1, April 2019
ISSN :
Abstrak – Indonesia adalah salah satu negara penghasil Senyawa diklorometana dapat diproduksi dengan
klorin dimana bahan ini dapat diproses untuk menghasilkan klorinasi fase gas metil klorida (CH3Cl) dan klorin (Cl2)
diklorometana. Senyawa diklorometana atau biasa disebut pada suhu tinggi [2]. Penggunaan utama senyawa
metilen klorida merupakan salah satu senyawa
klorometana. Pra-rancangan pabrik diklorometana dengan diklorometana sebagai membuat refrigerant, produksi
kapasitas 8500 ton/tahun akan dibagun di Kawasan Industri silikon, sebagai pelarut dan pembersih cat (30%),
Cilegon, Banten. Bahan baku berupa gas klorin dan metil pembentukan film pada kontak logam (20%),
klorida. Pabrik dirancang beroperasi secara kontinyu pembersihan logam (10%), untuk aerosol, farmasi, proses
selama 330 hari, 24 jam per hari dengan jumlah karyawan kimia dan busa poliuretan.
sebanyak 150 orang. Proses Pembuatan diklorometana Namun, hingga saat ini Indonesia belum memiliki
dengan cara mereaksikan metil klorida dan klorin dalam
pabrik diklorometana. Hal ini tidak sejalan dengan
reaktor plugflow multitube pada suhu 300oC dan tekanan 3
atm. Produk gas keluaran reaktor masuk ke absorber untuk peningkatan impor diklorometana yang setiap tahun
mengurangi kandungan asam klorida (HCl) yang keluar semakin meningkat. Bahan kimia tersebut masih diimpor
dibagian bawah absorber. Gas hasil atas absorber masuk dari Amerika Serikat, Perancis, Jerman, Inggris,
kedalam separator untuk memisahkan metil klorida yang Singapura dan Taiwan. Dengan adanya bahan baku klorin
tidak bereaksi untuk diumpankan kembali ke reaktor. Gas yang banyak diproses di dalam negeri dan meningkatnya
yang bebas metil klorida diumpankan ke menara distilasi kebutuhan diklorometana dapat berpotensi adanya
untuk dipisahkan diklorometana dan produk samping yaitu pembangunan pabrik diklorometana di Indonesia.
kloroform dan karbon tetraklorida. Bentuk perusahaan dari Oleh karena itu, dalam penelitian ini akan dibuat suatu
pabrik diklorometana adalah PT (Perseroan Terbatas)
pra-rancangan pabrik diklorometana dengan bahan baku
dengan struktur organisasi line and staff. Sistem kerja
karyawan berdasarkan pembagian jam kerja yang terdiri metil klorida dan klorin berkapasitas 8500 ton/tahun.
dari karyawan shift dan non shift. Berdasarkan hasil analisis Sehingg, inovasi proses produksi maupun pembangunan
ekonomi dan kelayakan pabrik diperoleh Return On pabrik baru yang menghasilkan produk bernilai ekonomis
Investment (ROI) sebelum pajak sebesar 45,96% dan setelah seperti diklorometana akan menambah devisa negara.
pajak sebesar 36,76%. Pay Out Time (POT) sebelum pajak Selain itu, pendirian pabrik diklorometana diharapkan
sebesar 1,9 tahun dan setelah pajak sebesar 2,2 tahun. Break mendorong pertumbuhan dan perkembangan industri-
Even Point (BEP) sebesar 45,36%. Shut Down Point (SDP) industri lain sehingga mampu menciptakan lapangan kerja
sebesar 34,14%. Discounted Cash Flow (DCF) sebesar baru di Indonesia.
