Anda di halaman 1dari 3

TITRASI KOMPLEKSOMETRI

1. Definisi
titrasi kompleksometri ialah suatu titrasi berdasarkan reaksi pembentukan senyawa
kompleks antara ion logam dengan zat pembentuk kompleks.
2. Syarat
persyaratan mendasar terbentuknya kompleks ialah tingkat kelarutan senyawa yang
tinggi.
3. Zat pembentuk kompleks (ligan)
contohnya:
garam dinatrium etilendiamina tetraasetat (Na2EDTA), bentuk asam dari EDTA
dituliskan sebagai H4Y atau dalam bentuk garamnya biasa dituliskan Na2H2Y (larut dalam
air).
4. Reaksi
reaksi pembentukan kompleks dengan ion logam yaitu:
H2Y2- + Mn+  Myn-4 + 2H+
M = kation logam
H2Y2- = EDTA
5. Jenis titrasi kompleksometri
titrasi langsung  dilakukan untuk ion logam yang tidak mengendap pada pH titrasi,
reaksinya berjalan cepat, menggunakan indicator.
titrasi kembali  dilakukan untuk ion logam yang mengendap pada pH titrasi, reaksi
berjalan lambat, tidak ada indicator.
titrasi substitusi  dilakukan untuk ion logam yang tidak bereaksi (tidak bereaksi
sempurna) dengan indicator logam atau untuk ion logam yang membentuk kompleks
EDTA yang lebih stabil daripada kompleks ion logam lain, contoh penggunaannya ialah
untuk ion logam Ca dan Mg.
titrasi tidak langsung  dilakukan dengan berbagai cara yaitu titrasi kelebihan kation
pengendap (misal: ion sulfat) dan titrasi kelebihan kation pembentuk senyawa kompleks
(misal: ion sianida)
6. Titik akhir
cara visual  menggunakan indicator logam seperti Eriochrom Black T (EBT),
Murexide, Xylenol Orange, Dithizon, dan Asam sulfosalisilat.
cara instrumen  menggunakan fotometer atau potensimeter.

TITRASI PENGENDAPAN
1. Definisi
titrasi pengendapan adalah titrasi yang berdasarkan pembentukkan endapan atau
kekeruhan.
2. Zat pengendap
Perak nitrat (AgNO3) merupakan senyawa yang paling sering digunakan, sehingga
disebut juga titrasi Argentometri.
3. Jenis titrasi pengendapan
berdasarkan jenis larutan penitrasi (titran) yang digunakan: argentometric
(menggunakan ion Ag2+ sebagai pentiter) dan merkurometri (menggunakan ion Hg2+
sebagai pentiter).
berdasarkan jenis indicator dan teknik titrasi:
metode Guy Lussac (cara kekeruhan).
Mohr (pembentukkan endapan berwarna merah bata pada titik akhir, indikatornya
EBT atau K2CrO4.
Fajans (adsorpsi indicator pada endapan), indicator flouresensi.
Volhard (termasuk titrasi tidak langsung sehingga titrasi AgNO3 berlebih dititrasi
kembali dengan KCNS, terbentuk kompleks berwarna merah yang larut pada titik
akhir), indicator Fe(NH4)SO4.
Buddes (membentuk endapan AgCl putih), tanpa indikator
4. Reaksi
berdasarkan pada reaksi pengendapan zat yang akan dianalisa, misalnya Cl-
Ag+ + Cl-  AgCl(s)

5. Faktor yang dapat mempengaruhi pengendapan


temperature: kelarutan semakin meningkat dengan naiknya suhu, maka
pembentukkan endapan akan berkurang.
sifat alami pelarut: garam anorganik mudah larut dalam air dibandingkan pelarut
organik.
pengaruh ion sejenis: kelarutan endapan akan berkurang jika dilarutkan dalam larutan
yang mengandung ion sejenis dibandingkan dalam air, contoh kelarutan Fe(OH)3
akan menjadi kecil jika dilarutkan dalam larutan NH4OH.
pengaruh pH: kelarutan endapan garam yang mengandung anion dari asam lemah
dipengaruhi oleh pH, karena adanya penggabungan proton dengan anion endapannya.
pengaruh hidrolisis: jika garam asam lemah dilarutkan dalam air maka akan
dihasilkan perubahan konsentrasi H+ dimana hal ini menyebabkan kation garam
tersebut mengalami hidrolisis sehingga akan mengingkatkan kelarutannya.
pengaruh ion kompleks: kelarutan garam yang sukar larut akan semakin meningkat
dengan adanya pembentukkan ion kompleks antara ligan dengan kation garam
tersebut, contoh AgCl naik kelarutannya jika ditambahkan NH3 karena terbentuk
kompleks Ag(NH3)2Cl.
6. Syarat
gunakan buret berwarna gelap dan melapisi dinding buret dengan aluminium foil,
agar perak tidak reoksidasi.

Anda mungkin juga menyukai