Anda di halaman 1dari 14

DOI 10.22236/farmasains.v8i1.5602 Farmasains Vol. 8 No.

1, April 2021

VALIDASI METODE ANALISIS KAPSUL RIFAMPISIN DENGAN HPLC-PDA

VALIDATION OF ANALYSIS METHODS OF RIFAMPICIN CAPSULES BY HPLC-PDA


1* 1
Andi Suhendi , Erlya Ayusari Ramly

Bagian Kimia Farmasi Fakultas Farmasi, Universitas Muhammadiyah Surakarta, Surakarta

Naskah diterima tanggal 26 Maret 2021

ABSTRACT
Rifampicin is one of the anti-tuberculosis drugs. HPLC is the method of choice
because of its sensitivity, reproducibility and specificity. However, the latest
method of liquid chromatography requires the addition of tetra-butyl ammonium
hydroxide which can reduce the lifetime of column. This study was aim to
developed a liquid chromatography method with efficient time consuming
compared to previous methods. Rifampicin was analyzed by HPLC Alliance 2695
by WATERS and C18 column at room temperature. Gradient system mobile phase
as acetonitrile and water at flow rate of 1.0 mL/min and detected with PDA detector
at 254 nm. The result showed that %recovery was 99.96 ± 0.04% and RSD 0.64 ±
0.30%. Linearity achieved with coefficient correlation value of 0.998. Inter and
intra-day precision value were 1.54 and 1.51%. LOQ value of 0.0164%, based on
statistical method. Accurate, precise and linear parameters of RP-HPLC method
developed was meet the requirement.

Keywords: RP-HPLC, Validation method, Rifampicin

ABSTRAK
Rifampisin merupakan salah satu obat anti-tuberkulosis. HPLC merupakan
metode pilihan karena kepekaan, reprodusibilitas dan spesifitasnya. Namun
metode terbaru dari kromatografi cair membutuhkan penambahan tetra-butyl
ammonium hydroxide yang dapat memperpendek umur kolom. Penelitian ini
bertujuan untuk mengembangkan suatu metode kromatografi cair dengan waktu
pengerjaan yang efisien dibandingkan metode-metode sebelumnya. Sistem
kromatografi yaitu HPLC Alliance 2695, C18 (100 x 4,6 mm; 5 µm), fase gerak
sistem gradient berupa asetonitril dan akuades dengan laju alir 1,0 mL/menit dan
dideteksi pada 254 nm. Hasil penetapan parameter validasi didapatkan bahwa
metode akurat dengan %recovery 99,96 ± 0,04% dan RSD 0,64 ± 0,30%.
Parameter linieritas didapatkan koefisien korelasi 0,998, kerberulangan dan
presisi antara didapatkan RSD masing-masing yaitu 1,51% dan 1,54%. Nilai LoQ
didapatkan dari persamaan regresi linier residual yaitu 0,0164%. Metode yang
divalidasi memenuhi parameter validasi akurasi, presisi dan linieritas.

Kata Kunci: RP-HPLC, Validasi Metode, Rifampisin

PENDAHULUAN menunjukkan bahwa jumlah penderita TB di


Tuberkulosis (TB) adalah penyakit Indoneisa cukup besar dengan jumlah kasus
menular yang menjadi penyebab utama baru TB tahun 2016 sebesar 156.723 orang.
kesehatan yang buruk, salah satu dari 10 Kasus TB baru yang dilaporkan pada tahun 2015
penyebab utama kematian di seluruh dunia dan untuk provinsi Jawa Tengah adalah sebesar
disebabkan oleh satu agen infeksi. Tuberkulosis 11,7%. Oleh karena itu perlu ditetapkan strategi
disebabkan oleh bacillus Mycobacterium baru yang lebih komprehensif bagi pengendalian
tuberculosis, yang menyebar ketika orang yang TB secara global (Kemenkes RI, 2017). Salah
sakit TB mengeluarkan bakteri ke udara; satu obat yang direkomendasikan dalam bentuk
misalnya batuk (World Health Organization, kommbinsdi dosis tetap yaitu rifampisin (World
2019). Data Kementerian Kesehatan RI Health Organization, 2017). Obat itu merupakan
derivat semisintetik rifamisin B yaitu salah satu
Alamat korespondensi : anggota kelompok antibiotik makrosiklik. Obat ini
Andi.Suhendi@ums.ac.id merupakan ion zwitter, larut dalam pelarut
31
Validasi Metode Analisis Kapsul Rifampisin Dengan HPLC-PDA .............................. (Andi Suhendi, dkk)

