Anda di halaman 1dari 35

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.

id

BAB IV
PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

Pada bab ini berisi tentang tahapan-tahapan pengumpulan dan pengolahan


data yang dilakukan dalam penelitian. Tahap-tahap akan dijelaskan dan diuraikan
pada sub bab berikut.
4.1 Deskripsi Permasalahan
Tujuan dari deskripsi permasalahan bertujuan untuk mendapatkan informasi
awal tentang berbagai masalah yang ada dan kebutuhan perancangan mengenai
alat yang akan dirancang sehingga nantinya dapat dibuat konsep perancangan alat
peraga sistem hidrolik.
4.1.1 Studi Pustaka dan Observasi
Studi pendahuluan dalam penelitian ini dilakukan di Laboratorium
Perencanaan dan Perancangan Produk, Jurusan Teknik Industri, Fakultas Teknik
Universitas Sebelas Maret Surakarta pada bulan april 2014. Studi pendahuluan ini
dilakukan dengan tujuan untuk memberikan informasi awal masalah saat
dilakukannya penelitian. Adapun metode yang digunakan untuk mendapatkan
data awal dilakukan dengan cara observasi langsung, studi pustaka, wawancara
dan dokumentasi.
Observasi dilakukan pada praktikum otomasi industri, adapun mata kuliah
prasyarat agar mahasiswa dapat mengambil mata kuliah ini antara lain Elektronika
Industri, Elemen Mesin, Proses Manufaktur, Perancangan dan pengembangan
Produk. Berdasarkan observasi pada proses pembelajaran yang dilakukan pada
saat praktikum tutorial otomasi industri tahun 2013 terdapat 3 modul
pembelajaran yaitu, vibratory bowl feeder, pneumatic punching machine dan
Programmable Logic Controller (PLC) simulation of bottle line. Dari ketiga
modul tersebut memiliki aplikasinya masing-masing untuk menunjang sistem
produksi di industri. Feeder mewakili hulu produksi yaitu memersiapan bahan
baku (memposisikan dop shuttlecock sebelum dilubangi). Sedangkan sistem
pneumatik dan elektrik mewakili proses produksi utama (proses pelubangan dan
pencampuran cairan). Sementara pada modul PLC, simulasi yang dibahas
commit to user
mencakup proses persiapan maupun utama, yaitu botol-botol kosong yang

IV-1
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

diposisikan dan kemudian diisi cairan. Untuk menunjang sistem terintegrasi akan
lebih baik apabila modul-modul dapat mewakili semua tahap produksi mulai dari
hulu sampai hilir produksi. proses hilir produksi dapat diterapkan pada sistem
pergudangan atau pada sistem material handling penanganan barang jadi setelah
proses produksi utama. Alat yang digunakan pada praktikum otomasi industri
dapat dilihat pada gambar 4.1

(a) (b)
Gambar 4.1 Punching Machine (a), vibratory bowl feeder (b)

Tahap Persiapan Proses Warehousing


Dan Set up

Dop menuju
Pemposisian Pelubangan
proses Pemasangan Pemasangan Dikemas
Shuttlecock Dop Dop
manggunakan bulu pita di slop
Shuttlecock shuttlecock
conveyor

Minuman Pemposisian
Pembersihan Pengisian Penutupan Dikemas
Kemasan dop
botol minuman botol di krat
shuttlecock

Gambar 4.2 Bagan modul praktikum otomasi


Sementara itu teknologi di dunia industri terus berkembang, berbagai
macam teknologi yang lebih modern banyak digunakan. Salah satu teknologi yang
terus berkembang yaitu robot industri. Menurut data dari International Federation
of Robotics (IFR) pada tahun 2007 pasar robot industri dunia tumbuh sebesar 3%
commit to user
dengan kira-kira 114.000 robot industri baru. Selain itu IFR juga memperkirakan

IV-2
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

permintaan robot industri juga akan terus meningkat pada periode-periode


salanjutnya.
Pada proses material handling di bagian warehousing yang dibutuhkan
adalah yang dapat menangani benda yang berat sehingga dibutuhkan gaya yang
besar. Selain itu juga diperlukan akurasi untuk memposisikan benda.
Tabel 4.1 Perbandingan sistem elektrik, hidrolik dan pneumatik
Pembanding Elektrik Hidrolik Pneumatik
Sumber energi Listrik dari luar Motor listrik Motor listrik
Penyimpanan energi Terbatas (Baterai) Terbatas (akumulator) Baik (reservoir)
Biaya energi Paling rendah Medium Paling tinggi
Aktuator berputar Motor AC dan DC Kec. Rendah,kontrol jangkauan kec.lebar,
baik, dapat diperlambat kontrol kec. Akurat sulit
Aktuator linier Gerak pendek lewat Silinder, gaya sangat Silinder, gaya minimum
solenoida besar
Gaya terkontrol Rumit untuk Gaya tinggi terkontrol Gaya medium terkontrol
keperluan pendingin
beberapa catatan Bahaya kejut listrik Bahaya kebakaran Bising
Sumber : Andrew Parr (2013)

Kombinasi dapat dilakukan dalam pembuatan alat peraga hidrolik yang


dapat mengakomodasi adanya prinsip robotika. Selain dapat mengikuti
perkembangan teknologi yang ada, penambahan robotika juga sesuai dengan
kompetensi dasar otomasi industri yang pada bahasannya terdapat penerapan
robotika dalam sistem produksi.
Alat peraga ini disusun berdasarkan prinsip bahwa pengetahuan yang ada
pada setiap manusia itu diterima atau ditangkap melalui panca indera. Semakin
banyak indera yang digunakan untuk menerima sesuatu maka semakin banyak dan
semakin jelas pula pengertian atau pengetahuan yang diperoleh. Dengan perkataan
lain, alat peraga ini dimaksudkan untuk mengerahkan indera sebanyak mungkin
kepada suatu objek sehingga mempermudah persepsi (Dale, 1970)
Menurut Edgar Dale ada tiga hierarki daya serap siswa. Pertama melalui
praktek nyata atau langsung dengan cara: melihat, mengucap, mendengar, dan
melakukannya. Cara ini mencapai daya serap antara 70-90%. Yang kedua
mengamati (melihat) langsung gambar asli atau tiruan. Cara ini mencapai 40-
60%. Kemudian yang terakhir melalui bacaan dan pendengaran, pola ini mencapai
10- 30%.
commit to user

