)
 Memberi salam ketika bertemu
 Berpakaian rapi dan bersih
 Menepati janji
 Memberikan penghargaan kepada orang yang berprestasi
 Berperilaku santun
 Pengendalian diri yang baik
 Memuji pada orang yang jujur
 Mengakui kebenaran orang lain
 Mengakui kesalahan diri sendiri
 Berani mengambil keputusan
 Berani berkata benar
 Melindungi kaum yang lemah
Kegiatan Contoh

 Membantu kaum yang fakir


 Sabar mendengarkan orang lain
 Mengunjungi teman yang sakit
 Menunjukkan budaya gemar membaca
 Mengembalikan barang yang bukan miliknya
 Antri
 Mendamaikan
 Semangat tinggi dalam bekerja

Jenis, nilai-nilai yang ditanamkan dan Strategi yang digunakan pada Pengembangan Diri
SMP Negeri 4 Bontonompo adalah sebagai berikut :

Jenis Pengembangan Diri Nilai-nilai yang Strategi


ditanamkan
A. Bimbingan Konseling Kemandirian. Percaya Pembentukan karakter atau
(BK) diri, Kerjasama, kepribadian

Demokratis, Peduli Pemberian motivasi


sosial, Komunikatif, Bimbingan karier
Jujur
B. Kegiatan Ekstrakurikuler: Demokratis, Disiplin, Latihan terprogram
1. Kepramukaan Kerjasama, Rasa (kepemimpinan, berorganisasi)

Kebangsaan, Toleransi,
Peduli sosial dan
lingkungan, Cinta damai,
Kerja keras

2. Osis dan Olimpiade Tanggungjawab, Kegiatan OSIS


Sains Komunikatif, Rasa ingin Pembinaan rutin
tahu, Kerja keras, Mengikuti perlombaan
Senang membaca,
Menghargai prestasi,
Jujur Keberanian, Tekun,
Sportivitas, Disiplin,
Mandiri, Demokratis,
Cinta damai, Cinta tanah
air, Peduli lingkungan,
Jenis Pengembangan Diri Nilai-nilai yang Strategi
ditanamkan
Peduli sosial,
Keteladanan, Sabar,
Toleransi, Kerja keras,
Pantang menyerah, Kerja
sama
3. Olahraga Sportifitas, Menghargai Melalui latihan rutin (antara lain:
prestasi, Kerja keras, bola voli, basket, tenis meja,

Cinta damai, Disiplin, badminton)

Jujur Perlombaan olahraga

4. Kerohanian Religius, Rasa Beribadah rutin


kebangsaan, Cinta tanah Peringatan hari besar agama
air Kegiatan keagamaan

c. Mekanisme Pelaksanaan Pengembangan diri


1). Pengembangan diri dilaksnakan diluar jam pembelajaran dan dibina oleh pendidik dari
dalam maupun dari luar SMP Negeri 4 Bontonompo yang mempunyai kualifikasi yang baik
berdasarkan surat keputusan kepala sekolah.
2). Jadwal Kegiatan

JENIS KEGIATAN HARI PUKUL PEMBINA


NO.
Jufri, S. Pd
1 Kepramukaan Sabtu 03.00-04.30
Mardiwati, S. Pd
Mardiwati, S. Pd
2 OSIS Sabtu 03.00-04.30
Rusniati, S. Pd
3 Olimpiade Matematika Rabu 03.00-04.30 Isnawati Lahadi, S. Pd
4 Olimpiade IPA Rabu 03.00-04.30 Fitriani, S. Pd
Nelly Dwi Saputri, S.
5 Olimpiade IPS Jumat 03.00-04.30
Pd
Jufri, S. Pd
6 Olahraga Sabtu 03.00-04.30
Islamuddin, S. Pd

d. Penilaian
Kegiatan pengembangan diri dinilai dan dilaporkan secara berkala kepada sekolah dan orang
tua dalam bentuk kuantitatif dan kualitatif.

G. Pengembangan Pendidikan Budaya dan Karakter Bangsa


Pada prinsipnya, pengembangan pendidikan karakter bangsa tidak dimasukkan
sebagai pokok bahasan tetapi terintegrasi ke dalam mata pelajaran, pengembangan diri dan
budaya sekolah. Guru dan sekolah perlu mengintegrasikan nilai-nilai yang dikembangkan
dalam pendidikan karakter bangsa ke dalam Kurikulum 2013, silabus dan RPP yang sudah
ada.
Adapun nilai-nilai pendidikan karakter yang akan diintegrasikan dalam Mata Pelajaran akan
mengacu atau berpedoman pada Panduan Pendidikan yang dikeluarkan Direktorat PSMP,
yakni