organik dan air yang pH nya asam (Brunton et Analisis HPLC dilakukan menggunakan
al., 2017). Rifampisin memiliki spektrum aksi HPLC Alliance 2695 (Waters yang dilengkapi
bakterisidal yang luas, bekerja pada sintesis dengan autosampler dan detektor PDA).
asam nukleat menghambat aktivitas enzim RNA Pemisahan menggunakan kolom Knauer C18
tergantung DNA polimerase, dan membentuk (100 x 4,6 mm; 5 µm). Deteksi dilakukan pada
kompleks yang stabil (Oliveira et al., 2018). Panjang gelombang 254 nm. Akuades
Berbagai metode analitik dilaporkan (komponen fase gerak A) dan asetonitril
untuk penetapan isoniazid, rifampisin dan (komponen fase gerak B). Elusi gradien
pirazinamid secara individual dan dalam dilakukan sebagai berikut: 95% fase gerak A pada
campuran. Metode yang umum digunakan untuk menit ke 0, kemudian fase gerak B dinaikkan
penetapan dalam campuran yaitu berdasarkan hingga 50% dalam 5 menit, pada menit 5,01 fase
spektrofotometri (Asadpour-Zeynali and Saeb, gerak A dinaikkan menjadi 95% hingga menit ke
2016; Benetton et al., 1998) atau HPLC (Allanson 10 dengan kecepatan 1,0 mL/ menit dan volume
et al., 2007; Goutal et al., 2016; Shah and Jasani, injeksi 10 µL.
2014) (Khuhawar and Rind, 2002). HPLC adalah
metode pilihan untuk analisis sediaan farmasi Metode
karena kepekaan, reprodusibilitas dan 1. Pembuatan Stok
spesifitasnya. Beberapa masalah yang perlu Stok Rifampisin dibuat dengan
diperhatikan terkait optimasi kondisi kromatografi menimbang seksama 50,0 mg Rifampisin dan
yaitu pemilihan jenis kolom, suhu kolom, dilarutkan dalam metanol sampai volume 10,0
komposisi fase gerak, pemilihan panjang mL, didapatkan konsentrasi 5 mg/mL atau 0,5%
gelombang spesifik dan volume injeksi. Namun b/v.
selain fakta tersebut, metode ini dapat 2. Penetapan Kurva Baku
memberikan penentuan yang lebih spesifik dari Diambil larutan stok Rifampisin dan
pada metode spektrofotometri (Khatak et al., dilarutkan dalam asetonitril hingga lima
2018). konsentrasi yaitu: 0,05; 0,1; 0,15; 0,2 dan 0,25%.
Metode analisis untuk penetapan kadar Larutan uji disaring dengan filter 0,45 µm
rifampisin dengan HPLC ditemukan dalam United sebelum dibaca. Pembuatan larutan uji
States Pharmacopeia (USP) (United States direplikasi tiga kali. Kurva kalibrasi diplot dari
Pharmacopeia, 2018) dan Farmakope Indonesia konsentrasi versus area.
(Departemen Kesehatan Republik Indonesia, 3. Penetapan Keberulangan dan Presisi
2014). Penelitian lain yang menggunakan HPLC Antara
fase terbalik untuk penetapan kadar rifampisin Sampel ditimbang seksama sebanyak
membutuhkan suatu internal standar dan tetra- 26,94 mg dan dilarutkan dalam metanol ad 5,0
butyl ammonium hydroxide sebagai agen mL. Diambil 0,3 mL larutan sampel dan
pasangan ion dalam fase gerak yang ditambahkan 0,7 mL fase gerak asetonitril
memperpendek umur kolom (Calleri et al., 2002) kemudian disaring dengan filter 0,45 µm untuk
Oleh karena itu, penelitian ini dilakukan diinjeksikan. Sampel keberulangan direplikasi
untuk mengembangkan metode analisis sebanyak 6 kali dan dibaca pada hari yang sama.
penetapan kadar kapsul rifampisin yang lebih Sampel presisi antara dibaca selama 3 hari
mudah dan unggul dibandingkan metode-metode berturut-turut. Hasil kadar terhitung digunakan
sebelumnya. Selain itu, penelitian ini juga untuk menghitung % RSD.
dilakukan untuk mengetahui validitas dari 4. Penetapan Linearitas
penetapan kadar rifampisin menggunakan Parameter linearitas dilakukan sebanyak
metode HPLC-PDA. tujuh titik konsentrasi antara 70% - 130%. Sampel
ditimbang sesuai Tabel 1 dan dilarutkan dalam
METODE PENELITIAN metanol ad 5,0 mL. Sampel diencerkan sebanyak
Alat 4x dan disaring dengan filter 0,45 µm sebelum
HPLC Alliance 2695 (Waters), kolom dibaca. Larutan uji direplikasi tiga kali. Hasil
Knauer C18 (100 x 4,6 mm; 5 µm) dan Empower linearitas diperoleh dari plot antara kadar teoritis
Software. vs kadar terhitung.
5. Penetapan Akurasi
Bahan Parameter akurasi dilakukan dengan
Standar Rifampisin (LKT Labs, USA), menambahkan 80%, 100%, dan 120% zat aktif
kapsul Rifampisin 450 mg (PT. Indofarma), rifampisin dalam sampel Tabel 2. Konsentrasi
metanol (LC grade, Merck), asetonitril (LC grade, larutan stok yang digunakan yaitu 3%. Larutan uji
Merck) dan akuades (PT. Ikapharmindo diencerkan 5 kali dan disaring dengan filter 0,45
Putramas). µm sebelum dibaca. Dilakukan replikasi larutan
uji sebanyak 3 kali. Kadar terhitung digunakan
Sistem Pemisahan untuk menetapkan % recovery dan RSD.

