Anda di halaman 1dari 7

Jurnal Health Sains: p–ISSN: 2723-4339 e-ISSN: 2548-1398

Vol. 3, No.5, Mei 2022

IDENTIFIKASI SENYAWA MDMA DAN PARACETAMOL DALAM SAMPEL URINE


MENGGUNAKAN METODE KROMATOGRAFI LAPIS TIPIS DAN
KROMATOGRAFI GAS – SPEKTROFOTOMETRI MASSA (GC-MS)

Adella Aisiyah, Ajeng Nita Aryani, Diva Rizqi Salsabilla, Putri Mutiara Iskandar, Silvana
Lestari Irwansyah
Fakultas Ilmu Kesehatan, Universitas Singaperbangsa Karawang Jawa Barat, Indonesia
Email: adellaaisiyah@gmail.com, ajengnita29@gmail.com, divarizqi23@gmail.com,
sivanalestariirwansyah223@gmail.com, Putriimutiara588@gmail.com

ARTIKEL INFO ABSTRAK


Diterima: MDMA (3,4-metilenedioksimet amfetamin) merupakan senyawa
10 April 2022 semisintetik turunan dari amfetamin tipe stimulan (ATS) yang bekerja
Direvisi: dengan cara memicu pelepasan serotonin. Parasetamol
11 April 2022 (acetaminophen) adalah salah satu jenis obat yang memiliki efek
Dipublish: analgesikantipiretik. Analisis MDMA memerlukan suatu metode yang
23 April 2022 relatif cepat sehingga dipilih metode TLC. Uji identifikasi dilakukan
Kata Kunci: dengan 3 sistem kromatografi yaitu metanol: amonia TA (100:1,5 v/v),
MDMA, metanol: butanol TAF (60:40 v/v), dan Toluena: aseton: etanol: amonia
Identifikasi, TAEA (45: 45: 7: 3 v/v/v/v). Uji determinasi dilakukan dengan system
Determinasi, TAEA dan digunakan MDMA sebagai standar. Hasil uji identifikasi
Kromatografi Lapis menunjukkan benar dalam sampel terkandung MDMA melalui
Tipis. pendekatan Hrfc dan spektrum. Analisis Kualitatif Senyawa
acetaminophen, Parawsetamol (Acetaminophen) Pada Urin bertujuan untuk
urin, rambut, menganalisis senyawa parasetamol (acetaminophen) pada urin secara
Kromatografi Gas– kualitatif dengan menggunakan kromatografi gas – spektrometri massa
Spektometri Massa (GC-MS). Ekstraksi parasetamol pada sampel urin dilakukan dengan
menggunakan etil asetat, yang selanjutnya hasil ekstraksi diderivatisasi
menggunakan BSTFA yang mengandung TMCS 1 % dan dianalisis
menggunakan kromatografi gas – spektrometri massa (GC-MS). Hasil
penelitian menunjukkan bahwa sampel urine pada 1, 2, dan 3 jam
setelah mengkonsumsi parasetamol memberikan hasil positif
acetaminophen-TMS sedangkan pada 24, 168, dan 720 jam setelah
konsumsi mengahasilkqn negatif.

Keywords: ABSTRACT
MDMA, MDMA (3,4-methylenedioximet amphetamine) is a semisynthetic
Identification, compound derived from stimulant type amphetamine (ATS) which
Determination, works by triggering the release of serotonin. Paracetamol
Thin Layer (acetaminophen) is one type of drug that has an analgesic-antipyretic
Chromatography. effect. MDMA analysis requires a relatively fast method, so the TLC
acetaminophen, method was chosen. The identification test was carried out using 3
urine, hair, Gas chromatographic systems, namely methanol: ammonia TA (100:1.5
Chromatography– v/v), methanol: butanol TAF (60:40 v/v), and Toluene: acetone:
Mass Spectrometry ethanol: ammonia TAEA (45: 45: 7: 3v/v/v/v). The determination test
was carried out using the TAEA system and MDMA was used as a
standard. The results of the identification test showed that the sample
contained MDMA through the Hrfc and spectrum approaches.
How to cite: Aisiyah, A., Aryani,A, N., Salsabilla, D, R., Iskandar, Irwansyah, S, L., (2022) Identifikasi Senyawa
Mdma dan Paracetamol dalam Sampel Urine Menggunakan Metode Kromatografi Lapis Tipis dan
Kromatografi Gas – Spektrofotometri Massa (Gc-Ms). Jurnal Health Sains 3(5). https://doi.org/
10.46799/jhs.v3i5.482
E-ISSN: 2723-6927
Published by: Ridwan Institute
Identifikasi Senyawa Mdma dan Paracetamol dalam Sampel Urine