PENGEMBANGAN PENDIDIKAN BUDAYA DAN KARAKTER BANGSA SERTA


KEWIRAUSAHAN MELALUI INTEGRASI MATA PELAJARAN, PENGEMBANGAN DIRI,
DAN BUDAYA SEKOLAH

MATA NILAI POKOK DAN NILAI UTAMA


PELAJARAN
1. Pendidikan Religius, jujur, cerdas, tangguh, peduli, demokratis, santun,
Agama dan Budi
disiplin, bertanggung jawab, cinta ilmu, ingin tahu, percaya diri,
Pekerti
menghargai keberagaman, patuh pada aturan sosial, bergaya hidup
sehat, sadar akan hak dan kewajiban, kerja keras.
2. PPKN Religius, jujur, cerdas, tangguh, peduli, demokratis, nasionalis,
patuh pada aturan sosial, menghargai keberagaman, sadar akan hak
dan kewajiban diri dan orang lain .
3. Bahasa Indonesia Religius, jujur, cerdas, tangguh, peduli, demokratis, berfikir logis,
kritis, kreatif dan inovatif, percaya diri, bertanggung jawab, ingin
tahu, santun, nasionalis.
4. Matematika Religius, jujur, cerdas, tangguh, peduli, demokratis, berpikir logis,
kritis, kerja keras, ingin tahu, mandiri, percaya diri
5. IPS Religius, jujur, cerdas, tangguh, demokratis, nasionalis,
menghargai keberagaman, berpikir logis, kritis, kreatif, dan
inovatif, peduli sosial dan lingkungan, berjiwa wirausaha, kerja
keras dan santun.
6. IPA Religius, jujur, cerdas, tangguh, peduli, demokratis, ingin tahu,
berpikir logis, kritis, kreatif, dan inovatif, jujur, bergaya hidup
sehat, percaya diri, menghargai keberagaman, disiplin, mandiri,
bertanggung jawab, cinta ilmu.
7. Bahasa Inggris Religius, jujur, cerdas, tangguh, peduli, demokratis, menghargai
keberagaman, santun, percaya diri, mandiri, bekerjasama, patuh
pada aturan sosial.
Muatan Lokal Religius, jujur, cerdas, tangguh, peduli, demokratis, menghargai
8. Seni Budaya keberagaman, nasionalis, dan menghargai karya orang lain, ingin
tahu, disiplin.
9. Penjasorkes Religius, jujur, cerdas, tangguh, peduli, demokratis, bergaya
hidup sehat, kerja keras, disiplin, percaya diri, mandiri,
menghargai karya dan prestasi orang lain
10.TIK/ Religius, jujur, cerdas, tangguh, peduli, demokratis, berpikir
Keterampilan logis, kritis, kreatif, dan inovatif, mandiri, bertanggung jawab,
dan menghargai karya orang lain
11. Muatan Lokal Religius, jujur, cerdas, tangguh, peduli, demokratis, menghargai
lainnya
keberagaman, menghargai karya orang lain, nasionalis

Pengembangan Nilai Kewirausahaan dalam setiap mata pelajaran meliputi :


1. Mandiri 7. Jujur 13. Komitmen
2. Kreatif 8. Disiplin 14. Realistis
3. Berani mengambil risiko 9. Inovatif 15. Rasa Ingin tahu
4. Berorientasi pada tindakan 10. Tanggung jawab 16. Komunikatif
5. Kepemimpinan 11. Kerjasama 17. Motivasi kuat untuk
6. Kerja keras 12. Pantang menyerah sukses

Indikator nilai-nilai karakter bangsa ada dua jenis yaitu (1) indikator sekolah dan kelas, dan
(2) indikator untuk mata pelajaran. Indikator sekolah dan kelas adalah penanda yang
digunakan oleh kepala sekolah, guru dan personalia sekolah dalam merencanakan,
melaksanakan, dan mengevaluasi sekolah sebagai lembaga pelaksana pendidikan budaya dan
karakter bangsa. Indikator ini berkenaan juga dengan kegiatan sekolah yang diprogramkan
dan kegiatan sekolah sehari-hari (rutin). Indikator mata pelajaran menggambarkan perilaku
afektif seorang peserta didik berkenaan dengan mata pelajaran tertentu. Perilaku yang
dikembangkan dalam indikator pendidikan budaya dan karakter bangsa bersifat progresif,
artinya, perilaku tersebut berkembang semakin komplek antara satu jenjang kelas dengan
jenjang kelas di atasnya, bahkan dalam jenjang kelas yang sama. Guru memiliki kebebasan
dalam menentukan berapa lama suatu perilaku harus dikembangkan sebelum ditingkatkan ke
perilaku yang lebih kompleks.
Adapun untuk mengetahui bahwa suatu sekolah itu telah melaksanakan pembelajaran yang
mengembangkan budaya dan karakter bangsa, maka ditetapkan indikator sekolah dan kelas
antara lain seperti berikut ini.
Indikator Sekolah dan Kelas
1. Religius 10. Semangat Kebangsaan
2. Jujur 11. Cinta Tanah Air
3. Toleransi 12. Menghargai Prestasi
4. Disiplin 13. Bersahabat/komunikatif
5. Kerja Keras 14. Cinta Damai
6. Kreatif 15. Gemar Membaca
7. Mandiri 16. Peduli Lingkungan
8. Demokratis 17. Peduli Sosial
9.Rasa Ingin Tahu 18. Tanggung Jawab

