Anda di halaman 1dari 21

EKSISTENSI PERPUSTAKAAN PENDIDIKAN AGAMA

ISLAM DI SEKOLAH UMUM

EXISTENCE OF ISLAMIC EDUCATION LIBRARY IN


PUBLIC SCHOOLS
Hayadin
Puslitbang Pendidikan Agama dan Keagamaan.
Badan Litbang & Diklat Kementerian Agama RI.
Jl. M.H. Thamrin. No. 6 Lt. 19. Jakarta Pusat.
E-m@il: hayadinsaja@yahoo.co.id

Abstract
Abstrak
This study is a survey of Islamic religious
study at school aimed to know the category Penelitian ini merupakan survei terhadap
of school library, know the existence of Islamic perpustakaan pendidikan agama Islam di sekolah.
religion library, know the user and initiator of Tujuannya adalah untuk mengetahui kategori
Islamic education library in schools. The data was perpustakaan sekolah, mengetahui keberadaan
acquired by questionnaire through respondents perpustakaan pendidikian agama Islam di
namely principals, teachers of religion and oficers sekolah, mengetahui pengguna dan pemrakarsa
of library and the students. The research shows perpustakaan pendidikan agama Islam di sekolah.
that there are 4 categories of religion library in Data diperoleh menggunakan angket melalui
school namely independent library, combined responden, yakni: kepala sekolah, guru agama,
with school library, combined with mosque and dan petugas perpustakaan sekolah, dan siswa.
combined with religious education laboratory. The Temuan penelitian menunjukkan bahwa: terdapat
determining figures in initiating and developing 4 kategori perpustakaan pendidikan agama
school education library are the principal and di sekolah, yakni: perpustakaan yang berdiri
religion teacher. The collections of the library sendiri, bergabung dengan perpustakaan sekolah,
are still limited and inadequate. The main users bergabung dengan musholah atau mesjid
are religion teachers and students to achieve the sekolah, dan yang bergabung dengan
learning objectives. laboratorium pendidikan agama. Tokoh yang
menentukan dalam memprakarsai dan
Keywords: Library, Islam religion education, mengembangkan perpustakaan pendidikan
school agama di sekolah adalah Kepala sekolah dan
guru agama. Koleksi bahan pustaka keagamaan
masih sangat kurang dan terbatas. Pengguna
utama dari perpustakaan adalah guru agama
dan siswa dalam rangka mendukung pencapaian
tujuan pembelajaran.
Kata kunci: Perpustakaan, Pendidikan Agama
Islam, Sekolah

Naskah diterima 28 Juni 2015. revisi pertama, 17 Juli 2015. revisi kedua, 25 Juli 2015 dan revisi terahir 3 Agustus 2015

1 EDUKASI: Jurnal Penelitian Pendidikan Agama dan Keagamaan

EDUKASI V13_n2_2015 (A4) isi set6.indd 06/09/15 6:45:05


H A Y A DI N

PENDAHULUAN
beriman dan bertaqwa kepada Tuhan
Keberadaan perpustakaan sekolah Yang Maha Esa, berahlak mulia, sehat,
merupakan suatu keharusan, dalam rangka berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan
menunjang proses belajar mengajar. menjadi warga negara yang demokratis
Dengan keberadaan perpustakaan, maka serta bertanggungjawab.2 Untuk menjamin
para guru dan murid dapat mengakses tercapainya tujuan pendidikan nasional
sumber-sumber ilmu pengetahuan yang tersebut, pemerintah telah menerbitkan
luas. Berbagai fasilitas pembelajaran yang Peraturan Pemerintah No. 19 Tahun 2005
terdapat dalam sebuah perpustakaan baik tentang standar nasional pendidikan
media cetak ataupun non-cetak merupakan (SNP). Salah satu unsur dari standard
sumber belajar yang sangat atraktif dan nasional pendidikan tersebut adalah
menyenangkan, yang pada gilirannya standard sarana- prasarana, dengan
dapat meningkatkan prestasi siswa. perpustakaan sekolah sebagai salah satu
Hamersveld menyatakan bahwa “school unsurnya.
library programs have great potential to Jika dikaitkan dengan eksistensi pen-
increase student achievement”.1 didikan agama di sekolah, maka upaya
Pemahaman seperti tersebut di atas membangunkemampuanpesertadidikdalam
mendorong pemerintah untuk melengkapi memahami, menghayati, dan
setiap sekolah dengan fasilitas perpustakaan. mengamalkan nilai-nilai agama yang
Kementerian agama RI, melalui Direktorat dianut, harus dapat terlaksana melalui
jenderal pendidikan Islam, sejak tahun 2009 perpustakaan sebagai salah satu sumber
telah memberikan paket bantuan untuk belajar. Perpustakaan sekolah harus
melengkapi perpustakaan sekolah dengan menjadi pendukung bagi guru agama
bahan pustaka yang berorientasi agama. dalam menyediakan sumber informasi dan
Hal tersebut dalam rangka membangun pengetahuan yang luas kepada para siswa,
pemahaman, sikap dan perilaku beragama bahkan juga kepada para guru. Dengan
siswa yang toleran, damai, dan anti- demikian, operasionalisasi fungsi
kekerasan serta budaya religius di sekolah. pendidikan agama dan keagamaan yakni
Program tersebut sejalan dengan “membentuk manusia yang bertaqwa
tujuan dan fungsi pendidikan nasional, kepada Tuhan Yang Maha Esa, serta
yakni berfungsi mengembangkan beraklak mulia dan mampu menjaga
kemampuan dan membentuk watak serta kedamaian dan kerukunan hubungan inter
peradaban bangsa yang bermanfaat dalam dan antar umat beragama, melalui proses
rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, belajar yang aktif, kreatif, inovatif, efektif,
dan bertujuan untuk berkembangnya dan menyenangkan,3 dapat terlaksana
potensi peserta didik agar menjadi dengan baik dan lancar.
manusia yang Sebagaimana banyak dikeluhkan oleh
masyarakat pengguna pendidikan (stake-

Christian E. Van Hamersveld. 2007. A Survey of


1

School Administrators’ Beliefs Regarding the Potential of Undang-Undang No. 20 tahun 2003 tentang
2

School Library Programs to Impact Student Achievement, Sistem Pendidikan Nasional, Penjelasan, pasal 3.
Capella University, http://gradworks.umi. 3
Peraturan pemerintah Nomor 55 tahun 2007, fasal
com/32/58/3258360.html 2 ayat 1.
2 EDUKASI: Jurnal Penelitian Pendidikan Agama dan Keagamaan