32
Farmasains Vol. 8 No. 1, April 2021

Tabel 1. Penimbangan sampel parameter linearitas


Konsentrasi sampel Berat sampel (gram) Berat sampel yang ditimbang (gram)
70% 0,3395 0,01698
80% 0,3880 0,01939
90% 0,4365 0,02183
100% 0,4850 0,02425
110% 0,5335 0,02665
120% 0,5820 0,02912
130% 0,6305 0,03151

Tabel 2. Penambahan zat aktif parameter akurasi


Jumlah larutan stok Konsentrasi zat Penambahan zat aktif
Kelompok
yang diambil (mL) (% b/v) (% b/v)
Sampel - -
Sampel + zat aktif 80% 0,6 0,36
Sampel + zat aktif 100% 0,75 0,45 0,45
Sampel + zat aktif 120% 0,9 0,54

6. Penetapan Limit of Quantitation (LoQ) (Schellinger and Carr, 2014).


Limit of Quantitation (LoQ) dihitung berdasarkan Pemisahan dengan fase gerak tersebut
persamaan pada ICH guidelines. LOQ dihitung mengakibatkan rifampisin terdeteksi pada menit
sebagai 10 dikalikan dengan SD dari nilai respon ke 6,9 namun tidak sepenuhnya terelusi. Waktu
kemudian dibagi dengan nilai slope dari kurva retensi solute dipengaruhi oleh pH eluen yang
kalibrasi. mempengaruhi tingkat disosiasi analit (Shabir et
al., 2007). Terdapat lebih dari dua puncak yang
tidak simetris, tidak tajam dan tailing pada kedua
sisi puncak. Puncak yang tidak tajam mungkin
disebabkan oleh jumlah asetonitril yang sedikit.
HASIL DAN PEMBAHASAN Penggunaan asetonitril dalam jumlah yang besar
Pemisahan dalam HPLC fase terbalik dapat menghasilkan puncak yang tajam, lebih
salah satu komponen fase geraknya adalah simetris dan resolusi yang lebih baik (Vella et al.,
dapar. Penelitian ini juga awalnya menggunakan 2014).
dapar untuk melakukan pemisahan rifampisin. Penggunaan buffer pada kolom silika
Dapar yang umum digunakan dalam HPLC merupakan penyebab utama terjadinya tailing
adalah dapar fosfat, karena asam fosfat memiliki pada puncak. Pada silika dengan kemurnian
tiga hidrogen terionisasi. Dapar fosfat membuat yang rendah, pKa kelompok silanol berada pada
sistem buffer yang efektif pada nilai pH sekitar 2, daerah pH 4-5. Artinya pada pH > 6 ionisasi
7 dan 10. Asetonitril digunakan karena kekuatan silanol yang signifikan dapat terjadi (Dolan,
eluotropiknya yang kuat, viskositas rendah yang 2006)(Dolan, n.d.). Sistem kombinasi fase gerak
mengarah pada efisiensi kolom yang tinggi, dan yang digunakan yaitu sistem gradient dengan
transparansi UV yang baik (Dong and Boyes, persentase pada Tabel 3. Sistem ini memberikan
2018). Kelarutan buffer dalam pelarut organik puncak yang simetris, tajam dan tidak terjadi
perlu diperhatikan pada pemisahan sistem RP- tailing pada Gambar 1 dimana rifampisin
HPLC untuk menghindari presipitasi garam dapar terdeteksi pada menit ke 4,246 ± 0,03.

Gambar 1. Kromatogram Rifampisin konsentrasi 0,15% b/v

33
Validasi Metode Analisis Kapsul Rifampisin Dengan HPLC-PDA .............................. (Andi Suhendi, dkk)

Tabel 3. Kombinsi fase gerak sistem gradient dengan deteksi pada 254
Waktu (menit) Laju Alir (mL/menit) % Aquadest % Asetonitril
0,00 1,00 95,0 5,0
5,00 1,00 50,0 50,0
15,00 1,00 95,0 5,0

Tabel 4. Hasil keberulangan RIfampisin


Kadar Teoritis (% b/v) Kadar (% b/v) SD % RSD
0,1526
0,1469
0,1504
0,15 0,0023 1,5120
0,1534
0,1520
0,1534
Rata-rata 0,1515

