Metode Validasi untuk Analisis Kuantitatif Simultan Asetaminofen dan Deksametason
di Jamu Pegal Linu Menggunakan Metode SPE-HPLC
Masalah pemalsuan bahan kimia pada jamu di Indonesia terjadi setiap tahun. Kasus pemalsuan kimia sebagian besar ditemukan di jamu pegal linu (obat herbal Indonesia untuk mengobati sakit otot). Metode standar yang tersedia untuk analisis pemalsuan bahan kimia di jamu adalah hanya untuk analisis kualitatif saja. Jamu adalah obat herbal Indonesia yang telah digunakan dari generasi ke generasi. Menurut Peraturan Departemen Kesehatan Indonesia No. 007 tahun 2012, jamu tidak boleh mengandung bahan kimia obat-obatan termasuk bahan kimia alami atau bahan kimia sintetis dengan etanol tidak boleh melebihi lebih dari 1,0%. Kasus pemalsuan bahan kimia sulit dihilangkan. Berdasarkan Badan Nasional Pengawasan Obat dan Makanan di Indonesia 2001 - 2007, tren kontaminasi bahan kimia di jamu didominasi oleh jamu pegal linu. Dua senyawa yang paling banyak ditemukan di jamu pegal linu adalah asetaminofen dan deksametason. Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan metode analisis kuantitatif pemalsuan bahan kimia pada jamu pegal linu, menggunakan ekstraksi fase padat (SPE) dan kromatografi cair kinerja tinggi (HPLC) untuk mengetahui jumlah penambahan bahan kimia dalam jamu juga untuk studi tingkat paparannya pada konsumen jamu. SPE dipilih untuk persiapan sampel dengan mempertimbangkan kemampuannya untuk memisahkan analit dari matriks kompleks seperti produk herbal. HPLC digunakan untuk menganalisis bahan kimia dalam jamu karena metode ini memiliki akurasi yang baik untuk kuantitatif dan analisis bahan kimia kualitatif. Bahan Referensi analitik asetaminofen dan deksametason diperoleh dari industri farmasi. Dengan Crude drugs yang digunakan yaitu Curcumae xantorrhizae rhizoma, Curcumae domestik rhizoma, dan Zingiberis officinalis rhizoma dibeli dari toko herbal lokal dalam bentuk serbuk. Instrumentasi yang digunakan yaitu dengan Sistem HPLC (Agilent Technologies, USA) dengan Fase gerak metanol: akuabidest menggunakan tipe elusi gradien yang disaring dan degassed sebelum digunakan. Laju aliran adalah 1,0 mL / menit, dan dipantau pada panjang gelombang 254 nm, dan volume injeksi adalah 20 μL Metode penelitian yang dilakukan meliputi Pemeriksaan mikroskopis crude drugs Sebelum digunakan sebagai matriks jamu dan Persiapan Matriks Jamu Pegal Linu serta Standar Asetaminofen, Deksametason dan Persiapan sampel sebelum disuntikkan ke dalam HPLC. Sedangkan parameter Validasi Metode Analisis yang diuji meliputi Spesifitas, Linearitas, Batas Deteksi dan Kuantifikasi, Akurasi dan Presisi, serta Presisi Interday untuk menentukan apakah Metode analisis kuantitatif asetaminofen dan deksametason yang dikembangkan memenuhi persyaratan atau tidak. Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan Kondisi kromatografi telah memenuhi persyaratan uji kesesuaian sistem. Simpangan baku relatif waktu retensi dan area di bawah kurva dari enam kali injeksi larutan standar kurang dari 2,0%. Ini sesuai dengan persyaratan. Sedangkan pada Uji spesifisitas mengungkapkan bahwa matriks tidak mengganggu analisis yang ditunjukkan dengan tidak adanya puncak yang memiliki waktu retensi yang sama dengan asetaminofen dan deksametason. Uji akurasi dan presisi spiked placebo menggunakan metode variasi tiga konsentrasi analit. Akurasi metode analitik ditinjau oleh persentase recovery yaitu untuk asetaminofen antara 100.576 - 113.640% yang memenuhi persyaratan, untuk deksametason 29.847 - 33.792% yang tidak memenuhi persyaratan karena untuk validasi metode analitik dari sampel biologis yaitu antara 80-120% . Hasil recovery tersebut rendah mungkin disebabkan oleh kelarutan deksametason yang rendah dalam pelarut. Akibatnya, deksametason tidak sepenuhnya diekstraksi sampel. Uji presisi menunjukkan hasil yang memenuhi kriteria untuk kedua analit. Standar Deviasi relatif untuk asetaminofen adalah 0,401 - 2,364% dan untuk deksametason 1.571 - 5,220%. Presisi interday juga memenuhi persyaratan. Standar Deviasi relatif dari acetaminophen adalah 14.210% dan deksametason adalah 13,907%. Persyaratan Standar Deviasi relatif untuk metode analitik kimia dalam matriks sampel biologis tidak lebih dari 20%. Uji linearitas metode analitik dilakukan untuk menilai apakah metode tersebut memiliki respons proporsional terhadap konsentrasi analit dalam sampel atau tidak. Kurva kalibrasi Asetaminofen dan deksametason menunjukkan model linier. Hal ini ditunjukkan oleh koefisien variansi regresi liniernya (Vx0) yang berada di bawah 5%. Nilai Vx0 untuk asetaminofen dan deksametason masing-masing adalah 1,95% dan 3,76%. Kurva kalibrasi asetaminofen dan deksametason dibuat dalam tiga ulangan pada hari yang sama. Semua replikasi memenuhi persyaratan linearitas berdasarkan nilai koefisien korelasinya (r) yang lebih dari 0,99. Sehingga dapat disimpulkan Metode analisis kuantitatif asetaminofen yang dikembangkan dan deksametason memenuhi persyaratan spesifisitas, linieritas, batas deteksi, dan kuantifikasi. Sayangnya, untuk parameter akurasi hanya analisis kuantitatif asetaminofen yang memenuhi persyaratan.