IV-3
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Menurut Brown, Lewis, dan Harcleroad (1983) menyatakan bahwa dalam


memilih alat peraga atau alat peraga perlu mempertimbangkan kriteria sebagai
berikut:
1. Tujuan pembelajaran. Media hendaknya dipilih yang dapat menunjang
pencapaian tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan sebelumnya.
Kecocokan banyak ditentukan oleh kesesuaian karakteristik tujuan yang akan
dicapai dengan karakteristik media yang akan digunakan.
2. Keefektifan, dari beberapa alternatif alat peraga yang ada, mana yang
dianggap paling efektif untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
3. Peserta didik, alat peraga yang dipilih sesuai dengan karakteristik peserta
didik, baik itu kemampuan atau taraf berpikir, pengalaman, menarik tidaknya
alat peraga pembelajaran bagi peserta didik.
4. Ketersediaan, maksudnya apakah alat peraga yang diperlukan itu sudah ada.
Kalau belum, apakah alat peraga itu dapat diperoleh dengan mudah? Untuk
tersedianya alat peraga ada beberapa alternatif yang dapat diambil yaitu
membuat sendiri, membuat bersama-sama dengan peserta didik, meminjam
menyewa, membeli dan mungkin bantuan.
5. Kualitas teknis, Apakah alat peraga alat peraga yang dipilih memiliki kualitas
yang baik atau memenuhi syarat sebagai alat peraga serta mempunyai daya
tahan terhadap pemakaian.
6. Biaya pengadaan, biaya yang dkeluarkan untuk alat peraga sesuai dengan
budget yang ada, serta seimbang antara biaya yang dikeluarkan dengan
manfaat dan hasil penggunaan. Tidak harus alat peraga yang mahal tetapi alat
peraga lain yang mungkin lebih murah dan memiliki keefektifan setara
7. Fleksibilitas (lentur), dan kenyamanan alat peraga. Dalam memilih alat
peraga harus dipertimbangkan kelenturan dalam arti dapat digunakan dalam
berbagai situasi dan pada saat digunakan tidak berbahaya.
8. Kemampuan orang yang menggunakannya. Betapapun tingginya nilai
kegunaan alat peraga, tidak akan memberi manfaat yang banyak bagi orang
yang tidak mampu menggunakannya.
9. Alokasi waktu, waktu yang tersedia dalam proses pembelajaran akan
commitalat
berpengaruh terhadap penggunaan to user
peraga pembelajaran. Apakah dengan

IV-4
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

waktu yang tersedia cukup untuk pengadaan alat peraga, apakah waktu yang
tersedia juga cukup untuk penggunaannya.
Sesuai observasi yang dilakukan sebelumnya dilakukan wawancara untuk
mendapatkan informasi mengenai alat peraga yang sudah digunakan dalam
praktikum otomasi selama ini dan saran untuk alat peraga selanjutnya. Responden
untuk wawancara merupakan mahasiswa teknik industri yang telah mengikuti
praktikum otomasi industri. Jumlah responden dalam wawancara sebanyak 15
orang responden. Berikut pada tabel 4.1 merupakan hasil wawancara yang
dilakukan.
Tabel 4.1 Rekap hasil wawancara
No Hasil Wawancara Jumlah
Alat peraga praktikum rusak atau tidak berfungsi secara
1
normal 5
2 Kurang mengikuti perkembangan teknologi 3
3 tidak terintegrasi dengan alat peraga yang lain 1
4 alat peraga kurang lengkap 3
5 kurang memahami cara kerja tiap komponen 2
6 alat peraga mudah dirawat 1

Dari hasil studi pustaka mengenai penelitian terdahulu terhadap


perancangan alat peraga hidrolik, salah satunya penelitian Pambudi, (2013) yang
telah melakukan perancangan alat peraga sistem hidrolik miniatur lengan
escavator (silinder swing). Alat peraga tersebut berupa miniatur yang
menggunakan komponen-komponen asli dalam rangkaian sistem hidrolik yang
tentunya memakan banyak biaya. Dengan penggunaan komponen tersebut
mahasiswa tidak dapat melihat secara detail bagaimana cara kerja setiap
komponen sistem hidrolik tersebut berfungsi. Kelebihan dari rancangan alat
peraga sistem hidrolik miniatur lengan escavator adalah mahasiswa mampu
mengoperasikan alat tersebut, namun mahasiswa belum mampu dalam melakukan
bongkar pasang. Apabila alat peraga mampu dibongkar pasang tentunya akan
menambah interaksi dengan mahasiswa atau penggunanya. Selain itu dengan
bongkar pasang akan lebih jelas detail dari komponen-komponen alat peraga.

commit to user

IV-5
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

4.1.2 Identifikasi Kebutuhan Perancangan


Identifikasi kebutuhan rancangan digunakan untuk mendapatkan penjabaran
dari kebutuhan pelanggan yang nantinya dipakai dalam menentukan fitur
rancangan.
Tabel 4.2 Identifikasi Kebutuhan Rancangan
No. Identifikasi Kebutuhan
1 Alat peraga yang menerapkan sistem hidrolik
2 Alat peraga dapat digunakan pada proses material handling
3 Alat peraga dapat mengikuti perkembangan tren industri
4 Menarik bagi pengguna atau mahasiswa
5 Alat peraga mudah dipahami cara kerjanya
6 Alat peraga tidak berbahaya saat digunakan
7 Perawatan alat peraga mudah dan murah
4.2 Penyusunan Konsep Perancangan
Data kebutuhan rancangan menjadi acuan untuk penyusunan konsep alat
peraga tutorial otomasi industri. Sedangkan hasil yang diharapkan dari
penyusunan konsep perancangan berupa suatu gambaran mengenai bentuk desain
alat peraga yang memenuhi kebutuhan pengguna. Untuk tahap ini terdapat tiga
tahap yang dilakukan yaitu memperjelas masalah dan pengembangan konsep dari
penilaian konsep.
4.2.1 Memperjelas Masalah
Setelah kebutuhan alat peraga didapatkan selanjutnya dilakukan
didekomposisi kebutuhan yang ada menjadi kebutuhan teknis yang lebih
sederhana dan mudah dipahami.

commit to user

IV-6
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Tabel 4.3 Memperjelas kebutuhan menjadi kebutuhan teknis


No. Identifikasi Kebutuhan Kebutuhan Teknis
1 Alat peraga yang menerapkan sistem hidrolik
Alat peraga dapat digunakan pada proses
2 Alat peraga diterapkan pada sistem lengan robot
material handling hidrolik untuk proses material handling
Alat peraga dapat mengikuti perkembangan
3
tren industri
4 Menarik bagi pengguna atau mahasiswa
Komponen alat peraga dibuat transparan

5 Alat peraga mudah dipahami cara kerjanya Alat peraga dapat dioperasikan atau dikendalikan
Alat peraga dapat dibongkar pasang
Menggunakan bahan-bahan yang tidak mudah
6 Alat peraga tidak berbahaya saat digunakan terbakar, tidak beracun dan menggunakan daya
yang rendah
Komponen dapat diperoleh dengan mudah
7 Perawatan alat peraga mudah Penggantian komponen mudah
Harga komponen murah

Berikut merupakan penjelasan mengenai kebutuhan teknis pada tabel 4.3 :


