Anda di halaman 1dari 16

LAPORAN

PROJEK PENGUATAN PROFIL PELAJAR PANCASILA


KEARIFAN LOKAL
SENJATA TRADISIONAL BETAWI
(Diajukanuntukmemenuhitugas ProjekPenguatanProfilPelajar Pancasila)

Disusun oleh: Kelompok 17

KETUA: FAJAR IRWANSAH

ANGGOTA: 1. ANDIKA PUTRA PRATAMA


2. JEVON JORREL KEGGAN LABIUL
3. M. LUTHFURROHMAN

KELAS: E/10-2

SMA NEGERI 95 JAKARTA


Jalan Satu Maret No.49 Pegadungan Kalideres RT.2/RW.4 2 4, RT.2/RW.4,
Pegadungan, Kec. Kalideres, Kota Jakarta Barat, Daerah Khusus Ibukota Jakarta
11830
DKI Jakarta
2022
LAPORAN
PROJEK PENGUATAN PROFIL PELAJAR PANCASILA

Telah diuji dan disahkan pada hari ini, … , tanggal …. bulan … tahun 2022.

Jakarta,...............2022
Penguji Pembimbing,

Andriansyah, M.Pd Lamriah Saragih, S.Pd

NIP/NIKKI. NIP/NIKKI.

Mengetahui,
Kepala SMA Negeri 95 Jakarta

Dewi Elvi, M. Si
NIP. 196903281995122003
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas kasih dan karunianya sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah ini dengan baik dan tanpa ada halangan. Dalam kesempatan ini penulis juga ingin
mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang sudah memberikan bantuan, pengaruh dan dorongan
semangat dalam menyelesaikan makalah ini.

Tugas ini kami buat untuk memenuhi syarat praktikum mata pelajaran P5 ini yang kami sajikan sesederhana
mungkin dan berusaha menyajikan sejelas mungkin dengan bahasa yang mudah di pahami oleh kalngan
awam.

Penulis yakin penulisan laporan ini masih jauh dari kata sempurna. Sehingga keritik dan saran serta masukan
yang membangun akan selalu penulis harapkan dari para pembaca. Mohon maaf jika proses pembuatan
laporan ini ada kesalahan yang tidak baik yang di sengaja ataupun tidak di sengaja, semoga laporan ini dapat
memberikan manfaat bagi semua pihak
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ................................................................................. i
LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING ......................................... ii
LEMBAR PENGESAHAN PENGUJI. ................................................... iii
KATA PENGANTAR ............................................................................... iv
DAFTAR ISI ............................................................................................. v
DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................. vi

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ................................................................................ 1
B. Rumusan Masalah ........................................................................... 2
C. Tujuan Penlitian .............................................................................. 3
BAB II LANDASAN TEORI

BAB III HASIL PELAKSANAAN


A. Hasil Projek...................................................................................... 38
B. Sarana Dan Prasarana....................................................................... 38
C. Jadwal Kegiatan Projek.................................................................... 38
BAB IV PEMBAHASAN
A. Pembahasan Hasil Projek ......................................................... 41
B. Dimensi Profil Pelajar Pancasila .............................................. 53
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan...................................................................................... 59
B. Saran ................................................................................................ 59
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 : Lembar Pengesahan


Lampiran 2 : Kata Pengantar
Lampiran 3 : Daftar Isi
Lampiran 4 : Penjelasan latar belakang
Lampiran 5 : Rumusan
Lampiran 6 : Tujuan
Lampiran 7 : Landasan Teori
Lampiran 8 : Hasil Pelaksanaan
Lampiran 9 : Media Kegiatan
Lampiran 10 : Jadwal Projek
Lampiran 11 : Pembahasan
Lampiran 12 : Dimensi
Lampiran 13 : Kesimpulan Dan Saran
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG MASALAH