25,26%. Dengan demikian pra-rancangan pabrik
diklorometana dengan kapasitas 8.500 ton/tahun layak
untuk dipertimbangkan pendiriannya. II. METODOLOGI PENELITIAN
Kata Kunci: Diklorometana, klorin, termalklorinasi, metil Langkah-langkah dalam pra-rancangan pabrik
klorida diklorometana dapat dijelaskan sebagai berikut :
a. Riset dan Analisis Pasar
Tahap awal yang dilakukan pada pra-rancangan pabrik
ini yaitu melakukan riset mengenai kebutuhan dan
I. PENDAHULUAN
produksi dari produk diklorometana. Kemudian pemilihan
Indonesia merupakan negara berkembang yang saat bahan baku, kebutuhan pasar dan daya saing pasar serta
ini banyak melakukan pembangunan disegala bidang. pemilihan lokasi pabrik yang akan dibangun berdasarkan
Salah satu perkembangan yang cukup pesat adalah sektor pertimbangan ekonomis.
industri terutama pembangunan sektor industri kimia. b. Perancangan Proses Pabrik Diklorometana
Peningkatan industri kimia juga didukung jumlah bahan Perancangan proses diawali dengan pemilihan proses
baku yang tersedia. Indonesia adalah salah satu negara pembuatan diklorometana dari beberapa proses yang ada.
penghasil klorin dimana bahan ini dapat diproses untuk Kemudian penyusunan diagram alir proses pabrik berupa
menghasilkan diklorometana. diagram alir kuantitatif dan diagram alir kualitatif..
Senyawa diklorometana atau biasa disebut metilen c. Perhitungan Kapasitas Perancangan
klorida merupakan salah satu senyawa klorometana selain Besarnya kapasitas pabrik pembuatan diklorometana
kloroform (CHCl3) dan karbon tetraklorida (CCl4). dapat ditentukan berdasarkan orientasi produk dan
-1-
Pra-Rancangan Pabrik Diklorometana
mengacu kepada kebutuhan diklorometana dalam negeri. Table 1. Data Impor dan Ekspor Diklorometana (CH2Cl2)
d. Pertimbangan Keselamatan dan Lingkungan
Pertimbangan keselamatan dan lingkungan dilakukan Tahun Impor (kg) Ekspor (kg)
berdasarkan pertimbangan bahan-bahan, proses operasi 2011 11.557.435 10.000
pabrik dan jenis-jenis limbah yang dapat menimbulkan 2012 10.547.176 200
bahaya. Hal ini untuk menghindari dan mengatasi potensi
2013 11.507.399 96
terajdinya bahaya tersebut.
e. Spesifikasi Alat Proses 2014 11735396 0
Pemilihan alat dilakukan berdasarkan kesesuaian 2015 11.643.206 0
proses pabrik yang akan dirancang. Spesifikasi alat ini 2016 12.334.454 0
meliputi jenis, ukuran, material yang digunakan dan 2017 12.409.029 0
( sumber : Badan Pusat Statistik Tahun 2011-2017)
jumlah yang diperlukan.
f. Tata Letak Pabrik dan Instrumentasi Berdasarkan data tersebut diperoleh proyeksi
Penentuan tata letak pabrik bertujuan untuk kebutuhan diklorometana hingga tahun 2024, yang tertera
memperhitungkan faktor-faktor keselamatan serta pada tabel 2 dibawah ini,
kemudahan pemeliharaan pabrik. Tata letak ini akan Table 2. Proyeksi Kebutuhan Diklorometana (CH2Cl2)
ditampilkan berupa desain gambar yang mencaku
berbagai area di lokasi pabrik. Tahun Konsumsi (kg/tahun
g. Sistem Manajemen Operasi Pabrik
2018 12.571.320
Keberhasilan suatu perusahaan dalam meningkatkan
pendapatannya sangat tergantung pada struktur, bentuk 2019 12.795.075
dan manajemen dari perusahaan tersebut. Pada pra- 2020 13.018.830
rancangan pabrik akan dipilih bentuk perusahaan, 2021 13.242.585
pembentukan struktur organisasi serta memperhitungkan 2022 13.466.340
kebutuhan tenaga kerja dan jadwal kerja. 2023 13.690.095
h. Investasi dan Perhitungan Ekonomi 2024 13.913.851
Pada prarancangan pabrik diklorometana ini
dilakukan evaluasi atau penilaian investasi yang bertujuan Pabrik diklorometana ini direncanakan dibangun pada
mengetahui apakah pabrik yang dirancang akan awal tahun 2022 dan pada tahun 2024 sudah dapat
menguntungkan atau tidak. Kelayakan investasi modal berproduksi. Pabrik akan beroperasi dengan kapasitas
pada sebuah pabrik yang akan dianalisis meliputi : 8.500 ton/tahun dimana memenuhi 60% dari peluang
a. Profitability pasarnya.