1. Alat peraga diterapkan pada sistem lengan robot hidrolik pada proses
material handling.
Penerapan sistem lengan robot dengan menggunakan tenaga hidrolik akan
digunakan pada proses material handling dibagian warehousing. Dimana alat
akan digunakan untuk memindahkan barang jadi dari suatu rak ke rak yang
lain. Selain itu dapat pula digunakan untuk memindahkan barang jadi dari
conveyor ke tempat penyimpanan
2. Komponen alat peraga dibuat transparan.
Tujuan dibuatnya komponen dengan bahan yang transparan adalah agar
pengguna mengetahui cara kerja didalam sistem tersebut bekerja secara jelas.
Mulai dari komponen hidrolik maupun komponen dari lengan robotnya.
3. Alat peraga dapat dioperasikan atau dikendalikan.
Proses pengoperasian alat peraga dapat dilakukan oleh pengguna dengan
mudah dan sederhana. Maksud dari dibuatnya kendali disini bertujuan untuk
menambah indera yang digunakan pengguna untuk belajar materi dari alat
peraga. Selain itu perlu diperhatian juga posisi kendali terhadap aktuator
supaya tidak mengganggu gerakan utama serta dapat melihat gerakan
aktuator dengan jelas.
commit to user

IV-7
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

4. Alat peraga dapat dibongkar pasang.


Alat peraga dibuat dengan menggunakan komponen-komponen yang antar
sambungannya tidak dibuat dengan sambungan mati atau permanen. Dengan
cara tersebut diharapkan komponen-komponen dapat dibongkar pasang oleh
penggunanya, sehingga dapat lebih mengetahui proses perakitan dari
komponen sederhana sampai menjadi sistem yang dapat bekerja. Proses
bongkar pasang komponen dapat dilakukan dengan menggunakan perkakas
sederhana.
5. Menggunakan bahan-bahan yang tidak berbahaya.
Alat peraga sebaiknya tidak berbahaya apabila digunakan. Baik dari bahan
yang digunakan maupun saat penggunaan alat peraganya.
6. Komponen dapat diperoleh dengan mudah.
Bahan yang digunakan baik untuk sistem hidrolik maupun lengan robot
mudah saat dilakukan proses pembuatan atau proses modifikasi. Selain itu
materian mudah didapatkan dipasaran dan terdapat banyak alternatif pilihan.
7. Penggantian komponen mudah.
Proses bongkar pasang komponen dapat dilakukan dengan menggunakan
perkakas sederhana.
8. Harga komponen terjangkau.
Prototipe sistem hidrolik dibuat dengan menggunakan bahan yang terjangkau
atau harga yang murah.

4.2.2 Membangkitkan Alternatif Konsep


Pada tahap ini alternatif konsep dibuat berdasarkan kebutuhan teknis yang
sudah didapatkan dari kebutuhan pengguna. Dari kebutuhan teknis akan
dibangkitkan 3 alternatif konsep sebagai konsep awal. Konsep inti dari alat peraga
adalah melakukan proses material handling mengambil suatu benda pada lokasi
tertentu dan menempatkannya pada lokasi baru. Contohnya memindahkan benda
dari suatu rak penyimpanan ke rak penyimpanan yang lain, ataupun dari suatu
konveyor ke rak penyimpanan. Yang diperlukan disini adalah robot lengan
dengan teknologi rendah, dimana dibutuhkan haanya dua sampai empat joint.
Alternatif konsep ini memberikancommit to user
informasi mengenai gambar/bentuk rancangan

IV-8
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

alat, prinsip kerja alat dan teknologi alat peraga hidrolik. Alternatif konsep adalah
sebagai berikut :
1. Alternatif konsep 1
Pada alternatif pertama ini menggunakan sistem konfigurasi lengan Kartesian
yang mempunyai tiga derajat kebebasan. Sistem robot ini terdiri dari tiga
sumbu linier (Prismatic). Masing-masing sumbu dapat bergerak kearah sumbu
x-y-z. Keuntungan robot ini adalah pengontrolan posisi yang mudah dan
mempunyai struktur yang lebih kokoh. Robot dengan sistem kartesian dapat
digunaan misalnya pada proses packaging, pemindahan barang, menyusunan
barang dan lain-lain. Robot dengan jenis konfigurasi kartesian dapat
menjangkau rak baik secara vertikal maupun horizontal. Contoh dari dari robot
kartesian dapat dilihat pada gambar 4.2.

Gambar 4.3 Robot Kartesian


Sumber: onexia.com, 2014

Dengan menggunakan konsep ini maka akan menggunakan 4 aktuator untuk


menggerakkan 3 derajat kebebasan. 2 aktuator untuk menggerakkan sumbu x,
serta masing-masing satu aktuator untuk sumbu y dan sumbu z. Pada alternatif
konsep 1 memiliki rangka atau frame yang bertumpu pada 2 rangka L1.
Rangka L1 menopang rangka L2 dan L3, sehingga kerangka L1 dibuat lebih
kokoh dan besar. Alternatif konsep 1 dengan sistem joint PPP (Prismatik,
Prismatik, Prismatic) dapat diihat pada gambar 4.2.

commit to user

IV-9
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Keterangan :

1. Aktuator 1 (A1)
2. Aktuator 2 (A2)
3. Aktuator 3 (A3)
4. Link 1 (L1)
5. Link 2 (L2)
6. Link 3 (L3)
7. Rak penyimpanan

Gambar 4.4 Konsep Alternatif 1


2. Alternatif konsep 2
Alternatif yang kedua mempunyai sistem konfigurasi seperti lengan manusia.
Robot ini contohnya digunakan pada proses material handling di bagian proses
produksi maupun di warehousing. Salah satu contoh robot dengan sistem lengan
manusia adalah robot dari FESTO seperti pada gambar 4.4.

Gambar 4.5 Robot anthropomorphic


Sumber: vantapack.com, 2014
Pada alternatif 2 ini link (lengan) terhubung pada joint siku (joint R yang lain).
Link yang digunakan pada alternatif 2 terdapat 3 joint yaitu satu buah prismatic
dan 2 buah revolute joint. Sedangkan untuk aktuator 3 pada badan lengan
bergerak secara horizontal menopang lengan itu sendiri. Rangka lengan dibuat
berongga agar dapat meminimalkan beban karena dengan sistem ini joint R2
commit to user

IV-10
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

menopang beban joint R2 serta lengan end effector. Aktuator dipasang dibagian
luar lengan supaya tidak menggangu jangkauan ke benda yang akan dipindahkan.
Ujung di end effector dibuat seperti forklift untuk mengangkat benda yang
diletakkan diatas pallet. Alternatif konsep 2 dapat diihat pada gambar 4.3.