EDUKASI V13_n2_2015 (A4) isi set6.indd 06/09/15 6:45:05


EKSIStENSI PErPUStAKAAN PENDIDIKAN AGAmA ISLAm DI SEKoLAH UmUm

holders pendidikan) bahwa pelaksanaan


pendidikan agama di sekolah masih sangat pendidikan Islam tersebut. Adapun rumusan
minim dan belum menunjukan hasil yang permasalahan studi ini adalah: 1) Bagaimana
optimal. Kekurangan tersebut diakibatkan variasi penyelenggaraan perpustakaan
oleh banyak faktor, baik yang terkait dengan sekolah?, 2) Mengapa terdapat variasi
kelemahan kualitas ataupun kuntitas penyelenggaraan perpustakaan pendidikan
tenaga pendidik agama, atau juga karena agama Islam sekolah?, 3) Bagaimana
kekurangan sarana-prasarana belajar yang keberadaan perpustakaan pendidikan
pendukung pendidikan agama di sekolah. agama Islam di sekolah?, 4) Siapa yang
Melalui kunjungan pada beberapa sekolah, mengakses buku-buku dan sumber belajar
ditemukan adanya sekolah yang tidak pendidikan agama Islam di perpustakaan?,
memiliki referensi kitab suci dan literatur dan 5) Siapa yang terlibat dalam
keagamaan yang minim. membangun perpustakaan pendidikan agama
di sekolah?.
Ketersediaan buku yang bermutu
merupakan salah satu sarana dan prasarana Manfaat dari studi ini antara lain:
pendidikan yang sangat penting Kementerain Pendidikan dan Kebudayaan,
dibutuhkan dalam menunjang keberhasilan dan Kementerian Agama RI, dalam bentuk
proses pendidikan. Dalam peraturan masukkan dan informasi penting dalam
pemerintah Nomor 19 Tahun 2005, rangka analisis dan pengembangan
tentang Standard Nasional Pendidikan kebijakan dan program pengembangkan
dinyatakan bahwa setiap satuan dan pengelolah perpustakan sekolah.
pendidikan wajib memiliki sarana dan Sekolah, komite sekolah, dan orang tua
prasarana yang meliputi: perabot, siswa, memperoleh informasi tentang
peralatan pendidian, media pendidikan, aktivitas anak didik dalam memanfaatkan
buku dan sumber belajar lainnya, bahan perpustakan sekolah dan memperdalam
habis pakai, serta perlengkapan lain yang wawasan pengetahuan keagamaan yang
diperlukan untuk menunjang proses komprehensif.
pembelajaran dan berkelanjutan.4 Sejalan
dengan hal ini pemerintah melalui Kerangka Konseptual
direktorat jenderal pendidikan Islam, telah
Dalam undang-undang nomor 43
memberikan bantuan kepada sejumlah
tahun 2007, tentang Perpustakaan di
sekolah di Indonesia untuk memenuhi
sebutkan bahwa “Perpustakaan adalah
standard minimal sarana-prasarana
institusi pengelola koleksi karya tulis,
perpustakaan yang berorientasi pada
karya cetak, dan/atau karya rekam secara
penanaman budaya religius di sekolah.
profesional dengan sistem yang baku guna
Penelitian ini berupaya untuk mengkaji
memenuhi kebutuhan pendidikan,
eksistensi perpustakaan pendidikan
penelitian, pelestarian, informasi, dan
agama Islam di sekolah sebagaimana
rekreasi para pemustaka.5 Perpustakaan
telah diprogramkan oleh direktorat
berfungsi sebagai wahana pendidikan,
penelitian,

4
Peraturan pemerintah Nomor 19 tahun 2005, fasal 42.

Volume 13, Nomor 2, Agustus 2

EDUKASI V13_n2_2015 (A4) isi set6.indd 06/09/15


Undang-undang nomor 43 tahun 2007 tentang
5

Perpustakaan. Pasal 1; ayat 1.

Volume 13, Nomor 2, Agustus 2

EDUKASI V13_n2_2015 (A4) isi set6.indd 06/09/15


HAYAD

pelestarian, informasi, dan rekreasi untuk Jenis-jenis perpustakaan sebagaimana


meningkatkan kecerdasan dan disebutkan dalam pasal 20 terdiri atas:
keberdayaan bangsa. 6
Perpustakaan perpustakaan nasional, perpustakaan
bertujuan memberikan layanan kepada umum, perpustakaan sekolah/madrasah,
pemustaka, meningkatkan kegemaran perpustakaan perguruan tinggi; dan
membaca, serta memperluas wawasan dan perpustakaan khusus12. Perpustakaan
pengetahuan untuk mencerdaskan sekolah adalah perpustakaan yang ada
kehidupan bangsa. 7
dalam lingkungan sekolah baik sekolah
Bafadal menyatakan bahwa dasar maupun sekolah lanjutan, baik
perpustakaan adalah suatu unit kerja dari sekolah yang bersifat umum maupun
suatu badan atau lembaga tertentu yang yang bersifat kejuruan.13 Sulistiyo Basuki
mengelola bahan-bahan pustaka, baik mengemukakan bahwa perpustakaan
berupa buku-buku, maupun bukan buku (non sekolah adalah perpustakan yang
book material) yang diatur secara sistematis tergabung pada sebuah sekolah, dikelola
menurut aturan tertentu sehingga dapat sepenuhnya oleh sekeolah yang
digunakan sebagai sumber informasi oleh bersangkutan dengan tujuan utama
setiap pemakaianya.8 Demikian pula dengan membantu sekolah untuk mencapai tujuan
Santoso menyatakan bahwa perpustakaan khusus sekolah dan tujuan pendidikan
merupakan sarana penyedia informasi dan pada umumnya.14 Selanjutnya Santoso
pelestarian kebudayaan yang mempunyai menyebutkan bahwa perpustakaan sekolah
peranan penting untuk keperluan merupakan pusat kegiatan belajar
pendidikan, penelitian dan penembangan mengajar dan merupakan bagian integral
ilmu pengetahuan nasional.9 Hal ini dari sistem pendidikan sekolah.15 Definisi
sejalan dengan penjelasan undang undang lain dikemukakan oleh Milburga yang
perpustakaan yang menyebutkan bahwa menyatakan bahwa “Perpustakaan sekolah
Perpustakaan merupakan pusat sumber ialah suatu unit kerja dari sebuah lembaga
informasi, ilmu pengetahuan, teknologi, persekolahan yang berupa tempat
kesenian, dan kebudayaan.10 Ada pendapat penyimpanan koleksi bahan pustaka
lain yang mengatakan bahwa perpustakaan penunjang proses pendidikan, yang
adalah salah satu alat yang vital dalam diatur secara sistematis, untuk digunakan
setiap program pendidikan, pengajaran secara berkesinambungan sebagai sumber
dan penelitian bagi setiap lembaga informasi untuk perkembangan dan
pendidikan dan ilmu pengetahuan.11 memperdalam pengetahuan, baik oleh

Ibid., pasal 3.
6

Ibid., pasal 4.
7

8
Ibrahim Bafadhal. 1991. Pengelolaan Perpustakaan 12
Undang-undang nomor 43 tahun 2007, Op. Cit.,
Sekolah. Jakarta: PT Bumi Aksara, h. 3. pasal 20, ayat 1.
9
Wartini Santoso. 2005. Bunga Rampai Kepus- 13
R. Syahrial Pamoentjak. 1986. Pedoman Penye-
takaan. Jakarta: Perpustakaan Nasional RI, h. 69. lenggaraan Perpustakaan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta,
10
Undang-undang nomor 43 tahun 2007, Op. p. 4.
Cit., Penjelasan. 14
Sulistiyo Basuki. 1991. Pengantar ilmu perpus-
11
Noerhayati S. 1987. Pengelolaan Perpustakaan. takaan. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, h. 50.
Bandung: Penerbit Alumni, h. 1. 15
Santoso., Op.Cit, h. 71.

