Anda di halaman 1dari 47

DROPFOOD

Kamera Cerdas untuk

Mengurangi Waste Food dan

Menciptakan Kawasan Zero

Waste Food pada Lingkungan

Kampus
Kelompok 8

Muhammad Alif Fauzan


02111940000189
Muhammad Akmal Naufal
07111940000203
Muhammad Juniarto
07111940000127
Latar Belakang
Saat ini di Indonesia, bahkan di seluruh dunia banyak makanan yang terbuang sia-sia.
Menurut data Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) Republik Indonesia, pada
tahun 2018, sebanyak 44% timbulan sampah di Indonesia adalah sisa makanan. Sepertiga
dari makanan yang diproduksi untuk konsumsi manusia hilang atau terbuang di antara proses
panen dan proses konsumsi, yang dikenal sebagai food loss and waste (FLW). Indonesia juga
diklaim sebagai negara penghasil FLW terbesar kedua di dunia, mencapai 300 kg per kapita
per tahun.

Terdapat juga SDG's yang bertujuan dalam

mengakhiri kelaparan serta konsumsi yang

bertanggungjawab. Sehingga perlu sebuah

solusi dalam menangani hal tersebut


Solusi 03

Dropfood merupakan sistem kamera untuk menangani masalah food waste dengan cara mengenali
makanan yang berlebih yang diletakkan oleh mahasiswa atau orang lain di drop table, dimana
sistem akan menginfokan makanan berlebih untuk client yang ada, sehingga mengurangi food
waste yang ada di lingkungan kampus. Sistem ini menggunakan Machine Learning dengan algoritma
Image Classifier.
Gambaran
Sistem
Nantinya
Pikiran terbebas dari kekacauan
hidup sehari-hari.
Survei Kebutuhan

Surabaya memproduksi sampah Dari masih tingginya angka food


sebesar 905,26 ton untuk sampah waste, dimulai dari ITS untuk
organik dan 761,57 ton sampah menciptakan kawasan zero
anorganik.Ironisnya di saat begitu waste food dalam upaya
banyak pangan yang dibuang, penanggulangan untuk
masih banyak penduduk meminimalkan food waste yang
Indonesia yang kelaparan (Tirto, ada di lingkungan kampus ITS.
2020).
Alasan Kebutuhan

Sistem ini dibuat untuk mengurangi jumlah makanan berlebih


namun masih bisa dikonsumsi
Untuk membantu teman-teman lainnya untuk bisa mendapatkan
makanan dan membantu mereka yang belum kebagian dan yang
membutuhkan
VISI
Pengelolaan waste food dalam upaya mengurangi jumlah makanan sisa
untuk menciptakan kawasan Zero Waste Food pada lingkungan kampus ITS

MISI

1. Menetralisir makanan kemasan dengan kotak box sinar UV agar terhindar dari
paparan mikroba ataupun virus.
2. Penginformasian makanan sisa di lingkungan kampus kepada subscriber list yang
berada di kampus.
3. Pengidentifikasi makanan yang ditaruh pada booth drop food kepada subscriber list
yang berada di kampus.
4. Pengantaran makanan berlebih pada booth drop food yang terdapat pada
lingkungan seperti kantor atau lingkup kerja dosen untuk mencegah kontak
langsung.
Fungsi Sistem Dropfood
1. Mendeteksi makanan yang ter-capture pada kamera terpasang pada booth

dropfood.
2. Menetralisir makanan yang berada dalam kemasan (jika masih terdapat

kemasannya) dalam kotak box sinar UV.


3. Menginformasikan informasi adanya terdeteksi makanan berlebih terletak

pada booth dropfood kepada subcriber list di sekitar lingkungan kampus.


4. Mengenali klasifikasi makanan yang ter-capture untuk memberi informasi lebih
kepada subscriber list tentang informasi makanan sisa di booth dropfood.
5. Pengantaran makanan sisa dari aplikasi sistem ke destined location pada

lingkungan yang mendukung robot pengantaran untuk mengurangi kontak

kepada sesama.
Must
Prioritas 1. Kamera
2. Mikrokontroller

Fungsi
3. Algoritma Image Classifier Machine Learning
4. Meja untuk menampung makanan