Keterangan :

1. Link 1 (L1)
2. Link 2 (L2)
3. Link 3 (L3)
4. End effector
5. Aktuator 1 (A1)
6. Aktuator 2 (A2)
7. Aktuator 3 (A3)
8. Rak
9. Rak penyimpanan

Gambar 4.6 Alternatif konsep 2


3. Alternatif konsep 3
Alternatif konsep 3 ini mempunyai konfigurasi mirip dengan konfigurasi
silindris, berbedaan terdapat pada struktur dasar penyangga lengan L1 dan L2
tidak berputar secara horizontal melainkan vertikal berotasi. Sistem joint yang
digunakan dalam alternatif 3 ini yaitu RPP (Revolute, Prismatik, Prismatik).
Dengan tetap menggunakan 3 DOF (Degree of Freedom). Aktuator A2
menggerakkan lengan L3 yang bergerak secara linier ke kanan dan kiri.
Sedangkan untuk menggerakkan lengan L1 digunakan aktuator A1, dimana
gerakan yang dihasilkan adalah rotasi. Alternatif konsep 3 dapat diihat pada
gambar 4.3.

commit to user

IV-11
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Keterangan :

1. Link 1 (L1)
2. Link 2 (L2)
3. Link 3 (L3)
4. Aktuator 1 (A1)
5. Aktuator 2 (A2)
6. Aktuator 3 (A3)
7. Rak

Gambar 4.7 Alternatif konsep 3


Dari alternatif konsep dapat dikembangkan menjadi beberapa kriteria yang
berkaitan dengan konsep alat peraga material handling. Kriteria ini akan
digunakan sebagai tahap penilaian konsep. Kriteria untuk alat peraga material
handling adalah sebagai berikut :
1. Mekanisme tambahan
Yang dimaksud mekanisme tambahan adalah mekanisme untuk membantu
pergerakan aktuator dan dapat menjangkau target yang diinginkan.
2. Kebutuhan aktuator
Kebutuhan aktuator setiap mekanime mempunyai jumlah sesuai dengan
jenis link atau joint. Dengan beban gerakan yang berat juga membutuhkan
aktuator tambahan.
3. Link beban/kebutuhan aktuator
Setiap joint menanggung tumpuan beban link yang ada diatasnya,
sehingga bahan yang digunakan harus seringan mungkin dan mempunyai
berat yang ringan. Semakin banyak beban diatas joint semakin berat
tumpuan yang ditanggung dan semakin berat beban yang ditanggung
kabutuhan aktuator juga bertambah.

commit to user

IV-12
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

4.2.3 Penilaian Konsep


Pada tahap penilaian konsep akan dilakukan dengan menilai seluruh konsep
terhadap kriteria yang sudah ditentukan. Penilaian dilakukan berdasarkan
kebutuhan dan karakteristik dari setiap konsep yang ada. Tabel 4.4 merupakan
tabel penilaian konsep.
Tabel 4.4 Penilaian konsep
No Kriteria Konsep 1 Konsep 2 Konsep 3
1 Mekanisme tambahan 2 1 1
2 Kebutuhan aktuator 4 3 3
3 Link beban/kebutuhan aktuator 2/2 1/1 2/1
Lanjutkan tidak ya tidak
Dari hasil penilaian diperoleh alternatif konsep 2 yang mempunyai nilai
kebutuhan yang paling sederdana dibandingkan dengan alternatif konsep 1 dan
alternatif konsep 3, dan dipakai sebagai konsep perancangan alat peraga.
Berikut penjelasan tabel penilaian konsep :
1. Mekanisme tambahan
Mekanisme tambahan yang digunakan pada alternatif konsep 1
membutuhkan 2 penambahan, yang pertama untuk gerakan sumbu X agar
dapat bergerak lebih jauh dan pada sumbu y yang membutuhkan rangka
tambahan agar lebi kuat menumpu lengan diatasnya. Sedangkan untuk
alternatif konsep 2 digunakan mekanisme tambahan interdependen yang
dapat di aplikasikan secara sederhana. Kemudian untuk alternatif konsep 3
masing-masing hanya membutuhkan 1 alternatif konsep.
2. Kebutuhan aktuator
Kebutuhan aktuator yang paling banyak merupakan alternatif konsep 1
yang membutuhkan 4 aktuator. 2 aktuator digunakan untuk bergerak
secara vertikal karena beban yang ditanggung berat. Sedangkan untuk
alternatif konsep 2 dan alternatif konsep 3 masing-masing joint hanya
membutuhkan satu aktuator.
3. Link beban/kebutuhan aktuator
Untuk alternatif konsep 3 mempunyai beban tumbuan yang paling besar
dimana pada joint yang berotasi menanggung beban 2 buah joint dan link,

commit to user

IV-13
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

sama seperti alternatif konsep 1 akan tetapi pada alternatif konsep 1


digerakkan dengan 2 aktuator.
4.2.4 Pengembangan Konsep
Pengembangan konsep dilakukan berdasarkan kebutuhan teknis, studi
literatur dan kebutuhan peneliti. Konsep yang terpilih kemudian dikembangkan
pada bagian desain, material dan dimensi. Berikut pengembangan konsep alat
peraga.
1. Desain
Tedapat beberapa pengembangan desain pada konsep yang terpilih. Alat
peraga material handling ditambahkan penyeimbang dibagian lengan L2.
Penyeimbang ini digunakan supaya beban yang ditanggung oleh aktuator A2
tidak terlalu berat. Seperti yang terlihat pada gambar lengan L2 sangat
dipengaruhi oleh gravitasi sehingga keseimbangan lengan condong kebagian
depan. Keseluruhan desain alat peraga dapat dilihat di gambar 4.6

Gambar 4.8 Desain Alat peraga material handling 3D solidworks 2014


2. Material
Material yang digunakan dalam perancangan alat peraga merupakan material
ringan, kuat dan transparan. Tabel 4.5 merupakan daftar material yang dipakai
dalam perancangan alat peraga beserta keterangan pemilihan material.
commit to user

IV-14
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Tabel 4.5 Daftar material


Komponen Material Fungsi Keterangan
Dipilih karena ringan dan cukup
Lengan Akrilik Rangka kuat. Tidak mudah pecah serta
transparan
Dipilih karena ringan dan cukup
Akrilik Rangka kuat. Tidak mudah pecah serta
transparan
Tuas kendali
mudah di machining, tidak
Alumunium Tuas berkarat dan mudah didapatkan

Transparan, mudah dimodifikasi


Badan
Suntikan 10ml dan banayk dipasaran
Aktuator
Ukuran pas dengan suntikan dan
Aktuator dan
Isolasi cairan batang aktuator. Mudah dicari
Karet seal
Valve
dipasaran serta murah
mudah di machining, tidak
batang
Alumunium berkarat dan mudah didapatkan
penerus gaya
mudah didapatkan serta tahan
Kayu rangka rak
lama
Komponen
mudah saat proses bongkar
pendukung Saluran
Selang plastik pasang dan warnanya transparan
fluida

3. Dimensi
Dimensi alat peraga disesuaikan dengan dimensi komponen-komponennya.
Seperti dimensi lengan didasarka pada dimensi aktuator atau suntikan yang
digunakan. Sedangkan dimensi tuas kendali disesuaikan dengan dimensi
telapak tangan orang indonesia.