2 EDUKASI: Jurnal Penelitian Pendidikan Agama dan

EDUKASI V13_n2_2015 (A4) isi set6.indd 06/09/15


EKSIStENSI PErPUStAKAAN PENDIDIKAN AGAmA ISLAm DI SEKoLAH

pendidik maupun yang dididik di sekolah yang mendukung pelaksanaan kurikulum


tersebut”.16 pendidikan18.
Menurut Suryana tujuan perpustakaan
sekolah terkait dengan fungsi dan layanan Ketentuan Perpustakaan
terhadap pelaksanaan program pendidikan Pendidikan Agama Islam di Sekolah
di sekolah antara lain: memupuk rasa
Perpustakaan pendidikan agama
cinta, kesadaran dan kebiasaan membaca;
Islam di sekolah merupakan salah satu
membimbing dan mengarahkan teknik
bentuk sarana dan prasarana pembelajaran
memahami isi bacaan; memperluas
pendidikan agama. Ketentuan dasar
pengetahuan para siswa; membantu
tentang perpustakaan pendidikan
mengembangkan kecakapan berbahasa
agama Islam tertuang dalam Keputusan
dan daya fikir para siswa dengan
Menteri Agama (KMA) nomor 11 tahun
menyediakan bahan bacaan yang bermutu;
2011 tentang pedoman pengembangan
membimbing para siswa agar dapat
standar nasional pendidikan agama Islam
menggunakan dan memelihara bahan
pada sekolah. Dalam ketentuan tersebut
pustaka dengan baik; memberikan dasar-
dinyatakan bahwa sarana pendidikan agama
dasar ke arah studi mandiri; memberikan
Islam adalah perlengkapan pendukung
kesempatan kepada para siswa untuk
pembelajaran pendidikan agama Islam (PAI)
belajar bagaimana cara menggunakan
yang dapat dipindah-pindahkan;
perpustakaan dengan baik, efektif dan
sedangkan prasarana pendidikan agama
efisien, terutama dalam menggunakan
Islam adalah fasilitas dasar untuk
bahan-bahan referensi; menyediakan
melaksanakan kegiatan pembelajaran PAI
bahan-bahan pustaka yang menunjang
di sekolah. Sarana dan prasarana
pelaksanaan program kurikulum sekolah,
pendidikan agama Islam di tingkat sekolah
baik yang bersifat intrakurikuler maupun
menengah atas (SMA) dan sekolah
yang bersifat ekstrakurikuler.17
menengah kejuruan (SMK) terdiri atas:
Untuk memenuhi tujuan dan peran sarana-prasarana ibadah, laboratorium
yang terkandung dalam makna definisi pendidikan agama Islam, dan perpustakaan
tersebut, maka perpustakaan sekolah wajib pendidikan agama Islam.
memiliki koleksi buku teks pelajaran yang
Perpustakaan pendidikan agama
ditetapkan sebagai buku teks wajib pada
Islam (PAI) di sekolah menengah atas dan
satuan pendidikan yang bersangkutan
sekolah menegah kejuruan (SMA/SMK)
dalam jumlah yang mencukupi untuk
berfungsi sebagai: 1). Tempat kegiatan
melayani semua peserta didik dan pendidik,
peserta didik dan guru pendidikan agama
dan juga mengembangkan koleksi lain
Islam memperoleh informasi tentang
ajaran Islam dan pendidikan agama Islam
dari berbagai jenis bahan pustaka dengan
membaca, mengamati, dan mendengar; 2).
16
C.Larasati Milburga. 2001. Membina Perpus- Pendukung proses pembelajaran PAI dalam
takaan Sekolah. Yogyakarta: Kanisius, Cet. 10, h. 54
17
R. Suryana. 1977. Membina Perpustakaan Sekolah: 18
Undang-undang nomor 43 tahun 2007, Op.Cit., Pasal
Pengantar Teori dan Praktek. Bandung: Ganaco, h. 5. 20, ayat 2 &3.

Volume 13, Nomor 2, Agustus 2015


243

06/09/15
HAYAD

menanamkan dasar-dasar keimanan dan perpustakaan. Meja dan kursi petugas


ketaqwaan, serta membentuk pola perilaku perpustakaan yang kuat, stabil dan aman
yang mencerminkan akhlak mulia peserta dengan ukuran yang memadai untuk
didik.19 petugas minimal satu buah. Meja sirkulasi
Secara minimal KMA nomor 211 tahun (pengembalian buku pinjaman) yang kuat
2011 telah mengatur standar minimal dan stabil 1 unit. Meja dan kursi untuk
tentang keberadaan perpustakaan pen- peserta didik yang mudah dipindahkan
didikan agama Islam di sekolah. Sekolah dan aman, ukuran memadai untuk peserta
harus menyediakan prasarana didik dan dapat menampung 1rombel.
perpustakaan yang berfungsi sebagai Kelengkapan administrasi meliputi kartu
tempat untuk mengembangkan wawasan anggota perpustakaan untuk seluruh
guru pendidikan agama Islam dan potensi anggota satu buah, dan buku catatan
keberagamaan peserta didik. Prasarana peminjaman/pengembalian satu unit; kotak
perpustakaan merupakan kartu anggota, dan buku inventaris 1 buah.
bangunan/ruangan yang disediakan khusus Kitab/buku Al-Qur’an yang harus
untuk keperluan tersebut di atas. Luas ditersedia minimal pada perpustakaan
minimum bangunan prasarana pendidikan agama Islam di sekolah adalah:
perpustakaan PAI di SMA/SMK adalah Panduan belajar al-Qur’an, Panduan tajwid,
6x7m2, ber AC, kedap suara, beralasan Kitab suci al-Qur’an, Al-Qur’an dan
karpet, daya listrik minimal 900 watt, terjemah untuk 1 rombel, Ensiklopedia al-
dilengkapi jendela agar pencahayaan Qur’an 20
memadai untuk membaca buku. Ruangan –30 buah, Buku Pendidikan Agama Islam
perpustakaan merupakan bagian dari untuk SMA 1 set, Buku aqidah islamiyah 10
bangunan sekolah yang mudah dijangkau, buah, Buku fiqih 10 buah, Buku akhlaq 10
dan dapat disatukan dengan prasarana buah, Buku hadis 10 buah, Buletin islami
ibadah atau perpustakaan sekolah.20 10 buah, Media asmaul husna 1 set, Buku
Perpustakaan pendidikan agama Islam sejarah kebudayaan Islam 10 buah, Buku
dilengkapi sarana sebagai berikut: perabot, cerita islami 25 judul, Kumpulan novel
buku-buku/kitab suci, tenaga perpustakaan Islam hasil lomba cerita Islam masing-
dan perangkat lainnya. Perabot terdiri atas masing 10 buah, Modul Pendidikan Agama
lemari/rak/filling cabinet, minimal dua Islam untuk pendidikan menengah 20-30
buah dengan spesifikasi kuat, stabil dan buah.
aman dengan ukuran yang memadai untuk Perlengkapan lain yang juga harus
menyimpan seluruh alat kelengkapan dipenuhi oleh sebuh perpustakaan
pendidikan agama di sekolah adalah:
19
Lampiran Keputusan Menteri Agama RI media atau majalah dinding 1 unit,
Nomor
211tahun2011,tentang:PedomanPengembanganStandar komputer lengkap 1 unit, globe 1 buah,
Nasional Pendidikan Agama Islam pada Sekolah. http:// peta negara- negara Islam atau mayoritas
www.pendis.kemenag. go.id/pai/file/dokumen/14. berpenduduk Islam 1 buah, buku
kmanoomor211th2011tentangpedomanpengembang
anstandarnasionalpendidikanagamaislampada inventaris1 buah, alat kebersihan 1 set,
sekolah.pdf kotak amal 1 buah, kotak saran 1 buah,
kotak obat 1 unit, jam dinding 1 buah.
20
Lampiran Keputusan Menteri Agama RI Nomor 211
tahun 2011., Op. Cit.
Tenaga perpustakaan 1 orang atau

