Hasil yang diperoleh dari pemeriksaan karakteristik pada bunga honje hutan terdapat pada
tabel 4.1
Tabel 4.1 Hasil pemeriksaan karakteristik daun dan bunga honje hutan (Etlingera
hemisphaerica (Blume) R.M.Sm.
Penetapan kadar abu dari simplisia diantaranya kadar abu total, kadar abu larut air dan
kadar abu tidak larut asam. Tujuan dilakukan penetapan kadar abu total adalah untuk
memeriksa jumlah senyawa anorganik yang terkandung pada simplisia dalam bentuk
oksida logam dari tanaman dan kemungkinan terpapar cemaran luar. Lalu untuk
penetapan kadar abu larut air bertujuan untuk mengetahui adanya senyawa anorganik
yang terkandung pada simplisia yang dapat larut dalam air. Sedangkan penetapan kadar
abu tidak larut asam bertujuan untuk mengetahui adanya senyawa anorganik yang
terkandung pada simplisia yang tidak dapat larut dalam asam.
Penetapan kadar sari terbagi menjadi 2, kadar sari llarut air dan kadar sari larut etanol.
Penetapan kadar sari larut air bertujuan untuk mengetahui banyaknya metabolit sekunder
dala simplisia yang dapat larut dalam air. Senyawa-senyawa yang bersifat polar akan
tersari dalam pelarut air, untuk senyawa yag bersifat semipolar-nonpolar akan tersari pada
pelarut etanol. Hasil penelitian menunjukan bahwa simplisia bunga honje hutan lebih
banyak tersari dalam pelarut air disbanding dengan pelarut etanol.
Penetapan kadar air dilakukan menggunakan metode destilasi azeotrop. Tujuan dilakukan
penetapan kadar air adalah untuk mengetahui batas minimal atau rentang besarnya
kandungan air dalam bahan. Jumlah air yang tinggi dapat menjadi media tumbuhnya
mikroorganisme yang dapat merusak senyawa yang terkandung dalam simplisia
(Departemen Kesehatan Republik Indonesia, 2000). Hasil yang diperoleh dari penetapan
kadar air memenuhi persyaratan, yaitu sebesar ≤10,00% v/b.
Pada penapisan fitokimia bertujuan untuk mengidentifikasi adaya golongan senyawa
metabolit sekunder yang terkandung dalam ekstrak dan simplisia bunga honje hutan.
Beberapa golongan metabolit sekunder yang diuji yaitu alkaloid, flavonoid, tanin, polifenol,
saponin, kuinon, steroid-triterpenoid, monoterpenoid-seskuiterpenoid.
Hasil tabel 4.2 menunjukan hasil penapisan fitokimia ekstrak dan simplisia bunga honje
hutan (Etlingera hemisphaerica (Blume) R.M.Sm) positif mengandung metabolit sekunder
flavonoid, polifenol, kuinon, monoterpenoid-seskuiterpenoid.
Pengujian repelan terhadap nyamuk Aedes Aegypti bertujuan untuk mengetahui efektivitas
ekstrak etanol 96% bunga honje hutan sebagai penolak nyamuk. Daya proteksi dari setiap
konsentrasi yang dibuat dihitung dengan rumus persentase penolakan (%P). Hasil
pengujian repelan pada bunga honje hutan dapat dilihat pada Tabel 4.4.
Tabel 4.4 Hasil pengujian Repellen bunga honje hutan
Konsentrasi Jam Ke- Rata-rata
0 1 2 3 4 5 6 Daya Proteksi (%)
30% 100 100 100 100 100 45 90 90,71
50% 100 100 100 100 100 100 100 100
70% 100 100 100 100 100 100 100 100
90% 100 100 100 100 100 100 100 100
Kontrol (+) 100 100 100 100 100 100 100 100
Berdasarkan hasil pengujian repelan terhadap nyamuk Aedes Aegypti dapat ditunjukkan
bahwa ekstrak etanol bunga honje hutan menunjukkan aktivitas penolakan yang kuat
karena memiliki daya proteksi yang tinggi (> 90%) disetiap konsetrasinya bahkan
konsentrasi 50% ; 70% ; 90% menunjukkan hasil yang sama dengan kontrol positif yang
menggunakan losion anti nyamuk ternama.
BAB 5 POTENSI HASIL
Menciptakan artikel ilmiah dengan bentuk original article yang akan dipublikasi pada
jurnal nasional ter-akreditasi dan dapat memberikan manfaat sebagai sumber rujukan
penelitian selanjutnya dari marga Etlingera, khususnya honje hutan Etlingera
hemisphaerica (Blume) R.M.Sm.