JURNAL PENELITIAN
MAHASISWA PRAKTEK
KERJA LAPANGAN
Jakarta, ( Juni Juli 2015)
PENETAPAN KADAR NARKOTIKA JENIS METHAMPHETAMINE DAN
COCAINE DALAM SEDIAAN BARANG BUKTI DENGAN
MENGGUNAKAN INSTRUMEN GAS CHROMATOGRAPHY MASS
SPECTROSCOPY
Dhimaz Galih Prasetyoa dan Yuswardi, S.Si., Aptb
a. Program Studi Kimia, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Institut Teknologi
Bandung
b. Pusat Laboratorium Forensik Badan Reserse Kriminal, Markas Besar Kepolisian Republik Indonesia
ABSTRAK
Methamphetamine dan Cocaine adalah narkotika yang memiliki efek stimulan terhadap sistem
saraf pusat. Kedua zat ini dapat menyebabkan kecanduan dan pada dosis yang tinggi dapat
menyebabkan kerusakan organ-organ vital dalam tubuh dan berujung pada kematian. Penelitian
ini bertujuan untuk menentukan kadar methamphetamine dalam sediaan barang bukti kristal
putih sabu dan kadar cocaine dalam sediaan serbuk putih dengan menggunakan instrumen Gas
Chromatography Mass Spectroscopy (GC-MS). Hasil penelitian menunjukkan bahwa rentang
kadar methamphetamine dari sepuluh sampel barang bukti kristal putih adalah 30%-85%
dengan rata-rata kadar sebesar 63,235%. Sementara kadar cocaine yang dalam sediaan barang
bukti berupa satu sampel serbuk putih adalah 17,53% dengan jumlah sampel satu.
Kata Kunci : Methamphetamine, Cocaine, Gas Chromatography Mass Spectroscopy
PENDAHULUAN
Narkoba adalah
singkatan
dari
narkotika dan obat/bahan berbahaya. Selain
"narkoba", istilah lain yang diperkenalkan
khususnya oleh Kementerian Kesehatan
Republik
Indonesia adalah NAPZA yang
merupakan
singkatan
dari narkotika,
psikotropika, dan zat adiktif. Pada saat ini
(2015) terdapat 35 jenis narkoba yang
dikonsumsi
pengguna
narkoba
di Indonesia dari yang paling murah hingga
METODE PENELITIAN
Preparasi Sampel
Suhu interface
: 290C
: 250C
Jenis kolom
: Elite-5MS
Panjang kolom
: 30 m
Diameter kolom
: 0,25 mm
Tebal kolom
: 0,25 m
Split ratio
: 100:1
Solvent delay
: 1,5 menit
Pengujian
Sampel
Menggunakan GC-MS
Narkotika
Sebelumnya
dilakukan
blanko
terlebih dahulu pada instrumen GC-MS
dengan
menggunakan
metanol.
Microsyringe dibilas terlebih dahulu dengan
menggunakan metanol, kemudian sebanyak
1 L metanol diinjeksikan ke dalam alat
GC-MS. Untuk analisis methamphetamine,
langkah yang dilakukan sama dengan di
atas. Untuk analisis methamphetamine dan
cocaine, temperatur awal oven diatur 150C
dengan kenaikan suhu 15C tiap menit
hingga mencapai temperatur akhir 290C.
Untuk cocaine, kondisi yang digunakan
adalah temperatur awal oven diatur 250C
dengan kenaikan suhu 15C tiap menit
hingga mencapai temperatur akhir 290C.
Mode yang digunakan pada analisis kedua
senyawa
di
atas
berbeda,
pada
methamphetamine digunakan mode Full
Scan sementara pada cocaine digunakan
mode SIR (Selected Ion Recording).
Alat GC-MS yang digunakan
memiliki kondisi seperti berikut:
Suhu injector
: 290C
PERHITUNGAN DATA
Dari standar-standar methamphetamine dan
cocaine yang telah dibuat, masing-masing
dihitung luas area puncak kromatogram
yang
mewakilinya
sehingga
dapat
ditentukan kurva kalibrasi luas area puncak
kromatogram terhadap konsentrasi standar
Konsentrasi Standar
Methamphetamine
(ppm)
31,25
Luas Area
Kromatogram
135584
62,5
213133
125
622972
250
1324861
500
2731240
Tabel 1. Hasil integrasi luas area pada
puncak kromatogram methamphetamine
Kurva Kalibrasi Luas Area Puncak Kromatogram terhadap Konsentrasi Methamphetamine Standar
3000000
2500000
f(x) = 5630.14x - 85282.33
R = 1
2000000
Luas Area
A ratarata +85282
5630
M=
1585812,5+ 85282
=296,82 ppm
5630
1500000
1000000
M 1 . 5 mL=296,82 ppm . 50 mL
500000
0
0 200 400 600
Konsentrasi (ppm)
g/mL . 5 mL = 14841 g =
0,015 g
Dari kurva kalibrasi di atas, maka akan
didapatkan persamaan linear
y=5630x-85282 di mana y mewakili luas
area kromatogram dan x mewakili
konsentrasi methamphetamine.