b. % Profit on Sales (POS) Lokasi yang dipilih untuk pendirian pabrik berada di
c. % Return on Investment (ROI) kawasan industri Cilegon, Banten. Pertimbangan lokasi
d. Pay Out Time (POT) ini berdasarkan pada faktor ekonomis diantaranya dekat
e. Break Event Point (BEP) dengan produsen bahan baku klorin yang berada di
f. Shut Down Point (SDP) Cilegon, pemasaran produk yang sebagian besar untuk
g. Discounted Cash Flow (DCF) industri polyurethane, pemenuhan utilitas dan sarana
transportasi yang cukup mudah diakses.
III. HASIL DAN PEMBAHASAN 3.2 Perancangan Proses Pabrik Diklorometana
3.1 Riset dan Analisis Pasar Secara umum diklorometana dapat dibuat dengan
Riset yang dilakukan pada penelitian ini berupa beberapa cara, antara lain [5] :
pemilihan bahan baku dan analisis pasar terhadap produk 1. Proses termalklorinasi
diklorometana yang akan dijual. Bahan baku yang 2. Proses fotoklorinasi
Pada perancangan pabrik ini dipilih proses
digunakan pada produksi diklorometana adalah gas klorin
termalklorinasi. Proses ini didasarkan pada reaksi
(Cl2) yang diperoleh dari PT. Asahimas dan metil klorida
klorinasi langsung terhadap metil klorida pada suhu yang
(CH3Cl). Selain diklorometana sebagai produk utama,
tinggi. Temperatur reaksi antara 275 sampai 450 oC.
dihasilkan pula produk samping yakni kloroform, karbon Reaksi terjadi pada fase gas. Reaksi antara metil klorida
tetraklorida dan Asam klorida. dengan klorin merupakan reaksi multistep dan
Analisa pasar merupakan langkah untuk mengetahui berlangsung secara eksotermis irreversible. Konversi dari
seberapa besar minat pasar terhadap suatu produk. Analisa proses ini adalah 52,5% terhadap metil klorida dan 99%
pasar ini didasarkan pada data perkembangan ekspor dan terhadap klorin, memiliki impuritas yang sedikit serta
impor serta kebutuhan dalam negeri akan diklorometana. yield sebesar 80-92% [5] :
Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik (BPS) dari Reaksi pembentukan diklorometana dilakukan di
tahun 2011-2017 diperoleh data impor dan ekspor dalam reaktor jenis plugflow multitube. Gas klorin
diklorometana yang terlihat pada tabel 1 berikut ini, direaksikan dengan gas metil klorida menghasilkan
diklorometana (CH2Cl2), kloroform (CHCl3), karbon tetra
klorida (CCl4) dan asam klorida (HCl). Kemudian hasil
-2-
Pra-Rancangan Pabrik Diklorometana
keluaran reaktor dimasukkan ke absorber (AB-101) untuk limbah pada perancangan pabrik diklorometana, yaitu [6]
dipisahkan dari HCl. Gas produk yang sudah terpisah :
dialirkan ke separator (SP-103). Separator ini bertujuan 1. Pencengahan terjadinya insiden pencemaran
untuk memisahkan sisa metil klorida (CH3Cl) yang tidak a. House keeping, untuk mencegah terjadinya
bereaksi. Campuran diklorometana dan produk kebocoran, ceceran atau tetesan bahan pencemar
sampingnya yang sudah terbebas ari metil klorida b. Mengendalikan kondisi operasi pabrik sesuai SOP
dimasukkan ke dalam kolom distilasi (MD-101) untuk c. Operasi penanggulangan keadaan darurat
mengambil produk utama. Produk atas berupa d. Melakukan minimisasi limbah dengan cara daur
diklorometana, sedangkan produk bawah campuran ulang (recycling), penggunaan kembali (reduse).
kloroform (CHCl3) dan karbon tetraklorida (CCl4) 2. Memasang dan mengoperasikan alat pengolahan
dipisahkan di kolom distilasi yang kedua (MD-102). limbah
Berikut ini adalah diaram alir kualitatif proses pabrik 3. Pemantauan kualitas air limbah sesuai baku mutu
diklorometana : industri kimia.
