PENDAHULUAN
Dalam era otonomi daerah saat ini dimana daerah mempunyai urusan-
urusan wajib dan pilihan sesuai yang diatur dalam UU Nomor 32 tahun
2004 tentang Pemerintah Daerah, maka setiap daerah mempunyai
keinginan untuk memberikan pelayanan yang prima kepada masyarakat,
memberdayakan masyarakat dan meningkatkan kesejahteraannya di semua
aspek kehidupan masyarakat. Salah satu urusan yang menjadi urusan
wajib yang di amanatkan kepada Pemerintah Daerah adalah urusan
kesehatan.
Untuk menjamin tercapainya tujuan pembangunan kesehatan,
diperlukan dukungan Sistem Kesehatan Nasional yang tangguh. Di
Indonesia, Sistem Kesehatan Nasional (SKN) telah ditetapkan pada tahun
2004.. Disamping Undang – Undang No 25 tahun 2004 tentang Sistem
Perencanaan Pembangunan Nasional dan Undang – Undang Nomor 23
Tahun 1992 tentang kesehatan, SKN telah berperan besar sebagai acuan
dalam penyusunan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional
(RPJMN). Disamping itu SKN juga berperan sebagai acuan dalam
penyusunan berbagai kebijakan, pedoman dan arah pelaksanaan
1
BAB II
GAMBARAN UMUM RUMAH SAKIT
BAB III
VISI, MISI, NILAI – NILAI DAN TUJUAN
BAB IV
STRUKTUR ORGANISASI RUMAH SAKIT
BAB VI
URAIAN JABATAN
2
1. Merencanakan program kerja di instalasi sebagai pedoman
pelaksana tugas.
2. Mempelajari peraturan-peraturan yang berlaku demi kelancaran
pelaksanaan tugas.
3. Mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan, ketrampilan, dan
pengembangan diri/personel lainnya.
4. Melaksanakan koordinasi dengan unit terkait.
5. Mendistribusikan tugas kepada seluruh bawahan sesuai dengan
bidang tugasnya agar tepat waktu dan tepat sasaran.
6. Memberikan petunjuk dan arahan kepada bawahan agar
pelaksanan tugas sesuai dengan pedoman yang berlaku
7. Menyusun konsep naskah dinas.
8. Membuat laporan kinerja.
9. Mengevaluasi dan menilai kinerja bawahan sesuai dengan
pedoman yang berlaku
B. Unit Laundry
1. Koordinator Laundry
a. Menyiapkan rencana kegiatan pengelolaan linen
b. Mengkoordinir pelaksanaan kegiatan yang berkaitan dengan
pengelolaan linen.
c. Memberikan petunjuk pelaksanaan kepada bawahan dalam
menyelesaikan kegiatan.
d. Memantau pelaksanaan kegiatan pengelolaan linen.
e. Melaksanakan monitoring dan evaluasi pengelolaan linen.
f. Membuat laporan kegiatan kepada atasan baik isan
maupun tertulis.
g. Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan atasan
3
d. Memisahkan linen infeksius dan non infeksius.
e. Mendesinfeksi linen dengan desinfektan
f. Mencuci linen baik secara manual maupun dengan mesin.
g. Mengeringkan linen dengan alat pengering.
h. Menyetrika linen.
i. Melipat linen dan menyusunnya sesuai asal linen.
j. Melaksanakan tugas-tugas yang diberikan oleh atasan
3. Bagian distribusi linen
a. Mencatat jumlah linen yang akan didistribusi.
b. Memisahkan linen bersih menurut asal linen.
c. Mencatat/merekap jumlah linen yang keluar masuk dalam
buku register linen.
d. Melaksanakan tugas-tugas yang diberikan oleh atasan
4. Bagian pemeliharaan linen
a. Menyimpan linen pada tempat yang tersedia.
b. Menjahit linen yang sobek/rusak atas permintaan dari
ruangan.
c. Memberikan identifikasi ulang pada linen yang kodenya
tidak kelihatan
d. Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh
atasan.
C. Unit CSSD
1. Koordinator CSSD
a. Bertanggung jawab sebagai kepala instalasi CSSD
apabila kepala instalasi CSSD sedang berhalangan hadir.
b. Bertanggung jawab kepada kepala instalasi pusat
sterilisasi
c. Membantu kepala instalasi dalam pengendalian
dan penanganan alat, supervisi langsung, mengajar/merevisi
prosedur baru, mengevaluasi staf dan melaporkannya kepada
kepala instalasi CSSD.
d. Membuat laporan orientasi untuk tenaga baru.