Pembelajaran pendidikan budaya dan karakter bangsa menggunakan pendekatan proses


belajar aktif dan berpusat pada anak, dilakukan melalui berbagai kegiatan di kelas, sekolah,
dan masyarakat. Di kelas dikembangkan melalui kegiatan belajar yang biasa dilakukan guru
dengan cara integrasi. Di sekolah dikembangkan dengan upaya pengkondisian atau
perencanaan sejak awal tahun pelajaran, dan dimasukkan ke Kalender Akademik dan yang
dilakukan sehari-hari sebagai bagian dari budaya sekolah sehingga peserta didik memiliki
kesempatan untuk memunculkan perilaku yang menunjukkan nilai-nilai budaya dan karakter
bangsa. Di masyarakat dikembangkan melalui kegiatan ekstra kurikuler dengan melakukan
kunjungan ke tempat-tempat yang menumbuhkan rasa cinta tanah air dan melakukan
pengabdian masyarakat untuk menumbuhkan kepedulian dan kesetiakawanan sosial.
Adapun penilaian dilakukan secara terus menerus oleh guru dengan mengacu pada indikator
pencapaian nilai-nilai budaya dan karakter, melalui pengamatan guru ketika seorang peserta didik
melakukan suatu tindakan di sekolah, model anecdotal record (catatan yang dibuat guru ketika
melihat adanya perilaku yang berkenaan dengan nilai yang dikembangkan), maupun memberikan
tugas yang berisikan suatu persoalan atau kejadian yang memberikan kesempatan kepada peserta
didik untuk menunjukkan nilai yang dimilikinya.
Dari hasil pengamatan, catatan anekdotal, tugas, laporan, dan sebagainya guru dapat memberikan
kesimpulannya/pertimbangan yang dinyatakan dalam pernyataan kualitatif sebagai berikut ini.

BT : Belum Terlihat (apabila peserta didik belum memperlihatkan tanda- tanda awal
perilaku yang dinyatakan dalam indikator).
MT : Mulai Terlihat (apabila peserta didik sudah mulai memperlihatkan adanya
tanda-tanda awal perilaku yang dinyatakan dalam indikator tetapi belum
konsisten)
MB : Mulai Berkembang (apabila peserta didik sudah memperlihatkan berbagai
tanda perilaku yang dinyatakan dalam indikator dan mulai konsisten)
MK : Membudaya (apabila peserta didik terus menerus memperlihatkan perilaku
yang dinyatakan dalam indikator secara konsisten)
Setiap tahun diharapkan ada peningkatan dari BT hingga ke MK, wilayah yang di amati
juga diharapkan semakin melebar ke semua sektor
Kegiatan nyata yang dilakukan di SMP Negeri 4 Bontonompo adalah sebagai berikut:

NO NILAI KEGIATAN YANG DILAKUKAN

1 Bersih dan  Membentuk piket harian


Nyaman
 Melakukan pagi bersih setiap hari oleh seluruh warga sekolah
mulai pukul 06.30 SMP 06.50
 Pembuatan taman kelas
 Penanaman pohon-pohon besar maupun pohon produktif
2 Disiplin  Menerapkan absen pagi dan siang untuk tenaga pendidik dan
kependidikan
 Menggalakan piket pintu gerbang
 Membuat aturan yang dimusyawarahkan seluruh warga sekolah
tentang kehadiran di sekolah pukul 06.30 tepat
3 Sopan  Membiasakan salam setiap bertemu dengan warga sekolah
 Membudayakan pakaian yang rapi
 Membiasakan menyapa kepada setiap orang yang berada di
sekolah
NO NILAI KEGIATAN YANG DILAKUKAN

4 Religius  Membaca al qur’an dan berdo’a setiap pagi sebelum pembelajaran


 Sholat dhuhur berjamaah setiap hari secar bergiliran
 Merayakan peringatan hari besar
 Mengadakan pondok dan khasanah ramadhan