Qualitative Analysis of Paracetamol Compounds (Acetaminophen) in


Urine aims to analyze paracetamol compounds (acetaminophen) in
urine qualitatively by using gas chromatography - mass spectrometry
(GC-MS). Extraction of paracetamol in urine samples was carried out
using ethyl acetate, which was then derivatized using BSTFA
containing 1% TMCS and analyzed using gas chromatography – mass
spectrometry (GC-MS). The results showed that urine samples at 1, 2,
and 3 hours after consuming paracetamol gave positive results for
acetaminophen-TMS while at 24, 168, and 720 hours after
consumption they were negative.

Pendahuluan penulis kembali melakukan observasi secara


Urine atau air seni maupun air kencing kimiawi pada urin pasien yang mendapatkan
adalah cairan sisa yang diekskresikan oleh terapi parasetamol dalam dosis terapi
ginjal yang kemudian akan dikeluarkan dari (berdasarkan resep dokter) tanpa mengubah
dalam tubuh melalui proses urinasi. Eksreksi pola konsumsi obat yang diberikan oleh
urin diperlukan untuk membuang molekul- dokter sesuai dengan kode etik yang berlaku
molekul sisa dalam darah yang disaring oleh serta tanpa adanya intervensi dari peneliti.
ginjal dan untuk menjaga homeostasis cairan Dalam jurnal penelitian satunya oleh
tubuh (Mariati, 2015). (Dewi & Duana, 2013) “Identifikasi Dan
Urine atau air seni maupun air kencing Determinasi Mdma Dalam Sampel Urine
adalah cairan sisa yang diekskresikan oleh Dengan Metode Kromatografi Lapis Tipis”
ginjal yang kemudian akan dikeluarkan dari digunakan MDMA (3,4metilenedioksimet
dalam tubuh melalui proses urinasi. amfetamin) atau yang secara umum dikenal
Eksreksiurin diperlukan untuk membuang sebagai ekstasi merupakan senyawa
molekul-molekul sisa dalam darah yang semisintetik turunan dari amfetamin tipe
disaring oleh ginjal dan untuk menjaga stimulan (ATS). Tahapan yang diperlukan
homeostasis cairan tubuh (Patriyah, 2018). dalam analisis MDMA adalah metode
Dalam jurnal Komang Ari, dkk skrining, identifikasi, dan determinasi. Hasil
“Analisis Kualitatif Senyawa Parasetamol analisis sangat dipengaruhi oleh jenis sampel
(Acetaminophen) Pada Urin Dan Rambut yang digunakan, metode preparasi sampel,
Menggunakan Kromatografi Gas. dan metode pengujian (ayu Suariyani, 2020).
Spektrometri Massa (GC-MS).” Sampel yang digunakan pada penelitian ini
Disebutkan (Harsanto & Hidayat, 2017) yang adalah sampel urin. Urin merupakan bahan
menganalisis parasetamol dalam sampel urin biologis penting untuk analisis Ekstasi,
dengan metode TLCSpektrofotodensitometer karena sekitar 50% senyawa tidak berubah
diketahui bahwa urin yang dianalisis (MDMA) dan proporsi produk
kandungan parasetamolnya adalah urin dari biotransformasi mereka yang relatif tinggi
individu yang tidak mengkonsumsi dapat ditemui pada sampel dalam bentuk
parasetamol (urin blanko) yang ditambahkan bebas atau terkonjugasi (Manela, 2015).
larutan standar parasetamol (adisi standar). Beberapa metode seperti kromatografi gas
Penelitian ini belum dapat menggambarkan (GC), spektrometri massa GC (GCMS),
keberadaan parasetamol dalam urin pada kromatografi cair kinerja tinggi (HPLC),
kondisi yang sesungguhnya sehingga perlu elektroforesis kapiler (CE) dan Spektroskopi
dilakukan kembali analisis kualitatif pada IR telah digunakan. Metode-metode ini
urine seseorang yang mendapat terapi memakan waktu, terutama mengenai
parasetamol. Berdasarkan uraian diatas maka diagnosis, karena sering memerlukan lebih