244 EDUKASI: Jurnal Penelitian Pendidikan Agama dan Keagamaan

06/09/15
EKSIStENSI PErPUStAKAAN PENDIDIKAN AGAmA ISLAm DI SEKoLAH

dapat pula dirangkap oleh guru Pendidikan


Agama Islam. ini dapat dibuktikan oleh nilai raport siswa
yang tinggi.21
Sarana dan prasarana yang ada di per-
pustakaan dikelola oleh guru PAI dan/atau Natha Kosasi Prabantantyo, pada
petugas perpustakaan, dengan mmelibatkan tahun 2012 melakukan penelitian
unsur-unsur lain yang ditetapkan oleh korelasional yang bertujuan untuk
manajemen tertinggi SMA/SMK. Dalam mengetahui hubungan minat membaca di
menjalankan tugas pengelolaan prasana perpustakaan sekolah dengan prestasi
perpustakaan, guru PAI dan/atau petugas belajar siswa. Penelitian ini menggunakan
perpustakaan bertanggungjawab kepada metode kuantitatif karena hasil penelitian
kepala sekolah. Sekolah harus melakukan dianalisis dengan teknik analisis statistik
pemeliharaan dan pengembangan sarana dan diwujudkan dalam bentuk angka.
dan prasarana perpustakaan dengan Populasi dalam penelitian ini adalah
menganggarkan biaya pemeliharaan setiap seluruh siswa kelas IV SD di Kecamatan
tahun anggaran dan menyediakan tenaga Pengasih Kabupaten Kulon Progo yang
khusus. berjumlah 600 anak dari 10 sekolah.
Teknik sampling yang digunakan adalah
teknik area cluster random sampling. Metode
Penelitian Terdahulu
pengumpulan data dari variabel minat
Penelitian yang dilakukan oleh Habib membaca di perpustakaan sekolah adalah
Masturi menemukan adanya pengaruh yang metode angket, sedangkan variabel
positif antara pemanfaatan perpustakaan prestasi belajar menggunakan metode
sekolah dengan prestasi belajar siswa di dokumentasi. Teknik analisis data yang
SMP Negeri 9 Kota Tangerang Selatan. digunakan adalah teknik korelasi Product
Populasi yang dijadikan objek penelitian ini Moment Karl Pearson. Hasil penelitian
adalah siswa kelas VIII SMP Negeri 9 Kota menunjukkan: (a) minat membaca di
Tangerang Selatan, tahun ajaran 2009-2010 perpustakaan siswa kelas IV SD di
yang berjumlah 313 siswa-siswi dengan Kecamatan Pengasih Kabupaten Kulon
jumlah sampel sebanyak 10% yaitu 31 Progo dalam kategori tinggi dengan
siswa. Teknik pengambilan sampel dipilih persentase 63,29%, (b) prestasi belajar
dengan menggunakan teknik stratifikasi. siswa kelas IV SD di Kecamatan Pengasih
Hasil penelitian menunjukan bahwa minat Kabupaten Kulon Progo dalam kategori
siswa SMP Negeri 9 Kota Tangerang baik dengan rata-rata nilai sebesar 71,3,
Selatan memiliki semangat untuk (c) korelasi positif antara minat membaca
memanfaatkan perpustakaan sekolah, di perpustakaan sekolah dengan prestasi
sehingga menim- bulkan pengaruh pada belajar siswa kelas IV SD di Kecamatan
prestasi belajar siswa. Semakin tinggi Pengasih Kabupaten Kulon Progo pada taraf
pemanfaatan perpustakaan sekolah oleh
siswa, makin tinggi pula tingkat prestasi
belajar siswa di sekolah. Hal
21
M. Habib Masturi. 2011. Pengaruh Pemanfaatan
Perpustakaan Sekolah terhadap Prestasi Belajar Siswa:
studi kasus di smp negeri 9 kota Tangerang Selatan. Skripsi
Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan. Universitas
Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.

Volume 13, Nomor 2, Agustus 2015


245

06/09/15
HAYAD

signifikasi 5% diperoleh koefisien korelasi Penelitian ini dilakukan di Sekolah


sebesar 0,702.22 Menengah Umum negeri dan swasta yang
Penelitian manca negara yang relevan tersebar di 22 provinsi di Indonesia, yakni:
dan memiliki temuan yang sama adalah Bengkulu, Daerah Istimewah Yogyakarta,
penelitian Lanca tahun 1994. Penelitian DKI Jakarta, Banten, Jawa Barat, Jawa
ini mempertanyakan hubungan antara Tengah, Jawa Timur, Kalimantan Barat,
eksistensi dan peran layanan perpustakaan Kalimantan Selatan, Kalimantan Tengah,
terhadap nilai belajar siswa. Hasilnya Kalimantan Timur, Lampung, Maluku Utara,
menunjukkan adanya hubungan yang Nangroe Aceh Darussalam, Nusa Tenggara
tinggi. Bahwa siswa pada sekolah dengan Barat, Papua, Riau, Sulawesi Barat,
pendanaan, dan layanan perpustakaan Sulawesi Tengah, Sumatera Barat, Sumatera
yang tinggi memperoleh nilai hasil belajar Selatan, dan Sumatera Utara.
yang tinggi, tanpa memandang status Objek survei ini adalah Sekolah
ekonoki mereka. Artinya, apapun status Menengah Atas (SMA) yang telah mendapat
ekonomi orang tua siswa, sepanjang bantuan Ditjen Pendis, sebanyak 29
sekolah dimana anak-anak mereka sekolah, dan sekolah pembanding (tidak
bersekolah menyediakan layanan mendapoat bantuan) di daerah yang sama
perpustakaan sekolah yang memadai, dengan sekolah yang mendapat bantuan
maka siswa-siswi tersebut akan sebanyak 20 sekolah. Pemilihan 20
berprestasi. 23
sekolah pembanding dilakukan berbasis
kabupaten/ kota, dan dipilih sekolah terbaik
Metodologi Penelitian berdasarkan preferensi tokoh pendidikan
setempat. Untuk memperoleh data dan
Penelitian ini merupakan penelitian
informasi dilakukan observasi, angket dan
survei terhadap praktek pengelolaan
wawancara kepada guru pendidikan agama
perpustakaan PAI di Sekolah Menengah
Islam (GPAI) sebanyak 49 orang, angket
Atas (SMA). Penelitian survei ini
dan wawancara pada tenaga perpustakaan
menggunakan metode kuantitatif
sekolah sebanyak 49 orang, angket isian
deskriptif, yaitu untuk melakukan
kepada siswa sebanyak 1607 orang.
pengukuran yang cermat terhadap
Pemilihan siswa yang mengisi angket
fenomena keberadaan perpustakaan
dilakukan secara proporsional (proportional
pendidikan agama Islam (PAI), ketersediaan
random sampling).
dan kemanfaatan buku dan sumber belajar
PAI lainnya yang dimiliki oleh Teknik analisis data menggunakan
perpustakaan sekolah. pendekatan deskriptif. Pertama dilakukan
entri tabulasi data pada setiap sekolah
sasaran penelitian. Kemudian dilakukan
22
Natha Kosasi Prabantantyo. 2012. Korelasi Minat
Membaca di Perpustakaan Sekolah dengan Prestasi
pengkategorian berdasarkan sekolah yang
Belajar Siswa kelas IV SD di Kecamatan Pengasih mendapatkan bantuan, dan yang tidak
Kabupaten Kulon Progo. Skripsi Fakultas Ilmu mendapatkan bantuan. Pengelompokan
Pendidikan Universitas Negeri Yogyakarta.
data dilakukan berdasarkan responden
23
Keith Curry , Lance. 1994. The Impact of School
Library Media Centers on Academic Achievement. ERIC penelitian, yakni: siswa, guru agama
Digest. Syracuse, NY. http://rhsweb.org/library/ Islam, tenaga perpustakaan, dan angket
colo.htm.