4.3 Tahap Penentuan Spesifikasi Rancangan


Tahap penentuan spesifikasi rancangan dilakukan pada konsep perancangan
alat peraga yang terpilih. Tahap spesifikasi rancangan meliputi penentuan dimensi
dan material yang akan dipakai untuk pembuatan alat peraga. Desain digambar
menggunakan software SolidWork 2014 yang kemudian dilanjutkan dengan
pembuatan prototipe berdasarkan desain tersebut.
commit to user

IV-15
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

4.3.1 Penentuan Dimensi dan Material


Berdasarkan konsep rancangan yang terpilih, alat peraga terdiri dari 5
komponen utama yaitu lengan, tuas kendali, aktuator, valve dan rak. Berikut ini
merupaka penjelasan fungsi, dimensi dan material yang digunakan pada masing-
masing komponen.
1. Lengan (Arm Body)
Lengan merupakan merupakan salah satu komponen utama penyusun alat
peraga sistem hidrolik. Lengan ini berfungsi sebagai aktuator atau rangka
penggerak yang meneruskan gaya dari silinder penggerak ke benda kerja. Lengan
ini tersusun dari 5 bagian yaitu base arm yang berfungsi sebagai penopang upper
arm dan fore arm serta sebagai dudukan dari silinder penggerak, Lengan terbuat
dari akrilik dengan tebal 3 mm dan silinder akrilik berdiameter 6 mm. Dengan
menggunakan bahan dari akrilik ini bertujuan agar praktikan dapat melihat cara
kerja dari lengan dan bagian yang ada di dalam lengan, karena bahan akrilik yang
transparan. Selain itu bahan akrilik juga relatif kuat dan ringan, sehingga beban
yang ditanggung oleh gearpump dan silinder penggerak tidak terlalu besar. Detail
dari lengan dapat dilihat pada gambar 4.7

Upper arm Fore arm

Base arm

Gambar 4.9 Komponen Penyusun Lengan (Arm)

commit to user

IV-16
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Gambar 4.10 Dimensi Lengan (Arm)


2. Tuas Kendali (Control bar)
Tuas kendali digunakan sebagai kontrol dari lengan, dimana pada tuas ini
terdapat 3 buah valve. Selain sebagai kontrol lengan tuas kendali ini juga
berfungsi meringankan operator (praktikan) dalam mengoperasikan valve karena
sesuai dengan prinsip kerja tuas. Jika kendali dilakukan tanpa tuas yaitu dengan
menarik atau mendorong langsung batang silinder akan lebih sulit dan berat.

Tuas kendali

Valve

Rangka Tuas

Gambar 4.11 Tuas Kendali (Joystick)

commit to user

IV-17
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Gambar 4.12 Dimensi Tuas Kendali (Joystick)

3. Aktuator linear
Aktuator linear, seperti yang tersirat dari namanya berfungsi untuk
memindahkan objek atau menerapkan sebuah gaya dalam saluran yang lurus.
Aktuator ini terdiri dari silinder, ram (piston), yang ditunjukan pada gambar 4.7.
silinder terdiri dari piston dengan diameter 18 mm yang bergerak di dalam
silinder. Piston ini dihubungkan dengan batang dengan diameter 8 mm yang
menggerakan beban. Material yang digunakan dalam membuat silinder adalah
dengan suntikan 10 ml, dilakukan proses pemesinan hingga menjadi seperti pada
gambar 4.7. seal cicin menggunakan material karet, sedangkan untuk seal pada
silinder memanfaatkan seal yang digunakan pada tabung gas elpiji.

commit to user

IV-18
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Gambar 4.13 Aktuator Linear

Gambar 4.14 Dimesi Aktuator Linear


4. Katup kontrol (Katup Geser)
Katup kontrol merupakan salah satu komponen penting dalan sistem hidrolik,
dimana katub kontrol ini berfungsi untuk mengarahkan dan mengatur aliran fluida
(air) dari pompa ke berbagai peralatan beban (aktuator). Jenis dari katup kontrol
mengguanakn katup 4/2. Bahan yang digunakan dalam pembuatan katup geser ini
adalah suntikan 10 ml sama seperti bahan yang digunakan pada pembuatan
aktuator. Perbedaan yang mendasar pada konstruksinya terdapat pada bagian
piston dan jumlah saluran lubang fluida. Dimana pada katup terdapat 2 seal dan 5
lubang saluran fluida seperti yang terdapat pada gambar 4. 9.

commit to user
Gambar 4.15 Katup Geser

IV-19
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

5. Papan pondasi
Papan ini merupakan pondasi dari part-part lain seperti arm, tuas kendali
dan tangki air. Pada papan juga terdapat rel sliding yang digunakan sebagai rel
untuk bergesernya arm. Rel dapat bergeser sejauh 8cm, sesuai dengan panjang
maksimum dari aktuator bekerja. Papan pondasi dibuat dari bahan akrilik dengan
tebal 5mm dengan ukuran papan 45x45 cm.

Gambar 4.16 Papan pondasi

Gambar 4.17 Dimensi papan pondasi

commit to user

IV-20
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

6. Tangki
Tangki merupakan bagian yang digunakan sebagai penampungan air yang akan di
alirkan ke sistem hidrolik dengan menggunakan gear pump kemudian kembali
lagi dialirkan ke tangki. Tangki dibuat dari bahan akrilik dengan tebal 2mm, yang
mampu menampung 1 liter.

Gambar 4.18 Tangki


4.3.2 Pembuatan Alat Peraga
Pembuatan alat peraga setelah tahap spesifikasi rancangan. Berikut gambar
4.18, 4.19 dan 4.20 menunjukan hasil pembuatan prototipe.

Gambar 4.19 Lengan


commit to user

IV-21
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Gambar 4.20 Tuas kendali

Gambar 4.21 Assembly

commit to user

IV-22
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

4.4 Pengujian Alat Peraga


Pengujian alat peraga sistem hidrolik dilakukan untuk mengetahui pengaruh
penggunan alat peraga terhadap peningkatan pembelajaran dan pemahaman
mahasiswa.
Non-Tutorial
Pretest Studi literatur Postest
(15 orang)

30
Peserta didik

Tutorial Quisioner
Pretest Tutorial Postest
(15 orang) TAM

Gambar 4.22 Protokol pengujian


Pengujian dilakukan terhadap 30 peserta didik yang akan dibagi menjadi 2
kelompok yaitu kelompok non-tutorial dan kelompok tutorial. Sebelum pengujian
dilakukan terlebih dahulu pretest dengan soal yang sama untuk kedua kelompok.
Pretest disini bertujuan untuk mengetahui apakah kemampuan awal peserta didik
sama. Setelah itu masing-masing kelompok diberikan perlakuan yang berbeda.
Untuk kelompok non-tutorial diberikan perlakuan berupa melakukan studi
literatur, sedangkan untuk kelompok tutorial akan melakukan tutorial otomasi
industri dengan menggunakan alat paraga. Tahap selanjutnya kedua kelompok
akan diberikan soal post test yang sama untuk mengetahui perbedaan peningkatan
pengetahuan terhadap sistem hidrolik. Tahap terakhir kelompok tutorial diminta
untuk mengisi kuisioner TAM (Technology Acceptance Model).
4.4.1 Implementasi alat peraga
Metode yang digunakan dalam pengujian ini adalah menggunakan metode
eksperimen dimana peneliti memasukkan beberapa perubahan pada subjek
sehingga didapatkan hasil yang diinginkan. Desain penelitian yang digunakan
merupakan Pretest-Post test Control Group Desain.
Populasi dalam pengujian ini adalah mahasiswa Teknik industri yang belum
mengikuti praktikum otomasi industri dan telah mendapatkan atau sedang
mendapatka mata kliah otomasi industri. Sampel yang diambil dalam pengujian
ini sebanyak 30 mahasiswa yang terbagi dalam 2 kelompok yaitu kelompok
tutorial an non-tutorial seperti ada tabel 4.6.