Jurnal Health Sains, Vol. 3, No.5, Mei 2022 691


Adella Aisiyah, Ajeng Nita Aryani, Diva Rizqi Salsabilla, Putri Mutiara Iskandar, Silvana
Lestari Irwansyah

banyak metode analitik untuk menemukan sebanyak 1 μL. Ketiga plat dielusi dengan
obat amfetamin. Thin Layer Chromatography fase gerak berbeda. Plat yang sudah kering
(TLC) adalah metode sederhana, cepat, disemprotkan dengan pereaksi ninhidrin.
murah, dan relatif selektif serta sensitif untuk Kemudian dimasukkan ke oven.
analisis obat dan racun. Penentuan kuantitatif Diamati perubahan warna yang terjadi.
obat dan racun secara simultan telah Kemudian dilakukan perbandingan spektrum.
membuatnya menjadi metode yang cepat. Pada Uji Determinasi dengan TLC :
Oleh karena itu penelitian ini bertujuan untuk Densitometri Fraksi fase organik dilarutkan
melakukan identifikasi dan determinasi dengan 100 μL pelarut methanol. Disiapkan
MDMA dalam sampel urin menggunakan Plat KLT silica gel GF254. Ditotolkan larutan
metode kromatografi lapis tipis standar MDMA konsentrasi 500 ng/μl
sebanyak 2,3,4,8,10 μL, fase organik hasil
Metode Penelitian LLE (liquid-liquid extraction) sebanyak 10
Metode yang digunakan pada jurnal μL. Dielusi dengan sistem fase gerak TAEA
pertama yaitu Uji Skrining menggunakan toluena:aseton:etanol:amonia (45:45 :7:3
Metode Strip, Esktraksi Sampel Urin, Uji v/v/v/v). Plat discan pada panjang gelombang
Konfirmasi dengan TLC, Uji Determinasi 210 nm.
dengna TLC. Pada Uji Skrining Sedangkan metode yang digunakan
menggunankan Metode Strip Test, Strip test pada jurnal kedua yaitu Pengambilan Sampel
dicelupkan ke dalam Sampel urin, kemudian Urin, Preparasi Larutan Standar Paracetamol,
proses deteksi ditunggu selama ± 4- 6 menit. Preparasi Kolom, Ekstraksi Sampel Urin,
Pada Ekstraksi Sampel Urin, yang Derivatisasi, Kondisi GC-MS. Pada
pertama yaitu LLE (Liquid-liquid extraction) Pengambilan Sampel Urin sampel dilakukan
: 1 ml sampel urine dipipet ke dalam tabung pada 1, 2, 3, 24, 168, dan 720 jam setelah
sentrifugasi lalu ditambahkan 1 ml NaOH 1 konsumsi tablet parasetamol dengan dosis
M, 2,5 ml akuades, dan 10 ml kloroform: etil terapi tanpa mengubah pola konsumsi obat
asetat: etanol (3:1:1 v/v/v). Divortex selama yang telah diberikan. Pada Preparasi Larutan
10 menit, disentrifugasi selama 5 menit. Fase Standar Parasetamol : Tablet obat campuran
organik disaring dengan natrium sulfat dan dengan keterangan obat yakni mengandung
filter di cuci dengan 2 ml kloroform: etil 500 mg parasetamol dan 250 mg senyawa
asetat: etanol (3:1:1 v/v/v). Fase organik obat lainnya (pseudoephedrine, malaet,
dipindahkan ke beaker yang telah berisi 25 μl klorfeniramine) digerus hingga halus.
10% HCl dalam methanol, kemudian Sebanyak 0,15 mg serbuk obat
diuapkan hingga kering. Kemudian SPE ditimbang dan dilarutkan dalam labu ukur
(solid phase extraction) : Catridge SPE di 100 mL dengan aquades hingga tanda batas,
prekondisikan dengan 2 ml methanol dan 2 sehingga diperoleh larutan standar
ml akuades. 1 ml urin dilarutkan dengan 2 ml parasetamol 1 ppm. Pada Preparasi Kolom :
buffer fosfat pH 6. Dicuci dengan 2 ml HCl Cartridge yang telah disiapkan ditutup dengan
0,1 M dan 2 ml methanol, dikeringkan kertas saring. Exterlute dimasukkan kedalam
menggunakan vakum selama 2 menit. Dielusi cartridge sebanyak ¾ bagian cartridge untuk 8
dengan 2 ml 5% NH4OH dalam MeOH, eluat mL sampel. Pada Ekstraksi Sampel Urin : pH
diuapkan. Pada Uji Konfirmasi dengan TLC : sampel urin diukur menggunakan pH
Fraksi fase organik dilarutkan dengan 50 μL indicator- strips. Kemudian sebanyak 8 mL
pelarut metanol. Disiapkan 3 Plat KLT silica urin dimasukkan ke dalam kolom SPE.
gel GF254 larutan sampel, larutan blanko Kemudian dielusi dengan eluen etil asetat,
(metanol) ditotolkan 20 μL, standar ditotolkan eluat hasil elusi diuapkan dibawah blower