Sistem Should
studi yang akan digunakan untuk
1. Ruangan tempat menampung dan
menentukan prioritas fitur dan

fungsi yang diperlukan dalam


mengambil makanan.
menjalankan sistem

Nice to Have
1. Robot Pengantar
2. Kotak Box Sinar UV untuk steralisasi
Studi
Kelayakan
Sistem
studi yang akan digunakan untuk

menentukan kemungkinan apakah

pengembangan proyek sistem layak

diteruskan atau dihentikan


Kelayakan Teknis
Sistem yang akan digunakan dalam pembuatan Dropfood ini
adalah memakai Machine Learning dengan algoritma Image
Classifier untuk mendeteksi jenis makanan apa yang belum di
konsumsi. Selain itu, sudah terdapat implementasi sistem ini
dalam masa lampau dan sudah digunakan, yaitu dari penggunaan
yang berada pada kampus MIT dengan nama program Food Cam.
Maka secara teknis usulan kebutuhan sistem bisa dinyatakan
mudah dan praktis dalam pemakaiannya. Dari segi hardware yang
digunakan dalam projek Dropfood ini yaitu Kamera,
Mikrokontroler Arduino, Robot Line Follower, dan Box Ultraviolet.
Maka dari skala angka 1-10, kami menilai sistem kami berada
dalam angka 9, karena sudah terdapat kasus implementasi
sebelumnya.
Kelayakan Operasional
Ditinjau dari sisi kemudahan user dalam memakai sistem
sangatlah mudah. Karena dari sudut pandang pendonor
makanan berlebih, mereka hanya perlu menaruh makanannya
pada booth dropfood, dan broadcasting serta
penginformasian kepada subscriber list akan dijalankan oleh
sistem itu sendiri. Tidak ada prosedur penginstallan aplikasi
karena semua bisa terhubung pada website dalam streaming
kondisi pada meja dropfood. Maka dari deskripsi singkat
diatas mengenai cara pengoperasiannya, kami menilai
sistem kami berada dalam angka 10, karena tanpa keahlian
yang signifikan user dan subscriber list mampu
mengoperasikan sistem ini.
Kelayakan Ekonomis
Dalam pembuatan sistem, biaya pembuatan bisa dibilang
minim karena menggunakan peralatan umum IoT seperti
mikrokontroller dan kamera IoT. Oleh karena itu, sistem ini
dapat dibuat secara massal untuk membantu mengatasi
masalah makanan yang berlebih yang ada di lingkungan
kampus ITS. Dengan skala dari angka 1-10, dengan semakin
besar angkanya maka semakin layak secara ekonomis. Dalam
penilaian kami secara subjektif, kami menilai sistem kami
berada dalam skala 9 karena kemudahannya dalam akses
komponen untuk pembuatan sistem kami dan relatif
terjangkau harganya.
Parameter Sistem
- Kondisi fisik makanan (Bentuk, warna, dan ukuran makanan)
- Resolusi kamera
- Delay Real-Time komunikasi
- Jenis sinar UV yang digunakan untuk sistem
- Konstanta-konstanta dari kontroller Proporsional Integral Derivatif, yaitu Kp, Ki, dan Kd
- Jenis algoritma yang dipakai dalam image classification
- Lokasi penyebaran
Variabel Sistem
- Jenis makanan yang dikenali
- Kecerahan sinar UV
- Kecepatan robot
- Banyak data untuk training model
- Banyak data untuk validasi model
- Akurasi keakuratan model
- Jumlah client yang terhubung bot
Kendala Sistem
1. Jumlah maksimal makanan yang dapat dikenali
2. Larangan makanan yang dapat ditaruh pada box UV
3. Jumlah robot yang dapat diluncurkan
4. Akurasi minimal model machine learning
5. Jumlah maksimal client yang dapat terhubungg sistem
6. Jumlah makanan yang dapat ditampung di meja
Kriteria
Operasional
Diperlukannya mikrokontroller atau arduino di-flash supaya kode dapat berjalan

pada arduino. Ketika sistem dijalankan, akan butuh beberapa menit untuk terhubung

dengan jaringan dan server untuk menjalankan model machine learning. Dalam

operasionalnya, sistem ini dapat beroperasi dengan baik.

Pemeliharaan
Secara garis besar proses pemeliharaan meliputi perawatan dan penggantian.

Dimana menurut kami hampir tidak perlu adanya pada dilakukan perawatan dan

penggantian, karena dapat berjalan dalam kurun waktu yang lama bahkan selama

bertahun-tahun

Kinerja
Mampu mengenali dan mengidentifikasi makanan yang terletak pada booth serta

broadcasting pengumuman ke client


Lingkungan Sistem
RANCANGAN FUNGSIONAL
Fungsi Operasional
Melakukan stream ke website untuk visualisasi terjadi
pada sistem
Melakukan object identification pada makanan
Mengenali jenis makanan terletak pada meja saat
terdapat makanan
Mengirimkan informasi makanan (data seperti gambar
makanan, hasil klasifikasi identifikasi, dan waktu
teridentifikasi) yang terletak pada meja untuk
dikirimkan kepada client lewat twitter
Mengaktifkan sinar UV dalam sistem untuk proses
sterilisasi makanan yang memiliki kemasan atau
bungkus
Mengaktifkan Line-Follower robot untuk contactless
service menuju set-point
Melakukan update informasi saat terdapat input
(makanan) baru yang diletakkan di meja
Fungsi Pemeliharaan
Fungsi perawatan :
- Membersihkan meja dropfood dan UV box secara rutin.
- Mengupdate dataset pada machine learning serta melakukan