H. Pengaturan Beban Belajar


Beban belajar ditentukan mengacu pada ketentuan standar pengelolaan pendidikan yang
berlaku di satuan pendidikan.
Dalam struktur kurikulum SMP/MTs ada penambahan jam belajar per minggu dari semula
32, 32, dan 32 menjadi 40, 40 dan 40 untuk masing-masing kelas VII, VIII, dan IX.
Sedangkan lama belajar untuk setiap jam belajar tetap di SMPN 4 Bontonompo yaitu 40
menit.
Dengan adanya tambahan jam belajar ini dan pengurangan jumlah Kompetensi Dasar, guru
memiliki keleluasaan waktu untuk mengembangkan proses pembelajaran yang berorientasi
siswa aktif belajar. Proses pembelajaran siswa aktif memerlukan waktu yang lebih panjang
dari proses pembelajaran penyampaian informasi karena peserta didik perlu latihan untuk
melakukan pengamatan, menanya, asosiasi, dan komunikasi. Proses pembelajaran yang
dikembangkan guru menghendaki kesabaran dalam menunggu respon peserta didik karena
mereka belum terbiasa. Selain itu bertambahnya jam belajar memungkinkan guru melakukan
penilaian proses dan hasil belajar.
Dalam struktur kurikulum SMP Negeri 4 Bontonompo ada penambahan jam belajar per
minggu menjadi 40, 40 dan 32 untuk masing-masing kelas VII, VIII, dan IX dengan lama
belajar untuk setiap jam belajar di SMP/MTs tetap yaitu 40 menit
Jam tatap muka Jml. Jam/ Minggu efektif Waktu pembelajaran
Kelas
(menit) minggu per tahun /jam per tahun
VII 40 40 36 1.440 jam/tahun
VIII 40 40 36 1.440 jam/tahun
IX 40 40 30 960 jam/tahun

1. Alokasi waktu untuk kelas 7 dan 8 mata pelajaran Bahasa Indonesia dilakukan penambahan 1 jam
pelajaran sehingga menjadi 6 jam pelajaran. Hal ini dikarenakan rata-rata tempat tinggal peserta
didik berada di pedesaan sehingga keterpakaian Bahasa Indonesia dalam kehidupan sehari-hari
sangat kurang. Setelah berinteraksi di SMP selama 2 tahun berangsur-angsur kekurangan itu akan
berubah sehingga pada saat kelas 9 jumlah jam bahasa Indonesia dikembalikan menjadi 6 jam
pelajaran/minggu
2. Selain tatap muka, beban belajar yang harus diikuti peserta didik adalah penugasan terstruktur
(TT) dan kegiatan mandiri tidak terstruktur (KMTT) yang waktunya maksimal lima puluh persen
(50%) dari jumlah jam tatap muka. Penugasan terstruktur di SMP Negeri 4 Bontonompo
diberikan alokasi waktu setelah siswa melakukan shalat jamaah duhur. Contoh TT diantaranya
pembelajaran remidi dan pengayaan, sedangkan contoh KMTT adalah pekerjaan rumah yang
sifatnya mendalami KD dengan metode investigasi dan penemuan. Penugasan mandiri tidak
terstruktur terdiri dari tugas-tugas individu atau kelompok yang disesuaikan dengan potensi,
minat, dan bakat peserta didik.
I. Ketuntasan Belajar
Dalam penetapan ketuntasan belajar, sekolah menetapkan kriteria ketuntasan minimal
dengan mempertimbangkan tingkat kompleksitas, daya dukung, dan tingkat kemampuan awal
peserta didik (intake) dalam penyelenggaraan pembelajaran.
Sekolah secara bertahap dan berkelanjutan menetapkan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM)
untuk mencapai ketuntasan ideal.
Setiap mata pelajaran memiliki karakteristik dan hasil analisis yang berbeda. Oleh karena itu,
maka ditetapkan KKM sebagai berikut ini.

KRITERIA KETUNTASAN MINIMAL (KKM)


SMP NEGERI 4 BONTONOMPO TAHUN PELAJARAN 2017/2018
Pengetahuan Praktek Sikap
No Mata Pelajaran
VII VIII IX VII VIII IX VII VIII IX
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
Pendidikan Agama dan
1 75 75 75 75 75 75 B B
Budi Pekerti
2 PPKn 75 77 75 75 77 75 B B
3 Bahasa Indonesia 75 78 78 75 78 78 B B
5 Matematika 75 77 75 75 77 75 B B
6 IPA 75 78 75 75 78 75 B B
7 IPS 75 75 77 75 75 77 B B
8 Bahasa Inggris 75 76 78 75 76 78 B B
B. Muatan Lokal
9 Seni Budaya 75 75 75 75 75 75 B B
10 PJOK 75 72 73 75 72 73 B B
11 Prakarya 75 77 77 75 77 77 B B
12 Bahasa Daerah 75 73 73 75 73 73 B B
KELOMPOK PENGEMBANGAN DIRI

