NPM : 20133100115
Kelas : Akuntansi-3
Tayuban berasal dari bahasa kawi jawa yaitu Tarab yang artinya kelompok
penggarap padi. Bumi Kulon Progo meliputi 2 daerah kekuasaan disebalah utara yang
meliputi wilayah Pengasih, Kokap, Sentola, Lendah, Girimulyo, Samigaluh,
Kalibawang dan Nanggulan adalah milik Kasultanan Yogyakarta sedangkan daerah
bagian selatan mulai dari Brosot, Galur,Panjatan, Bendungan, Wates dan Temon
adalah milik Kadipaten Pura Pakualaman. Bumi Kulon Progo dibagian selatan
merupakan Tanah Pelungguh yang berupa pasir urut sewu mulai dari tepi sungai
progo sampai tepi sungai Bogowonto yang masih berupa rawa-rawa.
Tanah pelungguh itu milik Pangeran Notokusumo atas pemberianan ayanhnya
yang bernama Sri Sultan Hamengkubuwono I oleh karena itu Pengeran Notokusumao
mempunyai gagasan untuk mensejahterakan rakyatnya atas penderitaan hidup, maka
yang diakukan adlah mengeringkan rawa-rawa menjadi tanah pertanian dan
mendirikan pemerintahandengan nama Kabupaten Karang Kemuning beribu kota di
Brosot dengan Bupati I yang dinobatkan oleh Pengeran Notokusumo adalah Raden
Tumenggung Sosrodigdoyo, Kabupaten Karang Kemuning dibantu onderdistrik
Tawangharjo, Tawang suko dan Tawang Kerto pada tahun 1813 bersamaan dengan
berdirinya Kadipaten Puro Pakualaman yang berada di Kota Yogyakarta sebelah
timur Sungai Code yang ditandai dengan penobatan Pengeran Notokusumo Kanjeng
Gusti Pangeran Adipati Pakualam I.
Atas perintah KGPA Pakualam I kepada R.T. Sosrodigdoyo untuk melajutkan
membuka lahan pertanian baru diwilayah onderdistrik Tawangharjo. Pada
pelaksanaannya Bupati Sosrodigdoyo dibantu para wedono dan rakyat untuk
bergotong royong mengeringkan rawa-rawa menjadi lahan pertanian. Namun
demikian banyak terjadi halangan maupun rintangan seperti medan pengeringan,
mahkluk halus, ular dan reptil yang mengakibatkan banyak rakyak yang menjadi
korban, sehingga Raden Tumenggung Sosrodigdoyo turun tangan mengatasi
rintangan. Maka dari keberhasilan itu kemudian rakyat bergembira dan bersuka cita
untuk melakukan pekerjaan menanam padai dan palawiji serta diberi ijin untuk
mendirikan rumah untuk bertempat tinggal. Oleh karena itu untuk menyatakan rasa
syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa wedono dan para rakyatnya melakukan upacara
wiwitan yang didampingi dengan kesenian jatilan kuda kepang dan tandak. Bahwa
kesenian jathilan adalah kesenian kuda kepang yang memiliki simbol kekuatan
maupun kejantanan kaum laki-laki sedangkan Tayub (ledhek) merupakan simbol
kesuburan tanah pertanian maupun sebagi symbol kesuburan keluarga. Keberhasilan
di wilayah Tawangharjo dibagian area sepanjang utara pantai bugel.