commit to user

IV-23
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Tabel 4.6 Pretest-post test group desain


Group Jumlah peserta Pretest Treatment Postest
Tutorial 15 T1 Metode literature study T2
Non-tutorial 15 N1 Metode visual aids N2

Dalam pengujian ini digunakan metode tes, dimana dalam hal ini tes yang
digunakan pada pretest dan post test merupakan test essay dengan 3 buah soal.
Sedangkan penilaian yang digunakan mengunakan skala rubrik dari skala 1-5.
Sebelum perlakuan diberikan kepada kedua kelompok, akan diberi test awal
(pretest) terlebih dahulu. Uji yang digunakan untuk mengetahui perbedaan
kemampuan awal kedua kelompok menggunakan uji t. Hipotesis yang dicari
adalah tidak ada pebedaan hasil pretest antara grup tutorial dengan grup no-
tutorial dan hipotesis nol dierima jika ttabel ≤ thitung ≤ ttabel.
Tabel 4.7 Hasil uji kesamaan data pretest
Group Rata-rata thitung ttabel Kriteria
Tutorial 2,89
0,143 1,761 Tidak Berbeda
Non-tutorial 2,93

Berdasarkan hasil uji t tehadap data pretest pada tabel 4.7 diperoleh nilai -
ttabel = -1,761 ≤ thitung = 0,143 ≤ ttabel = 1,761 pada α = 5%. Dari hasil ini didapakan
bahwa sebelum dilakukan perlakuan kedua grup memiliki kemampuan awal yang
sama. Hasil ini dapat dijadikan sebagai acuan bahwa adanya perbedaan pada hasil
post test nantinya murni dari hasil perlakuan dan bukan dari kondisi awal yang
berbeda.
Tabel 4.8 Deskripsi data hasil post test

Group N Minimum Maximum Mean std, deviation


Tutorial 15 2,67 8,67 5,47 1,451
Non-tutorial 15 2,67 4,67 3,47 0,675

Tabel 4.9 Hasil uji signifikansi data post test


Group Rata-rata thitung ttabel Kriteria
Tutorial 5,47
5,440 1,761 Signifikan
Non-tutorial 3,47
Pada tabel 4.8 menunjukkan bahwa pada kelompok tutorial setelah
commitalat
dilakukan pembelajaran menggunakan to user
peraga sistem hidrolik memperoleh

IV-24
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

rata-rata hasil belajar sebesar 5,47 dengan nilai tertinggi 8,67, nilai terendah 2,67
dan standar deviasi 1,451. Sedangkan pada grup non-tutorial setelah dilakukan
perlakuan mendapat nilai rata-rata sebesar 3,47, dengan nilai tertinggi 4,67 dan
terendah 2,67 dan standar deviasi 0,675. Berdasarkan hasil tersebut menunjukkan
bahwa pada grup tutorial yang mendapatkan pembelajaran mengunakan alat
peraga sistem hidrolik lebih tinggi dari grup non-tutorial yang mendapatkan
pembelajaran metode literature study.
Berdasarkan hasil uji t terhadap data hasil pembelajaran sistem hidrolik,
setelah dilakukan pembelajaran dengan menggunakan media alat peraga sistem
hidrolik pada kelompok tutorial dan kelompok non-tutorial didapatkan nilai -ttabel
= -1,761 ≤ thitung = 5,440 ≤ ttabel = 1,761 pada α = 5%. Dengan demikian dapat
diputuskan bahwa H0 tidak ada perbedaan antara kedua kelompok “ditolak” dan
menerima H1 yang menyatakan bahwa ada perbedaan antara kedua kelopok yang
bdilkukan perlakuan yang berbeda. Sehingga terdapat peningkatan penguasaan
materi mahasiswa Teknik Industri UNS pada pembelajaran otomasi industri
khususnya pada sistem hidrolik.
Tabel 4.10 Peningkatan nilai kelompok tutorial dan non-tutorial

Group Test Rata-rata Selisih Peningkatan


Pretest 2,89
Tutorial 2,58 89%
Postest 5,47
Non- Pretest 2,93
0,54 18%
tutorial Postest 3,47

Tabel 4.11 Hasil uji signifikansi data pretest-post test 2 kelompok

Dari hasil tabel 4.10 dan 4.11 diketahui bahwa pada kelompok tutorial rata-
rata hasil belajar pada pretest 2,89 dan setelah diberikan perlakuan berupa tutorial
meningkat menjadi 5,47, sehingga pada kelompok tutorial peningkatan rata-rata
mencapai 2,58 atau sektar 89% dari nilai pretest yang sebelumya dilakukan.
commit to user
sedangkan diketahui pada kelompok non-tutorial rata-rata hasl belajar pada pretest

IV-25
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

2,93 dan setelah diberikan perlakuan berupa literature study meningkat menjadi
3,47, sehingga pada kelompok tutorial peningkatan rata-rata 0,54 atau sektar 18%
dari nilai pretest. Kemudian setelah dilakukan uji signifikansi dengan
menggunakan SPSS terhadap hasil pretest-post test dari masing-masing kelompok
didapatkan hasil seperti pada tabel 4.11. Dari hasil pair test didapatkan bahwa
nilai t pada kelompok non-tutorial sebesar -1,934 dengan signifikansi 0,075.
Signifikasi pada kelompok tutorial 0,075 lebih dari 0,05 yang artinya peningkatan
yag terjadi antara hasil pretest dan post test tidak signifikan. Sedangkan untuk
kelompok Tutorial hasil uji t mendapatkan nilai -5,181 dengan signifikansi 0,000,
yang artinya pada kelompok tutorial terjadi peningkatan yang signifikan antara
pretest dengan post test. Sehingga dapat dijelaskan penggunaan alat peraga efektif
untuk pembelajaran. sistem hidrolik lebih efektif digunakan sebagai media
pebelajaran bagi mahasiswa.

4.4.2 Verifikasi implementasi alat peraga


Tahap verifikasi implementasi merupakan tahap dimana dilakukan
pengujian untuk mengetahui apakah alat peraga yang telah dibuat dan digunakan
dapat diterima oleh pengguna (mahasiswa). Dalam verifikasi imlementasi ini
dilakukan dengan menggunakan metode Techology Aceptance Model (TAM),
metode ini dibangun untuk menganalisis dan memahami faktor-faktor yang
mempengaruhi diterimanya penggunaan suatu teknologi. Menurut Davis (1989)
Model TAM yang dikembangkan dari teori psikologis, menjelaskan perilaku
pengguna komputer yaitu berlandaskan pada kepercayaan (belief), sikap
(attitude), keinginan (intention), dan hubungan perilaku pengguna (user behaviour
relationship). Pengujian ini menggunakan 4 (empat) konstruk dari model
penelitian TAM yaitu: Perceived Ease Of Use dan Perceived Usefulness (variabel
eksogen) dan Attitude Toward Using dan Actual Use (variabel endogen). Akan
tetapi dalam penelitian ini hanya mengunakan 3 variabel yaitu PEU, PU dan ATU.
Variabel Actual usage tidak dapat digunakan karena alat peraga belum digunakan
berulang kali atau baru diujikan pertama kali pada penelitian ini. Kemudian dari 3
konstruk atau variabel tersebut dapat dihasilkan indikator-indikator variabel yang
terdapat di tabel 4.12 commit to user