Aliran recycle
Program pemantauan lingkungan untuk menjaga
Cl₂ CH₂Cl₂
CHCl₃
CH₂Cl₂
CHCl₃
kualitas air limbah dan badan air penerima (sungai)
HCl P = 3 atm P = 3 atm CH₃Cl CCl₄
H₂O
T = 40,5°C T = 32,046°C CH₂Cl₂
HCl
P = 1 atm
T = 39,372°C
P = 1 atm
T = 60,71°C dilakukan secara kontinyu oleh bagian ekologi yang
P = 9,18 atm P = 9,18 atm Cl₂
T = 30°C
Cl₂
HCl
V-101
T = 30,58°C HCl
SP-101 dianalisasi oleh laboratorium intern, dan laboratorium
P = 3 atm
P = 9,18 atm Cl₂
Aliran recycle T = 30,58°C HCl
T = 300°C CH₃Cl
CH₂Cl₂
HCl CH₂Cl₂
instansi pemerintah yang terkait dengan pemantauan
CH₃Cl R-101 AB-101
P = 3 atm CHCl₃
T = 31,904°C CCl₄
SP-103
P = 1 atm
T = 46,186°C
MD-101
CHCl₃
CCl₄
MD-102
lingkungan.
CH₂Cl₂ P = 3 atm CH₂Cl₂
CH₃Cl CHCl₃
HCl T = 300°C CH₂Cl₂ CCl₄
CH₃Cl
HCl
CHCl₃
CCl₄
3.5 Spesifikasi Alat Proses
CH₂Cl₂
-3-
Pra-Rancangan Pabrik Diklorometana
-4-
Pra-Rancangan Pabrik Diklorometana
saham, dimana tiap sekutu turut mengambil bagian termasuk karyawan harian adalah direktur, staf ahli,
sebanyak satu saham atau lebih. kepala bagian, kepala seksi serta karyawan yang berada di
Struktur organisasi merupakan salah satu faktor kantor. Pembagian kerja karyawan non shift sebagai
penting yang dapat menunjang kelangsungan dan berikut :
kemajuan perusahaan. Hal ini dikarenakan berhubungan Jam kerja :
dengan komunikasi yang terjadi dalam perusahaan demi Hari Senin-Kamis : Jam 08.00 – 17.00
tercapainya kerjasama yang baik antar karyawan. Untuk Hari Jumat : Jam 08.00 – 17.00
mendapatkan sistem organisasi yang baik maka perlu Jam istirahat :
diperhatikan beberapa azas yang dapat dijadikan Hari Senin-Kamis : Jam 12.00 – 13.00
pedoman, antara lain : Hari Jumat : Jam 11.00 – 13.00
a. Pendelegasian wewenang
b. Perumusan tujuan perusahaan dengan jelas Setelah perencanaan produksi disusun dan proses
c. Pembagian tugas kerja yang jelas produksi dijalankan, perlu adanya pengawasan dan
d. Kesatuan perintah dan tanggung jawab pengendalian produksi agar proses berjalan baik. Kegiatan
e. Sistem kontrol asas kerja yang telah dilaksanakan proses produksi diharapkan menghasilkan produk dengan
f. Organisasi perusahaan yang fleksibel mutu sesuai dengan standar dan jumlah produk sesuai
Dengan berpedoman terhadap asas-asas tersebut, dengan rencana dalam jangka waktu sesuai jadwal.
maka dipilih organisasi kerja berdasarkan Sistem Line and a. Pengendalian Kualitas
Staff. Pada sistem ini, garis wewenang lebih sederhana, Penyimpangan kualitas terjadi karena mutu bahan
praktis dan tegas. Demikian pula dalam pembagian tugas baku tidak baik, kerusakan alat, dan penyimpangan
kerja seperti yang terdapat dalam sistem organisasi operasi. Hal - hal tersebut dapat diketahui dari monitor
fungsional, sehingga seorang karyawan hanya akan atau hasil analisis laboratorium.
bertanggung jawab pada seorang atasan saja. Berikut ini b. Pengendalian Kuantitas
jumlah karyawan menurut jabatan pada pra-rancangan Penyimpangan kuantitas terjadi karena kesalahan
pabrik diklorometana, operator, kerusakan mesin, keterlambatan bahan baku
serta perbaikan alat yang terlalu lama. Penyimpangan
Table 7. Jumlah Karyawan Menurut Jabatan perlu diketahui penyebabnya, baru dilakukan evaluasi.