246 EDUKASI: Jurnal Penelitian Pendidikan Agama dan Keagamaan

06/09/15
EKSIStENSI PErPUStAKAAN PENDIDIKAN AGAmA ISLAm DI SEKoLAH

observasi. Setelah dilakukan tabulasi data,


lalu dilakukan penyajian data melalui tabel sekolah yang belum mendapat bantuan
dan grafik, serta pembahasan berdasarkan dan/atau berstatus swasta. Kelengkapan
fakta-fakta kategorik yang ada. administrasi perpustakaan sekolah
meliputi: kartu anggota perpustakaan,
buku catatan peminjaman/pengembalian,
HASIL DAN PEMBAHASAN
buku inventaris, dan kotak kartu anggota.
Bentuk Perpustakaan Dari jumlah sasaran penelitian, terdapat
6 sekolah yang siswanya tidak memiliki
Hasil survei menunjukkan bahwa dari
kartu anggota, 4 sekolah tidak memiiki buku
49 sekolah sasaran penelitian, terdapat
catatan peminjaman/pengembalian.
5 sekolah yang memiliki ruang khusus
Mereka adalah sekolah yang telah
perpustakaan PAI yang berdiri sendiri
memperoleh bantuan perpustakaan PAI.
(terpisah dari perpustakaan sekolah); 27
Juga terdapat 4 sekolah tidak memiliki
sekolah menggabungkan perpustakaan PAI
buku inventaris, 3 diantaranya adalah
dengan perpustakaan sekolah; 4 sekolah
sekolah yang mendapat bantuan.
menggunakan masjid / mushollah sekolah;
Tokoh yang sangat berperan terlibat
dan 4 sekolah yang bergabung dengan
dalam pendirian perpustakaan khusus PAI
laboratorium PAI. Perpustakaan PAI pada
adalah: Kepala Sekolah. Dan pada bentuk
lima sekolah tersebut yakni: SMAN 1
perpustakaan PAI yang tergabung dengan
Cerme, SMAN 1 Samudera Lhoksukon,
perpustakan sekolah, atau musholah, peran
SMAN 10 Samarinda, SMAN 10 Padang,
GPAI dan pemerintah daerah juga terlihat
dan SMAN 21 Medan. Kelima sekolah
penting. Pada kasus perpustakaan khusus
tersebut adalah sekolah yang telah
PAI, 3 dari 5 sekolah yang ada menunjukkan
mendapat bantuan dari pemerintah untuk
peran kepala sekolah yang sangat
merintis perpustakan PAI.
dominan. Dan pada kasus perpustakaan
Secara umum, gedung perpustakaan
PAI yang tergabung dengan perpustakaan
pada sekolah tersebut (baik perpustakaan
sekolah, laboratorium PAI, atau masjid/
PAI ataupun sekolah) telah memiliki
mushollah sekolah, 21 dari 49 (33%) sekolah
bangunan permanen, dengan keramik
menunjukkan kepala sekolah sebagai
sebagai lantainya, dan daya listrik mencapai
aktor utamanya, disusul GPAI 16 atau 25%,
lebih dari 900 watt. Meskipun demikian
Komite sekolah sebanyak 15 atau 23%,
kebanyakan belum kedap suara (hanya
dan pemerintah daerah sebesar 12 atau 19%.
4 perpustakaan) dan belum memiliki AC
Jasa dan peran kepala sekolah antara
(baru 11 sekolah). Mayoritas perpustakaan
lain: menjadi pemrakarsa, memberikan
tersebut diatas memiliki perabot standar
bimbingan dan arahan, menyediakan sarana-
seperti: lemari, rak, filling kabinet, meja
prasarana yang dibutuhkan perpustakaan,
kursi petugas perpustakaan, meja sirkulasi,
memberikan arahan dan bimbingan kepada
serta meja baca untuk pengunjung.
petugas perpustakaan, secara struktural
Sekolah yang tidak memiliki perabot
menjadi penanggung jawab, memberikan
perpustakaan berjumlah 9 sekolah, pada
motivasi, saran dan kritik; menfasilitasi

Volume 13, Nomor 2, Agustus 2015


247

06/09/15
HAYAD

pendirian perpustakaan; menginstruksikan Pada kasus perpustakaan khusus PAI di


pembuatan perpustakaan PAI dengan sekolah, aktor utama yang sangat berperan
memberikan ruangan khusus, membuat adalah Kepala sekolah bekerja sama dengan
proposal pendirian perpustakaan PAI, ikut
merancang usulan anggaran, mengajukan
usulan pendirian perpustakaan PAI kepada
dinas pendidikan daerah.
Jasa dan peran pengawas dalam
pengem- bangan perpustakaan atau
kepustakaan PAI antara lain: pemrakarsa,
memberikan masukan, mengontrol bidang
administrasi, mengarahkan guru PAI
menjadikan perpustakaan sebagai sumber
belajar. Jasa dan peran GPAI dalam
pengembangan perpustakaan atau
kepustakaan PAI antara lain: menjadi
pemrakarsa dan perintis pembentukan dan
pengelolaanperpustakaan khusus PAI,
memberi masukkan (saran) pemilihan
koleksi buku PAI yang harus ada di
perpustakaan, memotivasi dan
menugaskan siswa berkunjung ke
perpustakaan dan mengerjakan tugas
berbasis perpustakaan, mencari donor
bantuan buku.
Jasa dan peran Kepala sekolah dalam
pengembangan perpustakaan atau ke-
pustakaan PAI antara lain: pemrakarsa,
motivasi, bimbingan dan arahan; menye-
diakan sarana-prasarana yang dibutuh-
kan perpustakaan; memberi masukkan dan
arahan tentang kemajuan perpustakaan
kepada petugas perpustakaan, meng-
usahakan dana. Secara umum, jasa dan
peran Komite sekolah dalam pengembangan
perpustakaan atau kepustakaan PAI antara
lain: memberikan dukungan, persetujuan,
dan mengupayakan anggaran, dan fasilitas
perpustakaan.

06/09/15
HAYAD

GPAI. GPAI menjadi aktor yang merintis


pada tataran teknis operasional, sementara
Kepala sekolah menjadi aktor yang
memprakarsai dan menyediakan fasilitas
PAI. Usulan pengadaan perpustakaan PAI
berasal dari guru PAI, lalu ditindaklanjuti
oleh kepala sekolah.

Keberadaan Buku-Buku Pelajaran PAI

Koleksi perpustakaan pendidikan


agama yang terdapat di perpustakaan
sekolah baik yang berdiri sendiri, gabung
dengan perpustakaan sekolah,
laboratorium PAI ataupun mushollah
sekolah telah memiliki koleksi minimal
yang dipersyaratkan oleh Kementerian
Agama RI dengan berbagai kondisi.
Meskipun demikian, masih ada beberapa
sekolah yang belum memiliki koleksi
minimal tersebut.