IV-26
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Tabel 4.12 Klasifikasi variabel dan indikator


Klasifikasi
Variabel Indikator Sumber
Variabel
Eksogen Perceived ease 1. Mudah dipelajari Davis (1989), Gefen et al.
of use 2. Mudah dikontrol (2003), Rigopoulos dan
3. Mudah dimengerti Askounis (2007), Yahyapour
4. Fleksibel (2008).
5. Mudah dikuasai
6. Mudah digunakan
Perceived 1. Pembelajaran lebih cepat Davis (1989), Gefen et al.
usefulness 2. Kinerja pembelajaran (2003), Yahyapour (2008).
3. Meningkatkan produktifitas
4. Keefektifan
5. Pembelajaran lebih mudah
6. Bermanfaat
Endogen Attitude toward 1. Menyenangkan Kusuma dan Susilowati
using 2. Merupakan ide yang bagus (2007), Yahyapour (2008)
3. Dinilai perlu
4. pembelajaran sebaiknya menggunakan alat peraga
5. merupakan ide yang bijaksana
Actual Usage 1. Dapat digunakan secara kontinyu Eriksson et al. (2005),
2. Lebih sering digunakan Rigopoulos dan Askounis
3. Menggunakan untuk pembelajaran (2007), Yussoff et al. (2009)
Responden yang diambil
4. Menggunakandalam
untuk pengujian ini merupakan responden dari
seluruh pembelajaran
5. Menggunakan untuk pembelajaran tertentu
kelompok tutorial dengan jumlah 15 responden. Dimana dari 15 ini telah
menggunakan dan mendapatkan tutorial otomasi dengan menggunakan alat peraga
material handling berbasis sistem hidrolik. Pengumpulan data dilakukan dengan
survei menggunakan kuisioner yang dilakukan dengan memberikan beberapa
pertanyaan dan pernyataan tertulis dari responden untuk dijawab. Jawaban diukur
menggunakan skala yang diberikan yaitu interval 1 – 5, guna mengukur dan
mengetahui ekspektasi nasabah mengenai atribut-atribut dan suatu produk atau
jasa yang sedang diteliti, dari sudut pandang pengguna. Skala interval merupakan
skala angka untuk menentukan peringkat objek sedemikian rupa sehingga jarak
setara secara numerik mewakili jarak setara karakteristik yang sedang diukur
(Malhotra, 2006 : 278).

commit to user

IV-27
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Tabel 4.13 Dasar intrepretasi indikator dan variabel


No Nilai skor Intrepretasi
1 1 - 2,33 Kurang
2 2,34 - 3,67 Cukup
3 3,68 - 5,00 Baik
Sumber : Solimun & adji (2009)

Kemudian akan diuraikan analisis deskriptif tentang jawaban responden


pembentukan variabel konstruk yang didasarkan kepada distribusi frekuensi hasil
tabulasi skor jawaban. Intrepretasi bagi setiap indikator didasarkan kepada
ketentuan-ketentuan seperti dalam Tabel 4.13.
A. Variabel perceived ease of use
Pengukuran berbagai indikator tersebut dilakukan secara
kuantitatif, yaitu melalui pemberian skor terhadap persepsi responden
mengenai kemudahan menggunakan alat peraga. Secara keseluruhan
persepsi responden terhadap indikator perceived ease of use dapat
disajikan pada tabel 4.14
Tabel 4.14 Persepsi responden terhadap indikator perceived ease of use
Skala jawaban Rata-rata
Pertanyaan Intrepretasi
1 2 3 4 5 skala jawaban
Alat peraga mudah dipelajari 8 7 3,47 Cukup
alat peraga mudah terkontrol 1 10 4 3,20 Cukup
alat peraga mudah dimengerti dan jelas 3 3 9 3,40 Cukup
Alat peraga fleksibel 2 9 4 3,13 Cukup
alat peraga mudah dikuasai 1 11 3 3,13 Cukup
alat peraga mudah digunakan 9 6 3,40 Cukup
Total rata-rata 19,73
Skor rata-rata 3,29 Cukup

Berdasarkan data pada Tabel 4.13 di atas menunjukkan bahwa dari


keenam indikator perceived ease of use yang diteliti maka berdasarkan
persepsi responden terhadap “alat peraga yang mudah dipelajari”
merupakan bagian dari perceived ease of use yang memiliki nilai rata-rata
skala jawaban tertinggi yaitu (3,47), menjelaskan bahwa menurut
pandangan responden alat peraga cukup memberikan kemudahan berupa
kemudahan untuk dipelajari. Secara keseluruhan persepsi pengguna
terhadap kemudahan mengunakan teknologi yang baru diterapkan berupa
alat peraga untuk tutorialcommit to industri
otomasi user “cukup” diterima, kesimpula

IV-28
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

tersebut berdasarkan rata-rata dari keenam poin pertanyaan yang diajukan


terhadap pengguna tentang perceived ease of use.
B. Variabel Perceived Usefulness
Dalam penelitian ini variabel perceived usefulness berkaitan
dengan suatu ukuran di mana penggunaan teknologi dipercaya akan
mendatangkan manfaat bagi orang yang menggunakannya.
Tabel 4.15 Persepsi responden terhadap indikator Perceived Usefulness
Skala jawaban Rata-rata
Pertanyaan Intrepretasi
1 2 3 4 5 skala jawaban
pemahaman lebih cepat 6 8 1 3,67 Cukup
alat peraga mendukung kinerja pembelajaran 3 11 1 3,87 Baik
produktivitas pembelajaran meningkat 8 7 3,47 Cukup
pembelajaran lebih efektif 1 4 10 3,60 Cukup
pembelajaran lebih mudah 5 10 3,67 Cukup
bermanfaat 3 11 1 3,87 Baik
Total rata-rata 22,13
Skor rata-rata 3,69 Baik

Berdasarkan data pada Tabel 4.15 di atas menunjukkan bahwa dari


keenam indikator Perceived Usefulness yang diteliti maka berdasarkan
persepsi responden terhadap “alat peraga bermanfaat dan mendukung
untuk proses pembelajaran” merupakan bagian dari Perceived Usefulness
yang memiliki nilai rata-rata skala jawaban tertinggi yaitu (3,87),
menjelaskan bahwa menurut pandangan responden alat peraga bagus
untuk mendukung proses pembelajaran dan tentu bermanfaat. Secara
keseluruhan persepsi pengguna terhadap alat peraga akan mendatangkan
manfaat bagi orang yang menggunakannya untuk tutorial otomasi industri
adalah benar adanya, kesimpulan tersebut berdasarkan rata-rata dari
keenam poin pertanyaan yang diajukan terhadap pengguna tentang
Perceived Usefulness.
C. Variabel Attitude Toward Using
Dalam penelitian ini variabel attitude toward using berkaitan
dengan sikap terhadap penggunaan sistem yang berbentuk penerimaan dan
penolakan sebagai dampak mengunakan suatu teknologi dalam
pekerjaannya.