No Jabatan Jumlah Kemudian dari evaluasi tersebut diambil tindakan
1 Direktur Utama 1 seperlunya dan diadakan perencanaan kembali dengan
2 Direktur Teknik dan Produksi keadaan yang ada.
1
c. Pengendalian Waktu
3 Direktur Keuangan dan Administrasi 1
Untuk mencapai kuantitas tertentu perlu adanya waktu
4 Staff Ahli 3 tertentu pula.
5 Kepala Bagian 6 d. Pengendalian Bahan Proses
6 Kepala Seksi 13 Bila ingin dicapai kapasitas produksi yang diinginkan
7 Kepala Shift 24 maka bahan proses harus mencukupi sehingga diperlukan
8 Pegawai Staff 1 17 pengendalian bahan proses agar tidak terjadi kekurangan.
9 Pegawai Staff 2 19
10 Operator 47 3.8 Investasi dan Perhitungan Ekonomi
Analisis ekonomi digunakan untuk memperoleh
11 Security 4
perkiraan atau estimasi tentang kelayakan investasi modal
12 Sopir 4 dalam kegiatan produksi suatu pabrik dengan meninjau
13 Cleaning Service 10 kebutuhan modal investasi, besarnya laba yang akan
TOTAL 150 diperoleh. lamanya modal investasi dapat dikembalikan
dalam titik impas. Selain itu, analisis ekonomi juga
Pabrik diklorometana ini direncanakan beroperasi dimaksudkan untuk mengetahui apakah pabrik yang akan
selama 330 hari dalam satu tahun dan proses produksi didirikan dapat menguntungkan atau tidak jika didirikan.
berlangsung 24 jam per hari. Sisa hari yang bukan hari Analisa kelayakan pendirian pabrik diklorometana
libur digunakan untuk perawatan, perbaikan, dan meliputi sebagai berikut [9] :
shutdown pabrik. Sedangkan pembagian jam kerja 1. % Profit on Sales (POS)
karyawan digolongkan dalam dua golongan yaitu POS adalah persen keuntungan penjualan produk
karyawan shift dan non shift. terhadap harga jual produk itu sendiri. Besarnya POS
Karyawan shift adalah karyawan yang secara langsung pabrik diklorometana ini adalah :
menangani proses produksi, Para karyawan shift akan POS sebelum pajak = 13,75 %
bekerja secara bergantian selama 24 jam, dengan POS setelah pajak = 11,00 %
pengaturan sebagai berikut : 2. % Return on Investment (ROI)
Shift Pagi : Jam 07.00 – 15.00 ROI adalah tingkat pengembalian modal dari pabrik
Shift Sore : Jam 15.00 – 23.00 ini. dimana untuk pabrik yang tergolong high risk.
Shift Malam : Jam 23.00 – 07.00 ROI sebelum pajak = 45,96 %
Karyawan non shift adalah karyawan yang tidak ROI setelah pajak = 36,76%
menangani proses produksi secara langsung. Yang
-5-
Pra-Rancangan Pabrik Diklorometana
3. Pay Out Time (POT) b. Pay Out Time (POT) sebelum pajak sebesar 1,9
POT adalah jumlah tahun yang diperlukan untuk tahun, sedangkan setelah pajak diperoleh sebesar
mengembalikan Fixed Capital Investment berdasarkan 2,2 tahun.
profit yang diperoleh. Besarnya POT untuk pabrik yang c. Break Even Point (BEP) sebesar 45,36 %.
beresiko tinggi sebelum pajak adalah maksimal 2 tahun. d. Shut Down Point (SDP) sebesar 34,14 %.
POT sebelum pajak = 1,9 tahun e. Discounted Cash Flow (DCF) sebesar 25,26 %.