692 Jurnal Health Sains, Vol. 3, No.5, Mei 2022


Identifikasi Senyawa Mdma dan Paracetamol dalam Sampel Urine

lemari asam. 1 mL eluat disentrifugasi selama rambut). Tabung disegel dan dipanaskan pada
5 menit dengan kecepatan 5000 rpm. 60 oC selama 30 menit. Setelah derivatisasi,
Supernatan yang diperoleh ditampung dalam sampel didinginkan sampai suhu kamar dan
tabung reaksi lalu dialiri nitrogen pada suhu siap diinjeksikan pada sistem GCMS. Pada
ruang hingga seluruh pelarutnya menguap Kondisi GC-MS : analisis GC dilakukan
kemudian residu yang diperoleh dengan Agilent 6890N kromatografi gas
diderivatisasi. Pada Derivatisasi : sebanyak dilengkapi dengan Agilent 5973 detektor
50 μL BSTFA dengan TMCS 1 % massa selektif.
ditambahkan ke residu (sampel urin dan

Hasil dan Pembahasan


Berdasarkan hasil dari jurnal pertama Kromatografi Lapis Tipis yang mengacu pada
dilakukan penelitian menggunakan tiga TIAFT (The International Asosiation of
metode yaitu uji skrining, uji konfirmasi, dan Forensic Toxicologists).
uji determinasi. Uji skrining dilakukan Pendekatan yang digunakan yaitu
dengan pemeriksaan awal terhadap obat pada pendekatan hRfc dan overlay spektrum untuk
golongan yang besar atau metabolitnya menentukan senyawa yang terkandung dalam
dengan hasil presumptif positif atau negative. sampel. Sebagai pembanding ditotolkan baku
Apabila terlihat pada strip test yang pembanding seperti MDMA, morfin, dan
digunakan terdapat garis berwarna merah kodein untuk menjadi acuan hrfc. Diperoleh
maka sampel urin dinyatakan positif overlay spektrum jika spektrum hasil LLE
mengandung psikotropika golongan menunjukkan korelasi tertinggi untuk
amfetamin (Wa Ode Sumarsih & Rosanty, golongan amfetamin adalah etil MDMA
2018). Sebelum dilakukan uji skrining perlu dengan nilai korelasi 0,82434 (b) dan untuk
dilakukan pengecekan organoleptis urin. sampel hasil SPE adalah TMA dengan
Hasil organoleptis pada urin menunjukkan korelasi 0,77341. (c). Hasil hRfc yang
warna urin kuning, bau khas urine dengan pH diperoleh pada sistem TAF tidak
urin yaitu 5. Pada sampel urin ini positif menunjukkan golongan amfetamin.
mengandung psikotropika golongan
amfetamin. Pada tahap kedua yaitu uji
konfirmasi menggunakan metode