Kurva Baku 2014). Hasil presisi antara dapat dilihat pada


Kurva baku ditetapkan sebanyak lima titik Tabel 5.
sehingga didapatkan kurva baku Rifampisin
dengan persamaan regresi linear yaitu y = Linearitas
165087176x + 900027 dan nilai r yaitu 0,9998. Linearitas adalah kemampuan metode
Koefisien korelasi mendekati satu (r = 1) untuk memberikan sinyal yang berbanding lurus
dianggap cukup oleh beberapa peneliti untuk dengan konsentrasi analit dalam sampel. Syarat
2
menyimpulkan bahwa kurva kalibrasi linier keberterimaan linearitas yaitu memiliki nilai r ≥
(Moosavi and Ghassabian, 2018). Grafik 0,995 (Food and Drug Administration, 2014).
hubungan antara kadar dan luas area dapat Linearitas memperoleh persamaan regresi linear
dilihat pada Gambar 2. yaitu y = 1,08968254x - 0,035928571 dengan
2
nilai r yaitu 0,9983. Grafik hubungan antara
Presisi (Keberulangan dan Presisi Antara) kadar teoritis vs kadar terhitung dapat dilihat pada
Presisi metode analitik menggambarkan Gambar 3.
kedekatan ukuran analit individu yang berulang
( E u r o p e a n M e d i c i n e s A g e n c y, 2 0 11 ) . Akurasi
Keberulangan memperoleh % RSD yaitu 1,5% Akurasi metode menggambarkan
dimana nilai ini memenuhi syarat keberterimaan kedekatan nilai yang ditetapkan dengan nilai
yaitu % RSD ≤ 2% (Food and Drug sebenarnya (European Medicines Agency, 2011).
Administration, 2014). Hasil keberulangan Syarat keberterimaan untuk parameter akurasi
rifampisin dapat dilihat pada Tabel 4. Presisi yaitu memiliki nilai % recovery 97,0% - 103,0%
antara memperoleh % RSD yaitu 1,5% dimana (Food and Drug Administration, 2014). Data hasil
nilai ini memenuhi syarat keberterimaan yaitu akurasi sampel rifampisin dapat dilihat pada
% RSD ≤ 2% (Food and Drug Administration, Tabel 6. Larutan sampel dengan penambahan

Tabel 5. Hasil presisi antara Rifampisin

Hari ke- Kadar teoritis (% Kadar (% b/v) Rata-rata kadar (%


% RSD
b/v) b/v)
1 0,1579
2 0,15 0,1620 0,1592 ± 0,0025 1,5425
3 0,1577

Tabel 6. Akurasi sampel rifampisin


Kelompok Kadar (% b/v) % Recovery % RSD
Sampel 0,44 ± 0,01 - -
Sampel + zat aktif 80% 0,80 ± 0,01 99,91 0,65
Sampel + zat aktif 100% 0,89 ± 0,00 99,99 0,34
Sampel + zat aktif 120% 0,98 ± 0,01 99,98 0,94

34
Farmasains Vol. 8 No. 1, April 2021

J. Pharm. Res.15, 713-723.


Benetton, S.A., Kedor-Hackmann, E.R.,
Santoro, M.I., Borges, V.M., 1998. Visible
spectrophotometric and first-derivative
UV spectrophotometric determination of
rifampicin and isoniazid in
pharmaceutical preparations. Talanta
47, 639-643.
Brunton, L., Knollmann, B., Hilal-Dandan, R.,
2017. Goodman and Gilmans The
Pharmacological Basis of Therapeutics,
Gambar 2. Grafik kurva baku rifampisin 13th Edition, 13th Edition. ed. McGraw-
Hill Education / Medical, New York.
Calleri, E., De Lorenzi, E., Massolini, G.,
Caccialanza, G., Furlanetto, S., 2002.
Validation of a RP-LC method for the
simultaneous determination of isoniazid,
pyrazinamide and rifampicin in a
pharmaceutical formulation. J. Pharm.
Biomed. Anal. 29, 1089-1096.
Departemen Kesehatan Republik Indonesia,
2014. Farmakope Indonesia, Edisi V. ed.
Jakarta.
Gambar 3. Perbandingan kadar teoritis vs Dolan, J., 2006. HPLC Columns John Dolan A
kadar trhitung sampel rifampisin Guide to HPLC and LC-MS Buffer
Selection [WWW Document]. URL
/paper/HPLC-Columns-John-Dolan-A-
kadar 80% memiliki % recovery yaitu 99,91%. Guide-to-HPLC-and-LC-MS-
Larutan sampel dengan penambahan kadar Dolan/078e716132ea3bc0e1663205ef1
100% memiliki % recovery yaitu 99,99%. Dan 60225c4e234e6 (accessed 10.13.20).
larutan sampel dengan penambahan kadar 120% Dolan, J., n.d. HPLC Columns A Guide to HPLC
memiliki % recovery yaitu 99,98%. and LC-MS Buffer Selection.
Dong, M.W., Boyes, B.E., 2018. Modern Trends
Limit of Quantitation (LOQ) and Best Practices in Mobile-Phase
Limit of Quantitation (LOQ) didefinisikan Selection in Reversed-Phase
sebagai konsentrasi analit terendah dalam Chromatography. LC-GC Eur. 31, 572-
sampel yang dapat dikuantifikasi secara andal, 583.
dengan akurasi dan presisi yang dapat diterima European Medicines Agency, 2011. Guideline on
( E u r o p e a n M e d i c i n e s A g e n c y, 2 0 11 ) . bioanalytical method validation.
Berdasarkan persamaan oleh ICH guideline, Food and Drug Administration, 2014. Methods,
maka didapatkan nilai LOQ sebesar 0,0164% b/v. Method Verification and Validation - ORA-
LAB.5.4.5 | FDA.
KESIMPULAN Goutal, S., Auvity, S., Legrand, T., Hauquier, F.,
Metode analisis kapsul rifampisin dengan Cisternino, S., Chapy, H., Saba, W.,
RP-HPLC memenuhi parameter akurasi, presisi Tournier, N., 2016. Validation of a simple
dan linieritas. HPLC-UV method for rifampicin
determination in plasma: Application to
DAFTAR PUSTAKA the study of rifampicin arteriovenous
Allanson, A.L., Cotton, M.M., Tettey, J.N.A., concentration gradient. J. Pharm.
Boyter, A.C., 2007. Determination of Biomed. Anal. 123, 173-178.
rifampicin in human plasma and blood Kemenkes RI, 2017. Data dan Informasi; Profil
spots by high performance liquid Kesehatan Indonesia 2016. Kemenkes
chromatography with UV detection: a Jakarta.
potential method for therapeutic drug Khatak, S., Khatak, M., Ali, F., Rathi, A., Singh,
monitoring. J. Pharm. Biomed. Anal. 44, R., Singh, G.N., Dureja, H., 2018.
963-969. Development and Validation of a RP-
Asadpour-Zeynali, K., Saeb, E., 2016. HPLC Method for Simultaneous
Simultaneous Spectrophotometric Estimation of Antitubercular Drugs in
Determination of Rifampicin, Isoniazid Solid Lipid Nanoparticles. Indian J.
and Pyrazinamide in a Single Step. Iran. Pharm. Sci. 80, 996-1002.