13 Bimbingan Konseling
KEGIATAN EKSTRA KURIKULER

14 Kepramukaan
15 Olimpiade Matematika
16 Olimpiade IPA
17 Olimpiade IPS
18 OSIS
19 Olahraga

SMP Negeri 4 Bontonompo berusaha menggunakan prinsip mastery learning (ketuntasan


belajar) walaupun sistem paket. Artinya setiap peserta didik harus mengikuti kegiatan
kenaikan kelas bersama-sama, sedangkan untuk yang belum tuntas KKM harus mengikuti
pembelajaran remidial, dan peserta didik yang sudah mencapai KKM mengikuti kegiatan
pengayaan.
1. Program Remedial (Perbaikan)
a. Remedial wajib diikuti oleh peserta didik yang belum mencapai KKM dalam setiap
kompetensi dasar dan/atau indikator.
b. Kegiatan remedial dilaksanakan di luar jam pembelajaran.
c. Kegiatan remedial meliputi remedial pembelajaran dan remedial penilaian.
d. Penilaian dalam program remedial dapat berupa tes maupun nontes.
e. Kesempatan mengikuti kegiatan remedial dibatasi maksimal 2 kali.
f. Nilai remedial maksimum sama dengan nilai KKM.
2. Program Pengayaan
a. Pengayaan bolehdiikuti oleh peserta didik yang telah mencapai KKM
dalam setiap kompetensi dasar.
b. Kegiatan pengayaan dilaksanakan di luar jam pembelajaran.
c. Penilaian dalam program pengayaan dapat berupa tes maupun nontes.
d. Nilai pengayaan yang lebih tinggi dari nilai sebelumnya dapat digunakan.
K. Kenaikan Kelas dan Kelulusan
1. Kenaikan Kelas
Kriteria kenaikan kelas menggunakan 2 (dua) aspek, yaitu aspek akademis dan aspek non
akademis

1. Aspek akademis meliputi :


a) Menyelesaikan seluruh program pembelajaran.
b) Memperoleh nilai minimal baik pada penilaian akhir untuk kelompok mata pelajaran selain mata
pelajaran IPTEK. Yaitu mata pelajaran P.Agama, Pkn, Penjaskesor dan Seni Budaya.
Ketentuan Predikat nilai akhir (NA) sbb :
NA < 6,0 predikat Kurang
7,0 ≤ NA ≥ 8,5 predikat baik
NAS > 8,5 predikat sangat baik
c) Boleh ada nilai di bawah KKM ( Dihitung rata-rata raport semester I dan II), maksimal 2 Mata
Pelajaran
Contoh :

Nilai
Nilai Rata
Mapel KKM Smt Keterangan
Smt I Rata
II

IPA 78 76 80 78 Untuk mapel ini dihitung tuntas,


meskipun semester I belum tuntas
tetapi rata-ratanya semester I dan
II sama dengan KKM
Nilai
Nilai Rata
Mapel KKM Smt Keterangan
Smt I Rata
II

Matematika 78 76 78 78 Untuk mapel ini dihitung tidak


tuntas, karena rata-rata semester I
dan II dibawah KKM
Bahasa Inggris 78 77 78 78 Untuk mapel ini dihitung tidak
tuntas, karena rata-rata semester I
dan II dibawah KKM

2. Aspek Non Akademis


1). Nilai Sikap/ perilaku dan budi pekerti minimal baik
2). Ketidak hadiran tanpa keterangan maksimal 18 ( delapan belas ) hari dalam 1
( satu ) tahun terakhir, yang ditunjukan dari catatan wali kelas
3. Kelulusan
Peraturan Pemerintah Nomor 32 tahun 2013 Tentang Perubahan Atas Peraturan Pemerintah
Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan Pasal 72 ayat 1 menyebutkan
bahwa Peserta Didik dinyatakan lulus dari satuan pendidikan pada pendidikan dasar dan
menengah setelah:
a. menyelesaikan seluruh program Pembelajaran;
b. memperoleh nilai minimal baik pada penilaian akhir untuk seluruh mata pelajaran;
b) lulus ujian sekolah/madrasah; dan
c) lulus Ujian Nasional.

L. Pendidikan Kecakapan Hidup


Pendidikan kecakapan hidup di SMP Negeri 4 Bontonompo dilaksanakan secara intergrasi
kepada semua mata pelajaran. Pengintegrasian dilaksanakan dengan terlebih dahulu
menganalisa KD pada setiap mata pelajaran yang mempunyai potensi untuk dikembangkan
dalam kecapakan hidup tertentu. Proses analisis dilakukan oleh tim pendidik pada setiap
mata pelajaran melalui kegiatan Worshop maupun MGMPS. Berdasarkan analisis tersebut,
pendidik dapat mengimplementasikan kecakapan hidup sebagai muatan tambahan dalam
pembelajaran.
Pendidikan kecakapan hidup secara maksimal dikembangkan melalui pembelajaran mata
pelajaran TeknologiInformasi, seni budaya, ketrampilan dan muatan lokal handy craft serta
kegiatan pengembangan diri.