commit to user

IV-29
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Tabel 4.16 Persepsi responden terhadap indikator attitude toward using


Skala jawaban Rata-rata
Pertanyaan Intrepretasi
1 2 3 4 5 skala jawaban
menyenangkan 4 9 2 3,87 Baik
merupakan ide yang bagus 3 9 3 4,00 Baik
dinilai perlu untuk menunjang pembelajaran 14 1 4,07 Baik
pembelajaran sebaiknya menggunakan alat peraga 9 6 4,40 Baik
merupakan ide yang bijaksana 3 11 1 3,87 Baik
Total rata-rata 20,20
Skor rata-rata 4,04 Baik

Berdasarkan data pada Tabel 4.16 di atas, menunjukkan bahwa dari


kelima indikator attitude toward using yang diteliti maka berdasarkan
persepsi responden terhadap ide yang bagus, merupakan bagian dari
attitude toward using yang memiliki nilai rata-rata skala jawaban tertinggi
yaitu sebesar (4,40), menjelaskan menurut pandangan responden
pembelajaran memang sebaiknya menggunakan alat peraga. Dilihat dari
skor rata-rata keseluruhan 5 poin pertanyaan yang diajukan kepada
responden sebesar 4,04, yang artinya dari persepsi responden menerima
digunakannya alat peraga khususnya pada tutorial otomasi industri.
Tabel 4.17 Hasil akhir pembobotan
Variabel Bobot Nilai Bobot.nilai
Perceived ease of use (PEU) 51% 3,29 1,68
Perceived usefulness (PU) 36% 3,69 1,31
Attitude toward using (ATU) 13% 4,04 0,54
Nilai akhir 3,53
Setelah didapatkan score rata-rata dari ketiga variabel diatas, kemudian
dilakukan pembobotan dengan mengunakan pair wise comparison. Pair wise
comparison dilakukan dengan cara merangking secara sederhana antara dua
perbandingan, sehingga seluruh atribut memiliki pembanding satu dengan yang
lain. Perbandingan dilakukan dengan mengisi kuesioner yang telah disiapkan yang
diisi oleh dosen Tenik Industri UNS yang pernah mengampu mata kuliah otomasi
industri dan asisten praktikum yang telah memberikan praktikum otomasi industri.
Peringkat pertama dari hasil rekap pembobotan adalah perceived ease of use
dengan 51%, kemudian yang kedua dari variabel perceived usefulness dengan
bobot 36% dan bobot paling kecil yaitu attitute toward using dengan bobot 13%.
Setelah dikalikan dengan nilai akhir dari setiap variabel yang didapat dari
responden sebelumnya didapatkancommitnilai
to user
akhir sebesar 3,53. Konsistensi

IV-30
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

pembobotan menunjukkan angka 0,02 atau < 0,1 sehingga hasil penilaian
dianggap memenuhi sarat inkonsistensi atau pembobotan dilakukan secara
konsisten. Kesimpulan dari verifikasi implementasi alat peraga ini adalah penguna
“cukup” membantu dalam proses pengembangan pembelajaran mahasiswa.
Aceptane masih alam kategori cukup.
4.4.3 Perhitungan Silinder Hidrolik
Prinsip dasar sistem hidrolik berasal dari hukum Pascal, pada dasarnya
menyatakan pada suatu bejana tertutup yang ujungnya terdapat beberapa saluran
yang sama maka akan dipancarkan ke segala arah dengan tekanan dan jumlah
aliran yang sama.
Menghitung Gaya Piston

Gambar 4.23 Gambar sketsa sistem hidrolik


Diketahui :
d1 = 8 mm d2 = 16 mm
2
P1 = P2 = 10 Psi = 0.069 N/mm Fr = 10% N
Ditanya : F1 dan F2 ?
Gaya tarik mundur
Rumus : F = P.A
A = .R2
= 3,14 x (8)2
= 200,96 mm2

A1 = .(R2 – r2)
= 3,14 x (82 – 42)
= 150,72 mm2
- Secara teori gaya yang didapatkan pada saat langkah mundur
F1 = P x A1
= 0.069 N/mm2 x 150,72 mm2
commit to user
= 10,39 N

IV-31
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

- Gaya efektif mundur


F = F1 – Fr Dimana Fr = 10% x 10,39 N
= 1,039
= 10,39 – 1,039
= 9,351 N
Gaya batang maju
Rumus : F2 = P.A
- Secara teori gaya yang didapat saat maju
Fth =PxA
= 0.069 N/mm2 x 200,96 mm2
= 13,86 N
- Gaya efektif maju
F = Fth – Fr Dimana Fr = 10%.13,86 N
= 1,386 N
= 13,86 – 1,386
= 12,474 N
Pressure : 10 psi
Flow rate : 150 ml/1 minutev

commit to user

IV-32
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

4.4.3 Bill of Material


Bill of material (BOM) merupakan daftar dari semua material yang dibutuhkan untuk membuat satu unit alat peraga hidrolik. Gambar
berikut menunjukan BOM dari satu unit alat peraga :
Alat Peraga

Lengan Hidrolik Tuas Kendali Meja Rak Tangki Pompa

Akrilik Suntikan Batang alumunium Akrilik Suntikan Batang alumunium Akrilik Akrilik Gear
Seal Seal Rel Sliding Kayu 5mm Motor DC
3mm 10ml 8mm 5mm 10ml 8mm 5mm 5mm pump

Lem Akrilik Skrup Lem Akrilik Skrup Skrup Lem Akrilik Skrup Paku Lem Akrilik sealent Skrup

Gambar 4.24 Bill of material

commit to user

IV-33
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

4.4.4 Estimasi Biaya


Estimasi biaya meliputi biaya penggunaan material untuk pembuatan alat
peraga. Perhitunganbiaya rinci dapat dilihat pada tabel 4.18.
Tabel 4.18 Estimasi Biaya
No Material satuan Jumlah Harga Jumlah
1 akrilik 1 cm batang (1m) 1 Rp 8.000,00 Rp 8.000,00
2 baut mur buah 50 Rp 100,00 Rp 5.000,00
3 as akrilik batang (1m) 1 Rp 13.000,00 Rp 13.000,00
4 suntikan 10 ml buah 24 Rp 4.500,00 Rp 108.000,00
5 selang m 1 Rp 4.500,00 Rp 4.500,00
6 tripleks m2 1 Rp 5.000,00 Rp 5.000,00
7 super glue buah 1 Rp 4.500,00 Rp 4.500,00
8 lem bakar buah 2 Rp 2.500,00 Rp 5.000,00
9 gear pump buah 4 Rp 75.000,00 Rp 300.000,00
2
10 akrilik 5 ml m 1 Rp 70.000,00 Rp 70.000,00
11 lem akrilik botol 2 Rp 20.000,00 Rp 40.000,00
12 akrilik 3 ml m2 1 Rp 50.000,00 Rp 50.000,00
Total Rp 613.000,00

commit to user

IV-34
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

IV-35

Anda mungkin juga menyukai