Motif batik tujuh rupa dari Pekalongan ini sangat kental dengan nuansa alam. Pada umumnya,
batik Pekalongan menampilkan bentuk motif bergambar hewan atau tumbuhan. Motif-motif
tersebut diambil dari berbagai campuran kebudayaan lokal dan etnis cina. Pasalnya, dulu
Pekalongan adalah tempat transit para pedagang dari berbagai negara. Sehingga, akulturasi
budaya itulah yang membuat batik Pekalongan sangat khas dengan alam, khususnya motif
jlamprang, motif buketan, motif terang bulan, motif semen, motif pisan bali dan motif lung-
lungan.
Motif batik Sogan sudah ada sejak zaman nenek moyang orang Jawa beberapa abad lalu. Batik
ini, didominasi oleh warna cokelat muda dan memiliko motif yang khas seperti, bunga dengan
aksen titik-titk atau lengkungan garis. Dulunya, batik ini dipakai raja-raja di Jawa khususnya
keraton kesultanan Solo. Namun, sekarang dapat dipakai oleh siapa saja, baik warga keraton
maupun orang biasa.
3. Motif Batik Gentongan (Madura)
Motif Gentongan berbeda dengan batik lainnya. Batik asal madura ini menggunakan motif
abstrak sederhana, tanaman atau kombinasi keduanya. Warna batik Gentongan biasanya
mengambil warna terang seperti merah, kuning, hijau, atau ungu. Batik Gentongan sendiri
diambil dari gentong, yakni gerabah yang dipakai sebagai wadah untuk mencelup kain batik pada
cairan warna.
Motif batik Mega Mendung cukup sederhana namun memberi kesan mewah. Motif mendung di
langit mega yang berwarna cerah inilah yang membuat batik Mega Mendung sangat cocok
dipakai orang tua maupun anak muda, baik perempuan maupun laki-laki.
Motif batik Keraton berasal dari kebudayaan jawa yang kental dengan sistem kekratonan dan
kesultanannya. Batik keraton ini melambangkan kearifan, kebijaksanaan, dan juga kharisma raja-
raja jawa. Dulunya, batik asal Yogya ini hanya boleh dipakai warga keraton saja, namun
sekarang sudah umum dipakai siapa saja. Ciri motif batik Keraton adalah motif bunga yang
simetris atau saya burung yang dikenal sebagai motif sawat lar. Motif ini bisa dibilang paling
banyak dipakai baik oleh orang Indonesia maupun orang luar negeri.
Motif batik Simbut berbentuk daun yang menyeruai daun talas. Motif tersebut merupakan motif
yang paling sederhana, hanya menyusun dan merapikan satu jenis motif saja. Motif Simbut
berasal dari suku Badui pedalaman di Sunda yang kental dengan peradaban lama. Namun,
seiring dengan berjalannya waktu, para penduduk badui yang menerima modernitas
mengembangkan batik ini di daerah pesisir Banten. Sehngga batik motif Simbut dikenal juga
dengan batik Banten.
Parang berasal dari kata pereng atau miring. Bentuk motifnya berbentuk seperti huruf "S" miring
berombak memanjang.Motif Parang ini tersebar di seluruh Jawa, mulai dari Jawa Tegah,
Jogjakarta dan Jawa Barat. Biasanya, perbedaannya hanya terletak pada aksen dari batik Motif
parang tersebut. Misalkan, di Jogja ada motif Parang Rusak dan Parang Barong, di Jawa Tengah
ada Parang Slobog, serta di Jawa Barat ada Parang Klisik.
Motif batik ini terinspirasi buah kolang kaling. Bentuk kolang kaling yang lonjong tersebut
disusun empat sisi membentuk lingkaran. Motif Kuwung sering diidentikan dengan motif
sepuluh sen kuno, karena bentuknya yang bulat dengan lubang ditengahnya. Motif ini berasal
dan berkembang di Jawa Tengah dan Jogjakarta. Biasanya motifnya sama, hanya bedanya pada
hiasan atau aksennya saja. Batik ini juga termasuk motif batik Indonesia yang paling banyak
dipakai.
Batik geblek renteng merupakan motif batik yang menyerupai bentuk makanan khas Kulon
Progo. Bentuknya berupa pola angka delapan. Geblek makanan olahan dari singkong dan
merupakan satu makanan khas yang menjadi identitas Kulon Progo, sementara renteng berarti
rentengan atau ikatan satu sama lain saat digoreng. Motif geblek renteng adalah motif batik dari
hasil lomba desain batik khas Kulonprogo yang diadakan tahun 2012 lalu. Saat ini motif ini
semakin popular setelah pada hari-hari tertentu seluruh pegawai di Pemkab Kulon Progo dan
siswa sekolah diwajibkan untuk memakainya. Dampaknya perajin batik di sentra batik
Kecamatan Lendah omzetnya naik cukup signifikan. (AWB)