35
Validasi Metode Analisis Kapsul Rifampisin Dengan HPLC-PDA .............................. (Andi Suhendi, dkk)

Khuhawar, M.Y., Rind, F.M.A., 2002. Liquid


Chromatographic Determination of
Isoniazid, Pyrazinamide and Rifampicin
From Pharmaceutical Preparations and
Blood. J. Chromatogr. B Analyt. Technol.
Biomed. Life. Sci. 766, 357-363.
Moosavi, S.M., Ghassabian, S., 2018. Linearity
of Calibration Curves for Analytical
Methods: A Review of Criteria for
Assessment of Method Reliability.
Calibration Valid. Anal. Methods - Sampl.
Curr. Approaches.
Oliveira, M.A.L., Chellini, P.R., Amorim, T.L.,
2018. Simultaneous determination of
rifampicin, isoniazid, pyrazinamide and
ethambutol in fixed-dose combination
antituberculosis pharmaceutical
formulations: A review. Anal. Methods 10,
1103-1116.
Schellinger, A.P., Carr, P.W., 2014. Solubility of
Buffers in AqueousOrganic Effluents for
Reversed-Phase Liquid
Chromatography. LCGC N. Am. 22, 544-
548.
Shabir, G.A., Lough, W.J., Arain, S.A., Bradshaw,
T.K., 2007. Evaluation and Application of
Best Practice in Analytical Method
Validation. J. Liq. Chromatogr. Relat.
Technol. 30, 311-333.
Shah, U.H., Jasani, A.H., 2014. UV
Spectrophotometric and RP- HPLC
Methods For Simultaneous Estimation of
Isoniazid, Rifampicin and Piperine In
Pharmaceutical Dosage Form. Int. J.
Pharm. Pharm. Sci. 6, 274-280.
United States Pharmacopeia, 2018. Rifampicin
USP 41 The National Formulary 36. U.S.
Pharmacopeial Convention, Inc.,
Rockville.
Vella, J., Mifsud, M., Bartolo, N.S., Ferrito, V.,
Serracino-Inglott, A., Azzopardi, L.M.,
Laferla, G., 2014. The Combined Effects
of Ph and Acetonitrile Composition on
The Separation of Two Lincosamide
Antibiotics. Asian J. Pharm. Clin. Res. 7,
96-100.
World Health Organization, 2019. Global
Tuberculosis Report 2019. World Health
Organization, Geneva.
World Health Organization, 2017. Guidelines for
Tr e a t m e n t o f D r u g - S u s c e p t i b l e
Tuberculosis and Patient Care. World
Health Organization, Geneya.

36
KIMIA FARMASI II
REVIEW JURNAL
VALIDASI METODE ANALISIS KAPSUL RIFAMPISIN
DENGAN HPLC-PDA
VALIDATION OF ANALYSIS METHODS OF RIFAMPICIN CAPSULES
BY HPLC-PDA

Kelompok 1
Arie Yuliyanti 120011
Desi Risnawati 120021
Ratu Rokhliani 120061
Rosita 120067
Sulastri 120073

Dosen Pengampu :
apt. Kurniatul Hasanah, S. Si., M. Farm.