Tabel 1: Ketersediaan Koleksi Minimal


Perpustakaan Pendidikan Agama di
Sekolah

06/09/15
HAYAD

Jumlah sekolah
No Koleksi Perpustakaan tidak tersedia tidak
tersedia ada Data
1 Kitab suci Al-Qur’an 6 29. 14
2 Buku Panduan belajar 18 24. 7
Al-Qur’an
3 Buku Panduan tajwid 18 21. 10
4 Al-Qur’an dan terjemah 6 40. 3
5 Buku Ensiklopedia Al- 17 22. 10
qur’an / islamiyah
6 Buku PAi untuk smA/ 3 44. 2
SmK
7 Buku Aqidah Islamiah 14 24. 11
8 Buku fiqh 13 32. 4
9 Buku Akhlaq 16 27. 6
10 Buku Hadis 14 31. 4
11 Buletin islami 23 11. 15
12 media Asmaul Khusna 21 15. 13
13 Buku Sejarah 14 26. 9
Kebudayaan islam
14 Buku Ceritera Islami 9 36. 4

248 EDUKASI: Jurnal Penelitian Pendidikan Agama dan Keagamaan

06/09/15
EKSIStENSI PErPUStAKAAN PENDIDIKAN AGAmA ISLAm DI SEKoLAH

15 Buku Kumpulan Novel 22 13. 14


36%, toko buku sebanyak 426 atau 33%, dan
islam hasil Lomba perpustakaan umum sebanyak 134 atau
Ceritera islam (ceris)
10%, tempat lainnya 273 atau 21%.
16 modul PAi untuk 10 29. 10
pendidikan menengah Aktivitas yang dilakukan oleh siswa di
sumber: data Primer
perpustakaan sekolah adalah: membaca
dengan frekwensi 729 atau 52%, meminjam
buku sebanyak 321 frekwensi (23),
Akses Perpustakaan
mengerjakan tugas pelajaran sebanyak 287
Dalam aktivitas sehari-hari, perpus- orang atau 21%), istirahat tidak melakukan
apa-apa sebanyak 62 atau
takaan sekolah dan pendidikan agama 4%.
Islam (PAI) digunakan untuk kepentingan Sebanyak 1043 orang siswa dari 1263
rapat, diskusi siswa, dan tempat menyimpan orang siswa atau sebanyak 83% mengaku
koleksi kepustakaan dan media. Penggunaan mendapat dorongan dari kepala sekolah
perpustakaan dalam mendukung untuk menggunakan perpustakaan, dan
pembelajaran, dilakukan melalui antara 220 lainnya atau sebanyak 17% mengaku
lain: 1) Guru PAI menyuruh siswa untuk tidak mendapat dorong dari kepala sekolah
mengerjakan tugas berbasis perpustakaan; untuk menggunakan perpustakaan.
2) Siswa menggunakan perpustakaan Sebanyak 1039 orang siswa atau 82%
untuk menyelesaikan tugas; dan 3) Guru mengaku disuruh GPAI untuk mencari
PAI menggunakan perpustakaan untuk bahan pelajaran di perpustakaan, dan 221
mencari bahan pelajaran. orang siswa atau 18% mengaku tidak
Dari tiga aspek tersebut, yang tinggi pernah disuruh oleh GPAI untuk mencari
frekwensinya adalah item b dan c yakni bahan pelajaran di perpustakaan.
23 observer (tenaga perpustakaan yang Sebanyak 990 orang siswa (79%)
mengamati aktivitas penggunaan ruang mengaku ditugaskan oleh guru PAI
perpustakaan), sementara a sebanyak 16 untuk membaca buku tertentu di
observer. Menurut tenaga perpustakaan, perpustakaan, sementara 260 orang
GPAI menggunakan perpustakaan mencari lainnya (21%) mengaku tidak pernah
bahan pelajaran. Sementara menurut ditugaskan.
GPAI penggunaan perpustakaan dalam Lebih lanjut terkait dengan minat baca
mendukung pembelajaran PAI dilakukan siswa SMA pada buku-buku agama sesuai
melalui: pertama, Guru PAI menyuruh standard minimal ketersediaan buku
siswa untuk mengerjakan tugas berbasis agama di perpustakaan sekolah adalah
Perpustakaan, kedua, Siswa menggunakan sebagai berikut:
perpustakaan untuk menyelesaikan tugas,
dan ketiga, Guru mengunakan perpustakaan Tabel 2: Frekwensi minat baca siswa terhadap
untuk mencari bahan pembelajaran kolesi minimal Perpustakaan PAI.

Berdasarkan pengakuan siswa, tempat


dimana mereka sering mencari buku bacaan
keagamaan yang paling favorit adalah di:
perpustakaan sekolah sebanyak 467 atau

06/09/15
EKSIStENSI PErPUStAKAAN PENDIDIKAN AGAmA ISLAm DI SEKoLAH
No. Jenis Buku / Literatur Frekwensi % (N=1609)
1 Kitab suci Al-Qur’an 1129 70%
2 Al-Qur’an dan terjemah. 963 60%
3 Buku Pendidikan Agama Islam
untuk smA/smK. 924 57%

4 Buku Ceritera Islami. 919 57%

Volume 13, Nomor 2, Agustus 2015 249

06/09/15
HAYAD

5 Buku Sejarah Kebudayaan islam. Sistem Pengelolaan dan Administrasi


878 55%
Perpustakaan
6 Buku Panduan tajwid 661 41%
7 Buku Panduan belajar Al-Qur’an 620 39% Sistem pengelolaan perpustakaan
8 media Asmaul Khusna. 593 37% khusus PAI masih termasuk dalam
9 modul Pendidikan Agama islam. 572 36% kategori manual (non-digital). Dua (2)
10 Novel islam hasil Lomba Ceritera dari 5 perpustakaan PAI tidak memiliki
561 35%
islam (ceris) perangkat komputer. Tiga perpustakaan
11 Buku Hadis. 534 33% PAI telah memiliki jaringan internet, tetapi
12 Ketersediaan Buku Akhlaq. 497 31% bukan untuk layanan sistem perpustakaan.
13 Buku Aqidah Islamiah. 496 31% Jaringan internet tersebut dipakai untuk
14 Buku Ensiklopedia Al-qur’an / mengakses informasi melalui searching dan
Islamiyah.
451 28%
browsing. Untuk perpustakaan PAI yang
15 Buletin islami 451 28%
terdapat di masjid atau mushollah sekolah
16 Buku fiqh. 441 27% sistemnya sangat sederhana, dimana buku-
17 Lain – lain 65 4% buku keagamaan dipajang dan disusun di
sumber: data Primer atas rak. Buku tersebut dibaca oleh siswa
yang berminat dan membutuihkan ketika
Seiring dengan data tersebut diatas, selesai menunaikan sholat, atau ada juga
penelitian ini juga menemukan pengakuan yang meminjam buku melalui pengurus
para guru PAI tentang penggunaan masjid, tanpa ada sistem administrasi yang
perpustakaan dalam mendukung ketat. Buku-buku agama yang disimpan
pembelajaran PAI sebagai berikut: Guru di masjid / mushollah sekolah umumnya
PAI menyuruh siswa untuk mengerjakan adalah Al-Qur’an, Terjemahan Al-Qur’an,
tugas berbasis perpustakaan (36%); tafsir, Juz’amma, dan sedikit (beberapa)
Siswa menggunakan perpustakaan buku bacaan keagamaan lainnya.
untuk menyelesaikan tugas (30%); Guru Untuk perpustakaan PAI yang
mengunakan perpustakaan untuk mencari bergabung dengan Lab.PAI maka rak-rak
bahan pembelajaran (28%), dan lainnya dan lemari buku-buku literatur keagamaan
(6%). Mayoritas GPAI (84%) mengakui bahwa diletakkan bersama-sama media
siswa-siswinya menggunakan perpustakaan pembelajaran dan teknologi pendidikan
dalam mencari solusi pelajaran sekolah. PAI dalam satu ruangan. Ruangan tersebut
Demikian pula halnya dengan penggunaan dijadikan sebagai tempat pembelajaran
perpustakaan dalam mencari bahan agama dengan sistem moving class. Artinya,
pelajaran sekolah, sebanyak 82% orang GPAI siswa dan guru PAI akan menggunakan
mengakui menggunakan perpustakaan ruang (laboratorium PAI) pada saat
dalam mencari bahan pelajaran. Seluruh pelajaran agama. Sekolah menggunakan
responden GPAI mengaku mengarahkan ruangan untuk pembelajaran PAI secara
siswa–siswinya untuk menggunakan perpus- bergantian.
takaan PAI untuk mendukung pembelajaran. Untuk perpustakaan PAI yang gabung
dengan perpustakaan umum sekolah
maka buku-buku kepustakaan agama