Secara rinci penjabaran kecakapan hidup (Life skill) pada setiap mapel diatur sebagai berikut:
Integrasi PKH pada masing-masing mata pelajaran

Kecerdasan Identifikasi variabel


Kecerdasan Komunikasi tertulis
KecerdasanMengolah informasi
Kecerdasan menggali informasi

Kecerdasan Menghub variabel


Aspek

Kecerdasan Komunikasi lisan


Kecakapan

Kecerdasan Merumuskan
Kecerdasan memecahkan

Kecerdasan bekerjasama
Kesadaran eksistensi diri

Kecerdasan Melaksnkn
Kecerdasan Mengambil
Kesadaran potensi diri

Hidup

penelitian
hipotesis
masalah

Kesadaran diri Kecakapan Kecakapan Kecakapan


berpikir Sosial Akademik
rasional

Mata
Pelajaran
Pend Agama v v v v v v v v v v v v v
PPKn v v v v v v v v v v v v v
B. Indo v v v v v v v v v v v v v
B .Inggris v v v v v v v v v v v v v
Matematika v v v v v v v v v v v v v
IPA v v v v v v v v v v v v v
IPS v v v v v v v v v v v v v
Mulok
Seni Budaya v v v v v v v v v v v v v
PJOK v v v v v v v v v v v v v
Prakarya v v v v v v v v v v v v v
TIK v v v v v v v v v v v v v
Pengembang
diri
BK v v v v v v v v v v v v v
Pramuka v v v v v v v v v v v v v
Osis v v v v v v v v v v v v v
Olahraga v v v v v v v v v v v v v

BAB IV
KALENDER PENDIDIKAN
Kalender pendidikan adalah pengaturan waktu untuk kegiatan pembelajaran peserta didik
selama satu tahun ajaran. Kalender pendidikan mencakup permulaan tahun ajaran, minggu
efektif belajar, waktu pembelajaran efektif, efektif fakultatif, dan hari libur. Berikut adalah
kalender tersebut secara rinci.

A. Pengaturan tentang permulaan tahun ajaran

No. Tanggal Kegiatan Keterangan

1 12 Juni 2017 Rapat Persiapan PPDB Terlaksana

2 13 Juni 2017 Pembuatan SK PPDB Terlaksana

3 19-21 Juni 2017 Pengambilan Formulir Terlaksana

4 19-21 Juni 2017 Pengembalian Formulir Terlaksana

5 22 Juni 2017 Seleksi PPDB Terlaksana

6 23-24 Juni 2017 Pengumuman Kelulusan Terlaksana

7 23-24 Juni 2017 Pendaftaran Ulang Terlaksana

8 13-15 Juni 2017 PLS/MOS Terlaksana

9 17 Juli 2017 Penyusunan Kurikulum 2013 Terlaksana

10 17 Juli 2017 Matrikulasi untuk kelas 7 baru Terlaksana

B. Jumlah Minggu Efektif Tahun Pelajaran 2017/2018


SEMESTER I
NO BULAN JME HES HEF KTS LU LHB LS LPP LHR JML
1 JULI ‘16 2 13 - - 3 - 11 - 2 27
AGUST‘
2 5 26 - - - 1 - - - 27
16
SEPT
3 3 18 6 - 2 - - - - 26
‘16
4 OKT‘16 4 26 - - - - - - - 26
5 NOV ‘16 5 26 - - - - - - - 26
6 DES ‘16 0 - 13 - - 1 11 - 1 26
JUMLAH 19 109 19 - 5 2 22 - 3 158

SEMESTER II
JM KT JM
NO BULAN HES HEF LU LHB LS LPP LHR
E S L
1 JAN ‘17 5 26 - - - - - - 1 27
2 PEB ‘17 3 20 3 - - 1 - - - 24
3 MAR ‘17 4 23 3 - - - - - 1 27
4 APRI ‘17 3 18 6 - - 1 - - - 25
5 MEI ‘17 1 7 10 - 7 1 - - - 27
6 JUNI ‘17 0 - 12 - 12 - - 2 2 26
JUMLAH 16 94 34 - 19 3 0 2 4 156

KETERANGAN :
JME = Jumlah Minggu Efektif
LU = Libur Umum
LHR = Libur Hari Raya
HES = Hari Efektif Sekolah
LHB = Libur Hari Besar
LS = Libur Semester
HEF = hari Efektif Fakultatif
LPP = Libur Permulaan Puasa