4
e. Membuat rencana kebutuhan bahan dan alat
sesuai dengan kebutuhan masing-masing sub instalasi.
f. Membuat rencana perbaikan dan penggantian
alat yang rusak.
g. Membuat laporan hasil kerja masing-masing sub
instalasi kepada kepala instalasi.
h. Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan
atasan
2. Pengadminsitrasi
a. Bertanggung jawab kepada kepala instalasi
b. Membantu kepala instalasi dalam penyusunan
perencanaan berdasarkan masukan dari kepala sub instalasi.
c. Rekapitulasi laporan kegiatan masing-masing sub
insatalasi.
d. Menyiapkan keperluan administrasi.
e. Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan
atasan
3. Staff Pusat Sterilisasi (CSSD)
a. Bertanggung jawab kepada kepala instalasi.
b. Mengikuti prosedur kerja/standar prosedur operasional yang
telah dibuat.
c. Dapat menjalankan pekerjaan baik dengan perintah langsung
maupun tidak langsung / telepon.
d. Dapat mengerjakan pekerjaan rutin/berulang-ulang yang
relatif membosankan.
e. Dapat menerima tekanan kerja dan kadang-kadang lembur.
f. Memakai APD seperti apron, masker, penutup kepala, alas
kaki, dan sarung tangan.
g. Memelihara peralatan pusat sterilisasi, alat, dan bahan steril.
5
BAB VII
TATA HUBUNGAN KERJA
A. Internal
Untuk dapat memberikan pelayanan sterilisasi, kepala instalasi
dibantu oleh :
a. Penanggung jawab administrasi
b. Koordinator laundry
c. Sub bagian pengelolaan linen
d. Sub bagian distribusi laundry
e. Sub bagian pemeliharaan
f. Koordinator CSSD
g. Sub instalasi dekontaminasi, sterilisasi,dan produksi
h. Sub instalasi pengawasan mutu, pemeliharaan sarana &
peralatan, k3 dan diklat
i. Sub instalasi distribusi CSSD
Masing-masing memiliki tanggung jawab kepada kepala instalasi
dan dalam memberikan pelayanan sediaan linen ke seluruh unit di RS
harus sesuai dengan SOP yang ada. Sub bagian distribusi laundry
memiliki keterkaitan dengan sub instalasi dekontaminasi, sterilisasi,
dan produksi CSSD dalam proses penyediaan linen steril guna
kebutuhan unit yang membutuhkan linen steril. Perencanaan dan
pengambilan kebijakan dilakukan dengan rapat koordinasi rutin
maupun yang bersifat urgen.
B. Extern
Instalasi pusat sterilisasi melayani semua unit di rumah sakit
(IBS, IRJ, IRNA, IGD) yang membutuhkan sediaaan alat dan bahan
dalam kondisi bersih. Dalam melaksanakan tugas sehari-hari Instalasi
laundry & CSSD selalu berkaitan dengan instalasi lain yaitu :
a. Instalasi Pemeliharaan Sarana RS dalam pemeliharaan peralatan.
b. Instalasi farmasi dalam pemenuhan suplai indikator, desinfektan,
bahan habis pakai CSSD dan perbekalan medis lain.
6
c. Sanitasi dalam penyediaan suplai air, uji mikrobiologi dan
pengelolaan limbah.
d. Perlengkapan (bag. Rumah Tangga) dalam pemenuhan alat tulis,
dan suplai perbekalan non medis lainnya).
Pengelolaan etik disesuaikan dengan masing masing unit terkait.
Perencanaan klinis dan pengambilan kebijakan berdasarkan pada
rapat koordinasi lintas instalasi guna menunjang pelayanan di
instalasi pusat sterilisasi.
7
BAB VIII
POLA KETENAGAAN DAN KUALIFIKASI PERSONIL
Mengetahui tentang
pelayanan sterilisasi atau
Minimal S1
Kepala dekontaminasi
1 1 Bidang
Instalasi
Kesehatan Pernah mengikuti pelatihan
managemen laundry RS.