Hasil overlay spektrum yang dari senyawa yang diduga berada dalam
diperoleh pada sampel LLE menunjukkan sampel. Hal ini disebabkan karena tidak ada
korelasi tertinggi untuk golongan amfetamin standar pembanding yang memiliki Rf lebih
yaitu etil MDA dan MDMA. Sampel hasil besar dari spot yang diduga senyawa
LLE memiliki nilai hRfc yang sangat jauh golongan amfetamin. Maka dari itu apabila

Jurnal Health Sains, Vol. 3, No. 5, Mei 2022 693


Adella Aisiyah, Ajeng Nita Aryani, Diva Rizqi Salsabilla, Putri Mutiara Iskandar, Silvana
Lestari Irwansyah

dilihat pada SOC (scene of crime), nilai suhu, dan waktu penyimpanan. Selain itu
hrfc, dan overlay spektrum dapat dinyatakan mekanisme kerja untuk ekstraksi dengan
jika golongan amfetamin yang terkandung LLE dan SPE juga berbeda. Sehingga analit
dalam sampel urin tersebut adalah MDMA. yang dihasilkan memiliki perbedaan yang
Pada uji konfirmasi diperoleh hasil berbeda signifikan.
antara sampel LLE dan SPE dapat terjadi
karena beberapa pengaruh seperti pH urin,

Tahapan ketiga yaitu uji determinasi setara dengan 0,40,8 mg/L maka seseorang
dengan menggunakan 5 larutan seri dengan tersebut telah mengkonsumsi MDMA dalam
konsentrasi yang berbeda. Nilai r2 yang jumlah yang sangat banyak dan dapat
diperoleh adalah 1 (kurva kalibrasi). menyebabkan toksisitas akut. Hal ini
Kemudian dapat dihitung LOD dan LOQ diperkuat kembali melalui penelitian yang
(batas deteksi dan batas kuantifikasi) dari menyebutkan bahwa konsentrasi MDMA
hasil yang masing-masing sebesar 18,63 ng yang tinggi dapat menyebabkan kematian.
dan 62,12 ng (Beredar & Pasaran, 2016). Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa
Berdasarkan hasil yang diperoleh tersebut, sampel urine yang diteliti mengandung
apabila seseorang mengkonsumsi MDMA MDMA dengan dosis letal.

Pada jurnal kedua dilakukan dua (acetaminophen) pada urine. Hasil


pengujian yaitu pengukuran pH urine dan pengukuran pH urine menggunakan pH
uji analisis senyawa parasetamol indicator-strips disajikan pada Tabel 1
Identifikasi Senyawa Mdma dan Paracetamol dalam Sampel Urine

terlihat bahwa semua sampel urin yang akan derivatisasi menggunakan BSTFA yang
dianalisis telah berada pada pH 4-6 mengandung TMCS 1% sehingga terjadi
sehingga tidak dilakukan perlakuan lainnya pergantian gugus hidrogen aktif dengan
untuk mengatur pH urin. Berdasarkan hasil trimetilsilil (Si(CH3)3).
analisis yang didapatkan, Acetaminophen -
TMS diperoleh akibat dilakukannya

Tahap terakhir pada uji analisis terdistribusikan keseluruh tubuh dengan


senyawa parasetamol (acetaminophen) waktu paruh 1-3 jam.
diperoleh senyawa acetaminophen-TMS Hasil negatif diperoleh pada
pada larutan standar yang terbaca dengan pengamatan 24, 168, dan 720 jam setelah
metode Full Scan dan SIM (Selected Ion mengkonsumsi obat, hal tersebut terjadi
Monitoring) dengan waktu retensi 18.31 karena seluruh metabolit acetaminophen
menit setelah mengkonsumsi tablet seluruhnya telah terekskresi melalui urin
parasetamol menunjukkan hasil positif (+) maupun cairan tubuh yang lainnya seperti
acetaminophen - TMS. Berdasarkan hasil keringat dan saliva.
yang diperoleh dari tabel 2, Hasil positif
menunjukkan bahwa parasetamol telah