250 EDUKASI: Jurnal Penelitian Pendidikan Agama dan Keagamaan

06/09/15
EKSIStENSI PErPUStAKAAN PENDIDIKAN AGAmA ISLAm DI SEKoLAH

dan media pembelajaran keagamaan di


letakkan dalam ruang perpustakaan perpustakaan umum. Perpustakaan sekolah
sekolah tersebut. Sistem pengelolaannya menjadi lebih strategis karena letaknya
menyatu, seperti: administrasi layanan yang dekat dengan aktivitas belejar harian
peminjaman- pengembalian, penggunaan siswa. di perpustakaan sekolah siswa
kartu ang- gota perpustakaan, buku mengakses berbagai informasi melalui buku
pengunjung per- pustakaan dan meja serta dan internet atau media lainnya. Meskipun
kursi petugas perpustakaan. kehadiran internet memberikan pengaruh
terhadap kehadiran siswa di perpustakaan
dalam mencari bahan pelajaran (pada
SDM Pengelola Perpustakaan
sekolah yang telah full-internet), tetapi
Pengelola perpustakaan PAI ataupun untuk literatur keagamaan dan kegiatan
perpustakaan sekolah tidak selalu seorang pengajian masih banyak dilakukan di
dengan bidang kepakaran perpustakaan perpustakaan. Untuk itu hal yang penting
(tidak bersertifikasi dan tidak berasal dari dilakukan adalah mendesain perpustakaan
lulusan jurusan pustakawan perguruan (dimana terdapat kepustakaan PAI) yang
tinggi. Beberapa dari mereka ada yang nyaman bagi anak-anak untuk mengakses
mengikuti pelatihan pengelolaan per- sumber belajar dengan menyediakan koleksi
pustakaan yang diselenggarakan oleh yang dibutuhkan, misalnya kitab suci.
pemerintah atau pemerintah daerah. Pada Konsep perpustakaan khusus pen-
perpustakaan khusus PAI, maka petugas didikan agama Islam yang ekslusif
/ tenaga perpustakaan dirangkap oleh terpisah dari perpustakaan sekolah, harus
guru PAI baik sendiri ataupun bergantian ditinjau ulang secara bijaksana. Karena
sesuai dengan jadwal pelajaran. Demikian yang dibutuhkan oleh siswa dan guru
pula halnya dengan perpustakaan PAI pendidikan agama adalah buku-buku agama
yang bergabung dengan laboratorium sebagaimana tertera pada data
PAI. Pada perpustakaan PAI yang terdapat sebelumnya. Perpustakaan pendidikan
di mushollah atau masjid maka petugas agama Islam yang paling efektif dan bernilai
perpustakaannya adalah remaja masjid guna, adalah yang menyatu dengan
/ remaja musholah atau ada juga dari laboratorium pendidikan agama Islam
pengurus ROHIS (kelompok rohani Islam, (Laboratorium PAI). Sementara yang
bagian dari OSIS). terdapat di mushollah kurang dipakai,
kecuali kitab suci yang dibaca setelah
DISKUSI melakukan ibadah sholat.
Mempertegas Eksistensi Perpustakaan PAI Oleh karena itu, penguatan konsep
dan praktek perpustakaan pendidikan
Berdasarkan data dan informasi agama Islam sebagai sumber belajar yang
di atas, terlihat fungsi dan kedudukan menyatu dengan perpustakaan sekolah
perpustakaan sebagai salah satu sumber dan laboratorium PAI menjadi penting
belajar yang diminati oleh anak didik, yakni untuk direalisasikan. Model perpustakaan
sebanyak 33% perpustakan sekolah dan 10% pendidikan agama Islam (PAI) yang di-
tawarkan adalah: Perpustakaan/kepus-
takaan PAI yang menyatu dengan

Volume 13, Nomor 2, Agustus 2015


251

06/09/15
HAYAD

perpustakaan sekolah, dan Laboratorium banyak pasif, sambil berharap mendapatkan


PAI (laboratorium PAI). Di perpustakaan bantuan buku keagamaan.
sekolah diupayakan agar tersedia
Posisi kepala sekolah sangat penting dan
literatur keagamaan yang lengkap, dan di
menjadi tokoh utama dalam menentukan
Laboratorium PAI, diupayakan agar tersedia
keberadaan perpustakaan / kepustakaan
semua buku yang mendukung pembelajaran
PAI di sekolah. Pada kasus sekolah yang
PAI, dan buku petunjuk (manual)
memiliki perpustakaan PAI sendiri (terpisah
pendukung media IT pembelajaran agama
dari perpustakaan sekolah) Kepala sekolah
Islam. Menjadi menarik untuk didiskusikan
berperan besar dalam: menunjukkan
apakah tempat di dalam perpustakaan
(mengambil keputusan) satu ruangan khusus
sekolah boleh atau tidak digunakan untuk
untuk menyimpan buku-buku keagamaan,
mengaji/ tadarus karena akan mengganggu
menugaskan GPAI untuk mengelolahnya.
siswa lainnya. Alternatifnya adalah
Secara umum, kepala sekolah sangat
menggunakan mushollah atau masjid
berperan dalam mengalokasikan buku ke-
sekolah sebagai tempat mengaji/tadarus,
pustakaan yang akan dibeli.
sehingga penempatan kitab suci Al-Qur’an
adalah di masjid, sementara di
perpustakaan sekolah adalah terjemahan, PENUTUP
dan bukan Al-Qur’an. Dari uraian tersebut di atas, beberapa
hal penting sebagai kesimpulan dan reko-
Tantangan dan Peluang mendasi adalah sebagai berikut:

Baik perpustakaan pendidikan agama


Kesimpulan
Islam (PAI) yang tergabung dengan
laboratorium, ataupun yang terdapat di a. Terdapat 4 bentuk praktek penye-
perpustakaan sekolah, tantangan besarnya lenggaraan perpustakaan pendidikan
adalah menyediakan koleksi buku yang agama Islam di sekolah umum, yakni:
banyak dan relevan. Sejauh ini, pengadaan perpustakaan PAI yang berdiri sendiri
buku-buku agama di sekolah, dan komite secara khusus, bergabung dengan per-
sekolah masih sangat lemah. Sekolah masih pustakaan sekolah, bergabung dengan
menghadapi tugas pemenuhan koleksi masjid atau mushollah sekolah, dan ber-
perpustakaan sains, yang juga dibutuhkan. gabung dengan laboratorium sekolah.
Prioritas sekolah ditujukan pada koleksi b. Tokoh penting yang menentukan
sains, sementara koleksi buku-buku keber- adaan perpustakaan dan
keagamaan dialokasikan dalam jumlah yang kepustakaan PAI adalah Kepala
kecil (untuk tidak menyebut “tidak ada”). sekolah dan Guru Pendidikan Agama
Sejauh ini, para guru pendidikan agama Islam (GPAI). Ke- pala sekolah
Islam (GPAI), Pengawas, dan Kepala Sekolah berperan sebagai peng- ambil kebijakan
tidak mengetahui prosedur, dan proses (decision maker) dalam mengalokasikan
pengadaan koleksi kitab suci al-Qur’an sumber daya yang dibutuhkan
dan buku agama lainnya. Pihak sekolah (resources: tempat/ruangan, alokasi
lebih anggaran, personal/staff), serta pada
tingkat yang rendah memberikan