Pernah mengikuti pelatihan
dibidang K3
Pernah mengikuti Pelatihan
PPI
Mampu mengoperasionalkan
komputer
Mampu mengoperasionalkan
komputer
Mengetahui tentang
pelayanan sterilisasi atau
dekontaminasi
Minimal D3
2 Koordinator Bidang Pernah mengikuti pelatihan
Kesehatan dibidang K3
Pernah mengikuti Pelatihan
Management Laundry RS
Pernah mengikuti pelatihan
sterilisasi dasar ( untuk
coordinator CSSD )
Mampu mengoperasionalkan
komputer
Minimal Pernah mengikuti pelatihan
3 Administrasi
SMA/Sederajat pengadministrasian.
Rapi dan teliti didalam
administrasi
8
Teliti, jujur dan cermat
Bagian Pernah mengikuti pelatihan
Minimal
4 pengelolaan Laundry
SMA/Sederajat
linen
Mampu beradaptasi dengan
kondisi kerja
Bagian Minimal SMA /
5 Teliti, jujur dan cermat
Pemeliharaan sederajat
Mampu beradaptasi dengan
kondisi kerja
6
Teliti, jujur dan cermat
Bagian Minimal
distribusi SMA/Sederajat Mampu beradaptasi dengan
kondisi kerja
BAB IX
KEGIATAN ORIENTASI
9
Dalam mengenalkan kegiatan di instalasi laundry dan CSSD untuk
karyawan atau pegawai baru, maka dilakukan orientasi, adapun kegiatan
orientasi karyawan atau pegawai baru dibagi menjadi 2 yaitu :
1. Kegiatan Orientasi Umum : Perkenalan dan adaptasi lingkungan kerja
secara non teknis, terutama memahami profil RS meliputi :
a. Struktur organisasi, visi, misi, motto RS, nilai- nilai budaya kerja.
b. Peraturan-peraturan rumah sakit.
c. Pemahaman sistem layanan, sistem keselamatan pasien dan
prinsip-prinsip kerjasama tim.
Kegiatan orientasi umum dilakukan selama 7 hari.
2. Kegiatan Orientasi Khusus : Perkenalan dan adaptasi lingkungan kerja
secara teknis, meliputi :
a. Pengenalan struktur organisasi instalasi dan tupoksi.
b. Jenis pelayanan di instalasi, tata laksana pelayanan, alur kerja.
c. Pengenalan mengenai indikator mutu, SPM.
d. Pengenalan mengenai risiko infeksi nosokomial dan cara
pencegahan.
e. Pengenalan cara cuci tangan yang benar / hand hygiene.
f. Pengenalan mengenai bahaya / risiko kecelakaan kerja.
g. Pembelajaran mengenai cara menggunakan APD yang benar
BAB X
10
PERTEMUAN/ RAPAT
BAB XI
11
PELAPORAN
A. Harian
a. Unit Laundry
Kegiatan harian tertulis dalam buku kegiatan harian, blanko
maupun checklist, yaitu :
1. Banyaknya linen yang dicuci
2. Banyaknya linen infeksius yang dicuci
3. Jumlah cycle mesin cuci dan mesin pengering yang dipakai
4. Jumlah linen yang rusak
5. Jumlah linen yang diperbaiki
6. Kelengkapan pemakaian APD petugas pengelola linen
infeksius
7. Kelengkapan jumlah linen saat distribusi
8. Pemakaian chemical untuk pencucian linen
b. Unit CSSD
Kegiatan harian tertulis pada buku kegiatan harian, blanko,
maupun checklist, yaitu :
1. Jumlah instrument dan duk ( set ) yang disterilkan pada hari
itu
2. Jumlah cycle steam suhu tinggi
3. Jumlah cycle steam suhu rendah
4. Jumlah produksi kassa steril
5. Jumlah kassa steril yang dibutukan oleh depo farmasi
6. Jumlah instrument yang dipinjam ruangan pada hari itu
B. Bulanan
a. Unit Laundry
1. Semua kegiatan harian direkapitulasi setiap akhir bulan dan
dilaporkan ke Bidang Penunjang.
2. Laporan Indikator mutu Laundry
3. Laporan Standart Pelayanan Minimal / SPM laundry
12
4. Laporan Stok opnam gudang linen unit Laundry
b. Unit CSSD
1. Semua kegiatan harian direkapitulasi setiap akhir bulan dan
dilaporkan ke Bidang Penunjang.
2. Laporan Indikator mutu CSSD
3. Laporan Stok opnam gudang unit CSSD
C. Tahunan
Semua laporan bulanan direkap dalam satu tahun menjadi
laporan tahunan, dilaporkan kepada Direktur melalui Bidang
Penunjang.
13