HARI EFEKTIF SEKOLAH, EFEKTIF FAKULTATIF DAN HARI LIBUR SEKOLAH


TAHUN PELAJARAN 2017/2018
SEMESTER GANJIL (I) JML.
TGL URAIAN KEGIATAN
JULI 2017 HES

Minggu 2 9 16 23 30 15  -

Senin 3 10 17 24 31 3 1– 12 Libur Idul Fitri

Selasa 4 11 18 25   2 13 - 15 Masa Orientasi Peserta didik Baru

Rabu 5 12 19 26   2

Kamis 6 13 20 27   3

Jum'at 7 14 21 28   3

Sabtu 1 8 15 22 29   2

JML.
AGUSTUS 2017 TGL URAIAN KEGIATAN
HES

Minggu 6 13 20 27 26  

Senin 7 14 21 28   4

Selasa 1 8 15 22 29   5

Rabu 2 9 6 23 30   5

Kamis 3 10 17 24 31   4 17 Hari Kemerdekaan RI

Jum'at 4 11 18 25   4

Sabtu 5 12 19 26   4    
JML.
SEPTEMBER 2017 TGL URAIAN KEGIATAN
HES
HES
Minggu 3 10 17 24
25

Senin 4 11 18 25 5 1 Hari Raya Idul Adha 1438 H

Selasa 5 12 19 26 4 21 Tahun Baru Islam 1439 H

Rabu 6 13 20 27 4

Kamis 7 14 21 28 4

Jum'at 1 8 15 22 29 4    

Sabtu 2 9 16 23 30 4    
JML.
OKTOBER 2017 TGL URAIAN KEGIATAN
HES
HES
Minggu 1 8 15 22  29
26

Senin 2 9 16 23  30 5
Selasa 3 10 17 24  31 5
Tidak ada Kegiatan

Rabu 4 11 18 25   4

Kamis 5 12 19 26   4

Jum'at 6 13 20 27   4
   

Sabtu 7 14 21 28   4
   
JML.
NOVEMBER 2017 TGL URAIAN KEGIATAN
HES

Minggu 5 12 19 26 26
   

Senin 6 13 20 27 4

Selasa 7 14 21 28 4

Rabu 1 8 15 22 29 5
Tidak ada Kegiatan

Kamis 2 9 16 23 30 5

Jum'at 3 10 17 24 4
   

Sabtu 4 11 18 25 4    
JML.
DESEMBER 2017 TGL URAIAN KEGIATAN
HES
Minggu 3 10 17 24 31 0    
Senin 4 11 18 25 0 1 Maulid Nabi Besar SAW
Selasa 5 12 19 26 0 4-9 Penilaian Akhir Semester
Rabu 6 13 20 27 0 11-15 Pengelolaan Nilai
Kamis 7 14 21 28 0 16 Penyerahan Rapor
Jum'at 1 8 15 22 29 0 25 Hari Raya Natal
Sabtu 2 9 16
23 30 Libur Semester ganjil Tapel 2017/2018
SEMESTER GENAP (II) JML. TGL URAIAN KEGIATAN
JANUARI 2018 HES
Minggu 7 14 21 28 26
   

Senin 8 15 22 29 4 1 Tahun Baru 2018 Masehi


1

Selasa 2 9 16 23 30 5
Hari Pertama Sekolah

Rabu 10 17 24 31 5
3
Kamis 4 11 18 25 4

Jum'at 5 12 19 26 4

Sabtu 6 13 20 27 4
   
JML.
FEBRUARI 2018 TGL URAIAN KEGIATAN
HES

Minggu 4 11 18 25   24
   

Senin 5 12 19 26   4
26-28 Penilaian Tengah Semester (PTS)

Selasa 6 13 20 27   4

Rabu 7 14 21 28   4

Kamis 1 8 15 22   4
   

Jum'at 2 9 16 23   4
   

Sabtu 3 10 17 24   4
   

MARET 2018 JML. TGL URAIAN KEGIATAN


HES
Minggu 4 11 18 25 23    

Senin 5 12 19 26 4 30 Hari Raya Nyepi Tahun Baru Saka

Selasa 6 13 20 27 4 1-3 Penilaian Tengah Semester (PAS)

Rabu 7 14 21 28 4

Kamis 1 8 15 22 29 4

Jum'at 2 9 16 23 30 3    

Sabtu 3 10 17 24 31   4
 

APRIL 2018 JML. TGL URAIAN KEGIATAN


HES
Minggu 1 8 15 22 29   19    

Senin 2 9 16 23 30   4 16-21 Ujian Sekolah SMP

Selasa 3 10 17 24   3

Rabu 4 11 18 25   3

Kamis 5 12 19 26   3    

Jum'at 6 13 20 27   3    

Sabtu 7 14 21 28   3    
MEI 2017 JML. TGL URAIAN KEGIATAN
HES
Minggu 6 13 20 27   15    

Senin 7 14 21 28   2 1 Hari Buruh Internasional

Selasa 1 8 15 22 29   3 2-3 Ujian Nasional

Rabu 2 9 16 23 30   3 7-8 Ujian Nasional

Kamis 3 10 17 24 31   2 16-16 Libur Ramadhan

Jum'at 4 11 18 25   2 17-23 Pesantren Ramadhan

Sabtu 5 12 19 26   3 24-31 Libur Ramadhan

JUNI 2017 JML. TGL URAIAN KEGIATAN


HES

Minggu 3 10 17 24   12

Senin 4 11 18 25   2 1-14 Libur Ramadhan

Selasa 5 12 19 26   2 15-16 Hari Raya Idul Fitri

Rabu 6 13 20 27   2 18-23 Penilaian Akhir Tahun (PAT)