Sudah sejak dahulu Indonesia terkenal dengan keanekaragaman budayanya, sebab di Indonesia terdapat
banyak sekali adat dan budaya yang melekat di setiap daerah dan suku di Indonesia. Dengan tidak
terakomodirnya hasil karya anak bangsa dan sedikit dari hasil karya tersebut dikenali oleh masyarakat
Indonesia membuktikan bahwa Senjata adat tidak serta merta menjadi kebanggaan bangsanya sendiri.
Sudah saatnya bangsa ini menyadari akan kekayaan dan keanekaragaman budaya yang dimiliki,
sehingga kekayaan budaya bangsa ini menjadi aset dan kebanggaan yang bernilai di mata dunia. Pepatah
mengatakan bahwa “bangsa yang maju adalah bangsa yang menghargai dan melestarikan sejarah dan
budayanya”, untuk itu mulai dari sekarang harus mengenali dan melestarikan budaya bangsa, agar menjadi
kekayaan dan aset yang bernilai.
Salah satu dari sekian banyak budaya yang mengakar pada bangsa Indonesia ini adalah aksesoris
pakaian adat dan senjata adat. Senjata merupakan simbol kebudayaan suatu daerah, untuk menunjukan
daerah, Senjata bisa dijadikan simbol tersebut.
Banyaknya dan beragam senjata di berbagai daerah membuat siswa susah mengingat bentuk dan nama
dari senjata di berbagai daerah. Pembelajaran dengan metode baca buku terkadang membuat siswa bosan.
Hal itu disebabkan penyampainya yang kurang interaktif, kurang menarik dan cenderung membosankan,
sehingga membuat siswa menjadi mudah lupa dengan apa yang dipelajarinya.

A. Rumusan Masalah

Dari latar belakang yang ada maka dapat dirumuskan suatu permasalahan sebagai berikut :
1. Bagaimana membuat replika senjata adat betawi?
2. Bagaimana supaya budaya betawi tidak punah begitu saja?
3. Bagaimana membuat para pelajar mempelajari budaya adat betawi?

B. Tujuan

Tujuan utama dari dibuatnya perancangan ini adalah :


1. Membuat media informasi tentang senjata adat Betawi kepada masyarakat Betawi.
2. Membangun kembali semangat masyarakat Betawi untuk mempelajari dan mempertahankan tradisinya di
tengah kehidupan yang serba modern dan pengaruh budaya luar.
3. Agar masyarakat Betawi dapat mengetahui arti dan fungsi.
BAB II

LANDASAN TEORI

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (Nasional, 2013), golok adalah


pisau besar terbuat dari besi atau baja yang digunakan untuk membelah atau
memotong. Menurut Ahmad Fauzi dari Komunitas Golok Depok menjelaskan
bahwa golok sama seperti parang (untuk wilayah Indonesia Timur) hanya saja
ukurannya yang berbeda. Golok umumnya berukuran lebih pendek dari pada
parang. Sedangkan parang sendiri berukuran lebih panjang daripada golok.
Golok umumnya memiliki bilah dengan panjang sekitar 30 cm namun ada juga
yang berukuran kurang dari 30 cm yakni sekitar 27 cm, dan gagang dengan
panjang 13 cm – 17 cm. Adapun pengecualian untuk golok yang berukuran lebih
kecil dengan panjang bilah sekitar 15 cm – 17 cm yaitu Golok Petok

BAB III
HASIL PELAKSANAAN

A. Hasil Projek

• Hasil Projek yang kami lakukan dalam materi kali ini membuat senjata adat
budaya Betawi yang berupa golok(Replika)
• Gambar dan hasil Replika golok akan di tempatkan di bagian (Sarana dan
Prasarana)