POLTEKKES HERMINA JAKARTA


PRODI D-III FARMASI
2022
VALIDASI METODE ANALISIS KAPSUL RIFAMPISIN DENGAN HPLC-PDA
VALIDATION OF ANALYSIS METHODS OF RIFAMPICIN CAPSULES
BY HPLC-PDA

A. TUJUAN
Mengembangkan suatu metode kromatografi cair dengan waktu pengerjaan yang
efisien dibandingkan metode-metode sebelumnya, yaitu HPLC Alliance 2695.

B. PENDAHULUAN
Tuberkulosis (TB) adalah penyakit menular yang menjadi penyebab utama kesehatan
yang buruk, salah satu dari 10 penyebab utama kematian di seluruh dunia dan disebabkan
oleh satu agen infeksi. Tuberkulosis disebabkan oleh bacillus Mycobacterium tuberculosis,
yang menyebar ketika orang yang sakit TB mengeluarkan bakteri ke udara; misalnya batuk
(World Health Organization, 2019).
Berbagai metode analitik dilaporkan untuk penetapan isoniazid, rifampisin dan
pirazinamid secara individual dan dalam campuran. Metode yang umum digunakan untuk
penetapan dalam campuran yaitu berdasarkan spektrofotometri (Asadpour-Zeynali and
Saeb, 2016; Benetton et al., 1998) atau HPLC (Allanson et al., 2007; Goutal et al., 2016;
Shah and Jasani, 2014) (Khuhawar and Rind, 2002). HPLC adalah metode pilihan untuk
analisis sediaan farmasi karena kepekaan, reprodusibilitas dan spesifitasnya. Beberapa
masalah yang perlu diperhatikan terkait optimasi kondisi kromatografi yaitu pemilihan jenis
kolom, suhu kolom, komposisi fase gerak, pemilihan Panjang gelombang spesifik dan
volume injeksi. Namun selain fakta tersebut, metode ini dapat memberikan penentuan yang
lebih spesifik dari pada metode spektrofotometri (Khatak et al., 2018).
Metode analisis untuk penetapan kadar rifampisin dengan HPLC ditemukan dalam
United States Pharmacopeia (USP) (United States Pharmacopeia, 2018) dan Farmakope
Indonesia (Departemen Kesehatan Republik Indonesia, 2014). Penelitian lain yang
menggunakan HPLC fase terbalik untuk penetapan kadar rifampisin membutuhkan suatu
internal standar dan tetrabutyl ammonium hydroxide sebagai agen pasangan ion dalam fase
gerak yang memperpendek umur kolom (Calleri et al., 2002).
Oleh karena itu, penelitian ini dilakukan untuk mengembangkan metode analisis
penetapan kadar kapsul rifampisin yang lebih mudah dan unggul dibandingkan metode-
metode sebelumnya. Selain itu, penelitian ini juga dilakukan untuk mengetahui validitas
dari penetapan kadar rifampisin menggunakan metode HPLC-PDA.

C. METODE PENELITIAN
Alat :
HPLC Alliance 2695 (Waters), kolom Knauer C18 (100 x 4,6 mm; 5 μm) dan Empower
Software.

Bahan :
Standar Rifampisin (LKT Labs, USA), kapsul Rifampisin 450 mg (PT. Indofarma), metanol
(LC grade, Merck), asetonitril (LC grade, Merck) dan akuades (PT. Ikapharmindo
Putramas).
Sistem Pemisahan :
Analisis HPLC dilakukan menggunakan HPLC Alliance 2695 (Waters yang dilengkapi
dengan autosampler dan detektor PDA). Pemisahan menggunakan kolom Knauer C18 (100
x 4,6 mm; 5 μm). Deteksi dilakukan pada Panjang gelombang 254 nm. Aquadest
(komponen fase gerak A) dan asetonitril (komponen fase gerak B). Elusi gradien dilakukan
sebagai berikut: 95% fase gerak A pada menit ke 0, kemudian fase gerak B dinaikkan hingga
50% dalam 5 menit, pada menit 5,01 fase gerak A dinaikkan menjadi 95% hingga menit ke
10 dengan kecepatan 1,0 mL/ menit dan volume injeksi 10 μL.

D. METODE
1. Pembuatan Stok
Stok Rifampisin dibuat dengan menimbang seksama 50,0 mg Rifampisin dan dilarutkan
dalam metanol sampai volume 10,0 mL, didapatkan konsentrasi 5 mg/mL atau 0,5% b/v.

2. Penetapan Kurva Baku


Diambil larutan stok Rifampisin dan dilarutkan dalam asetonitril hingga lima
konsentrasi yaitu: 0,05; 0,1; 0,15; 0,2 dan 0,25%. Larutan uji disaring dengan filter 0,45
μm sebelum dibaca. Pembuatan larutan uji direplikasi tiga kali. Kurva kalibrasi diplot
dari konsentrasi versus area.

3. Penetapan Keberulangan dan Presisi Antara


Sampel ditimbang seksama sebanyak 26,94 mg dan dilarutkan dalam metanol ad 5,0
mL. Diambil 0,3 mL larutan sampel dan ditambahkan 0,7 mL fase gerak asetonitril
kemudian disaring dengan filter 0,45 μm untuk diinjeksikan. Sampel keberulangan
direplikasi sebanyak 6 kali dan dibaca pada hari yang sama. Sampel presisi antara dibaca
selama 3 hari berturut-turut. Hasil kadar terhitung digunakan untuk menghitung % RSD.