Kamis 7 14 21 28   2 25-29 Pengelolaan Nilai

Jum'at 1 8 15 22 29   2    Penyerahan Buku Laopran

Sabtu 2 9 16 23 30   2

BAB V
PENUTUP

Seperti telah diuraikan pada awal pendahuluan bahwa bahwa penyempurnaan kurikulum
memiliki landasan yuridis, filosofis, teoritis dan empiris, adapun fungsi Pendidikan Budaya
dan Karakter Bangsa selain mengembangkan dan memperkuat potensi pribadi juga
menyaring pengaruh dari luar yang akhirnya dapat membentuk karakter peserta didik yang
dapat mencerminkan budaya bangsa Indonesia. Upaya pembentukan karakter sesuai dengan
budaya bangsa ini tentu tidak semata-mata hanya dilakukan di sekolah melalui serangkaian
kegiatan belajar mengajar baik melalui mata pelajaran maupun serangkaian kegiatan
pengembangan diri yang dilakukan di kelas dan luar sekolah. Pembiasaan-pembiasan
(habitual) dalam kehidupan, seperti: religius, jujur, disiplin, toleran, kerja keras, cinta damai,
tanggung-jawab, dan sebagainya perlu dimulai dari lingkup terkecil seperti keluarga sampai
dengan cakupan yang lebih luas di masyarakat. Nilai-nilai tersebut tentunya perlu
ditumbuhkembangkan yang pada akhirnya dapat membentuk pribadi karakter peserta didik
yang selanjutnya merupakan pencerminan hidup suatu bangsa yang besar. Agar semua bisa
berjalan dengan baik maka perlu diformalkan dalam Kurikulum Sekolah di SMP Negeri 4
Bontonompo

Kurikulum SMP Negeri 4 Bontonompo ini diperuntukkan kepada semua warga sekolah,
terutama peserta didik, pendidik dan tenaga kependidikan. Pembentukan budaya sekolah
(school culture) dapat dilakukan oleh sekolah melalui serangkaian kegiatan perencanaan,
pelaksanaan pembelajaran yang lebih berorientasi pada peserta didik, dan penilaian yang
bersifat komprehensif. Perencanaan di tingkat sekolah pada intinya adalah melakukan
penguatan dalam penyusunan kurikulum di tingkat SMP Negeri 4 Bontonompo, seperti
menetapkan visi, misi, tujuan, struktur kurikulum, kalender akademik, dan penyusunan
silabus. Keseluruhan perencanaan sekolah yang bertitik tolak dari melakukan analisis
kekuatan dan kebutuhan sekolah akan dapat dihasilkan program pendidikan yang lebih
terarah yang tidak semata-mata berupa penguatan ranah pengetahuan dan keterampilan
melainkan juga sikap prilaku yang akhirnya dapat membentuk ahklak budi luhur.

Pendidikan Budaya dan Karakter Bangsa bukan merupakan mata pelajaran yang berdiri
sendiri atau merupakan nilai yang diajarkan, tetapi lebih kepada upaya penanaman nilai-nilai
baik melalui mata pelajaran, program pengembangan diri maupun budaya sekolah. Peta nilai
dan indikator yang disajikan dalam naskah ini merupakan contoh penyebaran nilai yang dapat
diajarkan melalui berbagai mata pelajaran sesuai dengan Kompetensi Inti (KI) dan
Kompetensi Dasar (KD) yang terdapat dalam Standar Isi (SI). Begitu pula melalui program
pengembangan diri, seperti kegiatan rutin sekolah, kegiatan spontan, keteladanan,
pengkondisian. Perencanaan pengembangan Pendidikan Budaya dan Karakter Bangsa ini
perlu dilakukan oleh semua pemangku kepentingan di sekolah yang secara bersama-sama
sebagai suatu komunitas pendidik diterapkan ke dalam kurikulum sekolah yang selanjutnya
diharapkan menghasil budaya sekolah.
Penyajian pembelajaran yang bernuansa belajar aktif dengan muatan budaya dan karakter
bangsa perlu menjadi perhatian terutama dalam membelajarkan peserta didik. Oleh karena
itu, kritik dan saran yang membangun sangat kami harapkan dari semua pihak pemerhati,
pelaksana pendidikan untuk kesempurnaan yang akhirnya dapat memberikan pencerahan
pelaksanaan di tingkat sekolah. Selanjutnya diharapkan kualitas produk peserta didik yang
memiliki ahklak budi mulia sebagai pencerminan bangsa yang besar.

Anda mungkin juga menyukai