A. Sarana Dan Prasarana

>Alat-alat >Bahan-bahan

1. Gunting 1. Kardus bekas


2. Pisau 2. Sumpit
3. Lem tembak 3. Kertas metalik
4. Penggaris 4. Double tip
5. Pensil 5. Cat air

• Lokasi: Jl.Tanjung Pura RT006/04 NO.80 Kp.Prepet


Kel.Pegadungan, Kec.Kalideres

• Media/Gambar Kegiatan Dalam Pembuatan Replika Golok


JADWAL KEGIATAN PROJEK
No. Kegiatan Waktu
1. Pengajuhan judul projek Minggu ke -4 JULI
2. Merancang dan membuat proposal Minggu ke 5 JULI
projek
3. Penyelesaian proposal projek Minggu ke -1 AGUSTUS

4. Presentasi proposal projek Minggu ke -2 AGUSTUS


5. Ujicoba pembuatan produk projek Minggu ke -3 AGUSTUS

6. Praktek pembuatan produk projek Minggu ke -4 AGUSTUS


7. Penampilan dan penilaian produk projek/ Minggu ke -1 SEPTEMBER
fasilitator
8. Pembuatan laporan Minggu ke -2 SEPTEMBER
9. Penyelesaian dan penilaian laporan Minggu ke -3 SEPTEMBER

BAB IV

PEMBAHASAAN
A. Pembahasan Hasil Projek

Pelaksanaan Proyek Akhir berlangsung selama 60 (enam puluh) hari. Dalam kurun
waktu 2(dua) bulan ini, program Projek P5 dilaksanakan pada Bagian Pembuatan
replika senjata adat Betawi .
yang pelaksanaannya pada:

Tanggal : 29 September 2022

Tempat : SMA NEGERI 95 JAKARTA

Peserta : Jevon Jorrel Keggan Labiul, Andika Putra Pratam, Fajar Irwansah ,Muhammad

Luthfurrohmman

B. Dimensi Profil Pelajar


Pada dimensi profil pelajar pancasila tentang senjata adat tradisoanl betawi yaitu

 Kreatif

Untuk menambah nilai kelestarian ragam budaya betawi dan dalam kegiatan projek
yang kami tampilkan berupa senjata adat betawi diharapkan penampilan senjata adat
betawi dengan aksen yang meanarik.

Betawi terkenal dengan senjata tradisionalnya yaitu Golok. Senjata tradisional ini sering
dipakai untuk aksesoris keseharian busana adat Betawi yang dikenakan oleh kaum pria
Betawi. Golok diselipkan dan diikat pinggang hijau serta dipakai ketika bekerja atau sedang
bepergian sebagai alat untuk menjaga diri.Golok merupakan senjata dengan bilah panjang
dan tajam yang dibuat dari besi atau baja serta dengan gagang yang terbuat dari kayu yang
keras. Sarung pada golok terbuat dari kayu yang digunakan untuk menyimpan golok.
Golok terbagi dalam tiga jenis, yaitu golok kerja, golok simpenan, dan golok sorenan. Dalam
buku Senjata Tradisional Daerah Khusus Ibukota Jakarta (1993) yang ditulis oleh Sunarti
dkk, menuliskan bahwa golok kerja atau golok dapur dipakai untuk keperluan rumah tangga.
Golok simpenan digunakan sebagai alat untuk memotong hewan.
Sedangkan golok sorenan pinggang berguna untuk berjaga-jaga dan mempertahankan diri
dari musuh, karena golok sorenan memiliki sarung atau tempat penutup dari mata goloknya
yang berfungsi untuk melindungi si pengguna dari ketajaman golok.
Oleh masyarakat Betawi, biasanya golok disimpan di dapur. Senjata tradisional Betawi ini
juga ada yang disimpan di bawah bantal tempat tidur. Hal ini tujuannya untuk
mempermudah si pengguna golok saat ingin menggunakannya dengan cepat apabila terjadi
pertempuran atau perkelahian yang bersifat insidental. Hal ini biasanya digunakan oleh
orang tertentu, misalnya para jawara.
Golok berkualitas biasanya dibuat dari bahan baku pilihan berupa baja. Bahan baku pilihan
tersebut mempunyai efek yaitu ketajaman ekstra di kedua sisinya. Sehingga, sisi atas
maupun bawah dari golok mempunyai kemampuan yang hebat saat digunakan.
Sedangkan sarung golok dibuat dari bahan kayu yang ulet. Kayu ulet itu seperti kayu jambu
dan kayu rambutan. Pada bagian sarung golok biasanya dibiarkan polos, walaupun ada
beberapa golok yang memiliki motif sendiri. Motif dari sarung golok sangat bervariasi.
Selain untuk melindungi diri sendiri, sarung yang bermotif berfungsi untuk menambah nilai
seni. Adapun bagian pada sarung golok dilapisi dengan logam, gading, atau tanduk dari
kerbau.