4. Penetapan Linearitas
Parameter linearitas dilakukan sebanyak tujuh titik konsentrasi antara 70% - 130%.
Sampel ditimbang sesuai Tabel 1 dan dilarutkan dalam metanol ad 5,0 mL. Sampel
diencerkan sebanyak 4x dan disaring dengan filter 0,45 μm sebelum dibaca. Larutan uji
direplikasi tiga kali. Hasil linearitas diperoleh dari plot antara kadar teoritis vs kadar
terhitung.

5. Penetapan Akurasi
Parameter akurasi dilakukan dengan menambahkan 80%, 100%, dan 120% zat aktif
rifampisin dalam sampel Tabel 2. Konsentrasi larutan stok yang digunakan yaitu 3%.
Larutan uji diencerkan 5 kali dan disaring dengan filter 0,45 μm sebelum dibaca.
Dilakukan replikasi larutan uji sebanyak 3 kali. Kadar terhitung digunakan untuk
menetapkan % recovery dan RSD.

6. Penetapan Limit of Quantitation (LoQ)


Limit of Quantitation (LoQ) dihitung berdasarkan persamaan pada ICH guidelines. LOQ
dihitung sebagai 10 dikalikan dengan SD dari nilai respon kemudian dibagi dengan nilai
slope dari kurva kalibrasi.

E. HASIL DAN PEMBAHASAN


Pemisahan dalam HPLC fase terbalik salah satu komponen fase geraknya adalah dapar.
Penelitian ini juga awalnya menggunakan dapar untuk melakukan pemisahan rifampisin.
Dapar yang umum digunakan dalam HPLC adalah dapar fosfat, karena asam fosfat memiliki
tiga hidrogen terionisasi. Dapar fosfat membuat sistem buffer yang efektif pada nilai pH
sekitar 2, 7 dan 10. Asetonitril digunakan karena kekuatan eluotropiknya yang kuat,
viskositas rendah yang mengarah pada efisiensi kolom yang tinggi, dan transparansi UV
yang baik (Dong and Boyes, 2018). Kelarutan buffer dalam pelarut organic perlu
diperhatikan pada pemisahan sistem RPHPLC untuk menghindari presipitasi garam dapar
(Schellinger and Carr, 2014). Pemisahan dengan fase gerak tersebut mengakibatkan
rifampisin terdeteksi pada menit ke 6,9 namun tidak sepenuhnya terelusi. Waktu retensi
solute dipengaruhi oleh pH eluen yang mempengaruhi tingkat disosiasi analit (Shabir et al.,
2007). Terdapat lebih dari dua puncak yang tidak simetris, tidak tajam dan tailing pada
kedua sisi puncak. Puncak yang tidak tajam mungkin disebabkan oleh jumlah asetonitril
yang sedikit. Penggunaan asetonitril dalam jumlah yang besar dapat menghasilkan puncak
yang tajam, lebih simetris dan resolusi yang lebih baik (Vella et al., 2014). Penggunaan
buffer pada kolom silika merupakan penyebab utama terjadinya tailing pada puncak. Pada
silika dengan kemurnian yang rendah, pKa kelompok silanol berada pada daerah pH 4-5.
Artinya pada pH > 6 ionisasi silanol yang signifikan dapat terjadi (Dolan, 2006)(Dolan,
n.d.). Sistem kombinasi fase gerak yang digunakan yaitu sistem gradient dengan persentase
pada Tabel 3. Sistem ini memberikan puncak yang simetris, tajam dan tidak terjadi tailing
pada Gambar 1 dimana rifampisin terdeteksi pada menit ke 4,246 ± 0,03.
a. Kurva Baku
Kurva baku ditetapkan sebanyak lima titik sehingga didapatkan kurva baku Rifampisin
dengan persamaan regresi linear yaitu y = 165087176x + 900027 dan nilai r yaitu 0,9998.
Koefisien korelasi mendekati satu (r = 1) dianggap cukup oleh beberapa peneliti untuk
menyimpulkan bahwa kurva kalibrasi linier (Moosavi and Ghassabian, 2018). Grafik
hubungan antara kadar dan luas area dapat dilihat pada Gambar 2.

b. Presisi (Keberulangan dan Presisi Antara)


Presisi metode analitik menggambarkan kedekatan ukuran analit individu yang berulang
(Europian Medicines Agency, 2011). Keberulangan memperoleh % RSD yaitu 1,5%
dimana nilai ini memenuhi syarat keberterimaan yaitu % RSD ≤ 2% (Food and Drug
Administration, 2014). Hasil keberulangan rifampisin dapat dilihat pada Tabel 4.). Hasil
presisi antara dapat dilihat pada Tabel 5.
c. Linearitas
Linearitas adalah kemampuan metode untuk memberikan sinyal yang berbanding lurus
dengan konsentrasi analit dalam sampel. Syarat keberterimaan linearitas yaitu memiliki
nilai r2 ≥ 0,995 (Food and Drug Administration, 2014). Linearitas memperoleh
persamaan regresi linear yaitu y = 1,08968254x - 0,035928571 dengan nilai r2 yaitu
0,9983. Grafik hubungan antara kadar teoritis vs kadar terhitung dapat dilihat pada
Gambar 3.