POT setelah pajak = 2,2 tahun Dengan demikian pra-rancangan pabrik diklorometana
4. Break Event Point (BEP) dengan kapasitas 8.500 ton/tahun layak untuk
BEP adalah titik impas. suatu keadaan dimana dipertimbangkan pendiriannya.
besarnya kapasitas produksi dapat menutupi biaya
keseluruhan. Range BEP antara 40-60%. Besarnya BEP
untuk pabrik diklorometana ini adalah 45,36 % UCAPAN TERIMA KASIH
5. Shut Down Point (SDP)
SDP adalah suatu titik dimana pabrik mengalami Terima kasih disampaikan penulis kepada rekan kerja
kerugian sebesar Fixed Cost yang menyebabkan pabrik perancangan dan pihak-pihak yang telah membantu
harus ditutup. Besarnya SDP untuk pabrik diklorometana proses penelitian pra-rancangan pabrik ini.
ini adalah 34,14 %
6. Discounted Cash Flow (DCF)
DCF adalah perbandingan besarnya persentase
keuntungan yang diperoleh terhadap capital investment DAFTAR PUSTAKA
dibandingkan dengan tingkat bunga yang berlaku di bank.
[1] Brownell, L.E., and Young, E.H., Process Equipment
Tingkat bunga simpanan di Bank Mandiri adalah 5,5 % Design, 1st editions, John Willey & Son Inc., New York,
(www.bankmandiri.co.id, 2018), dari perhitungan nilai 1959.
DCF yang diperoleh adalah 25,26 %. [2] Coulson, J.M., and Richardson, J.F., An Introduction to
Chemical Engineering, Allyn and Bacon Inc.,
Massachutes, 1983.
Table 8. Jumlah Karyawan Menurut Jabatan
[3] Faith, W. L., Keyes, D. B., and Clark, R. L., Industrial
Chemicals, John Wiley & Sons New York, 1957.
No. Keterangan Perhitungan Batasan [4] Geankoplis, C.J., and Richardson, J.F., Design Transport
Process and Unit Operation, Pegamon Press., Singapore,
1. Return On Investment min 44 % 1989.
(% ROI) (resiko tinggi) [5] Mc Ketta, J.J., and Cunningham, D.F., Encyclopedia of
ROI sebelum pajak
45,96 % Chemical Processing and Design, vol 8, Marcel Pekker
ROI setelah pajak Inc., New York, 1979.
36,76 %
Pay Out Time (POT)
maks. 2 tahun [6] New Jersey Department Healt, Dicloromethane,
2. POT sebelum pajak Hazardous Substance Fact Sheet, 2008.
1,9 tahun (resiko tinggi)
POT setelah pajak [7] Perry, R.H., and Green, D.W., Perry’s Chemical
2,2 tahun
3. Break Even Point
40 – 60 % Engineer’s Handbook, 6th editions, McGraw Hill Book
(BEP) 45,36 % Company, Singapore, 1997.
Shut Down Point min. 12-14% [8] Stellman, JM., Encyclopedia of Occupational Health and
4. (SDP) 34,14 % bunga pinjaman Safety: Guides, Indexes, Directory, Geneva: International
Discounted Cash Labour Office, 1998.
5. Flow (DCF) min 7% bunga [9] Timmerhauss, K.D., and Peters, M.S., Plant Design and
25,26 %
deposito Economics for Chemical Engineering, 3rd editions,
McGraw Hill International Book Company, Singapore. ,
Dari analisis ekonomi yang telah dilakukan. dapat diambil 1991.
kesimpulan bahwa pendirian pabrik diklorometana [10] Walas, S.M., Chemical Process Equipment (Selection
dengan kapasitas 8.500 ton/tahun layak dipertimbangkan Design), 3rd editions, Butterworths, United States of
untuk direalisasikan pembangunannya. America, 1988.
IV. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian, maka kesimpulan yan dapat
diambil yaitu :
1. Pabrik diklorometana memiliki kapasitas pabrik
sebesar 8500 ton/tahun menggunakan bahan baku
metil klorida dan klorin.
2. Dari analisa ekonomi yang dilakukan memperoleh
hasil sebagai berikut :
a. % Return On Investment (ROI) sebelum pajak
sebesar 45,96 %. sedangkan setelah pajak
diperoleh sebesar 36,76 %.
-6-