Kesimpulan
Hasil dari kedua jurnal pada sampel metode kromatografi gas -spektrometri
urine yang telah diuji menggunakan massa diperoleh hasil positif acetaminophen-
kromatografi lapis tipis menunjukan bahwa TMS pada sampel urine setelah 1,2 dan 3 jam
sampel urine yang diteliti positif mengandung setelah mengkonsumsi
MDMA dengan dosis letal dan dengan

695 Jurnal Health Sains, Vol. 3, No.5, Mei 2022


Adella Aisiyah, Ajeng Nita Aryani, Diva Rizqi Salsabilla, Putri Mutiara Iskandar, Silvana
Lestari Irwansyah

Perumahan Plamongan Indah Semarang.

BIBLIOGRAFI
Jurnal Ilmu Administrasi Bisnis, 6(3), 340–
Ayu Suariyani, D. P. (2020). Identifikasi dan 351. Google Scholar
Determinasi MDMA dalam Sampel
Urine dengan Metode Kromatografi Manela, C. (2015). Pemilihan, penyimpanan
Lapis Tipis. Indonesian Journal of dan stabilitas sampel toksikologi pada
Legal and Forensic Sciences (IJLFS), korban penyalahgunaan narkotika.
10(1), 16–25.Google Scholar Jurnal Kesehatan Andalas, 4(1). Google
Scholar
Beredar, F. P. P. W. Y., & Pasaran, D. (2016).
Validasi Metode Spektrofotometri Mariati, N. W. (2015). Pencegahan dan
Visible Untuk Penentuan Kadar. Journal perawatan karies rampan. Jurnal
of Pharmacy and Science, 1(1). Google Biomedik: JBM, 7(1). Google Scholar
Scholar
Patriyah, S. (2018). Perbedaan Berat Jenis
Darmapatni, K.A.G., Dkk. 2014. Analisis Urin Berdasarkan Penundaan Waktu
Kualitatif Senyawa Paracetamol pada Penderita Diabetes Mellitus.
(Acetaminophen) Pada Urin Dan UNIMUS. Google Scholar
Rambut Menggunakan Kromatografi
GasSpektrofotometri Massa (GC-MS). Suariyani, D.P.A, Dkk. 2020. Identifikasi
Jurnal Kimia; 8 (2) : 257-262. Google Dan Determinasi Mdma Dalam Sampel
Scholar Urine Dengan Metode Kromatografi
Lapis Tipis. Indonesian Journal Of
Dewi, N. K. N., & Duana, I. M. K. (2013). Legal And Forensic Sciences; 10
Keluhan muskuloskeletal pada sales (01):16-25. Google Scholar
promotion girl (SPG) mall pemakai
sepatu tumit tinggi di kota Denpasar Wa Ode Sumarsih, P., & Rosanty, A. (2018).
tahun 2012. Community Health, 1(2), Identifikasi Narkoba Jenis
143–150. Google Scholar Metamphetamin (Sabu-Sabu) Pada
Pelajar Laki-Laki Kelas I Di Smk
Harsanto, L. F., & Hidayat, W. (2017). Negeri 2 Kota Kendari Sulawesi
Pengaruh Kualitas Produk, Harga dan Tenggara. Poltekkes Kemenkes
Lokasi Terhadap Keputusan Pembelian Kendari. Google Scholar
(Pada UKM Martabak Mas Ipung di

Copyright holder:
Adella Aisiyah, Ajeng Nita Aryani, Diva Rizqi Salsabilla, Putri Mutiara Iskandar, Silvana
Lestari Irwansyah (2022)

First publication right:


Jurnal Health Sains

This article is licensed under:

696 Jurnal Health Sains, Vol. 3, No.5, Mei 2022

Anda mungkin juga menyukai