training secara berkala


- Kalibrasi mikrokontroler, sensor, dan kamera

Fungsi perbaikan :
- Penggantian kamera
- Penggantian sinar UV
- Penggantian komponen elektronik mikrokontroler
- Penggantian guided robot
Rancangan Detail
Rancangan detail menjelaskan secara rinci tentang segala sesuatu yang berhubungan dengan system terkait.
Rancangan detail terdiri atas tabel spesifikasi, gambar produk, struktur produk dan daftar material.
Table spesifikasi meliputi spesifikasi operasional, pemeliharaan dan spesifikasi fisik. Spesifikasi operasional
menjelaskan kemampuan system dalam beroperasi, persyaratan agar system dapat beroperasi dengan baik dan
batasan yang harus diperhatikan ketika menjalankan system. Spesifikasi pemeliharaan menjelaskan macam-
macam pemeliharaan yang perlu dilakukan, persyaratan yang harus dipenuhi ketika melakukan pemeliharaan
dan bagaimana pelaksanaannya. Sedangkan spesifikasi fisik menjelaskan komponen-komponen yang terdapat
pada system beserta ukurannya.
Gambar produk menjelaskan secara visual system yang bersangkutan. Terdiri atas gambar fisik yang merupakan
gambar nyata dari system, gambar blok diagram yang menjelaskan aliran proses dari system dan gambar
rangkaian yang menjelaskan secara simbolik baik komponen maupun aliran proses dari system.
Struktur produk menjelaskan susunan system secara berurutan mulai dari yang besar sampai yang terkecil, yakni
produk, subproduk, konstruksi, assembly, komponen dan material.
Daftar material mendeskripsikan secara rinci material-material yang membangun system keseluruhan beserta
informasi ukuran dan kuantitasnya.
Tabel

Spesifikasi
Operasional
Tabel

Spesifikasi
Pemeliharaan
Gambar Produk
Diagram Blok
Gambar Rangkaian
Struktur Produk
Daftar

Material
Pengujian Sistem
Setiap produk atau sistem yang akan dirancang/dihasilkan perlu diuji terlebih dahulu, sebelum diluncurkan
kepada konsumen. Sehingga, pengujian menjadi penting untuk mengetahui tingkat keandalan dari sistem. Pada
prinsipnya, Pada prinsipnya produsen bertugas untuk melakukan perancangan dan pembuatan system
sedangkan konsumen berhak melakukan pengoperasian dan pemeliharaan. Pengujian merupakan proses yang
dilakukan baik oleh produsen maupun konsumen. Proses pengujian harus menjelaskan tentang objek yang diuji
dan bagaimana cara melakukan pengujian.
Berdasarkan tingkatannya, proses pengujian terbagi atas 3 macam, yakni unit testing, integrity testing, dan
operational testing. Unit Testing merupakan pengujian tingkat I, untuk menguji setiap komponen secara
terpisah. Integrity Testing adalah pengujian tingkat II, untuk menguji gabungan dua atau lebih komponen yang
dijalankan bersamaan. Kedua proses pengujian tersebut diatas biasanya dilakukan oleh produsen saat proses
pembuatan sistem atau produk. Sedangkan operational testing merupakan pengujian tingakt III, yaitu pengujian
sistem secara keseluruhan dimana sistem dioperasikan pada berbagai kondisi lingkungan. Pengujian ini
dilakukan oleh produsen dan konsumen saat proses pengoperasian.
Unit Testing
Integrity Testing
Operational

Testing
Deskripsi Sistem
Dropfood adalah sebuah sistem yang diharap dapat menyelesaikan masalah makanan berlebih pada lingkungan
area kampus ITS. Dimana sistem bekerja sepenuhnya dari sukarelawan untuk memberi makanan yang berlebih
pada booth kami. Sistem kami yang terdiri dari mikrokontroller(Rasberry Pi 3 B+), Twitter Bot akan mengirimkan
informasi tersebut dengan social media Twitter. Sehingga, informasi terkait makanan berlebih dapat sampai ke
orang yang membutuhkan dan diharap dapat membantu mengurangi pembuangan makanan yang sia-sia di
area kampus dan menuju kampus kawasan zero waste food.
Work Breakdown Structure
Work Project
Timeline Prototype
Anggaran Project
Terima Kasih
ありがとう
감사 해요

Anda mungkin juga menyukai