252 EDUKASI: Jurnal Penelitian Pendidikan Agama dan Keagamaan

06/09/15
EKSIStENSI PErPUStAKAAN PENDIDIKAN AGAmA ISLAm DI SEKoLAH

persetujuan terhadap gagasan pengem- Rekomendasi


bangan perpustakaan keagamaan
di sekolah. Sementara GPAI banyak Sehubungan dengan kesimpulan
berperan sebagai inisiator, dan dan temuan di atas, penelitian ini
pelaksana operasional di lapangan. merekomendasikan hal-hal sebagai berikut:
Semangat dan jiwa kepemimpinan a. Penegasan definisi dan bentuk per-
(prakarsa) seorang guru pendidikan pustakaan PAI dalam konteks
agama Islam (GPAI) menjadi sumber kebijakan pemerintah (cq.
lahirnya masjid/ mushollah sekolah Kementerian agama). Apakah
beserta perpustakaan keagamaan di perpustakaan PAI adalah perpustakan
dalamnya. yang berdiri sendiri atau perpustakaan
c. Keberadaan koleksi buku keagamaan PAI sebagai kumpulan sumber belajar
berdasarkan KMA 211 tahun 2011, masih mata pelajaran PAI yang menyatu
sangat minim. Masih banyak terdapat dengan perpustakaan sekolah,
sekolah yang belum memiliki: Kitab musholah, dan laboratorium PAI.
suci Al-Qur’an, Buku Panduan belajar Perpustakaan Pendidikan Agama Islam
Al-Qur’an, Buku Panduan Tajwid, Al- di sekolah tidak perlu berdiri sendiri
Qur’an dan terjemah, Buku Ensiklopedia (secara ekslusif) dari perpustakaan
Al-Qur’an / Islamiyah, Buku PAI untuk sekolah.
SMA/SMK, Buku Aqidah Islamiah, b. Pemenuhan standard minimal koleksi
Buku Fiqh, Buku Akhlaq, Buku Hadis, PAI di sekolah. Hal ini perlu untuk
Buletin Islami, Media Asmaul Khusna, menjamin ketersediaan buku-buku
Buku Sejarah Kebudayaan Islam. dasar pendidikan agama, seperti: buku
Keberadaan koleksi buku perpustakaan pelajaran agama, kitab suci,
agama diperoleh dari anggaran sekolah terjemahan kitab suci, pelajaran
yang terbatas, bantuan (dropping dari tajwid, serta buku- buku wawasan
pemerintah), dan bantuan lembaga ketauhidan, akhlak, fiqhi, dan sejarah
yayasan. Alokasi dana sekolah untuk peradaban Islam. Penyediaan buku-
perpustakaan belum mencapai 10%. buku kepustakaan pendidikan agama
d. Pemanfaatan perpustakaan PAI atau yang maksimal di sekolah, dapat
kepustakaan PAI yang ada di perpus- memberikan manfaat besar kepada
takaan sekolah banyak diakses oleh siswa sebagai kontra-referensi
GPAI dan siswa dalam rangka terhadap buku-buku bacaan yang
mendukung pembelajaran PAI. tersebar tanpa sensor di masyarakat.
Beberapa bentuk penggunaan c. Penyatuan perpustakaan / kepustakaan
perpustakaan dalam men- dukung PAI dengan jaringan internet. Sekolah
pembelajaran PAI adalah: Siswa dan pemerintah perlu mengalokasikan
menggunakan perpustakaan untuk sumber daya agar di area perpustakaan
menyelesaikan tugas (baik atas sekolah atau bahkan di sekolah dapat
inisiatif sendiri ataupun atas perintah disediakan layanan free-hot-spot wifi.
dan penugasan dari GPAI); guru Hal ini untuk mempermudah siswa
menggunakan perpustakaan untuk mencari materi pelajaran yang sesuai
mencari bahan pembelajaran. dengan dinamika permasalahan dan
dinamika bermikirya sendiri.

06/09/15
EKSIStENSI PErPUStAKAAN PENDIDIKAN AGAmA ISLAm DI SEKoLAH
Volume 13, Nomor 2, Agustus 2015
253

06/09/15
HAYAD

SUMBER BACAAN Noerhayati S (1987): Pengelolaan Perpustakaan.


Bandung, Penerbit Alumni.
Pamoentjak, R. Syahrial (1986): Pedoman
Bafadhal, Ibrahim (1991): Pengelolaan Per-
Penyelenggaraan Perpustakaan Praktik.
pustakaan Sekolah. Jakarta, PT Bumi
Jakarta, Rineka Cipta.
Aksara.
Peraturan pemerintah Nomor 55 tahun 2007.
Basuki, Sulistiyo (1991): Pengantar ilmu per-
pustakaan. Jakarta, Gramedia Pustaka Prabantantyo, Natha Kosasi (2012): Korelasi
Utama. minat membaca di perpustakaan sekolah
dengan prestasi belajar siswa kelas IV SD
Lampiran Keputusan Menteri Agama RI
di kecamatan Pengasih kabupaten Kulon
Nomor 211 tahun 2011 Tentang:
Progo. Skripsi Fakultas Ilmu
Pedo- man pengembangan standar
Pendidikan Universitas Negeri
nasional Pendidikan agama Islam
Yogyakarta.
pada sekolah.
http://www.pendis.kemenag.go.id/ R. Suryana (1977): Membina Perpustakaan
pai/file/dokumen/14.kmanoomor211t Sekolah: pengantar teori dan praktek.
h2011tentangpedomanpengembangan Bandung, Ganaco.
standarnasionalpendidikanagamaislam Santoso, Wartini (2005): Bunga Rampai
padasekolah.pdf Kepus- takaan. Jakarta, Perpustakaan
Lance, Keith Curry (1994): The Impact of Nasional RI.
School Library Media Centers on Academic Undang-undang nomor 43 tahun 2007
Achievement. ERIC Digest. Syracuse, NY. tentang Perpustakaan.
http://rhsweb.org/library/colo.htm
Undang-Undang Republik Indonesia No. 20
Masturi, M. Habib (2011): Pengaruh peman- tahun 2003. Tentang Sistem pendidikan
faatan perpustakaan sekolah terhadap nasional.
prestasi belajar siswa: Studi kasus di
SMP Negeri 9 kota Tangerang Selatan. Van Hamersveld, Christian E (2007): A survey
Skripsi Fakultas Ilmu Tarbiyah dan of school administrators’ beliefs regarding
Keguruan. Universitas Islam Negeri the potential of school library programs
(UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta. to impact student achievement. Capella
University, http://gradworks.umi.
Milburga, C. Larasati (2001): Membina Per- com/32/58/3258360.html
pustakaan Sekolah. Yogyakarta, Kanisius.

254 EDUKASI: Jurnal Penelitian Pendidikan Agama dan Keagamaan

06/09/15

Anda mungkin juga menyukai