d. Akurasi
Akurasi metode menggambarkan kedekatan nilai yang ditetapkan dengan nilai
sebenarnya (European Medicines Agency, 2011). Syarat keberterimaan untuk parameter
akurasi yaitu memiliki nilai % recovery 97,0% - 103,0% (Food and Drug Administration,
2014). Data hasil akurasi sampel rifampisin dapat dilihat pada Tabel 6. Larutan sampel
dengan penambahan kadar 80% memiliki % recovery yaitu 99,91%. Larutan sampel
dengan penambahan kadar 100% memiliki % recovery yaitu 99,99%. Dan larutan sampel
dengan penambahan kadar 120% memiliki % recovery yaitu 99,98%.
e. Limit of Quantitation (LOQ)
Limit of Quantitation (LOQ) didefinisikan sebagai konsentrasi analit terendah dalam
sampel yang dapat dikuantifikasi secara andal, dengan akurasi dan presisi yang dapat
diterima (European Medicines Agency, 2011). Berdasarkan persamaan oleh ICH
guideline, maka didapatkan nilai LOQ sebesar 0,0164% b/v.

F. KESIMPULAN
Metode analisis kapsul rifampisin dengan RP-HPLC memenuhi parameter akurasi, presisi
dan linieritas.
DAFTAR PUSTAKA

Allanson, A.L., Cotton, M.M., Tettey, J.N.A., Boyter, A.C., 2007. Determination of
rifampicin in human plasma and blood spots by high performance liquid chromatography
with UV detection: apotential method for therapeutic drug monitoring. J. Pharm. Biomed.
Anal. 44, 963-969.
Asadpour-Zeynali, K., Saeb, E., 2016. Simultaneous Spectrophotometric Determination of
Rifampicin, Isoniazid and Pyrazinamide in a Single Step. Iran. J. Pharm. Res.15, 713-723.
Benetton, S.A., Kedor-Hackmann, E.R., Santoro, M.I., Borges, V.M., 1998. Visible
spectrophotometric and first-derivative UV spectrophotometric determination of
r i f a m p i c i n a n d i s o n i a z i d i n pharmaceutical preparations. Talanta
47, 639-643.
Brunton, L., Knollmann, B., Hilal-Dandan, R., 2017. Goodman and Gilmans The
Pharmacological Basis of Therapeutics, 13th Edition, 13th Edition. ed. McGraw- Hill
Education / Medical, New York.
Calleri, E., De Lorenzi, E., Massolini, G., Caccialanza, G., Furlanetto, S., 2002. Validation
of a RP-LC method for the simultaneous determination of isoniazid,
pyrazinamide and rifampicin in a pharmaceutical formulation. J. Pharm. Biomed. Anal.
29, 1089-1096.
Departemen Kesehatan Republik Indonesia, 2014. Farmakope Indonesia, Edisi V. ed.
Jakarta.
Dolan, J., 2006. HPLC Columns John Dolan A Guide to HPLC and LC-MS Buffer
Selection [WWW Document]. URL /paper/HPLC-Columns-John-Dolan-AGu i d e - t o -
H P L C - a n d - L C - M S - Dolan/078e716132ea3bc0e1663205ef1 60225c4e234e6
(accessed 10.13.20).
Dolan, J., n.d. HPLC Columns A Guide to HPLC and LC-MS Buffer Selection.
Dong, M.W., Boyes, B.E., 2018. Modern Trends and Best Practices in Mobile-Phase
S e l e c t i o n i n R e v e r s e d - P h a s e Chromatography. LC-GC Eur. 31, 572-583.
European Medicines Agency, 2011. Guideline on bioanalytical method validation.
Food and Drug Administration, 2014. Methods, Method Verification and Validation -
ORALAB. 5.4.5 | FDA.
Goutal, S., Auvity, S., Legrand, T., Hauquier, F., Cisternino, S., Chapy, H., Saba, W.,
Tournier, N., 2016. Validation of a simple H P L C - U V m e t h o d f o r r i f a m p i c
indetermination in plasma: Application to the study of rifampicin arteriovenous
concentration gradient. J. Pharm. Biomed. Anal. 123, 173-178.
Kemenkes RI, 2017. Data dan Informasi; Profil Kesehatan Indonesia 2016. Kemenkes
Jakarta.
Khatak, S., Khatak, M., Ali, F., Rathi, A., Singh, R., Singh, G.N., Dureja, H., 2018.
Development and Validation of a RPH P L C M e t h o d f o r S i m u l t a n e o u s
Estimation of Antitubercular Drugs in Solid Lipid Nanoparticles. Indian J. Pharm. Sci. 80,
996-1002.

Anda mungkin juga menyukai