Anda di halaman 1dari 1

Jangan Pernah Menyerah

Pada tanggal 28 Oktober 2005 lahirlah seorang anak laki laki yang bernama Shidqie Wicaksono, ia merupakan anak
pertama dari 2 bersaudara, ia lahir di keluarga yang sederhana bersama ayah, ibu dan adik laki lakinya.
Masa kecilnya sangat menyenangkan, ia pertama kali sekolah di taman kanak kanak (TK) pada 2009, setiap berangkat
sekolah dia selalu berjalan kaki ke sekolah ditemani kakeknya karena jaraknya cukup dekat. Dia mudah bergaul
dengan teman sekelasnya maupun dengan kakak tingkatnya, mereka sering bermain bersama di taman bermain
belakang sekolah.
Setiap liburan ia lebih sering berada di tempat nenek dan kakeknya, ia juga memiliki teman disana yang sebaya
maupun lebih tua darinya mereka sering bermain bersama di halaman rumah seperti sepak bola, petak umpet dan bulu
tangkis, pada suatu hari dia bermain dengan temannya di sungai dekat rumah neneknya, neneknya pernah berkata
jangan bermain di sungai karena berbahaya tapi dia menghiraukan himbauan neneknya dan berakhir terseret arus
karena masih kecil, sejak saat itu setiap dia ke rumah neneknya dia tidak pernah lagi bermain di sungai.
Setelah ia lulus dari taman kanak kanak (TK) dia melanjutkan pendidikannya di sekolah dasar (SD), ia memiliki
beberapa peristiwa penting di sekolahnya salah satunya mengikuti lomba baris berbaris saat kelas 4 SD, dia juga
pernah berkelahi dengan teman sekelasnya karena berebut penghapus pada kelas 5.
Dia lulus pada tahun 2017 dan masuk ke sebuah madrasah tsanawiyah (MTS), di masa itu ia mulai mengenal cinta tapi
karena peraturan sekolah dia menjadi sulit dalam berhubungan cinta. Saat menginjak kelas 9 dia terkejut karena syarat
kelulusan adalah menghafal 15 surat pendek dan surat yasin, tapi dia berhasil memenuhi syarat dan lulus pada tahun
2020.
Kemudian dia masuk ke sebuah sekolah menengah atas (SMA), tapi karena wabah COVID-19 menyerang dia harus
menjalani pelajaran secara daring selama 1 tahun, disaat itulah rasa malas mulai menjadi kebiasaan dan dia lebih
sering mencontek daripada mengerjakan sendiri tugas yang diberikan kepada guru pengajar. Pada saat dia menginjak
kelas 11 pelajaran sudah mulai kembali normal dan dia tidak bisa mengikuti pelajaran karena kebiasaan di kelas 10.
Pada saat kelas 12 dia mulai bingung mau melanjutkan kemana karena nilainya pa pasan.
Ia pun lulus pada tahun 2023, pada saat inilah masa tersulit hidpnya terjadi, dia ingin melanjutkan ke sekolah
kedinasan namun sayangnya dia tidak diterima dan akhirnya memutuskan untuk sekolah di universitas swasta, dia
menempuh pendidikan S1, dia butuh waktu lebih lama daripada yang lain karena skripsinya berulang kali direvisi.
Akhirnya ia lulus saat umur 23 tahun tepatnya tahun 2027.
Pada saat ini beruntung dia langsung diterima di sebuah perusahaan bergengsi dan bekerja di perusahaan itu selama 6
tahun sehingga diangkat menjadi manajer umum, dia sangat bersyukur dan berfikir untuk menikah karena usia yang
sudah mencukupi. Diapun bertemu jodohnya yang ternyata teman SMA nya, merekapun menikah dan memiliki 2
anak.
Setelah usianya mencapai 50 tahun dia memiliki hobi lain yaitu menulis novel, salah satu karyanya yang terkenal
adalah Jatuh dan Bangun.
Pada masa dari dia kecil sampai besar dia telah mengalami susah senang yang membuat dia memiliki sifat pekerja
keras, ia berharap hal yang dilakukan bermanfaat bagi orang lain.

Anda mungkin juga menyukai