Dapat diambil contoh dari hasil pengukuran
sampel narkotika jenis shabu yang memiliki
nomor laboratorium 1383 yang dilakukan
dengan menggunakan GC-MS, diketahui
puncak kromatogram yang bersesuaian
dengan methamphetamine memberikan luas
puncak sebesar 1676502 satuan luas dan
1495123 satuan luas.
A ratarata =
Dengan
standar,
1676502+1495123
=1585812,5
2
mmeth
x 100
msampel
0,015
x 100 =69,35
0,0214
6
No
Konsentrasi (ppm)
Volume awal dari standar sebelumnya(L)
1
500
(dari standar 1000 ppm)
Tabel 3. Konsentrasi methamphetamine dan cocaine100
standar
2
250
100
125
No.3
No Lab Sampel
Asal
Berat Sita 100 Berat
Solvent
4
62,5
100
(g)
Timbang (g)
(mL)
31,25
100 0.0067
15
2327/NNF/2015
PMJ
10
50
Fa
1422/NNF/2015
PMJ
6.7656
0.0163
50
10
782205
1455/NNF/2015
Polrestro Jaksel
58.4797
0.0504
50
10
2457256
1383/NNF/2015
PMJ
10.1295
0.0214
50
10
1676502
967/NNF/2015
54.5355
0.0142
50
10
394271
1405/NNF/2015
Polsektro
Gambir
Polrestro Jaksel
3.7492
0.0315
50
10
2763214
1107/NNF/2015
PMJ
0.2931
0.0152
50
10
1444016
1486/NNF/2015
PMJ
1.1704
0.0091
50
10
5357501
1424/NNF/2015
PMJ
1.9377
0.0128
50
10
826296
10
1402/NNF/2015
Polsek Tambora
0.3224
0.0075
50
10
673585
Tabel 4. Hasil perhitungan kadar methamphetamine dalam sediaan barang bukti berupa kristal putih
No.
No Lab Sampel
Asal
2432/NNF/2015
Polrestro Jakbar
0,32
Berat
Timbang (g)
0,0082
Solvent (mL)
306,9863
Tabel 5. Hasil perhitungan kadar cocaine dalam sediaan barang bukti serbuk putih
KESIMPULAN
Telah berhasil diketahui kadar-kadar
methamphetamine dan cocaine dalam
sampel narkotika dengan menggunakan
instrumen GC-MS dengan hasil sebagai
berikut :
Untuk
sampel
methamphetamine
No.
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
narkotika
No Lab Sampel
2327/NNF/2015
1422/NNF/2015
1455/NNF/2015
1383/NNF/2015
967/NNF/2015
1405/NNF/2015
1107/NNF/2015
1486/NNF/2015
1424/NNF/2015
1402/NNF/2015
Rata-Rata
jenis
% Meth
69.52%
44.9%
44.35%
69.35%
30.39%
81.04%
78.8%
73.45%
72.22%
78.33%
63,235%
No Lab Sampel
2432/NNF/2015
% Cocaine
17,53%
DAFTAR PUSTAKA
Clark, 22004, Analysis of Drugs and
Poisons, Third Edition. Volume 1. Edited by
: A.C. Moffat, M. David O & Brian W.
Pharmaceutical Press. London
Stahl, Ergon Terj. Kosasih Padmawinata dan
Iwang Soediro. 1985. Analisis Obat Secara
Kromatografi
dan
Spektroskopi.
ITB:Bandung
Anonim. 2009. Undang-Undang Republik
Indonesia No. 35 Tahun 2009 tentang
Narkotika. Jakarta : Presiden Republik
Indonesia
Gandjar, I.B dan Rohman, A. 2010. Kimia
Farmasi Analisis. Yogyakarta : Pustaka
Pelajar
Handajani, M.S. 2006. Amfetamina dan
Derivatnya. Jakarta : Pusalbfor POLRI dan
JICA (Unpublished)
IDENTITAS PENULIS
Nama
Instansi
Jurusan
: Kimia / S1
NIM
: 10512062
Alamat
Kota
No. Telp
: 085755352152
: dhimazgptoni@gmail.com