BAB V

PENUTUP
A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, maka dapat disimpulkan sebagai berikut:

1. Nilai-nilai kearifan lokal dalam kebijakan pemerintah daerah untuk pengembangan lahan
perumahan di kabupaten Sleman, secara keseluruhan belum tercermin. Kebijakan yang ada
belum bisa terealisasi dengan baik dalam kehidupan manusia sehingga berdampak pada
ketidakseimbangan dalam perkembangan wilayah, persebaran penduduk serta peralihan fungsi
lahan. Permasalahan terhadap kualitas hidup kota muncul akibat pengambil kebijakan yang
mengabaikan karakteristik wilayah.

B. Saran

Adapun saran dari hasil penelitian dan pembahasan, antara lain sebagai berikut:

1. Kearifan lokal diperlukan untuk mempertahankan nilai-nilai budaya lokal dan sebagai
upaya untuk mengapresiasi nilai-nilai budaya yang selama ini sudah menjadi kebanggaan
masyarakat Sleman. Menumbuhkembangkan minat dan hasrat generasi muda agar
mencintai nilai kesenian, termasuk kekayaan budaya yang sudah ada. Dengan begitu
harapan untuk mempertahankan eksistensi seni tradisi nenek moyang kita dapat menjadi
kenyataan. Mengoptimalkan seluruh potensi sumber daya lokal dan regional dalam
mendukung pembangunan yang bertumpu pada kekuatan dan identitas dan kearifan lokal
dalam konteks pembangunan nasional dan global

DAFTAR PUSTAKA

Dominikus Rato, 2009, Pengantar Hukum Adat, hal. 3-4, LaksBang Pressindo,
Yogyakarta. Herman Mermit, 2008, Pembahasan Undang-Undang Penataan Ruang
(U.U. No. 26 Tahun 2007), hal. 220, CV Mandar Maju, Bandung. Herman Hermit,
2009, Komentar Atas Undang-Undang Perumahan Dan Permukiman (UU No. 4
Tahun 1992), hal. 105, CV Mandar Maju, Bandung. Hessel Hogi, 2003, Kebijakan
Dan Manajemen Otonomi Daerah, hal. 4 dan 151-152, Lukman Offset, Yogyakarta.
Nizar Dahlan, 2005, Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 Pemerintahan Daerah
Akurat-sesuai dengan aslinya, hal. 118, Durat Bahagia, Jakarta. Risieri Frondizi,
2007, Filsafat Nilai, hal. 20, Pustaka Pelajar, Yogyakarta. T.O. Ihromi, 2000,
Antropologi Dan Hukum, hal. 3, Yayasan Obor Indonesia, Jakarta. Tim Penyusun
Kamus Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, 1990, Kamus Besar Bahasa
Indonesia, hal. 48, 530, 486, dan 615, Balai Pustaka, Jakarta.

LAMPIRAN

FORMAT KARTU BIMBINGAN


Kelas : 10-2
Kelompok : 17
Tema : Kearifan Lokal
No Hari, Tanggal Permasalahan Tindak Lanjut Tanda Tangan

Jakarta, … Sep 2022


Pembimbing

( ……………………)
NIP/NIKKI

Anda mungkin juga menyukai